BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan penelitian, picky eater terjadi pada usia 2.5 sampai 4.5 tahun dan beresiko dua kali lebih besar untuk mempunyai berat badan rendah pada usia 4.5 tahun dibandingkan anak yang bukan picky eater. Selain itu, anak yang picky eater (kesulitan makan) dalam waktu yang lama bisa mengalami gangguan pertumbuhan yang ditandai dengan berat badan dan tinggi badan kurang atau kesulitan untuk meningkatkan berat badan (Dubois, 2007; Wright, 2008; Judarwanto, 2006 ). Selain itu, picky eating yang ditandai dengan asupan variasi makanan terbatas juga menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan yang lambat ( Alarcon et al, 2003). Permasalahan makan merupakan hal yang umum di kalangan anak-anak, sekitar 25%-40% balita dan anak yang baru masuk sekolah merupakan picky eater (Mayes & Volkmar, 1993). Dilaporkan pula bahwa 35% balita adalah picky eater (Reau, Senturia, Lebailly, & Christoffel, 1996). Menurut Crist et al, 1994; Douglas & Bron, 1996; Palmer, Thompson, & Linscheid, 1975; Reilly, Skuse, & Poblete, 1996; Thommessen, Heiberg, Kase, & Larsen & Riis, 1991 yang ditulis kembali oleh Mary Louise, masalah makan juga Gambaran karakteristik anak.., Priyanah, FKM UI, 2008 Universitas Indonesia ditemui pada anak dengan kelainan bawaan, diantaranya yaitu keterbatasan fisik, retardasi mental dan pada anak dengan penyakit medis, lahir prematur, dan anak dengan berat badan lahir rendah (Kerwin, 1999). Penyebab umum kesulitan makan (picky eater) pada anak yaitu hilangnya nafsu makan, gangguan proses makan di mulut, dan pengaruh psikologis yaitu kondisi kecemasan, ketakutan, sedih, depresi atau trauma yang menyebabkan anak susah makan (Judarwanto, 2006). Selain itu, faktor sosial juga menjadi penyebab picky eater (Dubois, 2007). Studi lainnya menunjukkan bahwa perilaku ibu yang mempunyai variasi asupan sayur yang rendah, kualitas makanan yang rendah, perilaku makan pengasuh dan orang tua, serta suasana keluarga berpengaruh terhadap terjadinya picky eater (Galloway, et al., 2003; Dubois, 2007; Alarcon et al., 2003). Ditemukan pula bahwa ibu yang anaknya picky eater mempunyai pendapatan rendah dan pendidikan rendah (Dubois, 2007; Chatoor, Irene, Jaclyn surles, Jodi Ganiban, et al., 2004) serta tidak menyusui ASI eksklusif (Dubois, 2007; Galloway, 2003). Picky eater juga ditemukan pada anak yang mempunyai berat badan lahir rendah (<2500g) (Dubois, 2007; Louise, 1999), pada ibu yang merokok saat mengandung, dan orang tua yang overweight dan obesitas (Dubois, 2007). Penelitian juga menunjukkan bahwa komponen utama yang berperan dalam fenomena picky eating yaitu perkembangan, pemilihan individu, dan keluarga ( Cathey, 2004). Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Klinik Picky Eater Jakarta, dapat diketahui bahwa setiap harinya terdapat sekitar sepuluh pasien anak picky eater. Rentang usia anak-anak tersebut antara satu sampai empat tahun. Beberapa diantaranya disebabkan karena alergi dan susah makan. Namun, tidak seperti Gambaran karakteristik anak.., Priyanah, FKM UI, 2008 Universitas Indonesia keadaan anak picky eater yang seharusnya mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan, anak picky eater di klinik tersebut terlihat lincah dan tampak sehat. Hal inilah yang mendorong dilakukannya penelitian di klinik tersebut, sehingga peneliti dapat mengetahui gambaran picky eater pada beberapa anak di klinik tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan makan pada anak merupakan hal yang sudah umum dialami. Namun, walaupun masalah ini sudah umum, seringkali para orang tua menganggap remeh. Padahal jika dialami dalam jangka waktu yang lama dapat berakibat buruk pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Di Klinik Picky Eater, anak yang mengalami picky eater terlihat lincah dan sehat. Aktivitas fisiknya juga terlihat normal, seperti berlarian, bermain mobilmobilan, dan sebagainya. Padahal beberapa diantaranya sudah mengalami picky eater lebih dari tiga bulan. Hal ini bisa saja terjadi karena tingkat picky eater yang masih belum parah dan penanganan yang dilakukan oleh orang tua sudah cukup baik sehingga dampak yang ditimbulkan belum begitu parah. Interaksi ibu dan anak juga terlihat normal dan baik-baik saja. Anak tampak duduk dipangkuan ibunya, ada juga yang digendong. Namun, beberapa anak menolak ketika diberikan makanan. Pada saat memerikasakan anaknya ke klinik, dijumpai pula yang mengajak seluruh anggota keluarga seperti kakek, nenek, dan pengasuhnya. Hal ini menunjukkan kepedulian terhadap kondisi anak tersebut. Pengasuh tampak sabar menggendong dan mengajak main anak asuhnya. Mengikutinya kemanapun dia berjalan. Kondisi yang tampak ‘normal’ tersebut Gambaran karakteristik anak.., Priyanah, FKM UI, 2008 Universitas Indonesia membuat peneliti tergugah untuk mencari informasi bentuk picky eater dan faktorfaktor apa saja yang berpengaruh terhadap terjadinya picky eater. 1.3 Pertanyaan Penelitian a. Bagaimanakah gambaran picky eater pada anak yang pernah memeriksakan diri di Klinik Picky Eater Jakarta tahun 2008? b. Bagaimanakah gambaran interaksi ibu dan anak pada pasien picky eater yang pernah memeriksakan diri di Klinik Picky Eater Jakarta tahun 2008? c. Bagaimanakah gambaran karakteristik ibu dan pengasuh anak picky eater yang pernah memeriksakan diri di Klinik Picky Eater Jakarta tahun 2008? d. Bagaimanakah gambaran pertumbuhan dan perkembangan anak picky eater yang pernah memeriksakan diri di Klinik Picky Eater Jakarta tahun 2008? e. Bagaimanakah penanganan anak picky eater yang pernah memeriksakan diri di Klinik picky Eater Jakarta tahun 2008? 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Mengetahui gambaran picky eater pada pasien yang pernah memeriksakan diri di Klinik Picky Eater Jakarta tahun 2008. 1.4.2 Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran picky eater pada anak yang pernah memeriksakan diri di Klinik Picky Eater Jakarta tahun 2008 Gambaran karakteristik anak.., Priyanah, FKM UI, 2008 Universitas Indonesia b. Mengetahui gambaran interaksi ibu dan anak pada pasien picky eater yang pernah memeriksakan diri di Klinik Picky Eater Jakarta tahun 2008. c. Mengetahui karakteristik ibu dan pengasuh anak picky eater yang pernah memeriksakan diri di Kinik Picky Eater Jakarta tahun 2008. d. Mengetahui gambaran pertumbuhan dan perkembangan anak picky eater yang pernah memeriksakan diri di Klinik Picky Eater Jakarta tahun 2008 e. Mengetahui gambaran penanganan anak picky eater yang pernah memeriksakan diri di Klinik Picky Eater Jakarta tahun 2008. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Bagi Para Orang Tua Pada dasarnya kebanyakan anak balita akan mengalami picky eater yang bisa berdampak pada status gizi balita tersebut. Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan para orang tua untuk menyikapi perilaku picky eater anaknya dengan benar sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak tetap terjaga. 1.5.2 Bagi Peneliti Penelitian ini selain bermanfaat dalam rangka memenuhi syarat kelulusan sarjana, tapi juga menambah pengetahuan peneliti yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 1.5.3 Bagi Klinik Diharapkan hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambahan bagi dokter untuk mengetahui karakteristik dan gambaran umum pasien . Gambaran karakteristik anak.., Priyanah, FKM UI, 2008 Universitas Indonesia 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini meliputi gambaran umum tentang karakteristik anak picky eater. Karakteristik tersebut dibagi menjadi tiga yaitu karakteristik anak (hilangnya nafsu makan, kondisi psikologis yang meliputi hubungan antar anggota keluarga yang menyebabkan anak mengalami ketakutan, kecemasan, depresi dan trauma yang dapat berpengaruh terhadap nafsu makan anak (Judarwanto, 2006), serta keterbatasan fisik yang dapat mengganggu proses makan dan pencernaan (Louise, 1999; Judarwanto,2006), interaksi ibu-anak yaitu interaksi positif seperti kontak mata, komunikasi dua arah, pujian, dan sentuhan, sedangkan interaksi yang negatif yaitu memaksa untuk makan (Chatoor, Irene, Jaclyn surles, Jodi Ganiban, et al., 2004), dan karakteristik ibu dan pengasuh yang meliputi perilaku makan pengasuh dan orang tua (Galloway, 2003; Dubois, 2007; Alarcon et al., 2003) dan praktek pemberian ASI eksklusif (Dubois, 2007; Galloway, 2003) Peneliti memilih tema tersebut karena secara umum kebanyakan anak akan mengalami fase kesulitan makan (picky eater) pada perkembangannya, namun dampak buruk bisa saja terjadi apabila masalah tersebut tidak ditangani secara tepat. Sekarang ini, fenomena gizi buruk tidak saja dialami oleh masyarakat ekonomi kebawah namun dialami juga oleh masyarakat ekonomi atas. Hal itu mungkin saja terjadi karena penanganan yang salah terhadap perilaku picky eater anaknya. Penelitian ini akan dilakukan pada anak yang pernah memeriksakan diri di Klinik Picky Eater Jakarta tahun 2008. Peneliti mewawancarai secara mendalam ibu yang memiliki anak picky eater. Gambaran karakteristik anak.., Priyanah, FKM UI, 2008 Universitas Indonesia