Heny Suseno, Wahyu Retno Prihatiningsih - Digilib

advertisement
ISSN 0852 - 2979
Hasi/ Pene/itian clan Kegiatan PTLR Tahun 2006
PROFIL DISTRIBUSI 210PbDALAM SEDIMEN DI SEMENANJUNG
UNTUK MELENGKAPI DATA BASE LINE DAN GEOKRONOLOGI
MURIA
Heny Suseno, Wahyu Retno Prihatiningsih
Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BAT AN
ABSTRAK
PROFIL DISTRIBUSI 210Pb DALAM SEDIMEN DI SEMENANJUNG
MURIA UNTUK
MELENGKAPI DATA BASE LINE DAN GEOKRONOLOGI.
Penentuan 210Pb di Semenanjung
Muria dimaksudkan untuk melengkapi kekosongan data base line, Disisi lain profil konsentrasi
210Pb dalam sedimen dapat digunakan untuk keperluaan geokronologi yang merupakan salah
satu aplikasi teknik nuklir di lingkungan perairan. Cuplikan diambil dari semenanjung muria dan
dilakukan analisis menggunakan detektor Low Energy HPGe. Hasil analisis diperoleh data base
line 210Pb di perairan Semenanjung Muria untuk air laut dan sedimen berurut turut 6,9 - 8,4.
dengan menggunakan nilai Faktor Konsentrasi 210Pb maka prakiraan konsentrasi minimal 210Pb
dalam biota laut seperti fotoplankton, makroalgae, zooplankton, moluska dan krustacea berturutturut adalah 82; 0,82; 82 dan 82 Bq.kg-1. Pengambilan cuplikan sedimen secara piston core tidak
mampu memperoleh
seluruh
lapisan sedimen
untuk keperluan
geokronologi.
Dengan
menggunakan metoda pengambilan cuplikan ini hanya diperoleh lapisan sedimen 0 - 25 cm yang
dapat digunakan untuk keperluan geokronologi yaitu pad a kisaran maksimal 54 tahun yang lalu.
ABSTRACT
DISTRIBUTION PROFILE OF 210PB ON THE SEDIMENT FROM MURIA PENIUSULA
IS TO COMPLETING THE BASE LINE DATA AND GEOCHRONOLOGY.
In the other side 210Pb
concentration profile in the sediment can be used for geochronology as one of the nuclear
technique application in the marine enviroment. Sample was taken out from Muria peniusula and
by using low energy HPGe detection, the anal~sis at sediment was conducted. From the analysis
result was obtained the base line data at 21 Pb at Muria peniusula marine of sea water and
sediments were 6,9-8,4 mBgr1 and 46 - 54 Bq.kg-1. By using the value of concentration factor,
minimum concentration at 210Pb on marine were biota such as photoplankton, macro algae,
zooplankton, molusca and crustacea 82; 0,82; 82 dan 82 Bq.kg-1 respective sediment sample
was taken out by using piston core methode cound not take out all at sediment layer for
geochronology purpose. By using this methode, only 0-25 depth at sedimen layer could be use
for geochronology with the prediction in 54 years ago, maximally.
PENDAHULUAN
Program
untuk
pemantauan
mengakses
mengevaluasi
dengan
terhadap
yang berlaku,
kesehatan
lingkungan
laut
remobilisasi
deposit
Terdapat
kontaminasi
kecenderungan
regulasi
terhadap
derajat
radionuklida
manusia
yang
sedimen
3 isu penting
menyangkut
yang
sering
laut mempunyai
radionuklida
pada
waktu,
menentukan
spesifik
di lingkungan
membandingkan
sifat relatif sumber
konsumsi
makanan
mencerminkan
serta datang
berhubungan
dari sumber
dengan
laut, yaitu[ 1]:
92
biota
emisi
atau
hasil
potensial
utama
medianya,
pemantauan
dan interpretasi
laut[1]. Radionuklida
dari
sumber
yang jauh melalui
prilaku
fungsi
radionuklida
lokal
pada
dan
atmosferik.
di lingkungan
ISSN 0852 - 2979
Hasil Pene/ilian don Kegiatan PTLR Tahun 2006
Kebutuhan untuk memahami secara benar kondisi radionuklida setelah terlepas
yang
bertujuan
konsekuensinya
Pengetahuan
untuk
suatu
pengkajian
lingkungan
dan
terhadap kesehatan.
akumulasi
cepat dampak
memperoleh
dimasa
yang memberikan
dasar kritis untuk mengkaji secara
depan yang diakibatkan
oleh pelepasan
radionuklida
terutama yang tidak terkontrol.
Radionuklida
yang berada di laut dapat digunakan
sebagai radiotracer
untuk
mepelajari proses oceanografi.
Pemetaan radioaktif pemancar gamma dan dikonversikan
radiasi
dimaksudkan
didokumentasikan
untuk
memperoleh
informasi
kedalam satuan dosis
dasar
dosis
trerkecil
yang
sebagai acuan dasar dan digunakan pada saat situasi darurat seperti
kecelakaan PLTN atau pelepasan material radioaktif, kehilangan sumber radioaktif dari
sebagainya [2].
Program pemantauan radionuklida di lingkungan kelautan yang dilakukan secara
berkelanjutan
radionuklida
berguna
untuk
yang diemisikan
menentukan
derajat,
arti dan
kecenderungan
polusi
dari berbagai macam sumber seperti olah-ulang
nuklir,
kecelakaan, operasi kapal selam nuklir, dampak ekplorasi minyak di laut dan kegiatan
penambangan.
Data Base line radionuklida di lingkungan perairan laut Semenanjung Muria telah
dilakukan oleh NEW JEK pada tahun 1992.
Terdapat kekosongan
210Pb sehingga
dalam
Semenanjung
harus
dilakukan
analisis
air
dan
data radionuklida
sedimen
di
perairan
Muria tersebut. Data base line 210Pbtersebut sang at penting mengingat
segera beroperasinya
dalam lingkungan
PLTU Tanjung Jati B yang akan meningkatkan
perairan laut Semenanjung
Muria.
konsentrasi 210Pb
Hal ini karena beberapa unsur
kelumit yang terkandung dalam batu bara bersifat radioaktif, yaitu: uranium, thorium dan
produk
peluruhannya.
dibandingkan
Walaupun
kandungan
unsur-unsur
terse but secara
kimia
kurang
log am berat pad a batu bara seperti arsen, selenium
toksik
dan
merkuri, tetapi mempunyai resiko yang berasal dari radiasi[3].
Radioisotop 210Pb(t1/222,26 tahun) merupakan radioisotop
alam yang terbentuk
melalui peluruhan deret uranium dan dapat berasal dari fall out peluruhan gas radon
e22Rn) kemudian turun ke permukaan bumi selanjutnya tersedimentasi.
dalam lingkungan
aquatik bercampur
dalam sedimen dan terakumulasi
Radioisotop ini
pad a sistem
dasar air[4]. Radioisotop 210Pbdan 210pOterdapat dalam batuan fosfat, pembakaran batu
bara yang terekstrak
dan dikatagorikan
sebagai
93
NORM
dan dapat
meningkatkan
ISSN 0852 - 2979
Hasi/ Pene/itian clan Kegiatan PTLR Tahun 2006
papa ran radiasi terhadap
publik
[5].
Isotop 210Pb diukur karena bersifat chemotoxic,
radiotoxic, mempunyai waktu paruh yang lama (22,3 tahun), dapat terakumulasi
tulang. Maksimum konsentrasi 210Pbdalam air minum
Untuk Uni Eropa konsentrasinya
radioisotop
222Rn merupakan
direkomendasikan
dengan
induknya.
atmosfer untuk selanjutnya
di Austria sebesar 1,23Bq/l dan
sebesar
0,2 Bq/l[6].
Disisi lain
anak luruh dari 226Ra dim ana 226Ra terdapat di dalam
batuan dan tanah dan akan menghasilkan
setimbang
dalam
Difusi sejumlah
membentuk
tanah atau permukaan sedimen.
dalam kondisi kesetimbangan
210Pb yang akan berada dalam kondisi
kecil 222Rn dari tanah
dan lepas ke
210Pb kemudian turun kembali kepermukaan
Isotop 210Pbyang turun dari atmosfer tidak berada
dengan 222Rn didalam tanah dan dinamakan
sebagai
unsupported atau kelebihan 210Pb[7].Kelebihan 210Pbdapat dihitung melalui pengukuran
210Pb dan 226Ra dan
210Pb dalam
sedimen
kedalaman.
sehingga
dirunut dengan komponen-komponmen
tinggi
Penurunan
konsentrasi
bagian terdalam
Hubungan
konsentrasi
dipermukaan
dan
terse but
dari sedimen
menurun
berhubungan
berhubungan
210Pb dengan kedalaman
setempat.
Konsentrasi
dengan
pertambahan
dengan
peluruhannya
dengan
waktu
sedimentasi.
adalah tinier jika dibuat plot antara
kedalaman versus logaritmik konsentrasi 210Pb. Slope persamaan linier tersrsebut dapat
digunakan untuk memprediksi kecepatan sedimentasi. Penetapan konsentrasi 210Pbper
lapisan sedimen dapat digunakan untuk menentukan umur sedimen dengan jangkauan
100 tahun dari sekarang.
TAT A KERJA
Bahan
Wadah cuplikan,
sedimen dan air laut yang diambil dari Semenanjung
Muria, gas N2
untuk pendingin detector
Alat
Spektrometer
gamma yang dilengkapi dengan detektor HPGe dengan rentang energi 0
- 600 KeV, oven, mortal dan ayakan.
METODA
Cuplikan air laut dan sedimen diambil dari 6 lokasi perairan Semenanjung
dengan jarak
1 Km dari bibir pantai menggunakan
diambil menggunakan
dikeluarkan
Muria
perahu nelayan. Air permukaan
ember dan sedimen diambil menggunakan piston grap. Sedimen
dari piston grab pad a lapisan 0 - 40 cm. Seluruh sedimen dikeringkan
94
ISSN 0852 - 2979
Hasil Penelitian clan Kegiatan PTLR Tahun 2006
menggunakan
10Soe selama 1 minggu dan dihaluskan menggunakan
oven pad a suhu
100 mesh. Sedimen dan air tersebut
mortar kemudian diayak sampai dengan ukuran
kemudian dicacah menggunakan spektrometer gamma selama
1 minggu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Kandungan 210Pb dalam Air Laut dan Sedimen
Analisis
210Pb dapat
dilakukan
secara
tidak
langsung
melalui
produk
peluruhannya yaitu 210Siatau 210pOmenggunakan alat spektrometer
alfa maupun beta.
Analisis
beta lebih sensitif
yang menggunakan
namun
memerlukan
secara
langsung
dengan
pemisahan
dapat
probabilitas
dilakukan
metoda spektrometer
kimia yang harus ditetapkan
dilakukan
menggunakan
spektrometer
4%. Analisis
menggunakan
spektrometer
tetapi saat ini dapat mudah dilakukan
HPGe[8]. Analisis
alfa maupun
210Pb pad a contoh lingkungan
recoverinya.
gamma
gamma
dengan menggunakan
dihadapkan
Analisis
(46,S Kev)
sangat
sulit
detektor
pada absorpsi
n-
energi
rendah gamma dari contoh tersebut. Absorbsi energi gamma oleh wadah cuplikan biasa
dijumpai energi dibawah
menggunakan
100 Kev. Koreksi tidak perlu dilakukan jika cuplikan diukur
matriks dan wadah yang sama dengan standard.[9] Hal lain yang dapat
dilakukan adalah membuat
variasi ketebalan cuplikan, komposisi kimia cuplikan dan
efesiensi kalibrasi melalui pengukuran material reference (acuan) harus dilakukan[10].
Langkah pertama analisis 210Pbadalah melakukan kalibrasi detektor Low Energy
Germanium/n-HPLEGe
menggunakan
kalibrasi cuplikan air laut digunakan
matriks
yang
sama dengan
cuplikan.
Untuk
larutan 152Eudan 166Ho. Kalibrasi detektor untuk
analisis 210Pbdalam sedimen menggunakan matriks sedimen yang mengandung
166Ho.
Spektrum yang dihasilkan dari pencacahan kedua standar kalibrasi terse but ditunjukkan
pada Gambar 1 dan 2.
Gambar 1. Kalibrasi energi standar 152Eudan 166Ho
95
ISSN 0852 - 2979
Hasil Penelitian don Kegiatan PTLR Tahun 2006
Gambar 2. Kalibrasi energi standar 166Ho
Berdasarkan
analisis maka diperoleh persamaan garis hubungan antara channel dan
energi masing-masing:
1. Untuk air 3.686e-001 KeV + 3.331e-002*Ch
2. Untuk sedimen 4.377e-001 KeV + 3.330e-002*Ch
Kelayakan hasil kalibrasi dilakukan
dengan menganalisis
larutan 210Pb dan diperoleh
ketepatan spektrum 210Pbpada nom or chanel hasil kalibrasi.
Kalibrasi efesiensi dari dua standar tersebut ditunjukkan pad a Gambar 3 dan 4
Gambar 3. Kalibrasi effisiensi standar 152Eudan 166Ho
96
ISSN 0852 - 2979
Hasi/ Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006
Gambar 4. Kalibrasi effisiensi standar 166Ho
Mengacu pada program pemantauan radionuklida di lingkungan perairan harus
didukung oleh kapabilitas laboratorium yang cukup untuk mengukur konsentrasi cuplikan
yang konsentrasinya
berdekatan
dengan latar belakang
keakuratan data diperoleh dengan menganalisis
(background),
maka untuk
Certifate Refference Material (CRM).
HasH analisis CRM (Sea Water IAEA-381 untuk air (aut dan Marine Sediment IAEA-315
untuk sedimen) akan menunjukkan kemampuan intrumentasi spektrometer gamma yang
dHengkapi detektor HPLEGe.
HasH analisis 210Pbdiperairan Semenanjung Muria ditunjukkan pada Tabel1.
Tabel1. Konsentrasi 210Pbdalam air (aut dan Sedimen Semenanjung Muria.
110045'00"LS
110046'00"LS;
110047'00"LS
110048'00"LS
110049'00"LS;
; 06°25'48,30"BT
06°23'37,26"BT
; 06°23'6,48" BT
; 06°23'1,62"BT
06°23'19,44"BT
110050'00"LS; 06°24' 13,36"BT
HasH analisis merefleksikan
8,2
6,9
7,5
8,0
8,4
54
46
8,0
49
52
50
51
konsentrasi 210Pb yang merupakan
keadaan
C1wal
sebelum terdapat kegiatan penambangan, operasional PLTU dan sebagainya yang akan
meningkatkan
konsentrasi
210Pbdalam air dan sedimen Semenanjung
utama dari 210Pb terse but adalah fail out, sedimentasi
97
Muria. Sumber
proses pengikisan
batuan di
ISSN 0852 - 2979
Hasi/ Pene/itian don Kegiatan PTLR Tahun 2006
daratan
dan penggunaan
pupuk.
Dalam konteks
diperairan laut, maka interpretasi
dilakukan.
program
pemantauan
lingkungan
data analisis dalam lingkup yang lebih luas harus
Hal ini karena program
pemantauan
radionuklida
di lingkungan
perairan
mempunyai fungsi utama untuk mengkaji derajad kontaminasi radionuklida dalam biota
dan
atau
medianya,
membandingkan
menentukan
hasil
mengevaluasi
pemantauan
kecenderungannya
dengan
sifat dari sumber potensial dan
panduan
terhadap
atau
menafsirkan
fungsi
komitmen
waktu,
lingkungan,
resiko terhadap kesehatan
manusia dalam hal pol a konsumsi makanan laut[11]. Hal lain yang menjadi pertimbangan
adalah bahwa radionuklida pada lingkungan kelautan spesifik sering merefleksikan emisi
yang berasal dari sumber lokal, remobilisasi sedimen, dan sumber-sumber
kontaminan
yang datang dari lokasi yang jauh.
Data hasH analisis 210Pb dalam air laut dapat digunakan
untuk mengestimasi
kandungannya dalam organisme laut yang sebagian digunakan sebagai bahan pangan.
Pentingnya data kandungan radionuklida tersebut berdasarkan bahwa studi radioekologi
kelautan juga mempunyai tujuan untuk memperoleh kemampuan secara baik dan cepat
untuk
mengkaji
akibat
lepasan
radionuklida
ke lingkungan
kesehatan dan faktor ekonomi[12]. Badan standarisasi
perairan
makanan di Inggris melakukan
monitoring dan evaluasi untuk menjamin bahwa tingkatan radionuklida
yang am an pad a sumber
makanan.
Survey terhadap
laut dari sisi
prakiraan
dalam batasan
dampak
radiologis
radionuklida alam yang terkandung dalam makanan non budidaya dilakukan di Inggris.
Radionuklida alam yang diamati adalah 210pO,210Pbh, 234U,238U,230Th,232Thdan 226Ra.
Kontribusi utama radioanuklida adalah 210pOdan 210Pbyaitu 95% dari total dosis. [13].
Prakiraan kandungan radionuklida 210Pbdalam biota laut dapat dilakukan dengan
menggunakan
nilai Faktor Konsentrasi radioisotop terse but pada berbagai biota seperti
ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Faktor Konsentrasi Pb-210 Dada oraanisme laut[13]
Faktor Konsentrasi merupakan
konsentrasinya
rasio konsentrasi 210Pbdalam biota (Bq.Kg-1) terhadap
dalam air (Bq.I-1). Hasil perhitungan menunjukkan
98
konsentrasi
minimal
ISSN 0852 - 2979
Hasi/ Pene/itian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006
210Pb dalam fotoplankton,
makroalgaa, zooplankton,
moluska dan krustacea berturut-
turut adalah 82; 0,82; 82 dan 82 Bq.Kg'1. Prakiraan dosis yang berasal dari kontribusi
konsumsi biota laut terse but belum dapat dilakukan karena pada lingkup penelitian ini
tidak dilakukan
tersebut dalam
pengambilan
biota-biota
1 tahun.
2. Profil Konsentrasi
210Pbdalam Sedimen di Semenanjung
Profil konsentrasi
geokronologi
data melalui angket untuk pol a konsumsi
210Pb dalam
serta kecepatan
yang mempengaruhi
sedimen
sedimentasi
Muria
dapat digunakan
untuk menetukan
di lingkungan perairan. Terdapat
3
proses
profil konsentrasi unsupported 210Pbdalam tiap lapisan sedimen,
yaitu: peluruhan radioaktif, sedimentasi
dan percampuran
sedimen. Jika percampuran
partikel sedimen dianggap sebagai proses difusi, maka variasi konsentrasi unsupported
210Pbterhadap waktu mengikuti persamaan:
a(pC)1 at
= a I az(Ka(pC)
(1)
I az) - sa(pC)az - l(pC)
dimana C adalah unsupported 210Pb(Bq.g'\
pad a waktu t, p adalah densitas sedimen
(g.cm'3), K adalah koefisien difusi atau percampuran (cm.tahun'1), z adalah kedalaman
sedimen terhadap lapisan permukaan yang bersentuhan air, S adalah kecepatan linier
sedimentasi
(cm.tahun'\
pad a saat kesetimbangan
A. adalah konstanta peluruhan 210Pb (0,031
tahun'1). Asumsi
nilai K, S dan p konstan terhadap waktu dan kedalaman,
maka persamaan (1) dapat ditulis kembali menjadi
K(a2C
I az2
)-
s(ac I az )-
Tiga pemecahan
batasan
lC = 0
dari persamaan
(2)
diferensial ini dapat diutulis dengan kondisi umum
C(z) = Co untuk r z=O dan C(z) = 0 untuk z tidak terhingga. Untuk fluks konstant
dan kondisi spesifij K = 0, maka persamaan (2) menjadi
C(z)=Coexp[-(lzIS)]
Formulasi ini mengasumsikan
(3)
konstanta konsentrasi mula-mula dari unsupported 210Pb
pada antar muka sedimen dan air. Harga rasio CI adalah rasio kecepatan
radionuklida
deposisi
(Bq.cm'2y1) terhadap kecepatan deposisi sedimen (g.cm'2y1) pada antar
muka. Jika kecepatan sedimentasi
konstan terhadap interval waktu t maka persamaan
(3) menjadi
C(z) = [<pISp(z)][exp[-(lz
Dimana
<p
IS)]
adalah fluks radionuklida
(4)
(Bq.cm'2.tahun'1) dan p adalah densitas setempat
pada kedalaman z.
99
ISSN 0852 - 2979
Hasi/ Penelitian don Kegiatan PTLR Tahun 2006
Plot log C(Z) terhadap kedalaman akan menghasilkan
radioisotop
(cp)
dan sedimen
keeepatan sedimentasi.
garis lurus jika deposisi
(Sp) konstant. Formulasi ini dinamakan
Menggunakan
konstanta fluks
asumsi fluks konstan dan kesetimbangan
suplay dan peluruhan, waktu yang dipakai untuk mendeposisikan
antara
lapisan sedimen pada
ketipisan z dalam proses deposisi kontinyu menjadi
t = 1/ A In [A",
(5)
/ A(z)]
Oaimana Ao adalah total unsupported 210Pb(Bq.em-2) didalam kolom sedimen dan A(z)
konsentrasi unsupported 210Pb(Bq.em-2) pada lapisan z.
Hasil analisis 210Pb pad a lapisan-Iapisan
berada
sedimen di 2 lokasi pengeboran yang
1 Km dari muara Sungai besar di Semenanjung
Muria
ditunjukkan
pad a
Gambar 5.
.D
~
100
N
'w
!II
~
10
<1>
f/)
<:
a
~
OJ
a
...J
5
15
25
20
Tebal kedalaman
30
40
lapisan sedimen (em)
Gambar 5. Profil konsentrasi 210Pbpada lapisan sedimen Semenanjung
Hasil analisis profil konsentrasi pada teballapisan
em tersebut
tidak
dapat
digunakan
untuk
Muria.
sedimen 5 sampai dengan 40
menentukan
proses
geokronologi
di
Semenanjung Muria karena plot log C(z) terhadap kedalaman tidak menghasilkan garis
lurus. Hal ini disebabkan oleh proses pengambilan sedimen
menggunakan
core piston
tidak sempurna sehingga terdapat kemungkinan lapisan atas bereampur dengan lapisan
dibawahnya. Namun demikian jika data tebal sedimen yang digunakan adalah 5 sampai
dengan 25 em, maka umur sedimen
ditentukan
diperoleh hasil seperti ditunjukkan pad a Gambar 6.
100
menggunakan
persamaan
(5) dan
ISSN 0852 - 2979
Hasi/ Pene/itian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006
60
50
§.c 40
:!
30
5E
20
::J
10
o
15
5
20
25
Lapisan sedimen (em)
Gambar 6.
Umur lapisan Sedimen semenanjung Muria.
Berdasarkan Gambar 6, maka umur lapisan sedimen berkisar antara 0 sampai dengan
53 tahun.
Umur sedimen
Semenanjung
Muria
ini dapat digunakan
untuk mengetahui
sejarah
polusi di
53 tahun yang lalu sampai saat ini jika dilakukan analisis polutan
pad a setiap lapisan sedimen tersebut.
KESIMPULAN
1. Data base line 210Pbdi perairan Semenanjung Muria untuk air laut dan sedimen
berurut turut 6,9 - 8,4 mBqr1 dan 46 - 54 Bq.Kg-1.
2. Menggunakan nilai Faktor Konsentrasi 210Pbmaka prakiraan konsentrasi minimal
210Pb dalam biota laut seperti fotoplankton,
makroalgaa,
zooplankton,
moluska
dan krustacea berturut-turut adalah 82; 0,82; 82 dan 82 Bq.Kg-1.
3. Pengambilan
cuplikan
sedimen
menggunakan
piston core
diperoleh seluruh lapisan sedimen untuk keperluan geokronologi.
metoda pengambilan cuplikan ini hanya lapisan sedimen
tidak
mampu
Menggunakan
0 - 25 cm yang dapat
digunakan untuk keperluan geokronologi yaitu pada kisaran maksimal 54 tahun
yang lalu.
DAFT AR PUST AKA
1.
Friedlander, B.R, Gochfeld, M., Burger, J., Powers, C.W. (2005),
Radionuclides in the
Marine Environment, A CRESP Science Review Consortium for Risk Evaluation with
Stakeholder Participation.
2.
Rybach, L.;
Schwarz, G.F.;
Medici, F.;
Construction of radioelement and dose-rate
baseline maps by combining ground and airborne radiometric data, the project framework
of the Swiss Federal Nuclear Safety Inspectorate.
3.
Annom, Radioactive Elements in Coal and Fly Ash: Abundance, Forms, and Environmental
Significance, U.S. Geological Survey Fact Sheet FS-163-97 October, 1997
4.
Jefer, W.H (1999), Determining of Ages of Recent Sediment Using Measurement of Trace
101
ISSN 0852 - 2979
Basil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006
Radioactivity, Workshop of Nuclear Regulatory Commission Region I, USA.
5.
Jia, G., Belli, M., Blasi, M., Marchetti, A., Rosamillia, S., Sunsone, U. (2000), 210Pband
210pODetermination in Environmental Sample, Appl Radiation and Isotopes 53(2000) 115120
6.
Kralik, C.; Friedrich, M.; Determination of 210Pb in Water, AAHFS - Food Control and
Research Vienna
7.
Zapata, F and Garcia-agudo, E. Future prospects for the 137Cs technique for estimating
soil erosion and sedimentation rates. Acta Geologica Hispanica, v. 35 (2000), nO3-4. p.
197-205
8.
Tanner, P.A., Pan, S.M., Mao, S.Y., Yu, K.N.. V Ray Spektrometric and a Counting Methods
Comperation for Determination of 210Pbin Eustarine Sediment, Appl Spectroscopy
Vol
54(10),2000, 1443-1446
9.
Oczkowski,
H.L.;
Geochronometria
10.
Gamma
Spectrum
Analysis
for
Environmental
Nuclides, J.
Vol. 20, pp 39-44, 2001
Seppo Klemola. Jukka Mattila and Tarja K. Ikaheimonen,
Determination Of Pb-210 In
Sediment Samples By Gamma Ray Spectrometry: Application Of An Efficiency Transfer
Method, Finnish Centre for Radiation and Nuclear Safety, Helsinki. Finland
11.
Friedlander, B.R;
Gochfeld, M; Burger, J; Powers, C.W;
Radionuclides in the Marine
Environment. A CRESP Science Review. 2005
12.
Palsson, S.E.; Marine Radioecology: Final Report of the Nordic Nuclear Safety Research
Project EKO-1 , NKS Secretariat. Building 100. PO Box 49 DK-4000 Roskilde 1998
13.
Green, N.; Hammond, D.J.; Davidson, M.F.; Wilkin, B.T.; Williams, B.; The Radiological
Impact of Naturally-Occuring Radionuclides in Food from the Wild, BMRB International.
London
14
T.M. Krishnamoorthy, Collection and Preparation of Lake Sediments for Dating and Trace
Element Analysis by Nuclear Techniques, IAEA-TECDOC-1360 International Atomic
Energy Agency, Viena, 2003
102
Download