3 TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah Hillel

advertisement
3
TINJAUAN PUSTAKA
Pemadatan Tanah
Hillel (1998) menyatakan bahwa tanah yang padat memiliki ruang pori
yang rendah sehingga menghambat aerasi, penetrasi akar, dan drainase. Menurut
Maryamah (2010) pemadatan tanah menyebabkan peningkatan pori pengikat air
dan resistensi tanah, namun permeabilitas akan menurun seiring dengan
peningkatan kepadatan tanah.
Pemadatan merupakan masalah yang kompleks dan mempunyai hubungan
yang nyata dengan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pemadatan tanah akan
menghambat pertumbuhan tanaman. Pemadatan tanah akan memberikan tahanan
mekanik bagi pertumbuhan tanaman sehingga dapat mengurangi perkecambahan,
mencegah sistem perakaran, dan akibatnya dapat mengurangi produksi tanaman
(Damanik, 2007). Wilson (2006) menyatakan bahwa selain mengganggu
pertumbuhan akar, pemadatan dan perusakan tanah akan merubah sifat fisik tanah
yang mengakibatkan terjadinya run off dan erosi tanah.
Menurut Simanjuntak (2005) tanah yang padat perlu digemburkan. Ketika
akar tanaman tumbuh pada lapisan gembur dan kemudian tertahan oleh lapisan
padat maka akar akan membelok horizontal dan mungkin tumbuh dalam lapisan
tersebut dengan ukuran yang pendek atau berkembang tidak sempurna.
Perpanjangan akar akan terhenti atau memanjang pada arah yang sama dengan
kecepatan yang lebih rendah. Pada tanah yang padat pertukaran udara menjadi
lambat, kandungan oksigen di dalam tanah menjadi rendah, dan permeabilitas
terhambat, sehingga air akan tergenang dan menghambat pertumbuhan tanaman.
Sifat Mekanik Tanah
Sifat mekanik tanah adalah sifat-sifat tanah yang berkenaan dengan
berbagai gaya. Sifat mekanik tanah erat kaitannya dengan kekuatan dan
kekompakan tanah. Kekuatan tanah adalah kemampuan untuk menyangga tekanan
tanpa rusak atau mengalami deformasi yang berarti. Kekuatan tanah adalah
kapasitas tanah untuk menahan gaya-gaya tanpa mengalami kerusakan pada tanah
4
yang bersangkutan. Kondisi kekuatan tanah terlalu tinggi menyebabkan sulitnya
akar menembus tanah.
Kekompakkan
tanah
merupakan
peningkatan
kerapatan
tanah.
Kekompakkan tanah umumnya terjadi pada tanah bagian bawah. Kekompakkan
pada lapisan bawah lebih sulit diperbaiki dari pada kekompakkan pada lapisan
atas. Kondisi ini akan sulit ditembus akar tanaman sehingga perkecambahan dan
pertumbuhan tanaman menjadi terganggu serta dapat mempengaruhi produktivitas
tanaman (Maryamah, 2010).
Bobot Isi
Bobot isi tanah (bulk density) adalah bobot kering suatu unit volume tanah
dalam keadaan utuh, dinyatakan dalam gram tiap sentimeter kubik (g/cm3). Dalam
hal ini jumlah ruangan yang ditempati air dan udara turut diperhitungkan. Unit
volume terdiri dari volume yang mencakup bahan padat dan ruang pori yang
terdapat di antara partikel-partikel tanah. Bulk density merupakan petunjuk
kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi bulk density, yang berarti
makin sulit untuk meneruskan air atau ditembus akar tanaman (Hardjowigeno,
2003).
Bobot isi tanah merupakan perbandingan antara berat tanah kering dengan
volume tanah termasuk volume pori-pori tanah tersebut dalam satu unit volume
tanah pada keadaan utuh. Menurut Sofyan (2011) bobot isi tanah pada lahan
pengolahan tanah konservasi sebesar 0,95 g/cm3 dan pada lahan pengolahan tanah
intensif sebesar 1,12 g/cm3.
Kacang Tanah
Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) yang sudah tersebar luas
dan ditanam di Indonesia ini sebetulnya bukanlah tanaman asli, melainkan
merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari benua Amerika,
tepatnya dari Brazilia. Menurut Pitojo (2005) klasifikasi tanaman kacang tanah
secara taksonomi adalah sebagai berikut :
5
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Rosales
Famili
: Papilionaceae
Genus
: Arachis
Species
: Arachis hypogaea
Subspesies
: fastigata, hypogaea
Pada umumnya batang tanaman kacang tanah tidak berkayu dan berbulu
halus. Ada yang tumbuh menjalar dan ada yang tumbuh tegak. Tinggi batang ratarata sekitar 50 cm, namun ada yang mencapai 80 cm. Tanaman dengan tipe
menjalar tumbuh ke segala arah dan dapat mencapai garis tengah 150 cm.
Berdasarkan adanya pigmentasi antosianin pada batang, warna batang kacang
tanah dibagi menjadi dua, yaitu merah atau ungu dan hijau.
Kacang tanah berdaun majemuk bersirip genap, terdiri atas empat anak
daun dengan tangkai daun agak panjang. Menurut Suprapto (2005) helaian anak
daun ini bertugas mendapatkan cahaya matahari sebanyak-banyaknya. Permukaan
daunnya sedikt berbulu, berfungsi sebagai penahan atau penyimpan debu dan obat
semprotan.
Kacang tanah berakar tunggang yang tumbuh lurus ke dalam tanah
mencapai kedalaman 40 cm. Pada akar tunggang tersebut tumbuh akar cabang
yang diikuti oleh akar serabut. Akar kacang tanah berfungsi sebagai penopang
berdirinya tanaman serta alat penyerap air dan zat-zat hara serta mineral dari
dalam tanah. Cabang dan akar rambut berperan untuk memperluas permukaan
akar guna meningkatkan daya serap akar tanaman tersebut. Pada pangkal dan
cabang akar tunggang kacang tanah biasanya terdapat bintil-bintil bakteri
Rhizobium sp. yang berperan dalam penyerapan nitrogen dari udara bebas.
Kehidupan simbiosis antara kacang-kacangan dengan bakteri bintil akar
Rhizobium sangat menguntungkan. Bakteri ini berkembang biak di dalam bintilbintil akar dan melakukan kegiatan fiksasi nitrogen bebas dari udara.
Tanaman kacang tanah mulai berbunga kira-kira pada umur 4-6 minggu.
Rangkaian yang bewarna kuning muncul pada setiap ketiak daun. Setiap bunga
6
mempunyai tangkai panjang yang berwarna putih. Akan tetapi tangkai yang
berwarna putih itu bukan tangkai bunga yang sebenarnya, melainkan tabung
kelopak. Bagian mahkota bunganya berwarna kuning. Umur bunga kacang tanah
hanya berkisar 24 jam, kemudian layu. Kacang tanah merupakan tumbuhan yang
menyerbuk sendiri. Penyerbukan bunga kacang tanah terjadi pada malam hari,
yakni sebelum bunga mekar (Tim Bina Karya Tani, 2009).
Kacang tanah dapat tumbuh
pada lahan yang memiliki ketinggian
0 sampai 500 meter di atas permukaan laut. Distribusi curah hujan yang merata
dari pertumbuhan sampai panen yang baik yaitu 300 sampai 500 mm. Kemasaman
(pH) tanah yang cocok adalah 6,5 sampai 7,0 dengan sistem drainase yang baik.
Faktor lain yang juga berpengaruh adalah cahaya. Terbukanya bunga dan jumlah
bunga yang terbentuk tergantung pada cahaya. Intensitas cahaya yang rendah pada
saat pembentukkan ginofor akan mengurangi jumlah ginofor. Rendahnya
intensitas penyinaran pada saat pengisian polong akan menurunkan jumlah atau
bobot polong serta akan menambah jumlah polong hampa (Adisarwanto, 2005).
Menurut Maryamah (2010) kepadatan tanah yang paling sesuai untuk
perkecambahan kacang tanah adalah pada bobot isi 0,8 g/cm3.
Fisiologi dan Pertumbuhan Kacang Tanah
Menurut Brown (1972) dalam Ratnapuri (2008) pertumbuhan tanaman
dapat diekspresikan melalui beberapa cara. Manifestasi pertumbuhan yang paling
jelas adalah dari pertambahan tinggi tanaman, tetapi hal tersebut bukanlah yang
paling penting. Peningkatan berat kering tanaman dapat dikatakan sebagai aspek
yang paling penting dalam pertumbuhan tanaman terutama untuk tanaman
berjenis rerumputan. Sebagai bagian dari total akumulasi berat kering tanaman,
daun memiliki fungsi penting dalam menerima cahaya dan menyerap
karbondioksida dalam proses fotosintesis.
Trustinah (1993) dalam Keloko (2010) menyatakan bahwa pertumbuhan
tanaman terdiri dari fase vegetatif dan fase reproduktif. Fase vegetatif dimulai
sejak perkecambahan hingga awal pembungaan berkisar 26 sampai 30 hari setelah
tanam (HST), dan selebihnya adalah fase reproduktif. Fase vegetatif dibagi
menjadi
tiga
stadia,
yaitu
perkecambahan,
pembukaan
kotiledon,
dan
7
perkembangan daun bertangkai empat. Penanda fase reproduktif didasarkan akan
adanya bunga, buah, dan biji. Fase reproduktif kacang tanah dibagi menjadi
sembilan stadia, yaitu stadia pembungaan (R1), stadia pembentukkan ginofor
(R2), stadia pembentukkan polong (R3), stadia polong penuh/maksimum (R4),
stadia pembentukkan biji (R5), stadia biji penuh (R6), stadia biji mulai masak
(R7), stadia masak panen (R8), dan stadia polong lewat masak (R9).
Download