BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil dari skenario yang telah ditentukan sebelumnya pada bab 3 yang akan dianalisis dan dibahas sehingga diharapkan menghasilkan suatu jawaban atas masalah yang ada pada bab sebelumnya dan dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan kesimpulan dan rencana kedepannya. 4.1 Hasil Simulasi Hasil simulasi didapat dari kompilasi dari source code yang dibuat. Simulasi dibuat sedemikian rupa sehingga dapat mempresentasikan sebuah topologi jaringan yang dirancang sebelumnya. Selain itu dari simulasi dengan NS-3 dapat dilihat jalannya paket data dari source ke detinastion. Saat simulasi dijalankan maka program akan membuat link yang menghubungkan setiap node yang ada pada jaringan. Gambar 4.1 Node link 47 48 Tabel 4.1 Node link next- Link Node A Device A Node B Device B link1 node4 dev3 node5 dev2 10.0.0.2 link2 node5 dev2 node4 dev3 10.0.0.1 link3 node5 dev3 node6 dev3 10.1.0.2 link4 node5 dev4 node7 dev3 10.2.0.2 link5 node5 dev5 node8 dev3 10.3.0.2 link6 node6 dev3 node5 dev3 10.1.0.1 link7 node7 dev3 node5 dev4 10.2.0.1 link8 node8 dev3 node5 dev5 10.3.0.1 hop/gateway Dari hasil screenshot di atas dapat dilihat link yang menghubungkan setiap node disertai definisi melalui device mana node – node tersebut dihubungkan dan alamat IP. Tabel 4.1 dibuat untuk menjelaskan screenchoot sehinnga lebih mudah untuk melihat hasil simulasi. Disini dapat diketahui bahwa setiap node yang berada dalam jaringan telah terhubung. Node yang dimaksud disini berupa router – router MPLS. Gambar 4.2 Konfigurasi router 1 49 Tabel 4.2 Konfigurasi Router 1 Inet Divece Type Hardware Address dev0 ns3::LoopbackNetDevice 00:00:00:00:00:00 127.0.0.1 dev1 ns3::CsmaNetDevice 00:00:00:00:00:01 not define dev2 ns3::PointToPointNetDevice 00:00:00:00:00:07 dev3 ns3::PointToPointNetDevice 00:00:00:00:00:0e 10.0.0.1 dev4 ns3::PointToPointNetDevice 00:00:00:00:00:14 not define dev5 ns3::PointToPointNetDevice 00:00:00:00:00:19 not define dev6 ns3::PointToPointNetDevice 00:00:00:00:00:1b not define Addrees Interface not define MPLS status not define interface Disabl 0 e 192.168.1. interface Disabl 2 1 e interface 2 Enable interface not 3 define interface not 4 define interface not 5 define Kemudian adalah penjelasan dari masing – masing router yang dibuat pada program. Disana dijelaskan setiap interface yang ada pada router disertai hardware address dari setiap interface. Gambar 4.2 merupakan penjelasan dari node4 atau LER1. LER1 adalah tempat dimana paket akan memasuki domain MPLS, disinillah akan diselipkan label pada setiap paket yang memasuki domain MPLS. 50 Gambar 4.3 Konfigurasi router 2 Table 4.3 Konfigurasi Router 2 Hardware Inet Address Addrees ns3::LoopbackNetDevice 00:00:00:00:00:00 127.0.0.1 not define not define dev1 ns3::CsmaNetDevice 00:00:00:00:00:02 not define interface 0 disable dev2 ns3::PointToPointNetDevice 00:00:00:00:00:0f 10.0.0.2 interface 1 enable dev3 ns3::PointToPointNetDevice 00:00:00:00:00:10 10.1.0.1 interface 2 enable dev4 ns3::PointToPointNetDevice 00:00:00:00:00:12 10.2.0.1 interface 3 enable dev5 ns3::PointToPointNetDevice 00:00:00:00:00:14 10.3.0.1 interface 4 enable Device Type dev0 Interface Node 5 atau router 2 merupakan router yang menjadi LSR pada jaringan MPLS yang dibuat. Router 2 menghubungkan semua router yang ada pada domain MPLS. Dari gambar 4.3 dan tabel 4.3 dapat dilihat informasi yang ada pada router 2. Pada LSR label yang ada pada paket akan diganti sebelum paket tersebut diteruskan. Pada tabel 4.3 dapat dilihat ada 4 interface dengan status enable, hal MPLS status 51 ini karena router 2 atau LSR terhubung dengan 4 router MPLS yaitu interface 1 dengan router 1, interface 2 dengan router 3, interface 3 dengan router 4 , dan interface 4 dengan router 5. Gambar 4.4 Konfigurasi router 3 Table 4.4 Konfigurasi Router 3 Hardware Address Inet Addrees Interface MPLS Device Type dev0 ns3::LoopbackNetDevice 00:00:00:00:00:00 127.0.0.1 not define dev1 ns3::CsmaNetDevice 00:00:00:00:00:03 not define interface 0 disable dev2 ns3::PointToPointNetDevice 00:00:00:00:00:08 192.168.2.1 interface 1 disable dev3 ns3::PointToPointNetDevice 00:00:00:00:00:11 10.1.0.2 interface 2 enable dev4 ns3::PointToPointNetDevice 00:00:00:00:00:16 not define interface 3 disable status not define Pada simulasi yang dibuat router 3 merupakan salah satu dari tiga eggress LER. Router 3 dihububngkan dengan LSR (router 2) melalui interface 2, dan dihubungkan dengan jaringan 192.168.2.0 melalui interface 1. 52 Gambar 4.5 Konfigurasi router 4 Table 4.5 Konfigurasi router 4 Device Type dev0 ns3::LoopbackNetDevice dev1 ns3::CsmaNetDevice dev2 ns3::PointToPointNetDevice dev3 ns3::PointToPointNetDevice dev4 ns3::PointToPointNetDevice Hardware Inet Address Addrees 00:00:00:00: 00:00 127.0.0.1 Interface not define define not interface 00:04 define 0 00:00:00:00: 192.168. interface 00:0a 6.1 1 00:13 10.2.0.2 status not 00:00:00:00: 00:00:00:00: MPLS interface 2 00:00:00:00: not interface 00:18 define 3 disable disable enable disable Router 4 juga sebuah LER dari jaringan MPLS yang dibuat. Router 4 dihubungkan dengan LSR melalui interdace 2. Dan dihubungkan dengan jaringan 192.168.6.0 melalui interface 1. 53 Gambar 4.6 Konfigurasi router 5 Table 4.6 Konfigurasi Router 5 Device Type dev0 ns3::LoopbackNetDevice dev1 ns3::CsmaNetDevice dev2 ns3::PointToPointNetDevice dev3 ns3::PointToPointNetDevice dev4 ns3::PointToPointNetDevice Hardware Inet Address Addrees 00:00:00:0 0:00:00 00:00:00:0 0:00:05 127.0.0.1 not define Interface not define interface 0 00:00:00:0 192.168.13. interface 0:00:0c 1 1 00:00:00:0 0:00:15 00:00:00:0 0:00:1a 10.3.0.2 not define interface 2 interface 3 MPLS status not define Disable Disable Enable Disable Sama dengan router 3 dan router 4, router 5 juga merupakan eggress LER. Router 5 dihubungkan dengan router 2 melalui interface 2 dan dihubungkan dengan jaringan 192.168.13.0 melalui interface 1. Egress LER adalah router dimana labeling paket meninggalkan 54 domain MPLS. Disini terjadi proses pelepasan label dan paket akan dieruskan berdasarkan alamat IP. Pada ns-3 proses ini dilakukan dengan menggunakan fungsi pop. Gambar 4.7 Add label Setelah semua node terhubung, maka paket akan mulai dikirimkan. Pada gambar 4.7 dijelaskan bahwa paket telah memasuki domain MPLS dan paket tersebut ditambahkan label sebelum diteruskan ke node berikutnya. Dari gambar terlihat bahwa paket yang akan dikirim dari host yang meiliki alamat IP 192.168.1.1 ke host yang meiliki alamat IP 192.168.2.2 ditambahkan label 100. Proses tersebut terjadi ketika paket pertama kali memasuki domain MPLS yaitu pada node 4 atau router 1 yang merupakan ingress LER pada domain MPLS. Gambar 4.8 Swap label Dijelaskan pada gambar 4.8 bahwa node 5 telah menerima paket dari node 4. Maka pada router MPLS akan melihat mapping dari label yang datang. Pada proses ini router MPLS akan melihat informasi yang ada pada 55 LFIB ( label forwarding information base ). NS-3 menggunakan fungsi Ilm ( incoming label mapping ) pada proses ini Dan dapat dilihat dari gambar bahwa label 100 akan diganti dengan label 200 menggunakan fungsi swap. Seetelah label diganti maka paket tersebut akan diteruskan ke node berikutnya berdasarkan informasi nexthop. Node 5 merupakan router 2 yang menjadi LSR pada domain MPLS. Gambar 4.9 Pop label Gambar 4.9 menjabarkan proses yang terjadi saat paket memasuki node 6. Node 6 merukan egress LER, yaitu tempat dimana paket akan meninggalkan domain MPLS. Pada saat paket memasuki node 6 makan akan mencari mapping dari label 200 dengan menggunakan fungsi incoming label mapping. Dapat dilihat pada gambar 4.9 label 200 akan dilepas menggunakan fungsi pop. Setelah label di lepas maka paket akan diteruskan berdasarkan alamat IP. Dari penjelasan di atas diketahui bahwa paket telah dikirimkan dari 192.168.1.1 ke 192.168.2.2, 192.168.6.2, 192.168.13.2. Pengiriman paket tersebut melewati domain MPLS dan mengikuti aturan yang ada sesuai dengan protokol MPLS. 4.2 Output Paket Capture Output berupa paket capture didapat dari file dengan extension pcap yang dapat dilihat dengan wireshark. File ini dihasilkan oleh program yang dibuat. Berikut adalah potongan program yang digunakan untuk membuat file 56 pcap. AsciiTraceHelper ascii; pointToPoint.EnablePcapAll ("coba2"); csma.EnablePcapAll ("coba2"); csma.EnableAsciiAll (ascii.CreateFileStream ("coba2")); Pada capture yang dihasilkan kita dapat melihat informasi yang ada pada paket yang mengalir pada suatu jaringan. Berikut adalah tampilan file capture dibuat. Gambar 4.10 Capture file 1 Berikut adalah file capture yang diambil pada server. Dari file capture dapat dilihat IP source dan destination dari paket data tersebut. Terdapat satu source yaitu server dengan alamat IP 192.168.1.1 dan tiga destination dengan 57 alamat IP yang berbeda yaitu 192.168.2.2, 192.168.6.2, dan 192.168.13.2. Besar data yang dibawa pada paket tersebut yaitu 1054, serta protocol jaringan yang digunakan yaitu internet protocol version 4. Disini belum terlihat menggunakan protocol MPLS karena capture tersebut berlangsung di luar domain MPLS. Protokol jaringan MPLS hanya digunakan pada domain MPLS. Info ini dapat dilihat pada gambar 4.11 di bawah ini. Gambar 4.11 Capture file 2 Gambar 4.11 merupakan file capture yang diambil pada paket yang 58 melalui domain MPLS. Tidak ada informasi mengenai IP soure dan IP destination karena forwarding dilakukan berdasarkan label. Dan protocol yang digunakan adalah MPLS. 4.3 Analisa Hasil Simulasi Dijelaskan pada sub bab 4.1 hasil simulasi yang telah dibuat. Terlihat disana bahwa pengiriman terjadi sesuai dengan protokol MPLS. Namun tidak terlihat adanya proses multicast yang terjadi. Pengiriman hanya terjadi secara unicast saja. Hal ini dikarenakan fungsi yang ada di NS-3 saat ini tidak ada yang bisa mepresentasikan pengiriman data secara multicast. Untuk mendukung terjadinya pengiriman data secara multicast ada dua fungsi yang harus diubah. Yaitu fungsi AddFtn() dan fungsi AddIlm(). 4.3.1 Fungsi AddFtn Fungsi AddFtn digunakan pada ingress LER, yaitu saat paket data pertama kali memasuki domain MPLS. sw1.AddFtn (Ipv4Source ("192.168.1.1") && Ipv4Destination ("192.168.2.2"),Nhlfe (Swap (100), Ipv4Address("10.0.0.2"))); AddFtn terdiri dari tiga parameter, parameter pertama adalah alamat IP source dan alamat IP destination. Parameter ke dua adalah fungsi untuk menambahkan label ke paket yang ada, dan parameter ke 3 adalah nexthop. Untuk dapat mensimulasikan pengiriman secara multicast maka diajuakan perubahan dari fungsi AddFtn(). Dimana pada parameter pertama dapat dijabarkan beberapa alamat IP destination. Alamat – alamat IP yang dijabarkan merupakan alamat IP dari host – host yang tergabung pada grup multicast. 59 sw1.AddFtn (Ipv4Source ("192.168.2.2, ("192.168.1.1") 192.168.3.2, && 192.168.5.2"),Nhlfe Ipv4Destination (Swap (100), Ipv4Address("10.0.0.2"))); Alamat IP 192.168.2.2, 192.168.3.2, 192.168.5.2 merupakan alamat IP dari host-host yang tergabung kedalam grup multicast. Hal ini memungkinkan program untuk melakukan pengiriman secara multicast. 4.3.2 Fungsi AddIlm Selain perubahan parameter pada fungis AddFtn, hal yang juga harus diperbaiki adalah pada fungsi AddIlm() yang mengendalikan mapping dari label paket data yang masuk. Tugas utama dari fungsi ini adalah untuk menggantikan label dari paket yang datang sebelum paket tersebut diteruskan. sw2.AddIlm(100,Nhlfe(Swap(200),Ipv4Address("10.1.0.2")); Pada kutipan code di atas fungsi AddIlm memiliki tiga parameter. Parameter pertama adalah incoming label, parameter ke dua fungsi untuk mengganti label sebelum paket tersebut diteruskan, dan parameter ke tiga adalah nexthop atau tujuan selanjutnya dari paket data. Fungsi mapping yang dimiliki ns-3 ini tidak bisa meneruskan paket secara multicast karena incoming label hanya di swap sekali dan langsung diteruskan ke next hop. Sedangkan jika kita akan melakukan pengiriman multicast harus ada lebih dari satu swap karena paket tersebut akan diteruskan dengan label yang berbeda dan tujuan yang berbeda pula. Oleh karena itu fungsi mapping harus dimodifikasi sehingga mendukung multicast. 60 Disini diusulkan bahwa adanya fungsi mapping yang bisa melakukan mapping dari satu incoming interface ke beberapa outgoing interface. Berikut adalah usulan berupa fungsi AddIlmMulticast(); AddIlmMulticast(100,Nhlfe(Swap(200), Ipv4Address("10.1.0.2"), Nhlfe(Swap(300),Ipv4Address("10.2.0.2"), Nhlfe(Swap(400),Ipv4Address("10.3.0.2")); Parameter pertama berupa incoming label, parameter kedua label di swap label sebelum diteruskan, dan parameter ketiga berupa nexthop. Parameter ketiga label 100 kembali diswap dengan label yang berbeda.disertai alamat nexthop yang berbeda pula dengan yang sebelumnya pada parameter keempat. Algoritma ini dapat mensimulasikan multicast karena telah terjadi proses yang mepresentasikan adanya satu paket data yang masuk pada router dan diteruskan ke beberapa tujuan. 4.3.3 LFIB Multicast Namun jika kita menerapkan fungsi AddIlmMulticast, maka tabel LFIB (label forwarding information base) yang merupakan sumber informasi untuk forwarding paket data pada jaringan MPLS harus dibuat berbeda. Yang dibahas disini adalah tabel LFIB yang terdapat pada LSR. Tabel 4.7 LFIB MPLS Incoming label Outgoing label Next hop Outgoing interface 100 200 10.1.0.1 Interface 1 101 300 10.3.0.1 Interface 2 103 303 10.2.0.1 Interface 3 61 Tabel 4.1 merupakan tabel LFIB yang biasa terdapat pada router MPLS. Misalkan LFIB di atas terdapat pada sebuah LSR, maka paket yang datang dari ingress LER dengan label 100 akan di swap dengan label 200 sebelum diteruskan ke next hop 10.1.0.1 melalui interface 1. Dengan LFIB tersebut kita bisa menyimpulkan bahwa hanya ada satu incoming interface ke satu outgoing interface. Sedangkan multicast memungkinkan untuk melakukan proses yang bisa meneruskan paket dari satu incoming interface ke beberapa outgoing interface. Untuk dapat memenuhi pengiriman data secara multicast pada domain MPLS maka harus terdapat informasi yang melakukan mapping dari satu incoming label ke beberapa outgoing label, beberapa nexthop, dan outgoing interface. Tabel LFIB tersebut dapat dilihat pada tabel 4.8. Tabel 4.8 LFIB MPLS multicast Outgoing Incoming label Outgoing label Nexthop 100 200 10.1.0.1 Interface 1 101 300 10.3.0.1 Interface 2 103 303 10.2.0.1 Interface 3 10.1.0.1, Interface 1, 10.3.0.1, Interface 2, 10.2.0.1 Interface 3 150 200, 300, 303 Interface Dari tabel 4.8 maka memungkinkan untuk melakukan forwarding data secara multicast. Karena terdapat mapping 62 dari satu incoming label ke beberapa outgoing label. Yaitu pada incoming label yang bernilai 150 akan diteruskan ke tiga tujuan dengan label 200, 300, dan 303. Jadi label 150 yang membawa paket multicast akan di swap ke label 200, 300, dan 303 kemudian diteruskan ke tiga interface yang berbeda. Tabel LFIB multicast di NS-3 AddIlmMulticast(). dapat dibuat dengan fungi