hubungan tingkat pengetahuan dan personal hygiene dengan

advertisement
Volume 2, Nomor 1,September 2016
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERSONAL HYGIENE
DENGAN KEJADIAN DERMATITIS PADA
ANAK BALITADI WILAYAH KERJA UPTD
PUSKESMAS SUKARAYA
TAHUN 2016
Berta Afriani
STIKES Al-Ma’arif Baturaja Program Studi DIII Keperawatan
Jln.Dr Mohammad Hatta No 687 B Baturaja
Email: [email protected]
ABSTRAK
Latar Belakang: Dermatitis ialah kelainan kulit yang subyektif ditandai oleh rasa gatal dan
secara klinis terdiri atas ruam polimorfi yang umumnya berbatas tidak tegas. Gambaran
klinisnya sesuai dengan stadium penyakitnya tujuan penelitian diketahuinya hubungan
tingkat pengetahuan dan personal hygiene dengan kejadian dermatitis di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Sukaraya tahun 2016.
Metode: Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh balita yang mengalami kejadian dermatitis di Wilayah Kerja Puskesmas
Sukaraya Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2016 berjumlah
75 balita. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode Accidental Sampling, dengan
jumlah sampel 63 orang.
Hasil Penelitian: Dari analisa univariat didapatkan dari 63 orang didapatkan nilai  value
0,000 untuk pengetahuan dan personal hygiene.
Kesimpulan: Ada hubungan antara pengetahuan dan personal hygiene dengan kejadian
dermatitis di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraya Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten
Ogan Komering Ulu, Untuk tenaga kesehatan agar kiranya dapat memberikan penyuluhan
yang lebih intensif lagi pada ibu-ibu yang memiliki Balita mengenai personal hygiene
Kata kunci: Tingkat Pengetahuan, Personal hygiene, Kejadian Dermatitis
mengartikan eksim sebagai salah satu
PENDAHULUAN
Dermatitis ialah kelainan kulit yang
bentuk dermatitis, yakni dermatitis atopik
subyektif ditandai oleh rasa gatal dan
tipe infantil. Untuk itu, istilah dermatitis
secara klinis terdiri atas ruam polimorfi
tampak lebih tepat (1).
tegas.
The World Health Organization
Gambaran klinisnya sesuai dengan stadium
(WHO) menyebutkan bahwa prevalensi
penyakitnya.
terjadi
dermatitis atopik pada anak mencapai 10
tumpang tindih penggunaan istilah eksim
sampai 20%, sedangkan pada orang dewasa
dengan
ahli
sebesar 1 sampai 3%. Prevalensi dari
menyamakan arti keduanya, sebagian lain
semua bentuk ekzema adalah 4,66%,
yang umumnya
berbatas
tidak
Kadang-kadang
dermatitis.
Sebagian
1
Volume 2, Nomor 1,September 2016
termasuk dermatitis atopik 0,69%, ekzema
yang bersifat iritan dan kontaktan, allergen
numular 0,17%, dan dermatitis seboroik
hirup,
2,32% yang menyerang 2% hingga 5% dari
perubahan temperatur, dan trauma
penduduk. Kejadian dermatitis di Amerika
Faktor-faktor risiko terjadinya dermatitis
Serikat, Eropa, Jepang, Australia, dan
secara umum antara lain predisposisi
negara Industri lain memiliki prevalensi
genetik, sosioekonomi, polusi lingkungan,
dermatitis atopik 10 sampai 20% pada anak
jumlah
dan 1-3% terjadi pada orang dewasa.
faktor-faktor pencetus terjadinya dermatitis
Sementara itu, di negara agraris seperti
secara umum antara lain alergen, bahan
Cina, Eropa Timur dan Asia tengah,
iritan, infeksi, faktor psikis dan lainlain (3).
makanan,
anggota
mikroorganisme,
keluarga5.
(1)
.
Sedangkan
prevalensi dermatitis atopik jauh lebih
Rumah Sakit Umum di Indonesia
rendah, yakni sekitar 5 sampai 8%, karena
tahun 2014 gambaran kasus penyakit kulit
sebagian besar penduduk negara agraris
dan subkutan lainnya merupakan peringkat
masih memberikan ASI secara eksklusif
(2)
.
ketiga dari sepuluh penyakit utama dengan
Dermatitis ada yang didasari oleh
86% adalah dermatitis diantara 192.414
faktor endogen, misalnya dermatitis atopik,
dermatitis
kontak,
sebagainya.
Data yang diperoleh dari Dinas
Kebanyakan penyebab dermatitis ini belum
Kesehatan Kabupaten OKU jumlah balita
diketahui secara pasti. Bila ditinjau dari
tahun 2015 sebanyak 2.978 balita, dan yang
jenis kelainannya, maka dermatitis atopik
mengalami
adalah
sering
sebanyak 721 balita (23,26%). Dan jumlah
yang
balita yang diperoleh dari Wilayah Kerja
cenderung terus meningkat dan dampak
Puskesmas Sukaraya Kecamatan Baturaja
yang dapat ditimbulkan pada kualitas hidup
Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu
pasien maupun keluarganya (2).
periode Januari s/d April tahun 2015
dermatitis
dibahas,
dan
kasus penyakit kulit (4).
yang
mengingat
paling
insidensnya
kejadian
dermatitis
pada
Penyebab dermatitis tidak diketahui
berjumlah 597 balita, dan yang mengalami
dengan pasti, diduga disebabkan oleh
kejadian dermatitis sebanyak 75 balita
berbagai faktor yang saling berkaitan
(12,56%) (5).
(multifaktorial). Faktor intrinsik berupa
Berdasarkan data di atas maka
predisposisi genetik, kelainan fisiologi dan
peneliti tertarik untuk meneliti tentang
biokimia
“Hubungan
kulit,
disfungsi
imunologis,
Tingkat
interaksi psikosomatik dan disregulasi/
Personal
ketidakseimbangan sistem saraf otonom,
Dermatitis
sedangkan faktor ekstrinsik meliputi bahan
Puskesmas Sukaraya tahun 2016”.
2
Hygiene
Pengetahuan
di
dengan
Wilayah
Kerja
dan
Kejadian
UPTD
Volume 2, Nomor 1,September 2016
dilakukan
dalam
menggunakan
penelitian
data
primer
ini
melalui
wawancara langsung dengan menggunakan
METODE
kuesioner.
Penelitian ini menggunakan metode
Analisa data menggunakan analisa
survey analitik dengan pendekatan cross
sectional yaitu suatu penelitian untuk
data
univariat
dan
bivariat.
Analisa
mempelajari dinamika hubungan antara
dilakukan dengan tabulasi silang dan uji
variabel bebas (pengetahuan dan personal
statistik dengan menggunakan rumus Chi
hygiene) dan variabel terikat (kejadian
Square dengan derajat kepercayaan 95%
dermatitis pada anak balita) dengan cara
bila p value < 0,05 menunjukkan hubungan
pendekatan, observasi atau pengumpulan
bermakna dan tidak bermakna jika p value
data sekaligus pada suatu saat (6).
> 0,05.
HASIL
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh balita yang mengalami kejadian
1. Analisa Data Univariat
dermatitis di Wilayah Kerja Puskesmas
Analisa yang dilakukan terhadap tiap
Sukaraya
variabel
Kecamatan
Baturaja
Timur
dari
hasil
umumnya
Januari s/d April 2016 berjumlah 75 balita.
menghasilkan distribusi dan persentase
Teknik pengambilan sampel menggunakan
variabel independen (tingkat pengetahuan
accidental sampling, yaitu sampel yang
dan
didapat saat dilakukan penelitian saja. Jadi
dependen (kejadian dermatitis pada anak
sampel dalam penelitian ini sebanyak 63
balita)
hygiene)
ini
dan
hanya
variabel
Teknik pengumpulan data yang
Karakteristik
Kejadian Dermatitis
- Ya
- Tidak
Tingkat Pengetahuan Ibu
- Baik
- Kurang
Personal Hygiene
-
personal
analisa
Pada
Kabupaten Ogan Komering Ulu Periode
orang.
dalam
penelitian.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi
Frekuensi
Persentase (%)
48
15
76,2
23,8
14
49
22,2
77,8
16
47
Baik
Kurang
Berdasarkan
tabel.1.
distribusi
25,4
74,6
dermatitis sebanyak 48 responden (76,2%),
frekuensi di atas dapat diketahui bahwa
sedangkan
responden
mengalami kejadian dermatitis sebanyak 15
yang
mengalami
kejadian
3
responden
yang
tidak
Volume 2, Nomor 1,September 2016
responden
(23,8%).
memiliki
tingkat
Responden
yang
pengetahuan
baik
Analisa yang dilakukan untuk melihat
hubungan
antara
variabel
independen
sebanyak 14 responden (22,2%), sedangkan
(tingkat pengetahuan dan personal hygiene)
responden yang memiliki pengetahuan
dan variabel dependen (pengetahuan pada
kurang sebanyak 49 responden (77,8%).
anak balita), menggunakan uji statistik chi
Dan responden yang memiliki personal
–square dan sistem komputerisasi dengan
hygiene baik sebanyak 16 responden
batas kemaknaan α = 0,05 dan derajat
(25,4%),
sedangkan
yang
kepercayaan 95 %. Dikatakan adanya
memiliki
personal
kurang
hubungan bermakna bila p value ≤ 0,05 dan
responden
hygiene
sebanyak 47 responden (74,6%).
apabila p value > 0,05 maka kedua variabel
2. Analisa Bivariat
tersebut dikatakan tidak ada hubungan
bermakna.
Tabel 2. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Personal Hygiene dengan Kejadian
Dermatitis di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sukaraya Tahun 2016
Kejadian Dermatitis
Ya
Tidak
%
N
Karakteristik
n

%
%
Tingkat
Pengetahuan Ibu
- Baik
5
35,7
9
64,3
-
43
87,8
6
12,2
14
49
100
100
6
37,5
89,4
10
5
62,5
10,6
16
47
100
100
Kurang
Personal hygiene
- Baik
- Kurang
42
pvalue
1
*)Uji statistik bermakna pvalue <0,05
Dari tabel 2. dapat diketahui bahwa,
yang tidak mengalami kejadian dermatitis
dari 14 responden yang memiliki tingkat
yaitu 6 responden (12,2%). Sedangkan
pengetahuan
yang
yang memiliki personal hygiene baik lebih
mengalami kejadian dermatitis sebanyak 5
sedikit yang mengalami kejadian dermatitis
responden (35,7%) dibandingkan dengan
sebanyak
yang tidak mengalami kejadian dermatitis
dibandingkan
yaitu 9 responden (64,3%). Sedangkan dari
mengalami kejadian dermatitis yaitu 10
49
tingkat
responden (62,5%). Sedangkan dari 47
pengetahuan kurang lebih banyak yang
responden yang memiliki personal hygiene
mengalami kejadian dermatitis sebanyak 43
kurang lebih banyak yang mengalami
responden (87,8%), dibandingkan dengan
kejadian dermatitis sebanyak 42 responden
baik
responden
lebih
yang
sedikit
memiliki
4
6
responden
dengan
yang
(37,5%)
tidak
Volume 2, Nomor 1,September 2016
(89,4%), dibandingkan dengan responden
cara mencegah terjadinya suatu penyakit
yang tidak mengalami kejadian dermatitis
khususnya penyakit dermatitis.
sebanyak 5 responden (10,2%).
Berdasarkan
hasil
uji
statistik
menunjukkan bahwa  value 0,000 yang
PEMBAHASAN
statistik
artinya terdapat hubungan yang bermakna
menunjukkan bahwa  value 0,000 yang
antara personal hygiene dengan kejadian
artinya terdapat hubungan yang bermakna
dermatitis
antara tingkat pengetahuan dengan kejadian
Puskesmas Sukaraya tahun 2016.
Berdasarkan
dermatitis
di
hasil
Wilayah
uji
Kerja
di
Potter
UPTD
Wilayah
(2005)
Kerja
personal
UPTD
hygiene
adalah konsep dasar dari pembersihan,
Puskesmas Sukaraya tahun 2016.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
kerapihan
dan
perawatan
badan.
hasil penelitian Nurfadilah Syarif (2013)
Kebersihan perorangan dapat mencegah
dengan judul penelitian “Faktor yang
penyebaran
Berhubungan dengan Kejadian Dermatitis
mengurangi paparan pada bahan kimia dan
pada Anak Balita di Wilayah Kerja PKM
kontaminasi, dan melakukan pencegahan
Pattopakang Kecamatan Mangarabombang
alergi kulit, kondisi kulit dan sensitifitas
Kabupaten Takalar,” menunjukkan bahwa
terhadap bahan kimia.
proporsi balita dermatitis sebesar 61%.
KESIMPULAN
Penelitian
ini
menunjukkan
kuman
Dari
pengetahuan (p=0.000), personal hygiene
”Hubungan
(p= 0.003), susu formula (p=0.002) paparan
Personal
asap rokok (p=0,001) berhubungan dengan
Dermatitis
kejadian
Puskesmas Sukaraya tahun 2016” dapat
Berdasarkan
hasil
penelitian diperoleh bahwa, responden
Tingkat
Hygiene
di
penelitian
penyakit,
bahwa
dermatitis.
hasil
dan
tentang
Pengetahuan
dengan
Wilayah
Kerja
dan
Kejadian
UPTD
disimpulkan sebagai berikut:
yang memiliki tingkat pengetahuan baik
1. Ada hubungan tingkat pengetahuan
lebih sedikit yang mengalami kejadian
dengan
dermatitis dibandingkan dengan yang tidak
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
mengalami dermatitis. Hal ini dikarenakan
Sukaraya tahun 2016 dengan nilai 
semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki
value 0,000.
responden semakin tinggi pula kesadaran
kejadian
dermatitis
di
2. Ada hubungan personal hygiene
responden untuk memperhatikan derajat
dengan
kesehatan. Dimana mereka yang memiliki
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
tingkat pengetahuan tinggi tahu bagaimana
5
kejadian
dermatitis
di
Volume 2, Nomor 1,September 2016
Sukaraya tahun 2016 dengan nilai 
Bagi peneliti selanjutnya bisa meneliti
value 0,000.
variabel-variabel
yang
berhubungan/berkaitan dengan dermatitis
SARAN
1.
lain
Bagi
Instansi
Kesehatan/
pada balita misalnya status ekonomi, umur,
paritas pendidikan dan lain lain.
Puskesmas Sukaraya
Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat
mengusahakan agar anak mempunyai gizi
DAFTAR PUSTAKA
yang baik, mengusahakan kekebalan anak
1.
dengan imunisasi, menjaga kebersihan
rumah yang merupakan modal utama dalam
upaya
meningkatkan
tentang
dermatitis
pengetahuan
melalui
penyuluhan
dengan
sebagai
penyampai
ibu
kegiatan
melibatkan
kader
2.
informasi.
Mempertahankan status gizi balita yang
3.
baik serta melaksananakan pengobatan
segera
juga
perlu
mencegah timbulnya
dilakukan
untuk
dermatitis terjadi
kembali.
2.
Bagi
Sekolah
Tinggi
Ilmu
4.
Kesehatan Al-Ma’arif
Bagi institusi pendidikan diharapkan hasil
5.
6.
dari penelitian ini agar dapat dipertahankan
untuk
meningkatkan
pengetahuan
mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Al-Ma’arif khususnya dermatitis.
3.
Bagi Peneliti
6
Alsowaidi,
Shirina.
Abdishakur
Abdulle. Roos Bernsen. Torsten
Zuberbier. 2010. ‘Allergic Rhinitis and
Asthma: A Large Cross-Sectional
Study in the United Arab Emirates’.
International Archives of Allergy and
Immunology. Vol.153, pp 274-279.
Behrman, Kliegma Arvin. 2010. Ilmu
Kesehatan Anak Nelson edisi 15, vol 3.
EGC, Jakarta
Pohlabeln, H.K Muchlenbruch. S
Jacob. H Bohmann. 2010. ‘Frequency
of Allergic Diseases in 2 year old
Children in Relationship to Parental
History of Allergy and Breastfeeding’.
J Investig Allergol Clin ImmunolVol.
20 No.3, pp 195-200.
Depkes RI. 2011. Profil Kesehatan
Republik Indonesia Tahun 2010.
Kementrian Kesehatan RI, Jakarta.
Dinas Kesehatan OKU.2015.
Notoatmodjo S. 2010. Ilmu Perilaku
Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta
Download