Lokasi, adalah konsep utama yang akan digunakan untuk

advertisement
10 Konsep Geografi
1. Lokasi, adalah konsep utama yang akan digunakan untuk mengetahui fenomena geosfer.
Konsep lokasi dibagi atas :
a. Lokasi Absolut, lokasi menurut letak lintang dan bujur bersifat tetap.
b. Lokasi Relatif, lokasi yang tergantung pengaruh daerah sekitarnya dan sifatnya
berubah.
2. Jarak, yaitu panjang antara dua tempat. Terdiri antara atas :
a. Jarak Mutlak, satuan panjang yang diukur dengan kilometer.
b. Jarak Relatif, jarak tempuh yang menggunakan satuan waktu
3. Keterjangkauan, menyangkut ketercapaian untuk menjangkau suatu tempat, sarana apa
yang digunakan, atau alat komunikasi apa yang digunakan dan sebagainya.
4. Pola, berupa gambar atau fenomena geosfer seperti pola aliran sungai, pola pemukiman,
lipatan patahan dan lain-lain.
5. Morfologi, menunjukkan bentuk muka bumi sebagai hasil tenaga endogen dan eksogen
yang membentuk dataran rendah, dataran tinggi dan pegunungan.
6. Aglomerasi, pengelompokan fenomena di suatu kawasan dengan latar belakang adanya
unsur-unsur yang lebih memberi dampak positif.
7. Nilai Kegunaan, manfaat yang diberikan oleh suatu wilayah di muka bumi pada makhluk
hidup, tidak akan sama pada semua orang.
8.
Interaksi Interdependensi, keterkaitan ruang antara satu dengan yang lain, misalnya
interaksi antara desa dengan kota.
9. Diferensiasi Area, daerah-daerah yan terdapat di muka bumi berbeda satu sama lain.
Dapat dicermati dari corak yang dimiliki oleh suatu wilayah dengan wilayah yang
lainnya.
10. Keterkaitan keruangan, hubungan antara penyebaran suatu unsur dengan unsur yang lain
pada suatu tempat.
CIRI KHAS KONDISI HUTAN TROPIS DI INDONESIA
Sebagian besar hutan alam di Indonesia termasuk dalam hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis
mempunyai ciri khas yang berbeda dengan hutan-hutan lainnya. Indonesia adalah negara
kepulauan yang mempunyai 17.500 lebih pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Beragamnya tempat tumbuh dari hutan-hutan di Indonesia membuat Hutan tropis Indonesia
mempunyai ciri khas yang khusus dibandingkan hutan di belahan bumi lainnya.
Banyak para ahli yang mendiskripsi hutan hujan tropis sebagai ekosistem spesifik, yang hanya
dapat berdiri mantap dengan keterkaitan antara komponen penyusunnya sebagai kesatuan yang
utuh. Keterkaitan antara komponen penyusun ini memungkinkan bentuk struktur hutan tertentu
yang dapat memberikan fungsi tertentu pula seperti stabilitas ekonomi, produktivitas biologis
yang tinggi, siklus hidrologis yang memadai dan lain-lain. Secara nyata di lapangan, tipe hutan
ini memiliki kesuburan tanah yang sangat rendah, tanah tersusun oleh partikel lempung yang
bermuatan negatif rendah seperti kaolinite dan illite.
Kondisi tanah asam ini memungkinkan besi dan almunium menjadi aktif di samping kadar
silikanya memang cukup tinggi, sehingga melengkapi keunikan hutan ini. Namun dengan
pengembangan struktur yang mantap terbentuklah salah satu fungsi yang menjadi andalan
utamanya yaitu ”siklus hara tertutup” (closed nutrient cycling) dan keterkaitan komponen
tersebut, sehingga mampu mengatasi berbagai kendala/keunikan tipe hutan ini (Withmore,
1975).
Kondisi tanah hutan ini juga menunjukkan keunikan dan ciri khas tersendiri. Aktivitas biologis
tanah lebih bertumpu pada lapisan tanah atas (top soil). Aktivitas biologis tersebut sekitar 80%
terdapat pada top soil saja. Kenyataan-kenyataan tersebut menunjukkan bahwa hutan hujan tropis
merupakan ekosistem yang rapuh (fragile ecosystem), karena setiap komponen tidak bisa berdiri
sendiri.
Disamping itu dijumpai pula fenomena lain yaitu adanya ragam yang tinggi antar lokasi atau
kelompok hutan baik vegetasinya maupun tempat tumbuhnya (Marsono, 1991).
Dari ciri khas tersebut membuat hutan tropis di Indonesia sangat rentan terhadap kerusakan
hutan. Kerusakan hutan tropis di Indonesia diperkirakan mencapai 2 juta hektar per tahun.
Kerusakan hutan tropis di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor baik dari pihak yang hanya
mencari keuntungan semata atau pun dari cara pengelolaan hutan tropis yang salah, karena tidak
mengerti tentang karakteristik hutan tropis itu sendiri.
Usaha penanggulangan dan pencegahan kerusakan hutan tropis di Indonesia merupakan hal yang
mendesak dilakukan. Jika tidak hutan tropis ini akan hilang akibat kegiatan-kegiatan penebangan
hutan, pertambangan, pemukiman penduduk, pembukaan lahan pertanian, kebakaran hutan dan
konversi dalam bentuk lain.
TEORI TERBENTUKNYA TATA SURYA
Ada beberapa teori yang saya ketahui tentang terbentuknya tata surya. saat saya mencari hal itu
saya menemukan setidaknya ada 5 hal atau 5 teori tentang terbentuknya tata surya. antara lain :
TEORI KABUT, TEORY PLANETESIMAL, TEORY BINTANG KEMBAR, TEORY
PASANG SURUT, TEORY AWAN DEBU(PROTO PLANET)
TEORI KABUT
Teori
Kabut disebut
juga Teori
Nebula.Teori
tersebut
dikemukakan
oleh Immanuel
Kartdan Simon de Laplace.Menurut teori ini mula-mula ada sebuah nebula yang baur dan hampir
bulat yang berotasi dengan kecepatan sangat lambat sehingga mulai menyusut.Akibatnya
terbentuklah sebuah cakram datar bagian tengahnya.penyusutan berlanjut dan terbentuk matahari
di pusat cakram.Cakram berotasi lebih cepat sehinggabagian tepi-tepi cakram terlepas
membentuk gelang-gelang bahan.Kemudian bahan dalam gelang-gelang memadat menjadi
planet-planet yang berevolusi mengitari Matahari.
TEORI PLANETESIMAL
Teori
Planetesimal dikemukakan
oleh T.C
Chamberlein dan F.R
Moulton.Menurut
teori
ini,Matahari sebelumnya telah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang yang banyak di
langit.Suatu ketika bintang berpapasan dengan Matahari dalam jarak yang dekat.Karena jarak
yang dekat, tarikan gravitasi bintang yang lewat sebagian bahan dari Matahari(mirip lidah
raksasa) tertarik ke arah bintaang tersebut.Saat bintang menjauh, lidah raksasa itu sebagian jatuh
ke
Matahari
dan
sebagian
lagi
planetesimal.Planetesimal-planetesimal
terhambur
melayang
di
menjadi
gumpalan
angkasa
dalam
kecil
orbit
atau
mengitari
Matahari.Dengan tumbukan dan tarikan gravitasi, planetesimal besar menyapu yang lebih kecil
dan akhirnya menjadi planet.
TEORI BINTANG KEMBAR
Menurut Teori Bintang Kembar,dahulu Matahari merupakan bintang kembar kemudian bintang
kembarannya meledak menjadi kepingan-kepingan.Karena pengaruh gaya gravitasi bintang yang
tidak meledak(Matahari),maka kepingan-kepingan itu bergerak mengitari bintang tersebut dan
menjadi planet-planet.
TEORI PASANG SURUT
Teori Pasang Surut pertama kali disampaikan oleh Buffon.Buffon menyatakan bahwa tata surya
berasal dari materi Matahari yang terlempar akibat bertumbukan dengan sebuah komet.
Teori pasang surut yang disampaikan Buffon kemudian diperbaiki oleh Sir James
Jeans dan Harold Jeffreys.Mereka berpendapat bahwa tata surya terbentuk oleh efek pasang gasgas Matahari akibat gaya gravitasi bintang besar yang melintasi Matahari.Gas-gas tersebut
terlepas dan kemudian mengelilingi Matahari.Gas-gas panas tersebut kemudian berubah menjadi
bola-bola cair dan secara berlahan mendingin serta membentuk lapisan keras menjadi planetplanet dan satelit.
TEORI AWAN DEBU(PROTO PLANET)
Teori ini dikemukakan oleh Carl von Weizsaecker kemudian disempurnakan olehGerard
P.Kuiper pada tahun 1950.Teori proto planet menyatakan bahwa tata surya terbentuk oleh
gumpalan awan gas dan yang jumlahnya sangat banyak.Suatu gumpalan mengalami pemampatan
dan menarik partikel-partikel debu membentuk gumpalan bola.Pada saat itulah terjadi pilinan
yang membuat gumpalan bola menjadi pipih menyerupai cakram (tebal bagian tengah dan pipih
di bagian tepi).Karena bagian tengah berpilin lambat mengakibatkan terjadi tekanan yang
menimbulkan panas dan cahaya(Matahari).Bagian tepi cakram berpilin lebih cepat sehingga
terpecah menjadi gumpalan yang lebih kecil.Gumpalan itu kemudian membeku menjadi planet
dan satelit.
Download