BAB II

advertisement
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi
2.1.1
Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari
kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna.
Jadi kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk
percakapan. Maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada
kesamaaan makna mengenai apa yang dipercakapkan.
Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis
untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta
pembentukan pendapat dan sikap. Komunikasi adalah proses mengubah perilaku
orang lain.
Craig mengatakan bahwa komunikasi merupakan proses utama dimana
kehidupan kemanusiaan dijalani; komunikasi mendasari kenyataan. Bagaimana
kita mengkomunikasikan pengalaman kita sendiri membentuk atau menyusun
pengalaman kita. Komunikasi sendiri bersifat dinamis terhadap banyak situasi. 1
1
Stephen W. Little John dan Karen A. Foss. Teori Komunikasi. Jakarta : Salemba Humanika.2011. Hal 9
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
10
2.1.2 Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi ada empat :
1. Fungsi Komunikasi Sosial
Fungsi komunikasi sosial menunjukkan bahwa komunikasi penting
untuk membangun konsep diri, eksistensi dan aktualisasi diri
2. Fungsi Komunikasi Ekpresif
Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan untu mempengaruhi
oranglain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut
menjadi instrument untuk menyampaikan perasaan – perasaaan
kita.
Contoh : Orang-orang dapat mengekspresikan kemarahan dan
kekecewaannya dengan cara berteriak, demonstrasi, bertolak
pinggang dan melempar atau memelototkan matanya kepada
pejabat atau penguasa.
3.
Fungsi Komunikasi Ritual
Erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi
ritual, yang biasa dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas
sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan
sepanjang hidup.
Komunikasi ritual seringkali juga bersifat ekspresif, artinya
menyatakan perasaan terdalam sesorang, misalnya seorang anggota
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
11
paskibra akan berlinang airmata ketika mencium bendera pusaka
merah putih.
Kegiatan komunikasi ritual memungkinkan para pesertanya
berbagi
komitmen
emosional
dan
menjadi
perekat
bagi
keterpaduan mereka. Yang menjadi esensi bukanlah kegiatan
ritualnya akan tetapi adanya perasaan senasib sepenanggungan
yang menyertainya, artinya adanya perasaan bahwa kita terikat
oleh sesuatu yang lebih besar dari diri kita dan bahwa diri kita
diakui dan diterima oleh kelompok kita.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
12
Komunikasi ritual ini bisa jadi akan tetap ada sepanjang zaman karena ia
merupakan kebutuhan manusia meskipun bentuknya berubah-ubah demi
pemenuhan kebutuhan dirinya sebagai makhluk individu, anggota komunitas
tertentu, makhluk sosial dan sebagai salah satu bagian dari alam semesta.
4. Fungsi Komunikasi Instrumental
Komunikasi Instrumental mempunyai beberapa tujuan umum yaitu
menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap,
keyakinan, dan perilaku, menggerakkan tindakan dan menghibur
Jika diringkas maka kesemua tujuan tersebut diatas dapat
dikelompokkan membujuk atau bersifat persuasif. Komunikasi
yang berfungsi memberitahukan dan menerangkan mengandung
muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara menginginkan
pendengarnya mmpercayai bahwa informasinya akurat dan layak
untuk diketahui.
Contoh : Ketika seorang ibu berkata kepada anak perempuannya
bahwa lantai rumah kotor, yang dimaksud olehnya adalah agar
anaknya tersebut segera membersihkan lantai rumah yang kotor
tersebut.2
2.1.3
Prinsip-Prinsip Komunikasi
1.
Komunikasi adalah suatu proses simbolik
Manusia disebut animal symbolicum artinya makhluk yang membutuhkan
lambang.
2
Riswandi. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2009. Hal 13-22
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
13
Lambang atau symbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk
sesuatu lainnya berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Lambang
meliputi kata-kata atau pesan verbal, perilaku non verbal, dan objek yang
maknanya disepakati bersama.
2.
Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
Kita tidak dapat tidak berkomunikasi akan tetapi tidak pula berarti bahwa
semua perilaku adalah komunikasi.
Komunikasi terjadi bila seseorang memberi makna pada perilaku orang
lain atau perilakunya sendiri. Setiap perilaku manusia punya potensi untuk
ditafsirkan sebagai komunikasi.
1.
Komunikasi mempunyai dimensi isi dan hubungan
Dimensi isi disandikan secara verbal, sedagkan dimensi hubungan
disandikan secara non verbal.
4.
Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesenjangan
Komunikasi dilakukan dalam berbagai tingkat kesenjangan mulai
dari komunikasi yang tidak sengaja (misalnya saat kita melamun
sementara ada orang yang memperhatikan kita) sampai komunikasi yang
benar-benar sengaja/disadari atau direncanakan (misalnya ketika kita
menyampaikan pidato)
Jadi kita tidak dapat mengontrol atau memaksa orng lain untuk
menafsirkan atau tidak menafsirkan perilaku kita.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
14
5.
Komunikasi terjadi dalam ruang konteks dan waktu
Makna pesan tergantung pada konteks fisik/ruang, waktu, sosial
dan psikologi. Misalnya topik seperti humor, bisnis, wanita, mobil atau
televisi adalah hal-hal yang tidak tepat dibicarakan di masjid. Dering
telepon pada tengah malam akan dipersepsikan lain bila dibandingkan
dengan bunyi dering telepon siang hari.
6.
Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
Ketika orang-orang berkomunikasi mereka meramalkan atau
memperkirakan efek perilaku komunikasi. Dengan kata lain perilaku
manusia sebenarnya bisa diramalkan.
7.
Komunikasi itu bersifat Sistemik
Mengacu pada tubuh manusia yang dipandang sebagai suatu
sistem, setidaknya terdapat dua sistem yang bekerja dalam proses transaksi
komunikasi yaitu sistem internal dan sistem eksternal.
Sistem internal adalah keseluruhan sistem nilai yang dibawa oleh
individu ketika ia berpartisipasi dalam komunikasi. System eksternal
terdiri dari unsur-unsur yang berada di ingkungan luar individu
8.
Semakin mirip latar belakang sosial budaya , semakin efektif
komunikasi.
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai
dengan harapan para peserta komunikasi. Adanya kesamaan-kesamaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
15
dalam hal tertentu seperti tingkat pendidikan agama, etnis, suku, bangsa
atau tingkat sosial ekonomi akan mendorong orang untuk saling tertarik
dan pada gilirannya semua ini mendorong pada komunikasi yang efektif.
9.
Komunikasi bersifat non-sekuensial
Meskipun omunikasi bersifat linear/satu arah, akan tetapi
sebenarnya komunikasi manusia dalam bentuk dasarnya (komuikasi tatap
muka) bersifat dua arah.
10.
Komunikasi bersifat Sinambung , dinamis dan transaksional
Sebagaimana waktu, komunikasi tidak mempunyai awal dan akhir
melainkan merupakan proses yang berkesinambungan / kontinyu.
11.
Komunikasi bersifat irreversible
Maksud pernyataan ini adalah bahwa dalam komunikasi sekali kita
mengirimkan pesan, maka kita tidak dapat mengendalikan pengaruh pesan
tersebut bagi khalayak, apalagi menghilangkan efek pesan tersebut sama
sekali.
12.
Komunikasi bukan obat mujarab untuk menyelesaikan masalah
Banyak persoalan dan konflik antar manusia disebabkan oleh
masalah komunikasi. Akan tetapi komunikasi bukanlah obat mujarab utuk
menyelesaikan persoalan atau konflik itu.
Faktor
komunikasi
adalah
salah
satu
entry
poin
untuk
menyelesaikan berbagai konflik tersebut secara menyeluruh dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
16
mempertimbangkan faktor-faktor otonomi, ekonimi, agama, budaya, dan
juga psikologi.3
2.2 Komunikasi Antar Budaya
Komunikasi berhubungan dengan perilaku manusia dan kepuasan
terpenuhinya kebutuhan berinteraksi dengan manusia-manusia lainnya.
Hampir setiap orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang-orang
lainnya, dan kebutuhan ini terpenuhi melalui pertukaran pesan yang
berfungsi sebagai jembatan untuk mempersatukan manusia-manusia yang
tanpa berkomunikasi akan terisolasi. Pesan-pesan itu mengemuka lewat
perilaku manusia. Ketika kita berbicara kita sebenarnya sedang berperilaku.
Ketika kita sedang melambaikan tangan, tersenyum, bermuka masam,
menganggukan kepala, atau memberi suatu isyarat, kita sedang berperilku.
Sering perilaku-perilaku ini merupakan pesan-pesan; pesan-pesan itu
digunkan untuk mengkomunikasikan sesuatu kepada seseorang. Definisi
kita tentang komunikasi telah bersifat umum sejauh ini, untuk menampun
berbagai keadaan dimana komunikasi mungkin terjadi. Kita sekarang akan
akan merumuskan suatu definisi yang menyertakan kesengajaan untuk
berkomunikasi, tetapi juga dengan tidak melupakan bahwa perilaku tidak
sadar dan tak sengaja mungkin merumitkan situasi-situasi komunikasi.
Batasan kita tentang komunikasi juga akan merinci unsur-unsur komunikasi
dan beberapa dinamika yang terdapat dalam komunikasi.
3
Riswandi. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2009. Hal 24-34
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
17
Komunikasi Antarbudaya terjadi karena kesengajaan, komunikasi
sekarang di definisikan sebagai suatu proses dinamik transaksional yang
mempengaruhi perilaku dalam mana sumber dan penerimanya dengan
sengaja menyandi (to code) perilaku mereka untuk menghasilkan pesan
yang mereka salurkan lewat saluran (channel) guna merangsang atau
memperoleh sikap atau perilaku tertentu. Definisi tersebut memungkinkan
kita mengidentifikasi delapan unsur khusus komunikasi dala konteks
komunikasi sengaja. Pertama adalah sumber (source). Suatu sumber adalah
orang yang mempunyai suatu kebutuhan untuk berkomunikasi.
Kita tidak dapat berbagi perasaan dan pikiran tersebut secara
langsung. Kita harus menggunakan lambang-lambang untuk menyampaikan
perasaan tersebut, dan unsur kedua yang digunakan adalah penyandian
(encoding), yaitu suatu kegiatan internal seseorang untuk memilih dan
merancang perilaku verbal dan nonverbalnya yang sesuai dengan aturanaturan dan tata bahasa dan sintaksis guna menciptakan suatu pesan. Hasil
dari perilaku menyandi adalah unsur ketiga yaitu suatu pesan (message).
Suatu pesan terdiri dari lambang-lambang verbal dan/atau non verbal yang
mewakili
perasaan.
Pesan
harus
menggunakan
suatu
alat
yang
memindahkanya dari sumber ke penerima. Unsur komunikasi ke empat
adalah saluran (channel) yang menjadi penghubung antara sumber dan
penerima. Unsur kelima adalah penerima (receiver) adalah orang yang
menerima pesan dan sebagai akibatnya menjadi terhubungkan dengan
sumber pesan. Mengubah energi eksternal menjadi pengalaman adalah unsur
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
18
keenam yang disebut penyandian balik (decoding) yaitu sebuah proses
internal penerima dan pemberian makna kepada perilaku sumber yang
mewili prasaan dan pikiran sumber. Unsur yang ketujuh adalah respons
penerima (receive response) menyangkut apa yang penerima lakukan
setelah ia menerima pesan respons ini bisa beraneka ragam, mulai dari
tingkat minimum hingga tingkat maksimum. Komunikasi dianggap berhasil,
bila respons penerima mendekati apa yang dikehendaki oleh sumber yang
menciptakan pesan. Dan unsur yang terakhir adalah umpan balik (feedback),
yaitu informasi yang tersedia bagi sumber yang memungkinkannya menilai
keefektifan komunikasi yang dilakukanya untuk mengadakan penyesuaianpenyesuaian atau perbaikan-perbaikan dalam komunikasi selanjutnya.
Kita harus paham sekarang bahwa komunikasi manusia tidak
terjadi dalam “ruang hampa” sosial. Alih-alih, komunikasi merupakan suatu
matriks tindakan-tindakan sosial yang rumit dan saling berinteraksi, serta
terjadi dalam suatu lingkungan sosial yang kompleks. Lingkungan sosial ini
merefleksikan bagaimana orang hidup, bagaimana berinteraks dengan orang
lainnya. Lingkungan sosial ini adalah budaya, dan bia kita ingin benar-benar
memahami komunikasi, kitapun harus memahami budaya.
2.2.1 Model Komunikasi Antar Budaya
Budaya dan komunikasi tak dapat dipisahkan oleh karena budaya tidak
hanya menentukan siapa berbicara dengan siapa, tentang apa, dan bagaimana
komunikasi berlangsung, tetapi budaya juga turut menentukan bagaimana orang
menyandi pesan, makna yang ia miliki untuk pesan dan kondisi-kondisinya untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
19
mengirim, memperhatikan dan menafsirkan pesan. Sebenarnya seluruh
perbendaharaan perilaku kita sangat bergantung pada budaya tempat kita
dibesarkan. Konsekuensinya, budaya merupakan landasan komunikasi. Bila
budaya beraneka ragam, maka beraneka ragam pula praktek-praktek komunikasi.
Hubungan
Budaya
dengan
Komunikasi
penting dipahami
untuk
memahami komunikasi antarbudaya, oleh karena melalui pengaruh budayalah
orang-orang belajar berkomunikasi.Seorang Korea, seorang Mesir atau seorang
Amerika belajar berkomunikasi seperti orang-orang Korea, orang-orang Mesir,
atau orang-orang Amerika lainya.Perilaku mereka dapat mengandung makna,
sebab perilaku tersebut dipelajari dan diketahui; dan perilaku itu terikat oleh
budaya.Orang-orang memandang dunia mereka melalui kategori-kategori,
konsep-konsep, dan label-label yang dihasilkan budaya mereka sendiri.
Kemiripan budaya dalam persepsi memungkinkan pemberian makna yang
mirip pula terhadap suatu objek social atau suatu peristiwa. Cara-cara kita
berkomunikasi, keadaan-keadaan komunikasi kita, bahasa dan gaya bahasa yang
kita gunakan, dan perilaku-perilaku non verbal kita, semua itu terutama
merupakan respons terhadap dan fungsi budaya kita. Komunikasi itu terikat oleh
budaya. Sebagaimana budaya berbeda antara yang satu dengan yang lainya, maka
praktek dan perilaku komunikasi individu-individu yang diasuh dalam budayabudaya tersebut pun akan berbeda pula.
Berikut adalah model komunikasi antar budaya :
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
20
Menurut gambaran model komunikasi Gudykunst dan Kim4, kedudukan
sender/decoder dengan receiver/decoder sama. Pribadi A dan probadi B dapat berperan
sebagai pengirim sekaligus penerima.Masing-masing pribadi dapat melakukan
penyandian pesan sekaligus penyandian balik pesan. Pesan suatu dari pribadi A dapat
juga menjadi umpan balik bagi pribadi B. Begitu pula sebaliknya. Dalam penyampaian
pesan, ada faktor-faktor yang mempengaruhi sang receiver untuk menanggapi pesan itu.
Faktor-faktor tersebut berupa filter-filter konseptual yang terdiri dari faktor budaya,
sosiobudaya, psikobudaya, dan lingkungan. Menurut Godykunst dan Kim, penyandian
pesan dan penyandian-balik pesan merupakan proses interaktif yang dipengaruhi oleh
filter-filter konspetual yang dikategorikan menjadi faktor-faktor buday, sosiobudaya,
psikobudaya dan faktor lingkungan.
Lingkaran paling dalam, yang mengandung interaksi antara penyandian
pesan paling dalam, yang mengandung interaksi antara penyandian pesan
dan penyandian pesan balik pesan, dikelilingi tiga lingkaran lainnya yang
merepresentasikan pengaruh budaya, sosiobudaya, dan psikobudaya. Ketiga
lingkaran dengan garis putus-putus mencerminkan hubungan faktor-faktor
4
Deddy Mulyana, M.A. & Jallaludin Rakhmat M.Sc. Komunikasi Antarbudaya, PT Remaja Rosdakarya, Bandung,
1993 ; Hal 28
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
21
yang tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi. Lingkungan
merupakan salah satu unsur yang melengkapi model Gudykunst dan Kim.
Garis putus-putus yang melambangkan Lingkungan merupakan pembuktian
bahwa
lingkungan
tersebut
bukanlah
daerah
tertutup
atau
terisolasi.Lingkungan mempengaruhi kita dalam menyandi dan menyandi
balik pesan.Lokasi geografis, iklim, situasi arsitektual (lingkungan fisik).
Dan persepsi kita atas lingkunga tersebut mempengaruhi cara kita
menafsirkan rangsangan yang datang dan prediksi yang kita buat mengenai
perilaku orang lain.
2.2.2 Budaya
Budaya adalah yang berkenaan dengan cara manusia hidup. Manusia
belajar berpikir, merasa, mempercayai dan mengusahakan apa yang patut menurut
budayanya. Bahasa, persahabatan, kebiasaan makan, praktek komunikasi, tindakantindakan sosial, kegiatan-kegiatan ekonomi dan politik, dan teknologi, semua itu
berdasarkan pola-pola budaya. Apa yang orang-orang lakukan, bagaimana mereka
bertindak, bagaimana mereka hidup dan berkomunikasi, merupakan respons-respons
terhadap dan fungsi-fungsi dari budaya mereka.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi
sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
22
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan
oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang
bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan
Secara formal budaya dapat di deskripsikan dan di definisikan sebagai
tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama,
waktu, peranan, hubungan ruang, konsep alam semesta, objek-objek materi dan milik
yang di peroleh sekelompok besar orang dari generasi ke generasi melalui usaha
individu atau kelompok.
kebudayaan dalam kehidupan manusia memegang peranan penting dan tak
gapat dihindari manusia, dengan kebudayaan manusia merasakan adanya ketenangan
batin yang tak bias di dapatkan dari manapun. Dengan mempelajari hubungan manusia
dan kebudayaan dapat di ketahui bahwa manusia membutuhkan kebudayaan sebagai
identitas dalam bersosialisasi dengan mahluk yang lain. Bersosialisasi dan adaptasi
sangatlah pemtimg bagi manusia dalambertahan hidup di tengah permasalahan yang
semakin rumit. Kebudayaan dapat juga menjadi media penting dalam kehidupan manusia
seperti pendidikan, alat pemersatu, identitas, hiburan dan msaih banyak lagi peranan
penting yang dimiliki kebudayaan. Dalam dunia pendidikan kebudayaan adalah
penunjang yang bertujuan memperkenalkan macam-macam kebudayaan, tujuan
dan fungsi kebudayaan dalam masyarakat, dengan cara semacam ini diharapkan para
generasi penerus dapat mempelajari dan mengetahui makna budaya dan kebudayaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
23
Pada dasarnya manusia-manusia menciptakan budaya atau
lingkungan sosial mereka sebagai suatu adaptasi terhadap lingkungan fisik dan biologis
mereka. Budaya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh setiap faset aktivitas manusia.5
Dalam banyak hal, hubungan antar budaya dan komunikasi bersifat timbal
balik. Keduanya saling mempengaruhi. Apa yang kita bicarakan, bagaimana kita
membicarakanya, apa yang kita lihat, perhatikan, atau abaikan, bagaimana kita berpikir,
dan apa yang kita lihat, perhatikan atau abaikan, bagaimana kita berpikir, dan apa yang
kita pikirkan dipengaruhi oleh budaya. Pada giliranya semua itu turut membentuk,
menentukan dan menghidupkan budaya kita. Budaya tidak akan hidup tanpa
komunikasi dan komunikasipun tidak akan hidup tanpa budaya. Masing-masing tak
dapat berubah tanpa menyebabkan perubahan pada yang lainnya.
2.2.2.1
Anime dan Hegemoni Budaya Jepang
“Shinobi yang melanggar aturan disebut sampah, tetapi shinobi yang
meninggalkan sahabatnya lebih rendah dari sampah”
Salah satu petikan dari serial anime terkenal yang berjudul “Naruto”.
Anime yang pertama kali diterbitkan manganya di Jepang oleh Shueisha pada tahun
1999 dalam edisi ke 43 majalah Shonen Jump. Di Indonesia sendiri, manga ini
diterbitkan oleh Elex Media Komputindo. Anime adalah animasi khas jepang yang
merupakan hasil gambar animasi yang dibuat dengan menggunakan tangan atau
computer,yang jalan ceritanya diangkat dari komik atau manga (istilah Jepang untuk
anime). Beberapa sumber menyebutkan bahwa animasi khas Jepang ini dicirikan
5
Larry A. Samovar &Porter Richard E.ed. Intercultural Communication: A Reader. Ed. Ke-3. Belmont: Wadsworth,
1982. Dalam buku Komunikasi Antarbudaya Karangan Dr. Deddy Mulyana, M.A dan Drs. Jalaludin Rakhmat, M.Sc
Hal 55
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
24
dengan grafis yang warna-warni, karakter yang bersemangat dan tema yang terkadang
tidak masuk akal. Anime sangatlah berbeda dengan kartun, namun banyak orang yang
salah menafsirkan anime sebagai kartun.
Dari segi jalan cerita dan grafisnya, anime dan kartun sangat jauh
perbedaannya meskipun masih berada dalam satu garis keluarga, seperti contoh: dalam
anime, untuk penggambaran karakternya lebih spesifik (lebih mendekati ukuran
proposional manusia pada umumnya, sedangkan untuk karakter dalam kartun tidak
menyerupai ukuran tubuh manusia.
Sementara untuk jalan ceritanya, kartun lebih bersifat menghibur dan
terkesan tidak membutuhkan penalaran dari penonton. Berbeda dengan anime yang
memiliki alur cerita cukup rumit dengan tambahan beberapa flashback yang
menghubungkan cerita masa lalu dan masa depan. Dalam dunia anime, terdapat
pengklasifikasian penggemar ke dalam beberapa jenis, ada yang disebut Ootaku yang
berarti orang yang secara serius menekuni hobi. Dalam dunia anime disebut Manga Ota
karena menggemari.
Hingga level lanjutan yang disebut Wapanese. Dalam istilah Jepang,
Wapanese diartikan sebagai mereka yang sangat terobsesi dengan budaya Jepang.
Pengaruh anime dalam kehidupan bisa menimbulkan berbagai macam kelompok
penggemar. Reaksi ini tentunya berawal dari frekuensi seorang penggemar anime
bersentuhan dengan dunia anime yang digemari. Anime yang notabene disusun dengan
budaya Jepang, tentunya menghasilkan sebuah tontonan yang sarat dengan budaya
Jepang yang juga mungkin sengaja dimasukkan oleh penciptanya untuk mengenalkan
budaya bangsa sendiri. Hal ini bisa dilihat dari sebagian besar anime yang ditayangkan,
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
25
terkadang ada satu sesi dimana para karakter dalam anime tersebut sedang merayakan
festival-festival kebudayaan jepang dilengkapi dengan memakai pakaian-pakaian adat.
Selain itu juga terdapat adegan para karakter anime sedang memainkan
permainan-permainan tradisional Jepang. para penulis cerita anime tersebut berharap
dengan dimasukkannya fenomena terkait budaya Jepang dalam anime bisa menstimulus
para penonton untuk mencari tahu dan kemudian tertarik dengan budaya Jepang itu
sendiri, mengingat penggemar anime tidak hanya sebatas orang-orang Jepang saja tetapi
juga dari berbagai negara. Bagaimana dengan kita di Indonesia?
Patut diketahui bahwa di Indonesia tidak hanya anak-anak akan tetapi
remaja termasuk orang dewasa banyak yang tergila-gila dengan animasi buatan Jepang
ini.Tidak hanya mengoleksi anime, para penggemar ini kemudian mulai berkumpul
dalam suatu komunitas yang kemudian saling bertukar cerita terkait anime,
pertunjukkan cosplay, hingga mengadakan event-event pertunjukkan budaya Jepang.
Tidak dapat dipungkiri bahwa seorang Ootaku belajar mengenal beberapa istilah yang
sering diucapkan dalam bahasa Jepang hanya dengan mengkonsumsi anime. Mereka
mengenal budaya-budaya Jepang juga melalui anime yang ditonton. Hal ini perlu
mendapat perhatian khusus dari kita semua, dimana ketertarikan anak muda akan anime
membuat mereke lebih mengenal budaya Jepang daripada budaya lokal. Fenomena
hegemoni budaya Jepang melalui anime ini jangan sampai membuat kita terlena dan
lupa akan identitas kita sebagai orang Indonesia, karena saat ini tidak sedikit anak-anak
muda yang lebih tertarik untuk mengikuti budaya luar dan lupa mempelajari budayanya
sendiri. Padahal Indonesia juga merupakan negara sejuta budaya yang patut untuk kita
pelajari. Apalagi melihat fenomena bahasa daerah yang sudah hampir punah,
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
26
dikarenakan anak-anak muda lebih tahu bahasa luar ketimbang bahasa daerah. Tidak
banyak anak muda yang mau peduli untuk melestarikan budaya dan bahasa daerahnya
sendiri, lebih memilih untuk larut dalam japanisasi maupun westernisasi.6
2.2.3 Komunitas
Komunitas adalah kelompok sosial yang berasal dari beberapa organisme
yang saling berinteraksi di dalam daerah tertentu dan saling bebagi lingkungan. Biasanya
mempunyai ketertarikan dan habitat yang sama. Atau definisi Komunitas yang lainya
adalah sebuah kelompok yang menunjukkan adanya kesamaan kriteria sosial sebagai ciri
khas keanggotaannya, misalnya seperti: kesamaan profesi, kesamaan tempat tinggal,
kesamaan kegemaran dan lain sebagainya. Seperti contohnya: kelompok petani,
karyawan pabrik, kelompok warga, kelompok suporter sepak bola dan lain sebagainya.
Tujuan dibentuknya komunitas yaitu untuk dapat saling membantu satu sama lain dalam
menghasilkan sesuatu, sesuatu tersebut adalah tujuan yang telah di tentukan sebelumnya.
Menurut Hendro Puspito – Kelompok sosial adalah suatu kumpulan nyata, teratur
& tetap dari individu-individu yang melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna
mencapai tujuan bersama. Lalu menurut Soenarno (2002) – Komunitas adalah sebuah
identifikasi & interaksi sosial yang dibangun dengan berbagai dimensi kebutuhan
fungsional. Dan menurut Paul B. Horton & Chaster L. Hunt – Kelompok sosial adalah
suatu kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya & saling
berinteraksi.
Bisa dikatakan, komunitas adalah merupakan kelompok sosial yang terdiri atas
beberapa orang atau lebih yang menyatukan diri karena mempunyai kesamaan dalam
6
https://www.selasar.com/jurnal/32292/Anime-dan-Hegemoni-Budaya-Jepang#_=_
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
27
banyak hal. Misalnya kebutuhan, kepercayaan, maksud, minar, bakat, hobi, dan
kesamaan lain, sehingga mereka merasa nyaman ketika menyatukan diti karena merasa
ada teman dalam hal yang sama. Sekalipun hal itu dianggap unik, bahkan ganjil oleh
orang lain. Komunitas dibentuk bukan tanpa tujuan. Bias tujuan jangka pendek,
menengah, atau jangka panjang. Beberapa tujuan dibentuknya komunitas yang layak di
ketahui adalah sebagai berikut:
1. Mengubah Kehidupan Sosial
2. Memperluas Pengetahuan
3. Media Ekspresi Diri
4. Menggerakan Massa
Bisa di bilang Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang
berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam
komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan,
sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko, kegemaran dan sejumlah kondisi lain yang
serupa. Komunitas berasal dari Bahasa latin communitas yang berarti “kesamaan”,
kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti “sama, public, dibagi oleh semua
atau banyak.”7
Etienne Wenger (2002:24). Intercultural Communication: A Reader. Ed. Ke-3. Belmont: Wadsworth, 1982. Dalam
buku Komunikasi Antarbudaya Karangan Dr. Deddy Mulyana, M.A dan Drs. Jalaludin Rakhmat, M.Sc Hal 55 Hal
24
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
28
Arti komunitas dalam tiga jalan yang berbeda (after Willmott 1986; Lee dan Newby 1983
; dan Crow dan Allen 1995)8. Seperti:
1. Berdasarkan lokasi atau tempat
Daerah atau tempat komunitas dapat dilihat sebagai tempat dimana
sekelompok orang memiliki sesuatu yang sama secara geografis. Dan
mengenal satu sama lain sehingga menciptakan interaksi dan berkontribusi
terhadap lingkungan.
2. Berdasarkan minat
Sekelompok orang yang membetuk komunitas karena mereka memiliki
kepentingan yang sama dan kepentingan, seperti agama, pekerjaan, suku dan
ras, hobi atau berdasarkan gangguan seksual.
Kepentingan berbasis masyarakat memiliki jumlah terbesar karena mencakup
berbagai
aspek,
untuk
pecinta
animasi
misalnya
masyarakat
dapa
berpartisipasi dalam kegiatan yang berkaitn dengan animasi, seperti
menggambar, mengumpulkan action figure atau film.
3. Berdasarkan Komuni/Persamaan
Komuni dapat berarti ide dasar yang dapat mendukung masyarakat itu sendiri.
Secara umum, definisi komunitas adalah pertemuan dari beberapa orang untuk
membentuk sebuah organisasi yang memiliki kepentingan bersama.
Komunitas dapat berupa wilayah atau fungsional. Selain komunitas istilah
dapat merujuk pada arti penduduk di kota, desa atau bahkan negara. Seperti
8
http://dosenpendidikan.com/6-pengertian-komunitas-menurut-para-ahli/ diakses pada 8 September 2016 pukul
11:42 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
29
yang di ketahui penduduk perkotaan juga memiliki tujuan yang sama yaitu
untuk dapat tinggal dan hidup di kota.
Mengapa Komunitas penting? Sejak akhir dari abad ke 19, penggunaan
arti komuitas telah meninggalkan beberapa asoasiasi tambahan sekali lagi
dengan pengharapan yang segar akan kedekatan, kehangatan dan harmoni
yang baik antara orang-orang yang mempermasalahkan atau orang-orang yang
dulu tidak jelas akan arti komunitas.9
Sebelum tahun 1910 terdapat literature kecil dari ilmu sosial yang
memberikan sedikit perhatianya akan “komunitas” dan benar pada tahun 1915
pertama kalinya didapatkan definisi sosial yang jelas muncul ke dunia. Hal ini
dikemukakan oleh C.J Galpin dalam hubunganya melukiskan komunitas
pedalaman dalam pertukaran barang dan servis area yang mengelilingi pusat
desa (Harper dan Dunham 1959:10). Setelah itubeberapa definisi mengenao
komunitas-pun mulai muncul ke permukaan dengan cepat. Beberapa
memfokuskan komunitas pada wilayah geografi, beberapa berpusat pada
berpusat pada sekumpulan orang yang tinggal di wilayah tertentu dan yang
lainnya melihat komunitas sebagai suatu area dari kehidupan biasa.
Disisi lain dari itu semua beredar beberapa isu mengenai komunitas yang
mucul dalam pembahasan politik. Untuk sebagian orang mungkin ini hanya
sedikit lebih mengagungkan pekerjaan yang telah di lakukan oleh masyarakat.
Untuk yang lainya, mungkin hal ini merupakan organisasi ideal yang sangat
Elias 1974, dikutip oleh Hogget 1997:5 Intercultural Communication: A Reader. Ed. Ke-3. Belmont: Wadsworth,
1982. Dalam buku Komunikasi Antarbudaya Karangan Dr. Deddy Mulyana, M.A dan Drs. Jalaludin Rakhmat, M.Sc
Hal 55 Hal 24
9
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
30
kuat seperti mereka-mereka yang menaruh perhatian kepada agenda
komunitas yang lebih dalam10.
10
Http://www.infred.org/community/community.htm diakses pada tanggal 8 September 2016 pukul 11:33 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Download