ANALISIS INEFISIENSI TEKNIS USAHA PERTANIAN PADI ORGANIK DAN ANORGANIK DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT KABUPATEN KARANGANYAR Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Oleh: AGUSTIN LILA CAHYANI B 300 130 007 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017 ANALISIS INEFISIENSI TEKNIS USAHA PERTANIAN PADI ORGANIK DAN ANORGANIK DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT KABUPATEN KARANGANYAR ABSTRAKSI Penelitian ini berjudul “Analisis Inefisiensi Teknis Usaha Pertanian Padi Organik dan Anorganik di Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar”. Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis fungsi produksi pertanian padi dan inefisiensi teknis usaha pertanian padi organik dan anorganik di kecamatan kebakkramat kabupaten karanganyar. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa data luas lahan, jumlah bibit, jumlah tenaga kerja, jumlah pestisida, jumlah pupuk, dan jumlah produksi di Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar. Metode analisis yang digunakan adalah Ordinary Least Square (OLS) dan metode Corrected Ordinary Least Squares (COLS) yaitu pendekatan parametrik, yaitu untuk menganalisis fungsi produksi pertanian padi dan inefisiensi teknis usaha pertanian padi organik dan anorganik dengan pengaruh variable bebas (independen) terhadap variable terikat (dependen). Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Pada table uji interpretasi terlihat nilai R2 = 0.986047 artinya 98,60% variable Jumlah Produksi dapat dijelaskan variable independen luas lahan, jumlah bibit, jumlah tenaga kerja, jumlah pestisida, jumlah pupuk dalam model statistic dan sebesar 0,0140 atau 1,40%, sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diamati dalam model. Inefisiensi teknis berpengaruh positif signifikan terhadap Jumlah Produksi Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar, dengan jumlah sebesar 0,740. Artinya apabila inefisiensi teknis naik sebesar 1% maka Jumlah Produksi akan mengalami peningkatan sebesar 7,40%. Dari Uji Inefisiensi Teknik tersebut digunakan untuk mencari perbandingan antara pupuk organik dan pupuk anorganik. Dimana penggunaan pupuk tersebut yang lebih efisien penggunaannya. Hasil perhitungan tersebut, nilai pupuk organik sebesar 0,000308. Sedangkan, nilai pupuk anorganik sebesar 0,999. Dapat disimpulkan bahwa hasil analisis inefisiensi teknis usaha pertanian padi di kecamatan kebakkramat kabupaten karanganyar, petani organic lebih banyak penggunanya daripada pupuk anorganik dan hasilnya lebih efisien. Kata Kunci: Usahatani Padi, Faktor Produksi, Efisiensi, Inefisiensi Teknis. ABSTRACT This study entitled "Analysis of Technical Inefficiency Rice Farming Organic and Inorganic in District Kebakkramat Karanganyar". This study aimed to analyze the function of the agricultural production of rice and rice farming business technical inefficiency of organic and inorganic in the district of Karanganyar district Kebakkramat. Data used in this study are primary data in the form of data of land area, number of seeds, the number of manpower, the amount of pesticides, the amount of fertilizer, and the amount of production in the district of Karanganyar Kebakkramat. The analytical method used was Ordinary Least Square (OLS) method and Corrected Ordinary Least Squares (COLS) is the parametric 1 approach, which is to analyze the functions of agricultural production of rice and technical inefficiency farming organic rice and organic with free variable influence (independent) on the dependent variable (dependent). The results of this study can be concluded that the test interpretation On the table looks R2 = 0.986047 means that 98.60% variable Total Production can be described independent variable land area, number of seeds, number of employees, number of pesticides, the amount of fertilizer in the statistical models and amounted to 0.0140 or 1.40%, the rest is explained by other variables that are not observed in the model. Technical inefficiency significant positive effect on total production Kebakkramat District of Karanganyar, with a total of 0.740. This means that if technical inefficiency rose by 1%, the total production will increase by 7.40%. Test Inefficiency of the technique used to find comparisons between organic fertilizer and inorganic fertilizer. Where the use of the more efficient fertilizer use. The results of these calculations, the value of organic fertilizer by 0.000308. Meanwhile, inorganic fertilizer value of 0.999. It can be concluded that the results of the analysis of the technical inefficiency of rice farming in the district Kebakkramat Karanganyar district, its farmers more organic than inorganic fertilizers and the result is more efficient. Keywords: Rice, Factor, Efficiency, Technical Inefficiency 1. PENDAHULUAN Pembangunan pertanian sebagai realisasi dari kebijakan pemerintah telah tersebar diberbagai daerah dengan potensi berbeda. Dikarenakan potensi daerah yang berbeda tersebut, maka pelaksanaan pembangunan pertanian akan didasarkan pada ketersediaan sumber daya alam yang dominan di daerah tersebut dan daya dukung lainnya. Diharapkan pembangunan ini mampu mendorong pemerataan pertumbuhan dan dinamika ekonomi yang lebih baik. Seperti diketahui pembangunan sektor pertanian di Indonesia masih sangat bertumpu pada wilayah tertentu saja. Berdasarkan Tabel 1.1 Diketahui bahwa produktivitas padi di Kabupaten Karanganyar selama lima tahun terakhir mengalami fluktuasi dengan tingkat produktivitas rata-rata selama tahun 2011-2015 sebesar 2,644 Ton/Ha. Kecamatan Kebakkramat merupakan kecamatan yang luas areal panennya selalu meningkat dari tahun ke tahun. Luas areal panen Kecamatan Kebakkramat lebih tinggi dibandingkan dengan Kecamatan lainnya. 2 Tabel 1.1 Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Padi di Kabupaten Karanganyar Tahun 2011-2015 No. Tahun Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha) 1. 2011 48.783 292.698 6,00 2. 2012 40.943 209.302 5,11 3. 2013 46.356 279.061 6,02 4. 2014 46.054 5. 2015 48.131 Sumber: BPS Karanganyar 2017 357.978 311.92 7,77 1,54 Tabel 1.2 Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Padi di Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar Tahun 2012-2015 No. Tahun Luas Panen (Ha) 1. 2012 2. 2013 3. 2014 4. 2015 Sumber: Dinas Pertanian 2017 Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha) 14.636 16.874 33.965 54.320 5,11 6,01 6,1 9,45 2.863 2.803 5.568 5.744 Produktivitas padi di Kecamatan Kebakkramat mengalami fluktuasi, pada tahun 2015 produktivitas padi mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, dan hasil produksi mengalami peningkatan. Sehingga produktivitas padi tidak hanya dipengaruhi oleh luas lahan yang diusahakan, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas padi adalah penggunaan faktor-faktor produksi yan diterapkan untuk mencapai kondisi produksi yang optimal. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan faktor produksi penggunaan pupuk pada usahatani padi di Kecamatan Kebakkramat untuk mengetahui efisiensi ekonomi penggunaan pupuk tersebut. Produksi adalah suatu proses dimana barang dan jasa yang disebut input diubah menjadi barang-barang dan jasa-jasa lain yang disebut output. Banyak jenis-jenis aktifitas yang terjadi di dalam proses produksi, yang meliputi 3 perubahan-perubahan bentuk, tempat, dan waktu penggunaan hasil-hasil produksi. Masing-masing perubahan-perubahan ini menyangkut penggunaan input untuk menghasilkan output yang diinginkan. Produksi dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menciptakan atau menabah nilai atau manfaat baru (Atje Partadiradja, 1979). Pertanian organik merupakan sistem dengan ciri utama bekerja selaras dengan alam untuk mencukupi kebutuhan pangan sehat bagi umat manusia (Daryanto dalam Winangun, 2005). Sistem pertanian organik adalah suatu system produksi pertanian dimana bahan organik, baik makhluk hidup maupun yang sudah mati, merupakan faktor penting dalam proses produksi. Penggunaan pupuk organik dan pupuk hayati serta pemberantasan hama, penyakit dan gulma secara biologis merupakan contoh penerapan sistem pertanian organik (Sugito dkk, 1995). Pertanian modern atau pertanian anorganik merupakan pertanian yang menggunakan varietas unggul untuk berproduksi tinggi, pestisida kimia, pupuk kimia, dan penggunaan mesin-mesin pertanian untuk mengolah tanah dan memanen hasil. Paket pertanian anorganik tersebut yang memberikan hasil panen tinggi namun berdampak negatif terhadap lingkungan. Selain itu, residu yang dihasilkan oleh bahan-bahan kimia yang digunakan oleh pertanian anorganik telah mencemari air tanah sebagai sumber air minum yang tidak baik bagi kesehatan manusia. Hasil produk pertanian organik juga berbahaya bagi kesehatan manusia yang merupakan akibat penggunaan pestisida kimia (Sutanto, 2002). Usahatani adalah bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien dan efektif pada suatu usaha pertanian agar diperoleh hasil maksimal. Sumber daya itu adalah lahan, tenaga kerja, modal dan manajemen. Usahatani merupakan cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga usahatani tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin (Suratiyah dalam Acon Sutrisno, 2009). 4 Padi merupakan suatu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar (Oryza Sativa, 2016). Efisiensi teknis ini mencakup hubungan antara input dan output. Suatu perusahaan efisien secara teknis bilamana produksi dengan output terbesar yang menggunakan set kombinasi beberapa input saja. Menurut Miller dan Meiners (2000) efisiensi teknis (technical efficiency) mensyaratkan adanya proses produksi yang dapat memanfaatkan input yang sedikit demi menghasilkan output dalam jumlah yang sama. Inefisiensi teknis adalah keadaan yang ditunjukan oleh perbedaan antara output yang dihasilkan dari suatu proses produksi dengan output yang seharusnya. Jika proses produksi menghasilkan 98% output dari 100%, maka inefisiensi teknis yang terjadi pada proses produksi tersebut sebesar 2%. Jika proses produksi menghasilkan 100% output, maka inefisiensi teknis yang terjadi sebesar 0%. Inefisiensi teknis adalah sisa (residu) dari efisiensi teknis. 2. METODE PENELITIAN a. Jenis dan Sumber Data Data yang akan dipakai dalam penelitian adalah data kuatitatif yang diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner, dan institusi daerah yang terkait. Data primer tersebut adalah Jumlah Produksi, Luas Lahan, Jumlah Bibit, Jumlah Tenaga Kerja, Jumlah Pestisida, Jumlah Pupuk. b. Alat dan Model Analisis Alat pengolahan data meliputi persamaan regresi OLS, persamaan regresi COLS yang berspesifikasi distribusi data setengah normal untuk residu efisiensi teknis dan rasio inefisiensi teknis. Ln Qols = 0 n 1 t Ln Qcols =( 0+Rmax)+ 1 n t 2 n t n 2 t n 3 n t n 0 3 n n t = Ln Qols – Residu 5 n t t ETi = InETi = 1- Efisiensi Teknis Dimana: Q adalah hasil produksi X1 adalah luas lahan X2 adalah jumlah bibit X3 adalah jumlah tenaga kerja X4 adalah jumlah pestisida X5 adalah jumlah pupuk Ln adalah logaritma natural Rmax adalah nilai residu maksimal adalah koefisien adalah error term/faktor pengganggu t adalah menunjukkan waktu sekarang ols adalah persamaan regresi OLS adalah estimasi persamaan regresi OLS cols adalah persamaan regresi COLS ETi adalah efisiensi teknis usaha tani padi InETi adalah inefisiensi teknis usaha tani padi 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil estimasi regresi linier berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS) untuk melihat sejauh mana faktor-faktor seperti luas lahan, jumlah bibit, jumlah tenaga kerja, jumlah pestisida dan jumlah pupuk mempengaruhi Jumlah Produksi. Hasil Regresi Model Lengkap Ln Qols = -0,0127440 + 1,022714(LnX1) + -0,004126(LnX2) + 0,144299(LnX3) + 0,011092(LnX4) + -0,092448(LnX5) Prob. = 0,2821 0,000(LnX1) 0,8895(LnX2) 0,0002(LnX3) 6 0,7536(LnX4) 0,0196(LnX5) R-Square = 0,986047 ; Durbin-Watson Stat = 1,6646126 F-Statistic = 763.2139 ; Prob (F) = 0,000000 ; R2 = 0,986047 Uji Asumsi Klasik a. Multikolinieritas (VIF) Nilai VIF (X1) = 7,630347 ; Nilai VIF (X2) = 5,046901 ; Nilai VIF (X3) = 4,175476 ; Nilai VIF (X4) = 1,217796 ; Nilai VIF (X5) = 6,971193 b. Normalitas Residual (Jarque Bera) Jarque Bera = 0,953549 ; Probability = 0,620782 c. Heteroskedastisitas (White) Obs%R-Square = 20,65636 ; Prob. Chi-Square (19) = 0,3561 d. Otokolerasi (Breusch Godfrey) Obs*R-Square = 2,117097 ; Prob. Chi-Square (2) = 0,3470 Sumber : Hasil Olah Data Dengan E-views Dari hasil analisis uji t diperoleh bahwa variabel luas lahan berpengaruh positif terhadap Jumlah Produksi Padi di Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar, dengan koefisien regresi sebesar 1,022714. Artinya apabila variabel luas lahan naik sebesar 1 % maka Jumlah Produksi akan mengalami peningkatan sebesar 1,022714 %. Variabel jumlah tenaga kerja berpengaruh positif signifikan terhadap Jumlah Produksi Kecamatan Kebakkramat, dengan koefisien regresi sebesar sebesar 0,144299. Artinya apabila variabel jumlah tenaga kerja naik sebesar 1 % maka Jumlah Produksi akan mengalami peningkatan sebesar 0,144299 %. Variabel jumlah pupuk berpengaruh negatif tetapi signifikan terhadap Jumlah Produksi Kecamatan Kebakkramat, dengan koefisien regresi sebesar sebesar -0,092448. Untuk menganalisis seberapa besarnya pengaruh variabel-variabel yang mempengaruhi analisis inefisiensi teknis usaha pertanian padi organik dan anorganik di Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar, maka dalam 7 penelitian ini penulis akan menjabarkan satu persatu pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan analisis regresi nampak bahwa hanya 3 variabel dalam model yang berpengaruh signifikan terhadap analisis inefisiensi teknis usaha pertanian padi organik dan anorganik di Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar adalah luas lahan, jumlah tenaga kerja, dan jumlah pupuk berpengaruh pada α = 0, sedangkan variabel jumlah bibit dan jumlah pestisida tidak berpengaruh secara nyata terhadap analisis inefisiensi teknis usaha pertanian padi organik dan anorganik di Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar pada ingka α = 0%. 3.1 Luas lahan dan Jumlah Produksi Berdasarkan hasil analisis variable luas lahan memiliki pengaruh signifikan terhadap Jumlah Produksi Di Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar, koefisien regresi sebesar 1,022714. Artinya apabila variabel luas lahan naik sebesar 1 % maka Jumlah Produksi akan mengalami peningkatan sebesar 1,022714 %. 3.2 Jumlah Bibit dan Jumlah Produksi Berdasarkan hasil analisis variable jumlah bibit tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Jumlah Produksi Di Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar, dengan koefisien regresi sebesar sebesar -0,004126. Artinya apabila variabel jumlah jumlah bibit naik sebesar 1 % maka Jumlah Produksi akan mengalami peningkatan sebesar 0,004126 %. 3.3 Jumlah Tenaga Kerja dan Jumlah Produksi Berdasarkan hasil analisis variabel jumlah tenaga kerja berpengaruh positif signifikan terhadap Jumlah Produksi Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar, dengan koefisien regresi sebesar sebesar 0,144299. Artinya apabila variabel jumlah tenaga kerja naik sebesar 1 % maka Jumlah Produksi akan mengalami peningkatan sebesar 0,144299 %. 8 3.4 Jumlah Pestisida dan Jumlah Produksi Berdasarkan variabel jumlah pestisida tidak berpengaruh positif signifikan terhadap Jumlah Produksi Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar, dengan koefisien regresi sebesar sebesar 0,011092. Artinya apabila variabel jumlah pestisida naik sebesar 1 % maka Jumlah Produksi akan mengalami peningkatan sebesar 0,011092 %. 3.5 Jumlah Pupuk dan Jumlah Produksi Berdasarkan analisis variabel jumlah pupuk berpengaruh negative tetapi signifikan terhadap Jumlah Produksi Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar, dengan koefisien regresi sebesar sebesar 0,092448. Artinya apabila variable jumlah pupuk naik sebesar 1 % maka Jumlah Produksi akan mengalami peningkatan sebesar -9,2448 %. 3.6 Inefisiensi Teknis Berdasarkan analisis Inefisiensi teknis berpengaruh positif signifikan terhadap Jumlah Produksi Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar, dengan jumlah koefisien sebesar 0,740. Dari Uji Inefisiensi Teknik tersebut digunakan untuk mencari perbandingan antara organik dan anorganik. Dari hasil tersebut yang akan lebih jelas responden yang efisien. Hasil perhitungan tersebut, nilai rata-rata organik sebesar 0,0000308. Nilai minimum organik sebesar 0,002. Nilai maximum organik sebesar 0,023. Sedangkan, nilai rata-rata anorganik sebesar 0,013404. Nilai minimum anorganik sebesar 0,001. Nilai maximum anorganik sebesar 0,025. Dari hasil estimasi dapat disimpulkan estimasi efisiensi paling besar sebesar 1,00 dan hasil estimasi inefisiensi dengan membandingkan hasil pupuk organik bernilai 1 dan pupuk anorganik bernilai 0, hasil paling besar sebesar bernilai 0,025. Dapat disimpulkan bahwa hasil analisis inefisiensi teknis usaha pertanian padi di Kecamatan Kebakkramat Kabupaten 9 Karanganyar, petani organik lebih banyak penggunanya dari pada pupuk anorganik dan hasilnya lebih efisien. 4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil perolehan dan analisis data tentang inefisiensi teknis usaha pertanian padi di Kecamatan Kebakkramat dapat disimpulkan sebagai berikut: 4.1.1 Berdasarkan analisis Inefisiensi teknis berpengaruh positif signifikan terhadap Jumlah Produksi Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar, dengan jumlah sebesar 0,740. Artinya apabila inefisiensi teknis naik sebesar 1 % maka Jumlah Produksi akan mengalami peningkatan sebesar 7,40 %. Dari Uji Inefisiensi Teknik tersebut digunakan untuk mencari perbandingan antara pupuk organik dan pupuk anorganik. Dimana penggunaan pupuk tersebut yang lebih efisien penggunaannya. Hasil perhitungan tersebut, nilai pupuk organik sebesar 0,000308. Sedangkan, nilai pupuk anorganik sebesar 0,999. 4.1.2 Hasil analisis regresi mengenai inefisiensi teknis menunjukkan: 4.1.2.1 Variabel independenluas lahan, jumlah tenaga kerja, dan jumlah pupuk berpengaruh signifikan terhadap analisis inefisiensi teknis usaha pertanian padi organik dan anorganik di Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar. 4.1.2.2 Pada tabel uji interpretasi terlihat nilai R2 = 0.986047 artinya 98,60 % variabel Jumlah Produksi dapat dijelaskan variabel independen luas lahan, jumlah bibit, jumlah tenaga kerja, jumlah pestisida, jumlah pupuk dalam model statistik dan sebesar 0,0140 atau 1,40 %, sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diamati dalam model. 10 4.1.2.3 Secara individual ternyata variabel luas lahan, jumlah tenaga kerja dan jumlah pupuk berpengaruh secara positif terhadap Jumlah Produksi di Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar. Variabel jumlah bibit dan jumlah pestisida berpengaruh negatif terhadap Jumlah Produksi di Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar. 4.1.3 Hasil jumlah Inefisiensi teknis sebesar 0,740. Dari Uji Inefisiensi Teknis tersebut digunakan untuk mencari perbandingan antara organik dan anorganik. Dari hasil tersebut yang akan lebih jelas responden yang efisien. Hasil perhitungan tersebut, nilai rata-rata organik sebesar 0,0000308. Nilai minimum organik sebesar 0,002. Nilai maximum organik sebesar 0,023. Sedangkan, nilai rata-rata anorganik sebesar 0,013404. Nilai minimum anorganik sebesar 0,001. Nilai maximum anorganik sebesar 0,025. Hasil estimasi tersebut dapat disimpulkan estimasi efisiensi paling besar sebesar 1,00 dan hasil estimasi inefisiensi dengan membandingkan hasil pupuk organik bernilai 1 dan pupuk anorganik bernilai 0, hasil paling besar sebesar bernilai 0,025. Dapat disimpulkan bahwa hasil analisis inefisiensi teknis usaha pertanian padi di Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar, petani organik lebih banyak penggunanya dari pada pupuk anorganik dan hasilnya lebih efisien. 4.2 Saran Berdasarkan kesimpulan yang didapat dari penelitian ini, maka saran yang dapat diajukan sebagai berikut : 4.2.1 Dilihat dari segi analisis inefisiensi teknis usaha pertanian padi organik dan anorganik di Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar menunjukkan tingkat inefisiensi yang cukup besar, untuk itu perlu ditingkatkan produksinya dan diperlukan peran serta yang aktif dari dinas-dinas yang bersangkutan, seperti dinas pertanian untuk memberikan pembinaan dan memberikan informasi yang cepat jika ada teknik-teknik baru yang dapat 11 meningkatkan produksi padi sehingga tingkat inefisiensi padi juga dapat ditingkatkan. 4.2.2 Tingkat inefisiensi teknis usaha pertanian padi organik dan anorganik di Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar dapat ditingkatkan dengan cara menambah luas lahan, jumlah tenaga kerja dan jumlah pupuk, karena tersebut mempunyai pengaruh positif dan nyata terhadap Jumlah Produksi. 4.2.3 Tingkat inefisiensi teknis usaha pertanian padi organik dan anorganik di Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar juga dapat ditingkatkan dengan cara mengurangi jumlah bibit dan jumlah pestisida karena variabel mempunyai pengaruh yang negatif terhadap jumlah produksi. DAFTAR PUSTAKA AAK. 1990. Budidaya Tanaman Padi. Aksi Agraris Kanisius. Yogyakarta: Yayasan Kanisius. Aigner, D. J. and S.F. Chu (1968) “On Estimating the Industry Production Function”, AmericanEconomic Review 58, 826-839. Afria , S.N. ( 97 ), “Efficiency Estimation of Production Functions”, International Economic Review 13, 568-598. Agus Andoko. 2002. Budidaya Padi Secara Organik. Depok: Penebar Swadaya. Ari Sudarman. 1997. Teori Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE UGM. ----------------, 1999.Teori Ekonomi Mikro. Jilid I. Yogyakarta: BPFE UGM. Arif Gunawan. 2006. Analisis Produksi Dan Keuntungan Usaha Tani Jamur Edibel di Kabupaten Karanganyar. Skripsi Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi UNS, Tidak Dipublikasikan. Atje Partadiredja. 1979. Pengantar Analisa Ekonomi Pertanian. Jakarta: Mutiara. Alem Redda Gebremedhin, Germany tesfay. 2015. “Evaluating the Effects of Integrated Use of Organic and Inorganic Fertilizers on Socioeconomic Performance of Upland Rice (Oryza Sativa L.) inTselemtiWereda of North Western Tigray, Ethiopia”. Journal of Biology, Agriculture and Healthcare 12 ISSN 2224-3208 (Paper) ISSN 2225-093X (Online) Vol.5, No.7, 2015.http:www.iiste.org. Anonymous. 2000. Pertanian Organik. Departemen Pertanian Republik Indonesia: Jakarta. --------------, 2001. Pedoman Program Pengembangan Partisipasi di Lahan Kering Terpadu (P3TLK). Di Rektorat Tinggi Bimas: Jakarta. Badan Pusat Statistik Kabupaten Karanganyar, Dalam Angka Tahun 2012. ------------------------, 2011 Dalam Angka Tahun 2012. ------------------------, 2012 Dalam Angka Tahun 2013. ------------------------, 2013 Dalam Angka Tahun 2014. ------------------------, 2014 Dalam Angka Tahun 2015. ------------------------, 2015 Dalam Angka Tahun 2016. Badan Pusat Statistik. 2016. Kebakkramat dalam angka. Kebakkramat: BPS. Kebakkramat. Battese, G.E. and Coelli, T.J. (1992), “Frontier Production Functions, Technical Efficiency and Panel Data: With Application to Paddy Farmers in India”, Journal of Productivity Analysis, 3, 153169. Battese, G.E. and Coelli, T.J. (1995), “A Model for Technical Inefficiency Effects in a Stochastic Frontier Production for Panel Data”, Empirical economics, 20, 325-332. Djarwanto Ps dan Pangestu Subagyo. 1994. Statistik Induktif. Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE UGM. Fare, R. and C.A.K. Lovell., (1978) ¨Measuring the Technical Efficiency of Production¨ Journal of Economic Theory 19, 150-162. Fadholi Hermanto. 1995. Ilmu Usaha Tani. Jakarta: Penebar Swadaya. Gonzalez Zuniga Alberto Carlos. 2009. Technical efficiency of Organic Fertilizer in small farms of Nicaragua: 1998-2005. University of Kent, Canterbury, UK. Gujarati, Damodar N. 2004. Dasar-dasar Ekonometrika, Jakarta: Salemba Empat. --------------------------. 2009. Dasar-dasar Ekoometrika. Jakarta: Salemba Empat. 13 Kantor Camat Kebakkramat. 2016. Monografi Kecamatan. Koopmans, T.C. (1951), “An Analysis of Production as an Efficient Combination of Activities”, in T.C Koopmans, Ed., Activity Analysis of Production and Allocation, Cowles Commission for Research in Economics, Monograph No. 13, Wiley. New York. Moehar Daniel. 2000. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES. Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Edisi 111. Jakarta: LP3ES. Ogunniyi L.T, Ajao A.O 2011. Measuring the technical efficiency of maize production using parametric and non – parametric methods in Oyo state, Nigeria. Journal of Environmental Issues and Agriculture in Developing Countries 3(3): 113-122. Rekha Rani, H.N Singh. 2005. A Comparative Study of Technical Efficiency of Rice Production in Irrigated and Rainfed Environment of Uttarakhand. Volume 28. Issue 2. Indian Journal of Hill Farming. Soekartawi, 2003. Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan Analisis Cobb-Douglas. Jakarta: PT Grafindo persada. --------------, 1995. Analisis Usaha tani. Jakarta: UI-Press. Sukirno Sadono. 1994. Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: Raja Grafika Persada. Surakhmad 1998. Pengantar Penelitian-Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito. Utomo, Yuni Prihadi. 2015. Eksplorasi Data & Analisis Regresi Dengan SPSS. Surakarta: Muhammadiyah University Press. 14