ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN

advertisement
ARTIKEL ILMIAH
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECERDASAN
EMOSIONAL SISWA KELAS XI DI SMA
NEGERI 10 KOTA JAMBI
Oleh:
HENNI MANIK
NIM:ERA1D009123
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECERDASAN
EMOSIONAL SISWA KELAS XI DI SMA
NEGERI 10 KOTA JAMBI
Oleh :
Henni Manik
Program Studi Bimbingan Konseling FKIP Universitas Jambi
Remaja yang begitu mudah terstimulus untuk berperilaku menyimpang
adalah remaja yang memiliki konsep diri yang negatif. Dengan konsep diri negatif
remaja tersebut tidak dapat membuat dirinya menjadi diri sendiri dan akan mudah
goyah dalam pendiriannya, sehingga dapat diartikan remaja tersebut memiliki
kecerdasan emosional rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan
besarnya hubungan antara konsep diri dengan kecerdasan emosional siswa kelas
XI di SMA Negeri 10 Kota Jambi.
Penelitian ini dibatasi pada hubungan antara konsep diri dengan
kecerdasan emosional siswa kelas XI di SMA Negeri 10 Kota Jambi. Sampel pada
penelitian ini berjumlah 77 orang dengan ukuran penerikan sampel sebesar 55%.
Untuk memperoleh data-data yang diperlukan menggunakan angket yang diisi
oleh siswa sebagai subyek penelitian.
Penelitian ini merupakan penelitian korelasi yang berusaha mencari
hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang positif
dan signifikan antara konsep diri dengan kecerdasan emosional siswa kelas XI di
SMA Negeri 10 Kota Jambi dengan nilai korelasi sebesar 0,283 menunjukkan
korelasinya rendah: hubungan jelas tetapi kecil. Berdasarkan temuan tersebut,
disarankan agar pihak sekolah menyediakan sarana dan prasarana guna
peningkatan konsep diri dan kecerdasan emosional siswa. Oleh karena itu
direkomendasikan kepada guru pembimbing disekolah untuk memberikan
pelayanan yang ekstra dalam meningkatkan konsep diri siswa agar siswa memiliki
kecerdasan emosi yang baik pula.
Kata Kunci :
I.
PENDAHULUAN
II.
TINJAUAN ATAU KAJIAN PUSTAKA
III.
METODE / METODOLOGI PENELITIAN
IV.
KESIMPULAN
V.
DAFTAR PUSTAKA
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECERDASAN
EMOSIONAL SISWA KELAS XI DI SMA
NEGERI 10 KOTA JAMBI
Oleh :
Henni Manik
Program Studi Bimbingan Konseling FKIP Universitas Jambi
RINGKASAN
Konsep diri sebagai gambaran seseorang mengenai diri sendiri yang
merupakan gabungan dari keyakinan fisik, psikologis, sosial, emosioanal
aspiratif dan prestasi yang mereka capai. Konsep diri merupakan salah satu
aspek yang cukup penting bagi individu dalam berprilaku. Kecerdasan
emosional tidak dapat di miliki secara tiba – tiba, tetapi membutuhkan proses
dalam mempelajarinya. Begitu pula dengan konsep diri tumbuh dari interaksi
seseorang dengan orang lain yang berpengaruh dalam kehidupannya.
Remaja di katakan memiliki kecerdasan emosional yang baik bila di lihat
dalam hal remaja mampu memberi kesan yang baik tentang dirinya, mampu
mengungkapkan emosi sendiri dengan baik, dapat mengendalikan perasaan.
Sedangkan remaja yang memiliki konsep diri positif
mampu merasakan
dorongan dan keinginan dari perasaan marah, sedih, bahagia dengan kata lain
remaja tersebut mampu mengenali emosinya dengan baik sehingga dapat di
katakan remaja tersebut memiliki kecerdasan emosioanal yang baik pula.
Penelitian ini bertujuan untuk Mengungkapkan besarnya hubungan antara
konsep diri dengan kecerdasan emosional siswa kelas XI di SMA Negeri 10
Kota Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi yang berusaha mencari
hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Hasil penelitian
mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
konsep diri dengan kecerdasan emosional siswa kelas XI di SMA Negeri 10
Kota Jambi dengan nilai korelasi sebesar 0,283 menunjukkan korelasinya
rendah: hubungan jelas tetapi kecil. Berdasarkan temuan tersebut, disarankan
agar pihak sekolah menyediakan sarana dan prasarana guna peningkatan konsep
diri dan kecerdasan emosional siswa.
I.
PENDAHULUAN
Era globalisasi telah membuat kehidupan mengalami perubahan yang
signifikan yaitu nilai moral dan sosial budaya yang cenderung kepada pola
perilaku yang menyimpang. Pola perilaku budaya luar sering kali dianggap
sebagai simbol kemajuan dikalangan anak remaja. Tidak sekedar mengadopsi
pola atau cara budaya luar sementara sering mengesampingkan nilai – nilai
moral dan mental generasi muda anak remaja. Jika tidak dikontrol serta diawasi,
hal ini dapat memicu timbulnya masalah sosial. Hal ini menunjukkan betapa
besar gejolak emosi yang ada dalam diri individu bila berinteraksi dalam
lingkungan. Adanya sifat pemberontakan pada diri anak tampak pada
kecenderungan anak untuk melakukan tindakan – tindakan yang mengandung
resiko. Perilaku menyimpang ini tampak dalam perilaku terlibat perkelahian
antar pelajar.
Setiap masalah atau konflik dapat mengundang emosi. Emosi yang datang
dapat mengacaukan penyelesaian masalah apabila tidak dikendalikan dengan
baik. Misalnya seorang siswa sedang mengalami kesalahpahaman dengan teman
sebayanya, jika siswa tersebut tidak dapat mengendalikan rasa benci terhadap
temannya maka yang terjadi adalah kemarahan yang berakibat memunculkan sisi
negatif. Akan tetapi bila rasa kebencian itu dapat di redam maka siswa tersebut
akan berusaha untuk memaafkan itu semua. Ia akan mencoba untuk tidak
melarutkan rasa kemarahan dalam dirinya. Kondisi kecerdasan emosi yang
kurang baik mengakibatkan anak kurang memahami orang lain, sehingga anak
cenderung berorientasi pada diri sendiri, dan cenderung menunjukkan perilaku
yang tidak sesuai dengan norma yang ada, kecerdasan emosional yang rendah
ditandai dengan ketidakmampuan remaja dalam menjalin relasi antar pribadi.
Konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan tingkah laku
seseorang. Bagaimana seseorang memandang dirinya akan tercermin dari
keseluruhan perilakunya. Apabila dia memandang dirinya buruk maka
perilakunya pun akan menjadi buruk, begitu pula sebaliknya. Dengan konsep
diri yang baik seorang dapat melakukan penilaian tentang diri melalui hubungan
dan aktifitas sosialnya.
Dari perilaku negatif remaja diatas tersebut diatas dapat di simpulkan
bahwa remaja yang begitu mudah terstimulus untuk berperilaku menyimpang
adalah remaja yang memiliki konsep diri yang negatif. Dengan konsep diri
negatif remaja tersebut tidak dapat membuat dirinya menjadi diri sendiri dan
akan mudah goyah dalam pendiriannya, sehingga dapat diartikan remaja tersebut
memiliki kecerdasan emosional rendah karena tidak mampu memotivasi diri,
mengola emosi, serta tidak mampu berempati dan membina hubungan dengan
orang lain.
Berdasarkan
permasalahan
diatas
peneliti
merasa
tertarik
untuk
mengangkat penelitian ini dalam bentuk skripsi dengan judul “ Hubungan
Antara Konsep Diri Dengan Kecerdasan Emosional Siswa Kelas XI Di SMA
Negeri 10 Kota Jambi “.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Konsep diri
Hurlock dalam Ghufron & Risnawati (2010 : 13) mendefinisikan konsep
diri sebagai gambaran seseorang mengenai diri sendiri yang merupakan
gabungan dari keyakinan fisik, psikologis, sosial, emosioanal aspiratif dan
prestasi yang mereka capai.
Seperti yang dikemukakan Burns dalam Slameto (2010:182) konsep diri
adalah persepsi keseluruhan yang dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri.
Sedangkan menurut Atwater dalam Desmita (2010:164) mendefinisikan
konsep diri sebagai sistem yang dinamis dan kompleks dari keyakinan yang di
miliki seseorang tentang dirinya, termaksud sikap, perasaan, persepsi, nilai –
nilai dan tingkah laku yang unik dari individu tersebut.
Dari berbagai pendapat tentang konsep diri dapat diambil kesimpulan
bahwa konsep diri adalah gagasan serta cara pandang seseorang secara
menyeluruh tentang diri sendiri yang mencakup kemampuan, keyakinan,
pandangan dan penilaian terhadap dirinya sendiri
yang di peroleh dari
pengalaman dan interaksi dengan orang lain.
B. Kecerdasan emosional
Goleman dalam Mulyaningtyas dan Hadiyanto (2006:29) mendefinisikan
kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam
memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan
emosi dan menunda kepuasan serta mengatur keadaan jiwa.
Seperti yang di kemukakan Uno, B (2006:68) mendefinisikan kecerdasan
emosional merupakan kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri
sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati,
mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan
kemampuan berfikir serta berempati dan berdoa.
Menurut Coper dan Sawaf dalam Mulyaningtyas dan Hadiyanto (2006:30)
mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan,
memahami, dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai
sumber energi dan pengaruh yang manusiawi.
III.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian korelasi yang berusaha mencari
hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Penelitian ini
mengungkapkan hubungan antara konsep diri dengan kecerdasan emosional
siswa kelas XI DI SMA NEGERI 10 KOTA JAMBI.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil pengolahan data dapat disimpulkan secara umum bahwa
terdapat hubungan antara konsep diri dengan kecerdasan emosional siswa kelas
XI SMA Negeri 10 Kota Jambi dengan nilai korelasi yang diperoleh sebesar
0,283. Ini berarti bahwa hubungan antara konsep diri dengan kecerdasan
emosional berada pada korelasi rendah dan hubungan jelas tetapi kecil.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil pengolahan data dapat disimpulkan secara umum bahwa terdapat
hubungan antara konsep diri dengan kecerdasan emosional siswa kelas
XI SMA Negeri 10 Kota Jambi dengan nilai korelasi yang diperoleh
sebesar 0,283. Ini berarti bahwa hubungan antara konsep diri dengan
kecerdasan emosional berada pada korelasi rendah dan hubungan jelas
tetapi kecil.
2. Hasil penelitian yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara
konsep diri dengan kecerdasan emosional siswa di SMA Negeri 10
Kota Jambi maka hasil penelitian tersebut dapat diimplikasikan ke
dalam bimbingan dan konseling.
3. Layanan yang dapat dilaksanakan berdasarkan hasil penelitian tersebut
antara lain layanan konseling perorangan, konseling kelompok dan
bimbingan kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Z. 2012. Ikhtisar Bimbingan dan Konseling Di Sekolah.Bandung : PT.
Yrama Widya.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Ghufron, N. & Risnawati, R. 2010. Teori – Teori Psikologi. Jogjakarta : PT. AR –
Ruzz Media.
Gunawan. 2003. http//.www.ejournal-unisma.net/ojs/717/641sep2008
Uno, B.H. 2006. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta : PT.
Bumi Aksara.
Hamachek. 2001. http//.www.ejournal-unisma.net/ojs/717/641sep2008
http://riswantobk.wordpress.com/2011/04/15/pelaksanaan
http://jurnal.upi.edu/file/26-nurnaningsih.pdf
Mulyaningtyas, R & Hadiyanto, P.Y. 2006. Bimbingan dan Konseling SMA.
Jakarta : PT. Erlangga.
Rakhmat, J. 2011. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Sobur, A. 2003. Psikologi Umum. Bandung : PT. Pustaka Setia.
Steven & Howard. 2002. http//.www.ejournal-unisma.net/ojs/717/641sep2008
Sutja, A. dkk. 2014. Panduan Penulisan Skripsi. Program Ekstensi Bimbingan
dan Konseling FKIP Universitas Jambi.
Walgito. 1993. http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2761/1/
Yusuf, S. & Nurihsan, J. 2010. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya.
Download