Suplemen 1. Membaiknya Kondisi Usaha di Bangka Belitung Suplemen 1 MEMBAIKNYA KONDISI USAHA DI BANGKA BELITUNG1 Berdasarkan informasi dari pelaku usaha di Bangka Belitung, secara umum perkembangan usaha semakin membaik dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan kinerja ditunjukkan oleh meningkatnya harga jual, rencana realisasi investasi maupun optimisme terhadap kondisi usaha dan perekonomian secara umum ke depan. Meskipun demikian, terdapat beberapa pelaku usaha yang menyatakan bahwa kondisi usaha mengalami penurunan disebabkan oleh ketersediaan bahan baku dan regulasi yang multi tafsir. Peningkatan kinerja dunia usaha yang dimulai pada semester II 2009, saat ini secara umum menunjukkan peningkatan ke arah yang menggembirakan dan mampu tumbuh lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Semakin membaiknya harga komoditas unggulan terutama di sub sektor tanaman perkebunan, menjadi penopang meningkatnya kinerja dunia usaha serta berdampak langsung dan tidak langsung dalam peningkatan permintaan dan daya beli masyarakat. Meskipun terdapat beberapa kendala yang membatasi pengembangan usaha, antara lain pasokan bahan baku dan meningkatnya persaingan. Ke depan, diperkirakan tingkat penjualan domestik akan semakin meningkat seiring dengan semakin meningkatnya daya beli masyarakat dan membaiknya harga komoditas unggulan. Penjualan ekspor saat ini secara umum menunjukkan peningkatan dibanding awal tahun lalu seiring dengan meningkatnya harga jual dan kebutuhan timah pada triwulan I dan II di Amerika dan Eropa untuk persiapan panen buah-buahan yang berlangsung pada bulan Agustus dan September. Semakin membaiknya harga komoditas unggulan terutama di sub sektor tanaman perkebunan maupun pertambangan, menjadi penopang utama meningkatnya kinerja dunia usaha maupun peningkatan permintaan dan daya beli masyarakat. Peluang peningkatan ekspor masih terbuka meskipun terdapat kendala keterbatasan bahan baku pada industri pengolahan timah, regulasi yang mengatur pertambangan pada Undang Undang Mineral dan Batu Bara (Minerba) Nomor 4 Tahun 2009 yang tidak sepenuhnya sesuai dengan karateristik penambangan timah, yaitu : (i) Kriteria untuk penetapan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) salah satunya adalah mempunyai cadangan mineral sekunder yang terdapat di sungai. Daerah pertambangan di daerah aliran sungai, bertentangan dengan Peraturan Daerah, (ii) Izin Pertambangan Rakyat (IPR) terutama diberikan kepada penduduk setempat. Apabila penambangan timah dilakukan oleh bukan penduduk setempat akan menimbulkan kerawanan sosial. Kapasitas utilisasi pelaku usaha secara umum mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya meskipun masih belum mencapai kapasitas optimal. Keterbatasan pasokan, regulasi, peraturan pemerintah dan kepastian hukum menjadi faktor pembatas dalam peningkatan produksi. Hal yang menggembirakan adalah bahwa di tengah 1 Diperoleh dari hasil Business Survey yang merupakan kegiatan pemantauan kondisi usaha dengan mewawancarai lansung pelaku usaha. 1 Suplemen 1. Membaiknya Kondisi Usaha di Bangka Belitung keterbatasan peningkatan usaha, beberapa pelaku usaha masih optimis untuk meningkatkan kapasitas utilisasinya ke depan dengan perluasan area, penambahan fasilitas serta kamar dan peralatan. Rata-rata pelaku usaha menyatakan bahwa investasi yang dilakukan pada tahun ini lebih bersifat rutin seperti perawatan dan peremajaan peralatan maupun mesin serta melanjutkan investasi tahun sebelumnya. Namun demikian, terdapat pelaku usaha yang pada tahun ini merealisasikan investasi dengan nilai yang cukup besar seperti pembangunan pabrik baru, perluasan area usaha dan peningkatan fasilitas pelayanan. Untuk tahun-tahun mendatang rata-rata pelaku usaha belum berencana untuk melakukan investasi meskipun tidak menutup kemungkinan apabila kondisi usaha semakin membaik dan permintaan terhadap produk meningkat. Jumlah tenaga kerja secara umum relatif tetap, penambahan tenaga kerja hanya bersifat menggantikan tenaga kerja yang pensiun. Namun beberapa pelaku usaha menyatakan terjadi peningkatan jumlah tenaga disebabkan oleh ekspansi usaha yang dilakukan. Ke depannya, pelaku usaha belum berencana untuk menambah tenaga kerja, kecuali yang sifatnya replacement. Secara umum, biaya mengalami peningkatan pada kisaran yang bervariasi terutama pada biaya tenaga kerja yang mengacu pada ketentuan pengupahan daerah setempat serta biaya energi dan bahan baku seiring dengan meningkatnya harga jual di pasar dunia terutama untuk timah. Harga jual pada triwulan I 2010 secara umum meningkat dibanding tahun sebelumnya terutama untuk komoditas timah yang harganya berfluktuasi mengikuti harga timah dunia. Selain itu, untuk jasa angkutan udara, terdapat rencana kenaikan tarif airport tax dari sebesar Rp 8.000 menjadi Rp 15.000 yang akan diberlakukan pada tahun ini. Margin usaha secara umum masih relatif tetap dibanding tahun sebelumnya karena peningkatan usaha dan peningkatan harga umumnya diiringi oleh peningkatan biaya operasional. Selain itu, menguatnya nilai tukar rupiah di sisi lain berdampak pada penurunan pendapatan eksportir maupun pelaku usaha yang bertransaksi dengan valuta asing. Fluktuasi nilai tukar dirasakan berpengaruh terhadap pendapatan usaha. Di sisi lain, bagi perusahaan yang orientasi penjualan untuk pasar domestik dan tidak menggunakan komponen impor, perubahan nilai tukar relatif tidak berpengaruh terhadap operasional perusahaan. Terkait dengan pembiayaan, sebagian besar pelaku usaha menggunakan dana internal untuk operasional perusahaan, meskipun demikian beberapa pelaku usaha juga menggunakan pembiayaan perbankan untuk modal kerja maupun investasi terutama dari perbankan lokal dengan kisaran yang bervariasi. Tingkat suku bunga pinjaman dalam rupiah menurut pelaku usaha masih tinggi dan selisihnya cukup tinggi dibandingkan suku bunga acuan (BI rate). Beberapa faktor yang dinilai oleh pelaku usaha masih menjadi kendala dan pembatas dalam pengembangan usaha antara lain: (i) Keterbatasan listrik, (ii) Keterbatasan pasokan bahan baku, (iii) Kebijakan, regulasi pemerintah dan law enforcement yang multi tafsir, (iv) Pembiayaan, dan (ix) Masih rendahnya daya saing. 2