BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembendaharaan gerak dalam tari Bali merupakan salah satu unsur penting. Ditinjau berdasarkan sumber gerak yang digunakan, tari Bali berhubungan erat dengan lingkungan, itu tampak jelas pada ekspresi gerakgeraknya. Alam lingkunganlah yang memberi inspirasi sehingga para pencipta tari sanggup menghasilkan tari yang kaya akan pembendaharaan gerak. Pencipta tari Bali meniru gerak pada flora (tumbuh-tumbuhan) dan fauna (hewan). Gerak tari Bali yang menirukan gerak flora, misalnya gerak sayar-soyor yaitu sebuah gerakan peniruan pohon bunga yang berayun ke kiri dan ke kanan karena dihembus angin kencang. Nuduk bungan tanjung yaitu sebuah gerakan memungut bunga “tanjung”. Dilain pihak, di dalam tari Bali terdapat gerak-gerak yang diambil dari gerakan fauna seperti kidang rebut muring, yaitu sebuah gerakan yang meniru gerakan seekor rusa diserang lalat buah. Gelatik nuut papah, yaitu sebuah gerakan yang menirukan gerak burung gelatik yang sedang meloncatloncat di atas dahan pohon. Gerakan manusia sehari-hari seperti mengangguk, menunjuk, menoleh, memukul paha, menggeleng, mengedipkan mata, goyangan pinggul saat orang berjalan, tayungan tangan kanan dan kiri, dan lain-lainnya dikreasi secara estetis untuk memperkaya pembendaharaan gerak tari. Dengan menstilisasikan gerak sehari-hari tersebut, pencipta tari Bali menghasilkan gerak yang amat kaya. Agar bentuknya sempurna, gerak-gerak tadi masih diatur sedemikian rupa agar memenuhi tiga unsur wiraga (bangun tubuh dan kualitas gerak), wirama (musik atau ritme), dan wirasa (wibawa dan ekspresi). Menurut tradisi bahwa tari Bali sudah diwariskan sejak ratusan tahun yang lampau dan diajarkan kepada pewarisnya secara oral tradisi dari satu generasi ke generasi seterusnya maka sampai saat ini belum dikenal suatu sistem pencatatan tari Bali yang digunakan sebagai alat inventarisasi. Sedangkan untuk memperoleh suatu dokumen yang lengkap, tanda pencatatan notasi pada tari Bali 1 sangat dibutuhkan. Seandainya ahli tari tersebut meninggal dunia, maka semua peraturan dan norma yang dimilikinya akan nyaris juga punah mengikuti jalan pemiliknya. Di samping itu, perlu diketahui bahwa setiap ahli mempunyai peraturan dan norma yang berbeda-beda, sehingga menumbuhkan gaya tari yang berbeda pula. Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System) yang disingkat SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis informasi geografis. SIG dalam hal ini keberadaannya sebagai suatu teknologi di bidang pemetaan mempunyai berbagai macam kelebihan yang dapat menunjang atau membantu proses pemetaan di suatu ruang atau wilayah tertentu. Kelebihan-kelebihan tersebut antara lain dengan adanya Sistem Informasi Geografis (SIG) pengguna dapat menggabungkan dua atau lebih data dengan konteks atau tema yang berbeda menjadi satu buah data dalam konteks atau tema yang baru (gabungan) yang diperoleh setelah melalui proses analisis atau pengolahan data dalam Sistem Informasi Geografis (SIG), dan data hasil penggabungan tersebut dapat menjadi suatu bahan pembanding untuk aplikasi SIG yang lain. Teknologi ini juga berkembang pesat sejalan dengan perkembangan teknologi informatika atau teknologi komputer. Seiring dengan perkembangan teknologi, dalam usaha pelestarian terhadap seni tari Bali Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat dimanfaatkan sebagai salah satu media pencatatan atau pendokumentasian guna keperluan inventarisasi. Dalam hal ini adalah sebagai media pencatatan desain lantai atau dalam bahasa Bali disebut dengan pedum karang. 2 1.2 Rumusan Masalah Tari Bali berhubungan dengan penggunaan ruang, memiliki suatu data keruangan atau data spasial yang menyangkut aspek posisi, lintasan, dan arah hadap penari. Berdasarkan keterkaitan jenis data yang dimiliki tersebut, dalam hal ini Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat dimanfaatkan sebagai media atau salah satu alat pencatatan pola lintasan gerak (pedum karang) atau desain lantai tari Bali melalui digitasi komputer. Sebagai media pencatatan Sistem Informasi Geografis (SIG) memiliki keterkaitan dengan seni tari Bali berdasarkan jenis data yang dimiliki yaitu data spasial. Rumusan masalah pada tugas akhir ini adalah menganalisis pola lintasan gerak tari Bali yang menyangkut aspek posisi, lintasan, arah hadap penari, panjang lintasan dan penggunaan waktu tari melalui : a. Pencatatan posisi penari b. Pencatatan lintasan penari c. Pencatatan arah hadap penari 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian dan pembuatan sistem Analisis Pola Lintasan Gerak Tari Bali Berbasis Sistem Informasi Geografis adalah sebagai berikut a. Inventarisasi pola lintasan gerak (pedum karang) atau desain lantai tari Bali melalui media komputer yaitu Sistem Informasi Geografis yang bertujuan untuk pembelajaran generasi berikutnya guna pelestarian seni tari Bali. b. Memadukan antara seni dengan teknologi informasi, sehingga menghasilkan suatu karya yang berdaya guna untuk pelestarian dan pengembangan kesenian khususnya seni tari Bali. 3 1.4 Batasan Masalah Berdasarkan permasalahan yang ada, pencatatan notasi gerak tari Bali memiliki batasan masalah sebagai berikut a. Ruang tari tradisional, dalam bahasa Bali disebut sebagai kalangan yang digunakan memiliki luas 36 m2 dengan panjang 6 m dan lebar 6 m. Ruang tari menghadap ke arah utara (kaja) atau menghadap ke tempat suci (pelinggih), karena tarian yang dianalisis merupakan tarian tontonan (balih-balihan) yang bertempat di ruang sekuler (jaba pura) . b. Menggambarkan pola lintasan gerak tari Bali (pedum karang) atau desain lantai yang menyangkut aspek posisi, lintasan, dan arah hadap penari secara dua dimensi melalui proses digitasi. c. Menggunakan 4 jenis tarian Bali berdasarkan jenis perwatakan atau karakterisasinya yaitu tari putra dan tari putri yang termasuk dalam koreografi tunggal dalam tari Bali. Tari putra dan putri berdasarkan perwatakannya masing-masing dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu watak manis dan watak keras. Adapun tari putra yang digunakan yaitu tari Baris Tunggal (putra keras) dan tari Kebyar Duduk (putra manis) gaya STSI Denpasar. Tari putri yang digunakan yaitu tari Condong (putri keras) dan tari Pendet (putri manis) gaya SMKI Denpasar. Tarian yang dianalisis termasuk dalam tari tontonan atau balih-balihan yang tempatnya di ruang sekuler (jaba pura). d. Menyajikan informasi data atribut berupa bentuk gerak dan informasi perbandingan pola lintasan gerak (pedum karang) atau desain lantai tari Bali dari masing-masing tarian yang dianalisis . e. Menyajikan visualisasi berupa bentuk gerak tari sesuai dengan masing–masing posisi, lintasan, dan arah hadap penari. 4 1.5 Sistematika Penulisan a. Bab I. Pendahuluan Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, dan sistematika penulisan. b. Bab II. Landasan Teori Berisi tentang teori pendukung yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini. c. Bab III. Perancangan Sistem Berisi tentang perancangan sistem yang akan dibuat. d. Bab IV. Hasil dan Pembahasan Berisi tentang implementasi sistem serta pembahasan sistem yang dibuat. e. Bab V. Kesimpulan dan Saran Berisi tentang kesimpulan dari sistem yang dibuat serta saran-saran untuk pengembangan sistem lebih lanjut. 5