ANALISIS MASALAH DAN TANTANGAN PASAR MODAL SYARIAH

advertisement
ANALISIS MASALAH DAN TANTANGAN
PASAR MODAL SYARIAH
MASRIL
Email: [email protected]
Mahasiswa Program Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh Konsentrasi Ekonomi Syariah.
Abstraks
The capital market became interesting topic of discussion in the era of
globalization. Investments and capital markets has become a fundamental part of
the economy not only in developed countries, even developing countries.
Indonesia is now even started to appear with his new strength in the investment
sector and the capital markets. Islamic capital market is one of the important
implementation of the economic development of Islam today. But along the way
to be a competent investment instruments and influential in the market would
need a hard struggle, patient and move without stopping so as true Islamic
economic goals can be realized. Along with that fact today that the conventional
capital market still dominates when compared with the capital market syariah.
Therefore, it needs to be studied in depth what are the problems and challenges
facing the Islamic capital market.
Discussion method that will be used in this research is using qualitative
method by conducting analytical studies literature. qualitative research is a
research method that is based on the philosophy postpositivisme. With the use of
descriptive analysis Where attempt is made to collect and compile the data, and
then analyzing the data.
The analysis showed that there are currently three instruments in the
Islamic capital markets: stocks, bonds and mutual funds. The problems faced by
the Islamic capital market in general is the lack of Human Resources (HR), a lack
of understanding of the community and lack of socialization in the community.
Then Challenges is referansi Importance yield value (Rate of Return), there
should be a development Innovation Product and Service, Need for codification of
products and regulatory standards nationally and globally.
It can be concluded that the problems and challenges of the Islamic capital
market is not all that complicated and difficult. However, the Islamic capital
market participants must be serious and consistent manner to solve the problem
and quickly as possible to resolve all the challenges that exist so that the
realization of the concept of Islam as true in Islamic economics.
Keyword: Islamic capital market, Problems and Challenges
120
A. Latar Belakang Masalah
Pasar modal menjadi topik pembahasan menarik di era globalisasi seperti saat
ini. Investasi dan pasar modal sudah menjadi bagian dari fundamental ekonomi
tidak hanya di negara maju, bahkan juga negara berkembang. Indonesia pun saat
ini sudah mulai muncul dengan kekuatan barunya di sektor investasi dan pasar
modal.
Perkembangan ekonomi suatu negara tidak lepas dari perkembangan pasar
modal, di Indonesia dikenal dengan Bursa Efek Indonesia (BEI). Perkembangan
pasar modal di negara-negara maju, termasuk di negara-negara muslim sekalipun,
kiranya menuntut untuk dicermati lebih lanjut. Hal ini menjadi keharusan, selain
terkait dengan semakin membesarnya peran Bursa Efek Indonesia (BEI) di
Indonesia di dalam memobilisasi dana ke sektor riil, juga disebabkan adanya
tuntutan bahwa sekuritas yang diperdagangkan harus selaras dengan syariat Islam.
Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu alat penggerak
perekonomian di Indonesia,
karena Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan
sarana pembentuk modal dan akumulasi dana jangka panjang yang diarahkan
untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pergerakan dana guna
menunjang pembiayaan pembangunan nasional.
Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) beberapa tahun terakhir
menunjukan track record yang positif. Penilaian tersebut berdasarkan pengamatan
terhadap fluktuasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, karena IHSG
merefleksikan kinerja BEI secara keseluruhan. Fakta tersebut menunjukan bahwa
aktivitas investasi di Indonesia sudah mulai tumbuh pesat. Maka hal tersebut tidak
121
terlepas dari keputusan investasi yang dilakukan oleh para investor untuk
menenamkan modalnya di pasar modal tentunya pada instrumen saham.
Disamping saham tentunya ada juga Reksadana Syariah dan Sukuk.
Investasi itu sendiri dimaknai dalam kamus istilah pasar modal dan keuangan
yaitu penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk
tujuan memperoleh keuntungan.1 Selain itu dalam buku investasi dan pasar modal
syariah dijelaskan bahwa investasi adalah suatu kegiatan menanamkan modal saat
ini untuk diperoleh manfaatnya di masa yang akan datang.2 Kemudian dalam
kamus lengkap ekonomi, investasi didefenisikan sebagai penukaran uang dengan
bentuk kekayaan lain seperti saham atau harta tidak bergerak yang diharapkan
dapat ditahan selama periode tertentu supaya menghasilkan pendapatan.3 Dari
ketiga makna investasi tersebut dapat disimpulkan bahwa investasi itu adalah
suatu pengorbanan yang dilakukan oleh seseorang atau investor pada saat ini
dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang.
Salah satu bentuk investasi adalah menanamkan modal di pasar modal.
Institusi pasar modal syariah merupakan salah satu Implentasi dari seruan Allah
tentang investasi tersebut.4 Beberapa ayat yang menyerukan investasi antara lain:
Surah al-Hasyr ayat 18 (“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada
Allah dan hendaklah setiap diri memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok (akhirat) dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha
______________
1
Johar Arifin. dkk, Kamus Istilah Pasar Modal, Akuntansi, Keuangan dan Perbankan,
(Jakarta: Gramedia, 1999), hlm. 27.
2
Rivai Wirasasmita, Kamus Lengkap Ekonomi, (Bandung: Pionir Jaya, 1999), hlm. 85.
3
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah. Edisi
revisi., (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 8.
4
Aries Mufti dan Muhammad Syakir Sula, Amanah bagi Bangsa Konsep: Sistem Ekonomi
Syariah, (Jakarta: Masyarakat Ekonomi Syariah, 2007), hlm. 130.
122
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”). Surah An-Nisa‟ayat 9 (“Dan hendaklah
takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang
mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)
mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah
mereka mengucapkan perkataan yang jujur”) Demikian juga Surah al-Muzammil
ayat 20 (“…dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian
karunia Allah …”).
Namun, saat ini sangat disayangkan dimana Indonesia yang notebenenya
berpenduduk mayoritas muslim tapi pasar modal syariahnya masih jauh
ketinggalan bila dibandingkan dengan pasar modal konvensional dari hampir
semua sisi.
Bila dilihat dari sisi jumlah investor di pasar modal yakni pasar modal
syariah baru 4.908 investor berdasarkan single investor identification (SID).
Dengan demikian, jumlah investor saham syariah tersebut baru mencapai 1% saja
dari total investor saham yang jumlahnya mencapai 434.443 SID.5 Oleh karena itu
pula pastinya berlanjut pada jumlah kapitalisasi modal pada pasar syariah
tersebut. Pasar modal syariah bulan Juni 2016, sesuai data ISSI6 baru sebesar
3.029.643,77 (miliar). Padahal kapitalisasi modal di BEI saat ini sudah mencapai
Rp5.094,26 triliun.
______________
5
Zubi Mahrofi, “BEI Akan Selenggarakan Festival Pasar Modal Syariah,” antaranews.com,
2016,
http://www.antaranews.com/berita/552117/bei-akan-selenggarakan-festival-pasar-modalsyariah (diakses 21 Agustus 2016, Pukul 15:33). dan lihat Juga: Sakina Rakhma Diah Setiawan,
“Kini,
Pertumbuhan
Pangsa
Pasar
Investasi
Syariah
Lebih
Dominan,”
bisniskeuangan.kompas.com, Senin, 28 Maret 2016,
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/03/28/160343826/Kini.Pertumbuhan.Pangsa.Pasar.I
nvestasi.Syariah.Lebih.Dominan. (diakses 21 Agustus 2016, Pukul 15:40).
6
ISSI adalah Indek Saham Syariah Indonesia. Lihat: http://www.idx.co.id/
123
Bukan itu saja ternyata dari segi ke aktifan masyarakat Indonesia terlibat
pada pasar modal masih minim hal ini terlihat dari Jumlah investor domestic di
BEI Hanya 0,2% saja sekitar 460 ribu dari jumlah penduduk Indonesia yang
mencapai 230 juta, sehingga rasio pasar modal domestic masih sangat kecil
dibandingkan dengan negara asia tenggara lainnya. misalnya, Singapura memiliki
investor domestic sebesar 30% dari jumlah penduduk, sedangkan Malaysia
memiliki rasio 12,8% dari jumlah penduduk. 7
Berdasarkan latar belakang diatas maka menarik untuk dikaji lebih mendalam
Apa Saja Masalah dan Tantangan Pasar Modal Syariah?!.
B. Metode Pembahasan
Adapun metode pembahasan dalam tulisan ini Sesuai dengan Latar belakang
masalah yang telah di kemukakan di atas maka penulis akan melakukan studi
analisis kepustakaan8 dengan mengunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif
merupakan
penelitian
yang
digunakan
untuk
menyelidiki,
menemukan,
menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari keadaan social
yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan
kuantitaif.
Dapat disimpulkan bahwa metode penelitian kulitatif adalah metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti
adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sumber data dilakukan secara
______________
7
Buddy Setianto, Panduan Investasi 2016 Di Bursa Efek Indonesia, (Jakarta, Penerbit:
Bumisaka Kurnia, 2016), hlm. 3.
8
Afifuddin dan Beni Ahmad, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia,
2009), hlm. 165.
124
purposive,9 analisis data bersifat induktif/kualitaif, dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna dari pada generalisasi.10
Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
Analisis deskriptif yaitu usaha untuk mengumpulkan dan menyusun suatu data,
kemudian dilakukan analisis terhadap data tersebut. Analisis deskriptif yaitu data
yang dikumpulkan berupa kata-kata bukan dalam bentuk angka-angka atau
prosedur statistik.11
Content Analisys (analisis isi) yaitu teknik penelitian untuk membuat
inferensi-inferensi data yang dapat ditiru dan valid dengan memperhatikan
konteksnya yang berhubungan dengan isi komunikasi. Dalam penelitian kualitatif
analisis isi ditekankan pada bagaimana peneliti melihat keabsahan isi komunikasi
secara kualitatif, dan bagaimana peneliti memaknakan isi komunikasi interaksi
dari objek penelitian.12
Adapun tahapan langkah-langkah analisis isi yang ditempuh adalah sebagai
berikut: (a) Menentukan permasalahan, (b) Menyusun kerangka pemikiran, (c)
Menyusun perangkat metodologi, (d) Analisis data. (e) Diperiksa kebenarannya
serta diinterpretasikan sehingga menjadi suatu informasi yang bermakna.
______________
9
Purposive adalah salah satu teknik penentuan informan (data) dalam jenis penelitian
kualitatif dimana peneliti memilih informan (data) menurut kriteria tertentu yang telah ditetapkan.
Lihat: Gary D. Bouma, TheResearch Process Revised Edition (Australia: Oxford University
Press, 1993), p. 119
10
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 15.
11
Winarno Surachman, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode, dan Teknik, (Jakarta:
Tarsita, 1990), hlm. 139.
12
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam
Varian Kontemporer, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007), hlm. 232.
125
Selanjutnya, setelah data terkumpul dan dianalisis sebagaimana tahapan
langkah-langkah dalam analisis data, kemudian dibuat dalam bentuk rangkuman
atau kesimpulan.
C. Pembahasan
1. Penjelasan Mengenai Pasar Modal Syariah
Pengertian pasar modal berdasarkan Keputusan Presiden No. 52 Tahun
197613, menyebutkan bahwa Pasar Modal adalah Bursa Efek seperti yang
dimaksud dalam UU No. 15 Tahun 1952 (Lembaran Negara Tahun 1952
Nomor 67). Menurut UU tersebut, bursa adalah gedung atau ruangan yang
ditetapkan sebagai kantor dan tempat kegiatan perdagangan efek, sedangkan
surat berharga yang dikategorikan sebagai efek adalah saham, obligasi, serta
surat bukti lainnya yang lazim dikenal sebagai efek.
UU yang mengatur tentang pasar modal (UU Republik Indonesia no. 8
tahun 1995)14 juga mencantumkan pengertian bursa efek, yaitu pihak yang
menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk
mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak yang lain dengan
tujuan memperdagangkan efek diantara mereka.15
Selanjutnya, menurut Ahmad, Pasar modal syariah merupakan kegiatan
yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta
______________
13
Kepres No. 52 Tahun 1976 Tentang Pasar Modal.
UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.
15
Suad Husnan, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas (Edisi Kedua),
(Yogyakarta: UPP-AMP YKPN, 1998) hlm. 27.
14
126
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek yang dijalankan berdasarkan
prinsip syariah.16
Penerapan prinsip syariah di pasar modal tentunya bersumberkan pada Al
Quran sebagai sumber hukum tertinggi dan Hadits Nabi Muhammad SAW.
Selanjutnya, dari kedua sumber hukum tersebut para ulama melakukan
penafsiran yang kemudian disebut ilmu fiqih. Salah satu pembahasan dalam
ilmu fiqih adalah pembahasan tentang muamalah, yaitu hubungan diantara
sesama manusia terkait perniagaan. Berdasarkan itulah kegiatan pasar modal
syariah dikembangkan dengan basis fiqih muamalah.Terdapat kaidah fiqih
muamalah yang menyatakan bahwa Pada dasarnya, semua bentuk muamalah
boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya. Konsep inilah
yang menjadi prinsip pasar modal syariah di Indonesia.
Sejarah Pasar Modal Syariah di Indonesia sendiri diawali dengan
diterbitkannya Reksa Dana Syariah oleh PT. Danareksa Investment
Management pada 3 Juli 1997. Selanjutnya, Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa
Efek Jakarta) berkerjasama dengan PT. Danareksa Investment Management
meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) pada tanggal 3 Juli 2000 yang
bertujuan untuk memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya
secara syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut, maka para pemodal telah
disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana berinvestasi sesuai
dengan prinsip syariah.
______________
16
Ahmad Ifham Sholihin, Buku Pintar Ekonomi Syariah. (Jakarta: PT Gramedia, 2010),
hlm. 351.
127
Pada tanggal 18 April 2001, untuk pertama kali Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa yang berkaitan
langsung dengan pasar modal, yaitu Fatwa Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001
tentang Pedoman Pelaksanan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah.
Selanjutnya, instrumen investasi syariah di pasar modal terus bertambah
dengan kehadiran Obligasi Syariah PT. Indosat Tbk pada awal September
2002. Instrumen ini merupakan Obligasi Syariah pertama dan akad yang
digunakan adalah akad mudharabah.17
Tidak sampai disitu saja, kepopuleran efek syariah dan keunggulannya
mendorong munculnya berbagai indeks ekuitas diberbagai Negara. Seperti
diketahui beberapa tahun sebelum kemunculan Jakarta Islamic Indeks (JII),
telah ada indeks syariah Yaitu Dow Jones & Company meluncurkan Dow
Jones Islamic Market Index (DJIMI) pada Februari 1999, kemudian diikuti
kemunculan Kuala Lumpur Shariah Index (KLSI) oleh bursa Malaysia pada
April 1999, dan FTSE Global Islamic Index Series (FTSE-GII) oleh
kelompok Financial Times Stock Exchange(FTSE) pada Oktober 1999.18
Pada pasar modal syariah ini dilakukan proses screening untuk menyaring
saham yang sesuai prinsip syariah yang ketentuannya dibuat oleh Shariah
Supervisory Board atau kosultan hukum Islam.
______________
17
Lihat: www.ojk.go.id
Zamir Iqbal & Abas Mirakhor, Pengantar Keuangan Islam: Teori &Praktik
Kencana, 2008), hlm. 246
18
(Jakarta:
128
2. Instrumen/Produk Pasar Modal Syariah
Sejalan dengan penejelasan diatas, maka produk pada pasar modal syariah
yang berupa efek harus tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Oleh
karena itu efek tersebut dikatakan sebagai Efek Syariah. Efek Syariah adalah
Efek sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan peraturan pelaksanaannya
yang akad, cara, dan kegiatan usaha yang menjadi landasan pelaksanaannya
tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di Pasar Modal. Sampai
dengan saat ini, Efek Syariah yang telah diterbitkan di pasar modal meliputi
Saham Syariah, Sukuk dan Unit Penyertaan dari Reksa Dana Syariah
Saham Syariah
Secara konsep, saham merupakan surat berharga bukti penyertaan modal
kepada perusahaan dan dengan bukti penyertaan tersebut pemegang saham
berhak untuk mendapatkan bagian hasil dari usaha perusahaan tersebut.
Konsep penyertaan modal dengan hak bagian hasil usaha ini merupakan
konsep yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.19 Prinsip syariah
mengenal konsep ini sebagai kegiatan musyarakah atau syirkah. Berdasarkan
analogi tersebut, maka secara konsep saham merupakan efek yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah. Namun demikian, tidak semua saham
yang diterbitkan oleh Emiten dan Perusahaan Publik dapat disebut sebagai
saham syariah. Suatu saham dapat dikategorikan sebagai saham syariah jika
saham tersebut diterbitkan oleh:
______________
19
Rosylin Mohd. Yusof and M. Shabri Abd. Majid, Towards An Islamic International
Financial Hub: The Role Of Islamic Capital Market In Malaysia (International Journal of Islamic
and Middle Eastern Finance and Management Vol. 1 No. 4, 2008), pp. 313-329.
129
Emiten dan Perusahaan Publik yang secara jelas menyatakan dalam
anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik
tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah.
Emiten dan Perusahaan Publik yang tidak menyatakan dalam anggaran
dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak
bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah, namun memenuhi kriteria
sebagai berikut:
Kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip syariah, yaitu tidak
melakukan kegiatan usaha Diantaranya: Pertama, perjudian dan permainan
yang tergolong judi; Kedua, perdagangan yang tidak disertai dengan
penyerahan barang/jasa; Ketiga, perdagangan dengan penawaran/permintaan
palsu; Keempat, bank berbasis bunga; Kelima, perusahaan pembiayaan
berbasis bunga; Keenam, jual beli risiko yang mengandung unsur
ketidakpastian (gharar) dan/atau judi (maisir), antara lain asuransi
konvensional; Ketujuh, memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan
dan/atau menyediakan barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi),
barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi) yang
ditetapkan oleh DSN-MUI; dan/atau, barang atau jasa yang merusak moral
dan bersifat mudarat; Kelapan, melakukan transaksi yang mengandung unsur
suap (risywah); Kesembilan, rasio total hutang berbasis bunga dibandingkan
total ekuitas tidak lebih dari 82%, dan Kesepuluh rasio total pendapatan
bunga dan total pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan total pendapatan
usaha dan total pendapatan lainnya tidak lebih dari 10%.
130
Sukuk
Sukuk merupakan istilah yang dikenalkan sebagai pengganti dari istilah
obligasi syariah (islamic bonds). Sukuk secara terminologi merupakan bentuk
jamak dari kata "sakk" dalam bahasa Arab yang berarti sertifikat atau bukti
kepemilikan. Sementara itu, ada juga yang memberikan memberikan definisi
Sukuk yaitu Efek Syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang
bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak tertentu (tidak terpisahkan atau
tidak terbagi (syuyu'/undivided share) atas: aset berwujud tertentu (ayyan
maujudat); nilai manfaat atas aset berwujud (manafiul ayyan) tertentu baik
yang sudah ada maupun yang akan ada; jasa (al khadamat) yang sudah ada
maupun yang akan ada aset proyek tertentu (maujudat masyru' muayyan);
dan atau kegiatan investasi yang telah ditentukan (nasyath ististmarin
khashah)20.
Berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional No. 32/DSN-MUI/IX/2002
Tentang Obligasi Syariah, dijelaskan obligasi syariah (sukuk) adalah suatu
surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan
oleh emiten21 kepada investor (pemegang obligasi) yang mewajibkan emiten
untuk
membayar
pendapatan
kepada
investor
berupa
bagi
hasil/marjin/fee serta membayar kembali dana investasi pada saat jatuh
tempo.
______________
20
Zamir Iqbal And Abbas Mirakhor, An Introduction to Islamic Finance: Theory and
Practice. Second Edition (Singapore: John Wiley & Sons (Asia) Pte. Ltd., 2011), pp. 184-185
21
Sigit Winarno dan Sujana Ismaya, Kamus Besar Ekonomi, (Bandung : Pustaka Grafika,
2003), hlm. 181.
131
Karakteristik Sukuk
Sebagai salah satu Efek Syariah sukuk memiliki karakteristik yang
berbeda dengan obligasi. Sukuk bukan merupakan surat utang, melainkan
bukti kepemilikan bersama atas suatu aset/proyek. Setiap sukuk yang
diterbitkan harus mempunyai aset yang dijadikan dasar penerbitan
(underlying asset). Klaim kepemilikan pada sukuk didasarkan pada
aset/proyek yang spesifik. Penggunaan dana sukuk harus digunakan untuk
kegiatan usaha yang halal. Imbalan bagi pemegang sukuk dapat berupa
imbalan, bagi hasil, atau marjin, sesuai dengan jenis akad yang digunakan
dalam penerbitan sukuk.
Jenis Sukuk
Jenis sukuk22 terdiri dari: Pertama, Sertifikat kepemilikan dalam aset yang
disewakan. Kedua, Sertifikat kepemilikan atas manfaat, yang terbagi menjadi
4 (empat) tipe: Sertifikat kepemilikan atas manfaat aset yang telah ada,
Sertifikat kepemilikan atas manfaat aset di masa depan, sertifikat
kepemilikan atas jasa pihak tertentu dan Sertifikat kepemilikan atas jasa di
masa depan. Ketiga, Sertifikat salam. Keempat, Sertifikat istishna. Kelima,
Sertifikat murabahah. Keenam, Sertifikat musyarakah. Ketujuh, Sertifikat
muzara'a. Kelapan, Sertifikat musaqa. Dan Kesembilan, Sertifikat mugharasa.
______________
22
Silahkan Lihat: Berdasarkan Standar Syariah AAOIFI No.17 tentang Investment Sukuk.
132
Kehadiran Obligasi Syariah yang pertama sekali adalah oleh PT. Indosat
Tbk pada awal September 2002. akad yang digunakan adalah akad
mudharabah (bagi hasil), dengan tenor 5 tahun indikiasi return 15,75%23
Reksa Dana Syariah
Reksadana di Inggris dikenal dengan sebutan unit trust yang berarti unit
kepercayaan24. dan Amerika di kenal dengan sebutan mutual fund yang
berarti
dana
bersama
dan
di
Jepang
dikenal
dangan
sebutan
investment fund yang berarti pengelolaan dana. Secara bahasa reksa dana
tersusun
dari
dua
konsep,
yaitu
reksa
yang
berarti
jaga
atau
pemeliharaan dan konsep dana yang berarti (himpunan) uang. Dengan
demikian secara bahasa reksa dana berarti kumpulan uang yang dipelihara. 25
Disimpulkan Reksa dana merupakan dana bersama yang dioperasikan oleh
suatu perusahaan investasi atau sering disebut Manajer Investasi (MI) 26 yang
mengumpulkan uang dari pemegang dana dan menginvestasikannya ke dalam
saham, obligasi, opsi, komoditas. dll.27
Jadi, Reksadana syariah (Islamic investment funds) adalah reksadana yang
beroperasi menurut ketentuan dan prinsip-prinsip syariah Islam, baik dalam
______________
23
Mustafa Edwin Nasution.dkk, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2006), hlm. 305-306
24
Jaka E Cahyono, Cara Jitu Memilih Untung dari Reksa Dana (Jakarta: Elex Media
Komputindo, 2000), hlm.16.
25
Asri Sitompul, Reksa Dana Pengantar Dan Pengenalan Umum (Bandung: Citra Aditya
Bakti, 2000), hlm 2.
26
Iggi Achsien, Investasi Syariah di Pasar Modal, Menggagas Konsep dan Praktik
Manajemen Portofolio Syariah (Jakarta: Gramedia, 2000), hlm. 73.
27
John Downes dan Jordan Elliot Goodman, Kamus Istilah Keuangan dan Investasi, Edisi
Ketiga (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, Jakarta,2001), hlm. 50.
133
bentuk akad antara pemodal dengan manajer investasi (wakil pemodal),
maupun antara manajer investasi dengan pengguna investasi.28
Selain itu, Reksa Dana syariah juga didefinisikan sebagai reksa dana
sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan peraturan pelaksanaannya yang
pengelolaannya tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar
Modal.
Reksa Dana Syariah sebagaimana reksa dana pada umumnya merupakan
salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal
kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk
menghitung risiko atas investasi mereka. Reksa Dana dirancang sebagai
sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal,
mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki
waktu dan pengetahuan yang terbatas.29
Reksa Dana Syariah dikenal pertama kali di Indonesia pada tahun 1997
ditandai dengan penerbitan Reksa Dana Syariah Danareksa Saham pada
bulan Juli 1997.
Sebagai salah satu instrumen investasi, Reksa Dana Syariah memiliki
kriteria yang berbeda dengan reksa dana konvensional pada umumnya.
Perbedaan ini terletak pada pemilihan instrumen investasi dan mekanisme
investasi yang tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
Perbedaan lainnya adalah keseluruhan proses manajemen portofolio,
screeninng (penyaringan), dan cleansing (pembersihan).
______________
28
Lihat:Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No. 20/DSN-MUI/IV/2001.
29
Heri Sudarsono. Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi Dan Ilustrasi.
(Yoyakarta: Ekonisia; 2004), hlm. 201
134
Jenis Reksa dana30
Saat ini setidaknya tercatat terdapat 10 jenis reksa dana syariah: Pertama,
Reksa Dana Syariah Pasar Uang. Reksa dana yang hanya melakukan
investasi pada instrument pasar uang syariah dalam negeri dan/atau efek
syariah berpendapatan tetap yang diterbitkan dalam jangka waktu tidak lebih
dari 1 (satu) tahun dan/atau sisa jatuh temponya tidak lebih dari 1 (satu)
tahun. Kedua, Reksa Dana Syariah Pendapatan Tetap. Reksa dana yang
melakukan investasi paling sedikit 80% dari Nilai Aktiva Bersih dalam
bentuk efek syariah berpendapatan tetap. Ketiga, Reksa Dana Syariah Saham.
Reksa dana yang melalukan investasi paling sedikit 80% dari Nilai Aktiva
Bersih dalam bentuk efek syariah bersifat ekuitas. Keempat, Reksa Dana
Syariah Campuran. Reksa dana yang melakukan investasi pada efek syariah
bersifat ekuitas, efek syariah berpendapatan tetap, dan/atau instrument pasar
uang dalam negeri yang masing-masing tidak melebihu 79% dari Nilai
AktivaBerih, dimana dalam portofolio reksa dana tersebut wajib terdapat efek
syariah bersifat ekuitas dan efek berpendapatan tetap. Kelima, Reksa Dana
Syariah Terproteksi. Reksa dana yang melakukan investasi paling sedikit
70% dari NAB dalam bentuk efek syariah berpendapatan tetap dan paling
banyak 30% dari NAB dalam bentuk saham syariah dan.atau sukuk yang
diperdagangkan di Bursa Efek Luar Negeri.
Keenam,
Reksa Dana Syariah Indeks. Reksa dana yang melakukan
investasi paling sedikit 80% dari NAB dalam efek syariah yang merupakan
______________
30
Dahlan Samat. Manajemen Lembaga Keuangan .(Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi UI, 2004), hlm. 259.
135
bagian dari suatu indeks syariah yang menjadi acuannya. Investasi pada efek
syariah tersebut, paling sedikit 80% dari seluruh efek syariah yang ada dalam
indeks. Pembobotan atas masing-masing efek syariah dalam reksa dana
syariah indeks tersebut antara 80%-100% dari pembobotan atas masingmasing efek syariah dalam indeks yang menjadi acuan. Ketujuh, Reksa Dana
Syariah Berbentuk KIK yang Unit Penyertaannya diperdagangkan di Bursa
Efek (ETF). Reksa dana yang portofolio efeknya terdiri dari efek syariah
yang liquid. Kelapan, Reksa Dana Syariah Berbentuk KIK Penyertaan
Terbatas. Reksa dana yang hanya ditawarkan kepada pemodal profesional
dan dilarang ditawarkan melalui Penawaran Umum dan/atau dilarang dimiliki
oleh 50 pihak atau lebih. Pemodal professional merupakan pemodal yang
memiliki kemampuan untuk membeli unit penyertaan dan melakukan analisis
rasio. Kesembilan, Reksa Dana Syariah Berbasis Efek Syariah Luar Negeri.
Reksa dana yang melakukan investasi paling sedikit 51% dari Nilai Aktiva
Bersih Reksa Dana Syariah pada Efek Syariah Luar Negeri yang dimuat
dalam Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh Pihak Penerbit Daftar Efek
Syariah. Kesepuluh, Reksa Dana Syariah Berbasis Sukuk. Reksa dana
yang melakukan investasi paling sedikit 85% dari Nilai Aktiva Bersih pada
instrument sukuk.
3. Analisis Masalah Pasar Modal Syariah
Problem Pertama adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Masalah
sumber daya manusia (SDM) sampai sekarang masih diperdebatkan apalagi
dinegara-negara berkembang seperti di Indonesia, padahal sumber daya
136
manusia merupakan faktor yang dapat menjalankan berbagai macam aspek
seperti teknologi. Karena teknologi juga lahir dari manusia maka dari itu
SDM merupakan faktor yang sangat fundamental dalam keamajuan Pasar
Modal Syariah.
Dengan semakin berkembangnya pasar modal syariah di indnesia
khususnya dan Dunia umum, otomatis memerlukan pemimpin yang
memahami substansi konsep Pasar Modal Syariah secara menyeluruh guna
untuk menjalankan lembaga tersebut tetap berjalan sesuai hukum islam. Tapi
faktanya yang terjadi justru sebaliknya lembaga-lembaga yang konsisten
mengurusi perkembangan Pasar modal Syariah sekarang justru dalam
pengangkatan pemimpin tidak sesuai kemampuan yang dimilikinya. Padahal
seorang pemimpin memiliki andil besar untuk kemajuan Pasar Modal Syariah
selain itu harus mempunyia tujuan yang bagus yaitu tujuan jangka panjang,
visi dan misi yang bagus dan mempunyai pengalaman dan kemampuan serta
memahami secara utuh konsep Pasar Modal Syariah itu sendiri.
Meskipun dalam pelaksanaanya tidak terlihat cacat dalam Pasar Modal
Syariah, tapi sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat
menentukan berjalannya lembaga syariah tersebut ke depan. Yang artinya
sumber daya manusia menentukan maju dan mundurnya Pasar modal Syariah
tergantung dari kwalitas sumber daya manusia yang mengoperasikan dan
menjalankanya dengan metode dan aplikasinya yang benar.
Problem
Kedua
adalah
Kurangnya
Pemahaman
Masyarakat.
Pemahaman sebagian besar masyarakat mengenai Pasar Modal Syariah
137
belum tepat, bahkan diantara ulama dan cendekiawan muslim sendiri masih
belum ada kata sepakat yang mendukung keberadaan Pasar Modal Syariah,
Dari kalangan ulama sendiri sampai saat ini belum ada ketegasan pendapat
terhadap keberadaan Pasar Modal Syariah, kekurangtegasan tersebut antara
lain disebabkan karena Kurang komprehensifnya informasi yang sampai
kepada para ulama dan cendekiawan tentang bahaya dan dampak destruktif
sistem bunga terutama pada saat krisis moneter dan ekonomi dilanda
kelesuan.
Kemudian, belum berkembangluasnya lembaga Pasar Modal Syariah
sehingga ulama dalam posisi sulit untuk melarang transaksi keuangan
konvensional yang selama ini berjalan dan berkembang luas. Selain itu
Belum dipahaminya operasional Pasar Modal Syariah secara mendalam dan
menyeluruh. Sealnjutnya adanya kemalasan intelektual yang cenderung
pragmatis sehingga muncul anggapan bahwa sistem bunga yang berlaku saat
ini sudah berjalan atau tidak bertentangan dengan ketentuan agama.
Minimnya pemahaman masyarakat akan Sistem Pasar Modal Syariah
antara lain disebabkan karena Sistem dan prinsip operasional Pasar Modal
Syariah relatif baru dikenal dibanding dengan sistem pasar modal
konvensional. Dan Pengembangan Pasar Modal Syariah baru dalam tahap
awal jika dibandingkan dengan Pasar Modal konvensional yang telah ratusan
tahun bahkan sudah mendarah daging dalam masyarakat. Terakhir
Keengganan bagi pengguna jasa Pasar Modal konvensional untuk berpindah
ke Pasar Modal Syariah walaupun notabeneya mereka adalah seorang muslim
138
disebabkan hilangnya kesempatan untuk mendapatkan penghasilan tetap dari
bunga.
Problem Ketiga adalah Kurangnya Sosialisasi di Masyarakat.
Sosialisasi yang telah dilakukan dalam rangka memberikan informasi yang
lengkap dan besar mengenai kegiatan usaha Pasar Modal Syariah kepada
masyarakat luas belum dilakukan secara maksimal.
Tanggungjawab kegiatan sosialisasi ini tidak hanya dipundak para pelaku
Pasar Modal Syariah sebagai pelaksana operasional Pasar Modal Syariah
sehari-hari, tetapi tanggungjawab ini diletakkan kepada semua pihak yang
mengaku Islam, apakah itu perorangan dan kelompok maupun instansi yang
meliputi
unsur
alim
ulama,
penguasa
negara
atau
pemerintahan,
cendekiawan, dll. Yang memiliki kemampuan dan akses yang besar dalam
penyebarluasan informasi terhadap masyarakat luas.
Sosialisasi yang dilakukan tidak hanya kepada masyarakat awam tetapi
juga kepada ulama, pondok pesantren, ormas-ormas, instansi dan institusi
serta pengusaha, yang selama ini belum tahu ataupun belum memahami
secara detail apa dan bagaimana keberadaan dan operasional Pasar Modal
Syariah walaupun dari sisi Fiqih dan Syari’ah mereka tahu benar.
4. Analisis Tantangan Pasar Modal Syariah
Secara umum Pasar modal syariah memiliki beberapa tantangan yang
harus dipikirkan dengan baik dan matang diantaranya yaitu: Pertama,
Perlunya kodifikasi produk dan standar regulasi yang bersifat nasional dan
global untuk menjembatani perbedaan dalam fiqih. Untuk itu, perlu
139
penyelarasan produk secara nasional maupun global sangat diperlukan agar
keuangan islam terutama pasar modal dapat tumbuh bersama di berbagai
negara, tidak saling memproteksi karena perbedaan mazhab.
Kedua, Perlunya referansi nilai imbal hasil (Rate of Return) bagi keuangan
syariah (pasar modal syariah). nilai imbal hasil yang dibagikan (Sharing)
dalam system keuangan syariah, termasuk pasar modal syariah hendaknya
merupakan hasil yang nyata dari aktivitas bisnis. Sayangnya, referansi nilai
imbal hasil tersebut belum tersedia sehingga institusi keuangan syariah
seperti Pasar Modal Syariah seringkali melakukan penyetaraan dengan suku
bunga dalam system konvensional.
Ketiga, Kelangsungan program sosialisai dan edukasi kepada masyarakat.
kegiatan untuk menggugah ketertarikan dan minat masyarakat untuk
memanfaatkan produk-produk Pasar Modal Syariah perlu digalakan
pelaksanaannya.
Keempat, Inovasi pengembangan Produk dan Layanan di berbagai Jenis
Lembaga keuangan khusunya pasar modal syariah perlu ditingkatkan. Agar
dapat bersaing dengan produk-produk konvensional, para pelaku ekonomi
syariah hendaknya dapat menciptakan produk yang bernilai uniqueness31
guna memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dalam buku Pengantar Keuangan Islam: Teori dan Praktik32 disebutkan
bebrapa tantangan pasar modal syariah diantaranya yaitu: Pertama, peran
______________
31
Uniqueness adalah keunikan atau berciri khas.
Zamir Iqbal dan Abbas Mirakhor, Pengantar Keungan Islam: Teori dan Praktik, Terjemah
A.K Anwar (Jakarta: Kencana, Prenada Media Group, 2008), hlm. 253-254
32
140
ulama syariah. Hal ini sangat penting yang mana ulama (pakar syariah) yang
multidisipliner, yang menguasai tafsir dasar teologi sampai struktur konsep
financial, untuk berbagi pengetahuan, memberikan pelatihan dan pemahaman
tentang fungsi pasar modal pada masyarakat luas. Kedua, rekayasa financial.
Rekayasa financial telah merevolusi pasar modal konvensional. Sukuk adalah
contoh yang bagus namun pada pasar uang hendaknya para pelaku pasar
modal syariah memikirkannya dengan baik karena pasar uang umumnya
tidak sesuai dengan syariah hanya transaki spot yang dibolehkan. Yang lainya
tidak karena ditenggerai mangandung unsur gharar. Ketiga, adanya
Pengembangan instusi pendukung seperti, asosiasi indutri, agen penentu
agenda dll. Contoh yang nyata dari ini adalah berdirinya International Islamic
Financial Market (IIFM) dan International Islamic Rating Agency (IIRA) di
Bahrain pada tahun 2002. Keempat, Intensif untuk mempromosikan pasar
modal. Selayaknya pembuat kebijakan harus menyediakan intensif bagi
instusi bisnis dan financial untuk mengunakan instrumen islami.
Tantangan Pasar Sukuk
Dalam hal ini pasar sukuk juga memiliki tantangan tersendiri yang
tentunya tidak terlepas dari tantangan yang ada pada tantangan secara umum
diatas. Menurut Zamir Iqbal dan Abbas Mirakhor:
Issuers, investors and intermediaries need to nurture the market patiently.
Islamic transactions often face a competitive disadvantage vis-a -vis
conventional bond issues in cost-efficiency terms. Each new issue
incurshigher levels of legal and documentation expenses as well as
141
distribution costs; and involves examining structural robustness in addition to
evaluating the credit quality of the obligor. Standardization of contracts will
reduce this problem.
33
Bila kita maknai dalam bahasa Indonesia lebih kurangnya adalah “Penerbit
sukuk, investor, dan para intermediator harus “mengasuh” pasar tersebut
dengan sabar. Transaksi islam sering kali menghadapi kurang kompetitif
dibandingkan obligasi konvensional dalam aspek efesiensi biaya. Setiap
penerbitan baru dikenai pengeluaran legal dan biaya dokumentasi serta biaya
distribusi yang semakin tinggi, dan sebagai tambahan, harus melalui
pengujian kesehatan structural untuk mengevaluasi kualitas kredit obligator.
Standarisasi kontrak/akad akan mengurangi masalah ini”
Tantangan bagi Reksa Dana Ekuitas
Dalam hal ini pasar reksadana ekuitas juga memiliki tantangan tersendiri
yang tentunya tidak terlepas dari tantangan yang ada pada tantangan secara
umum diatas. Dalam buku Pengantar Keuangan Islam: Teori dan Praktik34
disebutkan diantaranya yaitu: Pertama, Penekanan utama para manajer reksa
dana adalah berdasarkan mekanisme screening, akan tetapi hanya sedikit
perhatian yang diberikan pada praktik seperti short-selling yang tidak sesuai
dengan syariah. Praktik yang diikuti oleh setiap manajer reksa dana harus
diperiksa dan di sahkan oleh para pakar syariah (di Indonesia tepatnya adalah
______________
33
Zamir Iqbal And Abbas Mirakhor, An Introduction to Islamic Finance: Theory and Practice
… pp. 200-201
34
Zamir Iqbal dan Abbas Mirakhor, Pengantar Keungan Islam: Teori dan Praktik, Terjemah
A.K Anwar … hlm. 249
142
Dewan Syariah Nasional atau DSN-MUI). Kedua, Akibat dari proses
pemindaian dan penyaringan, saham bisa jadi tidak cukup besar untuk
membuka peluang diversifikasi portofolio yang baik. Upaya harus dilakukan
untuk meluaskan bidang saham yang sesuai syariah. Ketiga, kreteria
screening tidak selalu stabil karena kondisi pasar yang berubah dapat
mengubah rasio keuangan perusahaan, yang berarti perusahan tersebut bisa
atau tidak bisa lewat dari filter yang dipersiapkan oleh manajer dana dari satu
period eke periode lain, sebagai contoh, tergantung pada harga pasar, sebuah
saham bisa masuk dan keluar dari reksa dana dalam periode waktu yang
sangat singkat berkaitan dengan fluktuasi rasio saham ekuitas. Hal ini dapat
berpengaruh buruk pada diversifikasi portofolio dan dapat menimbulkan
biaya transaksi tambahan tiap kali portofolio tersebut diseimbangkan ulang.
D. Daftar Pustaka
Al-Qur’an
Al-‘Alim, Al-Qur’an dan Terjemahannya (edisi ilmu pengetahuan), Bandung:
Mizan Pustaka. 2009
Achsien, Iggi, Investasi Syariah di Pasar Modal, Menggagas Konsep dan Praktik
Manajemen Portofolio Syariah, Jakarta: Gramedia, 2000.
Afifuddin dan Beni Ahmad, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Pustaka
Setia, 2009.
Arifin, Johar. dkk, Kamus Istilah Pasar Modal, Akuntansi, Keuangan dan
Perbankan, Jakarta: Gramedia, 1999.
Bouma, Gary D. The Research Process Revised Edition, Australia: Oxford
University Press, 1993.
Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metodologis ke
Arah Ragam Varian Kontemporer, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007.
Cahyono, Jaka E Cahyono, Cara Jitu Memilih Untung dari Reksa Dana, Jakarta:
Elex Media Komputindo, 2000.
Darmadji, Tjiptono dan M. Fakhruddin Hendy, Pasar Modal di Indonesia,
Indonesia: Salemba Empat, 2001.
Downes, John dan Jordan Elliot Goodman, Kamus Istilah Keuangan dan
Investasi, Edisi Ketiga, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, Jakarta,
2001.
143
Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No. 20/DSN-MUI/IV/2001.
Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah.
Edisi revisi., Jakarta: Kencana, 2008.
Husnan, Suad, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Kedua,
Yogyakarta: UPP-AMP YKPN, 1998.
Husnan, Suad, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisi Sekuritas, Yogyakarta:
UPP AMP YKPN, 1996.
Iqbal, Zamir & Abas Mirakhor, Pengantar Keuangan Islam: Teori &Praktik,
Jakarta: Kencana, 2008.
Kepres No. 52 Tahun 1976 Tentang Pasar Modal.
Mufti, Aries dan Muhammad Syakir Sula, Amanah bagi Bangsa Konsep: Sistem
Ekonomi Syariah, Jakarta: Masyarakat Ekonomi Syariah, 2007.
Nasution, Mustafa Edwin dkk, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2006.
Samat, Dahlan, Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi UI, 2004.
Sudarsono, Heri. Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi Dan Ilustrasi,
Yoyakarta: Ekonisia; 2004.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif, dan
R&D, Bandung: Alfabeta, 2011.
Sitompul, Asri, Reksa Dana Pengantar Dan Pengenalan Umum, Bandung: Citra
Aditya Bakti, 2000.
Sumantoro, Pengantar Tentang Pasar Modal di Indonesia, Jakarta: Ghalia
Indonesia: 1990.
Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, edisi ke tiga, Yogyakarta: UPPAMP YKPN, 2003.
Sholihin, Ahmad Ifham, Buku Pintar Ekonomi Syariah. Jakarta: PT Gramedia,
2010.
Surachman, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode, dan Teknik,
Jakarta: Tarsita, 1990.
Susilo, Sri, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta : Salemba Empat, 2000.
Tandelilin, Eduardus, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Yogyakarta:
BPFE, 2001.
UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.
Winarno, Sigit dan Sujana Ismaya, Kamus Besar Ekonomi, Bandung: Pustaka
Grafika, 2003.
Wirasasmita, Rivai, Kamus Lengkap Ekonomi, Bandung: Pionir Jaya, 1999.
www.ojk.go.id
Yusof, Rosylin Mohd. and M. Shabri Abd. Majid, Towards An Islamic
International Financial Hub: The Role Of Islamic Capital Market In
Malaysia, International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and
Management Vol. 1 No. 4, 2008.
144
Download