ANALISIS MASALAH DAN TANTANGAN PASAR MODAL SYARIAH MASRIL Email: [email protected] Mahasiswa Program Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh Konsentrasi Ekonomi Syariah. Abstraks The capital market became interesting topic of discussion in the era of globalization. Investments and capital markets has become a fundamental part of the economy not only in developed countries, even developing countries. Indonesia is now even started to appear with his new strength in the investment sector and the capital markets. Islamic capital market is one of the important implementation of the economic development of Islam today. But along the way to be a competent investment instruments and influential in the market would need a hard struggle, patient and move without stopping so as true Islamic economic goals can be realized. Along with that fact today that the conventional capital market still dominates when compared with the capital market syariah. Therefore, it needs to be studied in depth what are the problems and challenges facing the Islamic capital market. Discussion method that will be used in this research is using qualitative method by conducting analytical studies literature. qualitative research is a research method that is based on the philosophy postpositivisme. With the use of descriptive analysis Where attempt is made to collect and compile the data, and then analyzing the data. The analysis showed that there are currently three instruments in the Islamic capital markets: stocks, bonds and mutual funds. The problems faced by the Islamic capital market in general is the lack of Human Resources (HR), a lack of understanding of the community and lack of socialization in the community. Then Challenges is referansi Importance yield value (Rate of Return), there should be a development Innovation Product and Service, Need for codification of products and regulatory standards nationally and globally. It can be concluded that the problems and challenges of the Islamic capital market is not all that complicated and difficult. However, the Islamic capital market participants must be serious and consistent manner to solve the problem and quickly as possible to resolve all the challenges that exist so that the realization of the concept of Islam as true in Islamic economics. Keyword: Islamic capital market, Problems and Challenges 120 A. Latar Belakang Masalah Pasar modal menjadi topik pembahasan menarik di era globalisasi seperti saat ini. Investasi dan pasar modal sudah menjadi bagian dari fundamental ekonomi tidak hanya di negara maju, bahkan juga negara berkembang. Indonesia pun saat ini sudah mulai muncul dengan kekuatan barunya di sektor investasi dan pasar modal. Perkembangan ekonomi suatu negara tidak lepas dari perkembangan pasar modal, di Indonesia dikenal dengan Bursa Efek Indonesia (BEI). Perkembangan pasar modal di negara-negara maju, termasuk di negara-negara muslim sekalipun, kiranya menuntut untuk dicermati lebih lanjut. Hal ini menjadi keharusan, selain terkait dengan semakin membesarnya peran Bursa Efek Indonesia (BEI) di Indonesia di dalam memobilisasi dana ke sektor riil, juga disebabkan adanya tuntutan bahwa sekuritas yang diperdagangkan harus selaras dengan syariat Islam. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu alat penggerak perekonomian di Indonesia, karena Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi dana jangka panjang yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pergerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) beberapa tahun terakhir menunjukan track record yang positif. Penilaian tersebut berdasarkan pengamatan terhadap fluktuasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, karena IHSG merefleksikan kinerja BEI secara keseluruhan. Fakta tersebut menunjukan bahwa aktivitas investasi di Indonesia sudah mulai tumbuh pesat. Maka hal tersebut tidak 121 terlepas dari keputusan investasi yang dilakukan oleh para investor untuk menenamkan modalnya di pasar modal tentunya pada instrumen saham. Disamping saham tentunya ada juga Reksadana Syariah dan Sukuk. Investasi itu sendiri dimaknai dalam kamus istilah pasar modal dan keuangan yaitu penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.1 Selain itu dalam buku investasi dan pasar modal syariah dijelaskan bahwa investasi adalah suatu kegiatan menanamkan modal saat ini untuk diperoleh manfaatnya di masa yang akan datang.2 Kemudian dalam kamus lengkap ekonomi, investasi didefenisikan sebagai penukaran uang dengan bentuk kekayaan lain seperti saham atau harta tidak bergerak yang diharapkan dapat ditahan selama periode tertentu supaya menghasilkan pendapatan.3 Dari ketiga makna investasi tersebut dapat disimpulkan bahwa investasi itu adalah suatu pengorbanan yang dilakukan oleh seseorang atau investor pada saat ini dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Salah satu bentuk investasi adalah menanamkan modal di pasar modal. Institusi pasar modal syariah merupakan salah satu Implentasi dari seruan Allah tentang investasi tersebut.4 Beberapa ayat yang menyerukan investasi antara lain: Surah al-Hasyr ayat 18 (“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha ______________ 1 Johar Arifin. dkk, Kamus Istilah Pasar Modal, Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, (Jakarta: Gramedia, 1999), hlm. 27. 2 Rivai Wirasasmita, Kamus Lengkap Ekonomi, (Bandung: Pionir Jaya, 1999), hlm. 85. 3 Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah. Edisi revisi., (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 8. 4 Aries Mufti dan Muhammad Syakir Sula, Amanah bagi Bangsa Konsep: Sistem Ekonomi Syariah, (Jakarta: Masyarakat Ekonomi Syariah, 2007), hlm. 130. 122 Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”). Surah An-Nisa‟ayat 9 (“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang jujur”) Demikian juga Surah al-Muzammil ayat 20 (“…dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah …”). Namun, saat ini sangat disayangkan dimana Indonesia yang notebenenya berpenduduk mayoritas muslim tapi pasar modal syariahnya masih jauh ketinggalan bila dibandingkan dengan pasar modal konvensional dari hampir semua sisi. Bila dilihat dari sisi jumlah investor di pasar modal yakni pasar modal syariah baru 4.908 investor berdasarkan single investor identification (SID). Dengan demikian, jumlah investor saham syariah tersebut baru mencapai 1% saja dari total investor saham yang jumlahnya mencapai 434.443 SID.5 Oleh karena itu pula pastinya berlanjut pada jumlah kapitalisasi modal pada pasar syariah tersebut. Pasar modal syariah bulan Juni 2016, sesuai data ISSI6 baru sebesar 3.029.643,77 (miliar). Padahal kapitalisasi modal di BEI saat ini sudah mencapai Rp5.094,26 triliun. ______________ 5 Zubi Mahrofi, “BEI Akan Selenggarakan Festival Pasar Modal Syariah,” antaranews.com, 2016, http://www.antaranews.com/berita/552117/bei-akan-selenggarakan-festival-pasar-modalsyariah (diakses 21 Agustus 2016, Pukul 15:33). dan lihat Juga: Sakina Rakhma Diah Setiawan, “Kini, Pertumbuhan Pangsa Pasar Investasi Syariah Lebih Dominan,” bisniskeuangan.kompas.com, Senin, 28 Maret 2016, http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/03/28/160343826/Kini.Pertumbuhan.Pangsa.Pasar.I nvestasi.Syariah.Lebih.Dominan. (diakses 21 Agustus 2016, Pukul 15:40). 6 ISSI adalah Indek Saham Syariah Indonesia. Lihat: http://www.idx.co.id/ 123 Bukan itu saja ternyata dari segi ke aktifan masyarakat Indonesia terlibat pada pasar modal masih minim hal ini terlihat dari Jumlah investor domestic di BEI Hanya 0,2% saja sekitar 460 ribu dari jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 230 juta, sehingga rasio pasar modal domestic masih sangat kecil dibandingkan dengan negara asia tenggara lainnya. misalnya, Singapura memiliki investor domestic sebesar 30% dari jumlah penduduk, sedangkan Malaysia memiliki rasio 12,8% dari jumlah penduduk. 7 Berdasarkan latar belakang diatas maka menarik untuk dikaji lebih mendalam Apa Saja Masalah dan Tantangan Pasar Modal Syariah?!. B. Metode Pembahasan Adapun metode pembahasan dalam tulisan ini Sesuai dengan Latar belakang masalah yang telah di kemukakan di atas maka penulis akan melakukan studi analisis kepustakaan8 dengan mengunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari keadaan social yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitaif. Dapat disimpulkan bahwa metode penelitian kulitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sumber data dilakukan secara ______________ 7 Buddy Setianto, Panduan Investasi 2016 Di Bursa Efek Indonesia, (Jakarta, Penerbit: Bumisaka Kurnia, 2016), hlm. 3. 8 Afifuddin dan Beni Ahmad, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hlm. 165. 124 purposive,9 analisis data bersifat induktif/kualitaif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.10 Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: Analisis deskriptif yaitu usaha untuk mengumpulkan dan menyusun suatu data, kemudian dilakukan analisis terhadap data tersebut. Analisis deskriptif yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata bukan dalam bentuk angka-angka atau prosedur statistik.11 Content Analisys (analisis isi) yaitu teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi data yang dapat ditiru dan valid dengan memperhatikan konteksnya yang berhubungan dengan isi komunikasi. Dalam penelitian kualitatif analisis isi ditekankan pada bagaimana peneliti melihat keabsahan isi komunikasi secara kualitatif, dan bagaimana peneliti memaknakan isi komunikasi interaksi dari objek penelitian.12 Adapun tahapan langkah-langkah analisis isi yang ditempuh adalah sebagai berikut: (a) Menentukan permasalahan, (b) Menyusun kerangka pemikiran, (c) Menyusun perangkat metodologi, (d) Analisis data. (e) Diperiksa kebenarannya serta diinterpretasikan sehingga menjadi suatu informasi yang bermakna. ______________ 9 Purposive adalah salah satu teknik penentuan informan (data) dalam jenis penelitian kualitatif dimana peneliti memilih informan (data) menurut kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Lihat: Gary D. Bouma, TheResearch Process Revised Edition (Australia: Oxford University Press, 1993), p. 119 10 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 15. 11 Winarno Surachman, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode, dan Teknik, (Jakarta: Tarsita, 1990), hlm. 139. 12 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007), hlm. 232. 125 Selanjutnya, setelah data terkumpul dan dianalisis sebagaimana tahapan langkah-langkah dalam analisis data, kemudian dibuat dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan. C. Pembahasan 1. Penjelasan Mengenai Pasar Modal Syariah Pengertian pasar modal berdasarkan Keputusan Presiden No. 52 Tahun 197613, menyebutkan bahwa Pasar Modal adalah Bursa Efek seperti yang dimaksud dalam UU No. 15 Tahun 1952 (Lembaran Negara Tahun 1952 Nomor 67). Menurut UU tersebut, bursa adalah gedung atau ruangan yang ditetapkan sebagai kantor dan tempat kegiatan perdagangan efek, sedangkan surat berharga yang dikategorikan sebagai efek adalah saham, obligasi, serta surat bukti lainnya yang lazim dikenal sebagai efek. UU yang mengatur tentang pasar modal (UU Republik Indonesia no. 8 tahun 1995)14 juga mencantumkan pengertian bursa efek, yaitu pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak yang lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka.15 Selanjutnya, menurut Ahmad, Pasar modal syariah merupakan kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta ______________ 13 Kepres No. 52 Tahun 1976 Tentang Pasar Modal. UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. 15 Suad Husnan, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas (Edisi Kedua), (Yogyakarta: UPP-AMP YKPN, 1998) hlm. 27. 14 126 lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek yang dijalankan berdasarkan prinsip syariah.16 Penerapan prinsip syariah di pasar modal tentunya bersumberkan pada Al Quran sebagai sumber hukum tertinggi dan Hadits Nabi Muhammad SAW. Selanjutnya, dari kedua sumber hukum tersebut para ulama melakukan penafsiran yang kemudian disebut ilmu fiqih. Salah satu pembahasan dalam ilmu fiqih adalah pembahasan tentang muamalah, yaitu hubungan diantara sesama manusia terkait perniagaan. Berdasarkan itulah kegiatan pasar modal syariah dikembangkan dengan basis fiqih muamalah.Terdapat kaidah fiqih muamalah yang menyatakan bahwa Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya. Konsep inilah yang menjadi prinsip pasar modal syariah di Indonesia. Sejarah Pasar Modal Syariah di Indonesia sendiri diawali dengan diterbitkannya Reksa Dana Syariah oleh PT. Danareksa Investment Management pada 3 Juli 1997. Selanjutnya, Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) berkerjasama dengan PT. Danareksa Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya secara syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut, maka para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana berinvestasi sesuai dengan prinsip syariah. ______________ 16 Ahmad Ifham Sholihin, Buku Pintar Ekonomi Syariah. (Jakarta: PT Gramedia, 2010), hlm. 351. 127 Pada tanggal 18 April 2001, untuk pertama kali Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa yang berkaitan langsung dengan pasar modal, yaitu Fatwa Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah. Selanjutnya, instrumen investasi syariah di pasar modal terus bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah PT. Indosat Tbk pada awal September 2002. Instrumen ini merupakan Obligasi Syariah pertama dan akad yang digunakan adalah akad mudharabah.17 Tidak sampai disitu saja, kepopuleran efek syariah dan keunggulannya mendorong munculnya berbagai indeks ekuitas diberbagai Negara. Seperti diketahui beberapa tahun sebelum kemunculan Jakarta Islamic Indeks (JII), telah ada indeks syariah Yaitu Dow Jones & Company meluncurkan Dow Jones Islamic Market Index (DJIMI) pada Februari 1999, kemudian diikuti kemunculan Kuala Lumpur Shariah Index (KLSI) oleh bursa Malaysia pada April 1999, dan FTSE Global Islamic Index Series (FTSE-GII) oleh kelompok Financial Times Stock Exchange(FTSE) pada Oktober 1999.18 Pada pasar modal syariah ini dilakukan proses screening untuk menyaring saham yang sesuai prinsip syariah yang ketentuannya dibuat oleh Shariah Supervisory Board atau kosultan hukum Islam. ______________ 17 Lihat: www.ojk.go.id Zamir Iqbal & Abas Mirakhor, Pengantar Keuangan Islam: Teori &Praktik Kencana, 2008), hlm. 246 18 (Jakarta: 128 2. Instrumen/Produk Pasar Modal Syariah Sejalan dengan penejelasan diatas, maka produk pada pasar modal syariah yang berupa efek harus tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Oleh karena itu efek tersebut dikatakan sebagai Efek Syariah. Efek Syariah adalah Efek sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan peraturan pelaksanaannya yang akad, cara, dan kegiatan usaha yang menjadi landasan pelaksanaannya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di Pasar Modal. Sampai dengan saat ini, Efek Syariah yang telah diterbitkan di pasar modal meliputi Saham Syariah, Sukuk dan Unit Penyertaan dari Reksa Dana Syariah Saham Syariah Secara konsep, saham merupakan surat berharga bukti penyertaan modal kepada perusahaan dan dengan bukti penyertaan tersebut pemegang saham berhak untuk mendapatkan bagian hasil dari usaha perusahaan tersebut. Konsep penyertaan modal dengan hak bagian hasil usaha ini merupakan konsep yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.19 Prinsip syariah mengenal konsep ini sebagai kegiatan musyarakah atau syirkah. Berdasarkan analogi tersebut, maka secara konsep saham merupakan efek yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Namun demikian, tidak semua saham yang diterbitkan oleh Emiten dan Perusahaan Publik dapat disebut sebagai saham syariah. Suatu saham dapat dikategorikan sebagai saham syariah jika saham tersebut diterbitkan oleh: ______________ 19 Rosylin Mohd. Yusof and M. Shabri Abd. Majid, Towards An Islamic International Financial Hub: The Role Of Islamic Capital Market In Malaysia (International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and Management Vol. 1 No. 4, 2008), pp. 313-329. 129 Emiten dan Perusahaan Publik yang secara jelas menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah. Emiten dan Perusahaan Publik yang tidak menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah, namun memenuhi kriteria sebagai berikut: Kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip syariah, yaitu tidak melakukan kegiatan usaha Diantaranya: Pertama, perjudian dan permainan yang tergolong judi; Kedua, perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa; Ketiga, perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu; Keempat, bank berbasis bunga; Kelima, perusahaan pembiayaan berbasis bunga; Keenam, jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan/atau judi (maisir), antara lain asuransi konvensional; Ketujuh, memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau menyediakan barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi), barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN-MUI; dan/atau, barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat; Kelapan, melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah); Kesembilan, rasio total hutang berbasis bunga dibandingkan total ekuitas tidak lebih dari 82%, dan Kesepuluh rasio total pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan total pendapatan usaha dan total pendapatan lainnya tidak lebih dari 10%. 130 Sukuk Sukuk merupakan istilah yang dikenalkan sebagai pengganti dari istilah obligasi syariah (islamic bonds). Sukuk secara terminologi merupakan bentuk jamak dari kata "sakk" dalam bahasa Arab yang berarti sertifikat atau bukti kepemilikan. Sementara itu, ada juga yang memberikan memberikan definisi Sukuk yaitu Efek Syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak tertentu (tidak terpisahkan atau tidak terbagi (syuyu'/undivided share) atas: aset berwujud tertentu (ayyan maujudat); nilai manfaat atas aset berwujud (manafiul ayyan) tertentu baik yang sudah ada maupun yang akan ada; jasa (al khadamat) yang sudah ada maupun yang akan ada aset proyek tertentu (maujudat masyru' muayyan); dan atau kegiatan investasi yang telah ditentukan (nasyath ististmarin khashah)20. Berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional No. 32/DSN-MUI/IX/2002 Tentang Obligasi Syariah, dijelaskan obligasi syariah (sukuk) adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan oleh emiten21 kepada investor (pemegang obligasi) yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada investor berupa bagi hasil/marjin/fee serta membayar kembali dana investasi pada saat jatuh tempo. ______________ 20 Zamir Iqbal And Abbas Mirakhor, An Introduction to Islamic Finance: Theory and Practice. Second Edition (Singapore: John Wiley & Sons (Asia) Pte. Ltd., 2011), pp. 184-185 21 Sigit Winarno dan Sujana Ismaya, Kamus Besar Ekonomi, (Bandung : Pustaka Grafika, 2003), hlm. 181. 131 Karakteristik Sukuk Sebagai salah satu Efek Syariah sukuk memiliki karakteristik yang berbeda dengan obligasi. Sukuk bukan merupakan surat utang, melainkan bukti kepemilikan bersama atas suatu aset/proyek. Setiap sukuk yang diterbitkan harus mempunyai aset yang dijadikan dasar penerbitan (underlying asset). Klaim kepemilikan pada sukuk didasarkan pada aset/proyek yang spesifik. Penggunaan dana sukuk harus digunakan untuk kegiatan usaha yang halal. Imbalan bagi pemegang sukuk dapat berupa imbalan, bagi hasil, atau marjin, sesuai dengan jenis akad yang digunakan dalam penerbitan sukuk. Jenis Sukuk Jenis sukuk22 terdiri dari: Pertama, Sertifikat kepemilikan dalam aset yang disewakan. Kedua, Sertifikat kepemilikan atas manfaat, yang terbagi menjadi 4 (empat) tipe: Sertifikat kepemilikan atas manfaat aset yang telah ada, Sertifikat kepemilikan atas manfaat aset di masa depan, sertifikat kepemilikan atas jasa pihak tertentu dan Sertifikat kepemilikan atas jasa di masa depan. Ketiga, Sertifikat salam. Keempat, Sertifikat istishna. Kelima, Sertifikat murabahah. Keenam, Sertifikat musyarakah. Ketujuh, Sertifikat muzara'a. Kelapan, Sertifikat musaqa. Dan Kesembilan, Sertifikat mugharasa. ______________ 22 Silahkan Lihat: Berdasarkan Standar Syariah AAOIFI No.17 tentang Investment Sukuk. 132 Kehadiran Obligasi Syariah yang pertama sekali adalah oleh PT. Indosat Tbk pada awal September 2002. akad yang digunakan adalah akad mudharabah (bagi hasil), dengan tenor 5 tahun indikiasi return 15,75%23 Reksa Dana Syariah Reksadana di Inggris dikenal dengan sebutan unit trust yang berarti unit kepercayaan24. dan Amerika di kenal dengan sebutan mutual fund yang berarti dana bersama dan di Jepang dikenal dangan sebutan investment fund yang berarti pengelolaan dana. Secara bahasa reksa dana tersusun dari dua konsep, yaitu reksa yang berarti jaga atau pemeliharaan dan konsep dana yang berarti (himpunan) uang. Dengan demikian secara bahasa reksa dana berarti kumpulan uang yang dipelihara. 25 Disimpulkan Reksa dana merupakan dana bersama yang dioperasikan oleh suatu perusahaan investasi atau sering disebut Manajer Investasi (MI) 26 yang mengumpulkan uang dari pemegang dana dan menginvestasikannya ke dalam saham, obligasi, opsi, komoditas. dll.27 Jadi, Reksadana syariah (Islamic investment funds) adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip-prinsip syariah Islam, baik dalam ______________ 23 Mustafa Edwin Nasution.dkk, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), hlm. 305-306 24 Jaka E Cahyono, Cara Jitu Memilih Untung dari Reksa Dana (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2000), hlm.16. 25 Asri Sitompul, Reksa Dana Pengantar Dan Pengenalan Umum (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2000), hlm 2. 26 Iggi Achsien, Investasi Syariah di Pasar Modal, Menggagas Konsep dan Praktik Manajemen Portofolio Syariah (Jakarta: Gramedia, 2000), hlm. 73. 27 John Downes dan Jordan Elliot Goodman, Kamus Istilah Keuangan dan Investasi, Edisi Ketiga (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, Jakarta,2001), hlm. 50. 133 bentuk akad antara pemodal dengan manajer investasi (wakil pemodal), maupun antara manajer investasi dengan pengguna investasi.28 Selain itu, Reksa Dana syariah juga didefinisikan sebagai reksa dana sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan peraturan pelaksanaannya yang pengelolaannya tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal. Reksa Dana Syariah sebagaimana reksa dana pada umumnya merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksa Dana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas.29 Reksa Dana Syariah dikenal pertama kali di Indonesia pada tahun 1997 ditandai dengan penerbitan Reksa Dana Syariah Danareksa Saham pada bulan Juli 1997. Sebagai salah satu instrumen investasi, Reksa Dana Syariah memiliki kriteria yang berbeda dengan reksa dana konvensional pada umumnya. Perbedaan ini terletak pada pemilihan instrumen investasi dan mekanisme investasi yang tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Perbedaan lainnya adalah keseluruhan proses manajemen portofolio, screeninng (penyaringan), dan cleansing (pembersihan). ______________ 28 Lihat:Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No. 20/DSN-MUI/IV/2001. 29 Heri Sudarsono. Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi Dan Ilustrasi. (Yoyakarta: Ekonisia; 2004), hlm. 201 134 Jenis Reksa dana30 Saat ini setidaknya tercatat terdapat 10 jenis reksa dana syariah: Pertama, Reksa Dana Syariah Pasar Uang. Reksa dana yang hanya melakukan investasi pada instrument pasar uang syariah dalam negeri dan/atau efek syariah berpendapatan tetap yang diterbitkan dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 (satu) tahun dan/atau sisa jatuh temponya tidak lebih dari 1 (satu) tahun. Kedua, Reksa Dana Syariah Pendapatan Tetap. Reksa dana yang melakukan investasi paling sedikit 80% dari Nilai Aktiva Bersih dalam bentuk efek syariah berpendapatan tetap. Ketiga, Reksa Dana Syariah Saham. Reksa dana yang melalukan investasi paling sedikit 80% dari Nilai Aktiva Bersih dalam bentuk efek syariah bersifat ekuitas. Keempat, Reksa Dana Syariah Campuran. Reksa dana yang melakukan investasi pada efek syariah bersifat ekuitas, efek syariah berpendapatan tetap, dan/atau instrument pasar uang dalam negeri yang masing-masing tidak melebihu 79% dari Nilai AktivaBerih, dimana dalam portofolio reksa dana tersebut wajib terdapat efek syariah bersifat ekuitas dan efek berpendapatan tetap. Kelima, Reksa Dana Syariah Terproteksi. Reksa dana yang melakukan investasi paling sedikit 70% dari NAB dalam bentuk efek syariah berpendapatan tetap dan paling banyak 30% dari NAB dalam bentuk saham syariah dan.atau sukuk yang diperdagangkan di Bursa Efek Luar Negeri. Keenam, Reksa Dana Syariah Indeks. Reksa dana yang melakukan investasi paling sedikit 80% dari NAB dalam efek syariah yang merupakan ______________ 30 Dahlan Samat. Manajemen Lembaga Keuangan .(Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2004), hlm. 259. 135 bagian dari suatu indeks syariah yang menjadi acuannya. Investasi pada efek syariah tersebut, paling sedikit 80% dari seluruh efek syariah yang ada dalam indeks. Pembobotan atas masing-masing efek syariah dalam reksa dana syariah indeks tersebut antara 80%-100% dari pembobotan atas masingmasing efek syariah dalam indeks yang menjadi acuan. Ketujuh, Reksa Dana Syariah Berbentuk KIK yang Unit Penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek (ETF). Reksa dana yang portofolio efeknya terdiri dari efek syariah yang liquid. Kelapan, Reksa Dana Syariah Berbentuk KIK Penyertaan Terbatas. Reksa dana yang hanya ditawarkan kepada pemodal profesional dan dilarang ditawarkan melalui Penawaran Umum dan/atau dilarang dimiliki oleh 50 pihak atau lebih. Pemodal professional merupakan pemodal yang memiliki kemampuan untuk membeli unit penyertaan dan melakukan analisis rasio. Kesembilan, Reksa Dana Syariah Berbasis Efek Syariah Luar Negeri. Reksa dana yang melakukan investasi paling sedikit 51% dari Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Syariah pada Efek Syariah Luar Negeri yang dimuat dalam Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah. Kesepuluh, Reksa Dana Syariah Berbasis Sukuk. Reksa dana yang melakukan investasi paling sedikit 85% dari Nilai Aktiva Bersih pada instrument sukuk. 3. Analisis Masalah Pasar Modal Syariah Problem Pertama adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Masalah sumber daya manusia (SDM) sampai sekarang masih diperdebatkan apalagi dinegara-negara berkembang seperti di Indonesia, padahal sumber daya 136 manusia merupakan faktor yang dapat menjalankan berbagai macam aspek seperti teknologi. Karena teknologi juga lahir dari manusia maka dari itu SDM merupakan faktor yang sangat fundamental dalam keamajuan Pasar Modal Syariah. Dengan semakin berkembangnya pasar modal syariah di indnesia khususnya dan Dunia umum, otomatis memerlukan pemimpin yang memahami substansi konsep Pasar Modal Syariah secara menyeluruh guna untuk menjalankan lembaga tersebut tetap berjalan sesuai hukum islam. Tapi faktanya yang terjadi justru sebaliknya lembaga-lembaga yang konsisten mengurusi perkembangan Pasar modal Syariah sekarang justru dalam pengangkatan pemimpin tidak sesuai kemampuan yang dimilikinya. Padahal seorang pemimpin memiliki andil besar untuk kemajuan Pasar Modal Syariah selain itu harus mempunyia tujuan yang bagus yaitu tujuan jangka panjang, visi dan misi yang bagus dan mempunyai pengalaman dan kemampuan serta memahami secara utuh konsep Pasar Modal Syariah itu sendiri. Meskipun dalam pelaksanaanya tidak terlihat cacat dalam Pasar Modal Syariah, tapi sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat menentukan berjalannya lembaga syariah tersebut ke depan. Yang artinya sumber daya manusia menentukan maju dan mundurnya Pasar modal Syariah tergantung dari kwalitas sumber daya manusia yang mengoperasikan dan menjalankanya dengan metode dan aplikasinya yang benar. Problem Kedua adalah Kurangnya Pemahaman Masyarakat. Pemahaman sebagian besar masyarakat mengenai Pasar Modal Syariah 137 belum tepat, bahkan diantara ulama dan cendekiawan muslim sendiri masih belum ada kata sepakat yang mendukung keberadaan Pasar Modal Syariah, Dari kalangan ulama sendiri sampai saat ini belum ada ketegasan pendapat terhadap keberadaan Pasar Modal Syariah, kekurangtegasan tersebut antara lain disebabkan karena Kurang komprehensifnya informasi yang sampai kepada para ulama dan cendekiawan tentang bahaya dan dampak destruktif sistem bunga terutama pada saat krisis moneter dan ekonomi dilanda kelesuan. Kemudian, belum berkembangluasnya lembaga Pasar Modal Syariah sehingga ulama dalam posisi sulit untuk melarang transaksi keuangan konvensional yang selama ini berjalan dan berkembang luas. Selain itu Belum dipahaminya operasional Pasar Modal Syariah secara mendalam dan menyeluruh. Sealnjutnya adanya kemalasan intelektual yang cenderung pragmatis sehingga muncul anggapan bahwa sistem bunga yang berlaku saat ini sudah berjalan atau tidak bertentangan dengan ketentuan agama. Minimnya pemahaman masyarakat akan Sistem Pasar Modal Syariah antara lain disebabkan karena Sistem dan prinsip operasional Pasar Modal Syariah relatif baru dikenal dibanding dengan sistem pasar modal konvensional. Dan Pengembangan Pasar Modal Syariah baru dalam tahap awal jika dibandingkan dengan Pasar Modal konvensional yang telah ratusan tahun bahkan sudah mendarah daging dalam masyarakat. Terakhir Keengganan bagi pengguna jasa Pasar Modal konvensional untuk berpindah ke Pasar Modal Syariah walaupun notabeneya mereka adalah seorang muslim 138 disebabkan hilangnya kesempatan untuk mendapatkan penghasilan tetap dari bunga. Problem Ketiga adalah Kurangnya Sosialisasi di Masyarakat. Sosialisasi yang telah dilakukan dalam rangka memberikan informasi yang lengkap dan besar mengenai kegiatan usaha Pasar Modal Syariah kepada masyarakat luas belum dilakukan secara maksimal. Tanggungjawab kegiatan sosialisasi ini tidak hanya dipundak para pelaku Pasar Modal Syariah sebagai pelaksana operasional Pasar Modal Syariah sehari-hari, tetapi tanggungjawab ini diletakkan kepada semua pihak yang mengaku Islam, apakah itu perorangan dan kelompok maupun instansi yang meliputi unsur alim ulama, penguasa negara atau pemerintahan, cendekiawan, dll. Yang memiliki kemampuan dan akses yang besar dalam penyebarluasan informasi terhadap masyarakat luas. Sosialisasi yang dilakukan tidak hanya kepada masyarakat awam tetapi juga kepada ulama, pondok pesantren, ormas-ormas, instansi dan institusi serta pengusaha, yang selama ini belum tahu ataupun belum memahami secara detail apa dan bagaimana keberadaan dan operasional Pasar Modal Syariah walaupun dari sisi Fiqih dan Syari’ah mereka tahu benar. 4. Analisis Tantangan Pasar Modal Syariah Secara umum Pasar modal syariah memiliki beberapa tantangan yang harus dipikirkan dengan baik dan matang diantaranya yaitu: Pertama, Perlunya kodifikasi produk dan standar regulasi yang bersifat nasional dan global untuk menjembatani perbedaan dalam fiqih. Untuk itu, perlu 139 penyelarasan produk secara nasional maupun global sangat diperlukan agar keuangan islam terutama pasar modal dapat tumbuh bersama di berbagai negara, tidak saling memproteksi karena perbedaan mazhab. Kedua, Perlunya referansi nilai imbal hasil (Rate of Return) bagi keuangan syariah (pasar modal syariah). nilai imbal hasil yang dibagikan (Sharing) dalam system keuangan syariah, termasuk pasar modal syariah hendaknya merupakan hasil yang nyata dari aktivitas bisnis. Sayangnya, referansi nilai imbal hasil tersebut belum tersedia sehingga institusi keuangan syariah seperti Pasar Modal Syariah seringkali melakukan penyetaraan dengan suku bunga dalam system konvensional. Ketiga, Kelangsungan program sosialisai dan edukasi kepada masyarakat. kegiatan untuk menggugah ketertarikan dan minat masyarakat untuk memanfaatkan produk-produk Pasar Modal Syariah perlu digalakan pelaksanaannya. Keempat, Inovasi pengembangan Produk dan Layanan di berbagai Jenis Lembaga keuangan khusunya pasar modal syariah perlu ditingkatkan. Agar dapat bersaing dengan produk-produk konvensional, para pelaku ekonomi syariah hendaknya dapat menciptakan produk yang bernilai uniqueness31 guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam buku Pengantar Keuangan Islam: Teori dan Praktik32 disebutkan bebrapa tantangan pasar modal syariah diantaranya yaitu: Pertama, peran ______________ 31 Uniqueness adalah keunikan atau berciri khas. Zamir Iqbal dan Abbas Mirakhor, Pengantar Keungan Islam: Teori dan Praktik, Terjemah A.K Anwar (Jakarta: Kencana, Prenada Media Group, 2008), hlm. 253-254 32 140 ulama syariah. Hal ini sangat penting yang mana ulama (pakar syariah) yang multidisipliner, yang menguasai tafsir dasar teologi sampai struktur konsep financial, untuk berbagi pengetahuan, memberikan pelatihan dan pemahaman tentang fungsi pasar modal pada masyarakat luas. Kedua, rekayasa financial. Rekayasa financial telah merevolusi pasar modal konvensional. Sukuk adalah contoh yang bagus namun pada pasar uang hendaknya para pelaku pasar modal syariah memikirkannya dengan baik karena pasar uang umumnya tidak sesuai dengan syariah hanya transaki spot yang dibolehkan. Yang lainya tidak karena ditenggerai mangandung unsur gharar. Ketiga, adanya Pengembangan instusi pendukung seperti, asosiasi indutri, agen penentu agenda dll. Contoh yang nyata dari ini adalah berdirinya International Islamic Financial Market (IIFM) dan International Islamic Rating Agency (IIRA) di Bahrain pada tahun 2002. Keempat, Intensif untuk mempromosikan pasar modal. Selayaknya pembuat kebijakan harus menyediakan intensif bagi instusi bisnis dan financial untuk mengunakan instrumen islami. Tantangan Pasar Sukuk Dalam hal ini pasar sukuk juga memiliki tantangan tersendiri yang tentunya tidak terlepas dari tantangan yang ada pada tantangan secara umum diatas. Menurut Zamir Iqbal dan Abbas Mirakhor: Issuers, investors and intermediaries need to nurture the market patiently. Islamic transactions often face a competitive disadvantage vis-a -vis conventional bond issues in cost-efficiency terms. Each new issue incurshigher levels of legal and documentation expenses as well as 141 distribution costs; and involves examining structural robustness in addition to evaluating the credit quality of the obligor. Standardization of contracts will reduce this problem. 33 Bila kita maknai dalam bahasa Indonesia lebih kurangnya adalah “Penerbit sukuk, investor, dan para intermediator harus “mengasuh” pasar tersebut dengan sabar. Transaksi islam sering kali menghadapi kurang kompetitif dibandingkan obligasi konvensional dalam aspek efesiensi biaya. Setiap penerbitan baru dikenai pengeluaran legal dan biaya dokumentasi serta biaya distribusi yang semakin tinggi, dan sebagai tambahan, harus melalui pengujian kesehatan structural untuk mengevaluasi kualitas kredit obligator. Standarisasi kontrak/akad akan mengurangi masalah ini” Tantangan bagi Reksa Dana Ekuitas Dalam hal ini pasar reksadana ekuitas juga memiliki tantangan tersendiri yang tentunya tidak terlepas dari tantangan yang ada pada tantangan secara umum diatas. Dalam buku Pengantar Keuangan Islam: Teori dan Praktik34 disebutkan diantaranya yaitu: Pertama, Penekanan utama para manajer reksa dana adalah berdasarkan mekanisme screening, akan tetapi hanya sedikit perhatian yang diberikan pada praktik seperti short-selling yang tidak sesuai dengan syariah. Praktik yang diikuti oleh setiap manajer reksa dana harus diperiksa dan di sahkan oleh para pakar syariah (di Indonesia tepatnya adalah ______________ 33 Zamir Iqbal And Abbas Mirakhor, An Introduction to Islamic Finance: Theory and Practice … pp. 200-201 34 Zamir Iqbal dan Abbas Mirakhor, Pengantar Keungan Islam: Teori dan Praktik, Terjemah A.K Anwar … hlm. 249 142 Dewan Syariah Nasional atau DSN-MUI). Kedua, Akibat dari proses pemindaian dan penyaringan, saham bisa jadi tidak cukup besar untuk membuka peluang diversifikasi portofolio yang baik. Upaya harus dilakukan untuk meluaskan bidang saham yang sesuai syariah. Ketiga, kreteria screening tidak selalu stabil karena kondisi pasar yang berubah dapat mengubah rasio keuangan perusahaan, yang berarti perusahan tersebut bisa atau tidak bisa lewat dari filter yang dipersiapkan oleh manajer dana dari satu period eke periode lain, sebagai contoh, tergantung pada harga pasar, sebuah saham bisa masuk dan keluar dari reksa dana dalam periode waktu yang sangat singkat berkaitan dengan fluktuasi rasio saham ekuitas. Hal ini dapat berpengaruh buruk pada diversifikasi portofolio dan dapat menimbulkan biaya transaksi tambahan tiap kali portofolio tersebut diseimbangkan ulang. D. Daftar Pustaka Al-Qur’an Al-‘Alim, Al-Qur’an dan Terjemahannya (edisi ilmu pengetahuan), Bandung: Mizan Pustaka. 2009 Achsien, Iggi, Investasi Syariah di Pasar Modal, Menggagas Konsep dan Praktik Manajemen Portofolio Syariah, Jakarta: Gramedia, 2000. Afifuddin dan Beni Ahmad, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia, 2009. Arifin, Johar. dkk, Kamus Istilah Pasar Modal, Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, Jakarta: Gramedia, 1999. Bouma, Gary D. The Research Process Revised Edition, Australia: Oxford University Press, 1993. Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007. Cahyono, Jaka E Cahyono, Cara Jitu Memilih Untung dari Reksa Dana, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2000. Darmadji, Tjiptono dan M. Fakhruddin Hendy, Pasar Modal di Indonesia, Indonesia: Salemba Empat, 2001. Downes, John dan Jordan Elliot Goodman, Kamus Istilah Keuangan dan Investasi, Edisi Ketiga, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2001. 143 Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No. 20/DSN-MUI/IV/2001. Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah. Edisi revisi., Jakarta: Kencana, 2008. Husnan, Suad, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Kedua, Yogyakarta: UPP-AMP YKPN, 1998. Husnan, Suad, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisi Sekuritas, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 1996. Iqbal, Zamir & Abas Mirakhor, Pengantar Keuangan Islam: Teori &Praktik, Jakarta: Kencana, 2008. Kepres No. 52 Tahun 1976 Tentang Pasar Modal. Mufti, Aries dan Muhammad Syakir Sula, Amanah bagi Bangsa Konsep: Sistem Ekonomi Syariah, Jakarta: Masyarakat Ekonomi Syariah, 2007. Nasution, Mustafa Edwin dkk, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006. Samat, Dahlan, Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2004. Sudarsono, Heri. Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi Dan Ilustrasi, Yoyakarta: Ekonisia; 2004. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2011. Sitompul, Asri, Reksa Dana Pengantar Dan Pengenalan Umum, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2000. Sumantoro, Pengantar Tentang Pasar Modal di Indonesia, Jakarta: Ghalia Indonesia: 1990. Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, edisi ke tiga, Yogyakarta: UPPAMP YKPN, 2003. Sholihin, Ahmad Ifham, Buku Pintar Ekonomi Syariah. Jakarta: PT Gramedia, 2010. Surachman, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode, dan Teknik, Jakarta: Tarsita, 1990. Susilo, Sri, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta : Salemba Empat, 2000. Tandelilin, Eduardus, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Yogyakarta: BPFE, 2001. UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. Winarno, Sigit dan Sujana Ismaya, Kamus Besar Ekonomi, Bandung: Pustaka Grafika, 2003. Wirasasmita, Rivai, Kamus Lengkap Ekonomi, Bandung: Pionir Jaya, 1999. www.ojk.go.id Yusof, Rosylin Mohd. and M. Shabri Abd. Majid, Towards An Islamic International Financial Hub: The Role Of Islamic Capital Market In Malaysia, International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and Management Vol. 1 No. 4, 2008. 144