Pengembangan Jeruk Siam Medan Triploid untuk Produksi Buah

advertisement
Pengembangan Jeruk Siam Medan Triploid untuk Produksi Buah
Tanpa Biji (Evaluasi Molekular, Sitologi, dan Morfologi serta
Percepatan Pertumbuhan Tanaman Jeruk Siam Medan Triploid)
Mia Kosmiatin1, Agus Purwito2, Yuyu S. Purba3, Chaereni Martasari4,
Muhammad Yusuf4, dan Ali Husni1
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,
Jl. Tentara Pelajar No. 3A, Bogor 16111
2
Departemen Agronomi dan Hortikultura, FAPERTA IPB
3
Laboratorium Genetika, BIOLOGI, LIPI
4
Balai Penelitian Jeruk dan Buah Subtropis, Badan Litbang Pertanian
ABSTRAK
Peningkatan kualitas jeruk lokal Indonesia sudah saatnya untuk segera dilakukan agar impor jeruk
segar yang sangat tinggi dapat dikurangi. Salah satu karakter yang menentukan kualitas buah adalah
jumlah biji/buahnya, sampai saat ini belum ada jeruk lokal yang dibudidayakan memiliki jumlah biji
kurang dari 5 biji/buah (seedless). Produksi buah tanpa biji dapat dilakukan dengan merakit tanaman
triploid, dimana teknik yang memberikan kepastian yang tinggi adalah dengan meregenerasikan selsel endosperma yang secara alami triploid. Populasi embrio somatik yang diregenerasikan dari sel-sel
endosperma jeruk siam Medan sudah diperoleh pada tahun 2012. Pengujian dan pengembangan
tanaman jeruk siam medan triploid perlu dilakukan agar dapat diproduksi jeruk lokal tanpa biji. Pada
tahun 2014 sudah dilakukan perbanyakan klonal tunas yang diregenerasikan dari sel-sel endosperma,
sambung mini (shoot tip grafting) dan evaluasi tingkat ploidi pada populasi STG. Pada tahun 2015,
dilakukan penelitian penyimpanan secara in vitro tunas hasil regenerasi sel-sel endosperma dengan
teknik pertumbuhan minimal, percepatan pertumbuhan dengan teknik top working grafting dan
evaluasi sitologi, molecular dan morfologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan dengan
teknik pertumbuhan minimal yang dikombinasikan dengan enkapsulasi lebih baik dibanding tanpa
enkapsulasi hingga 16 minggu setelah penyimpanan. Percepatan pertumbuhan dengan top working
grafting berhasil mempercepat pertumbuhan tunas dan 10 tunas/tanaman siap untuk diinduksi
pembentukan bunganya. Dari populasi top working diperoleh 10 tanaman yang menunjukkan tingkat
ploidi lebih dari diploidnya, sementara dari hasil penghitungan jumlah kromosom diperoleh 9 tanaman
menunjukkan jumlah kromosom 2x = 27. Evaluasi molecular dengan menggunakan 8 primer SSR
(umum digunakan pada jeruk) pada populasi top working hanya 1 primer yang menunjukkan
polimorfisme.
Kata kunci: Jeruk siam (Citrus nobilis), kultur endosperma, top working, evaluasi tingkat ploidi,
sitologi dan molecular.
Seminar Tahunan Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian, 24–27 November 2015
37
Download