Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

advertisement
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
Peranan Pemeriksaan Intern dalam Meningkatkan efektivitas
Pengendalian Inter Penjualan, Piutang Usaha dan Penerimaan Kas
pada PT Semen Cibinong Tbk
Sumaryo, SE., M.Ak.
(Dosen Tetap STIE PPI)
Abstrak
Dalam pemeriksaan atas laporan keuangan seorang internal auditor harus pula
melakukan evaluasi atas struktur pengendalian intern kliennya terlebih dahulu, karena
struktur pngendalian intern merupakan hal yang penting bagi manajemen suatu
perusahaan dalam melindungi kekayaan perusahaan, menguji ketelitian dan ketepatan
catatan administrasi dan pembukuan, serta mendorong para karyawan untuk mematuhi
kebijaksanaan yang telah ditetapkan pimpinan. Bila struktur pengendalian internnya
kurang baik maka akan menghasilkan ketidaktepatan dan ketidakandalan informasi
yang nantinya dapat mengganggu usaha pencapaian tujuan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana peranan Pemeriksaan
Internal untuk meningkatkan efektifitas Pengendalian Intern terhadap Penjualan,
Piutang Usaha dan Penerimaan Kas pada PT Semen Cibinong. Jenis penelitian yang
dilakukan untuk mengevaluasi SPI yang diterapkan oleh PT Semen Cibonong adalah
deskriptif analisis untuk periode dimana penelitian ini dilakukan.
Berdasarkan hasil penilaian struktur pengendalian intern dan pengujian atas
penjualan, piutang usaha dan penerimaaan kas pada PT. Semen Cibinong Tbk, maka
dapat diambil kesimpulan Struktur Pengendalian Intern terhadap penjualan, piutang
usaha dan penerimaan kas pada PT. Semen Cibinong Tbk telah dilaksanakan sudah
cukup baik. Pengendalian Intern yang saat ini telah dilaksanakan cukup dirasakan
efektif oleh manajemen hal ini terungkap dari hasil wawancara langsung dengan para
penanggung jawab. Selain itu terdapat pula kelemahan-kelelmahan yang ditemukan
dalam pengendalian intern PT. Semen Cibinong Tbk.
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
Kata Kunci : Pemeriksaan Interna, Efektifitas, Penjualan, Piutang Usaha, Kas
A. Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dimana Negara kita sedang mengalami
masa-masa sulit dalam perekonomian yang lebih dikenal dengan krisis moneter, maka
semakin besar juga suatu perusahaan dituntut untuk dapat bertahan dalam menghadapi
setiap tantangan dunia bisnis, salah satunya adalah para pesaing dari luar maupun dari
dalam. Agar perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan usahanya, maka
dibutuhkan untuk suatu pengendalian intern yang dapat menghasilkan informasi
keuangan yang andal bagi para pengguna informasi tersebut.
STIE Putra Perdana
Indonesia
InoVasi Volume 3; Mei 2010
Page 173
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
Dalam menghasilkan suatu laporan yang andal, banyak perusahaan yang
membutuhkan seorang jasa akuntan yang bekerja sebagai pegawai perusahaan, yang
dalam hal ini dinamakan internal auditor untuk membantu mereka mengawasi laporan
keuangan atas kantor mereka pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor
biasanya lebih rinci dan memakan waktu sepanjang tahun dan dimaksudkan untuk
membantu manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab dengan memberikan
analisa, penilaian dan komentar terhadap kegiatan dan kebijaksanaan yang telah
diperiksanya. Dalam pemeriksaan atas laporan keuangan tersebut, seorang internal
auditor harus pula melakukan evaluasi atas struktur pengendalian intern kliennya
terlebih dahulu, karena struktur pngendalian intern merupakan hal yang penting bagi
manajemen suatu perusahaan dalam melindungi kekayaan perusahaan, menguji
ketelitian dan ketepatan catatan administrasi dan pembukuan, serta mendorong para
karyawan untuk mematuhi kebijaksanaan yang telah ditetapkan pimpinan.
Bila struktur pengendalian internnya kurang baik maka akan menghasilkan
ketidaktepatan dan ketidakandalan informasi yang nantinya dapat mengganggu usaha
pencapaian tujuan. Perusahaan mempunyai ruang lingkup usaha yang sangat luas,
namun disini penulis akan mengkhususkan diri untuk melakukan penelitian masalah
pemeriksaan penjualan secara tunai untuk pengiriman barang dan atau dokumen ke
luar negeri pada perusahaan PT. Semen Cibinong Tbk. Pada umumnya penjualan
dilakukan dengan dua cara, yaitu penjualan dengan cara tunai dan penjualan secara
kredit. Perlakuan akuntansi atas kedua cara penjualan tersebut berbeda. Sehingga
diperlukan struktur pengendalian yang baik untuk mengawasi pelaksanaan akuntansi
terhadap proses penjualan baik secara tunai maupn secara kredit.
STIE Putra Perdana
Indonesia
B. Tinjauan Teroritis
STIE Putra Perdana
Indonesia
1. Pengertian dan Tujuan Pemeriksaan Intern
Pengertian intern umumnya hanya terdapat dalam perusahaan yang relative
besar, dimana adanya pendelegasian wewenang kepada sejumlah unit organisasi
dalam perusahaan itulah yang mendorong perlunya dibentuk staff pemeriksaan
intern (Internal Auditor). Definisi dari pemeriksaan intern menurut Milton
Stevens Fonorow dalam bukunya “Internal Auditor’s Manual and Guide” yang
disadur oleh Sukrisno Agoes (1996:11) “Internal auditing adalah suatu penilaian,
yang dilakukan oleh pegawai perusahaan yang terlatih, mengenai ketelitian, dapat
dipercayainya, efesiensi dan kegunaan dari catatan-catatan (akuntansi) perusahaan
dan pengendalian intern yang terdapat dalam perusahaan”.
Sedangkan Arthur W. Holmes and David C. Burns dalam bukunya
“Auditing Standar and Procedures” dengan Moh. Badjuri sebagai alih bahasa,
(1990:14) menjelaskan “Auditing Internal adalah kegiatan penilaian yang
independent dalam organisasi untuk mereviu operasi sebagai jasa yang diberikan
kepada manajemen”.
STIE Putra Perdana
Indonesia
Page 174
InoVasi Volume 3; Mei 2010
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
Jadi auditing internal merupakan pengendalian manajerial yang
melaksanakanaan fungsinya dengan mengukur dan mengevaluasi keefektifan
pengendalian lain.
Dari beberapa definisi diatas dapat diartikan bahwa pemeriksaan intern
merupakan kegiatan penilaian yang bebas, yang dilakukan dengan cara memeriksa
akuntansi, keuangan dan kegiatan lainnya, untuk memberikan jasa kepada
manajemen. Pemeriksaan intern berhubungan dengan semua tahap kegiatan
perusahaan, sehingga tidak hanya terbatas pada pemeriksaan terhadap catatancatatan akuntansi.
Internal auditor wajib memberikan informasi yang diperluas manajemen
untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan operasi perusahaan. Tetapi
pihak ekstern biasanya enggan memanfaatkan informasi dan internal auditor,
karena mereka anggap internal auditor adalah pegawai atau orang dalam
perusahaan sehingga tidak independent. Namun sebenarnya seorang internal
auditor harus tetap independent terhadap bagian yang diperiksanya. Independensi
internal auditor tergantung pada kedudukannya dalam organisasi dan
keterlibatannya dalam kegiatan operasional perusahaan dimana internal auditor
tidak boleh terlibat didalamnya.
Dengan kata lain, internal auditor bertanggung jawab secara langsung
kepada pimpinan perusahaan dan aktivitasnya terpisah dari bagian-bagian lain
dalam perusahaan. Adapun tujuan pemeriksaan intern adalah membantu semua
anggota manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka, dengan
memberikan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar-komentar penting
mengenai kegiatan yang diperiksa.
Sedangkan untuk mencapai tujuan tersebut, internal auditor harus
melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan dari
sistem pengendalian manajemen, struktur perngendalian intern dan
pengendalian opersaional lainnya serta mengembangkan pengendalian yang
efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal.
b. memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur-prosedur
yang telah ditetapkan oleh manajemen.
c. Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggung jawabkan dan
dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian,
kecurangan dan penyalahgunaan.
d. Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam organisasi
dapat dipercaya.
e. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang
diberikan oleh manajemen.
f. Menyarankan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka meningkatkan
efesiensi dan efektifitas.
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
InoVasi Volume 3; Mei 2010
Page 175
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
2. Fungsi Pemeriksaan Intern
Pemeriksaan intern berfungsi membantu manajemen agar tujuan
perusahaan dapat tercapai dengan efektif, efisiensi dan ekonomis. Jasa yang
diberikan itu pada dasarnya mempunyai tujuan sendiri, seperti yang dikemukakan
“The Institute Of Internal Auditors, di dalam statement of Responsibilities of
Internal Auditors”, yaitu ; “The objective of internal auditing is to assist member
of organization in the effective discharge of their responsibilities. To this end,
internal auditing furnishes them with analysis, appraisals, recommendation,
cousel, and information concerning the activities reviewed. The audit objective
includes promoting effective control at reasonable cost”.
Jelaslah bahwa pemeriksaan intern diarahkan untuk membantu seluruh
anggota organisasi agar mereka dapat melaksanakan kewajiban secara efektif,
dengan cara menyajikan analisis-analisis, penilaian, saran-saran, bimbinganbimbingan dan informasi yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang
ditelaah, dipelajari dan nilainya. Sedangkan fungsi pemeriksaan intern adalah
melaksanakan kegiatan penilaian atau pemeriksaan yang independent dan memberi
saran-saran suatu fungsi pengendalian manajemen guna mengukur dan meneliti
efektifitas struktur pengendalian intern.
Menurut Hendrikson dan Eldon S “Sasaran dari fungsi pemeriksaan intern
adalah menyediakan jasa kepada pihak manajemen dengan suatu hasil analisis dan
penilaian atas kegiatan dan sistem seperti sistem informasi organisasi, struktur
pengendalian intern organisasi, tingkat kepatuhan terhadap kebijakan operasi,
prosedur dan perencanaan, serta kualitas kinerja karyawan perusahaan”.
STIE Putra Perdana
Indonesia
3. Syarat-syarat Kertas Kerja Pemeriksaan Intern yang Baik
STIE Putra Perdana
Indonesia
Agar kertas kerja pemeriksaan mempunyai manfaat yang optimal, harus
dipenuhi criteria berikut ini:
a. Kertas kerja pemeriksaan harus mempunyai tujuan
Misalnya: cash count sheet dapat ditaksir dengan angka pada neraca.
b. Harus dicegah menulis kembali kertas kerja pemeriksaan sebab banyak
kerugiannya antara lain :
1) membuang waktu
2) dapat salah menyalin
c. dalam kertas kerja pemeriksaan harus dijelaskan prosedur audit apa yang
dilakukan dengan menggunakan audit tick mark.
Misalnya :
1) Periksa aging schedule
2) Cek penjumlahan dengan cara footing dan cross footing.
Penggunaan tick mark antara lain :
^
= Footing/ Cross footing.
C.B
= Confirmad Balance <bila cocok>.
R.D = Reporting Diference.
STIE Putra Perdana
Indonesia
Page 176
InoVasi Volume 3; Mei 2010
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
d. Kertas kerja pemeriksaan harus diindex/cross index.
e. Kertas kerja harus diparaf oleh orang yang membuat dan mereview working
papers sehingga dapat diketahui siapa yang bertanggung jawab.
f. Setiap pertanyaan yang timbul pada review notes harus terjawab, tidak
boleh ada “open question” “(pertanyaan yang belum terjawab)”.
g. Pada kertas kerja pemeriksaan harus dicantumkan :
1) Sifat dari perkiraan yang diperiksa.
2) Prosedur pemeriksaan yang dilakukan.
3) Kesimpulan mengenai kelayakan perkiraan yang diperiksa.
h. hal-hal tambahan :
1) Kertas kerja pemeriksaan harus rapih dan bersih
2) Kertas kerja pemeriksaan harus mudah dibaca (jelas)
3) Bahasa yang digunakan (Indonesia atau inggeris) harus baik.
4) Jangan hanya photo copy data dari client tanpa diberi suatu penjelasan.
i. Di bagaian muka file kertas kerja pemeriksaan harus dimasukan daftar isi
dan index kertas kerja pemeriksaan dan contoh paraf seluruh tim
pemeriksaan yang terlibat dalam penugasan audit tersebut.
STIE Putra Perdana
Indonesia
4. Struktur Organisasi Pemeriksaan Intern
a. Kedudukan dan Personalia Pemeriksan Intern
Sebelum penulis meninjau kedudukan dan personalia para professional
pemeriksaan internal, terlebih dahulu penulis meninjau struktur organisasi
suatu perusahaan. Menurut Mulyadi,(1992:10) wewenang formal yang
dikaitkan dengan kedudukan suatu organisasi adalah “Wewenang ini ditujukan
oleh rantai komando yang standar, yang berawal dari dewan direktur (dewan
komisaris) dan terus kebawah melalui berbagai tingkatan didalam hierarki
sampai pada titik dimana aktivitas atau kegiatan utama organisasi
dilaksanakan, wewenang staf dimiliki oleh individu atau kelompok dalam
suatu organisasi yang memberikan layanan dan nasehat kepada lini dan
wewenang fungsional adaalh hak untuk mengendalikan kegiatan bagian lain
dalam hubungannya dengan tanggungjawab dengan tanggung jawab staff yang
khusus”.
Sebelum karyawan direktur, penting bagi perekrut untuk memiliki
beberapa gambaran yang jelas tentang kegiatan dan tanggung jawab karyawan.
Dengan demikian, analisis jabatan harus dikembangkan sebagai suatu langkah
dini dalam proses perekrutan. Pada saat tugas khusus sudah dianalisis
pernyataan tertulis menyangkut isi dan tempat masing-masing tugas
dimasukkan dalam bagan organisasi. Pada tingkat opersional, pernyataan ini
disebut uraian pekerjaan (Job Description), sedangkan pada tingkat manajerial,
pernyataan tersebut dinamakan uraian jabatan (Position Desription).
Spesifikasi pekerjaan harus dikembangkan.
Spesifikasi pekerjaan (hiring/job spesipication) mencantumkan latar
belakang, pengalaman dan keterampilan yang harus dimiliki seorang agar
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
InoVasi Volume 3; Mei 2010
Page 177
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
dapat melaksanakan tugas secara efektif dalam suatu posisi. Sedangkan
kedudukan pemeriksaan intern dalam hierarki top management adalah komite
audit yang kedudukannya setaraf dengan dewan komisaris perusahaan dan
tanggung jawab kepada pemegang saham atau pemilik perusahaan.
Uraian tugas untuk jabatan manajer, staf senior dan junior pemeriksaan
internal yang sesuai dengan standars for the Professional of Internal Auditing
antara lain adalah:
Untuk jabatan Manajer, uraian tugasnya adalah mengelola kegiatan
pemeriksaan, menjalankan hubungan kerja yang efektif dengan pihak
Eksekutif dan manajemen operasi menyiapkan pemeriksaan menyeluruh dan
program jangka panjang untuk lokasi yang telah ditentukan, mengidentifikasi
kegiatan yang menjadi sasaran pemeriksaan dan mengevaluasi maknanya,
menyusun struktur organisasi bagian peneriksaan yang ditangani,
menghasilkan dan memelihara kemampuan staf pemeriksa, menetapkan ruang
lingkup pemeriksaan, staf dan anggaran biaya, mengembangkan suatu sistem
pengendalian biaya dan jadwal tugas pemeriksaan, menetapkan standar kinerja
pemeriksaan dan meninjau hasilnya, mengintepretasikan hasil laporan audit,
serta menyusun dan mengawasi pencapaian tujuan demi peningkatan
kemampuan pemberian jasa pemeriksa intern kepada pihak manajemen.
Untuk jabatan staf senior, uraian tugasnya adalah melakukan
pemeriksaan atas kegiatan dan fungsi organisasi, mengevaluasi kecermatan dan
efektifitas dari pengendalian manajemen atas kegiatan yang bersangkutan,
merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar
profesional yang telah disetujui, melaporkan temuan-temuan pemeriksaan, dan
memberikan saran-saran untuk memperbaiki kondisi-kondisi yang kurang
memuaskan, melaksanakan pemeriksaan khusus atas permintaan pihak
manajemen, mengadakan survey atas fungsi dan kegiatan, menetapkan arah,
tujuan, ruang lingkup pemeriksaan dan menyiapkan program pemeriksaan,
menetapkan prosedur pemeriksaan yang akan digunakan, mengidentifikasi
titik-titik penting pengendalian dari sistem, mengevaluasi keberhasilan sistem
yang dilaksanakan perusahaan, menghasilkan pemeriksaan secara profesional
dan sesuai dengan program pemeriksaan yang telah ditetapkan, memperoleh,
menganalisa dan meninjau pekerjaan staf junior, membuat penjelasan secara
lisan, serta menetapkan kecukupan atas tindakan perbaikan yang diambil.
Untuk jabatan staf junior, uraian tugasnya adalah memeriksa dan
menganalisa transaksi-transaksi, mengevaluasi kecermatan dan efektifitas
pengendalian manajemen atas kegiatan yang bersangkutan, membantu
merencanakan tugas pemeriksaan untuk setiap bagian, membantu dalam
menentukan catatan dan kegiatan yang akan dianalisa, membantu menetapkan
luasnya pengujian dan menyiapkan kertas kerja, Membantu menetapkan
luasnya pengujian dan menyiapkan kertas kerja, membantu dalam
menghasilkan pemeriksaan yang berdasarkan program audit dan secara
profesional merekomendasikan cara pencapaian, analisa dan evaluasi bahan
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
Page 178
InoVasi Volume 3; Mei 2010
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
bukti, melakukan peninjauan atas transaksi, dokumen, catatan, laporan dan
prosedur yang dipakai agar tepat dan efektif, menyiapkan kertas kerja yang
cocok, serta mengadakan diskusi pendahuluan mengenai adanya kekurangan
dengan personil kegiatan operasi yang diperiksa untuk memeriksa kenyataan
dan untuk mencapai suatu penjelasan dan alasan tepat atas terjadinya
kekurangan yang ditemukan.
Kedudukan pemeriksa intern dalam perusahaan adalah penting untuk
menjamin adanya independensi dalam pemeriksaan agar ia dapat leluasa
memberikan penilaian dan saran-saran karena ia sendiri tidak terlibat dalam
kegiatan rutinitas tersebut dan juga bukan merupakan bagian dari kegiatan
yang diperiksa.
Berkaitan dengan independensi, menurut Alvin A. Arens dan James K.
Loebbecke menyatakan”bukan hanya penting bagi pemeriksa untuk
memelihara sikap mental independen di dalam memenuhi tanggung jawab
mereka, tetapi penting juga bahwa para pemakai lapoeran keungan menaruh
kepercayaan kepada independensi dalam kenyataan dan independensi dalam
penampilan independensi dalam kenyataan akan ada apabila pada
kenyataannya pemeriksa mampu mempertahankan sikap yang tidak memihak
sepanjang pelaksanaan pemeriksaan. Sedangkan independensi dalam
penampilan adalah hasil intepretasi pihak lain mengenai independensi.
Apabila pemeriksa independen dalam kenyataan, tetapi pihak-pihak yang
berkepentingan yakin bahwa dia adalah penasehat kliennya atau lebih
mengutamakan kepentingan klien, maak sebagian besar nilai fungsi
pemeriksaannya akan sia-sia”.
Untuk mewujudkan independensi di bagian pemeriksaan intern, maka
bagian tersebut biasanya ditetapkan langsung di bawah direktur utama
sehingga memungkinkan bagian pemeriksa internal berperan independen
terhadap bagian lainnya dalam perusahaan termasuk bagian keuangan yang
menyediakan biaya pemeriksaan tersebut. Pemeriksa intern merupakan fungsi
staff. Pemeriksa intern harus mempunyai kualifikasi tertentu agar dapat
melaksanakan tugas pemeriksaan dengan sebaik-baiknya antara lain adalah
integritas dan obyektifitas.
Mengenai hal ini, Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke yang
disadur dari kode perilaku profesional menyatakan “Dalam melaksanakan
semua jasa profesional, harus mempertahankan obyektifitas dan integritas,
harus bebas dari pertentangan kepentingan dan tidak akan dengan sengaja salah
mengemukakan fakta-fakta atau mendelegasikan pertimbangan-pertimbangan
pada orang lain”.
Yang dimaksud dengan integritas adalah kepribadian yang dilandasi
unsur jujur, berani, bijaksana dan bertanggung jawab serta dapat menyimpan
rahasia jabatan. Sikap dan pandangan obyektif berarti pemeriksa harus
menyatakan fakta apa adanya tanpa dipengaruhi prasangka, intepretasi maupun
kepentingan pribadi pemeriksa atau pihak-pihak yang berkepentingan dengan
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
InoVasi Volume 3; Mei 2010
Page 179
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
hasil pemeriksaan. Sedangkan profesionalisme yang dituntut adalah memiliki
keahlian mengenai pemeriksaan dan keahlian mengenai masalah yang
diperiksa, serta pemeriksa wajib untuk terus-menerus meningkatkan
keahliannya.
Mengenai hal ini The Institute of Internal Auditors yang dinyatakan di
dalam standards for The Proffesional practice of Internal Auditing,
menyebutkan bahwa peningkatan keahlian yang terus menerus dapat diperoleh
dengan menjadi anggota suatu perkumpulan profesional, atau dengan
menghadiri
konferensi-konferensi, seminar, kursus-kursus, program
latihan oleh perusahaan, serta partisipasi dalam proyek-proyek penelitian.
Pemeriksa intern harus selalu mengikuti peningkatan dan perkembangan
terakhir dari stnadar-standar,
prosedur-prosedur dan teknik-teknik
pemeriksaan intern.
STIE Putra Perdana
Indonesia
b. Pengertian Struktur Pengendalian Intern
Seorang auditor harus memperoleh pemahaman yang memadai atas
struktur pengendalian intern yang ada untuk merencanakan audit dan
menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
Penyusunan dan penyelenggaraan struktur pengendalian intern merupakan
tanggung jawab penting manajemen. Menurut Standar Profesional Akuntan
Publik :
“Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan
komisaris, dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan
keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini:
(a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektifitas dan efersiensi operasi, dan
(c) kepatuhan hukum dan peraturan yang berlaku”.
Sedangkan definisi struktur Pengendalian Intern menurut Mulyadi
“Struktur pengendalian intern suatu organisasi terdiri dari kebujakan dan
prosedur yang diciptakan untuk memberikan jamian yang memadai agar tujuan
organisasi dapat dicapai”.
Dari definisi tersebut dapat dilihat bahwa dalam struktur pengendalian
intern terdapat tiga kata penting:
1) Kebijakan yaitu pedoman yang dibuat oleh manajemen untuk mencapai
tujuan organisasi.
2) Prosedur yaitu langkah-langkah tertentu yang harus diamati dalam
pelaksanaan suatu kebijakan.
3) Tujuan yaitu suatu kegiatan, hasil yang dicapai suatu organisasi atau
perusahaan. Untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan
satuan usaha akan tercapai, struktur pengendalian intern secara terus
menerus memerlukan supervise dari manajemen untuk menentukan
apakah pelaksanaannya sesuai dengan yang dikehendaki dan diubah
semestinya sesuai dengan perubahan kondisi yang melingkupinya.
Struktur pengendalian intern yang baik sangat bermanfaat bagai
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
Page 180
InoVasi Volume 3; Mei 2010
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
manajemen guna mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan
perusahaan.
c. Tujuan Struktur Pengendalian Intern
Tujuan manajemen merancang struktur pengendalian intern yang efektif
antara lain sebagai berikut :
1) Menjaga kekayaan dan catatan organisasi
2) Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi
3) Mendorong efisiensi.
4) Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Kekayaan fisik suatu perusahaan dapat dicuri, disalah gunakan atau
hancur karena kecelakaan kecuali jika kekayaan tersebut dilindungi dengan
pengendalian yang memadai. Begitu juga dengan kekayaan perusahaan yang
tidak dimiliki wujud fisik, seperti piutang dagang, akan rawan oleh kecurangan
jika dokumen penting (seperti kontrak penjualan) dan catatan akuntansi
(seperti kartu piutang atau account receivablefile) tidak dijaga.
Data akuntansi memiliki peranan yang sangat penting karena
merupakan pencatatan atas semua transaksi yang terjadi yang dapat digunakan
sebagai alat pengecekan kebenaran transaksi tersebut. Manajemen perusahaan
memerlukan informasi keuangan yang teliti dan andalan untuk menjalankan
kegiatan usahanya. Begitu pula dengan pihak diluar manajemen perusahaan
yang mempunyai kepentingan dalam perusahaan dimana data akuntansi
diperlukan untuk menilai kondisi dan kinerja perusahaan. Oleh karena itu,
pengendalian intern dirancang untuk memberikan jaminan proses pengolahan
data akuntansi akan menghasilkan informasi keuangan yang teliti dan andal.
Karena data akuntansi mencerminkan perubahan kekayaan perusahaan, maka
ketelitian dan keandalannya merefleksikan penanggung jawaban penggunaan
kekayaan perusahaan.
Pengendalian intern ditujukan untuk mencegah duplikasi uasaha yang
tidak perlu atau pemborosan dalam segala kegiatan bisnis perusahaan, dan
untuk mencegah penggunaan sumber daya perusahaan yang tidak efisien.
Untuk mencapai tujuan perusahaan, manajemen menetapkan kebijakan dan
prosedur. Struktur pengendalian intern ditujukan untuk memberikan jaminan
yang memakai agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh karyawan perusahaan.
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
d. Unsur-Unsur Pengendalian Intern
Struktur pengendalian intern terdiri dari lima komponen yang saling
terkait berikut ini :
1) Lingkungan pengendalian
2) Penaksiran resiko
3) Aktivitas pengendalian
4) Informasi dan komunikasi
5) Pemantauan
STIE Putra Perdana
Indonesia
InoVasi Volume 3; Mei 2010
Page 181
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi dan
mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan
pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern
yang lain, menyediakan disiplin dan struktur. Lingkungan pengendalian
mencakup berikut ini :
1) Integritas dan nilai etika
2) Komitmen terhadap kompetensi.
3) Partisipasi dewan komisaris atau komite audit
4) Filosofi dan gaya operasi manajemen
5) Struktur organisasi
6) Pemberian wewenang dan tanggung jawab
7) Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
Penaksiran risiko entitas untuk tujuan laporan keuangan merupakan
indentifikasi, analisa dan manajemen terhadap resiko yang relevan dengan
penyusunan laporan keuangan yang wajar sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia. Resiko yang relevan dengan pelaporan
keuangan mencakup peristiwa dan keadaan intern maupun ekstern yang dapat
terjadi dan secara negative mempengaruhi kemampuan entitas untuk mencatat,
mengelola, meringkas dan melaporkan data keuangan konsisten dengan asersi
manajemen dalam laporan keuangan. Risiko dapat timbul atau berubah karena
keadaan berikut ini :
1) Perubahan dalam lingkungan operasi
2) Personel baru
3) Sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki
4) Teknologi baru
5) Lini produk, produk, atau aktivitas baru
6) Restrukturisasi korporasi
7) Operasi luar negeri.
8) Standar akuntansi baru.
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu
memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Umumnya aktivitas
pengendalian yang mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai
kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan berikut ini :
1) Review terhadap kinerja
2) Pengolahan informasi.
3) Pengendalian fisik.
4) Pemisahan tugas
Sistim informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang
meliputi sistem akuntansi, terdiri dari metode dan catatan yang dibangun untuk
mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi entitas
(baik peristiwa maupun kondisi) dan untuk memelihara akuntabilitas bagi
aktiva, utang dan ekuitas yang bersangkutan. Auditor harus memperoleh
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
Page 182
InoVasi Volume 3; Mei 2010
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
pengetahuan memadai tentang sistem informasi yang relevan dengan pelaporan
keuangan untuk memahami :
1) Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan bagi laporan
keuangan.
2) Bagaimana transaksi tersebut dimulai.
3) Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun tertentu dalam
laporan keuangan yang tercakup dalam pengolahan dan pelaporan
transaksi.
4) Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak saat transaksi dimulai sampai
dengan dimasukan kedalaman laporan keuangan, termasuk alat
elektronik (seperti computer dan elektronik data interchange) yang
digunakan untuk mengirim, memproses, dan memelihara, dan
mengakses informasi.
Komunikasi mencakup penyediaan suatu pemahaman tentang peran dan
tanggung jawab individual berkaitan dengan pengendalian intern terhadap
pelaporan keuangan. Pemantauan adalah proses penentuan kualitas kinerja
pengendalian intern sepanjang waktu pemantauan ini mencakup penentuan
desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan
koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara
terus menerus, evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dan
keduanya. Lima komponen pengendalian intern tersebut berlaku dalam audit
setiap entitas. Komponen tesebut harus dipertimbangkan dalam hubungannya
dengan :
1) Ukuran entitas.
2) Karakteristik kepemilikan dan organisasi entitas.
3) Sifat bisnis entitas.
4) Keberagaman dan kompleksitas operasi entitas
5) Metode yang digunakan oleh entitas untuk mengirimkan, mengolah,
memelihara, dan mengakses informasi.
6) Penetapan persyaratan hokum dan peraturan.
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
e. Pengertian Penjualan, Piutang Usaha dan Penerimaan Kas
1) Penjualan
Menurut kamus akuntansi, pengertian penjualan adalah “Pemisahan
hak milik atas barang (termasuk surat-surat beharga) atau jasa sesuai dengan
harga yang disepakati dan dibayar.”
Berdasarkan definisi diatas, kegiatan penjualan terdiri dari transaksi
penjualan barang atau jasa, dimana terjadi pemindahan hak milik dari
penjual kepada pembeli sesuai dengan kesepakatan bersama baik dalam hal
harga, kualitas barang, cara pembayaran maupun cara pengiriman, dan lainlain.
STIE Putra Perdana
Indonesia
InoVasi Volume 3; Mei 2010
Page 183
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
Dilihat dari segi cara pembayaran, penjualan yang dilakukan
perusahaan dapat dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu penjualan tunai dan
penjualan kredit. Dalam transaksi penjualan tunai, perusahaan akan
langsung menerima pembayaran atas barang atau jasa yang diserahkan ke
perusahaan kepada pihak pembeli, dan akan diakui sebagai pendapatan.
Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan
yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan,
penghasilan jasa (fees), bunga, deviden, royalty dan sewa. Definisi
pendapatan menurut Standar Akuntansi Keuangan “Arus masuk bruto dari
manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu
periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak
berasal dari kontribusi penanaman modal “
Sebaliknya untuk penjualan kredit, ada tenggang waktu antara
penjualan yang biasanya dilakukan pada saat pengiriman barang atau
penyerahan jasa dengan penerimaan pembayarannya. Penjualan kredit
umunya diselenggarakan
oleh perusahaan dengan tujuan untuk
meningkatkan volume penjualan. Pelaksanaan penjualan secara kredit harus
diawasi dan dikontrol dengan baik oleh pihak manajemen supaya ada
keseimbangan antara jumlah penjualan dengan penerimaan pembayaran
piutang sehingga tidak mengganggu aliran kas perusahaan.
STIE Putra Perdana
Indonesia
2) Piutang Usaha
Menurut Mulyadi “Piutang merupakan klaim kepada pihak lain atas
uang, barang, atau jasa yang dapat diterima dalam jangka waktu satu tahun,
atau dalam satu siklus kegiatan perusahaan”. Piutang umumnya disajikan di
dalam neraca dalam 2 (dua) kelompok, yaitu :
a) Piutang Dagang.
Yaitu piutang yang timbul dari transaksi penjualan barang atau jasa
dalam kegiatan normal perusahaan. Dalam neraca, piutang dagang
ini umumnya merupakan jumlah yang material bila dibandingkan
dengan piutang non dagang.
b) Piutang non Dagang
Yaitu piutang yang timbul dari transaksi selain penjualan barang dan
jasa kepada pihak luar, seperti piutang kepada karyawan, piutang
penjualan saham, piutang klaim asuransi, piutang pengembalian
pajak, piutang deviden dan bunga.
STIE Putra Perdana
Indonesia
3) Penerimaan Kas/Bank
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia yang dinyatakan dalam Standar
Akuntansi Keuangan mendefinisikan “Kas terdiri dari saldo kas (cash on
hand) dan rekening giro.”
Sedangkan Jay M. Smith dan K. Fred Skousen “Cash is the most
liquid of current assets and consists of those items serve as a medium of
STIE Putra Perdana
Indonesia
Page 184
InoVasi Volume 3; Mei 2010
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
exchange and provide a basis for accounting measurement. To be reported
as”cash”, an item must be readily available and not resticted for use in
thepayment of current obligations. A general guideline is whether and item
si acceptable for deposit at face value by bank or orther financial
institution”.
Definisi tersebut dapat juga diterjemahkan sebagai berikut: kas
adalah aktiva lancar yang paling likuid dan terdiri dari item-item yang dapat
dipergunakan sebagai alat pembayaran serta menjadi dasar untuk
pengukuran akuntansi. Untuk dilaporkan sebagai kas, suatu item harus dapat
tersedia dengan segera dan tidak dibatasi penggunaannya untuk pembayaran
hutang jangka pendek serta dapat disetorkan ke bank atau lembaga
keuangan lainnya sebesar nilai nominalnya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penerimaan kas/bank
merupakan akhir dari transaksi penjualan, baik penjualan tunai maupun
penjualan kredit. Apabila perusahaan melakukan penjualan secara tunai,
maka kas dapat langsung diterima, sedangkan jika penjualan dilakukan
secara kredit, maka akan timbul piutang usaha yang apabila telah ditagih
berupa penerimaan kas/bank. Jadi antara penjualan, piutang usaha dan
penerimaan kas/bank saling berhubungan erat satu sama lain.
STIE Putra Perdana
Indonesia
f. Prosedur Pemeriksaan Atas Penjualan, Piutang Usaha dan Penerimaan
Kas/Bank
Prosedur penerimaan merupakan langkah-langkah yang diambil
dalam melaksanakan pekerjaan pemeriksaan. Secara umum prosedur
pemeriksaan dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :
1) Compliance Test
Tujuan dan prosedur pemeriksaan ini adalah untuk memberi kepanitian
bahwa pengendalian intern yang telah benar-benar berjalan
sebagaimana mestinya.
2) Substantive Test
Pelaksanaan substantive test mempunyai tujuh tujuan, namun demikian
ketujuh unsur ini, tidak mutlak dimiliki oleh setiap transaksi. Prosedur
substantive dibuat untuk memenuhi paling sedikit salah satu dari tujuan
di bawah ini :
a) Pencatatan transaksi adalah valid (validity)
b) Transaksi diotorisasi sebagaimana mestinya (authorization).
c) Transaksi yang ada sudah dicatat dengan lengkap (completeness).
d) Transaksi dinilai sebagaimana mestinya (valuation).
e) Transaksi diklasifikasikan sebagaimana mestinya (classification).
f) Transaksi dicatat pada waktu yang tepat (timing).
g) Transaksi dimasukan dengan tepat kedalam catatan pembantu dan
di ikhtisarkan dengan benar (posting and summarization).
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
InoVasi Volume 3; Mei 2010
Page 185
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
Prosedur pemeriksaan substantive (audit procedures) dari transaksi
penjualan, piutang usaha dan penerimaan kas/bank adalah sebagai berikut :
1) Lakukan footing dan cross footing buku penjualan dan test posting
kebuku besar. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada
transaksi yang belum dicatat.
2) Vouching buku penjualan ke bukti pembukuan sample.
3) Bila dari bukti disusun daftar penjualan (menurut pengelompokan
tanggal, lokasi atau jenis produk) untuk kemudian dibukukan ke buku
penjualan, maka lakukan test footing dan vouching daftar tersebut
secara sample.
4) Perhatikan nomor urut faktur pada daftar yahg dipilih sebagai sample
dalam footingnya.
5) Telesuri faktur yang dipilih sebagai sample dengan order langganan,
delivery order, serta bukti pengiriman dan cocokan kuantitas dan jenis
barang yang tercantum pada faktur, cek harga satuan pada daftar harga
atau kontrak, periksa syarat dan ketepatan perkalian dan penjumlahan
pada faktur, cek perhitungan dan pembukuan PPN dan pajak-pajak
lainnya serta pembebanan lainnya.
6) Test atas kemungkinaan penjualan yang tidak dibukukan, yang dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a) Cocokan faktur, order pengiriman dan lainnya periksa nomor menurut
bukti-bukti tersebut apakah lengkap dan berurutan.
b) Telusuri bukti-bukti di atas pada pembukuan.
7) Test pisah batas penjualan dengan memperhatikan catatan pengiriman
barang selama beberapa hari sebelum dan sesudah tanggal neraca
untuk memastikan bahwa barang-barang dalam faktur penjualan tahun
berjalan benar-benar telah dikirimkan. Periksa juga apakah ada barang
yang sudah dikirimkan. Dan dijual tetapi belum dibukukan sebagai
penjualan tahun berjalan.
8) Atas retur penjualan, periksa bukti pendukung yang sudah disetujui
oleh pejabat yang berwewenang seperti penerimaan gudang untuk
meyakinkan transaksi retur yang bernilai material pada mingguminggu setelah tanggal neraca.
9) Telesuri posting dari faktur atau buku penjualan ke buku pembantu
piutang usaha dan buku besar persediaan.
10) Perhatikan penjualan dalam jumlah besar pada akhir periode, periksa
dokumen pengiriman, bukti penerimaan dan kelayakan harga satuan
barang.
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
g. Prosedur Pemeriksaan Atas Piutang Usaha
1) Minta rincian piutang usaha.
2) Lakukan footing atau cross footing pada rincian tersebut.
STIE Putra Perdana
Indonesia
Page 186
InoVasi Volume 3; Mei 2010
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
3) Cocokan saldo-saldo debitur yang tercantum pada perincian piutang
dengan saldo menurut buku tambahan piutang usaha.
4) Cocokan total saldo debitur dengan saldo menurut buku besar.
5) Pilihan debitur yang akan dikirim surat komfirmasi piutang.
6) Periksa secara sample pengelompokan piutang menurut umurnya.
7) Hubungan pemeriksaan piutang ini dengan pemeriksaan periode
penjualan (cut-off)
8) Periksa penerimaan tagihan setelah tanggal neraca (subsequent
collection).
9) Tentukan besarnya penyisihan (allowance) untuk menampung
kemungkinan tidak tertagihnya piutang.
10) Periksa secara teliti piutang-piutang yang bersaldo kredit yang biasa
terjadi karena :
a) Perkiraan tesebut sebenarnya merupakan perkiraan hutang-piutang.
b) Debitur melakukan kelebihan pembayaran yang akan diperhitungkan
dengan penjualan berikutnya.
c) Adanya kesalahan pembukuan.
11) Periksa apakah piutang dijadikan jaminan bagi kreditur atau dijual
kepada pihak lain.
STIE Putra Perdana
Indonesia
h. Prosedur Pemeriksaan Atas Penerimaan Kas dan Bank
1) Lakukan footing dan cross footing pada laporan penerimaan kas dan
bank.
2) Secara sample, cocokan penerimaan kas dan bank dengan kartu piutang
perlanggan.
3) Periksa apakah penerimaan kas setiap harinya sudah disetirkan ke bank
pada hari itu juga atau selambat-lambatnya pada keesokan harinya.
4) Lakukan pengecekan antara laporan penerimaan kas dan bank dengan
laporan pembayaran piutang usaha.
5) Lakukan pengecekan apakah terjadi lapping yang kemungkinan
dilakukan oleh pemegang saham.
STIE Putra Perdana
Indonesia
C. Analisis dan Pembahasan
1. Perencanaan Pemeriksaan Intern.
Perencanaan pemeriksaan merupakan suatu keharusan bila menghendaki
hasil pemeriksaan yang efektif dan efesien. Tanpa perencanaan yang matang
mengenai apa yang akan dikerjakan tidak akan diperoleh hasil seperti yang
diharapkan, karena tidak ada pedoman yang dapat dijadikan tolak ukur dalam
pelaksanaan pemeriksaan. Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi
menyeluruh, pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan. Sifat, luas dan saat
perencanaan bervariasi dengan ukuran dan kompleksitas satuan usaha,
pengalaman mengenai satuan usaha, dan pengetahuan tentang bisnis satuan usaha.
STIE Putra Perdana
Indonesia
InoVasi Volume 3; Mei 2010
Page 187
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
Setelah perencanaan audit disusun, auditor sebelum melakukan
pemeriksaan perlu membuat program pemeriksaan (audit program). Audit
program merupakan suatu kumpulan atau daftar tertulis dari prosedur
pemeriksaan yang akan dijalankan. Audit program harus menggariskan dengan
rinci prosedur audit yang menurut keyakinan auditor diperlukan untuk mencapai
tujuan pemeriksaan. Sedangkan yang dimaksud dengan prosedur audit adalah
langkah-langkah yang harus dijalankan auditor dalam melaksanakan
pemeriksaannya agar tidak melakukan penyimpangan dan dapat bekerja secara
efektif dan efisien.
Secara umum audit program mempunyai kerangka sebagai berikut:
a. Tujuan pemeriksaan
b. Penjelasan singkat mengenai sistem akuntansi.
c. Segi-segi pengendalian intern yang lemah
d. Prosedur pemeriksaan
e. Kesimpulan pemeriksaan
f. Catatan untuk pemeriksaan yang akan datang
Adapun tahap-tahap persiapan pemeriksaan yang dibuat auditor dalam
mengatur strategi secara keseluruhan sehubungan dengan pelaksanaan dan ruang
lingkup pemeriksaan adalah sebagai berikut :
a. Mengumpulkan informasi untuk memperoleh gambaran umum mengenai
perusahaan dan kegaiatan usahanya.
b. Memahami struktur pengendalian intern dengan cara mempelajari unsurunsur struktur pengendalian intern yang berlaku, kemudian melakukan
penilaian terhadap efektivitas pengendalian intern untuk menentukan
kekuatan dan kelemahan pengendalian intern tersebut.
c. Membuat Program pemeriksaan yang diperlukan sesuai dengan hasil
penilaian atas sistem internal control untuk mengumpulkan bukti-bukti
audit.
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Selain itu dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan.
Masalah yang berkaitan dengan bisnis satuan usaha tersebut dan industri
dimana satuan usaha tersebut beroperasi didalamnya.
Kebijakan dan prosedur akuntansi satuan usaha tersebut.
Metode yang digunakan oleh satuan usaha tersebut dalam mengelolah
informasi akuntansi yang signifikan termasuk penggunaan organisasi jasa
dari luar untuk mengelolah informasi akuntansi pokok perusahaan.
Pendapatan tingkat resiko pengendalian yang direncanakan.
Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit.
Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian
(adjustment).
Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian
audit, seperti resiko kekeliruan dan ketidak beresan yang material atau
adanya transaksi antar pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Sifat laporan audit yang diharapkan akan diserahkan kepada pemberi tugas.
STIE Putra Perdana
Indonesia
h.
Page 188
InoVasi Volume 3; Mei 2010
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
Agar dapat membuat audit dengan sebaik-baiknya, internal auditor harus
memahami bisnis perusahaannya dengan sebaik-baiknya (understanding client
business), termasuk sifat dan jenis usaha perusahaan, struktur oarganisasi, struktur
permodalan, metode produksi, pemasaran, distribusi dan lain-lain. Perencanaan
yang dilakukan dalam pemeriksaan terhadap PT. Semen Cibinong Tbk antara lain,
meliputi perolehan informasi dasar mengenai perusahaan, mengadakan evaluasi
struktur pengendalian intern dan mengembangkan keseluruhan rencana dalam
program pemeriksaan atau penjualan, piutang usaha dan penerimaan kas.
Informasi dasar yang diperoleh dari perusahaan akan memberikan
pengetahuan dan pandangan yang luas mengenai bidang usaha, industri
perusahaan serta pengoperasian perusahaan. Pengetahuan mengenai kegiatan
usaha perusahaan biasanya diperoleh auditor melalui pengalamannya dengan
satuan usaha atau industrinya seta dari pengajuan pertanyaan kepada pegawai
perusahaan.
Rencana tahap-tahap persiapan Pemeriksaan Intern
Langkah pertama dalam melakukan pemeriksaan intern adalah melakukan
survey pendahuluan (preliminary survey). Dari hasil survey pendahuluan ini akan
diperoleh informasi yang lebih mendalam tentang kegiatan usah perusahaan, yang
kemudian dapat digunakan oleh untuk membantu auditor dalam menyusun
program pemeriksaan. Hasil survey pendahuluan yang telah dilakukan oleh
penulis atas transaksi penjualan, piutang usaha dan penerimaan kas pada PT.
Semen Cibinong Tbk adalah sebagai berikut:
a. Penjualan yang dilakukan perusahaan semuanya dilakukan melalui
produksi.
b. Penjualan yang dilakukan adalah semi konsinyasi secara tunai maupun
kredit.
c. Potongan penjualan tidak pernah diberikan pada setiap langganan
perusahaan, hanya pada kondisi tertentu (special case).
d. Pada umumnya jangka waktu yang diberikan pada penjualan kredit adalah
tiga bulan.
e. Apabila langganan membayar hutangnya lebih awaldari jangka waktu kredit
yang diberikan, maka perusahaan akan memberikan potongan tunai (cash
discount) sebesar 25% bila pembayaran 30 hari dan 21% bila pembayaran
60 hari.
f. Apabila barang yang dikirim rusak atau tidak sesuai dengan pesanan, maka
hutang dari pelanggan tersebut akan langsung dikurangkan.
g. Dan apabila barang yang dikirim tidak laku terjual maka pelanggan dapat
mengembalikannya dengan mengurangkan hutangnya kepada perusahaan.
h. Perusahaan tidak membuat penyisihan piutang tak tertagih. Piutang baru
dihapuskan apabila piutang tersebut benar-benar tidak dapat ditagih lagi.
Jadi perusahaan menggunakan metode direct write off untuk mencatat
penghapusan piutang tak tertagih.
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
InoVasi Volume 3; Mei 2010
Page 189
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
i. Penjualan atas barang jadi dengan gudang penyimpanan barang jadi berada
pada tempat yang bersamaan.
Hasil survey pendahuluan ini akan digunakan sebagai salah satu dasar dan
informasi untuk menyusun program pemeriksaan (audit program) atas penjualan,
piutang usaha dan penerimaan kas, sehingga auditor dapat menetapkan pengujian
ketaatan (compliance test) dan pengujian transaksi (substantive test) yang akan
dilaksanakan.
Pengetahuan tersebut akan membantu auditor dalam:
a. Mengidentifikasikan bidang yang memerlukan pertimbangan khusus.
b. Menilai kondisi yang didalamnya data akuntansi yang dihasilkan, diolah,
direview dan dikumpulkan dalam organisasi.
c. Memiliki kewajaran estimasi, seperti kerugian piutang.
d. Menilai kewajaran representasi manajemen.
e. Mempertimbangkan kesesuaian prinsip akuntansi yang diterapkan dan
kecukupan pengungkapannya.
Perencanaan audit yang baik akan membantu internal auditor dalam
penugasan dan pelaksanaan pekerjaannya, sehingga pada akhirnya akan
menghasilkan suatu pemeriksaan yang efektif dan efisien.
STIE Putra Perdana
Indonesia
2. Prosedur Pemeriksaan Intern
a. Prosedur Penjualan pada PT. Semen Cibinong Tbk
Penulis memusatkan penelitian kepada proses penjualan dalam negeri
Produk semen dan penagihan piutang usahanya karena jumlahnya paling
signifikan dibandingkan dengan pendapatan lainnya. Penjualan pada PT.
Semen Cibinong Tbk dilakukan dengan dua cara yaitu penjualan secara tunai
dan penjualan secara kredit. Prosedur penjualan kredit pada PT. Semen
Cibinong Tbk diawali dengan diterimanya pesanan dari pembeli, pengiriman
barang, pembuatan faktur dan pencatatan penjualan.
STIE Putra Perdana
Indonesia
1) Prosedur Penjualan Kredit
Pada Saat Pemesanan
Pembeli mengirimkan order pesanan yang berisi tentang jenis
barang dan jumlah barang. Kemudian akan diadakan negosiasi antara
pembeli dengan PT. Semen Cibinong Tbk. Negosiasi yang dilakukan
antara lain:
ï‚· Negosiasi Harga
Negosiasi harga yaitu perundingan antara pembeli dengan penjual
untuk mencapai harga yang disetujui kedua belah pihak pada nilai
harga yang pasti sesuai dengan kualitas.
ï‚· Negosiasi Pembayaran
Negosiasi pembayaran yaitu perundingan antara pembeli dengan
penjual mengenai cara pembayaran.
STIE Putra Perdana
Indonesia
Page 190
InoVasi Volume 3; Mei 2010
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
ï‚·
Negosiasi Pengiriman
Negosiasi pengiriman yaitu perundingan mengenai bagaimana cara
pengiriman dan penentukan pihak mana yang membayar saat
pengiriman.
Pada Saat Pengiriman
Sebelum pemuatan barang, dibuat surat perintah pengiriman
barang yang diberi nomor agenda pendaftaran dan register pengiriman
oleh pihak perjalanan dan dikirim kembali ke PT. Semen Cibinong Tbk.
Surat tersebut digunakan untuk mengambil peti kemas yang akan
digunakan untuk memuat barang dan kemudian perusahaan membuat
surat jalan dari pabrik sampai ke pelabuhan muat. Sebelum barang
dimuat ke kapal diperlukan surat-surat untuk dikirim ke pelabuhan muat
bea cukai, terdiri dar i:
a) Invoice (Faktur Harga barang)
Berisi mengenai jenis barang, jumlah barang serta harga satuan
barang faktur ini dibuat oleh bagian accounting sebanyak tiga
rangkap yang diperlukan bagi:
 2 lembar untuk Bea Cukai
 1 lembar untuk bagian ekspor
 Faktur Barang
b) Faktur Barang
Didalam faktur barang berisi daftar atau rincian lengkap mengenai
barang yang terdapat pada setiap peti. Dengan adanya faktur
barang itu kemungkinan terjadinya kekeliruan dapat dikurangi.
Faktur barang dibuat oleh bagian accounting sebanyak empat
rangkap yang diperlukan bagi:
 1 lembar untuk perjalanan pengiriman.
 2 lembar untuk Bea Cukai.
 1 lembar untuk bagian dalam negeri.
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
2) Prosedur Penjualan Tunai
Dalam prosedur penjualan tunai, PT. Semen Cibinong Tbk
mewajibkan pembeli melakukan pembayaran 50% tunai sebagai tanda
jaminan pemesanan. Setelah uang diterima oleh perusahaan, maka barang
tersebut langsung dikirim ke pembeli disertai dengan dokumen-dokumen
yang diperlukan. Pembeli menyelesaikan 50% sisa pembayaran dengan cara
tunai atau transfer.
Bagian-bagian yang terkait dalam penjualan tunai antara lain:
a) Bagian Pemesanan Penjualan
Bagian ini bertanggung jawab dalam menerima surat pemesanan
pembeli, memeriksa surat pemesanan dan melengkapi informasi
yang kurang.
STIE Putra Perdana
Indonesia
InoVasi Volume 3; Mei 2010
Page 191
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
b) Bagian Pabrik
Bagian ini bertanggung jawab dalam menyiapkan barang yang
dipesan untuk pembeli dan menyerahkan barang ke bagian
pengiriman.
c) Bagian Pengiriman
Bagian ini bertanggung jawab dalam pengiriman barang
berdasarkan perintah pengiriman.
d) Bagian Kas
Bagian ini bertanggung jawab atas pemeriksaan kas dan menyetor
kas yang diterima ke bank dengan segera.
e) Bagian Akuntansi
Bagian ini bertanggung jawab di dalam pencatatan penerimaan kas
dan membuat laporan keuangan.
STIE Putra Perdana
Indonesia
Dokumen-dokumen yang digunakan dalam prosedur penjualan
tunai adalah:
a) Faktur Penjualan Tunai
Dokumen ini digunakan sebagai alat untuk menyimpan berbagai
informasi yang diperlukan manager mengenai transaksi penjualan
tunai. Informasi yang ada dalam faktur tersebut adalah nama dan
alamat pembeli, tanggal transaksi dan jumlah harga. Faktur
penjualan tunai diisi oleh bagian penjualan yang berfungsi sebagai
pengantar pembayaran oleh pembeli kepada kas dan sebagai
dokumen untuk pencatatan transaksi penjualan.
b) Pita Register Kas
Dokumen ini dibuat oleh bagian kas dengan cara mengoperasikan
mesin-mesin register kas.
c) Invoice
d) Faktur Penjualan
e) Bill of Lading
f) Bukti Setor Bank
STIE Putra Perdana
Indonesia
b. Prosedur Piutang Usaha PT. Semen Cibinong Tbk
Prosedur piutang usaha dimulai dengan diterimanya tembusan faktur
penjualan oleh bagian accounting dan diakhiri dengan terbitnya surat
pernyataan piutang dan daftar analisa piutang. Faktur penjualan ini kemudian
diserahkan ke bagian penagihan untuk dikirim ke pembeli sebagai dasar
penagihan atas piutang yang terjadi. Jumlah piutang yang berhasil ditagih
dicatat dalam dokumen serah terima yang ditandatangani oleh pembeli
kemudian diserahkan ke bagian accounting. Uang yang diterima langsung
diserahkan ke bagian kasir beserta lembar faktur penjualan yang telah lunas.
STIE Putra Perdana
Indonesia
Page 192
InoVasi Volume 3; Mei 2010
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
Mekanisme penagihan pembayaran atas penjualan dilakukan melalui
bank, yaitu bank koresponden di luar negeri dengan bank devisa. Surat-surat
yang diperlukan dalam prosedur penagihan adalah sebagai berikut:
1) Draft yaitu: kwitansi penagihan yang dibuat oleh bagian akuntansi
sebanyak empat rangkap dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Lembar kesatu untuk pembeli di dalam negeri.
b) Lembar kedua untuk bank koresponden di dalam negeri.
c) Lembar ketiga untuk bank devisa
Koresponden serta nama bank penjamin pusat di dalam negeri dan
nama perusahaan.
STIE Putra Perdana
Indonesia
2) Aplikasi yaitu: surat pelengkap untuk menagih yang dibuat oleh pihak
administrasi. Aplikasi ini berisi tanggal, nama bank penjamin, nama
pengangku barang, nama perusahaan pembeli di luar negeri, tanggal jatuh
tempo serta uang yang ditagih.
c. Prosedur pemeriksaan atas penjualan dan piutang
Proses adit atas penjualan dan piutang usaha PT. Semen Cibinong Tbk
than bku 2004 adalah seperti diuraikan dibawah ini.
Tahap I. Perencanaan dan Perancangan Pendekatan Audit
Dalam tahap ini penlis memperoleh informasi mengenai
latar belakang PT. Semen Cibinong Tbk. Informasi yang diperlkan
adalah mengenai kegiatan usaha industri setelah mengetahui bidang
usaha dan industri perusahaan, penulis melakukan prosedur
analitikal pendahuluan. Pembahasan mengenai prosedur analitikal
akan merencanakan dan merancang pendekatan audit adalah
mengembangkan rencana dan program audit menyeluruh, seperti
pengjian atas pengendalian, pengujian substantive atas transaksi,
prosedur analitikal dan pengujian atas saldo buku besar dan
rinciannya.
STIE Putra Perdana
Indonesia
Tahap II. Pengujian atas Pengendalian dan Pengujian Substantif
atasTransaksi Penjualan dan Piutang Usaha.
Pada tahap kedua ini, penulis melakukan pengujian atas
pengendalian internal dan pengujian substantive atas transaksi
penjualan. Sebelum melakukan pengujian atas pengendalian
internal perusahaan, penulis memperoleh pemahaman tentang
prosedur penjualan dan penagihan piutang usahanya.
Pembahasan mengenai prosedur penjualan dan penagihan
piutang usaha. Setelah memahami sistem pengendalian internal
perusahaan, penulis melakukan pengujian atas pengendalian
internal dan pengujian substantf atas transaksi.
STIE Putra Perdana
Indonesia
InoVasi Volume 3; Mei 2010
Page 193
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
Penulis melakukan pengujian terhadap transaksi
penjualan local yang dipilih secara random dari populasi
transaks penjualan local tahun 2004.
Berdasarkan hasil
pengujian atas pengendalian internal dan pengujian substantif
atas transaksi penjualan dan piutang usaha, penulis mengambil
kesimpulan bahwa pengendalian internal adalah memadai. Hal
tersebut tercermin pada kertas kerja pemeriksaan.
Tahap III. Lakukan Prosedur Analitikal dan Pengujian atas Jumlah
Penjualan dan Saldo Piutang Usaha beserta rinciannya.
Prosedur analitikal atas jumlah penjualan dan saldo
piutang usaha tahun berjalan (2004) dengan saldo piutang than
sebelumnya (2003), membandingkan jumlah penjualan tahun
berjalan (2004) dengan jumlah penjualan tahun sebelumnya
(2003), membandingkan jumlah penjualan perblan tahun
berjalan (2004) dengan jumlah penjualan perbulan tahun
sebelumnya (2003). Berdasarkan prosedur analitikal tersebut
diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Persentase kenaikan/ penurunan piutang usaha pada tahun
2004 adalah sebesar 237,00 %,
2) Persentase kenaikan/ penurunan piutang usaha pada tahun
tahun 2003 adalah sebesar 86.00%
STIE Putra Perdana
Indonesia
Berdasarkan prosedur analitikal dan pengujian atas jumlah penjualan
dan saldo piutang usaha beserta rinciannya dapat disimpulkan bahwa jumlah
penjualan dan saldo piutang usaha PT. Semen Cibinong tahun 2004 adalah
wajar.
STIE Putra Perdana
Indonesia
d. Prosedur hasil Pemeriksaan atas Penjualan dan Saldo Piutang Usaha
Setelah melakukan prosedur analitikal, penulis melakukan pengujian
atas jumlah penjualandan saldo piutang usaha beserta rinciannya yang dapat
dilihat oleh penulis melakukan pengujian terhadap seluruh piutang usaha per
tanggal 31 Desember 2004 sebanyak 33 debitur. Manajemen berpendapat
bahwa seluruh piutang dapat ditagih dan oleh karena itu tidak ditetapkan
penyisihan piutang ragu-ragu. Hal tersebut dapat dilihat dalam pengujian test
of subsequent collection yang dilakukan oleh penulis.
Berdasarkan prosedur analitikal dan pengujian atas jumlah penjualan
dan saldo piutang usaha beserta rinciannya dapat disimpulkan bahwa jumlah
penjualan dan saldo piutang usaha PT. Semen Cibnong Tbk tahun 2004 adalah
wajar.
Langkah pertama dalam melakukan pemeriksaan intern adalah
melakukan survey pendahuluan (preliminary survey). Dari hasil survey
pendahuluan ini akan diperoleh informasi yang lebih mendalam tentang
kegiatan usaha perusahaan, yang kemudian dapat digunakan oleh untuk
STIE Putra Perdana
Indonesia
Page 194
InoVasi Volume 3; Mei 2010
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
membantu auditor dalam menyusun program pemeriksaan. Setelah
perencanaan audit disusun, auditor sebelum melakukan pemeriksaan perlu
membuat program pemeriksaan (audit program). Audit program merupakan
suatu kumpulan atau daftar tertulis dari prosedur pemeriksaan yang akan
dijalankan. Hasil survey pendahuluan yang telah dilakukan oleh penulis atas
transaksi penjualan, piutang usaha dan penerimaan kas pada pada PT. Semen
Cibinong Tbk adalah sebagai berikut :
1) Penjualan yang dilakukan perusahaan semuanya dilakukan melalui
agen.
2) Penjualan yang dilakukan adalah semi penjualan secara tunai maupun
kredit.
3) Potongan penjualan tidak pernah diberikan pada setiap langganan
perusahaan, hanya pada kondisi tertentu (special case).
4) Pada umumnya jangka waktu yang diberikan pada penjualan kredit
adalah tiga bulan.
5) Apabila langganan membayar hutangnya lebih awal dari jangka waktu
kredit yang diberikan, maka perusahaan akan memberikan potongan
tunai (cash discount) sebesar 25 % bila pembayaran 30 hari dan 21 %
bila pembayaran 60 hari.
6) Apabila barang yang dikirim rusak atau tidak sesuai dengan pesanan,
maka hutang dari pelanggan tersebut akan langsung dikurangkan.
7) Apabila barang yang dikirim tidak laku terjual maka pelanggan dapat
mengembalikannya dengan mengurangkan hutangnya kepada
perusahaan.
8) Perusahaan tidak membuat penyisihan piutang tak tertagih. Piutang
baru dihapuskan apabila piutang tersebut benar-benar tidak dapat
ditagih lagi. Jadi perusahaan menggunakan metode direct write off
untuk mencatat pengahapusan piutang tak tertagih.
9) Penjualan atas barang jadi dengan gudang penyimpanan barang jadi
berada pada tempat yang bersamaan.
Auditor program harus menggariskan dengan rinci prosedur audit
yang menurut keyakinan auditor diperlukan untuk mencapai tujuan
pemeriksaan. Sedangkan dimaksud dengan prosedur audit adalah langkahlangkah yang harus dijalankan auditor dalam melaksanakan pemeriksaannya
agar tidak melakukan penyimpangan dan dapat bekerja secara efektif dan
efesien.
Secara umum audit program mempunyai kerangka sebagai berikut :
1) Tujuan pemeriksaan
2) Penjelasan singkat mengenai sistem akuntansi.
3) Segi-segi pengendalian intern yang lemah.
4) Prosedur pemeriksaan.
5) Kesimpulan pemeriksaan
6) Catatan untuk pemeriksaan yang akan data.
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
InoVasi Volume 3; Mei 2010
Page 195
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
Program pemeriksaan dibuat agar proses pemeriksaan berjalan dengan
lancar dan terarah, dimana proses pemeriksaan yang dibahas dalam skripsi ini
mengenai pemeriksaan atas kegiatan penjualan, piutang usaha dan penerimaan
kas.
3. Program Pemeriksaan atas Penjualan
Tujuan pemeriksaan (audit objectives) atas penjualan adalah sebagai
berikut:
a. Menentukan bahwa semua pendapatan yang merupakan hak perusahaan
telah dibukukan sesuai dengan prinsip akuntansi dan diterapkan secara
konsisten.
b. Meyakinkan pendapatan yang dilaporkan merupakan pendapatan periode
yang bersangkutan dan di bandingkan dengan tepat terhadap biaya periode
tersebut
c. Meyakinkan bahwa semua pendapatan telah dibukukan dengan wajar.
d. Menganalisa dan menginterpretasikan perubahan arah fluktuasi berbagai
jenis pendapatan.
e. Pendataan dan beban telah disajikan secara wajar dalam laporan laba rugi.
Prosedur pemeriksaan (Audit Procedures) yang diambil untuk
mencapai tujuan pemeriksaan atas penjualan adalah sebagai berikut :
a. Telaah buku penjualan dan buku besar untuk jumlah yang besar atau tidak
biasa.
b. Periksa footing dan cross footing buku penjualan, lalu telusuri postingnya
ke buku besar.
c. Yakinkan bahwa semua penjualan telah dicatat dengan lengkap dan tepat,
dengan memeriksa bukti-bukti penjualan secara sample. Sampling bisa
dilakukan dengan memeriksa beberapa bukti penjualan setiap bulannya,
atau secara penuh untuk beberapa bulan terutama yang mempunyai tingkat
penjualan tinggi.
d. Telusuri faktur (invoice) yang dipilih sebagai sample dengan pesanan
penjualan serta bukti pengiriman. Kemudian cocokan kuantitas dan jenis
barang tang tercantum pada faktur, serta cek kebenaran perhitungan dan
pembukuan PPN atas penjualan.
e. Telusuri posting dari faktur atau buku penjualan ke buku pembantu
piutang usaha.
f. Periksa apakah semua dokumen telah bernomor urut tercetak dan telah
diotorisasi oleh yang berwenang.
g. Ujilah kemungkinan adanya penjualan yang tidak dibukukan, yang dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Cocokan faktur, order penjualan, dokumen pendukung lainnya.
Periksa nomor bukti-bukti diatas pada pembukuan.
2) Telusuri bukti-bukti diatas pada pembukuan.
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
Page 196
InoVasi Volume 3; Mei 2010
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
h.
i.
Pastikan metode pengakuan pendapatan telah sesuai dengan kebijakan
akuntansi perusahaan.
Perhatikan penjualan dalam jumlah besar pada akhir periode dengan
melakukan tes pisah batas (cut off) atas penjualan untuk memastikan
bahwa barang-barang yang telah dikirim atau dijual telah dibukukan dalam
periode yang semestinya.
4. Program Penjualan Kredit
a.
Bagian penjualan menerima pesanan dari langganan melalui telepon, fax,
dan surat.
Atas pesanan dari pelanggan, administrasi penjualan membuat faktur
penjualan kredit 5 rangkap dan surat jalan (DO) 3 rangkap, kemudian
faktur dan DO ditandatangani oleh kepala bagian penjualan.
Berdasarkan faktur dan DO yang sudah disiapkan oleh administrasi
penjualan, staf bagian penjualan menyiapkan barang untuk dikirim.
Atas dasar faktur (4) yang telah ditanda tangani oleh kepala bagian
penjualan, bagian administrasi gudang mencatat pengeluaran barang pada
kartu gudang.
Lembar faktur (5) dan DO(3) diarsip oleh bagian penjualan. Faktur (1)
sampai (4) dan DO (1) dan (2) dikirimkan kepada langganan bersama
barang yang dipesan oleh pelanggan.
Langganan menerima barang yang dipesan dan memeriksa barang tersebut
apakah sudah sesuai dengan pesanan atau tidak. Jika pesanan sudah sesuai
maka pelanggan menandatangani faktur (1) sampai (4) dan DO (1) dan (2),
lalu langganan menyimpan faktur (2) dan DO (2) sebagai arsip.
Setelah tiba dikantor, bagian penjualan mengirimkan faktur (3) ke bagian
administrasi lembar faktur (4) untuk diarsipkan oleh bagian penjualan.
Berdasarkan faktur (3), bagian akuntansi membuat jurnal piutang usaha
pada penjualan dan harga pokok penjualan pada persediaan barang
kemudian membukukannya pada buku pembantu piutang usaha dan kartu
persediaan.
STIE Putra Perdana
Indonesia
b.
c.
d.
e.
f.
STIE Putra Perdana
Indonesia
g.
h.
5. Program Retur Penjualan dan Potongan
Retur prnjualan terjadi karena barang yang dijual tidak seuai dengan
pesanan atau barang tersebut mengalami kerusakan dan juga karena barang
tersebut tidak laku terjual. Untuk meminimalisasikan kejadian tersebut, maka
harus ada persetujuan antara kepala bagian penjualan dan pertimbangan sebagai
berikut:
a. Dilihat terlebih dahulu kadarluarsa label, stiker PPN dan juga keadaan pita
maupun label.
b. Harus wajar atau tidak dibuat-buat dari pelanggan.
STIE Putra Perdana
Indonesia
InoVasi Volume 3; Mei 2010
Page 197
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
Prosedur untuk retur penjualan ini adalah sebagai berikut ini:
a. Bagian penjualan menerima retur penjualan dari langganan, setelah
disetujui kepala bagian penjualan lalu dibuat nota rangkap2 lalu
didistribusikan kepada:
1) Lembar (1) untuk bagian gudang retur.
2) Lembar (2) untuk bagian akuntansi.
b. Setelah barang tersebut diterima kembali oleh bagian gudang, bagian
gudang memeriksa apakah barang tersebut benar-benar rusak atau tidak
sesuai dengan pesanan dengan mempertimbangkan syarat diatas. Jika
benar maka bagian gudang langsung memberikan barang retur tersebut
kebagian gudang retur berdasarkan nota lembar (1) saja.
c. Untuk memeriksa kemungkinan tertagihnya (collectibility) piutang dan
cukup tidak diperkirakan penyisihan
piutang tak
tertagih
(allowance for had debts).
d. Untuk
mengetahui
apakah
ada
kewajiban
bersyarat
(contingent liability) yang timbul karena pendiskontoan wesel tagih (notes
receivable).
e. Untuk memeriksa apakah penyajian piutang di neraca sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
STIE Putra Perdana
Indonesia
Sedangkan prosedur pemeriksaan (audit procedures) arus piutang usaha
meliputi:
a. Minta daftar perincian piutang usaha per 31 Desember 2001.
b. Lakukan footing pada daftar rincian piutang usaha tersebut dan cocokkan
dengan saldo di buku besar.
c. Cocokkan saldo-saldo debitur yang tercantum pada rincian piutang usaha
tersebut dan cocokkan dengan saldo di buku besar.
d. Ambil beberapa sample dari saldo piutang dan telusuri saldo ke semua
bukti pendukung untuk memverifikasi saldo tersebut.
e. periksa apakah ada piutang yang sudah lama jatuh tempo tetapi belum
dilunasi oleh pelanggan.
f. Lakukan subsequent collection review dengan cara:
1) Meminta perincian piutang usaha setelah tanggal nerca.
2) Periksa bukti pembayaran, apakah pembayaran tersebut untuk piutang
usaha sebelum tanggal neraca.
g. Periksa secara teliti piutang yang bersaldo kredit yang biasa terjadi karena:
Perkirakan tersebut sebenarnya merupakan perkiraan hutangpiutang.
a. Debitur melakukan kelebihan pembayaran yang akan
diperhitungkan untuk penjualan berikutnya.
b. Adanya kesalahan pembukuan.
h. Memeriksa kecukupan kebijakan perusahaan dalam pemberian kredit dan
penagihan.
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
Page 198
InoVasi Volume 3; Mei 2010
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
i. Periksa apakah piutang dijadikan jaminan bagi kreditur atau dijual kepada
pihak lain.
6. Program Pemeriksaan Atas Penerimaan Kas PT. Semen Cibinong Tbk
Sumber penerimaan dan perusahaan lebih banyak berasal dari penjualan
kredit yang sudah jatuh tempo walaupun tidak sedikit pula yang berasal dari
penjualan tunai. Kas merupakan perkiraan dimana sering terjadi penyelewengan,
untuk memeriksanya. Oleh karena itu tujuan pemeriksaan (audit objectives) atas
penerimaan kas dan bank sebagai berikut:
a. untuk memeriksa apakah terdapat pengendalian intern yang cukup baik atas
kas dan serta transaksi penerimaan kas dan bank.
b. Untuk memeriksa apakah saldo kas dan bank yang ada di neraca per tanggal
neraca per tanggal neraca betul-betul ada dan dimiliki perusahaan.
c. Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan saldo kas dan
bank.
d. Untuk memeriksa, seandainya ada saldo kas dan bank dalam valuta asing,
apakah saldo tersebut sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan
menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca dan apkah selisih kurs
yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan ke rugi laba tahun berjalan.
e. Untuk memeriksa apakah penyajian di neraca sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut di atas, maka diperlukan suatu
prosedur untuk mengujinya. Prosedur pemeriksaan (audit procedures) atas
penerimaan kas dan bank meliputi:
a. Lakukan footing dan cross footing pada laporan penerimaan kas dan bank.
b. Minta sample bukti penerimaan kas untuk satu hari, beberapa hari atau
seminggu.
c. Telusuri sample penerimaan kas kebuku besar maupun buku pembantu
piutang untuk memastikan pembayaran atas piutang untuk memastikan
pembayaran atas piutang dilakukan secara benar dan tepat.
d. Telusuri juga ke buku tabungan bank untuk memastikan bahwa jumlah yang
dicatat benar ada dan untuk memastikan bahwa kas yang diterima
disetorkan ke bank segera mungkin sehingga tidak digunakan untuk
keperluan lain.
e. Minta rekonsiliasi bank per tanggal neraca dan periksa kebenaran atas
rekonsiliasi bank tersebut.
f. Yakin bahwa rekening di bank atas nama perusahaan.
g. Periksa apakah penerimaan kas, cek atau giro di sertai dengan bukti- bukti
pendukung yang memadai.
h. Melakukan cash count atas kas perusahaan secara mendadak di depan kasir.
i. Bandingkan saldo kas menurut cash count dengan saldo buku kas.
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
InoVasi Volume 3; Mei 2010
Page 199
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
j. Periksa transaksi kas sesudah tanggal neraca (subsequent payment da
subsequent collection) untuk meyakinkan penerimaan kas dicatat pada
periode yang tepat.
Dengan dibuatnya audit program yang terencana, akan memberikan
pedoman dalam penetapan prosedur selama pelaksanaan audit, atau sebagai daftar
untuk mengecek apakah tahapan-tahapan audit telah dilaksanakan.
7. Evaluasi Pengendalian Intern Pada PT. Semen Cibinong Tbk
Pengendalian secara umum dapat diartikan sebagai kegiatan untuk
mengesahkan agar pelaksanaan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Seorang
auditor perlu memperoleh pemahaman tentang struktur pengendalian intern
perusahaan dalam melakukan evaluasi atas pengendalian intern perusahaan dalam
melakukan evaluasi atas pengendalian intern perusahaan, karena auditor
meletakkan kepercayaan atas efektivitas struktur pengendalian intern dalam
mencegah terjadinya kesalahan yang material dalam proses akutansi.
Berikut ini adalah ciri-ciri utama struktur pengendalian intern yang
memuaskan yaitu:
a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggang jawab fungsional secara
tepat.
b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang cukup memungkinkan
guna pengawasan akuntansi terhadap aktiva, hutang, pendapatan dan biaya.
c. Adanya praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap
bagian dalam organisasi.
d. Tingkat kecakapan pegawai sesuai dengan tanggung jawabnya.
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
Pemahaman dan evaluasi atas struktur pengendalian intern merupakan
bagian yang sangat penting dalam proses pemeriksaan, oleh karena itu auditor
sebelum melaksanakan pemeriksaan harus mempelajari dan menilai secukupnya
struktur pengendalian intern yang ada di perusahaan. Hal ini bertujuan untuk
menentukan dapat atau tidaknya pengendalian intern dipercaya, sebagai dasar
guna menetapkan luasnya pengujian yang harus dilakukan untuk menentukan
prosedur audit yang akan digunakan dalam pemeriksaan.
Dalam memperoleh pemahaman atas struktur pengendalian intern, auditor
menggunakan 3 macam prosedur audit berikut ini:
a. Mewawancarai pegawai perusahaan yang berkaitan dengan unsur struktur
pengendalian.
b. Melakukan inspeksi terhadap dokumen dan catatan.
c. Melakukan pengamatan atas kegiatan perusahaan.
Hasil studi dan pengujian efektivitas pengendalian intern menentukan juga
luasnya audit yang akan dilakukan. Secara umum hubungan antara luasnya
pemeriksaan (scope of examination) dengan struktur pengendalian intern dapat
dirumuskan sebagai berikut jika struktur pengendalian intern berjalan efektif atau
baik, maka scope pemeriksaan yang dilakukan bias dipersempit, demikian pula
STIE Putra Perdana
Indonesia
Page 200
InoVasi Volume 3; Mei 2010
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
sebaliknya jika struktur pengendalian intern tidak berjalan efektif atau lemah,
maka scope pemeriksaan harus diperluas.
Kemudian jika dari hasil pemahaman dan pengujian efetivitas
pengendalian intern ditemukan adanya kelemahan-kelemahan di dalamnya,
auditor bertanggung jawab untuk memberitahukan penemuan tersebut kepada
pihak manajemen. Atas dasar informasi tersebut manajemen dapat memperbaiki
pengendalian internnya jika manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya yang
dikorbankan. Tujuan audit atas transaksi penjualan yang dicatat adalah untuk
pengiriman kepada pelanggan yang fiktif, pengujian atas pengendalian hitung
urutan faktur penjualan dalam jurnal penjualan. Periksa dokumen yang
mendukung indikasi adanya verifikasi pengendalian data.
Kelemahan: Tidak verifikasi intern untuk kemungkinan faktur penjualan
dicatat lebih. Pengujian substantive telah jurnal dan berkas induk untuk transaksi
dan jumlah yang tidak biasa ditelusuri penjualan yang dicatat dari jurnal penjualan
ke berkas dokumen pendukung yang mencakup salinan faktur penjualan, konosen
order penjualan dan order pelanggan. Transaksi penjualan diotorisasi dengan
semestinya kredit disetujui oleh dirut sebelum pengiriman diperiksa order
pelanggan untuk persetujuan untuk persetujuan kredit. Prosedur audit untuk
penjualan dan penerimaan kas PT. Semen Cibinong.
STIE Putra Perdana
Indonesia
Umum
a. Telah jurnal dan berkas induk untuk transaksi dan jumlah yang tidak biasa.
b. telah berkas induk untuk aneka kredit.
c. Periksa penjumlahan ke bawah dan penjumlahan ke samping jurnal
penjualan dan penerimaan kas, dan telusuri totalnya ke buku besar.
d. Amati apakah akuntan merekonsiliasi rekening Koran.
e. Amati apakah penyelesaian restriktif digunakan dalam penerimaan kas.
f. Amati apakah rekening bulanan dikirim.
g. Amati apakah akuntan membandingkan total berkas induk dengan akun
buku besar.
h. Periksa berkas batch total untuk adanya inisial klerk pengendalian data.
STIE Putra Perdana
Indonesia
Pengiriman Barang
a. Periksa urutan dokumen pengiriman.
b. Telusuri pengiriman terpilih ke jurnal penjualan untuk menjamin bahwa
masing-masing.
Penagihan Ke Pelanggan Dan Pencatatan Penjualan Dalam Catatan
a. Hitung urutan faktur penjualan dalam jurnal penjualan.
b. Telusuri nomor salinan faktur penjualan terpilih dari jurnal penjualan ke:
1) Berkas induk piutang usaha dan uji untuk jumlah, tanggal, nomor faktur.
2) Salinan faktur penjualan dan cek untuk jumlah total yang dicatat dalam
jurnal, tanggal, nama konsumen, dan klasifikasi akun. Cek harga,
STIE Putra Perdana
Indonesia
InoVasi Volume 3; Mei 2010
Page 201
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
perkalian, dan penjumlahan ke bawah. Periksa dokumen pendukung
untuk adanya indikasi adanya verifikasi intern.
3) Konosemen dan ujilah untuk nama pelanggan, deskriptif barang,
kuantitas, dan tanggal.
4) Salinan pesanan penjualan dan ujilah untuk nama pelanggan, deskripsi
barang, kuantitas, dan tanggal dan indikasi adanya verifikasi intern.
5) Order pelanggan dan ujilah untuk adanya pelanggan, deskripsi barang,
kuantitas tanggal dan persetujuan penjualan kredit.
c. Telusuri penjualan yang dicatat dari jurnal penjualan ke arsip dokumen
pendukung yang mencakup salinan faktur penjualan, konosemen, order
penjualan, dan order pelanggan.
d. Bandingkan tanggal dan konosemen, salinan faktur penjualan, dan jurnal
penjualan.
STIE Putra Perdana
Indonesia
Pemrosesan Peneriman Kas Dan Pencatatan Jumlah Dalam Catatan
Penerimaan Kas
Dapatkan daftar sementara penerimaan kas, dan telusuri jumlahnya ke
jurnal penerimaan kas, uji untuk nama, jumlah, dan tanggal.
a. Bandingkan daftar sementara penerimaan kas dengan salinan slip setoran, uji
untuk nama, jumlah dan tanggal. Telusuri total dari jurnal penerimaan kas ke
rekening koran, uji untuk adanya keterlambatan dalam penyetoran.
b. Periksa daftar sementara untuk klasifikasi akun yang semestinya.
c. siapkan pembuktian penerimaan kas.
d. Telusuri ayat pembukuan penerimaan kas dari jurnal penerimaan kas ke
rekening koran, uji untuk tanggal dan jumlah setoran.
e. Telusuri ayat pembukuan terpilh dari jurnal penerimaan kas ke ayat
pembukuan dalam berkas induk piutang usaha dan uji untuk tanggal dan
jumlah.
f. telusuri sisi kredit dari berkas induk piutang usaha ke jurnal penerimaan kas
dan uji untuk tanggal dan jumlah.
STIE Putra Perdana
Indonesia
Pembahasan Permasalahan
PT.Semen Cibinong Tbk memiliki pengendalian intern untuk penagihan
dan pencatatan piutang usaha sebagai berikut:
Order pembelian masuk diterima di bagian penerimaan order oleh klerk yang
menyiapkan formulir order penjualan yang prenumbered, didalamnya dimasukkan
informasi yang bersangkutan, seperti nama alamat pelanggan, nomor akun
pelanggan, kuantitas dan jenis barang yang disorder. Setelah formulir order
penjualan selesai dibuat, order pembelian pelanggan dimasukkan ke order
penjualan.
Formulir order penjualan kemudian diteruskan ke bagian kredit untuk
mendapatkan persetujuan kredit. Perhitungan kasar nilai penagihan dibuat di
STIE Putra Perdana
Indonesia
Page 202
InoVasi Volume 3; Mei 2010
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
bagian kredit untuk akun yang terdapat batas kredit maksimum. Setelah
penyelidikan persetujuan kredit dicantumkan dalam formulir tersebut.
Selanjutnya formulir order penjualan diteruskan kebagian penagihan di
mana kliringnya menggunakan computer mikro untuk membuat faktur pelanggan.
Secara otomatis computer akan melakukan perkalian silang atas jumlah barang
yang dijual dengan harga perunitnya, dan menjumlahkan hasil perkalian menjadi
jumlah total faktur tersebut. Pegawai bagian penagihan menentukan harga perunit
barang dari daftar harga penagihan. Computer mikro secara otomatis
mengakumulasikan total jumlah nomor akun pelanggan dari faktur untuk
memberikan hasil total dan pengendalian jumlah. Total ini yang dimasukkan ke
dalam buku catatan harian, berfungsi sebagai batch total yang ditentukan terlebih
dahulu untuk verifikasi masukkan ke catatan akuntansi yang terkomputerisasi.
Penagihan dilakukan dengan formulir yang bersambung, prenumbered dan carboninterleaved dengan susunan berikut:
a. Lembar pelanggan.
b. Lembar bagian penjualan, sebagai informasi.
c. Lembar arsip
d. Lembar pengiriman, yang berlaku sebagai order pengiriman. Konosemen juga
disiapkan sebagai produk sampingan carbo copy dari prosedur pembuatan
faktur.
Lembaga bagian pengiriman dan konosemen kemudian dikirim, salinan
konosemen dikirimkan kebagian penagihan. Lembar faktur untuk bagian
pengiriman diarsip di bagian pengiriman.
Dibagian penagihan atau salinan konoseman dilampirkan pada lembar
faktur penjualan untuk pelanggan dan keduanya dikirimkan ke pelanggan. Salinan
konosemen lainnya, bersama-sama dengan formulir order penjualan kemudian
dijepitkan pada salinan arsip faktur penjualan lalu diarsip secara numerik.
Saat komputer mikro menghasilkan faktur, ia juga menyimpan transaksi ke
dalam disket. Disket kemudian memutakhirkan catatan akuntansi yang
terkomputerisasi prosedur pemutakhiran ini dijalankan setiap hari dan akan
dihasilkan laporan ikhtisar. Keluaran salinan keras (hard copy) dari jurnal dan
buku besar disiapkan.
Secara periodik, auditor intern PT. Semen Cibinong menelusuri satu
sample order penjualan sepanjang jalur struktur pengendalian intern ke jurnal dan
buku besar, mengisi baik prosedur maupun jumlah rupiah. Prosedur ini meliputi
perbandingan control total dengan keluaran, menghitung kembali faktur dan
menjumlahkan ke bawah jurnal. Dan menelusuri totalnya ke berkas induk dan
buku besar.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa struktur pengendalian intern di PT.
Semen Cibinong Tbk cukup memadai.
Struktur pengendalian intern harus senantiasa diawasi dan dievaluasi untuk
menentukan bahwa:
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
InoVasi Volume 3; Mei 2010
Page 203
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
a. Kebijakan yang telah ditetapkan, diinterprestasikan dengan tepat dan masih
ditaati.
b. Perubahan dalam kondisi operasi tidak mengakibatkan perlunya perubahan
prosedur kecuali jika prosedur tersebut telah usang atau tidak sesuai lagi.
c. Penyimpanan atau kelemahan dalam prosedur harus segera diatasi.
Selain menggunakan internal control questionnaire, penulis juga
mengadakan Tanya jawab dengan pihak manajemen mengenai system dan
prosedur di perusahaan. Secara garis besar prosedur penjualan, piutangusaha dan
penerimaan kas pada PT.Semen Cibinong Tbk dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Salesman menerima pesanan dari langganan baik secara langsung
ataupun melalui telepon secara tertulis.
2) Atas dasar pesanan tersebut, salesman membuat DO (Delivery Order)
yang kemudian di tandatangani oleh manajer pemasaran. Setelah itu DO
tersebut diserahkan kepada bagian penjualan.
3) Bagian penjualan menginput data-data penjualan ke dalam computer
melalui terminal lalu memprosesnya sehingga dihasilkan laporan
penjualan kredit perdebitur.
4) Setelah itu bagiian penjualan mencetak faktur penjualan (sales Invoice).
STIE Putra Perdana
Indonesia
Faktur dibuat sebanyak 3 rangkap. Lembar ke-1 untuk took/ langganan,
lembar ke-2 dikirm ke bagian akuntansi lalu bagian akuntansi membuat jurnal
piutang usaha pada penjualan dan membukukannya pada buku pembantu piutang
usaha, sedangkan lembar ke-3 untuk bagian penjualan sebagai arsip.
1) Selain itu bagian penjualan juga membuat faktur pajak yang
diotorisasikan oleh wakil direktur.
2) Berdasarkan faktur-faktur yang jatuh tempo, bagian piutang membuat
daftar penagihan untuk kemudian diserahkan kepada salesman sebagai
dasar penagihan.
3) Hasil penagihan diserahkan kepada kasir hari itu juga. Kasir lalu
mencocokkan hasil tagihan tersebut dengan faktur penjualan, jika cocok
kasir mencap lunas faktur tersebut kemudian membuat kuitansi yang
akan dijadikan bukti penerimaan kas/ cek/ giro dari pelanggan kemudian
mencatat pada buku kas kasir (BKKs).
4) Berdasarkan peneriamaan hasil tagihan tersebut, kasir membuat bukti
setor bank kemudian menyetor hasil tagihan tersebut ke bank.
5) Selanjutnya kasir menyerahkan bukti penerimaan kas dan bukti setoran
bank kepada bagian akuntansi memasukkan data-data pelunasan piutang
ke dalam computer melalui terminal dan mencatatnya pada kartu piutang
dengan program computer sehingga menghasilkan laporang piutang,
buku besar kas dan bank.
Dari hasil Tanya jawab tersebut dapat pula dipeoleh informasi secara garis
besar mengenai struktur pengendalian intern atas penjualan, piutang usaha
peneriman kas PT. Seman Cibinong Tbk Sebagai Berikut:
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
Page 204
InoVasi Volume 3; Mei 2010
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
a. Tidak adanya job description secara tertulis meskipun ada pemisahan bagian.
b. Penanganan penjualan dilakukan oleh staf yang berwenang dari departeman
yang bersangkutan, seperti bagian yang menangani pesanan pembelian dari
langganan pembuatan faktur (penagihan), dan pencatatan penjualan.
c. Perusahaan tidak menggunankan daftar harga (price list) yang menjadi
pedoman dalam melakukan penjualan.
d. Faktur penjualan (sales invoice) adalah dokumen yang menunjukkan
keuangan mengenai barang yang dijual, harga termasuk pajak penjualan serta
syarat penjualan, yang telah diberi nomor urut tercetak dan ditandatangani
oleh manajer marketing, demikian juga order penjualan.
e. Pencatatan jurnal penjualan dan piutang usaha dilakukan dalam buku
pembantu piutang usaha.
f. Perencanaan dalam buku besar piutang usaha dilakukan setiap hari
berdasarkan jurnal penjualan dan penerimaan kas.
g. Perusahaan tidak membuat daftar umur piutang usaha sehingga penagihan
piutang tergantung pada saat debitur sudah siap membayar. Selain itu
perusahaan tidakmembuat penyisihan piutang ragu-ragu. Penghapusan
piutang didasarkan kepada keputusan dari direktur. Apabila debitur
mengalami pailit, perusahaan langsung membebankan piutang tersebut dapat
dilunasi, maka piutamg tersebut diperlakukan sebagai pendapatan lain-lain
dalam periode berjalan.
h. Penjualan atau penjaminan piutang usaha harus mendapat persetujuan dari
direktur.
i. Daftar penagihan dibuat setiap hari berdasarkan faktur yang telah jatuh tempo
oleh bagian piutang.
j. Berdasrkan faktur yang telah jatuh tempo, hasil tagihan yang diperoleh
salesman diserahkan kepada kasir beserta faktur yang telah ditandatangani
oleh pelanggan.
k. Prosedur penerimaan kas dari penjualan kredit dalam perusahaan ini
menggunakan dokumen penagihan yang berupa faktur (invoice) disertai surat
jalan pengiriman barang yang telah ditandatangani serta tanda terima oleh
debitur yang menjelaskan tanggal kapan penagihan tersebut dilakukan.
l. Jumlah uang yang diterima dari hasil tagihan dibuatkan bukti penerimaan kas
pada saat penyerahan uang. Bukti penerimaan kas diberi nomor urut tercetak.
m. Pengawasan secara periode terhadap penjualan, piutang dan penerimaan
kas/bank dilakukan oleh manajer akuntansi yang juga bertindak sebagai
internal auditor dalam perusahaan ini.
Setelah diperoleh gambaran atas system dan prosedur penjualan, piutang
usaha dan penerimaan kas diperusahaan, maka internal auditor harus dapat
membuktikan apakah system dan prosedur tersebut telah dijalankan sebagaimana
mestinya oleh tiap-tiap bagian yang terkait. Untuk itu perlu diadakan pengujian
dengan menggunakan sample test. Adapun pemeriksaan yang telah dilakukan
auditor untuk pengujian atas transaksi adalah sebagai berikut:
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
InoVasi Volume 3; Mei 2010
Page 205
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
a. Dapatkan buku jurnal penjualan untuk periode 1 Januari 2001 sampai 31
Desember 2001. Setelah itu pilih beberapa transaksi yang mewakili setiap
bulannya secara random, kemudian lakukan pemeriksaan sebagai berikut:
b. Cocokkan jumlah hasil penjualan menurut catatan pembukuan kasir dengan
data yang terdapat di dalam computer.
c. Jumlahkan ke bawah dan ke samping kemudian beri tanda footing dan cross
footing.
d. Cocokkan jumlah dari jurnal penjualan tersebut diatas ke dalam buku besar
piutang dank e dalam buku penerimaan kas untuk diperiksa apakah telah
sesuai.
e. Pilih beberapa transaksi ari buku jurnal penjualan lalu cocokkan
pencatatannya ke masing-masing buku pembantu piutang dengan buku
penerimaan kas.
f.
Cocokkan antara buku besar piutang dengan buku penerimaan kas.
STIE Putra Perdana
Indonesia
Neraca saldo piutang sudah sesuaidengan jumlah pada buku pembantu
piutang usaha yang bersangkutan dan totalnya sudah benar serta sesuai dengan
buku besar. Yang diuji pada pelaksanaan pemeriksaan adalah kebenaran angka
pada daftar piutang yang diambil dari buku pembantu piutang kemudian
dibandingkan dengan perkiraan piutang bukubesar. Hubungan pemeriksaan
piutang dengan pemeriksaan penjualan dengan jalan menentukan cutt-off yang
tepat, untuk memeriksa kebenaran apakah pencatatan transaksi penjualan yang
terjadi hamper mendekati akhir tahun di catat dalam periode yang tepat dan tidak
ada pergeseran waktu pencatatan.
Karena ini penulis perlu dilakukan penyajian saran-saran atau rekomendasi
yang dapat diberikan kepada perusahaan.
STIE Putra Perdana
Indonesia
No.
1.
Temuan
Perusahaan
tidak
membentuk fungsi yang
independent
untuk
melakukan pemeriksaan
intern.
Akibat
Pemeriksaan
atas
laporan
keuangan belum pernah dilakukan
sehingga kebenaran laporan yang
dibuat diragukan.
Saran
Perusahaan
perlu
membentuk departemen
yang independent untuk
melakukan.
2.
Tidak adanya pemisahan
fungsi
antara
bagian
salesman dengan bagian
penagihan.
Salesman
dapat
melakukan
kecurangan untuk kepntingan
pribadi yang dapat merugikan
perusahaan.
Perusahaan
sebaiknya
menunjuk satu orang lagi
khusus untuk melakukan
tugas penagihan.
3.
Perusahaan
tidak
melakukan
konfirmasi
piutang kepada pelanggan.
Dapat terjadi perbedaan antara
jumlah piutang yang dicatat oleh
perusahaan dengan pelanggan.
Sebaiknya
perusahaan
secara periodic mengirim
konfirmasi piutang pada
pelanggan,
agar
jika
terjadi perbedaan dapat
ditemukan dengan cepat
kewajibannya.
STIE Putra Perdana
Indonesia
4.
Perusahaan tidak membuat
Page 206
Perusahaan tidak dapat melakukan
Perusahaan
hendaknya
InoVasi Volume 3; Mei 2010
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
analisa
umur piutang
(Aging Schedule).
penagihan tepat waktunya, tidak
dapat menganalisatingkah laku
pelanggan dalam pelunasannya
untuk menentukan layak tidaknya
pelanggan diberikan kredit.
membuat aging schedule
untuk pengontrolan atas
piutang
seprti
untuk
mengetahui piutang yang
melewati tanggal jatuh
tempo, serta membantu
manajemen
dalam
pengambilan
keputusan
mengenai
pemberian
kredit kepada pelanggan.
5.
Tidak adanya kebijakan
tertulis
mengenai
penghapusan piutang. Bila
terjadi
penghapusan
piutang maka langsung
dibebankan pada periode
yang sedang berjalan. Dan
bila suatu waktu dilunasi,
maka piutang tersebut
diperlakukan
sebagai
pendapatan
lain-lain
periode berjalan.
Piutang pada laporan keuangan
periode berjalan disajikan terlalu
kecil (under stated), biaya terlalu
besar (over stated) dan rugi laba
terlalu kecil (under stated), atau
kebalikannya.
Perlu ditetapkan kebijakan
yang jelas dan tertulis
bahwa piutang hanya
dapat dihapuskan jika
pelanggan/ debitur. Benarbenar
tidak
dapat
memenuhi kewajibannya
dan terdapat penyataan
tertulis
dari
pelanggan/debitur
tersebut.
6.
Tidak adanya pemisahan
fungsi
antara
bagian
penerimaan kas dengan
bagian pengeluaran kas.
Dapat memudahkan kasir untuk
melakukan kecurangan yang dapat
merugikan perusahaan.
Sebaliknya kedua fungsi
tersebut
dipisah
dan
dilakukan oleh petugas
kasir yang berbeda agar
tindakan penyelewengan
oleh kasir bisa dihindari.
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
Tidak pernah dilakukan
pemariksaan kas secar
mendadak terhadap kasir.
D.
Kasir dapat dengan sengaja
melakukan
pencurian/penyelewengan atas kas
perusahaan.
Perlu
ditetapkannya
kebijakan
untuk
melakukan cash opname
terhadap kasir
Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penilaian struktur pengendalian intern dan pengujian atas
penjualan, piutang usaha dan penerimaaan kas pada PT. Semen Cibinong Tbk,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Struktur Pengendalian Intern terhadap penjualan, piutang usaha dan
penerimaan kas pada PT. Semen Cibinong Tbk telah dilaksanakan
secara terbukti dengan:
1) Adanya struktur organisasi yang cukup memadai dengan
pembagian tugas serta wewenang yang cukup jelas dan tegas.
2) Telah ada kebijakan dan produser yang baik untuk penjualan,
penagihan atas piutang dan penerimaan kas secara tertulis.
STIE Putra Perdana
Indonesia
InoVasi Volume 3; Mei 2010
Page 207
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
3) Adanya penyelewengan pencatatan atas penjualan dan piutang usaha
secara periodic dicocokkan dengan saldo buku besar.
4) Telah adanya bukti-bukti untuk pencatatan yang baik seperti
dokumen-dokumen pendukung transaksi, misalnya faktur penjualan,
delivery order, pelaporan hasil, bukti kas terima, bukti setoran bank,
dan lain-lain.
b. Adanya pegawai yang rata-rata mempunyai kemampuan yang memadai.
c. Dari sisi pencapaian tujuan, maka Pengendalian Intern yang saat ini telah
dilaksanakan cukup dirasakan efektif oleh manajemen hal ini penulis
terungkap dari hasil wawancara langsung dengan para penanggung
jawab.
d. Selain itu terdapat pula kelemahan-kelelmahan yang ditemukan dalam
pengendalian intern PT. Semen Cibinong Tbk, sebagai berikut:
1) Perusahaan tidak membentuk suatu fungsi pemeriksa intern yang
independent yang hanya bertanggung jawab kepada debitur.
Pemeriksaan intern hanya dapat dilakukan secara efektif jika
perusahaan membentuk fungsi pemeriksaan intern yang independen
di dalam perusahaan. Evaluasi pemeriksaan intern secara rutin dapat
meningkatkan kinerja operasi dan keuangan. Evaluasi tersebut
sangat diperlukan untuk membantu manajemen meningkatkan
efektivitas pengendalian intern.
2) Tidak mengadakan pemisahan fungsi antara fungsi penagihan
dengan fungsi salesman.
3) Dalam pemeriksaan atas piutang usaha perusahaan, tidak ditemukan
adanya piutang yang tidak tertagih tetapi banyak piutang yang
terlambat pembayarannya. Dalam hal ini perusahaan tidak membuat
analisa umur piutang.
4) Tidak menetapkan kebijakan mengenai penghapusan piutang.
5) Tidak menetapkan kebijakan mengenai periode dilakukannya cash
opname.
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
2.
Saran
Selama berlangsungnya pemeriksaan,
telah ditemukan beberapa
kelemahan dalam pemeriksaan sruktur pengendalian internal atas prosedur
penjualan, piutang usaha dan penerimaaan kas dan bank. Oleh karena itu, penulis
berusaha memberikan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi
perusahaan, yaitu:
a. Membentuk suatu fungsi internal audit yang independent, dengan
terlebih dahulu mempertimbangkan bahwa cost yang dikeluarkan tidak
melebihi manfaat yang diterima perusahaan, dimana departemen
tersebut langsung bertanggung jawab kepada direktur dan bertugas
melakukan pemeriksaan atas kegiatan perusahaan serta membantu
STIE Putra Perdana
Indonesia
Page 208
InoVasi Volume 3; Mei 2010
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
b.
c.
d.
manajemen dalam melepaskan tanggung jawabnya dengan memberikan
analisa, saran, komentar mengenai kegiatan perusahaan.
membentuk fungsi penagihan yang terlepas dari fungsi salesman agar
dapat mencegah terjadinya perangkapan tugas dan kecurangan yang
mungkin terjadi dalam hal penagihan piutang.
untuk meningkatkan keandalan laporan keuangan dalam hal piutang
usaha, perusahaan sebaiknya membuat analisa umur piutang yang
berguna untuk membantu manajemen mengambil keputusan mengenai
pemberian kredit kepada langganan.
pihak manajemen menetapkan kebijakan tertulis mengenai
penghapusan piutang serta membuat cadangan piutang yang
kemungkinan tidak tertyagih agar penyajiannya sesuai dengan Standar
Akutansi Keuangan.
untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan uang yang ada di kas,
perusahaan sebaiknya melakukan cash opname setelah perusahaan
perusahaan menutup transaksi pada hari itu.
STIE Putra Perdana
Indonesia
e.
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
InoVasi Volume 3; Mei 2010
Page 209
STIE Putra Perdana
Indonesia
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, ASSEGAF I, 2001, Dictionary of Accounting, Revised Editio, Jakarta:
Penerbit Pt. Mario Grafika.
Agoes Sukrisno, Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik,
jilid Satu, Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta 1996.
Arens, Alvin A. and James K. Loebbecke, Auditing: An integrated Approach, Sixth
Edition, Englewood Cliffs, New Jersey, Prentice Hall, 1994.
Holmes, Arthur W. and david C. Burn, Auditing Standar and Procedures, Edisi
delapan, Diterjemahkan oleh: Moh. Badjuri, Penerbit Erlangga, 1990.
Hendrikson, Eldon S, Accounting Theory, Fourth Edtion, Diterjemahkan Marianus
Sinaga, Teori Akuntansi, Erlangga, 1993.
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Profesional Akuntan Publik, Edisi Perdana,
Bagian penerbitan sekolah tinggi ilmu YKPN, Yogyakarta, 1996.
-------, Standar Akutansi Keuangan, Edisi Perdana, STIE YKPN, Jakarta, 1994.
Mulyadi, Pemeriksaan Akuntan, Edisi Empat, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi
AIlmu Ekonomi YKPN, 1992.
-------, Standar Akuntansi Keuangan, Edisi Buku Satu dan Dua, Jakarta: Penerbit
Salemba Empat 1995.Smith, J.M and Skousen, K.F., 1995, Intermediate
Accounting, twelfth Edison, South-Westrb College Publishing.
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
STIE Putra Perdana
Indonesia
Page 210
InoVasi Volume 3; Mei 2010
Download