Jurnal Peran Duta Wisata Dalam Mempromosikan Kebudayaan dan

advertisement
eJournal llmu Komunikasi, 2014, 2 (4) : 154-170
ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id
© Copyright 2014
Peran Duta Wisata Dalam Mempromosikan Kebudayaan dan
Pariwisata di Kalimantan Timur
Leliyana Andriyani1
Abstrak
Artikel ini membahas Peran Duta Wisata dalam Mempromosikan
Kebudayaan dan Pariwisata di Kalimantan Timur yang menggunakan analisis
data Kualitatif yang dimulai dari analisis berbagai data yang berhasil
dikumpulkan peneliti di lapangan. Data tersebut baik dari studi pustaka, dan
penelitian lapangan. Analisis data dalam penelitian ini juga mengacu pada model
analisis interaktif yang di kembangkan oleh Matthew B. Miles dan A. Michael
Huberman, dimana data hasil observasi akan dianalisis dengan cara
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.Hasil
dari penelitian ini, menunjukkan fokus peran duta wisata dalam mempromosikan
kebudayaan dan pariwisata di Kalimantan Timur dilihat dari tiga unsur yaitu: (1)
Duta wisata sebagai aktifis muda pariwisata dan budaya. Duta wisata berperan
langsung dalam kegiatan komunikasi pemasaran terkait dengan pengembangan
pariwisata dan pelestarian budaya, termasuk fungsi advokasi, menjadi edukator
sekaligus fasilitator kelompok masyarakat ataupun mengadakan kegiatankegiatan kepariwisataan dan kebudayaan sesuai dengan fungsi dari komunikasi
pemasaran yang menginginkan adanya tahapan perubahan pengetahuan
(knowledge) yang diharapkan akan membangkitkan keinginan akan suatu
kategori produk (2) Duta wisata sebagai promotor pariwisata dan budaya. Duta
wisata berperan menjadi promotor pariwisata melalui pameran pariwisata,
melalui media cetak maupun elektronik, ataupun media sosial, yang bertujuan
memberikan informasi dan membentuk citra pariwisata positif dimata wisatawan.
Hal ini diharapkan dapat merubahan sikap dalam consumen behavior karena
setelah berperan dalam setiap tugasnya duta wisata mampu menunjukkan adanya
kecenderungan terhadap sebuah perubahan (kognitif, afektif, dan konatif).(3)
Duta wisata sebagai ikon Negara atau daerah. Duta wisata dapat berfungsi
sebagai ikon negara atau daerah seperti saat mendampingi pejabat dalam acara
resmi, menghadiri berbagai acara baik yang bersifat adat tradisi maupun
seremonial. Dalam komunikasi pemasaran fokus ini bertujuan dalam knowledge
social yang digunakan dalam Brand Awardness.
Kata Kunci : Duta Wisata, Pariwisata dan Kebudayaan, Kalimantan Timur
1
Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected]
Peran Duta Wisata Kebudayaan Pariwisata Kalimantan Timur (Leliyana Andriyani)
Pendahuluan
Pariwisata dewasa ini merupakan suatu kebutuhan sekunder yang akan
dipenuhi oleh manusia ketika kebutuhan primer telah tercapai. Pariwisata sendiri
pada dasarnya adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia
terutama menyangkut kegiatan sosial dan juga ekonomi. Perkembangan
pariwisata ini dilihat sebagai suatu cara yang tepat dan efisien dalam penggerak
ekonomi rakyat karena sektor ini dianggap paling siap dari segi fasilitas, sarana
prasarana dibandingkan sektor lainnya. Dengan harapan pariwisata ini dapat
dikembangkan dalam suatu strategi pemberdayaan masyarakat melalui
pengembangan pariwisata berbasis kerakyatan atau community-based tourism
development.
Hal ini juga terjadi di salah satu provinsi terbesar ke 2 di Indonesia
sebelum pemekarannya menjadi provinsi Kalimantan Utara. Dengan luas 129.066
km2, provinsi Kalimantan Timur yang berbatasan langsung dengan Laut Sulawesi
dan Selat Makasar ini memiliki kekayaan dari keanekaragaman flora dan fauna
(www.indonesia.travel/id/discover-indonesia/region-detail/40/kalimantan-timur).
Di provinsi ini dapat ditemukan sekitar 1.000-189.000 jenis tumbuhan, dengan
visi wisata terwujudnya Kalimantan Timur sebagai daerah tujuan wisata minat
khusus yang berbasis alam dan budaya menuju kesejahteraan masyarakat yang
berkesinambungan. (www.pariwisatakaltim.com)
Provinsi Kalimantan Timur memiliki kondisi pariwisata yang beragam,
baik wisata alam, agrowisata maupun wisata budayanya. Dari kekayaan wisata
alamnya sendiri (ecotourism), potensi hutan tropis mendapat dukungan dalam
pengembangan dan juga pembangunannya sebagai kepariwisataan daerah. Bahkan
setelah pemerintah menetapkan tahun kunjungan wisata bagi Kalimantan Timur
atau Visit Kaltim Years, pemerintah provinsi Kalimantan Timur akan menjadikan
sektor kepariwisataan daerahnya sebagai potensi wisata unggulan daerah. Selain
dari wisata alam, wisata bahari yang tidak kalah menarik adalah Pulau Derawan
sebagai wisata bahari terbaik ke 3 setelah Raja Ampat dan Pulau Bali. Dan untuk
wisata budaya sendiri, Kalimantan Timur memiliki Kabupaten Kutai Kartanegara
yang merupakan Kerajaan Hindu pertama di Indonesia. Begitu juga dengan
kebudayaan yang masih kental dengan kedaerahannya dimana penduduk asli
Kalimantan Timur sendiri terbagi atas 3 suku besar yaitu: Dayak, Kutai, dan
Banjar. Adapun suku pendatang dari luar seperti Bugis, Jawa dan Makasar.
(www.vivaborneo.com/kondisi-alam-kaltim-dukung-potensi-wisata.htm)
Kondisi yang menunjang dalam pengembangan sektor pariwisata dan
kebudayaan di provinsi Kalimantan Timur tentunya belum cukup jika tata
kelolanya tidak dimaksimalkan. Hal ini berhubungan dengan 4 faktor yang
menjadi permasalahan dalam pengembangan sektor pariwisata dan kebudayaan di
provinsi Kalimantan Timur ini, yaitu:
1. Pengembangan pariwisata di Kalimantan Timur belum menjadi icon
dalam sektor pembangunan, dikarenakan provinsi Kalimantan Timur
sendiri lebih condong ke sektor pertanian secara luas
155
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 2, Nomor 4, 2014: 154-170
2. Belum adanya penyediaan anggaran pemerintah yang maksimal dalam
pembangunan sektor pariwisata dan kebudayaan di Kalimantan Timur
3. Peran swasta yang masih sangat minim pada perannya dalam
menginvestasikan dunia pariwisata sebagai wadah pembangunan ekonomi
di Kalimantan Timur
4. Sumber daya alam yang tersedia tidak sebanding dengan sumber daya
manusia yang ada. Sumber daya manusia yang dimaksud di sini adalah
sumber daya manusia yang memiliki basic di dunia kepariwisataan baik
secara akademis maupun praktisnya. (Sumber: Hasil Wawancara bersama
Bapak Ubadin selaku Pembina duta wisata Kalimantan Timur, 15 April
2014 ).
Dilihat dari 4 permasalahan yang tentunya akan menghambat
perkembangan pariwisata di Kalimantan Timur, Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kalimantan Timur memikirkan bagaimana langkah tepat untuk
mengatasi permasalahan yang ada di Kalimantan Timur. Salah satu solusinya
adalah membangun komunikasi yang baik dengan pihak-pihak lain agar potensi
kepariwisataan ini dapat diketahui oleh masyarakat, bahkan ditawarkan kepada
investor-investor untuk berinvestasi pada sektor pariwisata yang ada di
Kalimantan Timur. Salah satu bentuk dari komunikasi tersebut adalah kegiatan
promosi yang selama ini sering dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kalimantan Timur.
Promosi ini dilakukan dalam pengenalan pariwisata di Kalimantan Timur
baik didalam negeri maupun diluar negeri. Banyak kegiatan promosi yang
dilaksanakan setiap tahunnya oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalimantan
Timur yang bekerjasama dengan dinas lain maupun pemerintah dalam ambil
bagian dalam pengembangan pariwisata daerah di Kalimantan Timur ini dimulai
dari pameran seperti Kaltim Fair, Kaltim Expo maupun kegiatan promosi yang
dilakukan dievent-event yang dilaksanakan oleh provinsi lain. Hal ini tentunya
akan berdampak pada pengembangan pariwisata yang 90% pariwisatanya
disediakan oleh alam dan 10%nya adalah objek wisata buatan.
(http://www.kaltimprov.go.id/potensi-3-pariwisata.html)
Maka Pemerintah bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata provinsi
Kalimantan Timur tentunya sudah paham akan hal tersebut, maka di tahun ke 8 ini
pengembangan kreatifitas generasi muda sebagai sumber daya manusia yang
dibudidayakan dalam hal-hal potensi Kalimantan Timur disektor pariwisata
dijadikan dalam satu wadah yaitu duta wisata. Peran generasi muda terutama putraputri daerah sangat dibutuhkan dalam pengembangan dan peningkatan sektor
pariwisata didaerahnya untuk membantu tugas dari Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata provinsi Kalimantan Timur.
Kegiatan dan pembangunan kepariwisataan bukan hanya milih pemerintah
saja, melainkan ada peran swasta dan juga peran masyarakat hal ini tertuang dalam
UU Inpres Nomor 16 tahun 2005 tentang pengembangan kepariwisataan. Sehingga
beracuan dari UU Inpres Nomor 16 Tahun 2005 tersebut peran duta wisata
156
Peran Duta Wisata Kebudayaan Pariwisata Kalimantan Timur (Leliyana Andriyani)
merupakan peran masyarakat yang ikut mengambil andil dalam pembangunan
kepariwisataan disetiap daerah. Wadah ini dibentuk dengan tujuan para putra-putri
daerah dapat mempromosikan potensi kekayaan wisata yang ada di daerahnya agar
lebih dikenal oleh khalayak luas dan yang diharapkan dapat menjadi pribadi kreatif,
inovatif, percaya diri, berpengalaman serat berjati diri.
Duta wisata sendiri merupakan atraksi wisata yang bertujuan melestarikan
budaya daerah, sekaligus sarana pengembangan potensi bakat, kreativitas,
kecerdasan para generasi muda untuk menjadi figur yang dapat berperan dalam
mempromosikan kekayaan seni, budaya dan pariwisata. Namun sekarang yang
menjadi permasalahnya adalah apa sebenarnya peran kongkrit seorang duta wisata
terhadap promosi pariwisata yang berada didaerahnya? (Jejakwisata.com:
Menjadi Duta Wisata Tidaklah Mudah. Diunduh Tanggal 28 Januari 2014. 18:55).
Permasalahan ini tentunya bukan masalah mudah karena duta wisata yang
menjadi ikon untuk pariwisata di Kalimantan Timur ini harus mengetahui kearah
mana mereka akan bergerak. Selain itu duta wisata adalah sosok yang baru
muncul di beberapa tahun belakangan ini dalam perannya membantu pemerintah
sehingga untuk khalayak umum sendiri masih ada yang merasa tabu dengan ikon
duta wisata ini. Namun, seiring berjalannya waktu Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kalimantan Timur bersama Kementrian Pariwisata Ekonomi Kreatif
serta Asosiasi Duta Wisata Indonesia menyadari bahwa kontribusi duta wisata
memiliki dampak yang baik untuk kegiatan dan pembangunan kepariwisataan.
Karena jika dibiarkan terus menerus tanpa adanya kejelasan dan kesepekatan
dalam tugas para putra-putri daerah ini maka akan mengakibatkan kurangnya
minat para generasi muda kedepannya akan pengembangan sektor pariwisata. Hal
tersebut tentunya akan ikut mempengaruhi promosi dan peningkatan ekonomi
serta minta pariwisata sendiri karena ikut berkurangnya media dalam
mensosialisasikan pariwisata di Kalimantan Timur.
Hal ini menjelaskan bahwa Kalimantan Timur merupakan provinsi yang
sangat berpotensi besar dalam pengembangan promosi pariwisatanya namun
adanya miss comunication dalam ketidakpahaman peran para Duta Wisata
Kalimantan Timur sebenarnya dalam menjalankan tugas dan perannya bersama
dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata provinsi Kalimantan Timur. Oleh
karena itu peneliti ingin melihat bagaimanakah kontribusi dalam peran yang
dijalankan oleh para duta wisata Kalimantan Timur selama masa jabatannya
dalam setiap kegiatan maupun event-event yang menunjang tugasnya, apakah hal
tersebut berkesinambungan atau tidak dengan apa yang diperlukan oleh Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata provinsi Kalimantan Timur dan khalayak umum.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang dapat dijadikan perumusan
masalah yaitu :
Bagaimana peran duta wisata Kalimantan Timur dalam
mempromosikan pariwisata dan kebudayaan ?
157
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 2, Nomor 4, 2014: 154-170
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:
Untuk menganalisa peran duta wisata secara kritis dalam mempromosikan pariwisata
dan kebudayaan serta mendeskripsikan duta wisata sebagai Brand Ambassador yang
membantu tugas promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalimantan Timur.
Manfaat Penelitian
Manfaat praktis Penelitian ini adalah diharapkan dapat memberikan masukan
kepada Dinas Pariwisatan dan Kebudayaan provinsi Kalimantan Timur dalam
mempromosikan pariwisata didaerahnya
1. Manfaat teoritis secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat
menambahkan khazanah ilmu pengetahuan khususnya dibidang ilmu
Marketing Communication (Komunikasi Pemasaran) mengenai
bagaimana mengkomunikasikan dan mempromosikan pariwisata di
provinsi Kalimantan Timur
2. Manfaat akademis diharapkan mampu dijadikan bahan bacaan, referensi,
kajian dan rujukan akademis serta menambah wawasan bagi peneliti.
Kerangka Dasar Teori
Teori Peran (Role Theory)
Teori Peran (Role Theory) adalah teori yang merupakan perpaduan
berbagai teori, orientasi, maupun disiplin ilmu. Selain dari psikologi, teori peran
berawal dari dan masih tetap digunakan dalam sosiologi dan antropologi. Teori
peran adalah perspektif dalam sosiologi dan psikologi sosial yang menganggap
sebagian besar kegiatan sehari-hari menjadi pemeran dalam kategori sosial
(misalnya ibu, manajer, guru). Setiap peran sosial adalah seperangkat hak,
kewajiban, harapan, norma dan perilaku seseorang untuk menghadapi dan
memenuhi. Model ini didasarkan pada pengamatan bahwa orang berperilaku
dengan cara yang dapat diprediksi, dan bahwa perilaku individu adalah konteks
tertentu, berdasarkan posisi sosial dan faktor lainnya. Teater adalah metafora
sering digunakan untuk menggambarkan teori peran. (Sarwono, SW. 2011.TeoriTeori Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers, 20 April 2014)
Dalam hal ini, suatu organisasi harus memastikan bahwa peran-peran
tersebut telah didefinisikan dengan jelas. Scott et al. (1981) dalam Kanfer (1987:
197) menyebutkan lima aspek penting dari peran, yaitu:
1. Peran itu bersifat impersonal: posisi peran itu sendiri akan menentukan
harapannya, bukan individunya.
2. Peran itu berkaitan dengan perilaku kerja (task behavior) – yaitu, perilaku
yang diharapkan dalam suatu pekerjaan tertentu.
3. Peran itu sulit dikendalikan – (role clarity dan role ambiguity)
4. Peran itu dapat dipelajari dengan cepat dan dapat menghasilkan beberapa
perubahan perilaku utama.
158
Peran Duta Wisata Kebudayaan Pariwisata Kalimantan Timur (Leliyana Andriyani)
5. Peran dan pekerjaan (jobs) itu tidaklah sama – seseorang yang melakukan
satu pekerjaan bisa saja memainkan beberapa peran.
Menurut teori ini, seseorang yang mempunyai peran tertentu misalnya
sebagai dokter, mahasiswa, orang tua, wanita, dan lain sebagainya, diharapkan
agar seseorang tadi berperilaku sesuai dengan peran tersebut. Mengapa seseorang
mengobati orang lain, karena dia adalah seorang dokter. Jadi karena statusnya
adalah dokter maka dia harus mengobati pasien yang datang kepadanya. Perilaku
ditentukan oleh peran sosial. (Teori Peran: Konsep, Derivasi, dan Implikasinya
oleh Dr.Edy Suhardono.) Posisi aktor dalam teater (sandiwara) itu kemudian
dianalogikan dengan posisi seseorang dalam masyarakat. Sebagaimana halnya
dalam teater, posisi orang dalam masyarakat sama dengan posisi aktor dalam
teater, yaitu bahwa perilaku yang diharapkan daripadanya tidak berdiri sendiri,
melainkan selalu berada dalam kaitan dengan adanya orang lain yang
berhubungan dengan orang atau faktor tersebut. Dari sudut pandang inilah
disusun teori-teori peran. Lebih lanjutnya dapat dilihat relevansi teori yang
digunakan adalah bagaimana peran yang akan dijalankan oleh seseorang dalam
melakukan tugas dan tanggung jawabnya sesuai pada penekanan peran yang
dimainkannya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya Teori Peran ini pada
dasarnya memberikan suatu kerangka dalam perilaku seseorang sesuai peran yang
dijalankannya dalam organisasi. Dalam penelitian yang dilakukan peneliti ingin
melihat bagaimana peran yang dijalankan dan dilakukan oleh “ikon’ dalam
organisasi pada penelitian yang diteliti. Apakah peran yang dijalankan sudah
sesuai dengan apa yang menjadi dasar dalam teori peran tersebut.
Komunikasi Pemasaran (Marketing Communication)
Pengertian Komunikasi pemasaran adalah aspek penting dalam
keseluruhan misi pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran. Komunikasi
pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan dua unsur pokoknya yaitu
komunikasi dan pemasaran, komunikasi adalah proses dimana pemikiran dan
pemahaman disampaikan antar individu, atau antar organisasi dengan individu.
Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi
lainnya mentranfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya.
Sedangkan komunikasi pemasaran mempresentasikan gabungan semua unsur
dalam bauran pemasaran merek yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan
menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya.
Definisi Komunikasi pemasaran adalah usaha untuk menyampaikan pesan
kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk dipasar.
Konsep yang secara umum sering digunakan untuk menyampaikan pesan adalah
apa yang disebut bauran promosi atau bauran pemasaran. Di dalam bauran
pemasaran ini biasanya sering digunakan berbagai jenis promosi. Terdapat lima
jenis promosi yang biasa disebut bauran pemasaran seperti yang dijelaskan diatas,
penjualan tatap muka, humas, promosi penjualan, publisitas serta perusahaan
159
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 2, Nomor 4, 2014: 154-170
berlangsung. (http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_pemasaran, 28 Februari
2014)
Promosi
Promosi adalah suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dan
mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi
atau pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkannya. Pengaruh promosi
terhadap kualitas produk baru menyimpulkan kepercayaan dan penilaian
konsumen terhadap kualitas dapat dibangun dengan membina hubungan erat
antara produsen dengan konsumen melalui pendekatan strategi promosi yang
tepat. Promosi dapat diukur melalui daya tarik promosi, jangkauan promosi,
frekuensi promosi dan efektifitas promosi. Promosi menyebabkan konsumen lebih
sensitif terhadap harga dan signal promosi berpengaruh positif pada perilaku
konsumen dalam pemilihan suatu produk. (Craven, Davids W. 1995. “Pemasaran
Strategi”, Jilid 1-2 Edisi Terjemahan. Erlangga.)
Promosi adalah proses menawarkan suatu produk yang dimiliki dari
seorang produsen kepada konsumen dengan tujuan untuk menambah penghasilan
atau kekayaan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ada 6 jenis promosi,
yaitu :
1. Penjualan Personal (Personal Selling)
Penjualan personal dilakukan door to door. Door to door adalah teknik
penjualan di mana penjual berjalan dari pintu satu rumah ke pintu yang
lain mencoba untuk menjual suatu produk atau jasa kepada masyarakat
umum.
2. Iklan (Advertising)
Iklan dirancang untuk membangkitkan minat masyarakat pada suatu
produk. Contoh promosi jenis iklan adalah iklan-iklan yang kita lihat di
TV yang mengisi sela-sela acara yang kita tonton.
3. Publikasi (Publication)
Publikasi dalam hal ini adalah penyebaran informasi mengenai suatu
produk.
4. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi penjualan adalah serangkaian kegiatan pemasaran yang
dilakukan untuk meningkatkan penjualan produk atau jasa. Contohnya,
ketika pameran mobil banyak SPG (Sales Promotion Girl) yang ikut
memamerkan mobil.
5. Sponsorship
Sponsorship adalah bentuk dukungan pada suatu acara, aktivitas, orang,
atau organisasi yang saling menguntungkan. Sponsor adalah individu atau
kelompok yang memberikan dukungan.
160
Peran Duta Wisata Kebudayaan Pariwisata Kalimantan Timur (Leliyana Andriyani)
6. Komunikasi di tempat penjualan
Penjual atau sales pada jenis promosi ini tidak agresif. Penjual hanya
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan konsumen
Pariwisata
Secara Etimologi pariwisata berasal dari dua kata yaitu “pari” yang berarti
banyak/berkeliling, sedangkan pengertian wisata berarti “pergi”. Secara khusus
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, wisata berarti bepergian secara bersamasama dengan tujuan untuk bersenang-senang, menambah pengetahuan,
bertamasya maupun berekreasi sedangkan pengertian pariwisata adalah suatu
kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan rekreasi. Secara umum pariwisata
merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk sementara waktu
yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain dengan meninggalkan
tempat semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan maksud mencari nafkah
di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata mata untuk menikmati kegiataan
pertamasyaan atau reakreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata, 28 April 2014)
Menurut A.J. Burkart dan S. Medik (1987) pariwisata adalah perpindahan
orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan- tujuan diluar
tempat dimana mereka biasanya hlidup dan bekerja dan kegiatan-kegiatan mereka
selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu. Berdasarkan IUTO waktu yang
ditetapkan untuk kegiatan yang bisa disebut pariwisata setidaknya adalah 24 jam,
dan tujuammya adalah untuk mengisi waktu senggang, bisnis, keluarga,
perutusan, dan pertemuan-pertemuan.
Menurut Hunziger dan krapf dari Swiss dalam Grundriss Der
Allgemeinen Femderverkehrslehre, menyatakan pariwisata adalah keserluruhan
jaringan dan gejala-gejala yang berkaitan dengan tinggalnya orang asing disuatu
tempat dengan syarat orang tersebut tidak melakukan suatu pekerjaan yang
penting (Major Activity) yang memberi keuntungan yang bersifat permanent
maupun sementara. Pada dasarnya pariwisata itu motif kegiatannya adalah untuk
mengisi waktu luang, untuk bersenang-senang, bersantai, studi, kegiatan agama,
dan mungkin untuk kegiatan olahraga. Selain itu semua kegiatan tersebut dapat
memberi keuntungan bagi pelakunya baik secara fisik maupun psikis baik
sementara maupun dalam jangka waktu lama.
Menurut Prof. Salah Wahab dalam Oka A Yoeti (1994, 116.). Pariwisata
adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat
pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu Negara itu sendiri/
diluar negeri, meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain untuk sementara
waktu mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang
dialaminya, dimana ia memperoleh pekerjaan tetap. Pada pengertian pariwisata
itu sendiri. Karena memang pariwisata itu dilakukan secara sadar dalam
mendapatkan pelayanan berbeda dari biasanya baik diluar negeri maupun didalam
negeri guna mencari kepuasan. (Soekardijo R.G 1997. Anatomi Pariwisata
161
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 2, Nomor 4, 2014: 154-170
(memahami Pariwisata Sebagai “Systemic Lingkage”). Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama))
Brand Ambassador
Menurut Philip Kotler, seorang Brand Ambassador yang sangat
berpengaruh disebabkan memiliki kredibilitas yang didukung dengan faktor
keahlian, sifat dapat dipercaya dan adanya kesukaan. Sama halnya dengan kajian
Eni Heruwati (2010) daya tarik merupakan unsur-unsur atau elemen yang dimiliki
seorang Brand Ambassador yang meliputi keramahan, menyenangkan, fisik, dan
pekerja sebagai beberapa dimensi penting dari konsep daya tarik agar mampu
menarik perhatian konsumen sedangkan kredibilitas adalah suatu nilai
kepercayaan dalam diri seorang Brand Ambassador dalam meyakinkan konsumen
mengenai produk yang sedang dipromosikan. Kredibilitas ini dimaksudkan agar
seorang Brand Ambassador memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak
atas produk dan serta cakap dalam menyampaikan pesan-pesan atas produk yang
sedang dipromosikan. (Buku Pemasaran Strategik: Strategi untuk Pertumbuhan
Perusahaan dalam Penciptaan Nilai bagi Pemegang Saham)
Brand Ambassador adakalanya disebut sebagai Brand Evangelist. Mereka
adalah orang-orang pemakai brand yang sangat excited terhadap produk dan
servis sebuah brand, sehingga merea sukarela untuk merekomendasikan kepada
orang-orang disekitarnya. Mereka adalah seseorang yang telah mempunyai
kedekatan secara emosional terhadap brand, secara alami. Brand Ambassador
mau menjelaskan hal-hal, baik mengenai brand yang digunakannya karena brand
ini mempunyai peranan penting dalam hidupnya. (Kolom Branding Solution,
Koran SINDO, 07 Juni 2011).
Duta Wisata
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), duta adalah orang yang
diutus oleh pemerintah untuk melakukan tugas khusus, biasanya keluar negeri,
utusan, misi. Duta dapat diartikan juga sebagai orang yang mewakili suatu negara
di negara lain untuk mengurus kepentingan negara yang diwakilinya, menbantu
dan melindungi warga negaranya yang tinggal di negara tersebut.
Duta wisata merupakan putra-putri yang mewakili daerahnya dalam upaya
mempromosikan potensi dan aset wisata daerahnya, diharapkan dengan
menyandang gelar sebagai duta wisata mereka yang terpilih adalah sosok duta
wisata yang kreatif, inovatif, percaya diri, berpengalaman dan berjati diri. Hal itu
ditunjang oleh penampilan yang simpatik, yang kemudian diarahkan untuk dapat
menggapai visi terwujudnya duta wisata sebagai generasi yang berkualitas,
santun, berdedikasi untuk melestarikan budayanya. Selain itu juga dapat berperan
aktif dalam mempromosikan kepariwisataan. duta wisata merupakan atraksi
wisata yang bertujuan melestarikan budaya daerah. Sekaligus sarana
pengembangan potensi bakat, kreativitas, kecerdasan para generasi muda untuk
menjadi figur yang dapat berperan dalam mempromosikan kekayaan seni, budaya
162
Peran Duta Wisata Kebudayaan Pariwisata Kalimantan Timur (Leliyana Andriyani)
dan pariwisata. Serta menghilangkan citra sebagai pelengkap kegiatan atau
pajangan saja.
Definisi Konsepsional
Merupakan pembatas tentang suatu konsep atau pengertian ini merupakan
unsur pokok dari suatu penelitian. Oleh karena itu sesuai dengan judul penelitian
ini maka peneliti merumuskan konsep yang berhubungan dengan variabel yang
dimaksud.
Definisi konsepsionalnya dari judul Peran Duta Wisata yang merupakan
tujuan, definisi, visi, misi, tata penugasan dan peran duta wisata sebagai Brand
Ambassador di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur
dalam mempromosikan dan juga mengembangkan budaya serta pariwisata daerah.
Pembahasan
Pada bagian ini peneliti melakukan pembahasan dari hasil penelitian yaitu
dengan menjabarkan hasil wawancara langsung kepada Duta Wisata Kalimantan
Timur tahun 2011, 2012 dan 2013, Ketua Asosiasi Duta Wisata Indonesia dan
Kepala Seksi bidang Nilai Budaya Seni dan Film di Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur mengenai Peran Duta dalam
mempromosikan pariwisata dan kebudayaan di Kalimantan Timur.
Menurut Harold D. Lasswell, cara terbaik untuk menerangkan komunikasi
adalah dengan menjawab pertanyaan “Who Says What In Which Channel To
Whom With What Effect” (Effendy, 1993:253). Jika dijabarkan akan menjadi
“Siapa (komunikator) Mengatakan Apa (pesan) Melalui Saluran Apa (sarana atau
media yang digunakan bila komunikan berada di tempat yang jauh dan berjumlah
banyak) Kepada Siapa (sasaran komunikan) Dengan Efek Apa (efek atau dampak
yang diharapkan sebagai pengaruh pesan)”. Teori ini merupakan teori dasar dalam
hal berkomunikasi, termasuk dalam komunikasi massa. Dalam hal ini Duta
Wisata merupakan komunikator yang menyampaikan pesan-pesan serta
informasi-informasi yang berkaitan dengan promosi kebudayaan dan pariwisata di
Kalimantan Timur dengan melakukan kerjasama bersama Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif, Asosiasi Duta Wisata Indonesia dan Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur serta para stakeholder dengan harapan
dapat memberikan dampak yang positif bagi kemajuan kepariwisataan di
Kalimantan Timur..
Peran duta wisata juga tidak terlepas dari model komunikasi pemasaran
yang menjadi acuan dari fungsi dan tugas mereka sebagai Brand Ambassador.
Sebagaimana telah digambarkan pada bab II di bagian teori dan konsep
komunikasi pemasaran, adanya model komunikasi pemasaran yang pertama-tama
menjelaskan pesan komunikasi pertama kali datang dari sumber yang pada hal ini
sumber berarti pihak yang mengirim pesan pemasaran kepada konsumen. Pihak
yang mengirimkan pesan disini tentu saja adalah perusahaan yaitu Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur. Selanjutnya perusahaan
163
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 2, Nomor 4, 2014: 154-170
akan mementukan bagaimana pesan tersebut disusun agar dapat dipahami dan
direspons secara positif oleh penerima dalam hal ini konsumen. Pada proses ini
ditentukan juga proses komunikasi yang akan digunakan, apakah akan
menggunakan iklan, personal selling, promosi penjualan, public relation atau
pemasaran langsung. Disini duta wisata dapat berperan dalam personal selling
yang mana duta wisata akan mempromosikan kebudayaan dan pariwisata face to
face saat bertemu dengan orang lain. Duta wisata juga dapat berlaku sebagai
public relation dalam menghadapi suatu permasalahan terhadap pihak internal
dan pihak eksternal. Selain itu duta wisata juga akan melakukan promosi
penjualan dengan melakukan berbagai macam kegiatan bersama Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur dalam mempromosikan
budaya, seni dan pariwisata yang menjadi asset kekayaan daerah. Proses ini
disebut encoding, yang merupakan proses menerjemahkan tujuan-tujuan
komunikasi kedalam bentuk-bentuk pesan yang akan dikirimkan kepada
penerima.
Proses selanjutnya adalah menyampaikan pesan melalui media, jika pesan
dirancang dalam bentuk iklan maka pesan harus disampaikan melalui media cetak
maupun media elektronik. Pesan yang disampaikan melalui media cetak tentunya
kana berbeda dengan pesan yang disampaikan di media elektronik. Pesan dalam
media cetak bersifat detail sedangkan pada media elektronik tidak boleh
menerangkan produk secara detail karena akan memakan banyak biaya. Proses
penyampaian pesan melalui media ini disebut transmisi. Respon yang diberikan
bisa positif, negatif atau netral. Pesan yang disampaikan melalu media akan
ditangkap oleh penerima dan penerima akan memberikan respon teerhadap pesan
yang disampaikan. Respon positif identik dengan terjadinya keserasian antara
harapan pengirim pesan dan tanggapan penerima pesan. Dengan kata lain, pesan
yang direncang direspon sesuai dengan keinginan perancang pesan. Keserasian
inilah yang diharapkan karena akan mempengaruhi perilaku konsumen yang
merupakan salah satu tujuan dari komunikasi pemasaran. Proses ini disebut proses
decoding berarti penerima pesan memberikan interpretasi atas pesan yang
diterima. Diharapkan pada proses transmisi dan proses decoding ini Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tiimur dapat merangkul duta
wisata sebagai partner yang akan melakukan perannya sesuai dengan SOP yang
berlaku sehungga mencapai tujuan yang diinginkan den memberikan citra positif.
Sehingga tujuan utama agar adanya perubahan sikap dan pembelian oleh
konsumen dapat tercapai.
Proses decoding ini akan dilanjutkan dengan tindakan konsumen sebagai
penerima pesan, jika pesan yang samapi diterima dengan positif maka akan
memberikan pengaruh positif pada sikap dan perilaku konsumen. Sikap positif
konsumen terhadap suatu produk akan mendorong konsumen untuk melakukan
tindakan pembelian, karena dibatasi oleh daya beli. Sedangkan sikap negatif akan
terhadap produk akan menghalangi konsumen untuk melakukan tindakan
pembelian. Jangankan sikap negatif, sikap positif pun tidak semuanya diakhiri
164
Peran Duta Wisata Kebudayaan Pariwisata Kalimantan Timur (Leliyana Andriyani)
dengan pembelian apalagi jika seseorang memiliki sikap negatif. Oleh karena itu
sikap positif oleh perusahaan sangat menjadi hal penting dalam tindakan
penjualan. Duta wisata diharuskan untuk mampu merangkul konsumen agar citra
positif terhadap bidang kebudayaan dan pariwisata daoat tercermin melalui sikap,
tindakan dan segala tutur kata dalam promosi yang diperankan oleh mereka
sebagai ikon daerah di Kalimantan Timur
Penjelasan dari model komunikasi pemasaran diatas dapat menjelaskan
bagaimana keterkaitan antara perusahaan yang disini adalah Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur dengan setiap proses yang dijalankan
oleh duta wisata. Dapat dilihat juga dari 3 fokus pertanyaan yang ditanyakan
peneliti kepada narasumber, pertama mengenai duta wisata sebagai aktifis muda
pariwisata dan budaya yang mana pada materi ini menjelaskan tentang peran
langsung apa yang dimainkan oleh duta wisata dalam kegiatanyang terkait dengan
pengembangan pariwisata dan pelestarian budaya. Dilihat dari jawaban para
narasumber yang menjelaskan bahwa duta wisata sangan berperan dalam
keikutsertaan mereka pada pengembangan serta pelestarian pariwisata dan
kebudayaan karena mereka merupakan ujung tombak cerminan muda-mudi yang
berkepribadian baik untuk menjadi contoh bagi masyarakat. Dari cerminan
tersebut diharapkan peran duta wisata ini dapat memotivasi masyarakat untuk
dapat menghargai potensi yang ada pada daerah mereka. Bukan hal yang mudah
dalam melakukan hal tersebut, duta wisata dituntut untuk dapat menjadi advokasi,
edukator yang sekaligus fasilitator. Namun sangat diharuskan seorang duta wisata
untuk berpikir kompleks dan benar-benar memahami secara utuh hal-hal yang
berkaitan dengan kepariwisataan dan budaya untuk mencangkup tiga hal diatas.
Duta wisata adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dengan Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kalimantan Timur, hal ini dikarenakan pemanfaatan
duta wisata pada setiap kegiatan-kegiatan maupun event yang diadakan oleh
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalimantan Timur. Sesuai dengan teori yang
digunakan dalam penjabaran tugas-tugas yang dilaksanakan oleh duta wisata
menurut Edy Suhardono dalam buku Teori Peran: Konsep, Derivasi, dan
Implikasinya (Jakarta: PT. Gramedia,1994), teori peran merupakan gambaran
interaksi sosial dalam terminologi aktor-aktor yang bermain sesuai dengan apaapa yang ditetapkan oleh budaya. Sesuai dengan teori ini yang digunakan
harapan-harapan peran merupakan pemahaman bersama yang menuntun para
pemain didalamnya untuk berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut
yang sudah diimplementasikah oleh duta wisata dalam menjalankan prilaku dalam
setiap penugasan yang diberikan untuk memainkan peran mereka sebagai Brand
Ambassador dalam sektor pariwisata. Harapan tentang prilaku yang diperankan
oleh si “aktor” yang dalam hal ini adalah duta wisata adalah tercapainya tujuan
bersama yang dikehendaki oleh kedua pihak dan diharapkan dengan
dilakukannya penelitian ini akan menjelaskan secara lebih terperinci mengenai
relevansi teori peran dengan tugas yang dilaksanakan oleh duta wisata.
165
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 2, Nomor 4, 2014: 154-170
Anggapan bahwa duta wisata adalah pemanis tentunya tidak dibenarkan,
dalam tugasnya duta wisata tidak hanya bertugas sebagai pendamping tamu-tamu
negara atau daerah melainkan duta wisata sebagai pemberi informasi, selain itu
duta wisata sering menjadi pagar ayu dengan menampilkan baju-baju kedaerahan
yang menjadi ciri khas dan keunikan tersendiri, disini selain sebagai pihak yang
melakukan promosi duta wisata kembali akan menjelaskan informasi tentang
etnik-etnik daerah yang digunakan beserta dengan sejarahnya.
Duta wisata juga dipercaya sebagai pemberi informasi yang baik dalam
setiap kegiatan promosi baik expo, pameran atau pagelaran seni untuk masuk
kedalam semua segmentasi baik itu pelajar maupun non-pelajar, tua ataupun
muda,turis domestik atau turis mancanegara. Mereka akan dengan sigap dan
energik menjelaskan serta menjabarkan hal-hal yang menjadi ketertarikan
masyarakat terhadap pariwisata dan budaya yang ada di Kalimantan Timur.
Bagaimana teknik promosi seorang duta wisata dalam memperkenalkan objek
wisata yang ada, kebudayaan serta adat istiadat yang menjadi andalan. Public
Speaking yang baik dan penguasaan bahasa asing adalah salah satu kelebihan
yang menjadi daya tarik sendiri bagi duta wisata untuk mempromosikan serta
memperkenalkan kekayaan kepariwisataan dan kebudayaan yang ada di
Kalimantan Timur selain penguasaan tentang keseluruhan aspek kepariwisataan
dan budaya itu sendiri. Peran serta masyarakat yang salah satunya dalah peran
duta wisata ini sendiri sudah tertuang sesuaiaturan-aturan kepariwisataan seperti
UU No.10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan dan INPRES 16 Tahun 2005
tentang program percepatan pembangunan kepariwisataan menjelaskan
pembangunan kepariwisataan tidak hanya dimiliki oleh pemerintah saja
melainkan ada 3 komponen yaitu pemerintah, masyarakat dan swasta.
Promosi menjadi hal yang tidak bisa terlepas dari peran duta wisata. Duta
wisata sebagai promotor pariwisata dan kebudayaan dalam wawancara peneliti
bersama narasumber mengemukakan bahwa duta wisata bertujuan untuk
memberikan informasi dan dari informasi yang disampaikan diharapkan
terbentunya citra positif dimata wisatawan. Duta wisata dianggap sebagai
representatif dari suatu daerah dan citra daerah tersebut tentu akan berpengaruh
juga pada citra kepariwisataan yang ada. Bentuk dari kepribadian diri juga akan
menjadi salah satu faktor representatif tersebut, kesan pertama yang disampaikan
tentunya akan melekat dibenak siapapun yang melihat sehingga diharapkan duta
wisata mempunyai 3S yaitu Salam, Senyum dan Sapa sebagai dasar kepribadian
dalam sehari-hari. Hal itu diperkuat dengan penuturan Ketua Umum Dewan
Pengurus Nasional Asosiasi Duta Wisata Indonesia, A.A Ngr. Agung Adi
Pratama Wicaksana Putra,S.Psi yang menjelaskan bahwa “Tugas duta wisata
adalah memberikan citra yang positif pada daerah mereka pada sisi
kepariwisataan dan budaya walaupun secara garis besar duta wisata juga
membangun citra daerah mereka secara keseluruhan. Mau tidak mau citra suatu
daerah tentunya akan berpengaruh pada citra kepariwisataan daerah tersebut. Duta
wisata di anggap sebagai cermin atau representatif dari daerah itu sendiri, semua
166
Peran Duta Wisata Kebudayaan Pariwisata Kalimantan Timur (Leliyana Andriyani)
diawali dari sebuah kesan pertama dan duta wisata dianalogikan sebagai kesan
pertama sebagai penilaian daerah tersebut. Hal itu dapat ditunjukan dengan
kepribadian yang ditunjukan oleh masing-masing duta wisata.
Duta wisata yang berlaku sebagai promotor harus mengetahui segmentasi
pasar dalam mempromosikan kepariwisataan dan budaya yang ada di Kalimantan
Timur. Ini tentunya berhubungan dengan konsep model komunikasi pemasaran
menurut Onong Uchjana Effendy (2005: 6-7) yang bertujuan untuk mencapai tiga
tahap perubahan yang ditunjukan kepada konsumen dalam hal ini masyarakat.
Tahap pertama yang ingin dicapai dari strategi komunikasi pemasaran adalah
tahapan perubahan knowledge (pengetahuan), dalam perubahan ini masyarakat
mengetahui adanya keberadaan sebuah produk. Masyarakat harus memahami
produk yang sedang dipromosikan sehingga duta wisata bertugas untuk
menjelaskan dan memberikan pemahaman tentang pariwisata dan kebudayaan di
daerah tersebut. Tahapan kedua adalah perubahan sikap dalam consumen
behavior perubahan sikap ini ditentukan oleh tiga unsur yang menunjukkan
bahwa tahapan perubahan sikap ditentukan dari respon masyarakat setelah
mengetahui adanya produk dibidang pariwisata apakah menarik untuk diketahui
atau tidak. Tahapan ketiga yaitu perubahan dalam conation (perilaku), apa yang
dilakukan masyarakat setalah mengetahui dan merespon adanya produk menarik
dalam hal ini kekayaan pariwisata dan budaya daerah. Jadi tiga komponen ini
menunjukkan adanya kecenderungan terhadap sebuah perubahan (kognitif,
afektif, dan konatif).
Disinilah selain bersama pemerintah serta Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata provinsi Kalimantan Timur, duta wisata juga mampu bekerjasama
dengan stakeholder-stakeholder pariwisata seperti sekolah-sekolah, hotel, travel
dan perusahaan-perusahaan yang memiliki program pengembangan pariwisata
dan kebudayaan. Peran stakeholder sebagai orang-orang yang terlibat dalam
sektor pariwisata diharapkan untuk berinvestasi dan memberikan dampak
peningkatan ekonomi. Contohnya adalah Pulau Derawan yang beberapa tahun
belakangan ini menjadi salah satu objek wisata andalan di Kalimantan Timur, hal
ini dikarenakan pemerintah melihat adanya potensi pengembangan objek wisata
yang sangat baik sehingga kerjasama Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur,
Pemerintah Kabupaten Berau, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalimantan
Timur, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Berau, para stakeholder diantaranya
travel dan hotel serta duta wisata memberi dampak yang baik dalam kemajuan
pulau derawan sebagai salah satu destinasi wisata bahari unggulan yang ada di
Indonesia.
Peran duta wisata tidak terlepas dari kerjasama yang harus dibangun
dengan pemangku kegiatan pariwisata, pemerintah, pihak swasta dan juga media.
Mereka bertindak sebagai pihak yang ikut mendukung terlaksananya kegiatan
yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalimantan Timur bersama
duta wisata. Disinilah kemampuan duta wisata sebagai jembatan penghubung
antara pihak eksternal dan pihak internal dalam penyampaian tujuan-tujuan serta
167
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 2, Nomor 4, 2014: 154-170
hal-hal yang berhubungan dengan pengembangan dan pelestarian pariwisata dan
budaya di Kalimantan Timur. Jembatan penghubung disini juga bertugas sebagai
pembangun citra positif dimana pihak eksternal adalah stakeholder-stakeholder
yang bekerjasama dan merangkul duta wisata dalam pengembangan aspek-aspek
yang memajukan daerah. Hal ini telah dibahas pada model komuniaksi pemasaran
yang mana pada proses encoding, duta wisata dapat menjalankan berbagai macam
perannya yang salah satunya adalah sebagai public speaking.
Keberadaan duta wisata yang sudah 8 tahun ini bekerja sama dengan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalimantan Timur tidak dipungkiri memiliki
kontribusi yang besar. Meskipun secara resmi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kalimantan Timur belum memiliki SOP (Standart Operation Procedure) namun
duta wisata merupakan bagianyang memiliki andil besar dalam upaya pelestarian
kepariwisataan dan budaya di Kalimantan Timur. Duta wisata sebagai ikon negara
atau daerah adalah suatu hal yang membanggakan karena merupakan cerminan
dari pribadi muda-mudi daerah yang terpilih namun memiliki tanggungjawab
besar dalam mengemban tugasnya. Sesuai konsep Brand Ambassador, duta wisata
yang merupakan seorang Brand Ambassador dari Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata menggunakan strategi promosi untuk mempengaruhi perilaku
pembelian konsumen. Brand Ambassador mewakili sebuah organisasi dalam
penampilan, sikap, nilai dan etika mereka. Brand Ambassador merupakan
seseorang yang dapat dipercaya untuk mewakili produk tertentu sehingga
masyarakat menjadi tertarik untuk mengetahuinya. Peneliti menjelaskan fungsi
duta wisata sebagai ikon negara atau daerah berdasarkan pernyataan narasumber
yang menjelaskan duta wisata dituntut untuk menampilkan dan mengaplikasikan
local wisdom/budaya lokal dalam setiap langkah dan kegiatan yang
dijalankannya.
Duta wisata sebagai ikon harus mencerminkan muda-mudi daerah yang
dapat turut aktif untuk terjun langsung ke masyarakat dalam mengembangkan
pariwisata dan menjaga kebudayaan lokal, dimana duta wisata juga harus mampu
mengkampanyekan aksi-aksi yang positif untuk daerah tersebut seperti gerakan
anti narkoba, gerakan hemat energi, gerakan cinta lingkungan, dan lain-lain. Duta
wisata harus menjaga kelestarian budaya, menebarkan semangat untuk
mewujudkan sapta pesona selain itu harus menjadi individu yang sedari lama
menanamkan sadar wisata sehingga bukan hanya sekedar suka terhadap apa yang
dilakukan namun sudah mencintai dan menjadi bagian dalam diri seorang duta
wisata untuk selalu meneriakkan tentang kekayaan pariwisata dan indahnya
keberagaman budaya yang ada di Kalimantan Timur.
Harapan duta wisata dan juga Dinas Kebudayaan Pariwisata Kalimantan
Timur adalah adanya support yang diberikan kepada dinas untuk mengembangkan
bidang kepariwisataan dengan ikut melibatkan duta wisata sebagai pemuda
pemudi daerah yang memiliki ketertarikan terhadap bidang pariwisata tidak hanya
untuk mengembangkan namun juga melestarikan dan mempromosikan. Mereka
sebagai muda mudi yang aktif memiliki peran yang besar pada era ini yang
168
Peran Duta Wisata Kebudayaan Pariwisata Kalimantan Timur (Leliyana Andriyani)
tentunya akan membuat dunia pariwisata di Kalimantan Timur akan memiliki
daya tarik lebih tinggi untuk mengajak masyarakat dan turis berkunjung serta
menikmati pariwisata dan budaya yang ada. Dilihat dari kelima Narasumber
diatas, duta wisata memiliki peran dan juga kontribusi yang cukup besar dalam
tugasnya yang membantu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalimantan Timur
untuk mempromosikan pariwisata dan kebudayaan yang ada di provinsi ini.
Seperti informasi-informasi yang sudah dijelaskan, meskipun belum adanya SOP
namun keterkaitan duta wisata dan dinas tidak dapat dipisahkan karena kerjasama
yang sudah dilakukan dianggap memiliki pengaruh yang besar dalam peningkatan
dunia kepariwisataan yang ada di Kalimantan Timur.
Penutup
Kesimpulan
Dilihat dari rumusan masalah dan fokus penelitian Peran Duta Wisata
Dalam Mempromosikan Kebudayaan dan Pariwisata di Kalimantan Timur dapat
disimpulkan bahwa :
1.
Duta wisata memiliki peran besar dalam menjalankan tugasnya sebagai
Brand Ambassador di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata provinsi
Kalimantan Timur. Perannya sebagai komunikan untuk ikut andil dalam
menyampaikan pesan perusahaan yang dalam hal ini adalah Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata provinsi Kalimantan Timur untuk melestarikan
serta mempromosikan kebudayaan dan pariwisata terlihat dari tanggung
jawab yang dijalankan oleh duta wisata disetiap tugas yang diberikan oleh
sesuai dengan bidang yang membutuhkan. Selain itu kerjasama dengan
para stakeholder membuat duta wisata dapat semakin mengeksplor tidak
hanya kebudayaan dan pariwisata melainkan semua aspek yang menjadi
daya tarik di provinsi Kalimantan Timur. Hal ini menunjukan adanya
perubahan sikap dan tindakan konsumen yang menjadi tujuan utama Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata mengajak duta wisata sebagai partner dalam
kegiatan pemasaran dan promosi yang tentunya memberikan citra positif
pada kemajuan kebudayaan dan pariwisata di Kalimantan Timur.
2.
Peran duta wisata dalam mempromosikan kebudayaan dan pariwisata di
Kalimantan Timur dilihat dari duta wisata sebagai promotor dalam hal ini
duta wisata dianggap sebagai pihak terbaik sebagai promotor
kepariwisataan sebayanya karena mereka adalah pemuda pemudi yang
konsen terhadap perkembangan pariwisata. Melalui mereka para
wisatawan mendapatkan informasi yang tentunya akan membangun citra
positif atau negatif, semua kembali terhadap informasi yang diberikan dan
bagaimana duta wisata tersebut menyampaikan informasi yang mereka
ketahui. Kini duta wisata menjadi pilihan utama dalam melakukan
sosialisasi untuk menjadikan citra positif bahwa pengembangan
kepariwisataan sudah dapat dilepas dan ditugaskan kepada para pemuda
pemudi daerah.
169
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 2, Nomor 4, 2014: 154-170
Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan beberapa saransaran yaitu :
1.
Perlu adanya SOP sebagai standart dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
provinsi Kalimantan Timur sebagai acuan dasar duta wisata dalam
menjalankan tugas-tugas dan perannya dalam membantu mempromosikan
dan melestarikan kebudayaan dan pariwisata Kalimantan Timur.
2.
Perlu adanya peningkatan daya tarik dengan penambahan program-program
promosi kebudayaan dan pariwisata sehingga menimbulkan minat kaum
sebaya dan khalayak luas untuk lebih mengetahui lebih luas mengenai
kebudayaan dan pariwisata di Kalimantan Timur. Peningkatan daya tarik
tersebut dapat berupa kerjasama dengan para stakeholder-stakeholder
disetiap event-event atau kegiatan yang dilaksanakan dengan melibatkan
duta wisata baik sebagai model peragaan busana daerah, tourguide, pemberi
materi dan lain-lain.
Daftar Pustaka
Effendy, Onong Uchjana. 1989. Kamus Komunikasi. Bandung: Mandar Maju
Rakhmat, Jalaluddin. 2009. Psikologi Komunikasi. Bandung; PT. Remaja
Rosdakarya.
Ruslan, Rosady. 2003 Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi.Jakarta
PT. Raja GrafindoPersada
Sarwono, SW. 2011. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers
Soekardijo R.G 1997. Anatomi Pariwisata (memahami Pariwisata Sebagai
“Systemic
Lingkage). Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Sugiyono. 2007. Metodelogi penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung ;
CV. Alfabeta.
Tjiptono, Fandy. 2005. Brand Management & Strategy. Yogyakarta: Penerbit
ANDI
Kolom Branding Solution, Koran SINDO, 07 Juni 2011
170
Download