out-of-pocket pasien hiv/aids rawat jalan di rumah sakit

advertisement
OUT-OF-POCKET PASIEN HIV/AIDS RAWAT JALAN
DI RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT
JAKARTA TAHUN 2012
Zaki Dinul, Kurnia Sari, Mardiati Nadjib
Universitas Indonesia
Outline
1.  Latar Belakang
2.  Rumusan Masalah
3.  Tujuan
4.  Kerangka Konsep
5.  Metode Penelitian
6.  Hasil dan Pembahasan
7.  Kesimpulan dan Saran
8.  Daftar Pustaka
1. Latar Belakang
-HIV/AIDS menjadi masalah
kesehatan dunia
-Jumlah kasus HIV/AIDS
terus meningkat di setiap
tahunnya
3
1. Latar Belakang
Dunia
•  Depkes (2007), prevalensi HIV/AIDS di dunia sekitar 34 juta,
sebanyak 1,7 juta jiwa meninggal akibat AIDS dan jumlah kasus
baru HIV sebesar 2,5 juta
Asia
•  Tahun 2012, diestimasi jumlah kasus HIV/AIDS di Philipina
sebanyak 15.000 kasus, di Malaysia sebanyak 82.000 kasus, di
Thailand 440.000 kasus (UNAIDS, 2013)
Indonesia
Jakarta
•  Indonesia sebanyak 610.000 kasus (UNAIDS, 2013)
•  Jumlah kasus HIV di Jakarta Utara sebanyak 544 orang, Jakarta
Selatan 718 orang, Jakarta Barat 757 orang, Jakarta Pusat 902
orang dan Jakarta Timur sebanyak 1005 orang (P2PL, 2013).
1. Latar Belakang
HIV/AIDS merupakan penyakit katastropik
dimana penderita mengalami
kerugianàkesehatan dan sosial ekonomi
rata-rata pengeluaran perawatan HIV sebesar
Rp1.398.768 perbulan (Riyarto, et.al., 2010)
Biaya pengobatan pasien rawat jalan $61 untuk
enam kali kunjungan (Sucahya, Nadjib,
Soewondo, 2009)
2. Rumusan Masalah
ODHA
Belum dikaji
di RSKO
Pengobatan
Mahal
OOP
3. Tujuan
3.1 Tujuan Umum
Menganalisis biaya pengobatan pasien HIV/AIDS rawat jalan di Rumah
Sakit Ketergantungan Obat Jakarta tahun 2012
3.2 Tujuan Khusus
1. Menghitung besar biaya yang dikeluarkan pasien HIV/AIDS rawat jalan
melalui kantong sendiri selama pengobatan di Rumah Sakit
Ketergantungan Obat Jakarta tahun 2012
2. Menggambarkan karakteristik pasien HIV/AIDS rawat jalan di Rumah
Sakit Ketergantungan Obat Jakarta tahun 2012
3. Menguji determinan variasi biaya pasien HIV/AIDS rawat jalan di Rumah
Sakit Ketergantungan Obat Jakarta tahun 2012
4. Kerangka Konsep
5. Metode penelitian
Desain Penelitian
Potong lintang
Tempat Penelitian
Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta
Waktu Penelitian
November-Desember 2013
Populasi
Seluruh penderita HIV/AIDS di Rumah Sakit
Ketergantungan Obat Jakarta
Kriteria Inklusi dan ekslusi
Inklusi: pasien HIV/AIDS rajal baik dengan IO
maupun tidak yang berobat periode JanuariDesember 2012
Ekslusi: data tidak lengkap dan pasien yang
meninggal
Sampel
144 pasien HIV/AIDS rajal
Cara pengambilan sampel
Teknik simple random sampling
Instrumen
Form untuk memindahkan data dari rekam medis
dan billing
Uji statistik
1.  Uji t
2.  Uji chi square
3.  Cox regresi
Manajemen data
Coding, Editing, entry, dan cleaning
Analisis data
Univariat, Bivariat, dan Multivariat
6. Hasil dan Pembahasan
Distribusi Rata-Rata Komponen Biaya Pengobatan Pasien HIV/AIDS Rawat Jalan di RSKO Tahun 2012 (N=144)
Biaya Jasa dokter Administrasi Obat-obatan Laboratorium Minimum 0 0 0 0 Maksimum 1.080.000 90.000 5.536.070 847.000 Mean 366.223,89 39.496,53 360.000 121.247,66 Median 345.000 45.000 68.990 54.500 Standar
Deviasi 267.580,84 24.915,21 730.600 150.700,37 1. Pengeluaran tertinggi jasa dokter Rp1.080.000 dengan rata-rata
Rp366.223,89, nilai median Rp 345.000
2. Pengeluaran tertinggi obat-obatan Rp5.536.070 dengan rata-rata
Rp360.000, nilai median Rp68.990
10
6. Hasil dan Pembahasan
Gambaran Rata-Rata Pengeluaran per Kunjungan dari Kantong Sendiri Oleh Pasien dan Komponen
Biaya Pengobatan Pasien HIV/AIDS Rawat Jalan (N=144)
Variabel Jasa dokter Administrasi Obat-obatan (non-ARV) -OAT -Obat Alergi Kulit -Obat Jamur -Gangguan pernapasan dan
perncernaan -Antipiretik -Penenang -Antivirus -Multivitamin -Antibiotik -lainnya Total Obat-Obatan (non-ARV) Laboratorium -Tes CD4 -Tes Darah -Tes radiologi Total Biaya Laboratorium Biaya Pengobatan Total (Rp) 41.557,32 4.563,56 10.993,62 114,07 7.609,93 1.573,25 80,85 2.697,62 123.24 7.988,68 2.885,38 6.742,79 40.809,43 4.311,56 2461,57 7059,91 13.833,03 100.763,35 OOP à dampak
tidak memiliki
jaminan
kesehatanàkerugi
an ekonomi. Biaya
penghalang utama
aksesà sakit
semakin
parahàmeninggal 11
6. Hasil dan Pembahasan
Gambaran Rata-Rata Pengeluaran per pasien pada Pasien HIV/AIDS Rawat Jalan selama
tahun 2012 (N=144)
Variabel Jasa dokter Administrasi Obat-obatan (non-ARV) -OAT -Obat Alergi Kulit -Obat Jamur -Gangguan pernapasan dan
perncernaan -Antipiretik -Penenang -Antivirus -Multivitamin -Antibiotik -lainnya Total Obat-Obatan (non-ARV) Laboratorium -Tes CD4 -Tes Darah -Tes radiologi Total Biaya Laboratorium Biaya Pengobatan Total (Rp) 366.223,89 40.216,40 96.881,28 1005,21 67.062,50 13.864,24 712,50 23.722,76 1086,04 70.400,28 25.427,42 59.420,88 359.633,10 37.995,59 21.692,55 62.215,46 121.903,60 887.976,99 OOP pasien
jaminan 26%
dari total biaya
yang dijamin
ARV disubsidi
pemerintah,
sumber
pendanaan:
pemerintah
dan donor
12
6. Hasil dan Pembahasan
Komponen Rata-Rata Pengeluaran Pasien HIV/AIDS Rawat Jalan Berdasarkan
Karakteristik Pasien (N=144)
Komponen Biaya Per kunjungan Cara Pembayaran -Sendiri -Dijamin Infeksi Oportunistik
- Ada
- Tidak ada Status Pasien
- Lama
- Baru Jumlah CD4
- ≤350
- >350 Faktor Risiko
-Hubungan Seksual
-IDU Biaya (Rp) 100.763,35 847.014,74 40.962,25 1.178.836,09
503.292,35 663.450,21
1.310.087,32 1.010.805,52
532.770,14 823.837,30
851.635,08 13
Hasil Uji Bivariat
Variabel
Cara Pembayaran*
P value
0,0005
PR (95%CI)
12,803
(1,876-87,400
0,931
(0,754-2,615)
1,210
(0,802-1,826)
Umur
0,277
Jenis Kelamin
0,446
Pekerjaan
0,504
0,707
(0,216-2,310)
Tingkat Pendidikan
0,407
0,436
(0,112-1,703)
Status Pasien*
0,009
0,629
(0,460-0,859)
Faktor Risiko
0,823
0,902
(0,564-1,441)
Jumlah IO*
0,04
Jumlah CD4*
0,022
0,528
(0,173-0,883)
1,729
(1,055-2,835)
Jumlah Kunjungan*
0,0005
4,014
*Nilai p<0,25
14
Model Akhir Multivariat
Variabel
B
P value
HR
95 % CI
Lower
Upper
Cara Pembayaran
1,032
0,0005
2,807
1,655
4,759
Jumlah kunjungan
-0,120
0,0005
0,887
0,834
0,943
Jumlah IO
-0,266
0,050
0,767
0,587
1,000
Dari model di atas dapat dijelaskan bahwa faktor-faktor yang
mempunyai pengaruh paling besar, yaitu cara pembayaran. Cara
pembayaran melalui kantong sendiri mempunyai risiko 2,807 kali lebih
besar dibandingkan cara pembayaran yang dijamin oleh pemerintah
15
12. Kesimpulan dan Saran
1. Dari 144 pasien, rata-rata pengeluaran per kunjungan melalui kantong sendiri pada
pasien HIV/AIDS Rawat Jalan sebesar Rp100.763,35 yang terdiri dari jasa dokter
Rp41.557,32 administrasi Rp4.563,56 obat-obatan (non-ARV) Rp40.809,43 dan
laboratorium sebesar Rp13.833,03.
2. Dari 144 pasien HIV/AIDS rawat jalan, pasien dengan pengeluaran tinggi berumur
30-39 (72,2 persen) berjenis kelamin laki-laki (74,3 persen) yang bekerja (59,7
persen) mempunyai tingkat pendidikan menengah (75,7 persen) dengan nilai CD4
≤350 (74,3 persen), berstatus pasien lama (65,3 persen), melakukan kunjungan
sekurang-kurangnya satu kali terbanyak sebanyak 18 kali, dengan riwayat jumlah
infeksi oportunistik terbanyak sebanyak enam jenis, dan cara pembayaran sendiri
(84,7 persen).
3. Ada hubungan secara statistik cara pembayaran, jumlah kunjungan dan jumlah
infeksi oportunistik terhadap biaya pengobatan (p<0,05) dan yang paling besar
pengaruhnya, yaitu cara pembayaran (HR=2,807).
16
12. Kesimpulan dan Saran
• 
Bagi Pasien HIV/AIDS
Disarankan untuk selalu berkonsultasi tentang segala perubahan yang terjadi
sehubungan dengan penyakit yang diderita khususnya infeksi oportunistik dengan
dokter agar tingkat keparahan pasien tidak buruk sehingga tidak sering mengakses
pelayanan kesehatan dan terhindar dari kerugian ekonomi
• 
Bagi Rumah Sakit
1.Penyuluhan yang intensif kepada masyarakat dalam upaya pencegahan penularan
dan penanggulangan HIV/AIDS terutama dalam merubah perilaku yang mempunyai
risiko penularan HIV/AIDS.
2.Meningkatkan pengawasan dan keteraturan minum obat untuk memonitoring
pasien HIV/AIDS.
3.Penyuluhan mengenai infeksi oportunistik kepada pasien HIV/AIDS untuk menjaga
pola hidup yang baik sehingga umur harapan hidup lebih panjang.
17
DAFTAR PUSTAKA
• 
• 
• 
• 
• 
• 
• 
• 
Alhburg, Dennis. 1993. Health Care Costs of HIV/AIDS in the Pacific. Pacific
Health Dialog. Vol 2 No 2.
Arnold, Renee J.G. 2010. Pharmacoeconomics From Theory to Practice. United
States: Taylor and Francis Group, LLC
Besral. 2012. Perhitungan Besar Sampel. Modul Kuliah Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.
Caldwell, John. 2000. Rethinking the african AIDS Epidemic, Canberra:
Australian National University.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Situasi HIV/AIDS di Indonesia
Tahun 1987-2006. Jakarta: Departemen Kesehatan
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2011.
Pedoman Nasional Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi
Antiretroviral Pada Orang Dewasa. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Pendendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2013.
Laporan HIV/AIDS Triwulan I Tahun 2013. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Djoerban, Zubairi. 1999. Membidik AIDS Ikhtiar Memahami HIV dan Odha.
Yogyakarta: Galang Press
12. Kesimpulan dan Saran
• 
Bagi Kementerian Kesehatan
1.Menjamin penderita HIV/AIDS untuk mendapatkan pengobatan agar bisa terhindar
dari kerugian ekonomi melalui program khusus mitigasi sosial ekonomi
2.Menyediakan akses yang lebih dekat dengan ODHA terkait layanan ARV di
Puskesmas
• 
Bagi KPAN
Optimalisasi program pencegahan dan pengendalian terkait penyediaan alat suntik
steril dan penyediaan kondom untuk populasi kunci
• 
Bagi Peneliti lain
- Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai biaya langsung non-medis dan biaya
tidak langsung agar menggambarkan biaya yang sesungguhnya terkait penyakit HIV/
AIDS.
19
TERIMA KASIH
20
Download