HUBUNGAN PARITAS DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI BPM NY.DIAH COLTINA, KENDAL. ARTIKEL Oleh : SARI PRASETIWI PUTRI NIM. 040112a047 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2015 1 2 Hubungan Paritas Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Tali Pusat di BPM Ny.Diah Coltina, Kendal The Correlation between Parity and Postpartum Mothers’ Level of Knowledge about Umbilical Cord Care at BPM Mrs. Diah Coltina, at Kendal Sari Prasetiwi Putri 1, Luvi Dian Afriyani, S.SiT, M.KeS 2, Sundari, S.SiT3 [email protected] Program Studi Diploma III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK Salah satu penyebab angka kematian bayi (AKB) adalah infeksi contohnya yaitu tetanus neonatorum. Upaya pencegahan tetanus yaitu dengan cara perawatan tali pusat yang benar. Selama ini masih banyak ibu nifas yang belum bisa melakukan perawatan tali pusat. Salah satu penyebabnya adalah pengetahuan tentang perawatan tali pusat. Kurangnya pengetahuan ini tidak hanya terjadi pada ibu primipara yang belum mempunyai pengalaman namun juga pada ibu multipara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan paritas dengan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat di BPM Ny.diah Coltina, Kendal. Desain penelitian ini adalah analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu post partum di BPM Ny.Diah Coltina, Kendal pada bulan Februari sebanyak 35 orang. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner. Analisa data univariat dengan tabel distribusi frekuensi dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian yang didapatkan sebagian besar responden multipara 21 (60,0%). Tingkat pengetahuan baik 19 (54,3%), cukup dan kurang 16 (45,7%). Dari analisis Chi Square terdapat hubungan yang signifikan antara paritas dengan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat dengan hasil p-value = 0,005 < (0,05). Hendaknya ibu nifas dapat mengaplikasikan pengetahuannya tentang perawatan tali pusat dalam mempraktikan perwatan tali pusat dirumah sesuai standar agar tidak terjadinya infeksi pada bayi baru lahir. Kata kunci : Paritas, Pengetahuan Perawatan Tali Pusat Daftar Pustaka : 17 (2004 – 2012) 3 ABSTRACT One of the causes of infant mortality rate (IMR) is infection, for example neonatorum tetanus. The effort in preventing tetanus is by implementing the proper umbilical cord care. There are many postpartum mothers who can not take care umbilical cord well. One reason is the lack knowledge about umbilical cord care. It does not only occur in primipara mothers who do not have experience, but also in multipara mothers. The purpose of this study was to find the correlation between parity and the postpartum mothers’ level of knowledge about umbilical cord care at BPM Mrs. Diah Coltina, at Kendal. This was an analyticalcorrelative study with cross sectional approach. The population in this study was the entire postpartum mothers who had babies aged 1-7 days and still had the umbilical cord at BPM Mrs. Diah Coltina, at Kendal during February 2015 as many as 35 mothers. The data sampling used total sampling technique. The data were collected by using questionnaires. The data were analyzed by using univariate and bivariate analyses. The results of this study obtained that most of the respondents were multipara as momy as 21 respondents (60.0%). For the level of knowledge, 19 respondents (54.3%) had good knowledge, and 16 respondents (45.7%) had sufficient and poor knowledge. Based on the Chi Square analysis it could be concluded that there was a significant correlation between parity and the postpartum mothers’ level of knowledge about umbilical cord care with the pvalue of 0.005 < α (0.05). The community especially postpartum mothers are expected to improve their knowledge about umbilical cord care by more actively searching information about umbilical cord care so that it can be practiced at home according to the standard. Keywords : Parity, Knowledge about umbilical cord care Bibliographies : 17 (2004 – 2012) PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut Data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012 SDKI (2012), Angka Kematian Neonatal di Indonesia sebesar 19 kematian / 1000 kelahiran hidup (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2012). Menurut Dinkes Provinsi Jawa Tengah (2013) Angka kematian bayi di Kabupaten Kendal tahun 2013 mencapai 9,38 per 1000 kelahiran hidup. Penyebab angka kematian bayi (AKB) salah satunya adalah infeksi. Tetanus neonatorum merupakan salah satu infeksi neonatus yang menjadi penyebab kesakitan dan kematian bayi secara terus menerus diberbagai negara. (Sodikin, 2009). Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai gejala klinis baik lokal maupun sistemik dan infeksi tali pusat adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh clostridium tetani dengan tanda utama kekuatan otot (spasme) tanpa disertai gangguan kesadaran (Mieke, 2006). Penyakit tetanus neonatorum (tetanus pada bayi baru lahir) ini terjadi karena tidak memperhatikan prinsip kesterilan alat yang 4 digunakan saat merawat tali pusat. Gejala yang jelas terlihat adalah adanya mulut mencucu seperti mulut ikan, mudah dan sering kejang disertai sianosis atau pucat, suhu meningkat, kaku kuduk hingga kejang. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk memastikan bahwa peralatan yang digunakan oleh tenaga kesehatan untuk membantu proses persalinan adalah alat-alat yang steril (Sodikin, 2009). Ibu yang baru pertama kali mempunyai anak, sering kali bingung bagaimana cara merawat tali pusat bayinya. Ibu terdapat perasaan “takut salah” saat ingin membersihkan atau mengganti kain kasa penutup tali pusatnya. Tali pusatnya dibiarkan begitu saja tanpa perawatan, sehingga tidak sering dirawat dan menyebabkan infeksi. Berbeda dengan ibu yang sudah mempunyai bayi , dia akan lebih mengerti dan paham tentang bagaiamana cara merawat tali pusat (Eveline, 2010). Fenomena yang terjadi di BPM Ny.Diah Coltina pada ibu primipara tidak mengetahui cara perawatan tali pusat yang benar yaitu ibu tidak mencuci tangan sebelum melakukan perawatan tali pusat dan apabila tali pusat terkena kotoran atau feses didiamkan tanpa melakukan perawatan tali pusat yang menyebabkan bayi terkena infeksi. Pada ibu multipara sebagian sudah mengetahui cara perawatan tali pusat karena ibu sudah berpengalaman dari anak pertamanya, dan sebagiannya tidak mengetahui cara perawatan tali pusat karena ibu sering menunggu adanya kunjungan nifas untuk melakukan perawatan tali pusat pada bayinya. Data pada bulan Agustus terdapat 5 bayi yang terkena infeksi dari 28 bayi dan data pada bulan September terdapat 6 bayi yang terkena infeksi dari 30 bayi. Berdasarkan studi pendahulua yang dilaksanakan pada bulan September 2014 hasil survey pada 10 ibu nifas yang bersalin di BPM NY.Diah Coltina, terdapat 5 ibu primipara, 5 diantaranya melakukan perawatan tali pusat dengan cara yang salah yaitu ibu tidak mencuci tangan terlebih dahulu dan tali pusat dibiarkan begitu saja apabila terkena kotoran atau feses tanpa dilakukan perawatan tali pusat. Terdapat 2 dari 5 bayi tersebut mengalami tandatanda infeksi yaitu adanya tanda kemerahan di sekitar pangkal tali pusat, tali pusat berbau dan bernanah. Sedangkan hasil survey pada 5 ibu multipara, 3 diantaranya sudah mengetahui cara merawat tali pusat dengan benar, karena ibu sudah berpengalaman dari anak pertamanya, dan 2 diantaranya tidak mengetahui bagaimana cara merawat tali pusat dengan benar yaitu ibu tidak mengganti kasa apabila tali pusat terkena kotoran atau feses karena pada anak pertama ibu selalu menunggu adanya kunjungan nifas oleh bidan untuk merawat tali pusat bayinya. Pada 5 bayi ibu multipara tidak ada yang terkena infeksi pada tali pusat. Data pada bulan September terdapat 6 bayi yang terkena infeksi pada tali pusat di BPM Ny.Diah Coltina. Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti bermaksud melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan paritas dengan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat di BPM Ny.Diah Coltina, Kendal. 5 Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui hubungan paritas dengan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat di BPM Ny. Diah Coltina Kendal. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran paritas ibu nifas di BPM Ny. Diah Coltina Kendal. b. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat di BPM Ny. Diah Coltina Kendal. c. Untuk menganalisis hubungan paritas dengan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat di BPM Ny. Diah Coltina Kendal. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : 1. Bagi Bidan Diharapkan bidan lebih aktif dalam memberikan informasi kepada ibu nifas khususnya tentang perawatan tali pusat. 1. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan hasil atau isi penelitian ini dapat memperkaya keilmuan dan wawasan untuk mahasiswi kebidanan. Sehingga mahasiswi dapat mengetahui hubungan paritas dengan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat. 2. Bagi Peneliti Dapat dijadikan sebagai bahan acuan maupun refrensi dalam penelitian-penelitian selanjutnya terkait dengan perawatan tali pusat. 3. Bagi Ibu Nifas Untuk menambah pengetahuan ibu dalam perawatan tali pusat yang baik dan benar. BAHAN DAN CARA Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi analitik dengan pendekatan cross sectional, dilakukan di BPM Ny.Diah Coltina, Kendal pada 1-28 Februari 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu postpartum di BPM Ny.Diah Coltina, Kendal sebanyak 48 ibu postpartum. Teknik pengambilan sample yang digunakan ialah Purposive sampling dengan jumlah responden 35. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari data pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat dan data sekunder diperoleh dari data jumlah ibu nifas di BPM Ny.Diah Coltina, Kendal. Penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data yaitu Kuesioner. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat dengan tabel distribusi frekuensi dan analisa bivariat dengan uji chi square. HASIL PENELITIAN A. Karakteristik Responden 1. Umur Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Ibu Postpartum di BPM Ny. Diah Coltina, 2015 Umur < 20 Tahun 20-35 Tahun > 35 Tahun Jumlah 2. Frekuensi 2 31 2 35 Persentase (%) 5,7 88,6 5,7 100,0 Pendidikan Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Ibu 6 Postpartum Hari di BPM Ny. Diah Coltina, 2015 Pendidikan Frekuensi SD SMP SMA Jumlah 3. 9 11 15 35 Persentase (%) 25,71 31,43 42,86 100,0 Pekerjaan Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Ibu Postpartum di BPM Ny. Diah Coltina, 2015 Pekerjaan Frekuensi Bekerja Tidak Bekerja 22 13 Persentase (%) 62,86 37,14 Jumlah 35 100 B. Analisis Univariat 1. Paritas Ibu Nifas Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Paritas Ibu Postpartum di BPM Ny. Diah Coltina Kendal, 2015 Paritas Primipara Multipara Jumlah Frekuensi 14 21 35 Persentase (%) 40,0 60,0 100,0 2. Pengetahuan ibu nifas Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan Tali Pusat di BPM Ny. Diah Coltina Kendal, 2015 Pengetahuan Kurang Cukup Baik Jumlah Frekuensi 9 7 19 35 Persentase (%) 25,7 20,0 54,3 100,0 C. Analisis Bivariat 1. Hubungan Paritas Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan tali pusat Tabel 4.6. Hubungan Paritas dengan Tingkat Pengetahuan ibu nifas tentang Perawatan Tali Pusat di BPM Ny. Diah Coltina Kendal, 2015 Pengetahuan pKurang value & Baik Total Paritas cukup f % f % f % Primipa 11 78,6 3 21,4 14 100 0,05 0,005 ra Multipa 5 23,8 16 76,2 21 100 ra Total 16 45,7 19 54,3 74 100 PEMBAHASAN A. Analisis Univariat 1. Paritas Ibu Nifas Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa paritas ibu nifas di BPM Ny.Diah Coltina, Kendal sebagian besar multipara sebanyak 21 orang (60,0%) dan primipara sebanyak 14 orang (40,0%). Banyaknya ibu multipara di BPM Ny.Diah Coltina, Kendal dikarenakan sebagian besar ibu nifas berumur 20-35 tahun yang merupakan usia produktif. Menurut Manuaba (2008) usia produktif wanita hamil adalah umur 20-35 tahun, karena pada usia tersebut rahim sudah siap menerima kehamilan, mental sudah matang dan siap mampu merawat bayi dan dirinya. Selain ibu multipara, terdapat ibu primipara yaitu sebanyak 14 orang (40,0%). Banyaknya ibu 7 primipara di BPM Ny.Diah Coltina karena sebagian besar responden berpendidikan dasar sebanyak 11 responden (78,6%) , rendahnya pendidikan akan mempengaruhi pengetahuan dan pemahan responden terhadap perawatan bayi baru lahir. Menurut Azwar (2004) tingkat pendidikan mempengaruhi pengetahuan seseorang, jika pendidikan seseorang itu rendah maka pengetahuan seseorang pun akan terbatas pula karena pada umumnya tingkat pengetahuan dan pemahaman seseorang diukur dari tingkat pendidikan. 2. Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Tali Pusat Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat di BPM Ny.Diah Coltina, Kendal dalam kategori baik, yaitu sebanyak 19 responden (54,3%). Baiknya pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat di BPM Ny.Diah Coltina Kendal disebabkan karena sebagian besar ibu berpendidikan SMA sebanyak 15 responden (42,86%) tingginya pendidikan seseorang akan mempengaruhi pengetahuan tentang informasi yang didapat. Menurut Notoatmodjo (2004) pendidikan adalah suatu tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh memberikan respon terhadap suatu yang datang dari luar, orang yang berpendidikan tinggi akan memberi yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan dapat berfikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari informasi tersebut. Sesuai hasil kuesioner tentang tujuan perawatan tali pusat dari 35 responden terdapat 24 responden (68,57%) yang menjawab benar pada kuesioner nomor 15 tentang perawatan tali pusat merupakan salah satu pencegahan infeksi pada bayi baru lahir. Menurut (Saifuddin,2004) Tujuan perawatan tali pusat adalah mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir, agar tali pusat tetap bersih, kuman- Kuman tidak masuk sehingga tidak terjadi infeksi pada tali pusat bayi. Penyakit tetanus ini disebabkan oleh clostridium tetani yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (Racun), yang masuk melalui luka tali pusat, karena perawatan atau tindakan yang kurang bersih. Selain tujuan perawatan tali pusat, dalam cara perawatan tali pusat hanya 9 responden (25,71%) yang dapat menjawab benar bahwa dalam perawatan tali pusat tidak boleh ditutup rapat dengan menggunakan apapun karena akan menghambat pelepasan tali pusat. Menurut Sodikin (2009) dalam perawatan tali pusat tidak boleh ditutup rapat dengan menggunakan apapun , karena akan memperlambat lepasnya tali pusat. Sedangkan pada kuesioner akibat tidak melakukan perawatan tali pusat dari 35 responden terdapat 33 responden (94,29%) yang menjawab benar pada kuesioner nomor 1 tentang jika pangkal tali pusat berdarah, merah meluas atau mengeluarkan nanah, berbau merupakan tanda infeksi. Sebagian besar ibu sudah mengerti bahwa jika 8 pangkal tali pusat berdarah atau mengeluarkan nanah merupakan tanda infeksi. Menurut Winkjosastro (2008) akibat tidak melakukan perawatan tali pusat akan menyebabkan infeksi yaitu ditandai dengan pangkal tali pusat bayi berdarah, merah meluas dan mengeluarkan nanah atau berbau, segera rujuk bayi ke fasilitas kesehatan untuk melakukan perawatan pada bayi baru lahir. Selain akibat tidak melakukan perawatan tali pusat, dalam manfaat perawatan tali pusat hanya sekitar 18 responden (51,43%) yang menjawab benar pada kuesioner nomor 19 tentang manfaat perawatan tali pusat dapat membersihkan tali pusat dan sekitarnya. Sebagian ibu sudah mengerti bahwa manfaat perawatan tali pusat dapat membersihkan tali pusat dan sekitarnya. Menurut Admin (2009) manfaat perawatan tali pusat yaitu, dapat merawat tali pusat dengan tehnik septik dan antiseptik, dapat membersihkan tali pusat dan sekitarnya., dapat mencegah timbulnya infeksi dan bakteri. Jika tidak dilakukan perawatan tali pusat dengan benar, maka akan memudahkan bakteri berkembang biak di tali pusat. Kemudian akan mengakibatkan terjadinya infeksi tali pusat. B. Analisis Bivariat 1. Hubungan Paritas Dengan Tingkat Penbgetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan tali pusat Berdasarkan uji chi square didapat nilai p-value 0,005 < (0,05), disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat di BPM Ny.Diah Coltina, Kendal. Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik lebih banyak terdapat pada ibu multipara yaitu 16 responden (76,2%) dibandingkan ibu primipara sebanyak 3 responden (21,4%) dan ibu yang berpengetahuan cukup dan kurang lebih banyak terjadi pada ibu primipara sebanyak 11 orang (78,6%) dibanding ibu multipara sebanyak 5 responden (23,8%). Menurut Notoatmodjo (2004), pengetahuan sangat erat hubungannya dengan paritas karena semakin sering seorang wanita melahirkan bayi dan merawatnya semakin banyak pengalaman pribadi yang diperoleh dan dapat menuntun seseorang dalam menarik kesimpulan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian kualitatif yang dilakukan oleh Yuliani (2012) yang menyatakan bahwa paritas menunjukkan pengalaman seorang ibu dalam mengurus anak dapat berpengaruh terhadap pengetahuannya tentang ASI Eksklusif. Ibu yang pertama kali mempunyai anak tentu saja mereka belum memiliki pengalaman menyusui sebelumnya. Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami masalah ketika menyusui yang sebetulnya hanya karena tidak tahu cara-cara menyusui yang benar. Berbeda dengan ibu multipara yang sudah mempunyai pengalaman memberikan ASI Eksklusif pada anak pertamanya. 9 PENUTUP A.Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Paritas ibu nifas di BPM Ny. Diah Coltina Kendal, sebagian besar multipara sebanyak 21 responden (60,0%) 2. Pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat di BPM Ny. Diah Coltina Kendal, sebagian besar dalam kategori baik sebanyak 19 responden (54,3%) 3. Ada hubungan paritas dengan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat di BPM Ny. Diah Coltina Kendal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai chi square didapat nilai p-value 0,005 < (0,05). B. SARAN 1. Bagi Tenaga Kesehatan Diharapkan tenaga kesehatan lebih aktif dalam memberikan informasi kepada ibu nifas khususnya tentang perawatan tali pusat. 2. Bagi institusi pendidikan Diharapkan hasil atau isi penelitian ini dapat memperkaya keilmuan dan wawasan untuk mahasiswi kebidanan 3. Bagi Peneliti Diharapkan dapat menjadi bahan acuan maupun refrensi dalam penelitian-penelitian selanjutnya terkait dengan pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat 4. Bagi ibu nifas Hendaknya ibu nifas dapat mengaplikasikan pengetahuannya tentang perawatan tali pusat dalam mempraktikan perwatan tali pusat dirumah sesuai standar agar tidak terjadinya infeksi pada bayi baru lahir. DAFTAR PUSTAKA Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Bahiyatun, S. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2013. Profil Kesehatan Provinisi Jawa Tengah. Eveline, N. J. 2010. Panduan Pintar Merawat Bayi dan Balita. Ciganjur: Wahyu Medika. Hidayat, A. 2008. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta: EGC Manuaba. 2008. Ilmu Kebidanan, Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Riksani, Ria. 2012. Keajaiban Tali Pusat dan Plasenta Bayi. Jakarta: Dunia Sehat. Sulistyowati, Ari. 2009. Buku Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Andi Offset Sodikin. 2009. Perawatan Tali Pusat. Jakarta: EGC. Wawan. 2010. Tata Cara Pemotongan Tali Pusat. Yogyakarta: Nuha Medika