9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1. Strategi Bersaing Persaingan antar

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2. 1. Strategi Bersaing
Persaingan
antar
lembaga
pendidikan
merupakan kenyataan yang tidak bisa dipungkiri
lagi, karena hal ini berlangsung dengan sangat
sulit dan ketat. Persaingan yang bersangkutan
dengan efesiensi berlangsungnya penyelenggaraan
pendidikan. Strategi bersaing inti dari analisis
pesaing yang melakukan persaingan dalam bidang
manajemen. Persaingan yang terjadi di perusahaan
kini mulai menjalar kedalam bidang pendidikan,
dan
semua
ini
berjuang
untuk
mengatasi
persaingan yang semakin meningkat. Selain itu
strategi
bersaing
juga
sebagai
motivasi
dan
membantu membawa kemajuan untuk berprestasi.
Porter
(1992:1)
mengatakan
bahwa
strategi
bersaing merupakan upaya mencari posisi bersaing
yang menguntungkan dalam suatu industri, arena
fundamental
dimana
persaingan
berlangsung.
Strategi bersaing bertujuan membina posisi yang
menguntungkan
dan
kuat
dalam
melawan
kekuatan yang menentukan persaingan dalam
industri.
9
Dalam menanggulangi persaingan yang terjadi
sekarang ini dalam Michael E Porter (2009:71) ada
tiga pendekatan strategis generik yang secara
potensial akan berhasil mengungguli perusahaan
lain dalam suatu industri. Dalam hal ini strategi
Generik adalah pendekatan untuk mengungguli
pesaing dalam industri; dalam memperoleh hasil
laba yang tinggi, sedangkan di industri yang lain
keberhasilan dengan salah satu strategi generik
mungkin diperlukan hanya untuk mendapatkan
hasil laba yang layak dalam artian mutlak. Berikut
adalah tiga strategi generik:
2.1.1 Keunggulan Biaya M enyeluruh
Michael
E Porter (2009:71) menyatakan
keunggulan biaya memerlukan kontruksi agresif
dari fasilitas skala yang efisien, usaha yang terusmenerus dalam mencapai penurunan biaya, dan
overhead (biaya lain-lain) yang ketat pengindaran
pelanggan marginal, serta minimal biaya dalam
bidang-bidang
litbang,
pelayanan,
armada,
penjualan, periklanan, dan lain-lain. Posisi biaya
memberikan ketahanan terhadap rivalitas dari
para pesaing, karena biaya yang lebih rendah
memungkinkan dapat menghasilkan laba setelah
para pesaing mengorbankan laba mereka demi
persaingan.
10
Pencapaian posisi biaya keseluruhan yang
rendah sering kali menuntut bagian pasar relatif
tinggi atau lebih dari yang lain. Menerapakan
strategi
biaya
rendah
mungkin
memerlukan
investasi modal yang besar terlebih dahulu untuk
peralatan baru dan fasilitas yang modern guna
mempertahankan keunggulan biaya.
2.1.2
Diferensiasi
Diferensiasi merupakan strategi yang tepat
untuk menghasilkan laba diatas rata-rata dalam
suatu industri karena strategi ini menciptakan
posisi
yang
aman
untuk
mengatasi
kelima
kekuatan persaingan meskipun dari cara yang
berbeda dari keunggulan biaya. Karena strategi
diferensiasi
tidak
memungkinkan
perusahaan
untuk mengabaikan biaya namun biaya bukan
strategi utama (Porter 2009:74).
Diferensiasi menghasilkan margin yang lebih
tinggi yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi
kekuatan
pelanggan, karena pelanggan
tidak
mempunyai alternatif yang dapat dibandingkan.
Pada akhirnya, lembaga/perusahaan yang telah
melakukan strategi diferensiasi ini memperoleh
kesetiaan pelanggan akan berada pada posisi yang
lebih baik terhadap produk pengganti daripada
para pesaingnya.
11
2.1.3
Fokus
Porter (2009:75) menyatakan bahwa strategi
fokus
dikembangkan
untuk
melayani
target
tertentu secara baik. Memusatkan pada kelompok
pembeli, segmen lini produk atau pasar wilayah
geografis tertentu, seperti halnya diferensiasi.
Strategi berdasarkan pada pemikiran bahwa suatu
lembaga dengan demikian akan mampu melayani
target dalam hal ini yaitu sekolah yang melayani
siswanya dengan strategi yang lebih efektif dan
efisien
dibandingkan
dengan
sekolah-sekolah
lainnya, sebagai pesaing yang bersaing secara
lebih luas. Hal ini berimbas pada sekolah yang
akan mencapai diferensiasi karena telah mampu
memenuhi kebutuhan target tertentu dengan lebih
baik. Strategi fokus juga dapat digunakan untuk
memilih target yang paling tidak rentan terhadap
produk pengganti atau dimana pesaing adalah
paling lemah.
12
2. 2. Daya Saing Sekolah
Menurut Joewono dalam Wijaya (2012:64)
Daya saing (competitiveness) adalah unjuk kerja
dari kemampuan bersaing jangka pendek dan
jangka panjang untuk memberikan nilai bagi
pihak-pihak yang berkaitan secara berkelanjutan.
Daya saing dari sebuah organisasi dapat diukur
dengan
menyeimbangkan
kinerja
yang
bersaing
telah
di
antara
dicapai
masa
dan
posisi
atau
kemampuan
mendatang.
Ukuran
keberhasilannya menurut Joewono dalam Wijaya
(2012:64) adalah 1) Penjualan, 2) Pangsa pasar, 3)
Kesadaran
pelanggan,
4)
Citra pelanggan, 5)
Kepuasan pelanggan, 6) Loyalitas pelanggan, 7)
Nilai
bagi
pemangku
kepentingan,
8)
Serta
pertumbuhan.
Pertama adalah Penjualan yang menjadi
salah satu dari tujuan sekolah adalah penjualan
jasa pendidikan karena omzet penjualan jasa
pendidikan merupakan “aliran darah” likuiditas
sekolahnya.
Pendapatan sekolah diperoleh dari
melakukan kegiatan promosi dan pengelolaan
merek pendidikan yang menjadikan pelanggan jasa
pendidikan
agar
dapat
menarik
minat
beli
pelanggan jasa pendidikan.
13
Kedua yaitu Pangsa Pasar, dalam hal ini
dunia pendidikan adalah perbandingan antara
pendapatan penjualan jasa pendidikan dan ukuran
pasar jasa pendidikan pada sektor jasa pendidikan
nasional.
Pangsa
pasar
jasa
pendidikan
mencerminkan penguasaan pasar sekolah atas
sekolah kompetitornya. Semakin tinggi pangsa
pasar jasa pendidikan berarti semakin tinggi
penguasaan sekolah.
Kesadaran
pelanggan
menjadi
ukuran
keberhasilan apabila pasar jasa pendidikan tidak
mengenal sekolah, kemungkinan pembeli jasa
pendidikan akan rendah. Karena banyak sekolah
yang berlomba-lomba untuk mengenalkan produk
dari sekolah tersebut dengan promosi dengan
semaksimal mungki agar pelanggan memperoleh
kesadaran yang tinggi.
Ukuran keberhasilan yang keempat adalah
citra pelanggan. Citra sekolah yang baik adalah
citra sekolah sesuai harapan pemimpin sekolah
atau pengelola merek pendidikan, yang biasanya
dikenal
dengan
istilah
penentuan
posisi.
Penentuan posisi dapat berupa harapan persepsi
terhadap sekolah, merek pendidikan, atau produk
jasa pendidikan.
14
Kelima adalah kepuasan pelanggan jasa
pelanggan harus disadari oleh pelanggan jasa
pendidikan. Kepuasan pelanggan jasa pendidikan
adalah proses yang dimulai dari perencanaan
produk
jasa
pendidikan,
layanan
prajual
pendidikan, layanan selama proses penjualan jasa
pendidikan, sampai dengan layanan purnajual jasa
pendidikan.
Keenam adalah Loyalitas pelanggan dengan
penjelasan bahwa biaya untuk merebut pelanggan
jasa pendidikan semakin mahal. Oleh karena itu,
upaya untuk mempertahankan pelanggan jasa
pendidikan yang sudah ada merupakan tugas
pemasar jasa pendidikan yang utama. Pelanggan
jasa pendidikan yang loyal sering kali tidak terlalu
peka terhadap jasa pendidikan yang utama..
Ketujuh Nilai bagi pemangku kepentingan
yaitu kinerja kompetisi pendidikan dapat di ukur
dari
keberhasilan
sekolah
memberikan
nilai
kepada para pemangku kepentingan. Merupakan
selisih dari manfaat jasa pendidikan dengan total
biaya
yang
menjadi
beban
para
pemangku
kepentingan sekolah.
15
Kemudian
yang
terakhir
adalah
Pertumbuhan. Sekolah perlu bertumbuh, oleh
karena itu semua kinerja keberhasilan kompetisi
pendidikan harus terus ditingkatkan di setiap
waktu.
2. 3. Strategi Pemasaran Sekolah
Strategi
pemasaran
dalam
Chandra
(2002:93) merupakan rencana yang menjabarkan
ekspektasi perusahaan akan dampak dari berbagai
aktivitas
atau
program
pemasaran
terhadap
permintaan produk atau lini produknya di pasar
sasaran tertentu. Sedangkan strategi pemasaran
dalam
Craven
(2000:25)
menjelaskan
bahwa
proses strategi pemasaran meliputi: (a) Analisis
Situasi yang meliputi visi, struktur, dan analisis
pasar, segmentasi pasar, serta pengetahuan pasar
untuk memadu perancangan suatu strategi baru
atau perubahan strategi yang sudah ada. (b)
Perancangan
tahap
Strategi
analisis
situasi
pemasaran,
dalam
merupakan
proses
strategi
pemasaran dalam mengidentifikasi peluang pasar,
menggambarkan
segmen
pasar,
mengevaluasi
persaingan, dan menilai kelemahan dan kekuatan
perusahaan.
(c)
Pengembangan
Program
Pemasaran dalam tahap pengembangan program
pemasaran ini meliputi portofolio produk dan
16
manajemen strategi merk, rantai nilai, strategi
promosi dan harga. (d) Penerapan dan Manajemen
Strategi Pemasaran, merupakan tahap penerapan
dan
manajemen
perancangan
strategi
yang
pemasaran
efektif,
serta
meliputi
strategi
implementasi dan kontrol.
Sebagaimana
telah
kita
ketahui
bahwa
setiap sekolah yang didirikan bertujuan untuk
menghasilkan
siswa yang berkompeten dalam
studi dan dunia kerja yang dibutuhkan. Untuk
dapat memperoleh siswa yang sesuai dengan
standar yang sudah ditetapkan oleh pemerintah
bahwa sekolah
harus mendapat siswa sesuai
dengan rombel, kapasitas kelas dan guru yang ada
di sekolah tersebut. Oleh karena itu sekolah juga
harus saling mengenal/ mengetahui lingkungan
untuk memperoleh siswa yang akan bersekolah
dengan berada dalam persaingan dengan sekolahsekolah lainnya yang mungkin lebih unggul. Untuk
itu
sekolah
harus
melakukan
kegiatan
memasarkan sekolah untuk meningkatkan daya
saing sekolah agar sekolah dapat memperoleh
siswa dengan jumlah yang sesuai dengan kapasitas
guru pengajar dan kelas.
17
Untuk dapat bersaing didalam maraknya
pembangunan sekolah-sekolah negeri (SMK/SMA)
yang sangat kompetitif, pihak sekolah swasta
hanya baruslah menentukan apa yang harus dijual
dan strategi apa yang hendak dipakai untuk
menarik orangtua siswa/calon siswa yang akan
bersekolah di sekolah tersebut.
Karena pemasaran itu sangat penting sekali
tidak bagi perusahaan melainkan bagi sekolah juga
dibutuhkan karena ini sangat berpengaruh dalam
menghadapi persaingan dengan sekolah-sekolah
lainnya. Maka dari itu melalui pemasaran, sekolah
dapat memperkenalkan produk apa yang akan
dijual oleh sekolah tersebut sehingga calon siswa
tertarik bersekolah di sekolah tersebut, berikut
adalah strategi pemasaran yang menurut Buchari
Alma (2009:2005) yang dapat dilaksanakan oleh
sekolah demi meningkatkan daya saing sekolah
yang
sedang
menurun
dengan
melakukan
Marketing Mix yaitu strategi mencampur kegiatankegiatan
marketing
agar
kombinasi
maksimal
sehingga mendatangkan hasil paling memuaskan.
Ada 4 komponen yang tercakup dalam kegiatan
marketing mix ini yang terkenal dengan sebutan 4
P sebagai berikut:
18
2.3.1 Product
Dalam
Pilip
Kolter
(2008:266)
produk
adalah semua hal yang dapat ditawarkan kepada
pasar
untuk
penggunaan,
menarik
atau
perhatian
konsumsi
yang
akuisisi,
dapat
memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan.
Dalam bidang pendidikan seperti halnya mutu
sekolah, sarana prasarana sekolah serta jurusan
kalau itu sekolah kejuruan. Produk itu tidak
hanya berwujud barang atau objek-objek yang
secara fisik dapat dilihat wujudnya, namun
produk juga dapat berupa jasa yang menurut
Pilip Kolter (2008:266) adalah semua kegiatan
atau manfaat yang dapat ditawarkan suatu pihak
kepada pihak lainnya, yang pada dasarnya tidak
berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan
sesuatu. Jika tidak ada produk atau jasa tidak
mungkin ada yang dijadikan unggulan di suatu
sekolah untuk proses persaingan dengan sekolah
lainnya.
19
2.3.2 Price
Harga dalam hal ini juga menentukan daya
serap
calon siswa untuk bersekolah karena
orangtua
akan
mempertimbangkan
keuangan
dalam
sekolah
mahal
sistem
atau
tidak
tergantung dari fasilitas dan kebutuhan yang di
sesuaikan oleh sekolah tersebut. Maka kebijakan
harga dapat dilakukan oleh sekolah, dengan
melakukan Penetration Price dalam Buchari Alma
(2009:209) yang bertujuan meneroboskan produk
ke pasar karena banyak barang sejenis yang
sudah ada dipasar. Oleh karena itu produsen
mencoba merebut pasar dengan harga rendah.
Hal ini dapat di aplikasikan dalam sekolah,
terutama memberikan kesan murah agar dapar
menarik calon siswa yang bersekolah di sekolah
tersebut dengan biaya SPP dan uang gedung yang
relatif terjangkau, selain itu pemberian beasiswa
yang menggratiskan siswa untuk bersekolah di
sekolah tersebut adalah langkah yang sangat
baik
dalam
menyikapi
persaingan
dengan
sekolah-sekolah negeri.
20
2.3.3 Place
Lokasi atau tempat dimana sekolah itu
berada dapat menjadikan pertimbangan bagi
orangtua
dan
calon
siswa
yang
akan
bersekolah, karena ini dapat mengurangi
pengeluaran calon siswa. Selain itu lokasi
dimana sekolah itu berada, dapat menjadikan
sekolah
ini
dapat dikenal/diketahui
oleh
masyarakat luas atau tidak, dekat dengan
keramai atau tidak karena ini berpengaruh
juga
terhadap
sistem
pembelajaran
yang
dilaksanakan disekolah tersebut.
2.3.4 Promotion
Buchari Alma (2009:209) menyatakan
bahwa
promosi
periklanan,
adalah
personal
kegiatan-kegiatan
selling,
promosi
penjualan, publicity, yang kesemuanya oleh
perusahaan
dipergunakan
untuk
meningkatkan penjualan. Kegiatan promosi
dipengaruhi
oleh
macam-macam
kegiatan
yang dilakukan dengan melalui media tertulis
yaitu
koran,
iklan
poster,
pameran
dll.
Promosi ini harus dipertimbangkan terlebih
dahulu sebelum dilaksanakan karena ini
akan memperkenal reputasi dari sekolah yang
dipromosikan.
21
2. 4. M anajeman kesiswaan
Manajemen peserta didik dapat diartikan
sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik
mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah
sampai mereka lulus sekolah. Knezevich (1961)
dalam
Solehhamdani
(2013:10)
mengartikan
manajeman peserta didik atau pupil personel
administration
sebagai
memusatkan
perhatian
suatu
layanan
pada
yang
pengaturan,
pengawasan, dan layanan siswa di kelas dan diluar
kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan
individual
seperti
pengembangan
keseluruhan
kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang
di
sekolah.
Manajeman
kesiswaan
atau
manajeman peserta didik merupakan salah satu
bidang operasional MBS. Manajemen kesiswaan
adalah
penataan
dan
pengaturan
terhadap
kegiatan berkaitan dengan peserta didik, mulai
masuk sampai dengan keluarnya peserta didik
tersebut di suatu sekolah. Manajemen kesiswaan
bukan hanya berbentuk pencataan data peserta
didik, melainkan meliputi aspek yang lebih luas
yang secara operasional dapat membantu upaya
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
melalui proses pendidikan di sekolah.
22
Slameto
(2009:17)
mengemukakan
manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur
berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar
kegiatan pembelajaran disekolah dapat berjalan
dengan lancar, tertib, dan teratur serta mencapai
tujuan
pendidikan
sekolah.
Untuk
mencapai
tujuan tersebut, bidang manajemen kesiswaan
setidaknya memiliki tiga tugas utama yang harus
diperhatikan,
kegiatan
yaitu
kemajuan
penerimaan
belajar,
siswa
serta
baru,
bimbingan
konseling dan pembinaan disiplin. Berdasarkan
tiga tugas utama tersebut tanggungjawab kepala
sekolah
dalam
mengelola
bidang
kesiswaan
berkaitan dengan hal-hal berikut: Kehadiran murid
di
sekolah,
dan
masalah-masalah
yang
berhubungan dengan itu; Penerimaan, orientasi,
klasifikasi, dan penunjukan murid ke kelas dan
program studi; Evaluasi dan kemajuan belajar;
Program supervisi bagi murid yang mempunyai
kelainan,
seperti
pengajaran,
perbaikan,
dan
pengajran luar biasa; Pengendalian disiplin murid;
Program
bimbingan
dan
konseling;
Program
kesehatan dan kemanan; Penyesuaian pribadi,
sosial dan emosional
23
Jadi menajemen kesiswaan dapat diartikan
sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik
mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah
sampai dengan lulus sekolah. Yang diatur secara
langsung adalah segi-segi yang berkenaan dengan
peserta didik secara langsung dalam menciptakan
pendidikan perdamaian di sekolah, dan segi-segi
lain yang berkaitan dengan peserta didik secara
tidak langsung. Pengaturan terhadap segi-segi lain
selain
peserta
memberikan
didik
layanan
dimaksudkan
yang
sebaik
untuk
mungkin
terhadap peserta didik.
2.4.1
Penerimaan Peserta Didik Baru
Dilingkungan
sekolah,
peserta
didik
merupakan inti dari kegiatan pendidikan. Karena
itu, jika tidak ada peserta didik, tentunya tidak
ada
kegiatan
pendidikan. Lebih-lebih
di
era
persaingan antar lembaga pendidikan yang begitu
ketat seperti sekarang ini. Sekolah harus mampu
berjuang
secara
sungguh-sungguh
untuk
mendapatkan peserta didik. Tidak sedikit lembaga
pendidikan yang mati karena tidak mendapatkan
peserta
didik,
pendidikan
yang
bahkan
ada
mengatakan
ketua
yayasan
bahwa mencari
peserta didik jauh lebih sulit ketimbang me ncari
guru baru.
24
Untuk mendapatkan siswa baru belum tentu
dengan
spanduk
mengedarkan
siswa
menggambarkan
brosur
akan
dan
memasang
datang.
bahwa
Hal
dalam
ini
kegiatan
pendidikan di era persaingan ini, peserta didik
merupakan unsur utama yang harus dihargai
martabatnya
tak
jauh
berbeda
dengan
pembeli/konsumen dalam dunia usaha.
Mulyono
(2010:178)
mengatakan
bahwa
peserta didik adalah anggota masyrakat yang
berusaha mengembangkan potensi diri melalui
proses pembelajaran yang tersedia jalur, jenjang
dan jenis pendidikan tertentu. Maka dari itu
perlunya tindakan penerimaan siswa baru untuk
melaksanakan kegiatan pendidikan. Penerimaan
siswa baru harus dikelola sedemikian rupa mulai
dari perencanaan penetuan daya tampung sekolah
atau jumlah siswa baru yang akan diterima, yaitu
dengan mengurangi daya tampung dengan jumlah
anak yang akan tinggal kelas atau mengulang.
Kegiatan penerimaan siswa baru biasanya dikelola
oleh panitia Penerimaan Siswa Baru (PSB) atau
Penerimaan Murid Baru (PMB).
25
Demikian
juga
yang
dinyatakan
dalam
Slameto (2009:132) bahwa kegiatan ini kepala
sekolah
membentuk
panitia
atau
menunjuk
beberapa orang guru untuk bertanggungjawab
dalam tugas tersebut. Setelah para siswa diterima
lalu
dilakukan
pengelompokan
dan
orientasi
sehingga secara fisik, mental, dan emosional siap
untuk mengikuti pendidikan sekolah.
Tujuan
pendidikan
tidak
hanya
untuk
mengembangkan pengetahuan anak, tetapi juga
sikap kepribadian, serta aspek sosial emosional,
disamping
sekolah
keterampilan-keterampilan
tidak
berbagai
ilmu
bertanggungjawab
pengetahuan,
lain.
memberikan
tetapi
memberi
bimbingan dan bantuan terhadap anak-anak yang
bermasalah,
maupun
baik
dalam
belajar,
emosional,
sosial, sehingga dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai dengan potensi
masing-masing.
Untuk
kepentingan
tersebut,
diperlukan data yang lengkap tentang peserta
didik. Untuk itu, dalam penerimaan siswa baru
perlu
diadakan
Pengelolan
seleksi
siswa
baru
calon
ini
siswa
harus
baru.
dilakukan
sedemikian rupa, sehingga kegiatan belajar –
mengajar sudah dapat dimulai pada hari pertama
setiap tahun ajaran.
26
Menurut
Suryosubroto
langkah
Drs.
Ismed
(2004:74)
penerimaan
Syarief
memberikan
siswa
baru
dalam
langkah-
pada
garis
besarnya adalah sebagai berikut: membentuk
panitia penerimaan murid, menentukan syarat
pendaftaran
calon,
Menyediakan
formulir
pendaftaran, Pengunguman pendaftaran calon,
Menyediakan
buku
pendaftaran,
Waktu
pendaftaran, Penentuan calon yang diterima.
2.4.2
Pengelolaan sekolah
Menjadikan
mewujudkan
sekolah
sekolah
mandiri
yang
yaitu
mempunyai
kemampuan yang matang sumber daya manusia
dan sumber daya lainnya (seperti: uang, peralatan,
perlengkapan,
manajemen,
bahan,
organisasi,
dan
perbekalan),
kepemimpinan,
dan
administrasi. Keberadaan otonomi sekolah yang
dipercayakan kepada sekolah perlu disambut baik
oleh segenap komponen dalam sekolah seperti
kepala sekolah, guru, dan para siswa. dengan
diterimanya otonomi sekolah dapat berinovasi dan
berkreasi untuk kemajuan sekolah, meningkatkan
prestasi warga sekolah secara berkesinambungan.
27
Menurut Barlian Ikbal (2014:22) menyatakan
bahwa sekolah yang mandiri adalah sekolah yang
memiliki
otonomi
tanggungjawab)
(kewenangan
dan
yang signifikan untuk mengatur
dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam
menyelenggarakan
prestasi-prestasi
sekolah
seluruh
untuk
warga
mencapai
yang
ada
di
sekolah. Kemandirian sekolah yang dimaksud
dalam konteks ini haruslah tetap dalam lingkup
visi dan misi sekolah.
2. 5. Analisis SW OT
Salah
satu
alat yang digunakan dalam
perencanaan strategi peningkatan mutu adalah
analisis SWOT. Salis (2006:36) mengemukakan
analisis SWOT adalah singkatan dari Strengths,
Weaknesses, Opportunities and Treats (Kekuatan,
Kelemahan, Peluang, dan Anca kelemahaman).
Yang
bertujuan
memaksimalkan
kekuatan,
meminimalkan kelemahan, mereduksi ancaman da
membangun peluang.
28
Gambar 2.1 Diagram Analisis SWOT
PELUANG (O)
2. Mengubah Strategi (-,+)
KUADRAN III
1. Strategi Agresif (+,+)
KUADRAN I
KELEMAHAN
(W)
KEKUATAN
(S)
KUADRAN IV
3. Strategi bertahan (-,-)
KUADRAN II
4. Strategi Diversifikasi (+,-)
ANCAMAN
(T)
………………
………………
…..
Dari diagram analisis SWOT diatas yang menurut
Rangkuti (2009:89) dimaksud dengan strategi agresif
(SO) adalah sebuah strategi yang digunakan dengan
memanfaatkan
seluruh
kekuatan
sekolah
untuk
merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
Dalam kuadran I merupakan situasi yang sangat
menguntungkan bagi sekolah, karena sekolah memiliki
peluang dan kekuatan yang baik. Sehingga dapat
dimanfaatkan oleh sekolah dengan maksimal.
29
Strategi
Turn-around (WO) dilakukan dengan
meminimalkan kelemahan yang ada disekolah untuk
menangkap
ancaman
peluang.
dari
Kuadran
luar
II
sekolah,
meskipun
sekolah
ada
dapat
menggunakan kekuatan internal yang dimilikinya.
Strategi defensif (TW) dilakukan dengan meminimalkan
kelemahan yang ada di sekolah untuk menghindari
ancaman. Dalam kuadran III sekolah menghadapi
peluang yang besar, namun sekolah dapat menghadapi
kelemahannya dengan merebut peluang yang ada di
sekitar lingkungan sekolah. Strategi diversifikasi (ST)
dilakukan dengan memanfaatkan seluruh kekuatan
yang memiliki sekolah untuk mengatasi masalah.
Situasi yang sangat tidak diinginkan oleh sekolah
karena sangat merugikan oleh karena banyaknya
ancaman dan kelemahan yang ada di Internal sekolah,
ini terletak dalam kuadran IV. Apabila analisis ini
digunakan dengan baik oleh sekolah, sekolah akan
mengetahui
kelemahan,
kekuatan
peluang
dan
yang
dimiliki
ancaman
atau
sekolah,
keadaan
keseluruhan yang dihadapi sekolah. Untuk membantu
mengembangkan visi sekolah serta membantu sekolah
dalam mengembangkan program pengembangan yang
sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh sekolah dan
masyarakat disekitar, faktor internal dan eksternal
adalah faktor yang mendukung itu semua.
30
Oleh karena itu, proses analisis SWOT ini
merupakan
informasi
alat
untuk
memahami
seluruh
pada suatu permasalahan, sehingga
perlu perhatian dalam menganalisis keadaan yang
terjadi, supaya dapat merumuskan jalan keluar
untuk dapat memecahkan masalah yang terjadi di
sekolah.
2. 6. Langkah-langkah
Pengembangan
Rencana
Strategis
Menurut Sugiyono (2012:409) ada sepuluh
langkah yang digunakan untuk mengembangkan
rencana strategis bersaing, yaitu: potensi dan
masalah,
mengumpulkan
informasi,
desain
produk, validasi desain, perbaikan desain, uji coba
produk, revisi produk, uji coba pemakaian, revisi
produk, pembuatan produk masal.
Berdasarkan
langkah-langkah
diatas
dijadikan peneliti sebagai dasar untuk melakukan
penelitian pengembangan. Dalam menentukan
rencana
strategis
daya
saing
sekolah
dalam
meningkatkan peserta didik baru di SMK Bhineka
Karya 4 Ampel.
31
2. 7. Penelitian yang relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Uswatun
Qoyyimah (2011) yang berjudul
Meningkatkan
Daya Saing Sekolah Swasta Berbasis Pesantren Di
Daerah
dengan
menggunakan
Management, dengan
menerapkan
sistem
hasil
yang
Knowledge
positif yang
sekolah yang mempunyai
pesantren untuk para siswanya sehingga dapat
mempertahankan persaingan sekolah tetap dalam
keadaan
baik,
dilakukan
begitu
oleh
promosi
SMP
meningkatkan
juga
penelitian
yang
Hidayatullah
(2010)
PGRI
Jakarta
dalam
yang
dalam
jumlah
12
siswa
Strategi
menghadapi daya saing sekolah dengan sekolah
lainnya dengan melakukan strategi promosi yang
dapat mempengaruhi daya saing sekolah menjadi
meningkat.
Seperti juga dalam penelitian Abdul Hakim
Salim (2012) yang berjudul Menuju Penyusunan
Strategi Peningkatan Daya Saing Pendidikan Tinggi
Teknik
Industri,
penelitian
peningkatan
kesejahteraan
perkembangan
keilmuan
datang,
terutama
di
dikaitkan
ini
berupaya
bangsa
dan
masa yang akan
dengan
jumlah
penyelenggara pendidikan tinggi Teknik Industri
yang sangat banyak.
32
Penelitian Junghoon Leem & Byungro lim
(2007)
The
current status of
e-Learning
and
strategies to enhance educational competitivenes in
Korea Higher Education serta Robert T. Palmer
(2010)
A
nation
participation
American
at
and
pembinaan
increasing
persistence
males
Peningkatan
risk:
to
daya
program
among
stimulate
saing
African
U.S
global.
sekolah
kesiswaan
college
melalui
yaitu
dengan
menganalisis Penerimaan Peserta Didik Baru di
SMK Bhineka Karya 4 Ampel dan menggunakan
analisis
SWOT
untuk
mengetahui
kekuatan-
kelemahan yang dimiliki oleh sekolah tersebut,
sehingga lebih efektif dalam memberi tanggapan
dalam meningkatkan daya saing sekolah.
2. 8. Kerangka berfikir
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir
Strategi daya saing sekolah dalam meningkatkan
peserta didik baru
di SMK Bhineka Karya 4 Ampel
Pembangunan
SMA/SMK N &
penyerapan tenaga
kerja
Dampak terhadap
sekolah
Pengembangan sebagai strategi daya saing
sekolah dalam meningkatkan jumlah
peserta didik baru.
Berkurangnya siswa
Panduan program
promosi
33
Strategi daya saing merupakan perencanaan
kegiatan
sebagai
tindakan
dalam
memastikan
standarisasi jumlah siswa yang bersekolah di SMK
Bhineka Karya 4 Ampel ini. Untuk mendapatkan
strategi
sekolah
perlu
mengindentifikasi
bidang
kesiswaan yang berkaitan dengan penerimaan siswa
baru, yang mana hal ini juga dapat menentukan
kemajuan sekolah. Strategi yang dapat meningkatkan
kualitas sekolah melalui faktor internal dan eksternal
yang menjadikan sekolah dapat menggunakan faktor
tersebut sebagai acuan untuk meningkatkan peserta
didik baru yang bersekolah di SMK Bhineka Karya 4
Ampel ini.
yang
Analisis tersebut memberikan informasi
dapat
rancangan
dijadikan
strategi
dasar
daya
dalam
saing
menentukan
sekolah
dalam
meningkatkan jumlah peserta didik baru. Setelah
melaksanakan
strategi
dan
mengevaluasinya
kemungkinan strategi itu belum dapat dijalankan
dengan baik. Maka dapat dilanjutkan dengan revisi dan
peninjauan kembali.
34
Download