BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa seperti bentuk komunikasi lainnya (komunikasi antarpersona, komunikasi kelompok atau komunikasi organisasi), memiliki sedikitnya enam unsur, yakni komunikator (penyampai pesan), pesan, media, komunikan (penerima pesan), efek dan umpan balik. Proses komunikasi pada awalnya dibagi menjadi dua kategori, yakni komunikasi antarpersona dan komunikasi massa. Sejalan dengan perkembangan tekhnologi komunikasi, media komunikasi massa pun semakin canggih dan kompleks, serta memiliki kekuatan yang lebih dari masa-masa sebelumnya, terutama dalam hal menjangkau komunikan. Sebagaimana dikemukakan oleh Marshall McLuhan, kita sekarang hidup di desa global (global village), karena media massa modern memungkinkan berjuta-juta orang diseluruh dunia untuk berkomunikasi hampir ke seluruh pelosok dunia. (Nurudin: 2009) 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus-menerus dalam jangka waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, dwimingguan atau bulanan. 15 16 Jadi dapat dikatakan bahwa komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonym melaui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Rakhmat, 2003: 189) 2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi antar persona dan komunikasi kelompok. Perbedannya terdapat dalam komponen-komponen yang terlibat di dalamnya, dan proses berlangsungnya komunikasi tersebut. Namun agar karakteristik komunikasi massa itu tampak jelas, maka pembahasannya perlu dibandingkan dengan komunikasi antar persona. Karakter komunikasi massa adalah sebagai berikut: 1. Komunikator Terlembagakan Ciri utama komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya karena komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks 2. Pesan Bersifat Umum Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. 17 3. Komunikannya Anonim dan Heterogen Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Pada komunikasi antarpersona, komunikator akan mengenal komunikannya dan mengetahui idientitasnya. 4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan Effendy (1981) mengartikan keserempakan media massa itu sebagai keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. 5. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan Salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan (Mulyana, 2000:99). Dimensi ini menunjukkan muatan atau isi komunikasi, yaitu apa yang dikatakan sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya, yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu. 6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah Karena komunikasi yang disampaikan melalui media massa, makan komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak secara langsung. 7. Stimulasi Alat Indera Terbatas Salah satu kelemahan lainnya dari komunikasi massa adalah stimulasi alat indra yang terbatas. Dalam komunikasi massa, stimuli alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, 18 sedangkan pada media televise dan film, khalayak menggunakan indra penglihatan dan pendengaran. 8. Umpan Balik Tertunda (Delayed) dan Tidak Langsung (Indirect) Komunikator komunikasi massa tidak dapatdengan segera mengetahui bagaimana reaksi khalayak terhadap pesan yang disampaikannya. 2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa Effendy membagi fungsi komunikasi massa menjadi 3 poin. Yang pertama adalah fungsi informasi. Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar, atau pemirsa. Yang kedua adalah fungsi pendidikan, media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya (mass education). Media massa banyak menyajikan hal-hal yang bersifat mendidik. Slah satu cara mendidik yang dilakukan oleh maedia massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada khalayak. Lalu yang terakhir adalah fungsi mempengaruhi. Fungsi mempengaruhi secara implicit terdapat pada tajuk/editorial, features, iklan, artikel dan sebagainya. (Ardianto: 2009) 2.2 Media Massa Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, TV (Cangara, 2002). Media massa adalah faktor 19 lingkungan yang mengubah perilaku khalayak melalui proses pelaziman klasik, pelaziman operan atau proses imitasi (belajar sosial). Dua fungsi dari media massa adalah media massa memenuhi kebutuhan akan fantasi dan informasi (Rakhmat, 2001). 2.2.1 Pengertian Media Massa Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas (Nurudin, 2007). Media massa memberikan informasi tentang perubahan, bagaimana hal itu bekerja dan hasil yang dicapai atau yang akan dicapai. Fungsi utama media massa adalah untuk memberikan informasi pada kepentingan yang menyebarluas dan mengiklankan produk. 2.2.2 Jenis-Jenis Media Massa Seiring dengan perkembangan teknologi dan sosial budaya, telah berkembang media-media lain yang kemudian dikelompokkan ke dalam media massa seperti internet atau sering disebut dengan istilah media baru dan telepon selular. Media massa yang lebih modern ini memiliki ciri-ciri seperti: 20 1. Sumber dapat mentransmisikan pesannya kepada banyak penerima (melalui SMS atau internet misalnya). 2. Isi pesan tidak hanya disediakan oleh lembaga atau organisasi namun juga oleh individual. 3. Tidak ada perantara, interaksi terjadi pada individu. 4. Komunikasi mengalir (berlangsung) ke dalam. 5. Penerima yang menentukan waktu interaksi (Prianggoro: 2010). 2.2.2.1 New Media New media atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan internet merupakan penggabungan media tradisional seperti film, gambar, musik, pembicaraan atau tulisan, dengan TIK (teknologi informasi dan komunikasi). Istilah new media baru muncul akhir abad ke-20, seiring meluasnya akses internet oleh masyarakat. Vin Crosbie (2002) dalam karyanya What is new media? menjelaskan ada tiga media komunikasi. Pertama media interpersonal yang disebut one to one. Media ini memungkinkan seseorang saling komunikasi atau tukar informasi dengan seseorang lainnya. Kedua dikenal sebagai mass media. Media ini digunakan sebagai sarana menyebarluaskan informasi dari satu orang ke banyak orang (one to many). Media komunikasi terakhir disebut new media. Media ini merupakan percepatan sekaligus penyempurnaan dari dua media sebelumnya. Lebih jauh media ini digunakan untuk mengkomunikasi ide 21 maupun informasi dari banyak orang ke banyak orang lainnya (many to many). Berbeda dengan media konvensional seperti koran atau majalah, new media bersifat real time, sehingga dapat menyajikan informasi up to date atau terkini. New media juga dianggap lebih demokratis dan independen baik dalam pembuatan, penerbitan, distribusi, maupun dalam hal konsumsi konten yang tersedia. Media ini relatif lebih “merdeka” dalam menyam-paikan informasi karena tidak terkungkung oleh kekuasaan dan kepentingan penguasa (baik pemerintah maupun pemegang modal). Begitu juga pembaca bebas menikmati konten yang disediakan dengan privasi tinggi. (Elfizar: 2011) 2.2.4 Efek-Efek Media Massa McLuhan mengemukakan the medium is the message, media adalah pesan itu sendiri, oleh karena itu media sangat mempengaruhi khalayak. Setelah itu menurut Steven M. Chaffee, ada lima jenis efek kehadiran media massa sebagai benda fisik, yaitu: 1. Efek Ekonomi Kehadiran media massa ditengah kehidupan maanussia dapat menumbuhkan berbagai usaha produksi, distribusi, da\n konsumsi jasa media massa. Kehadiran surat kabar berarti menghidupkan pabrik yang mensuplai kertas Koran; menyuburkan pengusaha percetakan dan grafika; membuka lapangan kerja bagi para wartawan, perancang grafis, pengedar, pengecer, pencari 22 iklan, dan sebagainya. Keadaan televise baik televisi pemerintah maupun televise swastadapat member lapangan kerja kepada sarjana ilmu komunikasi, para juru kamera, pengarah acara, juru rias, dan profesi lainnya. 2. Efek Sosial Efek social berkaitan dengan perubahan struktur atau interaksi sosial sebagai akibat dari kehadiran media massa. Sebagai contoh, misalnya kehadiran televisi dapat meningkatkan status sosial pemiliknya. Majalah yang beredar telah menuntun pembacanya untuk memilih majalah yang menjadi kebutuhannya. 3. Penjadwalan Kegiatan Sehari-hari Media massa juga berfungsi untuk penjadwalan kegiatan sehari-hari. Seperti contoh, sebelum pergi ke kantor, masyarakat kota pada umumnya membaca Koran terlebih dahulu. Pada saat Maghrib, anak-anak biasanya mengaji setelah shalat menjadi lebih senang menonton televisi serelah stasiun televise menyajikan acara hiburan tertentu pada waktu tersebut. 4. Efek Hilangnya Perasaan Tidak Nyaman Orang menggunakan media untuk memuaskan kebutuhan psikologisnya dengan tujuan untuk menghilangkan perasaan tidak nyaman, misalnya untuk menghilangkan perasaan kesepian, marah, kesal, kecewa dan sebagainya. 5. Efek Menumbuhkan Perasaan Tertentu Kehadiran media massa bukan saja dapat menghilangkan perasaan tidak nyaman pada diri seseorang, tetapi dapat juga menumbuhkan perasaan tertentu. Terkadang seseorang akan mempunyai perasaan positif atau negative terhadap media tertentu. (Ardianto: 2009) 23 Selain efek-efek yang telah disebutkan diatas, terdapat juga efek pesan media massa yang meliputi efek kognitif, efek afektif, dan efek behavioral. 1. Efek Kognitif Efek kognitif adalah efek yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Menurut McLuhan, media massa adalah perpanjangan alat indera kita. Dengan media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang, atau tempat yang belum pernah kita lihat atau belum pernah kita kunjungai secara langsung. 2. Efek Afektif Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan hanya sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, naamun lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya. 3. Efek Behavioral Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Adegan kekerasan dalam televisi atau film menyebabkan orang menjadi beringas. Siaran kesejahteraan keluarga yang banyak disiarkan dalam televisi menyebabkan para ibu rumah tangga memiliki keterampilaan baru. Pernyataan-pernyataan tersebut mencoba mengungkapkan tentang efek komunikasi massa terhadap perilaku, 24 tindakan, dan gerakan khalayak yang tampak dalam kehidupan sehari-hari. Efek yang terjadi dapat berdampak berbeda terhadap masing-masing individu karena belajar dari media massa tidak tergantung hanya pada unsure stimulus yang ada pada media massa saja. Menurut teori belajar sosial dari Bandura, orang cenderung meniru perilaku yang diamatinnya dan stimulus menjadi teladan untuk perilakunya. (Ardianto: 2009) 2.3 Internet Electronic mail merupakan aktivitas mereka dalam internet. Situs juga menjadikan sumber informasi untuk hiburan dan informasi perjalanan wisata. Pengguna internet menggantungkan pada situs untuk memperoleh berita. Dua sampai tiga pengguna internet meengakses situs untuk mendapatkan informasi terbaru setiap minggunya (Straubar dan LaRose. 2000: 267). Internet dihuni oleh jutaan nontekhnik yang menggunakannya setiap hari untuk berkomunikasi dan mencari informasi. Sekitar tahun 1992 di Amerika Serikat , populasi internet sebagian besar adalah para peneliti dan pendidik, dan belum banyak aplikasi serta kelompok minta relevan bagi masyarakat umum. Dua tahun kemudian, berbagai layanan utama mendominasi penggunaan internet itu. Sebagai akibatnya internet dibanjiri sebagai sumber daya bermanfaat dan semakin banyak penggunanya. Internet merupakan perkakas sempurna untuk menyiagakan dan mengumpulkan sejumlah besar orang secara elektronis. Informasi mengenai suatu peristiwa tertentu dapat ditransmisikan secara langsung, sehingga membuatnya suatu piranti meriah yang sangat efektif. Informasi penting yang tersedia di internet jumlahnya terus meningkat. 25 Internet menyebabkan terbentuknya begitu banyak perkumpulan antara berbagai orang dan kelompok. Dengan keberadaan internet, kita lebih mudah ikut bergabung dalam sebuah diskusi yang sedang berlangsung dengan semua orang yang memiliki minat yang sama dan kapan saja kita mau, tidak peduli dimanapun kita berada. (Rehmeyer: 2007) 2.3.1 Komunitas Internet Salah satu bentuk dari komunitas maya adalah jurnal berbasis web. Jurnal web/internet (weblog, blog, atau online journal) merupakan tempat siapa saja untuk menulis apa saja. Livejournal, Blogger, serta Wordpress adalah situs-situs terbesar yang memiliki jutaan pengguna yang menuliskan catatan harian mereka setiap harinya. Situs-situs ini adalah tempat untuk mengatakan apa saja yang ingin mereka katakan yang biasanya tidak tersalurkan lewat jalur-jalur lain. Komunitas maya ini tidak hanya berfungsi sebagai buku harian elektronik, didalamnya kita dapat melakukan banyak hal lain seperti meng-upload data-data layaknya file, foto, ataupun video yang pada akhirnya menjadikan komunitas maya sebagai salah satu tempat yang digemari banyak masyarakat dari segala umur. 2.3.2 Livejournal Salah satu jenis dari komunitas maya adalah Livejournal atau lebih sering disebut dengan sebutan LJ. Livejournal merupakan sebuah komunitas virtual 26 dimana para pengguna internet dapat menyimpan sebuah blog, jurnal, atau buku harian. Selain menyimpan segala sesuatunya yang bersifat personal, Livejournal juga merupakan sebuah komunitas berbagi karena banyaknya komunitaskomunitas yang dibuat dan tergabung didalamnya. 2.3.2.1 Komunitas Livejournal Para penguna Livejournal dapat bertindak sebagai host dalam suatu grup jurnal atau lebih sering disebut dengan komunitas. Siapaun yang terganbung dalam komunitas dapat membuat entri di komunitas tersebut seperti halnya saat mereka membuat entri di jurnal mereka sendiri. Untuk itu komunitas Livejournal juga memiliki "maintainers" atau pengelola yang merupakan seorang pengguna biasa, namun ia lah yang mengawasi apa saja yang terjadi di dalam komunitas tersebut, termasuk yang memutuskan siapa-siapa saja yang dapat masuk ke komunitas tersebut untuk menjadi anggota. 2.4 Karakteristik Televisi Ditinjau dari stimulasi alat indera dalam radio siaran, surat kabar dan majalah, hanya satu alat indera yang mendapat stimulus. Radio siaran dengan indera pendengaran, surat kabar dan majalah dengan indera penglihatan. (Baksin: 2006) 27 1. Audiovisual Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dilihat (audiovisual). Jadi apabila khalayak radio siaran hanya emendengar kata-kata, music dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak 2. Berpikir Dalam Gambar Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran acara televisi adalah pengarah acara. Bila ia membuat naskah acara atau membaca naskah acara, ia harus berpikir dalam gambar (think in picture). 3. Pengoperasian Lebih Kompleks Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih kompleks dan lebih banyak melibatkan orang. Selain dari media-media yang telah disebutkan diatas, pada era sekarang ini telah muncul salah satu karakteristik baru yang dikenal dengan sebutan New Media atau Media Baru. Media baru adalah istilah yang dimaksudkan untuk mencakup kemunculan digital, komputer, atau jaringan teknologi informasi dan komunikasi di akhir abad ke-20. Sebagian besar teknologi yang digambarkan sebagai “media baru” adalah digital, seringkali memiliki karakteristik dapat dimanipulasi, bersifat jaringan, padat, mampat, interaktif dan tidak memihak. Beberapa contoh dapat Internet, website, komputer multimedia, permainan komputer, CD-ROMS, dan DVD. Dalam program yang diambil peneliti untuk diteliti yaitu Arashi ni Shiyagare, televisi dan new media memiliki perana penting, dimana acara variety show itu sendiri sebenarnya disiarkan oleh mdia televisi, namun layanan TV kabel yang tersedia di 28 Indonesia pada saat ini tidak menyediakan channel TV tersebut, maka dari itu khalayak yang menonton acara tersebut dapat menonton dengan cara menggunakan new media dengan salah satu situs komunitasnya yang bernama Livejournal. 2.4.1 Program Acara Televisi Dari berbagai macam program yang disajikan stasiun penyiaran jenisjenis program terbagi menjadi dua bagian yaitu: 1. Program informasi a. Hard News 1. Straight News 2. Feature 3. Infotaiment b. Soft News 1. Current Affair 2. Magazine 3. Dokumenter 4. Talk Show 2. Program Hiburan a. Drama 1. Sinetron 2. Film b. Permainan (Game Show) c. Musik 29 d. Pertunjukan e. Variety Show 2.4.2 Televisi di Jepang Televisi Jepang merupakan sebuah industri yang besar yang telah menjadi titik fokus dalam budaya Jepang. Pop culture dan ketertarikan dunia terhadap Jepang seringkali berasal dari televisi dengan lebih dari 95% warga yang menggunakan media tersebut setiap harinya sejak tahun 1985, dengan penurunan pada jumlah waktu yang dihabiskan untuk membaca koran pada waktu yang bersamaan (NHK Opinion Research, 2000). Koichi Iwabuchi di dalam bukunya yang didasarkan pada hasil penelitian untuk desertasinya pada University of Western Sidney Nepean mengatakan bahwa semakin luasnya penyebaran budaya pop Jepang ini memang didukung oleh pemerintah Jepang melalui pembentukan sebuah komite yang khusus menangani promosi ekspor program-program televisi Jepang ke seluruh dunia, khususnya pada pasar Asia, oleh Menteri Pos dan Telekomunikasi Jepang di tahun 1997. Peningkatan ekspor program acara TV Jepang berdampak pada meningkatnya gairah konsumsi program drama TV Jepang dan juga tumbuhnya artis-artis idola asal Jepang bagi khalayak negara-negara asia Timur dan Tenggara (Iwabuchi, 2003:5). 30 2.4.2.1 Nippon Television Coorporation NTV (Nihon Television) merupakan jaringan televisi swasta dengan peringkat tertinggi di Jepang dan sejak tahun 2002 NTV secara reguler menghasilkan rating tertinggi disepanjang harinya dari slot primetime, golden time, dan non-primetime. NTV menyediakan lebih dari lima puluh juta penonton dan dua puluh juta penonton berlangganan (kabel dan satelit). Investasi-investasi tersebut dinilai sama besarnya dengan uamg yang terdapat pada music production (produksi musik), taman hiburan, tim olahraga dan biro per di tiga belas negara. 2.5 Variety Show Variety show merupakan salah satu acara primetime yang paling terpopuler pada tahun-tahun awal pertelevisian Amerika. Variety show merupakan format acara televisi yang mengkombinasikan berbagai format lainnya, seperti talkshow, magazine show, kuis, game show, music concert, drama dan komedi skit. Variasi acara tersebut dipadukan dalam sebuah pertunjukkan dalam bentuk siaran langsung maupun siaran rekaman (Naratama, 2004). Program variety show merupakan sebuah program acara televisi yang memadukan berbagai jenis acara hiburan panggung televisi seperti lawak, lagu dan drama. Variety show adalah suatu sajian hiburan yang dikemas dalam aneka suguhan, terutama untuk pentas musik dan sketsa komedi yang biasanya dipandu oleh host. Beberapa dari acara variety show menggunakan artis atau komedian sebagai 31 host/presenter dan biasanya host yang dipakai namanya sudah sering didengar dari media massa. Konsep campuran yang menayangkan aneka tontonan ini, jika dikemas dengan baik akan mampu menghadirkan suasana yang berbeda bagi penontonnya. Maka dari itu karakter serta fungsi dari variety show inilah yang membuat model ini banyak dipilih oleh berbagai stasiun televisi. Karena variety show sebagai tayangan yang menghibur dengan kemasan yang ringan bisa memenuhi permintaan para pemirsa yang haus akan suguhan alternatif. 2.5.1 Program Variety Show Arashi ni Shiyagare Arashi ni Shiyagare merupakan improvisasi dari variety show yang sebelumnya tidak pernah ada dalam dunia pertelevisian sebelumnya. Acara ini terbilang unik karena konsepnya yang berbeda. Para host yang terdiri dari lima orang (Arashi) tidak tahu-menahu siapa bintang tamu yang akan datang, dan apa yang akan mereka lakukan di episode tersebut. Yang mereka ketahui hanyalah bintang tamu yang akan datang adalah “aniki” (kakak laki-laki) atau dengan kata lain seorang bintang tamu laki-laki yang berumur lebih tua dari mereka dan memiliki spesialisasi tertentu untuk diajarkan kepada Arashi. Hal-hal yang akan diajari tersebut seringkali sulit dan aneh sehingga membutuhkan improvisasi langsung dari member Arashi yang pada akhirnya menjadikan acara ini tidak dapat ditebak dan menarik untuk ditonton. 32 2.6 Presenter Sebuah program televisi biasanya dibawakan oleh pembawa acara atau presenter atau bisa juga disebut host. Dalam dunia penyiaran, kita mengenal juga istilah announcer atau penyiar.Namun istilah tersebut lazim digunakan diduinia radio. Televisi sendiri menggunakan istilah presenter atau pembawa acara untuk orang yang memandu dan membawakan program dan menyiarkan berita, laporan, informasi dan kejadian dalam suatu acara dari awal hingga akhir. Istilah presenter mulai akrab didengar dan dipopulerkan oleh industry televisi di Indonesia. Presenter televisi adalah istilah Inggris untuk orang yang membawakan acara atau program televisi. Saat ini istilah tersebut banyak melekat pada selebritis yang sering memainkan peran ini, meski ada juga orang yang bukan selebriti yang berhasil menekuni karir ini, terutama dalam dunia program anak televisi, dimana selebriti menjadi kurang penting. Seorang presenter televisi biasanya juga seorang actor, penyanyi dan lainnya yang umumnya terkenal karena menjadi presenter program tertentu. Pengecualiannya adalah presenter untuk program politik atau iptek yang biasanya merupakan professional di bidangnya. Menurut Fred Wibowo dalam bukunya Tekhnik Produksi Program Televisi, presenter adalah seseorang yang mengantar suatu sajian baik berupa acara music, program feature dan magazine, kuis dan sebagainya. Sebagai seorang pengantar sajian, presenter boleh menambah daya tarik dari materi yang disajikan melalui kata-katanya (improve). 33 Karena presenter idientik dengan program non-berita, maka gaya bicara, bahasa tubuh, tata busana, dan bagaimana cara ia menyajikan berita harus luwes dan mampu memecahkan keadaan yang monoton dan stagnan. (Ardianto: 2009) 2.6.1 Kriteria Menjadi Presenter yang Baik Presenter juga harus mampu menghidupkan acara yang dibawakannya. Presenter yang baik akan menempatkan dirinya sebagai seorang teman yang baik dalam menyampaikan pesan dan informasinya (tidak menggurui pemirsa). Berikut adalah kriteria atau hal-hal yang harus diperhatikan oleh seorang presenter: 1. Harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan memiliki motivasi yang besar untuk menjadi seorang sahabat yang baik dan mengerti sahabatnya (pemirsanya). 2. Memiliki kemampuan membangun suasana dengan memanfaatkan kemamouan intelegensinya dalam mempengaruhi orang lain. 3. Memiliki wawasan yang luas dan mau untuk terus belajar dan menggali informasi. 4. Mau belajar untuk memahami bahasa secara baik dan memahami istilahistilah baru. 5. Meningkatkan kepekaan untuk melihat dan mendengar sesuatu yang penting (selalu membaca Koran). 6. Selalu mencoba untuk mengetahui lingkungan secara sungguh-sungguh, seperti yang menyangkut aspek seni budaya, ekonomi, sosial, dan politik. 34 Mengetahui apa kelebihan dan kekurangan dirinya, dan membuat kelebihan dan kekurangan tersebut menjadi daya tarik yang positif bagi pemirsa. (Ardianto: 2009) 2.6.2 Modal Dasar Seorang Presenter Selain kriteria-kriteria, ada juga lima modal dasar yang perlu dimiliki oleh seorang presenter menurut Sony Tulung dalam bukunya Anda Juga Bisa Jadi Presenter Sukses (2007). Memiliki lima modal dasar ini adalah hak yang mutlak sebagai pijakan seorang presenter. Sadar atau tidak seorang presenter yang baik harus memiliki lima modal dasar ini, yaitu: 1. Impian Impian adalah modal dasar pertama yang harus dimiliki jika ingin menjadi seorang presenter terlebih lagi presenter sukses. Impian terkadang disebut sebagai cita-cita, obsesi, hasrat dan motivasi. Secara tepatnya impian menggambarkan sesuatu yang kita inginkan yang memiliki kemungkinan untuk diraih, dengan adanya impian, seorang presenter akan menjadi lebih termotivasi dan lebih memacukemampuan yang ada di dalam dirinya. Seorang presenter yang baik seharusnya berjuang untuk mendapatkan dan mencapai impiannya tersebut. 2. Wawasan Modal dasar berikutnya yang perlu dimiliki seorang presenter adalah wawasan. Seorang presenter tidak harus pintar secara akademis, tidak perlu juara kelas, tetapi cukup dengan memiliki wawasan yang luas. Wawasan 35 tersebut didapatkan melalui pengalaman hidup, kegiatan sehari-hari, membaca buku, mendengarkan informasi, bergaul dan sebagainya. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mendapatkan wawasan yang luas. “Seorang presenter dituntut berwawasan luas dan sebaliknya mengetahui semua hal” (Kunto, 2007), maksud dari kalimat tersebut adalah seorang presenter adalah orang yang menggerakan suatu acara. Suatu acara dinilai berhasil atau tidaknya tergantung dari penampilan presenternya, jadi sebaiknya untuk menjadi seeorang presenter itu harus menguasai semua hal. 3. Suara Suara sangatlah unik. Walaupun semua modal dasar itu penting, tak dapat dipungkiri lagi bahwa suara adalah aset yang berharga bagi seorang presenter. Berkualitas atau tidaknya seorang presenter dapat dinilai dari suara. Misalnya, suara yang lantang dan teratur dapat membuat penonton tertarik untuk mendengarnya, lain halnya dengan suara yang pelan dan kecil, maka akan membuat pendengar merasa bosan. Walaupun suara merupakan pembawaan sejak lahir, namun suara dapat dilatih. Dari suara seseorang juga bisa merasakan mood atau suasana hatinya, baik yang sengaja ditampilkan ataupun suasana hati yang desembunyikan. Suara bida membangun theater mind di benak orang yang mendengarna. Theater mind kurang lebih berarti penciptaan suatu gambaran dalam benak seseorang mengenai suatuhal atau peristiwa stimulasi suara yang kita dengar. Namun demikian, banyak nyatanya presenter yang tidak menyadari hal-hal yang berkaitan dengan suara, pentingnya suara dan bagaimana cara menjaga kualitasnya. 36 4. Keahlian Berkomunikasi Menurut Hendi Triono (2007) komunikasi adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari dunia presenter. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan). Banyak hal yang perlu menjadi perhatian seorang presenter dalam proses komunikasi melalui media televisi. Karakter unik televisi yakni perpaduan unsur gambar dan suara menjadikan televisi sebagai media massa modern terpopuler sampai satt ini, dan bagaimana seorang presenter mampu menyampaikan pesan kepada audience tanpa mengurangti isi dari pesan tersebut dan bahkan mempengaruhi audience. Keahlian berkomunikasi juga berhubungan dengan kemampuan seorang presenter atau pembawa acara menggunakan kata-kata yang bisa dipahami oleh penontonnya atau audience. Karena tidak semua penonton memiliki pengetahuan yang sama, sehingga seorang presenter harus benar-benar mengetahui tingkat kemampuan penontonnya. 5. Sikap Modal dasar yang terakhir adalah sikap. Meski sikap berada dalam urutan terakhir, jangan berpikir bahwa ini adalah hal yang kurang penting. Sikap inilah yang menjadi faktor penentu melengkapi modal dasar lainnya. Tanpa sikap yang benar, keempat modal dasar sebelumnya tidak akan ada artinya. “Sikap adalah segalanya, seberapa besar dan kuat impian anda, seberapa mahir anda berkomunikasi, tanpa sikap yang benar jangan harap anda bisa menjadi presenter sukses. Semua modal dasar sangat penting karena 37 seharusnya itu merupakan satu kesatuan yang tidak dipaksakan”. menurut Stephen Chovey dalam bukunya “Seven Habbits of Highly Effective People”. Sikap adalah hal kecil yang membuat perbedaan yang besar, beberapa sikap positif dapat membantu mencapai kesuksesan di bidang presenter dan mempertahankan kesuksesan. Sikap positif yang dapat membantu adalah rendah hati, tidak mudah menyerah, tidak cepat puas, selalu mau belajar, disiplin waktu, mudah diajak kerjasama, sabar, mau mendengarkan orang lain (open minded), jujur, bisa diandalkan, dan menghargai orang lain.Sikap dalam seorang presenter dapat dilihat dari hal-hal kecil seperti mimik wajah, perilaku dan tutur katanya. 2.6.3 Prasyarat Menjadi Presenter Presenter sebagai komunikator bertugas menyampaikan informasi dan memandu acara yang dibutuhkan oleh audience, sehingga keberhasilan suatu acara yang dibawakan akan sangat sangat tergantung pada kemampuan audience untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dan menghibur. Untuk menjadi presenter yang baik juga diperlukan kepribadian yang tepat. Dan berikut ini adalah beberapa prasyarat untuk menjadi presenter televisi yang baik, yaitu: 1. Penampilan yang baik perlu didukung oleh watak dan pengalaman. Tidak cukup hanya good looks wanita cantik atau pria tampan. Bagi wanita diperlukan wajah yang menarik serta perawakan yang baik, sedangkan bagi pria perlu memiliki kemampuan membawakan dirinya. 38 2. Kecerdasan pikiran yang meliputi pengetahuan umum, penguasaan bahasa, daya penyesuaian, dan daya ingatan yang kuat, sehingga mampu membawakan announcement didepan kameradengan enak dan jelas tanpa membaca, dan jika perlu semuanya dihafal dan dilatih sendiri. 3. Keramahan yang tidak berlebihan (over friendly) yang dapat menjengkelkan dan menjadi tidak wajar. 4. Jenis suara yang tepat dengan warna suara yang enak menyenangkan untuk didengardan memiliki wibawa yang cukup mantap, yaitu suara yang menimbulkan kepercayaan, meyakinkan bagi yang mendengarnya, sehingga membuat penirsa memperhatikan apa yang dikatakan. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa prasyarat bagi presenter yang baik adalah seorang yang enak dilihat dan enak didengarkan dalam membawakan acara siaran, serta menunjukkan kepribadian yang wajar. Sebagai seorang presenter juga harus dapat mengendalikan sikap/gerakan dan perasaan (motions & emotions) dalam memelihara imitacy (kedekatan) dengan pemirsa melalui kontak mata (eye contact).Penggunaan humor dan bahasa tubuh juga merupakan salah satu kiat untuk menjadi seorang presenter yang baik. Kemampuan membuat humor akan sangat membantu seorang presenter dalam merebut hati khalayak. Lalu bahasa tubuh, metode komunikasi manusia tidak semata-mata hanya bergantung dari kata-kata yang diucapkan. Gerakan fisik seseorang dapat menggambarkan apa yang sedang mereka pikirkan dan raskan dan gerakan ini biasa disebut dengan bahasa tubuh. Dalam konteks sebagai pembicara/presenter, penggunaan bahasa tubuh yang baik dan benar dapat 39 mempermudah seorang presenter untuk memberikan pengertian terhadap apa yang hendak mereka sampaikan. (Triono: 2009) 2.6.4 Tugas dan Tanggung Jawab Seorang Presenter Berikut adalah tugas dan tanggung jawab dari seorang presenter : 1. Seorang presenter bertugas mengantarkan dan membawakan mata acara siaran baik radio maupun televisi dan bertanggung jawab atas kelancaran acara yang berlangsung. 2. Memberikan narasi pada saat pembukaan dan penutupan siaran yang diproduksi oleh stasiun setempat. 3. Menyediakan setiap saat interview dan membacakan naskah siaran berita. 2.6.5 Nuansa Karakter (AKTING) Seorang Presenter Menjadi presenter relatif lebih berat dibading menjadi anchor. (Ardianto: 2009) Untuk menjadi seorang presenter, hal-hal berikut harus diperhatikan; 1. Mampu memainkan akting (face act) yang pas dengan focus programnya. 2. Menguasai tekhnik dramatisasi suara (dialog yang dramatis) agar menarik dan sesuai dengan fokus programnya. 3. Mampu menggerakan tubuh sesuai dengan mempertegas atau memberikan kesan tertentu. tuntutan dialog untuk 40 Seorang presenter harus menampilkan secara penuh face act (akting/ekspresi wajah), termasuk sorot mata, tarikan wajah, dan gerak bibir. Agar terlihat komunikatif dan menarik dalam membawakan acara, seorang presenter perlu memperhatikan hal-hal ini: 1. Sesuaikan akting dengan jenis/spesifikasi program. Bila fokus program siarannya membicarakan tindak criminal, prostitusi, terorisme, perang dan lainnya, maka karakter (face performance) dan sikap seorang presenter bernuansa serius, tegas dan penuh kharisma. 2. Untuk profesi host, akting/karakter (face performance) dan sikap, nuansanya agak lunak/sedang. 3. Untuk profesi anchor, bernuansa familiar, tegas, berwibawa dan simpatik. 4. Khusus untuk presenter infotainment, harus menunjukkan karakter familiar, ceria dan gembira. 5. Untuk presenter program siaran horor, misteri, mistik, maka presenter harus bernuansa seram, menakutkan dan menyeramkan. (Ardianto: 2009) 2.7 Social Cognitive Theory Teori Kognitif Sosial (Social Cognitive Theory) dikembangkan oleh seorang tokoh bernama Albert Bandura, penamaan baru dari teori yang pada awalnya bernamakan Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory) ini bermula pada tahun 1970an dan 1980-an. Pada beberapa publikasinya, Bandura telah mengelaborasi proses belajar sosial dengan faktor-faktor kognitif dan behavioral yang mempengaruhi seseorang dalam proses belajar sosial. Teori ini sangat berperan dalam mempelajari efek 41 dari isi media massa pada khalayak media di level tertentu. Secara singkat Teori Kognitif Sosial memberikan sebuah penjelasan tentang bagaimana perilaku bisa dibentuk melalui pengamatan pada model-model yang ditampilkan oleh media massa. Efek dari pemodelan ini meningkat melalui pengamatan tentang imbalan dan hukuman yang dijatuhkan pada model, melalui identifikasi dari khalayak pada model tersebut, dan melalui sejauh mana khalayak memiliki efikasi diri tentang perilaku yang dicontohkan di media. Asumsi dari teori kognitif sosial adalah bahwa proses belajar akan terjadi jika seseorang mengamati seorang model yang menampilkan suatu perilaku dan mendapatkan imbalan atau hukuman karena perilaku tersebut. Melalui pengamatan ini, orang tersebut akan mengembangkan harapan-harapan tentang apa yang akan terjadi jika ia melakukan perilaku yang sama dengan sang model. Harapan-harapan ini akan memengaruhi proses belajar perilaku dan jenis perilaku berikutnya yang akan muncul. Namun, proses belajar ini akan dipandu oleh sejauh mana orang tersebut mengidentifikasi dirinya dengan sang model dan sejauh mana ia merasakan efikasi diri tentang perilaku-perilaku yang dicontohkan sang model. Melalui dasar pemikiran ini, aplikasi dari teori kognitif sosial dengan penelitian di media massa perlu diperjelas. Di dalam masyarakat masa kini, banyak model yang kita pelajari adalah model yang kita lihat, dengar, atau baca di media massa. 2.7.1 Social Learning Theory Manusia belajar dari observasi. Namun yang menjadi pertanyaan adalah seberapa jauh dan apa jenis perilaku yang dipelajari orang dari media. Beberapa 42 faktor dari pembelajaran sosial tersebut yang pertama adalah imitasi. Imitasi adalah istilah dari duplikasi perilaku secara langsung. Yang kedua adalah idientifikasi yang merupakan bentuk khusus dari imitasi yang meniru model yang tergeneralisasi melampaui tindakan tertentu, berasal dari keinginan usaha untuk menjadi seperti model dengan kualitas yang lebih luas. Teori ini kini diaplikasikan pada perilaku konsumen kendati pada awalnya menjadi bidang penelitian komunikasi massayang bertujuan untuk memahami efek terpaan media massa. Berdasarkan penelitian Albert Bandura, teori ini menjelaskan bahwa pemirsa meniru apa yang mereka lihat di televisi, melalui suatu proses yang disebut observational learning (pembelajaran dari hasil pengamatan). (Baran: 2010) 2.7.2 Konsep-Konsep Utama dalam Cognitive Social Theory Konsep utama dari teori kognitif sosial adalah pengertian tentang obvervational learning atau proses belajar dengan mengamati. Jika ada seorang "model" di dalam lingkungan seorang individu, misalnya saja teman atau anggota keluarga di dalam lingkungan internal, atau di lingkungan publik seperti para tokoh publik di bidang berita dan hiburan, proses belajar dari individu ini akan terjadi melalui cara memperhatikan model tersebut. Terkadang perilaku seseorang bisa timbul hanya karena proses modeling. Modeling atau peniruan merupakan "the direct, mechanical reproduction of behavior”, reproduksi perilaku yang langsung dan mekanis (Baran & Davis, 2000: 184). 43 Baranowski, Perry, dan Parcel (1997) menyatakan bahwa "reinforcement is the primary construct in the operant form of learning" proses penguatan merupakan bentuk utama dari cara belajar seseorang. Proses penguatan juga merupakan konsep sentral dari proses belajar sosial. Di dalam teori kognitif sosial, penguatan bekerja melalui proses efek menghalangi (inhibitory effects) dan efek membiarkan (disinhibitory effects). Inhibitory Effects terjadi ketika seseorang melihat seorang model yang diberi hukuman karena perilaku tertentu, misalnya penangkapan dan vonis hukuman terhadap seorang artis penyanyi terkenal karena terlibat dalam pembuatan video porno. Dengan mengamati apa yang dialami model tadi, akan mengurangi kemungkinan orang tersebut mengikuti apa yang dilakukan sang artis penyanyi terkenal itu. Sebaliknya, Disinhibitory effects terjadi ketika seseorang melihat seorang model yang diberi penghargaan atau imbalan untuk suatu perilaku tertentu. Efek-efek yang dikemukakan di atas tidak tergantung pada imbalan dan hukuman yang sebenarnya, tetapi dari penguatan atas apa yang dialami orang lain tapi dirasakan seseorang sebagai pengalamannya sendiri (vicarious reinforcement). Menurut Bandura (1986), vicarious reinforcement terjadi karena adanya konsep pengharapan hasil (outcome expectation) dan harapan hasil (outcome expectancies). Outcome expectations menunjukkan bahwa ketika kita melihat seorang model diberi penghargaan dan dihukum, kita akan berharap mendapatkan hasil yang sama jika kita melakukan perilaku yang sama dengan model. Selanjutnya, seseorang mengikat nilai dari pengharapan tersebut dalam bentuk outcome expectancies, harapan akan hasil. Harapan-harapan ini 44 mempertimbangkan sejauh mana penguatan tertentu yang diamati itu dipandang sebagai sebuah imabalan/penghargaan atau hukuman. Konsep-konsep yang telah dikemukakan merupakan proses dasar dari pembelajaran dalam teori kognitif sosial. Meskipun demikian, terdapat beberapa konsep lain yang dikemukakan teori ini yang akan memengaruhi sejauh mana belajar sosial berperan. Salah satu tambahan yang penting bagi teori ini adalah konsep identifikasi (indentification) dengan model di dalam media. Secara khusus teori kognitif sosial menyatakan bahwa jika seseorang merasakan hubungan psikologis yang kuat dengan sang model, proses belajar sosial akan lebih terjadi. Menurut White (1972: 252) identifikasi muncul mulai dari ingin menjadi hingga berusaha menjadi seperti sang model dengan beberapa kualitas yang lebih besar. Teori kognitif sosial juga mempertimbangkan pentingnya kemampuan sang "pengamat" untuk menampilkan sebuah perilaku khusus dan kepercayaan yang dipunyainya untuk menampilkan perilaku trsebut. Kepercayaan ini disebut dengan self-efficacy atau efikasi diri (Bandura, 1977) dan hal ini dipandang sebagai sebuah prasayarat kritis dari perubahan perilaku. 2.8 Perubahan Perilaku Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan dan baik disadari maupun tidak. Seiring dengan tidak disadari bahwa interaksi itu sangat kompleks sehingga kadang- kadang kita tidak sempat memikirkan penyebab seseorang 45 menerapkan perilaku tertentu. Dilihat dari Segi Biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Perilaku manusia adalah semua tindakan atau aktivitas manusia, baik yang diamati lansung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar. Menurut Skiner (1938), perilaku adalah suatu respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Pengertian itu dikenal dengan teori S-O-R (stimulus-organisme-respons). Skiner membedakan respons tersebut menjadi 2 jenis, yaitu respondent response (reflexive) dan operant response (instrumental response). Secara lebih proposional perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau seseoang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek tersebut. Respon ini berbentuk 2 macam, yakni bentuk pasif adalah respon internal yaitu terjadi didalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain. Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung. Perilaku sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata makan disebut overt behavior. Disini peneliti mencoba untuk meneliti perubahan perilaku yang terjadi terhadap komunitas I no Arashi di Jakarta setelah menonton acara Arashi ni Shiyagare. Perubahan perilaku yang terjadi terdiri dari berbagai macam perubahan seperti gaya penampilan (style) ataupun perubahan idientitas. (Wawan: 2010) 46 2.9 Model Analisis Tabel 2.1: Model Analisis Pengaruh presenter Arashi ni Perubahan perilaku anggota komunitas I no Arashi di Shiyagare di livejournal ⇒ Variabel X 2.10 Jakarta Variabel Y Definisi dan Operasionalisasi Konsep 2.10.1 Definisi Konsep Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu independen dan dependen. Variabel indepenten presenter terdiri dari dua dimensi, yaitu: 1. Penampilan 2. Kemampuan pribadi Di masing-masing dimensi akan diturunkan menjadi indikator yang mana indikator-indikator tersebut terwakili oleh konsep-konsep yang ada di dalam teori sosial kognitif: 1. Observational learning: merupakan proses belajar dengan mengamati. 2. Inhibitory effects: terjadi ketka seseorang melihat seorang model yang diberi hukuman karena perilaku tertentu. 3. Disinhibitory effects: terjadi ketika seseorang melihta seorang model yang diberi penghargaan atau imbalan untuk suatu perilaku tertentu. 47 4. Vicarious reinforcement: terjadi karena adanya konsep pengharapan hasil (outcome expectation) dan harapan hasil (outcome expectancies). 5. Self-efficasy: kemampuan sang “pengamat” untuk menampilan sebuah perilaku khusus dan kepercayaan yang dipunyainya untuk menampilkan perilaku tersebut. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku terbagi atas beberapa dimensi, yaitu diantaranya: 1. Penampilan 2. Perbuahan idientitas 2.10.2 Operasionalisasi Konsep Tabel 2.2: Operasionalisasi Konsep Variabel/Konsep Dimensi Indikator Presenter Arashi Penampilan Saya tertarik dengan gaya rambut member / salah satu ni Shiyagare member Arashi Saya tertarik dengan gaya berpakaian member / salah satu member Arashi Menurut saya Arashi dapat membawa diri di hadapan para guests Menurut saya Arashi dapat menjaga sikap di hadapan para guests 48 Saya setuju bila salah satu member Arashi berbicara tidak baik atau melakukan hal bodoh, member lainnya akan men-tsukkomi-nya. Saya setuju bila member / salah satu member Arashi melakukan yang terbaik, mereka akan diberikan reward Kemampuan Arashi memiliki wawasan yang luas sebagai presenter Pribadi Arashi dapat membawakan acara Arashi ni Shiyagare dengan baik Arashi dapat membangun suasana selama acara berlangsung Arashi memiliki warna suara yang khas sehingga dapat membuat audience bersemangat Arashi menguasai tekhnik dramatisasi suara dalam membawakan programnya Arashi mampu berakting dengan baik Arashi mampu menggerakan tubuh sesuai dengan tuntutan dialog Arashi mampu menjalin hubungan baik terhadap guest yang diundang Arashi mampu membuat penonton jalannya acara dari awal sampai akhir menikmati 49 Arashi dapat membuat penonton mengetahui banyak informasi baru Arashi mampu melakukan tantangan-tantangan yang diberikan dengan baik Arashi memiliki kemauan untuk mempelajari setiap tantangan-tantangan yang diberikan oleh guest Perubahan Perubahan Gaya rambut saya berubah mengikuti member / salah Perilaku Penampilan satu member Arashi Gaya rambut saya berubah mengikuti gaya rambut wanita ideal yang disenangi oleh member / salah satu member Arashi Gaya berpakaian saya berubah mengikuti member / salah satu member Arashi Gaya berpakaian saya berubah mengikuti gaya berpakaian wanita ideal yang disenangi oleh member / salah satu member Arashi Perubahan Saya merubah / membuat nama baru yang memiliki Idientitas unsur nama Jepang Karena Arashi saya memiliki keinginan untuk pergi ke Jepang Karena Arashi saya tertarik untuk mendalami bahasa Jepang 50 Karena Arashi kemampuan berbahasa Jepang saya bertambah sedikit demi sedikit Karena Arashi, pernah terlintas di dalam pikiran saya untuk menjadi warga negara Jepang Gaya berbicara saya mengikuti member / salah satu member Arashi Gaya berpikir saya mengikuti member / salah satu member Arashi