BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PUBLIC RELATIONS 1. Pengertian

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PUBLIC RELATIONS
1. Pengertian Public Relations
Dalam dunia bisnis, PR lebih dari sekedar kata-kata, simbolsimbol, dan meningkatkan pemasaran, tapi menjadi suatu dambaan
sumber konseling (pemberi nasihat) bagi manajemen. Berbagai
perusahaan seperti Johnson & Johnson, Toyota, Harley Davidson,
Perrier dan Procter & Gamble semuanya menempatkan PR sebagai
guidance (penasihat) ketika perusahaan menghadapi tragedi. Seperti
tragedi perusahaan di Indonesia dengan kasus biskuit/mie instan
beracun, produk yang mengandung lemak babi, peran PR sebagai
penasihat dan ujung tombak dalam menetralisir opini publik yang
negatif sangat diperlukan sekali.
Di hari-hari mendatang, PR diperkirakan akan mengalami
pertumbuhan yang luar biasa. Bidang PR semakin kuat berkembang,
karena adanya suatu masyarakat demokratis dimana orang-orang
memiliki kebebasan untuk berdebat (berbicara) dan mengambil
berbagai keputusan.
Dari uraian yang ada, untuk memberikan arti yang tegas mengenai
pengertian public relations, para ahli dan para profesional memiliki
13
pendapat yang berbeda-beda dalam mendefinisikan humas. Karena
memang dari segi latar belakang yang berbeda serta ruang lingkup dan
kegiatan humas yang dinamis terhadap perubahan di masyarakat dan
mengikuti tren perkembangan jaman, terutama dalam era pasar bebas,
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sekarang ini.
Adapun beberapa pendapat tentang definisi Public Relations
menurut para ahli. Definisi Public Relations menurut Dr. Rex F.
Harlow yaitu :
“Public Relations adalah fungsi manajemen yang khas yang
membantu pembentukan dan pemeliharaan komunikasi dua arah,
saling pengertian, penerimaan dan kerjasama antara organisasi dan
masyarakatnya yang melibatkan dalam manajemen problem atau
masalah, membantu manajemen untuk selalu mendapatkan
informasi dan merespons pendapat umum, mendefinisikan dan
menekankan
tanggung
jawab
manajemen
dalam
melayani
kepentingan masyarakat, membantu manajemen mengikuti dan
memanfaatkan perubahan dengan efektif, berfungsi sebagai sistem
peringatan awal untuk membantu antisipasi kecenderungan, dan
menggunakan riset serta komunikasi yang masuk akal dan etis
sebagai sarana utamanya”.
Dari pengertian Dr. Rex F Harlow mengenai Public Relations
dapat disimpulkan bahwa Public Relations merupakan salah satu
fungsi manajemen sebagai fasilitator komunikasi yang mengubungkan
14
antara pihak perusahaan dan masyarakat, karena salah satu tugas itulah
PR harus dapat menciptkakan suasana kondusif dan menciptakan opini
publik yang berkembang supaya terdapat feedback atau komunikasi
dua arah antara pihak perusahaan dengan masyarakat luas. Aspek
tanggung jawab menjadi suatu hal yang sangat ditekankan untuk dapat
membentuk sebuah opini publik yang baik guna rencana perusahaan
kedepannya.
Sedangkan menurut kamus Fund and Wagnal, American Standard
Desk Dictionary terbitan 1994, Public Relations merupakan :
“Public Relations adalah segenap kegiatan dan teknik/kiat yang
digunakan oleh organisasi atau individu untuk menciptakan atau
memelihara suatu sikap dan tanggapan yang baik dari pihak luar
terhadap keberadaan dan sepakterjangnya”.
Dapat kita tarik kesimpulan bahwa dalam mengejar tujuan, semua
hasil atau tingkat kemajuan yang telah dicapai, tolak ukurnya
berdasarkan pada kegiatan PR. Karena kegiatan PR merupakan
tindakan yang nyata dan berdasarkan perencanaan yang matang dan
berkesinambungan.
Scoot M Cutlip, Allen H. Center dan Glen M. Broom
mendefiniskan Public Relations, sebagai :
“Fungsi manajemen yang membentuk dan memelihara hubungan
yang saling menguntungkan antara organisasi dan masyarakat,
yang menjadi sandaran keberhasilan atau kegagalannya”.
15
Dari pengertian Scoot M Cutlip, Allen H. Center dan Glen M.
Broom tersebut dapat di tarik suatu intisari bahwa parameter dari suatu
keberhasilan suatu perusahaan yaitu melalui pembentukan hubungan
dan pemeliharaan hubungan antara organisasi dan masyarakat. Jika PR
tak dapat membentuk hubungan tersebut, tentu saja fungsi manajemen
tak akan berjalan dan keberhasilan suatu fungsi manajemen akan
terkendala, bahkan tak akan dapat tercapai. Maka dari itu, komunikasi
dua arah merupakan hal yang vital dalam pembentukan hubungan
timbal balik seperti ini.
The Institute Public Relations di Inggris juga mendefenisikan
Public Relations, bahwa :
“Public
Relations
merupakan
keseluruhan
upaya
yang
dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam
rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling
pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya”.
Dari pengertian menurut The Institute Public Relations, dapat
ditarik kesimpulan bahwa Public Relations merupakan suatu planning
yang matang yang mewakili fungsi manajemen dengan fokus utama
penciptaan hubungan saling pengertian dan niat baik (goodwill) agar
tercipta sebuah opini serta citra yang baik di mata khalayak luas.
Rhenald Khasali mendefinisikan bahwa :
“sebagai fungsi manajemen yang melakukan evaluasi terhadap
sikap-sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur
16
seorang atau sebuah perusahaan terhadap publiknya, menyusun
rencana serta menjalankan program-program komunikasi untuk
memperoleh pemahaman dan penerimaan publik”.
Menurut Rhenald Khasali mendefinisikan Public Relations sebagai
fungsi manajemen untuk melakukan evaluasi terhadap sikap-sikap
publik dalam berkomunikasi, mengidentifikasi suatu kebijakan
manajemen publik dan prosedur di dalam menyusun rencana strategis
perusahaan serta menjalankan suatu program komunikasi untuk
memperoleh
dan
memelihara
pemahaman
serta
penerimaan
masyarakat tentang komunikasi.
Terdapat beberapa pengertian menurut para ahli yang penulis
jabarkan, namun pada intinya tujuan utama dari public relations yaitu
tetap sama, yaitu menciptakan opini publik dan citra positif perusahaan
di mata khalayak umum. public relations merupakan suatu fungsi
manajemen yang terencana, sistematis dan berkesinambungan melalui
kegiatan nyata yang berdampak pada pembentukan citra positif dan
komunikasi dua arah yang saling menguntungkan antara perusahaan
dan masyarakat luas. Jadi penekanan makna Public Relations yaitu
pada proses pembentukan dan pemeliharaan citra.
2. Fungsi Public Relations
Berbicara mengenai Fungsi Public Relations, sebetulnya hanya
sederhana yaitu Public Relations memiliki fungsi untuk menjalin
17
hubungan antara pihak internal dan eksternal perusahaan serta
merangkul berbagai stakeholder perusahaan yang berkepentingan.
Namun pada prinsipnya, kegiatan public relations tak bisa terlepaskan
dengan fungsi dari public relations itu sendiri, karena melalui kegiatan
public relations dapat diketahui secara jelas kegiatan internal dan
eksternal public relations.
Adapun beberapa ahli memaparkan fungsi-fungsi public relations,
antara lain sebagai berikut :
Cutlip & Center menyebut fungsi public relations sebagai berikut

Menunjang
kegiatan
manajemen
dan
mencapai
tujuan
organisasi.

Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan
menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publik dan
menyalurkan opini publik kepada perusahaan.

Melayani publik dan memberikan nasihat kepada pimpinan
perusahaan untuk kepentingan umum.

Membina hubungan secara harmonis antara perusahaan dan
publik, baik internal maupun eksternal.

Mengidentifikasi yang menyangkut opini, persepsi dan
tanggapan masyarakat terhadap badan atau organisasi yang
diwakilinya atau sebaliknya.
Sedangkan pada tahun 1975, Foundation for Public Relations
Research and Education mengumpulkan 65 praktisi public
18
relations dalam sebuah studi. Hasilnya diperoleh beberapa poin
penting tentang fungsi public relations. Public relations adalah
fungsi manajemen yang tugasnya :

Membantu memelihara dan menjaga komunikasi, pengertian,
penerimaan dan kerjasama antara organsiasi dan publiknya.

Mencakup manajemen masalah dan isu-isu.

Membantu manajemen selalu memberikan informasi pada dan
responsif terhadap opini publik.

Mendefinisikan dan menekankan pada tanggung jawab
manajemen untuk melayani kepentingan publik.

Membantu manajemen selalu mengikuti dan memanfaatkan
perubahan.

Melayani sisten pencegahan awal untuk mengantisipasi tren.

Menggunakan riset dan teknik berkomunikasi yang beretika
sebagai alat-alat pokok.
Public Relations memiliki fungsi tersendiri menurut Onong
Uchjana Effendy, fungsi dari PR adalah sebagai berikut :

Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan
organisasi.

Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik,
baik eksternal maupun internal.
19

Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan
menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan
menyalurkan opini kepada organisasi.

Melayani publik dan menasihati pimpinan organisasi demi
kepentingan umum.
Jadi, berdasarkan pemaparan beberapa para ahli mengenai public
relations, dapat penulis tarik kesimpulan bahwa fungsi dari public
relations yaitu menjembatani hubungan timbal balik antara pihak
internal dengan eksternal perusahaan agar tercipta goodwill dari
masyarakat sekitar yang tentunya berimplikasi pada citra positif
perusahaan.
3. Tujuan Public Relations
Berbicara mengenai PR, dapat kita pahami bahwa PR adalah
sebuah aktifitas yang terencana, maka tujuan PR dapat kita samakan
menjadi tujuan komunikasi. Karena public relations adalah fungsi
manajemen dalam melakukan kegiatan komunikasi, maka pada
dasarnya tujuan public relations adalah tujuan-tujuan komunikasi.
Yang dimaksud dengan tujuan komunikasi diatas yaitu adanya suatu
perubahan dari segi kognisi (saling pengertian), afeksi (saling
percaya), serta psiomotoris (memelihara serta menciptakan kerjasama).
Dan dalam realitas praktik public relations di perusahaan, tujuan
public relations antara lain :
20
 Menciptakan
pemahaman
(mutual
understanding)
antara
perusahaan dengan publiknya
Melalui kegiatan komunikasi diharapkan terjadi kondisi
kecukupan informasi ini merupakan dasar untuk mencegah
pembentukan persepsi. Kesalahpahaman akibat persepsi atau
kekurangan informasi merupakan kesalahan mendasar dalam
kegiatan komunikasi. Ketercukupan informasi akan terwujud bila
public relations menyediakan saluran komunikasi yang terbuka dan
memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah yang timbal balik.

Membangun citra korporat
Citra (image) merupakan gambaran yang ada dalam publik
tentang
perusahaan.
Citra
adalah persepsi
publik
tentang
perusahaan, perilaku perusahaan, atau perilaku individu-individu
dalam perusahaan dan lainnya. Citra perusahaan bukan hanya
dilakukan oleh public relations, tetapi perilaku seluruh unsur-unsur
perusahaan (karyawan, manajer dan lainnya). Dengan kata lain,
citra korporat adalah citra keseluruhan yang dibangun dari semua
komponen perusahaan.

Membentuk opini publik yang favourable
Sikap publik terhadap perusahaan dapat di artikan sebagai opini
publik. Opini publik ini merupakan ekspresi publik mengenai
persepsi dan sikapnya terhadap perusahaan. Ada tiga jenis opini
yaitu opini positif (mendukung atau favourable), negatif dan netral.
21
Citra perusahaan yang baik akan membuat keuntungan kompetitif
bagi perusahaan. Keuntungan tersebut dapat bermacam-macam
tergantung dari konteksnya, mulai dari peningkatan penjualan,
mendukung pengembangan produk baru, memperkuat relasi
keuangan, membuat harmoni hubungan dengan karayawan,
mendukung program rekrutmen, dan membantu menangani krisis.

Membentuk goodwill dan kerjasama
Pada tahapan ini, tujuan public relations sudah pada tataran
tindakan action. Artinya, sudah tercipta jalinan kerjasama dalam
membentuk perilaku tertentu yang
mendukung keberhasilan
perusahaan. Dalam tahap ini, diharapkan publik secara nyata
mendukung program-program perusahaan.
Goodwill dan kerjasama akan terwujud jika ada inisiatif yang
dilakukan berulang-ulang oleh public relations perusahaan untuk
menanamkan saling pengertian dan kepercayaan kepada publiknya.
Kemudian diikuti dengan tindakan nyata perusahaan untuk
komitmen mewujudkan kepentingan publik.
4. Peran Public Relations
Perkembangan
public
relations
selalu
berkaitan
dengan
pengembangan peran public relations, baik sebagai praktisi maupun
sebagai tenaga profesional dalam suatu perusahaan. Peran public
relations menjadi salah satu kunci pembentukan pemahaman
22
masyarakat mengenai perusahaan. Peran public relations dibagi
menjadi empat kategori antara lain :

Penasihat Ahli (Expert Preciber)
Seorang praktisi public relations yang berpengalaman memiliki
kemampuan tinggi dalam membantu mencari solusi dalam
penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya. Dalam hal ini
praktisi
public
relations
bertindak
sebagai
subjek
dalam
memecahkan dan mengatasi persoalan yang terjadi antara
perusahaan dengan khalayak luas.

Fasilitator Komunikasi (Communication Facilitator)
Praktisi PR, bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk
membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang
diinginkan dan diharapkan oleh publiknya dari organisasi
bersangkutan, sekaligus harus mampu menjelaskan kembali
keinginan, harapan dan kebijakan organisasi kepada publik luas.

Fasilitator
Pemecahan
Masalah
(Problem
Solving
Process
Facilitator)
Peran praktisi PR untuk membantu pimpinan organisasi baik
sebagai penasihat hingga mengambil tindakan keputusan dalam
mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara
rasional dan profesional.
23

Teknisi Komunikasi (Communication Technician)
Peranan teknisi komunikasi ini menjadikan praktisi PR
seabagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan
teknis komunikasi dan sistem komunikasi dalam organisasi
tergantung dari masing-masing bagian atau tingkatan yaitu media
komunikasi yang dipergunakan dari tingkat pimpinan dengan
bawahan akan berbeda dari bawahan ke tingkat atasan. Begitu juga
arus dan media komunikasi antara satu bagian atau tingkatan.
5. Tugas Public Relations
Lima tugas pokok Public Relations :

Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian
informasi secara lisan, tertulis, visual (melalui gambar) kepada
publik, agar publik mempunyai pengertian yang benar tentang
organisasi atau perusahaan, tujuan serta kegiatan yang dilakukan.

Memonitor, merekam dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat
umum atau masyarakat. Selain itu menjalankan dan bertanggung
jawab terhadap kehidupan organisasi bersama dengan masyarakat.

Memperbaiki citra organisasi
Citra organisasi atau atau perusahaan bisa merupakan citra dari
pimpinan, ada citra yang menjadi keinginan, harapan dan
sebagainya.
24

Tanggung jawab sosial
Public relations merupakan instrumen untuk bertanggung
jawab terhadap semua kelompok yang berhak terhadap tanggung
jawab tersebut. Terutama kelompok publik sendiri baik internal
maupun eksternal.

Komunikasi
Public relations mempunyai bentuk komunikasi yang khusus,
komunikasi timbale balik, maka pengetahuan komunikasi menjadi
modalnya. (Rumanti;2003;39)
6. Peran Internal Public Relations
Tiap anggota perusahaan mulai dari tingkat pimpinan hingga
tingkat bawahan harus selalu menyadari bahwa mereka sebagai
keluarga dari perusahaan, tingkah laku dan perbuatan yang dilakukan
karyawan tentu akan mempengaruhi nama baik perusahaan.
Sebuah perusahaan harus mampu menciptakan iklim yang kondusif
di antara karyawan, penciptaan iklim tersebut dapat berupa
peningkatan gaji serta tunjangan dan berkala serta beberapa bentuk
penghargaan kepada karyawan agar membentuk rasa memiliki (sense
of belonging) pada karyawan.
Ada beberapa usaha untuk dapat menciptakan keadaan yang
tentram dalam bekerja melalui kebijakan internal public relations,
antara lain :
25

Pengumuman-pengumuman
Melalui papan penerangan bisa diumumkan setiap program
kerja atau kebijakan pimpinan dalam perusahaan. Selain itu dapat
dikemukakan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan dan masih
yang harus dicapai.

Buku pegangan pegawai
Dalam buku tersebut dijelaskan mengenai tujuan pokok
perusahaan.
Kebijakan
pimpinan
untuk
mencapai
tujuan,
pembagian kerja tiap-tiap sektor usaha dalam perusahaan.

Kontak pribadi
Komunikasi antar karyawan, baik vertikal maupun horizontal
perlu dilakukan untuk lebih mengenal dan mendalami sifat masingmasing karyawan. Terutama antara atasan dan bawahan, perlu
adanya kontak pribadi, sehingga suasana akrab dalam pergaulan
akan tercapai. Kontak pribadi dalam arti saling menegur atau
menghargai dalam batasan kesopanan dan kesusilaan.

Pertemuan-pertemuan berkala
Secara berkala hendaknya diadakan pertemuan-pertemuan
dimana masing-masing dapat mengeluarkan pendapatnya.

Kotak suara
Untuk menampung pendapat para bawahannya yang tidak
berani mengemukakan pendapatnya dalam forum pertemuan, bisa
26
diadakan kotak suara yang setiap saat bisa diisi oleh suara-suara
karyawan secara tertulis.

Laporan kepada pemegang saham
Khusus
mengenai
pertanggungjawaban
dalam
bidang
keuangan, perlu dilaporkan melalui pertemuan antara pimpinan
perusahaan dengan para pemegang saham. Pertemuan itu sudah
tentu diselenggarakan atau diatur oleh petugas public relations.

Hiburan dan darmawisata
Pertemuan lain yang bersifat rileks perlu pula diselenggarakan
petugas public relations. Untuk memupuk rasa akrab dan setia
kawan, serta relasi kekeluargaan di antara para pegawai dan
keluarganya perlu diadakan pertemuan dalam bentuk hiburan atau
darmawisata.

Olahraga
Kekompakan dalam suatu tim perlu dikembangkan, antara lain
dengan penyaluran bakat masing-masing pegawai ke dalam suatu
tim kerja yang bersifat rekreasi seperti olahraga.

Study tour dan pelatihan
Guna meningkatkan keterampilan dan pengetahuannya, para
karyawan pun perlu diberi pendidikan tambahan seperti study tour
ataupun pelatihan-pelatihan khusus.
27

Hadiah-hadiah dan penghargaan
Terhadap para karyawan yang menunjukkan prestasi terbaik,
baik dalam kerja sehari-hari maupun dalam kegiatan lainnya yang
menguntungkan perusahan. Sebaiknya diberikan hadiah-hadiah dan
penghargaan, hal tersebut dimaksudkan agar dapat memacu kinerja
karyawan agar lebih baik.

Klinik dan apotek bagi kesejahteraan karyawan beserta keluarga di
bidang kesehatan. Perusahaan-perusahaan besar sesuai dengan
kemampuannya dapat mendirikan sarana kesehatan (rumah sakit,
klinik,
apotek).
Sehingga
perusahaan
diharapkan
dapat
memperoleh keuntungan tambahan.

Tempat-tempat ibadah
Bagi penanaman
modal dan
mental
yang
baik
bagi
karyawannya. Perusahaan perlu menyediakan suatu tempat-tempat
ibadah yang representatif.

Tempat-tempat pendidikan
Untuk mendidik anak-anak para karyawannya perlu kiranya
didirikan
tempat
pendidikan
khusus
oleh
perusahaan.
(Suhandang;2004;74)
Semuanya sebagai peran dan usaha untuk mencapai tujuan dari
internal public relations guna menciptakan suasana yang kondusif di
dalam lingkungan public internal perusahaan.
28
B. KOMUNIKASI
1. Pengertian Komunikasi
Perkembangan dunia semakin cepat berubah, dalam dua dasawarsa
terakhir
perkembangan
teknologi
sudah
sedemikian
pesatnya
memberikan dampak yang menyentuh segala aspek kehidupan
manusia. Salah satu yang berkembang pesat dan menjadi pemicu dari
perkembangan yang telah terjadi adalah komunikasi.
Komunikasi (communication) berasal dari bahasa latin communis
yang berarti sama. Communico, communication atau communicare
yang berarti membuat sama (make to common). Secara sederhana
komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian
pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi
bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan
yang lainnya (communication depends on our ability to understand
one another) dan kemampuan penyesuaian dengan pihak yang diajak
berkomunikasi. Dengan demikian, kata komunikasi menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengacu pada suatu upaya yang
bertujuan untuk mencapai kebersamaan.
Adapun beberapa pendapat tentang definisi komunikasi menurut
para ahli, definisi komunikasi menurut Himstreet dan Baty dalam
Business Comunications: Principles and Methods yaitu
29
“Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar
individu melalui suatu sistem yang biasa (lazim) baik dengan
simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan”.
Dari pengertian menurut Himstreet dan Baty dalam Business
Communications: Principles and Methods, penulis dapat menarik
kesimpulan
bahwa
Komunikasi
menitikberatkan
pada
proses
pertukaran informasi antar individu baik melalui perilaku ataupun
persimbolan khusus.
Sedangkan menurut Webster New Collogiate Dictionary dijelaskan
bahwa :
“Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi di antara
individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda, atau
tingkah laku”.
Seperti halnya menurut pengertian dari yang penulis paparkan
sebelumnya, Komunikasi menurut Webster New Cologiate Dictionary
juga menjadikan pertukaran informasi menjadi titik tumpu pada proses
komunikasi yang berlangsung di antara individu-individu.
Harold D Lasswell mengatakan bahwa :
“Komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut : “Who
Says What In Which Channel To Whom With What Effect?” (Siapa
mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan efek
bagaimana). (Mulyana;2010;69)
30
Dari pengertian komunikasi menurut Harold D Laswell, penulis
dapat menarik kesimpulan bahwa komunikasi itu merupakan suatu
tindakan yang sangat mudah, hanya menentukan subyek, obyek dan
dampak yang ditimbulkan dari proses itu sendiri.
Everett M Rogers mendefinisikan komunikasi sebagai :
“proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu
penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah
laku”.
Dari pengertian komunikasi menurut Everett M Rogers, dapat
ditarik kesimpulan bahwa komunikasi merupakan suatu proses
gagasan atau ide dari seorang individu melalui proses komunikasi
dengan individu lain dengan maksud merubah tingkah laku.
Sedangkan menurut John R Wenburg dan William W Wilmot,
mendefinisikan bahwa :
“Komunikasi adalah usaha untuk memperoleh makna”.
Dari definisi Komunikasi menurut John R Wenburg dan William
W William W Wilmot, penulis menitikberatkan bahwa komunikasi
merupakan serangkaian usaha atau tindakan untuk memperoleh makna.
Jadi proses atau tindakan yang terjadi tersebut harus memiliki arti atau
makna bagi koresponden.
Terdapat beberapa pengertian komunikasi menurut para ahli,
namun penulis menyimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses
pembentukan, pemberian, penerimaan dan penyampaian pesan secara
31
langsung ataupun tidak langsung yang terjadi antar individu-individu
dengan maksud atau tujuan tertentu.
2. Proses Komunikasi
Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer
dan secara sekunder.

Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian
pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang (simbol) sebagai media.

Proses komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian
pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat
atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang
(simbol) sebagai media.
3. Unsur-unsur Komunikasi
Dari pengertian komunikasi yang telah dikemukan diatas menurut
beberapa ahli, komunikasi hanya dapat terjadi apabila didukung oleh
adanya unsur-unsur dalam komunikasi. Secara ringkas, unsur-unsur
komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut :
32

Komunikator (sender)
Komunikator merupakan pihak yang mempunyai maksud
berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada
orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa
informasi dalam bentuk bahasa maupun lewat persimbolan yang
bisa dimengerti kedua pihak.

Pesan (message)
Pesan adalah setiap pemberitahuan, kata, atau komunikasi baik
lisan maupun tertulis, yang dikirimkan dari satu orang ke orang
lain.

Fungsi pengiriman (encoding)
Proses untuk mengubah pesan ke dalam bentuk yang
dioptimasi untuk keperluan penyampaian pesan/data.

Media/saluran (channel)
Merupakan
alat
yang
menjadi
penyampai
pesan
dari
komunikator ke komunikan.

Fungsi penerimaan (decoding)
Proses memahami simbol-simbol bahasa (bahasa pesan) yaitu
simbol grafis atau huruf-huruf dengan cara mengasosiasikannya
atau menghubungkan simbol-simbol dengan bunyi-bunyi bahasa
beserta variasi-variasinya yang dilakukan penerima pesan dari
penyampai pesan.
33

Komunikan (receiver)
Komunikan merupakan penerima pesan dan menerjemahkan
arti dari pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti
oleh komunikan itu sendiri.

Respons (response)
Merupakan rangsangan atau stimulus yang timbul sebagai
akibat dari perilaku komunikan setelah menerima pesan.

Umpan balik (feedback)
Feedback merupakan tanggapan atau isyarat yang berisi kesan
dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal.
C. KOMUNIKASI ORGANISASI
1. Pengertian Komunikasi Organisasi
Sebelum membahas tentang Komunikasi Organisasi, sebaiknya
kita harus mengetahui pengertian dari komunikasi terlebih dahulu.
Komunikasi merupakan salah satu aspek yang terpenting dan juga
kompleks dalam kehidupan manusia. Manusia sangat dipengaruhi oleh
komunikasi yang dilakukannya dengan manusia lain baik yang dikenal
maupun yang tidak dikenal sekalipun.
Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin
yaitu communicatus yang berarti berbagi atau menjadi milik bersama.
Kata sifatnya communis yang bemakna umum atau bersama-sama.
34
Dengan dengan demikian, merujuk pada suatu upaya yang bertujuan
berbagi untuk mencapai kebersamaan.
Mengenai organisasi, salah satu definisi menyebutkan bahwa
organisasi merupakan suatu kumpulan atau sistem individual yang
melalui satu hirearki/jenjang dan pembagian kerja, berupa mencapai
tujuan yang ditetapkan.
Goldhabber (1986) memberikan definisi komunikasi organisasi
sebagai :
“proses penciptaan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan
hubungan yang saling tergantung sama lain untuk mengatasi
lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah”.
Sedangkan menurut Reading & Sandborn, definisi Komunikasi
organisasi yaitu:
“Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan
informasi yang kompleks”
Dalam komunikasi organisasi, tindakan yang perlu dipahami
didalamnya seperti apa instruksi pimpinan sudah dilaksanakan dengan
benar oleh karyawan atau bagaimana cara karyawan menyampaikan
keluhan atau saran kepada pimpinan dan kemungkinan tujuan
organisasi agar tercapai sesuai hasil yang diharapkan.
Jadi dapat disimpulkan pengertian komunikasi organisasi menurut
beberapa ahli yang penulis sebutkan bahwa Komunikasi organisasi
merupakan suatu proses komunikasi yang beralur dalam satu jaringan
35
suatu organisasi yang dilakukan antar individu di dalam alur jaringan
organisasi tersebut.
D. SALURAN KOMUNIKASI
Meskipun semua organisasi melakukan komunikasi dengan berbagai
pihak untuk mencapai tujuannya, pendekatan yang dipakai antara satu
organisasi dengan organisasi lain bervariasi atau berbeda-beda. Bagi
perusahaan yang berskala kecil, yang hanya memiliki beberapa karyawan,
penyampaian informasi dapat dilakukan secara langsung kepada para
karyawan tersebut. Lain halnya dengan perusahaan besar yang memiliki
ribuan karyawan, untuk penyampaian informasi kepada para karyawan
menjadi sesuatu yang rumit.
Secara umum pola komunikasi dikelompokkan menjadi saluran
komunikasi formal dan saluran komunikasi informal.

Saluran Komunikasi formal
Djoko
Purwanto
(1996;23)
menjelaskan
mengenai saluran
komunikasi formal. Nampak berbagai macam kedudukan yang
masing-masing sesuai batas tanggung jawab dan wewenangnya.
Dalam kaitannya dengan proses penyampaian informasi dari
pimpinan kepada bawahan, ataupun dari pimpinan ke karyawan, pola
transformasi informasinya dapat berbentuk komunikasi dari atas ke
bawah (downward communication), komunikasi dari bawah ke atas
36
(upward
communication),
komunikasi
horizontal
(horizontal
communication) dan komunikasi diagonal (diagonal communication).
a. Komunikasi dari atas ke bawah
Komunikasi dari atas ke bawah (downward ommunication)
merupakan aliran komunikasi dari atasan ke bawahannya.
Umumnya
terkait dengan tanggung jawab dan wewenang
seseorang dalam suatu organisasi. Seorang pimpinan menggunakan
jalur
komunikasi ke
bawah dengan tujuan
mengarahkan,
mengkoordinasikan dan mengendalikan berbagai kegiatan yang
ada di level bawah.
Komunikasi dari atas ke bawah berbentuk perintah, instruksi
dan prosedur yang harus dijalankan oleh para bawahannya karena
dibutuhkannya satu bahasan yang sama, sederhana dan mudah
dipahami.
Komunikasi ke bawah dapat menggunakan bentuk komunikasi
lisan maupun tulisan. Komunikasi lisan dapat berupa percakapan
biasa, wawancara formal antara supervisor dengan karyawan.
Sedangkan bentuk komunikasi tulisan adalah memo, manual
pelatihan,
kotak
informasi,
surat
kabar,
majalah,
papan
pengumuman, buku petunjuk dan bulletin.
Kelemahan dari saluran komunikasi ke bawah adalah
kemungkinan terjadinya penyaringan atau sensor informasi penting
sebelum disampaikan kepada para bawahan. Dengan kata lain
37
informasi yang diterima para bawahan bisa jadi tidak selengkap
aslinya.
b. Komunikasi dari bawah ke atas
Komunikasi dari bawah ke atas (upward communication)
berarti alur informasi berasal dari bawah menuju atas. Informasi
yang berasal dari para karyawan selanjutnya disampaikan ke atas.
Untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam suatu
organisasi dan mengambil keputusan secara tepat,
sudah
sepantasnya bila pimpinan memperhatikan aspirasi yang berasal
dari bawahan. Untuk mencapai keberhasilan komunikasi ke atas,
para pimpinan harus memiliki rasa percaya diri kepada para
bawahannya.
Salah satu kelemahan komunikasi ke atas adalah ada
kemungkinan bawahan hanya menyampaikan informasi yang baikbaik saja (Asal Bapak Senang), sedangkan informasi yang agaknya
mempunyai kesan negatif atau tidak disenangi oleh pimpinan tidak
disampaikan. Karena para bawahan beranggapan dengan hanya
melaporkan hal yang baik-baik saja, ia dapat menjaga posisinya
dan mendapatkan rasa aman.
c. Komunikasi horizontal
Komunikasi
horizontal (horizontal
communication)
atau
komunikasi lateral dalah komunikasi yang terjadi antara bagianbagian yang memiliki posisi sejajar/sederajat dalam suatu
38
organisasi. Tujuan komunikasi horizontal adalah untuk melakukan
persuasi, mempengaruhi dan memberi informasi kepada bagian
yang memiliki kedudukan sejajar.
Komunikasi horizontal menjadi penting dikala masing-masing
bagian dalam organisasi memiliki tingkat saling ketergantungan
yang cukup besar.
d. Komunikasi diagonal
Komunikasi diagonal (diagonal communication) melibatkan
komunikasi antara dua tingkat organisasi berbeda. Penelitian yang
pernah dilakukan bahwa komunikasi lateral dan diagonal lebih
banyak diterapkan dalam suatu organisasi yang berskala besar
dimana terdapat saling ketergantungan yang cukup besar antara
bagian-bagian dalam organisasi tersebut.
Salah satu kelemahan komunikasi diagonal adalah komunikasi
ini dapat menggangu jalur komunikasi yang rutin dan telah
berjalan normal dalam suatu organisasi. Selain itu komunikasi
diagonal dalam organisasi berskala besar sulit dikendalikan secara
efektif.
Meski saluran komunikasi formal sangat penting bagi
organisasi besar, namun komunikasi formal memiliki dampak yang
kurang
menguntungkan
perusahaan.
39
dari
sudut
individualisis
maupun
Dari sudut individualisis, komunikasi formal sering membuat
frustasi atau menjengkelkan pihak tertentu, khususnya mengenai
keterbatasan untuk masuk ke dalam proses pengambilan keputusan.
Banyak jalur yang harus dilalui sebelum berkomunikasi secara
langsung dengan pimpinan puncak.
Dari sudut perusahaan, komunikasi formal memungkinkan
munculnya distorsi atau gangguan penyampaian informasi ke level
yang lebih tinggi, karena setiap keterkaitan (link) dalam jalur
komunikasi dapat menggambarkan suatu kemungkinan munculnya
kesalahpahaman.
Setiap pesan yang mengalir baik dari atas maupun bawah
memungkinkan adanya perubahan terhadap pesan aslinya.

Saluran Komunikasi informal
Dalam jaringan komunikasi informal, orang-orang yang ada dalam
organisasi tanpa memperdulikan jenjang hirearki, pangkat dan
kedudukan dapat berkomunikasi leluasa. Meskipun hal-hal yang
mereka bicarakan biasanya bersifat umum, kadangkala mereka juga
bicara hal-hal yang berkaitan dengan situasi kerja dalam organisasi.
Biasanya komunikasi informal juga digunakan oleh para manager
untuk memantau karyawan melakukan pekerjaannya.
Namun komunikasi informal ini memiliki kekurangan seperti
kurang akuratnya informasi yang disampaikan dan tidak dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
40
E. CITRA DALAM PUBLIC RELATIONS
Citra adalah kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu
kenyataan.
Pemahaman itu sendiri muncul karena adanya informasi.
Tugas seorang public relations adalah membangun, menjaga dan
menegakkan citra perusahaan yang diwakilinya agar tidak menimbulkan
kesalahpahaman dan tidak melahirkan isu-isu yang dapat merugikan
perusahaan. Citra yang baik dimaksudkan agar perusahaan dapat tetap
hidup dan orang-orang yang ada didalamnya dapat terus mengembangkan
kreativitasnya bahkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi orang
lain.
Rhenald Khasali menyatakan bahwa :
“Citra adalah kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu
kenyataan. Pemahaman yang berasal dari informasi yang tidak lengkap
akan menciptakan citra yang tidak sempurna”.
Public Relations sebagai salah satu unsur penting dalam perusahaan,
tentu saja wajib membangun citra positif perusahaan. Pembentukan citra
itu sendiri merupakan suatu keharusan bagi suatu perusahaan. Dengan
citra yang positif, perusahaan akan mampu mempertahankan eksistensi
serta kepercayaan dari publik.
Citra perusahaan dapat ditingkatkan oleh bagian Humas dengan
berbagai kegiatan yang berusaha untuk meraih sambutan positif dari
mayarakat. Mulai dari kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR),
pemberian modal bagi para wirausaha kecil dan menengah serta masih
41
banyak lagi berbagai kegiatan yang dapat menarik citra positif dari publik.
Dengan demikian bagian Humas mempunyai tanggung jawab besar dalam
membentuk dan mempertahankan citra positif di mata publik.
42
Download