kesukaan pemilihan warna dalam mewarnai gambar pada anak

advertisement
Kesukaan Pemilihan Warna .... (Zulfa Fauzia) 86
KESUKAAN PEMILIHAN WARNA DALAM MEWARNAI GAMBAR PADA
ANAK KELOMPOK B DI TK GUGUS I TIMBULHARJO
FAVORITE COLOURS IN KINDERGARTEN COLOURING ACTIVITY
Oleh: zulfa fauzia, pgpaud fip uny
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah persentase kesukaan pemilihan warna dalam mewarnai
gambar pada anak kelompok B di TK Gugus I Timbulharjo. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini ialah pendekatan kuantitatif dalam bentuk deskriptif. Terdapat tujuh TK yang menjadi populasi, dari
populasi ini terbagi menjadi 11 kelas kelompok B dengan jumlah 250 anak. Sejumlah 87 anak yang akan dijadikan
sampel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi dan dokumentasi. Teknik
analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa warna
yang disukai anak dalam mewarnai gambar pada kelompok B di TK Gugus I Timbulharjo adalah warna merah
dengan rata-rata sebesar 80,17% dengan keterangan sifat yang ikut teramati yaitu gembira, ramah, dan riang.
Warna jingga dengan rata-rata sebesar 83,05% dengan keterangan sifat yang ikut teramati yaitu sifat kehangatan,
semangat, dan antusias, dan warna kuning dengan rata-rata sebesar 79,89% dengan keterangan sifat berani, agresif,
dan energik. Kesukaan warna tersebut dapat dilihat dari hasil mewarnai objek gambar seperti rumah, tumbuhan,
hewan, dll dengan menggunakan krayon sebagai alat mewarnainya.
Kata kunci: pemilihan warna, mewarnai gambar, anak
Abstract
This study aims to determine the percentage of a selection of colour in colouring activity for children in TK
Gugus I Timbulharjo. The research approach used quantitative approach in descriptive form. There are 7
kindergartens for this population, the population is divided into 11 classes in group B with the number of 250
children. Some 87 children to be sampled. Data collection techniques in this study using techniques of observation
and documentation. Data analysis techniques using descriptive analysis. Based on the research note that the
preferred colour in colouring pictures of children in group B at TK Gugus I Timbulharjo is red with an average of
80.17% with the characteristic of courage, aggressive, and energetic. On orange with an average of 83.05% with
the characteristic of warmth, passion, and enthusiasm, and yellow with an average of 79.89% with the
characteristic of happy, friendly, and jovial. A colour can be seen from the object image dye houses, plants,
animals, ect.by using crayons as colouring tool.
Keywords: selection of colors, colouring, children
PENDAHULUAN
maupun visual dalam bentuk garis dan warna.
Kegiatan menggambar dan mewarnai
Menggambar adalah proses mengungkapkan ide,
ternyata merupakan kegiatan yang berbeda.
angan-angan, perasaan, pengalaman, dan yang
Menurut Sumanto (2005) mewarnai adalah proses
dilihatnya dengan menggunakan jenis peralatan
memberi warna pada suatu media. Mewarnai
menggambar
gambar diartikan sebagai proses memberi warna
mewarnai merupakan dua proses yang berbeda,
pada media yang sudah bergambar. Sedangkan
terbukti pada saat anak mewarnai, anak lebih
menggambar menurut Sumanto (2005: 47) adalah
memilih warna yang digunakan untuk mengisi
kegiatan manusia untuk mengungkapkan apa
gambarnya sesuai dengan objek yang dilihatnya
yang dirasakan dan dialaminya baik mental
(konkret).
tertentu.
Sedangkan
Menggambar
pada
saat
dan
anak
87 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 1 Tahun ke-6 2017
menggambar maka anak memilih warna yang
efek psikologis kedua kategori warna tersebut
digunakannya sesuai dengan keinginan atau
dapat mempengaruhi psikologi manusia yang
imajinasinya.
melihat. Efek psikologis golongan warna hangat
Dalam melakukan kegiatan mewarnai
seperti merah dapat membangkitkan energi, aktif,
gambar, ternyata terdapat perbedaan pula saat
antusias,
pemilihan warna yang disukai oleh anak-anak
darah. Penerapan warna merah terlalu banyak
yang bertempat tinggal di kota dengan anak yang
dapat merangsang kemarahan dan agresivitas,
bertempat tinggal di desa. Anak-anak yang
sementara efek psikologis warna dingin seperti
bertempat tinggal di kota cenderung untuk
biru dapat menimbulkan perasaan tenang, sejuk,
memilih warna yang bebas, berani, dan bermotif.
tentram, hening, dan damai, tapi hati-hati jika
Sedangkan anak-anak yang bertempat tinggal di
menerapkan warna biru dalam desain interior
desa cenderung memilih warna yang apa adanya
karena warna biru yang terlalu dominan bisa
dan anak yang tinggal di desa tidak menunjukkan
menimbulkan kelesuan.
keberanian yang lebih dalam memilih warna
Peneliti
seperti
anak-anak
yang
tinggal
di
kota
bersemangat,
penelitian
meningkatkan
tertarik
ini
untuk
dikarenakan
aliran
melakukan
saat
peneliti
dikarenakan suatu ilmu psikologi yang disebut
mengobservasi dan mewawancarai beberapa guru
psycohomeostatis.
TK di Gugus I Timbulharjo, didapatkan data
Menurut Wong (dalam Sarwo Nugroho,
bahwa hampir setiap hari semua TK yang ada di
2015: 22) warna dapat didefinisikan secara
Gugus I Timbulharjo terdapat kegiatan mewarnai.
objektif atau fisik sebagai sifat cahaya yang
Guru-guru di TK Gugus I Timbulharjo berkata
dipancarkan atau secara subjektif atau psikologis
bahwa mewarnai gambar sudah merupakan suatu
sebagai
indra
menu wajib dikarenakan hampir seluruh kegiatan
penglihatan. Secara objektif atau fisik, warna
pembelajaran dilaksanakan dengan media Lembar
dapat digambarkan oleh panjang gelombang.
Kerja Anak (LKA) dengan pembelajaran klasikal
Dilihat dari panjang gelombang, cahaya yang
atau kelompok, maka untuk mengantisipasi anak
nampak oleh mata merupakan salah satu bentuk
yang
pancaran energi yang merupakan bagian sempit
diberikan oleh guru sambil menunggu temannya
dan gelombang elektromagnetik.
yang lain, guru selalu mengarahkan anak-anak
bagian
dari
pengalaman
sudah
menyelesaikan
kegiatan
yang
Teori Warna Munsell dan Brewster (dalam
didiknya untuk mewarnai gambar tersebut.
Sarwo Nugroho, 2015: 39) menerangkan bahwa
Kebetulan saat peneliti mengobservasi hasil karya
lingkaran warna primer hingga tersier bisa
anak sebelum melakukan penelitian, ternyata
dikelompokkan menjadi dua kelompok besar,
warna yang disukai anak di TK Gugus I
yaitu kelompok warna panas dan warna dingin.
Timbulharjo
Warna panas dimulai dari kuning kehijauan
gambarnya ialah warna-warna panas.
hingga merah. Sementara warna dingin dimulai
dari ungu kemerahan hingga hijau. Dilihat dari
dan
muncul
dalam
mewarnai
Kesukaan Pemilihan Warna .... (Zulfa Fauzia) 88
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini ialah pendekatan kuantitatif
dalam bentuk deskriptif. Hal ini sesuai dengan
pendapat (Suharsimi Arikunto 2006: 12) yang
mengemukakan
adalah
bahwa
pendekatan
dituntut
penelitian
penelitian
menggunakan
kuantitatif
yang
angka,
penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif.
Analisis
data
dilakukan
peneliti
setelah
melakukan pengumpulan data dari pengamatan
atau observasi. Penyajian data dalam penelitian
ini
melalui
perhitungan
tabel,
diagram
persentase
batang,
(Nana
dan
Syaodih
Sukmadinata 2005: 233).
banyak
mulai
dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data
Keterangan:
tersebut, serta penampilan hasilnya.
NP
: nilai persen yang dicari atau
diharapkan
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan
di
TK
kelompok B pada TK Gugus I Timbulharjo yaitu
pada TK Aisyiyah Slanggen, TK Masyithoh Budi
R
: skor mentah
SM
: skor maksimum
100
: bilangan tetap
Dalam
Lestari, dan TK Tunas Harapan. Penelitian
dilaksanakan pada bulan November-Desember
penelitian
ini
menggunakan
checklist dalam skala nominal
yang akan
memberikan dua kategori yaitu ya dan tidak.
tahun 2016.
Yang dimaksud pengertian kuantitatif dalam
Populasi/Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
penelitian ini yaitu hasil yang diperoleh berupa
seluruh Kelompok B TK Gugus I Timbulharjo,
dan disesuaikan dengan konteks yang ingin
yang berjumlah 7 TK. Metode yang digunakan
diamati, sehingga menjadi muncul dan tidak
dalam penarikan sampel ini adalah purposive
muncul.
angka akan dideskripsikan dalam penelitian ini
sampling dengan pertimbangan jumlah kelas
dengan populasi sebanyak 250 anak dan sampel
sebanyak 87 anak.
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Terdapat satu variabel dalam penelitian ini
yaitu kesukaan pemilihan warna dalam mewarnai
gambar dengan sub variabel yaitu warna panas
Data
Teknik
pengumpulan
data
dalam
yang terdiri dari warna kuning, jingga, dan
penelitian ini menggunakan teknik observasi dan
merah.
dokumentasi.
dijabarkan lagi menjadi tiga sifat yang akan ikut
observasi
Peneliti
nonpartisipan
menggunakan
teknik
terstruktur
dengan
lembar checklist.
teramati
Dari
sub
variabel
tersebut
masih
yaitu warna kuning dengan sifat
gembira, ramah, dan riang. Warna jingga dengan
sifat kehangatan, semangat, dan antusias. Warna
Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam
merah dengan sifat berani, agresif, dan energic
dalam kegiatan mewarnai anak yang berkaitan
89 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 1 Tahun ke-6 2017
dengan
kesukaan
pemilihan
warna
dalam
mewarnai gambar pada anak kelompok B di TK
Gugus I Timbulharjo pada tiga warna yang di
amati akan dijelaskan melalui histogram.
Gugus I Timbulharjo.
Ketiga warna yang sudah diteliti akan
Histogram Warna Panas pada Warna
Kuning dalam Kegiatan Mewarnai pada
Anak Kelompok B di TK Gugus I
Timbulharjo
disimpulkan menjadi satu keseluruhan dalam
rata-rata warna panas dalam kegiatan mewarnai
pada anak kelompok B di TK Gugus I
Timbulharjo seperti tabel berikut:
Tabel 1. Hasil Persentase Ketiga Warna Panas
dalam Kegiatan Mewarnai pada Anak
Kelompok B di TK Gugus I
Timbulharjo
Total Skor
War
Jum Per Ka
N na
Obs Obs Obs Obs lah sen te
o yang
an ta
go
1
2
3
4
diak se ri
amat
(%
i
)
1 Me
74
71
68
66 279 80, M
rah
85, 81, 78, 75,
17
06
61
16
86
%
%
%
%
%
2 Jing
78
75
67
69 289 83, M
ga
89, 86, 77, 79,
05
66
21
01
31
%
%
%
%
%
3 Ku
70
79
65
64 278 79, M
ning 80, 90, 74, 73,
88
46
80
71
56
%
%
%
%
%
Keterangan: TM: Tidak Muncul, M: Muncul
Data tabel diatas dapat disimpulkan
300
280
260
Jumlah Warna Panas
Warna Merah
Warna Jingga
Warna Kuning
Gambar 1. Histogram Ketiga Warna Panas pada
Warna Kuning dalam Kegiatan
Mewarnai pada Anak Kelompok B di
TK Gugus I Timbulharjo
Pemaparan di atas merupakan keseluruhan
warna yang diamati dalam kegiatan mewarnai
yang berkaitan dengan kesukaan pemilihan
warrna
dalam
mewarnai
gambar
dapat
disimpulkan bahwa pada kelompok B TK Gugus
I Timbulharjo yang paling rendah yaitu pada
warna kuning dengan persentase 79,88%. Warna
kuning menurut Waikins (dalam Sarwo Nugroho,
2015:59) memiliki karakter yaitu terang, gembira,
ramah, supel, riang, dan cerah serta memberikan
respon
psikologis
berupa
muda,
kekayaan,
gembira, imajinasi, kreativitas, optimis, harapan,
dalam
filosofi, ketidak-jujuran, pengecut (untuk budaya
mewarnai gambar pada anak kelompok B di TK
Barat), pengkhianatan, pencerahan, intelektualitas
Gugus I Timbulharjo yang muncul dan diamati
dan kekuasaan.
bahwa
kesukaan
pemilihan
warrna
oleh peneliti selama empat kali pengamatan yaitu
Warna kuning yang muncul pada hasil
pada warna merah 80,17% telah berada pada
karya mewarnai anak di TK Gugus I Timbulharjo
kategori M (Muncul), pada warna jingga 83,05%
Sewon Bantul diketahui sudah muncul walaupun
berada pada kategori M (Muncul), dan pada
bila disandingkan dengan kedua warna yang lain
warna kuning 79,88% berada pada kategori M
warna
(Muncul).
persentase yang paling rendah, namun warna
ini
masih
berada
dalam
tingkatan
Secara lebih jelas warna panas dalam
kuning telah disimpulkan muncul pada kesukaan
kegiatan mewarnai pada anak kelompok B di TK
pemilihan warrna dalam mewarnai gambar pada
Kesukaan Pemilihan Warna .... (Zulfa Fauzia) 90
kelompok B di TK Gugus I Timbulharjo,
senang, periang, dan antusiame. Jingga adalah
sehingga data persentase warna kuning ini dapat
kombinasi warna merah dan kuning yang
diinterprestasikan ke dalam sifat yang ikut
merupakan warna hangat dan ramah yang
teramati yang telah dipaparkan di dalam kisi-kisi
membuat orang merasa nyaman. Jingga adalah
kemunculan warna panas yaitu sifat gembira,
hasil peleburan merah dan kuning, sehingga efek
ramah, dan riang yang dimunculkan anak-anak.
yang dihasilkan masih tetap sama, yaitu kuat dan
Sifat tersebut dapat diamati dan dirasakan
hangat. Diketahui bahwa warna jingga yang
oleh peneliti pada saat awal peneliti melakukan
muncul pada hasil karya mewarnai anak di TK
observasi sebelum melakukan penelitian hingga
Gugus I Timbulharjo Sewon Bantul sudah
saat peneliti melakukan penelitian yang terakhir.
muncul dan disandingkan dengan kedua warna
Saat peneliti melakukan observasi awal, guru-
yang lain warna ini berada dalam tingkatan
guru pada masing-masing TK memperkenalkan
persentase yang paling tinggi, jadi warna jingga
peneliti kepada anak-anak bahwasannya peneliti
telah
akan menjadi teman main anak-anak selama
pemilihan warrna dalam mewarnai gambar pada
kurang lebih dua bulan ini dari hitungan peneliti
kelompok B di TK Gugus I Timbulharjo,
melakukan observasi hingga pengambilan data.
sehingga data persentase warna jingga ini dapat
Respon pertama yang peneliti rasa dari semua TK
diinterprestasikan ke dalam sifat yang ikut
yang peneliti amati ialah semua anak-anak
teramati yang telah dipaparkan di dalam kisi-kisi
memberikan keramahan dalam meyapa peneliti
kemunculan warna panas yaitu sifat kehangatan,
dan selalu riang gembira dalam melakukan
semangat, dan antusias yang dimunculkan anak-
kegiatan pembelajaran. Hampir disetiap kegiatan
anak.
mewarnai
peneliti
selalu
menjumpai
sifat
disimpulkan
Peneliti
muncul
melihat
pada
kesukaan
bahwasanya
hampir
gembira, ramah, dan riang muncul dalam
semua anak menggunakan warna jingga untuk
keseharian anak. Hal ini dapat dipertegas dengan
mewarnai gambarnya, ada sebagian anak yang
warna kuning yang dimunculkan pada hasil karya
menggunakan warna tersebut dengan jumlah yang
anak yang ternyata sejalan dengan karakter serta
banyak,
respon psikologis yang dijelaskan oleh Waikins.
menggunakan warna kuning walaupun hanya
Kesukaan
pemilihan
ada
beberapa
anak
yang
dalam
dengan jumlah yang sedikit dalam gambarnya.
mewarnai gambar dapat disimpulkan bahwa pada
Pada penelitian ini, peneliti tidak dapat meneliti
kelompok B TK Gugus I Timbulharjo yang
mengapa kuantitas warna jingga yang digunakan
paling tinggi adalah warna orange atau jingga
anak pada masing-masing karyanya berbeda satu
dengan persentase 83,05% dimana pada warna ini
dengan yang lain dikarenakan keterbatasan ilmu.
terdapat karakter yaitu dorongan, merdeka,
Sifat yang ikut teramati dalam warna jingga ini
anugerah,
Dan
ialah kehangatan, semangat, dan antusias. Sifat
memberikan respon psikologis berupa energi,
tersebut dapat diamati dan dirasakan oleh peneliti
keseimbangan, kehangatan, kreatifitas, semangat,
pada saat awal peneliti melakukan observasi
bahaya,
dan
warrna
dan
kehangatan.
91 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 1 Tahun ke-6 2017
sebelum
melakukan
penelitian
hingga
saat
telah
disimpulkan
muncul
pada
kesukaan
peneliti melakukan penelitian yang terakhir. Pada
pemilihan warna dalam mewarnai gambar pada
saat peneliti melakukan observasi awal, guru-
kelompok B di TK Gugus I Timbulharjo,
guru pada masing-masing TK memperkenalkan
sehingga data persentase warna merah ini dapat
peneliti kepada anak-anak, anak-anak menyambut
diinterprestasikan ke dalam sifat yang ikut
dengan penuh kehangatan dan antusias kepada
teramati yang telah dipaparkan dalam kisi- kisi
peneliti. Hal ini dapat dipertegas dengan warna
kemunculan warna panas yaitu sifat berani,
jingga yang dimunculkan pada hasil karya anak
agresif, dan energik yang dimunculkan anak-
yang ternyata sejalan dengan karakter serta
anak.
respon psikologis yang dijelaskan oleh Waikins.
Warna panas dalam kegiatan mewarnai
Peneliti melihat hampir semua anak
menggunakan warna merah untuk mewarnai
dapat disimpulkan bahwa pada kelompok B TK
gambarnya,
Gugus I Timbulharjo yang berada di tengah-
menggunakan warna tersebut dengan jumlah yang
tengah atau dapat dikatakan sebagai warna umum
banyak,
yang sering muncul adalah warna merah dengan
menggunakan warna kuning walaupun hanya
persentase 80,17% dimana pada warna ini
dengan jumlah yang sedikit dalam gambarnya.
terdapat karakter yaitu kuat, energik, marah,
Namun pada penelitian ini, peneliti tidak dapat
berani, bahaya, agresif, merangsang, dan panas
meneliti mengapa kuantitas warna jingga yang
serta respon psikologis berupa power, energi,
digunakan anak pada masing-masing karyanya
kehangatan, cinta, nafsu, agresi, gairah, bahaya,
berbeda satu dengan yang lain dikarenakan
berpendirian, dinamis, dan percaya diri. Merah
keterbatasan ilmu. Sifat yang ikut teramati dalam
juga membangkitkan emosi dan menciptakan
warna merah ini ialah berani, agresif, dan
perasaan kegembiraan
energik.
atau intensitas,
juga
ada
dan
Sifat
sebagian
ada
anak
beberapa
tersebut
dapat
anak
diamati
yang
yang
dan
memiliki karakter penuh dengan kekuatan dan
dirasakan oleh peneliti pada saat awal peneliti
antusias, tetapi pada saat yang sama, warna ini
melakukan
dapat dianggap sebagai tuntutan dan sikap
penelitian
agresif.
penelitian yang terakhir.
Merah adalah warna yang kuat sekaligus
observasi
hingga
saat
sebelum
melakukan
peneliti
melakukan
Saat peneliti melakukan observasi awal,
hangat. Biasanya digunakan untuk memberikan
anak-anak
efek
dan
menunjukkan keberanian dalam menyapa dan
berteriak. Diketahui bahwa warna merah yang
bersalaman dengan peneliti, lalu pada observasi
muncul pada hasil karya mewarnai anak di TK
ke dua anak-anak telah berani berbicara bahkan
Gugus I Timbulharjo Sewon Bantul sudah
mengajak peneliti bermain pada saat istirahat,
muncul dan disandingkan dengan kedua warna
pada saat istirahat pula peneliti mengamati anak-
yang lain warna ini berada dalam tingkatan
anak bermain dan berkegiatan dengan penuh
persentase di tengah-tengah, jadi warna merah
energik. Agresif yang diamati dalam penelitian
psikologi
panas,
berani,
marah
pada
masing-masing
TK
telah
Kesukaan Pemilihan Warna .... (Zulfa Fauzia) 92
ini ialah agresif respon anak satu dengan yang
Ada satu atau dua orang anak yang selama
lainnya apakah termasuk ke dalam agresif
penelitian jarang sekali memunculkan warna
semangat atau agresif kemarahan. Saat peneliti
panas,
melakukan penelitian dari awal observasi hingga
menggunakan warna dingin. Warna biru, ungu,
akhir penelitian ditemukan data bahwa anak yang
dan hijau, menurut Munsell sistem menurut
memiliki agresif kemarahan atau yang sering
Henry (dalam Sarwo Nugroho, 2015: 40)
dicap oleh gurunya nakal dalam satu kelas hanya
digolongkan
ada satu atau dua orang anak saja, yang lainnya
memberikan kesan tenang, kalem, dan pasif. Saat
termasuk dalam agresif bersemangat. Ada satu
pengamatan penelitipun, anak yang memunculkan
TK
warna-warna
yang
peneliti
melakukan
penelitian,
namun
anak
menjadi
dingin
tersebut
warna
tersebut
lebih senang
dingin
dan
memanglah
didapatkan dua orang anak yang termasuk ke
memunculkan sifat sedikit lebih tenang dan pasif
dalam label guru sebagai anak yang nakal, namun
daripada teman yang lain, namun sesekali anak
memiliki agresif semangat dan memberikan hasil
tersebut juga memunculkan warna panas dalam
karya atau berkegiatan dengan sangat baik. Hal
hasil karyanya.
ini dapat dipertegas dengan warna merah yang
sejalan dengan karakter serta respon psikologis
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa
yang dijelaskan oleh Waikins.
kesukaan pemilihan warrna dalam mewarnai
dimunculkan pada hasil karya anak yang ternyata
Terdapat warna panas dengan warna
gambar pada anak kelompok B di TK Gugus I
merah, jingga, dan kuning yang tidak muncul
Timbulharjo yang muncul adalah warna panas
selama penelitian, dan didapatkan hasil bahwa
merah
warna
merah
persentase
rata-rata
sebesar
tidak
muncul
dengan
80,17%
warna
jingga
dengan
teramati yaitu gembira, ramah, dan riang. Warna
persentase 16,95%, dan warna kuning dengan
panas jingga dengan persentase rata-rata sebesar
persentase
keterangan
83,05% dengan keterangan sifat yang ikut
bahwa anak kelompok B di TK Gugus I
teramati yaitu sifat kehangatan, semangat, dan
Timbulharjo telah banyak memunculkan warna
antusias. Dan warna panas kuning dengan
panas
kegiatan
persentase rata-rata sebesar 79,89% dengan
mewarnainya, dan hanya sedikit anak yang tidak
keterangan sifat berani, agresif, dan energic.
memunculkan warna panas dalam penelitian ini
Kesukaan pemilihan warna tersebut dapat dilihat
dan dapat disimpulkan bahwa anak kelompok B
dari hasil karya mewarnai gambar objek gambar
di TK Gugus I Timbulharjo sudah memunculkan
seperti rumah, tumbuhan, hewan, dan manusia.
kesan semangat, kuat, dan aktif. Hal ini sejalan
Saran
persentase
di
yang
dengan
19,83%,
20,11%,
hasil
memberikan
karya
dalam
dengan keterangan sifat yang ikut
dengan pendapat Henry (dalam Sarwo Nugroho,
Berdasarkan data hasil dan kesimpulan
2015: 40) bahwasannya warna panas memberikan
penelitian kesukaan pemilihan warna dalam
kesan semangat, kuat, dan aktif.
mewarnai gambar pada anak Kelompok B di TK
93 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 1 Tahun ke-6 2017
Gugus
I
Timbulharjo,
peneliti
dapat
memberikan
ruang
gerak
anak
untuk
menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:
menuangkan segala hal yang ada di otaknya.
1. Untuk Guru
Diketahui bahwa menggambar ialah kegiatan
a. Sebaiknya
guru
jangan
terlalu
banyak
dimana
seseorang
menggambar
sendiri
menuangkan kegiatan pembelajaran anak ke
sesuatu objek lalu memberikan warna yang
dalam kegiatan mewarnai gambar karena
sesuai dengan keinginannya juga, jadi segala
mewarnai
berbagai
hal yang ingin anak ungkapkan dapat tercapai
seperti
dan tersalurkan melalui kegiatan menggambar
membatasi ruang gerak ide anak untuk
bebas tersebut, dan anak dapat merasakan
berimajinasi dan membuat ide anak menjadi
suatu kelegaan/kepuasan atas emosi-emosi
pasif. Diketahui bahwa mewarnai gambar
yang dia rasakan dan ingin salurkan.
dampak
dapat
yang
memberikan
kurang
positif
yang dilakukan oleh anak hanya sekedar
2. Untuk Sekolah
memberikan warna pada media yang sudah
Sebaiknya diciptakan lingkungan sekolah
bergambar. Anak cenderung akan mewarnai
yang nyaman, menarik, dan menyenangkan
gambarnya sesuai hal yang nyata/konkret
untuk anak dan guru sehingga terbangun
yang dia lihat dalam kesehariannya, maka
suasana yang saling kondusif satu sama lain.
dikhawatirkan anak menjadi kurang dapat
Contohnya
bergerak bebas dalam menuangkan segala ide/
media, cat dinding, dan lain-lain yang
gagasan/pemikiran/imajinasi yang dia punyai
berwarna
namun dia hanya bisa memberikan warna
menjalani segala kegiatan yang diberikan oleh
pada kertas yang sudah bergambar sesuai
guru tanpa ada tekanan dan anak dapat
kenyataannya saja. Bila ada anak yang sehari-
bereksplorasi sesuai dengan keinginannya,
harinya selalu diminta untuk melakukan
karena pada dasarnya warna memang dapat
kegiatan mewarnai, maka anak tersebut akan
memberikan beberapa efek psikologis pada
menjadi pribadi yang pemarah karena selalu
anak. Bahkan sekolah bisa menyediakan satu
diatur dan tidak dapat menuangkan idenya.
sudut dinding dengan cat putih polos yang
Kegiatan mewarnai dapat dilakukan hanya
dapat dihapus dengan air sebagai ruang
saja jika bertujuan untuk mengenalkan warna-
gambar penyaluran ide/imajinasi anak.
warna/konsep warna/jenis warna kepada anak.
b. Guru dapat mengembangkan kemampuan
mewarnai
anak
menjadi
dengan
warni
pemberian
sehingga
ornamen,
anak
dapat
3. Untuk Peneliti Selajutnya
Dengan
adanya
penelitian
kesukaan
kemampuan
pemilihan warrna dalam mewarnai gambar
menggambar/melukis anak bahkan guru dapat
pada anak Kelompok B di TK Gugus I
memperbaiki
kegiatan
Timbulharjo yang hasilnya berupa persentase
mewarnai gambar dan mengubahnya menjadi
kesukaan pemilihan warrna dalam mewarnai
kegiatan menggambar bebas/melukis untuk
gambar yang terlihat dalam hasil karya anak,
meningkatkan
diharapkan
RPPHnya
imajinasi
pada
anak
dan
peneliti
selanjutnya
dapat
Kesukaan Pemilihan Warna .... (Zulfa Fauzia) 94
mengembangkan penelitian dengan indikator
yang lebih bervariasi atau menggunakan
pendekatan dan jenis penelitian lainnya,
misalnya kualitatif, Penelitian Tindakan Kelas
Sarwo Nugroho. (2015). Manajemen warna dan
desain. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Sugiyono. (2004). Metode penelitian pendidikan
(pendekatan kuantitatif, kualitatif, r&d).
Bandung: CV. Alfabeta.
(PTK) dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Lüscher, Max Dr. (1984). Tes warna lüscher.
(Terjemahan Buchari Abdullah). Jakarta
Pusat: PT. Jaya Pirusa.
Nana Syaodih Sukmadinata. (2005). Metode
penelitian pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur penelitian
suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sumanto. (2005). Pengembangan kreativitas seni
rupa anak TK. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan
Pendidikan Tenaga Kependidikan Dan
Ketenagaan Perguruan Tinggi.
Download