Kesukaan Pemilihan Warna .... (Zulfa Fauzia) 86 KESUKAAN PEMILIHAN WARNA DALAM MEWARNAI GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK GUGUS I TIMBULHARJO FAVORITE COLOURS IN KINDERGARTEN COLOURING ACTIVITY Oleh: zulfa fauzia, pgpaud fip uny [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah persentase kesukaan pemilihan warna dalam mewarnai gambar pada anak kelompok B di TK Gugus I Timbulharjo. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan kuantitatif dalam bentuk deskriptif. Terdapat tujuh TK yang menjadi populasi, dari populasi ini terbagi menjadi 11 kelas kelompok B dengan jumlah 250 anak. Sejumlah 87 anak yang akan dijadikan sampel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa warna yang disukai anak dalam mewarnai gambar pada kelompok B di TK Gugus I Timbulharjo adalah warna merah dengan rata-rata sebesar 80,17% dengan keterangan sifat yang ikut teramati yaitu gembira, ramah, dan riang. Warna jingga dengan rata-rata sebesar 83,05% dengan keterangan sifat yang ikut teramati yaitu sifat kehangatan, semangat, dan antusias, dan warna kuning dengan rata-rata sebesar 79,89% dengan keterangan sifat berani, agresif, dan energik. Kesukaan warna tersebut dapat dilihat dari hasil mewarnai objek gambar seperti rumah, tumbuhan, hewan, dll dengan menggunakan krayon sebagai alat mewarnainya. Kata kunci: pemilihan warna, mewarnai gambar, anak Abstract This study aims to determine the percentage of a selection of colour in colouring activity for children in TK Gugus I Timbulharjo. The research approach used quantitative approach in descriptive form. There are 7 kindergartens for this population, the population is divided into 11 classes in group B with the number of 250 children. Some 87 children to be sampled. Data collection techniques in this study using techniques of observation and documentation. Data analysis techniques using descriptive analysis. Based on the research note that the preferred colour in colouring pictures of children in group B at TK Gugus I Timbulharjo is red with an average of 80.17% with the characteristic of courage, aggressive, and energetic. On orange with an average of 83.05% with the characteristic of warmth, passion, and enthusiasm, and yellow with an average of 79.89% with the characteristic of happy, friendly, and jovial. A colour can be seen from the object image dye houses, plants, animals, ect.by using crayons as colouring tool. Keywords: selection of colors, colouring, children PENDAHULUAN maupun visual dalam bentuk garis dan warna. Kegiatan menggambar dan mewarnai Menggambar adalah proses mengungkapkan ide, ternyata merupakan kegiatan yang berbeda. angan-angan, perasaan, pengalaman, dan yang Menurut Sumanto (2005) mewarnai adalah proses dilihatnya dengan menggunakan jenis peralatan memberi warna pada suatu media. Mewarnai menggambar gambar diartikan sebagai proses memberi warna mewarnai merupakan dua proses yang berbeda, pada media yang sudah bergambar. Sedangkan terbukti pada saat anak mewarnai, anak lebih menggambar menurut Sumanto (2005: 47) adalah memilih warna yang digunakan untuk mengisi kegiatan manusia untuk mengungkapkan apa gambarnya sesuai dengan objek yang dilihatnya yang dirasakan dan dialaminya baik mental (konkret). tertentu. Sedangkan Menggambar pada saat dan anak 87 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 1 Tahun ke-6 2017 menggambar maka anak memilih warna yang efek psikologis kedua kategori warna tersebut digunakannya sesuai dengan keinginan atau dapat mempengaruhi psikologi manusia yang imajinasinya. melihat. Efek psikologis golongan warna hangat Dalam melakukan kegiatan mewarnai seperti merah dapat membangkitkan energi, aktif, gambar, ternyata terdapat perbedaan pula saat antusias, pemilihan warna yang disukai oleh anak-anak darah. Penerapan warna merah terlalu banyak yang bertempat tinggal di kota dengan anak yang dapat merangsang kemarahan dan agresivitas, bertempat tinggal di desa. Anak-anak yang sementara efek psikologis warna dingin seperti bertempat tinggal di kota cenderung untuk biru dapat menimbulkan perasaan tenang, sejuk, memilih warna yang bebas, berani, dan bermotif. tentram, hening, dan damai, tapi hati-hati jika Sedangkan anak-anak yang bertempat tinggal di menerapkan warna biru dalam desain interior desa cenderung memilih warna yang apa adanya karena warna biru yang terlalu dominan bisa dan anak yang tinggal di desa tidak menunjukkan menimbulkan kelesuan. keberanian yang lebih dalam memilih warna Peneliti seperti anak-anak yang tinggal di kota bersemangat, penelitian meningkatkan tertarik ini untuk dikarenakan aliran melakukan saat peneliti dikarenakan suatu ilmu psikologi yang disebut mengobservasi dan mewawancarai beberapa guru psycohomeostatis. TK di Gugus I Timbulharjo, didapatkan data Menurut Wong (dalam Sarwo Nugroho, bahwa hampir setiap hari semua TK yang ada di 2015: 22) warna dapat didefinisikan secara Gugus I Timbulharjo terdapat kegiatan mewarnai. objektif atau fisik sebagai sifat cahaya yang Guru-guru di TK Gugus I Timbulharjo berkata dipancarkan atau secara subjektif atau psikologis bahwa mewarnai gambar sudah merupakan suatu sebagai indra menu wajib dikarenakan hampir seluruh kegiatan penglihatan. Secara objektif atau fisik, warna pembelajaran dilaksanakan dengan media Lembar dapat digambarkan oleh panjang gelombang. Kerja Anak (LKA) dengan pembelajaran klasikal Dilihat dari panjang gelombang, cahaya yang atau kelompok, maka untuk mengantisipasi anak nampak oleh mata merupakan salah satu bentuk yang pancaran energi yang merupakan bagian sempit diberikan oleh guru sambil menunggu temannya dan gelombang elektromagnetik. yang lain, guru selalu mengarahkan anak-anak bagian dari pengalaman sudah menyelesaikan kegiatan yang Teori Warna Munsell dan Brewster (dalam didiknya untuk mewarnai gambar tersebut. Sarwo Nugroho, 2015: 39) menerangkan bahwa Kebetulan saat peneliti mengobservasi hasil karya lingkaran warna primer hingga tersier bisa anak sebelum melakukan penelitian, ternyata dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, warna yang disukai anak di TK Gugus I yaitu kelompok warna panas dan warna dingin. Timbulharjo Warna panas dimulai dari kuning kehijauan gambarnya ialah warna-warna panas. hingga merah. Sementara warna dingin dimulai dari ungu kemerahan hingga hijau. Dilihat dari dan muncul dalam mewarnai Kesukaan Pemilihan Warna .... (Zulfa Fauzia) 88 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan kuantitatif dalam bentuk deskriptif. Hal ini sesuai dengan pendapat (Suharsimi Arikunto 2006: 12) yang mengemukakan adalah bahwa pendekatan dituntut penelitian penelitian menggunakan kuantitatif yang angka, penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif. Analisis data dilakukan peneliti setelah melakukan pengumpulan data dari pengamatan atau observasi. Penyajian data dalam penelitian ini melalui perhitungan tabel, diagram persentase batang, (Nana dan Syaodih Sukmadinata 2005: 233). banyak mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data Keterangan: tersebut, serta penampilan hasilnya. NP : nilai persen yang dicari atau diharapkan Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TK kelompok B pada TK Gugus I Timbulharjo yaitu pada TK Aisyiyah Slanggen, TK Masyithoh Budi R : skor mentah SM : skor maksimum 100 : bilangan tetap Dalam Lestari, dan TK Tunas Harapan. Penelitian dilaksanakan pada bulan November-Desember penelitian ini menggunakan checklist dalam skala nominal yang akan memberikan dua kategori yaitu ya dan tidak. tahun 2016. Yang dimaksud pengertian kuantitatif dalam Populasi/Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah penelitian ini yaitu hasil yang diperoleh berupa seluruh Kelompok B TK Gugus I Timbulharjo, dan disesuaikan dengan konteks yang ingin yang berjumlah 7 TK. Metode yang digunakan diamati, sehingga menjadi muncul dan tidak dalam penarikan sampel ini adalah purposive muncul. angka akan dideskripsikan dalam penelitian ini sampling dengan pertimbangan jumlah kelas dengan populasi sebanyak 250 anak dan sampel sebanyak 87 anak. Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Terdapat satu variabel dalam penelitian ini yaitu kesukaan pemilihan warna dalam mewarnai gambar dengan sub variabel yaitu warna panas Data Teknik pengumpulan data dalam yang terdiri dari warna kuning, jingga, dan penelitian ini menggunakan teknik observasi dan merah. dokumentasi. dijabarkan lagi menjadi tiga sifat yang akan ikut observasi Peneliti nonpartisipan menggunakan teknik terstruktur dengan lembar checklist. teramati Dari sub variabel tersebut masih yaitu warna kuning dengan sifat gembira, ramah, dan riang. Warna jingga dengan sifat kehangatan, semangat, dan antusias. Warna Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam merah dengan sifat berani, agresif, dan energic dalam kegiatan mewarnai anak yang berkaitan 89 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 1 Tahun ke-6 2017 dengan kesukaan pemilihan warna dalam mewarnai gambar pada anak kelompok B di TK Gugus I Timbulharjo pada tiga warna yang di amati akan dijelaskan melalui histogram. Gugus I Timbulharjo. Ketiga warna yang sudah diteliti akan Histogram Warna Panas pada Warna Kuning dalam Kegiatan Mewarnai pada Anak Kelompok B di TK Gugus I Timbulharjo disimpulkan menjadi satu keseluruhan dalam rata-rata warna panas dalam kegiatan mewarnai pada anak kelompok B di TK Gugus I Timbulharjo seperti tabel berikut: Tabel 1. Hasil Persentase Ketiga Warna Panas dalam Kegiatan Mewarnai pada Anak Kelompok B di TK Gugus I Timbulharjo Total Skor War Jum Per Ka N na Obs Obs Obs Obs lah sen te o yang an ta go 1 2 3 4 diak se ri amat (% i ) 1 Me 74 71 68 66 279 80, M rah 85, 81, 78, 75, 17 06 61 16 86 % % % % % 2 Jing 78 75 67 69 289 83, M ga 89, 86, 77, 79, 05 66 21 01 31 % % % % % 3 Ku 70 79 65 64 278 79, M ning 80, 90, 74, 73, 88 46 80 71 56 % % % % % Keterangan: TM: Tidak Muncul, M: Muncul Data tabel diatas dapat disimpulkan 300 280 260 Jumlah Warna Panas Warna Merah Warna Jingga Warna Kuning Gambar 1. Histogram Ketiga Warna Panas pada Warna Kuning dalam Kegiatan Mewarnai pada Anak Kelompok B di TK Gugus I Timbulharjo Pemaparan di atas merupakan keseluruhan warna yang diamati dalam kegiatan mewarnai yang berkaitan dengan kesukaan pemilihan warrna dalam mewarnai gambar dapat disimpulkan bahwa pada kelompok B TK Gugus I Timbulharjo yang paling rendah yaitu pada warna kuning dengan persentase 79,88%. Warna kuning menurut Waikins (dalam Sarwo Nugroho, 2015:59) memiliki karakter yaitu terang, gembira, ramah, supel, riang, dan cerah serta memberikan respon psikologis berupa muda, kekayaan, gembira, imajinasi, kreativitas, optimis, harapan, dalam filosofi, ketidak-jujuran, pengecut (untuk budaya mewarnai gambar pada anak kelompok B di TK Barat), pengkhianatan, pencerahan, intelektualitas Gugus I Timbulharjo yang muncul dan diamati dan kekuasaan. bahwa kesukaan pemilihan warrna oleh peneliti selama empat kali pengamatan yaitu Warna kuning yang muncul pada hasil pada warna merah 80,17% telah berada pada karya mewarnai anak di TK Gugus I Timbulharjo kategori M (Muncul), pada warna jingga 83,05% Sewon Bantul diketahui sudah muncul walaupun berada pada kategori M (Muncul), dan pada bila disandingkan dengan kedua warna yang lain warna kuning 79,88% berada pada kategori M warna (Muncul). persentase yang paling rendah, namun warna ini masih berada dalam tingkatan Secara lebih jelas warna panas dalam kuning telah disimpulkan muncul pada kesukaan kegiatan mewarnai pada anak kelompok B di TK pemilihan warrna dalam mewarnai gambar pada Kesukaan Pemilihan Warna .... (Zulfa Fauzia) 90 kelompok B di TK Gugus I Timbulharjo, senang, periang, dan antusiame. Jingga adalah sehingga data persentase warna kuning ini dapat kombinasi warna merah dan kuning yang diinterprestasikan ke dalam sifat yang ikut merupakan warna hangat dan ramah yang teramati yang telah dipaparkan di dalam kisi-kisi membuat orang merasa nyaman. Jingga adalah kemunculan warna panas yaitu sifat gembira, hasil peleburan merah dan kuning, sehingga efek ramah, dan riang yang dimunculkan anak-anak. yang dihasilkan masih tetap sama, yaitu kuat dan Sifat tersebut dapat diamati dan dirasakan hangat. Diketahui bahwa warna jingga yang oleh peneliti pada saat awal peneliti melakukan muncul pada hasil karya mewarnai anak di TK observasi sebelum melakukan penelitian hingga Gugus I Timbulharjo Sewon Bantul sudah saat peneliti melakukan penelitian yang terakhir. muncul dan disandingkan dengan kedua warna Saat peneliti melakukan observasi awal, guru- yang lain warna ini berada dalam tingkatan guru pada masing-masing TK memperkenalkan persentase yang paling tinggi, jadi warna jingga peneliti kepada anak-anak bahwasannya peneliti telah akan menjadi teman main anak-anak selama pemilihan warrna dalam mewarnai gambar pada kurang lebih dua bulan ini dari hitungan peneliti kelompok B di TK Gugus I Timbulharjo, melakukan observasi hingga pengambilan data. sehingga data persentase warna jingga ini dapat Respon pertama yang peneliti rasa dari semua TK diinterprestasikan ke dalam sifat yang ikut yang peneliti amati ialah semua anak-anak teramati yang telah dipaparkan di dalam kisi-kisi memberikan keramahan dalam meyapa peneliti kemunculan warna panas yaitu sifat kehangatan, dan selalu riang gembira dalam melakukan semangat, dan antusias yang dimunculkan anak- kegiatan pembelajaran. Hampir disetiap kegiatan anak. mewarnai peneliti selalu menjumpai sifat disimpulkan Peneliti muncul melihat pada kesukaan bahwasanya hampir gembira, ramah, dan riang muncul dalam semua anak menggunakan warna jingga untuk keseharian anak. Hal ini dapat dipertegas dengan mewarnai gambarnya, ada sebagian anak yang warna kuning yang dimunculkan pada hasil karya menggunakan warna tersebut dengan jumlah yang anak yang ternyata sejalan dengan karakter serta banyak, respon psikologis yang dijelaskan oleh Waikins. menggunakan warna kuning walaupun hanya Kesukaan pemilihan ada beberapa anak yang dalam dengan jumlah yang sedikit dalam gambarnya. mewarnai gambar dapat disimpulkan bahwa pada Pada penelitian ini, peneliti tidak dapat meneliti kelompok B TK Gugus I Timbulharjo yang mengapa kuantitas warna jingga yang digunakan paling tinggi adalah warna orange atau jingga anak pada masing-masing karyanya berbeda satu dengan persentase 83,05% dimana pada warna ini dengan yang lain dikarenakan keterbatasan ilmu. terdapat karakter yaitu dorongan, merdeka, Sifat yang ikut teramati dalam warna jingga ini anugerah, Dan ialah kehangatan, semangat, dan antusias. Sifat memberikan respon psikologis berupa energi, tersebut dapat diamati dan dirasakan oleh peneliti keseimbangan, kehangatan, kreatifitas, semangat, pada saat awal peneliti melakukan observasi bahaya, dan warrna dan kehangatan. 91 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 1 Tahun ke-6 2017 sebelum melakukan penelitian hingga saat telah disimpulkan muncul pada kesukaan peneliti melakukan penelitian yang terakhir. Pada pemilihan warna dalam mewarnai gambar pada saat peneliti melakukan observasi awal, guru- kelompok B di TK Gugus I Timbulharjo, guru pada masing-masing TK memperkenalkan sehingga data persentase warna merah ini dapat peneliti kepada anak-anak, anak-anak menyambut diinterprestasikan ke dalam sifat yang ikut dengan penuh kehangatan dan antusias kepada teramati yang telah dipaparkan dalam kisi- kisi peneliti. Hal ini dapat dipertegas dengan warna kemunculan warna panas yaitu sifat berani, jingga yang dimunculkan pada hasil karya anak agresif, dan energik yang dimunculkan anak- yang ternyata sejalan dengan karakter serta anak. respon psikologis yang dijelaskan oleh Waikins. Warna panas dalam kegiatan mewarnai Peneliti melihat hampir semua anak menggunakan warna merah untuk mewarnai dapat disimpulkan bahwa pada kelompok B TK gambarnya, Gugus I Timbulharjo yang berada di tengah- menggunakan warna tersebut dengan jumlah yang tengah atau dapat dikatakan sebagai warna umum banyak, yang sering muncul adalah warna merah dengan menggunakan warna kuning walaupun hanya persentase 80,17% dimana pada warna ini dengan jumlah yang sedikit dalam gambarnya. terdapat karakter yaitu kuat, energik, marah, Namun pada penelitian ini, peneliti tidak dapat berani, bahaya, agresif, merangsang, dan panas meneliti mengapa kuantitas warna jingga yang serta respon psikologis berupa power, energi, digunakan anak pada masing-masing karyanya kehangatan, cinta, nafsu, agresi, gairah, bahaya, berbeda satu dengan yang lain dikarenakan berpendirian, dinamis, dan percaya diri. Merah keterbatasan ilmu. Sifat yang ikut teramati dalam juga membangkitkan emosi dan menciptakan warna merah ini ialah berani, agresif, dan perasaan kegembiraan energik. atau intensitas, juga ada dan Sifat sebagian ada anak beberapa tersebut dapat anak diamati yang yang dan memiliki karakter penuh dengan kekuatan dan dirasakan oleh peneliti pada saat awal peneliti antusias, tetapi pada saat yang sama, warna ini melakukan dapat dianggap sebagai tuntutan dan sikap penelitian agresif. penelitian yang terakhir. Merah adalah warna yang kuat sekaligus observasi hingga saat sebelum melakukan peneliti melakukan Saat peneliti melakukan observasi awal, hangat. Biasanya digunakan untuk memberikan anak-anak efek dan menunjukkan keberanian dalam menyapa dan berteriak. Diketahui bahwa warna merah yang bersalaman dengan peneliti, lalu pada observasi muncul pada hasil karya mewarnai anak di TK ke dua anak-anak telah berani berbicara bahkan Gugus I Timbulharjo Sewon Bantul sudah mengajak peneliti bermain pada saat istirahat, muncul dan disandingkan dengan kedua warna pada saat istirahat pula peneliti mengamati anak- yang lain warna ini berada dalam tingkatan anak bermain dan berkegiatan dengan penuh persentase di tengah-tengah, jadi warna merah energik. Agresif yang diamati dalam penelitian psikologi panas, berani, marah pada masing-masing TK telah Kesukaan Pemilihan Warna .... (Zulfa Fauzia) 92 ini ialah agresif respon anak satu dengan yang Ada satu atau dua orang anak yang selama lainnya apakah termasuk ke dalam agresif penelitian jarang sekali memunculkan warna semangat atau agresif kemarahan. Saat peneliti panas, melakukan penelitian dari awal observasi hingga menggunakan warna dingin. Warna biru, ungu, akhir penelitian ditemukan data bahwa anak yang dan hijau, menurut Munsell sistem menurut memiliki agresif kemarahan atau yang sering Henry (dalam Sarwo Nugroho, 2015: 40) dicap oleh gurunya nakal dalam satu kelas hanya digolongkan ada satu atau dua orang anak saja, yang lainnya memberikan kesan tenang, kalem, dan pasif. Saat termasuk dalam agresif bersemangat. Ada satu pengamatan penelitipun, anak yang memunculkan TK warna-warna yang peneliti melakukan penelitian, namun anak menjadi dingin tersebut warna tersebut lebih senang dingin dan memanglah didapatkan dua orang anak yang termasuk ke memunculkan sifat sedikit lebih tenang dan pasif dalam label guru sebagai anak yang nakal, namun daripada teman yang lain, namun sesekali anak memiliki agresif semangat dan memberikan hasil tersebut juga memunculkan warna panas dalam karya atau berkegiatan dengan sangat baik. Hal hasil karyanya. ini dapat dipertegas dengan warna merah yang sejalan dengan karakter serta respon psikologis SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan penelitian diketahui bahwa yang dijelaskan oleh Waikins. kesukaan pemilihan warrna dalam mewarnai dimunculkan pada hasil karya anak yang ternyata Terdapat warna panas dengan warna gambar pada anak kelompok B di TK Gugus I merah, jingga, dan kuning yang tidak muncul Timbulharjo yang muncul adalah warna panas selama penelitian, dan didapatkan hasil bahwa merah warna merah persentase rata-rata sebesar tidak muncul dengan 80,17% warna jingga dengan teramati yaitu gembira, ramah, dan riang. Warna persentase 16,95%, dan warna kuning dengan panas jingga dengan persentase rata-rata sebesar persentase keterangan 83,05% dengan keterangan sifat yang ikut bahwa anak kelompok B di TK Gugus I teramati yaitu sifat kehangatan, semangat, dan Timbulharjo telah banyak memunculkan warna antusias. Dan warna panas kuning dengan panas kegiatan persentase rata-rata sebesar 79,89% dengan mewarnainya, dan hanya sedikit anak yang tidak keterangan sifat berani, agresif, dan energic. memunculkan warna panas dalam penelitian ini Kesukaan pemilihan warna tersebut dapat dilihat dan dapat disimpulkan bahwa anak kelompok B dari hasil karya mewarnai gambar objek gambar di TK Gugus I Timbulharjo sudah memunculkan seperti rumah, tumbuhan, hewan, dan manusia. kesan semangat, kuat, dan aktif. Hal ini sejalan Saran persentase di yang dengan 19,83%, 20,11%, hasil memberikan karya dalam dengan keterangan sifat yang ikut dengan pendapat Henry (dalam Sarwo Nugroho, Berdasarkan data hasil dan kesimpulan 2015: 40) bahwasannya warna panas memberikan penelitian kesukaan pemilihan warna dalam kesan semangat, kuat, dan aktif. mewarnai gambar pada anak Kelompok B di TK 93 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 1 Tahun ke-6 2017 Gugus I Timbulharjo, peneliti dapat memberikan ruang gerak anak untuk menyampaikan beberapa saran sebagai berikut: menuangkan segala hal yang ada di otaknya. 1. Untuk Guru Diketahui bahwa menggambar ialah kegiatan a. Sebaiknya guru jangan terlalu banyak dimana seseorang menggambar sendiri menuangkan kegiatan pembelajaran anak ke sesuatu objek lalu memberikan warna yang dalam kegiatan mewarnai gambar karena sesuai dengan keinginannya juga, jadi segala mewarnai berbagai hal yang ingin anak ungkapkan dapat tercapai seperti dan tersalurkan melalui kegiatan menggambar membatasi ruang gerak ide anak untuk bebas tersebut, dan anak dapat merasakan berimajinasi dan membuat ide anak menjadi suatu kelegaan/kepuasan atas emosi-emosi pasif. Diketahui bahwa mewarnai gambar yang dia rasakan dan ingin salurkan. dampak dapat yang memberikan kurang positif yang dilakukan oleh anak hanya sekedar 2. Untuk Sekolah memberikan warna pada media yang sudah Sebaiknya diciptakan lingkungan sekolah bergambar. Anak cenderung akan mewarnai yang nyaman, menarik, dan menyenangkan gambarnya sesuai hal yang nyata/konkret untuk anak dan guru sehingga terbangun yang dia lihat dalam kesehariannya, maka suasana yang saling kondusif satu sama lain. dikhawatirkan anak menjadi kurang dapat Contohnya bergerak bebas dalam menuangkan segala ide/ media, cat dinding, dan lain-lain yang gagasan/pemikiran/imajinasi yang dia punyai berwarna namun dia hanya bisa memberikan warna menjalani segala kegiatan yang diberikan oleh pada kertas yang sudah bergambar sesuai guru tanpa ada tekanan dan anak dapat kenyataannya saja. Bila ada anak yang sehari- bereksplorasi sesuai dengan keinginannya, harinya selalu diminta untuk melakukan karena pada dasarnya warna memang dapat kegiatan mewarnai, maka anak tersebut akan memberikan beberapa efek psikologis pada menjadi pribadi yang pemarah karena selalu anak. Bahkan sekolah bisa menyediakan satu diatur dan tidak dapat menuangkan idenya. sudut dinding dengan cat putih polos yang Kegiatan mewarnai dapat dilakukan hanya dapat dihapus dengan air sebagai ruang saja jika bertujuan untuk mengenalkan warna- gambar penyaluran ide/imajinasi anak. warna/konsep warna/jenis warna kepada anak. b. Guru dapat mengembangkan kemampuan mewarnai anak menjadi dengan warni pemberian sehingga ornamen, anak dapat 3. Untuk Peneliti Selajutnya Dengan adanya penelitian kesukaan kemampuan pemilihan warrna dalam mewarnai gambar menggambar/melukis anak bahkan guru dapat pada anak Kelompok B di TK Gugus I memperbaiki kegiatan Timbulharjo yang hasilnya berupa persentase mewarnai gambar dan mengubahnya menjadi kesukaan pemilihan warrna dalam mewarnai kegiatan menggambar bebas/melukis untuk gambar yang terlihat dalam hasil karya anak, meningkatkan diharapkan RPPHnya imajinasi pada anak dan peneliti selanjutnya dapat Kesukaan Pemilihan Warna .... (Zulfa Fauzia) 94 mengembangkan penelitian dengan indikator yang lebih bervariasi atau menggunakan pendekatan dan jenis penelitian lainnya, misalnya kualitatif, Penelitian Tindakan Kelas Sarwo Nugroho. (2015). Manajemen warna dan desain. Yogyakarta: CV Andi Offset. Sugiyono. (2004). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, r&d). Bandung: CV. Alfabeta. (PTK) dan sebagainya. DAFTAR PUSTAKA Lüscher, Max Dr. (1984). Tes warna lüscher. (Terjemahan Buchari Abdullah). Jakarta Pusat: PT. Jaya Pirusa. Nana Syaodih Sukmadinata. (2005). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Sumanto. (2005). Pengembangan kreativitas seni rupa anak TK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan Dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.