middle income Trap - BeritaSatu Media Holdings

advertisement
KOLOM visi
‘Middle Income Trap’
H
anya beberapa negara dari 195 negara di dunia
yang luput dari middle income trap. Sialnya, indonesia
termasuk negara yang berpotensi masuk perangkat kelas
menengah. Sejak mencapai uS$ 3.600 tahun 2011, produk domestik
bruto (pdb) per kapita berjalan di tempat dan pada 2016 masih di
level yang sama. dengan laju pertumbuhan ekonomi di bawah 5,5%,
pendapatan per kapita indonesia stagnan dan cenderung menurun.
indonesia tergolong negara dengan pendapatan menengah ke
bawah, uS$ 1.045 hingga uS$ 4.125. Satu kelas dengan Vietnam
(uS$ 2.260), Filipina (uS$ 2.100), dan india (uS$ 1.700). dengan
pdb per kapita uS$ 5.600, Thailand sudah berada di kelas
yang lebih tinggi, yakni negara dengan pendapat menengah
ke atas, uS$ 4.125 hingga uS$ 12.746. rrT dengan pdb
per kapita uSS$ 8.260 berada di kelas ini. demikan pula
Malaysia yang sudah di level uS$ 9.500.
Semua negara di level menengah ke bawah maupun
level menengah ke atas yang tidak mampu naik ke kelas high
income countries atau negara berpendapatan tinggi masuk kategori
middle income trap. negara-negara ini tetap berada di level middle
income countries karena berbagai sebab. Thailand, rrT, dan
Malaysia pun bisa terkena middle income trap jika tidak
segera naik kelas, menembus level uS$ 12.746.
pada awal 1960-an, indonesia berada pada level yang
sama dengan Korsel, Taiwan, dan Singapura. Tapi, ketiga
negara itu sudah berada di level high income countries.
Sedang indonesia masih terseok di kelas menengah ke bawah. pdb
per kapita Korsel kini mantap di level uS$ 27.650, Singapura uS$
53.100, dan Taiwan uS$ 22.600.
Jika tidak ada perbaikan serius, indonesia berpotensi besar
disalip Vietnam dan sejumlah negara asean. pada awal tahun
1960-an, Thailand jauh di bawah indonesia. ekonomi rrT masih
morat-marit dan selalu diserang bencana kelaparan setiap tahun.
Kini, ekonomi kedua negara di atas indonesia. Thailand, rrT, dan
Malaysia kini tengah berusaha naik ke kelas negara berpendapatan
tinggi.
ekonomi Singapura, Korsel, dan Taiwan bisa dengan cepat
meninggalkan indonesia karena pemerintah ketiga negara itu
mampu menghasilkan berbagai kebijakan yang tepat. Sejak awal,
Korsel mencanangkan diri sebagai negara industri. Semua kebijakan
pemerintah, pusat hingga daerah terarah pada upaya mendongkrak
industri, mulai dari industri dasar, industri barang modal, berbagai
jenis industri manufaktur, industri otomotif hingga berbagai
industri berbasis teknologi informasi (iT).
dalam waktu 20 tahun, Korsel menjadi macan asia. di bidang
industri, negeri ginseng ini sukses mengukir sejumlah icon berkelas
dunia, di antaranya Samsung untuk elektronik dan Hyundai untuk
mobil. produk elektronik dan otomotif Korsel mampu menembus
pasar negara maju. Handphone merek Samsung tergolong strong
brand dengan penjualan tersukses di dunia dalam satu dekade
terakhir.
indonesia perlu memiliki kebijakan yang tepat dalam memacu
112 I N V E S T O R
l
l
Mei 2017
Oleh: Primus Dorimulu
laju perumbuhan ekonomi. Tanpa laju pertumbuhan ekonomi
yang tinggi, indonesia bahkan sulit naik ke kelompok negaranegara berpendapat menengah ke atas dan stagnan di kelas negara
berpendapatan menengah ke bawah. ekonomi rrT mampu melesat
karena sekitar dua dekade melaju dengan pertumbuhan 8-12%
setahun. dalam tiga tahun terakhir, saat ekonomi negeri Tirai
bambu itu slow down, ekonomi masih bertumbuh di atas 6,5%.
untuk bisa masuk negara berpendapat tinggi dalam sepuluh
tahun ke depan, ekonomi indonesia harus melaju 7-8%. bila hanya
bertumbuh kurang dari 5,5% setahun seperti yang terjadi
dalam lima tahun terakhir, pdb per kapita indonesia hanya
uS$ 3.700 tahun 2012 dan uS$ 7.800 pada tahun 2026. Laju
pertumbuhan yang tinggi wajib menjadi prioritas setiap
pemimpin indonesia.
Laju pertumbuhan ekonomi 7-8% tidak mustahil diraih
jika indonesia melakukan sejumlah hal berikut. pertama,
menetapkan kebijakan yang tepat di bidang ekonomi. Sektor usaha
yang harus diprioritaskan adalah industri, jasa, dan pertanian.
untuk menopang industri manufaktur, indonesia perlu segera
memilki industri dasar dan industri barang modal.
Kedua, tidak ada kegiatan produksi tanpa investasi.
Tidak ada ekspor tanpa kegiatan produksi. Tidak
ada devisa tanpa ada ekspor. Kurs rupiah akan selalu
terdepresiasi tanpa devisa yang memadai. Karena itu,
iklim investasi harus terus diperbaiki guna menarik minat
investor. berbagai produk hukum yang tidak menunjang kegiatan
investasi perlu dicabut.
dalam waktu dekat, indonesia perlu mendapatkan investment
grade atau peringkat investasi dari Standard & poors (S&p).
pemerintah perlu bekerja all out untuk mendapatkan peringkat
investasi dari S&p. para pemodal umumnya memperhatikan
peringkat dari S&p meski indonesia kini sudah mendapatkan
peringkat investasi dari Moody’s dan Fitch rating.
Ketiga, mendorong reformasi birokrasi. Mesin birokrasi
belum berfungsi optimal sebagai pelayan publik. Sekitar 38% pnS
berpendidikan SLTa dan diploma. Sekitar 64% dari 4,4 juta pnS
di indonesia adalah tenaga administrasi umum. dengan tingkat
pendidikan dan keterampilan yang rendah, produktivitas pnS sulit
untuk ditingkatkan. di lingkungan asean, World governance index
indonesia berada di peringkat ke-8, jauh di bawah Malaysia yang
bertengger di peringkat ke-3.
Keempat, terus memperluas pembangunan infrastruktur.
indonesia sangat tertinggal di bidang infrastruktur, terutama
infrastruktur transportasi. ekonomi Korsel dan rrT mampu
melesat tinggi berkat kesiapan infrastruktur.
Kebijakan ekonomi yang jitu, mesin birokrasi yang prima,
iklim usaha yang baik, dan kesiapan infrastruktur memungkinkan
ekonomi indonesia melaju di atas 8%. Memacu pertumbuhan
ekonomi di atas 8% adalah sebuah keharusan agar indonesia
terhindar dari perangkap kelas menengah dan terjungkal ke jurang
negara gagal. n
Download