Keynote Speaker Menteri Keuangan

advertisement
Keynote Speaker Menteri Keuangan
pada The Indonesian Investment Conference
Westin Resort, Nusa Dua, Bali
21-22 Mei 2008
Pada tanggal 21-22 Mei 2008, Euromoney menyelenggarakan “The Indonesia
Investment Conference” bertempat di Westin Resort, Nusa Dua, Bali. Konferensi ini
diselenggarakan dalam rangka mendorong peningkatan partisipasi investor
mancanegara dalam berbagai program pembangunan di sektor publik dan swasta.
Berbagai issue tentang Indonesia didiskusikan dalam berbagai sesi panel selama 2
hari konferensi, dan mencakup antara lain perkembangan ekonomi, prospek investasi,
perkembangan sektor infrastruktur, pasar modal dan perbankan, dan potensi
pengembangan instrumen investasi berbasis syariah.
Menteri Keuangan menyampaikan presentasi sebagai keynote speaker dalam format
video pada pembukaan konferensi. Dalam pidatonya, Menteri Keuangan
menyampaikan pandangan dan kebijakan Pemerintah diantaranya atas perkembangan
terbaru (update) ekonomi Indonesia dalam menghadapi penurunan pertumbuhan
ekonomi global dan dampaknya bagi perekonomian nasional, tekanan inflasi global
dan domestik, kenaikan harga komoditas dan energi, dan pembiayaan APBN.
Menteri keuangan menyampaikan bahwa kenaikan harga minyak sekitar 30% tidak
terhindari karena harga minyak dunia melampaui asumsi perkiraan harga minyak
dalam APBN-P, dan subsidi minyak yang sebagian besar dinikmati oleh golongan
menengah-atas harus dikurangi dan disalurkan kepada golongan berpendapatan
menengah kebawah. Penyaluran subsidi dilakukan melalui program bantuan baik
langsung, atau bantuan langsung tunai (BLT), maupun tidak langsung melalui
berbagai program subsidi kepada para petani dan nelayan. Disamping itu, Pemerintah
juga melakukan berbagai langkah penghematan energi melalui antara lain program
kartu kendali (smart card) bagi pengguna kendaraan bermotor dan program insentif
penghematan bagi pemakai/pelanggan listrik.
Seiring dengan telah diterbitkannya UU tentang Sukuk, Menteri Keuangan
menjelaskan rencana pemerintah untuk menerbitkan obligasi negara berbasiskan
syariah (sukuk bonds), sebagai salah satu strategi pemerintah dalam
mendiversifikasikan penerimaan negara non-pajak. Pemerintah telah menyiapkan
asset sekitar US$ 2 billion sebagai penjaminan bagi pembiayaan tersebut.
Berbagai langkah penguatan anggaran ini masih belum memadai untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi Indonesia ditengah tekanan inflasi global dewasa. Stabilitas
ekonomi memerlukan transparansi dan keadilan perlakuan dari Pemerintah yang dapat
dicapai melalui reformasi birokrasi dan penguatan institusi. Oleh karenanya, Menteri
Keuangan menekankan komitmen dan konsistensi Pemerintah dalam menjalankan
reformasi dibidang kebijakan dan pelayanan publik, diantaranya melalui program
pemberantasan korupsi dan peningkatan transparansi dan akuntabilitas pelayanan
publik, serta perbaikan iklim investasi dan kompetisi pasar.
Untuk stabilitas keuangan regional, Indonesia berpartisipasi dalam forum kerjasama
Asean+3 ( 10 negara Asean, China, Jepang, dan Korea Selatan) dalam pembentukan
dana likuiditas jangka pendek kawasan untuk antisipasi krisis ekonomi (Chiang Mai
Initiative) dan pembiayaan investasi Asia melalui tabungan Asia yang disalurkan
dalam bentuk obligasi (Asian Bond Market Initiatives).
Sebagai penutup pidatonya Menteri Keuangan menekankan keseriusan dan komitmen
pemerintah untuk tetap menjaga stabilitas ekonomi, politik, dan sosial dalam rangka
menciptakan iklim usaha dan investasi yang kondusif. Pidato lengkap Menteri
Keuangan terlampir
Download