BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelangsungan hidup

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kelangsungan hidup perusahaan, menjadi sorotan penting bagi pihak-pihak
yang berkepentingan terhadap perusahaan terutama investor. Investor menanamkan
modalnya untuk mendanai operasi perusahaan. Ketika akan melakukan investasi
pada suatu perusahaan, investor perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan
terutama yang menyangkut tentang kelangsungan hidup, (going concern)
perusahaan tersebut. Going concern adalah kemampuan satuan usaha dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya selama periode waktu yang pantas, yaitu
tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan (SPAP, 2001). Melalui
asumsi
going
concern
menunjukkan
bahwa
suatu
entitas
bisnis
dapat
mempertahankan kelangsungan hidup usahanya dalam jangka panjang. Kondisi
keuangan perusahaan tersebut dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan,
apakah laporan keuangan tersebut mencerminkan opini audit going concern atau
tidak.
Apabila perusahaan tersebut mendapatkan opini audit going concern, maka
perusahaan
tersebut
dapat
dikatakan
bermasalah
dalam
mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Dengan kondisi ekonomi yang tidak menentu, investor
mengharapkan auditor memberikan early warning akan kegagalan perusahaan
(Chen and Church, 1996). Opini audit terhadap laporan keuangan suatu perusahaan
menjadi suatu hal yang sangat dipertimbangkan ketika berinvestasi. Mutchler
Universitas Sumatera Utara
(1985, dalam Januarti, 2009) menyebutkan kriteria perusahaan akan menerima
opini going concern apabila mempunyai masalah pada pendapatan, reorganisasi,
ketidakmampuan dalam membayar bunga, menerima opini going concern tahun
sebelumnya, dalam proses likuidasi, modal yang negatif, arus kas negatif,
pendapatan operasi negatif, modal kerja negatif, 2 sampai 3 tahun berturut-turut
rugi, laba ditahan negatif.
Fenomena yang terjadi di lapangan menunjukkan banyak dari perusahaan
yang gopublic yang listed di Bursa Efek dimana yang seharusnya menerima opini
audit going concern malah menerima opini audit wajar tanpa pengecualian. Di
Indonesia sendiri terdapat beberapa kasus serupa, dilikuidasinya beberapa bank
setelah sebelumnya menerima pendapat wajar tanpa pengecualian. Pada awal 1990
Bank Summa dilikuidasi, Bank Prasidha Utama dan Bank Ratu dilikuidasi di tahun
2000, Unibank di tahun 2001, Bank Asiatic dan Bank Dagang Bali dilikuidasi tahun
2004, serta Bank Global International di tahun 2005. Laporan audit yang dibuat
oleh Kantor Akuntan Publik dalam peristiwa tersebut menyatakan bahwa kondisi
perbankan saat itu baik dengan opini wajar tanpa pengecualian, tetapi dalam
kenyataannya buruk. Salah satu perusahaan besar di Amerika Serikat yang
mengalami kebangkrutan adalah Lehman Brothers. Kebangkrutan Lehman Brothers
mengindikasikan
bahwa kondisi perusahaan
yang sudah
mapan
dengan
profitabilitas tinggi tidak menjamin perusahaan tersebut bebas dari kegagalan
usaha. Bahkan tidak sedikit dari auditor yang gagal memberikan opini kepada
auditee, yaitu keadaan dimana perusahaan yang tidak sehat namun menerima
Universitas Sumatera Utara
pendapat qualified sehingga masyarakat yang menanamkan sahamnya ke
perusahaan tersebut seringkali
dikecewakan oleh perusahaan karena keadaan
perusahaan yang sudah tidak stabil seperti kondisi laba yang menurun, hutang
perusahaan semakin tinggi, pertumbuhan perusahaan yang memburuk hanya dalam
beberapa tahun saja masyarakat akan kehilangan sahamnya dikarenakan perusahaan
tesebut sudah bangkrut.
Dalam mengahadapi fenomena yang terjadi, Auditor independen perlu
mempertimbangkan tiga hal : 1.Kewajiban auditor untuk memberikan saran kepada
kliennya dalam mengungkapkan dampak kondisi ekonomi tersebut (jika ada)
terhadap kemampuan entitas didalam mempertahankan kelangsungan hidupnya,
2.Pengungkapan peristiwa kemudian yang timbul sebagai akibat dari kondisi
ekonomi tersebut, 3.Modifikasi laporan auditor bentuk baku jika memburuknya
kondisi
ekonomi
terhadap
kemampuan
entitas
untuk
mempertahankan
kelangsungan hidupnya (SPAP Seksi 341, 2001).
Evaluasi mengenai going concern perusahaan merupakan pekerjaan yang
krusial bagi seorang auditor karena auditor harus menilai kemampuan perusahaan
untuk bertahan hidup melalui investigasi yang komprehensif tentang kejadian yang
berpengaruh
terhadap
kelangsungan
hidup
perusahaan
tersebut.
Letak
permasalahannya adalah ketika auditor gagal dalam pemberian opini menyangkut
going concern (Doris, 2010).
Beberapa penyebabnya antara lain, pertama, masalah self fulfilling prophecy
yang mengakibatkan auditor enggan mengungkapkan status going concern yang
Universitas Sumatera Utara
muncul ketika auditor khawatir bahwa opini going concern yang dikeluarkan dapat
membuat perusahaan akan menjadi lebih cepat bangkrut karena banyak investor
yang membatalkan investasi atau kreditor yang menarik dananya (Pratitorini,
2007). Meskipun demikian,opini going concern harus diungkapkan dengan harapan
agar dapat segera mempercepat upaya penyelamatan perusahaan yang sedang
bermasalah. Kedua, prosedur penentuan status going concern tidak terstruktur
(Joanna, 1994).
Namun demikian ada beberapa dampak negatif yang ditimbulkan akibat
diterbitkan opini going concern terhadap perusahaan yaitu kesulitan dalam
meningkatkan modal pinjaman, turunnya harga saham, ketidak percayaan investor,
kreditur pelanggan dan karyawan terhadap manajemen perusahaan. Hilangnya
kepercayaan publik terhadap citra perusahaan akan memberi
dampak
yang
signifikan terhadap kelanjutan bisnis perusahaan kedepannya. Dan dengan
memburuknya citra perusahaan maka akan menyulitkan perusahaan ketika
meminjam dana operasional kepada kreditur, hilangnya pelanggan akan
mengakibatkan perusahaan gulung tikar.
Profitabilitas sebagai suatu instrument persyaratan yang menunjukkan
kesehatan suatu perusahaan. Rasio profitabilitas merupakan salah satu alat ukur
untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan, profitabilitas juga mempunyai peran penting dalam mempertahankan
kelangsungan hidup suatu perusahaan dalam jangka panjang. Perusahaan dengan
tingkat profitabilitas yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut
Universitas Sumatera Utara
mampu menjalankan usahanya dengan baik sehingga dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Amri (2013)
menyatakan bahwa profitabiliotas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
penerimaan opini audit going concern. Sedangkan penelitian Sari (2011)
menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap opini audit going
concern.
Opini audit tahun sebelumnya juga berpengaruh pemberian opini going
concern oleh auditor. Hal ini dikarenakan kinerja perusahaan tahun berjalan tidak
terlepas dari keadaan yang terjadi pada tahun sebelumnya. Apabila pada tahun
sebelumnya auditor memberikan opini audit going concern, maka kemungkinan
besar auditor akan menerbitakan kembali opini audit going concern pada tahun
berjalan (Santosa dan Wedari, 2007). Penelitian oleh Magdalena Tampubolon
(2011) membuktikan bahwa opini going concern yang diterima sebelumnya
berpengaruh signifikan dengan opini tahun berjalan.
Pertumbuhan
Perusahaan
menunjukkan
seberapa
baik
perusahaan
mempertahankan posisi ekonominya dalam industry maupun kegiatan (Setyarno et
al., 2006). Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan dalam
mempertahankan hidupnya. pertumbuhan laba merupakan salah satu pengukur
pertumbuhan perusahaan. Pertumbuhan laba yang rendah akan mengakibatkan
perusahaan bangkrut sehingga cenderung akan menerima opini going concern. Hal
ini dikarenakan kebangkrutan merupakan salah satu alasan auditor mengeluarkan
Universitas Sumatera Utara
opini going concern. (Penelitian Santosa dan Wedari, 2007) Pertumbuhan
perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.
Ukuran perusahaan juga dapat dikatakan penting apakah suatu entitas masih
bisa survive atau tidak untuk periode berikutnya. Ukuran perusahaan merupakan
skala yang digunakan untuk menggolongkan suatu perusahaan ke dalam skala besar
atau kecil yang dihubungkan dengan keuangan perusahaan. Auditor cenderung
lebih sering memberikan opini audit going concern terhadap perusahaan yang lebih
kecil daripada perusahaan besar, dikarenakan auditor mengganggap perusahaan
yang lebih besar sudah mampu mengatasi kesulitan keuangan yang terjadi. Hasil
penelitian Sari (2011) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
penerimaan opini audit going concern, sedangkan Hasil penelitian Ramadhany
(2005) Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifkan terhadap penerimaan opini
audit going concern.
Solvabilitas perusahaan merupakan kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka panjang maupun jangka pendek. Solvabilitas merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur besar besarnya total aktiva perusahaan yang
dibiayai oleh kreditur (sundjaja, 2003:140). Hasil penelitian Herry Susanto (2011)
membuktikan bahwa opini going concern berpengaruh terhadap solvabilitas.
Berdasarkan penjelasan di atas peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut
dan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Profitabilitas, Opini Audit
Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan, dan
Solvabilitas Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern. (Studi Empiris
Universitas Sumatera Utara
Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2012-2014)”
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan maka perumusan masalah
di dalam penelitian ini adalah :
1.
Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going
concern?
2.
Apakah opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap penerimaan opini
audit going concern?
3.
Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini
audit going concern?
4.
Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit
going concern?
5.
Apakah solvabilitas berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going
concern?
1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penulis
Tujuan penulis dalam penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui apakah profitabilitas berpengaruh
terhadap
penerimaan opini audit going concern.
2.
Untuk mengetahui apakah opini audit tahun sebelumnya berpengaruh
terhadap penerimaan opini audit going concern.
Universitas Sumatera Utara
3.
Untuk mengetahui apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh
terhadap penerimaan opini audit going concern.
4.
Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
penerimaan opini audit going concern.
5.
Untuk mengetahui apakah solvabilitas berpengaruh
terhadap
penerimaan opini audit going concern.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat penulis dalam penelitian ini adalah:
1.
Bagi peneliti, penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti untuk
menambah pengetahuan peneliti mengenai pengaruh profitabilitas, opini
audit tahum sebelumnya, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan,
dan solvabilitas terhadap penerimaan opini going concern.
2.
Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi
untuk penelitian selanjutnya dan dapat memberikan gambaran tentang
penerimaan opini going concern.
3.
Bagi perusahaan, penelitian ini bisa dijadikan bahan acuan agar dapat
meningkatkan kembali profitabilitas, dan pertumbuhan perusahaan agar
tidak diberikan opini audit going concern.
4.
Bagi calon investor, penelitian ini diharapkan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi pada suatu
perusahaan yang mempunyai kinerja tertentu berdasarkan laporan audit.
Universitas Sumatera Utara
5.
Bagi calon kreditur, diharapkan dapat memilah dan menjadi bahan
untuk memberikan kredit.
Universitas Sumatera Utara
Download