8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Pemasaran Salah satu unsur penting dalam kehidupan sosial manusia adalah kemampuan komunikasi baik secara verbal maupun non verbal (bahasa tubuh dan isyarat yang dapat dimengerti secara universal). Dengan komunikasi memungkinkan setiap individu untuk dapat saling berbagi cerita, berbagi pengalaman dan saling melakukan pembelajaran. Hoveland mendefenisikan komunikasi sebagai berikut: “ The process which an individual (the communicator) transmit stimuli (usually verbal symbols) to modify, the behavior of other individu”. (Komunikasi adalah proses dimana individu mentransmisikan stimulus yang biasanya melalui simbol-simbol verbal untuk mengubah perilaku individu yang lain.6 Komunikasi juga dilakukan untuk menyampaikan informasi atau memberikan respon terhadap informasi yang didapatnya. Dalam kegiatan pemasaran, komunikasi juga sangat dibutuhkan sebagai media untuk menyampaikan informasi dari suatu produk atau jasa kepada konsumen. Pemasaran itu sendiri adalah mempromosikan atau mengenalkan sebuah produk atau jasa kepada khalayak luas melalui sebuah media. Pemasaran adalah sebuah konsep komunikasi dan komunikasi dapat dikatakan sebagai induk 6 Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarata: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia., 2004) hal 6 8 9 pemasaran. Tidak ada perusahaan yang berhasil menawarkan produk tanpa menetapkan strategi komunikasi produk yang terbaik kepada konsumen. Dan beberapa pakar komunikasi mendefinisikian komunikasi pemasaran sebagai berikut: Komunikasi pemasaran adalah sarana di mana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual. Komunikasi pemasaran mempresentasikan "suara" perusahaan dan mereknya serta merupakan sarana dimana perusahaan dapat membuat dialog dan membangun hubungan dengan konsumen7. Komunikasi pemasaran merupakan alat perusahaan dalam usahanya untuk menginformasikan, membujuk dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung mengenai merek (brand) yang mereka jual8. 7 Terence A Shimp, Periklanan dan Promosi. (Jakarta : Erlangga. 2003) Philip Kotler dan Keller, Marketing Management “Twelve edition” (New Jersey: Pearson Prentice Hall. 2006) hal. 496 8 10 2.1.1 Tujuan Komunikasi Pemasaran Pada dasarnya tujuan komunikasi pemasaran dapat dikategorikan menjadi 3 tujuan utama, diantaranya komunikasi pemasaran bertujuan untuk menyebarkan informasi (komunikasi informatif), komunikasi pemasaran bertujuan untuk mempengaruhi audience melakukan pembelian atau menarik konsumen (komunikasi persuasif), dan komunikasi pemasaran bertujuan untuk mengingatkan khalayak untuk melakukan pembelian ulang (komunikasi mengingatkan kembali)9. Ketiga tujuan utama dari komunikasi pemasaran pastinya tidak akan dicapai dalam waktu singkat, melainkan memerlukan proses yang panjang dan berkesinambungan. Hal ini karena respon dari audience yang mendapatkan informasi dari proses komunikasi pemasaran ini memerlukan proses waktu untuk menerima dan mencerna informasi yang didapatkannya. Adapun respon dari komunikan atau orang yang mendapatkan informasi adalah dimulai dari menyadari terlebih dahulu mengenai brand yang ditawarkan (awareness), kemudian memiliki perasaan untuk menyukai brand yang ditawarkan (interest), mencoba brand yang ditawarkan (trial), mengambil tindakan untuk membeli dan proses yang paling tinggi adalah membeli kembali brand yang ditawarkan atau malah sebaliknya yaitu dengan melakukan brand switching. Untuk dapat menempuh fase diatas, maka sebuah brand harus memiliki strategi dan konsep komunikasi pemasaran yang kuat sehingga mampu 9 Fandy Tjiptono, Brand Management Strategy (Yogyakarta: Andi, 2005) hal 11 11 menempatkan dirinya secara tepat dibenak audience. Adapun aplikasi dari strategi komunikasi pemasaran yang diterapkan salah satunya bisa dilakukan dengan memanfaatkan bauran promosi atau promotion mix. 2.1.2 Promotion Mix Adapun bentuk-bentuk utama dari strategi komunikasi pemasaran adalah: a. Periklanan (Advertising) Definisi advertising menurut Kotler dan Armstrong adalah: “Advertising is anypaid form of nonpersonal presentation and promotion of ideas, goods, orservices by an identified sponsor”10. Periklanan menurut Kotler dan Armstrong dapat diartikan sebagai segala bentuk presentasi non personal yang dibayar yang mempromosikan ide-ide atau gagasan, baik berupa barang maupun jasa oleh sebuah sponsor yang teridentifikasi. Tujuan diadakannya periklanan adalah untuk mempengaruhi aspek afeksi dan kognisi konsumen yang berupa perasaan, pemahaman, kepercayaan, sikap dan kesan yang berkaitan dengan suatu produk atau merek. Dalam menyampaikan pesan berupa iklan dapat digunakan berbagai jenis media seperti televisi, radio, majalah, surat kabar, papan reklame, kaos, dan sebagainya. b. Penjualan Personal (Personal Selling) Personal seling didefinisikan sebagai “Komunikasi orang perorangan dalam penjualan dengan mencoba membantu dan melayani konsumen dalam 10 Philip Kotler - Gary Armstrong, Principles of Marketing. Cetakan ke sepuluh (New Jersey: Prentice-Hall, 2002) hal 494 12 proses pembelian” 11 . Personal selling dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti mengunjungi langsung pelanggan (field sales people), penjualan di toko, penjualan melalui telepon, mengundang secara khusus pelanggan dan lain-lain. Personal selling merupakan cara promosi yang paling efektif untuk menciptakan proses pembelian, karena akan membentuk pola pikir khalayak, menanamkan keyakinan dan bertindak. c. Promosi Penjualan (Sales Promotion) Sales Promotion didefinisikan sebagai “Aktivitas pemasaran yang menyediakan nilai lebih intensif untuk meningkatkan penjualan, dan dapat digunakan untuk menstimulasi pembelian dalam jangka pendek”12. d. Publitas (Publicity) Publisitas merpakan salah satu teknik yang sering digunakan dalam program publiciy relation, karena mampu menjangkau opini publik yang dapat mendukung produk/jasa serta membentuk suatu perceived quality dalam benak konsumen. e. Komunikasi di Tempat Pembelian (Point of Purchase Communication, P-O-P) Display di counter, lantai, atau di jendela display yang memungkinkan para peritel mengingatkan para pelanggan dan menstimulasi belanja impulsive. 11 Belch & Belch, Advertising And Promotion: An Integrated Marketing Communications Perpective 5th, Edition (San Diego: Mc Graw-Hill, 2001) hal 24 12 Belch & Belch. Ibid, Hal 21 13 Menurut POPAI (Point Of Purchase Advertising Institute) dalam First Annual P-O-P Buyers Survey, material P-O-P dikategorikan dalam: 1) P-O-P Permanen Mencakup display dan tanda-tanda yang sengaja di gunakan untuk jangka waktu enam bulan atau lebih. 2) P-O-P Temporer Mencakup display dan tanda-tanda yang sengaja di gunakan kurang dari enam bulan. 3) Media in store Mencakup material iklan dan promosi seperti radio, iklan yang tertera pada kereta belanja, tulisan di rak pajangan, serta mesin penjual kupon, juga perusahaan pihak ketiga (misalnya perusahaan lain selain produsen merek dan pengecer) menyelenggarakan media in store tersebut.13 Fungsi dari P-O-P secara umum dapat di bagi dalam empat kategori, yaitu: 1) Memberi informasi (Informing) 2) Mengingatkan (Reminding) 3) Mendorong/menyemangati (Encouraging) 4) Merchandising 13 Terence A Shimp, Periklanan Promosi (Jakarta: Erlangga, 2003) hal 321 14 2.2 Corporate Social Responsibility 2.2.1 Definisi Corporate Social Responsibility Menurut David C Korten, “Nilai-nilai perusahaan tidak lagi berpusat pada uang, tetapi pada kehidupan; kepentingan yang menjadi motif bukan pada laba maksimum, melainkan mendapatkan dan memenuhi kehidupan; lokasi kekuasaan perusahaan bukan di pasar uang tetapi pada orang dan masyarakat global; kerangka waktu perusahaan tidak jangka pendek, melainkan jangka panjang; pertanggungjawaban perusahaan tidak lagi lemah dan jauh, tetapi kuat dan setempat; dan yang paling penting operasi terhadap kehidupan dari perusahaan seperti itu bukanlah menguras, melainkan merawat.14 Corporate social responsibility merupakan suatu elemen penting dalam rangka keberlanjutan atau eksistensi usaha suatu industri yang mencakup aspek ekonomi, lingkungan dan sosial budaya. Definisi secara luas yang ditulis sebuah organisasi dunia World Business Council for Sustainable Development (WBCD) menyatakan bahwa: “CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarga”.15 Sedangkan menurut Nuryana (2005) CSR adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegerasikan kepeduliaan sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan 14 Sony Sukada et al, Membumikan Bisnis Berkelanjutan Memahami Konsep Praktek Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Jakarta: Indonesia Business Link, 2007) hal 14 - 15 15 Sony Sukada et al. Ibid, hal 37 15 (stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan.16 Bila kita telaah lebih dalam, CSR dapat dikatakan sebagai tabungan masa depan bagi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan yang diperoleh bukan sekedar bentuk finansial melainkan rasa kepercayaan dari masyarakat sekitar dan stakeholders lainnya terhadap perusahaan. Kepercayaan inilah yang sebenarnya menjadi modal dasar agar perusahaan dapat terus melakukan aktivitasnya. Disamping itu terdapat argumen lain yang mendukung perlunya keterlibatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, yakni : Pertama kebutuhan dan harapan masyarakat yang semakin berubah, untuk dapat bertahan dan berhasil dalam persaingan bisnis yang ketat ini. Para pelaku bisnis semakin menyadari bahwa tidak begitu saja hanya memusatkan perhatian pada upaya mendatangkan kepentingan sebesar-besarnya. Mereka harus peka dan tanggap terhadap kebutuhan dan harapan masyarakat yang semakin kritis dan tak mudah dibohongi. Kedua, terbatasnya sumber daya alam. Bisnis ini diharapkan tidak hanya meneksploitasi sumber daya alam yang terbatas ini demi sekedar kepentingan ekonomi sosial, namun harus memanfaatkan secara bertanggung jawab dan bijaksana serta melakukan kegiatan sosial yang bertujuan memelihara sumber daya alam. Ketiga, lingkungan sosial dan lebih baik, bisnis mempunyai tanggung jawab sosial dan moral untuk memperbaiki lingkungan sosialnya yang lebih baik, 16 Edi Suarto Ph.D, Pekerjaan Sosial di Dunia Industri (Memperkuat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) (Jakarta: PT. Refika Aditama, 2007) hal 102 16 memperlihatkan prasarana sosial dan ekonomi masyarakat sekitar. Dengan demikian tingkat kehidupan ekonomi ikut diperbaiki sehingga daya beli masyarakat pun meningkat, yang pada akhirnay akan mampu menyerap produk perusahaan tersebut. Keempat, pertimbangan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan kekuasaan. Kekuasaan bisnis yang besar dan modern biasanya juga mempunyai kekuasaan sosial yang sangat besar. Bisnis tersebut mampu mempengaruhi lingkungan konsumen dan kondisi masyarakat bahkan budaya dan moral masyarakat. Karena itu Tanggung Jawab Sosial Perusahaan itu sangat dibutuhkan untuk bisa mengimbangi dan sekaligus mengontrol kekuasaan bisnis yang besar itu. Kelima, bisnis mempunyai sumber dana. Perusahaan sesungguhnya mempunyai sumber daya sangat potensial dan berguna bagi masyarakat. Keenam, keuntungan jangka panjang, dengan keterlibatan sosial tercipta suatu citra yang sangat positif dari masyarakat mengenai perusahaan itu dan produknya. Yang mungkin dalam jangka pendek merugikan secara finansial, namun dalam jangka panjang akan sangat menguntungkan bagi perusahaan tersebut, dengan kata lain dianggap sebagai investasi jangka panjang. 17 2.2.2 Manfaat Corporate Social Responsibility Dalam setiap program, pada umumnya memiliki tujuan dan manfaat yang berguna baik bagi segelintir orang maupun oleh kebanyakan orang. Adapun manfaat yang dapat diambil dari adanya program CSR bagi perusahaan adalah sebagai berikut17: 1. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi atau citra merek perusahaan 2. Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial 3. Mereduksi resiko demi kepentingan positif perusahaan 4. Melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha 5. Membuka peluang pasar yang luas 6. Mereduksi biaya misalnya terkait dengan pembuangan limbah 7. Mempebaiki hubungan dengan stakeholder 8. Memperbaiki hubungan dengan regulator 9. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan 10. Peluang mendapatkan penghargaan Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa corporate social responsibility memberikan manfaat kepada kedua belah pihak, yaitu organisasi dan masyarakat. Dimana masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidupnya sedangkan perusahaan memperoleh penilaian yang positif dari masyarakat dan karyawan sehingga pada akhirnya keberlangsungan usaha. 17 Untung, Corporate Social Responsibility (Jakarta: Sinar Grafika, 2008) hal 6-7 menjamin 18 2.2.3 Pola Corporate Social Responsibility Dalam menjalankan suatu program tanggun jawab sosial, sebuah perusahaan dapat memilih bentuk-bentuk dari kegiatan yang akan dilakukannya seperti apa, melihat dari masalah sosial yang ada di masyarakat seperti apa, misi, budaya, lingkungan, serta kondisi operasional masing-masing perusahaan. Adapun bentuk dari Corporate Social Responsibility seperti yang diungkapkan oleh Kotler dalam buku “Corporate Social Responsibility : Doing The Most Good for Your Company” (2005) menyebutkan beberapa bentuk program Corporate Social Responsibility yang dapat dipilih, yaitu 18: Cause Promotions Dalam cause promotions ini perusahaan berusaha untuk meningkatkan awareness masyarakat mengenai suatu isu tertentu, dimana isu ini tidak harus berhubungan atau berkaitan dengan lini bisnis perusahaan, dan kemudian perusahaan mengajak masyarakat untuk menyumbangkan waktu, dana atau benda mereka untuk membantu mengatasi atau mencegah permasalahan tersebut. Dalam cause promotions ini, perusahaan bisa melaksanakan programnya secara sendiri ataupun bekerjasama dengan lembaga lain, misalnya : non government organization. Cause Promotions dapat dilakukan dalam bentuk : Meningkatkan awareness dan concern masyarakat terhadap satu isu tertentu. Mengajak masyarakat untuk mencari tahu secara lebih mendalam mengenai suatu isu 18 Philip Kotler, Corporate Social Responsibility : Doing The Most Good for Your Company (Canada: John Wiley & Sons, Inc, 2005) hal 49 19 tertentu di masyarakat. Mengajak orang untuk ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan event tertentu, misalnya : mengikuti gerak jalan, menandatangani petisi, dan lainnya. Cause-Related Marketing Dalam cause related marketing, perusahaan akan mengajak masyarakat untuk membeli atau menggunakan produk nya, baik itu barang atau jasa, dimana sebagian dari keuntungan yang didapat perusahaan akan didonasikan untuk membantu mengatasi atau mencegah masalah tertentu.Cause related marketing dapat berupa : Setiap barang yang terjual, maka sekian persen akan didonasikan. Setiap pembukaan rekening atau account baru, maka beberapa rupiah akan didonasikan. Corporate Social Marketing Corporate social marketing ini dilakukan perusahaan dengan tujuan untuk mengubah perilaku masyarakat (behavioral changes) dalam suatu isu tertentu. Biasanya corporate social marketing, berfokus pada bidang-bidang di bawah ini, yaitu : Bidang kesehatan (health issues), misalnya : mengurangi kebiasaan merokok, HIV/AIDS, kanker, eating disorders, dan lainnya. Bidang keselamatan (injury prevention issues), misalnya : keselamatan berkendara, pengurangan peredaran senjata api, dan lainnya. Corporate Philanthrophy Corporate philanthropy mungkin merupakan bentuk Corporate Social Responsibility yang paling tua. Corporate philanthrophy ini dilakukan oleh perusahaan dengan memberikan kontribusi/sumbangan secara langsung dalam 20 bentuk dana, jasa atau alat kepada pihak yang membutuhkan baik itu lembaga, perorangan ataupun kelompok tertentu. Corporate philanthropy dapat dilakukan dengan menyumbangkan : Menyumbangkan uang secara langsung, misalnya: memberikan beasiswa kepada anak-anak yang tidak mampu,dan lainnya. Memberikan barang/produk, misalnya: memberikan bantuan peralatan tulis untuk anak-anak yang belajar di sekolah-sekolah terbuka, dan lainnya. Corporate Volunteering Community Volunteering adalah bentuk Corporate Social Responsibility dimana perusahaan mendorong atau mengajak karyawannya ikut terlibat dalam program Corporate Social Responsibility yang sedang dijalankan dengan jalan mengkontribusikan waktu dan tenaganya. 2.3 Brand Activation 2.3.1 Definisi Brand Activation Mengutip apa yang diungkapkan oleh salah satu pakar komunikasi terkemuka yaitu Tom Duncan dalam bukunya “The Priciples of Advertising and IMC” yang mengemukakan bahwa salah satu cara ampuh dalam menyampaikan pesan sebuah brand adalah dengan mengajak customer dan potential customer untuk terlibat dalam sebuah event yang diselenggarakan perusahaan atau sebuah brand.19 Contoh nyata dari sebuah event adalah seperti yang diselenggarakan oleh kecap Bango yaitu Festival Jajanan Bango, lebih lanjut event ini disebut sebagai 19 Manajemen Riset Team, “Modul PPM Manajemen”, 2008 21 brand activation. 20 Brand activation adalah aktivitas aktif-interaktif antara perusahaan dengan pelanggan dengan tujuan meningkatkan keeratan hubungan antar keduanya. 21 Brand activation dapat didefinisikan sebagai “a marketing interaction between consumers and the brand, where consumers can understand the brand better and accept it as a part of their lives.”22 Dalam pengertian lainnya brand activation didefinisikan sebagai salah satu metode memperkenalkan atau mendongkrak kepada konsumen atau pembeli dengan mengenalkan produknya secara langsung kepada target pasar yang dituju. Dengan metode ini konsumen bisa merasakan langsung manfaat langsung suatu produk. Program brand activation juga bisa memberikan manfaat lebih suatu produk selain membangun loyalitas pelanggan terhadap merek.23 Saat ini brand activation sudah bukan hanya sekedar teori, melainkan langkah alami dalam evolusi merek yang sudah banyak diaplikasikan. Pada brand activation terdapat proses pencarian secara mendalam segala sesuatu tentang merek baik dari strategi dan positioning untuk bisa menemukan aset yang memiliki konsekuensi dan relevansi untuk seluruh perusahaan. Sebuah merek dapat diaktifkan dalam berbagai situasi yang meliputi empat pilar diantaranya produk dan jasa, karyawan, identitas dan Komunikasi. Brand activation menawarkan produk dan jasa yang disampaikan sesuai dengan positioningnya dan 20 W. Henricus Ismanthono, Kamus Istilah Ekonomi dan Bisnis (Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2010) hal 35 21 Kartono Salim, 5 Jurus Sukses Berbisnis Retail di Modern Market (Jakarta: Trans Media Pustaka, 2007) hal 146 22 www.macromanagementsystems.net, Dr. Shehzad Amin 23 W. Henricus Ismanthono, Kamus Istilah Ekonomi dan Bisnis (Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2010) hal 35 22 berusaha mengaitkan positioning tersebut secara personal sehingga erat kaitannya terhadap kehidupan pelanggan. Dengan demikian pelanggan akan merasa memiliki ikatan yang kuat terhadap merek. Selain itu brand activation juga membantu memperkuat positioning yang disampaikan melalui advertising.24 Brand activation bisa berbagai bentuk berupa roadshow event, sampling, interaktive website ataupun berbagai pertunjukan lainnya, yang terpenting disini adalah keterlibatan dari target audience. Dalam pendapat lainnya, cara-cara mengkoneksikan antara brand dengan pelanggan bisa disebut juga sebagai brand contact seperti yang dikemukakan oleh Schultz yang mendefinisikan brand contact sebagai suatu elemen dari pengalaman pelanggan dengan seluruh penawaran produk atau pelayanan yang dihubungkan dengan brand.25, 2.3.2 Peran Brand Activation Brand activation dapat berperan dan mampu memenuhi ekspektasi tujuan seperti memberikan interaksi langsung dengan customer, memperkenalkan citra perusahaan dengan produknya secara langsung, menciptakan pengalaman (experience) dari event yang dilaksanakan dengan melibatkan mood dan emosi customer, konsumen yang hadir di sebuah event dapat mendorong penyebaran aktivitas word of mouth kepada orang-orang sekitarnya, selain itu brand activation menjadi sarana edukasi tentang produk ke masyarakat. Berbagai fungsi brand activation yang secara umum mampu memperkuat brand positioning dan 24 25 Paul More, et. al, Modul Brand activation, (Starsky, 2002) hal 4 Hermawan Kartajaya & MIM Academy, Brand Operation (Surabaya: Erlangga, 2010) hal 181 23 image sebuah brand, menarik pelanggan pesaing (brand switching), menunjukkan kelebihan dibandingkan kompetitor, menjaga dan meningkatkan loyalitas dari pelanggan, menciptakan brand awareness yang tinggi dan instant maka kemudian brand activation mulai banyak digalakkan dan dilakukan oleh perusahaan.26 Beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dari brand activation antara lain:27 Aktivitas promosi bisa langsung mencapai target. Dengan brand activation, konsumen bisa merasakan langsung manfaat produk. Produsen bisa lebih detail dalam mengenalkan produknya ketimbang produk pesaing. Promosi dengan cara ini bisa memberikan kepuasan lebih besar kepada konsumen, dengan demikian konsumen akan menyebarkan kepada rekan atau kerabatnya melalui word of mouth. Efektivitas promosi semacam ini lebih terukur ketimbang melakukan promosi pada media, karena dapat memperkirakan berapa banyak orang atau konsumen yang bisa dijangkau, berapa yang pas, artinya modal yang telah dikeluarkan telah kembali. Pada dasarnya tujuan dari brand activation adalah untuk mengaktifkan konsumen untuk mulai bertindak kepada brand. Brand Activation membuat 26 www.pengusaha-indonesia.com W. Henricus Ismanthono, Kamus Istilah Ekonomi dan Bisnis (Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2010) hal 35 27 24 pergeseran fokus brand langsung kepada inti pemasaran yaitu merangsang proses pembelian karena:28 Brand Activation mampu memberikan memberikan pilihan informasi kepada audience. Brand Activation mampu memberikan relevansi karena biasanya pesan yang disampaikan melalui brand activation adalah informasi yang sesuai dan dibutuhkan oleh target audience-nya. Brand Activation mampu memberikan pengalaman atau pembuktian yang meyakinkan bagi audience-nya. Dari sini maka peneliti kemudian menyimpulkan betapa brand activation sangat penting dalam mengkoneksikan sebuah brand dengan audience-nya. Satu hal utama yang merupakan keunggulan kompetitif dari brand activation adalah adanya interaksi langsung antara brand dengan konsumen. Hal ini tentu akan membuat hubungan konsumen terhadap brand semakin erat. Ketika hubungan sudah semakin erat maka konsumen akan dengan senang hati membeli produk dan mempromosikan brand kepada teman, saudara dan orang-orang terdekat. Selain itu brand activation juga biasanya dilakukan dalam suasana yang fun dan santai sehingga memudahkan brand untuk menyampaikan pesannya kepada konsumen. Brand activation sangat penting dilakukan oleh sebuah brand karena dengan brand activation membuka peluang bagi sebuah brand untuk selalu relevan dengan target audience, dengan dinamika pasar, dan untuk selalu memberikan energi kepada brand dengan secara konsisten melakukan brand building. 28 W. HenricusIsmanthono, Kamus Istilah Ekonomi dan Bisnis (Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2010) hal 35 25 Dengan fungsi dan perannya tersebut, maka saat ini brand activation merupakan medium yang sangat penting untuk digunakan dalam rangka untuk menyokong kegiatan above the line. 2.3.3 Strategi Brand Activation dalam Bentuk Event Untuk mengaktifkan sebuah merek maka harus cari terlebih dahulu fitur yang merupakan inti dari sebuah brand. Positioning yaitu apa yang telah dikomunikasikan dan dijanjikan kepada pelanggan, manfaat, visi perusahaan atau kebijakan strategis maupun taktis yang relevan tentang perusahaan adalah kunci dari sebuah brand. Oleh karena itu, agar brand activation dapat berfungsi secara efektif maka perlu dimulai dan digali dari positioning yang telah ditetapkan, dikomunikasikan dan dijanjikan kepada pelanggan. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Al Ries dan Jack Trout dalam bukunya "Positioning". Ries dan Trout menjelaskan “the marketing opportunities of conquering a specific position in the mind of the target audience. This position must have strategic advantages towards competitors to be profitable.”Teori pendukung lainnya adalah yang dikembangkan oleh David A. Aaker dalam bukunya diterbitkan “Building Strong Brands”. Aaker's menjelaskan "“Brand position is the part of the brand identity and value proposition that is to be actively communicated to the target audience and that demonstrates an advantage over competing brands”.29 29 Paul Morel, Preisler. Peter, and Nyström. Anders. Modul Brand activation, Starsky 2002 hal 5 26 Jika dalam pembahasan sebelumnya brand activation merupakan bagian dari brand contact yaitu sebagai bagian dari pengalaman pelanggan dengan merek, oleh karena itu proses yang dapat membantu perusahaan untuk mengidentifikasi bagaimana pelanggan melakukan kontak dengan perusahaan dan produk serta pelanggannya, baik itu melalui pesan dan insentif yang dikirimkan oleh kelompok pemasaran atau bentuk lain yang berada diluar pengawasan pemasar disebut sebagai brand contact audit. Brand contact audit memiliki tiga tahapan diantaranya:30 1. Identifikasi semua brand contact dari sudut pandang pelanggan atau prospek, apakah itu dapat dikontrol atau tidak oleh perusahaan, dan apakah pemasar bertanggung jawab secara langsung terhadap mereka. 2. Atur dan prioritaskan brand contact dari sudut pandang pelanggan atau prospek. 3. Kembangkan pengalaman pelanggan yang lebih baik disetiap titik kontak. Dalam setiap perancanangan dan pelaksanaannya, sebuah brand activation harus tetap memegang prinsip-prinsip diantaranya:31 Brand activation harus mampu menyalakan gairah audience dengan menciptakan ide-ide yang segar dan brilliant. Pada brand activation harus terdapat suatu koneksi antara kebutuhan konsumen dengan brand sebagai solusi pada waktu yang tepat, di tempat 30 31 Hermawan Kartajaya & MIM Academy, Brand Operation (Surabaya: Erlangga, 2010) hal 181 www.macromanagementsystems.net, Dr. Shehzad 27 yang tepat dan dengan cara yang benar, sehingga memotivasi komitmen konsumen. Pada brand activation harus dapat mengubah insight konsumen menjadi sebuah tindakan dengan brand adalah alasan terkuat untuk bertindak karena ada kepercayaan bahwa brand adalah solusi bagi audience. Dalam mengelola suatu kegiatan tentunya diperlukan strategi. Seperti halnya menyampaikan pengalaman merek melalui sebuah brand activation khususnya kontak pointnya adalah marketing event membutuhkan proses strategis yang panjang. Strategi yang tepat hanya dapat dilakukan apabila penyelenggara event mengetahui dengan pasti apa tujuan diselenggarakannya event. Penetapan strategi dimulai dengan perencanaan, sehingga penyelenggaraan event dapat berjalan sesuai harapan. Tahapan awal dalam mengelola event setelah penetapan tujuan adalah mencari tempat penyelenggaraan event yang sesuai dengan tema event, bekerja sama dengan pihak penyedia jasa akomodasi, transportasi, serta penyedia jasa lainnya. Saat yang paling penting adalah saat event berlangsung, karena akan terlihat apakah semua kegiatan berjalan sesuai rencana yang telah ditetapkan atau tidak. Suksesnya event akan terlihat pada saat event berlangsung. Tetapi tahap akhir yaitu tahap setelah event berlalu, merupakan tahapan serius untuk mengevaluasi dan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan administrasi. Pada tahap evaluasi dilakukan tahap penilaian terhadap semua aspek yang telah dilaksanakan termasuk evaluasi terhadap tempat penyelenggaraan dan 28 hal lainnya yang berhubungan dengan penyedia jasa dan pelayanan selama kegiatan berlangsung.32 Merencanakan kegiatan merupakan aspek terpenting dalam penyelenggaraan event. Dalam perencanaan terdapat banyak hal yang sangat kompleks dan terdapat banyak kebutuhan diluar dugaan. Pada pelaksanaannya sebuah rencana event yang telah ditentukan tujuan pelaksanaannya akan sulit untuk dilaksanakan seratus persen sama, karena dalam pelaksanaannya akan muncul banyak hal dan perlu dilakukan penyesuaian dengan keadaan. Bagaimanapun, rencana event merupakan suatu alat dan panduan yang dapat digunakan untuk mengukur perkembangan sebuah kegiatan, apakah berjalan sesuai harapan atau tidak.33, Proses perencanaan event dimulai dengan menentukan tujuan yang dapat diterima dengan jelas oleh setiap anggota tim yang akan terlibat dalam pelaksanaan event. Tujuan merupakan langkah awal dalam setiap perencanaan sebuah event. Tujuan diselenggarakannya suatu event dapat berupa pembelajaran, bertukar pikiran, sosialisasi peringatan, hiburan, mempromosikan produk baru perusahaan atau meningkatkan pendapatan perusahaan dan sebagainya. Rencana awal penyelenggaraan event dimulai dengan dua tahap, yaitu mencari informasi tentang event yang akan diselenggarakan dan mengumpulkan yang berhubungan. Proses pencarian informasi perlu dilakukan untuk melihat kelayakan dari rencana penyelenggaraan event tersebut. Hal tersebut perlu dilakukan dengan membuat 32 33 Any Noor, Manajemen Event (Bandung: Alfabeta, 2009) hal 102 Any Noor, Manajemen Event (Bandung: Alfabeta, 2009) hal 102 29 studi kelayakan bagi penyelenggaraan suatu event. Manfaat melakukan studi kelayakan event adalah untuk melihat apakah penyelenggaraan event tersebut dapat membawa banyak manfaat atau tidak. Kelayakan yang dilakukan harus mampu melihat sebanyak mungkin aspek yang timbul dari penyelenggaraan kegiatan, termasuk aspek keuangan, aspek sumberdaya yang dimiliki, aspek promosi dan aspek lainnya yang dinilai perlu untuk diketahui. Layak atau tidaknya penyelenggaraan suatu event harus dapat memberikan manfaat bagi pihak yang terkait dan menimbulkan kerugian yang sekecil mungkin atau bahkan tidak menimbulkan kerugian apapun.34 Setelah semua informasi tentang penyelenggaraan event didapatkan, tahap selanjutnya adalah menuangkan rencana ke dalam perencanaan yang lebih detail dan dilakukan oleh pihak yang kompeten sesuai dengan bidangnya. Tahap terakhir yang perlu diperhatikan adalah legalitas dari penyelenggaraan event. Banyak event yang diselenggarakan tidak mendapatkan izin dari pihak-pihak yang berhubungan dengan event. Pada tahap akhir perlu dilakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan event tersebut.35 Proses strategis dan taktis sebuah perencanaan brand activation khususnya dalam hal ini adalah marketing event secara lengkap terdapat didalam bagan dibawah ini. 34 35 Any Noor. Manajemen Event (Bandung: Alfabeta, 2009) hal 104 Any Noor Manajemen Event (Bandung: Alfabeta, 2009) hal 107 30 Gaambar 2.1 Gambar Proses P Renncana Peren ncanaan dan Penyelennggaraan Marketing Event. E 31 2.3.3.1 Analisa Strength - Weaknesses - Opportunuties - Threats (SWOT) Pada saat perencanaan sebuah event, analisa SWOT sangatlah diperlukan, dimana metode analisa SWOT dianggap sebagai metode analisa yang paling dasar untuk melihat suatu topik atau permasalahan dari 4 sisi yang berbeda. SWOT adalah singkatan yang diambil dari huruf depan kata Strength, Weakness, Opportunity dan Threat, yang dalam bahasa Indonesia mudahnya diartikan sebagai Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman. Hasil analisa biasanya adalah arahan/strategi untuk mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman. Seperti apa yang diungkapkan oleh Fredy Rangkuti36: “SWOT adalah identitas berbagai faktor secara sistematis untuk merumusakan strategi pelayanan. Analisis ini berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan peluang namun secara bersamaan dapat meminimalkan kekurangan dan ancaman. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal dan faktor internal”. Gambar 2.2 Diagram analisis SWOT BERBAGAI PELUANG Kuadran III Kuadran I Kelemahan Internal Kekuatan Internal Kuadran IV Kuadran II Berbagai Ancaman 36 Freddy Rangkuti, Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1998) hal 18-20 32 Kuadran I merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Kuadran II : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/jasa) Kuadaran III : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Kuadran IV : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Jadi analisi SWOT itu merupakan suatu cara dalam menganalisis faktorfaktor internal dan eksternal menjadi langkah-langkah strategi dalam pengoptimalan usaha yang lebih menguntungkan. Dalam analisis faktor-faktor internal dan eksternal akan ditentukan aspek-aspek yang menjadi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weakness), kesempatan (Opportunities), dan yang menjadi ancaman (Treathment) sebuah organisasi/perusahaan. Dengan begitu akan dapat ditentukan berbagai kemungkinan alternative strategi yang dapat dijalankan.