PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN NILAI TUKAR

advertisement
PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN NILAI TUKAR TERHADAP HASIL
INVESTASI
(Studi pada PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
Devi Arisah
NIM : 1111046200013
KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H / 2015 M
ABSTRAK
Devi arisah. 1111046200013. Konsentrasi Asuransi Syariah, Program Studi
Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2015.
Perkembangan hasil investasi pada perusahaan sering mengalami fluktuatif,
dikarenakan adanya faktor internal dan eksternal. Pertanyaan yang akan muncul
adalah apakah Inflasi dan Nilai Tukar mempengaruhi Hasil Investasi pada
perusahaan asuransi jiwa syariah? Pertanyaan itulah yang menjadi permasalahan
yang akan dipelajari dalam penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini ada 3, yaitu:
(1) Menganalisis perkembangan inflasi dan nilai tukar terhadap hasil investasi
periode 2011-2014. (2) Menganalisis pengaruh tingkat inflasi dan nilai tukar mata
uang terhadap hasil investasi periode 2011-2014. (3) Menganalisis strategi
perusahaan dalam meningkatkan hasil investasi.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode analisis regresi berganda.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Teknik
pengumpulan melalui Library Research dan Field Research. Teknik pengolahan
data menggunakan SPSS 20. Teknik analisis data antara lain uji asumsi klasik dan
pengujian hipotesis.
Perkembangan Hasil Investasi pada PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah
mengalami fluktuatif yang baik. Berdasarkan hasil olah data yang digunakan
dengan menggunakan SPSS 20 menunjukkan bahwa Inflasi dan Nilai Tukar
secara bersama-sama mempengaruhi Hasil Investasi. Secara parsial, variabel
Inflasi dan variabel Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar tidak memiliki pengaruh
positif terhadap Hasil Investasi.
Kata Kunci: INFLASI, NILAI TUKAR MATA UANG, HASIL INVESTASI
Pembimbing: Dwi Nur‟aini Ihsan, SE, MM
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirabbil „alamin. Segala puji dan syukur hanya kehadirat Allah
SWT atas segala rahmat dan nikmat-Nya serta pertolongan-Nya yang tiada
terhingga kepada semua makhluk-Nya, khususnya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam tercurah kehariban
baginda Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya kepada
jalan kebesaran hingga yaumil qiyamah. Kemudahan dan pertolongan Allan SWT
senantiasa dirasakan penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “PENGARUH INFLASI DAN NILAI TUKAR MATA UANG
TERHADAP HASIL INVESTASI”.
Penulisan skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat
kelulusan Strata Satu (S1) Konsentrasi Asuransi Syariah Program Studi Muamalat
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Perkenankan penulis berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah
memberikan bantuan, motivasi serta masukan terhadap penulis dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini, diantaranya:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Bapak AM. Hasan Ali, MA., dan Bapak Abdurrauf, Lc, MA., selaku Ketua dan
sekretaris Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ibu Dwi Nur‟aini Ihsan, SE, MM., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah berkenan meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, saran dan
ilmunya yang begitu berharga bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi dengan baik.
Kepada seluruh dosen dan sifitas akademik Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mendidik
dan mengajarkan ilmu dan akhlak yang tidak tenilai, serta para staff
perpustakaan yang telah melayani dan memfasilitasi buku-buku sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Kedua orang tuaku tersayang dan tercinta, Ibu Suratmi dan Bapak Sutimin
yang tiada hentinya memberikan doa yang tulus dan ikhlas dan motivasi
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Kakakku tercinta Jenti Ari Astuti, Kakak Iparku Edi Pramono Putra dan
Keponakanku tersayang Ariani Zahwa Milani Putra dan Naila Putri
iii
Ramadani yang selalu membuat tersenyum dikala lelah dalam mengerjakan
skripsi.
7. Muhamad Kafi tersayang, yang selalu memberikan motivasi untuk penulis,
selalu setia menemani penulis dan dapat membuat tersenyum disaat kendala
dalam penyusunan skripsi.
8. Sahabat-sahabat terbaik penulis, DAMNFIRST: Diah Laenatusyifa, Siti
Munawaroh, Mirantini Tri Kuntari, Nissa Arifiani, Dewinta Karmila, Firda
Aulia dan Tiara Fitriyanti yang telah memberikan warna baru dari awal
perkuliahan sampai selamanya.
9. Sahabat-sahabat terbaik, SADEN: Sandra Fitriani, Aisyah Aini dan Rita
Mariana yang selalu setia dari SMK mendengarkan curhatan dan cerita-cerita
dari masing-masing kesibukan.
10. Keluarga besar Asuransi Syariah angkatan 2011 yang tidak bisa disebutkan
satu persatu, yang memberikan dukungan moril kepada penulis.
11. Seluruh pihak-pihak terkait yang telah membantu, menyemangati penulis
selama proses penyelesaian skripsi ini.
Penulis berbesar hati menerima berbagai masukan yang konstruktif terhadap
perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermafaat bagi kalangan
masyarakat dan akademisi.
Jakarta, 19 Oktober 2015
(Devi Arisah)
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... v
DAFTR TABEL .................................................................................................. vii
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 8
C. Batasan dan Perumusan Masalah .................................................. 9
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 10
E. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu ......................................... 11
F. Kerangka Pemikiran .................................................................... 13
G. Sistematika Penulisan .................................................................. 14
LANDASAN TEORI
A. Asuransi Syariah
1. Pengertian Asuransi Syariah ................................................... 16
2. Perbedaan Asuransi Syariah & Asuransi Konvensional ......... 18
3. Jenis Asuransi Syariah ............................................................ 23
B. Asuransi Jiwa Syariah
1. Pengertian Asuransi Jiwa Syariah .......................................... 23
2. Mekanisme Asuransi Jiwa Syariah ......................................... 24
C. Inflasi
1. Pengertian Inflasi .................................................................... 25
2. Macam-Macam Inflasi ............................................................ 26
3. Penyebab Inflasi ...................................................................... 28
4. Dampak Inflasi........................................................................ 29
D. Nilai Tukar Mata Uang
1. Pengertian Nilai Tukar Mata Uang ......................................... 29
2. Penyebab Nilai Tukar Mata Uang .......................................... 31
E. Investasi
1. Pengertian Investasi ................................................................ 33
2. Tujuan Investasi ...................................................................... 34
v
BAB III
BAB IV
BAB V
3. Bentuk-Bentuk Investasi ......................................................... 35
4. Prinsip-Prinsip Umum Investasi Syariah ................................ 35
F. Strategi Investasi ......................................................................... 36
G. Mekanisme Antar Variabel
1. Pengaruh Inflasi Terhadap Hasil Investasi ............................. 39
2. Pengaruh Nilai Tukar Mata Uang terhadap Hasil Investasi ... 39
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 40
B. Teknik Penentuan Sampel
1. Populasi................................................................................... 40
2. Sampel .................................................................................... 41
C. Jenis Penelitian ............................................................................ 42
D. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data ................................................................................ 42
2. Sumber Data ........................................................................... 42
E. Teknik Analisis Data
1. Teknik Analisis Data .............................................................. 43
2. Pengujian Statistik .................................................................. 44
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Perkembangan PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah ........ 54
B. Perkembangan Inflasi, Nilai Tukar Mata Uang dan Hasil Investasi
Tahun 2011-2014
1. Perkembangan Inflasi di Indonesia ......................................... 56
2. Perkembangan Nilai Tukar Mata Uang di Indonesia.............. 58
3. Perkembangan Hasil Investasi di PT Asuransi Jiwa XYZ
Syariah .................................................................................... 60
C. Analisis Statistik
1. Uji Asumsi Klasik................................................................... 62
2. Uji Regresi Linier Berganda ................................................... 69
3. Uji Hipotesis ........................................................................... 70
D. Strategi Perusahaan Dalam Meningkatkan Hasil Investasi ......... 73
E. Interpretasi Hasil Penelitian ........................................................ 75
PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 78
B. Saran ............................................................................................ 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Perkembangan Industri Asuransi Syariah ..................................... 2
Tabel 4.1
Perkembangan Inflasi di Indonesia ............................................. 54
Tabel 4.2
Perkembangan Nilai Tukar Mata Uang di Indonesia .................. 56
Tabel 4.3
Perkembangan Hasil Investasi PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah . 58
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas .................................................................... 62
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikoliniearitas ......................................................... 63
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi ................................................................. 64
Tabel 4.7
Hasil Uji Autokorelasi Setelah Lag ............................................. 65
Tabel 4.8
Hasil Uji Heteroskedastisitas ....................................................... 67
Tabel 4.9
Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................. 68
Tabel 4.10
Hasil Uji t (Parsial) ...................................................................... 69
Tabel 4.11
Hasil Uji F (Simultan) ................................................................. 70
vii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1
Perkembangan Inflasi di Indonesia ............................................. 55
Grafik 4.2
Perkembangan Nilai Tukar Mata Uang di Indonesia .................. 57
Grafik 4.3
Perkembangan Hasil Investasi PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah . 59
Grafik 4.4
Hasil Uji Normalitas Dengan Menggunakan Histogram............. 61
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Dengan Menggunakan Probability Plot .... 60
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas ....................................................... 66
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat membutuhkan
sebuah kemudahan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, termasuk dalam
hal menjamin kehidupannya di masa yang akan datang. Dan dalam
menjalankan setiap kegiatan, manusia tidak lepas dari yang namanya
risiko. Risiko adalah ketidaktentuan (uncertaity) yang mungkin melahirkan
kerugian (loss). Risiko pada manusia tidak bisa dihilangkan, namun dapat
diminimalisirkan agar tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar dalam
kehidupan. Salah satu cara untuk meminimalisir risiko yang lebih besar di
masa mendatang adalah asuransi.
Asuransi yang pertama dikenal adalah asuransi konvensional. Dengan
peduduk di Indonesia mayoritas beragama Islam, maka banyak berdiri
lembaga-lembaga keuangan yang sistem operasionalnya berdasarkan
prinsip-prinsip syariah. Dalam hal ini, asuransi berlandaskan syariah
merupakan lembaga yang dapat membawa umat islam ke arah
kemakmuran patut diwujudkan tanpa pertimbangan. Dengan adanya
keyakinan umat islam di dunia dan keuntungan yang diperoleh melalui
konsep asuransi syariah, lahirlah berbagai perusahaan asuransi yang
mengandalkan asuransi berlandaskan syariah.1
1
Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di
indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Mei 2006), cet- 3, hal. 138.
1
2
Dengan ini, perkembangan industri asuransi syariah mulai terkenal di
Indonesia. Diawali dengan berdirinya PT. Syarikat Takaful Indonesia
sebagai Holding Company pada tahun 1994 dan anak perusahaannya yakni
PT. Asuransi Takaful Indonesia (Asuransi Jiwa) dan PT. Asuransi Takaful
Umum (Asuransi Kerugian).2 Seiring berjalannya waktu industri asuransi
syariah berkembang pesat di Indonesia. Sehingga di tahun 2014 jumlah
industri asuransi syariah sudah ada 48, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 1.1
Perkembangan Industri Asuransi Syariah
No.
Keterangan
TW IV
TW IV
2014
2013
1
Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah
3
3
2
Perusahaan Asuransi Umum Syariah
2
2
3
Unit Syariah Perusahaan Asuransi Jiwa
18
17
4
Unit Syariah Perusahaan Asuransi Umum
23
24
5
Unit Syariah Perusahaan Reasuransi
3
3
49
49
TOTAL
Sumber: www.aasi.or.id
Dalam Fatwa DSN No. 21/DSN-MUI/X/2001 Bagian Pertama
mengenai Ketentuan Umum angka 1, disebutkan pengertian asuransi
syariah (ta’min, takaful atau tadhamun) adalah usaha saling melindungi
dan tolong menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi
dalam bentuk aset dan/atau tabarru‟ yang memberikan pola pengembalian
2
Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009),
cet. 1, hal. 179.
3
untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai
dengan syariah.3
Asuransi syariah pun berlomba-lomba membuat produk yang inovatif
untuk menarik masyarakat mencintai asuransi. Seperti di asuransi jiwa
yang mengeluarkan produk unit link untuk memenuhi kebutuhankebutuhan di masa sekarang maupun mendatang. Maksud dari produk unit
link adalah produk perusahaan asuransi jiwa yang mengawinkan fungsi
proteksi dan investasi.
Dalam melakukan investasi, perusahaan asuransi syariah wajib
mengikuti
ketentuan-ketentuan
yang
dianjurkan
oleh
Kementrian
Keuangan maupun Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
(DSN-MUI). Perusahaan asuransi syariah wajib menginvestasikan dana
yang dimilikinya ke dalam jenis-jenis investasi berbasis syariah.
Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/ PMK. 010/ 2011
tentang Kesehatan Keuangan Usaha Asuransi Dan Usaha Reasuransi
Dengan Prinsip Syariah, berisi tentang kekayaan yang diperkenankan
dalam bentuk investasi terdiri dari: deposito pada Bank, saham syariah,
sukuk atau obligasi syariah, Surat Berharga Syariah Negara, surat berharga
syariah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, surat berharga syariah yang
diterbitkan oleh lembaga multinasional yang Negara Republik Indonesia
menjadi salah satu anggota atau pemegang sahamnya, reksadana syariah,
efek beragun aset syariah yang diterbitkan berdasarkan kontrak investasi
3
Wirdyaningsih, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada
Media, Agustus 2006), ed. 1 cet- 2, hal. 178.
4
kolektif efek beragun aset syariah, pembiayaan melalui mekanisme
kerjasama dengan pihak lain dalam bentuk pembelian pembiayaan
(refinancing) syariah, dan/ atau emas murni.4
Pemilihan outlet-outlet investasi sangat berpengaruh terhadap hasil
investasi perusahaan. Dimana manajer investasi bertugas menempatkan
dana investasi ke beberapa portofolio investasi yang dapat memberikan
return yang besar dengan tingkat risiko yang kecil.
Dan dana investasi yang diterima perusahaan kemudian diinvestasikan
sesuai dengan prinsip syariah. Investasi yang dilakukan harus secara
efisien dan efektif agar hasil investasi dapat maksimal sehingga
meningkatkan keuntungan perusahaan.
Jumlah investasi perusahaan perasuransian syariah per 31 Desember
2013 mencapai Rp. 14.296 miliar. Jumlah tersebut mengalami kenaikan
sebesar 26,20% dibandingkan dengan posisi pada akhir tahun 2012. Total
investasi tersebut mencapai 5,01% dari total investasi perusahaan
perasuransian pada periode yang sama.5
Dan dalam perusahaan perasuransian syariah, investasi asuransi jiwa
syariah tahun 2011 mencapai Rp. 6.418 miliar, naik dari periode
4
Peraturan Menteri Keuangan No.11 Tahun 2011 tentang Kesehatan Keuangan Usaha
Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah, http://www.ojk.go.id/peraturan-menterikeuangan-nomor-11-pmk-010-2011-tentang-kesehatan-keuangan-usaha-asuransi-dan-usahareasuransi-dengan-prinsip-syariah, diakses tanggal 17 Oktober 2015, 12.26.
5
Laporan Perkembangan Keuangan Syariah Tahun 2013, http://www.ojk.go.id/laporanperkembangan-keuangan-syariah-2013, diakses tanggal 29 April 2015, 11.09.
5
sebelumnya tahun 2010 sebesar Rp. 4.903 miliar dan pada tahun 2009
sebesar Rp. 3.215 miliar.
Pertumbuhan investasi asuransi syariah terus berkembang, seperti
yang terlihat di tahun 2012 investasi asuransi jiwa syariah mencapai Rp.
9.087 miliar. Namun pada tahun 2013 pertumbuhan investasi cenderung
landai, sebesar Rp. 11.537 miliar.
Sebagian
besar
investasi
perusahaan
perasuransian
syariah
ditempatkan dalam bentuk deposito syariah, yaitu mencapai 77,5% dari
total
investasi.
Lima
jenis
investasi
terbesar
dari
perusahaan
persasuransian syariah pada asuransi jiwa syariah per 31 Desember 2013
adalah deposito mencapai Rp. 3.697 miliar, saham sebesar Rp. 3.475
miliar, reksadana syariah sebesar Rp. 2.641 miliar, sukuk korporasi
sebesar Rp. 759 miliar dan SBSN sebesar Rp. 889 miliar. Dan ada satu
jenis investasi adalah investasi lainnya yang hanya mencapai Rp. 77
miliar.6
Hasil investasi pada perusahaan tidak luput dari beberapa faktor yang
mempengaruhinya. Pada artikel Chen, Roll dan Ross mengidentifikasi;
tingkat pertumbuhan produksi dunia industri, tingkat inflasi (baik yang
diharapkan atau tidak), selisih antara tingkat bunga jangka panjang dan
6
Laporan Perkembangan Keuangan Syariah Tahun 2013, http://www.ojk.go.id/laporanperkembangan-keuangan-syariah-2013, diakses tanggal 29 April 2015, 11.09.
6
jangka pendek dan selisih tingkat bunga (spread) antara obligasi
berperingkat tinggi dan rendah.7
Ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi investasi, yaitu: tujuan
investasi yang ingin dicapai, keuntungan yang ingin dicapai dari hasil
investasi, jenis investasi yang dipilih, risiko investasi yang melekat dan
risiko eksternal (pergerakan indeks harga saham, nilai tukar mata uang,
tingkat suku bunga, krisis keuangan di negara lain), modal, keberanian
untuk berinvestasi, pajak, kondisi politik dan perekonomian negara.8
Pertumbuhan produksi yang tinggi akan memperbesar pendapatan
masyarakat, dan selajutnya pendapatan masyarakat yang tinggi tersebut
akan memperbesar permintaan terhadap barang-barang dan jasa-jasa.
Maka keuntungan perusahaan akan bertambah tinggi dan akan mendorong
dilakukannya lebih banyak investasi.9
Inflasi memiliki pengaruh besar kepada para investor dalam
berinvestasi. Para investor menginginkan adanya inflasi aktual atau inflasi
yang diharapkan. Dalam hubungan ini, jika inflasi jauh lebih tinggi dari
perolehan investasi maka investasi tersebut akan dibatalkan, demikian pula
sebaliknya.10
7
William F. Sharpe, Gordon J. Alexander dan Jeffery v. Bailey, Investasi, (Jakarta: PT
Indeks, 2005), ed. 6, hal. 272.
8
Natar Adri, Investasi Mudah dan Murah, (Jakarta: Penebar Plus, 2011), cet- 2, hal.9.
9
Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), cet19, hal. 130.
10
Irham Fahmi, Manajemen Investasi, (Jakarta: Salemba Empat, 2012), hal.38.
7
Suku bunga, hubungannya bersifat berbalikan. Maksudnya suku
bunga tinggi maka gairah perusahaan untuk melakukan investasi merosot
dan sebaliknya apabila suku bunga rendah maka gairah untuk melakukan
investasi meningkat.11
Investor harus menentukan tujuan yang ingin dicapainya. Umumnya,
tujuan utama orang berinvestasi adalah mencari keuntungan atau tambahan
penghasilan pada masa yang akan datang. Tujuan harus ditentukan dengan
jelas, nyata dan realistis.12
Besar kecilnya keuntungan dari hasil investasi tergantung dari besar
kecilnya tujuan dan kemampuan dalam mewujudkannya. Untuk memilih
jenis investasi, investor perlu membuat rencana tentang pengeluaran
jangka sangat pendek, pendek, menengah dan panjang.13
Resiko investasi yang melekat, sebelum investor memilih produk atau
instrumen investasi seharudnya memahami karakteristik dan seberapa
risikonya. Jika nilai tukar rupiah melemah maka investor asing akan
mengharapkan imbal hasil yang besar dari saham sebagai kompensasi
kerugian mereka atas valas atau jika emiten mampu memberikan
kompensasi atas kerugian maka mereka akan mendiskonkan harga saham
yang dimiliki dan selanjutnya keluarga dari bursa.
11
Sadono Sukirno, Makroekonomi Modern, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2000), cet- 1,
12
Natar Adri, Investasi Mudah dan Murah, (Jakarta: Penebar Plus, 2011), cet- 2, hal.9.
13
Natar Adri, Investasi Mudah dan Murah, (Jakarta: Penebar Plus, 2011), cet- 2, hal. 10.
hal. 106.
8
Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk menganalisis seberapa besar
pengaruh faktor makro ekonomi yaitu tingkat pertumbuhan tingkat inflasi
dan nilai tukar mata uang terhadap hasil investasi. Oleh karena itu penulis
ingin melakukan penelitian yang berjudul “PENGARUH TINGKAT
INFLASI DAN NILAI TUKAR MATA UANG TERHADAP HASIL
INVESTASI PERIODE 2011-2014”.
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, penulis
dapat mengidentifikasi beberapa permasalahan dalam hal faktor makro
ekonomi yang mempengaruhi investasi. Adapun masalah yang peneliti
identifikasi dari latar belakang di atas adalah sebagai berikut :
1.
Perusahaan asuransi syariah dalam pengambilan keputusan investasi.
2.
Perusahaan asuransi syariah dalam mengalokasikan dana investasinya.
3.
Perkembangan inflasi dan nilai tukar dan hasil investasi perusahaan
asuransi syariah periode 2011-2014.
4.
Perusahaan asuransi syariah mempunyai strategi dalam meningkatkan
hasil investasi.
5.
Tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap dollar
dapat
mempengaruhi hasil investasi perusahaan asuransi syariah.
6.
Tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap dollar dapat
mempengaruhi positif atau negatif hasil investasi perusahaan asuransi
syariah.
9
C.
Batasan dan Perumusan Masalah
1.
Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah merupakan usaha untuk mendapatkan
batasan-batasan dari masalah penelitian yang akan diteliti. Pembatasan
masalah berguna untuk mengidentifikasi faktor mana saja yang tidak
termasuk dalam lingkup masalah penelitian.
Berdasarkan identifikasi masalah, penulis membatasi masalah
yang akan diteliti agar lebih terfokus dan spesifik. Maka pembatasan
masalah yang di bahas adalah pengaruh faktor makro ekonomi (inflasi
dan nilai tukar) terhadap seluruh hasil investasi perusahaan asuransi
jiwa syariah. Yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan
asuransi jiwa syariah (PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah). Dan periode
penelitian yang di gunakan adalah rentang waktu tahun 2011-2014,
karena hasil investasi pada perusahaan sedang dalam masa fluktuasi
yang cukup siginfikan.
2.
Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas, peneliti dapat merumuskan
masalah yang fokus dalam permasalahan-permasalahan berikut ini:
a.
Bagaimana perkembangan inflasi dan nilai tukar terhadap hasil
investasi periode 2011-2014?
b.
Bagaimana pengaruh tingkat inflasi, nilai tukar rupiah terhadap
dollar dan hasil investasi periode 2011-2014?
10
c.
Bagaimana strategi PT Asuransi Jiwa XYZ syariah dalam
meningkatkan hasil investasi?
D.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini sendiri memiliki tujuan secara umum dan khusus bagi
penulis sendiri. Secara umum penelitian ini berkaitan dengan rumusan
permasalahan diatas bertujuan sebagai berikut:
1.
Menganalisis perkembangan inflasi dan nilai tukar terhadap hasil
investasi periode 2011-2014.
2.
Menganalisis seberapa besar pengaruh tingkat inflasi dan nilai tukar
mata uang terhadap hasil investasi periode 2011-2014.
2.
Menganalisis strategi yang di lakukan PT Asursni Jiwa XYZ Syariah
dalam meningkatkan hasil investasi.
Adapun manfaat yang di dapatkan dari hasil penelitian ini, antara lain:
1. Bagi Penulis, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai sarana
pembelajaran penulis sendiri dan menambah wawasan pengetahuan
mengenai asuransi syariah terutama tentang faktor makro ekonomi
yang dapat mempengaruhi hasil investasi.
2.
Bagi Kalangan Akademik, penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai rujukan atau contoh penelitian tentang asuransi syariah dan
informasi investasi pada perusahaan asuransi jiwa syariah.
3.
Bagi Perusahaan Asuransi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
masukan atau saran kepada instansi perusahaan agar lebih kompetitif
dalam menghadapi faktor-faktor makro ekonomi.
11
E.
Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu
Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah melakukan tinjauan kajian
terdahulu terhadap beberapa laporan penelitian dan skripsi yang telah ada.
Penulis melihat ada beberapa kajian terdahulu yang terdapat sedikit
kemiripan dan dapat dijadikan sebagai fokus tinjauan kepustakaan
berkenan dengan topik yang dipilih penulis dalam penelitian ini.
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Aditya Munawariah (2013),
dengan judul skripsi “Pengaruh Tingkat Inflasi dan Produk Domestik
Bruto terhadap Hasil Investasi pada AJB BUMIPUTERA”. Menyimpulkan
bahwa inflasi memiliki pengaruh negatif terhadap hasil investasi, namun
produk domestik bruto memiliki pengaruh positif terhadap hasil investasi.
Sedangkan perbedaan dalam penelitian ini membahas pengaruh inflasi dan
nilai tukar terhadap hasil investasi PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah Periode
2011-2014.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Gede Sanjaya Adi Putra dan P.
Dyan Yaniartha, dengan judul jurnal “Pengaruh Leverage, Inflasi dan PDB
Pada Harga Saham Perusahaan Asuransi”. Menyimpulkan bahwa leverage
dan inflasi tidak memiliki pengaruh pada nilai saham perusahaan asuransi,
namun PDB memberikan pengaruh searah dan signifikan pada nilai saham
perusahaan asuransi. Sedangkan perbedaan dalam penelitian ini membahas
pengaruh inflasi dan nilai tukar terhadap hasil investasi PT Asuransi Jiwa
XYZ Syariah Periode 2011-2014.
12
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Hafiz Ihsan Kamil (2013),
dengan judul “Analisis Pengaruh Biaya Perusahaan, Inflasi, Pendapatan
Perkapita dan Suku Bunga terhadap Permintaan Asuransi Jiwa Syariah di
Indonesia Periode 2007-2010”. Menyimpulkan bahwa biaya perusahaan
memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap permintaan asuransi
jiwa syariah. Sementara itu inflasi dan suku bunga memiliki hubungan
negatif dan signifikan terhadap permintaan asuransi jiwa syariah,
kemudian pendapatan perkapita tidak memiliki hubungan terhadap
permintaan asuransi jiwa syariah. Sedangkan perbedaan dalam penelitian
ini membahas pengaruh inflasi dan nilai tukar terhadap hasil investasi PT
Asuransi Jiwa XYZ Syariah Periode 2011-2014.
Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Umi Mardiyati dan Ayi
Rosalina (2013), dalam penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Nilai
Tukar, Tingkat Suku Bunga dan Inflasi terhadap Indeks Harga Saham”.
Menyimpulkan bahwa nilai tukar memiliki pengaruh negatif dan signifikan
terhadap indeks harga saham properti sedangkan tingkat suku bunga dan
inflasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap indeks harga saham
properti. Sedangkan perbedaan dalam penelitian ini membahas pengaruh
inflasi dan nilai tukar terhadap hasil investasi PT Asuransi Jiwa XYZ
Syariah Periode 2011-2014.
13
F.
Kerangka Pemikiran
X2
INFLASI
Y
HASIL INVESTASI
X3
NILAI TUKAR
MATA UANG
Uji Regresi
Uji Asumsi Klasik
Linier
1. Uji Normalitas
Berganda
2. Multikoliniearitas
3. Autokorelasi
4. Heterokedastisitas
Uji t
Interpretasi
Uji F
Uji
R-Square
14
I.
SISTEMATIKA PENULISAN
Pengaruh Tingkat Inflasi dan Nilai Tukar Mata Uang Terhadap Hasil
Investasi Pada Perusahaan Asuransi Jiwa XYZ Syariah Periode 2011-2014
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai latar belakang permasalahan,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas mengenai pengertian asuransi syariah,
pengertian dan mekanisme asuransi jiwa syariah, pengertian hasil
investasi, tingkat inflasi dan nilai tukar mata uang.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian yang akan dilakukan.
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
Bab
ini
membahas
mengenai
data
yang
diperoleh
dan
dikumpulkan, uji regresi linier berganda yang dilakukan untuk
menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen, disertai dengan hasil pembahasannya.
15
BAB V PENUTUP
Bab ini penulis akan menyimpulkan dari semua pembahasan yang
dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, serta saran-saran yang dapat
penulis sampaikan dalam penulisan skripsi.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Asuransi Syariah
1.
Pengertian Asuransi Syariah
Secara umum asuransi Islam atau sering diistilahkan dengan
takaful
dapat
digambarkan
sebagai
asuransi
yang
prinsip
operasionalnya didasarkan pada syariat Islam dengan mengacu kepada
Al-Qur‟an dan As-Sunah. Dalam menerjemahkan istilah asuransi ke
dalam konteks asuransi Islam terdapat beberapa istilah, antara lain
takaful (bahasa Arab), ta’min (bahasa Arab) dan islamic insurance
(bahasa Inggris).14
Di antara berbagai istilah asuransi dalam islam, yang paling
sering digunakan adalah takaful. Secara bahasa, takaful
berasal dari akar kata (
‫ك – ف – ل‬
(
‫تكافم‬
)
) yang artinya menolong,
memberi nafkah dan mengambil alih perkara seseorang. Kata (
merupakan bentuk mashdar (infinitif) dari kata:
‫) تكافم‬
‫يَتَ َكافَ ُم – تَ َكفُ ًل‬
– ‫ تَ َكافَ َم‬, yang mempunyai pengertian saling menanggung satu sama
14
Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah Di
Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2007), cet- 4, hal. 136.
16
17
lainnya, terutama dengan memberikan bantuan/pertolongan jika yang
bersangkutan atau pihak lain tertimpa suatu musibah.15
Kata asuransi berasal dari bahasa inggris Insurance, yang dalam
bahasa indonesia telah menjadi bahasa populer dan di adopsi dalam
kamus besar bahasa indonesia dengan padanan kata “pertanggungan”.
Echlos dan Shadilly memaknai kata insurance dengan (a) asuransi,
dan (b) jaminan. Dalam bahasa Belanda biasa disebut dengan istilah
Assurantie (asuransi) dan Verzekering (pertanggungan).16
Dalam bahasa arab, asuransi di kenal dengan istilah At-ta’min,
penanggung disebut mu’ammin, tertanggung disebut mu’amman lahu
atau musta’min. At-ta’min diambil dari amana yang artinya memberi
perlindungan, ketenangan, rasa aman, dan bebas dari rasa takut,
seperti tersebut dalam QS. Quraisy (106): 4, yaitu “dialah allah yang
mengamankan mereka dari ketakutan.17
Asuransi syariah (Ta’min, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha
saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah
orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan/atau tabarru’
yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko
15
Burhanuddin S, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2010), cet-1, hal. 97
16
Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, Suatu Tinjauan Analisis Historis,
Teoritis, dan Praktis, (Jakarta, Kencana: 2004) , ed. 1 cet-1, hal. 57
17
Wirdyaningsih, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada
Media, Agustus 2006), ed. 1 cet- 2, hal. 177
18
tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah. Akad
yang sesuai dengan syariah adalah yang tidak mengandung gharar
(penipuan), maysir (perjudian), riba, dzulm (penganiayaan), risywah
(suap), batang haram dan maksiat. (Menurut Dewan Syariah Nasional
MUI, dalam Fatwa DSN No. 21/ DSN-MUI/ IX/ 2001).18
Asuransi
syariah
adalah
sistem
dimana
para
peserta
menghibahkan sebagian atau seluruh kontribusi yang akan digunakan
untuk membayar klaim, jika terjadi musibah yang dialami oleh
sebagian peserta. Prinsip dasar asuransi syariah adalah mengajak
kepada setiap peserta untuk saling menjalin sesama peserta terhadap
sesuatu yang meringankan terhadap bencana yang menimpa mereka
(sharing of risk).19
2.
Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional
Ada beberapa faktor yang menjadikan asuransi syariah berbeda
dengan asuransi konvensional. Dalam hal ini penulis menjelaskan
beberapa perbedaan dari asuransi syariah dan asuransi konvensional,
yang dapat dilihat di bawah ini.20
18
Kuat Ismanto, Asuransi Syariah, Tinjauan Asas-asas Hukum Islam, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, Februari 2009), cet-1, hal. 52
19
Abdullah Amrin, Meraih Berkah Melalui Asuransi Syariah Ditinjau dari Perbandingan
dengan Asuransi Konvensional (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2011), h. 36
20
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sitem
Operasional (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), h. 326
19
1) Konsep
Dalam konsep asuransi syariah adalah sekumpulan orang yang
saling membantu, saling menjamin, dan bekerja sama, dengan
cara masing-masing mengeluarkan dana tabarru’. Sedangkan
asuransi konvensional perjanjian antara dua pihak atau lebih,
dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada
tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan
pergantian kepada tertanggung.
2) Sumber Hukum
Asuransi syariah bersumber dari wahyu Ilahi, sumber hukum
dalam syariah Islam adalah Al-Qur‟an, Sunnah atau kebiasaan
rasul, Ijma‟, Fatwa sagabat, Qiyas, Istihsan, ‘Urf „tradisi‟, dan
Mashalih Mursalah. Sedangkan asuransi konvensional bersumber
dari pikiran manusia dan kebudayaan. Berdasarkan hukum positif,
hukum alami dan contoh sebelumnya.
3) Maisir, Gharar dan Riba (MAGHRIB)
Asuransi syariah bersih dari adanya praktek Gharar, Maisir dan
Riba. Sedangkan asuransi konvensional tidak selaras dengan
syariah Islam karena adanya Maisir, Gharar dan Riba.
4) Dewan Pengawas Syariah (DPS)
Asuransi syariah terdapat dewan pengawas syariah yang
berfungsi untuk mengawasi pelaksanaan operasional perusahaan
agar terbebas dari praktek-praktek muamalah yang bertentangan
20
dengan prinsip-prinsip syariah. Sedangkan asuransi konvensional
tidak terdapat dewan pengawas syariah sehingga dalam banyak
prakteknya bertentangan dengan kaidah-kaidah syara‟.
5) Akad
Asuransi syariah terdapat akad tabarru’ dan akad tijarah
(mudharabah, wakalah, wadiah, syirkah dan sebagainya).
Sedangkan asuransi konvensional terdapat akad jual beli (akad
mu’awadhah, akad idz’aan, akad gharar, dan akad mulzim).
6) Jaminan/Risiko
Dalam asuransi syariah yaitu sharing of risk, di mana terjadi
proses saling menanggung antara satu peserta dengan peserta
lainnya (ta’awun). Sedangkan asuransi konvensional yaitu
transfer of risk, di mana terjadi transfer risiko dari tertanggung
kepada penanggung.
7) Pengelolaan Dana
Dalam asuransi syariah pada produk-produk saving (life) terjadi
pemisahan dana, yaitu dana tabarru’ derma‟ dan dana peserta,
sehingga tidak mengenal istilah dana hangus, sedangkan untuk
term insurance (life) dan general insurance semuanya bersifat
tabarru’. Sedangkan asuransi konvensional tidak ada pemisahan
dana, yang berakibat pada terjadinya dana hangus (untuk produk
saving-life).
21
8) Investasi
Asuransi syariah dapat melakukan investasi sesuai ketentuan
perundang-undangan, sepanjang tidak bertentangan dengan
prinsip-prinsip syariah Islam, bebas dari riba dan tempat-tempat
investasi yang terlarang. Sedangkan asuransi konvensional bebas
melakukan investasi dalam batas-batas ketentuan perundangundangan dan tidak terbatasi pada halal dan haramnya obyek atau
sistem investasi yang digunakan.
9) Kepemilikan Dana
Asuransi syariah dana yang terkumpul dari peserta dalam bentuk
iuran atau kontribusi merupakan milik peserta (shahibul mal),
asuransi syariah hanya sebagai pemegang amanah (mudharib)
dalam mengelola dana tersebut. Sedangkan asuransi konvensional
dana yang terkumpul dari peserta seluruhnya menjadi milik
perusahaan,
perusahaan
bebas
menggunakan
dan
menginvestasikan kemana saja.
10) Unsur Premi
Asuransi syariah iuran atau kontribusi terdiri dari unsur tabarru’
dan tabungan (yang tidak mengandung unsur riba). Tabarru’ juga
dihitung dari tabel mortalita, tetapi tanpa perhitungan bunga
teknik. Sedangkan asuransi konvensional unsur premi terdiri dari:
tabel mortalita (mortality tables), bunga (interest), biaya-biaya
asuransi (cost of insurance).
22
11) Loading
Pada sebagian asuransi syariah, loading (komisi agen) tidak
dibebankan pada peserta tapi dari dana pemegang saham. Tapi,
sebagian yang lainnya mengambilkan dari sekitar 20-30 persen
saja dari premi tahun pertama. Dengan demikian, nilai tunai tahun
pertama sudah terbentuk. Loading pada asuransi konvensional
cukup besar terutama diperuntukkan untuk komisi agen, bisa
menyerap premi tahun pertama dan kedua. Karena itu, nilai tunai
pada tahun pertama dan kedua biasanya belum ada (masih
hangus).
12) Sumber Pembayaran Klaim
Sumber pembayaran klaim asuransi syariah diperoleh dari
rekening tabarru’, di mana peserta saling menanggung. Jika salah
satu peserta mendapat musibah, maka peserta lainnya ikut
menanggung bersama risiko tersebut. Sumber pembayaran klaim
asuransi konvensional adalah dari rekening perusahaan, sebagai
konsekuensi penanggung terhadap tertanggung. Murni bisnis dan
tidak ada nuansa spritual.
13) Keuntungan (Profit)
Asuransi syariah profit yang diperoleh dari surplus underwriting,
komisi reasuransi, dan hasil investasi, bukan seluruhnya menjadi
milik perusahaan tetapi dilakukan bagi hasil (mudharabah)
dengan peserta. Sedangkan asuransi konvensional keuntungan
23
yang diperoleh dari surplus underwriting, komisi reasuransi dan
hasil investasi seluruhnya adalah keuntungan perusahaan.
3.
Jenis Asuransi Syariah
Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.2 Tahun 1992
tentang Usaha Perasuransian, maka asuransi syariah atau takaful
terdiri dari dua jenis, yaitu:
a.
Takaful Keluarga (Asuransi Jiwa), adalah bentuk asuransi syariah
yang memberikan perlindungan dalam menghadapi musibah
kematian dan kecelakaan atas diri peserta asuransi takaful.
b.
Takaful Umum (Asuransi Kerugian), adalah bentuk asuransi
syariah
yang
memberikan
perlindungan
finansial
dalam
mengahadapi bencana atau kecelakaan atas harta benda milik
peserta takaful, seperti rumah bangunan dan sebagainya.21
B.
Asuransi Jiwa Syariah
1.
Pengertian Asuransi Jiwa Syariah
Asuransi jiwa (Life Insurance) adalah bentuk asuransi yang
memberikan perlindungan dalam menghadapi musibah kematian dan
kecelakaan atas diri peserta asuransi takaful. Berbeda dengan kerugian
yang bersifat umum, bantuk asuransi ini bersifat individu karena
jaminan yang di berikan melekat pada diri seseorang.22
21
Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah Di
Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2007), cet- 4, hal. 153.
22
Burhanuddin S, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2010), cet-1, hal. 122.
24
Asuransi jiwa (Life Insurance) adalah jenis usaha asuransi berupa
jasa yang diberikan oleh pihak penanggung dalam mengatasi risiko
yang dikaitkan dengan jiwa seseorang, misalnya meninggal dunia dan
cacat akibat kecelakaan atau sebab lainnya. Untuk risiko kematian,
pihak yang mendapatkan santunan adalah ahli waris dari pihak
tertanggung.23
2.
Mekanisme Asuransi Jiwa Syariah
a.
Perusahaan sebagai Pemegang Amanah
Sistem operasional asuransi syariah (takaful) adalah saling
bertanggung jawab, bantu-membantu dan saling melindungi
antara para pesertanya. Perusahaan asuransi syariah diberi
kepercayaan atau amanah oleh para peserta untuk mengelola
premi,
mengembangkan
dengan
jalan
yang
halal,
dan
memberikan santunan kepada yang mengalami musibah sesuai isi
akta perjanjian.
Para peserta takaful berkedudukan sebagai pemilik modal
(shohibul mal) dan perusahaan Takaful berfungsi sebagai
pemegang amanah (mudharib). Keuntungan yang diperoleh dari
pengembangan dana itu dibagi antara para peserta dan perusahaan
sesuai dengan ketentuan (nisbah) yang telah disepakati.
23
Ade Arthesa & Edia Handima, Bank dan Lemabaga Keuangan Bukan Bank, (Jakarta:
PT. Indeks,2006),hal. 239
25
b.
Sistem pada Produk Saving (Ada Unsur Tabungan)
Setiap peserta wajib membayar sejumlah uang (premi) secara
teratur kepada perusahaan. Setiap premi yang dibayarkan oleh
peserta, akan dipisah dalam dua rekening yang berbeda yaitu
rekening tabungan peserta dan rekening tabarru’.
c.
Sistem pada Produk Non Saving
Setiap premi yang dibayar oleh peserta, akan dimasukkan dalam
rekening tabarru’ perusahaan. Kumpulan dana peserta ini akan
diinvestasikan sesuai dengan syariat Islam.24
C.
Inflasi
1.
Pengertian Inflasi
Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang selalu menarik untuk
dibahas terutama berkaitan dengan dampaknya yang luas terhadap
makroekonomi
agregat:
pertumbuhan
ekonomi,
keseimbangan
eksternal, daya saing, tingkat bunga dan bahkan distribusi pendapatan.
Inflasi juga berperan dalam mempengaruhi mobilisasi dana lewat
lembaga keuangan formal.25
Dalam banyak literatur disebutkan bahwa inflasi didefinisikan
sebagai kenaikan harga umum secara terus menerus dari suatu
24
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sitem
Operasional (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), hal. 176.
25
Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teoritis, (Jakarta: Kencana, 2008),
cet-1, hal. 175.
26
perekonomian.26 Definisi lain dari inflasi adalah kenaikan harga
barang-barang yang bersifat umum dan terus menerus.27
Dalam ekonomi Islam tidak dikenal dengan inflasi, karena mata
uang yang dipakai adalah dinar dan dirham, yang mana yang
mempunyai nilai yang stabil dan dibenarkan oleh Islam namun dianr
dan dirham disini adalah dalam artian yang sebenarnya yaitu yang
dalam bentuk emas maupun perak bukan dinar-dirham yang sekedar
nama.28
2.
Macam-Macam Inflasi
Terdapat macam-macam inflasi, ada beberapa kelompok besar
dari inflasi, adalah:29
a.
Policy induced, disebabkan oleh kebijakan ekspansi moneter yang
juga bisa merefleksikan defisit anggaran yang berlebihan dan cara
pembiayaannya.
b.
Cash-push inflation, disebabkan oleh kenaikan biaya-biaya yang
bisa terjadi walaupun pada saat tingkat pengangguran tinggi dan
tingkat penggunaan kapasitas produksi rendah.
c.
Demad-pull inflation, disebabkan oleh permintaan agregat yang
berlebihan yang mendorong kenaikan tingkat harga umum.
26
Ibid., hal. 175.
27
Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi
& Makroekonomi), (Jakarta: Lembaga Penerbit fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008),
hal. 359
28
M. Nur Rianto Al Arif, Teori Makroekonomi Islam, ( Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 99
29
Ibid., hal. 91
27
d.
Inertial inflation, cenderung untuk berlanjut pada tingkat yang
sama sampai kejadian ekonomi yang menyebabkan berubah.
Dan dalam ekonomi Islam Tqiuddin Ahmad ibn al-Maqrizi
(1364M – 1441M), menggolongkan inflasi dalam dua golongan
yaitu:30
a.
Natural Inflation
Inflasi jenis ini diakibatkan oleh sebab-sebab alamiah, dimana
orang tidak mempunyai kendali atasnya (dalam hal mencegah).
Inflasi ini adalah inflasi yang diakibatkan oleh turunnya
penawaran agregatif atau naiknya permintaan agregatif.
b.
Human Error Inflation
Human error inflation dikatakan sebagai inflasi yang diakibatkan
oleh kesalahan dari manusia itu sendiri. Human error inflation
dapat dikelompokkan menurut penyebab-penyebabnya sebagai
berikut:
1) Korupsi dan administrasi yang buruk;
2) Pajak yang berlebihan;
3) Percetakan uang dengan maksud menarik keuntungan yang
berlebihan.
30
140.
Adiwarman A. Karim, Ekonomo Makro Islami,(Jakarta: Grafindo, 2010), cet-3, hal.
28
3.
Penyebab Inflasi
Menurut Sukirno bahwa berdasarkan pada sumber atau penyebab
atas kenaikan harga-harga yang berlaku, inflasi biasanya dibedakan
kepada tiga bentuk yaitu:31
a.
Inflasi Tarikan Permintaan (Demand Pull Inflation)
Yaitu inflasi yang terjadi karena terjadinya kenaikan permintaan
atas suatu komoditas. Inflasi ini biasanya terjadi pada masa
perekonomian yang berkembang pesat. Kesempatan kerja yang
tinggi
menciptakan
tingkat
pendapatan
yang tinggi
dan
selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan
ekonomi mengeluarkan barang dan jasa.
b.
Inflasi Desakan Biaya (Cost Push Inflation)
Yaitu inflasi yang terjadi karena adanya kenaikan biaya produksi.
c.
Inflasi Diimpor ( Imported Inflation)
Yaitu inflasi yang disebabkan oleh terjadinya inflasi di luar
negeri. Inflasi ini terjadi apabila barang-barang impor yang
mengalami kenaikan harga memiliki peranan yang penting dalam
kegiatan pengeluaran di perusahaan-perusahaan.
31
89.
M. Nur Rianto Al Arif, Teori Makroekonomi Islam, ( Bandung: Alfabeta, 2010), hal.
29
4.
Dampak Inflasi
Menurut para ekonomi Islam, inflasi berakibat sangat buruk bagi
perekonomian karena:32
A. Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, terutama terhadap
fungsi tabungan (nilai simpan), fungsi dari pembayaran di muka,
dan fungsi dari unit perhitungan;
B. Melemahnya semangat menabung dan sikap terhadap menabung
dari masyarakat (turunnya Marginal Propensity to Save);
C. Meningkatkan kecenderungan untuk berbelanja terutama untuk
non-primer dan barang-barang mewah (naiknya Marginal
Propensity to Consume);
D. Mengarahkan investasi pada hal-hal yang non-produktif yaitu
penumpukan kekayaan (hoarding) seperti: tanah, bangunan,
logam mulia, mata uang asing dengan mengorbankan investasi ke
arah produktif seperti: pertanian, industrial, perdagangan,
transportasi, dan lainnya.
D.
Nilai Tukar Mata Uang
1.
Pengertian Nilai Tukar Mata Uang
Exchange Rates (nilai tukar uang) atau yang lebih populer dikenal
dengan sebutan kurs mata uang adalah catatan (quotation) harga pasar
dari mata uang asing (foreign currency) dalam harga mata uang
32
139.
Adiwarman A. Karim, Ekonomo Makro Islami,(Jakarta: Grafindo, 2010), cet-3, hal.
30
domestik (domestic currency) atau resiprokalnya, yaitu harga mata
uang domestik dalam mata uang asing.
Nilai tukar uang merepresentasikan tingkat harga pertukaran dari
satu mata uang ke mata uang yang lainnya dan digunakan dalam
berbagai transaksi, antara lain transaksi perdagangan internasional,
turisme, investasi internasional, ataupun aliran uang jangka pendek
antarnegara yang melewati batas-batas geografis maupun batas-batas
hukum.33
Nilai tukar menurut Islam akan dipakai dua skenario, yaitu:
1.
Skenario 1: terjadi perubahan-perubahan harga di dalam negeri
yang mempengaruhi nilai tukar uang (faktor luar negeri dianggap
tidak berubah/berpengaruh);
2.
Skenario 2: terjadi perubahan-perubahan harga di luar negeri
(faktor di dalam negeri di anggap tidak berubah/berpengaruh).
Kebijakan nilai tukar mata uang dalam Islam dapat dikatakan
menganut sistem “Managed Floating”, dimana nilai tukar adalah hasil
dari kebijakan-kebijakan pemerintah (bukan merupakan cara atau
kebijakan
itu
sendiri)
karena
pemerintah
tidak
mencampuri
keseimbangan yang terjadi di pasar kecuali jika terjadi hal-hal yang
mengganggu keseimbangan itu sendiri. Jadi bisa dikatakan bahwa
33
Ibid., hal. 157.
31
suatu nilai tukar yang stabil adalah merupakan hasil dari kebijakan
pemerintah yang tepat.34
Penyebab Nilai Tukar Mata Uang35
2.
A. Perubahan Harga Terjadi di Dalam Negeri
Penyebab fluktuasi mata uang dikelompokkan:
a.
Natural Exchange Rate Fluctuation
1) Fluktuasi nilai tukar uang akibat dari perubahanperubahan yang terjadi pada Permintaan Agregatif (AD):
sama seperti inflasi, ekspansi AD akan mengakibatkan
niaknya tingkat harga (P) secara keseluruhan.
2) Fluktuasi nilai tukar uang akibat perubahan-perubahan
yang terjadi pada Penawaran Agregatif (AS): jika AS
mengalami kontraksi, akan berakibat naiknya tingkat
harga secara keseluruhan, kemudian akan mengakibatkan
melemahnya (depresiasi) nilai tukar.
b.
Human Error Exchange Rate Fluctuation
1) Corruption dan Bad Administration: korupsi dan
administrasi yang buruk akan mengakibatkan naiknya
harga akibat terjadinya misallocation of resources serta
mark-up yang tinggi harus dilakukan oleh produsen
untuk menutupi “biaya-biaya siluman” dalam proses
34
M. Nur Rianto Al Arif, Teori Makroekonomi Islam, ( Bandung: Alfabeta, 2010), hal.
35
Ibid, hal. 117
116.
32
produksinya. Naiknya tingkat harga akan mengakibatkan
terjadinya depresiasi nilai tukar uang.
2) Excessive Tax: pajak penjualan yang sangat tinggi yang
dikenakan pada barang dan jasa akan meningkatkan
harga jual dari barang dan jasa tersebut. Tingkat pajak
yang
sangat
tinggi
akan
mengakibatkan
pada
melemahnya (depresiasi) nilai tukar uang.
3) Excessive Seignorage: jika uang yang dicetak selain dari
kedua jenis itu makan akan menyebabkan kenaikan
tingkat harga secara umum. Efek yang ditimbulkan oleh
pencetakan uang yang berlebihan (melebihi kebutuhan
sektor riil) adalah kenaikan tingkat harga secara
keseluruhan atau inflasi. Tingkat harga dalam negeri
mengalami kenaikan semntara tingkat harga luar negeri
tetap amakn nilai tukar uang mengalami depresiasi.
B. Perubahan Harga Terjadi di Luar Negeri
Perubahan harga yang terjadi di luar negeri bisa digolongkan
karena dua sebab, yaitu:
a.
Non-Engineered/ Non-Manipulated Changes
Adalah karena perubahan yang terjadi bukan disebabkan oleh
manipulasi (yang dimaksudkan untuk merugikan) yang
dilakukan oleh pihak-pihak tertentu.
33
b.
Engineered/ Manipulated Changes
Adalah karena perubahan yang terjadi disebabkan oleh
manipulasi yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu yang
dimaksudkan untuk merugikan pihak lain.
E.
Investasi
1.
Pengertian Investasi
Dalam kamus istilah pasar modal dan keuangan kata investasi
diartikan sebagai penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan
atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Kamus lengkap
ekonomi, investasi didefinisikan sebagi penukaran uang dengan
bentuk-bentuk kekayaan lain, seperti saham atau harta tidak bergerak
yang diharapkan dapat ditahan selama periode waktu tertentu supaya
menghasilkan pendapatan.36
Alexander dan Sharpe (1997:1) mengemukakan bahwa investasi
adalah pengorbanan nilai tertentu yang berlaku saat ini untuk
mendapatkan nilai di masa datang yang belum dapat dipastikan
besarnya. Sementara itu Yogianto (1998:5) menegemukakan bahwa
investasi adalah penundaan konsumsi saat ini untuk digunakan dalam
produksi yang efisien selama periode tertentu. Tandelin (2001:4)
mendefinisikan investasi sebagai komitmen atas sejumlah dana atau
36
Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009),
cet-1, hal. 28
34
sumber daya lain yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan
memperoleh keuntungan di masa datang.37
2.
Tujuan Investasi
a.
Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa yang
akan datang. Setiap orang pasti ingin meningkatkan tarafhidup
atau setiap perusahaan pasti ingin memajukan perusahannya di
masa yang akan datang,oleh karena itu mereka melakukan
investasi dengan tujuan akan mendapatkan kehidupan yang lebih
layak di masa yang akan datang.
b.
Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi,
seseorang atau perusahaan dapat menghindarkan kekayannya
tidak merosot nilainya dikarenakan inflasi.
c.
Dorongan untuk menghemat pajak. Kebijakan pemerintah untuk
meningkatkan investasi salah satunya yaitu fasilitas pajak yang di
berikan
kepada
seseorang atau
suatu
perusahanan
yang
melakukan investasi.38
37
Muhamad Nafik HR, Bursa Efek & Investasi Syariah, (Jakarta PT.Serambi Ilmu
Semesta,2009), cet.1, hal. 67
38
hal. 47
Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009),
35
3.
Bentuk-Bentuk Investasi
Dalam aktivitasnya, secara umum investasi dikenal ada dua bentuk:39
a.
Investasi Nyata
Investasi nyata (real investment) secara umum melibatkan aset
berwujud, seperti tanah, mesin-mesin atau pabrik.
b.
Investasi Keuangan
Investasi keuangan (financial investment) melibatkan kontrak
tertulis, seperti saham biasa (common stock) obligasi (bond).
4. Prinsip-Prinsip Umum Investasi Syariah
a.
Prinsip Halal dan Thayyib, investasi hanya dapat dilakukan pada
asset atau kegiatan usaha yang halal, tahir, spesifik tidak
membahayakan, bermanffat dan merupakan kegiatan usaha yang
spesifik dan dapat dilakukan bagi hasil dari manffat yang timbul.
b.
Prinsip Transparansi, guna menghindari kondisi yang gharar
(sesuatu yang tidak diketahui pasti akan kebenarannya) dan
berbau maysir.
c.
Prinsip
Keadilan
dan
Persamaan,
kebijakan
pengambilan
keuntungan senantiasa diarahkan pada suatu kegiatan bisnis yang
berorientasi pada pendekatan proses dan cara yang benar dalam
memperoleh keuntungan, dan bukan pendekatan yang sematamata mengedepankan hasil keuntungan yang diperoleh.
39
Irham Fahmi, Manajemen Investasi, (Jakarta: Salemba Empat, 2012), hal.4
36
d.
Dari segi penawaran (supply) maupun permintaan (demand),
pemilik harta (investor) dan pemilik usaha (emiten) tidak boleh
melakukan hal-hal yang menyebabkan gangguan yang disengaja
atas mekanisme pasar.
F.
Strategi Investasi
Ada lima prosedur dalam membuat keputusan yang menjadi dasar proses
investasi:40
1.
Kebijakan Investasi
Langkah
pertama,
menentukan
kebijakan
investasi,
meliputi
penentuan tujuan investor dan kemampuannya/kekayaannya yang
dapat diinvestasikan. Karena terdapat hubungan positif antara resiko
dan return untuk strategi investasi, bukan suatu hal yang tepat bagi
seorang investor untuk berkata bahwa tujuannya adalah memperoleh
banyak keuntungan. Yang tepat bagi seorang investor dalam kondisi
seperti ini adalah menyatakan tujuannya untuk memperoleh banyak
keuntuk dengan memahami bahwa ada kemungkinan terjadi kerugian.
Langkah dalam proses investasi ini juga meliputi identifikasi kategori
potensial dari aset finansial untuk portofolio. Identifikasi ini
didasarkan pada beberapa hal, yaitu: tujuan investasi, jumlah
kekayaan yang akan diinvestasikan dan status pajak dari investor.
40
Sharpe William F, Investasi, (Jakarta:Dadi Kayan Abadi,1995), hal.11.
37
2. Analisis Sekuritas
Langkah kedua dalam proses investasi adalah melakukan analisis
sekuritas yang meliputi penilaian terhadap sekuritas secara individual
(atau beberapa kelompok sekuritas) yang masuk dalam kategori luas
dari aset finansial yang telah diidentifikasi sebelumnya. Ada banyak
pendekatan terhadap analisis sekuritas, namun pendekatan tersebut
dapat dikategorikan kedalam dua klasifikasi. Klasifikasi pertama
adalah analisis teknis, meluputi studi harga pasar saham dalam upaya
meramalkan gerakan harga pada masa depan untuk saham perusahaan
tertentu. Klasifikasi kedua adalah analisis fundamental, yang dimulai
dengan pernyataan bahwa nilai instrinsik dari asset finansialsama
dengan present value dari semua aliran tunai yang diharapkan
diterima oleh pemilik asset.
3.
Konstruksi Portofolio
Langkah ketiga dalam proses investasi, konstruksi portofolio yang
melibatkan identifikasi asset khusus mana yang akan dijadikan
investasi, juga menentukan berapa besar bagian dari investasi seorang
investor pada tiap asset tersebut. Disini masalah selektifitas,
penentuan waktu dan diversifikasi perlu menjadi perhatian bagi
investor. Selektifitas juga disebut microforecasting, merujuk pada
analisis sekuritas dan menfokuskan pada permalan pergerakan harga
tiap sekuritas. Penentuan waktu juga disbut macroforecasting,
38
meliputi peramalan pergerakan harga saham biasa secara umum relatif
terhadap sekuritas dengan bunga tetap, misalnya obligasi perusahaan.
5.
Revisi Portofolio
Langkah keempat dalam proses investasi, revisi portofolio berkenaan
dengan pengulangan periodik dari tiga langkah sebelumnya. Sejalan
dengan waktu, investor mungkin mengubah tujuan investasinya, yang
pada gilirannya berarti portofolio yang dipegangnya tidak lagi
optimal. Oleh karena itu, investor membentuk portofolio baru dengan
menjual portofolio yang dimilikinya dan membeli portofolio lain yang
belum dimiliki. Motivasi lain dari langkah ini adalah dengan
berjalannya waktu, terjadi perubahan harga sekuritas, sehingga
sekuritas yang tadinya tidak menarik sekarang menjadi menarik dan
bisa juga sebaliknya.
6. Evaluasi Kinerja Portofolio
Langkah kelima dalam proses investasi, evaluasi kinerja portofolio
meliputi penentuan kinerja portofolio secara periodik dalam arti tidak
hanya return yang diperhatikan tetapi juga resiko yang dihadapi. Jadi
diperlukan ukuran yang tepat tentang return dan resiko dan juga
standar yang relevan.
39
G.
Mekanisme Antar Variabel41
1.
Pengaruh Inflasi Terhadap Hasil Investasi
Secara sederhana inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif
tergantung seberapa besar perubahannya. Dampak dari inflasi yang
rendah dan terkendali akan mempengaruhi pelaku usaha untuk
melakukan investasi. Dan dampak negatif inflasi pada tingkat
investasi di sebabkan karena inflasi yang tinggi akan meningkatkan
risiko dalam proyek investasi.
2.
Pengaruh Nilai Tukar Mata Uang Terhadap Hasil Investasi
Secara teoritis dampak perubahan tingkat/ nilai tukar dengan
investasi
bersifat
uncertanty
(tidak
pasti).
Shikawa
(1994),
mengatakan pengaruh tingkat kurs yang berubah pada investasi dapat
langsung lewat beberapa saluran, perubahan kurs tersebut akan
berpengaruh pada dua saluran, sisi permintaan dan sisi penawaran
domesik. Dalam jangka pendek, penurunan tingkat nilai tukar akan
mengurangi investasi melalui pengaruh negatifnya pada absorsi
domestik atau yang dikenal dengan expenditure reducing effect.
Karena penurunan tingkat kurs ini akan menyebabkan nilai riil aset
masyarakat yang disebabkan kenaikan tingkat jharga-harga secara
umum dan selajutnya akan menurunkan permintaan domestik
masyarakat. Gejala diatas pada tingkat perusahaan akan direspon
dengan penurunan pada pengeluaran/ alokasi modal pada investasi.
41
Muhammad Alhasymi, “Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Riil dan Kurs terhadap
Investasi Asing Langsung di Indonesia”, Fakultas Ekonomi, Stambuk, 2010, hal. 2.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini, lokasi penelitian merupakan tempat yang
digunakan dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan. Dalam
penelitian ini, penulis melihat data hasil investasi bulanan pada PT
Asuransi Jiwa XYZ Syariah periode 2011-2014.
Penulis juga melihat data inflasi karena inflasi yang rendah dan
terkendali akan mempengaruhi pelaku usaha untuk melakukan investasi.
Selama periode 2011-2014 inflasi lebih sering mengalami penurunan.
Dan bila nilai tukar, perubahan tingkat/ nilai tukar dengan investasi
bersifat uncertanty (tidak pasti). Dalam periode 2011-2014 nilai tukar
mengalami penurunan yang cukup siginfikan dan untuk membedakan
dengan penelitian lainnya.
B.
Teknik Penentuan Sampel
1.
Populasi
Populasi memiliki pengertian sebagai seluruh kumpulan elemen
(orang, kejadian, produk) yang dapat digunakan untuk membuat
beberapa kesimpulan. Populasi bisa disebut sebagai totalitas subjek
penelitian.42 Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan Asuransi
Jiwa Syariah yang menurut data Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia
42
Toni Wijaya, Metodologi Penelitian Ekonomi Dan Bisnis, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2013), cet.1, hal. 27.
40
41
(AASI) dan OJK terdapat 3 Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di
tahun 2011-2014, yaitu PT Asuransi Takaful Keluarga, PT Asuransi
Jiwa Syariah Al Amin dan Asuransi jiwa Syariah Amanah Giri Artha.
2.
Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil/ditentukan
berdasarkan karakteristik dan teknik tertentu.43
Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
nonprobability sampling, artinya teknik pengambilan yang tidak
memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk sampel. Dalam nonprobability sampling, peneliti
menggunakan metode purposive sampling yaitu teknik penentuan
sampel dengan mempertimbangkan atau kriteria-kriteria tertentu.
Kriteria-kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel, antara lain:
1.
Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah yang terdaftar di OJK pada
tahun 2011-2014.
2.
Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah yang menyediakan laporan
keuangan lengkap beserta hasil investasi selama 2011-2014 untuk
penelitian.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah laporan hasil investasi pada PT Asuransi
Jiwa XYZ Syariah.
43
Toni Wijaya, Metodologi Penelitian Ekonomi Dan Bisnis, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2013), cet.1, hal. 27.
42
C.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yaitu
metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan
antara variabel.44 Dalam penelitian ini, menggunakan data-data dari inflasi
dan nilai tukar mata uang dan hasil investasi pada tahun 2011-2014 yang
diolah dengan metode regresi linier bergandan menggunakan SPSS 20.
D.
Jenis dan Sumber Data
1.
Jenis Data
Dalam penelitian ini, menggunakan metode deskriptif analisis
yaitu dengan cara penulis menggambarkan permasalahan dengan
didasari oleh data-data. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder berasal dari
Laporan Hasil Investasi Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah tahun
2011-2014 ,Laporan Inflasi tahun 2011-2014 di website www.bi.go.id
dan Laporan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar tahun 2011-2014 di
website www.bps.go.id. Sedangkan data primer berasal dari
wawancara langsung oleh responden yang bersangakutan dengan
investasi didalam perusahaan asuransi jiwa syariah.
2.
Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana asal data penelitian itu
diperoleh. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
44
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah
(Jakarta: Kencana, 2012), hal. 38
43
a.
Laporan hasil investasi PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah tahun
2011-2014.
b.
Laporan inflasi dan nilai tukar mata uang tahun 2011-2014.
c.
Hasil wawancara dari responden pada perusahaan asuransi jiwa
syariah.
d.
Buku, media masa dan elektronik, serta jurnal yang terkait dengan
judul penelitian.
E.
Teknik Analisis Data
1.
Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penulisan ini menggunakan analisa penelitian
kuantitatif dan penelitian kualitatif. Penelitian kuantitatif yang
menghasilkan penemuan-penemuan yang dapat dicapai dengan
menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari
kuantifikasi (pengukuran). Dan penelitian kualitatif adalah jenis
penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat
dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik
atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran).45
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan laporan
data hasil investasi periode 2011-2014 perusahaan asuransi jiwa
syariah, laporan inflasi tahun 2011-2014 di website www.bi.go.id dan
laporan nilai tukar rupiah terhadap dollar tahun 2011-2014 di website
45
V. Wiratna Sujarweni, Metode Penelitian (Lengkap, Praktis dan Mudah Dipahami),
cet. 1 (Yogyakarta: PT Pustaka Baru, 2014), hal. 6
44
www.bps.go.id.dengan menggunakan analisis regresi linier berganda
dan hasil wawancara kepada responden yang bersangkutan atas
perkembangan hasil investasi di perusahaan. Tujuan analisis regresi
linier berganda adalah menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih
variabel bebas terhadap satu variabel terikat dan memprediksi variabel
terkait dengan menggunakan dua atau lebih variabel bebas.46
2.
Pengujian Statistik
1) Uji Asumsi Klasik
Model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa
(Ordinary Least Squares/OLS) merupakan model regresi yang
menghasilkan estimator linear tidak bias yang terbaik (Best
Linear Unbias Estimator/BLUE). Beberapa uji asumsi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
a.
Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian data variabel bebas (X) dan
Variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan,
apakah berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. 47
b.
Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dilakukan untuk analisis regresi
berganda
yang terdiri atas dua atau lenih variabel
46
Ety Rochaety dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS Edisi Revisi
(Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2009), hal. 142.
47
Algifari, Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi, cet. 4 (Yogyakarta: BPFEYogyakarta, 2013), hal. 83-84
45
bebas/independent variable (x1, x2, x3, x4, . . ., xn), dimana
akan diukur tingkat asosiasi (keeratan) hubungan/pengaruh
antar variabel bebas tersebut melalui besaran koefisien
korelasi (r).
c.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t sebelumnya pada model regresi
linier yang dipergunakan. Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Dalam model regresi
yang baik adalah tidak terjadi autokorelasi.
Jika pada suatu model regresi estimasi terdapat autokorelasi,
salah satu cara untuk menghilangkan pengaruh autokorelasi
tersebut
adalah
dengan
memasukkan
lag
variabel
dependennya kedalam model regresi. Misalnya pada model
regresi determinastik:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3
yang diyakini terdapat auotokorelasi. Untuk menhilangkan
pengaruh autokorelasi dalam model regresi tersebut dapat
46
dilakukan dengan memasukkan lag variabel Y kedalam
model, sehingga model regresi tersebut menjadi:48
Y = a +b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 Yt-1
d.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedatisitas dilakukan untuk mengetahui apakah
sebuah data (group) mempunyai variansi yang tidak sama di
antara data (group) tersebut.
Deteksi heteroskedastisitas:
Uji Levene Test
Melihat grafik Plots antar nilai prediksi variabel terikat
(dependen), yaitu ZPRED (sumbu X) dengan residualnya
SRESID (sumbu Y). Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik
yang
ada
membentuk
(bergelombang,
melebar
pola
tertentu
kemudian
yang
menyempit),
teratur
maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak
ada pola yang jelas atau teratur, serta titik-titik menyebar di
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.49
48
Algifari, Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi, (Yogyakarta: BEFE UGM, 2013),
hal.92.
49
Muhammad Nisfiannoor, Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2009), hal.92
47
Selain itu, uji heteroskedasitas bisa dilakukan dengan uji
Glejser yang dilakukan dengan cara meregresikan antara
variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Jika
nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut
residual lebih dari 0,05, maka tidak terjadi masalah
heterokedastisitas. Tetapi bila nilai signifikansi antara
variabel independen dengan absolut residual kurang dari
0,05, maka terjadi masalah heterokedastisitas.
2) Uji Regresi Linier Berganda
Pengujian regresi linier berganda ini bertujuan menghitung
besarnya pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu
variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan
menggunakan dua atau lebih variabel bebas.50 Bentuk umum
persamaan regresi linier berganda dapat dituliskan sebagai
berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ... + bkXk + e
Dimana:
Y
:
Hasil Investasi
a
:
Konstanta
b1 s/d b3
:
Koefesian Regresi
:
Produk Domestik Bruto
X1
50
Ety Rochaety dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS Edisi Revisi
(Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2009), hal. 142
48
X2
:
Inflasi
X3
:
Nilai Tukar Mata Uang
E
:
Standar Error
Uji Regresi Linier Berganda dilakukan melalui :
a.
Koefisien Korelasi (R)
Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui bagaimana
keeratan hubungan antara suatu variabel dengan variabel lain.
Besarnya koefisien korelasi (R) antara dua macam variabel
adalah nol sampai dengan
1. Apabila dua buah variabel
mempunyai nilai r = 0, berarti antara dua variabel tersebut
tidak ada hubungan. Sedangkan apabila dua buah variabel
mempunyai r =
1, maka dua buah variabel tersebut
mempunyai hubungan yang sempurna.
Semakin tinggi nilai koefisien korelasi antara dua buah
variabel (semakin mendekati 1), maka tingkat keeratan
hubungan antara dua variabel tersebut semakin tinggi. Dan
sebaliknya semakin rendah koefisien korelasi antara dua
macam variabel (semakin mendekati 0), maka tingkat
keeratan hubungan antara dua variabel tersebut semakin
lemah.
b. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui apakah
ada hubungan pengaruh antara dua variabel. Besarnya
49
koefisien determinasi adalah 0 sampai dengan 1. Semakin
mendekati nol besarnya koefisien determinasi (R2) suatu
persamaan regresi, semakin kecil pula pengaruh semua
variabel independen terhadap nilai variabel dependen
(dengan kata lain semakin kecil kemampuan model dalam
menjelaskan perubahan nilai variabel dependen). Sebaliknya,
semakin mendekati satu besarnya koefisien determinasi (R2)
suatu persamaan regresi, semakin besar pula pengaruh semua
variabel independen terhadap variabel dependen (dengan kata
lain semakin besar kemampuan model yang dihasilkan dalam
menjelaskan perubahan nilai variabel dependen).51
3) Uji Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang didefinisikan dengan baik
mengenai karakteristik populasi dan merupakan proposisi yang
akan diuji keberlakuannya atau merupakan suatu jawaban
sementara atas pertanyaan penelitian.52 Adapun rumusan hipotesis
dalam penelitian ini sebagai berikut:
Ho
: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara inflasi
terhadap hasil investasi pada PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah.
51
Algifari, Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi, (Yogyakarta: BEFE UGM, 2013),
hal. 68.
52
Prasetyo Bambang dan Miftahul Jannah Lina, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan
Aplikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), hal.76
50
Ha
: Terdapat pengaruh yang signifikan antara inflasi terhadap
hasil investasi pada PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah.
Ho
: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai tukar
rupiah terhadap hasil investasi pada PT Asuransi Jiwa XYZ
Syariah.
Ha
: Terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai tukar
rupiah terhadap hasil investasi pada PT Asuransi Jiwa XYZ
Syariah.
Dalam pengujian hipotesis dilakukan melalui:
a.
Uji t (Parsial)
Uji t (parsial) dilakukan untuk menentukan signifikan atau
tidak signifikan masing-masing nilai koefisien regresi secara
sendiri-sendiri terhadap variabel terikat (Y).53 Untuk menguji
hipotesa tersebut dapat dilakukan beberapa langkah, yaitu:
1) Menentukan Ho dan Ha
Ho : 1 = 0
berarti inflasi tidak berpengaruh signifikan
terhadap hasil investasi PT Asuransi Jiwa
XYZ Syariah.
Ha : 1
0 berarti
inflasi
berpengaruh
signifikan
terhadap hasil investasi PT Asuransi Jiwa
XYZ Syariah.
53
Danang Sunyoto, Uji Khi Kuadrat dan Regresi Untuk Penelitian (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2010), hal. 33
51
Ho : 2 = 0
berarti nilai tukar rupiah terhadap dollar
tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil
investasi PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah.
Ha : 2
0 berarti nilai tukar rupiah terhadap dollar
berpengaruh
signifikan
terhadap
hasil
investasi PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah.
2) Menentukan Level of Significance ()
Level of Significance () yang digunakan sebesar 5%
atau 0,05
3) Menentukan nilai t (thitung)
Menentukan thitung dapat menggunakan rumus berikut :
thitung
=
4) Menentukan ttabel
Ttabel dapat dilihat dengan nilai signifikansi 5% = 0,05
5) Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan Ho
Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
Jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
b.
Uji F (Simultan)
Uji F (simultan) dilakukan untuk menguji ada tidaknya
pengaruh yang signifikan secara simultan atau bersama
52
sama.54 Langkah-langkah pengujian secara simultan adalah
sebagai berikut :
1) Menentukan Ho dan Ha
Ho : 1, 2, 3, = 0
variabel inflasi dan nilai tukar
rupiah terhadap hasil investasi
secara
bersama-sama
tidak
berpengaruh siginifikan terhadap
hasil investasi PT Asuransi Jiwa
XYZ Syariah.
Ho : 1, 2, 3,
0
variabel inflasi dan nilai tukar
rupiah terhadap hasil investasi
secara bersama-sama berpengaruh
siginifikan terhadap hasil investasi
PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah.
2) Menentukan Level of Significance ()
Level of Significance () yang digunakan sebesar
5% atau 0,05
3) Menentukan nilai Fhitung
Menentukan Fhitung dapat menggunakan rumus
berikut :
Fhitung
54
Ibid, hal. 37
=
(
)⁄(
)
53
dimana
R2
:
Koefisien Determinasi
n
:
Jumlah sampel
k-1
:
Jumlah Variabel Independen
4) Menentukan Ftabel
Ftabel dapat dilihat dengan nilai signifikansi 5% =
0,05
5) Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan Ho
Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1.
Sejarah Perkembangan PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah
Berawal dari sebuah kepedulian yang tulus, beberapa pihak
bersepakat untuk membangun perekonomian syariah di Indonesia.
Simpul awal ekonomi syariah tersebut ditandai dengan berdirinya
bank syariah pertama di Indonesia. Selanjutnya, simpul tersebut
semakin kuat dengan terbentuknya Tim Pembentukan Asuransi XYZ
Indonesia (TEPATI) pada 16 tahun lalu.
Atas prakarsa Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI)
melalui Yayasan Abdi Bangsa, bersama Bank Muamalat Indonesia
Tbk., PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, Departemen Keuangan RI, dan
beberapa pengusaha Muslim Indonesia, serta bantuan teknis dari
Syarikat Takaful Malaysia, Bhd. (STMB), TEPATI mendirikan PT
Syarikat XYZ Indonesia pada 24 Februari 1994, sebagai pendiri
asuransi syariah pertama di Indonesia.
Selanjutnya, pada 5 Mei 1994 Takaful Indonesia mendirikan PT
Asuransi Jiwa XYZ Syariah yang bergerak di bidang asuransi jiwa
syariah dan PT Asuransi Umum XYZ Syariah yang bergerak di
bidang asuransi umum syariah. Asuransi Jiwa XYZ Syariah kemudian
diresmikan oleh Menteri Keuangan saat itu, Mar‟ie Muhammad dan
mulai beroperasi sejak 25 Agustus 1994. Sedangkan Asuransi Umum
54
55
XYZ Syariah diresmikan oleh Menristek/Ketua BPPT Prof. Dr. B.J.
Habibie selaku ketua sekaligus pendiri ICMI dan mulai beroperasi
pada 2 Juni 1995. Sejak saat itu, Asuransi Jiwa XYZ Syariah dan
Asuransi Umum XYZ Syariah berkembang menjadi salah satu
perusahaan asuransi syariah terkemuka di Indonesia.
Dalam perkembangannya pada tahun 1997, STMB menjadi salah
satu pemegang saham melalui penempatan modalnya dan mencapai
nilai yang signifikan pada tahun 2004. Komitmen STMB untuk terus
memperbesar Takaful Indonesia juga dibuktikan dengan setoran
modal langsung di PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah pada tahun
2009. Selanjutnya, pada tahun 2000 Permodalan Nasional Madani
(PNM) turut memperkuat struktur modal Perusahaan, kemudian
diikuti oleh Islamic Development Bank (IDB) pada tahun 2004.
Komitmen PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah untuk terus
meningkatkan kualitas sekaligus menjaga konsistensi layanan kepada
masyarakat
ditunjukkan
dengan
diperolehnya
sertifikasi
ISO
9001:2008, sebagai standar internasional terbaru untuk sistem
manajemen mutu dari Det Norske Veritas (DNV), Norwegia.
56
B.
Perkembangan Inflasi, Nilai Tukar Valuta Asing dan Hasil Investasi
Tahun 2011-2014
1.
Perkembangan Inflasi di Indonesia
Bulan
Tabel 4.1
Perkembangan Inflasi di Indonesia
Tahun 2011-2014
(dalam %)
2011
2012
2013
2014
Januari
7,02
3,65
4,57
8,22
Februari
6,84
3,56
5,31
7,75
Maret
6,65
3,97
5,9
7,32
April
6,16
4,5
5,57
7,25
Mei
5,98
4,45
5,47
7,32
Juni
5,54
4,53
5,9
6,7
Juli
4,61
4,56
8,61
4,53
Agustus
4,79
4,58
8,79
3,99
September
4,61
4,31
8,4
4,53
Oktober
4,42
4,61
8,32
4,83
Nopember
4,15
4,32
8,37
6,23
Desember
3,79
4,3
8,38
8,36
Sumber: www.bi.go.id
57
Grafik 4.1
Perkembangan Inflasi di Indonesia
Tahun 2011-2014
10
9
8
7
6
2011
5
4
2012
3
2013
2
2014
1
0
Pada grafik 4.1, dapat dilihat bahwa selama periode 2011 hingga
2014 inflasi mengalami naik turun. Inflasi terendah terjadi pada bulan
Februari tahun 2012 sebesar 3,56 dan inflasi tertinggi pada bulan
Agustus tahun 2013 sebesar 8,79.
Rendahnya tingkat inflasi karena didukung oleh faktor musim,
harga komoditas pangan global yang sedang turun, dan penundaan
kenaikan tarif listrik serta harga BBM bersubsidi. Dan penyebab
meroketnya tingkat inflasi pada tahun 2013 adalah kenaikan harga
Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dan kebutuhan pokok.
58
2.
Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar
Bulan
Tabel 4.2
Perkembangan Nilai Tukar Terhadap Dollar
Tahun 2011-2014
2011
2012
2013
2014
Januari
9045,49
9014,10
9765,71
12154,33
Februari
8854,28
9076,61
9665,79
11638,86
Maret
8710,98
9163,04
9694,89
11358,66
April
8622,19
9170,29
9685,59
11525,19
Mei
8574,28
9531,32
9783,84
11572,80
Juni
8582,98
9457,82
9925,28
12000,76
Juli
8512,80
9471,77
10227,65
11491,44
Agustus
8544,28
9524,61
11364,06
11663,01
September
8944,99
9559,20
11474,58
11879,86
Oktober
8871,40
9605,57
11202,92
11933,05
November
9145,67
9610,70
11789,95
12104,56
Desember
9168,65
9776,50
12169,61
12410,11
Sumber: www.bps.go.id
59
Grafik 4.2
Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar
Tahun 2011-2014
14000
12000
10000
8000
2011
6000
2012
4000
2013
2000
2014
0
Pada grafik 4.2, dapat dilihat bahwa nilai tukar terhadap dollar AS
melemah terjadi pada bulan Desember tahun 2014 sebesar 12410,11
dan yang menguat berada pada bulan Juli tahun 2011 sebesar 8512,80.
Nilai tukar menguat karena adanya tren pergerakan mata uang di
negara-negara kawasan dan masih melimpahnya likuiditas global
ditengah perlambatan ekonomi serta ketidaksinambungan fiskal di
negara maju mendorong aliran modal masuk. Dan nilai tukar melemah
di pengaruhi oleh apresiasi dollar AS terhadap hampir seluruh mata
uang utama, ada rencana kenaikan suku bunga Fed Fund Rate.
60
3.
Perkembangan Hasil Investasi PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah
Bulan
Tabel 4.3
Perkembangan Investasi PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah
Tahun 2011-2014
2011
2012
2013
2014
Januari
4.041.000.000
3.563.050.000
5.829.000.000
(85.500.000)
Februari
3.525.900.000
2.524.000.000
4.588.900.000
2.436.000.000
Maret
3.440.000.000
6.228.700.000
10.585.500.000
3.392.200.000
April
4.351.000.000
6.553.989.000
7.357.600.000
15.276.200.000
Mei
3.552.000.000
5.027.561.000
7.971.000.000
13.906.400.000
Juni
4.210.800.000
5.012.000.000
3.862.900.000
2.555.400.000
Juli
6.337.500.000
6.681.300.000
168.950.000
17.400.300.000
Agustus
348.700.000
3.631.000.000
3.366.100.000
8.165.000.000
September
1.813.000.000
2.022.213.000
2.590.300.000
9.090.400.000
Oktober
3.523.000.000
5.842.250.000
2.792.000.000
4.688.193.000
November
3.535.000.000
3.293.000.000
(1.074.001.000)
7.914.335.000
Desember
5.790.500.000
4.133.000.000
13.249.700.000
6.979.000.000
Sumber: Laporan Hasil Investasi PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah
61
Grafik 4.3
Perkembangan Investasi PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah
Tahun 2011-2014
20,000,000,000
15,000,000,000
2011
10,000,000,000
2012
2013
5,000,000,000
2014
0
-5,000,000,000
Pada grafik 4.3, dapat dilihat bahwa perkembangan hasil investasi
PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah mengalami fluktuasi yang cukup
signifikan. Selama periode Januari 2011 hingga Desember 2014, hasil
investasi mengalami penurunan terendah pada bulan November tahun
2013 sebesar Rp (1.074.001.000) dan pencapaian hasil investasi
terbesar
terjadi
17.400.300.000.
pada
bulan
Juli
tahun
2014
sebesar
Rp
62
C.
Analisis Statistik
1.
Uji Asumsi Klasik
a.
Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji data variabel bebas
dan data variabel terikat pada persamaan regresi yang dihasilkan,
apakah berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal.
Dibawah
ini
adalah
hasil
pengujian
normalitas
dengan
menggunakan grafik P-Plot.
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas dengan menggunakan Probability Plot
Sumber : Data Olahan SPSS 20
Berdasarkan gambar 4.1, dapat dilihat bahwa data menyebar
dan mengikuti arah garis diagonal. Maka, dapat disimpulkan
bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.
63
Pengujian normalitas juga dapat dilihat dengan grafik histogram.
Berikut adalah hasil pengujian berdasarkan grafik histogram.
Grafik 4.4
Hasil Uji Normalitas dengan Menggunakan Histogram
Sumber : Data Olahan SPSS 20
Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa grafik histogram
memberikan pola distribusi yang tidak bergerak ke kanan dan ke
kiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa residual berdistrusi
normal.
Akan tetapi karena uji normalitas dengan grafik dan
histogram cenderung dapat menyesatkan, oleh sebab itu uji grafik
dan histogram diatas diliengkapi dengan uji statistik. Uji statistik
yang digunakan adalah uji statistik non-parametrik KolmogorovSmirnov.
64
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
48
Normal Parameters
a,b
Mean
0E-7
Std. Deviation
Most Extreme Differences
1179,42155501
Absolute
,074
Positive
,074
Negative
-,073
Kolmogorov-Smirnov Z
,512
Asymp. Sig. (2-tailed)
,956
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Pada tabel 4.4, diketahui bahwa nilai signifikansi (Asymp.Sig
2-tailed) sebesar 0,956. Nilai signifikansi lebih dari 0,05 (0,956 >
0,05), maka data residual berdistribusi normal dan sesuai dengan
grafik histogram dan P-Plot.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk melihat apakah terdapat
hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel
independen. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala tersebut
dilakukan dengan melihat nilai Tolerance danVIF (Variance
Inflation Factor). Apabila nilai Tolerance diatas 0,1 dan VIF
dibawah
10,
multikolinieritas.
maka
model
regresi
bebas
dari
gejala
65
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikoliniearitas
Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients
a
Standardized
t
Sig.
Coefficients
B
1
Std. Error
(Constant)
7545,785
1426,173
inflasi
-463,256
132,120
,167
nilai tukar
-,113
a. Dependent Variable: hasil investasi
Collinearity
Statistics
Beta
Tolerance
5,291
,000
-,516
-3,506
,001
,684
1,462
-,099
-,675
,503
,684
1,462
Sumber: Data Olahan SPSS 20
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa angka Tolerance untuk
variabel inflasi sebesar 0,684 dan variabel nilai tukar sebesar
0,684. Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel independen
memiliki nilai Tolerance lebih dari 0,10. Sedangkan nilai VIF
untuk variabel inflasi sebesar 1,462 dan variabel nilai tukar
sebesar 1,462. Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel
independen memiliki nilai VIF kurang dari 10. Maka, dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikoliniearitas pada
model regresi.
c.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi liniear ada korelasi antara kesalahan pengganggu
periode t (berada) dan kesalahan pengganggu periode t-1
(sebelumnya). Berikut hasil output uji autokorelasi menggunakan
uji Durbin-Watson.
VIF
66
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi
b
Model Summary
Model
1
R
,578
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,334
,304
Durbin-Watson
1205,34600
,479
a. Predictors: (Constant), nilai tukar, inflasi
b. Dependent Variable: hasil investasi
Sumber: Data Olahan SPSS 20
Pada tabel 4.6, menunjukkan hasil dari uji autokorelasi yang
menggunakan uji Durbin-Watson. Nilai DW dari pengujian ini
sebesar 0,479, nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel
dengan menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel (n) 48
dan jumlah variabel independen (k= 2). Nilai tabel DurbinWatson sebesar 1,6231 untuk DU dan 1,4500 untuk DL, maka 4DU = 2,3769 dan 4-DL = 2,55. Nilai DW 0,479 lebih kecil dari
DU (1,6231) dan kurang dari 4-DU (2,3769). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa terjadi masalah autokorelasi dalam model
regresi.
Ada
salah
satu
cara
yang
dapat
dilakukan
untuk
menghilangkan autokorelasi dalam model regresi, yaitu dengan
memasukkan lag pada variabel dependen (Y). Dibawah ini
merupakan hasil variabel Y yang di lag, yaitu:
67
Tabel 4.7
Hasil Uji Autokorelasi Setelah di Lag
b
Model Summary
Model
1
R
,837
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,701
,680
825,72986
Durbin-Watson
1,653
a. Predictors: (Constant), Lag_Y, nilai tukar, inflasi
b. Dependent Variable: hasil investasi
Berdasarkan hasil yang ditunjukkan dalam tabel 4.7, dapat
dilhat bahwa nilai DW dari pengujian ini sebesar 1,653, nilai ini
akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai
signifikansi 5%, jumlah sampel (n) 48 dan jumlah variabel
independen (k= 2). Nilai tabel Durbin-Watson sebesar 1,6231
untuk DU dan 1,4500 untuk DL, maka 4-DU = 2,3769 dan 4-DL
= 2,55. Nilai DW 1,653 lebih besar dari DU (1,6231) dan kurang
dari 4-DU (2,3769). Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi masalah autokorelasi dalam model regresi.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual
observasi yang satu dengan observasi yang lain. Model regresi
yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedasitas.
68
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data Olahan SPSS 20
Berdasarkan gambar 4.2, grafik Scatterplot diatas terlihat
bahwa titik-titik dari data menyebar secara acak serta tersebar
baik diatas maupun dibawah angka nol dari sumbu Y dan tidak
membentuk suatu pola tertentu, seperti parabola. Maka dapat
disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi.
Dalam
menguji
heteroskedastisitas,
kita
juga
perlu
menggunakan uji statistik karena analisis dengan grafik
Scatterplot memiliki kelemahan yang cukup signifikan. Oleh
karena itu, selain grafik Scatterplot dilakukan juga uji Glejser.
Dibawah ini merupakan hasil uji Glejser.
69
Tabel 4.7
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficients
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
Std. Error
10,696
779,571
-63,252
72,219
nilai tukar
,130
a. Dependent Variable: RES2
,091
1
inflasi
a
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
,014
,989
-,154
-,876
,386
,684
1,462
,251
1,426
,161
,684
1,462
Berdasarkan hasil yang ditunjukan dalam tabel 4.7, dapat
dilihat bahwa nilai signifikansi variabel Inflasi sebesar 0,386 dan
Nilai Tukar sebesar 0,161.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
masalah heterokedastisitas pada model regresi ini, karena nilai
Sig. pada variabel Inflasi dan Nilai Tukar lebih dari 0,05.
2.
Uji Regresi Linier Berganda
a.
VIF
Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah salah satu nilai statistik yang
dapat digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan
pengaruh antara dua variabel. Nilai koefisien determinasi
menunjukkan persentase variasi nilai variabel dependen yang
dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan.
70
Tabel 4.9
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
b
Model Summary
Model
1
R
,578
R Square
a
,334
Adjusted
R Std. Error of the
Square
Estimate
,304
1205,34600
a. Predictors: (Constant), nilai tukar, inflasi
b. Dependent Variable: hasil investasi
Sumber: Data Olahan SPSS 20
Berdasarkan tabel 4.9, dapat dilihat bahwa nilai koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,304 atau 30,4%. Angka tersebut
menunjukkan bahwa variabel Hasil Investasi dapat dijelaskan
oleh variabel Inflasi dan Nilai Tukar sebesar 30,4%. Dengan kata
lain, secara statistika besarnya kontribusi pengaruh Inflasi dan
Nilai Tukar terhadap Hasil Investasi pada PT Asuransi jiwa XYZ
Syariah sebesar
30,4%, sedangkan sisanya
yaitu
69,6%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
penelitian ini.
3. Uji Hipotesis
a.
Uji t (Parsial)
Uji t secara parsial digunakan untuk mengetahui apakah
secara parsial digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial
variabel independen berpengaruh secara signifikan atau tidak
terhadap variabel dependen. Hubungan secara parsial ini dapat
ditinjau dari nilai signifikansi dan nilai t hitung.
71
Tabel 4.10
Hasil Uji t (Parsial)
Coefficients
Model
Unstandardized Coefficients
a
Standardized
t
Sig.
Coefficients
B
1
Std. Error
(Constant)
7545,785
1426,173
inflasi
-463,256
132,120
-,113
,167
nilai tukar
Collinearity
Statistics
Beta
Tolerance
5,291
,000
-,516
-3,506
,001
,684
1,462
-,099
-,675
,503
,684
1,462
a. Dependent Variable: hasil investasi
Sumber: Data Olahan SPSS 20
Berdasarkan tabel 4.10, tertera nilai t hitung variabel Inflasi
sebesar -0,832. Dimana t tabel dicari pada siginfikansi 0,05/2 = 0,025
(uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df + n – k – 1→ 48 – 2 – 1 = 45)
adalah sebesar 2,0141. Maka dapat dilihat nilai t untuk variabel Inflasi
adalah t hitung = -3,506 dan t tabel = 2,014. Artinya, secara parsial
tidak ada pengaruh yang nyata antar Inflasi terhadap Hasil Investasi.
Pada variabel Nilai Tukar memiliki nilai t hitung sebesar -0,675.
Dimana t tabel dicari pada siginfikansi 0,05/2 = 0,025 (uji 2 sisi)
dengan derajat kebebasan (df + n – k – 1→ 48 – 2 – 1 = 45) adalah
sebesar 2,0141. Oleh karena itu t hitung -0,675 lebih kecil dari t tabel
2,0141 maka kesimpulannya, secara parsial tidak ada pengaruh yang
nyata antara Nilai Tukar terhadap Hasil Investasi.
Maka dari kedua variabel yaitu Inflasi dan Nilai Tukar setelah
dilakukan penelitian terhadap Hasil Investasi menunjukkan bahwa tidak
ada variabel yang mempengaruhi secara parsial terhadap Hasil
Investasi.
VIF
72
b. Uji F (Simultan)
Uji F (simultan) pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
Tabel 4.11
Hasil Uji F (Simultan)
a
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
32737318,877
2
16368659,439
Residual
65378654,607
45
1452858,991
Total
98115973,484
47
F
11,267
Sig.
,000
b
a. Dependent Variable: hasil investasi
b. Predictors: (Constant), nilai tukar, inflasi
Sumber: Data Olahan SPSS 20
Pada tabel 4.11, menunjukkan nilai F hitung sebesar 11,267
dengan tingkat signifikan 0,05. Dapat dilihat pada tabel statistik
pada tingkat signifikansi 0,05 dengan df1 = 2 dan df2 (48-2-1) =
45, maka diperoleh hasil F tabel sebesar 3,20. Berdasarkan hasil
tersebut, F hitung lebih besar dari F tabel (11,267 > 3,20), maka
dapat disimpulkan bahwa variabel Inflasi dan Nilai Tukar secara
bersama-sama berpengaruh terhadap Hasil Investasi.
Dengan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa inflasi
semakin tinggi tanpa diimbangi tingkat suku bunga yang
mengakibatkan melemahnya niali tukar, sehingga keuntungan
dari berinvestasi berkurang dan tidak menarik lagi.
73
D.
Strategi Perusahaan dalam Meningkatkan Hasil Investasi
Dari
hasil
pengumpulan
data
penulis
menggunakan
alat
pengumpulaan data yaitu wawancara terbuka dengan Bapak Aulia selaku
kepala bagian investasi PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah yang mengetahui
secara detail tentang investasi di perusahaan.55
Hasil investasi pada perusahaan asuransi tidak terlepas dari pengaruh
faktor makro ekonomi diantarnya produk domestik bruto, inflasi, nilai
tukar dan rupiah terhadap US $, harga saham. Faktor –faktor makro
ekonomi tersebut dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap
hasil investasi perusahaan. Oleh karena itu perusahaan memiliki strategistrategi untuk meningkatkan hasil investasi.
1.
Dana investasi perusahaan ditempatkan pada instrumen-instrumen
pasar modal yang syariah, seperti pada deposito syariah, obligasi
syariah, reksadana syariah, saham syariah dan juga ditempatkan di
properti.
2.
Ada beberapa alasan perusahaan dalam menempatkan dana investasi
tersebut, yaitu:
a.
Karna investasi tidak bisa hanya ditempatkan pada satu instrumen
saja dan ada diversifikasinya. Dan ada regulasi dari OJK
mengenai penempatan investasi. Maka perusahaan menyesuaikan
dengan aturan yang dibuat oleh OJK.
55
Wawancara dengan Bapak Aulia, tanggal 16 Juni 2015 di Kantor PT Asuransi Jiwa
XYZ Syariah.
74
b.
Karena perusahaan asuransi idealnya menempatkan investasi pada
obligasi syariah, karena instrumen yang bisa menyamakan antara
umur polis nasabah(kewajiban) dengan masa jatuh temponya.
c.
Perusahaan mencari return/keuntungan, karena mengolah tiga
fund(jenis dana) ada tabarru, dana peserta dan dana pemegang
saham dan terakhir di unit link. Di empat dana ini dituntut untuk
mendapatkan return.
d.
Untuk mendiversikasi risiko, perusahaan menempatan dana
investasi tersebut mengacu pada aturan dari OJK. Karna
perusahaan
adalah
perusahaan
asuransi
syariah
maka
menggunakan PMK 11/2011.
3.
Strategi Investasi perusahaan dalam menghadapi situasi ke depan
antara lain, menyesuaikan dengan kondisi ekonomi teraktual dan tetap
sesuai dengan regulasi dari OJK dan investment guidelines internal
perusahaan.
Seperti pada umumnya selalu ada gejolak yang terjadi pada
perekonomian, oleh karena itu untuk meminimalisir tingkat risiko kita
melakukan diversifikasi investasi. Instrumen investasi kami antara lain
Deposito Syariah, Obligasi Syariah (Sukuk), Reksadana Syariah dan
Saham Syariah.
75
E.
Interpretasi Hasil Penelitian
Berdasarkan analisis statistik diatas, hasil penelitian menunjukkan
bahwa nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (11,267 > 3,20) dan nilai
signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 atau 0,000 < 0,05. Sehingga
dapat disimpulkan secara bersama-sama Inflasi (X1) dan Nilai Tukar
Rupiah terhadap Dollar (X2) memiliki perngaruh yang signifikan terhadap
Hasil Investasi PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah (Y) pada periode Januari
2011 hingga Desember 2014. Hal ini menunjukkan bahwa penggabungan
variabel Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar relevan digunakan
untuk memprediksi Hasil Investasi di masa yang akan datang.
Setelah diuji secara parsial, variabel Inflasi tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap Hasil Investasi karena nilai thitung lebih kecil
dari ttabel (-3,506 < 2,014), sehingga Ho diterima atau dapat disimpulkan
bahwa variabel Inflasi secara parsial tidak terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap Hasil Investasi.
Variabel inflasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
hasil investasi yang menunjukkan bahwa meningkatnya inflasi akan
meningkatkan resiko dalam proyek investasi yang mengakibatkan hasil
investasi menurun.56 Hal ini sesuai teori yang menyatakan inflasi berakibat
buruk bagi perekonomian karena dapat mengarahkan investasi pada halhal yang non-produktif yaitu penumpukan kekayaan (hoarding) seperti:
tanah, bangunan, logam mulia, mata uang asing dengan mengorbankan
56
Muhammad Alhasymi, “Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Riil dan Kurs terhadap Investasi
Asing Langsung di Indonesia”, Fakultas Ekonomi, Stambuk, 2010, hal. 2.
76
investasi ke arah produktif seperti: pertanian, industrial, perdagangan,
transportasi dan lainnya.57 Pengalihan investasi seperti ini yang akan
menyebabkan investasi pada hal-hal yang produktif berkurang dan
kegiatan ekonomi menurun. Jika kondisi perekonomian stabil dan inflasi
rendah dapat dikendalikan, akan mempengaruhi pelaku usaha untuk
melakukan investasi.
Untuk variabel Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar setelah diuji
secara parsial ternyata tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Hasil Investasi karena nilai thitung lebih kecil dari ttabel (-0,675 < 2,041),
sehingga Ho diterima atau dapat disimpulkan bahwa variabel Nilai Tukar
Rupiah terhadap Rupiah secara parsial tidak terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap Hasil Investasi.
Variabel Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap Hasil Investasi dikarenakan nilai Nilai Tukar
Rupiah terhadap Dollar pada periode 2011-2014 terus melemah. Hal ini
mengakibatkan harga barang-barang meningkat dan permintaan menjadi
menurun, maka perusahaan akan menurunkan porsi dana investasi. Lain
halnya jika Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar stabil, karena membuat
daya beli masyarakat meningkat, permintaan meningkat dan pendapatan
pada perusahaan stabil. Hal ini akan menjadi sinyal baik bagi perusahaan
untuk berinvestasi.
57
139
Adiwarman A. Karim, Ekonomo Makro Islami,(Jakarta: Grafindo, 2010), cet-3, hal.
77
Nilai koefisien determinasi (R2) pada penelitian ini adalah sebesar
0,304 (30,4%). Dengan kata lain, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap
Dollar mempengaruhi
Hasil Investasi pada PT Asuransi Jiwa XYZ
Syariah sebesar 30,4%. Dan sisanya sebesar 69,6% dipengaruhi oleh
variabel lain.
Berdasarkan teori yang ada, variabel lain yang dapat mempengaruhi
hasil investasi adalah pajak, kondisi politik dan perekonomian negara,
tingkat suku bunga panjang dan pendek, pergerakan indeks harga saham.
Berdasarkan analisis hasil wawancara dalam penelitian ini dapat
dilihat bahwa PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah menempatkan dana investasi
ke beberapa instrumen pada pasar modal syariah, seperti: deposito syariah,
obligasi syariah, reksadana syariah, saham syariah dan properti.
Dalam menempatkan dana investasi, PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah
melakukan diversifikasi risiko (meminimalkan risiko) yang mengacu pada
peraturan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan PMK No.11/2011.
Pada PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah lebih menempatkan dananya ke
obligasi syariah, karena dapat menyamakan antara umur polis dengan
masa jatuh tempo.
Strategi investasi pada PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah dalam
menghadapi masa yang akan datang adalah menyesuaikan dengan
pertumbuhan kondisi ekonomi, melakukan diversifikasi sesuai aturan dan
investment guidelines internal perusahaan.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Inflasi dan Nilai
Tukar terhadap hasil Investasi pada PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
Inflasi terendah terjadi pada bulan Februari tahun 2012 sebesar 3,56
dan inflasi tertinggi pada bulan Agustus tahun 2013 sebesar 8,79.
Nilai tukar terhadap dollar AS tertinggi terjadi pada bulan Desember
tahun 2014 sebesar 12410,11 dan yang terendah berada pada bulan
Juli tahun 2011 sebesar 8512,80. Hasil investasi mengalami
penurunan terendah pada bulan November tahun 2013 sebesar Rp
(1.074.001.000) dan pencapaian hasil investasi terbesar terjadi pada
bulan Juli tahun 2014 sebesar Rp 17.400.300.000.
2.
Pada analisis yang telah dilakukan terlihat bahwa uji t secara parsial
inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap dollar tidak berpengaruh
terhadap hasil investasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung inflasi
dan nilai tukar sebesar -,3,506 dan -0,675, maka nilai t hitung kurang
dari
t
tabel
memperlihatkan
sebesar
bahwa
2,014.
inflasi
Untuk
dan
uji
nilai
F
secara
tukar
simultan
sama-sama
mempengaruhi hasil investasi dengan F hitung 11,267, nilai ini lebih
besar dari F tabel sebesar 3,20.
78
79
3.
Strategi yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan hasil
investasi yaitu dengan cara penempatan investasi yang baik dan ideal
yang mampu menyamakan antara kewajiban dan asetnya. Penempatan
investasi pada perusahaan harus menyesuaikan dengan kondisi
ekonomi teraktual dan tetap pada regulasi dari OJK adalah PMK
11/2011 dan melihat seberapa besar risikonya.
B.
Saran
Setelah
melakukan
penelitian,
pembahasan
dan
merumuskan
kesimpulan, maka penulis dapat memberikan saran berdasarkan hasil yang
didapatkan dari penelitian ini, antar lain:
1.
Bagi perusahaan
a.
Melakukan survai atau penelitian dahulu dengan pertumbuhan
kondisi ekonomi terupdate sebelum menempatkan dana investasi,
karena pada november 2013 hasil investasi mengalami penurunan
terendah selama 2001-2014 sebesar Rp (1.074.001.000).
b.
Agar melakukan diversifikasi risiko lebih baik dan teliti lagi
sehingga mampu meminimalisirkan tingkat risiko pada masingmasing instrumen sehingga memperoleh return yang diinginkan.
2.
Bagi akademisi, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan lebih
mendalam mengenai penelitian ini. Perlu mengganti variabel ataupun
menambahkan variabel lain sesuai dengan pertumbuhan ekonomi
mendatang.
80
3.
Bagi peneliti selanjutnya, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai penelitian ini. Dapat menggunakan metode penelitian yang
berbeda, menambahkan periode penelitian dan variabel-variabel lain
seperti produk domestik bruto, harga saham, pajak dan tingkat bunga.
81
DAFTAR PUSTAKA
Laporan Perkembangan Keuangan Syariah Tahun 2013. (2015, April 29).
Diambil kembali dari http://www.ojk.go.id/laporan-perkembangankeuangan-syariah-2013.
Peraturan Menteri Keuangan No.11 Tahun 2011 tentang Kesehatan Keuangan
Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah. (2015,
Oktober 17). Diambil kembali dari http://www.ojk.go.id/peraturanmenteri-keuangan-nomor-11-pmk-010-2011-tentang-kesehatan-keuanganusaha-asuransi-dan-usaha-reasuransi-dengan-prinsip-syariah.
Adri, N. (2011). Investasi Mudah dan Murah. Jakarta: Penebar Plus.
Algifari. (2013). Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi. Yogyakarta: BPFEYogyakarta.
Alhasymi, M. (2010). Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Riil dan Kurs terhadap
Investasi Asing Langsung di Indonesia. 2.
Ali, H. (2004). Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, Suatu Tinjauan Analisis
Historis, Teoritis, dan Praktis. Jakarta: Kencana.
Amrin, A. (2011). Meraih Berkah Melalui Asuransi Syariah Ditinjau dari
Perbandingan dengan Asuransi Konvensional. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Arif, M. N. (2010). Teori Makroekonomi Islam. Bandung: Alfabeta.
Dewi, G. (2006). Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian
Syariah di Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Ety Rochaety, d. (2009). Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS
Edisi Revisi. Jakarta: Mitra Wacana Media.
F, S. W. (1995). Investasi. Jakarta: Dadi Kayan Abadi.
Fahmi, I. (2012). Manajemen Investasi. Yogyakarta: BEFE UGM.
Handima, A. A. (2006). Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Jakarta: PT
Indeks.
HR, M. N. (2009). Bursa Efek & Investasi Syariah. Jakarta: PT Serambi Ilmu
Semesta.
82
Huda, N. (2008). Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teoritis. Jakarta: Kencana.
Ismanto, K. (2009). Asuransi Syariah, Tinjauan Asas-asas Hukum Islam.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Karim, A. A. (2010). Ekonomi Makro Islam. Jakarta: Grafindo.
Lina, P. B. (2005). Motode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Manurung, P. R. (2008). Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi &
Makroekonomi). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Nisfiannoor, M. (2009). Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial. Jakarta:
Salemba Humanika.
Noor, J. (2012). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya
Ilmiah. Jakarta: Kencana.
Rodoni, A. (2009). Investasi Syariah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta.
S, B. (2010). Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Sujarweni, V. W. (2014). Metode Penelitian (Lengkap, Praktis dan Mudah
Dipahami). Yogyakarta: PT Pustaka Baru.
Sukirno, S. (2000). Makroekonomi Modern. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Sukirno, S. (2010). Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Sula, M. S. (2004). Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sitem
Operasional. Jakarta: Gema Insani Press.
Sunyoto, D. (2010). Uji Khi Kuadrat dan Regresi Untuk Penelitian. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Wijaya, T. (2013). Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
William F. Sharpe, G. J. (2005). Investasi. Jakarta: PT Indeks.
Wirdyaningsih. (2006). Bank dan Asuransi Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
83
Download