PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN NILAI TUKAR TERHADAP HASIL INVESTASI (Studi pada PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh: Devi Arisah NIM : 1111046200013 KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M ABSTRAK Devi arisah. 1111046200013. Konsentrasi Asuransi Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2015. Perkembangan hasil investasi pada perusahaan sering mengalami fluktuatif, dikarenakan adanya faktor internal dan eksternal. Pertanyaan yang akan muncul adalah apakah Inflasi dan Nilai Tukar mempengaruhi Hasil Investasi pada perusahaan asuransi jiwa syariah? Pertanyaan itulah yang menjadi permasalahan yang akan dipelajari dalam penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini ada 3, yaitu: (1) Menganalisis perkembangan inflasi dan nilai tukar terhadap hasil investasi periode 2011-2014. (2) Menganalisis pengaruh tingkat inflasi dan nilai tukar mata uang terhadap hasil investasi periode 2011-2014. (3) Menganalisis strategi perusahaan dalam meningkatkan hasil investasi. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode analisis regresi berganda. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan melalui Library Research dan Field Research. Teknik pengolahan data menggunakan SPSS 20. Teknik analisis data antara lain uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Perkembangan Hasil Investasi pada PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah mengalami fluktuatif yang baik. Berdasarkan hasil olah data yang digunakan dengan menggunakan SPSS 20 menunjukkan bahwa Inflasi dan Nilai Tukar secara bersama-sama mempengaruhi Hasil Investasi. Secara parsial, variabel Inflasi dan variabel Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar tidak memiliki pengaruh positif terhadap Hasil Investasi. Kata Kunci: INFLASI, NILAI TUKAR MATA UANG, HASIL INVESTASI Pembimbing: Dwi Nur‟aini Ihsan, SE, MM KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahirabbil „alamin. Segala puji dan syukur hanya kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan nikmat-Nya serta pertolongan-Nya yang tiada terhingga kepada semua makhluk-Nya, khususnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam tercurah kehariban baginda Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya kepada jalan kebesaran hingga yaumil qiyamah. Kemudahan dan pertolongan Allan SWT senantiasa dirasakan penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH INFLASI DAN NILAI TUKAR MATA UANG TERHADAP HASIL INVESTASI”. Penulisan skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat kelulusan Strata Satu (S1) Konsentrasi Asuransi Syariah Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Perkenankan penulis berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, motivasi serta masukan terhadap penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, diantaranya: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Bapak AM. Hasan Ali, MA., dan Bapak Abdurrauf, Lc, MA., selaku Ketua dan sekretaris Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Ibu Dwi Nur‟aini Ihsan, SE, MM., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, saran dan ilmunya yang begitu berharga bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Kepada seluruh dosen dan sifitas akademik Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu dan akhlak yang tidak tenilai, serta para staff perpustakaan yang telah melayani dan memfasilitasi buku-buku sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Kedua orang tuaku tersayang dan tercinta, Ibu Suratmi dan Bapak Sutimin yang tiada hentinya memberikan doa yang tulus dan ikhlas dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Kakakku tercinta Jenti Ari Astuti, Kakak Iparku Edi Pramono Putra dan Keponakanku tersayang Ariani Zahwa Milani Putra dan Naila Putri iii Ramadani yang selalu membuat tersenyum dikala lelah dalam mengerjakan skripsi. 7. Muhamad Kafi tersayang, yang selalu memberikan motivasi untuk penulis, selalu setia menemani penulis dan dapat membuat tersenyum disaat kendala dalam penyusunan skripsi. 8. Sahabat-sahabat terbaik penulis, DAMNFIRST: Diah Laenatusyifa, Siti Munawaroh, Mirantini Tri Kuntari, Nissa Arifiani, Dewinta Karmila, Firda Aulia dan Tiara Fitriyanti yang telah memberikan warna baru dari awal perkuliahan sampai selamanya. 9. Sahabat-sahabat terbaik, SADEN: Sandra Fitriani, Aisyah Aini dan Rita Mariana yang selalu setia dari SMK mendengarkan curhatan dan cerita-cerita dari masing-masing kesibukan. 10. Keluarga besar Asuransi Syariah angkatan 2011 yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang memberikan dukungan moril kepada penulis. 11. Seluruh pihak-pihak terkait yang telah membantu, menyemangati penulis selama proses penyelesaian skripsi ini. Penulis berbesar hati menerima berbagai masukan yang konstruktif terhadap perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermafaat bagi kalangan masyarakat dan akademisi. Jakarta, 19 Oktober 2015 (Devi Arisah) iv DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... i ABSTRAK ............................................................................................................ ii KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii DAFTAR ISI ......................................................................................................... v DAFTR TABEL .................................................................................................. vii DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ viii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix BAB I BAB II PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 8 C. Batasan dan Perumusan Masalah .................................................. 9 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 10 E. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu ......................................... 11 F. Kerangka Pemikiran .................................................................... 13 G. Sistematika Penulisan .................................................................. 14 LANDASAN TEORI A. Asuransi Syariah 1. Pengertian Asuransi Syariah ................................................... 16 2. Perbedaan Asuransi Syariah & Asuransi Konvensional ......... 18 3. Jenis Asuransi Syariah ............................................................ 23 B. Asuransi Jiwa Syariah 1. Pengertian Asuransi Jiwa Syariah .......................................... 23 2. Mekanisme Asuransi Jiwa Syariah ......................................... 24 C. Inflasi 1. Pengertian Inflasi .................................................................... 25 2. Macam-Macam Inflasi ............................................................ 26 3. Penyebab Inflasi ...................................................................... 28 4. Dampak Inflasi........................................................................ 29 D. Nilai Tukar Mata Uang 1. Pengertian Nilai Tukar Mata Uang ......................................... 29 2. Penyebab Nilai Tukar Mata Uang .......................................... 31 E. Investasi 1. Pengertian Investasi ................................................................ 33 2. Tujuan Investasi ...................................................................... 34 v BAB III BAB IV BAB V 3. Bentuk-Bentuk Investasi ......................................................... 35 4. Prinsip-Prinsip Umum Investasi Syariah ................................ 35 F. Strategi Investasi ......................................................................... 36 G. Mekanisme Antar Variabel 1. Pengaruh Inflasi Terhadap Hasil Investasi ............................. 39 2. Pengaruh Nilai Tukar Mata Uang terhadap Hasil Investasi ... 39 METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 40 B. Teknik Penentuan Sampel 1. Populasi................................................................................... 40 2. Sampel .................................................................................... 41 C. Jenis Penelitian ............................................................................ 42 D. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data ................................................................................ 42 2. Sumber Data ........................................................................... 42 E. Teknik Analisis Data 1. Teknik Analisis Data .............................................................. 43 2. Pengujian Statistik .................................................................. 44 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Perkembangan PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah ........ 54 B. Perkembangan Inflasi, Nilai Tukar Mata Uang dan Hasil Investasi Tahun 2011-2014 1. Perkembangan Inflasi di Indonesia ......................................... 56 2. Perkembangan Nilai Tukar Mata Uang di Indonesia.............. 58 3. Perkembangan Hasil Investasi di PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah .................................................................................... 60 C. Analisis Statistik 1. Uji Asumsi Klasik................................................................... 62 2. Uji Regresi Linier Berganda ................................................... 69 3. Uji Hipotesis ........................................................................... 70 D. Strategi Perusahaan Dalam Meningkatkan Hasil Investasi ......... 73 E. Interpretasi Hasil Penelitian ........................................................ 75 PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................. 78 B. Saran ............................................................................................ 79 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vi DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Perkembangan Industri Asuransi Syariah ..................................... 2 Tabel 4.1 Perkembangan Inflasi di Indonesia ............................................. 54 Tabel 4.2 Perkembangan Nilai Tukar Mata Uang di Indonesia .................. 56 Tabel 4.3 Perkembangan Hasil Investasi PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah . 58 Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas .................................................................... 62 Tabel 4.5 Hasil Uji Multikoliniearitas ......................................................... 63 Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................. 64 Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi Setelah Lag ............................................. 65 Tabel 4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas ....................................................... 67 Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................. 68 Tabel 4.10 Hasil Uji t (Parsial) ...................................................................... 69 Tabel 4.11 Hasil Uji F (Simultan) ................................................................. 70 vii DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1 Perkembangan Inflasi di Indonesia ............................................. 55 Grafik 4.2 Perkembangan Nilai Tukar Mata Uang di Indonesia .................. 57 Grafik 4.3 Perkembangan Hasil Investasi PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah . 59 Grafik 4.4 Hasil Uji Normalitas Dengan Menggunakan Histogram............. 61 viii DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Dengan Menggunakan Probability Plot .... 60 Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ....................................................... 66 ix BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat membutuhkan sebuah kemudahan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, termasuk dalam hal menjamin kehidupannya di masa yang akan datang. Dan dalam menjalankan setiap kegiatan, manusia tidak lepas dari yang namanya risiko. Risiko adalah ketidaktentuan (uncertaity) yang mungkin melahirkan kerugian (loss). Risiko pada manusia tidak bisa dihilangkan, namun dapat diminimalisirkan agar tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar dalam kehidupan. Salah satu cara untuk meminimalisir risiko yang lebih besar di masa mendatang adalah asuransi. Asuransi yang pertama dikenal adalah asuransi konvensional. Dengan peduduk di Indonesia mayoritas beragama Islam, maka banyak berdiri lembaga-lembaga keuangan yang sistem operasionalnya berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dalam hal ini, asuransi berlandaskan syariah merupakan lembaga yang dapat membawa umat islam ke arah kemakmuran patut diwujudkan tanpa pertimbangan. Dengan adanya keyakinan umat islam di dunia dan keuntungan yang diperoleh melalui konsep asuransi syariah, lahirlah berbagai perusahaan asuransi yang mengandalkan asuransi berlandaskan syariah.1 1 Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Mei 2006), cet- 3, hal. 138. 1 2 Dengan ini, perkembangan industri asuransi syariah mulai terkenal di Indonesia. Diawali dengan berdirinya PT. Syarikat Takaful Indonesia sebagai Holding Company pada tahun 1994 dan anak perusahaannya yakni PT. Asuransi Takaful Indonesia (Asuransi Jiwa) dan PT. Asuransi Takaful Umum (Asuransi Kerugian).2 Seiring berjalannya waktu industri asuransi syariah berkembang pesat di Indonesia. Sehingga di tahun 2014 jumlah industri asuransi syariah sudah ada 48, dengan rincian sebagai berikut: Tabel 1.1 Perkembangan Industri Asuransi Syariah No. Keterangan TW IV TW IV 2014 2013 1 Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah 3 3 2 Perusahaan Asuransi Umum Syariah 2 2 3 Unit Syariah Perusahaan Asuransi Jiwa 18 17 4 Unit Syariah Perusahaan Asuransi Umum 23 24 5 Unit Syariah Perusahaan Reasuransi 3 3 49 49 TOTAL Sumber: www.aasi.or.id Dalam Fatwa DSN No. 21/DSN-MUI/X/2001 Bagian Pertama mengenai Ketentuan Umum angka 1, disebutkan pengertian asuransi syariah (ta’min, takaful atau tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan/atau tabarru‟ yang memberikan pola pengembalian 2 Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), cet. 1, hal. 179. 3 untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.3 Asuransi syariah pun berlomba-lomba membuat produk yang inovatif untuk menarik masyarakat mencintai asuransi. Seperti di asuransi jiwa yang mengeluarkan produk unit link untuk memenuhi kebutuhankebutuhan di masa sekarang maupun mendatang. Maksud dari produk unit link adalah produk perusahaan asuransi jiwa yang mengawinkan fungsi proteksi dan investasi. Dalam melakukan investasi, perusahaan asuransi syariah wajib mengikuti ketentuan-ketentuan yang dianjurkan oleh Kementrian Keuangan maupun Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Perusahaan asuransi syariah wajib menginvestasikan dana yang dimilikinya ke dalam jenis-jenis investasi berbasis syariah. Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/ PMK. 010/ 2011 tentang Kesehatan Keuangan Usaha Asuransi Dan Usaha Reasuransi Dengan Prinsip Syariah, berisi tentang kekayaan yang diperkenankan dalam bentuk investasi terdiri dari: deposito pada Bank, saham syariah, sukuk atau obligasi syariah, Surat Berharga Syariah Negara, surat berharga syariah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, surat berharga syariah yang diterbitkan oleh lembaga multinasional yang Negara Republik Indonesia menjadi salah satu anggota atau pemegang sahamnya, reksadana syariah, efek beragun aset syariah yang diterbitkan berdasarkan kontrak investasi 3 Wirdyaningsih, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media, Agustus 2006), ed. 1 cet- 2, hal. 178. 4 kolektif efek beragun aset syariah, pembiayaan melalui mekanisme kerjasama dengan pihak lain dalam bentuk pembelian pembiayaan (refinancing) syariah, dan/ atau emas murni.4 Pemilihan outlet-outlet investasi sangat berpengaruh terhadap hasil investasi perusahaan. Dimana manajer investasi bertugas menempatkan dana investasi ke beberapa portofolio investasi yang dapat memberikan return yang besar dengan tingkat risiko yang kecil. Dan dana investasi yang diterima perusahaan kemudian diinvestasikan sesuai dengan prinsip syariah. Investasi yang dilakukan harus secara efisien dan efektif agar hasil investasi dapat maksimal sehingga meningkatkan keuntungan perusahaan. Jumlah investasi perusahaan perasuransian syariah per 31 Desember 2013 mencapai Rp. 14.296 miliar. Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 26,20% dibandingkan dengan posisi pada akhir tahun 2012. Total investasi tersebut mencapai 5,01% dari total investasi perusahaan perasuransian pada periode yang sama.5 Dan dalam perusahaan perasuransian syariah, investasi asuransi jiwa syariah tahun 2011 mencapai Rp. 6.418 miliar, naik dari periode 4 Peraturan Menteri Keuangan No.11 Tahun 2011 tentang Kesehatan Keuangan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah, http://www.ojk.go.id/peraturan-menterikeuangan-nomor-11-pmk-010-2011-tentang-kesehatan-keuangan-usaha-asuransi-dan-usahareasuransi-dengan-prinsip-syariah, diakses tanggal 17 Oktober 2015, 12.26. 5 Laporan Perkembangan Keuangan Syariah Tahun 2013, http://www.ojk.go.id/laporanperkembangan-keuangan-syariah-2013, diakses tanggal 29 April 2015, 11.09. 5 sebelumnya tahun 2010 sebesar Rp. 4.903 miliar dan pada tahun 2009 sebesar Rp. 3.215 miliar. Pertumbuhan investasi asuransi syariah terus berkembang, seperti yang terlihat di tahun 2012 investasi asuransi jiwa syariah mencapai Rp. 9.087 miliar. Namun pada tahun 2013 pertumbuhan investasi cenderung landai, sebesar Rp. 11.537 miliar. Sebagian besar investasi perusahaan perasuransian syariah ditempatkan dalam bentuk deposito syariah, yaitu mencapai 77,5% dari total investasi. Lima jenis investasi terbesar dari perusahaan persasuransian syariah pada asuransi jiwa syariah per 31 Desember 2013 adalah deposito mencapai Rp. 3.697 miliar, saham sebesar Rp. 3.475 miliar, reksadana syariah sebesar Rp. 2.641 miliar, sukuk korporasi sebesar Rp. 759 miliar dan SBSN sebesar Rp. 889 miliar. Dan ada satu jenis investasi adalah investasi lainnya yang hanya mencapai Rp. 77 miliar.6 Hasil investasi pada perusahaan tidak luput dari beberapa faktor yang mempengaruhinya. Pada artikel Chen, Roll dan Ross mengidentifikasi; tingkat pertumbuhan produksi dunia industri, tingkat inflasi (baik yang diharapkan atau tidak), selisih antara tingkat bunga jangka panjang dan 6 Laporan Perkembangan Keuangan Syariah Tahun 2013, http://www.ojk.go.id/laporanperkembangan-keuangan-syariah-2013, diakses tanggal 29 April 2015, 11.09. 6 jangka pendek dan selisih tingkat bunga (spread) antara obligasi berperingkat tinggi dan rendah.7 Ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi investasi, yaitu: tujuan investasi yang ingin dicapai, keuntungan yang ingin dicapai dari hasil investasi, jenis investasi yang dipilih, risiko investasi yang melekat dan risiko eksternal (pergerakan indeks harga saham, nilai tukar mata uang, tingkat suku bunga, krisis keuangan di negara lain), modal, keberanian untuk berinvestasi, pajak, kondisi politik dan perekonomian negara.8 Pertumbuhan produksi yang tinggi akan memperbesar pendapatan masyarakat, dan selajutnya pendapatan masyarakat yang tinggi tersebut akan memperbesar permintaan terhadap barang-barang dan jasa-jasa. Maka keuntungan perusahaan akan bertambah tinggi dan akan mendorong dilakukannya lebih banyak investasi.9 Inflasi memiliki pengaruh besar kepada para investor dalam berinvestasi. Para investor menginginkan adanya inflasi aktual atau inflasi yang diharapkan. Dalam hubungan ini, jika inflasi jauh lebih tinggi dari perolehan investasi maka investasi tersebut akan dibatalkan, demikian pula sebaliknya.10 7 William F. Sharpe, Gordon J. Alexander dan Jeffery v. Bailey, Investasi, (Jakarta: PT Indeks, 2005), ed. 6, hal. 272. 8 Natar Adri, Investasi Mudah dan Murah, (Jakarta: Penebar Plus, 2011), cet- 2, hal.9. 9 Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), cet19, hal. 130. 10 Irham Fahmi, Manajemen Investasi, (Jakarta: Salemba Empat, 2012), hal.38. 7 Suku bunga, hubungannya bersifat berbalikan. Maksudnya suku bunga tinggi maka gairah perusahaan untuk melakukan investasi merosot dan sebaliknya apabila suku bunga rendah maka gairah untuk melakukan investasi meningkat.11 Investor harus menentukan tujuan yang ingin dicapainya. Umumnya, tujuan utama orang berinvestasi adalah mencari keuntungan atau tambahan penghasilan pada masa yang akan datang. Tujuan harus ditentukan dengan jelas, nyata dan realistis.12 Besar kecilnya keuntungan dari hasil investasi tergantung dari besar kecilnya tujuan dan kemampuan dalam mewujudkannya. Untuk memilih jenis investasi, investor perlu membuat rencana tentang pengeluaran jangka sangat pendek, pendek, menengah dan panjang.13 Resiko investasi yang melekat, sebelum investor memilih produk atau instrumen investasi seharudnya memahami karakteristik dan seberapa risikonya. Jika nilai tukar rupiah melemah maka investor asing akan mengharapkan imbal hasil yang besar dari saham sebagai kompensasi kerugian mereka atas valas atau jika emiten mampu memberikan kompensasi atas kerugian maka mereka akan mendiskonkan harga saham yang dimiliki dan selanjutnya keluarga dari bursa. 11 Sadono Sukirno, Makroekonomi Modern, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2000), cet- 1, 12 Natar Adri, Investasi Mudah dan Murah, (Jakarta: Penebar Plus, 2011), cet- 2, hal.9. 13 Natar Adri, Investasi Mudah dan Murah, (Jakarta: Penebar Plus, 2011), cet- 2, hal. 10. hal. 106. 8 Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk menganalisis seberapa besar pengaruh faktor makro ekonomi yaitu tingkat pertumbuhan tingkat inflasi dan nilai tukar mata uang terhadap hasil investasi. Oleh karena itu penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul “PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN NILAI TUKAR MATA UANG TERHADAP HASIL INVESTASI PERIODE 2011-2014”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, penulis dapat mengidentifikasi beberapa permasalahan dalam hal faktor makro ekonomi yang mempengaruhi investasi. Adapun masalah yang peneliti identifikasi dari latar belakang di atas adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan asuransi syariah dalam pengambilan keputusan investasi. 2. Perusahaan asuransi syariah dalam mengalokasikan dana investasinya. 3. Perkembangan inflasi dan nilai tukar dan hasil investasi perusahaan asuransi syariah periode 2011-2014. 4. Perusahaan asuransi syariah mempunyai strategi dalam meningkatkan hasil investasi. 5. Tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap dollar dapat mempengaruhi hasil investasi perusahaan asuransi syariah. 6. Tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap dollar dapat mempengaruhi positif atau negatif hasil investasi perusahaan asuransi syariah. 9 C. Batasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah merupakan usaha untuk mendapatkan batasan-batasan dari masalah penelitian yang akan diteliti. Pembatasan masalah berguna untuk mengidentifikasi faktor mana saja yang tidak termasuk dalam lingkup masalah penelitian. Berdasarkan identifikasi masalah, penulis membatasi masalah yang akan diteliti agar lebih terfokus dan spesifik. Maka pembatasan masalah yang di bahas adalah pengaruh faktor makro ekonomi (inflasi dan nilai tukar) terhadap seluruh hasil investasi perusahaan asuransi jiwa syariah. Yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan asuransi jiwa syariah (PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah). Dan periode penelitian yang di gunakan adalah rentang waktu tahun 2011-2014, karena hasil investasi pada perusahaan sedang dalam masa fluktuasi yang cukup siginfikan. 2. Perumusan Masalah Dari pembatasan masalah di atas, peneliti dapat merumuskan masalah yang fokus dalam permasalahan-permasalahan berikut ini: a. Bagaimana perkembangan inflasi dan nilai tukar terhadap hasil investasi periode 2011-2014? b. Bagaimana pengaruh tingkat inflasi, nilai tukar rupiah terhadap dollar dan hasil investasi periode 2011-2014? 10 c. Bagaimana strategi PT Asuransi Jiwa XYZ syariah dalam meningkatkan hasil investasi? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini sendiri memiliki tujuan secara umum dan khusus bagi penulis sendiri. Secara umum penelitian ini berkaitan dengan rumusan permasalahan diatas bertujuan sebagai berikut: 1. Menganalisis perkembangan inflasi dan nilai tukar terhadap hasil investasi periode 2011-2014. 2. Menganalisis seberapa besar pengaruh tingkat inflasi dan nilai tukar mata uang terhadap hasil investasi periode 2011-2014. 2. Menganalisis strategi yang di lakukan PT Asursni Jiwa XYZ Syariah dalam meningkatkan hasil investasi. Adapun manfaat yang di dapatkan dari hasil penelitian ini, antara lain: 1. Bagi Penulis, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai sarana pembelajaran penulis sendiri dan menambah wawasan pengetahuan mengenai asuransi syariah terutama tentang faktor makro ekonomi yang dapat mempengaruhi hasil investasi. 2. Bagi Kalangan Akademik, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan atau contoh penelitian tentang asuransi syariah dan informasi investasi pada perusahaan asuransi jiwa syariah. 3. Bagi Perusahaan Asuransi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan atau saran kepada instansi perusahaan agar lebih kompetitif dalam menghadapi faktor-faktor makro ekonomi. 11 E. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah melakukan tinjauan kajian terdahulu terhadap beberapa laporan penelitian dan skripsi yang telah ada. Penulis melihat ada beberapa kajian terdahulu yang terdapat sedikit kemiripan dan dapat dijadikan sebagai fokus tinjauan kepustakaan berkenan dengan topik yang dipilih penulis dalam penelitian ini. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Aditya Munawariah (2013), dengan judul skripsi “Pengaruh Tingkat Inflasi dan Produk Domestik Bruto terhadap Hasil Investasi pada AJB BUMIPUTERA”. Menyimpulkan bahwa inflasi memiliki pengaruh negatif terhadap hasil investasi, namun produk domestik bruto memiliki pengaruh positif terhadap hasil investasi. Sedangkan perbedaan dalam penelitian ini membahas pengaruh inflasi dan nilai tukar terhadap hasil investasi PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah Periode 2011-2014. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Gede Sanjaya Adi Putra dan P. Dyan Yaniartha, dengan judul jurnal “Pengaruh Leverage, Inflasi dan PDB Pada Harga Saham Perusahaan Asuransi”. Menyimpulkan bahwa leverage dan inflasi tidak memiliki pengaruh pada nilai saham perusahaan asuransi, namun PDB memberikan pengaruh searah dan signifikan pada nilai saham perusahaan asuransi. Sedangkan perbedaan dalam penelitian ini membahas pengaruh inflasi dan nilai tukar terhadap hasil investasi PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah Periode 2011-2014. 12 Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Hafiz Ihsan Kamil (2013), dengan judul “Analisis Pengaruh Biaya Perusahaan, Inflasi, Pendapatan Perkapita dan Suku Bunga terhadap Permintaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia Periode 2007-2010”. Menyimpulkan bahwa biaya perusahaan memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap permintaan asuransi jiwa syariah. Sementara itu inflasi dan suku bunga memiliki hubungan negatif dan signifikan terhadap permintaan asuransi jiwa syariah, kemudian pendapatan perkapita tidak memiliki hubungan terhadap permintaan asuransi jiwa syariah. Sedangkan perbedaan dalam penelitian ini membahas pengaruh inflasi dan nilai tukar terhadap hasil investasi PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah Periode 2011-2014. Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Umi Mardiyati dan Ayi Rosalina (2013), dalam penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Tingkat Suku Bunga dan Inflasi terhadap Indeks Harga Saham”. Menyimpulkan bahwa nilai tukar memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap indeks harga saham properti sedangkan tingkat suku bunga dan inflasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap indeks harga saham properti. Sedangkan perbedaan dalam penelitian ini membahas pengaruh inflasi dan nilai tukar terhadap hasil investasi PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah Periode 2011-2014. 13 F. Kerangka Pemikiran X2 INFLASI Y HASIL INVESTASI X3 NILAI TUKAR MATA UANG Uji Regresi Uji Asumsi Klasik Linier 1. Uji Normalitas Berganda 2. Multikoliniearitas 3. Autokorelasi 4. Heterokedastisitas Uji t Interpretasi Uji F Uji R-Square 14 I. SISTEMATIKA PENULISAN Pengaruh Tingkat Inflasi dan Nilai Tukar Mata Uang Terhadap Hasil Investasi Pada Perusahaan Asuransi Jiwa XYZ Syariah Periode 2011-2014 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang permasalahan, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas mengenai pengertian asuransi syariah, pengertian dan mekanisme asuransi jiwa syariah, pengertian hasil investasi, tingkat inflasi dan nilai tukar mata uang. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan. BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai data yang diperoleh dan dikumpulkan, uji regresi linier berganda yang dilakukan untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, disertai dengan hasil pembahasannya. 15 BAB V PENUTUP Bab ini penulis akan menyimpulkan dari semua pembahasan yang dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, serta saran-saran yang dapat penulis sampaikan dalam penulisan skripsi. BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi Syariah 1. Pengertian Asuransi Syariah Secara umum asuransi Islam atau sering diistilahkan dengan takaful dapat digambarkan sebagai asuransi yang prinsip operasionalnya didasarkan pada syariat Islam dengan mengacu kepada Al-Qur‟an dan As-Sunah. Dalam menerjemahkan istilah asuransi ke dalam konteks asuransi Islam terdapat beberapa istilah, antara lain takaful (bahasa Arab), ta’min (bahasa Arab) dan islamic insurance (bahasa Inggris).14 Di antara berbagai istilah asuransi dalam islam, yang paling sering digunakan adalah takaful. Secara bahasa, takaful berasal dari akar kata ( ك – ف – ل ( تكافم ) ) yang artinya menolong, memberi nafkah dan mengambil alih perkara seseorang. Kata ( merupakan bentuk mashdar (infinitif) dari kata: ) تكافم يَتَ َكافَ ُم – تَ َكفُ ًل – تَ َكافَ َم, yang mempunyai pengertian saling menanggung satu sama 14 Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah Di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2007), cet- 4, hal. 136. 16 17 lainnya, terutama dengan memberikan bantuan/pertolongan jika yang bersangkutan atau pihak lain tertimpa suatu musibah.15 Kata asuransi berasal dari bahasa inggris Insurance, yang dalam bahasa indonesia telah menjadi bahasa populer dan di adopsi dalam kamus besar bahasa indonesia dengan padanan kata “pertanggungan”. Echlos dan Shadilly memaknai kata insurance dengan (a) asuransi, dan (b) jaminan. Dalam bahasa Belanda biasa disebut dengan istilah Assurantie (asuransi) dan Verzekering (pertanggungan).16 Dalam bahasa arab, asuransi di kenal dengan istilah At-ta’min, penanggung disebut mu’ammin, tertanggung disebut mu’amman lahu atau musta’min. At-ta’min diambil dari amana yang artinya memberi perlindungan, ketenangan, rasa aman, dan bebas dari rasa takut, seperti tersebut dalam QS. Quraisy (106): 4, yaitu “dialah allah yang mengamankan mereka dari ketakutan.17 Asuransi syariah (Ta’min, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan/atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko 15 Burhanuddin S, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), cet-1, hal. 97 16 Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, Suatu Tinjauan Analisis Historis, Teoritis, dan Praktis, (Jakarta, Kencana: 2004) , ed. 1 cet-1, hal. 57 17 Wirdyaningsih, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media, Agustus 2006), ed. 1 cet- 2, hal. 177 18 tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah. Akad yang sesuai dengan syariah adalah yang tidak mengandung gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba, dzulm (penganiayaan), risywah (suap), batang haram dan maksiat. (Menurut Dewan Syariah Nasional MUI, dalam Fatwa DSN No. 21/ DSN-MUI/ IX/ 2001).18 Asuransi syariah adalah sistem dimana para peserta menghibahkan sebagian atau seluruh kontribusi yang akan digunakan untuk membayar klaim, jika terjadi musibah yang dialami oleh sebagian peserta. Prinsip dasar asuransi syariah adalah mengajak kepada setiap peserta untuk saling menjalin sesama peserta terhadap sesuatu yang meringankan terhadap bencana yang menimpa mereka (sharing of risk).19 2. Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional Ada beberapa faktor yang menjadikan asuransi syariah berbeda dengan asuransi konvensional. Dalam hal ini penulis menjelaskan beberapa perbedaan dari asuransi syariah dan asuransi konvensional, yang dapat dilihat di bawah ini.20 18 Kuat Ismanto, Asuransi Syariah, Tinjauan Asas-asas Hukum Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Februari 2009), cet-1, hal. 52 19 Abdullah Amrin, Meraih Berkah Melalui Asuransi Syariah Ditinjau dari Perbandingan dengan Asuransi Konvensional (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2011), h. 36 20 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sitem Operasional (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), h. 326 19 1) Konsep Dalam konsep asuransi syariah adalah sekumpulan orang yang saling membantu, saling menjamin, dan bekerja sama, dengan cara masing-masing mengeluarkan dana tabarru’. Sedangkan asuransi konvensional perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan pergantian kepada tertanggung. 2) Sumber Hukum Asuransi syariah bersumber dari wahyu Ilahi, sumber hukum dalam syariah Islam adalah Al-Qur‟an, Sunnah atau kebiasaan rasul, Ijma‟, Fatwa sagabat, Qiyas, Istihsan, ‘Urf „tradisi‟, dan Mashalih Mursalah. Sedangkan asuransi konvensional bersumber dari pikiran manusia dan kebudayaan. Berdasarkan hukum positif, hukum alami dan contoh sebelumnya. 3) Maisir, Gharar dan Riba (MAGHRIB) Asuransi syariah bersih dari adanya praktek Gharar, Maisir dan Riba. Sedangkan asuransi konvensional tidak selaras dengan syariah Islam karena adanya Maisir, Gharar dan Riba. 4) Dewan Pengawas Syariah (DPS) Asuransi syariah terdapat dewan pengawas syariah yang berfungsi untuk mengawasi pelaksanaan operasional perusahaan agar terbebas dari praktek-praktek muamalah yang bertentangan 20 dengan prinsip-prinsip syariah. Sedangkan asuransi konvensional tidak terdapat dewan pengawas syariah sehingga dalam banyak prakteknya bertentangan dengan kaidah-kaidah syara‟. 5) Akad Asuransi syariah terdapat akad tabarru’ dan akad tijarah (mudharabah, wakalah, wadiah, syirkah dan sebagainya). Sedangkan asuransi konvensional terdapat akad jual beli (akad mu’awadhah, akad idz’aan, akad gharar, dan akad mulzim). 6) Jaminan/Risiko Dalam asuransi syariah yaitu sharing of risk, di mana terjadi proses saling menanggung antara satu peserta dengan peserta lainnya (ta’awun). Sedangkan asuransi konvensional yaitu transfer of risk, di mana terjadi transfer risiko dari tertanggung kepada penanggung. 7) Pengelolaan Dana Dalam asuransi syariah pada produk-produk saving (life) terjadi pemisahan dana, yaitu dana tabarru’ derma‟ dan dana peserta, sehingga tidak mengenal istilah dana hangus, sedangkan untuk term insurance (life) dan general insurance semuanya bersifat tabarru’. Sedangkan asuransi konvensional tidak ada pemisahan dana, yang berakibat pada terjadinya dana hangus (untuk produk saving-life). 21 8) Investasi Asuransi syariah dapat melakukan investasi sesuai ketentuan perundang-undangan, sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah Islam, bebas dari riba dan tempat-tempat investasi yang terlarang. Sedangkan asuransi konvensional bebas melakukan investasi dalam batas-batas ketentuan perundangundangan dan tidak terbatasi pada halal dan haramnya obyek atau sistem investasi yang digunakan. 9) Kepemilikan Dana Asuransi syariah dana yang terkumpul dari peserta dalam bentuk iuran atau kontribusi merupakan milik peserta (shahibul mal), asuransi syariah hanya sebagai pemegang amanah (mudharib) dalam mengelola dana tersebut. Sedangkan asuransi konvensional dana yang terkumpul dari peserta seluruhnya menjadi milik perusahaan, perusahaan bebas menggunakan dan menginvestasikan kemana saja. 10) Unsur Premi Asuransi syariah iuran atau kontribusi terdiri dari unsur tabarru’ dan tabungan (yang tidak mengandung unsur riba). Tabarru’ juga dihitung dari tabel mortalita, tetapi tanpa perhitungan bunga teknik. Sedangkan asuransi konvensional unsur premi terdiri dari: tabel mortalita (mortality tables), bunga (interest), biaya-biaya asuransi (cost of insurance). 22 11) Loading Pada sebagian asuransi syariah, loading (komisi agen) tidak dibebankan pada peserta tapi dari dana pemegang saham. Tapi, sebagian yang lainnya mengambilkan dari sekitar 20-30 persen saja dari premi tahun pertama. Dengan demikian, nilai tunai tahun pertama sudah terbentuk. Loading pada asuransi konvensional cukup besar terutama diperuntukkan untuk komisi agen, bisa menyerap premi tahun pertama dan kedua. Karena itu, nilai tunai pada tahun pertama dan kedua biasanya belum ada (masih hangus). 12) Sumber Pembayaran Klaim Sumber pembayaran klaim asuransi syariah diperoleh dari rekening tabarru’, di mana peserta saling menanggung. Jika salah satu peserta mendapat musibah, maka peserta lainnya ikut menanggung bersama risiko tersebut. Sumber pembayaran klaim asuransi konvensional adalah dari rekening perusahaan, sebagai konsekuensi penanggung terhadap tertanggung. Murni bisnis dan tidak ada nuansa spritual. 13) Keuntungan (Profit) Asuransi syariah profit yang diperoleh dari surplus underwriting, komisi reasuransi, dan hasil investasi, bukan seluruhnya menjadi milik perusahaan tetapi dilakukan bagi hasil (mudharabah) dengan peserta. Sedangkan asuransi konvensional keuntungan 23 yang diperoleh dari surplus underwriting, komisi reasuransi dan hasil investasi seluruhnya adalah keuntungan perusahaan. 3. Jenis Asuransi Syariah Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, maka asuransi syariah atau takaful terdiri dari dua jenis, yaitu: a. Takaful Keluarga (Asuransi Jiwa), adalah bentuk asuransi syariah yang memberikan perlindungan dalam menghadapi musibah kematian dan kecelakaan atas diri peserta asuransi takaful. b. Takaful Umum (Asuransi Kerugian), adalah bentuk asuransi syariah yang memberikan perlindungan finansial dalam mengahadapi bencana atau kecelakaan atas harta benda milik peserta takaful, seperti rumah bangunan dan sebagainya.21 B. Asuransi Jiwa Syariah 1. Pengertian Asuransi Jiwa Syariah Asuransi jiwa (Life Insurance) adalah bentuk asuransi yang memberikan perlindungan dalam menghadapi musibah kematian dan kecelakaan atas diri peserta asuransi takaful. Berbeda dengan kerugian yang bersifat umum, bantuk asuransi ini bersifat individu karena jaminan yang di berikan melekat pada diri seseorang.22 21 Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah Di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2007), cet- 4, hal. 153. 22 Burhanuddin S, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), cet-1, hal. 122. 24 Asuransi jiwa (Life Insurance) adalah jenis usaha asuransi berupa jasa yang diberikan oleh pihak penanggung dalam mengatasi risiko yang dikaitkan dengan jiwa seseorang, misalnya meninggal dunia dan cacat akibat kecelakaan atau sebab lainnya. Untuk risiko kematian, pihak yang mendapatkan santunan adalah ahli waris dari pihak tertanggung.23 2. Mekanisme Asuransi Jiwa Syariah a. Perusahaan sebagai Pemegang Amanah Sistem operasional asuransi syariah (takaful) adalah saling bertanggung jawab, bantu-membantu dan saling melindungi antara para pesertanya. Perusahaan asuransi syariah diberi kepercayaan atau amanah oleh para peserta untuk mengelola premi, mengembangkan dengan jalan yang halal, dan memberikan santunan kepada yang mengalami musibah sesuai isi akta perjanjian. Para peserta takaful berkedudukan sebagai pemilik modal (shohibul mal) dan perusahaan Takaful berfungsi sebagai pemegang amanah (mudharib). Keuntungan yang diperoleh dari pengembangan dana itu dibagi antara para peserta dan perusahaan sesuai dengan ketentuan (nisbah) yang telah disepakati. 23 Ade Arthesa & Edia Handima, Bank dan Lemabaga Keuangan Bukan Bank, (Jakarta: PT. Indeks,2006),hal. 239 25 b. Sistem pada Produk Saving (Ada Unsur Tabungan) Setiap peserta wajib membayar sejumlah uang (premi) secara teratur kepada perusahaan. Setiap premi yang dibayarkan oleh peserta, akan dipisah dalam dua rekening yang berbeda yaitu rekening tabungan peserta dan rekening tabarru’. c. Sistem pada Produk Non Saving Setiap premi yang dibayar oleh peserta, akan dimasukkan dalam rekening tabarru’ perusahaan. Kumpulan dana peserta ini akan diinvestasikan sesuai dengan syariat Islam.24 C. Inflasi 1. Pengertian Inflasi Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang selalu menarik untuk dibahas terutama berkaitan dengan dampaknya yang luas terhadap makroekonomi agregat: pertumbuhan ekonomi, keseimbangan eksternal, daya saing, tingkat bunga dan bahkan distribusi pendapatan. Inflasi juga berperan dalam mempengaruhi mobilisasi dana lewat lembaga keuangan formal.25 Dalam banyak literatur disebutkan bahwa inflasi didefinisikan sebagai kenaikan harga umum secara terus menerus dari suatu 24 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sitem Operasional (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), hal. 176. 25 Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teoritis, (Jakarta: Kencana, 2008), cet-1, hal. 175. 26 perekonomian.26 Definisi lain dari inflasi adalah kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus menerus.27 Dalam ekonomi Islam tidak dikenal dengan inflasi, karena mata uang yang dipakai adalah dinar dan dirham, yang mana yang mempunyai nilai yang stabil dan dibenarkan oleh Islam namun dianr dan dirham disini adalah dalam artian yang sebenarnya yaitu yang dalam bentuk emas maupun perak bukan dinar-dirham yang sekedar nama.28 2. Macam-Macam Inflasi Terdapat macam-macam inflasi, ada beberapa kelompok besar dari inflasi, adalah:29 a. Policy induced, disebabkan oleh kebijakan ekspansi moneter yang juga bisa merefleksikan defisit anggaran yang berlebihan dan cara pembiayaannya. b. Cash-push inflation, disebabkan oleh kenaikan biaya-biaya yang bisa terjadi walaupun pada saat tingkat pengangguran tinggi dan tingkat penggunaan kapasitas produksi rendah. c. Demad-pull inflation, disebabkan oleh permintaan agregat yang berlebihan yang mendorong kenaikan tingkat harga umum. 26 Ibid., hal. 175. 27 Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi), (Jakarta: Lembaga Penerbit fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008), hal. 359 28 M. Nur Rianto Al Arif, Teori Makroekonomi Islam, ( Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 99 29 Ibid., hal. 91 27 d. Inertial inflation, cenderung untuk berlanjut pada tingkat yang sama sampai kejadian ekonomi yang menyebabkan berubah. Dan dalam ekonomi Islam Tqiuddin Ahmad ibn al-Maqrizi (1364M – 1441M), menggolongkan inflasi dalam dua golongan yaitu:30 a. Natural Inflation Inflasi jenis ini diakibatkan oleh sebab-sebab alamiah, dimana orang tidak mempunyai kendali atasnya (dalam hal mencegah). Inflasi ini adalah inflasi yang diakibatkan oleh turunnya penawaran agregatif atau naiknya permintaan agregatif. b. Human Error Inflation Human error inflation dikatakan sebagai inflasi yang diakibatkan oleh kesalahan dari manusia itu sendiri. Human error inflation dapat dikelompokkan menurut penyebab-penyebabnya sebagai berikut: 1) Korupsi dan administrasi yang buruk; 2) Pajak yang berlebihan; 3) Percetakan uang dengan maksud menarik keuntungan yang berlebihan. 30 140. Adiwarman A. Karim, Ekonomo Makro Islami,(Jakarta: Grafindo, 2010), cet-3, hal. 28 3. Penyebab Inflasi Menurut Sukirno bahwa berdasarkan pada sumber atau penyebab atas kenaikan harga-harga yang berlaku, inflasi biasanya dibedakan kepada tiga bentuk yaitu:31 a. Inflasi Tarikan Permintaan (Demand Pull Inflation) Yaitu inflasi yang terjadi karena terjadinya kenaikan permintaan atas suatu komoditas. Inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian yang berkembang pesat. Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa. b. Inflasi Desakan Biaya (Cost Push Inflation) Yaitu inflasi yang terjadi karena adanya kenaikan biaya produksi. c. Inflasi Diimpor ( Imported Inflation) Yaitu inflasi yang disebabkan oleh terjadinya inflasi di luar negeri. Inflasi ini terjadi apabila barang-barang impor yang mengalami kenaikan harga memiliki peranan yang penting dalam kegiatan pengeluaran di perusahaan-perusahaan. 31 89. M. Nur Rianto Al Arif, Teori Makroekonomi Islam, ( Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 29 4. Dampak Inflasi Menurut para ekonomi Islam, inflasi berakibat sangat buruk bagi perekonomian karena:32 A. Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, terutama terhadap fungsi tabungan (nilai simpan), fungsi dari pembayaran di muka, dan fungsi dari unit perhitungan; B. Melemahnya semangat menabung dan sikap terhadap menabung dari masyarakat (turunnya Marginal Propensity to Save); C. Meningkatkan kecenderungan untuk berbelanja terutama untuk non-primer dan barang-barang mewah (naiknya Marginal Propensity to Consume); D. Mengarahkan investasi pada hal-hal yang non-produktif yaitu penumpukan kekayaan (hoarding) seperti: tanah, bangunan, logam mulia, mata uang asing dengan mengorbankan investasi ke arah produktif seperti: pertanian, industrial, perdagangan, transportasi, dan lainnya. D. Nilai Tukar Mata Uang 1. Pengertian Nilai Tukar Mata Uang Exchange Rates (nilai tukar uang) atau yang lebih populer dikenal dengan sebutan kurs mata uang adalah catatan (quotation) harga pasar dari mata uang asing (foreign currency) dalam harga mata uang 32 139. Adiwarman A. Karim, Ekonomo Makro Islami,(Jakarta: Grafindo, 2010), cet-3, hal. 30 domestik (domestic currency) atau resiprokalnya, yaitu harga mata uang domestik dalam mata uang asing. Nilai tukar uang merepresentasikan tingkat harga pertukaran dari satu mata uang ke mata uang yang lainnya dan digunakan dalam berbagai transaksi, antara lain transaksi perdagangan internasional, turisme, investasi internasional, ataupun aliran uang jangka pendek antarnegara yang melewati batas-batas geografis maupun batas-batas hukum.33 Nilai tukar menurut Islam akan dipakai dua skenario, yaitu: 1. Skenario 1: terjadi perubahan-perubahan harga di dalam negeri yang mempengaruhi nilai tukar uang (faktor luar negeri dianggap tidak berubah/berpengaruh); 2. Skenario 2: terjadi perubahan-perubahan harga di luar negeri (faktor di dalam negeri di anggap tidak berubah/berpengaruh). Kebijakan nilai tukar mata uang dalam Islam dapat dikatakan menganut sistem “Managed Floating”, dimana nilai tukar adalah hasil dari kebijakan-kebijakan pemerintah (bukan merupakan cara atau kebijakan itu sendiri) karena pemerintah tidak mencampuri keseimbangan yang terjadi di pasar kecuali jika terjadi hal-hal yang mengganggu keseimbangan itu sendiri. Jadi bisa dikatakan bahwa 33 Ibid., hal. 157. 31 suatu nilai tukar yang stabil adalah merupakan hasil dari kebijakan pemerintah yang tepat.34 Penyebab Nilai Tukar Mata Uang35 2. A. Perubahan Harga Terjadi di Dalam Negeri Penyebab fluktuasi mata uang dikelompokkan: a. Natural Exchange Rate Fluctuation 1) Fluktuasi nilai tukar uang akibat dari perubahanperubahan yang terjadi pada Permintaan Agregatif (AD): sama seperti inflasi, ekspansi AD akan mengakibatkan niaknya tingkat harga (P) secara keseluruhan. 2) Fluktuasi nilai tukar uang akibat perubahan-perubahan yang terjadi pada Penawaran Agregatif (AS): jika AS mengalami kontraksi, akan berakibat naiknya tingkat harga secara keseluruhan, kemudian akan mengakibatkan melemahnya (depresiasi) nilai tukar. b. Human Error Exchange Rate Fluctuation 1) Corruption dan Bad Administration: korupsi dan administrasi yang buruk akan mengakibatkan naiknya harga akibat terjadinya misallocation of resources serta mark-up yang tinggi harus dilakukan oleh produsen untuk menutupi “biaya-biaya siluman” dalam proses 34 M. Nur Rianto Al Arif, Teori Makroekonomi Islam, ( Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 35 Ibid, hal. 117 116. 32 produksinya. Naiknya tingkat harga akan mengakibatkan terjadinya depresiasi nilai tukar uang. 2) Excessive Tax: pajak penjualan yang sangat tinggi yang dikenakan pada barang dan jasa akan meningkatkan harga jual dari barang dan jasa tersebut. Tingkat pajak yang sangat tinggi akan mengakibatkan pada melemahnya (depresiasi) nilai tukar uang. 3) Excessive Seignorage: jika uang yang dicetak selain dari kedua jenis itu makan akan menyebabkan kenaikan tingkat harga secara umum. Efek yang ditimbulkan oleh pencetakan uang yang berlebihan (melebihi kebutuhan sektor riil) adalah kenaikan tingkat harga secara keseluruhan atau inflasi. Tingkat harga dalam negeri mengalami kenaikan semntara tingkat harga luar negeri tetap amakn nilai tukar uang mengalami depresiasi. B. Perubahan Harga Terjadi di Luar Negeri Perubahan harga yang terjadi di luar negeri bisa digolongkan karena dua sebab, yaitu: a. Non-Engineered/ Non-Manipulated Changes Adalah karena perubahan yang terjadi bukan disebabkan oleh manipulasi (yang dimaksudkan untuk merugikan) yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu. 33 b. Engineered/ Manipulated Changes Adalah karena perubahan yang terjadi disebabkan oleh manipulasi yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu yang dimaksudkan untuk merugikan pihak lain. E. Investasi 1. Pengertian Investasi Dalam kamus istilah pasar modal dan keuangan kata investasi diartikan sebagai penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Kamus lengkap ekonomi, investasi didefinisikan sebagi penukaran uang dengan bentuk-bentuk kekayaan lain, seperti saham atau harta tidak bergerak yang diharapkan dapat ditahan selama periode waktu tertentu supaya menghasilkan pendapatan.36 Alexander dan Sharpe (1997:1) mengemukakan bahwa investasi adalah pengorbanan nilai tertentu yang berlaku saat ini untuk mendapatkan nilai di masa datang yang belum dapat dipastikan besarnya. Sementara itu Yogianto (1998:5) menegemukakan bahwa investasi adalah penundaan konsumsi saat ini untuk digunakan dalam produksi yang efisien selama periode tertentu. Tandelin (2001:4) mendefinisikan investasi sebagai komitmen atas sejumlah dana atau 36 Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), cet-1, hal. 28 34 sumber daya lain yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang.37 2. Tujuan Investasi a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa yang akan datang. Setiap orang pasti ingin meningkatkan tarafhidup atau setiap perusahaan pasti ingin memajukan perusahannya di masa yang akan datang,oleh karena itu mereka melakukan investasi dengan tujuan akan mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang. b. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi, seseorang atau perusahaan dapat menghindarkan kekayannya tidak merosot nilainya dikarenakan inflasi. c. Dorongan untuk menghemat pajak. Kebijakan pemerintah untuk meningkatkan investasi salah satunya yaitu fasilitas pajak yang di berikan kepada seseorang atau suatu perusahanan yang melakukan investasi.38 37 Muhamad Nafik HR, Bursa Efek & Investasi Syariah, (Jakarta PT.Serambi Ilmu Semesta,2009), cet.1, hal. 67 38 hal. 47 Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), 35 3. Bentuk-Bentuk Investasi Dalam aktivitasnya, secara umum investasi dikenal ada dua bentuk:39 a. Investasi Nyata Investasi nyata (real investment) secara umum melibatkan aset berwujud, seperti tanah, mesin-mesin atau pabrik. b. Investasi Keuangan Investasi keuangan (financial investment) melibatkan kontrak tertulis, seperti saham biasa (common stock) obligasi (bond). 4. Prinsip-Prinsip Umum Investasi Syariah a. Prinsip Halal dan Thayyib, investasi hanya dapat dilakukan pada asset atau kegiatan usaha yang halal, tahir, spesifik tidak membahayakan, bermanffat dan merupakan kegiatan usaha yang spesifik dan dapat dilakukan bagi hasil dari manffat yang timbul. b. Prinsip Transparansi, guna menghindari kondisi yang gharar (sesuatu yang tidak diketahui pasti akan kebenarannya) dan berbau maysir. c. Prinsip Keadilan dan Persamaan, kebijakan pengambilan keuntungan senantiasa diarahkan pada suatu kegiatan bisnis yang berorientasi pada pendekatan proses dan cara yang benar dalam memperoleh keuntungan, dan bukan pendekatan yang sematamata mengedepankan hasil keuntungan yang diperoleh. 39 Irham Fahmi, Manajemen Investasi, (Jakarta: Salemba Empat, 2012), hal.4 36 d. Dari segi penawaran (supply) maupun permintaan (demand), pemilik harta (investor) dan pemilik usaha (emiten) tidak boleh melakukan hal-hal yang menyebabkan gangguan yang disengaja atas mekanisme pasar. F. Strategi Investasi Ada lima prosedur dalam membuat keputusan yang menjadi dasar proses investasi:40 1. Kebijakan Investasi Langkah pertama, menentukan kebijakan investasi, meliputi penentuan tujuan investor dan kemampuannya/kekayaannya yang dapat diinvestasikan. Karena terdapat hubungan positif antara resiko dan return untuk strategi investasi, bukan suatu hal yang tepat bagi seorang investor untuk berkata bahwa tujuannya adalah memperoleh banyak keuntungan. Yang tepat bagi seorang investor dalam kondisi seperti ini adalah menyatakan tujuannya untuk memperoleh banyak keuntuk dengan memahami bahwa ada kemungkinan terjadi kerugian. Langkah dalam proses investasi ini juga meliputi identifikasi kategori potensial dari aset finansial untuk portofolio. Identifikasi ini didasarkan pada beberapa hal, yaitu: tujuan investasi, jumlah kekayaan yang akan diinvestasikan dan status pajak dari investor. 40 Sharpe William F, Investasi, (Jakarta:Dadi Kayan Abadi,1995), hal.11. 37 2. Analisis Sekuritas Langkah kedua dalam proses investasi adalah melakukan analisis sekuritas yang meliputi penilaian terhadap sekuritas secara individual (atau beberapa kelompok sekuritas) yang masuk dalam kategori luas dari aset finansial yang telah diidentifikasi sebelumnya. Ada banyak pendekatan terhadap analisis sekuritas, namun pendekatan tersebut dapat dikategorikan kedalam dua klasifikasi. Klasifikasi pertama adalah analisis teknis, meluputi studi harga pasar saham dalam upaya meramalkan gerakan harga pada masa depan untuk saham perusahaan tertentu. Klasifikasi kedua adalah analisis fundamental, yang dimulai dengan pernyataan bahwa nilai instrinsik dari asset finansialsama dengan present value dari semua aliran tunai yang diharapkan diterima oleh pemilik asset. 3. Konstruksi Portofolio Langkah ketiga dalam proses investasi, konstruksi portofolio yang melibatkan identifikasi asset khusus mana yang akan dijadikan investasi, juga menentukan berapa besar bagian dari investasi seorang investor pada tiap asset tersebut. Disini masalah selektifitas, penentuan waktu dan diversifikasi perlu menjadi perhatian bagi investor. Selektifitas juga disebut microforecasting, merujuk pada analisis sekuritas dan menfokuskan pada permalan pergerakan harga tiap sekuritas. Penentuan waktu juga disbut macroforecasting, 38 meliputi peramalan pergerakan harga saham biasa secara umum relatif terhadap sekuritas dengan bunga tetap, misalnya obligasi perusahaan. 5. Revisi Portofolio Langkah keempat dalam proses investasi, revisi portofolio berkenaan dengan pengulangan periodik dari tiga langkah sebelumnya. Sejalan dengan waktu, investor mungkin mengubah tujuan investasinya, yang pada gilirannya berarti portofolio yang dipegangnya tidak lagi optimal. Oleh karena itu, investor membentuk portofolio baru dengan menjual portofolio yang dimilikinya dan membeli portofolio lain yang belum dimiliki. Motivasi lain dari langkah ini adalah dengan berjalannya waktu, terjadi perubahan harga sekuritas, sehingga sekuritas yang tadinya tidak menarik sekarang menjadi menarik dan bisa juga sebaliknya. 6. Evaluasi Kinerja Portofolio Langkah kelima dalam proses investasi, evaluasi kinerja portofolio meliputi penentuan kinerja portofolio secara periodik dalam arti tidak hanya return yang diperhatikan tetapi juga resiko yang dihadapi. Jadi diperlukan ukuran yang tepat tentang return dan resiko dan juga standar yang relevan. 39 G. Mekanisme Antar Variabel41 1. Pengaruh Inflasi Terhadap Hasil Investasi Secara sederhana inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif tergantung seberapa besar perubahannya. Dampak dari inflasi yang rendah dan terkendali akan mempengaruhi pelaku usaha untuk melakukan investasi. Dan dampak negatif inflasi pada tingkat investasi di sebabkan karena inflasi yang tinggi akan meningkatkan risiko dalam proyek investasi. 2. Pengaruh Nilai Tukar Mata Uang Terhadap Hasil Investasi Secara teoritis dampak perubahan tingkat/ nilai tukar dengan investasi bersifat uncertanty (tidak pasti). Shikawa (1994), mengatakan pengaruh tingkat kurs yang berubah pada investasi dapat langsung lewat beberapa saluran, perubahan kurs tersebut akan berpengaruh pada dua saluran, sisi permintaan dan sisi penawaran domesik. Dalam jangka pendek, penurunan tingkat nilai tukar akan mengurangi investasi melalui pengaruh negatifnya pada absorsi domestik atau yang dikenal dengan expenditure reducing effect. Karena penurunan tingkat kurs ini akan menyebabkan nilai riil aset masyarakat yang disebabkan kenaikan tingkat jharga-harga secara umum dan selajutnya akan menurunkan permintaan domestik masyarakat. Gejala diatas pada tingkat perusahaan akan direspon dengan penurunan pada pengeluaran/ alokasi modal pada investasi. 41 Muhammad Alhasymi, “Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Riil dan Kurs terhadap Investasi Asing Langsung di Indonesia”, Fakultas Ekonomi, Stambuk, 2010, hal. 2. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini, lokasi penelitian merupakan tempat yang digunakan dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini, penulis melihat data hasil investasi bulanan pada PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah periode 2011-2014. Penulis juga melihat data inflasi karena inflasi yang rendah dan terkendali akan mempengaruhi pelaku usaha untuk melakukan investasi. Selama periode 2011-2014 inflasi lebih sering mengalami penurunan. Dan bila nilai tukar, perubahan tingkat/ nilai tukar dengan investasi bersifat uncertanty (tidak pasti). Dalam periode 2011-2014 nilai tukar mengalami penurunan yang cukup siginfikan dan untuk membedakan dengan penelitian lainnya. B. Teknik Penentuan Sampel 1. Populasi Populasi memiliki pengertian sebagai seluruh kumpulan elemen (orang, kejadian, produk) yang dapat digunakan untuk membuat beberapa kesimpulan. Populasi bisa disebut sebagai totalitas subjek penelitian.42 Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah yang menurut data Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia 42 Toni Wijaya, Metodologi Penelitian Ekonomi Dan Bisnis, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), cet.1, hal. 27. 40 41 (AASI) dan OJK terdapat 3 Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di tahun 2011-2014, yaitu PT Asuransi Takaful Keluarga, PT Asuransi Jiwa Syariah Al Amin dan Asuransi jiwa Syariah Amanah Giri Artha. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil/ditentukan berdasarkan karakteristik dan teknik tertentu.43 Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah nonprobability sampling, artinya teknik pengambilan yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk sampel. Dalam nonprobability sampling, peneliti menggunakan metode purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan mempertimbangkan atau kriteria-kriteria tertentu. Kriteria-kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel, antara lain: 1. Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah yang terdaftar di OJK pada tahun 2011-2014. 2. Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah yang menyediakan laporan keuangan lengkap beserta hasil investasi selama 2011-2014 untuk penelitian. Berdasarkan kriteria tersebut, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan hasil investasi pada PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah. 43 Toni Wijaya, Metodologi Penelitian Ekonomi Dan Bisnis, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), cet.1, hal. 27. 42 C. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yaitu metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antara variabel.44 Dalam penelitian ini, menggunakan data-data dari inflasi dan nilai tukar mata uang dan hasil investasi pada tahun 2011-2014 yang diolah dengan metode regresi linier bergandan menggunakan SPSS 20. D. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Dalam penelitian ini, menggunakan metode deskriptif analisis yaitu dengan cara penulis menggambarkan permasalahan dengan didasari oleh data-data. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder berasal dari Laporan Hasil Investasi Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah tahun 2011-2014 ,Laporan Inflasi tahun 2011-2014 di website www.bi.go.id dan Laporan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar tahun 2011-2014 di website www.bps.go.id. Sedangkan data primer berasal dari wawancara langsung oleh responden yang bersangakutan dengan investasi didalam perusahaan asuransi jiwa syariah. 2. Sumber Data Sumber data adalah subjek dari mana asal data penelitian itu diperoleh. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 44 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah (Jakarta: Kencana, 2012), hal. 38 43 a. Laporan hasil investasi PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah tahun 2011-2014. b. Laporan inflasi dan nilai tukar mata uang tahun 2011-2014. c. Hasil wawancara dari responden pada perusahaan asuransi jiwa syariah. d. Buku, media masa dan elektronik, serta jurnal yang terkait dengan judul penelitian. E. Teknik Analisis Data 1. Teknik Analisis Data Analisis data dalam penulisan ini menggunakan analisa penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Penelitian kuantitatif yang menghasilkan penemuan-penemuan yang dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Dan penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran).45 Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan laporan data hasil investasi periode 2011-2014 perusahaan asuransi jiwa syariah, laporan inflasi tahun 2011-2014 di website www.bi.go.id dan laporan nilai tukar rupiah terhadap dollar tahun 2011-2014 di website 45 V. Wiratna Sujarweni, Metode Penelitian (Lengkap, Praktis dan Mudah Dipahami), cet. 1 (Yogyakarta: PT Pustaka Baru, 2014), hal. 6 44 www.bps.go.id.dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dan hasil wawancara kepada responden yang bersangkutan atas perkembangan hasil investasi di perusahaan. Tujuan analisis regresi linier berganda adalah menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat dan memprediksi variabel terkait dengan menggunakan dua atau lebih variabel bebas.46 2. Pengujian Statistik 1) Uji Asumsi Klasik Model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Squares/OLS) merupakan model regresi yang menghasilkan estimator linear tidak bias yang terbaik (Best Linear Unbias Estimator/BLUE). Beberapa uji asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Uji Normalitas Uji normalitas adalah pengujian data variabel bebas (X) dan Variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan, apakah berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. 47 b. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas dilakukan untuk analisis regresi berganda yang terdiri atas dua atau lenih variabel 46 Ety Rochaety dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS Edisi Revisi (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2009), hal. 142. 47 Algifari, Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi, cet. 4 (Yogyakarta: BPFEYogyakarta, 2013), hal. 83-84 45 bebas/independent variable (x1, x2, x3, x4, . . ., xn), dimana akan diukur tingkat asosiasi (keeratan) hubungan/pengaruh antar variabel bebas tersebut melalui besaran koefisien korelasi (r). c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t sebelumnya pada model regresi linier yang dipergunakan. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Dalam model regresi yang baik adalah tidak terjadi autokorelasi. Jika pada suatu model regresi estimasi terdapat autokorelasi, salah satu cara untuk menghilangkan pengaruh autokorelasi tersebut adalah dengan memasukkan lag variabel dependennya kedalam model regresi. Misalnya pada model regresi determinastik: Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 yang diyakini terdapat auotokorelasi. Untuk menhilangkan pengaruh autokorelasi dalam model regresi tersebut dapat 46 dilakukan dengan memasukkan lag variabel Y kedalam model, sehingga model regresi tersebut menjadi:48 Y = a +b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 Yt-1 d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedatisitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah data (group) mempunyai variansi yang tidak sama di antara data (group) tersebut. Deteksi heteroskedastisitas: Uji Levene Test Melihat grafik Plots antar nilai prediksi variabel terikat (dependen), yaitu ZPRED (sumbu X) dengan residualnya SRESID (sumbu Y). Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk (bergelombang, melebar pola tertentu kemudian yang menyempit), teratur maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas atau teratur, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.49 48 Algifari, Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi, (Yogyakarta: BEFE UGM, 2013), hal.92. 49 Muhammad Nisfiannoor, Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), hal.92 47 Selain itu, uji heteroskedasitas bisa dilakukan dengan uji Glejser yang dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05, maka tidak terjadi masalah heterokedastisitas. Tetapi bila nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual kurang dari 0,05, maka terjadi masalah heterokedastisitas. 2) Uji Regresi Linier Berganda Pengujian regresi linier berganda ini bertujuan menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan dua atau lebih variabel bebas.50 Bentuk umum persamaan regresi linier berganda dapat dituliskan sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ... + bkXk + e Dimana: Y : Hasil Investasi a : Konstanta b1 s/d b3 : Koefesian Regresi : Produk Domestik Bruto X1 50 Ety Rochaety dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS Edisi Revisi (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2009), hal. 142 48 X2 : Inflasi X3 : Nilai Tukar Mata Uang E : Standar Error Uji Regresi Linier Berganda dilakukan melalui : a. Koefisien Korelasi (R) Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui bagaimana keeratan hubungan antara suatu variabel dengan variabel lain. Besarnya koefisien korelasi (R) antara dua macam variabel adalah nol sampai dengan 1. Apabila dua buah variabel mempunyai nilai r = 0, berarti antara dua variabel tersebut tidak ada hubungan. Sedangkan apabila dua buah variabel mempunyai r = 1, maka dua buah variabel tersebut mempunyai hubungan yang sempurna. Semakin tinggi nilai koefisien korelasi antara dua buah variabel (semakin mendekati 1), maka tingkat keeratan hubungan antara dua variabel tersebut semakin tinggi. Dan sebaliknya semakin rendah koefisien korelasi antara dua macam variabel (semakin mendekati 0), maka tingkat keeratan hubungan antara dua variabel tersebut semakin lemah. b. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan pengaruh antara dua variabel. Besarnya 49 koefisien determinasi adalah 0 sampai dengan 1. Semakin mendekati nol besarnya koefisien determinasi (R2) suatu persamaan regresi, semakin kecil pula pengaruh semua variabel independen terhadap nilai variabel dependen (dengan kata lain semakin kecil kemampuan model dalam menjelaskan perubahan nilai variabel dependen). Sebaliknya, semakin mendekati satu besarnya koefisien determinasi (R2) suatu persamaan regresi, semakin besar pula pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen (dengan kata lain semakin besar kemampuan model yang dihasilkan dalam menjelaskan perubahan nilai variabel dependen).51 3) Uji Hipotesis Hipotesis adalah pernyataan yang didefinisikan dengan baik mengenai karakteristik populasi dan merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya atau merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian.52 Adapun rumusan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara inflasi terhadap hasil investasi pada PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah. 51 Algifari, Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi, (Yogyakarta: BEFE UGM, 2013), hal. 68. 52 Prasetyo Bambang dan Miftahul Jannah Lina, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), hal.76 50 Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara inflasi terhadap hasil investasi pada PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai tukar rupiah terhadap hasil investasi pada PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah. Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai tukar rupiah terhadap hasil investasi pada PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah. Dalam pengujian hipotesis dilakukan melalui: a. Uji t (Parsial) Uji t (parsial) dilakukan untuk menentukan signifikan atau tidak signifikan masing-masing nilai koefisien regresi secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikat (Y).53 Untuk menguji hipotesa tersebut dapat dilakukan beberapa langkah, yaitu: 1) Menentukan Ho dan Ha Ho : 1 = 0 berarti inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil investasi PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah. Ha : 1 0 berarti inflasi berpengaruh signifikan terhadap hasil investasi PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah. 53 Danang Sunyoto, Uji Khi Kuadrat dan Regresi Untuk Penelitian (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hal. 33 51 Ho : 2 = 0 berarti nilai tukar rupiah terhadap dollar tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil investasi PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah. Ha : 2 0 berarti nilai tukar rupiah terhadap dollar berpengaruh signifikan terhadap hasil investasi PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah. 2) Menentukan Level of Significance () Level of Significance () yang digunakan sebesar 5% atau 0,05 3) Menentukan nilai t (thitung) Menentukan thitung dapat menggunakan rumus berikut : thitung = 4) Menentukan ttabel Ttabel dapat dilihat dengan nilai signifikansi 5% = 0,05 5) Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan Ho Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima Jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak b. Uji F (Simultan) Uji F (simultan) dilakukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh yang signifikan secara simultan atau bersama 52 sama.54 Langkah-langkah pengujian secara simultan adalah sebagai berikut : 1) Menentukan Ho dan Ha Ho : 1, 2, 3, = 0 variabel inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap hasil investasi secara bersama-sama tidak berpengaruh siginifikan terhadap hasil investasi PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah. Ho : 1, 2, 3, 0 variabel inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap hasil investasi secara bersama-sama berpengaruh siginifikan terhadap hasil investasi PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah. 2) Menentukan Level of Significance () Level of Significance () yang digunakan sebesar 5% atau 0,05 3) Menentukan nilai Fhitung Menentukan Fhitung dapat menggunakan rumus berikut : Fhitung 54 Ibid, hal. 37 = ( )⁄( ) 53 dimana R2 : Koefisien Determinasi n : Jumlah sampel k-1 : Jumlah Variabel Independen 4) Menentukan Ftabel Ftabel dapat dilihat dengan nilai signifikansi 5% = 0,05 5) Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan Ho Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Perkembangan PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah Berawal dari sebuah kepedulian yang tulus, beberapa pihak bersepakat untuk membangun perekonomian syariah di Indonesia. Simpul awal ekonomi syariah tersebut ditandai dengan berdirinya bank syariah pertama di Indonesia. Selanjutnya, simpul tersebut semakin kuat dengan terbentuknya Tim Pembentukan Asuransi XYZ Indonesia (TEPATI) pada 16 tahun lalu. Atas prakarsa Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) melalui Yayasan Abdi Bangsa, bersama Bank Muamalat Indonesia Tbk., PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, Departemen Keuangan RI, dan beberapa pengusaha Muslim Indonesia, serta bantuan teknis dari Syarikat Takaful Malaysia, Bhd. (STMB), TEPATI mendirikan PT Syarikat XYZ Indonesia pada 24 Februari 1994, sebagai pendiri asuransi syariah pertama di Indonesia. Selanjutnya, pada 5 Mei 1994 Takaful Indonesia mendirikan PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah yang bergerak di bidang asuransi jiwa syariah dan PT Asuransi Umum XYZ Syariah yang bergerak di bidang asuransi umum syariah. Asuransi Jiwa XYZ Syariah kemudian diresmikan oleh Menteri Keuangan saat itu, Mar‟ie Muhammad dan mulai beroperasi sejak 25 Agustus 1994. Sedangkan Asuransi Umum 54 55 XYZ Syariah diresmikan oleh Menristek/Ketua BPPT Prof. Dr. B.J. Habibie selaku ketua sekaligus pendiri ICMI dan mulai beroperasi pada 2 Juni 1995. Sejak saat itu, Asuransi Jiwa XYZ Syariah dan Asuransi Umum XYZ Syariah berkembang menjadi salah satu perusahaan asuransi syariah terkemuka di Indonesia. Dalam perkembangannya pada tahun 1997, STMB menjadi salah satu pemegang saham melalui penempatan modalnya dan mencapai nilai yang signifikan pada tahun 2004. Komitmen STMB untuk terus memperbesar Takaful Indonesia juga dibuktikan dengan setoran modal langsung di PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah pada tahun 2009. Selanjutnya, pada tahun 2000 Permodalan Nasional Madani (PNM) turut memperkuat struktur modal Perusahaan, kemudian diikuti oleh Islamic Development Bank (IDB) pada tahun 2004. Komitmen PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah untuk terus meningkatkan kualitas sekaligus menjaga konsistensi layanan kepada masyarakat ditunjukkan dengan diperolehnya sertifikasi ISO 9001:2008, sebagai standar internasional terbaru untuk sistem manajemen mutu dari Det Norske Veritas (DNV), Norwegia. 56 B. Perkembangan Inflasi, Nilai Tukar Valuta Asing dan Hasil Investasi Tahun 2011-2014 1. Perkembangan Inflasi di Indonesia Bulan Tabel 4.1 Perkembangan Inflasi di Indonesia Tahun 2011-2014 (dalam %) 2011 2012 2013 2014 Januari 7,02 3,65 4,57 8,22 Februari 6,84 3,56 5,31 7,75 Maret 6,65 3,97 5,9 7,32 April 6,16 4,5 5,57 7,25 Mei 5,98 4,45 5,47 7,32 Juni 5,54 4,53 5,9 6,7 Juli 4,61 4,56 8,61 4,53 Agustus 4,79 4,58 8,79 3,99 September 4,61 4,31 8,4 4,53 Oktober 4,42 4,61 8,32 4,83 Nopember 4,15 4,32 8,37 6,23 Desember 3,79 4,3 8,38 8,36 Sumber: www.bi.go.id 57 Grafik 4.1 Perkembangan Inflasi di Indonesia Tahun 2011-2014 10 9 8 7 6 2011 5 4 2012 3 2013 2 2014 1 0 Pada grafik 4.1, dapat dilihat bahwa selama periode 2011 hingga 2014 inflasi mengalami naik turun. Inflasi terendah terjadi pada bulan Februari tahun 2012 sebesar 3,56 dan inflasi tertinggi pada bulan Agustus tahun 2013 sebesar 8,79. Rendahnya tingkat inflasi karena didukung oleh faktor musim, harga komoditas pangan global yang sedang turun, dan penundaan kenaikan tarif listrik serta harga BBM bersubsidi. Dan penyebab meroketnya tingkat inflasi pada tahun 2013 adalah kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dan kebutuhan pokok. 58 2. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Bulan Tabel 4.2 Perkembangan Nilai Tukar Terhadap Dollar Tahun 2011-2014 2011 2012 2013 2014 Januari 9045,49 9014,10 9765,71 12154,33 Februari 8854,28 9076,61 9665,79 11638,86 Maret 8710,98 9163,04 9694,89 11358,66 April 8622,19 9170,29 9685,59 11525,19 Mei 8574,28 9531,32 9783,84 11572,80 Juni 8582,98 9457,82 9925,28 12000,76 Juli 8512,80 9471,77 10227,65 11491,44 Agustus 8544,28 9524,61 11364,06 11663,01 September 8944,99 9559,20 11474,58 11879,86 Oktober 8871,40 9605,57 11202,92 11933,05 November 9145,67 9610,70 11789,95 12104,56 Desember 9168,65 9776,50 12169,61 12410,11 Sumber: www.bps.go.id 59 Grafik 4.2 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Tahun 2011-2014 14000 12000 10000 8000 2011 6000 2012 4000 2013 2000 2014 0 Pada grafik 4.2, dapat dilihat bahwa nilai tukar terhadap dollar AS melemah terjadi pada bulan Desember tahun 2014 sebesar 12410,11 dan yang menguat berada pada bulan Juli tahun 2011 sebesar 8512,80. Nilai tukar menguat karena adanya tren pergerakan mata uang di negara-negara kawasan dan masih melimpahnya likuiditas global ditengah perlambatan ekonomi serta ketidaksinambungan fiskal di negara maju mendorong aliran modal masuk. Dan nilai tukar melemah di pengaruhi oleh apresiasi dollar AS terhadap hampir seluruh mata uang utama, ada rencana kenaikan suku bunga Fed Fund Rate. 60 3. Perkembangan Hasil Investasi PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah Bulan Tabel 4.3 Perkembangan Investasi PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah Tahun 2011-2014 2011 2012 2013 2014 Januari 4.041.000.000 3.563.050.000 5.829.000.000 (85.500.000) Februari 3.525.900.000 2.524.000.000 4.588.900.000 2.436.000.000 Maret 3.440.000.000 6.228.700.000 10.585.500.000 3.392.200.000 April 4.351.000.000 6.553.989.000 7.357.600.000 15.276.200.000 Mei 3.552.000.000 5.027.561.000 7.971.000.000 13.906.400.000 Juni 4.210.800.000 5.012.000.000 3.862.900.000 2.555.400.000 Juli 6.337.500.000 6.681.300.000 168.950.000 17.400.300.000 Agustus 348.700.000 3.631.000.000 3.366.100.000 8.165.000.000 September 1.813.000.000 2.022.213.000 2.590.300.000 9.090.400.000 Oktober 3.523.000.000 5.842.250.000 2.792.000.000 4.688.193.000 November 3.535.000.000 3.293.000.000 (1.074.001.000) 7.914.335.000 Desember 5.790.500.000 4.133.000.000 13.249.700.000 6.979.000.000 Sumber: Laporan Hasil Investasi PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah 61 Grafik 4.3 Perkembangan Investasi PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah Tahun 2011-2014 20,000,000,000 15,000,000,000 2011 10,000,000,000 2012 2013 5,000,000,000 2014 0 -5,000,000,000 Pada grafik 4.3, dapat dilihat bahwa perkembangan hasil investasi PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Selama periode Januari 2011 hingga Desember 2014, hasil investasi mengalami penurunan terendah pada bulan November tahun 2013 sebesar Rp (1.074.001.000) dan pencapaian hasil investasi terbesar terjadi 17.400.300.000. pada bulan Juli tahun 2014 sebesar Rp 62 C. Analisis Statistik 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji data variabel bebas dan data variabel terikat pada persamaan regresi yang dihasilkan, apakah berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Dibawah ini adalah hasil pengujian normalitas dengan menggunakan grafik P-Plot. Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas dengan menggunakan Probability Plot Sumber : Data Olahan SPSS 20 Berdasarkan gambar 4.1, dapat dilihat bahwa data menyebar dan mengikuti arah garis diagonal. Maka, dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. 63 Pengujian normalitas juga dapat dilihat dengan grafik histogram. Berikut adalah hasil pengujian berdasarkan grafik histogram. Grafik 4.4 Hasil Uji Normalitas dengan Menggunakan Histogram Sumber : Data Olahan SPSS 20 Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang tidak bergerak ke kanan dan ke kiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa residual berdistrusi normal. Akan tetapi karena uji normalitas dengan grafik dan histogram cenderung dapat menyesatkan, oleh sebab itu uji grafik dan histogram diatas diliengkapi dengan uji statistik. Uji statistik yang digunakan adalah uji statistik non-parametrik KolmogorovSmirnov. 64 Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 48 Normal Parameters a,b Mean 0E-7 Std. Deviation Most Extreme Differences 1179,42155501 Absolute ,074 Positive ,074 Negative -,073 Kolmogorov-Smirnov Z ,512 Asymp. Sig. (2-tailed) ,956 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Pada tabel 4.4, diketahui bahwa nilai signifikansi (Asymp.Sig 2-tailed) sebesar 0,956. Nilai signifikansi lebih dari 0,05 (0,956 > 0,05), maka data residual berdistribusi normal dan sesuai dengan grafik histogram dan P-Plot. b. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala tersebut dilakukan dengan melihat nilai Tolerance danVIF (Variance Inflation Factor). Apabila nilai Tolerance diatas 0,1 dan VIF dibawah 10, multikolinieritas. maka model regresi bebas dari gejala 65 Tabel 4.5 Hasil Uji Multikoliniearitas Coefficients Model Unstandardized Coefficients a Standardized t Sig. Coefficients B 1 Std. Error (Constant) 7545,785 1426,173 inflasi -463,256 132,120 ,167 nilai tukar -,113 a. Dependent Variable: hasil investasi Collinearity Statistics Beta Tolerance 5,291 ,000 -,516 -3,506 ,001 ,684 1,462 -,099 -,675 ,503 ,684 1,462 Sumber: Data Olahan SPSS 20 Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa angka Tolerance untuk variabel inflasi sebesar 0,684 dan variabel nilai tukar sebesar 0,684. Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel independen memiliki nilai Tolerance lebih dari 0,10. Sedangkan nilai VIF untuk variabel inflasi sebesar 1,462 dan variabel nilai tukar sebesar 1,462. Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel independen memiliki nilai VIF kurang dari 10. Maka, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikoliniearitas pada model regresi. c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi liniear ada korelasi antara kesalahan pengganggu periode t (berada) dan kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnya). Berikut hasil output uji autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson. VIF 66 Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi b Model Summary Model 1 R ,578 R Square a Adjusted R Std. Error of the Square Estimate ,334 ,304 Durbin-Watson 1205,34600 ,479 a. Predictors: (Constant), nilai tukar, inflasi b. Dependent Variable: hasil investasi Sumber: Data Olahan SPSS 20 Pada tabel 4.6, menunjukkan hasil dari uji autokorelasi yang menggunakan uji Durbin-Watson. Nilai DW dari pengujian ini sebesar 0,479, nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel (n) 48 dan jumlah variabel independen (k= 2). Nilai tabel DurbinWatson sebesar 1,6231 untuk DU dan 1,4500 untuk DL, maka 4DU = 2,3769 dan 4-DL = 2,55. Nilai DW 0,479 lebih kecil dari DU (1,6231) dan kurang dari 4-DU (2,3769). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi masalah autokorelasi dalam model regresi. Ada salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menghilangkan autokorelasi dalam model regresi, yaitu dengan memasukkan lag pada variabel dependen (Y). Dibawah ini merupakan hasil variabel Y yang di lag, yaitu: 67 Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi Setelah di Lag b Model Summary Model 1 R ,837 R Square a Adjusted R Std. Error of the Square Estimate ,701 ,680 825,72986 Durbin-Watson 1,653 a. Predictors: (Constant), Lag_Y, nilai tukar, inflasi b. Dependent Variable: hasil investasi Berdasarkan hasil yang ditunjukkan dalam tabel 4.7, dapat dilhat bahwa nilai DW dari pengujian ini sebesar 1,653, nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel (n) 48 dan jumlah variabel independen (k= 2). Nilai tabel Durbin-Watson sebesar 1,6231 untuk DU dan 1,4500 untuk DL, maka 4-DU = 2,3769 dan 4-DL = 2,55. Nilai DW 1,653 lebih besar dari DU (1,6231) dan kurang dari 4-DU (2,3769). Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah autokorelasi dalam model regresi. d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual observasi yang satu dengan observasi yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedasitas. 68 Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber: Data Olahan SPSS 20 Berdasarkan gambar 4.2, grafik Scatterplot diatas terlihat bahwa titik-titik dari data menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol dari sumbu Y dan tidak membentuk suatu pola tertentu, seperti parabola. Maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi. Dalam menguji heteroskedastisitas, kita juga perlu menggunakan uji statistik karena analisis dengan grafik Scatterplot memiliki kelemahan yang cukup signifikan. Oleh karena itu, selain grafik Scatterplot dilakukan juga uji Glejser. Dibawah ini merupakan hasil uji Glejser. 69 Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B (Constant) Std. Error 10,696 779,571 -63,252 72,219 nilai tukar ,130 a. Dependent Variable: RES2 ,091 1 inflasi a t Sig. Beta Collinearity Statistics Tolerance ,014 ,989 -,154 -,876 ,386 ,684 1,462 ,251 1,426 ,161 ,684 1,462 Berdasarkan hasil yang ditunjukan dalam tabel 4.7, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi variabel Inflasi sebesar 0,386 dan Nilai Tukar sebesar 0,161. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heterokedastisitas pada model regresi ini, karena nilai Sig. pada variabel Inflasi dan Nilai Tukar lebih dari 0,05. 2. Uji Regresi Linier Berganda a. VIF Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi adalah salah satu nilai statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan pengaruh antara dua variabel. Nilai koefisien determinasi menunjukkan persentase variasi nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan. 70 Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) b Model Summary Model 1 R ,578 R Square a ,334 Adjusted R Std. Error of the Square Estimate ,304 1205,34600 a. Predictors: (Constant), nilai tukar, inflasi b. Dependent Variable: hasil investasi Sumber: Data Olahan SPSS 20 Berdasarkan tabel 4.9, dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,304 atau 30,4%. Angka tersebut menunjukkan bahwa variabel Hasil Investasi dapat dijelaskan oleh variabel Inflasi dan Nilai Tukar sebesar 30,4%. Dengan kata lain, secara statistika besarnya kontribusi pengaruh Inflasi dan Nilai Tukar terhadap Hasil Investasi pada PT Asuransi jiwa XYZ Syariah sebesar 30,4%, sedangkan sisanya yaitu 69,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. 3. Uji Hipotesis a. Uji t (Parsial) Uji t secara parsial digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial variabel independen berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel dependen. Hubungan secara parsial ini dapat ditinjau dari nilai signifikansi dan nilai t hitung. 71 Tabel 4.10 Hasil Uji t (Parsial) Coefficients Model Unstandardized Coefficients a Standardized t Sig. Coefficients B 1 Std. Error (Constant) 7545,785 1426,173 inflasi -463,256 132,120 -,113 ,167 nilai tukar Collinearity Statistics Beta Tolerance 5,291 ,000 -,516 -3,506 ,001 ,684 1,462 -,099 -,675 ,503 ,684 1,462 a. Dependent Variable: hasil investasi Sumber: Data Olahan SPSS 20 Berdasarkan tabel 4.10, tertera nilai t hitung variabel Inflasi sebesar -0,832. Dimana t tabel dicari pada siginfikansi 0,05/2 = 0,025 (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df + n – k – 1→ 48 – 2 – 1 = 45) adalah sebesar 2,0141. Maka dapat dilihat nilai t untuk variabel Inflasi adalah t hitung = -3,506 dan t tabel = 2,014. Artinya, secara parsial tidak ada pengaruh yang nyata antar Inflasi terhadap Hasil Investasi. Pada variabel Nilai Tukar memiliki nilai t hitung sebesar -0,675. Dimana t tabel dicari pada siginfikansi 0,05/2 = 0,025 (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df + n – k – 1→ 48 – 2 – 1 = 45) adalah sebesar 2,0141. Oleh karena itu t hitung -0,675 lebih kecil dari t tabel 2,0141 maka kesimpulannya, secara parsial tidak ada pengaruh yang nyata antara Nilai Tukar terhadap Hasil Investasi. Maka dari kedua variabel yaitu Inflasi dan Nilai Tukar setelah dilakukan penelitian terhadap Hasil Investasi menunjukkan bahwa tidak ada variabel yang mempengaruhi secara parsial terhadap Hasil Investasi. VIF 72 b. Uji F (Simultan) Uji F (simultan) pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Tabel 4.11 Hasil Uji F (Simultan) a ANOVA Model 1 Sum of Squares df Mean Square Regression 32737318,877 2 16368659,439 Residual 65378654,607 45 1452858,991 Total 98115973,484 47 F 11,267 Sig. ,000 b a. Dependent Variable: hasil investasi b. Predictors: (Constant), nilai tukar, inflasi Sumber: Data Olahan SPSS 20 Pada tabel 4.11, menunjukkan nilai F hitung sebesar 11,267 dengan tingkat signifikan 0,05. Dapat dilihat pada tabel statistik pada tingkat signifikansi 0,05 dengan df1 = 2 dan df2 (48-2-1) = 45, maka diperoleh hasil F tabel sebesar 3,20. Berdasarkan hasil tersebut, F hitung lebih besar dari F tabel (11,267 > 3,20), maka dapat disimpulkan bahwa variabel Inflasi dan Nilai Tukar secara bersama-sama berpengaruh terhadap Hasil Investasi. Dengan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa inflasi semakin tinggi tanpa diimbangi tingkat suku bunga yang mengakibatkan melemahnya niali tukar, sehingga keuntungan dari berinvestasi berkurang dan tidak menarik lagi. 73 D. Strategi Perusahaan dalam Meningkatkan Hasil Investasi Dari hasil pengumpulan data penulis menggunakan alat pengumpulaan data yaitu wawancara terbuka dengan Bapak Aulia selaku kepala bagian investasi PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah yang mengetahui secara detail tentang investasi di perusahaan.55 Hasil investasi pada perusahaan asuransi tidak terlepas dari pengaruh faktor makro ekonomi diantarnya produk domestik bruto, inflasi, nilai tukar dan rupiah terhadap US $, harga saham. Faktor –faktor makro ekonomi tersebut dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap hasil investasi perusahaan. Oleh karena itu perusahaan memiliki strategistrategi untuk meningkatkan hasil investasi. 1. Dana investasi perusahaan ditempatkan pada instrumen-instrumen pasar modal yang syariah, seperti pada deposito syariah, obligasi syariah, reksadana syariah, saham syariah dan juga ditempatkan di properti. 2. Ada beberapa alasan perusahaan dalam menempatkan dana investasi tersebut, yaitu: a. Karna investasi tidak bisa hanya ditempatkan pada satu instrumen saja dan ada diversifikasinya. Dan ada regulasi dari OJK mengenai penempatan investasi. Maka perusahaan menyesuaikan dengan aturan yang dibuat oleh OJK. 55 Wawancara dengan Bapak Aulia, tanggal 16 Juni 2015 di Kantor PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah. 74 b. Karena perusahaan asuransi idealnya menempatkan investasi pada obligasi syariah, karena instrumen yang bisa menyamakan antara umur polis nasabah(kewajiban) dengan masa jatuh temponya. c. Perusahaan mencari return/keuntungan, karena mengolah tiga fund(jenis dana) ada tabarru, dana peserta dan dana pemegang saham dan terakhir di unit link. Di empat dana ini dituntut untuk mendapatkan return. d. Untuk mendiversikasi risiko, perusahaan menempatan dana investasi tersebut mengacu pada aturan dari OJK. Karna perusahaan adalah perusahaan asuransi syariah maka menggunakan PMK 11/2011. 3. Strategi Investasi perusahaan dalam menghadapi situasi ke depan antara lain, menyesuaikan dengan kondisi ekonomi teraktual dan tetap sesuai dengan regulasi dari OJK dan investment guidelines internal perusahaan. Seperti pada umumnya selalu ada gejolak yang terjadi pada perekonomian, oleh karena itu untuk meminimalisir tingkat risiko kita melakukan diversifikasi investasi. Instrumen investasi kami antara lain Deposito Syariah, Obligasi Syariah (Sukuk), Reksadana Syariah dan Saham Syariah. 75 E. Interpretasi Hasil Penelitian Berdasarkan analisis statistik diatas, hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (11,267 > 3,20) dan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 atau 0,000 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan secara bersama-sama Inflasi (X1) dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar (X2) memiliki perngaruh yang signifikan terhadap Hasil Investasi PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah (Y) pada periode Januari 2011 hingga Desember 2014. Hal ini menunjukkan bahwa penggabungan variabel Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar relevan digunakan untuk memprediksi Hasil Investasi di masa yang akan datang. Setelah diuji secara parsial, variabel Inflasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Hasil Investasi karena nilai thitung lebih kecil dari ttabel (-3,506 < 2,014), sehingga Ho diterima atau dapat disimpulkan bahwa variabel Inflasi secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Hasil Investasi. Variabel inflasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil investasi yang menunjukkan bahwa meningkatnya inflasi akan meningkatkan resiko dalam proyek investasi yang mengakibatkan hasil investasi menurun.56 Hal ini sesuai teori yang menyatakan inflasi berakibat buruk bagi perekonomian karena dapat mengarahkan investasi pada halhal yang non-produktif yaitu penumpukan kekayaan (hoarding) seperti: tanah, bangunan, logam mulia, mata uang asing dengan mengorbankan 56 Muhammad Alhasymi, “Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Riil dan Kurs terhadap Investasi Asing Langsung di Indonesia”, Fakultas Ekonomi, Stambuk, 2010, hal. 2. 76 investasi ke arah produktif seperti: pertanian, industrial, perdagangan, transportasi dan lainnya.57 Pengalihan investasi seperti ini yang akan menyebabkan investasi pada hal-hal yang produktif berkurang dan kegiatan ekonomi menurun. Jika kondisi perekonomian stabil dan inflasi rendah dapat dikendalikan, akan mempengaruhi pelaku usaha untuk melakukan investasi. Untuk variabel Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar setelah diuji secara parsial ternyata tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Hasil Investasi karena nilai thitung lebih kecil dari ttabel (-0,675 < 2,041), sehingga Ho diterima atau dapat disimpulkan bahwa variabel Nilai Tukar Rupiah terhadap Rupiah secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Hasil Investasi. Variabel Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Hasil Investasi dikarenakan nilai Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar pada periode 2011-2014 terus melemah. Hal ini mengakibatkan harga barang-barang meningkat dan permintaan menjadi menurun, maka perusahaan akan menurunkan porsi dana investasi. Lain halnya jika Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar stabil, karena membuat daya beli masyarakat meningkat, permintaan meningkat dan pendapatan pada perusahaan stabil. Hal ini akan menjadi sinyal baik bagi perusahaan untuk berinvestasi. 57 139 Adiwarman A. Karim, Ekonomo Makro Islami,(Jakarta: Grafindo, 2010), cet-3, hal. 77 Nilai koefisien determinasi (R2) pada penelitian ini adalah sebesar 0,304 (30,4%). Dengan kata lain, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar mempengaruhi Hasil Investasi pada PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah sebesar 30,4%. Dan sisanya sebesar 69,6% dipengaruhi oleh variabel lain. Berdasarkan teori yang ada, variabel lain yang dapat mempengaruhi hasil investasi adalah pajak, kondisi politik dan perekonomian negara, tingkat suku bunga panjang dan pendek, pergerakan indeks harga saham. Berdasarkan analisis hasil wawancara dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah menempatkan dana investasi ke beberapa instrumen pada pasar modal syariah, seperti: deposito syariah, obligasi syariah, reksadana syariah, saham syariah dan properti. Dalam menempatkan dana investasi, PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah melakukan diversifikasi risiko (meminimalkan risiko) yang mengacu pada peraturan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan PMK No.11/2011. Pada PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah lebih menempatkan dananya ke obligasi syariah, karena dapat menyamakan antara umur polis dengan masa jatuh tempo. Strategi investasi pada PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah dalam menghadapi masa yang akan datang adalah menyesuaikan dengan pertumbuhan kondisi ekonomi, melakukan diversifikasi sesuai aturan dan investment guidelines internal perusahaan. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Inflasi dan Nilai Tukar terhadap hasil Investasi pada PT Asuransi Jiwa XYZ Syariah, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Inflasi terendah terjadi pada bulan Februari tahun 2012 sebesar 3,56 dan inflasi tertinggi pada bulan Agustus tahun 2013 sebesar 8,79. Nilai tukar terhadap dollar AS tertinggi terjadi pada bulan Desember tahun 2014 sebesar 12410,11 dan yang terendah berada pada bulan Juli tahun 2011 sebesar 8512,80. Hasil investasi mengalami penurunan terendah pada bulan November tahun 2013 sebesar Rp (1.074.001.000) dan pencapaian hasil investasi terbesar terjadi pada bulan Juli tahun 2014 sebesar Rp 17.400.300.000. 2. Pada analisis yang telah dilakukan terlihat bahwa uji t secara parsial inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap dollar tidak berpengaruh terhadap hasil investasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung inflasi dan nilai tukar sebesar -,3,506 dan -0,675, maka nilai t hitung kurang dari t tabel memperlihatkan sebesar bahwa 2,014. inflasi Untuk dan uji nilai F secara tukar simultan sama-sama mempengaruhi hasil investasi dengan F hitung 11,267, nilai ini lebih besar dari F tabel sebesar 3,20. 78 79 3. Strategi yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan hasil investasi yaitu dengan cara penempatan investasi yang baik dan ideal yang mampu menyamakan antara kewajiban dan asetnya. Penempatan investasi pada perusahaan harus menyesuaikan dengan kondisi ekonomi teraktual dan tetap pada regulasi dari OJK adalah PMK 11/2011 dan melihat seberapa besar risikonya. B. Saran Setelah melakukan penelitian, pembahasan dan merumuskan kesimpulan, maka penulis dapat memberikan saran berdasarkan hasil yang didapatkan dari penelitian ini, antar lain: 1. Bagi perusahaan a. Melakukan survai atau penelitian dahulu dengan pertumbuhan kondisi ekonomi terupdate sebelum menempatkan dana investasi, karena pada november 2013 hasil investasi mengalami penurunan terendah selama 2001-2014 sebesar Rp (1.074.001.000). b. Agar melakukan diversifikasi risiko lebih baik dan teliti lagi sehingga mampu meminimalisirkan tingkat risiko pada masingmasing instrumen sehingga memperoleh return yang diinginkan. 2. Bagi akademisi, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam mengenai penelitian ini. Perlu mengganti variabel ataupun menambahkan variabel lain sesuai dengan pertumbuhan ekonomi mendatang. 80 3. Bagi peneliti selanjutnya, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penelitian ini. Dapat menggunakan metode penelitian yang berbeda, menambahkan periode penelitian dan variabel-variabel lain seperti produk domestik bruto, harga saham, pajak dan tingkat bunga. 81 DAFTAR PUSTAKA Laporan Perkembangan Keuangan Syariah Tahun 2013. (2015, April 29). Diambil kembali dari http://www.ojk.go.id/laporan-perkembangankeuangan-syariah-2013. Peraturan Menteri Keuangan No.11 Tahun 2011 tentang Kesehatan Keuangan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah. (2015, Oktober 17). Diambil kembali dari http://www.ojk.go.id/peraturanmenteri-keuangan-nomor-11-pmk-010-2011-tentang-kesehatan-keuanganusaha-asuransi-dan-usaha-reasuransi-dengan-prinsip-syariah. Adri, N. (2011). Investasi Mudah dan Murah. Jakarta: Penebar Plus. Algifari. (2013). Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi. Yogyakarta: BPFEYogyakarta. Alhasymi, M. (2010). Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Riil dan Kurs terhadap Investasi Asing Langsung di Indonesia. 2. Ali, H. (2004). Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, Suatu Tinjauan Analisis Historis, Teoritis, dan Praktis. Jakarta: Kencana. Amrin, A. (2011). Meraih Berkah Melalui Asuransi Syariah Ditinjau dari Perbandingan dengan Asuransi Konvensional. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Arif, M. N. (2010). Teori Makroekonomi Islam. Bandung: Alfabeta. Dewi, G. (2006). Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Ety Rochaety, d. (2009). Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS Edisi Revisi. Jakarta: Mitra Wacana Media. F, S. W. (1995). Investasi. Jakarta: Dadi Kayan Abadi. Fahmi, I. (2012). Manajemen Investasi. Yogyakarta: BEFE UGM. Handima, A. A. (2006). Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Jakarta: PT Indeks. HR, M. N. (2009). Bursa Efek & Investasi Syariah. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta. 82 Huda, N. (2008). Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teoritis. Jakarta: Kencana. Ismanto, K. (2009). Asuransi Syariah, Tinjauan Asas-asas Hukum Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Karim, A. A. (2010). Ekonomi Makro Islam. Jakarta: Grafindo. Lina, P. B. (2005). Motode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Manurung, P. R. (2008). Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Nisfiannoor, M. (2009). Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Noor, J. (2012). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana. Rodoni, A. (2009). Investasi Syariah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta. S, B. (2010). Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sujarweni, V. W. (2014). Metode Penelitian (Lengkap, Praktis dan Mudah Dipahami). Yogyakarta: PT Pustaka Baru. Sukirno, S. (2000). Makroekonomi Modern. Jakarta: PT Raja Grafindo. Sukirno, S. (2010). Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers. Sula, M. S. (2004). Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sitem Operasional. Jakarta: Gema Insani Press. Sunyoto, D. (2010). Uji Khi Kuadrat dan Regresi Untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu. Wijaya, T. (2013). Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu. William F. Sharpe, G. J. (2005). Investasi. Jakarta: PT Indeks. Wirdyaningsih. (2006). Bank dan Asuransi Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 83