Pengelolaan Arsip Elektronik Menjadi Kewajiban Pemerintah Dikirim oleh oky_dian pada 14 April 2016 | Komentar : 0 | Dilihat : 2753 Kantor Arsip Daerah dan Perpustakaan Kota Malang menggelar Bimbingan Teknis Pengelolaan Arsip pada Rabu, (10/2/2016) di Hotel Trio 2 Kota Malang. Kegiatan ini diadakan karena arti penting dari arsip maupun pengelolaannya khususnya arsip elektronik masih dipandang sebelah mata. Kegiatan yang dibuka secara langsung oleh Asisten Administrasi Umum Pemerintah Kota Malang Yudhi K Ismawardhi ini, menghadirkan Kepala Bidang Pembinaan Kearsipan Unit Kearsipan Universitas Brawijaya sekaligus Dosen Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Muhammad Rosyihan Hendrawan, SIP., M.Hum. Selain Rosyihan Hendrawan, pembicara kedua yang dihadirkan adalah Arsiparis tingkat ahli dari Badan Perpustakaan dan Kearsiapan Propinsi Jawa Timur Wahyu Setiawan, S.H., M.H. Dalam sambutannya Yudhi mengatakan bahwa dengan pengarsipan elektronik yang sesuai standar maka akan tercipta keseimbangan antara freedom of information, free flow information, tanpa menghilangkan perlindungan data, perlindungan kerahasian pribadi, badan publik maupun kerahasiaan negara sehingga terwujud tata pemerintahan yang sesuai dengan prinsip good governance. Pada acara ini, Hendrawan mempresentasikan tentang manajemen arsip elektronik di lingkungan pemerintah. Hendrawan mengatakan bahwa saat ini Indonesia kini mendukung arsip elektronik sebagai bukti yang sah dalam peradilan dengan adanya UU No. 43 tahun 2009 tentang Kearsipan dan UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Dari hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pentingnya manajemen arsip elektronik sebagai bentuk dukungan terhadap pelaksanaan akuntabilitas pemerintah terkait peraturan-peraturan yang berlaku. Hendrawan menyatakan bahwa selain utuh dan akurat, arsip elektronik harus memiliki tiga karakteristik utama yaitu konten atau isi, konteks, dan struktur. Menurut Hendrawan, arsip elektronik disebut juga arsip media baru yang mendukung nilai-nilai inti arsip itu sendiri seperti nilai administratif, hukum, keuangan, pendidikan, penelitian dan dokumentasi. Hendrawan menambahkan bahwa dalam mengimplementasikan sistem informasi kearsipan, hendaknya didasari oleh kebutuhan pengguna, arsiparis, dan kebijakan lembaga. Kegiatan tersebut diikuti oleh kurang lebih 102 peserta dari SKPD, badan kecamatan, kelurahan, dan juga undangan lainnya. Kegiatan tersebut juga merupakan rangkaian sosialisasi UU No. 43 tahun 2009 tentang Kearsipan. Selain memberikan pembekalan materi, peserta Bimtek kearsipan juga diberikan pelatihan secara praktis pengelolaan arsip yang baku. [Hendrawan/Humas UB] Artikel terkait Sistem Kearsipan Dinamis untuk Penataan Arsip yang Lebih Baik Gandeng ANRI, UB Gelar Bimbingan Teknis dan Serah Terima SIKS Berbasis TIK UB Selenggarakan Sosialisasi Layanan Kearsipan Mahasiswa FH-UB Juarai Lomba Karya Tulis Kearsipan