φ EKONOMI DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL Φ

advertisement
Modul 19 Ekonomi dan Perdagangan Internasional
 EKONOMI DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL 
TIK:
Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa memahami keunggulan
komparatif dalam perdagangan internasional, neraca pembayara, neraca
perdagangan, kurs valuta asing dan kajian terhadap lembaga internasional.
TIU:
Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu
menganalisis aliran transaksi ekonomi luar negeri dan dampaknya
terhadap neraca pembayaran Indonesia.
Sub Pembahasan:
 Teori Keunggulan Komparatif
 Neraca Pembayaran
 Kurs Valuta Asing
 Lembaga-Lembaga Internasional
Salah satu komponen yang menentukan tinggi rendahnya
Pendapatan Nasional yang masih belum dibicarakan adalah ekspor dan
impor. Pada bab ini akan dikemukakan ekspor dan impor dan segala
sesuatu yang ada hubungannya dengan itu. Pada tingkat lanjut ilmu ini
akan berkembang ke arah ilmu ekonomi internasional sebagai cabang ilmu
ekonomi yang merupakan spesialisasi tersendiri.
Pada zaman sekarang ini hampir tidak ada negara di dunia ini yang
tidak mempunyai hubungan ekonomi luar negeri. Buat Indonesia dan
negara-negara Asean umumnya hubungan ekonomi luar negeri ini
merupakan kegiatan dan bagian yang amat penting dalam kehidupan
ekonomi negara. Barang-barang impor seperti sepeda motor dan
kendaraan roda 4 sudah menyebar ke pelosok-pelosok desa dan ke pulaupulau yang dulunya terpencil. Demikian pula barang-barang ekspor yang
mungkin berasal dari hutan rimba belantara, seperti kayu, karet dan hasil
hutan lainnya terdapat di kota-kota metropolitan New York, Tokyo,
London, dan Paris sebagai perabotan rumah yang mewah, ban mobil atau
kosmetika. Tidak hanya barang-barang saja yang berseliweran lewat batas
negara itu, tapi juga jasa-jasa, modal, orang-orang, dan uang. Kapal
terbang dari berbagai perusahaan penerbangan luar negeri berdatangan ke
Ace Partadiredja
Halaman 19-1
Modul 19 Ekonomi dan Perdagangan Internasional
bandar-bandar udara Halim, Ngurah Rai, Polonia, dan lain-lain dan
pesawat-pesawat Garuda mendarat di Amsterdam, Hongkong, dan Sydney
mengangkut orang-orang dan barang-barang dengan menerima
pembayaran rupiah atau uang asing sebagai balas jasa. Modal perusahaanperusahaan raksasa multi nasional dari Eropa Barat, Jepang, Australia,
Amerika Serikat, dan lain-lain mengalir ke Indonesia, langsung ditanamkan
dalam bentuk perusahaan-perusahaan atau tidak langsung sebagai
pinjaman dengan balas jasanya berbentuk keuntungan dan bunga yang
mengalir kembali ke negara asalnya atau negara lain sebagai investasi
baru. Wisatawan asing macam-macam berbondong-bondong datang ke
Bali, Yogyakarta dan lain-lain tempat pariwisata, dan sebaliknya pula
pedagang, pegawai dan mahasiswa berseliweran pergi ke luar negeri
untuk tugas dinas atau hanya sekedar belanja atau berwisata.
Apakah sebabnya negara-negara mempunyai hubungan ekonomi
luar negeri? Apa sebabnya negara-negara mengekspor dan mengimpor
barang-barang dan jasa-jasa?
Sebab utama terletak pada perbedaan kekayaan sumber alam
berbentuk mineral, iklim, kesuburan tanah, kekayaan laut, dan tenaga.
Perbedaan iklim dan kesuburan tanah membuat hasil bumi daerah tropis
dan sub-tropis berbeda-beda. Daerah tropis dapat menghasilkan pisang,
nanas, kelapa, karet, kopi dan lain-lain yang juga disenangi oleh penduduk
daerah sub-tropis. Sedang daerah sub-tropis menghasilkan gandum, pear,
anggur, peach dan lain-lain yang juga digemari penduduk daerah tropis.
Dalam kekayaan mineral juga tidak semua negara menghasilkan besi, batu
bara, atau emas, padahal diperebutkan oleh semua negara di dunia. Karena
perbedaan kekayaan sumber alam ini berbeda-beda pula corak
perekonomian negara-negara di dunia. Dan karena masing-masing negara
saling membutuhkan hasil produksi negara-negara lainnya timbullah
perdagangan internasional. Dalam hal ini yang menjadi sebab timbulnya
perdagangan internasional adalah keuntungan masing-masing negara
dibandingkan dengan negara lain. Keuntungan semacam ini dinamai keuntungan absolut/mutlak sesuatu negara atas negara lain. Negara-negara tropis
mempunyai 'keuntungan mutlak atas negara-negara sub tropis dalam
produksi karet, kopi, kelapa, mangga, atau pisang. Negara-negara substropis mempunyai keuntungan mutlak atas negara-negara tropis dalam
produksi gandum, pear, peach dan lain-lain. Perdagangan internasional
akan saling menguntungkan. Tetapi dalam prakteknya tidak semua negara
mempunyai keuntungan mutlak dalam produksi sesuatu barang. Ada
negara-negara yang mampu menghasilkan berbagai macam barang dengan
biaya yang lebih murah daripada negara lain, dan ada pula negara-negara
yang biaya produksi berbagai barang itu lebih mahal daripada negara lain,
atau dengan perkataan lain apa-apa serba mahal. Nampaknya untuk
negara-negara yang serba mahal ini tidak mungkin berdagang karena tidak
akan mampu bersaing. Tapi ternyata bahwa untuk negara-negara semacam
inipun masih menguntungkan juga untuk berdagang. Mereka masih
mempunyai keuntungan komparatif, atau biaya komparatif (comparative
Ace Partadiredja
Halaman 19-2
Modul 19 Ekonomi dan Perdagangan Internasional
advantage atau comparative cost).
TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF
Untuk memahami hukum keuntungan komparatif ini kita
umpamakan dua negara: Jepang dan Indonesia yang dua-duanya mampu
menghasilkan barang-barang industri dan hasil pertanian, tapi dengan
biaya yang berbeda. Umpamakan Jepang mampu menghasilkan barangbarang industri dan pertanian dengan biaya yang lebih murah daripada
Indonesia, atau biaya produksi kedua jenis barang itu di Indonesia lebih
mahal daripada di Jepang. Nampaknya dengan kondisi seperti itu tidak
perlu ada perdagangan antara Indonesia dengan Jepang, sudah saja
semua barang industri dan pertanian dihasilkan di Jepang, dan Jepang
swasembada dalam kedua barang itu. Tetapi Indonesia akan
memperoleh keun-tungan komparatif apabila mengkhususkan diri
dalam produksi salah satu barang, dan Jepang pun demikian juga.
Keuntungan komparatif ini dapat dijelaskan dengan tabel berikut:
Barang industri
Hasil pertanian
:
:
Jepang
1 jam kerja
2 jam kerja
Indonesia
3 jam kerja
4 jam kerja
Diumpamakan bahwa Jepang dapat memproduksi barang industri
dan pertanian dengan biaya yang lebih. murah daripada Indonesia.
Katakan yang jadi satuan biaya adalah banyaknya tenaga kerja yang
dicurahkan untuk membuat barang itu. Di Jepang untuk memproduksi
barang industri diperlukan 1 jam kerja, dan hasil pertanian 2 jam kerja.
Sedang di Indonesia untuk kedua jenis barang itu masing-masing 3 dan 4
jam kerja. Tapi akhirnya akan lebih menguntungkan apabila Jepang
mengkhususkan diri dalam produksi barang industri, di mana Jepang
mempunyai keuntungan komparatif tertinggi, Indonesia 1 mengkhususkan
diri dalam hasil pertanian, dan kedua negara itu berdagang dalam kedua
barang itu. Kuncinya terletak dalam perbandingan nilai barang industri
dan hasil pertanian di negara masing-masing. Di Jepang hasil pertanian
adalah 2 kali lebih mahal daripada barang industri; atau pengorbanan 1
unit barang industri hanya dapat ditukar dengan 1/2 unit hasil pertanian.
Sedang di Indonesia hasil pertanian hanya 1 1/3 kali lebih mahal daripada
barang industri, atau pengorbanan 1 unit barang industri dapat ditukar
dengan 3/4 hasil pertanian. Dengan perdagangan bebas akan
menguntungkanlah kiranya kalau barang-barang industri di Jepang di
kirimkan ke Indonesia untuk memperoleh hasil pertanian Indonesia yang
lebih banyak, sebab kalau ditukar di Jepang hanya 1/2 unit hasil pertanian,
sedang kalau ditukar di Indonesia akan didapat 3/4 unit hasil pertanian.
Sebaliknya buat Indonesia akan lebih menguntungkan untuk
mengkhususkan diri dalam hasil pertanian, sebab 1 unit hasil pertanian
dapat ditukar dengan 4/3 unit barang industri, sedang kalau ditukar di
Ace Partadiredja
Halaman 19-3
Modul 19 Ekonomi dan Perdagangan Internasional
Jepang dapat diperoleh 2 unit barang industri.
Teori keunggulan komparatif ini berlaku baik untuk hanya 2 barang
saja maupun banyak, baik untuk 2 negara saja ataupun beberapa negara;
tapi, perhitungannya lebih ruwet. Kenyataannya hubungan antar negara
yang didasarkan pada teori keunggulan komparatif murni tidak ada, yang
ada hanyalah yang mendekati itu, karena teori ini memerlukan syaratsyarat tertentu. Pertama, ekspor-impor dijalankan dengan barter yaitu
pertukaran barang dengan barang, sekarang sudah hampir tidak ada lagi.
Kedua, tenaga kerja manusia itu dianggap seragam produktivitasnya,
kenyataannya tidak demikian. Ketiga, nilai barang langsung diukur
dengan jumlah tenaga kerja. Kenyataannya dihitung dengan uang, karena
biaya produksi itu tidak hanya terdiri dari upah saja, tapi juga bunga
modal, sewa tanah, biaya bahan mentah, dan bahkan keuntungan
pengusaha juga dimasukkan. Keempat, biaya angkutan tidak ada.
Kenyataannya biaya angkutan barang antar negara ini besar. Kelima, biaya
produksi perusahaan-perusahaan pembuat barang diketahui oleh
siapapun, sehingga dapat diperbandingkan. Sekarang biaya produksi ini
dirahasiakan, yang diketahui hanyalah harga yang ditawarkan yang belum
tentu mencerminkan biaya. Karena berbagai persyaratan seperti itu tidak
begitu mudah lagi untuk menentukan dalam bidang apa sajakah sesuatu
negara itu harus mengkhususkan diri. Faktor-faktor politik dan pertahanan juga amat menentukan barang apa yang akan dihasilkan suatu
negara. Meskipun suatu barang dapat dihasilkan di luar negeri dengan
murah dan kita dapat membelinya dengan menguntungkan, tapi kalau
dari segi pertahanan akan membahayakan maka barang itu akan
dihasilkan di dalam negeri juga. Dengan demikian peredaran barang dan
jasa antar negara tidak selalu ditentukan oleh keuntungan komparatif,
melainkan ditentukan oleh faktor-faktor lain juga. Ini semua dialami oleh
Indonesia dan negara-negara tetangganya. Memang dalam membahas
kebijaksanaan negara sering juga keuntungan komparatif ini dikemukakan, tapi sering juga kalah. Misalnya apakah Indonesia perlu
menghasilkan beras sendiri sebanyak-banyaknya sehingga swasembada
dan tidak perlu mengimpor lagi, ataukah mengimpor saja dari Thailand
dan Burma, dan mempersilahkan mereka menghasilkannya, mungkin
dengan biaya yang lebih murah. Kalau mengimpor saja bagaimana apabila
terjadi sesuatu yang tidak dikehendaki dengan Thailand dan Burma,
katakanlah bahwa mereka diserbu negara lain sehingga tidak boleh
mengekspor beras lagi. Kesimpulannya adalah bahwa Indonesia harus
menghasilkan beras sebanyak-banyaknya, sekurang-kurangnya mendekati
swasembada. Inilah yang tercantum dalam Repelita I, II, dan III.
Namun seperti telah diuraikan pada bab terdahulu tidak ada satu
negarapun yang dapat mengasingkan diri dari dunia internasional dan
swasembada dalam perekonomiannya. Tiap negara terlibat dalam
perdagangan internasional, karena dengan berdagang ini kemakmuran
negara jadi bertambah.
Karena setiap negara harus berdagang terbitlah masalah bayar
Ace Partadiredja
Halaman 19-4
Modul 19 Ekonomi dan Perdagangan Internasional
membayar, ekspor impor, keuangan internasional, dan bahkan aliran modal
karena sekarang ini banyak perusahaan-perusahaan yang membuka
cabangnya di luar negeri, yang dinamai multi national coorporation. Di
Indonesia multi national corparation ini banyak sekali, yang dapat kita
baca di surat-surat kabar dan majalah-majalah. Untuk itu kita beralih ke
soal neraca pembayaran.
NERACA PEMBAYARAN
Neraca pembayaran (balance of payment) adalah suatu laporan
yang berisi berbagai kegiatan ekonomi suatu negara dalam
hubungannya dengan kegiatan ekonomi luar negara. Untuk Indonesia
lihatlah contohnya pada tabel 9.1. Neraca Pembayaran Indonesia.
Neraca ini dinyatakan dalam $ AS, karena transaksi pembayaran
dihitung dalam $ AS. Ini menandakan bahwa uang dollar AS diterima
di seluruh dunia, dan karenanya disebut juga sebagai uang keras (hard
currency). Demikianlah, kalau sesuatu negara itu kuat ekonomi dan
militernya maka barang-barangnya diperlukan orang di seluruh dunia,
karenanya uangnya juga diterima di mana-mana. Di samping dollar AS
juga beberapa mata uang asing telah menjadi uang keras, seperti Yen,
Mark Jerman, dan Franc Swiss.
Isi neraca pembayaran Indonesia dibagi ke dalam 4 bagian: A.
Barang-barang dan jasa-jasa, B. Sokongan-sokongan (Grants), C. Kreasi
cadangan devisa, D. Lalu lintas modal dan emas moneter. Negara lain
membagi neraca pembayaran ini ke dalam: A. Barang-barang dan jasajasa (current account), B. Aliran modal (capital account), dan C. Aliran
cadangan dan emas (reserve and gold asset movement). Pada kolomkolom di bawah tahun selalu ada tanda plus atau minus, atau kadangkadang dipakai juga credit dan debit. Setiap peristiwa atau transaksi
yang mengakibatkan tambahan uang asing akan dicatat plus atau kredit,
setiap peristiwa yang mengakibatkan pengurangan uang asing akan
dicatat minus atau debit. Nomor 1, barang dagangan, ekspor dicatat
plus karena menambah cadangan atau persediaan uang asing, dan
impor dicatat minus atau debit, karena mengurangi persediaan uang
asing. Nomor 1 ini disendirikan dan dapat dibuat tabel tersendiri,
dinamai Neraca Perdagangan (balance of trade) seperti pada tabel 9.2.
dan 9.3. Neraca Perdagangan adalah sebuah laporan ekspor dan impor
barang-barang sebuah negara dengan negara-negara lain dalam satuan
nilai. Ekspor Indonesia tahun 1977/1978 bernilai $10.860 juta, dan
impor bernilai $7.866 juta, masing-masing dipecah-pecah ke dalam
ekspor minyak bumi dan hasilnya beserta gas alam cair dan ekspor di
luar minyak yang terdiri dari karet, kopi, timah, kayu, hasil kelapa
sawit, hasil kelapa, tembakau, lada, teh, kulit kerang, bahan makanan,
bunga dan biji pala, hewan dan hasilnya, bahan rempah-rempah
lainnya, hasil tambang, lain-lain. Apa-apa yang diekspor itu perlu kita
kaji benar-benar, sebab banyak kesimpulan yang dapat ditarik.
Ace Partadiredja
Halaman 19-5
Modul 19 Ekonomi dan Perdagangan Internasional
Misalnya dari nilai ekspor $10.860 juta $7.353 juta atau ± 70 % berasal
dari minyak dan hasil-hasilnya. Berarti sumber devisa Indonesia benarbenar tergantung pada minyak. Kalau terjadi apa-apa dengan minyak, dan
sumber minyak itu mungkin habis pada suatu saat, maka Indonesia akan
kepayahan. Sedang ekspor di luar minyak sebagian besar terdiri dari hasil
pertanian yang belum diolah, sedang pertambangan hanya kurang dari
12%, dan hasil perindustrian tidak nampak. Ini menandakan bahwa hasil
perindustrian kita belum berkembang atau belum mampu bersaing dengan
luar negeri. Karena nilai ekspor lebih tinggi daripada impor, maka
dikatakan neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus. Dahulu
neraca perdagangan yang surplus dianggap baik, sehingga negara-negara
di dunia berlomba-lomba untuk mendorong ekspornya, bahkan kalau
perlu dengan mengorbankan negara lain. Tapi tidak mungkin semua
negara di dunia ini mempunyai surplus neraca perdagangan tanpa ada
satu negarapun yang mengalami defisit dalam neraca perdagangannya.
Sekarang ini neraca perdagangan yang defisit juga belum ten-tu dianggap
buruk selama masih ada alat pembayarannya. Banyak negara yang
mengalami defisit dalam perdagangannya, bahkan negara besar dan kaya
sekalipun.
Meskipun untuk transaksi barang-barang Indonesia mengalami
surplus, tapi transaksi jasa mengalami defisit yang besar, sehingga untuk
barang dan jasa akhirnya mengalami defisit sebanyak $690 juta. Jasa-jasa ini
tercantum pada nomor 3 s/d 8. Ongkos pengangkutan dan asuransi
berhubung dengan impor jelas berarti biaya angkutan laut/udara dan
asuransi untuk barang-barang yang diimpor. Karena barang-barang impor
itu dibeli atas dasar harga f.o.b. berarti harga di atas kapal, maka biaya
angkutan dan asuransi harus di-bayar oleh Indonesia. Perusahaan
angkutan dan asuransi itu umumnya milik negara lain. No. 5 perjalanan
luar negeri adalah biaya perjalanan oleh pegawai, pejabat pemerintah dan
perjalanan ibadah haji. No. 6 pendapatan modal, berarti keuntungan,
bunga, dividen dan lain-lain sebagai pendapatan modal asing yang
ditanam di Indonesia baik langsung dalam perusahaan-perusahaan milik
negara lain maupun tidak langsung dalam bentuk pinjaman. Kita ketahui
bahwa Indonesia menganut politik pintu terbuka bagi penanaman modal
asing. Perusahaan-perusahaan asing ini mendapat keuntungan yang
mungkin ingin dipindahkan (ditransfer) ke negara asalnya. Baris B no. 10
adalah sokongan-sokongan dari pemerintah negara lain pada Indonesia
karena itu merupakan tambahan pada persediaan uang asing.
Jumlah no. 1 sampai 11 menunjukkan angka minus, berarti bahwa
pengurasan devisa lebih besar daripada penambahan devisa. Angka minus
ini harus dibayar oleh Indonesia dari sumber lain, yang dalam hal ini
terdapat pada no. 12 dan seterusnya ke bawah. Pada bagian barang-barang
dan jasa-jasa yang memperlihatkan kemampuan negara dalam hubungan
ekonomi luar negeri terdapat defisit sebanyak $678 juta, yang berasal dari
$2.994 juta — $3.684 juta + $12 juta. Defisit ini terdapat setiap tahun dan
harus dibayar dari sumber lain.
Ace Partadiredja
Halaman 19-6
Modul 19: Ekonomi dan Perdagangan Internasional
Ace Partadiredja
Halaman 19-7
Modul 19: Ekonomi dan Perdagangan Internasional
Ace Partadiredja
Halaman 19-8
Modul 19: Ekonomi dan Perdagangan Internasional
Yang dijadikan sumber untuk membayar adalah pinjaman-pinjaman dari luar
negeri baik swasta maupun pemerintah. Pada akhir Maret 1978 pinjaman
luar negeri ini sudah berjumlah $ 11.505 juta. Jika jumlah penduduk tahun
1978 ini 130 juta maka per kepala orang Indonesia sudah punya utang
sebanyak $88.5. Perlu disadari bahwa utang pada luar negeri itu tidak selalu
berarti buruk selama digunakan untuk menaikkan produksi dalam negeri.
Kalau tabungan dari dalam negeri tidak mencukupi maka salah satu jalan
untuk membiayai pembangunan adalah meminjam. Kalau tidak demikian
berarti tabungan dalam negeri harus ditingkatkan yang mungkin berarti
pajak ditambah, impor dikurangi atau lebih drastik lagi yang orang Indonesia
belum tentu mau.
Neraca pembayaran dinyatakan dengan dollar, karena perhitungan
ekspor, impor dan pembayaran hitung dengan dollar juga. Timbullah
sekarang masalah nilai dollar dihitung dalam rupiah, yang dinamai kurs
dollar atau uang asing umumnya. Berikut ini akan dibahas kurs uang asing
ini.
KURS UANG ASING
Masing-masing negara di dunia ini menggunakan uang yang berbeda
dengan nama yang berbeda juga. Kalau orang-orang di Sulawesi ingin
membeli semen Indarung mereka masih dapat menggunakan uang
rupiah, tapi kalau mereka ingin membeli sepeda motor Honda buatan
Jepang harus Yen-lah yang digunakan. Karena itu dengan satu dan lain
cara mereka harus punya uang Yen. Demikian pula kalau orang jepang
ingin membeli karet Kalimantan Barat mereka harus mempunyai rupiah,
karena Yen tidak boleh diedarkan sebagai alat pembayar di negara
republik ini. Karena itu ekspor dan impor barang-barang antar negara
dengan kesatuan uang yang berbeda itu mengharuskan suatu faktor
ekonomi baru: kurs uang asing, yang menentukan harga uang asing dalam
uang sendiri.
Kompas hari Kamis tanggal 9 Agustus 1979 misalnya memberitakan kurs
uang asing dan emas sebagai berikut :
Nilai beberapa mata uang asing berdasarkan kurs konversi yang
ditetapkan B.I. Jakarta dan nilai tukar beberapa mata uang asing yang
ditetapkan C.I.C. dan A.G.A. Jakarta, hari Rabu 8 Agustus 1979 adalah
sebagai berikut:
Ace Partadiredja
Halaman 19-9
Modul 19: Ekonomi dan Perdagangan Internasional
HARGA EMAS
Harga emas di beberapa pasaran bebas Jakarta, hari Rabu 8
Agustus 1979 siang tercatat sebagai berikut:
Logam Mulia Rp 6.100,—/gram. Emas perhiasan 24 karat Rp
5.900,—/gram; 23 karat Rp 5.600,—/gram; 22 karat Rp 5.250,—/gram.
Harga emas perhiasan tersebut sudah termasuk PPn, tetapi belum
termasuk ongkos pembuatan yang besarnya tergantung dari keadaan
barang. (gst).
Yang dimaksud dengan jual dan beli itu bukan kita sebagai pembaca,
melainkan B.I. atau C.I.C. atau A.G.A. Kalau B.I. membeli dollar AS
harganya adalah Rp 624/$1, sedang kalau B.I. menjual dollar AS
harganya adalah Rp 627,50/$1. Selisihnya merupakan keuntungan
pedagang uang asing. Mata uang asing yang tercantum itu adalah yang
banyak dipakai untuk bayar membayar ekspor impor Indonesia dengan
negara lain.
Seperti jual beli barang-barang lain, jual beli uang asing juga
terjadi di pasar, dapat di toko-toko dengan papan nama "money
changer," di bank-bank pemerintah dan swasta, tapi yang terbesar dan
paling menentukan adalah di Bursa Valuta Asing B.I. Jakarta. Dalam
laporan di atas yang dimaksud dengan MT adalah Mail Transfer, kalau
pemindahan uang itu dengan surat biasa, dan T.T. adalah Telegraphic
Transfer apabila pemindahan uang dengan telegraf, devisa kredit (DK).
DU adalah valuta asing yang berasal dari hasil ekspor yang diwajibkan
untuk dijual kepada Bank Indonesia dengan perantaraan bank-bank devisa.
Dari hasil ekspor itu eksportir menerima nilai rupiahnya sekian persen
(misalnya 90%), sedang sisanya diserahkan kepada pemerintah. Inilah salah
satu sumber cadangan devisa negara sebagai terlihat dalam neraca
pembayaran. D.U. ini boleh dibeli dan digunakan oleh siapapun. D.K.
adalah valuta asing yang berasal dari pinjaman. Penggunaannya ditentukan
Ace Partadiredja
Halaman 19-10
Modul 19: Ekonomi dan Perdagangan Internasional
oleh Menteri Keuangan dan Menteri Perdagangan sesuai dengan program
dan kebijaksanaan pemerintah.
Faktor-faktor apakah yang menentukan tinggi rendahnya harga uang
atau valuta asing ini? Faktor-faktor yang menentukan tinggi rendahnya
kurs valuta asing ini erat hubungannya dengan filsafat negara dan
kebijaksanaan pemerintah. Indonesia pernah mengalami berbagai sistem
penentuan kurs ini. Suatu saat ditetapkan berbagai kurs untuk berbagai
keperluan; sistem ini dinamai multiple exchange rate. Pernah pula
pemerintah menetapkan satu kurs untuk segala macam keperluan. Pada
tingkat permulaan ini kita pusatkan saja pada sistem yang sekarang berlaku.
Sistem ini oleh pemerintah dinamai kurs mengambang yang dikendalikan
(managed floating exchange rate). Seperti barang-barang lain uang-uang
asing ini diperjual belikan. Karena itu harganya akan naik turun sesuai
dengan gelombang permintaan dan penawaran. Kalau suatu saat banyak
orang asing memerlukan barang-barang Indonesia, mereka harus mencari
rupiah untuk membelinya. Permintaan akan uang rupiah naik, karena itu
kurs rupiah akan naik, dengan kata lain nilai rupiah akan naik dan nilai
uang asing akan turun. Demikian pula kalau ada kenaikan atas barangbarang buatan luar negeri dengan akibat kenaikan permintaan akan uang
asing. Karena nilai atas kurs uang asing itu tergantung pada permintaan
dan penawaran, maka kurs ini tidak akan tetap pada satu tingkat saja,
melainkan akan naik turun. Itulah sebabnya disebut mengambang. Tapi
pemerintah berusaha agar ayunan kurs ini tidak terlalu drastik sehingga
meng-goncangkan masyarakat, dengan menyediakan cadangan valuta asing
seperti terlihat pada neraca. Karena itulah maka ayunan kurs ini disebut
dikendalikan. Unsur pengendalian ini akan lebih menonjol daripada
pengambangan, karena itu diharapkan bahwa kurs itu tidak jauh dari yang
dikutip di atas.
Kurs seperti dikutip Kompas itu berlaku atau dimulai semenjak 15
Nopember 1978 yang terkenal dengan kebijaksanaan 15 Nopember (Kenop
15). Kurs sebelumnya adalah Rp 415/$1, yang berjalan selama 7 tahun.
Dengan kebijaksanaan 15 Nopember ini nilai rupiah jadi turun. Dalam kurs
lama nilai rupiah disangkutkan pada nilai dollar AS. Naik turunnya rupiah
tergantung pada naik turunnya dollar. Dengan kebijaksanaan 15 Nopember
ini nilai rupiah tidak lagi dikaitkan pada dollar AS, melainkan
dihubungkan dengan beberapa mata uang asing yang digunakan oleh
Indonesia untuk bayar membayar. Pemerintah menetapkan kurs Rp 415
dulu dan Rp 625 per $1 sekarang dengan perhitungan bahwa permintaan
dan penawaran akan dollar dan mata uang asing lain akan seimbang pada
kurs itu. Dengan kurs itu cadangan devisa dan emas tidak akan dikuras
dan ekspor impor akan berjalan tanpa ketegangan, dan mesin
perekonomian akan tetap berputar dengan lancar.
Kalau kita kaji lebih lanjut kurs ini akhirnya ditentukan oleh hasrat
manusia akan barang-barang impor yang didukung oleh daya beli atau
uang. Permintaan orang akan uang asing ditentukan oleh keinginannya
akan barang-barang impor. Kalau keinginan ini disertai dengan uang akan
Ace Partadiredja
Halaman 19-11
Modul 19: Ekonomi dan Perdagangan Internasional
melonjaklah permintaan akan uang asing. Keinginan orang ini sifatnya
subyektif dan terletak di luar lingkungan ekonomika.
Permintaan dan penawaran tidak selalu dapat menerangkan tinggi
rendahnya kurs mata uang asing. Ketentuan ini hanya berlaku apabila
pemerintah memang membiarkan kekuatan-kekuatan permintaan dan
penawaran untuk dengan bebas melepaskan kekuatannya. Kalau tidak,
maka ada faktor lain yang menentukan, antara lain kekuatan daya beli
uang itu di negara masing-masing. Ini dinamakan paritas daya beli
(purchasing power parity). Teorinya disebut teori paritas daya beli
(purchasing power parity theory). Menurut teori ini kurs uang ditentukan
oleh daya beli uang itu di negara masing-masing. Kalau daya beli uang itu
merosot setengahnya atau dengan kata lain harga-harga naik dua kali lipat,
misalnya saja karena pemerintah menambah jumlah uang beredar dua kali
lipat tanpa menaikkan produksi barang-barang dan jasa-jasa, maka nilai
tukar uang itu terhadap mata uang asing akan merosot setengahnya tanpa
terjadi kenaikan atau penurunan permintaan dan penawaran atas mata
uang asing. Sekarang kurs dollar AS adalah Rp 625. Umpamakan jumlah
uang beredar bertambah dua kali lipat dan harga-harga naik dua kali lipat
yang berarti nilai uang dan daya beli uang merosot setengahnya; maka
nilai tukar rupiah terhadap dollar akan berubah jadi Rp 1.250/$1.
Sebenarnya dengan menambah jumlah uang beredar itu permintaan akan
uang asing juga mungkin bertambah. Tapi yang ditonjolkan dalam teori ini
adalah: andai katapun tidak ada perubahan dalam permintaan dan
penawaran atas mata uang asing maka kurs akan cenderung untuk
berubah. Pengetahuan yang lebih mendalam tentang teori paritas daya beli
akan diperoleh pada tingkat pertengahan dan lanjutan.
Hubungan perdagangan luar negeri, pembangunan ekonomi secara
global, sistem keuangan internasional, dan arus aliran modal antar negara
sekarang ini sudah sedemikian majunya sehingga semua negara merasakan
perlunya lembaga-lembaga internasional yang dapat dijadikan forum kerja
sama antar negara. Terciptalah berbagai lembaga dunia yang antara lain
terlihat juga dalam neraca pembayaran.
LEMBAGA-LEMBAGA INTERNASIONAL
Dalam mempelajari ekonomi dan perniagaan internasional, kita
tidak akan dapat melepaskan diri dari pengetahuan mengenai lembagalembaga internasional. Salah satu di antaranya adalah International Bank
for Reconstruction and Development (IBRD) atau sehari-hari disebut World
Bank atau Bank Dunia. Bank Dunia adalah suatu tipe baru lembaga
investasi internasional untuk memberikan dan menjamin pinjamanpinjaman bagi proyek-proyek rekonstruksi dan pembangunan, baik yang
berasal dari modal sendiri maupun yang diperoleh dari pasar modal
swasta. Bersama-sama dengan International Monetary Fund (IMF) Bank
Dunia ini didirikan pada tahun 1944, menjelang akhir Perang Dunia II, di
satu tempat bernama Bretton Woods, New Hamshire, USA. Sebanyak 44
Ace Partadiredja
Halaman 19-12
Modul 19: Ekonomi dan Perdagangan Internasional
negara, ter-masuk negara-negara sekutu, ikut serta dalam konperensi
pendirian Bank ini dan membantu merumuskan Articles of Agreement.
Kecuali 6 negara, semua negara peserta menjadi anggota pertama ketika
Bank ini memulai usahanya pada bulan Juni 1946. Tiga negara kemudian
keluar, sedang 94 negara lainnya masuk, sehingga seluruhnya jadi 129
negara yang jadi anggota. Keanggotaan Bank ini terbuka bagi semua
negara yang jadi anggota IMF. Ada 2 lembaga lain yang berafiliasi dengan
Bank Dunia ini, yaitu The International Development Association (IDA)
yang memberi pinjaman dengan syarat-syarat yang lunak, dan the
International Finance Corporation (IFC) yang berfungsi mendorong
investasi luar negeri swasta. Afiliasi Bank yang bukan keuangan (non
financial) adalah the International Centre for Settlement of Investment
Disputes (ICSID) yang memberikan mekanisme untuk memecahkan
pertikaian-pertikaian antar pemerintah dan inventor asing (luar negeri).
Usaha pokok Bank Dunia sekarang adalah memberi pinjaman
kepada negara-negara yang sedang berkembang yang menjadi anggota
Bank, untuk proyek-proyek yang produktif. Pinjaman diberikan untuk
membiayai proyek-proyek langsung berproduksi seperti pertanian dan
industri, dan untuk membantu memperbaiki fasilitas-fasilitas seperti
tenaga dan pengangkutan yang mendorong pembangunan. Sejak tahun
1973 Bank mengalihkan perhatiannya terhadap peningkatan produktivitas
penduduk yang paling miskin di negara-negara yang sedang berkembang.
Bank telah membantu menciptakan proyek-proyek yang akan memberikan
impek langsung atas tingkat hidup mereka, misalnya air bersih, pusatpusat kesehatan, dan pendidikan dasar. Demikian pula proyek-proyek
yang dapat menambah produksi dan pendapatan dengan menggunakan
teknik yang sederhana dan murah. Karena sebagian besar rakyat miskin
tinggal di pedesaan, dan karena peningkatan produksi bahan makanan
merupakan prioritas di negara yang sedang berkembang yang mengalami
pertambahan penduduk yang cepat, Bank dan I D A memperbesar
pinjamannya pada pertanian dan pembangunan pedesaan.
Selain memberikan pinjaman, Bank juga memberikan bantuan teknik
dalam arti luas, mulai dari yang tek nik semata-mata hingga ke
kebijaksanaan, perencanaan, organisasi, dan management pembangunan.
Jasa-jasa yang terutama diperlukan oleh anggota adalah ban
tuan Bank dalam identifikasi, persiapan, dan pelaksanaan proyek-proyek.
Bank juga bertindak sebagai koordinator usaha-usaha pembangunan,
sebagai pimpinan dalam bentuk grup-grup atau konsorsia untuk
mengkoordinasi
aliran
dana
dan
bantuan
teknik
kepada
negara-negara yang sedang berkembang. Akhirnya Bank mendukung dan
mengambil inisiati f dalam penelitian dan menerbitkan hasil-hasilnya.
Penelitian ini meliputi masalah-masalah pokok dan proses pembangunan
beserta masalah-masalah yang menjadi perhatian negara-negara yang
sedang berkembang seperti perdagangan dan utang-utang luar negeri.
Aliran dana yang nampak dalam neraca pembayaran setiap negara baik
yang berbentuk pinjaman maupun kredit.
Ace Partadiredja
Halaman 19-13
Modul 19: Ekonomi dan Perdagangan Internasional
Dana untuk pinjaman ini berasal dari 5 sumber utama:
1. Iuran (subscriptions). Bank dimiliki dan dikontrol oleh pemerintah yang
jadi anggotanya. Masing-masing memberikan iuran saham (Shares of
Bank stock) proporsional dengan kemampuan ekonominya. Masingmasing mempunyai suara 250 plus satu untuk setiap saham yang
dimilikinya, yang bernilai $ 100.000 (nilai 1944) per saham. Modal
saham ini berjumlah $30.869 juta. Sebanyak 10 % dari jumlah ini telah
dibayarkan dan sebagian besar daripadanya tersedia untuk
dipinjamkan. Sisanya belum dibayarkan, dan hanya akan diminta
apabila diperlukan untuk memenuhi kewajiban Bank kepada para
investor.
2. Pinjaman (borrowings). Sebagian besar dana Bank untuk dipinjamkan
berasal dari pinjaman dalam pasar modal swasta dan dari lembagalembaga pemerintah melalui penjualan obligasi dan surat-surat utang
(instruments of indebtedness) lain. Pinjaman ini pada bulan Desember
1977 berjumlah $18.478. Jaminan yang diberikan oleh iuran yang belum
dibayarkan disertai dengan reputasi Bank bagi managementnya yang
penuh tanggung jawab memungkinkan untuk meminjam dengan
syarat-syarat yang sama dengan yang diberikan oleh berbagai pasar
modal pada surat-surat berharga pemerintahnya sendiri. Ditambah lagi
dengan iuran yang tidak berbunga tadi memungkinkan Bank untuk
memberikan pinjaman dengan syarat-syarat yang lunak bagi negaranegara anggota yang sedang berkembang.
3. Pembayaran kembali alas pinjaman (repayments on loans). Pembayaran
kcmbali pinjaman-pinjaman dari berbagai negara kepada Bank tersedia
untuk seterusnya dipinjamkan lagi kepada negara lain.
4. Penjualan pinjaman (sales of loans). Bank juga sering menjual lagi
sebagian dari pinjamannya kepada investor lain, terutama bank-bank
komersiil. Hingga Desember 1977 berjumlah $2.742 juta.
5. Penghasilan dari operasi (earnings from operations). Semua penghasilan
bank (kecuali untuk biaya administrasi, bunga dan biaya finansiil,
grants untuk berbagai maksud, dan dana-dana yang harus disisihkan)
juga tersedia untuk dipinjamkan. Penghasilan ini terdiri dari bunga,
pungutan-pungutan lain, dan penghasilan dari surat-surat berharga
angka pendek.
Pada tahun 1960 International Development Association didirikan
sebagai afiliasi dari Bank Dunia. Tugasnya adalah untuk memberikan
pinjaman kepada negara-negara miskin dengan syarat-syarat yang ringan:
jangka waktu 50 tahun, tanpa bunga, biaya pelayanan (service charge)
3/4% per tahun. Untuk membedakannya dengan pinjaman Bank Dunia
yang disebut "loan", maka pinjaman IDA ini disebut "credit." Sumber
dananya berasal dari iuran dan sumbangan, terutama dari pemerintah
golongan I (Part I) yaitu negara-negara kaya dan berkembang. Sedangkan
pemerintah negara golongan II (Part II) yaitu negara-negara yang sedang
berkembang membayarkan 10% dari sumbangannya (initial subscriptions).
Sumber lain berbentuk grants dari pendapatan netto Bank Dunia.
Ace Partadiredja
Halaman 19-14
Modul 19: Ekonomi dan Perdagangan Internasional
International Finance Corporation didirikan tahun 1956 untuk
mengisi kekurangan pinjaman Bank Dunia, kepada sektor swasta.
Tujuannya adalah untuk mendorong, menggalakkan, dan membantu
pertumbuhan usaha swasta produktif dan pasar modal dalam negeri di
negara-negara sedang berkembang. Hal ini dikerjakan dengan
menanamkan modalnya dan dengan bertindak sebagai katalist untuk
mengumpulkan sumber-sumber keuangan, management, dan teknologi
yang diperlukan agar dapat memperluas usaha-usaha yang ada dan
mendirikan yang baru. Pinjaman diberikan tanpa jaminan pemerintah.
Ada 106 negara anggota Bank Dunia masuk dalam IFC. Masingmasing anggota mempunyai 250 suara plus satu untuk masing-masing
saham yang dimilikinya.
Seperti juga Bank Dunia maka IMF didirikan pada tahun 1944
bersama-sama dengan Bank Dunia. Tugasnya adalah untuk mengamati,
memberi saran dan mencapai persetujuan bersama dalam bidang keuangan
di dunia, misalnya bagaimana memperoleh dan menentukan nilai tukar
yang stabil di antara berbagai negara. Tugas kewajiban, organisasi, dan
cara kerja IMF ini demikian luasnya sehingga memerlukan buku tersendiri.
Ekonomi dan perdagangan internasional menjadi suatu cabang ilmu
tersendiri pada tingkat pertengahan dan lanjut. Pada fakultas-fakultas
ekonomi dapat dijadikan spesialisasi dalam jurusan umum. Di dalamnya
dibicarakan juga berbagai teori, perjanjian internasional seperti GATT,
politik proteksi dan tarif, perdagangan bebas dan sebagainya. Pada tingkat
elementer ini memadailah kalau pembaca dapat mengerti apa itu neraca
pembayaran, neraca perdagangan, dan lembaga-lembaga yang ada
hubungannya dengan kedua neraca itu.
Ace Partadiredja
Halaman 19-15
Modul 19: Ekonomi dan Perdagangan Internasional
LATIHAN
1. Apakah perlunya perdagangan internasional?
2. Terangkan arti keuntungan absolut/mutlak dan keuntungan
komparatif dengan contoh-contohnya!
3. Asumsi apakah yang terdapat di belakang teori atau hukum
keuntungan komparatif?
4. Apa maksud dibuatnya neraca pembayaran dan neraca perdagangan ?
5. Bagaimana menilai suatu transaksi luar negeri sebagai plus atau
minus kredit atau debit?
6. Pelajarilah susunan ekspor Indonesia, mana komponen terbesar, dan
mana komponen yang dapat diperkembangkan di masa yang akan
datang!
7. Bagaimanakah menutup defisit neraca perdagangan dan jasa?
8. Kalau Indonesia meminjam dana dari Bank Dunia, dan kemudian
direalisasikan (di-transfer) di manakah aliran dana itu akan nampak
dalam neraca pembayaran?
9. Apakah manfaat utang luar negeri?
10. Bagaimanakah kurs uang asing itu ditetapkan?
11. Terangkan arti managed floating exchange rate!
12. Bahaslah teori paritas dayabeli!
13. Lembaga internasional apakah yang mendorong pinjaman pada
perusahaan swasta?
Ace Partadiredja
Halaman 19-16
Download