Modul 19 Ekonomi dan Perdagangan Internasional EKONOMI DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL TIK: Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa memahami keunggulan komparatif dalam perdagangan internasional, neraca pembayara, neraca perdagangan, kurs valuta asing dan kajian terhadap lembaga internasional. TIU: Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu menganalisis aliran transaksi ekonomi luar negeri dan dampaknya terhadap neraca pembayaran Indonesia. Sub Pembahasan: Teori Keunggulan Komparatif Neraca Pembayaran Kurs Valuta Asing Lembaga-Lembaga Internasional Salah satu komponen yang menentukan tinggi rendahnya Pendapatan Nasional yang masih belum dibicarakan adalah ekspor dan impor. Pada bab ini akan dikemukakan ekspor dan impor dan segala sesuatu yang ada hubungannya dengan itu. Pada tingkat lanjut ilmu ini akan berkembang ke arah ilmu ekonomi internasional sebagai cabang ilmu ekonomi yang merupakan spesialisasi tersendiri. Pada zaman sekarang ini hampir tidak ada negara di dunia ini yang tidak mempunyai hubungan ekonomi luar negeri. Buat Indonesia dan negara-negara Asean umumnya hubungan ekonomi luar negeri ini merupakan kegiatan dan bagian yang amat penting dalam kehidupan ekonomi negara. Barang-barang impor seperti sepeda motor dan kendaraan roda 4 sudah menyebar ke pelosok-pelosok desa dan ke pulaupulau yang dulunya terpencil. Demikian pula barang-barang ekspor yang mungkin berasal dari hutan rimba belantara, seperti kayu, karet dan hasil hutan lainnya terdapat di kota-kota metropolitan New York, Tokyo, London, dan Paris sebagai perabotan rumah yang mewah, ban mobil atau kosmetika. Tidak hanya barang-barang saja yang berseliweran lewat batas negara itu, tapi juga jasa-jasa, modal, orang-orang, dan uang. Kapal terbang dari berbagai perusahaan penerbangan luar negeri berdatangan ke Ace Partadiredja Halaman 19-1 Modul 19 Ekonomi dan Perdagangan Internasional bandar-bandar udara Halim, Ngurah Rai, Polonia, dan lain-lain dan pesawat-pesawat Garuda mendarat di Amsterdam, Hongkong, dan Sydney mengangkut orang-orang dan barang-barang dengan menerima pembayaran rupiah atau uang asing sebagai balas jasa. Modal perusahaanperusahaan raksasa multi nasional dari Eropa Barat, Jepang, Australia, Amerika Serikat, dan lain-lain mengalir ke Indonesia, langsung ditanamkan dalam bentuk perusahaan-perusahaan atau tidak langsung sebagai pinjaman dengan balas jasanya berbentuk keuntungan dan bunga yang mengalir kembali ke negara asalnya atau negara lain sebagai investasi baru. Wisatawan asing macam-macam berbondong-bondong datang ke Bali, Yogyakarta dan lain-lain tempat pariwisata, dan sebaliknya pula pedagang, pegawai dan mahasiswa berseliweran pergi ke luar negeri untuk tugas dinas atau hanya sekedar belanja atau berwisata. Apakah sebabnya negara-negara mempunyai hubungan ekonomi luar negeri? Apa sebabnya negara-negara mengekspor dan mengimpor barang-barang dan jasa-jasa? Sebab utama terletak pada perbedaan kekayaan sumber alam berbentuk mineral, iklim, kesuburan tanah, kekayaan laut, dan tenaga. Perbedaan iklim dan kesuburan tanah membuat hasil bumi daerah tropis dan sub-tropis berbeda-beda. Daerah tropis dapat menghasilkan pisang, nanas, kelapa, karet, kopi dan lain-lain yang juga disenangi oleh penduduk daerah sub-tropis. Sedang daerah sub-tropis menghasilkan gandum, pear, anggur, peach dan lain-lain yang juga digemari penduduk daerah tropis. Dalam kekayaan mineral juga tidak semua negara menghasilkan besi, batu bara, atau emas, padahal diperebutkan oleh semua negara di dunia. Karena perbedaan kekayaan sumber alam ini berbeda-beda pula corak perekonomian negara-negara di dunia. Dan karena masing-masing negara saling membutuhkan hasil produksi negara-negara lainnya timbullah perdagangan internasional. Dalam hal ini yang menjadi sebab timbulnya perdagangan internasional adalah keuntungan masing-masing negara dibandingkan dengan negara lain. Keuntungan semacam ini dinamai keuntungan absolut/mutlak sesuatu negara atas negara lain. Negara-negara tropis mempunyai 'keuntungan mutlak atas negara-negara sub tropis dalam produksi karet, kopi, kelapa, mangga, atau pisang. Negara-negara substropis mempunyai keuntungan mutlak atas negara-negara tropis dalam produksi gandum, pear, peach dan lain-lain. Perdagangan internasional akan saling menguntungkan. Tetapi dalam prakteknya tidak semua negara mempunyai keuntungan mutlak dalam produksi sesuatu barang. Ada negara-negara yang mampu menghasilkan berbagai macam barang dengan biaya yang lebih murah daripada negara lain, dan ada pula negara-negara yang biaya produksi berbagai barang itu lebih mahal daripada negara lain, atau dengan perkataan lain apa-apa serba mahal. Nampaknya untuk negara-negara yang serba mahal ini tidak mungkin berdagang karena tidak akan mampu bersaing. Tapi ternyata bahwa untuk negara-negara semacam inipun masih menguntungkan juga untuk berdagang. Mereka masih mempunyai keuntungan komparatif, atau biaya komparatif (comparative Ace Partadiredja Halaman 19-2 Modul 19 Ekonomi dan Perdagangan Internasional advantage atau comparative cost). TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF Untuk memahami hukum keuntungan komparatif ini kita umpamakan dua negara: Jepang dan Indonesia yang dua-duanya mampu menghasilkan barang-barang industri dan hasil pertanian, tapi dengan biaya yang berbeda. Umpamakan Jepang mampu menghasilkan barangbarang industri dan pertanian dengan biaya yang lebih murah daripada Indonesia, atau biaya produksi kedua jenis barang itu di Indonesia lebih mahal daripada di Jepang. Nampaknya dengan kondisi seperti itu tidak perlu ada perdagangan antara Indonesia dengan Jepang, sudah saja semua barang industri dan pertanian dihasilkan di Jepang, dan Jepang swasembada dalam kedua barang itu. Tetapi Indonesia akan memperoleh keun-tungan komparatif apabila mengkhususkan diri dalam produksi salah satu barang, dan Jepang pun demikian juga. Keuntungan komparatif ini dapat dijelaskan dengan tabel berikut: Barang industri Hasil pertanian : : Jepang 1 jam kerja 2 jam kerja Indonesia 3 jam kerja 4 jam kerja Diumpamakan bahwa Jepang dapat memproduksi barang industri dan pertanian dengan biaya yang lebih. murah daripada Indonesia. Katakan yang jadi satuan biaya adalah banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan untuk membuat barang itu. Di Jepang untuk memproduksi barang industri diperlukan 1 jam kerja, dan hasil pertanian 2 jam kerja. Sedang di Indonesia untuk kedua jenis barang itu masing-masing 3 dan 4 jam kerja. Tapi akhirnya akan lebih menguntungkan apabila Jepang mengkhususkan diri dalam produksi barang industri, di mana Jepang mempunyai keuntungan komparatif tertinggi, Indonesia 1 mengkhususkan diri dalam hasil pertanian, dan kedua negara itu berdagang dalam kedua barang itu. Kuncinya terletak dalam perbandingan nilai barang industri dan hasil pertanian di negara masing-masing. Di Jepang hasil pertanian adalah 2 kali lebih mahal daripada barang industri; atau pengorbanan 1 unit barang industri hanya dapat ditukar dengan 1/2 unit hasil pertanian. Sedang di Indonesia hasil pertanian hanya 1 1/3 kali lebih mahal daripada barang industri, atau pengorbanan 1 unit barang industri dapat ditukar dengan 3/4 hasil pertanian. Dengan perdagangan bebas akan menguntungkanlah kiranya kalau barang-barang industri di Jepang di kirimkan ke Indonesia untuk memperoleh hasil pertanian Indonesia yang lebih banyak, sebab kalau ditukar di Jepang hanya 1/2 unit hasil pertanian, sedang kalau ditukar di Indonesia akan didapat 3/4 unit hasil pertanian. Sebaliknya buat Indonesia akan lebih menguntungkan untuk mengkhususkan diri dalam hasil pertanian, sebab 1 unit hasil pertanian dapat ditukar dengan 4/3 unit barang industri, sedang kalau ditukar di Ace Partadiredja Halaman 19-3 Modul 19 Ekonomi dan Perdagangan Internasional Jepang dapat diperoleh 2 unit barang industri. Teori keunggulan komparatif ini berlaku baik untuk hanya 2 barang saja maupun banyak, baik untuk 2 negara saja ataupun beberapa negara; tapi, perhitungannya lebih ruwet. Kenyataannya hubungan antar negara yang didasarkan pada teori keunggulan komparatif murni tidak ada, yang ada hanyalah yang mendekati itu, karena teori ini memerlukan syaratsyarat tertentu. Pertama, ekspor-impor dijalankan dengan barter yaitu pertukaran barang dengan barang, sekarang sudah hampir tidak ada lagi. Kedua, tenaga kerja manusia itu dianggap seragam produktivitasnya, kenyataannya tidak demikian. Ketiga, nilai barang langsung diukur dengan jumlah tenaga kerja. Kenyataannya dihitung dengan uang, karena biaya produksi itu tidak hanya terdiri dari upah saja, tapi juga bunga modal, sewa tanah, biaya bahan mentah, dan bahkan keuntungan pengusaha juga dimasukkan. Keempat, biaya angkutan tidak ada. Kenyataannya biaya angkutan barang antar negara ini besar. Kelima, biaya produksi perusahaan-perusahaan pembuat barang diketahui oleh siapapun, sehingga dapat diperbandingkan. Sekarang biaya produksi ini dirahasiakan, yang diketahui hanyalah harga yang ditawarkan yang belum tentu mencerminkan biaya. Karena berbagai persyaratan seperti itu tidak begitu mudah lagi untuk menentukan dalam bidang apa sajakah sesuatu negara itu harus mengkhususkan diri. Faktor-faktor politik dan pertahanan juga amat menentukan barang apa yang akan dihasilkan suatu negara. Meskipun suatu barang dapat dihasilkan di luar negeri dengan murah dan kita dapat membelinya dengan menguntungkan, tapi kalau dari segi pertahanan akan membahayakan maka barang itu akan dihasilkan di dalam negeri juga. Dengan demikian peredaran barang dan jasa antar negara tidak selalu ditentukan oleh keuntungan komparatif, melainkan ditentukan oleh faktor-faktor lain juga. Ini semua dialami oleh Indonesia dan negara-negara tetangganya. Memang dalam membahas kebijaksanaan negara sering juga keuntungan komparatif ini dikemukakan, tapi sering juga kalah. Misalnya apakah Indonesia perlu menghasilkan beras sendiri sebanyak-banyaknya sehingga swasembada dan tidak perlu mengimpor lagi, ataukah mengimpor saja dari Thailand dan Burma, dan mempersilahkan mereka menghasilkannya, mungkin dengan biaya yang lebih murah. Kalau mengimpor saja bagaimana apabila terjadi sesuatu yang tidak dikehendaki dengan Thailand dan Burma, katakanlah bahwa mereka diserbu negara lain sehingga tidak boleh mengekspor beras lagi. Kesimpulannya adalah bahwa Indonesia harus menghasilkan beras sebanyak-banyaknya, sekurang-kurangnya mendekati swasembada. Inilah yang tercantum dalam Repelita I, II, dan III. Namun seperti telah diuraikan pada bab terdahulu tidak ada satu negarapun yang dapat mengasingkan diri dari dunia internasional dan swasembada dalam perekonomiannya. Tiap negara terlibat dalam perdagangan internasional, karena dengan berdagang ini kemakmuran negara jadi bertambah. Karena setiap negara harus berdagang terbitlah masalah bayar Ace Partadiredja Halaman 19-4 Modul 19 Ekonomi dan Perdagangan Internasional membayar, ekspor impor, keuangan internasional, dan bahkan aliran modal karena sekarang ini banyak perusahaan-perusahaan yang membuka cabangnya di luar negeri, yang dinamai multi national coorporation. Di Indonesia multi national corparation ini banyak sekali, yang dapat kita baca di surat-surat kabar dan majalah-majalah. Untuk itu kita beralih ke soal neraca pembayaran. NERACA PEMBAYARAN Neraca pembayaran (balance of payment) adalah suatu laporan yang berisi berbagai kegiatan ekonomi suatu negara dalam hubungannya dengan kegiatan ekonomi luar negara. Untuk Indonesia lihatlah contohnya pada tabel 9.1. Neraca Pembayaran Indonesia. Neraca ini dinyatakan dalam $ AS, karena transaksi pembayaran dihitung dalam $ AS. Ini menandakan bahwa uang dollar AS diterima di seluruh dunia, dan karenanya disebut juga sebagai uang keras (hard currency). Demikianlah, kalau sesuatu negara itu kuat ekonomi dan militernya maka barang-barangnya diperlukan orang di seluruh dunia, karenanya uangnya juga diterima di mana-mana. Di samping dollar AS juga beberapa mata uang asing telah menjadi uang keras, seperti Yen, Mark Jerman, dan Franc Swiss. Isi neraca pembayaran Indonesia dibagi ke dalam 4 bagian: A. Barang-barang dan jasa-jasa, B. Sokongan-sokongan (Grants), C. Kreasi cadangan devisa, D. Lalu lintas modal dan emas moneter. Negara lain membagi neraca pembayaran ini ke dalam: A. Barang-barang dan jasajasa (current account), B. Aliran modal (capital account), dan C. Aliran cadangan dan emas (reserve and gold asset movement). Pada kolomkolom di bawah tahun selalu ada tanda plus atau minus, atau kadangkadang dipakai juga credit dan debit. Setiap peristiwa atau transaksi yang mengakibatkan tambahan uang asing akan dicatat plus atau kredit, setiap peristiwa yang mengakibatkan pengurangan uang asing akan dicatat minus atau debit. Nomor 1, barang dagangan, ekspor dicatat plus karena menambah cadangan atau persediaan uang asing, dan impor dicatat minus atau debit, karena mengurangi persediaan uang asing. Nomor 1 ini disendirikan dan dapat dibuat tabel tersendiri, dinamai Neraca Perdagangan (balance of trade) seperti pada tabel 9.2. dan 9.3. Neraca Perdagangan adalah sebuah laporan ekspor dan impor barang-barang sebuah negara dengan negara-negara lain dalam satuan nilai. Ekspor Indonesia tahun 1977/1978 bernilai $10.860 juta, dan impor bernilai $7.866 juta, masing-masing dipecah-pecah ke dalam ekspor minyak bumi dan hasilnya beserta gas alam cair dan ekspor di luar minyak yang terdiri dari karet, kopi, timah, kayu, hasil kelapa sawit, hasil kelapa, tembakau, lada, teh, kulit kerang, bahan makanan, bunga dan biji pala, hewan dan hasilnya, bahan rempah-rempah lainnya, hasil tambang, lain-lain. Apa-apa yang diekspor itu perlu kita kaji benar-benar, sebab banyak kesimpulan yang dapat ditarik. Ace Partadiredja Halaman 19-5 Modul 19 Ekonomi dan Perdagangan Internasional Misalnya dari nilai ekspor $10.860 juta $7.353 juta atau ± 70 % berasal dari minyak dan hasil-hasilnya. Berarti sumber devisa Indonesia benarbenar tergantung pada minyak. Kalau terjadi apa-apa dengan minyak, dan sumber minyak itu mungkin habis pada suatu saat, maka Indonesia akan kepayahan. Sedang ekspor di luar minyak sebagian besar terdiri dari hasil pertanian yang belum diolah, sedang pertambangan hanya kurang dari 12%, dan hasil perindustrian tidak nampak. Ini menandakan bahwa hasil perindustrian kita belum berkembang atau belum mampu bersaing dengan luar negeri. Karena nilai ekspor lebih tinggi daripada impor, maka dikatakan neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus. Dahulu neraca perdagangan yang surplus dianggap baik, sehingga negara-negara di dunia berlomba-lomba untuk mendorong ekspornya, bahkan kalau perlu dengan mengorbankan negara lain. Tapi tidak mungkin semua negara di dunia ini mempunyai surplus neraca perdagangan tanpa ada satu negarapun yang mengalami defisit dalam neraca perdagangannya. Sekarang ini neraca perdagangan yang defisit juga belum ten-tu dianggap buruk selama masih ada alat pembayarannya. Banyak negara yang mengalami defisit dalam perdagangannya, bahkan negara besar dan kaya sekalipun. Meskipun untuk transaksi barang-barang Indonesia mengalami surplus, tapi transaksi jasa mengalami defisit yang besar, sehingga untuk barang dan jasa akhirnya mengalami defisit sebanyak $690 juta. Jasa-jasa ini tercantum pada nomor 3 s/d 8. Ongkos pengangkutan dan asuransi berhubung dengan impor jelas berarti biaya angkutan laut/udara dan asuransi untuk barang-barang yang diimpor. Karena barang-barang impor itu dibeli atas dasar harga f.o.b. berarti harga di atas kapal, maka biaya angkutan dan asuransi harus di-bayar oleh Indonesia. Perusahaan angkutan dan asuransi itu umumnya milik negara lain. No. 5 perjalanan luar negeri adalah biaya perjalanan oleh pegawai, pejabat pemerintah dan perjalanan ibadah haji. No. 6 pendapatan modal, berarti keuntungan, bunga, dividen dan lain-lain sebagai pendapatan modal asing yang ditanam di Indonesia baik langsung dalam perusahaan-perusahaan milik negara lain maupun tidak langsung dalam bentuk pinjaman. Kita ketahui bahwa Indonesia menganut politik pintu terbuka bagi penanaman modal asing. Perusahaan-perusahaan asing ini mendapat keuntungan yang mungkin ingin dipindahkan (ditransfer) ke negara asalnya. Baris B no. 10 adalah sokongan-sokongan dari pemerintah negara lain pada Indonesia karena itu merupakan tambahan pada persediaan uang asing. Jumlah no. 1 sampai 11 menunjukkan angka minus, berarti bahwa pengurasan devisa lebih besar daripada penambahan devisa. Angka minus ini harus dibayar oleh Indonesia dari sumber lain, yang dalam hal ini terdapat pada no. 12 dan seterusnya ke bawah. Pada bagian barang-barang dan jasa-jasa yang memperlihatkan kemampuan negara dalam hubungan ekonomi luar negeri terdapat defisit sebanyak $678 juta, yang berasal dari $2.994 juta — $3.684 juta + $12 juta. Defisit ini terdapat setiap tahun dan harus dibayar dari sumber lain. Ace Partadiredja Halaman 19-6 Modul 19: Ekonomi dan Perdagangan Internasional Ace Partadiredja Halaman 19-7 Modul 19: Ekonomi dan Perdagangan Internasional Ace Partadiredja Halaman 19-8 Modul 19: Ekonomi dan Perdagangan Internasional Yang dijadikan sumber untuk membayar adalah pinjaman-pinjaman dari luar negeri baik swasta maupun pemerintah. Pada akhir Maret 1978 pinjaman luar negeri ini sudah berjumlah $ 11.505 juta. Jika jumlah penduduk tahun 1978 ini 130 juta maka per kepala orang Indonesia sudah punya utang sebanyak $88.5. Perlu disadari bahwa utang pada luar negeri itu tidak selalu berarti buruk selama digunakan untuk menaikkan produksi dalam negeri. Kalau tabungan dari dalam negeri tidak mencukupi maka salah satu jalan untuk membiayai pembangunan adalah meminjam. Kalau tidak demikian berarti tabungan dalam negeri harus ditingkatkan yang mungkin berarti pajak ditambah, impor dikurangi atau lebih drastik lagi yang orang Indonesia belum tentu mau. Neraca pembayaran dinyatakan dengan dollar, karena perhitungan ekspor, impor dan pembayaran hitung dengan dollar juga. Timbullah sekarang masalah nilai dollar dihitung dalam rupiah, yang dinamai kurs dollar atau uang asing umumnya. Berikut ini akan dibahas kurs uang asing ini. KURS UANG ASING Masing-masing negara di dunia ini menggunakan uang yang berbeda dengan nama yang berbeda juga. Kalau orang-orang di Sulawesi ingin membeli semen Indarung mereka masih dapat menggunakan uang rupiah, tapi kalau mereka ingin membeli sepeda motor Honda buatan Jepang harus Yen-lah yang digunakan. Karena itu dengan satu dan lain cara mereka harus punya uang Yen. Demikian pula kalau orang jepang ingin membeli karet Kalimantan Barat mereka harus mempunyai rupiah, karena Yen tidak boleh diedarkan sebagai alat pembayar di negara republik ini. Karena itu ekspor dan impor barang-barang antar negara dengan kesatuan uang yang berbeda itu mengharuskan suatu faktor ekonomi baru: kurs uang asing, yang menentukan harga uang asing dalam uang sendiri. Kompas hari Kamis tanggal 9 Agustus 1979 misalnya memberitakan kurs uang asing dan emas sebagai berikut : Nilai beberapa mata uang asing berdasarkan kurs konversi yang ditetapkan B.I. Jakarta dan nilai tukar beberapa mata uang asing yang ditetapkan C.I.C. dan A.G.A. Jakarta, hari Rabu 8 Agustus 1979 adalah sebagai berikut: Ace Partadiredja Halaman 19-9 Modul 19: Ekonomi dan Perdagangan Internasional HARGA EMAS Harga emas di beberapa pasaran bebas Jakarta, hari Rabu 8 Agustus 1979 siang tercatat sebagai berikut: Logam Mulia Rp 6.100,—/gram. Emas perhiasan 24 karat Rp 5.900,—/gram; 23 karat Rp 5.600,—/gram; 22 karat Rp 5.250,—/gram. Harga emas perhiasan tersebut sudah termasuk PPn, tetapi belum termasuk ongkos pembuatan yang besarnya tergantung dari keadaan barang. (gst). Yang dimaksud dengan jual dan beli itu bukan kita sebagai pembaca, melainkan B.I. atau C.I.C. atau A.G.A. Kalau B.I. membeli dollar AS harganya adalah Rp 624/$1, sedang kalau B.I. menjual dollar AS harganya adalah Rp 627,50/$1. Selisihnya merupakan keuntungan pedagang uang asing. Mata uang asing yang tercantum itu adalah yang banyak dipakai untuk bayar membayar ekspor impor Indonesia dengan negara lain. Seperti jual beli barang-barang lain, jual beli uang asing juga terjadi di pasar, dapat di toko-toko dengan papan nama "money changer," di bank-bank pemerintah dan swasta, tapi yang terbesar dan paling menentukan adalah di Bursa Valuta Asing B.I. Jakarta. Dalam laporan di atas yang dimaksud dengan MT adalah Mail Transfer, kalau pemindahan uang itu dengan surat biasa, dan T.T. adalah Telegraphic Transfer apabila pemindahan uang dengan telegraf, devisa kredit (DK). DU adalah valuta asing yang berasal dari hasil ekspor yang diwajibkan untuk dijual kepada Bank Indonesia dengan perantaraan bank-bank devisa. Dari hasil ekspor itu eksportir menerima nilai rupiahnya sekian persen (misalnya 90%), sedang sisanya diserahkan kepada pemerintah. Inilah salah satu sumber cadangan devisa negara sebagai terlihat dalam neraca pembayaran. D.U. ini boleh dibeli dan digunakan oleh siapapun. D.K. adalah valuta asing yang berasal dari pinjaman. Penggunaannya ditentukan Ace Partadiredja Halaman 19-10 Modul 19: Ekonomi dan Perdagangan Internasional oleh Menteri Keuangan dan Menteri Perdagangan sesuai dengan program dan kebijaksanaan pemerintah. Faktor-faktor apakah yang menentukan tinggi rendahnya harga uang atau valuta asing ini? Faktor-faktor yang menentukan tinggi rendahnya kurs valuta asing ini erat hubungannya dengan filsafat negara dan kebijaksanaan pemerintah. Indonesia pernah mengalami berbagai sistem penentuan kurs ini. Suatu saat ditetapkan berbagai kurs untuk berbagai keperluan; sistem ini dinamai multiple exchange rate. Pernah pula pemerintah menetapkan satu kurs untuk segala macam keperluan. Pada tingkat permulaan ini kita pusatkan saja pada sistem yang sekarang berlaku. Sistem ini oleh pemerintah dinamai kurs mengambang yang dikendalikan (managed floating exchange rate). Seperti barang-barang lain uang-uang asing ini diperjual belikan. Karena itu harganya akan naik turun sesuai dengan gelombang permintaan dan penawaran. Kalau suatu saat banyak orang asing memerlukan barang-barang Indonesia, mereka harus mencari rupiah untuk membelinya. Permintaan akan uang rupiah naik, karena itu kurs rupiah akan naik, dengan kata lain nilai rupiah akan naik dan nilai uang asing akan turun. Demikian pula kalau ada kenaikan atas barangbarang buatan luar negeri dengan akibat kenaikan permintaan akan uang asing. Karena nilai atas kurs uang asing itu tergantung pada permintaan dan penawaran, maka kurs ini tidak akan tetap pada satu tingkat saja, melainkan akan naik turun. Itulah sebabnya disebut mengambang. Tapi pemerintah berusaha agar ayunan kurs ini tidak terlalu drastik sehingga meng-goncangkan masyarakat, dengan menyediakan cadangan valuta asing seperti terlihat pada neraca. Karena itulah maka ayunan kurs ini disebut dikendalikan. Unsur pengendalian ini akan lebih menonjol daripada pengambangan, karena itu diharapkan bahwa kurs itu tidak jauh dari yang dikutip di atas. Kurs seperti dikutip Kompas itu berlaku atau dimulai semenjak 15 Nopember 1978 yang terkenal dengan kebijaksanaan 15 Nopember (Kenop 15). Kurs sebelumnya adalah Rp 415/$1, yang berjalan selama 7 tahun. Dengan kebijaksanaan 15 Nopember ini nilai rupiah jadi turun. Dalam kurs lama nilai rupiah disangkutkan pada nilai dollar AS. Naik turunnya rupiah tergantung pada naik turunnya dollar. Dengan kebijaksanaan 15 Nopember ini nilai rupiah tidak lagi dikaitkan pada dollar AS, melainkan dihubungkan dengan beberapa mata uang asing yang digunakan oleh Indonesia untuk bayar membayar. Pemerintah menetapkan kurs Rp 415 dulu dan Rp 625 per $1 sekarang dengan perhitungan bahwa permintaan dan penawaran akan dollar dan mata uang asing lain akan seimbang pada kurs itu. Dengan kurs itu cadangan devisa dan emas tidak akan dikuras dan ekspor impor akan berjalan tanpa ketegangan, dan mesin perekonomian akan tetap berputar dengan lancar. Kalau kita kaji lebih lanjut kurs ini akhirnya ditentukan oleh hasrat manusia akan barang-barang impor yang didukung oleh daya beli atau uang. Permintaan orang akan uang asing ditentukan oleh keinginannya akan barang-barang impor. Kalau keinginan ini disertai dengan uang akan Ace Partadiredja Halaman 19-11 Modul 19: Ekonomi dan Perdagangan Internasional melonjaklah permintaan akan uang asing. Keinginan orang ini sifatnya subyektif dan terletak di luar lingkungan ekonomika. Permintaan dan penawaran tidak selalu dapat menerangkan tinggi rendahnya kurs mata uang asing. Ketentuan ini hanya berlaku apabila pemerintah memang membiarkan kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran untuk dengan bebas melepaskan kekuatannya. Kalau tidak, maka ada faktor lain yang menentukan, antara lain kekuatan daya beli uang itu di negara masing-masing. Ini dinamakan paritas daya beli (purchasing power parity). Teorinya disebut teori paritas daya beli (purchasing power parity theory). Menurut teori ini kurs uang ditentukan oleh daya beli uang itu di negara masing-masing. Kalau daya beli uang itu merosot setengahnya atau dengan kata lain harga-harga naik dua kali lipat, misalnya saja karena pemerintah menambah jumlah uang beredar dua kali lipat tanpa menaikkan produksi barang-barang dan jasa-jasa, maka nilai tukar uang itu terhadap mata uang asing akan merosot setengahnya tanpa terjadi kenaikan atau penurunan permintaan dan penawaran atas mata uang asing. Sekarang kurs dollar AS adalah Rp 625. Umpamakan jumlah uang beredar bertambah dua kali lipat dan harga-harga naik dua kali lipat yang berarti nilai uang dan daya beli uang merosot setengahnya; maka nilai tukar rupiah terhadap dollar akan berubah jadi Rp 1.250/$1. Sebenarnya dengan menambah jumlah uang beredar itu permintaan akan uang asing juga mungkin bertambah. Tapi yang ditonjolkan dalam teori ini adalah: andai katapun tidak ada perubahan dalam permintaan dan penawaran atas mata uang asing maka kurs akan cenderung untuk berubah. Pengetahuan yang lebih mendalam tentang teori paritas daya beli akan diperoleh pada tingkat pertengahan dan lanjutan. Hubungan perdagangan luar negeri, pembangunan ekonomi secara global, sistem keuangan internasional, dan arus aliran modal antar negara sekarang ini sudah sedemikian majunya sehingga semua negara merasakan perlunya lembaga-lembaga internasional yang dapat dijadikan forum kerja sama antar negara. Terciptalah berbagai lembaga dunia yang antara lain terlihat juga dalam neraca pembayaran. LEMBAGA-LEMBAGA INTERNASIONAL Dalam mempelajari ekonomi dan perniagaan internasional, kita tidak akan dapat melepaskan diri dari pengetahuan mengenai lembagalembaga internasional. Salah satu di antaranya adalah International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) atau sehari-hari disebut World Bank atau Bank Dunia. Bank Dunia adalah suatu tipe baru lembaga investasi internasional untuk memberikan dan menjamin pinjamanpinjaman bagi proyek-proyek rekonstruksi dan pembangunan, baik yang berasal dari modal sendiri maupun yang diperoleh dari pasar modal swasta. Bersama-sama dengan International Monetary Fund (IMF) Bank Dunia ini didirikan pada tahun 1944, menjelang akhir Perang Dunia II, di satu tempat bernama Bretton Woods, New Hamshire, USA. Sebanyak 44 Ace Partadiredja Halaman 19-12 Modul 19: Ekonomi dan Perdagangan Internasional negara, ter-masuk negara-negara sekutu, ikut serta dalam konperensi pendirian Bank ini dan membantu merumuskan Articles of Agreement. Kecuali 6 negara, semua negara peserta menjadi anggota pertama ketika Bank ini memulai usahanya pada bulan Juni 1946. Tiga negara kemudian keluar, sedang 94 negara lainnya masuk, sehingga seluruhnya jadi 129 negara yang jadi anggota. Keanggotaan Bank ini terbuka bagi semua negara yang jadi anggota IMF. Ada 2 lembaga lain yang berafiliasi dengan Bank Dunia ini, yaitu The International Development Association (IDA) yang memberi pinjaman dengan syarat-syarat yang lunak, dan the International Finance Corporation (IFC) yang berfungsi mendorong investasi luar negeri swasta. Afiliasi Bank yang bukan keuangan (non financial) adalah the International Centre for Settlement of Investment Disputes (ICSID) yang memberikan mekanisme untuk memecahkan pertikaian-pertikaian antar pemerintah dan inventor asing (luar negeri). Usaha pokok Bank Dunia sekarang adalah memberi pinjaman kepada negara-negara yang sedang berkembang yang menjadi anggota Bank, untuk proyek-proyek yang produktif. Pinjaman diberikan untuk membiayai proyek-proyek langsung berproduksi seperti pertanian dan industri, dan untuk membantu memperbaiki fasilitas-fasilitas seperti tenaga dan pengangkutan yang mendorong pembangunan. Sejak tahun 1973 Bank mengalihkan perhatiannya terhadap peningkatan produktivitas penduduk yang paling miskin di negara-negara yang sedang berkembang. Bank telah membantu menciptakan proyek-proyek yang akan memberikan impek langsung atas tingkat hidup mereka, misalnya air bersih, pusatpusat kesehatan, dan pendidikan dasar. Demikian pula proyek-proyek yang dapat menambah produksi dan pendapatan dengan menggunakan teknik yang sederhana dan murah. Karena sebagian besar rakyat miskin tinggal di pedesaan, dan karena peningkatan produksi bahan makanan merupakan prioritas di negara yang sedang berkembang yang mengalami pertambahan penduduk yang cepat, Bank dan I D A memperbesar pinjamannya pada pertanian dan pembangunan pedesaan. Selain memberikan pinjaman, Bank juga memberikan bantuan teknik dalam arti luas, mulai dari yang tek nik semata-mata hingga ke kebijaksanaan, perencanaan, organisasi, dan management pembangunan. Jasa-jasa yang terutama diperlukan oleh anggota adalah ban tuan Bank dalam identifikasi, persiapan, dan pelaksanaan proyek-proyek. Bank juga bertindak sebagai koordinator usaha-usaha pembangunan, sebagai pimpinan dalam bentuk grup-grup atau konsorsia untuk mengkoordinasi aliran dana dan bantuan teknik kepada negara-negara yang sedang berkembang. Akhirnya Bank mendukung dan mengambil inisiati f dalam penelitian dan menerbitkan hasil-hasilnya. Penelitian ini meliputi masalah-masalah pokok dan proses pembangunan beserta masalah-masalah yang menjadi perhatian negara-negara yang sedang berkembang seperti perdagangan dan utang-utang luar negeri. Aliran dana yang nampak dalam neraca pembayaran setiap negara baik yang berbentuk pinjaman maupun kredit. Ace Partadiredja Halaman 19-13 Modul 19: Ekonomi dan Perdagangan Internasional Dana untuk pinjaman ini berasal dari 5 sumber utama: 1. Iuran (subscriptions). Bank dimiliki dan dikontrol oleh pemerintah yang jadi anggotanya. Masing-masing memberikan iuran saham (Shares of Bank stock) proporsional dengan kemampuan ekonominya. Masingmasing mempunyai suara 250 plus satu untuk setiap saham yang dimilikinya, yang bernilai $ 100.000 (nilai 1944) per saham. Modal saham ini berjumlah $30.869 juta. Sebanyak 10 % dari jumlah ini telah dibayarkan dan sebagian besar daripadanya tersedia untuk dipinjamkan. Sisanya belum dibayarkan, dan hanya akan diminta apabila diperlukan untuk memenuhi kewajiban Bank kepada para investor. 2. Pinjaman (borrowings). Sebagian besar dana Bank untuk dipinjamkan berasal dari pinjaman dalam pasar modal swasta dan dari lembagalembaga pemerintah melalui penjualan obligasi dan surat-surat utang (instruments of indebtedness) lain. Pinjaman ini pada bulan Desember 1977 berjumlah $18.478. Jaminan yang diberikan oleh iuran yang belum dibayarkan disertai dengan reputasi Bank bagi managementnya yang penuh tanggung jawab memungkinkan untuk meminjam dengan syarat-syarat yang sama dengan yang diberikan oleh berbagai pasar modal pada surat-surat berharga pemerintahnya sendiri. Ditambah lagi dengan iuran yang tidak berbunga tadi memungkinkan Bank untuk memberikan pinjaman dengan syarat-syarat yang lunak bagi negaranegara anggota yang sedang berkembang. 3. Pembayaran kembali alas pinjaman (repayments on loans). Pembayaran kcmbali pinjaman-pinjaman dari berbagai negara kepada Bank tersedia untuk seterusnya dipinjamkan lagi kepada negara lain. 4. Penjualan pinjaman (sales of loans). Bank juga sering menjual lagi sebagian dari pinjamannya kepada investor lain, terutama bank-bank komersiil. Hingga Desember 1977 berjumlah $2.742 juta. 5. Penghasilan dari operasi (earnings from operations). Semua penghasilan bank (kecuali untuk biaya administrasi, bunga dan biaya finansiil, grants untuk berbagai maksud, dan dana-dana yang harus disisihkan) juga tersedia untuk dipinjamkan. Penghasilan ini terdiri dari bunga, pungutan-pungutan lain, dan penghasilan dari surat-surat berharga angka pendek. Pada tahun 1960 International Development Association didirikan sebagai afiliasi dari Bank Dunia. Tugasnya adalah untuk memberikan pinjaman kepada negara-negara miskin dengan syarat-syarat yang ringan: jangka waktu 50 tahun, tanpa bunga, biaya pelayanan (service charge) 3/4% per tahun. Untuk membedakannya dengan pinjaman Bank Dunia yang disebut "loan", maka pinjaman IDA ini disebut "credit." Sumber dananya berasal dari iuran dan sumbangan, terutama dari pemerintah golongan I (Part I) yaitu negara-negara kaya dan berkembang. Sedangkan pemerintah negara golongan II (Part II) yaitu negara-negara yang sedang berkembang membayarkan 10% dari sumbangannya (initial subscriptions). Sumber lain berbentuk grants dari pendapatan netto Bank Dunia. Ace Partadiredja Halaman 19-14 Modul 19: Ekonomi dan Perdagangan Internasional International Finance Corporation didirikan tahun 1956 untuk mengisi kekurangan pinjaman Bank Dunia, kepada sektor swasta. Tujuannya adalah untuk mendorong, menggalakkan, dan membantu pertumbuhan usaha swasta produktif dan pasar modal dalam negeri di negara-negara sedang berkembang. Hal ini dikerjakan dengan menanamkan modalnya dan dengan bertindak sebagai katalist untuk mengumpulkan sumber-sumber keuangan, management, dan teknologi yang diperlukan agar dapat memperluas usaha-usaha yang ada dan mendirikan yang baru. Pinjaman diberikan tanpa jaminan pemerintah. Ada 106 negara anggota Bank Dunia masuk dalam IFC. Masingmasing anggota mempunyai 250 suara plus satu untuk masing-masing saham yang dimilikinya. Seperti juga Bank Dunia maka IMF didirikan pada tahun 1944 bersama-sama dengan Bank Dunia. Tugasnya adalah untuk mengamati, memberi saran dan mencapai persetujuan bersama dalam bidang keuangan di dunia, misalnya bagaimana memperoleh dan menentukan nilai tukar yang stabil di antara berbagai negara. Tugas kewajiban, organisasi, dan cara kerja IMF ini demikian luasnya sehingga memerlukan buku tersendiri. Ekonomi dan perdagangan internasional menjadi suatu cabang ilmu tersendiri pada tingkat pertengahan dan lanjut. Pada fakultas-fakultas ekonomi dapat dijadikan spesialisasi dalam jurusan umum. Di dalamnya dibicarakan juga berbagai teori, perjanjian internasional seperti GATT, politik proteksi dan tarif, perdagangan bebas dan sebagainya. Pada tingkat elementer ini memadailah kalau pembaca dapat mengerti apa itu neraca pembayaran, neraca perdagangan, dan lembaga-lembaga yang ada hubungannya dengan kedua neraca itu. Ace Partadiredja Halaman 19-15 Modul 19: Ekonomi dan Perdagangan Internasional LATIHAN 1. Apakah perlunya perdagangan internasional? 2. Terangkan arti keuntungan absolut/mutlak dan keuntungan komparatif dengan contoh-contohnya! 3. Asumsi apakah yang terdapat di belakang teori atau hukum keuntungan komparatif? 4. Apa maksud dibuatnya neraca pembayaran dan neraca perdagangan ? 5. Bagaimana menilai suatu transaksi luar negeri sebagai plus atau minus kredit atau debit? 6. Pelajarilah susunan ekspor Indonesia, mana komponen terbesar, dan mana komponen yang dapat diperkembangkan di masa yang akan datang! 7. Bagaimanakah menutup defisit neraca perdagangan dan jasa? 8. Kalau Indonesia meminjam dana dari Bank Dunia, dan kemudian direalisasikan (di-transfer) di manakah aliran dana itu akan nampak dalam neraca pembayaran? 9. Apakah manfaat utang luar negeri? 10. Bagaimanakah kurs uang asing itu ditetapkan? 11. Terangkan arti managed floating exchange rate! 12. Bahaslah teori paritas dayabeli! 13. Lembaga internasional apakah yang mendorong pinjaman pada perusahaan swasta? Ace Partadiredja Halaman 19-16