ANALISIS VARIANS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BIAYA (STUDI PADA PD. PASAR KOTA KENDARI) Oleh Santiadji Mustafa dan Dwi Ananda Anugranita Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo Kendari Sulawesi Tenggara Abstract This study aims to find out the level achievement of the realization of the budget as well as the causes of difference between budget and actual budget in 2014. The data used is the qualitative and quantitative data as well as data source in this research are primary and secondary data. This research is using descriptive analysis by variance analysist between budgeted and actual revenues and costs. The results of varians analysist showed that Market Local Company Of Kendari City does not reach the budget targets of the budget due to several factors. But in terms of Cost (Expenditure), Market Local company Of Kendari City has been able to improve efficiency and cost effectiveness in operational activities that prove budget realization lower cost than budgeted. Keywords: Budget revenues and costs I. PENDAHULUAN Perkembangan dan kemajuan suatu Negara sangat dipengaruhi oleh peran dan kinerja sektor publik. Negara republik Indonesia yang bukan merupakan Negara kapitalis maupun Negara sosialis tetapi Negara pancasila juga menjadikan sektor publik sebagai sektor terpenting. Sektor publik memiliki peran yang tidak kecil dalam suatu Negara yang dapat berdampak pada sektor yang lain yaitu sektor swasta maupun sektor sosial. Kegagalan sektor publik dapat berupa kegagalan pemerintah (government failure), kelumpuhan birokrasi, mafia hukum, kekacauan politik, korupsi dan lain sebagainya dapat mengganggu sektor bisnis dan sosial yang dapat memicu kondisi krisis suatu bangsa. Oleh karena itu, untuk kemajuan ekonomi, sosial, politik dan budaya bangsa maka pembangunan sektor publik harus terus dilakukan secara berkelanjutan dan tidak boleh diabaikan. Sehingga dibutuhkan perencanaan dan Pengendalian yang memiliki instrumen penting yaitu anggaran. Anggaran merupakan instrumen perencanaan dan pengendalian yang berperan penting dalam organisasi sektor publik. Tidak seperti di sektor bisnis yang menjadikan anggaran sebagai dokumen publik yang bisa diakses oleh publik untuk diketahui, diberi masukan, dikritisi, dan diperdebatkan. Anggaran sektor publik harus bersifat partisipatif yang melibatkan masyarakat dalam perencanaan anggaran agar aspirasi dan kebutuhan publik dapat diakomodasikan dalam anggaran. Anggaran sektor publik merupakan Blue Print organisasi tentang Jurnal Akuntansi dan Keuangan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, UHO Page 80 rencana program dan kegiatan yang akan dilaksanakan serta masa depan yang akan diwujudkan. Pada prinsipnya, anggaran merupakan batas minimal jumlah yang ditargetkan harus diperoleh oleh pemerintah daerah. Pemerintah daerah dikatakan memiliki kinerja yang baik apabila mampu mencapai pendapatan yang melebihi jumlah yang dianggarkan serta mampu menggunakan anggaran biaya operasional dibawah jumlah yang dianggarkan. Begitu pula sebaliknya apabila realisasi pendapatan dibawah jumlah yang dianggarkan atau realisasi anggaran biaya operasional diatas jumlah yang dianggarkan, maka hal itu dinilai kurang baik. Apabila target pendapatan dapat dicapai bahkan terlampaui, maka hal itu tidak terlalu mengejutkan karena memang seharusnya demikian. Tetapi jika target pendapatan tidak tercapai, hal ini butuh penelusuran lebih lanjut terkait dengan penyebab tidak tercapainya target. PD. Pasar Kota Kendari merupakan badan usaha yang bertanggungjawab terhadap pengelolaan dan penertiban pasar di Kota Kendari. Selain melakukan pengelolaan terhadap kebersihan dan ketertiban pasar Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Kendari juga menerima penghasilan sehubungan dengan pengelolaan pasar yang berupa retribusi-retribusi, sewa lods parker dan lain-lain. Berikut ini adalah data anggaran pendapatan dan biaya serta realisasinya pada tahun 2014. Perbandingan antara anggaran dengan realisasinya merupakan kinerja suatu perusahaan. Jika terjadi perbedaan di antara hal tersebut, kemungkinan yang dapat terjadi adalah bertambahnya biaya atau berkurangnya pendapatan dari yang telah dianggarkan sebelumnya, atau sebaliknya berkurangnya biaya dan bertambahnya pendapatan dari yang direncanakan perusahaan. Seperti pada data yang diperoleh dari PD. Pasar Kota Kendari menunjukkan bahwa Pendapatan pada tahun 2014 terdapat selisih kurang antara Anggaran dengan Realisasinya sebesar Rp. 287,378,623.00 serta begitu pula pada Biaya (Belanja) yang terdapat selisih kurang sebesar Rp 151,256,059.20. Pencapaian target tahun 2014 mengidentifikasikan bahwa perusahaan mengalami hambatan dalam proses pengaktualisasian rancangan anggaran yang telah disusun sebelumnya. Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah anggaran pendapatan dan biaya pada PD. Psaar Kota kendari Favorable?”. Sehingga tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat pencapaian realisasi anggaran pendapatan dan biaya pada PD. Pasar Kota Kendari. II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Laporan Keuangan Kasmir (2014:7) menjelaskan bahwa laporan keuangan menunjukan kondisi perusahaan saat ini yaitu keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca), dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Laporan keuangan sektor publik memberikan tujuan dan juga manfaat bagi para pihak yang memanfaatkannya meliputi masyarakat membayar pakak (Tax payer), pemberi dana bantuan (Donor), investor dan kreditor, masyarakat, pegawai pemerintah, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, UHO Page 81 penyedia barang dan jasa (pelaku bisnis), dewan legislatif, badan pengawas dan advokasi, lembaga-lembaga pemerintah dan internasional serta manajemen untuk pertimbangan pembuatan keputusan ekonomi dan sosial ataupun politik. Manfaat penyajian laporan keuangan adalah sebagai berikut: 1. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi kondisi keuangan terkait dengan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan aktivitasnya serta kebutuhan sumber keuangan jangka pendek dari suatu unit organisasi pemerintahan; 2. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi kondisi ekonomi suatu unit organisasi pemerintahan dan perubahan-perubahan yang telah dan akan terjadi; 3. Memberikan informasi keuangan untuk memonitor kinerja, kesesuaiannya dengan peraturan perundang-undangan, kontrak yang telah disepakati, dan ketentuan lain yang diisyaratkan; 4. Memberikan informasi untuk perencanaan dan penganggaran serta untuk memprediksi dampak perolehan dan alokasi sumber daya untuk mencapai tujuan; 5. Memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional, meliputi: - Untuk menentukan biaya program, aktivitas, fungsi, proyek, dan proses sehingga memudahkan analisis dan melakukan perbandingan dengan kinerja yang telah ditetapkan, membandingkan kinerja periode-periode sebelumnya dan dengan kinerja organisasi atau unit organisasi lain; - Untuk mengevaluasi tingkat ekonomi, efisiensi dan efektivitas operasi suatu unit organisasi, program, aktivitas, dan fungsi tertentu di pemerintahan; - Untuk mengevaluasi tingkat pemerataan dan keadilan (Equity dan Equality) atas dana operasi pemerintahan yang digunakan. Hal terpenting lainnya selain menentukan tujuan dan manfaat laporan keuangan sektor publik adalah menentukan bentuk atau komponen laporan keuangan yang perlu disampaikan kepada para pengguna laporan tersebut. PP No. 71 tahun 2010 tentang SAP mengidentifikasi komponen laporan keuangan pokok yang perlua disajikan pemerintah meliputi: a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA); b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih ( laporan perubahan SAL); c. Neraca; d. Laporan Operasional (LO); e. Laporan Arus Kas (LAK); f. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE); g. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) 2. Anggaran Anggaran merupakan suatu alat bagi manajemen dalam melakukan perencanaan dan pengendalian terhadap perusahaan. Anggaran menurut Munandar (2007:1) adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam satuan (unit moneter), dan Jurnal Akuntansi dan Keuangan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, UHO Page 82 berlaku untuk jangka waktu tertentu yang akan datang. Jadi anggaran mempunyai empat unsur yaitu : 1) Rencana yang merupakan suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktifitas atau kegiatan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang. 2) Meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yaitu mencakup semua kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada dalam perusahaan. Secara garis besar kegiatan-kegiatan (fungsi) perusahaan dapat dibagi menjadi lima kelompok yaitu kegiatan pemasaran (marketing), kegiatan produksi (producing), kegiatan pembelanjaan (financing), kegiatan administrasi (administrating), serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan masalahmasalah personalia (personel). 3) Dinyatakan dengan unit moneter, yaitu unit (kesatuan) yang dapat diterapkan pada berbagai kegiatan yang beraneka ragam. Unit moneter ini sangat diperlukan, mengingat bahwa masing-masing kegiatan yang beraneka ragam tersebut saling mempunyai kesatuan unit yang berbeda-beda. Untuk menyeragamkan semua kesatuan yang berbeda-beda tersebut, maka dinyatakan dengan unit moneter agar memungkinkan untuk dijumlahkan, diperbandingkan serta dianalisis lebih lanjut. 4) Jangka waktu tertentu dan akan datang. Hal ini menunjukkan bahwa anggaran (budget) berlakunya untuk masa yang akan datang. Ini berarti bahwa apa yang ditunjukkan dalam anggaran (budget) adalah taksiran-taksiran (forecast) tentang apa yang akan terjadi serta apa yang akan dilakukan diwaktu yang akan datang. 3. Biaya standar dan Anggaran Biaya standar dan anggaran merupakan dua hal yang saling terkait. Biaya standar digunakan untuk menentukan biaya per unit, sedangkan anggaran digunakan untuk menentukan seluruh belanja yang akan terjadi selama satu periode tertentu. Dengan demikian biaya standar merupakan salah satu rincian dari anggaran. Oleh karena itu, idealnya biaya standar harus ditetapkan terlebih dahulu sebagai pedoman untuk penyusunan anggaran. Tanpa adanya biaya standar tersebut penyusunan anggaran kurang mencerminkan prinsip value for money (ekonomis, efisien dan efektif), dan bisa terjebak pada praktik mark up anggaran. Penyusunan anggaran tanpa biaya standar tak akan memungkinkan kita untuk mencapai sistem pengendalian anggaran yang sebenarnya. Dengan memakai biaya standar persiapan anggaran untuk setiap volume dan bauran produk akan menjadi lebih cepat dan dapat diandalkan. Dengan demikian biaya standar sangat diperlukan dan mempunyai peranan besar terhadap penyusunan anggaran. Dengan menggunakan biaya standar penyusunan anggaran lebih dapat diandalkan dan dapat dilakukan tepat waktu. Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa biaya standar merupakan dasar dalam penyusunan anggaran dimana standar menyatakan “yang seharusnya”, bila pelaksanaan tertentu tercapai sedangkan anggaran merupakan “yang diharapkan” pada volume kegiatan tertentu dan bila keduanya dipakai bersama-sama, maka anggaran merupakan ikhtisar dari biaya-biaya standar. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, UHO Page 83 Perbedaan mendasar antara biaya standar dengan anggaran dalam buku Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian Biaya serta Pengambilan Keputusan adalah sebagai berikut: 1. Tidak semua anggaran disusun atas dasar biaya standar. 2. Anggaran adalah menyatakan besarnya biaya yang diharapkan (expected), sedangkan biaya standar biaya yang seharusnya dicapai oleh pelaksana. 3. Anggaran lebih cenderung merupakan batas-batas biaya yang tidak boleh dilampaui, sedangkan biaya standar adalah mengutamakan tingkatan biaya yang harus bisa ditekan (dikurangi) agar prestasi pelaksanaan dinilai baik. 4. Anggaran pada umumnya disusun untuk setiap bagian di dalam perusahaan baik yang berhubungan dengan fungsi produksi, fungsi pemasaran maupun fungsi administrasi dan umum. Sedangkan biaya standar pada umumnya disusun untuk biaya produksi saja. 5. Selisih biaya yang timbul dari biaya standar akan diinvestigasi (diperiksa) penyebabnya dengan teliti. Sedangkan anggaran yang tidak didasarkan biaya standar hanya menekankan pada penghematan biaya dibanding anggaran, selisih umumnya tidak diinvestigasi lebih lanjut. 4. Analisis Varians Penilaian kinerja anggaran pada umumnya menggunakan analisis selisih (varians) anggaran. Mahmudi (2013:66) menjelaskan bahwa analisis varians dilakukan dengan cara mengevaluasi selisih terjadi antara anggaran dengan realisasi. Selisih anggaran dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu selisih menguntungkan (favourable) dan tidak menguntungkan (unfavorable). Fokus analisis terutama ditujukan terhadap selisih anggaran yang tidak menguntungkan. Sehingga aspek yang perlu menjadi perhatian adalah sebagai berikut: 1. Menentukan tingkat signifikansi selisih anggaran, 2. Menentukan tingkat varians (selisih) anggaran yang bisa ditoleransi, terutama untuk selisih yang tidak menguntungkan, 3. Mencari penyebab terjadinya selisih anggaran, 4. Menentukan tindakan untuk perbaikan kinerja dimasa depan. Witjaksono (2013:155) varians atau selisih adalah perbedaan antara suatu rencana atau target dan suatu hasil. Varians memberikan indikasi atau suatu peringatan bahwa operasi tidak berjalan sebagaimana yang direncanakan. Analisis varians mencakup analisis matematis dari dua perangkat data untuk mendapatkan pendalaman penyebab terjadinya suatu penyimpangan atau varians. Salah satu jumlah diperlukan sebagai dasar standar, atau titik pedoman. Mahmudi (2007:123) mengemukakan bahwa Analisis Varians anggaran pendapatan dengan cara menghitung selisih anggaran antara realisasi pendapatan dengan yang dianggarkan. Biasanya selisih anggaran sudah dikonfirmasikan dalam laporan realisasi anggaran yang disajikan oleh pemerintah daerah. Informasi selisih anggaran tersebut sangat membantu pengguna laporan dalam memahami dan menganalisis kinerja pendapatan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, UHO Page 84 a. Analisis Varians Pendapatan Daerah Analisis Varians Pendapatan Derah dilakukan dengan cara menghitung selisih antara realisasi pendapatan dengan yang dianggarkan. Informasi selisih anggaran tersebut sangat membantu pengguna laporan dalam memahami dan menganalisis kinerja keuangan pendapatan. Pada prinsipnya, anggaran pendaatan merupakan batas minimal jumlah pendapatan yang ditargetkan harus diperoleh oleh pemerintah daerah. Pemerintah daerah dikatakan memiliki kinerja keuangan pendapatan yang baik apabila mampu memperoleh pendapatan melebihi jumlah yang dianggarkan (target anggaran). Sebaliknya, apabila realisasi pendapatan dibawah jumlah yang dianggarkan, maka hal itu dinilai kurang baik. Apabila target pendapatan dapat dicapai bahkan terlampaui, maka hal itu tidak terlalu mengejutkan karena memang seharusnya demikian. Selisih lebih pendapatan merupakan selisih menguntungkan (Favourable Variance), sedangkan selisih kurang merupakan selisih yang tidak menguntungkan (Unfavourable Variance). Berikut ini rumus untuk menghitung analisis varians Pendapatan daerah (Halim, 2007): Persentase Varians= x 100 b. Analisis Varians Biaya (Belanja) Daerah Analisis ini merupakan analisis terhadap perbedaan atau selisih antara realisasi dengan anggaran. Selisih dalam analisis ini dapat dikategorikan dalam dua jenis, yaitu selisih disukai dan selisih tidak disukai. Selisih disukai terjadi saat realisasi belanja lebih kecil dari anggaran, sedangkan selisih yang tidak disukai terjadi karena realisasi belanja lebih besar dari yang dianggarkan. Selisih singnifikan akan memiliki dua kemungkinan, pertama dapat diartikan jika telah terjadi efisiensi anggaran. Kedua dapat diartikan sebaliknya, ini terjadi jika selisih kurang maka sangat mungkin telah terjadi kelemahan dalam perencanaan anggaran sehingga estimasi kurang tepat. Berikut merupakan rumus varians anggaran biaya (belanja) daerah (Halim, 2007): Persentase Varians= x 100 5. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muh. Mugallab (2011) dengan judul “Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengendalian Pada Rumah Sakit Umum Daerah Kota Baubau”. Hasil dari analisis varians yang dilakukan pada anggaran belanja RSUD Kota Baubau bahwa pada anggaran belanja tidak langsung terjadi selisih unfavorable. Penyimpangan anggaran belanja tidak langsung RSUD Kota Baubau pada tahun 2009 dan 2010 sebesar Rp. 235,908,124,- dan persentase perubahan sebesar 103%. Hal ini disebabkan oleh banyaknya jumlah pasien sehingga diperlukan penambahan tenaga medis Jurnal Akuntansi dan Keuangan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, UHO Page 85 pada RSUD Kota Baubau. Penyimpangan yang terjadi pada anggaran belanja langsung tahun 2009 dan 2010 masih dalam batas pengendalian dan dapat diterima. Penelitian yang dilakukan oleh Ariana (2011) dengan judul “Analisis pendapatan dan belanja pada pemerintah daerah Kabupaten Kutai timur”. Hasil penelitiannya yang diolah menggunakan analisis varians pendapatan, derajat desentralisasi, rasio ketergantungan keuangan daerah, rasio efektivitas PAD, analisis varians belanja, dan rasio efisiensi belanja menunjukkan bahwa pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja daerah secara efektif, efisien dan ekonomis telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan karakteristik yang ada. Selanjutnya hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitriany (2007) dengan judul “Analisis Selisih Penetapan dan Realisasi Anggaran Pendapatan Daerah Kota Kendari”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan berbeda yang signifikan antara pendapatan dan realisasi anggaran pendapatan daerah kota. Hal ini didasarkan pada Uji t dimana thitung = 1,856<ttabel yaitu 3,183 atau α = 0,160>0,05. Oleh karena itu disarankan agar pemerintah Kota Kendari mempertahankan pengelolaan anggaran pendapatan yang bersumber dari hasil perusahaan milik daerah. III. METODE PENELITIAN Objek dalam penelitian ini adalah anggaran pendapatan dan biaya (belanja) serta realisasinya pada PD. Pasar Kota kendari. Data yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu: (1) Data Kualitatif, berupa struktur organisasi, visi dan misi serta sejarah perusahaan. (2) Data Kuantitatif, berupa laporan keuangan yang telah diaudit, laporan rencana bisnis anggaran (RBA). Kuncoro (2009 : 145) menjelaskan bahwa Sumber data yaitu: (1) data primer, data yang diperoleh dengan survey lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data original dengan melakukan metode pengumpulan data yaitu wawancara atau interview. (2) data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah (1) wawancara, yaitu tanya jawab kepada pegawai PD. pasar kota Kendari (2) dokumentasi, yaitu pengambilan data yang telah didokumentasikan oleh PD. Pasat Kota Kendari yang relevandengan penelitian ini. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan menggunakan analisis varians, Adapun definisi operasional variabel sebagai berikut: 1. Anggaran biaya operasional adalah rencana rinci mengenai besarnya biaya operasional yang dianggarkan dalam kegiatan operasional perusahaan. 2. Anggaran pendapatan adalah rencana yang dibuat oleh perusahaan mengenai besarnya pendapatan yang dapat diperoleh perusahaan. 3. Implementasi Anggaran adalah pelaksanaan anggaran biaya yang sesungguhnya terjadi pada PD. Pasar Kota Kendari yang diukur dalam satuan rupiah. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, UHO Page 86 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil penelitian a. Varians Anggaran dan realisasi Pendapatan Realisasi anggaran pendapatan merupakan batas minimal jumlah pendapatan yang ditargetkan harus diperoleh oleh pemerintah daerah. Analisis varians (selisih) anggaran pendapatan dilakukan dengan cara menghitung selisih antara realisasi pendapatan dengan jumlah yang dianggarkan. Biasanya selisih anggaran sudah diinfromasikan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA) yang disajikan oleh pemerintah daerah. Informasi selisih anggaran tersebut sangat membantu pengguna laporan keuangan dalam memahami dan menganalisis kinerja pendapatan. Pemerintah Daerah dikatakan memiliki kinerja pendapatan yang baik apabila mampu memperoleh pendapatan melebihi jumlah yang dianggarkan (target anggaran). Sebaliknya apabila realisasi pendapatan dibawah jumlah yang dianggarkan, maka hal itu dinilai kurang baik. Selisih lebih realisasi pendapatan merupakan selisih yang diharapkan (Favorable Variance), sedangkan selisih kurang merupakan selisih yang tidak diharapkan (Unfavorable Variance). Berikut ini merupakan data anggaran dan realisasi Pendapatan yang diperoleh dari PD. Pasar Kota Kendari: Tabel 1 Varians Anggaran Pendapatan dan Realisasinya tahun 2014 Pada PD. Pasar Kota Kendari Anggaran pendapatan Nama Pasar Unit Pasar Kendari Unit Pasar Mandonga Sentral Realisasi Anggaran Pendapatan Varians (selisih) Keterangan 0.00 308,925,175.00 308,925,175.00 Favorable 356,400,000.00 263,840,000.00 (92,560,000.00) Unfavorable Unit Pasar Wua-Wua 399,856,350.00 428,389,500.00 28,533,150.00 Unit Pasar Anduonohu 338,233,496.00 288,626,900.00 (49,606,596.00) Unfavorable Unit Pasar Lapulu 379,743,880.00 320,437,800.00 (59,306,080.00) Unfavorable Unit Pasar Baruga 1,080,703,795.00 805,501,880.00 (275,201,915.00) Unfavorable 354,250,000.00 111,615,000.00 (242,635,000.00) Unfavorable 2,909,187,521.00 2,527,336,255.00 (381,851,266.00) Unfavorable Raya Kantor PD Pasar Kota Kendari Jumlah Favorable Sumber: Data Diolah (2016) Jumlah pendapatan yang tersaji dalam tabel diatas adalah jumlah realisasi anggaran pendapatan jasa harian dan pendapatan administrasi yang diterima oleh Perusahaan Daerah Pasar Kota Kendari dari masing-masing pasar pada tahun 2014. Jumlah tersebut belum termasuk realisasi anggaran pendapatan tunggakan sebesar Rp. 93,092,960,- dan pendapatan lain-lain sebesar Rp. 1,379,674,-. Sehingga jumlah realisasi anggaran pendapatan yang sebenarnya adalah sebesar Rp 2,621,808,889,-. Maka selisih sebenarnya antara anggaran dan realisasi pendapatan adalah sebesar Rp. 287,378,632,- yang merupakan selisih kurang. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, UHO Page 87 Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa realisasi pendapatan untuk unit Pasar Sentral Kendari dan unit Pasar Wua-wua (Pasar Bonggeya) terdapat selisih lebih atau menguntungkan (Favorable Variance). Pasar Sentral Kota Kendari tidak memiliki anggaran untuk tahun 2014 tetapi pada kenyataannya terdapat realisasi anggaran pendapatan Unit Pasar Sentral Kendari yang diperoleh dari pendapatan jasa harian sebesar Rp. 308,925,175 yang terdiri dari pendapatan Jasa Kios, Jasa Parkir dan pendapatan lain-lain yang terdiri dari jasa listrik, sewa selasar/Lods dan service cas. Sedangkan untuk pasar Wua-wua (Pasar Bonggeya) memiliki realisasi anggaran pendapatan menguntungkan karena pada pasar tersebut masih terdapat pedagang-pedagang yang menyewa selasar untuk berjualan disekitar pasar. Sehingga pasar ini masih mampu menghasilkan pendapatan melebihi anggaran yang direncanakan. Realisasi pendapatan pada tabel 2 menunjukkan bahwa 4 pasar yang terdiri dari Unit Pasar Raya Mandonga, Unit Pasar Anduonohu, Unit Pasar Lapulu, Unit Pasar Baruga, Kantor Perusahaan Daerah Pasar Kota Kendari (Pasar Punggolaka) terdapat selisih kurang antara anggaran dan realisasi anggaran pendapatan atau dapat dikatakan bahwa ke 4 pasar ini menghasilkan selisih tidak menguntungkan. Meskipun pada tabel 2. menunjukkan adanya 2 pasar yang menghasilkan selisih lebih atau menguntungkan (Favorable) namun secara keseluruhan selisih antara anggaran dan realisasi anggaran pendapatan menghasilkan selisih kurang atau tidak menguntungkan (Unfavorable). Apabila dihitung menggunakan rumus varians maka jumlah persentase untuk pendapatan adalah sebagai berikut: Persentase Varians = x 100 = 90.12 % b. Varians Anggaran dan Realisasi Biaya (Belanja) Analisis Varians merupakan analisis terhadap perbedaan atau selisih antara realisasi biaya yang ditargetkan dengan anggaran. Berdasarkan laporan realisasi anggaran yang disajikan, pengguna laporan dapat mengetahui secara langsung besarnya varians anggaran biaya dengan realisasinya yang dinyatakan dalam bentuk nominalnya maupun dalam bentuk persentase. Kinerja pemerintah daerah dinilai baik apabila realisasi biaya lebih rendah dari yang dianggarkan dan dinilai kurang baik apabila realisasi biaya lebih tinggi dari yang dianggarkan. Jumlah pendapatan yang tersaji pada tabel 3 belum termasuk biaya lain-lain yaitu sebesar Rp. 554,135,- jadi biaya yang sebenarnya adalah sebesar Rp. 2,512,657,760,-. Sehingga total varians anggaran biaya (belanja) dengan realisasi anggaran yang sebenarnya adalah sebesar Rp. 151,256,060,- yang merupakan selisih kurang atau menguntungkan. Berikut ini merupakan data Anggaran dan realisasi Biaya (Belanja) yang diperoleh dari Perusahaan daerah Pasar (PD) Kota Kendari: Jurnal Akuntansi dan Keuangan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, UHO Page 88 Tabel 2 Varians Anggaran Biaya (Belanja) dan Realisasinya tahun 2014 Pada Perusahaan Daerah Pasar Kota Kendari Nama Pasar Unit Pasar Sentral Kendari Unit Pasar Raya Mandonga Anggaran Biaya Realisasi Anggaran Biaya Varians (selisih) Keterangan 0.00 307,063,237.30 307,063,237.30 Unfavorable 326,384,980.89 262,249,797.32 (84,135,183.57) Favorable Unit Pasar Wua-Wua 336,181,557.67 425,807,533.16 89,625,975.49 Unit Pasar Anduonohu 329,748,409.45 286,887,303.01 (42,861,106.44) Favorable Unit Pasar Lapulu 357,762,904.09 318,506,474.01 (49,256,430.08) Favorable Unit Pasar Baruga 969,689,919.98 800,647,001.10 (169,042,918.88) Favorable Kantor PD Pasar Kota Kendari 344,416,047.92 110,942,279.90 (223,473,768.03) Favorable 2,664,183,820.00 2,512,103,625.80 (152,080,194.20) Favorable Jumlah Unfavorable Sumber: Data Diolah (2016) Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa untuk unit Pasar Sentral Kendari dan pasar Wua-wua (Pasar Bonggeya) terdapat selisih lebih atau tidak menguntungkan (Unfavorable). Hal ini terjadi karena realisasi anggaran biaya lebih tinggi dari yang dianggarkan. Seperti pada Unit Pasar Sentral Kendari yang tidak memiliki anggaran Biaya untuk tahun 2014 namun pada kenyataannya Unit Pasar Sentral Kendari menggunakan biaya sebesar 327,063,237,30,- sedangkan untuk Pasar Wua-wua menghasilkan selisih kurang antara realisasi dan anggaran biaya yaitu sebesar Rp. 89,625,975.49 yang disebabkan oleh adanya biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pasar seperti biaya kebersihan dan pengangkutan sampah, biaya listrik, biaya operasional kantor dan biaya lain-lain. Namun hal ini berbeda dengan 4 pasar yang menghasilkan selisih anggaran menguntungkan (Favorable) yaitu Unit Pasar Aya Mandonga, Unit Pasar Anduonohu, Unit Pasar Lapulu, Unit Pasar Baruga, Kantor Perusahaan Daerah Pasar Kota Kendari (Pasar Punggolaka). Realisasi anggaran biaya (Belanja) secara keseluruhan dapat dikatakan menguntukan sebab jumlah biaya (Belanja) untuk semua unit pasar terdapat selisih kurang atau menguntungkan (Favorable) yaitu sebesar Rp 151,256,060,meskipun terdapat 2 pasar yang mengahasilkan selisih lebih (Unfavorable). Apabila anggaran biaya (belanja) dihitung menggunakan rumus varians maka terdapat persentase sebagai berikut: Persentase Varians = x 100 = 94.31% 2. Pembahasan Tingkat pencapaian anggaran dan realisasi anggaran dalam penelitian ini dianalisis menggunakan analisis varians yaitu dengan menghitung selisih baik yang menguntungkan ataupun yang tidak menguntungkan antara realisasi dan Jurnal Akuntansi dan Keuangan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, UHO Page 89 anggaran. Dengan analisis selisih (varians) dapat diketahui tentang ada tidaknya unsur penyimpangan anggaran, pemborosan keuangan Negara, inefisiensi serta ketidakefektivan pemerintah. Analisis varians juga dapat membantu dalam mengevaluasi tingkat ekonomi, efisiensi, efektivitas anggaran. a. Analisis varians Anggaran pendapatan dan pada Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Kendari Analisis varians (selisih) pendapatan dilakukan dengan menghitung selisih antara anggaran dan realisasi anggaran yang terjadi sesungguhnya. Selisih anggaran terdiri dari dua yaitu selisih menguntungkan apabila realisasi anggaram pendapatan lebih besar dari yang dianggarkan sedangkan selisih tidak menguntungkan apabila realisasi pendapatan lebih kecil dari yang dianggarkan. Sehingga dari selisih tersebut dapat terlihat kinerja Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Kendari dalam kegiatan operasinya selama tahun 2014. Sumber Pendapatan pada Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Kendari terdiri atas: 1. Pendapatan Jasa Harian (Harian dan Pendapatan Lain-Lain) yang terdiri dari meliputi Jasa Kios, Jasa Pelataran, K3 (Ketertiban, Keamanan, Kebersihan), PKD/Sewa Kios/Lods, Parkir, MCK (Mandi, Cuci, Kakus), Jasa Listrik, Sewa Selasar & Lods, Reklame dan Service Cas 2. Pendapatan Administrasi yang terdiri dari: Surat Keterangan, Surat Perpanjangan, Balik Nama, Administrasi SHPTU (Sertifikat Hak Pemakaian Tempat Usaha), Karcis, Kontribusi atas Pembangunan Kios/Lods dan Pusat Perbelanjaan/Swalayan. 3. Pendapatan tunggakan pedagang dari masing-masing pasar Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menggunakan analisis varians pada PD. Pasar Kota Kendari menunjukkan bahwa terdapat 2 unit pasar yaitu Unit Pasar Sentral Kendari dan Unit Pasar Wua-wua yang menghasilkan selisih lebih atau menguntungkan (Favorable) dan 4 lainnya yaitu Unit Pasar Raya Mandonga, Unit Pasar Anduonohu, Unit Pasar Lapulu, Unit Pasar Baruga, serta Kantor Perusahaan Daerah Pasar Kota Kendari (Pasar Punggolaka) menghasilkan selisih kurang atau tidak menguntungkan. Namun, secara keseluruhan Pendapatan menghasilkan selisih kurang atau tidak menguntungkan (Unfavorable). Tetapi apabila dilihat dari segi persentase, realisasi pendapatan memiliki persentase sebesar 90,12% yang berarti bahwa Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Kendari dapat dikatakan baik meskipun belum terlampauinya target anggaran yang ditetapkan. b. Analisis varians biaya (Belanja) Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Kendari Analisis belanja daerah sangat penting dilakukan untuk mengevaluasi apakah pemerintah daerah telah menggunakan APBD secara ekonomis, efisien dan efektif. Untuk melihat sejauh mana pemerintah daerah telah melakukan efisiensi anggaran, menghindari pengeluaran yang tidak perlu serta pengeluaran yang tidak tepat sasaran. Analisis varians memberikan infromasi tentang perbedaan atau selisih antara realisasi biaya dan anggaran biaya. Kinerja Jurnal Akuntansi dan Keuangan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, UHO Page 90 anggaran biaya dinilai baik apabila realisasi biaya lebih rendah dari jumlah yang dianggarkan yang menunjukkan adanya efisiensi anggaran (Favourable Variance). Berdasarkan data yang diperoleh, Anggaran Belanja pada Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Kendari digunakan untuk membiayai beberapa belanja yang terdiri dua jenis belanja yaitu Biaya Langsung dan Biaya tidak Langsung dengan rincian sebagai berikut: 1. Biaya Langsung meliputi Biaya Gaji Direktur, Karyawan dan Honorarium Badan pengawas, Biaya Insetif, Biaya Representatif, Biaya Tunjangan, Biaya Pemasangan Instalasi, Biaya Rekening Listrik, Biaya Kebersihan dan Pengangkutan sampah, Biaya Pembelian alat-alat kebersihan, Biaya Pengadaan Kelengkapan Petugas Lapangan, Biaya Poporasi Karcis, Biaya Penimbunan, Biaya Pembinaan dan penertiban Pedagang, Biaya Penambahan Bak/Tong Sampah, Biaya Operasional BBM dan Biaya Renovasi Kantor 2. Biaya tidak langsung, meliputi Biaya Kantor, Biaya pemeliharaan, Biaya ruparupa, dan Biaya penyusutan Berdasarkan analisis varians yang dilakukan dengan melihat selisih antara anggaran dan realisasi anggaran biaya (Belanja) pada Perusahaan Daerah Pasar Kota Kendari pada tahun 2014 secara keseluruhan menunjukkan selisih kurang atau menguntungkan yaitu sebesar Rp 151,256,060,- meskipun terdapat dua pasar yang menghasilkan selisih lebih atau tidak menguntungkan. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan PD. Pasar Kota Kendari mampu untuk melakukan efisiensi biaya. Persentase yang dihitung berdasarkan rumus varians menghasilkan nilai 94,31 % yang menunjukkan bahwa kinerja PD. Pasar Kota Kendari sudah cukup baik. V. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada PD. Pasar Kota Kendari terkait dengan Anggaran dan realisasi anggaran antara pendapatan dan biaya (Belanja) menggunakan analisis varians, maka dapat disimpulkan bahwa Realisasi Anggaran Pendapatan pada tahun 2014 tidak menguntungkan (Unfavorable) namun sudah baik jika dilihat dari jumlah persentase pencapaian. Sedangkan Realisasi anggaran biaya (Belanja) pada tahun 2014 menguntungkan (Favorable) sehingga dapat dikatakan bahwa PD. Pasar Kota Kendari telah mampu melakukan efisiensi biaya. Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarklan penelitian yang dilakukan adalah (1) Bagi PD. Kota Kendari yaitu diharapkan dengan adanya penelitian ini Perusahaan Daerah Pasar Kota Kendari dapat menemukan solusi dari penyebab-penyebab terjadinya selisih anggaran dan realisasi dengan melakukan perbaikan pada sarana dan prasarana pasar serta memberikan pemahaman kepada pedagang-pedagang mengenai kewajiban mereka., (2) Bagi peneliti selanjutnya, disarankan bagi peneliti selanjutnya agar tidak hanya menggunakan analisis varians tetapi dapat menambahkan rumus-rumus rasio agar dapat melihat kinerja serta menambah tahun anggaran yang diteliti agar dapat dilihat seberapa besar kenaikan dan penurunan anggaran setiap tahunnya untuk masing-masing pasar. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, UHO Page 91 DAFTAR PUSTAKA Ariana, Hermawati. 2011. Analisis Pendapatan dan Belanja Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Timur. Skripsi. Universitas Mulawarman. Kabupaten Kutai Timur. Bastian Bustami. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi Pertama. Mitra Wacana Media. Jakarta. Fitriany. 2007. Analisis Selisih Penetapan dan Realisasi Anggaran Pendapatan Daerah Kota Kendari. Skripsi pada Fakultas Ekonomi, Universitas Haluoleo. Skripsi pada Fakultas Ekonomi, Universitas Haluoleo. Halim. Abdul. 2008. Akuntansi Keuangan Daerah. Salemba Empat. Jakarta Kasmir, 2014. Analisis Laporan Keuangan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset Dan Bisnis Ekonomi. Erlangga. Jakarta. Mahmudi. 2010. Manajemen Keuangan Daerah. Erlangga. Jakarta. Muh. Mugallab. 2011. Evaluasi anggaran belanja sebagai Alta perencanaan dan Pengedalian pada Rumah Sakit Umum Daerah kota baubau. Skripsi pada Fakultas Ekonomi Universitas Halu Oleo Kendari. Munandar, M. 2007. Budgeting: Perencanaan Pengkoordinasian dan Pengawasan Kerja. Edisi kedua. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta. Munawir, 2002 Analisa Laporan Keuangan, Penerbit UPP-AMP YKPN, Yogyakarta Republik Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Witjaksono, Armanto. 2013. Akuntansi Biaya. Edisi Revisi. Graha Ilmu. Yogyakarta. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, UHO Page 92