karakter vegetatif dan reproduktif tanaman mutan

advertisement
7
Karakter reproduktif meliputi jumlah
anakan produktif, umur bunga, panjang malai,
panjang daun bendera, dan umur panen.
Jumlah anakan tanaman mutan tergolong
banyak, namun anakan yang berproduktif
hanya 3 anakan. Hal ini menunjukkan
banyaknya jumlah anakan tidak berpengaruh
terhadap jumlah anakan produktif. Tanaman
mutan mulai berbunga saat berumur 75-83
HST. Umur berbunga ini termasuk umur yang
cukup dalam. Percobaan di rumah kaca
memiliki pengaruh terhadap umur bunga
karena pada umumnya tanaman akan berumur
lebih pendek bila ditanam di lahan terbuka
(Herawati et al 2009). Umur berbunga
tanaman mutan nomor 16-20-14 lebih cepat
dibandingkan
mutan
lainnya
karena
kemungkinan lebih dulu memasuki fase
stasioner tinggi tanaman. Malai tanaman
mutan termasuk kategori malai panjang
karena > 30 cm. Hal ini berdasarkan data dari
Deptan (1983) yang mengklasifikasikan
panjang malai menjadi 3, yaitu malai pendek
(<20 cm), sedang (20-30 cm) dan malai
panjang (>30 cm). Malai tanaman mutan yang
panjang belum tentu memiliki daun bendera
yang panjang juga. Hal ini terlihat dari
tanaman mutan nomor 16-20-14 dan 20-11-6.
Mutan nomor 16-20-14 memiliki malai yang
lebih panjang daripada mutan nomor 20-11-6,
tetapi panjang daun benderanya lebih pendek.
Umur panen tanaman mutan berkisar 136-149
HST dan tergolong umur yang cukup panjang.
Umur panen tanaman mutan nomor 16-20-14
lebih cepat dibandingkan mutan lainnya
karena lebih dulu waktu berbunganya.
Komponen hasil meliputi jumlah biji total
per malai, prosentase biji isi per malai, jumlah
biji per rumpun, bobot biji isi per malai, dan
bobot biji seribu butir. Jumlah biji total per
malai antara tanaman mutan 16-20-14 dan 2011-6 mirip karena memiliki panjang malai
yang mirip. Jumlah biji total yang tinggi
kemungkinan disebabkan malai yang panjang.
Menurut Grist (1975), bahwa panjang malai
merupakan karakter yang diasosiasikan
dengan produksi. Jumlah biji total yang tinggi
tidak diimbangi dengan biji yang terisi. Hal
ini terlihat dari prosentase biji isi tanaman
mutan yang bervariasi. Tanaman mutan
nomor 20-11-5 tergolong sedang dengan
prosentase biji isi yaitu 74%. Padahal jumlah
biji total per malai tanaman mutan nomor 2011-5 lebih sedikit dibandingkan dua mutan
lainnya. Hal ini menunjukkan semakin sedikit
jumlah biji total per malai tanaman mutan
semakin tinggi prosentase biji isinya. Selain
itu, prosentase biji isi tanaman mutan yang
kecil juga disebabkan adanya pengaruh hama
kutu. Hama ini menyebabkan malai menjadi
hitam tertutup serabut seperti jamur sehingga
malai terisi sebagian atau hampa. Jumlah biji
per rumpun tanaman mutan nomor 16-20-14
lebih tinggi dibandingkan dua mutan lainnya,
karena memiliki jumlah biji total per malai
yang lebih baik. Bobot biji isi antara tanaman
mutan nomor 20-11-5 dan 20-11-6 sama,
tetapi bobot biji seribu butir mutan nomor 2011-5 lebih tinggi dibandingkan 20-11-6. Hal
ini menunjukkan ukuran biji mutan nomor 2011-5 lebih besar dibandingkan 20-11-6.
Tanaman mutan yang diharapkan adalah
tanaman padi kultivar HB sensitif Al yang
memiliki kemiripan karakter vegetatif dan
reproduktif seperti tetuanya. Berdasarkan
seleksi RRG M3 terdapat dua nomor mutan
yang diharapkan yaitu 20-11-5 dan 20-11-6.
Tanaman mutan tersebut diharapkan menjadi
bahan dasar untuk mempelajari gen-gen yang
terlibat dalam mekanisme toleransi tanaman
terhadap Al, sehingga dapat merakit kultivar
baru ke sasaran yang tepat.
SIMPULAN
Tanaman mutan M2 nomor kelompok
mutan 20-11 berpotensi sensitif Al
berdasarkan karakter RRG. Akar tanaman
mutan padi HB sensitif Al tidak mampu
berkembang setelah masa pemulihan dan
menyerupai akar IR64. Karakter vegetatif dan
reproduktif tanaman mutan M2 memiliki
keragaman variasi yang tinggi. Tanaman
mutan M2 yang diharapkan adalah mutan
nomor 20-11-5 dan 20-11-6.
SARAN
Perlu adanya pengujian karakter fisiologi,
biokimia, molekular terhadap tanaman mutan
yang berpotensi untuk mendapatkan isoline
gen toleran Al yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Delhaize E, Ryan PR. 1995. Aluminum
toxicity and tolerance plants. J Plant
Physiol 107:315-321.
Deptan [Departemen Pertanian]. 1983.
Pedoman bercocok tanam padi,
palawija, dan sayur-sayuran. Jakarta:
Departemen Pertanian.
Harsanti L, Ishak. 1999. Evaluasi sifat
Agronomis galur mutan padi Arias
Download