22 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KEHAMILAN 2.1.1 Definisi

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
KEHAMILAN
2.1.1
Definisi kehamilan
Kehamilan adalah terbentuknya produk kehamilan (janin, amnion,
plasenta) dan hasil konsepsi di dalam uterus di mana berlangsungnya
kurang lebih selama 280 hari atau 40 minggu. (Wiknjosastro, 2002).
Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum
dibuahi dan pembuahan sel telur (ovum) akhirnya berkembang hingga
menjadi janin (fetus) yang matang (aterm). Kehamilan juga dapat
didefinisikan sebagai dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur
oleh sel sperma, dimana masa kehamilan dimulai dari konsepsi
(bertemunya sel telur dengan sperma) sampai lahirnya janin (Aprilia,
2011).
Secara medis kehamilan dimulai dari proses pembuahan sel telur
wanita oleh spermatozoa dari pihak pria. Sel telur yang dibuahi akan
berkembang jadi bakal embrio yang kemudian akan menjalani
pembelahan sampai menjadi embrio. Bakal janin ini lalu akan
menempel di selaput leher rahim, yang terletak di rongga rahim
(Apriliawati, 2011).
2.1.2
Tanda – tanda kehamilan
Setelah terjadi pembuahan, kehamilan berlangsung dalam waktu
280 hari (40 minggu) kehamilan wanita dibagi menjadi tiga triwulan
yaitu: (Triwulan pertama: 0 – 12 minggu), (Triwulan kedua: 13 – 28
22
minggu), (Triwulan ketiga: 28 – 40 minggu), karena pengeluaran
hormon akan mengeluarkan gejala dan tanda hamil sebagai tanda
dugaan hamil, tanda kemungkinan hamil dan tanda pasti kehamilan.
a.
Tanda dugaan hamil
Menurut Manuaba (1999) tanda dugaan hamil meliputi:
1) Tidak datang bulan (amenorea) dengan konsepsi dan nidasi
mulai mengeluarkan hormon maka pertumbuhan hormon dan
perkembangan folikel tidak terjadi sehingga terdapat keadaan
tidak datang bulan.
2) Buah dada sakit dengan terjadi perubahan peredaran darah
menahan air dan garam sehingga ujung syaraf tertekan yang
menimbulkan rasa sakit.
3) Perasaan ngidam, gangguan pencernaan, perkemihan serta
pigmentasi kulit.
b.
Tanda kemungkinan kehamilan
Pembesaran rahim dan perut, melalui pemeriksaan memberikan
petunjuk adanya kehamilan.
c.
Tanda pasti kehamilan ini dapat ditegakkan melalui pemeriksaan
ultrasonografi (USG) dapat diketahui terdapat fetal plate kantong
gestasi rahim membesar.
2.1.3
Keluhan kehamilan
Keluhan ringan kehamilan terutama terjadi pada kehamilan muda
dan dengan makin tua kehamilan keluhan makin berkurang. Keluhan
yang sering terjadi pada kehamilan muda misalnya:
a.
Morning sickness terjadi di pagi hari pada waktu bangun tidur
keadaan ini disebabkan oleh gangguan metabolisme karbohidrat
dan hormonal.
b.
Hipersalivasi pengeluaran air liur makin meningkat dapat
menyebabkan
gangguan
“gigi”sehingga
dapat
terjadi
pembengkakan gusi (epulsi). Hipersaliva dapat diatasi dengan
menghisap gula.
c.
Kram betis pada hamil muda sering terjadi kram betis yang
menunjukkan kekurangan beberapa vitamin tertentu dan mineral
seperti vitamin E dan B komplek serta kalsium.
d.
Varises adalah pembesaran pembuluh darah sampai tampak dari
luar. Varises disebabkan hormon kehamilan dan sebagian terjadi
karena kaos kaki nilon panjang sampai paha.
e.
Sinkope (pingsan) dalam keadaan pusing (pening), kepala ringan
dengan bangun mendadak aliran darah ke pusat susunan saraf otak
terhambat sehingga terjadi kekurangan darah ke pusat susunan
saraf otak (Manuaba, 1999).
2.1.4
Perubahan fisiologi pada saat kehamilan
Dengan terjadinya kehamilan, maka seluruh sistem pada tubuh
wanita mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang
perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim. Plasenta dalam
perkembangan mengeluarkan hormon somatomamotropin, estrogen,
progesteron yang menyebabkan perubahan pada:
a.
Rahim atau uterus
Rahim yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram
akan mengalami hipertropi dan hiperplasia, sehingga pada akhir
kehamilan (40 minggu) berat uterus ini menjadi 1000 gram, dengan
panjang lebih kurang 20 cm dan dinding lebih kurang 2,5cm.
b.
Payudara
Payudara
sebagai
mengalami
persiapan
pertumbuhan
memberikan
ASI
dan
perkembangan
pada
saat
laktasi.
Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh
hormon
saat
kehamilan,
yaitu
estrogen,
progesteron,
dan
somatomamotropin. Penampakan payudara pada ibu hamil adalah
sebagai berikut :
1) Payudara menjadi lebih besar.
2) Areola payudara makin hiperpigmentasi (hitam).
3) Glandula Montgomery makin tampak.
4) Puting susu makin menonjol.
c.
Sirkulasi Darah Ibu
Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara
fisiologi
dengan
adanya
pengenceran darah
yang disebut
hemodilusi. Volume darah akan bertambah banyak, kira-kira 25 %
dengan puncak kehamilan 32 minggu diikuti dengan cardiac output
(curah jantung) yang meninggi sebanyak kira-kira 30 %.
Perbedaan darah ibu dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:
1) Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat
memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin
dalam rahim.
2) Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada
sirkulasi retroplasenter
3) Pengaruh hormon estrogen dan progesteron makin meningkat.
d.
Taktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan
oleh uterus yang mulai membesar, sehingga timbul sering kencing.
Keadaan ini hilang dengan semakin tuanya kehamilan bila uterus
gravidus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, bila
kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas panggul, keluhan
sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing mulai
tertekan kembali (Manuaba, 1998).
e.
Sistem Imun
Janin sebenarnya merupakan benda asing dalam tubuh karena
pertemuan 2 gamet yang berlainan. Dari segi imunologi banda
asing harus dilotak dan dikeluarkan dari dalam tubuh, namun
ternyata janin diterima oleh tubuh kita. Meskipun diterima hal
tersebut menyebabkan semakin rendahnya ketahanan tubuh ibu
hamil.
f.
Sistem pencernaan
Pada bulan-bulan pertama perasaan tidak enak mulai muncul,
karena meningkatnya hormone ekstrogen. Tonus-tonus otot tractus
digestivus semakin berkurang. Makanan semakin lama didalam
usus, hal ini baik untuk proses absorsi tapi dapat menyebabkan
konstipasi. Selain itu peningkatan asam lambung dikarenakan
pengaruh HCG, ekstrogen dan progesteron mengakibatkan :
1)
Hipersalivasi
2)
Daerah lambung terasa panas
3)
Mual
4)
Emesis gravidarum sampai hiperemesis gravidarum.
Perubahan kebutuhan tubuh pada saat kehamilan mengalami
perubahan, yaitu:
a.
Metabolisme basal (energi yang diperlukan untuk memelihara
kegiatan tubuh) naik sebesar 15 % sampai 20% dari semula
terutama triwulan ketiga.
b.
Keseimbangan asam basal mengalami penurunan dari 155 per liter
menjadi 145 per liter, disebabkan hemodilusi (pengenceran) darah
dan kebutuhan mineral yang dibutuhkan janin.
c.
Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan
dan perkembangan janin dalam makanan diperlukan protein tinggi
sekitar ½ gr/kg berat badan atau sebutir telur sehari.
d.
Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
e.
Meningkatnya kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil meliputi:
Kalsium 1,5 gr setiap hari, 30 – 40 gr untuk pembentukan tulang
janin, Fosfor rata – rata 2 gr dalam sehari, Zat besi, 800 mgr atau
30 – 50 mgr sehari,Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak
dan dapat terjadi retensi air.
2.1.5
Perubahan Psikologi Pada Saat kehamilan
Meningkatnya kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh
membuat ibu merasa tidak sehat. Ibu mencari tanda- tanda pasti
kehamilannya, banyak ibu merasa kecewa, penolakan maupun cemas.
Selain itu ibu hamil senantiasa selalu memperhatikan perubahan dalam
tubuhnya, ini membuat ibu merasa tidak nyaman disertai keluhan yang
muncul salama kehamilan seperti mual dan muntah, pusing, cepat lelah.
Sehingga keadaan psikologi ibu pun semakin labil ditandai dengan ibu
yang bersikap ambivalen.
Perjalanan
kehamilan
yang
lama,
persiapan
menghadapi
persalinan dan persiapan menjadi orang tua menjadi beban tersendiri
bagi ibu hamil. Hal ini membutuhkan support yang besar dari berbagai
pihak sehingga ibu memperoleh ketenangan dan proses kehamilan
berjalan lancar.
2.2
EMESIS GRAVIDARUM
2.2.1
Pengertian emesis gravidarum
Mual dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang sering
terjadi pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi
hari, tetapi dapat pula terjadi setiap saat dan malam hari. (LlewellynJones, 1997; Tiran, 2007; Sabella 2010).
Baverley O’Brien (O’Brien & Naber, 2002) menemukan bahwa
70-90% dari semua wanita hamil mengalami mual-mual, sementara
50% mengalami muntah-muntah paling tidak sekali.
Mual dan muntah ini terjadi pada minggu ke-6 setelah hari
pertama haid terakhir dan mencapai puncak pada minggu ke-11 dan
secara khas menurun memasuki minggu ke-15 atau ke-16 . Sebagian
kecil ibu hamil merasakannya selama 9 bulan penuh (Prawirohardjo,
2002).
Sabella (2010) mengatakan bahwa keluhan pertama saat
kehamilan adalah rasa mual dan muntah-muntah yang pada beberapa
wanita berawal tidak lama setelah pembuahan dan seringkali berlanjut
sampai akhir bulan keempat. Beberapa wanita yang tidak mengalami
keluhan-keluhan semacam ini dalam satu kehamilan mungkin akan
mengalaminya dengan hebat dalam kehamilan-kehamilan berikutnya.
2.2.2
Penyebab terjadinya emesis gravidarum
Beberapa
faktor
penyebab
dan
predisposisi
terjadinya
emesis
gravidarum adalah sebagai berikut:
a.
Faktor Internal
Beberapa faktor internal diantaranya, yaitu :
1)
Hormonal
Kadar Human Chorionic Gonadotropin (hCG) yang meningkat
dipercaya sebagai penyebab utama dari emesis, hal ini dibuktikan
dengan muncul emesis pada kadar puncak hCG wanita hamil
(trimester I) dan muncul juga pada kasus mola hidatidosa serta
kehamilan multipel di mana kadar hCG juga jauh meningkat. Kadar
hCG yang tinggi akan merangsang pusat muntah di medulla
oblongata. Hormonal lainnya yang dapat mempengaruhi emesis
adalah estrogen dan progesteron. Kadar estrogrn dan progesteron
yang meningkat mengakibatkan terganggunya motilitas gaster.
2)
Faktor psikologis:
Kondisi psikologis juga memegang peranan yang tidak kalah
penting dalam timbulnya mual muntah (Prawirohardjo, 2002).
Perubahan kondisi fisik dan emosional yang kompleks
memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan
proses kehamilan yang terjadi. Konflik antara keinginan,
penolakan, kebanggaan yang ditimbulkan dari norma-norma
sosial kultur dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri dapat
merupakan pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dari
reaksi emosional ringan hingga ke tingkat gangguan jiwa yang
berat (Saifuddin, 2000).
3)
Usia
Usia ibu mempengaruhi bagaimana mengambil keputusan
dalam pemeliharaan kesehatannya (Notoatmodjo, 2003).
Reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan
dan persalinan adalah 20-30 tahun (Prawirohardjo, 2006). Usia
20 dan 30 adalah usia ideal untuk hamil dan melahirkan
menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), sedang para ahli
berpendapat usia dan fisik wanita mempengaruhi proses
kehamilan, kesehatan janin dan persalinannya (Wesson, 2002),
dijelaskan sebagai berikut :
(a)
Hamil kurang dari 20 tahun, rahim dan panggul sering kali
belum tumbuh mencapai ukuran dewasa, dengan kata lain
kondisi fisik belum 100% siap, di usia ini secara biologis
belum optimal, emosinya cenderung labil, mentalnya belum
matang sehingga mudah mengalami goncangan yang
mengakibatkan kurangnya perhatian selama kehamilan.
angka kematian ibu dan janin 4-6 kali lipat lebih tinggi
dibanding wanita yang hamil dan bersalin di usia 20-an.
(b)
Hamil di usia 20-an, kondisi fisik prima. Rahim sudah mampu
memberi perlindungan atau kondisi yang maksimal untuk
kehamilan. Umumnya secara mental calon ibu juga sudah
siap, ini berdampak pada perilaku ibu dimana ia menjaga dan
merawat kehamilannya secara hati-hati.
(c)
Hamil di usia 30 hingga 35 tahun, mengingat kemajuan
teknologi saat ini, di rentang usia ini ibu masih boleh hamil
asal kondisi tubuh, kesehatan dan asupan nutrisi betul-betul
terjaga.
(d)
Hamil di usia lebih dari 35 tahun, kesehatan ibu sudah
menurun, kehamilan tergolong berisiko tinggi, itu sebabnya
tidak dianjurkan menjalani kehamilan di usia ini.
Menurut Wesson (2002), beberapa peneliti menemukan bahwa
wanita muda lebih cenderung mengalami morning sickness.
4)
Gravida
Gravida adalah jumlah kehamilan yang pernah dialami
oleh seorang wanita (termasuk kehamilan yang sekarang).
Kehamilan pertama disebut primigravida dan kehamilan
berikutnya multigravida. Wanita yang belum pernah hamil
sampai stadium viabilitas adalah Nulligravida. Grande
multygravida adalah wanita yang pernah hamil lebih dari
empat kali (Farrer, 2001).
Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan
40-60% multigravida, Satu diantara seribu kehamilan, gejalagejala ini menjadi lebih berat (Prawirohardjo, 2008). wanita
hamil yang pertama kalinya lebih cenderung mengalami
gangguan kehamilan (Wesson, 2002). Primigravida lebih
sering terjadi mual dan muntah, O”Brien menemukan beberapa
bukti yang menyatakan bahwa produksi hormon estrogen dan
metabolisme berubah pada kehamilan pertama seorang wanita
dan rasa mual muntah akan lebih rendah pada kehamilankehamilan berikutnya (Wesson, 2002).
5)
Pekerjaan
Menurut Wesson (2002) kelelahan fisik maupun mental
juga meningkatnya kemungkinan rasa mual. Wesson (2002)
menambahkan ibu hamil yang bekerja pada outlet makanan
siap saji paling cenderung mengalami mual muntah. Rose &
Neil (2006) berpendapat keparahan mual pun berkaitan dengan
gaya hidup calon ibu, kurang makan, kurang tidur atau istirahat
dan stress dapat memperburuk rasa mual.
6)
Pendidikan
Kejadian emesis gravidarum pada ibu hamil lebih sering
terjadi
pada
ibu
hamil
yang
berpendidikan
rendah
(Prawirohardjo, 2002). Secara teoritis, ibu hamil yang
berpendidikan lebih tinggi cenderung lebih memperhatikan
kesehatan diri dan keluarganya (Saifuddin, 2000).
7)
Riwayat Kehamilan
Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah
pada mola hidatiodosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang
tinggi
pada
mola
hidatidosa
dan
kehamilan
ganda
memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang
peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon
Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan (Prawirohardjo,
2002).
8)
Riwayat Penyakit Ibu
Penyebab emesis gravidarum lainnya adalah faktor
endokrin
seperti
hipertiroid,
diabetes
dan
lain-lain
(Prawirohardjo, 2002). Hipertiroid pada kehamilan (morbus
basodowi) adalah hiperfungsi kelenjar tiroid ditandai dengan
naiknya metabolism basal 15-20 %, kadang kala disertai
pembesaran ringan kelenjar tiroid. Penderita hipertiroid
biasanya mengalami gangguan haid ataupun kemandulan.
Kadang juga terjadi kehamilan atau timbul penyakit baru,
timbul dalam masa kehamilan seperti hiperemesis gravidarum.
b.
Faktor Eksternal
Adapun faktor eksternal dapat dibagi menjadi 3, yaitu :
1)
Faktor Psikososial
Leeners et al (2000) menyatakan bahwa faktor psikososial sangat
terlibat dalam etiologi emesis gravidarum dan tidak hanya
mempengaruhi
durasi
dan
keparahan
gejala
namun
juga
mempengaruhi resistensi dan oleh karena itu mempengaruhi
keberhasilan strategi penatalaksanaan. Misalnya kesulitan dalam
masalah membina hubungan.
2)
Faktor Sosio-kultural
Perubahan kondisi fisik dan emosional yang kompleks, memerlukan
adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses
kehamilan yang terjadi, konflik antara keinginan prokresi,
kebanggaan, yang tumbuh dari norma-norma sosio-kultural dan
persoalan dalam keadaan kehamilan itu sendiri, dapat merupakan
pencetus berbagai gangguan jiwa mulai yang ringan sampai dengan
yang berat.
3)
Lingkungan
Faktor lingkungan yang juga mempengaruhi emesis gravidarum
adalah: bau, polusi pestisida dan bahan pengawet, suara berisik dan
terlalu ramai (Tiran, 2008).
2.2.3
Patofisiologi
Teori mengatakan bahwa keluhan emesis gravidarum ini terjadi
sebagai proses adaptasi wanita terhadap kehamilannya. Pada penderita
dengan
muntah
terus-menerus
dapat
mengakibatkan
cadangan
karbohidat dan lemak habis dipakai untuk keperluan energi, karena
oksidasi lemak yang sempurna terjadi ketosis dengan tertimbunnya
asam aseton asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.
Kurang cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah
menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstra seluler dan plasma
berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke
jaringan berkurang dan tertimbunnya zat metabolik dan toksida.
Kekurangan kalsium sebagai akibat muntah dan bertambahnya ekskresi
melewati ginjal menambah frekuensi mual dan muntah yang lebih
banyak dan dapat merusak hati. Di samping itu dehidrasi dan
terganggunya keseimbangan elektrolik dapat menyebabkan robekan
pada selaput lendir, esophagus (kerengkongan) dan lambung yang dapat
mengakibatkan
perdarahan
gastrointestinal
(lambung
usus)
(Prawirohardjo, 2002).
2.2.4
Tanda dan Gejala
Tanda-tanda emesis gravidarum berupa:
a.
Rasa mual, bahkan dapat sampai muntah
Mual dan muntah ini terjadi 1-2 kali sehari, biasanya terjadi di pagi
hari tetapi dapat pula terjadi setiap saat.
b.
Nafsu makan berkurang
c.
Mudah lelah
d.
Emosi yang cenderung tidak stabil.
Keadaan ini merupakan suatu yang normal, tetapi dapat menjadi
tidak normal apabila mual dan muntah ini terjadi terus menerus dan
mengganggu keseimbangan gizi, cairan, dan elektrolit tubuh. Ibu
hamil yang mengalami emesis gravidarum yang berkelanjutan
dapat terkena dehidrasi sehingga akan menimbulkan gangguan
pada kehamilannya (Sabella, 2010).
2.2.5
Pengaruh emesis gravidarum terhadap kehamilan
Emesis dalam keadaan normal tidak banyak menimbulkan efek
negatif
terhadap kehamilan dan janin, hanya saja apabila ini
berkelanjutan dan berubah menjadi hiperemesis gravidarum yang dapat
meningkatkan risiko terjadinya gangguan pada kehamilan.
Wanita hamil dengan gejala yang berlebih berpotensi besar
mengalami dehidrasi, kekurangan cadangan karbohidrat dan lemak
dalam tubuh, dapat pula terjadi robekan kecil pada selaput lender
esofagus dan lambung atau sindroma Mallary Weiss akibat perdarahan
gastrointestinal (Wiknjosastro, 2002).
Tanda-tanda dehidrasi, adalah: berat badan menurun, denyut nadi
meningkat (120x/menit dan terus naik), tekanan darah menurun
(diastolic 50 mmHg dan terus turun), mata cekung, elastisitas kulit
berkurang. Apabila ditemukan tanda-tanda dehidrasi pada ibu hamil
maka ia harus segera mendapat pertolongan dari tenaga kesehatan.
Pada kehamilan triwulan pertama, ketika sel-sel mulai membentuk
sistem organ tubuh, kualitas asupan (nutrisi) sangat penting dari pada
kualitas (kalori). Kekurangan nutrisi yang parah pada kehamilan awal
dapat menyebabkan kerusakan janin dan janin yang tidak sempurna
sering kali mengalami kematian janin atau keguguran (Tiran, 2007).
Pembesaran bayi di dalam rahim sangat tergantung dari asupan
nutrisi ibu hamil. dapat melemahkan tubuh ibu, muntah yang berlebihan
akan membuat tubuh kehilangan cairan dan hal ini akan mengganggu
sirkulasi darah dan metabolisme tubuh bayi. Terganggunya sirkulasi
darah dalam tubuh ibu akibat muntah akan mengganggu pula sirkulasi
ke plasenta.
Muntah yang berlebihan juga menyebabkan cairan tubuh makin
berkurang, sehingga darah menjadi kental (hemokensentrasi) yang dapat
melambat peredaran darah yang berarti konsumsi oksigen dan makanan
kejaringan berkurang. Kekurangan makanan dan oksigen kejaringan
akan menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat menambah beratnya
keadaan janin dan wanita hamil. Muntah yang berlebihan dapat
menyebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler pada lambung dan
esofagus, sehingga muntah bercampur darah (Manuaba, 1998).
2.2.6
Penatalaksanaan emesis gravidarum
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi mual muntah
yang dirasakan oleh Ibu hamil pada masa kehamilannya, diantaranya :
a.
Pendekatan Nutrisional.
Pendekatan tenaga kesehatan yang paling konvensional biasanya
memasukkan saran untuk mengkonsumsi makan dalam jumlah
sedikit tapi sering untuk mempertahankan kadar gula darah. Selain
itu dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung: B6, zink atau multivitamin (Tiran, 2008)
b.
TerapinPsikologik
Terapi psikologik yang digunakan untuk relaksasi, diantaranya:
c.
1)
Relaksasi hypnobrithing
2)
Aromaterapi
3)
Kelas Relaksasi
4)
Yoga
Akupuntur dan Akupresur
Penelitian yang dilakukan oleh Werntoft dan dykes (2001)
melibatkan uji coba pada 60 orang wanita hamil yang mengalami
mual muntah gestasional dan menemukan durasi perbedaan yang
lebih
lama
secara
signifikan
pada
kelompok
akupresur
dibandingkan kelompok plasebo. Carlsson (2000) melakukan uji
silang acak single blind dengan kelompok kontrol plasebo, pada 33
orang wanita yang mengalami hiperemesis gravidarum, mereka
membandingkan efek akupuntur perikardium 6 profunda atau
penusukan jarum superfisial (plasebo). Wanita diminta untuk
menilai dampak kedua terapi dengan menggunakan skala analog
visual, dan hasilnya menunjukkan peningkatan yang lebih besar
serta lebih cepat pada kelompok yang mendapatkan akupuntur
profunda dibandingkan kelompok yang mendapatkan terapi
plasebo.
d.
Pengobatan herbal
Penggunaan herbal menggunakan seluruh atau sebagian tanaman
dalam bentuk berbeda dan merupakan prekursor farmasetik
kontemporer. Pengobatan herbal mengandung bahan – bahan
farmakologis aktif yang diduga bekerja pada tingkat molekular,
setiap tipenya memiliki efek kimia berbeda. Efek ini dapat terjadi
akibat satu atau kombinasi bahan aktif yang diketahui digunakan
untuk menstandarisasi sediaan obat. Herbal dapat diberikan dalam
bentuk teh dan teh herbal atau infusi yang dibuat dari tanaman
segar atau tanaman yang dikeringkan, atau dalam tablet, kapsul,
dan krim yang dibuat di pabrik (Tiran, 2008)
e.
Terapi Obat
Meskipun janin di dalam kandungan telah dilindungi dari
pengaruh luar oleh plasenta dan selaput ketuban, tetapi ia sama
sekali tidak terlepas dari pengaruh buruk obat yang dikonsumsi
oleh sang ibu. Secara khusus, penggunaan obat-obatan pada ibu
hamil tidak hanya memberikan efek samping pada sang ibu, tetapi
lebih dari itu ada pengaruh buruk pada janin, yang berupa cacatcacat bawaan. Obat atau agen lain yang dapat mengakibatkan cacat
bawaan yang nyata lazim disebut sebagai obat yang bersifat
teratogenik atau dismorfogenik (Maulana, 2010).
Sebagian besar obat yang digunakan oleh wanita hamil dapat
menembus plasenta, sehingga embrio dan janin dalam masa
perkembangan terpapar terhadap efek farmakologis dan teratogenik
agen tersebut. Faktor-faktor kritis yang mempengaruhi transfer obat
menembus plasenta dan efek obat terhadap janin termasuk hal-hal
sebagai berikut: (1) sifat fisikokimiawi; (2) kecepatan menembus
plasenta dan jumlah yang mencapai janin; (3) durasi paparan; (4)
sifat distribusi pada jaringan janin yang berbeda; (5) tahap
perkembangan janin dan plasenta pada saat pemaparan; dan (6)
efek obat yang digunakan secara kombinasi (Katzung, 2004).
British National Formulary (2001) mengatakan mual di
trimester pertama kehamilan tidak memerlukan terapi obat. Pada
situasi yang jarang terjadi, jika muntah bersifat berat, suatu anti
histamin (mis.prometazin) atau fenotiazin mungkin dibutuhkan.
Jika gejala tidak teratasi dalam 24 sampai 48 jam, minta opini dari
dokter spesialis.
2.3
HYPNOBRITHING
2.3.1
Pengertian
Metode hypnobirthing di Indonesia mulai disebar-luaskan pada
tahun 2003 oleh Lanny Kuswandi, yang mempelajari metode
hypnobirthing dari Marie Mongan di Australia . Hypnobirthing berasal
dari kata Yunani, hypnos (tidur/ pikiran tenang) dan birthing (proses
kehamilan sampai melahirkan), diartikan sebagai upaya alami
menanamkan niat ke pikiran bawah sadar untuk menikmati proses
kehamilan sampai persalinan (Kuswandi, 2008).
Metode hypnobirthing merupakan suatu cara yang diciptakan
dengan penggabungan antara metode hypnosis yang dilakukan sendiri
(selfhypnosis) dan proses kehamilan sampai kelahiran alami, dengan
kata lain hypnobirthing digunakan untuk menciptakan proses kehamilan
sampai persalinan yang alamiah dimana ibu hamil akan dibantu untuk
rileks,
fokus,
tenang
dan
dalam
keadaan
sadar
sepenuhnya.
Hypnobirthing mampu memicu hormon endorphin yang memberikan
rangsangan kepada otak dengan sensasi kebahagaian, kenyamanan dan
cinta, sehingga cara ini efektif untuk menghilangkan seluruh keluhan
maupun perasaan tidak nyaman selama kehamilan (Kuswandi, 2011).
Metode hypnobirthing dilakukan dalam tiga kali pertemuan,
tetapi tidak tertutup kemungkinan dilakukan lebih dari tiga kali. Hal
tersebut tergantung dari psikologi dan keluhan yang dihadapi ibu hamil.
Jika masalah dan kondisi yang dihadapi dirasa berat, maka latihan bisa
dilakukan lebih dari empat kali sampai terlihat perubahan. Namun, dari
pengalaman yang sudah ada, biasanya pada pertemuan ketiga kondisi
ibu hamil sudah terlihat mengalami perubahan hingga mencapai 40
persen, bahkan ada yang lebih. Setelah pertemuan keempat, perubahan
kondisi ibu hamil semakin besar hingga mencapai 80 persen (Kuswandi,
2008).
2.3.2
Manfaat hypnobirthing
Terapi hypnobirtihing banyak memberikan manfaat, tidak hanya untuk
ibu hamil tapi juga untuk bayi, suami dan tenaga kesehatan,
diantaranya:
a.
Manfaat yang didapat oleh ibu hamil
1)
Mengatasi reaksi-reaksi perubahan dari dalam pada saat
kehamilan seperti mual, muntah dan pusing. Alice et al
(2001) meninjau studi empiris tentang hipnosis dalam
mengatasi
wanita
hyperemesis
gravidarum
yang
menekankan kebutuhan untuk mendapatkan diagnosa
banding dan rujukan yang tepat. Mereka menyatakan bahwa
penggunaan hipnosis medis pada wanita hamil yang
mengalami mual dan muntah sedang dapat membantu
mengurangi insiden hiperemesis gravidarum.
2)
Mengurangi kemungkinan adanya komplikasi kehamilan
yang dipengaruhi faktor stress dan depresi.
3)
Mengurangi rasa sakit dengan kadar yang sangat besar
hingga kadang tak terasa seperti sakit melahirkan.
Pengendalian nyeri persalinan merupakan salah satu
indikasi dilakukannya hynobirthing. Persiapan antenatal
untuk persalinan membantu mengurangi stres, kecemasan
dan nyeri yang dialami oleh ibu merupakan terapi yang
lebih baik dibandingkan metode psikoprofilaksis (Oster,
2004).
4)
Proses persalinan akan berjalan nyaman, lancar dan relatif
lebih cepat. Dalam penelitian Harmon et al (2000), 60 orang
wanita dibagi kedalam kelompok perlakuan yang diberikan
hypnoterapi dan kelompok kntrol yang tidak diberikan
hypnoterapi. Semua wanita yang mendapatkan hypnoterapi
mengalami persalinan dalam waktu lebih singkat.
5)
Mengurangi kemungkinan diambilnya tindakan episiotomy.
6)
Ibu akan lebih merasakan ikatan batin dan emosi terhadap
janin.
7)
Ibu akan merasakan ketenangan dan kenyamanan saat
proses melahirkan.
8)
Ibu akan lebih dapat mengontrol emosi dan perasaan.
9)
Mencegah kelelahan yang berlebih saat proses persalinan.
10)
Meningkatkan produksi ASI (Air Susu Ibu).
b.
Manfaat yang didapat oleh bayi
1)
Spiritual Quotient merupakan getaran tenang dan damai
yang dirasakan oleh janin dan merupakan dasar dari
perkembangan jiwa. Pertumbuhan janin lebih sehat karena
keadaan tenang akan memberikan hormon - hormon yang
seimbang ke janin melalui plasenta.
2)
Bayi yang lahir tidak akan kekurangan oksigen sehingga
menjadi lebih sehat. Dalam penelitian Harmon et al (2000),
juga dijelaskan Semua wanita yang masuk ke dalam
kelompok perlakuan yang mendapatkan hypnoterapi,
kondisi bayi pada saat lahir memiliki APGAR scor yang
lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol.
c.
3)
Mencegah terjadinya bayi premature.
4)
Mencegah terjadinya berat badan bayi kurang.
Manfaat yang didapat oleh suami
1)
Lebih tenang dalam mendampingi proses persalinan.
2)
Emosi istri akan menjadi lebih stabil dalam kehidupan
sehari–harinya.
3)
Aura positif dan tenang yang dimiliki oleh istri akan
mempengaruhi aura orang - orang di sekitarnya juga.
d.
Manfaat yang didapat oleh dokter atau tenaga kesehatan :
1)
Dapat lebih fokus dan konsentrasi bekerja karena tidak
perlu menghadapi emosi labil ibu yang hendak melahirkan.
2)
Kemungkinan timbulnya komplikasi dan masalah saat
proses persalinan dan kelahiran, sangat kecil.
3)
Tidak perlu untuk menggunakan obat bius untuk ibu yang
hendak
melahirkan.
Jenkins
dan
Pritchard
(2003)
melakukan penelitian kepada 126 wanita primigravida dan
136 wanita multigravida, masing-masing dengan 300 orang
kelompok kontrol yang memiliki usia yang sama, untuk
menkaji efek hipnoterapi antenatal pada kala satu dan dua
persalinan. Terdapat penurunan kebutuhan analgesik pada
kala satu persalinan bagi wanita primigravida dan
multigravida yang mendapat hypnoterapi jika dibandingkan
dengan kelompok kontrol.
4)
Lebih mudah menangani ibu hamil karena tidak panik dan
tetap tenang.
2.3.3
Prinsip hypnobirthing
Pikiran mempengaruhi seluruh tubuh. Segala sesuatu yang
dilakukan tubuh ditentukan oleh pikiran. Oleh sebab itu ketika
ditanamkan suatu pandangan bahwa proses kehamilan sampai
persalinan adalah suatu proses alami dimana ibu akan merasa nyaman
dengan semua gangguan maupun reaksi yang ditimbulkan, maka tubuh
akan mengekspresikan semua yang dialami dengan rasa nyaman. Hal
lain adalah ada endorfin yang merupakan hormon penghilang sakit
maupun tidak nyaman alami tubuh. Ini bisa dihasilkan ketika tubuh
dalam keadaan relaksasi (Aprilia, 2011).
2.3.4
Hal-hal
yang
perlu
dipersiapkan
sebelum
melakukan
teknik
Hypnobirthing
Dalam Hypnobirthing akan dipelajari teknik-teknik relaksasi dan
visualisasi yang akan membantu ibu selama bersalin dan dengan cepat
memulihkan tingkat energi setelah persalinan. Agar dapat mengkondisi
diri sendiri untuk masuk dengan cepat ke dalam relaksasi dan
visualisasi. Berikut hal-hal yang perlu dipersiapkan
untuk melatih
teknik HypnoBirthing :
a.
Waktu
Memilih waktu untuk relaksasi di mana tidak terdapat gangguan.
Menyisihkan waktu yang sama setiap hari. Bisa pagi, siang, atau
malam hari.
b.
Tempat
Memilih tempat latihan yang nyaman, tenang, bersuhu sejuk, dan
dengan pencahayaan lembut temaram dan menjadikan tempat itu
sebagai tempat latihan sehari-hari.
c.
Alat
Menggunakan kaset dan CD musik atau lagu kesayangan yang
memiliki nada atau irama berulang-ulang, tenang, serta lembut
untuk menimbulkan respon tubuh terbaik.
d.
Persiapan Ibu Hamil
Memastikan kandung kemih kosong sehingga tidak perlu bolakbalik ke toilet dan menggunakan busana yang longgar dan
mengenakan kain lembut untuk menutupi tubuh sehingga akan
terasa nyaman.
e.
Terapis
Ibu akan dilatih oleh terapis baik bidan ataupun yang lain yang
telah mendalami ilmu hipnoterapi spesifik pada bidang kehamilan.
f.
Posisi Relaksasi
Memilih posisi yang dianggap paling nyaman dengan mencoba
sesantai mungkin. Bisa dalam posisi duduk atau berbaring sambil
memejamkan mata dan menyamping (Payne, 2000; Morgan, 2007;
Andriana, 2007).
1)
Posisi berbaring terlentang
Beberapa hal
yang dapat membantu untuk menyamankan
posisi berbaring terlentang:
Gambar 2.1.
Posisi Berbaring Terlentang
2)
Posisi menyamping
Posisi menyamping (lateral) terutama dipilih oleh ibu hamil
saat menjalani persalinan tahap
akhir dan sering kali untuk
mengeluarkan bayi mereka. Ini juga merupakan posisi tidur
bagi ibu yang sedang hamil.
Gambar 2.2
Posisi Menyamping
2.3.5
Empat langkah persiapan sebelum latihan hypnobirthing
1)
Putar kepala dengan posisi miring ke atas bahu sebanyak 8 kali hitungan.
Letakkan jari-jemari
kiri dan kanan di atas bahu, lalu memutar ke
belakang sebanyak 8 kali dan ke depan 8 kali.
2)
Relaksasi otot, berbaring santai. Luruskan lengan kanan dan kiri sejajar
tubuh. memposisikan telapak kanan menghadap ke atas. Menegangkan
telapak kaki hingga merambat ke betis, paha, pinggul, dan dada. Menarik
pundak ditarik ke atas dan kedua telapak tangan dikepal kuat-kuat.
Mengerutkan dahi, tarik lidah ke arah langit-langit.
3)
Relaksasi pernapasan. Ketika berbaring, napas akan terdorong ke arah
perut. Menarik
napas panjang lewat hidung sambil hitung sampai 10.
Menghembuskan perlahan-lahan lewat mulut. Lakukan 10 kali.
4)
Relaksasi pikiran. Pejamkan mata sejenak lalu buka perlahan -lahan sambil
memandang ke satu titik yang tepat di atas mata, makin lama kelopak
mata makin relaks, berkedip, dan pada hitungan ke-5, mata akan
menutup. Ketika kondisi sudah nyaman, masukkan pikiran positif yang
akan terekam dalam alam bawah sadar. Contoh program positif, “Saya dan
janin di dalam kandungan akan tumbuh sehat. Dan saat persalinan akan
menghadapinya dengan tenang.”
2.3.6
Tahapan hypnobirthing
Ada lima teknik dasar hypnobirthing, yaitu relaksasi otot, relasasi
pernafasan, relaksasi pikiran, afirmasi, dan awakening. Setiap teknik
memiliki beberapa alternatif di mana dapat dipilih salah satunya atau
lebih yang dianggap paling efektif dan paling disukai. Belajar
menggunakan kelima teknik ini, sehingga Ibu merasa lebih nyaman
melewati masa kehamilan.
Teknik ini dapat dipelajari di kelas Hypnobirthing, dan melalui
kaset atau CD yang diberikan oleh instruktur sehingga dapat berlatih
setiap hari di rumah. Pendamping persalinan juga sebaiknya
mendapatkan naskah untuk digunakan saat ibu dan pendamping
persalinan berlatih bersama dua atau tiga kali seminggu (Morgan,
2007).
Teknik dasar Hypnobirthing merupakan kombinasi dari beberapa
metode. Menurut Davis et al (Dalam Payne, 2000) tenaga kesehatan
profesional dapat menggunakan metode yang dianggap baik. Dapat
menggunakan lebih dari satu metode yang dimunculkan pada satu
periode waktu dengan mengkombinasikan beberapa teknik akan lebih
efektif dibandingkan hanya menggunakan satu teknik.
Adapun tahapan terapi hypnobirthing adalah sebagai berikut:
a.
Relaksasi Otot
Menegangkan otot telapak kaki dengan menegakan telapak kaki ke
arah langit-langit ruangan, kemudian rasakan ketegangan pada betis
kiri dan kanan, paha kiri dan kanan, rasakan ketegangan otot
seluruh perut, dada, pundak sedikit ditarik kearah telinga,
kemudian rasakan di seluruh lengan sampai ditelapak tangan
mengepal, kemudian rasakan ketegangan seluruh wajah dan
biarkan sesaat, kita lepaskan ketegangan mulai otot wajah sampai
otot telapak kaki sambil menghembuskan nafas. Sekarang rasakan
betapa nikmatnya seluruh otot ,dari otot wajah sampai otot kaki
demikian relaksnya, seluruh pembuluh darah, seluruh sel dan
seluruh organ bekerja dengan seimbang dan semakin sehat, rasakan
seluruh otot wajah yang relaks selalu dalam keadaan berseri-seri
tersenyum, rasakan relaks ini terus kita rasakan di daerah kepala,
leher, bahu kiri dan kanan, lengan kiri dan kanan, telapak tangan
kiri dan kanan dan seluruh jemari tangan. Biarkan rasa relaks ini
merambat keseluruh dada bagian depan sampai belakang, seluruh
organ yang ada di rongga dada bekerja dengan seimbang dan
semakin sehat, rasa relaks ini terus terasa kearah perut bagian
depan sampai ke belakang seluruh organ pencernakan di dalam
rongga perut. Rasa relaks ini akan terus dirasakan di daerah
panggul bagian depan sampai belakang seluruh organ reproduksi,
biarkan relaks ini terus keseluruh paha kanan dan kiri, lutut kiri
dan kanan, betis kiri dan kanan, kedua telapak kaki dan seluruh jari
kaki.
b.
Relaksasi Pernapasan
Perhatikan nafas yang keluar masuk lewat hidung, hayati nafas
adalah nafas kehidupan, bernafaslah dengan tenang dan dalam,
perasaan menghirup nafas lewat hidung rasakan masuknya udara
yang lewat ke dua lubang hidung mengalir ke seluruh paru-paru
yang ada di rongga dada dan biarkan saja ke rongga perut dan
rasakan udara yang bersih mengalir ke seluruh tubuh. Setelah
selesai hembuskan nafas perlahan-lahan kedua lubang hidung, dan
selalu diniatkan setiap menghirup nafas menjadi semakin relaks,
semakin tenang hati semakin damai.
c.
Relaksasi pikiran
Pikiran mempunyai getaran yang sangat ringan perlu dilatih agar
menjadi tenang dan seimbang, silahkan membuka mata dan
memandang satu titik kelangit-langit ruangan, pada saat kedua
mata memandang satu titik terus menerus otak akan masuk dalam
keadaan istirahat, ditandai dengan kedua mata terasa semakin
meredup, kedua kelopak mata semakin relaks dan mulai berkedip,
dan biarkan pada hitungan ke 3 kedua kelopak mata terpejam
dengan tenang, rasakan relaksnya jiwa dan raga dalam keadaan
yang paling relaks, saatnya menanamkan niat positif kedalam batin
kita, kita sebagai manusia niatkan mulai hari ini dan selanjutnya
selalu dalam keadaan tenang dalam menghadapi setiap perubahan
di dalam kehidupan, baik perubahan yang ada dalam diri sendiri
ataupun perubahan-perubahan yang ada di sekeliling kita, tenang,
niatkan mulai hari ini dan selanjutnya makin sehat jasmani dan
rohani demikian juga bayi yang ada di dalam kandungan, selama
proses kehamilan dan persalinan merasakan nyaman, tenang,
semuanya berjalan lancar, pertahankan kondisi relaks yang semakin
dalam dengan setiap kali kita menghirup nafas, niatkan kita masuk
dalam keadaan yang paling tenang, niat di dalam batin realisasi di
dalam kehidupan dengan mudahnya.
d.
Afirmasi
Dalam keadaan pikiran yang tenang, rileks dan napas
teratur itu, barulah mengafirmasi sebuah program positif yang akan
terekam dalam alam bawah sadar. Contoh program positif, “Saya
dan janin di dalam kandungan akan tumbuh sehat. Dan rasa mual
dan muntah yang saya alami ini akan menghilang. Saya akan
merasa nyaman , tenang, dan semua akan berjalan lancar.” Ulangi
sebanyak 3 kali.
e.
Awakening
Lakukan proses pengakiran hypnobirthing dengan yaitu
pada hitungan ke 3 latihan selesai.1,2,3,latihan selesai, silahkan
membuka mata, anda bangun dalam keadaan yang paling
bugar,paling nyaman. Bantu klien merapikan diri bangun dan turun
dari tempat tidur, lanjutkan dengan evaluasi dan dokumentasi hasil
hypnobirthing (Hariyanto, 2009).
Download