7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang Analisis

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian tentang Analisis Hubungan Inflasi dan Tingkat Suku Bunga
dengan Jumlah Dana Deposito pada PT Bank Tabungan Negara, Persero Tbk. KC
Purwokerto Tahun 2011-2013, membutuhkan kajian teori sebagai berikut :
2.1. Inflasi
Inflasi merupakan salah satu bentuk penyakit ekonomi yang sering
kambuh dan dialami oleh hampir semua Negara. Secara umum inflasi
menyatakan bahwa inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan tingkat harga
barang dan jasa secara umum dan terus menerus selama waktu tertentu.
Menurut Nopirin (1987) inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum
barang-barang secara terus menerus selama periode tertentu. Dari definisi ini
dapat disimpulkan bahwa kenaikan harga satu atau beberapa barang pada
suatu saat tertentu dan hanya sementara belum tentu menimbulkan inflasi
(Insukindro, 1993)
Adapun indikator inflasi adalah sebagai berikut (www.bi.go.id) :
a. Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan indikator yang umum digunakan
untuk menggambarkan pergerakan harga. Perubahan IHK dari waktu ke
waktu menunjukkan pergerakan harga dari pake barang dan jasa yang di
konsumsi oleh masyarakat. Tingkat inflasi di Indonesia biasanya diukur
dengan IHK.
7
Analisis Hubungan Inflasi Dan..., Cici Jayanti, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
b. Indeks Harga Perdagangan Besar merupakan indikator yang menggambarkan
pergerakan harga dari komoditi-komoditi yang diperdagangkan di suatu
daerah.
Tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi ekonomi
yang terlalu panas (overheated). Artinya, kondisi ekonomi mengalami
permintaan atas produk yang melebihi kapasitas penawaran produknya, sehingga
harga-harga cenderung mengalami kenaikan. Inflasi yang terlalu tinggi juga akan
menyebabkan penurunan daya beli uang (purchasing power of money). Di
samping itu, inflasi yang tinggi juga bisa mengurangi tingkat pendapatan riil
yang diperoleh investor dari investasinya. Sebaliknya jika tingkat inflasi suatu
negara mengalami penurunan, maka hal ini akan merupakan sinyal yang
positif bagi investor seiring dengan turunnya risiko daya beli uang dan risiko
penurunan pendapatan riil (Tandelilin, 2003). Jadi inflasi yang tinggi
menyebabkan
menurunnya
keuntungan
suatu
perusahan,
sehingga
menyebabkan efek ekuitas menjadi kurang kompetitif (Ang, (1997) dalam
Ratna (2009)).
Kondisi inflasi menurut Samuelson (1998), berdasarkan sifatnya inflasi
dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
a. Merayap (Creeping Inflation)
Laju inflasi yang rendah (kurang dari 10% pertahun), kenaikan harga
berjalan lambat dengan persentase kecil serta dalam jangka waktu yang
relatif lama.
8
Analisis Hubungan Inflasi Dan..., Cici Jayanti, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
b. Inflasi menengah (Galloping Inflation)
Ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar dan kadang berjalan
dalam waktu yang relatif pendek serta mempunyai sifat akselerasi yang
arrinya harga-harga minggu/bulan ini lebih tinggi dari minggu/bulan lalu
dan seterusnya.
c. Inflasi Tinggi (Hyper Inflation)
Inflasi yang paling parah dengan dtandai dengan kenaikan harga sampai 5
atau 6 kali dan nilai uang merosot dengan tajam. Biasanya keadaan ini
timbul apabila pemerintah mengalami defisit anggaran belanja.
Menurut Keynes, inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup
di luar batas kemampuan ekonominya. Proses inflasi menurut pandangan ini
tidak lebih adalah proses perebutan pendapatan diantara kelompok-kelompok
sosial yang menginginkan bagian yang lebih besar dari pada bagian yang
dapat diselesaikan oleh masyarakat. Kelompok-kelompok sosial ini misalnya
orang-orang pemerintahan sendiri, pihak swasta atau juga serikat buruh yang
berusaha mendapatkan kenaikan gaji atau upah, dimana hal ini dapat
berdampak terhadap permintaan barang dan jasa yang pada akhirnya akan
menaikan harga. (Boediono,1996).
Faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi menurut Samuelson dan
Nordhaus (1998), ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya inflasi :
9
Analisis Hubungan Inflasi Dan..., Cici Jayanti, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
a. Demand Pull Inflation
Timbul apabila permintaan agregat meningkat lebih cepat dibandingkan
dengan potensi produktif perekonomian, menarik harga ke atas untuk
menyeimbangkan penawaran dan permintaan agregat.
b. Cost Push Inflation or Supply Shock Inflation
Inflasi yang diakibatkan oleh peningkatan biaya selama periode
pengangguran tinggi dan penggunaan sumber daya yang kurang efektif.
Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya inflasi tidak
hanya dipengaruhi oleh Demand Pull Inflation dan Cost Push Inflation tetapi
juga dipengaruhi oleh :
a. Domestic Inflation
Tingkat inflasi yang terjadi karena disebabkan oleh kenaikan harga barang
secara umum di dalam negeri.
b. Imported Inflation
Tingkat inflasi yang terjadi karena disebabkan oleh kenaikan harga-harga
barang import secara umum.
Ada beberapa cara untuk menghitung inflasi menurut Insukindro
(1993) salah satunya adalah dengan menggunakan harga umum. Cara umum
yang dipakai untuk menghitung inflasi adalah dengan angka harga umum
(general price). Rumus yang dipakai adalah:
10
Analisis Hubungan Inflasi Dan..., Cici Jayanti, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
Lit = Hut - HUt-1 X 100
HUtDimana:
Lit
= Laju inflasi tahun/periode t
HUt
= Harga umum periode t
HUt-1 = Harga umum periode t-1
2.2. Tingkat Suku Bunga
Nopirin (1990) mendefinisikan suku bunga adalah biaya yang harus
dibayar oleh peminjam dari pinjaman yang diterima dan merupakan imbalan
bagi pemberi pinjaman atas investasinya. Menurut Herman (2003) yang
dikutip oleh Rayun (2005), suku bunga adalah harga dari penggunaan uang
untuk jangka waktu tertentu atau harga dari penggunaan uang yang
dipergunakan pada saat ini dan akan dikembalikan pada saat mendatang.
Menurut Laksmono (2001), nilai suku bunga domestik di Indonesia sangat
terkait dengan tingkat suku bunga internasional. Hal ini disebabkan oleh
akses pasar keuangan domestik terhadap pasar keuangan internasional serta
kebijakan nilai tukar mata uang yang kurang fleksibel. Selain suku bunga
internasional, tingkat diskonto Suku Bunga Indonesia (SBI) juga merupakan
faktor penting dalam penentuan suku bunga di Indonesia.
Keynes (Boediono, 1996) berpendapat bahwa tingkat suku bunga
ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Dalam menghadapi
kenaikan suku bunga, para investor akan menahan dananya sampai tingkat
suku bunga kembali pada tingkat yang dianggap normal. Sebaliknya, jika
tingkat suku bunga jangka panjang meningkat maka investor cenderung
mengambil karena mendapat keuntungan tinggi. Suhaedi (2000) berpendapat
11
Analisis Hubungan Inflasi Dan..., Cici Jayanti, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
bahwa suku bunga mempengaruhi keputusan individu terhadap pilihan
membelanjakan uang lebih banyak atau menyimpan uanganya dalam bentuk
tabungan. Suku bunga juga merupakan sebuah harga yang menghubungkan
masa kini dengan masa depan, sebagaimana harga lainnya maka tingkat suku
bunga ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran uang.
Pergerakan suku bunga SBI yang fluktuatif dan cenderung meningkat
akan mempengaruhi pergerakan sektor riil yang dicerminkan oleh pergerakan
laba usaha. Akibat meningkatnya suku bunga, para investor akan lebih suka
menanamkan uangnya di bank dari pada berinvestasi dalam bentuk saham
(Dornbusch & Fischer, 1992).
Adapun fungsi suku bunga menurut Sunariyah (2004) adalah:
a. Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk
diinvestasikan.
b. Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka
mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu
perekonomian. Misalnya pemerintah mendukung pertumbuhan suatu
sector industry apabila perusahaan-perusahaan dari industry tersebut akan
meminjam dana, maka pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih
rendah dibandingkan sector lain.
c. Pemerintah dapat memamfaatkan suku bunga untuk mengontrol uang yang
beredar.
12
Analisis Hubungan Inflasi Dan..., Cici Jayanti, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
Beberapa
faktor
dalam
ekonomi
yang
dapat
mempengaruhi
pergerakan suku bunga menurut Madura (2003) yang dikutip oleh
Muhammadinah (2011), yaitu:
a. Pertumbuhan Ekonomi
Pada saat perusahaan melakukan ekspansi, akan diperlukan uang sehingga
permintaan akan uang semakin meningkat. Perusahaan yang melakukan
ekspansi ini tak lepas dari kondisi perekonomian yang mendukung
(kondisi perekonomian baik). Pada saat kondisi perekonomian baik, maka
tingkat suku bunga meningkat. Sebaliknya, pada saat kondisi ekonomi
buruk, maka perusahaan akan merubah strategi pembelanjaannya menjadi
penggunaan modal sendiri sehingga tidak ada permintaan akan uang
(permintaan
menurun).
Permintaan
akan
uang
yang
menurun
menyebabkan tingkat suku bunga turun.
b. Adanya Inflasi
Saat tingkat inflasi suatu Negara meningkat maka tingkat suku bunga juga
akan semakin menigkat, karena pada saat terjadi inflasi akan diikuti
dengan naiknya harga barang dan diperkirakan dimasa depan harga barang
akan naik lagi (expected inflation rate) sehingga masyarakat banyak yang
akan membeli barang-barang sekarang. Dengan melakukan pembelian
maka dana yang dimiliki masyarakat berkurang sehingga muncul
permintaan akan uang. Naiknya permintaan akan uang menyebabkan
tingkat suku bunga meningkat.
13
Analisis Hubungan Inflasi Dan..., Cici Jayanti, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
c. Defisit Anggaran Pemerintah
Defisit anggaran merupakan suatu kondisi dimana pengeluaran lebih besar
daripada pendapatan. Untuk menutupi defisit, maka pemerintah melakukan
peminjaman sehingga hal ini dapat menyebabkan tingkat suku bunga
meningkat dan sebaliknya.
Dalam penelitian ini digunakan tingkat suku bunga SBI. Sertifikat
Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek (1-3 bulan)
dengan sistem diskonto/bunga. Tingkat suku bunga yang berlaku pada setiap
penjualan SBI ditentukan oleh mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang.
Sejak awal Juli 2005, BI menggunakan mekanisme "BI rate" (suku bunga
BI), yaitu BI mengumumkan target suku bunga SBI yang diinginkan BI untuk
pelelangan pada masa periode tertentu. BI rate ini kemudian yang digunakan
sebagai acuan para pelaku pasar dalam mengikuti pelelangan. Adapun cara
menghitung tingkat suku bunga SBI periode bulanan yakni dengan rumus
sebagai berikut :
“Rata-rata tingkat suku bunga SBI = Jumlah tingkat suku bunga
periode harian selama 1 bulan dibagi dengan jumlah bulan”.
2.3. Deposito
Deposito atau yang sering juga disebut sebagai deposito berjangka,
merupakan produk bank sejenis jasa tabungan yang biasa ditawarkan kepada
masyarakat. Dana dalam deposito dijamin oleh pemerintah melalui Lembaga
Penjamin Simpanan (LPS) dengan persyaratan tertentu. Berdasarkan
14
Analisis Hubungan Inflasi Dan..., Cici Jayanti, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
www.btn.co.id, Deposito ialah simpanan berjangka dalam mata uang rupiah.
Yang dimaksud dengan berjangka di sini ialah dana yang ditempatkan oleh
deposan hanya bisa diambil sesuai dengan jangka waktu yang sudah
disepakati dengan bank. Bank BTN menawarkan jangka waktu mulai dari 1
bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan dan 24 bulan. Sedangkan pengertian
deposito menurut Undang-undang Perbankan No.10 tahun 1998 pasal 1,
“Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada
waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank”.
Kuncoro (2002) mendefinisikan deposito sebagai simpanan berjangka
yang dikeluarkan oleh bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam
jangka waktu tertentu sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan
sebelumnya. Sementara Dendawijaya (2001), mendefinisikan deposito adalah
simpanan pihak ketiga kepada bank yang penarikannya hanya dapat
dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga
dengan bank yang bersangkutan. Menurut Kasmir (2012), simpanan deposito
merupakan simpanan jenis ketiga yang dikeluarkan oleh bank.
Dari berbagai definisi deposito di atas, dapat diambil kesimpulan
bahwa deposito adalah salah satu bentuk simpanan di bank yang
penarikannya hanya bisa dilakukan pada periode tertentu sesuai perjanjian
awal kedua belah pihak yaitu bank dan nasabah. Dan bila waktu yang
ditentukan telah habis deposan dapat menarik deposito berjangka tersebut
atau dapat memperpanjang dengan suatu periode yang diinginkan.
15
Analisis Hubungan Inflasi Dan..., Cici Jayanti, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
Ada berbagai jenis deposito di Indonesia, menurut Kasmir (2012)
antara lain adalah :
a. Deposito Berjangka
Merupakan salah satu jenis deposito yang banyak diikuti orang Indonesia.
Depositi ini diterbitkan dengan jenis waktu yang berjangka sesuai dengan
periode tertentu. Jangka waktunya bervariasi mulai dari 1, 2, 3, 6, 12, 18
sampai dengan 24 bulan. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik
perorangan maupun lembaga, artinya di dalam bilyet deposito tercantum
nama perorangan atau lembaga si pemilik deposito berjangka. Deposito
berjangka bisa diterbitkan berupa valuta asing yang kuat seperti dollar
Amerika.
b. Deposito Sertifikat
Seperti jenis deposito berjangka namun, diterbitkannya dalam bentuk
sertifikat
yang
kemudian
bisa
dipindahtangankan
atau
diperjual
belikan. penerbitan nilai sertifikat deposito sudah dicetak dalam berbagai
nominal dan biasanya dalam jumlah yang bulat. Sehingga, nasabah dapat
membeli dalam lembaran yang bervariasi untuk jumlah yang diinginkan.
c. Deposito On Call
Deposito On Call atau dikenal DOC ini biasanya dilakukan nasabah
dengan jumlah deposito besar yang sementara waktu tidak digunakan.
Biasanya waktu penerbitannya sekitar 7 hari sampai satu bulan dengan
besaranya bunga yang sudah ditentukan oleh kedua pihak yaitu bank dan
nasabah.
16
Analisis Hubungan Inflasi Dan..., Cici Jayanti, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
Deposito memiliki fungsi sebagai salah satu alat pengumpul dana dari
masyarakat yang sangat berguna untuk pemanfaatan perkreditan bagi bank.
Menurut Salim (2013) fungsi deposito dapat ditinjau dari tiga aspek, yaitu:
a. Ditinjau dari Segi Bank
Merupakan salah satu bentuk usaha dari bank untuk menghimpun dana
dari masyarakat atau badan hukum, sebagai penambah modal guna
menunjang usaha perbankan khususnya di bidang perkreditan dengan
memberikan suatu rangsangan bunga deposito.
b. Ditinjau dari Segi Para Deposan
Dengan menggunakan uangnya, maka akan diperoleh kontra prestasi
secara langsung atau keuntungan berupa bunga bank.
c. Ditinjau dari Segi Perkembangan Ekonomi
Fungsi deposito dalam menyalurkan dananya kepada masyarakat untuk
meningkatkan hasil atau mengadakan ekspansi usaha, dapat memberikan
kesempatan kerja yang luas dan meningkatkan pendapatan nasional serta
meningkatkan kemakmuran rakyat.
Setiap nasabah dalam menanamkan dananya di bank selalu berharap
aman dan dapat menghasilkan bunga. Bunga yang diberikan bank sesuai
dengan besar simpanan di bank yang bersangkutan. Demikian pula dengan
deposito, dimana deposito disebut sebagai simpanan mahal dalam arti makin
panjang waktu penyimpanan deposito, makin tinggi bunga yang diberikan
bunga pada simpanan tersebut.
17
Analisis Hubungan Inflasi Dan..., Cici Jayanti, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
2.4. Lembaga Keuangan Bank
a. Pemahaman lembaga keuangan bank
Menurut Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang mengatur
tentang Perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang
menghimpun
dana
dari
masyarakat
dalam
bentuk
simpanan
dan
menyalurkannya dalam bentuk kredit dan/atau bentuk – bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan Kasmir (2012:3)
mengemukakan,
“Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan usahanya menghimpun
dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke
masyarakat, serta memberikan jasa – jasa lainnya. Sedangkan
pengertian lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak
di bidang keuangan di mana kegiatannya apakah hanya menghimpun
dana atau hanya menyalurkan dana atau kedua – duanya”
Dari, kedua pengertian mengenai bank di atas, maka dapat kita
gambarkan secara sederhana kegiatan yang dilaksanakan oleh bank sebagai
lembaga keuangan seperti contoh gambar di bawah ini :
Bank
Menghimpun Dana
Menyalurkan Dana
Jasa – Jasa Lainnya
Sumber “Dasar – Dasar Perbankan” Oleh Kasmir
Gambar 2.1. Kegiatan Bank Sebagai Lembaga Keuangan
18
Analisis Hubungan Inflasi Dan..., Cici Jayanti, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
Selain pemahaman bank sebagai lembaga keuangan di atas, Kasmir
(2012) mengungkapkan :
“Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang
kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Masyarakat
kelebihan dana maksudnya adalah masyarakat yang memiliki dana yang
disimpan di bank atau masyarakat yang memiliki dana dan akan
digunakan untuk investasi di bank. Nantinya, oleh bank dana simpanan
masyarakat ini disalurkan kembali kepada masyarakat yang kekurangan
dana”
Berdasarkan pemahaman mengenai bank tersebut di atas, maka dapat kita
gambarkan secara ringkas seperti pada gambar berikut :
Fungsi Bank
Masyarakat yang
Kelebihan Dana
Beli Dana
Jual Dana
Giro
Pinjaman
Tabungan
(Kredit)
Masyarakat yang
Kekurangan Dana
Deposito
Sumber “Dasar – Dasar Perbankan” Oleh Kasmir
Gambar 2.2. Fungsi Bank Sebagi Lembaga Perantara
19
Analisis Hubungan Inflasi Dan..., Cici Jayanti, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
b. Bank pemerintah
Bank pemerintah adalah bank di mana baik akta pendirian maupun
modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini
dimiliki oleh pemerintah pula (Kasmir, 2012:29).
Dalam sejarah bangsa Indonesia tidak bisa dipungkiri bahwa kita
mengenal dunia perbankan dari bangsa penjajah kita, yaitu Belanda. Karena
hal tersebut, maka perkembangan perbankan di Indonesia pun tidak terlepas
dari negara yang menjajahnya, baik untuk bank pemerintah maupun bank
swasta nasional. Kasmir (2012:17) mengemukakan sejarah singkat bank –
bank milik pemerintah seperti dapat disimak di bawah ini :
1) Bank Sentral
Bank sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI) berdasarkan
Undang – Undang No. 13 Tahun 1968. Kemudian diganti dengan
Undang – undang No. 23 Tahun 1998. Bank ini sebelumnya berasal
dari De Javasche Bank yang dinasionalisir oleh pemerintah RI pada
tahun 1951.
2) Bank Rakyat Indonesia ( BRI ) dan Bank Ekspor Impor ( Eksim)
BRI berasal dari De Algemene volkcrediet Bank, kemudian dilebur
setelah menjadi Bank Tunggal dengan nama Bank Nasional Indonesia
( BNI ) Unit II. Bank yang bergerak di bidang rural dan eksim
dipisahkan lagi menjadi :
a) Yang membidangi rural menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI)
dengan UU No. 21 Tahun 1968.
20
Analisis Hubungan Inflasi Dan..., Cici Jayanti, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
b) Yang membidangi eksim dengan UU No.22 Tahun 1968 menjadi
Bank Ekspor Impor Indonesia (eksim). Kemudian pada 1999 Bank
Ekspor Impor bergabung menjadi Bank Mandiri.
3) Bank Negara Indonesia 1946 (BNI)
Bank ini menjalankan fungsi BNI unit III dengan UU Nomor 17 Tahun
1968 berubah menjadi Bank Negara Indonesia BNI 1946.
4) Bank Tabungan Negara (BTN)
BTN berasal dari De Post Paar Bank yang kemudian menjadi Bank
Tabungan Pos pada tahun 1950. Selanjutnya menjadi Bank Negara
Indonesia unit V, dan terakhir menjadi Bank Tabungan Negara dengan
UU No. 20 Tahun 1968.
Setelah menilik sejarah singkat bank pemerintah yang telah dipaparkan di
atas, dapat kita ketahui bahwa bank milik pemerintah yang masih eksis
hingga saat ini adalah Bank BRI, BNI, dan BTN.
2.5. Bank Tabungan Negara (BTN)
Bank BTN (Bank Tabungan Negara) merupakan salah satu bank
pemerintah tertua kedua pendiriannya setelah BRI dalam sejarah perbankan di
Indonesia. BTN pertama kali berdiri pada tahun 1897 atau tepatnya dua tahun
setelah pendirian De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche
Hoofden yang mana merupakan cikal bakal BRI.
Pada awalnya BTN bernama Postspaarbank yang didirikan di Batavia
pada masa kolonial Belanda. Setelah melewati tahun demi tahun dan berganti
– ganti nama sejak masa penjajahan Belanda, Jepang, hingga masa
21
Analisis Hubungan Inflasi Dan..., Cici Jayanti, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
kemerdekaan Republik Indonesia, bank ini resmi menjadi BTN ( Bank
Tabungan Negara ) pada tahun 1963 dan menjadi milik pemerintah pada
tahun 1968. Sejarah singkat tersebut mengawali pengenalan profil salah satu
objek penelitian ini yaitu BTN Kantor Cabang Purwokerto.
BTN Kantor Cabang Purwokerto sendiri pada awal didirikannya di
Kota Purwokerto adalah masih berupa Kantor Kas tepatnya pada tanggal 1
September 1989. Selanjutnya pada tahun 1991 kantor kas BTN Purwokerto
ini akhirnya resmi menjadi Kantor Cabang Purwokerto yang membawahi 13
kantor, yang terdiri atas kantor cabang pembantu, kantor kas layanan pos
online, dan kantor kas. Seluruh kantor tersebut tersebar di empat Kabupaten
yaitu Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara. Saat ini BTN
Kantor Cabang Purwokerto mempekerjakan 53 karyawan tetap. Seperti
halnya karyawan bank pada umumnya, karyawan BTN dituntut untuk selalu
bisa memenuhi visi dan misi perusahaan. Visi BTN Kantor Cabang
Purwokerto sendiri adalah Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan
perumahan. Hal tersebut tentu didasarkan fakta bahwa berdasarkan surat
Menteri Keuangan RI No. B-49/MK/I/1974 Bank BTN menjadi wadah
pembiayaan bagi proyek perumahan rakyat. Melalui program KPR (Kredit
Pemilikan Rumah), BTN menjadi perintis dan menjadi satu – satunya bank
yang berkonsentrasi penuh di bisnis pengembangan rumah sejak tahun 1976.
Selanjutnya misi dari BTN Kantor Cabang Purwokerto sendiri antara lain :
a. Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri
terkait, pembiayaan konsumsi dan usaha kecil menengah.
22
Analisis Hubungan Inflasi Dan..., Cici Jayanti, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
b. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan
produk, jasa dan jaringan strategis berbasis teknologi terkini.
c. Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang berkualitas,
profesional dan memiliki integritas tinggi.
d. Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip kehatihatian dan good corporate governance untuk meningkatkan Shareholder
Value
e. Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.
Seperti halnya perusahaan yang berorientasi profit pada umumnya,
kinerja BTN Kantor Cabang Purwokerto dinilai dari dua sisi, yaitu sisi
finansial dan sisi pelayanan. Berdasarkan sisi finansial, untuk BTN Kantor
Cabang Purwokerto sudah memiliki standar tersendiri yang ditetapkan oleh
pusat, mulai dari perolehan laba hingga masukan dana pihak ketiga. Standar
dari kantor pusat ini berlaku pula secara merata untuk Kantor Cabang BTN di
Kota lain di Indonesia. Sedangkan dari sisi non finansial, kinerja BTN Kantor
Cabang Purwokerto dinilai oleh tim independen yang melakukan penilaian
dengan menyamar sebagai calon nasabah dengan menilai pelayanan yang
diberikan oleh setiap karyawan dan berbagai kelengkapan fasilitas perbankan.
Melalui cara ini, penilaian menjadi lebih objektif dan akurat.
2.6. Kerangka Penelitian
Deposito merupakan salah satu bentuk investasi yang diminati
masyarakat. Selain faktor keamanan juga disebabkan faktor suku bunga yang
tinggi. Salim (2013) menjelaskan bahwa fungsi deposito merupakan salah
23
Analisis Hubungan Inflasi Dan..., Cici Jayanti, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
satu alat untuk mengumpulkan dana dari masyarakat dan sangat berguna
sekali untuk pemanfaatan pengkreditan bagi bank.
Deposito menjadi produk yang dapat menarik perhatian masyarakat
karena memberi keuntungan tinggi, oleh karena itu pihak bank memberikan
suku bunga yang mampu menarik minat masyarakat untuk mendepositokan
dananya ke bank tersebut. Di samping faktor suku bunga, ada faktor lain yang
membuat masyarakat berinvestasi dengan deposito, yaitu faktor inflasi. Inflasi
adalah suatu keadaan di mana harga-harga kebutuhan cenderung naik,
sehingga masyarakat memilih untuk berhemat dan menginvestasikan uangnya
untuk menghadapi kondisi ekonomi di masa datang. Maka bank menangkap
keadaan tersebut sebagai peluang, yaitu dengan menawarkan tingkat suku
bunga yang tinggi pada produk depositonya sehingga masyarakat tertarik
menyimpan uangnya di bank.
Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
INFLASI (X1)
JUMLAH DANA
DEPOSITO (Y)
TINGKAT SUKU BUNGA
(X2)
Gambar 2.3. Kerangka Pikir Penelitian
2.7 Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
24
Analisis Hubungan Inflasi Dan..., Cici Jayanti, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
H1 = Terdapat hubungan signifikan antara Inflasi dengan jumlah dana
deposito pada PT Bank Tabungan Negara, Persero Tbk. KC
Purwokerto.
H2 = Terdapat hubungan signifikan antara tingkat suku bunga dengan
jumlah dana deposito pada PT Bank Tabungan Negara, Persero Tbk.
KC Purwokerto
25
Analisis Hubungan Inflasi Dan..., Cici Jayanti, Fakultas Ekonomi UMP, 2015
Download