chp.1

advertisement
Introduction: Financial Assets, Financial Markets, Derivative Market (Aset Keuangan, Pasar Uang, Pasar Derivatif)
chp.1
- Financial assets (FA): suatu claim terhadap income/wealth suatu business firm/unit of Government, yg dipresentasikan
dgn: Certificate, computer record file, atau legal document lainnya yg diciptakan/diterbitkan sehubungan dgn
peminjaman uang. Contoh: stocks, bonds, insurance policies, future contracts, /Bank deposit. Financial assets diminati
karena ada janji atas future return, store of value (purchasing power).
- Different kinds of Financial assets
1. Money: FA yg berfungsi sbg alat tukar (medium of exchange) & standard of value membeli barang/jasa.
2. Equities: FA yg merepresentasikan kepemilikan atas suatu perusahaan (saham biasa/saham preferen).
3. Debt securities: FA yg memiliki claims thd assets perusahaan, individu, unit of Government, yg direpresentasikan
dlm bentuk bonds/kontrak yg membuktikan suatu pinjaman uang.
4. Derivatives instruments: FA yg keberadaannya karena adanya underlying assets (stocks, bonds). Nilai Derivatives
instruments tergantung kepada underlying tsb. (options, rights, warrant, swaps, & futures).
- Financial system selalu berubah dlm rangka merespon keinginan masyarakat (perkembangan IT, perubahan regulasi).
Financial system setidaknya memainkan fungsi: mentransfer dana yg langka dari lender/surplus budget unit
borrower/deficit budget unit dgn cara:
• Direct finance: transaksi dilaksanakan lgsg, sepakat dgn persyaratan tanpa bantuan pihak ketiga.
• Semi Indirect finance: transaksi dilaksanakan dgn bantuan broker/dealer.
• Indirect finance (financial intermediation): transaksi dilaksanakan melalui financial intermediary yg aktif di pasar
global (commercial banks, insurance companies, finance companies, pension funds, mutual fund, etc).
Classification of Financial Institutions (FI)
1. Depository institutions: FI yg mendapatkan dana yg bisa dipinjamkan dgn cara menjual deposito kepada
masyarakat.
2. Contractual institutions: FI yg menarik tabungan dari masyarakat dgn menawarkan kontrak yg melindungi
penabung terhadap risiko dimasa datang (insurance policies, pension plan).
3. Investment institutions: FI yg menjual securities & financial assets nasabahnya dlm rangka memupuk tabungan
pension/keperluan lain nasabahnya.
Depository Institutions chp.3
Struktur Perbankan di Indonesia
• Bank Sentral  Bank Indonesia, BI meregulasi & mengawasi seluruh Bank di Indonesia,
• Bank Umum BUMN: Commercial Bank yg seluruhnya atau sebagian besar sahamnya dimiliki o/ Pemerintah. BBD,
BDN, BEII, BRI,& BTN semula Bank milik Belanda yg di ambil alih (dinasionalisasi) o/ Pemerintah.
Menjelang tahun 2000, dilakukan merger antara BEII, BDN, BBD, & Bapindo menjadi Bank Mandiri. Bank BUMN yg ada
sekarang: Bank Mandiri, BNI ’46, BRI, & BTN. Semuanya merupakan Bank Devisa.
• Bank Umum Swasta: Commercial Bank yg dimiliki pihak swasta, umumnya sudah merupakan Bank Devisa (Bank
Niaga, BCA, Danamon).
• Bank Perkreditan Rakyat (BPR): sebelumnya merupakan Bank Pasar.
• Semua Bank harus menjadi anggota Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS), yg menjamin simpanan nasabah Bank
sampai maksimum Rp 100 juta.
- A Trend toward Consolidation: Bank/Lembaga Keuangan yg berskala kecil cenderung bergabung melalui Merger &
Akuisisi u/ meningkatkan efisiensi.
- Branch Banking: Suatu jenis organisasi Bank dimana pemberian pelayanan kepada nasabah dioperasikan o/ semua
kantor cabang yg dimiliki.
- Bank holding: Suatu perusahaan Bank yg memiliki saham pada satu/lebih Commercial Banks.
- Jenis Jasa Perbankan:
• Kliring: suatu cara penyelenggaraan utang piutang dlm bentuk warkat/surat berharga antara bank2 peserta
kliring di suatu tempat tertentu. Dilakukan o/ BI. Warkat kliring antara lain: giro, bilyet, nota debet/nota kredit.
1
•
•
•
•
•
•
•
•
Inkaso: jasa yg diberikan o/ bank atas permintaan nasabah u/ menagihkan pembayaran suatu surat/dokumen
berharga kepada pihak ke-3 ditempat lain, dimana bank tersebut memiliki cabang/kerja sama dgn bank lain.
Letter of Credit (L/C dlm negeri): suatu jaminan bersyarat dari bank pembuka L/C u/ membayar wesel2 yg ditarik
o/ beneficiary sepanjang memenuhi persyaratan yg ditetapkan di dlm L/C.
Bank Guarantee: pernyataan tertulis dari bank yg menyatakan kesanggupan pihak bank u/ membayar kepada
pihak ke-3 demi kepentingan nasabahnya, apabila nasabah bank tsb tidak dpt memenuhi
kewajiban/pembayaran sesuai dgn perjanjian.
Transfer: dlm negeri berarti jasa yg diberikan o/ bank dlm pengiriman uang antar bank atas permintaan pihak
ke-3 yg ditujukan kepada penerima ditempat lain. Transfer luar negeri berarti jasa kiriman uang dari/ke luar
negeri yg dilakukan bank atas permintaan nasabah dgn menggunakan mail/telex.
Traveller’s Cheque: check u/ berpergian yg dpt ditukarkan dgn uang tunai ditempat/cabang yg ditunjuk,
sehingga nasabah akan lebih aman saat berpergian.
Save Deposit Box: suatu jasa yg diberikan bank dlm penyimpanan barang berharga & dokumen penting lainya.
Bank Note: keterangan tertulis dari bank u/ pihak lain mengenai seorang nasabah/badan hukum dlm
hubungannya dgn bank.
Kustodion Servise: Layanan custody merupakan layanan terpadu atas kegiatan transaksi efek yg dilakukan
nasabah yg meliputi: Layanan penyimpan (safe keeping service), Layanan transaksi (trade clearing service),
Layanan informasi (information service).
Sistem perbankan Indonesia terdiri: Bank Central, Bank Umum & BPR.
- Usaha BPR
• Menghimpun dana dari masy.
• Memberi kredit: tabungan, deposito berjangka, bentuk lain yg dipersamakan
• Pembiayaan & penempatan dana berdasarkan prinsip syariah
• Menempatkan dana dlm SBI, Deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan pada bank lain
- Usaha Bank Umum
• Menghimpun dana dari masy: giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dll.
• Memberikan kredit (loans), Melakukan transfer uang, Melakukan kegiatan penitipan, Kegiatan dlm valas.
• Membeli, menjual & menjamin atas resiko sendiri/atas perintah nasabah: surat2 wesel, surat pengakuan
utang/kertas dagang, kertas perbendaharaan negara & surat jaminan pemerintah, SBI, surat dagang (jk wkt 1
thn), instrumen surat berharga lain (jk wkt 1 thn).
• Menempatkan, meminjam/meminjamkan dana pada bank lain.
• Menerima pembayaran/tagihan atas surat berharga.
• Menyediakan tempat menyimpan barang/surat berharga.
• Melakukan kegiatan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya.
• Melakukan anjak piutang, usaha karu kredit, wali amanat.
• Kegiatan penyertaan pada bank/LKL sesuai aturan BI.
• Menjalankan memberi kredit berdasarkan prinsip syariah.
- Sumber Dana Bank Umum- dari bank itu sendiri
• Modal inti = modal disetor, rasio saham, cadangan umum, laba ditahan, laba tahun berjalan
• Modal pelengkap = pinjaman subordinasi, modal kuasi, cadangan penghapusan aktiva
• Modal kuasi = modal yg didukung o/ instrument bersifat seperti modal
• Modal pelengkap masih tergolong pada kewajiban/liability
- Sumber Dana Bank Umum- dari masy
• Giro: sbg simpanan yg penarikannya dpt dilakukan setiap saat digunakan sbg alat pembayaran melalui cek (surat
perintah nasabah kpd bank u/ membayar kepada sepemegang cek), bilyet giro, sarana perintah pembayaran
lainnya/dgn cara pemindah bukuan. jenis cek (cheque): cek atas nama, cek atas unjuk, cek silang, cek mundur,
cek kosong.
• Tabungan sbg simpanan yg penarikannya setiap saat via slip penarikan, kwitansi, ATM.
2
•
Deposito berjangka sbg simpanan (dlm rupiah/valas) yg penarikannya saat jatuh tempo. Terdiri dari: deposito
berjangka, sertifikat deposito (sbg sekuritas yg dijual belikan & dijaminkan), deposito on call (sbg deposito
harian).
- Sumber Dana Bank Umum- dari lembaga keuangan
• Interbank call money sbg sumber dana tercepat jangka pendek u/ menutup saat kalah kliring
• Pinjaman antar bank (call money) sbg pinjaman jangka pendek/menengah dari bank lain
• Repo = commercial paper = SBI
• Setoran jaminan sbg dana nasabah atas jasa perbankan
• Dana transfer, obligasi, KLBI, fasilitas diskonto/dana sendiri
- Money creation & destruction by Banks:
• Money creation: kemampuan Bank menciptakan deposit seperti Checking accounts, yg bisa digunakan sbg alat
pembayaran.
• Dlm ketentuan Bank Sentral, Bank harus menjaga suatu reserves dlm bentuk cash/dlm bentuk berbagai jenis
deposits.
• Legal reserves: deposits yg didepositokan pada Bank Sentral ditambah uang tunai & coin yg ada dlm lemari besi
Bank tsb. (GWM: giro wajib minimum)
Legal reserves setiap Bank mungkin terbagi 2 katagori:
1. Required reserves: setara dgn rasio legal reserves requirement dikali jumlah deposit yg terkena reserves
requirement, misalnya suatu Bank memiliki Rp 50 T deposits, legal reserve requirement (r) = 3%, maka
reserves requirement = Rp 1.5 T
2. Excess reserves: selisih antara actual total legal reserves yg dimiliki Bank dgn jumlah required reserves,
misalnya; legal reserves suatu Bank Rp 1.5 T. Pada suatu saat ternyata ada Rp 0.5 T dlm bentuk cash di
kantor Bank, & Rp 1.5 T di BI. Bank tersebut memiliki Rp 0.5 excess reserves. Karena legal reserves tidak
menghasilkan bunga, kebanyakan Bank menjaga sedapat mungkin excess reserves nya mendekati zero/0.
- The Deposits Multiplier (coefficient of deposit expansion): Jumlah yg mengindikasikan berapa dollar/rupiah sbg
deposits baru dlm sistem perbankan sbg hasil dari setiap dollar/rupiah yg masuk dari excess reserves yaitu; 1/ Reserves
requirement on transaction deposits. Misalnya: BI menetapkan required reserves 12%, maka the deposits multiplier =
1/0.12 atau 8.33. JIka total excess reserves perbankan sebesar Rp 1.000 M, maka maximum volume of new deposits &
loans akan menjadi: 8.33 x Rp 1.000 M = Rp 8.333,3 M
- The Creation money & credit
Perbedaan antara excess reserves dgn legal reserves penting, karena memainkan peranan kunci dari pertumbuhan
ekonomi & penciptaan uang o/ sistem perbankan. Misalnya BI menetapkan legal reserves requirement 20% dari
deposits publik, maka setiap Rp ,- deposits public dlm sistem perbankan harus disisihkan, dan disimpan dalam lemari
besi Bank/didepositokan pada BI sebesar Rp 0,20, sedangkan Rp 0,80 bisa digunakan perbankan u/ pemberian kredit
dlm perekonomian. Bank A, menerima deposits dari publik Rp 1.000 M, maka pada Bank A sisi Liabilities; Deposits Rp
1.000 M, sedangkan sisi Assets; Required reserves Rp 200 M, & Loans Rp 800 M, Jika Loans Bank A Rp 800 M,
dipinjamkan ke Bank B, pada Bank B, sisi Liabilities; Deposits Rp 800 M , sedangkan sisi Assets; Required reserves Rp 160
M, dan Loans Rp 640 M, dan seterusnya.
- Destruction of Deposits & Reserves
Peredaran uang (money supply) selain bisa berkembang, bisa juga menciut (kontraksi) jika legal reserves dikeluarkan
dari sistem perbankan, misalnya; Investor Bank A menarik tunai Rp 1,000 M depositnya, berarti; dana pada Bank A
kurang Rp 800 M. Bank A dpt memperoleh dana dgn melakukan pinjaman/menjual surat berharga supaya jumlah
tersebut terpenuhi kembali. Seandainya Bank A menjual surat berharga, namun investor membayarnya dgn cek dari
Bank lain, hal ini menjadikan legal reserves Bank Bank tersebut berkurang. Misalnya, Rp 800 M tersebut ditarik dari Bank
B, maka Bank B kehilangan deposits Rp 800 M. Akibatnya deposits Bank A + deposits Bank B akan turun sebesar Rp 1.800
3
M. Penciutan deposits yang terjadi akan mengurangi required reserves sebesar Rp 360 M (Rp 200 M + Rp 160 M), dan
seterusnya.
- Implications of money creation & Destruction
• Penciptaan uang o/ Bank merupakan salah satu sumber dana terpenting dlm perekonomian global, &
supplement yg penting dari savings & pada gilirannya akan berupa penyediaan dana bagi investasi, sehingga
perekonomian dpt bertumbuh dgn cepat.
• Namun uang yg diciptakan (uang yg lgsg dpt digunakan u/ membeli barang & jasa), jika tidak dikendalikan
Pemerintah dpt menjadi sumber inflasi (uang mengejar barang).
• Bank Sentral mengendalikan peredaran uang dgn cara menaikkan & menurunkan legal reserves.
- Bank komersial berikan jasa kepada publik dlm bentuk giro, tabungan, deposito, sertifikat deposito, menyalurkan
fasilitas kredit, & service inovatif lainnya seperti: investment advice, asuransi, under-writer, trustee/financial planning.
Bank mentransfer dana dari unit surplus ke unit defisit. Bank Indonesia menetapkan tingkat bunga. BI
memperdagangkan sekuritas jangka pendek: SUN, SBI/ORI.
- Karena Bank di Indonesia blm MNC, ekspansinya hanya membuka cabang di propinsi lain/kantor perwakilan di luar
negeri, karena persaingan jg byk yg merger.
- BI sebagai lembaga independen dilarang memberi kredit kepada pemerintah karena dpt menganggu independensi BI.
Tugas BI melaksanakan kebijakan nilai tukar, mengelola cadangan devisa, menjaga keseimbangan neraca pembayaran &
menerima pinjaman LN. Pengawasan perbankan diserahkan pd Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
- Fungsi Bank Umum: Menyediakan mekanisme & alat pembayaran yg efisien, Menghimpun dana & menyalurkan
kepada masy, Menawarkan jasa keuangan.
- Sasaran jangka pendek bank umum:
• Memenuhi kebutuhan likuiditas penarikan dana nasabah
• Menyediakan jasa lalu lintas pembayaran
• Penanaman dana dalam surat berharga jangka pendek atau instrumen pasar uang
- Sasaran jangka panjang bank umum:
• Meningkatkan kesejahteraan pemilik & nilai perusahaan dgn cara: Mengelola likuiditas, Memperkecil risiko,
Memperoleh dana dengan biaya rendah, Menentukan jumlah modal yg dipertahankan & meningkat modal yg
dibutuhkan.
- Risiko Usaha Bank: Credit risk, Investment risk, Liquidity risk, Operating risk, Competitive risk, Fraud risk, Fiduciary risk,
Interest rate risk, Solvency risk, Foreign currency risk.
- Sistem keuangan terdiri dari otoritas keuangan, sistem perbankan & sistem lembaga keuangan bukan bank sbg tatanan
perekonomian suatu negara yg menyediakan fasilitas jasa keuangan.
Nondepository Institutions chp.4
- Mutual Funds (Reksa Dana)
Sebelum membahas Mutual funds, perlu diketahui apa yg dimaksud dgn Investment Company, karena Mutual Funds
dinamakan jg Investment Company (open end type).
Investment company: suatu financial intermediaries yg menjual saham kepada public dlm rangka menghimpun dana &
menginvestasikannya pada saham, obligasi, & sekuritas lainnya. Sedangkan Mutual Funds: suatu jenis investment
company yg menjual sebanyak mungkin saham sesuai permintaan publik, & menginvestasikannya dlm berbagai financial
instruments, terutama saham & obligasi. Investment companies melalui Mutual Funds meredam kenaikan/pertumbuhan
harga saham yg menarik jutaan investor yg memiliki dana terbatas u/ diinvestasikan, namun memiliki sedikit
pengetahuan ttg cara kerjanya pasar keuangan.
4
Mutual funds khususnya sangat menarik bagi investor kecil, karena menawarkan jasa pengelolaan secara
berkesinambungan berbagai jenis portofolio sekuritas dlm jumlah besar. Dgn membeli saham yg ditawarkan o/ suatu
investment company, penabung kecil memperoleh manfaat; stabilitas harga yg lebih baik & risiko yg minimal;
kesempatan memperoleh capital gain; akses secara tidak lgsg atas sekuritas yg hasilnya (yield) lebih tinggi, karena hanya
bisa dibeli dlm jumlah besar. Umumnya saham investment company likuiditasnya tinggi, karena investment companies
selalu siap setiap saat membeli kembali saham yg diterbitkannya & beredar dgn harga yg berlaku dipasar.
- Open-end Investment Companies: Open-end investment companies disebut Mutual funds, membeli kembali (redeem)
saham yg telah diterbitkan setiap waktu, & menjual sejumlah yg diinginkan masy. Pemegang saham/reksa dana dpt
menjual kembali kepada manajer investasi. (Jumlah saham yg diterbitkan = jumlah saham yg diinginkan masy). Openend investment companies ada yg load funds (ditawarkan seharga NAV + komisi bagi broker), & ada yg no-load funds
(ditawarkan seharga NAV). Harga setiap saham jenis ini:
Net Asset Value (NAV) = Market value of portfolio - Liabilities
Number of shares outstanding
- Closed-end investment companies: saham dijual dlm jumlah tertentu sbg kepemilikan (ownership), & sahamnya
diperdagangkan di Bursa seperti saham biasa. Pemegang saham tidak dpt menjual saham kepada manajer investasi
(Investment Company tidak terlibat dlm jual beli), tetapi menjualnya di BE. Close-end investment Companies menarik
investor dgn cara menawarkan “double discounts” yg terdiri dari discounted harga saham yg dimilikinya, & discount
harga yg dibeli & dimasukkan dlm portofolio Funds itu sendiri. Close-end investment companies menerbitkan berbagai
jenis sekuritas u/ mendapatkan dana, termasuk preferred stock, regular & convertible bonds, & stock warrants. Hal ini
berbeda dgn open-end investment companies yg penerbitan sahamnya tergantung kepada publik dlm menghimpun
dana yg diperlukan.
- Investment companies mengakomodasikan berbagai tujuan:
• Growth funds: mengutamakan capital appreciation (pertumbuhan modal) jangka panjang, & cenderung
menginvestasikan dana pada saham biasa dgn pertumbuhan.
• Income funds: menekankan pada pendapatan dari portofolio dibanding pertumbuhan modal.
• Balanced funds: beusaha menjembatani gap antara growth & income, yg diperoleh dari bonds, preferred stocks,
& common stock yg menawarkan baik capital gain (growth) maupun income yg memadai. Umumnya investment
companies memprioritaskan capital growth dibanding current income.
Kebijakan & tujuan investasi dana ditetapkan o/ BOD yg dipilih o/ pemegang saham. Assets dikelola o/ suatu investment
advisory service dgn imbalan annual fee (biasanya 1 – 2 % dari assets yg dimiliki).
- Di Indonesia, Mutual Funds (Reksadana), dibina oleh Bapepam–LK, Departemen Keuangan. Keberadaan Mutual Funds
(Reksadana) diatur dalam UU no. 8 tahun 1995, ttg Pasar Modal. Reksa dana ada yg berbentuk PT (menjual Saham) &
Kontrak Investasi Kolektif/KIK (menjual Unit) kedua bentuk tersebut bisa bersifat terbuka maupun tertutup.
- Tujuan didirikan Danareksa: Mempercepat proses ikut sertanya masy dlm pemilikan saham menuju pemerataan
pendapatan, dgn jalan membeli saham perusahaan di Pasar Modal, & memecahnya dlm pecahan kecil (Sertifikat
Danareksa) sehingga terjangkau o/ masy luas.
- Pension Funds (Dana Pensiun)
Dana pension: dana yg secara khusus dihimpun dgn tujuan u/ memberikan manfaat/rencana pensiun (retirement
plan/pension plan) kepada peserta berupa tabungan yg disisihkan dlm suatu rekening yg dibuat atas nama nasabah &
diberikan ketika nasabah mencapai usia pensuin (retirement), cacat (disability)/meninggal dunia (death). Dana pensiun
dikelola o/ trust, badan khusus sejenis lembaga keuangan/perusahaan asuransi/badan khusus yg dibentuk u/ mengelola
dana pension. Pada saat peserta memasuki usia pensiun, Dana Pensiun akan membayar uang pensiun setiap bulan
sampai yg bersangkutan meninggal. Pension plan menginvestasikan tabungan dlm portofolio stocks, bonds, & assets
lainnya dgn harapan menciptakan penghimpunan dana yg lebih besar dimasa yg akan datang.
- Ada 2 jenis Pension Plan:
5
1. Defined Benefit Plan: Pendiri Pension Plan menyetujui u/ membayar sejumlah uang tertentu setiap tahun
kepada pegawai yg berhak saat mereka memasuki usia pensiun (dlm pelaksanaan pembayaran dilakukan
bulanan). Pembayaran pensiun tergantung kepada masa kerja & penghasilan pegawai.
2. Defined Contribution Plan: Pendiri Pension Plan hanya bertanggung jawab atas kontribusi tertentu bagi peserta
yg berhak, bukan sebagaimana pembayaran tertentu kepada pegawai setelah pensiun. Pembayaran tergantung
dari pertumbuhan (investment performance) dari assets yg merupakan kontribusi dari peserta, setelah dikurangi
dgn biaya pengelolaan (management fee) oleh Pendiri Pension Plan.
- Investment strategies of Pension Funds: Pension Funds adalah investor jangka panjang, namun harus mempertahankan
dana tunai yg terbatas u/ likuiditas. Cash-in sgt akurat berupa persentase tetap dari penghasilan pegawai yg
berkontribusi terhadap Funds. Pada saat yg sama cash-out flow tidak sulit diramalkan karena formula u/ jumlah
pembayaran manfaat ditentukan dlm kontrak dgn peserta, sehingga Pension Funds menginvestasikan dananya dlm
common stocks, long-term bonds, & real estate & menahan assets tsb secara permanen. Sebagai tambahan, interest
income & capital gain dibebaskan dari pajak Federal.
- Pension Funds assets: Assets khusus yg dimiliki Pension Funds tergantung apakah Pension Funds tsb dikontrol
Pemerintah/suatu usaha swasta. Pension Funds swasta 50% assetsnya dlm bentuk corporate stock, 10% dlm bentuk
corporate bonds, investasi dlm bentuk sekuritas luar negeri (risiko & return yg lebih tinggi) dgn jumlah yg makin
meningkat, 13% pada surat berharga Pemerintah, serta dlm jumlah kecil u/ likuiditas. Sedangkan Pension Funds
Pemerintah, 60% assetsnya dlm bentuk corporate stock, kurang dari 10% dlm bentuk corporate bonds.
- Factors affecting the future growth of Pension Funds: Sebagian besar ahli percaya bahwa pension Funds akan
bertumbuh sgt cepat dimasa yg akan dtg, khususnya berkaitan dgn ketidakpastian sekilas US Social Security program.
Pemerintah memainkan peran yg kecil, pekerja terpaksa bergantung pada sumber dananya sendiri u/ membiayai masa
pensiunnya. Pension Funds menghadapi beberapa masalah; proporsi manfaat pensiun bagi peserta, & hal yg
berhubungan dgn penduduk lanjut usia, disamping itu biaya pemeliharaan program pensiun meningkat secara dramatis.
- Di Indonesia, Dana Pensiun dibina o/ Direktorat Dana Pensiun, Bapepam–LK, Depkeu. Dlm rangka perlindungan bagi
pekerja dihari tua mereka, Pemerintah menerbitkan UU no. 11 tahun 1992 ttg Dana Pensiun. Jenis Dana Pensiun di
Indonesia:
1. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK), didirikan o/ perusahaan yg anggotanya terbatas bagi pegawai perusahaan
tsb. Iuran pensiun dilakukan dgn cara pemotongan %tase tertentu gaji pegawai. Pada saat pensiun, pensiunan
akan menerima setiap bulan sejumlah uang tertentu yg dikaitkan dgn gaji dasar pensiunnya, sampai ia
meninggal, kemudian diteruskan oleh pasangannya, &/ anak2 sampai mereka berusia 25 tahun.
2. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), didirikan o/ Lembaga Keuangan dlm rangka mengakomodasi tenaga
kerja diluar DPPK. Iuran pensiun dilakukan sesuai kontribusi masing2 peserta. Saat ia berusia 55 tahun, DPLK
akan membayar 20% dari akumulasi kontribusi & hasil pengembangannya dikurangi biaya pengelolaan, sisanya
80% diserahkan o/ DPLK kepada salah satu perusahaan asuransi, yg akan membayar uang pensiun peserta tsb
seperti pembayaran pensiun o/ DPPK.
3. Dana Pensiun Berdasarkan Keuntungan, Dana pensiun pemberi kerja yg menyelenggarakan program pensiun
iuran pasti, dgn iuran hanya dari pemberi kerja yg didasarkan pada rumus yg dikaitkan dgn keuntungan pemberi
kerja.
- Life Insurance Companies (Asuransi)
- Suatu perusahaan jasa financial yg menjual kontrak kepada nasabah, & menjanjikan u/ mengurangi risiko kerugian
financial kepada individual/family berkaitan dgn kematian, cacat anggota tubuh/usia tua.
- Prinsip asuransi: Didasarkan kepada “the law of large number” menyatakan risiko yg tidak dpt diprediksi bagi
seseorang, dpt diramalkan secara akurat bagi orang dlm jumlah besar yg memiliki karakteristik yg sama. Insurance
company tidak bisa meramalkan saat seseorang meninggal dunia, tetapi estimasi aktuarial dari jumlah pemegang polis
yg akan meninggal dunia pada tahun tertentu biasanya akurat, sehingga premi bisa dihitung. Life insurance
6
mengasuransikan pemegang polis terhadap 3 risiko dasar; kematian sebelum waktunya; bahaya karena hidup terlalu
lama; & menderita penyakit yg serius atau kecelakaan.
- Investment of Life Insurance Companies: menginvestasikan dananya dlm bentuk investasi jangka panjang; bonds,
stocks, mortgage, yg bisa menjadi sumber dana real capital investment bagi dunia usaha & Pemerintah. Life insurance
companies dlm melakukan investasi menganut asas income certainty & safety of principal. Umumnya sekuritas
perusahaan yg dibeli: yg dikategorikan sebagai top four credit rating.
- Sources of Life Insurance Company Funds: Pendapatan utama diperoleh dari penjualan polis asuransi. Premium dari
penjualan polis annuity plan (tunjangan hidup tahunan) & health insurance bertumbuh lebih cpt daripada penjualan
polis life insurance yg dilakukan secara tradisional. Life Insurance menawarkan jg jasa2 baru: separate account, universal
life insurance, adjustable life insurance, variable premium life insurance.
- Di Indonesia Perusahaan Asuransi Jiwa dibina o/ Direktorat Asuransi, Bapepam–LK, Depkeu. Perusahaan Asuransi Jiwa
jg semakin berkembang, hal ini karena makin meningkatnya kesadaran generasi “baby boomer” & yg lahir setelah
Perang Dunia II generasi berikutnya, bahwa jika ia meninggal karena sebab apapun, keluarga yg ditinggalkan tetap bisa
melanjutkan hidup, termasuk kelanjutan pendidikan anak2. Di Indonesia dikenal PT Asuransi Jiwasraya yg dimiliki
Pemerintah, jg yg dimiliki swasta, antara lain PT Panin Life & lain2. Semakin terbukanya Indonesia u/ investasi asing,
Insurance Life dari luar negeri ikut meramaikan pasar Asuransi Jiwa diIndonesia, antara lain; Manulife, Allianz,
Prudencial, dll.
- Property–Casualty (P/C) Insurance Company (Asuransi Kerugian): suatu perusahaan jasa Financial yg menjual kontrak
dlm rangka melindungi nasabahnya terhadap risiko kecelakaan korban jiwa, kehilangan kekayaan, kelalaian, kriminal,
cuaca buruk, kebakaran, & bahaya lainnya. P/C Insurance berkembang pesat dlm tahun2 terakhir sbg akibat dari inflasi,
meningkatnya kriminalitas, meningkatnya klaim ke Pengadilan atas barang produksi, & klaim atas kegagalan profesional
(mal praktek dokter).
- Changing Risk Pattern in Property/Liability Coverage: Risiko bisnis P/C Insurance lebih besar dari Life Insurance, Risiko
dari klaim pemegang polis karena meningkatnya kriminalitas, kebakaran, kegagalan pribadi, kasus2 serupa itu kurang
bisa diprediksi dibandingkan risiko kematian. Inflasi berakibat sangat berpengaruh besar terhadap biaya kepemilkan &
jasa yg merupakan bentuk pembayaran asuransi. Contohnya biaya perawatan kesehatan & biaya reparasi mobil
meningkat cepat melebihi kenaikan keseluruhan biaya hidup (cost of living) dlm tahun2 terakhir.
- Investment by Property-Casualty (P/C) Company: Dana yg diterima diinvestasikan dlm Obligasi Pemerintah (Federal &
lokal), & common stock. Berbeda dgn sebagian besar Financial Institutions, P/C Insurance dikenakan pajak penuh
Federal tax (kecuali dividen pemegang polis yg pajaknya dpt dikurangi bagi perusahaan yg menerbitkan). Menghadapi
beban pajak yg berat, P/C Insurance mencari Obligasi Pemerintah yg tidak kena pajak, sebagai investasi yg menarik.
- Sources of Income: Seperti Life Insurance, P/C Insurance, merencanakan breakeven antara produk asuransi &
penghasilan dari hasil bersih investasi. Pencapaian breakeven point dlm penjaminan asuraransi sulit dlm tahun2
terakhir, karena meningkatnya biaya, meningkatnya proses perkara di pengadilan & bentuk2 risiko lainnya. Pendapatan
investasi biasanya guna menutup kerugian penjaminan. Keuntungan berubah dari tahun ke tahun sbg akibat kerugian yg
tidak diharapkan.
- Di Indonesia, sebagaimana Life Insurance, P/C Insurance dibina o/ Direktorat yg sama. Perkembangan P/C Insurance jg
pesat, karena kesadaran masy akan pentingnya perlindungan bagi harta benda miliknya dari bahaya yg semakin
meningkat. Beberapa P/C Insurance yg dikenal: Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) milik negara, demikian jg perusahaan
milik swasta; Asuransi Bintang, Asuransi Takaful, Asuransi Central Asia, ada yg P/C Insurance yg mengkhususkan diri
dibidang asuransi kendaraan bermotor; Garda Oto dari Grup Toyota Astra.
- Finance Companies (Perusahaan Pembiayaan)
7
- Memberikan kredit bagi perusahaan (produsen maupun konsumen yg disebut sbg department stores of consumer &
business credit). Ada yg dinamakan Multi Finance, jika kegiatannya meliputi berbagai segmen pasar.
- Growth of Finance Companies: Cenderung melakukan konsolidasi u/ efisiensi usaha, menurunkan biaya operasional, &
meningkatkan jangkauan pasar.
- Methods of Industry Financing: Dana terutama diperoleh dari Bank, penerbitan Commercial Paper, penerbitan Obligasi
yg terutama dijual kepada Bank, Dana Pensiun & Perusahaan Asuransi.
- Other Financial Institutions
1. Security dealers (Perusahaan Pialang Efek): Perusahaan yg menjadi perantara dlm transaksi efek di pasar
sekunder (Bursa Efek).
2. Investment banker (Underwriter/Penjamin Emisi): Perusahaan yg membantu perusahaan (Emiten) yg melakukan
Initial Public Offering (penawaran efek kepada masy) dipasar perdana, dgn menjamin penawaran/penjualan efek
yg ditawarkan. Bertindak jg sbg advisor bagi perusahaan tsb.
3. Leasing Companies (Perusahaan Sewa Guna Usaha): Perusahaan yg membantu perusahaan &/ konsumen
berupa layanan akses atas kebutuhan peralatan, kendaraan bermotor, & berbagai assets lainnya u/ periode
tertentu dgn biaya sewa yg telah disetujui.
4. Factoring (Perusahaan Anjak Piutang): Perusahaan yg bersedia menerima pengalihan piutang perusahaan, yg
pelunasannya belum jatuh tempo.
5. Symbiotic: Suatu perusahaan Financial milik konglomerat yg sering melakukan merger (penggabungan);
insurance sales, security brokerage, real estate brokerage, financial counseling, & credit services, dlm suatu
organisasi yg sama.
- Trend affecting all Finance Institutions today
1. Increasing cost pressure: meningkatnya biaya modal, biaya pemberian kredit, harga faktor produksi (tanah,
tenaga kerja, & peralatan) berakibat mengecilnya margin keuntungan.
2. Consolidation: setiap Financial Institution berusaha memperbesar dirinya u/ meningkatkan efisiensi &
mengurangi beban biaya operasional.
3. Service diversification: Financial Institutions yg besar memasuki wilayah Financial Institutions tradisional &
menawarkan jasa2 financial yg baru, dlm rangka menutup peningkatan biaya, & melindungi profit margin yg
makin menipis.
4. Technological revolution: terutama peningkatan penggunaan automated electronic equipment u/ pembayaran,
& mentransfer financial information. Kegiatan bisa dilakukan dari rumah melalui online computers ke kantor
Financial Institutions.
Investment Banking (Penjamin Emisi/Simpanan) chp.5
- Investment banking firms (Bagi perusahaan, Pemerintah, & badan2 lainnya yg membutuhkan dana) melakukan 2
fungsi: membantu u/ memperoleh dana tsb & bertindak sbg broker/dealer dlm jual beli sekuritas bagi investor yg ingin
menginvestasikan dananya di Pasar Modal. Jadi sangat berperan penting dipasar perdana & dipasar sekunder.
- Investment banking terdiri dari 2 kelompok: securities firms & commercial banks. Securities firms terlibat dipasar
perdana dlm penerbitan baru sekuritas, & di pasar sekunder sbg broker. Penjamin emisi merupakan perusahaan dgn
leverage yg tinggi, karena keterkaitan antara jumlah pinjaman dana dgn jumlah equity yg tinggi.
- Penjamin emisi mendapat penerimaan uang dari commissions, fee income, spread income, & principal activities.
Secara spesifik, kegiatan Investment banking firms: Public offering (underwriting) of securities; Trading of securities;
Private placement securities; Securitization of assets; Merger & acquisitions; Merchant banking; Trading and creation of
derivative instruments; Money management.
- Public Offering (Underwriting) Of Securities/IPO (Intilal Public Offering: Penawaran Sekuritas Kepada Publik)
8
IPO: Penawaran efek melalui media massa yg ditawarkan kepada lebih dari 100 pihak & telah dijual kepada 50 pihak
(pemegang saham lama membeli kembali saham yg telah dijual dari publik).
-Manfaat IPO: Memperoleh dana yg relatif besar & diterima sekaligus, Biaya go publik relatif murah, Proses relatif
mudah, Tidak ada kewajiban pelunasan atas bunga sehingga harga produk, Pembagian dividen berdasarkan keuntungan,
Perusahaan dituntut lebih terbuka sehingga memacu perusahaan u/ meningkatkan profesionalisme, Memberi
kesempatan kepada masy u/ turut serta memiliki saham perusahaan, Emiten lebih dikenal o/ masy, Memberi
kesempatan bagi koperasi & karyawan perusahaan u/ membeli saham.
- Penjaminan emisi meliputi 3 fungsi:
1. Memberikan saran dlm hal persyaratan & wkt penawaran sekuritas, peran ini mengharuskan Penjamin Emisi jika
situasi tingkat suku bunga dipasaran tinggi, merancang penerbitan sekuritas yg menarik bagi publik, tetapi tidak
memberatkan bagi Emiten.
2. Membantu Emiten dlm administrasi IPO; mengajukan registration statement (pernyataan pendafaran) kepada
otoritas pasar modal (SEC/Bapepam-LK), & mengajukan listing (pencatatan) sekuritas kepada otoritas Bursa Efek
(NYSE/JSX).
3. Membeli sekuritas yg ditawarkan dari Emiten,
4. Menjual & mendistribusikan sekuritas yg diterbitkan kepada publik.
- Dalam penerbitan sekuritas baru, Penjamin Emisi tidak harus melaksanakan peran underwriting (membeli) sekuritas
dari Emiten, namun bisa hanya bertindak sebagai advisor &/mendistribusikan sekuritas. Jika Penjamin Emisi membeli
sekuritas tsb, berarti Penjamin Emisi bersedia menanggung risiko, & sekuritas tsb terjual kepada masy dgn harga yg lebih
rendah dibanding harga saat membeli dari Emiten.
- Firm Commitment: jika Penjamin Emisi setuju u/ membeli sekuritas dari Emiten dgn harga tertentu, underwriting
arrangement (kontrak/perjanjian penjaminan emisi. Risiko yg dihadapi: jika harga sekuritas saat ditawarkan kepada
publik kurang dari harga yg dibayarkan kepada Emiten.
- Best-Effort Underwriting Arrangement: Penjamin Emisi hanya menyetujui u/ menggunakan keahliannya, & tidak
membeli seluruh sekuritas. Fee yg diperoleh dari emisi sekuritas merupakan selisih antara harga yg dibayarkan kepada
Emiten dgn harga yg ditawarkan kepada publik (gross spread/the underwriter discount).
- Ciri khas transaksi penjaminan emisi, melibatkan risiko besar kehilangan modal, sehingga jika suatu emisi besar,
penjaminan emisi hanya dilaksanakan o/ satu Penjamin Emisi akan timbul bahaya yg significant terhadap modal. U/
berbagi risiko tersebut, Penjamin Emisi membentuk grup Penjamin Emisi yg dinamakan underwriting syndicate. Gross
spread akan dibagi diantara lead underwriters & Penjamin Emisi lainnya dlm sindikasi. Lead underwriter mengatur deal.
Dlm byk kasus, yg bertindak sbg Lead underwriter lebih dari satu, & disebut “co-lead”/“co-manager”.
- Dlm rangka merealisasikan gross spread, seluruh sekuritas harus dijual kepada publik dgn harga penawaran, yg
membutuhkan tenaga marketing yg kuat. Penjamin Emisi berusaha menjual kepada nasabahnya (client base, retail &
institutional). U/ meningkatkan jumlah investor yg potensial, Lead manager akan membentuk selling group yg terdiri dari
anggota sindikasi penjaminan emisi ditambah yg bukan anggota sindikasi. Selling group membeli sekuritas dgn
concession price (harga dibawah harga penawaran). Penjamin Emisi jg membantu emisi sekuritas perusahaan milik
Pemerintah (BUMN) yg istilahnya privatization. Indonesia: emisi sekuritas Telkom, Indosat, Gas Negara dll.
- Trading Of Securities
Keberhasilan underwriting dipengaruhi o/ kekuatan menjual sekuritas pada publik. Investment banking mengambil
posisi principal dlm transaksi pasar sekunder. Revenue dipengaruhi o/: bid-ask spread & apresiasi/depresiasi harga
saham. U/ mengurangi risiko dilakukan hedging: riskless arbitrage, risk arbitrage & speculation.
1. Riskless arbitrage (diversifikasi harga, diversifikasi lokasi trading, diversifikasi multinasional)
9
Pedagang sekuritas mencari sekuritas yg diperdagangkan dgn harga yg berbeda pada 2/lebih Bursa Efek yg
berbeda. Misalnya; di JSX harga saham Isat Rp. 7.000,- sedangkan di NYSE harga saham Isat US$ 1.- (eq. Rp
9.000,-). Pedagang akan beli Isat di JSX, jual di NYSE, keuntungan diperoleh Rp 2.000,- (eq. US 0.222)/saham.
2. Risk arbitrage
Pedagang sekuritas membeli obligasi perusahaan yg sdg/akan bangkrut, kemudian menukarnya dgn saham
perusahaan tsb. Misalnya: PT ABC akan direorganisasi, 1 obligasi PT ABC diperdagangkan US$ 200.- Jika
Pedagang sekuritas percaya bahwa kebangkrutan akan menghasilkan penukaran 1 obligasi PT ABC yg bernilai
US$ 200 dgn 3 saham PT ABC yg diestimasikan akan bernilai US$ 280. Pedagang sekuritas bisa merealisasi
keuntungan US$ 80 jika penukaran (konversi) itu terjadi.
3. Speculation
Speculative trading terjadi ketika posisi Pedagang sekuritas mengambil manfaat dgn secara khusus
mengantisipasi pergerakan harga saham/spread antara dua harga.
- Private Placement of Securities
Penjamin Emisi mendistribusikan sekuritas secara terbatas kepada investor institusional seperti: asuransi, dana pensiun,
investment company/perusahaan. Pihak investment banking bekerja sama dgn emiten & investor potensial dlm
mendesain, advisory, & menentukan harga dari sekuritas yg diterbitkan. Misalnya: saham, zero coupon bond, Revenue
berupa: fee dari % placement.
- Informasi kepada investor yg potensial pada Private placement harus tetap disclose, dgn menggunakan selling
document; memorandum sbg pengganti prospektus, namun tidak di review oleh SEC. Penjamin Emisi bisa terlibat dlm
mencari calon investor yg direncanakan. Atau jika Emiten telah mengidentifikasikan calon investor, Penjamin Emisi
hanya bertindak sbg advisor. Penjamin Emisi bisa jg bepartisipasi dlm transaksi atas dasar best-effort arrangement.
- Securitizaion of Assets
Penerbitan sekuritas dgn memanfaatkan assets (loans & receivables) sbg jaminan. Jaminan berupa asset disebut sbg:
asset-backed securities (ABS), dpt berupa: pinjaman yg belum dilunasi, piutang, asset leasing/kredit. Jaminan berupa
sekuritas dpt berupa mortgage bond disebut sebagai mortgage-backed securities. Sekuritas jaminan tersebut diterbitkan
o/ pihak underwriting seperti: produk derivatif.
- Mergers and Acquisitions
Penjamin Emisi juga aktif dlm mergers & acquisitions (M&A). Pada M&A juga termasuk leverage buyouts (LBOs),
restructuring & recapitalization perusahaan, serta reorganization perusahaan yg bangkrut & bermasalah. Penjamin Emisi
bisa berpartisipasi dlm M&A: (1) menemukan calon perusahaan yang akan M&A, (2) memberi saran kepada acquiring
companies (perusahaan target), berkenan dgn persyaratan harga & syarat lainnya, /membantu perusahaan target
menolak unfriendly take-over, (3) membantu acquiring companies mendapatkan dana u/ membiayai pembelian. Fee
(imbalan jasa) tergantung sejauh mana keterlibatannya & rumitnya pelaksanaan.
- LBOs diperlukan bagi perusahaan yg akan diperoleh (dibeli) dgn dana sebagian besar dari hutang, Hutang diperoleh
dari satu/dua sumber: senior bank debt/ junior debt (subordinated debt/mezzanine financing). Investment banking
bekerja sama dgn Investment banking lain u/ membeli perusahan tertentu yg profitable. Dana pembelian diambil dari
hutang sehingga rasio hutang dari Investment banking menjadi besar. Perusahaan yg dibeli akan dijual kembali sehingga
Investment banking dpt keuntungan dari proses ini.
- Merchant Banking
Dlm hal investment banking sepakat u/ menggunakan dananya sendiri u/ kepentingan pembelian equity/ u/ mengambil
posisi sbg kreditur bagi perusahaan. Jika kepentingan equity yg dipilih, biasanya akan menciptakan potensi keuntungan
yg substansial. Tingkat suku bunga dibebankan atas debt financing yg disediakan bagi nasabah, tingkat suku bunga
khususnya u/ bridge financing (dana talangan) tinggi, mencerminkan risiko tinggi yg berkaitan dgn aktifitas pinjaman.
- Trading & Creation of Derivative Instruments
10
Derivative instruments: futures, options, swaps, caps, & floor bisa digunakan u/ mengontrol risiko portofolio investor,
/bagi Emiten, risiko yg berkaitan dgn penerbitan sekuritas. Jika Penjamin Emisi menjadi salah satu pihak dlm perjanjian,
Penjamin Emisi menciptakan over-the-counter/dealer-created derivative instruments bagi nasabahnya, contohnya swap.
Risiko kerugian modal terjadi, jika Penjamin Emisi menjadi salah satu pihak (principal). U/ memproteksi kerugian modal,
Penjamin Emisi mencari pihak lain sbg lawan transaksi. Derivative instruments jg digunakan u/ memproteksi Penjamin
Emisi jika mengambil posisi dlm transaksi sekuritas misalnya:
1. Dlm penjaminan emisi obligasi, harga obligasi turun karena tingkat suku bunga naik.
2. Penjamin Emisi memiliki byk trading desk, dgn long position/short position pada sekuritas.
- Money Management
- Penjamin Emisi jg mendirikan sejumlah subsidiaries yg mengelola dana baik u/ kepentingan investor perorangan
maupun bagi investor Badan/Lembaga seperti Dana Pensiun. Kegiatan Money management memperoleh fee income
berdasarkan persentase assets yg dikelola.
- Saat ini sudah byk perusahaan Penjamin Emisi, ada yg semula merupakan perusahaan Pialang Efek (Makindo Securities,
Danatama Makmur Securities), ada yg lgsg menjadi Penjamin Emisi (Trimegah Securities, Rivan Securities), bahkan ada
Penjamin Emisi yg mayoritas sahamnya dimiliki pihak asing.
- Di Indonesia, jika saham perusahaan yg telah melakukan IPO dicatatkan di Bursa Efek sehingga bisa diperdagangkan,
dibelakang nama perusahaan ditambahkan kata Tbk, artinya perusahaan terbuka yg sahamnya bisa dimilki publik.
Sedangkan jika perusahan melakukan Go(ing) private, perusahaan menjadi perusahaan tertutup. Berbeda dgn di luar
negeri, dlm penjaminan emisi, Penjamin Emisi tidak membeli sekuritas dari Emiten terlebih dahulu, tapi lgsg
menawarkan kepada publik, & uang pembelian sekuritas dari publik tsb yg disetorkan kepada Emiten, setelah dikurangi
dgn imbalan jasa (fee) penjaminan emisi.
The Primary Markets chp.6
- Pasar Perdana: Pasar dimana saham pertama kali ditawarkan kepada masy & tercatat (listing) di bursa efek. Pada pasar
primer: Harga saham tetap, Tidak dikenakan komisi, Hanya u/ pembelian saham, Pemesanan dilakukan melalui agen
penjual, Jangka waktu terbatas.
- Regulation of the issuance of securities: The SEC act of 1933 mengatur penerbitan sekuritas, & mensyaratkan Emiten
menyampaikan registration statement (pernyataan pendaftaran) kepada Securities & Exchange Commission (SEC). Jenis
informasi yg dimuat dlm registration statement: kegiatan usaha perusahaan, ciri2 sekuritas yg akan diterbitkan, risiko
investasi yg terkait dgn sekuritas, latar belakang management perusahan Emiten, disclosed audited financial statement
yg telah diaudit o/ independent Public Accountant.
- Pendaftaran tersebut dalam 2 bagian:
1. Bagian I, Prospectus, dibagikan kepada publik sbg suatu alat penawaran sekuritas.
2. Bagian II, memuat informasi tambahan yg tidak dibagikan kepada publik sbg bagian dari penawaran, tetapi harus
tersedia atas permintaan SEC.
UU jg mengatur penalti dlm bentuk denda &/ hukuman penjara, sekiranya informasi yg disajikan tidak akurat/ada
informasi material yg diabaikan. Demikian jg investor bisa menuntut Emiten penggantian kerugian yg diakibatkan karena
informasi yg salah. Penjamin Emisi jg bisa dituntut, jika terbukti tidak melaksanakan penelahan yg wajar atas informasi
yg dilaporkan Emiten.
- Salah satu tgs yg terpenting dari Penjamin Emisi: melakukan due dilligence (penelaahan mendlm atas perusahaan
Emiten). Registration Statement akan ditelaah & disetujui SEC, sebelum ditawarkan kepada publik. Jika ditemui masalah
dlm Registration Statement, SEC akan mengirim letter of comments/deficiency letter, Emiten harus menjelaskan solusi
tiap masalah yg timbul, & menyampaikan perbaikannya. JIka SEC puas, Registration Statement menjadi efektif, Penjamin
Emisi bisa melakukan penawaran. Persetujuan SEC bukan berarti sekuritas berpredikat pantas investasi/informasinya
akurat. Hal itu hanya berarti informasi yg ada sudah disclose (terbuka). Selama menunggu Registration Statement
11
efektif, Penjamin Emisi boleh membagikan preliminary prospectus/disebut jg red herring, tapi belum boleh melakukan
penjualan sekuritas.
Secondary Markets chp.7
- Pasar Sekunder: tempat perdagangan financial assets yg telah diterbitkan. Perbedaan utama dgn Pasar Perdana: pada
Pasar Sekunder, Emiten tidak menerima dana hasil penjualan saham dari pembeli. Penerbit (issuer) sekuritas tidak
menerima dana dari pembeli, tetapi dana bergerak antara investor jual & investor beli. Sebelum sekuritas
diperdagangkan di Pasar Sekunder, sekuritas harus listed (dicatatkan) di Bursa Efek yg merupakan tempat perdagangan
sekuritas di Pasar Sekunder.
- Fungsi Pasar Sekunder:
1. Bagi Emiten & pihak lainnya Pasar Sekunder menyediakan informasi harga yg terjadi (consensus price) sekuritas
yg diterbitkan secara teratur.
2. Bagi investor: memberi peluang bagi investor kebebasan u/ mempertukarkan sekuritas dgn
menjualnya/memperoleh uang tunai.
3. Dgn memfasilitasi byk transaksi, biaya lebih murah dibanding di Pasar Perdana.
- Trading locations: di Indonesia, Bursa Efek sudah ada tahun 1912 di Batavia (Jakarta), di Surabaya tahun 1914, &
akhirnya di Semarang tahun 1925. Setelah beberapa kali ditutuip (tahun 1940, & 1958) akhirnya diaktifkan kembali
tahun 1977. DI Indonesia ada Bursa Efek Jakarta (BEJ/JSX) & Bursa EFek Surabaya (BES/SSX) pada tahun 1980an di
Indonesia pernah ada Bursa Paralel Indonesia yg merupakan OTC market, namun pada tahun 1995 diakuisisi o/ Bursa
Efek Surabaya. Pada tahun 2007, Bursa Efek Jakarta merger dgn Bursa Efek Surabaya, & menjadi Bursa Efek Indonesia.
- Market Structure: Kebanyakan struktur pasar sekunder adalah continous markets: harga yg terjadi ditentukan secara
terus-menerus, selama jam bursa, sejalan dgn order yg dimasukkan o/ broker/pialang. Misalnya, pada jam 10am, terjadi
transaksi saham ABC Tbk pada harga Rp 3.000,-. Pada jam 11am hari yg sama, terjadi transaksi saham ABC Tbk pada
harga Rp 3.250,- & seterusnya, harga bisa berubah/bervariasi sesuai transaksi yg terjadi, bukan karena ada perubahan
situasi yg mendasar dari supply & demand.
- Berbeda dgn continous markets pada call market, sejumlah order dilaksanakan bersamaan pada harga yg sama.
Akibatnya dlm wkt tertentu pada hari transaksi (/mungkin lebih dari 1 hari), market maker akan menahan suatu
auction/lelang u/ suatu saham. Auction bisa dilaksanakan secara lisan maupun tertulis.
- Perfect markets: u/ menjelaskan karakteristik Pasar Sekunder, perlu digambarkan dulu perfect market bagi financial
assets. Pada dasarnya suatu pasar dikatakan “perfect market” apabila:
• jumlah pembeli & penjual byk
• semua pelaku pasar cukup kecil dibandingkan ukuran pasar tsb, sehingga tidak satupun individu/institusi yg dpt
mempengaruhi pasar.
• semua pelaku pasar: “price takers”
• harga ditentukan o/ supply = demand.
• komoditas yg diperdagangkan homogen (misalnya: jagung/gandum).
Tidak ada biaya transaksi/hambatan yg bisa mempengaruhi supply & demand. Economist menamakan hal ini sbg
“frictions”. Biaya yg berkaitan dgn frictions umumnya berakibat pembeli membayar lebih, &/ penjual menerima kurang
dibandingkan jika tidak ada friksi.
- Dalam kasus financial markets, frictions yg menyebabkan perbedaan antara pasar sempurna dgn pasar sesungguhnya:
• Komisi (fee) yg dibebankan o/ dealers, Spread antara bid-ask yg dibebankan o/ dealers,
• Biaya pelaksanaan order & kliring, Pembatasan terhadap market makers
• Penghentian perdagangan yang mungkin diberlakukan regulator, dimana financial assets diperdagangkan,
• Biaya u/ memperoleh informasi ttg financial assets,
• Pembatasan perdagangan, seperti Bursa mengenakan pembatasan jumlah financial assets yg dpt
diperdagangkan,
12
•
Pajak2 (atas capital gain) & transfer fee yg dibebankan o/ pemerintah.
- Mekanisme Transaksi di Pasar Sekunder: Transaksi  Lelang (Auction)  Investor melalui agen (perusahaan
sekuritas) membuat penawaran (order) beli (bid) / jual (ask/offer) secara terbuka.
1. Investor membuka rekening di Perusahaan Efek (mengisi dokumen). Perusahaan Efek mewajibkan investor u/
menyetorkan sejumlah dana tertentu sbg jaminan dlm proses penyelesaian transaksi.
2. Transaksi diawali dgn memberikan perintah jual &/perintah beli ke Perusahaan Efek. Perintah dpt diberikan
lewat telepon/perintah secara tertulis. Perintah tsb harus berisikan nama saham, jumlah yg akan dijual &/dibeli,
serta berapa harga jual &/harga beli yg diinginkan.
3. Perintah selanjutnya akan diverifikasi o/ Perusahaan Efek bersangkutan.
4. Selanjutnya perintah tsb dimasukkan ke dalam sistem perdagangan di Bursa Efek.
5. Semua perintah jual &/perintah beli dari seluruh Perusahaan Efek akan dikumpulkan di Bursa Efek dlm sistem yg
disebut JATS.
- Types of orders
Investor harus memberikan informasi kepada broker dgn kondisi bagai mana ia akan melakukan transaksi. Hal2 yg harus
diinformasikan kepada broker: saham yg akan dibeli/dijual, berapa jumlah saham, & jenis order.
1. Market Orders, perintah pelaksanaan transaksi pada harga terbaik. Ada 2 prioritas yg perlu diperhatikan:
• price priority, jika order lebih dari satu pada saat yg sama, prioritas diberikan kepada order dgn harga
terbaik, artinya dlm pembelian, tawaran harga lebih tinggi diberikan prioritas, daripada tawaran harga yg
lebih rendah, & sebaliknya dlm penjualan.
• time priority, jika order lebih dari satu pada harga yg sama, prioritas diberikan kepada order yg diterima
lebih dahulu.
Demikian jg public order yg diterima broker harus diprioritaskan daripada order u/ kepentingan (own account)
perusahaan broker sendiri.
2. Limit Orders, Bahaya dari suatu market order bisa terjadi sesuatu yg merugikan antara saat investor memberi
order dgn saat order dieksekusi, yaitu bergeraknya harga saham tsb. MIsalnya A ingin membeli saham
Depoktrans pada maksimum harga Rp 5.000,- tidak pada harga Rp 6.000,- jika ia memberi Buy Market-order
pada harga Rp 5.000, ia menghadapi risiko harga naik sebelum order dieksekusi. Atau B mau menjual saham
BuanAir. Pada minimum harga Rp 3.000,- tidak pada harga Rp 2.000,- jika ia memberi Sell Market-order pada
harga Rp 3.000,- ia menghadapi harga turun sebelum order dieksekusi. U/ menghindari risiko tsb, mereka bisa
memberikan limit orders, A memberi Buy limit order saham Depoktrans pada harga RP 5.000,- & B memberi Sell
limit order BuanAir pada harga Rp 3.000,- Limit order merupakan conditional order, artinya order hanya
dilaksanakan pada limit harga/pada harga yg lebih baik yg dapat diperoleh. Tidak ada jaminan limit order dpt
dieksekusi sekaligus. Limit order yg tidak dpt dilaksanakan pada saatnya dicatat dlm limit order book.
3. Stop Orders, merupakan conditional order yg tidak dieksekusi sampai harga bergerak pada harga yg ditentukan,
pada saat mana order berubah menjadi market orders. Suatu Stop order to buy, order tidak dieksekusi sampai
harga naik ke harga yg ditentukan, C mau membeli saham Bridge of Semanggi pada harga Rp 2.000,- harga saat
ini di Bursa Rp 1.500,- Suatu Stop order to sell, order tidak dieksekusi sampai harga turun ke harga yg
ditentukan. D bersedia menjual saham Grogol Indah pada harga Rp 4.000,- harga di Bursa Rp 5.000,- Stop orders
bermanfaat bagi investor yg tidak bisa mengamati pasar secara tetap, sehingga keuntungan bisa dipertahankan
& kerugian bisa diminimalkan.
4. Market-if-Touched orders, Order ini akan menjadi market order jika harga yg ditentukan dicapai, bagaimanapun,
suatu market-if-touched order to buy akan menjadi suatu market order jika harga turun sampai pada harga yg
13
ditentukan. Sebaliknya dgn market-if-touched order to sell, yaitu jika harga naik sampai pada harga yg
ditentukan.
5. Time-specific Orders, order yg diberikan pada saat opening/closing Bursa hari itu. Suatu opening order
mengindikasikan perdagangan akan dieksekusi hanya selama saat pembukaan Bursa, demikian jg dgn closing
order mengindikasikan perdagangan akan dieksekusi selama saat penutupan Bursa.
 Fill or Kill (FOK), order dilaksanakan segera saat sampai di trading floor/segera dibatalkan. Order dpt
ditentukan periode waktu efektifnya, 1 hari, 1 minggu, 1 bulan,/hanya beberapa jam.
 Open order atau Good-till-cancelled order GTC), order yang tetap terbuka untuk dilaksanakan selama belum
dibatalkan oleh investor.
6. Size related order, bagi saham order diklasifikasikan sesuai jumlahnya, suatu round lot, order jumlahnya 100
saham, sedangkan odd lot, order yg jumlahnya kurang dari 100 saham. Suatu Block trade: order dlm jumlah
besar 10.000 saham/order dgn market value US$ 200,000 lebih.
- Short selling: Tindakan investor menjual saham & mengambil manfaat, dgn harapan harga saham akan turun. Hal ini
dpt dilakukan sekalipun ia belum/tidak memiliki saham tsb dgn cara meminjamnya lebih dahulu dari Broker. Misalnya, E
yakin harga saham Bromo Rp 5.000 sudah overpriced, & pasti akan turun. Ia menghubungi Brokernya u/ melakukan
short selling sebanyak 1 lot. Broker akan melakukan 2 hal; Broker akan mengatur pinjaman 1 lot saham Bromo u/
kepentingan E, & langsung menjualnya di Bursa pada harga Rp 5.000. Seminggu kemudian harga saham Bromo ternyata
turun menjadi Rp 3.000, E memberi order kepada Broker u/ membeli 1 lot saham Bromo u/ mengganti saham yg
dipinjam sebelumnya. Keuntungan yg diperoleh E = 500 x (Rp 5.000 – Rp 3.000) sebelum commission & fee yg
dibebankan o/ Broker. Seandainya harga saham naik menjadi Rp. 6.000 tentu E mengalami kerugian, karena ia harus
mengganti saham yg dipinjam. Kerugiannya = 500 x (Rp 6.000 – Rp 5.000). Pihak Bursa menerapkan pembatasan yg
disebut tick-test rules, yg mengatur kapan suatu short sale bisa dileksekusi dlm rangka melindungi investor dari
ketidaksatabilan harga ketika harga saham turun. Suatu short sale hanya bisa dilakukan jika:
• Harga jual saham tersebut lebih tinggi dari harga perdagangan terakhir, disebut uptick trade.
• Tidak ada perubahan harga pada perdagangan terakhir saham tersebut, & harga perdagangan sebelumnya harus
lebih tinggi daripada harga perdagangan yg mendahuluinya, disebut zero uptick.
MIsalnya F ingin melakukan short selling saham Bromo pada harga Rp 5.000,- harga pada 2 perdagangan terakhir Rp
5.500,- & Rp 5.000,- F tidak boleh melakukan short selling karena aturan uptick. Jika harga sebelumnya Rp 4.500,-, & Rp
4.500,- & kemudiaan Rp 5.000,- F boleh melakukannya. Sekiranya 3 perdagangan terakhir: Rp 4.500,-, Rp 4.500,-, &
kemudian Rp 5.000,- F boleh melakukan short sale karena aturan zero uptick.
- Margin transactions: Investor bisa meminjam dana tunai u/ membeli saham, & menggunakan saham yg dibeli tsb
sebagai jaminan. Misalnya G dgn uang Rp 10 juta ingin membeli 4 lot (=2.000) saham Andalas @ Rp 5.000,- seandainya
Broker bersedia meminjamkan dana Rp 10 juta, G akan bisa membeli tambahan saham sebanyak 2.000 saham yg
dijadikan sebagai jaminan & ia membayar bunga u/ jumlah yg dipinjamnya kepada Broker. Pembelian saham dgn
menjadikan saham yg dibeli sbg jaminan pinjaman dinamakan buying on margin. Dgn meminjam dana, investor
menciptakan financial levereage. Dgn uang Rp 10 juta, G bisa membeli saham 4.000 saham @ Rp 5.000,-. Ia akan
memperoleh manfaat jika harga saham naik, sebaliknya jika harga saham turun.
- Jenis pasar & satuan perdagangan di Bursa Efek:
Investor tidak bisa membeli/menjual saham lgsg kepada Emiten/antar sesama investor, tetapi harus memberikan
order/amanat kepada Broker yg menjadi Anggota Bursa (AB).
• Pasar Reguler: dilaksanakan di lantai bursa (floor trading), dilakukan o/ para pegawai Broker (floor trader)
melalui JATS. Sistem tawar-menawar secara lelang yg berkesinambungan (continuous auction). Perdagangan
harus dlm satuan lot & kelipatannya (500, 1.000, 1.500 dst). Harga yg terjadi berdasarkan kekuatan S/D, & harga
yg terbentuk sebagai dasar perhitungan IHSG. Penyelesaiannya dilakukan pada Hari Bursa ke-3 setelah
terjadinya Transaksi Bursa (T+3).
14
•
•
•
Pasar Non Reguler (Pasar Negosiasi): pasar dimana perdagangan Efek di Bursa dilaksanakan berdasarkan tawarmenawar lgsg secara individual & tidak secara lelang yg berkesinambungan (Non Continuous Auction Market) &
penyelesaiannya dpt dilakukan berdasarkan kesepakatan Anggota Bursa Efek.
o Pasar Odd lot: pasar u/ memfasilitasi transaksi saham yg kurang dari 1 lot, dilaksanakan lgsg antara
investor dgn Broker, kurs sudah ditentukan sebelumnya (Bid & Ask) o/ Broker, berpedoman kepada kurs
yg terjadi di Pasar Reguler.
o Pasar Block Trade: pasar u/ memfasilitasi transaksi saham perdagangan minimal 400 lot (200.000
saham), dilaksanakan lgsg antara iBroker dgn Broker, kurs berdasarkan tawar-menawar antar Broker,
namun tetap berpedoman kepada kurs yg terjadi di Pasar Reguler. Kurs yg terjadi tidak diikutsertakan
dlm penghtungan indeks harga saham.
o Crossing: Perdagangan tutup sendiri, yaitu transaksi jual/beli saham dilakukan o/ 1 pialang dgn jumlah &
harga yg sama.
Pasar tunai (cash & carry): pasar u/ memfasilitasi transaksi saham karena terjadinya “gagal bayar” (Broker Beli
tidak bisa menyerahkan, uang &/ “gagal serah” (Broker Jual tidak bisa menyerahkan saham uang), sesuai jangka
waktu yg telah ditentukan (T+4).
Pasar Segera: merupakan pasar perdagangan efek yg dilakukan o/ anggota bursa & KPEI yg ingin jual/beli efek yg
penyelesaiannya dilakukan pada hari bursa berikutnya setelah terjadinya transaksi bursa (T + 1).
- Roles of Broker & Dealer in Real Markets
• Brokers: bertindak u/ kepentingan client (investor) yg ingin mengeksekusi ordernya. Broker dikatakan sbg agent
bagi investor. Ini penting karena tidak ada kewajiban Broker u/ membeli sekuritas & menahannya sbg
persediaan/menjual sekuritas dari persediaannya.
• Dealers as market makers: u/ kepentingan sendiri (perusahaan).Pasar sesungguhnya berbeda dgn Pasar
sempurna, karena seringkali kondisi ketidak-seimbangan sementara dlm jumlah order beli dgn order jual pada
suatu saat. Hal ini mengakibatkan:
o harga sekuritas naik secara mendadak sekalipun tidak ada pergerakan supply & demand.
o pembeli membayar lebih mahal/penjual merima lebih murah jika mereka ingin melakukan transaksi
segera. Ketidakseimbangan tsb membutuhkan dealer/market maker yg siap & bersedia membeli u/
rekeningnya sendiri (own account)/menjual sekuritas dari rekeningnya. Dealer membeli sekuritas pada
bid price & menjual sekuritas pada ask price. Sehingga dpt dikatakan Dealer bertindak sbg market maker
yg dpt menciptakan kestabilan harga sekuritas.
- Market efficiency
• Operational efficiency: investor bisa memperoleh jasa transaksi semurah mungkin, biaya yg terkait dgn
pemberian jasa.
• Pricing efficiency: pasar dimana harga2 setiap saat sudah mencerminkan informasi yg relevan terhadap penilaian
sekuritas. Informasi yg relevan tsb cepat terintegrasi dipasar. Ada 3 bentuk efisiensi harga dipasar:
o Weak efficiency: harga sekuritas mencerminkan harga masa lalu & historis perdagangan saham tsb.
o Semi-strong efficiency: harga sekuritas mencerminkan semua informasi yg tersedia bagi publik, tapi
tidak terbatas pada harga historis & pola perdagangan.
o Strong efficiency: harga sekuritas mencerminkan semua informasi, termasuk yg tidak tersedia bagi
publik.
- Corporate Actions: Setiap tindakan perusahaan yg dpt mempengaruhi sikap investor terhadap sekuritas perusahaan;
Buy, Hold, atau Sell.
1. Capital restructuring: mengkapitalisasikan seluruh/sebagian pos2 Ekuitas (agio, cadangan, & laba ditahan)
menjadi modal disetor.
2. Additional capital: Menambah modal perusahaan dlm rangka pengembangan, dgn dana external yg diperoleh
dari hasil IPO, Rights issue (HMETD), & private placement.
3. Pembayaran Dividend/ pembagian Saham bonus: Rencana yg berakibat naiknya harga saham perusahaan.
Emiten harus menginformasikan; recording date, cum dividend date, & ex dividend date.
15
4. Share swap: mempertukarkan saham diantara 2/lebih perusahaan dgn maksud menciptakan sinergi diantara
perusahaan tsb.
5. Debt Equity swap: mengkonversikan hutang perusahaan menjadi saham perusahaan u/ kepentingan kreditur,
misalnya karena perusahaan tidak sanggup membayar hutang.
6. Merger & Acquisition: merger melakukan penggabungan 2/lebih perusahaan, sedangkan acquisition pengambilalihan 1/lebih perusahaan o/ perusahaan yg lebih kuat secara hostile take-over.
7. Spin off: kebalikan dari merger, memecah perusahaan menjadi 2/lebih.
8. Tender offer: penawaran melalui media massa u/ memperoleh efek bersifat ekuitas (saham/Efek yg dpt ditukar
dgn saham/Efek yg mengandung hak u/ memperoleh saham) dgn cara pembelian/pertukaran dgn Efek lainnya.
9. Preferred bidder: penjagaan harga saham o/ Manjemen, menurut penilaian institutional investor (umumnya
bergerak di industri yg = perusahaan, namun bukan Funds Manager) sebelum penawaran yg sebenarnya
dilakukan.
10. Buy back: pembelian kembali saham yg telah beredar (outstanding shares) o/ perusahaan dlm rangka menaikkan
harga saham perusahaan.
11. Stock split: tindakan perusahaan memecah nilai nominal saham, misalnya harga saham sudah terlalu tinggi,
sehingga tidak tradeable lagi.
12. Reverse split: kebalikan dari stock split, memperbesar nilai nominal saham, karena saham tidak dilirik investor
karena dianggap sebagai peanut share.
13. Penggantian manajemen: Jajaran manajemen yg mengendalikan perusahaan sgt penting bagi investor, karena
dgn manajemen yg handal, akan diperoleh nilai tambah terhadap perusahaan, yg pada akhirnya berkibat kepada
peningkatan harga saham perusahaan.
14. Penggantian pemegang saham pengendali; Pemegang saham yang memiliki minimal 20% saham perusahaan
berhak untuk ikut duduk dalam jajaran manajemen, sehinga penting bagi investor, kemana arah perusahaan
dengan adanya pemgang saham pengendali yang baru.. Otoritas Pasar Modal mengharuskan penawaran saham
melebihi 20% kepada suatu pihak harus diilakukan memalui Tender offer.
- Di Indonesia Umumnya praktek Pasar sekunder sama baik pelaku, maupun jenis2 order. Sementara menunggu
efektifnya Pernyataan Pendaftaran dari Bapepam, Emiten melakukan penjagaan pendahulaan kepada Bursa Efek dimana
sekuritas akan dicatatkan (listing). Pencatatan saham bisa dilakukan di 1 Bursa Efek/dibeberapa Bursa Efek (dual listing)
sekaligus. Setelah Pernyataan Pendaftaran dinyatakan efektif, & IPO berakhir, saham dicatatkan agar bisa
diperdagangkan. JIka memenuhi persyaratan, Emiten akan membayar listing fee.
-Persyaratan pencatatan Saham di BEI:
• Emiten telah berdiri & beroperasi minimal 3 tahun.
• Laporan Keuangan diaudit sesuai PSAK o/ KAP yang terdaftar di Bapepam.
• Telah memperoleh laba bersih & laba operasional dlm 2 tahun terakhir.
• Minimum pencatatan 1 juta saham.
• Minimum pemegang saham 200 pihak.
• Minimum assets Rp 200 M, minimum ekuitas Rp 7,5 M & minimum modal disetor 2 M.
• Minimum market capitalization setelah IPO Rp 4 milyar.
- Persyaratan pencatatan Obligasi di BEI:
• Emiten telah berdiri & beroperasi minimal 3 tahun.
• Laporan Keuangan diaudit sesuai PSAK o/ KAP yg terdaftar di Bapepam.
16
•
•
Telah memperoleh laba bersih & laba operasional dlm 2 tahun terakhir.
Minimum nominal value obligasi Rp 25 milyar.
- Persyaratan pencatatan Reksadana di BEI:
• Minimum value Reksadana yang ditawrakan Rp 10 milyar.
• Minimum pemegang saham 200 pihak @ 500 saham/unit
- Delisting: dilakukan atas permintaan Emiten (disampaikan 2 bulan sebelum tanggal efektif),tapi bisa jg atas pengenaan
sanksi o/ otoritas Bursa Efek setelah mendpt rekomendasi dari Komite Pencatatan Bursa dgn alasan:
• Mengalami kerugian 3 tahun berturut-turut.
• Tidak membayar dividen tunai 3 tahun berturut-turut (bagi emisi saham)/tidak janji membayar kupon bunga
sebanyak 3 kali (bagi emisi obligasi).
• Total ekuitas kurang dari Rp 3 milyar (bagi saham)/NNAB turun menjadi 50% dibandingkan saat diterbitkan (bagi
Reksadana).
• Pemegang saham kurang dari 100 pihak dlm wkt 3 bulan berturut-turut.
• Tidak terjadi transaksi selama 6 bulan berturut-turut.
• Laporan Keuangan tidak mengikuti PSAK.
• Melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Pasar Modal &/ Bursa Efek.
• Dilikuidasi karena M & A, konsolidasi, pembubaran (Reksadana)/sebab lain.
• Dinyatakan bangkrut o/ Pengadilan.
• Menghadapi kasus yg material berpengaruh terhadap kondisi & kelangsungan hidup perusahaan.
- Demutualisasi Bursa: Besar biayanya sewa kantor termasuk sewa lantai bursa & perkembangan IT, mendorong
sejumlah Bursa melakukan demutualisasi Bursa dgn cara melakukan IPO, sehingga masy bisa ikut memiliki saham PT
Bursa Efek Indonesia. Perlu diatur ketentuan khusus agar tidak terjadi conflict of interest, karena PT Bursa Efek
Indonesia yg menyelenggarakan perdagangan efek di Bursa jg memperdagangkan sahamnya sendiri.
Stock Analysis
- Investor bersedia membeli sekuritas suatu perusahaan, karena adanya prospek perusahaan tsb dimasa datang. Berlaku
jg bagi suatu perusahaan yg blm bisa memberi keuntungan/masih mengalami kerugian (misalnya perusahaan
baru/perusahaan pertambangan yg masih dlm tahap explorasi). U/ menampung perusahaan2 tsb, di Pasar Modal
tersedia Over The Counter market (OTC market/ Pasar Luar Bursa) yg persyaratannya tidak seketat di Bursa Efek.
- Dgn adanya prospek perusahaan, investor bisa mengambil keputusan dlm melakukan investasi dananya dlm sekuritas,
yg antara lain adanya expected return (hasil yg diharapkan) dimasa depan setelah didiskontokan u/ faktor risiko & wkt.
Agar dpt memuaskan pembeli sekuritas disatu pihak & penjual di pihak lain, diperlukan suatu penetapan harga sekuritas.
- Investor pada dasarnya: risk averter & rational, artinya: Jika ada 2 investasi yg returnnya sama, ia memilih investasi yg
risikonya lebih rendah. Jg jika ada 2 investasi yg risikonya sama, ia memilih investasi yg returnnya lebih tinggi. U/
investasi yg risikonya tinggi, ia menginginkan kompensasi return yg tinggi ( high return, high risk; low return, low risk)
- Penetapan harga Obligasi
Formula: P = C + C +
C
+ …… C + M
17
(1+y) (1+y)2 (1+y)3
(1+y)n
P = harga obligasi saat ini
C = nilai kupon/bunga (pendapatan) obligasi/tahun
y = ekspetasi kupon/bunga
n = maturity (umur obligasi sampai jatuh tempo)
M = maturity value obligasi
Contoh: Obligasi A, nominal value = Rp 100.000,- Kupon bunga = Rp 13.000,- pa. Maturity = 5 tahun yg akan datang, jika
risk free rate 15% pa. harga obligasi tsb:
P = Rp 13.000 + Rp 13.000 + Rp 13.000 + Rp 13.000 + (Rp 13.000 + Rp 100.000)
(1+0,15) (1+0,15)2 (1+0,15)3 (1+0,15)4
(1+0,15)5
= Rp 13.000 + Rp 13.000 + Rp 13.000 + Rp 13.000 + Rp 113.000
1,15
1,3225
1.5209
1,7490
2,011
= Rp 93.304,56
Harga obligasi dpt jg dicari dgn cara memperhitungkan discount factor (lihat tabel Present value dibawah angka 15% dgn
periode 5 tahun)
Periode
1–5
>5
Pembayaran
Rp. 13.000
Rp. 100.000
Discount Factor
3,3522 (PVIFA, 15%)
0,4971 (PVIF, 15%)
Nilai Sekarang
Rp 43.578,60
Rp 49.716,00
Rp 93.296,60
Jika obligasi membayarkan kupon bunga lebih dari 1 kali setahun (misalnya 2 kali), rumus disesuaikan; C/2, y/2, & 2n
- Penyebab perubahan harga obligasi:
• Perubahan tingkat suku bunga di pasar, karena kebijakan Bank Sentral.
• Perubahan dlm harga obligasi yg dijual bukan dgn harga nominal menjelang maturity tanpa perubahan tingkat
yield yg diminta.
• Bagi non T-sec. perubahan dlm req/yield karena perubahan yield antara non Treasury & Treasury securities.
• Perubahan credit quality (credit rating) dari penerbit obligasi.
- Penetapan harga Saham
saham memberikan hasil yg tidak tetap, sehingga penetapan harga saham agak sulit karena harus diperhatikan factor
intern & extern perusahaan. U/ itu diperlukan data:
• Laporan Keuangan beberapa tahun terakhir (audited)
• Proyeksi Laporan Keuangan di masa depan (5 tahun)
• Sektor industri dimana perusahaan bergerak
• Asumsi2 ttg prospek perekonomian, nasional, regional & internasional.
Saat perusahaan didirikan, harga saham tercermin dari jumlah ekuitas yg hanya berupa modal disetor, belum ada
cadangan, laba ditahan, apalagi selisih revaluasi aktiva tetap & agio. Setelah beberapa tahun, perusahaan berjalan baik
& memberikan hasil berupa: earnings power, trade mark, goodwill, demikian jg aktiva perusahaan meningkat, yg
tercermin dlm harta bersih (net tangible assets).
- Faktor2 yg dpt meningkatkan harga saham
1. Faktor yg dpt diukur dgn angka: Laba yg diperoleh selama beberapa tahun terakhir; Bagian laba ditahan;
Peningkatan nilai harta tetap perusahaan
2. Faktor yg tidak dpt diukur dgn angka: Prospek usaha perusahaan; Trade mark, goodwill; Kualitas manajemen
- Saham mempunyai nilai u/ 3 kepentingan:
• Klaim terhadap laba yg diperoleh berupa dividen
• JIka perusahaan berkembang, laba/dividen ikut naik, & juga harga saham
• Jika perusahaa pailit & dilikuidasi, klaim diperoleh secara prorata, setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi
kepada stake holders (pegawai, kreditur, dll ).
18
- Secara garis besar dikenal 2 analysis harga saham: Fundamental analysis & Technical analysis.
1. Fundamental analysis: Merupakan proses yg agak rumit, karena mengestimasikan nilai intrinsik suatu saham.
Analisis ini mempertimbangkan perkiraan hasil/ laba yg akan diperoleh perusahaan, serta dividen yg akan
dibagikan melalui “fundamental” Laporan Keuangannya. Analisis dpt digunakan saat saham ditawarkan pada IPO
(primary market)/saat saham sudah diperdagangkan di Bursa Efek (secondary market).
• Beberapa faktor yg perlu diperhatikan dlm fundamental analysis:
a. Risiko terhadap perusahaan yg akan berakibat risiko terhadap saham
b. Tingkat pertumbuhan dividen
c. Lama pertumbuhan perusahaan
d. Rasio/nisbah pembayaran dividen dgn pendapatan
• Analisa Fundamental terdiri dari:
a. Analisa makro ekonomi: perubahan regulasi pemerintah (tarif pajak, listrik, BBM, tingkat bunga, dst)
b. Analisa mikro ekonomi: regulasi perusahaan sejenis, tarif material impor, hubungan pemda pusat
c. Perusahaan internal: adanya kontrak baru, corporate action, musibah perusahaan (kebakaran, demo
karyawan, dst)
d. Analisa laporan keuangan perusahaan sendiri: Perubahan dari tahun ke tahun, common size, time series,
analisa rasio keuangan
e. Analisa keuangan perusahaan dibandingkan dgn perusahaan sejenis (Analisa Industri)
f. Analisa kinerja perusahaan secara relatif dibandingkan dgn “kinerja pasar”
Contoh:
Laba bersih/saham: Rp. 350,Data tambahan: - Dividend policy: POR 85,7% - PER industry: 5,8 kali - Risk-free rate 15%
Harga saham dpt ditetapkan dgn beberpa pendekatan/approach:
•
Earnings approach: formula- PER = P atau
EPS
P
= Price
EPS = Earnings/Share
PER = Price Earnings Ratio
P = PER x EPS = 5,8 x Rp 350 = Rp 2.030,-
PER
: 5,6x 5,7 x 5,8 x 5,9 x 6,0 x 6,1 x
Price : 1.925,- 1.960, -2.030,- 2.065,- 2.100,- 2,100
Jika saham ditawarkan dengan PER yg sama/lebih tinggi dari pada PER industri kemungkinan tidak ada peminat atas
saham tsb.
•
Dividend yield approach: formula- Dividend yield = DPS atau
P
P
= Price
DPS = Dividend/Share
P=
DPS
Div. yield
Risk free rate = 15%, maka minimal dividend yield harus 15%
Dividend policy = 85,7% maka
DPS dpt dicari = Rp 350,- x 85,7% = Rp 306,25 atau Rp 300, (rounded)
P = Rp 300,- = Rp 2.000,15%
•
Net Tangible assets approach: formula- P = Total assets – (Intangible assets + Total Debt)
number share
19
= Rp 18,0 m – (Rp 1.5 m + Rp 9,0 m)
3 juta
= Rp 2.500,• Dividend Disconting Model (DDM) approach:
Dlm penilaian harga saham, tentu harapannya dividen bertumbuh, yg akan tercermin pada Value perusahaan. Jg dlm
penilaian saham terkandung factor: Risk, Uncertainty, Risk premium, & Discount. Penilaian harga saham didasarkan pada
“proyeksi” laba/dividen perusahaan, sehingga menimbulkan “time value of money” sehingga baik EPS & DPS harus di
diskontokan dgn discount rate tertentu u/ menentukan Net Present Value.
a. Dividend Discounting Model 1 (DDM 1)
Diasumsikan arus dividen tahun ke-1 sampai dgn tahun ke-n: konstan, dgn memperhitungkan discount factor,
harga saham dapat dicari dgn formula:
P = dt + dt + dt + ……dt +_Pn
(1+k) (1+k)2 (1+k)3
(1+k)n
P = Rp 300 + Rp 300 + Rp 300 + Rp 300 + Rp 300 + Rp 2.000
(1+0,15) (1+0,15)2 (1+0,15)3 (1+0,15)4
(1+0,15)5
= Rp 300,- + Rp 300,- + Rp 300,- + Rp 300,- + Rp 2.300,1,15
1,3225
1.5209
1,7490
2,011
= Rp 260,87 + Rp 226,81 + Rp 197.25 + Rp 171,53 + Rp 1.143,48
= Rp 1.999,94 atau Rp 2.000,- (rounded)
b. Dividend Discounting Model 2 (DDM 2)
Dgn asumsi yg sama dgn DDM 1, dividen pada DDM 2 diasumsikan dividen bertumbuh (g) secara konstan
sebesar 5%/tahun, harga saham dapat dicari dgn formula:
P = d0 (1+g)t atau formula disederhanakan: P = d
(1 +k)t
k-g
P = Rp 300,- = Rp 3.000,15% - 5%
Ternyata dgn memperhitungkan faktor risiko, faktor diskonto, & faktor pertumbuhan, harga saham menjadi
lebih tinggi.
Dari ke 4 approach, DDM 2 approach lebih dpt diterima, karena investor ingin membeli saham suatu going concern
company.
Dlm praktek, DDM 2 dilakukan dgn cara membuat tabel sbb:
Exp’d Div = dt Risk free rate
Risk factor
Risk premium*
Discount rate
Growth rate
Share price
(given)
=k
=g
P = dt
k-g
(1)
(2)
(3)
(4 = 2x3)
(5 = 2+4)
(6)
(7)
Rp 310,15%
0,001
0
15%
5%
Rp 3.100,Rp 305,15%
0,001
0
15%
5%
Rp 3.050,Rp 300,15%
0,001
0
15%
5%
Rp 3.000,Rp 295,15%
0,001
0
15%
5%
Rp 2.950,Rp 290,15%
0,001
0
15%
5%
Rp 2.900,20
- Risiko berkisar 0,001 sampai 1, dlm contoh risiko 0,001, karena kecil sekali diabaikan saja.
- Risk-premium diperoleh dgn cara mengalikan risk-free rate dgn suatu angka/faktor yg ditetapkan masing2 analist
(merupakan self judgement) atas perkembangan perekonomian, industri dimana perusahaan bergerak, & perusahaan.
2. Technical analysis: Suatu teknik mengestimasi pergerakan harga saham berdasarkan pola2/chart pergerakan
harga saham & volume perdagangan pada masa sebelumnya. Berdasarkan harga masa lalu (historical price),
Technical analyst dgn menggunakan software bisa membuat diagram (chart), sehingga mereka disebut jg sbg
chartist. Chartist dpt mendeteksi kondisi yg telah terjadi & kondisi yg tengah terjadi, sehingga user dpt
memprediksikan kemana arah pergerakan saham selanjutnya.
• Prinsip dasar technical analysis:
a. Fundamental  Harapan  kinerja saham, industri, & kondisi perekonomian baik mikro maupun
makro.
b. Technical  Kenyataan  harga saham masa lalu, pola pergerakan harga saham, & indikator.
c. Didasarkan kepada life cycle
d. Tidak percaya kepada teori Random walk
e. Market action: berulang & perilaku pasar
• Asumsi Technical Analysis
a. Nilai pasar barang-jasa ditentukan interaksi demand-supply.
b. Interaksi D-S ditentukan o/ faktor rasional-tak rasional, seperti: kondisi makro ekonomi, opini publik,
perilaku & ramalan investor.
c. Harga sekuritas secara individu & pasar keseluruhan membentuk trend.
d. Trend dpt berubah karena perubahan demand-supply.
• Analogy trend:
a. Analogy positif  uptrend  good news
b. Analogy negatif downtrend  bad news
• Trend lines: Garis yg ditentukan o/ user dgn melihat titik2 tertentu level2 tertentu, sehingga bisa menjadi
pijakan, apakah pada saat itu berada dlm posisi uptrend, downtrend/sideways.
a. Primary trend: pergerakan harga dlm wkt lama/beberapa tahun.
b. Secondary trend: pergerakan harga saham terjadi dlm mingguan-bulanan/penyimpangan dari primary
trend.
c. Minor trend: fluktuasi harga saham yg terjadi secara harian.
• Channel lines: Trend saham sdg bergerak naik ataupun turun & bisa dijadikan level support, ataupun
resisten
• Subjective analysis: Biasa dikenal sbg Classic analysis. Memperhatikan pattern (pola) pergerakan harga &
Membutuhkan kemahiran tertentu dari seorang analis
•
Volume analysis
Price
Volume
Price Market
Action
Up
Up
Bullish
Buy-stock
Up
Down
Bearish
Sell-stock
Down
Up
Bearish
Sell-stock
Down
Down
Bullish
Buy-stock
21
Corporate Senior Instrument Market II: Capital Bonds chp.22
- Corporate Bond: Instrument hutang jangka panjang (LTD) yg mengindikasikan bahwa perusahaan yg mengeluarkan
bond/emiten obligasi memiliki pinjaman atas sejumlah uang & harus membayar kembali/melunasi pada saat jatuh
tempo/sebelum jatuh tempo (callable bond).
- Fitur dasar Corporate Bonds (Obligasi Korporasi):
• Term bonds obligasi yg dilunasi dlm jangka wkt tertentu;
• Notes: obligasi dgn jangka wkt pendek & menengah
• Bonds: obligasi dgn jangka wkt panjang
- Fitur khusus
• Security obligasi:
o Mortgage bonds: pinjaman u/ pembelian rumah (KPR, KPA)
o Collateral trust bonds: pinjaman dlm pendanaan proyek (kapal, pesawat, dll)
o Debenture bonds: pinjaman yg tidak di back up dgn agunan aktiva tertentu
o Sub ordinated bonds: pinjaman yg tidak di back up dgn agunan aktiva tertentu, sehingga lebih junior dlm
hal klaim
o Guaranted bonds: pinjaman yg dijamin dgn kemampuan keuangan perusahaan
- Kriteria Penerbitan Obligasi
• Nilai par (par value): nilai nominal tiap lembar bond yg diterbitkan.
• Coupon rate: tingkat bunga obligasi yg diberikan kepada bondholder.
• Maturity: masa jatuh tempo/pelunasan bond tsb o/ emiten bond.
• Suku bunga pasar: tingkat suku bunga pasar (suku bunga bank) sbg tingkat diskonto.
• Bond Indenture: dokumen perjanjian antara bondholder Vs Issuer bond.
• Trustee: pihak ke-3 yg dipercaya u/ mengawasi pelaksanaan bond indenture, pihak ke-3 ini dpt berupa individu,
perusahaan sekuritas/bank.
- Obligasi dibedakan:
1. Berdasarkan pihak penerbit (issuer)
• Government bond: obligasi yg diterbitkan o/ Pemerintah Federal/Pemerintah Pusat (SUN)
• Municipal bond (munies): Obligasi yg diterbitkan o/ Pemerintah Daerah (Propinsi, Kabupaten, /Kota
Madya)
• Corporate bond: Obligasi yg diterbitkan o/ Perusahaan
2. Berdasarkan jaminan (guarantee)
• Unsecured bond: Obligasi yg diterbitkan tanpa jaminan. Jaminan adakalanya hanya reputasi/nama baik
penerbit/nama baik pemilik perusahaan (Government bond, Debenture bond, Sub ordinated bond)
• Secured bond/Guaranted bond: Obligasi yg diterbitkan dgn jaminan asset tertentu/pendapatan
tertentu (Mortgage bond, Collateral trust bond, Income bond)
3. Berdasarkan pembayaran bunga (interest payment)
• Fixed-rate bond: Obligasi yg memberikan bunga dgn tingkat suku bunga tetap sampai saat dilunasi
• Floating-rate bond: Obligasi yg memberikan bunga dgn tingkat suku bunga mengambang (diambangkan
misalnya diatas LIBOR-rate, SIBOR-rate, JIBOR-rate, rata2 tingkat suku bunga Deposito)
• Zero coupon bond: Obligasi pada saat awal ditawarkan dgn discount/dibawah nilai nominal (tidak
disertai dgn kupon bunga)
• Perpetual bond: Obligasi tanpa tanggal jatuh tempo, namun membayarkan kupon bunga terusmenerus.
4. Lain2
• Convertible bond: obligasi yg diterbitkan emiten yg dpt ditukar dgn efek lain dgn nilai berdasarkan rasio
konversi tertentu (misalnya obligasi ditukar dgn saham emiten, sehingga berpengaruh terhadap struktur
modal).
22
•
•
•
Exchangeable bond: Obligasi yg dpt ditukar berdasarkan nilai konversi tertentu dgn efek dari parent
company, subsidiary company, ataupun sesama sister company.
Call Price: Harga penarikan bond pada saat terjadi pelunasan sebelum jatuh tempo. Hal ini dikarenakan
terjadi penurunan suku bunga pasar sehingga u/ menghemat pembayaran bunga pihak issuer akan
melunasi bond sebelum jatuh tempo berakhir.
Bond with Warrant (waran): Sejenis sekuritas yg diterbitkan bersamaan dgn bond/saham preferen dgn
tujuan u/ menarik perhatian investor agar mau membeli bond karena tingkat obligasi yg ditawarkan
kurang menarik.
- Maturity Bond On Bond Cost:
Semakin lama masa jatuh tempo suatu bond maka semakin rendah keakuratan bond tsb dlm memprediksi tingkat bunga
dimasa mendatang. Dgn demikian kemungkinan default emiten semakin besar sehingga risiko bondholder jg semakin
besar. Pada kondisi Default risk, pihak emiten mengalami financial distress sehingga menyebabkan gagal bayar.
- Offering Size On Bond Cost:
Semakin besar size/jumlah lembar yg diterbitkan semakin rendah floation & administration cost. U/ menghemat biaya
penerbitan bond emiten cenderung mengeluarkan bond pada size besar. Sbg konsekuensinya dgn size yg byk
menyebabkan jumlah hutang meningkat yg memicu default risk sehingga merugikan pihak bond holder.
- Default Risk vs Coupon rate
Default risk berbanding lurus dengan coupon risk. Semakin tinggi default risk dari issuer, maka semakin tinggi risiko bond
holder sehingga diimbangi coupon rate yg tinggi. Hal ini u/ memberi kompensasi return yg tinggi kepada bondholder.
Kondisi diatas dpt disesuaikan dgn peringkat obligasi.
- Risk of bond: Default risk sbg risiko gagal bayar karena emiten mengalami financial distress & Interest risk sbg risiko
karena perubahan suku bunga pasar yg mempengaruhi harga wajar bond kearah discounted/premium.
- Return of bond: Interest, Call price, & Gain
- Cost of Money:
• Besarnya cost of money/suku bunga pasar mengacu suku bunga SBI/terlihat dari suku bunga bank.
• Pada awal terbit coupon rate suatu bond menyesuaikan dgn suku bunga pasar sehingga disebut par value bond.
• Dlm pelaksanaannya suku bunga pasar berfluktuasi sedangkan cupon rate relatif tetap sampai jatuh tempo.
• Kondisi diatas mengarahkan pada premium bond/discounted bond.
- Pelunasan Obligasi: Pada saat maturity, emiten wajib membayar lunas Obligasi sebesar nilai nominal (100%). Bagi
callable bond, karena emiten khawatir akan terjadinya penurunan tingkat suku bunga pasar emiten berhak melunasi
lebih awal obligasi yg ditawarkan, & menerbitkan kembali obligasi dgn kupon bunga yg lebih rendah. Namun emiten
harus melunasi obligasi tsb dgn harga call price, bukan nominal price.
- Rating (pemeringkatan) obligasi: dilakukan u/ menentukan tingkat investasi & kemampuan emiten dlm membayar
bunga obligasi, pelunasannya, & kelangsungan hidupnya. Semakin tinggi rating bond berarti risikonya semakin rendah
sehingga return bondholder (coupon rate) jg semakin rendah. Perusahaan Pemeringkat: Dow Jones, Standard & Poor. Di
Indonesia: PT Pefindo & PT Kasnic.
- Faktor2 yg mempengaruhi rating bond:
• Business risk: risiko yg berhubungan dgn operating cash flow (country risk, industry characteristics, company
position, product portfolio/marketing, technology, Cost efficiency, strategic & operational management
competence, profitability)
• Corporate risk: struktur kepemilikan perusahaan, sistem manajemen perusahaan, & kebijakan u/ financial
disclosure.
23
•
Financial risk: interest coverage, leverage, cash flow, net assets, & working capital.
- Valuation of Bond (Menilai Harga wajar obligasi)
(Bo = harga wajar bond); (Interest = coupon rate x par value); (M = par value/share bond); (kd = suku bunga pasar)
1. Model Perpectual Bond: digunakan apabila bond yg dikeluarkan membayar cupon rate secara kontinyu/tahun
tetapi masa jatuh tempo blm ditentukan secara pasti.
Formula: Bo = Interest/kd
when Interest = Coupon rate x par value
2. Model Coupon Bond: Model ini diterapkan apabila bond yg dikeluarkan membayar coupon rate secara
kontinyu/tahun & masa jatuh tempo diketahui secara pasti.
Formula: Bo = {Interest x (PVIFA kd, n)} + {M x (PVIF kd, n)}
when PVIFA & PVIF lihat tabel/pake rumus.
3. Model Zero Coupon Bond: Model ini digunakan apabila bond yg dikeluarkan tidak membayar coupon rate tapi
diketahui jatuh tempo secara pasti.
Formula: Bo = {M x (PVIFA kd, n)}
when PVIFA lihat tabel/pake rumus.
4. Semi Annually Bond: Penentuan nilai bond apabila pembayaran coupon dibayarkan tidak/tahun,
tetapi/semester/kuartal.
Formula: Bo = {(Interest/2) x (PVIFA kd/2, 2n)} + {M x (PVIF kd/2, 2n)}. Bila bunga dibayarkan/semester, maka
besarnya bunga dibagi 2 sedangkan masa jatuh tempo menjadi 2x lebih lama.
- Perhitungan Yield of Bond
1. Current Yield: Rasio antara tingkat bunga bond dgn harga pasar bond. Formula: Cy = Interest/Price bond
2. Yield to Maturity (YTM): Tingkat bunga pasar yg diterima o/ bondholder apabila menyimpan bond sampai jatuh
tempo. YTM = { I + (M – P)/n } / {( M + P )/2}
when (YTM = tingkat bunga pasar); (I = interest); (M = nilai
nominal); (P = price market); (N = masa jatuh tempo)
3. Yield to Call (YTC): Tingkat bunga yg diterima bondholder apabila menyimpan bond hanya sampai pada di call o/
issuer sebelum jatuh tempo. YTC = (I + (CP – P)/n ) / (CP + P)/2 when (YTC = tingkat bunga); (I= interest); (CP
= Call price [nilai nominal + 1x bunga]); (P = price market); (N = masa jatuh tempo)
- Preferred Stock (saham preferen): Saham biasa yg ciri & kriterianya mirip dgn efek bersifat utang, berhak atas dividen
perusahaan yg dibayarkan dgn %tase tertentu dari nilai par (nominal) saham. Jenis2nya:
• Participating preferred stocks: dibedakan dari saham biasa dlm hal preferensi partisipasi pembagian
pendapatan.
• Cummulative preferred stocks: jika emiten pada tahun2 sebelumnya tidak membagikan dividen, pemegang
saham preferen jenis ini akan memperoleh kumulatif dividen dari tahun2 sebelumnya.
• Non Cummulative preferred stocks: jika emiten pada tahun2 sebelumnya tidak membagikan dividen, emiten
tidak berkewajiban u/ membayarkan dividen tahun2 sebelumnya.
• Perpetual Preferred Stock: saham preferen yg diterbitkan dgn masa tertentu & memiliki tanggal jatuh tempo.
- Ciri2 lain Saham Preferred Stocks: provisi sinking funds, dpt ditukar dgn saham biasa, ada yg memiliki tanggal jatuh
tempo, ada yg diperingkat.
- Kesamaan dgn efek bersifat utang:
• imbal hasil yg dijanjikan merupakan janji yang pasti (fixed)
• Memperoleh prioritas dibanding saham biasa dlm hal; pembayaran dividen (layaknya bunga), distribusi awal dlm
hal perusahaan mengalami kebangkrutan/dilikuidasi.
- Bankruptcy & Creditors Rights
• Likuidasi: Terjadi apabila perusahaan mengalami kebangkutan & kemudian membagikan aktivanya sesuai urutan
klaim; corporate entity perusahaan dimatikan.
• Reorganisasi: Perusahaan baru didirikan, menggantikan perusahaan lama yg bangkrut; Tidak semua pemegang
saham memperoleh klaim uang/aktiva, namun menerima saham perusahaan baru.
- Financial Distress (FD)
Situasi yg dihadapi o/ perusahaan karena mengalami keterbatasan operating cash flow yg digunakan u/ memenuhi
kewajiban kepada kreditor. Pada kondisi FD perusahaan harus mengambil tindakan korektif, karena dlm jangka panjang
24
dpt berdampak pada default/gagal bayar kepada kreditor. Pada situasi itu perlu dilakukan retrukturisasi financial dgn
memperhatikan kepentingan antara perusahaan, kreditor & SH.
- Default: kegagalan u/ memenuhi pembayaran bunga/mengabaikan kesepakatan sesuai dlm kontrak utang. 
Bankrupcy: prosedur formal u/ mencari jalan keluar dari default  FD: ancaman terjadi Default + Bankrupcy/sbg risiko
karena menggunakan hutang terlalu tinggi
- FD dpt diperbaiki dgn Dua sisi penyelesaian:
• Restrukturisasi asset: dilakukan dgn menjual asset, merger,/mengurangi capital
• Restrukturisasi finansial: dilakukan dgn menjual new asset, nego dgn bank+kreditor, merubah debt ke equity,
menyatakan bangkrut.
UTS
1. Saat ini dana pihak ketiga (DPK) yg diserap o/ perbankan nasional di Indonesia berjumlah Rp 300 T, & Bank Sentral
menetapkan GWM sebesar 3 %.
 Berapakah kredit yg dpt disalurkan perbankan kepada masyarakat?
 Secara teoritis, berapakah dana yg beredar?
 Jika Bank Sentral menaikkan GWM menjadi 10% yg dpt mempengaruhi Capital Adequacy Ratio (CAR) sebagian
bank, langkah apa yg dpt dilakukan o/ bank yg terkena dampak kenaikan GWM selain mereka harus menambah
modal mereka?
Jawaban:
Kredit yg dapat disalurkan 97% x Rp 300 triliun= Rp 291 triliun
100/3 x Rp 300 triliun Rp 10.000 triliun
Melakukan IPO saham Bank tersebut ke Pasar Modal
2. Carli ingin membeli surat berharga di pasar sekunder yg ditawarkan dgn harga Rp 2,500,-. Nilai par dari surat berharga
ini adalah Rp 2,800,- dgn umur jatuh tempo 90 hari. Dgn asumsi 1 tahun= 360 hari, berapakah tingkat pengembalian
diskon yg akan diperoleh Carli?
Jawaban:
DRCP= Rp 2,800 –Rp 2,500 x 360
Rp 2,800 90
=
0.1071x 4
= 0.428571= 42.8571 %
3. Bank KAWAN KITA memiliki EPS sebesar Rp 10,- dgn keuntungan yg tersedia bagi pemilik saham biasa Rp 9 juta. Dgn
nilai pasar portofolio yg dimiliki Bank KAWAN KITA sebesar Rp 25 juta & hutang sebesar Rp 10 juta, berapakah nilai
aktiva bersih bank ini?
Jawaban:
EPS= Earnings available for C/S holders
Outstanding shares
Rp 10= Rp 9,000,000, saham= 900,000 lembar
 Nilai Aktiva Bersih= Market Value portfolio – Hutang
 saham
= Rp 25 juta – Rp 10 juta = Rp 16.6667,900 ribu
4. Juanita seorang mahasiswa program pasca sarjana FIB – UI yg berencana u/ berlibur ke Australia pada liburan
mendatang. Ia masih memiliki sisa beasiswa Euro 300,000,- & u/ keperluan liburannya ini, ia harus menukarkan uangnya
dgn Australian Dollar (AUD). Di salah satu counter bank, Juanita melihat kurs valas sbg berikut:
25
Currencies
Bid Price
Ask Price
Euro
Rp 13,250
Rp 13,750
AUD
Rp 8,500
Rp 8,750
Jika ia menukarkan 50% dari EURO yg dimilikinya, berapa AUD yg akan ia terima?
Jawaban:
Australian dollar yang diterima;
Euro/IDR x IDR/AUD Rp 13.250/1 x 1/Rp 8.750
Rp 13.250,- /Rp 8.750,-= 1,514285714
(50% x 300.000) x 1,531791908= AUD 227,142.85715. Situasi pasar valas di Toronto, Canada, sedang ramai. Berikut ini kurs beberapa valuta asing yg diperdagangkan:
Quoted price
Nilai Canadian Dollar (CAD) dlm US Dollar (USD)
USD 0.90
Nilai New Zealand Dollar (NZD) dlm USD
USD 0.30
Nilai CAD dlm NZD
NZD 3.02
Forex Manager Anda sedang di Toronto. Dgn dana USD 10 juta milik Anda, Anda menginstruksikan agar ia mencoba
memanfaatkan situasi tersebut u/ memperoleh keuntungan.
Ditanya :
Apa yg dapat dilakukan o/ Manager Forex Anda?
Jika ada, berapa keuntungan yg dpt diperoleh?
Jawaban:
Forex manager akan melakukan Triangular Arbitrage
Menukarkan USD menjadi CAD (USD 10 juta/0,90), diperoleh CAD 11,111,111.11
Menukarkan CAD 11,111,111.11 menjadi NZD (CAD 11,111,111.11 x 3.02), diperoleh NZD 33,555,555,56
Menukarkan NZD menjadi USD (NZD 33, 555.555,56 x 0.30), diperoleh USD 10,066,666.67
Keuntungan yang diperoleh: USD 10,066,666.67 - USD 10,000,000
= USD 66,666.67
UAS
1. Dlm rangka pengembangan usaha PT. Laguna Cipta Graha Tbk (LCGP) berencana u/ melakukan penawaran umum
terbatas (Right issues) dgn hak membeli terlebih dahulu (HMETD). Dana yg dibutuhkan sebesar Rp. 100 milyar. Setiap
pemegang 2 saham lama berhak u/ membeli 1 saham baru dgn harga Rp. 500,--/saham. Saat ini harga saham LCGP
sebesar Rp. 1.250,--/saham.
Hitunglah harga teoritis setelah right issue & nilai 1 right.
Nilai Right 
RSL x HP   RSB x HT 
RSL  RSB
when
RSL = Rasio saham lama (jumlah saham lama yg diperlukan)
RSB = Rasio saham baru (jumlah saham baru yg diperoleh).
HP = Harga pasar saham.
HT = Harga teoritis (Harga jual pada right issue)
so, Nilai Right 
Saham Lama
Saham Baru
Total Saham
Harga Teoritis
2 x1.250   1 x 500   Rp.1.000 ,
2 1
10.000
5.000
15.000
Harga 1 right = Rp.1.000,- : 2 = Rp. 500,-
Right Dilaksanakan
1.250
500
12.500.000
2.500.000
15.000.000
1.000
26
Saham Lama
Jual Right
Total Saham
Harga Teoritis
Right Tidak Dilaksanakan
1.250
500
10.000
5.000
10.000
12.500.000
2.500.000
10.000.000
1.000
2. Manajer Investasi AAA membeli surat utang senilai Rp. 10 M dgn diskonto 10% pa. jangka wkt 30 hari. Pembelian
tersebut dibiayai melalui penerbitan REPO dgn surat utang tsb sbg jaminan dgn jangka wkt 30 hari & diskonto 9,75%.
Hitunglah profit/loss manajer investasi tsb?
Keterangan
Perhitungan
Beli Surat Utang.
10,000,000,000.00
30.00
10.00%
3,600,000,000,000.00
Bayar
Proceed
363.00
9,917,355,371.90
Penerbitan REPO
10,000,000,000.00
30.00
9.50%
3,600,000,000,000.00
Terima
360.00
Proceed
Laba
360.00
362.85
9,921,455,146.75
4,099,774.85
3. Obligasi PLN nominal Rp. 10 juta dgn kupon sebesar 10% p.a. dibayar 6 bulanan & jangka wkt 3 tahun. Obligasi PLN
dijual dgn harga 102,50. Hitunglah YTM obligasi PLN.
N
PObl  
t 1
Ci
FV

t
1  YTM  1  YTM N
6
10 .250 .000  
t 1
500 .000 10 .000 .000

1  YTM t 1  YTM 6
10.250.000 = 500.000 x (PVIF annuitas YTM, 6 periode) + 10.000.000 (PVIF, 6 periode).
Jika YTM = 10%, maka PV arus kas = Rp. 10 juta.
Harga atau nilai sekarang obligasi > 10 juta, maka YTM pasti lebih dari 10%.
Jika YTM = 8% atau 4%/6 bulanan, maka diperoleh PV sebesar Rp. 10.524.214,69
YTM  i1 
PVYTM  PV1
x i2  i1 
PV2  PV1
YTM  5% 
10 .250 .000 10 .000 .000
x 5%  4%  = YTM = 4,253%
10 .524 .213 ,69 10 .000 .000
4. Obligas ABC: tanpa kupon (zero coupon bonds) mempunyai jangka waktu 5 tahun dijual sebesar Rp. 555.000,- dgn
nominal Rp. 1.000.000,-. Hitunglah YTM obligasi ybs.
555 .000 
1.000 .000
1  YTM 5
(1 + YTM)5 = 1.000.000 : 555.000
(1 + YTM)5 = 1,80180
(1 + YTM) = (1,80180)1/5
YTM = 0,12497 atau 12,497%.
27
Download