BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen

advertisement
 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan merupakan manajemen terhadap fungsi-fungsi
keuangan.
Fungsi-fungsi keuangan tersebut meliputi bagaimanamemperoleh dana
(raising of fund) dan bagaimana menggunakan danatersebut (allocation of fund).
Manajer keuangan berkepentingan denganpenentuan jumlah aktiva yang layak dari
investasi pada berbagai aktivadan pemilihan sumber-sumber dana untuk membelanjai
aktiva tersebut.Untuk memperoleh dana, manajer keuangan bisa memperolehnya
daridalam maupun luar perusahaan. Sumber dari luar perusahaan berasal daripasar
modal, bisa berbentuk hutang atau modal sendiri.
Manajemen keuangan berhubungan dengan 3 aktivitas, yaitu :
1. Aktivitas penggunaan dana, yaitu aktivitas untuk menginvestasikan dana pada
berbagai aktiva.
2. Aktivitas perolehan dana, yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber dana, baik
dari sumber dana internal maupun sumber dana eksternal perusahaan.
3. Aktivitas pengelolaan aktiva, yaitu setelah dana diperoleh dan dialokasikan dalam
bentuk aktiva, dana harus dikelola seefisien mungkin.
Berikut ini adalah penjelasan singkat dari fungsi Manajemen Keuangan:
1. Perencanaan Keuangan, membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta
kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.
2. Penganggaran Keuangan, tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan
membuat
detail pengeluaran dan pemasukan.
3. Pengelolaan Keuangan, menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan
dana yang ada dengan berbagai cara.
4. Pencarian Keuangan, mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk
operasional kegiatan perusahaan.
5. Penyimpanan Keuangan, mengumpulkan danaperusahaan serta menyimpan dan
mengamankan dana tersebut.
6. Pengendalian Keuangan, melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan
sistem keuangan pada perusahaan.
7. Pemeriksaan Keuangan, melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang
ada agar tidak terjadi penyimpangan.
8. Pelaporan keuangan, penyediaan informasi tentang kondisi keuangan perusahaan
sekaligus sebagai bahan evaluasi
Bila dikaitkan dengan tujuan ini, maka fungsi manajer keuangan meliputi hal-hal
sebagai berikut :
1.
Melakukan pengawasan atas biaya
2.
Menetapkan kebijaksanaan harga
3.
Meramalkan
laba yang akan datang
4.
Mengukur atau menjajaki biaya modal kerja
Tujuan
Manajemen
Keuangan
adalah
untuk
memaksimalkan
nilai
perusahaan.Dengan
demikian apabila suatu saat perusahaan dijual, maka harganya
dapat ditetapkan setinggi mungkin.Seorang manajer juga harus mampu menekan arus
peredaran uang agar terhindar dari tindakan yang tidak diinginkan.
( http://tkampus.blogspot.com/2012/01/manajemen-keuangan.html).
2.2 Modal Kerja
Modal Kerja merupakan salah satu sumber daya yang penting bagi
perusahaan.Modal kerja bersih merupakan selisih antara aktiva lancar dan kewajiban
lancar.Oleh sebab itu kebijakan modal kerja mencakup dua hal yaitu jumlah aktiva
lancar yang dikehendaki dan bagaimana aktiva lancar tersebut dibiayai (Handono
Mardiyanto, 2009:100).Husnan dan Pudjiastuti (2006) mengatakan bahwa aktiva
lancar adalah aktiva yang diharapkan berubah menjadi kas dalam jangka waktu
singkat (biasanya kurang dari satu tahun).Sedangkan kewajiban lancar menunjukkan
kewajiban yang harus dipenuhi dalam waktu dekat.
Modal kerja meliputi seluruh aktiva lancar atau aktiva lancar dikurangi hutang
lancar. Contoh manajemen modal kerja adalah manajemen kas, manajemen piutang
manajemen persediaan.Terdapat tiga konsep definisi modal kerja yaitu :
1. Konsep kuantitatif:Konsep ini menunjukan jumlah dana ( fund) yang tersedia
tujuan operasi jangka pendek. Konsep ini menganggap bahwa modal kerja
untuk
adalah jumlah aktiva lancer ( gross working capital ).
2. Konsep kualitatif: Menitik beratkan pada kualitas modal kerja menurut konsep ini
modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang lancar. Sehingga
menunjukan margin of protection ( tingkat keamanan bagi para kreditur jangka
pendek.
3. Konsep fungsional:Menitik beratkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam
menghasilkan laba dari usaha pokok perusahaan yaitu current income dan future
income.
Tujuan laporan perubahan modal kerja adalah memberikan ringkasan
transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode dengan menunjukan sumber dan
penggunaan modal kerja dalam periode tersebut. Laporan perubahan modal kerja
akan memberikan gambaran tentang bagaimana management mengelolah perputaran
atau sirkulasi modalnya. Dimana sumber- sumber modal kerja berasal
1. Hasil operasi perusahaan.
2. Keuntungan dari pernjualan surat-surat berharga (investasi jangka pendek)
3. Penjualan aktiva tidak lancar
4. Penjualan saham atau obligasi
Sedangkan Perubahan modal kerja terjadi karena :
1. Adanya kenaikan sector modal baik yang berasal dari laba maupun adanya
pengeluaran modal saham atau tambahan investasi dari pemilik perusahaan
maka modal kerja akan bertambah
2. Ada pengurangan atau penurunan aktiva tetap yang diimbangi dengan
bertambahnya aktiva lancar karena adanya penjualan aktiva tetap maupun
melalui proses depresiasi,modal kerja kan bertambah
3. Ada penambahan hutang jangka panjang baik dalam bentuk obligasi, hipotek,
atau hutang jangka panjang lainnya yang diimbangi dengan bertambahnya
aktiva lancar, maka modal kerja akan bertambah
4. Karena kerugian yang diderita oleh perusahaan, baik kerugian normal maupun
kerugian exidentil.maka akan mengurangi modal kerja.
5. Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan-tujuan
tertentu dalam jangka panjang.maka akan mengurangi modal kerja
6. Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap maka akan mengurangi
modal kerja
7. Pengambilan uang atau barang yang dilakukan oleh pemilik perusahaan untuk
kepentingan pribadi
Manfaat Manajemen Modal Kerja diantaranya :
1. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari
aktiva lancar.
2. Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat
pada waktunya.
3.
Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan
memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau
kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.
4. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk
melayani konsumen
5. Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih
menguntungkan kepada para langganannya.
6. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien
karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang
dibutuhkan.
7. Laporan modal kerja akan sangat berguna bagi management untuk
mengadakan pengawasan terhadap modal kerja.
(http://ilmumanajemen.wordpress.com/2007/08/08/modal-kerja/)
2.3
Manajemen Kas
Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang paling likuid (paling
lancar), yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban finansial
perusahaan.
Kas yang dibutuhkan perusahaan baik digunakan untuk membiayai operasi
perusahaan sehari-hari (dalam bentuk modal kerja) maupun pembelian aktiva tetap,
memiliki sifat kontinyu (untuk pembelian bahan baku, membayar upah dan gaji,
membayar supplies kantor habis pakai, dll) dan tidak kontinyu. (untuk pembayaran
deviden, pajak, angsuran hutang, dsb).
Tujuan perusahaan menyimpan/membutuhkan kas (John Maynard Keynes):
a. Kebutuhan kas untuk transaksi (diperlukan dalam pelaksanaan operasi usaha
perusahaan).
b. Kebutuhan kas untuk berjaga-jaga (untuk mengantisipasi aliran kas masuk
dan keluar yang tidak kontinyu dan sulit diperkirakan).
c. Kebutuhan kas untuk berspekulasi.
Aliran kas dalam perusahaan ada dua yaitu aliran kas masuk (cash inflow) dan
aliran kas keluar (cash out flow).Aliran kas ada yang kontinyu dan tidak kontinyu
(intermittent).
Aliran kas masuk kontinyu(misalnya hasil penjualan produk secara tunai,
penerimaan piutang.Aliran kas masuk intermittent(misalnya pendapatan dari
peyertaan pemilikperusahaan, penjualan saham, penerimaan kredit dari bank,
penjulan AT yang tdk terpakai).
Aliran kas keluar kontinyu(misalnya kas utk pembelian bahan mentah, gaji
karyawan)
Aliran kas keluar intermittent (misalnya pengeluaran utk pembayaran
dividen, bunga, pembayaran angsuran hutang pembelian kembali saham, pembelian
AT).
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan kas diantaranya adalah :
1. Kas adalah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya.
Makin tinggi tingkat jumlah kas maka perusahaan semakin likuid
(sebaliknya).
2. Jumlah kas yang paling ideal sampai saat ini belum ada standar umumnya,
tetapi telah terdapat beberapa pedoman untuk menentukan jumlah kas
perusahaan. Hal ini dikemukaan oleh H.G Guthmann bahwa jumlah kas yang
ada di perusahaan yang „well finance’ hendaknya tidak kurang dari 5%-10%
dari jumlah aktiva lancar.
3. Jumlah
kas
dapat
pula
dihubungkan
dengan
salesnya
(penjualan).
Perbandingan antara sales dengan jumlah kas rata-rata menggambarkan
tingkat perputaran kas (cash turnover). Makin tinggi turnovernya makin baik
Karena berarti makin efisien penggunaan kasnya.
4. Seperti halnya persediaan, kas juga memiliki persediaan bersih atau
persediaan minimal yang disebut sebagai “safety cash balance” (merupakan
jumlah kas minimal dari kas yang harus dipertahankan oleh perusahaan agar
dapat memenuhi kewajiban finansiilnya sewaktu-waktu.
Faktor yang memenuhi besar kecilnya persediaan bersih kas:
1. Perimbangan antara aliran kas masuk dan kas keluar.
2. Penyimpangan terhadap aliran kas yang diperkirakan.
3. Adanya hubungan yang baik dengan bank.
2.4
Laporan Arus Kas
Selama perusahaan menjalankan kegiatannya atau terjadi penerimaan dan
pengeluaran kas yang berarti secara otomatis akan mempengaruhi jumlah/posisi kas.
Penerimaan dan pengeluaran kas tersebut terus berjalan membentuk suatu aliran/ arus
kas yang dikenal dengan arus kas (Cashflow).
Weston dan Brigham (1994: 288) menyatakan bahwa “Laporan arus kas (cash
flow statement) adalah laporan yang melaporkan dampak dari kegiatan operasi,
investasi, dan pembiayaan perusahaan terhadap arus kas selama satu periode
akuntansi”.
Ikatan Akuntansi Indonesia (2007:2.5) melalui buku “Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK)” menyatakan: “Arus kas adalah arus masuk dan arus
keluar kas atau setara kas”.
Sofyan Syafri Harahap (2008: 257) menyatakan bahwa “Laporan arus kas ini
memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu
perusahaan pada suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi pada
aktivitas: operasi, investasi dan pembiayaan”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa laporan arus kas merupakan penerimaan dan
pengeluaran
kas suatu perusahaan pada periode tertentu dari aktivitas operasi,
investasi dan pembiayaan atau pendanaan.
2.4.1
Tujuan Dan Kegunaan Laporan Arus Kas
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai
laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk
menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para
pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya.
Tujuan Pernyataan ini adalah memberi informasi historis mengenai perubahan
kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang
mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi maupun
pendanaan (financing)selama suatu periode akuntansi.
Buku Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, Ashari dan Darsono
(2005:90) menjelaskan bahwa tujuan dari laporan arus kas adalah memberikan
ringkasan transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode dengan menunjukan
sumber dan penggunaan kas dalam periode tersebut. Dengan melihat laporan arus
kas, maka kita dapat menilai dan mengidentifikasi:
1. Kemampuan perusahaan untuk memperoleh arus kas masuk bersih dimasa
mendatang
dari kegiatan operasi untuk membayar hutang, bunga, dan dividen;
2. Kebutuhan dana dari pihak eksternal;
3. Alasan perbedaan antara penghasilan bersih dengan arus kas bersih dari
kegiatan operasi;
4. Informasi arus kas historis sebagai alat prediksi arus kas di masa mendatang.
Informasi yang digunakan dalam suatu laporan arus kas, jika digunakan dengan
pengungkapan yang berkaitan dengan laporan keuangan lain, harus membantu
investor, kreditur, dan pihak lain untuk :
1.
Menilai kemampuan perusahaan memasukkan kas dimasa yang akan datang,
2.
Menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya
membayar deviden, dan keperluan ekstern,
3.
Menilai alasan-alasan perbedaan antara laba bersih dan dikaitkan dengan
penerimaan dan pengeluaran kas,
4.
Menilai pengaruh invetasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi keuangan
lainnya
terhadap
posisi
keuangan
perusahaan
selama
satu
periode
tertentu.(Harahap,2007 : 217)
Kegunaan laporan arus kas dijelaskan dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan sebagai berikut:
“Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan yang lain, laporan
arus kas ini dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk
mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan
(termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah
serta waktu arus kas dalam rangka dilaporkan dengan perubahan keadaan dan
peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai dan membandingkan nilai
sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows) dari berbagai perusahaan.
Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi
berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan
akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama”. (Ikatan
Akuntansi Indonesia 2007: 2.3)
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa laporan arus kas akan
memberikan informasi mengenai perubahan kas, menilai dan membandingkan arus
kas ke berbagai perusahaan juga dapat meningkatkan daya banding kinerja operasi
perusahaan serta melaporkan dampak dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan
perusahaan terhadap arus kas selama suatu periode akuntansi.
2.4.2 Ruang Lingkup Laporan Arus Kas
Perusahaan harus menyusun laporan arus kas sesuai dengan persyaratan dalam
Pernyataan ini dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tak
terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan
keuangan.
Para pemakai laporan ingin mengetahui bagaimana perusahaan menghasilkan
dan menggunakan kas dan setara kas.Hal tersebut bersifat umum dan tidak tergantung
pada aktivitas
perusahaan serta apakah kas dapat dipandang sebagai produk
perusahaan,
seperti yang berlaku di lembaga keuangan. Pada dasarnya perusahaan
memerlukan kas dengan alasan yang sama meskipun terdapat perbedaan dalam
aktivitas penghasil pendapatan utama (revenue producing activities). Perusahaan
membutuhkan kas untuk melaksanakan usaha, untuk melunasi kewajiban, dan untuk
membagikan dividen kepada para investor.Pernyataan ini mewajibkan semua
perusahaan menyajikan laporan arus kas.
2.4.3
Keterbatasan Laporan Arus Kas
Cash flow mempunyai beberapa keterbatasan-keterbatasan antara lain:
a.
Komposisi penerimaan dan pengeluaran yang dimasukan dalam cash flow
hanya bersifat tunai.
b.
Perusahaan hanya berpusat pada target yang mungkin kurang fleksibel.
c.
Apabila terdapat perubahan pada situasi internal maupun eksternal dari
perusahaan yanga dapat mempengaruhi estimasi arus kas masuk dan keluar
yang seharusnya diperhatikan, maka akan terhambat karena manager hanya
akan terfokus pada budget kas misalnya; kondisi ekonomi yang kurang stabil,
terlambatnya
customer dalam memenuhi kewajibannya.
2.4.4
Sumber Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Sumber penerimaan kas dalam perusahaan pada dasarnya dapat berasal:
1.
Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud
maupun yang tidak berwujud (intangible assets), atau adanya penurunan aktiva
tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.
2.
Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh
pemilik perusahaan dalam bentuk kas.
3.
Pengeluaran surat tanda bukti utang baik jangka pendek (wessel)maupun utang
jangka panjang (utang obligasi, utang hipotik atau utang jangka panjang yang
lain) serta bertambahnya utang yang diimbangi dengan penerimaan kas.
4.
Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi
dengan adanya penerimaan kas, misalnya adanya penurunan piutang karena
adanya penerimaan pembayaran, berkurangnya persediaan barang dagangan
karena adanya penjualan secara tunai, adanya penurunan surat berharga (efek)
karena adanya penjualan dan sebagainya.
5.
Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau dividen dari investasinya,
sumbangan atau hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran
pajak pada periode sebelumnya.
Penggunaan atau pengeluaran kas dapat disebabkan adanya transaksi-transaksi
sebagai berikut:
1.
Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka
panjang serta adanya pembelian aktiva tetap lainnya.
2.
Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengambilan kas
perusahaan oleh pemilik perusahaan.
3.
Pelunasan atau pembayaran angsuran utang jangka pendek maupun utang jangka
panjang.
4.
Pembelian barang dagangan secara tunai, adanya pembayaran biaya operasi yang
meliputi upah dan gaji, pembelian supplies kantor, pembayaran sewa, bunga,
premi angsuran, advertensi dan adanya persekot-persekot biaya maupun persekot
pembelian.
5.
Pengeluaran kas untuk pembayaran dividen (bentuk pembagian laba lainnya
secara tunai), pembayaran pajak, denda-denda dan lain-lain.
2.5
Penyusunan Laporan Arus Kas
Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan
diklasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Perusahaan
menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dengan cara yang
paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut. Klasifikasi menurut aktivitas
memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai
pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap
jumlah kas dan setara kas.Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk
mengevaluasi
hubungan di antara ketiga aktivitas tersebut.
Suatu transaksi tertentu dapat meliputi arus kas yang diklasifikasi ke dalam
lebih dari satu aktivitas.Sebagai contoh, jika pelunasan pinjaman bank meliputi pokok
pinjaman
dan bunga, maka bunga merupakan unsur yang dapat diklasifikasikan
sebagai aktivitas
operasi
dan
pokok
pinjaman
merupakan
unsure
yang
diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
Buku Analisis Kritis atas Laporan Keuangan (Sofyan Safri Harahap, 2008: 258)
menyatakan bahwa:
“Dalam penyajiannya Laporan Arus Kas ini memisahkan transaksi arus kas
dalam 3 kategori yaitu:
1.
Kas yang berasal dari/digunakan untuk aktivitas operasional.
2.
Kas yang berasal dari/digunakan untuk aktivitas investasi.
3.
Kas yang berasal dari/digunakan untuk aktivitas keuangan/pembiayaan.
2.5.1
Aktivitas Operasional
Semua transaksi yang berkaitan dengan laba yang dilaporkan dalam laba/rugi
dikelompokkan dalam golongan ini. Demikian juga arus kas masuk lainnya yang
berasal dari kegiatan operasional, misalnya:
a.
Penerimaan dari langganan
b.
Penerimaan dari piutang bunga
c.
Penerimaan deviden
d.
Penerimaan refund dari supplier
Arus kas keluar misalnya berasal dari:
a.
Kas yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa yang akan dijual
b. Bunga yang dibayar atas utang perusahaan
c.
Pembayaran pajak penghasilan
d.
Pembayaran gaji
Laporan laba atau rugi yang berasal dari bukan kegiatan operasional seperti
penjualan peralatan atau aktiva tetap lainnya tidak termasuk sebagai kelompok
kegiatan operasional. Kas yang diterima dari kegiatan ini dimasukkan sebagai
kelompok
kegiatan
investasi
atau
keuangan
mana
yang
dianggap
lebih
dominan.(Harahap, 2008: 259)
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan menjelaskan aktivitas operasi
sebagai berikut:
“Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang
menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang
cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan,
membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber
pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama
dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.
Arus kas dari aktivitas operasi pada umumnya berasal dari transaksi dan
lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih.
peristiwa
Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah :
a.
Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa.
b. Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi dan pendapatan lain.
c.
Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa.
d.
Pembayaran kas kepada karyawan.
e.
Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan
dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya.
f.
Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restirusi) pajak penghasilan
kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas
pendanaan dan investasi.
g.
Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan
transaksi usaha dan perdagangan”.(Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007:2.12)
2.5.2
Aktivitas Investasi
Kieso, Weygandt dan Warfield yang diterjemahkan oleh Henry Wibowo
dalam bukunya Akuntansi Intermediate mengatakan bahwa aktivitas investasi
meliputi pemberian dan penagihan pinjaman serta perolehan dan pelepasan investasi
(baik hutang maupun ekuitas) serta properti, pabrik, dan peralatan.
Apabila arus kas masuk lebih besar daripada arus kas keluar, maka arus kas
adalah positif dan dilaporkan dalam laporan arus kas sebagai arus kas
bersihnya
bersih yang tersedia dari aktivitas investasi.Sebaliknya, jika arus kas masuk lebih
kecil daripada arus kas keluar, maka dilaporkan sebagai arus kas bersih yang
digunakan untuk aktivitas investasi.
Arus kas yang diterima dalam aktivitas investasi misalnya dari:
a.
Penjualan aktiva tetap
b.
Penjualan surat berharga yang berupa investasi
c.
Penagihan pinjaman jangka panjang (tidak termasuk bunga jika ini merupakan
kegiatan investasi)
d.
Penjualan aktiva lainnya yang digunakan dalam kegiatan produksi (tidak
termasuk persediaan)
Arus kas keluar dari aktivitas investasi adalah:
a.
Pembayaran untuk mendapatkan aktiva tetap
b.
Pembelian investasi jangka panjang
c.
Pemberian pinjaman pada pihak lain
d.
Pembayaran untuk aktiva lain yang digunakan dalam kegiatan produktif
seperti hak paten (tidak termasuk persediaan yang merupakan persediaan
operasional)
Transaksi yang berkaitan dengan aktiva lain-lain juga dapat disamakan
dengan aktiva tetap.(Harahap, 2008: 260)
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan menjelaskan aktivitas investasi
sebagai berikut:
“Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu
dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas
sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan
arus kas masa depan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi
adalah:
a.
Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tidak berwujud, dan
aktiva jangka panjang lainnya, termasuk biaya pengembangan yang
dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri.
b.
Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tidak
berwujud dan aktiva jangka panjang lainnya.
c.
Perolehan saham atau instrument keuangan perusahaan lain.
d.
Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta
pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan)
e.
Pembayaran kas sehubungan dengan future contracts, forward contracts,
option contracts dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut
dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or treading) atau apabila
pembayaran tersebut di klasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan”. (Ikatan
Akuntansi Indonesia, 2007: 2.15).
Jadi, aktivitas investasi umumnya melibatkan aktiva jangka panjang dan
mencakup pemberian serta penagihan pinjaman dan perolehan serta pelepasan
investasi
dan aktiva produktif jangka panjang.Arus kas masuk dari aktivitas investasi
berasal dari penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan aktiva tak
biasanya
berwujud.Sedangkan arus kas keluar dari aktivitas investasi berasal pembayaran atas
perolehan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tak berwujud.
2.5.3
Aktivitas Pembiayaan atau Pendanaan
Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan
perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan.
Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan
sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para
pemasok modal perusahaan.
Contoh arus kas masuk dalam aktivitas pendanaan misalnya adalah:
a.
Pengeluaran saham
b.
Pengeluaran wesel
c.
Penjualan obligasi
d.
Pengeluaran surat utang hipotek
Arus kas keluar misalnya:
a.
Pembayaran deviden dan pembagian lainnya yang diberikan kepada pemilik
b.
Pembelian saham pemilik (treasury stock).
c.
Pembayaran utang pokok dana yang dipinjam (tidak termasuk bunga karena
dianggap sebagai kegiatan operasi). (Harahap, 2008: 260-261)
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan menjelaskan aktivitas pendanaan
sebagai berikut:
“Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu
dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan
oleh para pemasok modal perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari
aktivitas pendanaan adalah:
a.
Penerimaan kas dari emisi saham atau instrument modal lainnya.
b.
Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus
saham perusahaan.
c.
Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan pinjaman
lainnya.
d.
Pelunasan pinjaman.
e.
Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lesse) untuk mengurangi saldo
kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance
lease)”. (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007: 2.16)
Aktivitas pendanaan melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemegang
saham serta
mencakup perolehan kas dari kreditur dan pembayaran kembali pinjaman
atas dan pengembalian dari investasi.Arus kas masuk dari aktivitas pendanaan
biasanya berasal dari pengeluaran saham, obligasi, dan pinjaman bank jangka
panjang.Sedangkan arus kas keluar dari aktivitas pendanaan meliputi pembayaran
dividen tunai, pembayaran kembali hutang-hutang jangka panjang, dan membeli
kembali saham yang sudah beredar (treasury stock).
Apabila arus kas masuk lebih besar daripada arus kas keluar, maka arus kas
bersihnya adalah positif dan dilaporkan dalam laporan arus kas sebagai arus kas
bersih yang tersedia dari aktivitas pendanaan.Sebaliknya, jika arus kas masuk lebih
kecil daripada arus kas keluar, maka dilaporkan sebagai arus kas bersih yang
digunakan untuk aktivitas pendanaan.
2.6
Metode Penyusunan Laporan Arus Kas
Dunia (2005:245) menyatakan bahwa ada dua metode untuk melaporkan arus
kas, yaitu :
1.
Metode langsung
2.
Metode tidak langsung
Metode langsung.Dengan metode langsung ini sumber-sumber utama dari
penerimaan kas dan penggunaan utama dari pengeluaran kas dari aktivitas operasi
diungkapkan dalam Laporan Arus Kas.Sumber utama dari penerimaan kas berasal
dari para pelanggan atau debitur.Penggunaan utama dari kas dapat meliputi kas yang
dibayarkan
kepada para rekanan untuk pembelian barang dagang dan jasa serta
pembayaran upah dan gaji.
Informasi mengenai sumber utama penerimaan dan pengeluaran kas dapat diperoleh :
1.
Dari catatan akuntansi perusahaan.
2.
Dengan menyesuaikan penjualan, harga pokok penjualan dan pos-pos Laporan
Laba-Rugi lainnya untuk :
a. Perubahan pos-pos aktiva lancar dan kewajiban lancar.
b. Pos bukan kas lainnya.
c. Pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
Metode tidak langsung. Dalam metode ini arus kas dari aktivitas operasi
ditentukan dengan menyesuaikan laba bersih atau rugi bersih dari pengaruh :
1.
Perubahan pos-pos aktiva lancar dan kewajiban lancar.
2.
Pos bukan kas seperti penyusutan, amortisasi, keuntungan atau rugi bersih
selisih kurs valuta asing, dan sebagainya.
3.
Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
Metode tidak langsung laba bersih akrual disesuaikan untuk menentukan arus
kas bersih dari aktivitas operasi.Manfaat dari penggunaan metode ini adalah bahwa
laporan arus kas dapat menunjukan hubungan yang lebih nyata dengan neraca dan
laporan laba rugi.
Buku Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Sofyan Safri Harahap (2007:
menyatakan bahwa “Untuk menyajikan laporan arus kas ini dapat
263-264)
menggunakan dua metode yaitu:
1.
2.
Direct method;
Indirect method.”
Penjelasan dari pernyataan diatas adalah:
Dalam direct method, pelaporan arus kas dilakukan dengan cara melaporkan
kelompok-kelompok penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi
secara lengkap, tanpa melihat laporan laba/rugi dan dilanjutkan dengan kegiatan
investasi dan pembiayaan atau pendanaan.
Dalam indirect method penyajiannya dimulai dari laba rugi bersih selanjutnya
disesuaikan dengan menambah atau mengurangi perubahan dalam pos-pos yang
mempengaruhi kegiatan operasional seperti penyusutan, naik turun pos aktiva lancar
dan utang lancar.
Ilustrasi Laporan Arus Kas
Tabel Error! No text of specified style in document..1
PT.XXX
Laporan Arus Kas-Metode Langsung
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 20xx
Uraian
Jumlah
Arus Kas Dari Aktivitas Operasi
Penerimaan
kas pelanggan
Rp xxx
Penerimaan
kas pada pemasok
Rp (xxx)
Penerimaan kas pada karyawan
Rp (xxx)
Pembayaran bunga
Rp (xxx)
Pembayaran pajak
Rp (xxx)
Kas bersih dari aktivitas operasi
Rp xxx
Arus Kas Dari Aktivitas Investasi
Penjualan aktiva tetap
Penjualan investasi jangka panjang
Pembelian aktiva tetap
Pembelian investasi jangka panjang
Kas bersih dari aktivitas investasi
Rp xxx
Rp xxx
Rp (xxx)
Rp (xxx)
Rp xxx
Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan
Penerbitan saham baru
Pembayaran deviden
Pembayaran utang jangka panjang
Kas bersih dari aktivitas pendanaan
Rp xxx
Rp (xxx)
Rp (xxx)
Rp xxx
Kenaikan (Penurunan) Kas dan
Setara Kas
Kas dan Setara Kas Pada Awal Periode
Kas dan Setara Kas Pada Akhir
Periode
Sumber: PSAK, 2007: 2.25
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Tabel Error! No text of specified style in document..2
PT.XXX
Laporan Arus Kas-Metode Tidak Langsung
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 20xx
Uraian
Jumlah
Arus Kas Dari Aktivitas Operasi
Laba sebelum bunga dan pajak
Rp xxx
Penyesuaian untuk :
Penyusutan/Transaksi
nonkas
Rp (xxx)
Laba setelah penyesuaian
Rp (xxx)
Penurunan aktiva lancar
Kenaikan hutang lancar
Kenaikan aktiva lancar
Penurunan hutang lancar
Kas bersih dari aktivitas operasi
Arus Kas Dari Aktivitas
Investasi
Penjualan aktiva tetap
Penjualan
investasi
jangka
panjang
Pembelian aktiva tetap
Pembelian
investasi
jangka
panjang
Kas bersih dari aktivitas investasi
Arus Kas Dari Aktivitas
Pendanaan
Penerbitan saham baru
Penambahan utang jangka panjang
Pembayaran deviden
Pembayaran utang jangka panjang
Kas bersih dari aktivitas
pendanaan
Kenaikan (Penurunan) Kas dan
Setara Kas
Kas dan Setara Kas Pada Awal
Periode
Rp xxx
Rp xxx
Rp (xxx)
Rp (xxx)
Rp xxx
Rp xxx
Rp (xxx)
Rp (xxx)
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Rp (xxx)
Rp (xxx)
Rp (xxx)
Rp xxx
Rp xxx
Kas dan Setara Kas Pada Akhir
Periode
Rp xxx
Sumber : PSAK, 2007 : 2.27
2.7 Tinjauan Laporan Keuangan
Akuntansi adalah seni daripada pencatatan, penggolongan dan peringkasan
daripada peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian
bersifat keuangan dengan cara yang setepat-tepatnya dan dengan petunjuk atau
dinyatakan dalam uang, serta penafsiran terhadap hal-hal yang timbul daripadanya.
Ringkasan dari definisi akuntansi tersebut diketahui bahwa dalam hal ini
dimaksudkan adalah pelaporan dari peristiwa-peristiwa keuangan perusahaan yang
dapat diartikan sebagai laporan keuangan.
Zaki Baridwan dalam bukunya Intermediate Accounting mengatakan bahwa :
“Laporan Keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan,
merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi tahun buku
yang bersangkutan. Laporan Keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan
untuk mempertanggung jawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para
pemilih perusahaan”(Baridwan,2004:17).
Ikatan Akuntansi Indonesia melalui buku “Standar Akuntansi Keuangan
(SAK)” menyatakan :
“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuagan. laporan
keuangan
yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan
perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti laporan
Arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan
yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan”.(Ikatan Akuntansi Indonesia,
2007:1-2).
Laporan keuangan disusun secara periodik terutama untuk menyajikan
informasi yang bersifat historis dan umum karena tujuan utamanya disajikan kepada
berbagai pihak.Media yang dipakai oleh penulis untuk meneliti kondisi kesehatan
perusahaan adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba/rugi,
laporan arus kas.
Download