BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. KAJIAN PUSTAKA 1. Jasa a) Pengertian Jasa Menurut Kotler dan Keller (2012) adalah setiap aktifitas, manfaat atau performance yang ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain yang bersifat intangible dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun dimana dalam produksinya dapat terikat maupun tidak dengan produk fisik. Sementara itu Stanton (2003 : 220) memberikan penjelasan mengenai jasa jasa adalah kegiatan yang dapat didefinisikan secara tersendiri yang pada hakekatnya bersifat tak teraba (intangible), yang merupakan pemenuhan kebutuhan, dan tidak harus terikat penjualan produk atau jasa lain. Produksi jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006 : 6), “Pada dasarnya jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan berbentuk produk fisik atau kontruksi, yang umumnya dihasilkan dan di konsumsi secara bersamaan serta memberi nilai tambah konsumen”. b) Karakteristik Jasa Produk jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan produk barang (fisik). Fandy (2011:35) menyebutkan karakteristik jasa sebagai berikut: 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 1) Intangibility ( Tidak berwujud) Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Nilai penting dari hal ini adalah nilai tidak berwujud yang dialami konsumen dalam bentuk kenikmatan, kepuasan, atau kenyamanan. 2) Inseparability (Tidak dapat dipisahkan) Jasa tidak mengenal persediaan atau penyimpanan dari produk yang telah dihasilkan. Karakteristik ini disebut juga inseparability (tidak dapat dipisahkan), mengingat pada umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama. 3) Variability/heterogeneity/inconsistency ( Berubah-ubah) Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standardized output, artinya variasi bentuk, kualitas, dan jenis tergantung kepada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi. 4) Perishability (Tidak tahan lama) Perishability, berarti jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. 5) Lack of ownership Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya. Mereka bisa mengkonsumsi, menyimpan, atau menjualnya. Di lain pihak pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses personal atas suatu jasa untuk jangka waktu yang terbatas. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 2. Kualitas Pelayanan a) Pengertian Kualitas Layanan Kualitas pelayanan jasa berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan kerugian pelanggan serta ketetapan penyampaian untuk mengimbangi harapan pelanggan. Sehingga definisi kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen (Tjiptono, 2007). Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata mereka terima / peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan / inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. Jika jasa yang diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan, jika jasa yang diterima melampaui harapan konsumen, maka kualitas pelayanan dipersepsikan sangat baik dan berkualitas. Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk. Menurut Kotler (2002:83) definisi pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik. Pelayanan merupakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 sendiri. Kotler juga mengatakan bahwa perilaku tersebut dapat terjadi pada saat, sebelum dan sesudah terjadinya transaksi. Pada umumnya pelayanan yang bertaraf tinggi akan menghasilkan kepuasan yang tinggi serta pembelian ulang yang lebih sering. Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna, orang yang berbeda akan mengartikannya secara berlainan tetapi dari beberapa definisi yang dapat kita jumpai memiliki beberapa kesamaan walaupun hanya cara penyampaiannya saja biasanya terdapat pada elemen sebagai berikut: 1) Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihkan harapan pelanggan. 2) Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan 3) Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah. Dari definisi-definisi tentang kualitas pelayanan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan guna memenuhi harapan konsumen. Pelayanan dalam hal ini diartikan sebagai jasa atau service yang disampaikan oleh pemilik jasa yang berupa kemudahan, kecepatan, hubungan, kemampuan dan keramah tamahan yang ditujukan melalui sikap dan sifat dalam memberikan pelayanan untuk kepuasan konsumen. Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata mereka terima / peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan / inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 Hubungan antara produsen dan konsumen menjangkau jauh melebihi dari waktu pembelian ke pelayanan purna jual, kekal abadi melampaui masa kepemilikan produk. Perusahaan menganggap konsumen sebagai raja yang harus dilayani dengan baik, mengingat dari konsumen tersebut akan memberikan keuntungan kepada perusahaan agar dapat terus hidup. b) Dimensi dan indikator kualitas pelayanan Adapun dimensi dan indikator-indikator variable kualitas pelayanan menurut Tjiptono, 2007 sebagai berikut 1) Bukti langsung (tangibles), merupakan penampilan fisik, peralatan yang digunakan, untuk menghasilkan jasa, karyawan dan media komunikasi yang digunakan. Bukti langsung diukur melalui : a. Peralatan kereta b. Perlengkapan kereta c. Kenyamanan ruangan d. Penampilan petugas 2) Keandalan (reliability), yaitu kemampuan untuk menampilkan pelayanan yang dijanjikan dengan terpercaya dan akurat, dengan indikatornya : a. Kejujuran dalam memberikan keterangan b. Keramahan c. Kecepatan pelayanan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 3) Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan karyawan untuk membantu pengunjung dan menyediakan pelayanan yang tepat. Adapun indikatornya a. Kemampuan menanggapi keluhan b. Kemudahan prosedur 4) Jaminan (assurance), yaitu pengetahuan, kesopanan serta kemampuan karyawan menimbulkan kepercayaan dan keyakinan. Adapun jaminan diukur melalui : a. Mampu berkomunikasi b. Informasi yang akurat 5) Empati (emphaty), yaitu perhatian dan pemahaman yang diberikan pegawai kepada para pengunjung. Indikatornya : a. Pemahaman kebutuhan konsumen b. Perhatian kepada konsumen 3. Harga a) Pengertian Harga Harga suatu barang atau jasa merupakan salah satu faktor utama sebagai penentu permintaan pasar. Konsumen sangat tergantung pada harga sebagai indikator kualitas sebuah barang atau jasa, Perusahaan harus mampu menganalisa dan menetapkan tingkat harga yang wajar bagi konsumen karena harga digunakan oleh perusahaan sebagai alat untuk mencapai sasaran pemasarannya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 Menurut Kotler dan Amstrong (2011:345), harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa dari jumlah nilai yang ditukarkan konsumen untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Produk dengan mutu jelek, harga yang mahal, penyerahan produk yang lambat dapat membuat pelanggan tidak puas (Supranto,2001). Hal itu menujukan bahwa harga merupakan salah satu penyebab ketidakpuasan para pelanggan. Menurut Swastha dan Irawan (2005), harga dapat diartikan sejumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan jumlah kombinasi dari barang beserta pelayanan. Stanton (2001) menyatakan harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki dan menggunakan produk atau jasa yang ditetapkan oleh pembeli atau penjual untuk suatu harga yang sama terhadap semua pembeli. Tjiptono (2007) mendefinisikan harga dari dua sudut pandang, yaitu dari sudut pandang pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Sementara itu, dari sudut pandang konsumen, harga seringkali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa. Nilai dapat didefinisikan sebagai rasio antara manfaat yang dirasakan terhadap harga. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 Dari penjelasan definisi – definisi harga diatas, disimpulkan bahwa harga adalah suatu uang yang ditentukan oleh perusahaan sebagai imbalan barang atau jasa yang diperdagangkan dan sesuatu yang lain yang diadakan suatu perusahaan guna memuaskan keinginan pelanggan. Adanya kesesuaian antara harga dan produk atau jasa dapat membuat kepuasan bagi pelanggan. Jika pelanggan tidak puas, akan meninggalkan perusahaan dan akan menjadi pelanggan pesaing. Hal itu akan menyebabkan penurunan penjualan dan bagi gilirannya akan menurunkan laba bahkan kerugian. Harga memainkan peranan penting dalam mengkomunikasikan kualitas dari jasa tersebut. Dengan ketiadaan petunjuk-petunjuk yang bersifat nyata, konsumen mengasosiasikan harga yang tinggi dengan tingkat kinerja suatu produk jasa yang tinggi pula. Semakin besar perbedaan positif antara manfaat yang diterima dengan biaya yang dirasakan, maka akan semakin besar nilai bersihnya. Para ekonom memberikan terminologi consumer surplus untuk mengartikan perbedaan harga yang pada akhirnya dibayar oleh konsumen dengan jumlah lebih dari yang tadinya akan dibayar oleh konsumen tersebut untuk mendapatkan manfaat yang diinginkan atau kegunaan yang ditawarkan produk tersebut (Lupiyoadi, 2006). Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, setiap perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Harga merupakan satusatunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya (produk, promosi, dan distribusi) menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 Sekurang-kurangnya ada tiga pihak yang harus menjadi dasar pertimbangan bagi perusahaan dalam menetapkan harga: konsumen, perusahaan yang bersangkutan, dan pesaing. Perusahaan memperhatikan apa yang diinginkan konsumen, yaitu membayar harga yang sepadan dengan nilai yang diperoleh (value for money). Sementara kualitas pelayanan perusahaan adalah mendapatkan laba maksimal mungkin, dengan memperhatikan penetapan harga yang dilakukan pesaing. b) Indikator Harga Menurut Diah Natalisa dan M. Fakhriansyah (2008) menyatakan bahwa pengukuran indikator harga diukur dengan menggunakan faktor kesesuaian harga dengan pelayanan. Dalam penelitian ini, pengukuran harga diukur dengan menggunakan indikator sebagai berikut: 1) Keterjangkauan harga tiket 2) Kesesuian harga tiket dengan manfaat yang diterima 3) Kesesuaian harga tiket dengan fasilitas 4) Kesesuian harga tiket dengan jarak yang ditempuh 4. Kepuasan Pelanggan a) Pengertian Kepuasan Pelanggan Kepuasan pelanggan terus berlanjut sebagai sebuah topik yang seringkali diteliti oleh perusahaan, karena kepuasan pelanggan merupakan suatu daerah kehidupan setiap perusahaan, dimana kepuasaan pelanggan menjadi salah satu http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 elemen penting dalam meningkatkan kinerja pemasaran dalam suatu perusahaan atau organisasi. Sebagai konsekuensi, para teoritikus terus mengembangkan model-model dan metode terbaru yang dapat menguak informasi penting tentang kepuasan pelanggan. Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller yang dikutip dari buku Manajemen Pemasaran mengatakan bahwa Kepuasan Konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan (2007:177). Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan antara apa yang dia terima dan harapannya (Umar, 2005:65). Seorang pelanggan, jika merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk atau jasa, sangat besar kemungkinannya menjadi pelanggan dalam waktu yang lama. bahwa kepuasan pelanggan memiliki reaksi secara keseluruhan antara harapan konsumsi dengan produk atau jasa di dasar persepsi reaksi, evaluasi dan psikologis. Kurniawan (2010:48), ketika informasi seperti produk diskon dan penawaran khusus lainnya pada produk yang berbeda perjalanan di masyarakat, dapat meningkatkan tingkat kepuasan pelanggan. Menurut Irawan (2003 : 3) kepuasan palanggan adalah hasil dari penilaian dari konsumen bahwa produk atau pelayanan telah memberikan tingkat http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 kenikmatan dimana tingkat pemenuhan ini bisa lebih atau kurang. Secara konseptual, kepuasan pelanggan dapat digambarkan sebagai berikut : Tujuan Perusahaan Kebutuhan dan keinginan pelanggan Produk Nilai produk bagi pelanggan Harapan pelanggan terhadap produk Tingkat kepuasan pelanggan Sumber : Tjiptono (2001: 48) Gambar 2.1 Tingkat Kepuasan Pelanggan Dari berbagai definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya pengertian kepuasan konsumen mencakup perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan. Penilaian kepuasan konsumen mempunyai tiga bentuk yang berbeda yaitu: 1) Positif disconfirmation, di mana kinerja lebih baik dari harapan. 2) Simple confirmation, di mana kinerja sama dengan harapan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 3) Negatif disconfirmation, di mana kinerja lebih buruk dari harapan. Pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah untuk menciptakan para konsumen yang merasa puas. Setiap orang atau organisasi (perusahaan) harus bekerja dengan konsumen internal dan eksternal untuk memenuhi kebutuhan mereka bekerjasama dengan pemasok internal dan eksternal demi terciptanya kepuasan konsumen. Terciptanya kepuasan konsumen dapat memberikan beberapa manfaat diantaranya (Tjiptono et al, 2003) : 1) Hubungan perusahaan dengan konsumen menjadi harmonis. 2) Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang. 3) Dapat mendorong terciptanya loyalitas konsumen. 4) Membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang menguntungkan perusahaan. 5) Laba yang diperoleh meningkat. b) Indikator Kepuasan Pelanggan Indikator kepuasan pelanggan menurut Mas’ud,(2004) adalah sebagai berikut: 1) Kepuasan akan jasa yang ditawarkan 2) Sesuai dengan yang diharapkan 3) Merekomendasikan citra positif kepada orang lain http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 5. Loyalitas Pelanggan a) Pengertian Loyalitas Pelanggan Sebagaimana diketahui bahwa tujuan dari suatu bisnis adalah untuk menciptakan para pelanggan merasa puas. Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya hubungan antara perusahaan dengan pelanggannya menjadi harmonis sehingga memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya kesetiaan terhadap merek serta membuat suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan (Tjiptono, 2000 : 105). Menurut Tjiptono (2011 : 110) loyalitas konsumen adalah komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko atau pemasok berdasarkan sifat yang sangat positif dalam pembelian jangka panjang. Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa kesetiaan terhadap merek diperoleh karena adanya kombinasi dari kepuasan dan keluhan. Sedangkan kepuasan pelanggan tersebut hadir dari seberapa besar kinerja perusahaan untuk menimbulkan kepuasaan tersebut dengan meminimalkan keluhan sehingga diperoleh pembelian jangka panjang yang dilakukan oleh konsumen. b) Loyalitas Sikap Loyalitas sikap merupakan kecenderungan psikologis konsumen untuk membeli kembali dari perusahaan atau penjual yang sama dan merekomendasikannya (Dick and Basu, 1994 dalam Fatih Gectil & Hayrettien Zengin 2013). Didasari dengan adanya kepuasan konsumen pada produk atau http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 jasa yang telah mereka konsumsin kemudian mendorong adanya kesetiaan sikap (attitudinal loyalty) dan kemudian diikuti dengan perilaku membeli kembali produk atau jasa yang sama diantara merek-merek lain yang tersedia di pasar. c) Loyalitas perilaku Menurut Neal et al (2004:267), loyalitas keperilakuan (behavioral loyalty) adalah loyalitas yang lebih disebabkan karena adanya perubahan harga, lokasi yang nyaman dari seorang pembeli,dan berdasarkan evaluasi benefit (harga miring). Menurut (Dick dan Basu, 1994 dalam Darsono 2004) loyalitas keperilakuan dapat dipahami sebagai konsep yang menekankan pada runtutan pembelian, proporsi pembelian, dan probabilitas pembelian. Pendekatan keperilakuan mengganggap pembelian yang konsisten atas satu merek tertentu dalam kurun waktu tertentu sebagai indikasi adanya loyalitas. Menurut Schinjin (2003) loyalitas keperilakuan lebih kearah pembelian ulang dari sebuah organisasi, juga kesediaan pelanggan untuk merekomendasikan kepada teman atau organisasi mereka. d) Indikator Loyalitas Sikap Menurut Fatih Gecti & Hayrettin Zengin (2013) sebagai berikut: 1) Konsisten terhadap merek a. Tidak beralih ke merek yang lain b. Tidak terpengaruh terhadap merek lain http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 2) Komitmen terhadap merek a. Membayar lebih untuk merek ini b. Selalu membeli trend terbaru merek ini 3) Fanatik terhadap merek a. Mengunggulkan suatu merek dengan merek lain b. Akan selalu membeli merek ini e) Indikator Loyalitas Perilaku Menurut Fatih Gecti & Hayrettin Zengin (2013) sebagai berikut: 1) Loyalitas terhadap merek a. Tidak tertarik dengan merek lain b. Tetap akan membeli merek tersebut di masa akan datang 2) Kekekalan terhadap merek a. Tetap akan membeli lebih dari satu produk dari merek ini b. Setiap produk baru yang dikeluarkan oleh merek ini akan selalu dibeli 3) Berkelanjutan terhadap merek a. Melanjutkan pembelian akan produk merek ini b. Tidak akan berhenti untuk membeli produk merek ini 6. Penelitian Terdahulu Untuk mengadakan penelitian, tidak terlepas dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu dengan tujuan untuk memperkuat hasil dari http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 penelitian yang sedang dilakukan, selain itu juga bertujuan untuk membandingkan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya. Berikut ringkasan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti selama melakukan penelitian : 2.1 Tabel Ringkasan Penelitian Terdahulu No 1 Nama Asmai Judul Pengaruh Variabel Hasil Variabel bebas adalah hasil Ishak dan kepuasan dan kepuasan penelitian ini Zhafiri kepercayaan pelayanan,kepercayaan menunjukkan Luthfi konsumen pelanggan bahwa (2011) terhadap sedangkan variabel Kepuasan dan loyalitas:studi terikat loyalitas Kepercayaan tentang peran tidak hanya mediasi berpengaruh switching langsung costs terhadap Loyalitas, tetapi juga memempunyai pengaruh tidak langsung melalui Switching Costs. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 No 2 Nama Judul Variabel Hasil Woro Pengaruh nilai Variabel bebas Pengaruh Mardikawati pelanggan dan adalah nilai langsung dan Naili kualitas Farida(2013) layanan pelanggan,kualitas diperoleh terhadap loyalitas layanan,kepuasan nilai pelanggan,melalui pelanggan kualitas kepuasan layanan sedangkan untuk pelanggan pada variable terikat terhadap pelanggan bus loyalitas kepuasan efisiensi PO (Studi Efisiensi signifikasi dan kepuasan Jurusan pelanggan Yogyakarta- terhadap Cilacap) loyalitas pelanggan signifikasi. Semuanya menunjukkan pengaruh yang signifikan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 No 3 Nama Judul Variabel Hasil Taslim Pengaruh Variabel bebas Kualitas Bahar, Kualitas adalah mempunyai Ofyar Z. pelayanan kualitas hubungan Tamin, B.S. terhadap pelayanan, sangat signifikan Kusbiantoro, kepuasan dengan kepuasan dan Russ loyalitas intervening dan kepuasan Bona Frazila pengguna moda kepuasan mempunyai (2009) angkutan umum pelayanan, informal sedangkan baik (studi kasus ojek variabel terbentuknya sepedamotor) terikat loyalitas loyalitas. Selain itu dan variabel yang hubungan dengan variable tidak yang kualitas mempunyai hubungan langsung dengan loyalitas, tetapi mempunyai hubungan pengaruh tidak melalui kepuasan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ yang langsung variable 28 No 4 Nama Judul Variabel Hasil Rachel Faktor-faktor yang Variabel bebas Hasil penelitian (2007) mempengaruhi adalah loyalitas brand konsumen dengan kualitas image, kualitas kepuasan konsumen pelayanan, pelayanan, lokasi, Sebagai variabel lokasi, nilai pelanggan Intervening nilai pelanggan, mempunyai fasilitas, pengaruh langsung variabel dan menunjukkan image, bahwa terikat loyalitas tidak brand langsung dan terhadap loyalitas variabel konsumen melalui intervening kepuasan kepuasan kepuasan, konsumen sedangkan fasilitas tidak berpengaruh tidak langsung terhadap konsumen. http://digilib.mercubuana.ac.id/ loyalitas 29 No 5 Nama Judul Variabel Richa Faktor-faktor yang Variabel Widyaningtyas mempengaruhi (2010) Loyalitas Hasil Variabel kualitas bebas adalah pelayanan serta kualitas harga Dampaknya pada pelayanan dan terbukti Kepuasan harga Konsumen signifikan menggunakan Jasa intervening terhadap Kereta Api Harina adalah kepuasan ( Studi konsumen Api pada PT kepuasan konsumen Indonesia sedangkan Daop IV Semarang variabel tiket tiket. berpengaruh dalam variabel Kereta dan dan loyalitas konsumen. Variabel terikat adalah kepuasan loyalitas konsumen berpengaruh terhadap loyalitas konsumen http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 7. Pengembangan Hipotesis a) Kualitas Pelayanan dengan Loyalitas Perilaku Untuk loyalitas pelanggan terhadap layanan, ada dua hal pokok yang saling berkaitan erat yaitu harapan pelanggan terhadap kualitas pelayanan dan persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan. Pelanggan selalu menilai suatu layanan yang diterima dibandingkan dengan apa yang diharapkan atau diinginkan (Parasuraman et al, 1993). H1: Kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas perilaku pelanggan jasa kereta api Commuter Line b) Kualitas Pelayanan dengan Loyalitas Sikap Tingkat keterlibatan kualitas pelayanan dapat mempengaruhi para pengguna jasa. Yakni, tingkat keterlibatan kualitas pelayanan memungkinkan memiliki hubungan positif terkait dengan kepuasan konsumen. Dengan adanya kualitas pelayanan yang baik maka kesetiaan pelanggan akan terbentuk. Pelanggan mempunyai keinginan untuk menggunakan jasa kembali, mempunyai keinginan untuk merekomendasikan kepada orang lain. Ketika pelanggan menerima kualitas pelayanan yang baik dari uang yang di keluarkannya, mereka percaya menerima nilai yang baik, dimana hal ini akan meningkatkan loyalitasnya kepada penyedia jasa. Pelanggan juga sering kali dapat menarik kesimpulan mengenai kualitas suatu jasa atau pelayanan berdasarkan penilaian mereka terhadap tempat, orang, peralatan yang mereka http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 lihat sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian kembali di masa datang. H2: Kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas sikap pelanggan jasa kereta api Commuter Line c) Kualitas Pelayanan dengan Kepuasan Kualitas pelayanan merupakan tingkatan kondisi baik buruknya sajian yang diberikan PT KAI dalam rangka memuaskan konsumen, dalam perusahaan jasa tertentu bukanlah sesuatu yang mudah didefinisikan, karena hal tersebut sangat berhubungan erat dengan pandangan konsumen.. Hal ini sesuai pernyataan Irawan (2004 : 37) bahwa faktor – faktor pendorong kepuasan pelanggan salah satunya kualitas pelayanan. Untuk dapat meningkatkan kepuasan konsumen, salah satunya dengan meningkatkan kualitas pelayanan. Untuk mengukur kepuasan konsumen, maka pihak PT KAI harus meningkatkan kualitas pelayanan. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Tjiptono (2007) bahwa untuk menilai kualitas pelayanan, dapat diukur dengan 5 faktor, yaitu tangible (bukti fisik), reliability (keandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan), emphaty (empati). Kualitas pelayanan merupakan tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi tingkat kepuasan konsumen. Jika jasa yang diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang diharapkan, http://digilib.mercubuana.ac.id/ maka kualitas pelayanan 32 dipersepsikan baik dan memuaskan, sehingga akan mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen. H3: Kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan jasa kereta api Commuter Line. d) Harga Tiket dengan Kepuasan Menurut Kotler dan Amstrong (2011:345), harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa dari jumlah nilai yang ditukarkan konsumen untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Produk dengan mutu jelek, harga yang mahal, penyerahan produk yang lambat dapat mengakibatkan pelanggan tidak puas (Supranto,2001). Hal itu menunjukan bahwa harga merupakan salah satu penyebab ketidakpuasan pelanggan. Harga sangat menentukan kepuasan penumpang dalam penggunaan jasa, karena besarnya harga yang ditetapkan berkaitan dengan tingkat pendapatan yang dimiliki oleh penumpang. Semakin tingginya tarif akan mengakibatkan penumpang harus berpikir dua kali dalam penggunaan jasa angkutan, demikian sebaliknya apabila tarif semakin rendah maka penumpang cenderung memanfaatkan sarana transportasi tanpa melakukan pertimbangan lebih banyak. Hal ini sesuai pernyataan Lupiyoadi (2006) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen, salah satunya adalah harga. Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang relative murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada pelanggannya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 H4: Harga berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan jasa kereta api Commuter Line. e) Harga Tiket dengan Loyalitas Perilaku Pada saat konsumen mendapatkan harga dari sebuah jasa atau barang itu beralasan, maka terdapat kemungkinan bagi konsumen untuk menunjukan keinginan untuk melakukan pembelian kembali. Di sisi lain, jika konsumen tidak merasa apa yang dikorbankan itu pantas, konsumen tidak akan melakukan pembelian kembali sekalipun ia puas dengan barang atau jasa tersebut (Bei dan Chiao, 2001). Harga memiliki peran langsung terhadap loyalitas. H5: Harga berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas perilaku pelanggan jasa kereta api Commuter Line f) Harga Tiket dengan Loyalitas Sikap Penepatan harga yang tepat terhadap suatu produk atau jasa merupakan suatu hal yang penting dilakukan perusahaan dalam membangun loyalitas konsumen. Ferdinand (2000) menjelaskan bahwa harga merupakan salah satu variabel penting dalam pemasaran, dimana harga dapat mempengaruhi pelanggan dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk, karena berbagai alasan. Alasan ekonomis akan menunjukan bahwa harga yang rendah atau harga yang selalu berkompetisi merupakan salah satu pemicu penting untuk http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 meningkatkan kinerja pemasaran, tetapi alasan psikologis dapat menunjukan bahwa harga justru merupakan indikator kualitas dank arena itu dirancang salah satu instrument penjualan sekaligus sebagai instrument kompetisi yang menentukan. H6: Harga berpengaruh signifikan terhadap loyalitas sikap pelanggan jasa kereta api Commuter Line g) Kepuasan dengan Loyalitas sikap Kepuasan merupakan suatu dorongan keinginan individu yang diarahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan (Swastha, 2002). Konsumen akan setia atau loyal terhadap suatu merek bila konsumen mendapatkan kepuasan dari merek tersebut. Untuk meningkatkan kepuasan konsumen, perusahaan tersebut perlu mengatur strategi pemasaran agar konsumen tertarik terhadap produk-produk yang ditawarkan. Apabila produk tersebut memberi kepuasan bagi konsumen, maka konsumen akan tetap setia menggunakan merek tersebut dan berusaha untuk membatasi pembelian produk lain. Hal itu sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Maylina (2003), dimana satisfaction mempunyai pengaruh yang signifikan positif terhadap kesetiaan terhadap merek pada konsumen. Konsumen akan loyal terhadap suatu merek bila ia mendapatkan kepuasan dari merek tersebut. karena itu jika konsumen mencoba beberapa macam merek yang kemudian dievaluasi apakah merek tersebut telah melampaui kriteria kepuasan mereka atau tidak. Bila setelah mencoba dan kemudian responnya baik maka berarti konsumen tersebut puas http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 sehingga ia akan memutuskan membeli kembali merek tersebut secara konsisten sepanjang waktu. Ini berarti telah tercipta kesetiaan konsumen terhadap merek. H7: Kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas sikap pelanggan jasa kereta api Commuter Line. h) Kepuasan dengan Loyalitas perilaku Bitner (1990) menunjukan bahwa kepuasan konsumen tidak hanya mempengaruhi retensi tetapi juga dapat meningkatkan loyalitas. Temuan ini kemudian diperkuat oleh peneliti lain yang mengungkap adanya pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas secara positif dan signifikan ( Dick and Basu, 1994; Bei and Chiao, 2001; Szymanski and Henard, 2001; Burnhan et al, 2003; dan Chadha and Kapoor, 2009). H8: Kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas perilaku pelanggan jasa kereta api Commuter Line. B. Rerangka Pemikiran Penelitian Berdasarkan dengan landasan teori dan penelitian ini akan meneliti pengaruh kualitas layanan, harga, kepuasan, loyalitas sikap, loyalitas perilaku pelanggan jasa transportasi kereta api Commuter Line. Rerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 H1 H2 Kualitas Pelayanan Loyalitas Sikap H3 H7 Kepuasaan H4 Harga Tiket H8 Loyalitas Perilaku H5 H6 2.2 Gambar Rerangka Pemikiran http://digilib.mercubuana.ac.id/