222 PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARA

advertisement
Dewi Bunga, S.H., M.H. Pertanggungjawaban...
222
PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARA KLINIK
PENGOBATAN TRADISIONAL ATAS KERUGIAN YANG DIALAMI
OLEH PASIEN
Oleh :
Dewi Bunga, S.H., M.H.
Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar
Asbtract
Traditional medicine is an alternative medical therapy for patients.
Traditional medicine clinic also offers the promise of such a cure without side
effects, even for chronic diseases. This gives new hope to patients. Unfortunately,
clinical trials on the efficacy of traditional medicine has not been much was done.
Hazardous chemicals has also been found in a mixture of traditional medicine. In
this study we will consider two issues namely the supervision of the existence of
traditional medicine and legal protection for patients who suffered a loss as a
result of traditional medicine does. Supervision of the existence of traditional
medicine regulated in Article 60 of Law Act No. 36 of 2009 on Health which
determines that everyone is doing traditional health service that uses tools and
technologies must obtain permission from authorized health institutions.
Instruments licensing is a model of supervision that aims to prevent the practice of
traditional medicine services that endanger the patient. Legal protection for
patients who suffer losses due to traditional treatments conducted by the criminal
provisions on any person without a license to conduct the traditional health care
practices, where the result of such actions lead to loss of property, severe injury
or death. Claim for compensation may also be made against a person, health
personnel, and / or the provider to incur losses due to errors or omissions in
healthcare.
Keywords : Traditional Medicine, Clinic, Patient.
Asbtrak
Obat tradisional merupakan terapi pengobatan alternatif untuk pasien.
klinik pengobatan tradisional juga menawarkan janji seperti obat tanpa efek
samping, bahkan untuk penyakit kronis. Hal ini memberikan harapan baru bagi
pasien. Sayangnya, uji klinis tentang khasiat obat tradisional belum banyak
dilakukan. bahan kimia berbahaya juga telah ditemukan dalam campuran obat
tradisional. Dalam penelitian ini kami akan mempertimbangkan dua isu yaitu
pengawasan keberadaan obat tradisional dan perlindungan hukum bagi pasien
yang menderita kerugian sebagai akibat dari obat tradisional tidak. Pengawasan
keberadaan obat tradisional diatur dalam Pasal 60 Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan yang menentukan bahwa setiap orang yang
melakukan pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan alat dan
teknologi harus mendapat izin dari lembaga kesehatan yang berwenang.
Instrumen lisensi adalah model pengawasan yang bertujuan untuk mencegah
Dewi Bunga, S.H., M.H. Pertanggungjawaban...
223
praktik layanan pengobatan tradisional yang membahayakan pasien.
perlindungan hukum bagi pasien yang menderita kerugian akibat pengobatan
tradisional yang dilakukan oleh ketentuan pidana pada setiap orang tanpa izin
untuk melakukan praktik pelayanan kesehatan tradisional, di mana hasil dari
tindakan tersebut menyebabkan kerugian harta benda, cedera parah atau
kematian. Klaim untuk kompensasi juga dapat dilakukan terhadap seseorang,
tenaga kesehatan, dan / atau penyedia menimbulkan kerugian akibat kesalahan
atau kelalaian dalam perawatan kesehatan.
Kata Kunci : Obat Tradisional, Klinik, Pasien.
A. PENDAHULUAN
tentang Kesehatan. Hal ini dapat
1. Latar Belakang Masalah
dilihat pada Pasal 100 Undang-
Indonesia adalah negara yang
undang Nomor 36 Tahun 2009
dengan
tentang Kesehatan yang menyatakan
kaya
berbagai
varietas
tanaman. Tanaman-tanaman tersebut
dapat
digunakan
dalam
dalam
pembuatan tanaman obat tradisional.
Obat tradisional dihasilkan dari suatu
pengetahuan tradisional (traditional
knowledge)
yang
dimiliki
masyarakat
Indonesia
secara
turun-temurun
generasi
penerus.
oleh
diwariskan
kepada
Manfaat
obat
sebagai berikut :
(1) Sumber obat tradisional
yang
sudah
terbukti
berkhasiat
dan
aman
digunakan
dalam
pencegahan, pengobatan,
perawatan,
dan/atau
pemeliharaan
kesehatan
tetap dijaga kelestariannya.
(2) Pemerintah
menjamin
pengembangan
dan
pemeliharaan bahan baku
obat tradisional .
tradisional sendiri sudah diketahui
Obat tradisional adalah bahan
secara luas dan digunakan oleh
masyarakat sebagai obat non-kimia.
Banyak
peneliti
melakukan
asing
penelitian
yang
terhadap
berbagai obat tradisional Indonesia.
Pemerintah
telah
mengapresiasi
mengakui
obat
dan
tradisional
dengan mengaturnya dalam Undangundang Nomor 36 Tahun 2009
atau ramuan bahan yang berupa
bahan
tumbuhan,
bahan
hewan,
bahan
mineral,
sediaan
sarian
(galenik), atau campuran dari bahan
tersebut yang secara turun temurun
telah digunakan untuk pengobatan,
dan dapat diterapkan sesuai dengan
norma yang berlaku di masyarakat.
224
Dewi Bunga, S.H., M.H. Pertanggungjawaban...
Obat tradisional tersebut digunakan
operasi.
dalam
apakah janji-janji
penyalayanan
tradisional.
Pasal
1
kesehatan
angka
16
Permasalahannya
adalah
tersebut
dipertanggungjawabkan.
dapat
Pengujian
Undang-undang Nomor 36 Tahun
klinis terhadap keberadaan klinik dan
2009
obat-obatan
tentang
Kesehatan
tradisional
tersebut
menyebutkan “Pelayanan kesehatan
belum jelas. Hal ini tentu saja
tradisional
membahayakan
adalah
pengobatan
kesehatan
dan/atau perawatan dengan cara dan
masyarakat.
obat yang mengacu pada pengalaman
tentu menjadi masalah yang penting,
dan keterampilan turun temurun
mengingat
secara
menyangkut kehidupan manusia.
empiris
yang
dipertanggungjawabkan
dapat
dan
Masalah
pengobatan
pengobatan
akan
Pasien adalah konsumen di
diterapkan sesuai dengan norma
bidang
kesehatan
yang
harus
yang berlaku di masyarakat.”
dilindungi. Konsumen merupakan
Penggunaan obat tradisional
pengguna akhir (end user), dari suatu
menjadi trend dalam pengobatan
produk yaitu tiap pemakai barang
terhadap
masyarakat.
dan/atau jasa yang tersedia dalam
Masyarakat cenderung lebih memilih
masyarakat baik bagi kepentingan
untuk
pengobatan
diri sendiri, keluarga, orang lain,
melakukan
maupun makhluk hidup lain dan
tradisional
tindakan
bagi
menjalani
daripada
medis
seperti
operasi.
tidak
untuk
diperdagangkan.1
Kondisi ini memunculkan banyaknya
Perlindungan
klinik-klinik obat tradisional yang
konsumen adalah kewajiban asasi
menjanjikan kesembuhan terhadap
yang
berbagai penyakit kronis, seperti
pemerintah dalam memenuhi hak
jantung, kanker, diabetes dan gagal
atas
ginjal. Hal ini tentu memberikan
Pertanggungjawaban
harus
pasien
sebagai
dilaksanakan
kesehatan
oleh
manusia.
hukum
bagi
harapan baru bagi pasien yang sudah
putus asa. Janji kesembuhan ini
sangat diminati oleh apalagi jika
dilakukan tanpa harus menjalani
1
Abdul Rasyid Saliman, et.Al.
2008, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan
(Teori dan Contoh Kasus) Edisi 2 Cetakan
4, Kencana Renada Media Group, Jakarta,
hal. 23.
225
Dewi Bunga, S.H., M.H. Pertanggungjawaban...
pengobat tradisional tentu sangat
pengobatan
diperlukan
dilakukannya.
untuk
menjamin
tradisional
yang
perlindungan terhadap pasien, oleh
sebab itu sangat menarik untuk
B. PEMBAHASAN
membahas
1. Pengawasan
Terhadap
Keberadaan Obat Tradisional
penelitian
mengenai
“Pertanggungjawaban Penyelenggara
Klinik Pengobatan Tradisional Atas
Kerugian yang dialami oleh Pasien”.
Keberadaan
penyelenggara
klinik pengobatan tradisional akhirakhir ini semakin mudah ditemui.
Klinik
2. Rumusan Masalah
pengobatan
tradisional
Berdasarkan latar belakang
melakukan promosi secara besar-
masalah yang diuraikan sebelumnya,
besaran terhadap jasa pelayanan
maka
pengobatan
permasalahan
yang
dapat
tradisional
dirumuskan adalah sebagai berikut:
dilakukannya.
a. Bagaimanakah
memberikan
terhadap
pengawasan
keberadaan
obat
tradisional?
Klinik
janji
tersebut
kesembuhan
terhadap berbagai macam penyakit,
bahkan dikatakan tanpa memberikan
b. Bagaimanakah
hukum
yang
perlindungan
bagi
pasien
mengalami
kerugian
pengobatan
tradisional
yang
efek samping sebagaimana yang
biasanya
terjadi
ketika
pasien
akibat
menjalani pengobatan medis pada
yang
praktik dokter. Informasi dilakukan
dilakukannya?
melalui berbagai media TV, media
cetak,
3. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini
radio,
bahkan
dengan
menyebarkan brosur di perempatan
adalah sebagai berikut:
jalan
a.
Untuk menganalisis pengawasan
penyelenggaraan klinik pengobatan
terhadap
tradisional
keberadaan
obat
tradisional.
b.
Untuk
raya.
Secara
ini
normatif,
memang
dapat
dilakukan. Hal ini diperkuat dengan
menganalisis
ketentuan dalam Pasal 101 Undang-
perlindungan hukum bagi pasien
undang Nomor 36 Tahun 2009
yang mengalami kerugian akibat
226
Dewi Bunga, S.H., M.H. Pertanggungjawaban...
tentang Kesehatan yang menyatakan
persyaratan
sebagai berikut :
persyaratan mutu perlu adanya untuk
(1) Masyarakat
diberi
kesempatan yang seluasluasnya untuk mengolah,
memproduksi,
mengedarkan,
mengembangkan,
meningkatkan,
dan
menggunakan
obat
tradisional yang dapat
dipertanggungjawabkan
manfaat dan keamanannya.
(2) Ketentuan
mengenai
mengolah, memproduksi,
mengedarkan,
mengembangkan,
meningkatkan,
dan
menggunakan
obat
tradisional diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
Penyelenggaraan pengobatan
tradisional
dilakukan
harus
benar-benar
dengan
aman.
Penyelenggara tidak boleh hanya
memikirkan dari segi profit saja,
karena
pada
dasarnya
penyelenggaraan kesehatan menjadi
bidang industri yang penuh dengan
tanggung jawab. Untuk menjamin
keamanan
pemerintah
Kesehatan
obat
tradisional,
melalui
telah
Meteri
mengeluarkan
Peraturan Menteri Kesehatan No.
006 Tahun 2012 tentang Industri dan
Usaha Obat Tradisional. Pembuatan
obat tradisional harus memenuhi
keamanan
dan
menjamin perlindungan bagi pasien
sebagai konsumen.
Dalam
memproduksi
obat
tradisional, industri obat tradisional
harus memenuhi persyaratan agar
produknya
dapat
masyarakat.
diedarkan
Ketentuan
di
dan
persyaratan mengenai industri obat
tradisional
ini
diatur
dalam
Permenkes No. 006 Tahun 2012
tentang Industri dan Usaha Obat
Tradisional.2
Obat
tradisional
diperlukan
masyarakat
untuk
memelihara
kesehatan,
untuk
mengobati gangguan kesehatan dan
untuk memulihkan kesehatan, oleh
sebab itu obat tradisional yang
dihasilkan
senantiasa
aman,
bermanfaat dan bermutu. Keamanan
dan mutu obat tradisional tergantung
pada
bahan
baku,
bangunan,
prosedur dan pelaksanaan proses
pembuatan,
digunakan,
peralatan
pengemas
yang
termasuk
bahannya serta personal. Pelayanan
2
Muhammad Firmansya, 2008,
Tata Cara Mengurus Perizinan Usaha
Farmasi dan Kesehatan, Gramedia, Jakarta,
hal. 67.
Dewi Bunga, S.H., M.H. Pertanggungjawaban...
227
kesehatan tradisional harus dilakukan
dapat
dipertanggungjawabkan
dengan bertanggung jawab. Pasal 59
manfaat
dan
Undang-undang Nomor 36 Tahun
Pemerintah mengatur dan mengawasi
2009 tentang Kesehatan menyatakan:
pelayanan
a. Berdasarkan
cara
pengobatannya, pelayanan
kesehatan
tradisional
terbagi menjadi:
1) pelayanan
kesehatan
tradisional
yang
menggunakan
keterampilan; dan
2) pelayanan
kesehatan
tradisional
yang
menggunakan ramuan.
b. Pelayanan
kesehatan
tradisional
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
dibina dan diawasi oleh
Pemerintah agar dapat
dipertanggungjawabkan
manfaat dan keamanannya
serta tidak bertentangan
dengan norma agama.
c. Ketentuan lebih lanjut
mengenai tata cara dan
jenis pelayanan kesehatan
tradisional
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
Dalam menjaga kelestarian
obat tradisional dan pengetahuan
tentang
pengobatan
tradisional
Indonesia,
masyarakat
kesempatan
yang
untuk
meningkatkan
diberi
seluas-luasnya
mengembangkan,
dan
menggunakan
pelayanan kesehatan tradisional yang
keamanannya.
kesehatan
tradisional
dengan didasarkan pada keamanan,
kepentingan,
dan
perlindungan
masyarakat. Instrumen pengawasan
merupakan instrumen penting dalam
memberikan
perlindungan
bagi
pasien. Pasal 60 Undang-undang
Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
mengatur
setidak-tidaknya
mengenai
pengawasan
terhadap penyelenggara pengobatan
tradisional.
Dalam
Pasal
60
dinyatakan sebagai berikut :
(1) Setiap
orang
yang
melakukan
pelayanan
kesehatan tradisional yang
menggunakan alat dan
teknologi harus mendapat
izin dari lembaga kesehatan
yang berwenang.
(2) Penggunaan
alat
dan
teknologi
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
harus
dapat
dipertanggungjawabkan
manfaat dan keamanannya
serta tidak bertentangan
dengan norma agama dan
kebudayaan masyarakat.
Penanggung
jawab
teknis
dalam penyelenggaraan pengobatan
tradisional harus seorang apoteker
warga negara Indonesia. Penanggung
Dewi Bunga, S.H., M.H. Pertanggungjawaban...
228
jawab teknis harus diberi wewenang
kegiatan usahanya dengan penuh
dan
rasa tanggung jawab.4 Tanggung
sarana
yang
cukup
untuk
melaksanakan tugasnya dan ikut
jawab
bertanggung
tradisional
jawab
terhadap
penyiapan prosedur pembuatan dan
pengawasan
pelaksanaan
penyelenggara
sangat
pengobatan
penting untuk
menjamin kesehatan pasien.
proses
Penelitian dan pengawasan
pembuatan, kebenaran bahan, alat
tentang
obat
tradisional
belum
dan prosedur pembuatan, kebersihan
banyak dilakukan sebagaimana obat-
pabrik, keamanan dan mutu obat
obatan medis (obat apotek). Oleh
tradisional.
karena itu, bahan berbahaya sering
2. Perlindungan Hukum Bagi
Pasien
yang
Mengalami
Kerugian
ditemukan di dalam obat tradisional
salah satunya adalah bahan kimia
obat.5 Hal ini tentu sangat merugikan
Pasien adalah konsumen yang
harus
mendapatkan
perlindungan
hukum. Perlindungan
adalah
adanya
kepentingan
cara
hukum
upaya melindungi
seseorang
dengan
mengalokasikan
suatu
kekuasaan
bertindak
kepadanya
dalam
kepentingannya tersebut.
untuk
rangka
3
Tujuan
penyelenggaran, pengembangan dan
pengaturan perlindungan konsumen
yang direncanakan adalah untuk
meningkatkan
martabat
dan mengancam kondisi kesehatan
pasien.
Apalagi
pasien
tidak
memiliki daya tahan tubuh yang kuat
sebagaimana orang sehat.
Undang-undang Nomor 36
Tahun
2009
tentang
Kesehatan
memberikan perlindungan hukum
bagi
pasien.
pengobatan
Penyelenggara
tradisional
yang
merugikan pasien dapat dituntut
secara pidana melalui
ketentuan
Pasal 191 Undang-undang Nomor 36
dan
kesadaran konsumen, dan secara
tidak langsung mendorong pelaku
usaha
dalam
3
menyelenggarakan
Satjipto Rahardjo, 2003, Sisi-sisi
Lain dari Hukum di Indonesia, Jakarta,
Kompas, hal. 121.
4
Shidarta,
2000,
Hukum
Perlindungan Konsumen, Grasindo, Jakarta,
hal. 18.
5
Nurheti Yuliarti, 2008, Sehat,
Cantik, Bugar dengan Herbal dan Obat
Tradisional, Andi, Jakarta, hal. 40.
Dewi Bunga, S.H., M.H. Pertanggungjawaban...
229
Tahun 2009 tentang Kesehatan yang
dapat diungkap melalui penyelidikan
menentukan sebagai berikut:
yang komprehensif dari penegak
Setiap orang yang tanpa izin
melakukan praktik pelayanan
kesehatan
tradisional
yang
menggunakan alat dan teknologi
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 60 ayat (1) sehingga
mengakibatkan kerugian harta
benda, luka berat atau kematian
dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun dan
denda
paling
banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta
rupiah).
Ketentuan sebagaimana yang
diatur dalam Pasal 191 Undangundang Nomor 36 Tahun 2009
tentang
Kesehatan
tersebut
menjatuhkan pidana penjara dan
denda bagi setiap orang yang tanpa
izin melakukan praktik pelayanan
kesehatan tradisional, dimana akibat
perbuatan
tersebut
menyebabkan
kerugian harta benda, luka berat atau
kematian. Unsur akibat ini menjadi
sangat penting untuk dipenuhi guna
sempurnanya
suatu
perbuatan.
Dalam proses penyelesaian perkara
pidana, pada kenyataannya secara
konvensional
melalui
hukum.
Dalam bidang pelayanan jasa
kesehatan dikenal istilah transaksi
terapeutik
perjanjian
diikuti
terapeutik.
Hendrojono
Soewono,
dengan
Menurut
sejak
permulaan sejarah manusia telah
dikenal
adanya
hubungan
kepercayaan antara insan-insan yaitu
dokter dan penderita yang dalam
jaman modern ini disebut sebagai
transaksi “terapeutik” antara dokter
dan
pasien.7
Dokter
dalam
memberikan pelayanan kesehatan ini
dapat disamakan dengan pengobat
tradisional. Ditinjau dari hubungan
hukum
antara
pasien
dengan
pengobat tradisional, maka terdapat
pula perjanjian terapeutik diantara
mereka. Pasien mengikatkan diri
dengan pengobat tradisional untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan
berupa kesembuhan atas penyakit
yang diderita pasien.
mekanisme
peradilan pidana.6 Kasus-kasus ini
Peradilan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hal.
25.
7
6
yang
Syaiful Bakhri, 2015, Sistem
Peradilan
Pidana
Indonesia
dalam
Perspektif Pembaruan, Teori dan Praktik
Hendrojono Soewono, 2007, Batas
Pertanggungjawaban Hukum Malpraktek
Dokter Dalam transaksi Terapentik,
Srilandi, Surabaya, hal. 5.
Dewi Bunga, S.H., M.H. Pertanggungjawaban...
Gugatan
berdasarkan
perjanjian
ganti
wanprestasi
terapeutik.
kerugian
undang Nomor 36 Tahun 2009
terhadap
tentang Kesehatan yang menyatakan:
Pengajuan
(1)
ganti kerugian dapat dilakukan oleh
pasien
terhadap
pengobatan
penyelenggara
tradisional
yang
merugikan. Menurut Ahmadi Miru
dan Sutarman Yodo, Ganti kerugian
yang
diperoleh
karena
adanya
wanprestasi merupakan akibat tidak
(2)
dipenuhinya kewajiban utama atau
kewajiban tambahan yang berupa
kewajiban
atas
prestasi
utama.
Bentuk-bentuk wanprestasi ini dapat
berupa
debitur
prestasi
tidak
sama
memenuhi
sekali,
debitur
(3)
terlambat dalam memenuhi prestasi,
atau
debitur
230
berprestasi
tidak
8
sebagaimana mestinya. Dalam hal
Setiap
orang
berhak
menuntut
ganti
rugi
terhadap seseorang, tenaga
kesehatan,
dan/atau
penyelenggara
kesehatan
yang
menimbulkan
kerugian akibat kesalahan
atau
kelalaian
dalam
pelayanan kesehatan yang
diterimanya.
Tuntutan
ganti
rugi
sebagaimana
dimaksud
pada ayat (1) tidak berlaku
bagi tenaga kesehatan yang
melakukan
tindakan
penyelamatan nyawa atau
pencegahan
kecacatan
seseorang dalam keadaan
darurat.
Ketentuan mengenai tata
cara pengajuan tuntutan
sebagaimana
dimaksud
pada ayat (1) diatur sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
ini debitur adalah seseorang, tenaga
Pembuktian untuk gugatan
kesehatan, dan/atau penyelenggara
kesehatan
kerugian
kelalaian
yang
akibat
menimbulkan
kesalahan
dalam
atau
pelayanan
kesehatan.
Gugatan ganti rugi juga dapat
diajukan pasien sebagaimana yang
diatur dalam Pasal 58 Undang-
ganti rugi ini memang cukup sulit,
sebagaimana
pembuktian
dalam
tindak pidana malpraktik kedokteran.
Alat
bukti
surat
yang
menjadi
prioritas utama dalam pembuktian
perkara perdata sulit didapatkan,
karena dalam pengobatan tradisional
tidak ada kewajiban untuk mengisi
8
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo,
2004, Hukum Perlindungan Konsumen, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 127.
informed consent dan rekam medis
sebagaimana
yang
menjadi
Dewi Bunga, S.H., M.H. Pertanggungjawaban...
231
kewajiban dalam praktik kedokteran,
benda, luka berat atau kematian.
oleh sebab itu pengawasan terhadap
Gugatan
praktik pengobatan tradisional ini
dilakukan terhadap seseorang, tenaga
harus lebih diintesifkan agar tidak
kesehatan, dan/atau penyelenggara
merugikan dan menyesatkan pasien
kesehatan
yang menginginkan kesembuhan.
kerugian
kelalaian
ganti
rugi
yang
akibat
Pengawasan
menimbulkan
kesalahan
dalam
atau
pelayanan
terhadap
keberadaan obat tradisional diatur
DAFTAR PUSTAKA
dalam
Pasal
60
Buku
Nomor
36
tahun
Undang-undang
2009
tentang
Kesehatan yang menentukan bahwa
orang
dapat
kesehatan.
C. PENUTUP
setiap
juga
yang
melakukan
pelayanan kesehatan tradisional yang
Abdul
Rasyid Saliman, et.Al.
2008, Hukum Bisnis Untuk
Perusahaan
(Teori
dan
Contoh Kasus) Edisi 2
Cetakan 4, Kencana Renada
Media Group, Jakarta.
menggunakan alat dan teknologi
harus mendapat izin dari lembaga
kesehatan
yang
berwenang.
Instrumen
perizinan
merupakan
model pengawasan yang bertujuan
untuk mencegah praktik pelayanan
pengobatan
tradisional
yang
membahayakan pasien. Perlindungan
hukum bagi pasien yang mengalami
kerugian
tradisional
ketentuan
akibat
pengobatan
dilakukan
pidana
dengan
tentang
setiap
orang yang tanpa izin melakukan
praktik
pelayanan
kesehatan
tradisional, dimana akibat perbuatan
tersebut menyebabkan kerugian harta
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo,
2004, Hukum Perlindungan
Konsumen,
PT.
Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Firmansya, Muhammad, 2008, Tata
Cara Mengurus Perizinan
Usaha
Farmasi
dan
Kesehatan,
Gramedia,
Jakarta.
Hendrojono Soewono, 2007, Batas
Pertanggungjawaban Hukum
Malpraktek Dokter Dalam
transaksi
Terapentik,
Srilandi, Surabaya.
Nurheti Yuliarti, 2008, Sehat,
Cantik, Bugar dengan Herbal
dan Obat Tradisional, Andi,
Jakarta.
Dewi Bunga, S.H., M.H. Pertanggungjawaban...
Satjipto Rahardjo, 2003, Sisi-sisi
Lain
dari
Hukum
di
Indonesia, Jakarta, Kompas.
Shidarta, 2000, Hukum Perlindungan
Konsumen, Grasindo, Jakarta.
Syaiful
Bakhri,
2015, Sistem
Peradilan Pidana Indonesia
dalam Perspektif Pembaruan,
Teori dan Praktik Peradilan,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Sumber Hukum
Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan.
232
Download