Dewi Bunga, S.H., M.H. Pertanggungjawaban... 222 PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARA KLINIK PENGOBATAN TRADISIONAL ATAS KERUGIAN YANG DIALAMI OLEH PASIEN Oleh : Dewi Bunga, S.H., M.H. Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Asbtract Traditional medicine is an alternative medical therapy for patients. Traditional medicine clinic also offers the promise of such a cure without side effects, even for chronic diseases. This gives new hope to patients. Unfortunately, clinical trials on the efficacy of traditional medicine has not been much was done. Hazardous chemicals has also been found in a mixture of traditional medicine. In this study we will consider two issues namely the supervision of the existence of traditional medicine and legal protection for patients who suffered a loss as a result of traditional medicine does. Supervision of the existence of traditional medicine regulated in Article 60 of Law Act No. 36 of 2009 on Health which determines that everyone is doing traditional health service that uses tools and technologies must obtain permission from authorized health institutions. Instruments licensing is a model of supervision that aims to prevent the practice of traditional medicine services that endanger the patient. Legal protection for patients who suffer losses due to traditional treatments conducted by the criminal provisions on any person without a license to conduct the traditional health care practices, where the result of such actions lead to loss of property, severe injury or death. Claim for compensation may also be made against a person, health personnel, and / or the provider to incur losses due to errors or omissions in healthcare. Keywords : Traditional Medicine, Clinic, Patient. Asbtrak Obat tradisional merupakan terapi pengobatan alternatif untuk pasien. klinik pengobatan tradisional juga menawarkan janji seperti obat tanpa efek samping, bahkan untuk penyakit kronis. Hal ini memberikan harapan baru bagi pasien. Sayangnya, uji klinis tentang khasiat obat tradisional belum banyak dilakukan. bahan kimia berbahaya juga telah ditemukan dalam campuran obat tradisional. Dalam penelitian ini kami akan mempertimbangkan dua isu yaitu pengawasan keberadaan obat tradisional dan perlindungan hukum bagi pasien yang menderita kerugian sebagai akibat dari obat tradisional tidak. Pengawasan keberadaan obat tradisional diatur dalam Pasal 60 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang menentukan bahwa setiap orang yang melakukan pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan alat dan teknologi harus mendapat izin dari lembaga kesehatan yang berwenang. Instrumen lisensi adalah model pengawasan yang bertujuan untuk mencegah Dewi Bunga, S.H., M.H. Pertanggungjawaban... 223 praktik layanan pengobatan tradisional yang membahayakan pasien. perlindungan hukum bagi pasien yang menderita kerugian akibat pengobatan tradisional yang dilakukan oleh ketentuan pidana pada setiap orang tanpa izin untuk melakukan praktik pelayanan kesehatan tradisional, di mana hasil dari tindakan tersebut menyebabkan kerugian harta benda, cedera parah atau kematian. Klaim untuk kompensasi juga dapat dilakukan terhadap seseorang, tenaga kesehatan, dan / atau penyedia menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam perawatan kesehatan. Kata Kunci : Obat Tradisional, Klinik, Pasien. A. PENDAHULUAN tentang Kesehatan. Hal ini dapat 1. Latar Belakang Masalah dilihat pada Pasal 100 Undang- Indonesia adalah negara yang undang Nomor 36 Tahun 2009 dengan tentang Kesehatan yang menyatakan kaya berbagai varietas tanaman. Tanaman-tanaman tersebut dapat digunakan dalam dalam pembuatan tanaman obat tradisional. Obat tradisional dihasilkan dari suatu pengetahuan tradisional (traditional knowledge) yang dimiliki masyarakat Indonesia secara turun-temurun generasi penerus. oleh diwariskan kepada Manfaat obat sebagai berikut : (1) Sumber obat tradisional yang sudah terbukti berkhasiat dan aman digunakan dalam pencegahan, pengobatan, perawatan, dan/atau pemeliharaan kesehatan tetap dijaga kelestariannya. (2) Pemerintah menjamin pengembangan dan pemeliharaan bahan baku obat tradisional . tradisional sendiri sudah diketahui Obat tradisional adalah bahan secara luas dan digunakan oleh masyarakat sebagai obat non-kimia. Banyak peneliti melakukan asing penelitian yang terhadap berbagai obat tradisional Indonesia. Pemerintah telah mengapresiasi mengakui obat dan tradisional dengan mengaturnya dalam Undangundang Nomor 36 Tahun 2009 atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. 224 Dewi Bunga, S.H., M.H. Pertanggungjawaban... Obat tradisional tersebut digunakan operasi. dalam apakah janji-janji penyalayanan tradisional. Pasal 1 kesehatan angka 16 Permasalahannya adalah tersebut dipertanggungjawabkan. dapat Pengujian Undang-undang Nomor 36 Tahun klinis terhadap keberadaan klinik dan 2009 obat-obatan tentang Kesehatan tradisional tersebut menyebutkan “Pelayanan kesehatan belum jelas. Hal ini tentu saja tradisional membahayakan adalah pengobatan kesehatan dan/atau perawatan dengan cara dan masyarakat. obat yang mengacu pada pengalaman tentu menjadi masalah yang penting, dan keterampilan turun temurun mengingat secara menyangkut kehidupan manusia. empiris yang dipertanggungjawabkan dapat dan Masalah pengobatan pengobatan akan Pasien adalah konsumen di diterapkan sesuai dengan norma bidang kesehatan yang harus yang berlaku di masyarakat.” dilindungi. Konsumen merupakan Penggunaan obat tradisional pengguna akhir (end user), dari suatu menjadi trend dalam pengobatan produk yaitu tiap pemakai barang terhadap masyarakat. dan/atau jasa yang tersedia dalam Masyarakat cenderung lebih memilih masyarakat baik bagi kepentingan untuk pengobatan diri sendiri, keluarga, orang lain, melakukan maupun makhluk hidup lain dan tradisional tindakan bagi menjalani daripada medis seperti operasi. tidak untuk diperdagangkan.1 Kondisi ini memunculkan banyaknya Perlindungan klinik-klinik obat tradisional yang konsumen adalah kewajiban asasi menjanjikan kesembuhan terhadap yang berbagai penyakit kronis, seperti pemerintah dalam memenuhi hak jantung, kanker, diabetes dan gagal atas ginjal. Hal ini tentu memberikan Pertanggungjawaban harus pasien sebagai dilaksanakan kesehatan oleh manusia. hukum bagi harapan baru bagi pasien yang sudah putus asa. Janji kesembuhan ini sangat diminati oleh apalagi jika dilakukan tanpa harus menjalani 1 Abdul Rasyid Saliman, et.Al. 2008, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan (Teori dan Contoh Kasus) Edisi 2 Cetakan 4, Kencana Renada Media Group, Jakarta, hal. 23. 225 Dewi Bunga, S.H., M.H. Pertanggungjawaban... pengobat tradisional tentu sangat pengobatan diperlukan dilakukannya. untuk menjamin tradisional yang perlindungan terhadap pasien, oleh sebab itu sangat menarik untuk B. PEMBAHASAN membahas 1. Pengawasan Terhadap Keberadaan Obat Tradisional penelitian mengenai “Pertanggungjawaban Penyelenggara Klinik Pengobatan Tradisional Atas Kerugian yang dialami oleh Pasien”. Keberadaan penyelenggara klinik pengobatan tradisional akhirakhir ini semakin mudah ditemui. Klinik 2. Rumusan Masalah pengobatan tradisional Berdasarkan latar belakang melakukan promosi secara besar- masalah yang diuraikan sebelumnya, besaran terhadap jasa pelayanan maka pengobatan permasalahan yang dapat tradisional dirumuskan adalah sebagai berikut: dilakukannya. a. Bagaimanakah memberikan terhadap pengawasan keberadaan obat tradisional? Klinik janji tersebut kesembuhan terhadap berbagai macam penyakit, bahkan dikatakan tanpa memberikan b. Bagaimanakah hukum yang perlindungan bagi pasien mengalami kerugian pengobatan tradisional yang efek samping sebagaimana yang biasanya terjadi ketika pasien akibat menjalani pengobatan medis pada yang praktik dokter. Informasi dilakukan dilakukannya? melalui berbagai media TV, media cetak, 3. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini radio, bahkan dengan menyebarkan brosur di perempatan adalah sebagai berikut: jalan a. Untuk menganalisis pengawasan penyelenggaraan klinik pengobatan terhadap tradisional keberadaan obat tradisional. b. Untuk raya. Secara ini normatif, memang dapat dilakukan. Hal ini diperkuat dengan menganalisis ketentuan dalam Pasal 101 Undang- perlindungan hukum bagi pasien undang Nomor 36 Tahun 2009 yang mengalami kerugian akibat 226 Dewi Bunga, S.H., M.H. Pertanggungjawaban... tentang Kesehatan yang menyatakan persyaratan sebagai berikut : persyaratan mutu perlu adanya untuk (1) Masyarakat diberi kesempatan yang seluasluasnya untuk mengolah, memproduksi, mengedarkan, mengembangkan, meningkatkan, dan menggunakan obat tradisional yang dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya. (2) Ketentuan mengenai mengolah, memproduksi, mengedarkan, mengembangkan, meningkatkan, dan menggunakan obat tradisional diatur dengan Peraturan Pemerintah. Penyelenggaraan pengobatan tradisional dilakukan harus benar-benar dengan aman. Penyelenggara tidak boleh hanya memikirkan dari segi profit saja, karena pada dasarnya penyelenggaraan kesehatan menjadi bidang industri yang penuh dengan tanggung jawab. Untuk menjamin keamanan pemerintah Kesehatan obat tradisional, melalui telah Meteri mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 006 Tahun 2012 tentang Industri dan Usaha Obat Tradisional. Pembuatan obat tradisional harus memenuhi keamanan dan menjamin perlindungan bagi pasien sebagai konsumen. Dalam memproduksi obat tradisional, industri obat tradisional harus memenuhi persyaratan agar produknya dapat masyarakat. diedarkan Ketentuan di dan persyaratan mengenai industri obat tradisional ini diatur dalam Permenkes No. 006 Tahun 2012 tentang Industri dan Usaha Obat Tradisional.2 Obat tradisional diperlukan masyarakat untuk memelihara kesehatan, untuk mengobati gangguan kesehatan dan untuk memulihkan kesehatan, oleh sebab itu obat tradisional yang dihasilkan senantiasa aman, bermanfaat dan bermutu. Keamanan dan mutu obat tradisional tergantung pada bahan baku, bangunan, prosedur dan pelaksanaan proses pembuatan, digunakan, peralatan pengemas yang termasuk bahannya serta personal. Pelayanan 2 Muhammad Firmansya, 2008, Tata Cara Mengurus Perizinan Usaha Farmasi dan Kesehatan, Gramedia, Jakarta, hal. 67. Dewi Bunga, S.H., M.H. Pertanggungjawaban... 227 kesehatan tradisional harus dilakukan dapat dipertanggungjawabkan dengan bertanggung jawab. Pasal 59 manfaat dan Undang-undang Nomor 36 Tahun Pemerintah mengatur dan mengawasi 2009 tentang Kesehatan menyatakan: pelayanan a. Berdasarkan cara pengobatannya, pelayanan kesehatan tradisional terbagi menjadi: 1) pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan keterampilan; dan 2) pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan ramuan. b. Pelayanan kesehatan tradisional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibina dan diawasi oleh Pemerintah agar dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya serta tidak bertentangan dengan norma agama. c. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan jenis pelayanan kesehatan tradisional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah. Dalam menjaga kelestarian obat tradisional dan pengetahuan tentang pengobatan tradisional Indonesia, masyarakat kesempatan yang untuk meningkatkan diberi seluas-luasnya mengembangkan, dan menggunakan pelayanan kesehatan tradisional yang keamanannya. kesehatan tradisional dengan didasarkan pada keamanan, kepentingan, dan perlindungan masyarakat. Instrumen pengawasan merupakan instrumen penting dalam memberikan perlindungan bagi pasien. Pasal 60 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengatur setidak-tidaknya mengenai pengawasan terhadap penyelenggara pengobatan tradisional. Dalam Pasal 60 dinyatakan sebagai berikut : (1) Setiap orang yang melakukan pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan alat dan teknologi harus mendapat izin dari lembaga kesehatan yang berwenang. (2) Penggunaan alat dan teknologi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya serta tidak bertentangan dengan norma agama dan kebudayaan masyarakat. Penanggung jawab teknis dalam penyelenggaraan pengobatan tradisional harus seorang apoteker warga negara Indonesia. Penanggung Dewi Bunga, S.H., M.H. Pertanggungjawaban... 228 jawab teknis harus diberi wewenang kegiatan usahanya dengan penuh dan rasa tanggung jawab.4 Tanggung sarana yang cukup untuk melaksanakan tugasnya dan ikut jawab bertanggung tradisional jawab terhadap penyiapan prosedur pembuatan dan pengawasan pelaksanaan penyelenggara sangat pengobatan penting untuk menjamin kesehatan pasien. proses Penelitian dan pengawasan pembuatan, kebenaran bahan, alat tentang obat tradisional belum dan prosedur pembuatan, kebersihan banyak dilakukan sebagaimana obat- pabrik, keamanan dan mutu obat obatan medis (obat apotek). Oleh tradisional. karena itu, bahan berbahaya sering 2. Perlindungan Hukum Bagi Pasien yang Mengalami Kerugian ditemukan di dalam obat tradisional salah satunya adalah bahan kimia obat.5 Hal ini tentu sangat merugikan Pasien adalah konsumen yang harus mendapatkan perlindungan hukum. Perlindungan adalah adanya kepentingan cara hukum upaya melindungi seseorang dengan mengalokasikan suatu kekuasaan bertindak kepadanya dalam kepentingannya tersebut. untuk rangka 3 Tujuan penyelenggaran, pengembangan dan pengaturan perlindungan konsumen yang direncanakan adalah untuk meningkatkan martabat dan mengancam kondisi kesehatan pasien. Apalagi pasien tidak memiliki daya tahan tubuh yang kuat sebagaimana orang sehat. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan memberikan perlindungan hukum bagi pasien. pengobatan Penyelenggara tradisional yang merugikan pasien dapat dituntut secara pidana melalui ketentuan Pasal 191 Undang-undang Nomor 36 dan kesadaran konsumen, dan secara tidak langsung mendorong pelaku usaha dalam 3 menyelenggarakan Satjipto Rahardjo, 2003, Sisi-sisi Lain dari Hukum di Indonesia, Jakarta, Kompas, hal. 121. 4 Shidarta, 2000, Hukum Perlindungan Konsumen, Grasindo, Jakarta, hal. 18. 5 Nurheti Yuliarti, 2008, Sehat, Cantik, Bugar dengan Herbal dan Obat Tradisional, Andi, Jakarta, hal. 40. Dewi Bunga, S.H., M.H. Pertanggungjawaban... 229 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang dapat diungkap melalui penyelidikan menentukan sebagai berikut: yang komprehensif dari penegak Setiap orang yang tanpa izin melakukan praktik pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan alat dan teknologi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (1) sehingga mengakibatkan kerugian harta benda, luka berat atau kematian dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). Ketentuan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 191 Undangundang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan tersebut menjatuhkan pidana penjara dan denda bagi setiap orang yang tanpa izin melakukan praktik pelayanan kesehatan tradisional, dimana akibat perbuatan tersebut menyebabkan kerugian harta benda, luka berat atau kematian. Unsur akibat ini menjadi sangat penting untuk dipenuhi guna sempurnanya suatu perbuatan. Dalam proses penyelesaian perkara pidana, pada kenyataannya secara konvensional melalui hukum. Dalam bidang pelayanan jasa kesehatan dikenal istilah transaksi terapeutik perjanjian diikuti terapeutik. Hendrojono Soewono, dengan Menurut sejak permulaan sejarah manusia telah dikenal adanya hubungan kepercayaan antara insan-insan yaitu dokter dan penderita yang dalam jaman modern ini disebut sebagai transaksi “terapeutik” antara dokter dan pasien.7 Dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan ini dapat disamakan dengan pengobat tradisional. Ditinjau dari hubungan hukum antara pasien dengan pengobat tradisional, maka terdapat pula perjanjian terapeutik diantara mereka. Pasien mengikatkan diri dengan pengobat tradisional untuk mendapatkan pelayanan kesehatan berupa kesembuhan atas penyakit yang diderita pasien. mekanisme peradilan pidana.6 Kasus-kasus ini Peradilan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hal. 25. 7 6 yang Syaiful Bakhri, 2015, Sistem Peradilan Pidana Indonesia dalam Perspektif Pembaruan, Teori dan Praktik Hendrojono Soewono, 2007, Batas Pertanggungjawaban Hukum Malpraktek Dokter Dalam transaksi Terapentik, Srilandi, Surabaya, hal. 5. Dewi Bunga, S.H., M.H. Pertanggungjawaban... Gugatan berdasarkan perjanjian ganti wanprestasi terapeutik. kerugian undang Nomor 36 Tahun 2009 terhadap tentang Kesehatan yang menyatakan: Pengajuan (1) ganti kerugian dapat dilakukan oleh pasien terhadap pengobatan penyelenggara tradisional yang merugikan. Menurut Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Ganti kerugian yang diperoleh karena adanya wanprestasi merupakan akibat tidak (2) dipenuhinya kewajiban utama atau kewajiban tambahan yang berupa kewajiban atas prestasi utama. Bentuk-bentuk wanprestasi ini dapat berupa debitur prestasi tidak sama memenuhi sekali, debitur (3) terlambat dalam memenuhi prestasi, atau debitur 230 berprestasi tidak 8 sebagaimana mestinya. Dalam hal Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya. Tuntutan ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan tindakan penyelamatan nyawa atau pencegahan kecacatan seseorang dalam keadaan darurat. Ketentuan mengenai tata cara pengajuan tuntutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. ini debitur adalah seseorang, tenaga Pembuktian untuk gugatan kesehatan, dan/atau penyelenggara kesehatan kerugian kelalaian yang akibat menimbulkan kesalahan dalam atau pelayanan kesehatan. Gugatan ganti rugi juga dapat diajukan pasien sebagaimana yang diatur dalam Pasal 58 Undang- ganti rugi ini memang cukup sulit, sebagaimana pembuktian dalam tindak pidana malpraktik kedokteran. Alat bukti surat yang menjadi prioritas utama dalam pembuktian perkara perdata sulit didapatkan, karena dalam pengobatan tradisional tidak ada kewajiban untuk mengisi 8 Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, 2004, Hukum Perlindungan Konsumen, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 127. informed consent dan rekam medis sebagaimana yang menjadi Dewi Bunga, S.H., M.H. Pertanggungjawaban... 231 kewajiban dalam praktik kedokteran, benda, luka berat atau kematian. oleh sebab itu pengawasan terhadap Gugatan praktik pengobatan tradisional ini dilakukan terhadap seseorang, tenaga harus lebih diintesifkan agar tidak kesehatan, dan/atau penyelenggara merugikan dan menyesatkan pasien kesehatan yang menginginkan kesembuhan. kerugian kelalaian ganti rugi yang akibat Pengawasan menimbulkan kesalahan dalam atau pelayanan terhadap keberadaan obat tradisional diatur DAFTAR PUSTAKA dalam Pasal 60 Buku Nomor 36 tahun Undang-undang 2009 tentang Kesehatan yang menentukan bahwa orang dapat kesehatan. C. PENUTUP setiap juga yang melakukan pelayanan kesehatan tradisional yang Abdul Rasyid Saliman, et.Al. 2008, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan (Teori dan Contoh Kasus) Edisi 2 Cetakan 4, Kencana Renada Media Group, Jakarta. menggunakan alat dan teknologi harus mendapat izin dari lembaga kesehatan yang berwenang. Instrumen perizinan merupakan model pengawasan yang bertujuan untuk mencegah praktik pelayanan pengobatan tradisional yang membahayakan pasien. Perlindungan hukum bagi pasien yang mengalami kerugian tradisional ketentuan akibat pengobatan dilakukan pidana dengan tentang setiap orang yang tanpa izin melakukan praktik pelayanan kesehatan tradisional, dimana akibat perbuatan tersebut menyebabkan kerugian harta Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, 2004, Hukum Perlindungan Konsumen, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Firmansya, Muhammad, 2008, Tata Cara Mengurus Perizinan Usaha Farmasi dan Kesehatan, Gramedia, Jakarta. Hendrojono Soewono, 2007, Batas Pertanggungjawaban Hukum Malpraktek Dokter Dalam transaksi Terapentik, Srilandi, Surabaya. Nurheti Yuliarti, 2008, Sehat, Cantik, Bugar dengan Herbal dan Obat Tradisional, Andi, Jakarta. Dewi Bunga, S.H., M.H. Pertanggungjawaban... Satjipto Rahardjo, 2003, Sisi-sisi Lain dari Hukum di Indonesia, Jakarta, Kompas. Shidarta, 2000, Hukum Perlindungan Konsumen, Grasindo, Jakarta. Syaiful Bakhri, 2015, Sistem Peradilan Pidana Indonesia dalam Perspektif Pembaruan, Teori dan Praktik Peradilan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Sumber Hukum Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 232