Penelitian Tindakan Kelas - P3G UNM

advertisement
PSG Rayon 1 24 Univ. Negeri Makassar
Penyusun:
Prof. Dr. Hasnawi Haris, M.Hum
Prof. Dr. Jasruddin, M.Si
Prof. Dr. Fakhri Kahar, M.Si
Reviewer:
Drs. H. Bernard, MS.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Page |i
DAFTAR ISI
Halaman Judul ......................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................ ii
-
PSG Rayon 1 24 Univ. Negeri Makassar
-
-
Penelitian Tindakan Kelas .................................................................................... 1
- Pendahuluan ................................................................................................ 1
- Kegiatan Belajar 1: Pengertian, Prinsip, Tujuan dan Manfaat PTK ....................... 3
- Kegiatan Belajar 2: Identifikasi Masalah PTK .................................................... 5
- Kegiatan Belajar 3: Penyusunan Proposal (Usul) Penelitian Tindakan Kelas ......... 7
Penulisan Karya Tulis Ilmiah .............................................................................. 14
- Kegiatan Belajar 4: Mampu Merancang Karya Tulis Ilmiah ............................... 14
- Mempresentasikan Karya Ilmiah .................................................................. 18
- Sistematika Penulisan Karya Tulis Ilmiah ....................................................... 22
Daftar Pustaka ................................................................................................. 24
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | ii
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Pendahuluan
Sebagaimana ditegaskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 3, pendidikan nasional berfungsi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,
yang merupakan salah satu tujuan kemerdekaan bangsa Indonesia, seperti dinyatakan pada
alinea keempat Pembukaan UUD 1945. Oleh sebab itu, upaya untuk meningkatkan kualitas
pendidikan secara umum dan peningkatan kualitas pembelajaran secara khusus di kelas
merupakan amalan mulia karena memberikan kontribusi dalam mengisi kemerdekaan yang
telah direbut lewat pengorbanan yang besar dari pejuang bangsa.
PSG Rayon 1 24 Univ. Negeri Makassar
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan maka isu utamanya adalah
pembangunan pendidikan dalam segala aspek. Salah satu isu krusial peningkatan kualitas
pendidikan adalah efektivitas pembelajaran oleh guru profesional. Guru sebagai pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai dan mengevaluasi peserta didik membutuhkan peningkatan profesional secara
berkesinambungan dan terus menerus.
Di era kurikulum yang senantiasa mengalami pergeseran atau perubahan ini,
penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran membutuhkan guru yang juga berfungsi
sebagai peneliti secara most powerfull, yakni guru yang mampu melaksanakan tugas dan
mengadopsi strategi baru. Jika guru diinginkan mengadopsi sesuatu yang baru, maka harus
diberi waktu untuk merefleksi teori tentang bagaimana peserta didik belajar atau
memperoleh informasi.
Profesionalisasi guru dari sejak awal harus dikemas dalam rangka pembentukan ilmu
pengetahuan, dimana meneliti, menulis, dan pertemuan ilmiah adalah tiga serangkai
kegiatan yang memberikan kemampuan pembentukan pengetahuan (knowledge
construction) tersebut. Melalui penelitian tindakan kelas, seorang guru memperoleh
pemahaman tentang apa yang harus dilakukan, merefleksi diri untuk memahami dan
menghayati nilai pendidikan dan pembelajarannya sendiri, dapat bekerja secara kontekstual,
dan mengerti sejarah tentang pendidikan dan persekolahannya, demikian Stephen Kemmis
dan Robbin McTaggart (dalam Aswandi, 2006).
Terkait hal di atas, maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki potensi yang
cukup besar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran ketika diimplementasikan dengan
baik dan benar. Terminologi diimplementasi dengan baik berarti guru mencoba dengan sadar
untuk mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah
pendidikan dan pembelajaran di kelas melalui refleksi dan tindakan bermakna yang
diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara
cermat mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya.
Diimplementasikan dengan benar berarti sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian tindakan
kelas.
Sesungguhnya apabila guru merasa atau beranggapan bahwa proses pembelajaran
dalam kelas tidak bermasalah, maka PTK tidak perlu dilakukan. Namun ada guru yang tidak
obyektif dalam menilai diri sendiri, mereka telah terjebak dalam kekeliruan rutinitas tahunan
yang tidak disadari. Jika guru pada satu titik fase telah menyadari adanya masalah/problem
dalam proses belajar mengajar, maka pada saat yang sama harus lahir kesadaran untuk
mencari akar persoalannya untuk dipecahkan secara profesional. Upaya atas kesadaran
untuk memecahkan problem dalam proses pembelajaran itulah yang menjadi justifikasi
akademik untuk melakukan penelitian tindakan kelas.
Pada prinsipnya, aktivitas penelitian telah banyak dilakukan. Namun sayangnya
berbagai kegiatan penelitian tersebut kurang dirasakan dampaknya bagi peningkatan mutu
pembelajaran. Menurut Raka Joni dkk (1998) penyebabnya ada dua hal, yaitu:
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Page |1
1. Penelitian bidang pendidikan umumnya dilakukan oleh pakar atau peneliti, baik yang
bekerja di berbagai perguruan tinggi, termasuk LPTK maupun di berbagai lembaga
penelitian. Meskipun penelitian oleh pakar yang sering dilakukan di sekolah dan mungkin
juga di kelas, namun penelitian semacam ini kurang melibatkan guru dalam proses
penelitian, implementasi hasil dan pembentukan ilmu pengetahuan;
PSG Rayon 1 24 Univ. Negeri Makassar
2. Penyebarluasan (dissemination) hasil penelitian melalui publikasi ilmiah ke kalangan guru
di lapangan memakan waktu yang relatif lama bahkan sangat panjang, dan juga
disebabkan karena kurangnya kesempatan guru mengakses hasil penelitian untuk
perbaikan mutu pembelajaran. Sedangkan penyebarluasan hasil program penelitian dan
pengembangan memakan waktu yang jauh lebih panjang.
Berdasarkan kenyataan tersebut, berikut ini akan dibicarakan secara lebih
komprehensip hal-hal yang berkaitan dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kalau anda
pernah mempelajarinya, pembicaraan ini berfungsi untuk menyegarkan kembali atau
memperkaya apa yang telah diketahui. Kalau memang belum tahu secara memadai, maka
melalui pembicaraan ini akan lebih dikenal, dipahami, dan akhirnya dilaksanakan, dengan
tujuan untuk meningkatkan keberhasilan dalam mendidik, mengajar, dan melatih siswasiswa, yang akan memberikan sumbangan yang signifikan pada peningkatan kualitas
pendidikan nasional.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Page |2
Kompetensi
Sub Kompetensi
: Mampu melakukan PTK sebagai upaya peningkatan kualitas
pembelajaran
:
1. Mampu menyusun proposal PTK
2. Mampu menyusun persiapan pelaksanaan PTK
PSG Rayon 1 24 Univ. Negeri Makassar
Kegiatan Belajar 1
a. Judul
: Pengertian, prinsip, tujuan dan manfaat PTK
b. Indikator esensial
1. Mampu mengemukakan arti PTK,
2. Mampu mengemukakan prinsip-prinsip PTK
3. Mampu mengemukan tujuan dan manfaat PTK bagi guru dalam pembelajaran
Uraian Materi
1. Pengertian PTK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom action research (CAR) merupakan
bagian dari penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru dan pendidik lainnya di dalam
kelas. Penelitian tindakan pada hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakan-risettindakan- …”, yang dilakukan secara siklus, yang mana dalam setiap siklus terdiri dari
tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.
Ada beberapa jenis action research, dua diantaranya adalah individual action
research dan collaborative action research (CAR). Jadi CAR bisa berarti dua hal, yaitu
classroom action research dan collaborative action research; dua-duanya merujuk pada hal
yang sama.
Arikunto dkk (2006) mengartikan penelitian tindakan kelas sebagai suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan
dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Oleh karena itu penelitian tindakan yang
dilakukan oleh guru ditujukan untuk meningkatkan situasi pembelajaran yang menjadi
tanggung jawabnya.
Hal tersebut sejalan dengan Burns, (1999); Kemmis & McTaggrt (1982); Reason &
Bradbury (2001) dalam Madya (2007) yang menjelaskan bahwa penelitian tindakan
merupakan intervensi praktik dunia nyata yang ditujukan untuk meningkatkan situasi praktis.
Karena itu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru ditujukan untuk meningkatkan
situasi pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya dan ia disebut ”penelitian tindakan
kelas” atau PTK.
Sehubungan dengan itu, maka pertanyaan yang muncul adalah ”Kapan seorang guru
secara tepat dapat melakukan PTK?” Jawabnya: Ketika guru ingin meningkatkan kualitas
pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya dan sekaligus ia ingin melibatkan peserta
didiknya dalam proses pembelajaran. Karena itu dapat dikatakan bahwa tujuan utama PTK
adalah untuk mengubah perilaku pengajaran guru, perilaku siswa di kelas, dan/atau
mengubah kerangka kerja pelaksanaan pembelajaran di kelas oleh guru (Madya, 2006)
1. Prinsip dan Karakteristik PTK
Hopkins (dalam Aqib, 2007), mengemukakan ada enam prinsip yang harus
diperhatikan dalam PTK, yaitu: (1) Metode PTK yang diterapkan seyogyanya tidak
mengganggu komitmen sebagai pengajar; (2) metode pengumpulan data yang digunakan
tidak menuntut waktu yang berlebihan karena justru dilakukan dalam proses pembelajaran
yang alami di kelas sesuai dengan jadwal; (3) metodologi yang digunakan harus reliable; (4)
masalah program yang diusahakan atau diperhatikan adalah masalah yang merisaukan, dan
didasarkan pada tanggung jawab profesional; (5) Dalam menyelenggarakan PTK, guru harus
selalu bersikap konsisten dan memiliki kepedulian tinggi terhadap proses dan prosedur yang
berkaitan dengan pekerjaannya; (6) PTK tidak dilakukan sebatas dalam konteks kelas atau
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Page |3
mata pelajaran tertentu melainkan dengan perspektif misi sekolah secara keseluruhan.
Selain itu Arikunto (2007), ada empat prinsip PTK antara lain, (1) kegiatan nyata dalam
situasi rutin; (2) adanya kesadaran diri untuk memperbaiki kinerja; (3) SWOT (StrenghtWeaknesses-Opportunity-Threat) sebagai dasar berpijak dan (4) upaya empiris dan
sistematis dan (5) Mengikuti prinsip SMAT (Sfecific-Managable-Acceptable-Realistic-Time
bound) dalam perencanaan.
PSG Rayon 1 24 Univ. Negeri Makassar
Ditinjau dari karakteristiknya PTK setidaknya memiliki 5 karakteristik (Iskandar,2009)
antara lain (1) didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional; (2) adanya
kolaborasi dalam pelaksanaannya; (3) peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan
refleksi; (4) bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktek instruksional
dan (5) dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.
Sehubungan dengan itu, Madya (2007) mengemukakan bahwa penelitian tindakan
kelas (PTK): (1) bersifat situasional, kontekstual, berskala kecil, terlokalisasi, dan relevan
dengan situasi nyata dalam dunia kerja; (2) subyek dalam PTK termasuk siswa-siswa; (3)
dapat dilakukan dengan bekerjasama (kolaborasi) dengan guru lain yang mengajar bidang
pelajaran yang sama atau serumpun, (4) guru dituntut untuk adaptif dan fleksibel agar
kegiatan PTK yang dilakukan selaras dengan situasi yang ada, tetapi tetap mampu menjaga
agar proses mengarah pada tercapainya perbaikan. (5) guru diharapkan mampu melakukan
evaluasi diri secara kontinyu sehingga perbaikan demi perbaikan, betapapun kecilnya, dapat
diraih. (6) diperlukan kerangka kerja agar semua tindakan dilaksanakan secara terencana,
hasilnya direkam dan dianalisis dari waktu ke waktu untuk dijadikan landasan dalam
melakukan modifikasi.
2. Tujuan dan Manfaat PTK
Tujuan PTK menurut Iskandar (2009) antara lain: (1) memperbaiki dan
meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di kelas
dan atau di sekolah; (2) membantu guru dan pendidik lainnya mengatasi masalah
pembelajaran dan pendidikan di dalam dan di luar kelas; (3) mencari jawaban secara ilmiah
(rasional, sistimatis, empiris) mengapa dan bagaimana masalah pembelajaran dapat
dipecahkan melalui tindakan; (4) meningkatkan sikap profesional sebagai pendidik; (4)
menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap
proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara
berkelanjutan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka manfaat yang dapat diperoleh jika guru mau
dan mampu melaksanakan penelitian tindakan kelas, antara lain: (1) inovasi pembelajaran,
(2) pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas, dan (3) peningkatan
profesionalisme guru (Aqib, 2007).
Sejalan dengan itu, Rustam dan Mundilarto (2004) mengemukakan manfaat PTK bagi
guru, yaitu: (1) Membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran, (2) Meningkatkan
profesionalitas guru, (3) Meningkatkan rasa percaya diri guru, (4) Memungkinkan guru
secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya.
Rangkuman
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom action research (CAR) merupakan
bagian dari penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru dan pendidik lainnya di dalam kelas
yang dilakukan secara siklus, yang mana dalam setiap siklus terdiri dari tahapan
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi, yang sengaja dimunculkan
dan terjadi dalam sebuah kelas dan merupakan intervensi praktik dunia nyata untuk
meningkatkan situasi pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Pelaksanaan PTK
yang benar akan sangat membantu guru dalam peningkatan kualitas pembelajarannya, yang
pada akhirnya juga akan meningkatkan kualitas belajar siswa.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Page |4
Latihan
Bu Ani, seorang guru SD yang memiliki pengalaman mengajar selama 20 tahun. Ia
hampir setiap 2 tahun berpindah kelas dari kelas 1 hingga kelas 6 menjadi wali kelas. Dari
pengalamannya menjadi wali kelas ia menemukan banyak permasalahan di kelas. Suatu
waktu ia mengikuti seminar tentang Penelitian Tindakan Kelas. Dari mengikuti seminar itu, ia
berniat melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) hingga akhirnya ia betul-betul
melaksanakannya. Langkah yang ia lakukan pertama adalah meminta jadwal khusus ke
kepala sekolah, lalu ia kumpul seluruh siswa kelas 6 dan menyampaikannya bahwa ia mau
melakukan PTK. Diskusikan dengan teman duduk disamping anda, apakah tindakan Bu Ani
sudah tepat. Kemukakan alasan-alasannya.
PSG Rayon 1 24 Univ. Negeri Makassar
Kegiatan Belajar 2
a. Judul
: Identifikasi Masalah PTK
b. Indikator Esensial:
1. Mampu memahami permasalahan-permasalahan dalam PTK
2. Mampu mengidentifikasi masalah dalam PTK
3. Mampu memilih masalah dalam PTK
4. Mampu Membuat rumusan masalah dalam PTK
Uraian Materi
Setiap hari guru realitasnya menghadapi banyak masalah dalam menjalankan tugas
profesionalnya, seakan-akan masalah itu tidak ada putus-putusnya. Oleh karena jika ada
guru yang mengaku tidak menemukan masalah untuk melakukan PTK sungguh ironis.
Seyogyanya sebagai pendidik merenunglah barang sejenak, atau ngobrollah dengan teman
sejawat, anda pasti akan segera menemukan seribu satu masalah yang sesungguhnya telah
merepotkan anda selama ini.
Masalah
pembelajaran
dapat digolongkan dalam tiga kategori, yaitu (a)
pengorganisasian materi pelajaran, (b) penyampaian materi pelajaran, dan (c) pengelolaan
kelas. Jika anda berfikir bahwa pembahasan suatu topik dari segi sejarah dan geografi
secara bersama-sama akan lebih bermakna bagi siswa daripada pembahasan secara sendirisendiri, anda sedang berhadapan dengan masalah pengorganisasian materi. Jika anda suka
dengan masalah metode dan media, sebenarnya anda sedang berhadapan dengan masalah
penyampaian materi. Apabila anda menginginkan kerja kelompok antar siswa berjalan
dengan lebih efektif, anda berhadapan dengan masalah pengelolaan kelas. Jangan terikat
pada satu kategori saja; kategori lain mungkin mempunyai masalah yang lebih penting.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan masalah yang akan dipecahkan
dengan PTK.
1. Masalah Harusnya dibawah Kendali Guru
Jika Anda yakin bahwa faktor tidak adanya buku yang menyebabkan siswa sukar
membaca kembali materi pelajaran dan mengerjakan PR di rumah, Anda tidak perlu
melakukan PTK untuk meningkatkan kebiasaan belajar siswa di rumah. Dengan
dibelikan buku masalah itu akan terpecahkan, dan itu di luar kemampuan anda.
Dengan perkataan lain yakinkan bahwa masalah yang akan anda pecahkan cukup
layak (feasible), berada di dalam wilayah pembelajaran, yang anda kuasai dan dapat
dikendalikan. Contoh lain masalah yang berada di luar kemampuan anda adalah:
Kebisingan kelas karena sekolah berada di dekat jalan raya.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Page |5
2. Masalah Jangan yang Terlalu Luas
Adanya standar nasional mengenai sarana, prasarana, standar isi maupun standar
evaluasi merupakan masalah yang terlalu luas untuk dipecahkan melalui PTK. Faktor
yang mempengaruhi hal tersebut sangatlah kompleks. Pilihlah masalah yang
sekiranya mampu untuk Anda pecahkan.
3. Masalah Jangan yang Terlalu Kecil.
Masalah yang terlalu kecil, baik dari segi pengaruhnya terhadap pembelajaran secara
keseluruhan maupun jumlah siswa yang terlibat sebaiknya dipertimbangkan kembali.
Sangat lambatnya dua orang siswa dalam mengikuti pelajaran anda misalnya,
termasuk masalah kecil karena hanya menyangkut dua orang siswa; sementara
masih banyak masalah lain yang menyangkut kepentingan sebagian besar siswa.
Sebelum melaksanakan PTK, langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan adalah:
PSG Rayon 1 24 Univ. Negeri Makassar
1. Identifikasi Masalah
Dalam mengidentifikasikan masalah, anda sebaiknya menuliskan semua masalah yang
anda rasakan khususnya selama menjalankan tugas profesionalisme sebagai pendidik.
2. Pemilihan Masalah
Anda tidak mungkin memecahkan semua masalah yang teridentifikasikan itu secara
sekaligus, dalam suatu PTK. Masalah-masalah itu berbeda satu sama lain dalam hal
kepentingan atau nilai strategisnya. Masalah yang satu boleh jadi merupakan penyebab
dari masalah yang lain sehingga pemecahan terhadap yang satu akan berdampak pada
yang lain, dua-duanya akan terpecahkan sekaligus.
3. Deskripsi Masalah
Setelah Anda memilih salah satu masalah, deskripsikan masalah itu serinci mungkin
untuk memberi gambaran tentang pentingnya masalah itu untuk dipecahkan ditinjau dari
pengaruhnya terhadap pembelajaran secara umum maupun jumlah siswa yang terlibat.
4. Perumusan Masalah
Setelah anda memilih satu masalah secara seksama dan cermat, selanjutnya anda perlu
merumuskan masalah itu secara komprehensif dan jelas. Rumusan masalah bisa dalam
bentuk pertanyaan atau pernyataan, tetapi sebaiknya dalam bentuk kalimat tanya
dengan mengajukan alternatif tindakan yang akan dilakukan dan Sagor (1992) merinci
rumusan masalah penelitian tindakan menggunakan lima pertanyaan:
1. Siapa yang terkena dampak negatifnya?
2. Siapa atau apa yang diperkirakan sebagai penyebab masalah itu?
3. Masalah apa sebenarnya itu?
4. Siapa yang menjadi tujuan perbaikan?
5. Apa yang akan dilakukan untuk mengatasi hal itu? (tidak wajib, merupakan hipotesis
tindakan).
Beberapa contoh rumusan masalah PTK
1. Apakah penerapan pembelajaran Model Problem Based Learning dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah pada mata pelajaran X
2. Apakah pembelajaran dengan menggunakan model Realistik Mathemamical
Education dapat meningkatkan hasil belajar matematika
Rangkuman
Menemukan masalah dalam PTK merupakan langkah strategis guru dalam
memecahkan permasalahan di dalam proses pembelajarannya. Masalah tersebut dapat
digolongkan dalam tiga kategori, yaitu (a) pengorganisasian materi pelajaran, (b)
penyampaian materi pelajaran, dan (c) pengelolaan kelas.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Page |6
Kelayakan masalah untuk dapat dipecahkan melalui PTK harus memperhatikan halhal penting seperti (i) masalah di luar kendali guru, (ii) masalah yang terlalu luas, (iii)
masalah yang terlalu kecil.
Sebelum melaksanakan PTK, langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu (i)
Identifikasi masalah, (ii) Pemilihan masalah, (iii) Deskripsi masalah, dan (iv) Perumusan
masalah.
PSG Rayon 1 24 Univ. Negeri Makassar
Latihan
Sebagai guru SD (Mi), SMP (MTs), SMA (MA) atau SMK tentu saja Anda memiliki
sejumlah permasalahan yang dirasakan dan dialami dalam proses pembelajaran. Fakta
menunjukkan bahwa hampir seluruh sekolah, dari tahun ke tahun, nilai UN yang tetap masih
rendah. Seorang guru SMP bernama Malik ingin mengangkat isu atau masalah rendahnya
nilai UN di sekolahnya sebagai topik dalam melaksanakan PTK. Diskusikan dengan anggota
kelompok Anda, apakah masalah yang diangkat tersebut layak dan dapat dilakukan.
Kemukakan pula masalah-masalah yang Anda temukan di sekolah masing-masing yang layak
dan dapat dipecahkan melalui PTK.
Kegiatan Belajar 3
a. Judul
: Penyusunan Proposal (Usul) Penelitian Tindakan Kelas
b. Indikator Esensial:
1. Mampu menyusun
identifikasi masalah
2. Mampu menyusun
identifikasi masalah
komponen pokok pada suatu proposal PTK berdasarkan hasil
pembelajaran di kelas.
komponen pokok pada suatu proposal PTK berdasarkan hasil
pembelajaran di kelas.
Uraian Materi
1. Menyusun Usulan (Proposal) PTK
Kerja penelitian dimulai dengan membuat rencana. Rencana penelitian umumnya
disebut usulan penelitian. Pada umumnya usulan penelitian terdiri atas:
1. Judul Penelitian
Judul penelitian dinyatakan dengan kalimat sederhana dan spesifik, namun tampak
jelas maksud tindakan yang akan dilakukan dan dimana penelitian dilangsungkan, jika
diperlukan cantumkan penanda waktu caturwulan/semester/tahun ajaran. Atau dengan
kata lain dalam judul seharusnya ditulis adalah gambaran dari apa yang dipermasalahkan,
(misalnya: peningkatan hasil belajar) dan bentuk tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi masalahnya (misalnya penggunaan model pembelajaran kooperatif). Apabila
menggunkan sub judul, maka sub judul ditulis untuk menambahkan keterangan lebih rinci
tentang populasi, misalnya dimana penelitian dilakukan, kapan, di kelas berapa, dan lainlain.
Beberapa Contoh Judul PTK:
No
Judul PTK
1. Tebak Gambar dengan Mewarnai Daerah Bilangan sebagai Media
Alternatif Pembelajaran pada Pengembangan Daya Pikir Siswa ………..
2. Pemanfaatan Limbah Kertas Percetakan Setia Budi Sebagai Sarana
Pengembangan Keterampilan Anak pada siswa ……
3. Efektivitas Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Inggris siswa …..dengan
menggunakan Permainan Dadu
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Jenjang
TK
TK
SD
Page |7
No
4.
5.
6.
Judul PTK
Peningkatan Kemampuan Membaca Interpretatif siswa ……. dengan
pembelajaran kooperatif Jigsaw
Penggunaan Metode Gen Sederhana dalam Meningkatkan Pemahaman
Mengenai Peluang dan Harapan pada Persilangan Dua Individu dengan
Dua Sifat Beda (DIHIBRIDA) pada siswa ……..
Model Ampermeter: Suatu Upaya Pendekatan Mutu Pembelajaran Fisika
siswa ……yang Berorientasi pada Peningkatan Contextual Reading
Jenjang
SMP
Penggunaan Kartu Konsep dan Kartu Bertingkat dalam Pembelajaran
Matematika Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa …….
Model Investasi Kelompok (Group Investigation Model) sebagai
Penerapan Pembelajaran Berbasis Portofolio dalam Menciptakan Iklim
Belajar PPKN siswa …………
Simulasi Bermain Peran dalam Pembelajaran Sejarah Suatu Langkah
Efektif Menanamkan Nilai Nasionalisme dan Rasa Persatuan siswa ….
Strategi Metode Actual Learning dalam Pengintegrasian Life Skill untuk
Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Sosiologi siswa ………….
Mengorganisasi Siswa dalam Outbound Training untuk Meningkatkan
Aktivitas Pembelajaran Kimia siswa ……….
Penggunaan Teknik Eksplorasi Untuk Meningkatkan Kemampuan
Mencetuskan Gagasan dalam Melukis Dekoratif Siswa ………
Efektivitas Pembelajaran dengan Menggunakan Bola Berpita Terhadap
Prestasi Belajar Lempar Lembing siswa ……….
Rancang Bangun Layar Pengamatan Model Gerometris dalam
Meningkatkan Pemahaman Belajar Siswa ………pada Sub Kompetensi
Gambar Proyeksi
Optimalisasi Belajar Tuntas siswa …… dengan Media Pembelajaran Modul
dan Transparansi sebagai Strategi Pembelajaran dalam Mempelajari
Transmisi Otomatis.
Meningkatkan Minat Belajar IPS dengan Menggunakan Alat Peraga Multi
Guna Tabungan pada siswa ………..
Meningkatkan Kemampuan Vocational Skill Siswa Tuna Grahita dengan
Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Menggali Potensi Personal
Berdasarkan Kemampuan Motorik (Sebuah Alternatif Model Pembelajaran
Berbasis Luas)
SMP
SMP
SMP
Learning
7.
8.
9.
PSG Rayon 1 24 Univ. Negeri Makassar
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
SMP
SMP
SMA
SMA
SMA
SMA
SMK
SMK
SLB
SLTPLB
2. Pendahuluan
Tujuan PTK adalah untuk memecahkan permasalahan pembelajaran. Untuk itu pada
bagian pendahuluan ini intinya adalah paparan latar belakang penelitian. Pada bagian ini
menguraikan kondisi objektif yang mengharuskan dilaksanakannya PTK. Kondisi ini
merupakan hasil identifikasi guru terhadap masalah proses pembelajaran yang
diselenggarakan. Selain itu masalah tersebut adalah masalah penting dan mendesak
untuk dipecahkan serta dapat dilaksanakan.
3. Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah
Rumuskan masalah penelitian dalam bentuk suatu rumusan penelitian tindakan
kelas. Rumusan masalah dapat menggunakan kalimat tanya atau dapat pula
menggunakan kalimat pernyataan.
Untuk pemecahan masalah, maka harus diuraikan alternatif tindakan yang akan
dilakukan untuk memecahkan masalah. Pendekatan dan konsep yang akan digunakan
untuk menjawab masalah hendaknya sesuai dengan kaidah PTK.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Page |8
4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan proses yang akan dilakukan atau kondisi yang
diinginkan setelah dilaksanakannya PTK. Karena itu tujuan penelitian hendaknya
didasarkan pada permasalahan yang dikemukakan.
PSG Rayon 1 24 Univ. Negeri Makassar
5. Kontribusi Hasil Penelitian
Pada bagian ini dikemukakan kontribusi hasil penelitian terhadap kualitas pendidikan
atau pembelajaran yang dilakukan sehingga tampak manfaatnya terhadap siswa, guru,
maupun komponen pendidikan di sekolah lainnya. Selain itu juga harus diuraikan inovasi
yang dihasilkan dari PTK ini.
6. Kajian Pustaka (Teori)
Kajian pustaka berisikan ulasan-ulasan teori dengan konsep pembelajaran dan
konteks PTK yang telah lazim digunakan. Kajian teori ini yaitu yang menumbuhkan
gagasan dan yang mendasari usulan rancangan penelitian tindakan. Sehubungan dengan
itu, maka sebaiknya dikemukakan teori, temuan dan bahan penelitian lain yang
mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi permasalahan penelitian tersebut. Uraian ini
dapat digunakan untuk menyusun kerangka berpikir atau konsep yang akan digunakan
dalam penelitian. Di bagian akhir dikemukakan hipotesis tindakan yang menggambarkan
indikator keberhasilan tindakan yang diharapkan/diantisipasi.
7. Metodologi Pelaksanaan
Metodologi dalam PTK memuat secara jelas prosedur penelitian yang akan
dilaksanakan. Pada bagian ini dikemukakan bagian-bagian sebagai berikut:
a. Setting penelitian (deskripsi lokasi penelitian)
b. Prosedur penelitian yang akan dilakukan,
c. Objek, waktu dan lamanya tindakan serta lokasi penelitian secara jelas
d. Prosedur PTK dalam bentuk siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi, dan evaluasi-refleksi yang bersifat daur ulang.
e. Tunjukkan siklus-siklus kegiatan penelitian dengan menguraikan indikator keberhasilan
yang dicapai dalam setiap siklus sebelum pindah ke siklus berikutnya.
f. Jumlah siklus minimal 2 siklus.
g. Dalam pelaksanaan tindakan hendaknya dijelaskan peranan dan intensitas masingmasing anggota peneliti sehingga tampak dengan jelas tingkat dan kualitas kolaborasi
dalam penelitian tersebut.
Untuk dapat membantu menyusun bagian ini, disarankan untuk terlebih dahulu
menuliskan pokok-pokok rencana kegiatan dalam suatu tabel sebagaimana contoh
berikut:
Siklus
I
Perencanaan:
Identifikasi
masalah dan
penetapan
alternatif
pemecahan
masalah
Tindakan
Pengamatan
Refleksi
 Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam
PBM
 Menentukan pokok bahasan
 Mengembangkan skenario pembelajaran (RPP)
 Menyusun LKS
 Menyiapkan sumber belajar
 Mengembangkan format evaluasi pembelajaran
Menerapkan tindakan mengacu pada skenario (RPP) dan LKS
 Melakukan observasi dengan memakai format observasi
 Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format LKM
 Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan, meliputi
evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam
tindakan.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
Page |9
Siklus
II
Perencanaan
 Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi
tentang skenario, LKS, dan lain-lain.
 Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi,
untuk digunakan pada siklus berikutnya.
 Evaluasi tindakan I
 Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan
masalah
 Pengembangan progam tindakan II
Pelaksanaan program tindakan II
Pengumpulan data tindakan II
Evaluasi Tindakan II
Tindakan
Pengaamatan
Refleksi
Siklus-siklus berikutnya
Kesimpulan, saran, rekomendasi
PSG Rayon 1 24 Univ. Negeri Makassar
Sumber: Arikunto, 2006
8. Rencana Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Jadwal pelaksanaan meliputi perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan
laporan. Jadwal ini sebaiknya dibuat dalam bentuk diagram, seperti contoh berikut:
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Rencana Kegiatan
A. Persiapan
Menyusun konsep pelaksanaan
Menyepakatai jadwal dan tugas
Menyusun instrumen
Seminar konsep pelaksanaan
B. Pelaksanaan
Menyiapkan kelas dan alat
Melakukan tindakan siklus I
Melakukan tindakan siklus II
C. Penyusunan Laporan
Menyusun konsep laporan
Seminar hasil penelitian
Perbaikan laporan
Penggandaan dan pengiriman hasil
1
Waktu (Minggu ke)
2
3
4
5 6
X
X
X
X
X
X
XX
XX
X
X
X
X
X
Kerangka isi Usulan PTK
Bab Pendahuluan
Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah,
Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian
Bab Kajian/Tinjauan Pustaka
Bab Metodologi Pelaksanaan
Penjelasan mengenai kegiatan pendukung
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 10
Contoh: Sampul Usulan PTK
PSG Rayon 1 24 Univ. Negeri Makassar
PENINGKATAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI VARIASI GAYA
MENGAJAR DI SEKOLAH X KECAMATAN ..........................
KABUPATEN …………………..
USUL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Oleh
NAMA LENGKAP
SEKOLAH X
KECAMATAN ……… KABUPATEN…………
TAHUN…….
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 11
Contoh: Lembar Pengesahan:
Judul
1.
2.
3.
4.
: Peningkatan Efektivitas Pembelajaran IPS Melalui Gaya Mengajar di Sekolah X
Kecamatan …………….. Kabupaten …………………..
Identitas Peneliti
:
a. Nama
:
b. NIP
:
c. Gol/Ruang
:
d. Jabatan
: Guru Utama Muda
e. Unit Kerja
: Sekolah X
Lokasi Penelitian
: Sekolah X
Lama Penelitian
: 3 Bulan (Agustus – Oktober 2011)
Biaya Penelitian
: Mandiri
PSG Rayon 1 24 Univ. Negeri Makassar
Makassar,…………………….2013
Peneliti,
Nama: …………………….
NIP: ………………………
Mengetahui/Mengesahkan
Ketua PGRI Kabupaten XX
Nama:………………………
NIP:………………………...
Kepala Sekolah X
Nama: ………………….
NIP: ……………………
a. Laporan Penelitian Tindakan Kelas
Apabila guru sebagai peneliti telah merasa cukup dengan siklus-siklus kegiatan
penelitiannya, maka langkah berikutnya adalah menyusun laporan kegiatan. Penyusunan
laporan ini tidak akan menjadi sulit apabila guru sebagai peneliti sejak awal disiplin mencatat
apa saja yang sudah dilakukan.
Ada berbagai sistematika dalam penyusunan Laporan Akhir Hasil Penelitian Tindakan
Kelas, salah satu diantaranya yaitu yang diperkenalkan Dirjen Dikti (2005) sebagai berikut:
 Lembar Judul Penelitian
 Lembar Identitas dan Pengesahan
 Abstrak
 Daftar Isi
 Daftar Tabel
 Daftar Gambar
 Daftar Lampiran
 Pendahuluan
 Kajian Pustaka
 Pelaksanaan Penelitian
 Hasil Penelitian dan Pembahasan
 Simpulan dan Saran
 Daftar Pustaka
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 12
Rincian dari setiap bagian laporan PTK adalah sebagai berikut:
a. Abstrak
Pada bagian ini dituliskan dengan ringkas hal-hal pokok tentang (a) permasalahan,
khususnya rumusan masalah, (b) tujuan, (c) prosedur pelaksanaan PTK, dan (d) hasil
penelitian.
b. Pendahuluan
Memuat unsur latar belakang masalah, data awal tentang permasalahan, pentingnya
masalah dipecahkan, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian.
PSG Rayon 1 24 Univ. Negeri Makassar
c. Kajian Pustaka
Menguraikan teori terkait dan temuan penelitian yang relevan, yang member arah pada
pelaksanaan PTK dan usaha peneliti membangun argumen teoretis bahwa dengan
tindakan tertentu dimungkinkan dapat meningkatkan mutu proses serta hasil pendidikan
dan pembelajaran, bukan untuk membuktikan teori. Bab ini diakhiri dengan hipotesis
tindakan.
d. Pelaksanaan Penelitian
Mengandung unsur: Setting penelitian (deskripsi lokasi), waktu, mata pelajaran,
karakteristik siswa di sekolah sebagai subjek penelitian. Kejelasan tiap siklus; rancangan,
pelaksanaan, cara pemantauan beserta jenis instrumen, usaha validasi hipotesis dan cara
refleksi. Tindakan yang dilakukan bersifat rasional dan feasible serta collaborative.
e. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Menyajikan uraian masing-masing siklus dengan data lengkap, mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan
dan kelemahan yang terjadi. Perlu ditambahkan hal mendasar, yaitu hasil perubahan
(kemajuan) pada diri siswa, lingkungan, guru sendiri, motivasi dan aktivitas belajar,
situasi kelas, dan hasil belajar
f. Simpulan dan Saran
Menyajikan simpulan hasil penelitian sesuai dengan tujuan penelitian. Berikan saran
tindak lanjut berdasarkan pembahasan hasil penelitian.
g. Daftar Pustaka
Memuat semua sumber pustaka yang digunakan dalam penelitian secara alfabetis.
h. Lampiran-lampiran
Memuat instrumen penelitian, personalia tenaga peneliti, riwayat hidup masing-masing
peneliti, data penelitian, dan bukti lain pelaksanaan penelitian.
Latihan
Permasalahan-Permasalahan dibawah ini merupakan kasus-kasus dalam pembelajaran,
diantaranya adalah: Rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran
(i) Kurangnya motif berprestasi siswa
(ii) Konsentrasi siswa yang kurang dalam mengikuti pelajaran
(iii) Penerapan model-model pembelajaran yang kurang variatif
(iv) Penggunaan media pembelajaran yang tidak produktif
(v) Pengelolaan kelas yang kurang berhasil
(vi) Prestasi belajar siswa yang rendah
(vii) …….(permasalahan yang ditemukan di sekolah masing-masing)
Pilihlah salah satu atau lebih permasalahan di atas untuk diangkat menjadi salah satu
topik dalam PTK. Lalu anda menyusunnya dalam bentuk proposal PTK yang utuh.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 13
PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
Kegiatan Belajar 4
Kompetensi
Sub Kompetensi
Indikator Esensial
: Mampu Merancang Karya Tulis Ilmiah
: Merancang garis besar karya tulis ilmiah
: Menyusun abstrak KTI berdasarkan deskrispsi pelaksanaan penelitian
PSG Rayon 1 24 Univ. Negeri Makassar
MATERI:
I. Pendahuluan
Suatu karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang
memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau
sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh
masyarakat keilmuan. Terdapat berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian,
makalah seminar atau simposium, artikel jurnal, yang pada dasarnya kesemuanya itu
merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, kesimpulan, dan informasi lain yang
terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan ( referensi) bagi ilmuwan lain dalam
melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Dalam prakteknya, untuk menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan
praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Yang disebut terakhir ini umumnya merupakan laporan
penelitian berskala kecil tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu makalah yang
ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa
berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis pakar-pakar dalam bidang
persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa
sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.
II. Sifat dan Isi Tulisan Karya Ilmiah
Sifat dan isi tulisan karya ilmiah setidaknya memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Kreatif dan Objektif
a. Tulisan berisi gagasan (ide) yang kreatif untuk mencari solusi suatu pemasalahan
yang berkembang dalam masyarakat. Tulisan itu merupakan hasil pemikiran secara
divergen atau pemikiran yang terbuka.
b. Tulisan tidak bersifat emosional atau tidak menonjolkan permasalahan subjektif.
c. Tulisan didukung oleh data yang dan/atau informasi terpercaya.
d. Bersifat asli (bukan karya jiplakan dan bukan rekayasa) dan menjauhi duplikasi.
2. Logis dan sistematis
a. Tiap langkah penulisan dirancang secara sistematis dan runtut.
b. Pada dasarnya karya tulis ilmiah memuat unsur-unsur identifikasi masalah, analisissintesis, simpulan dan sedapat mungkin memuat saran-saran.
3. Isi tulisan berdasarkan telaah pustaka dan/atau hasil pengamatan/ interview, tetapi
bukan hasil penelitian eksperimental (yaitu penelitian yang memberikan perlakuan pada
objek yang diamati)
4. Materi karya ilmiah merupakan isu mutakhir (current issues) atau aktual.
III. Bahasa
Karya tulis ilmiah, sesuai dengan sifatnya, harus ditulis dengan memperhatikan halhal sebagai berikut:
1. Gunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar (sesuai dengan kaidah Bahasa
Indonesia).
2. Pilihlah kata-kata yang tepat, benar, dan lazim.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 14
PSG Rayon 1 24 Univ. Negeri Makassar
3. Susunlah kalimat yang singkat, tetapi jelas (subjek, predikat, objek, dan keterangannya
jika ada).
4. Hindarilah penggunaan singkatan dan akronim. Jika terpaksa menggunakan singkatan
dan akronim, harus ditulis selengkapnya lebih dahulu. Setelah itu singkatannya dapat
digunakan terus sampai karya tulis itu selesai.
Contoh:
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK)
Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat),
5. Gunakanlah istilah-istilah Indonesia. Jika terpaksa menggunakan istilah asing karena
belum ada istilah Indonesianya, tulislah istilah asing itu dalam bahasa asing yang benar,
kemudian istilah itu ditulis miring
6. Gunakanlah istilah penulis (bukan pengarang atau kata ganti orang pertama kami, kita,
dan saya) untuk sebutan diri.
7. Penulisan harus taat asas/konsisten.
8. Buatlah paragraf (alinea) yang seimbang jumlah kalimatnya dan jelas pengait antar
kalimatnya.
IV. Judul Tulisan/Penelitian
Judul suatu karya ilmiah menggambarkan keseluruhan isi tulisan. Judul diangkat dari
intisari tema-topik tulisan. Apabila seseorang membaca judul karya tulis ilmiah, maka
diharapkan mendapatkan gambaran umum mengenai masalah yang menjadi pokok tulisan.
Bagian-bagian atau unsur-unsur yang dapat membentuk judul, terdiri dari:
 Objek tulisan
 Subjek tulisan
 Ruang lingkup tulisan
 Jenis tulisan
Judul karya tulis ilmiah harus menggunakan bahasa baku dan bersifat singkat, padat
dan jelas. Secara teknis, judul diketik dengan huruf besar (kapital), hendaknya ekspresif,
sesuai dengan dengan masalah yang ditulis dan tidak membuka peluang adanya penafsiran
ganda.
V. Menuliskan Daftar Pustaka
Karya ilmiah perlu dilengkapi dengan daftar pustaka, yang memaparkan karya ilmiah
lain yang digunakan sebagai rujukan. Agar dapat ditelusuri orang lain penulisan karya ilmiah
rujukan tersebut perlu memuat nama pengarang, judul karya ilmiah, tahun penerbitan, serta
penerbitnya. Tata cara penulisan daftar pustaka perlu juga memberikan isyarat apakah karya
ilmiah yang dirujuk itu berupa buku, jurnal, makalah seminar, laporan penelitian yang tidak
dipublikasi, dokumen Web, dll. Oleh karenanya ada tata cara yang ditetapkan untuk
menuliskan daftar pustaka. Namun demikian terdapat banyak versi tata cara penulisan daftar
pustaka, bergantung pada tradisi yang dipegang oleh masyarakat keilmuan dalam masingmasing bidang.
Tata cara apapun dapat saja dipakai asalkan pemakaiannya konsisten. Namun
demikian apabila karya ilmiah kita ingin dipublikasikan dalam jurnal tertentu, kita harus
menyesuaikan diri dengan tata cara penulisan daftar pustaka yang ditetapkan oleh redaksi
jurnal tersebut.
VI. Sistematika Karya Ilmiah
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Latar belakang penulisan merupakan gambaran umum yang berisi alasan mengapa
memilih topik karya tulis tersebut dan untuk menunjukkan mengapa topik tersebut penting.
Latar belakang masalah perlu memaparkan secara jelas dan didukung oleh data-data, faktaModul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 15
PSG Rayon 1 24 Univ. Negeri Makassar
fakta dan alasan-alasan yang logis mengenai penting serta layaknya tulisan tersebut
diangkat. Pada bagian ini mencakup masalah tentang alasan mengangkat masalah tersebut
menjadi karya tulis dan penjelasan tentang makna penting serta menariknya masalah
tersebut untuk ditelaah.
Suatu masalah atau topik, diangkat menjadi tulisan dalam karya ilmiah disebabkan
oleh beberapa hal, antara lain:
1. Masalah itu menyangkut kepentingan umum baik mendesak maupun tidak.
2. Masalah itu merupakan bagian dari mata rantai masalah yang jika tidak carikan solusi
pemecahannya berpotensi melahirkan masalah baru.
3. Masalah itu penting dimana pemecahannya dapat mengisi kekosongan atau kekurangan
ilmu pengetahuan.
Dalam suatu penulisan latar belakang, sesungguhnya juga harus mengungkapkan
mengenai harapan atau keadaan yang diinginkan dari suatu masalah atau topik yang
diangkat. Pada saat yang sama, juga harus mengungkapkan fakta atau kenyataan faktual
dari masalah atau topik yang diangkat. Kesenjangan atau gap antara harapan (das sein) dan
kenyataan (das sollen) melahirkan masalah. Masalah-masalah yang terkait dengan topik
penulisan harus diidentifikasi.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Mengidentifikasi masalah dimaksudkan untuk menguraikan lebih jelas mengenai
masalah (gap das sein dan das sollen) yang terdapat dalam latar belakang masalah. Di
dalamnya berisi rumusan eksplisit masalah yang terkandung pada suatu fenomena.
Fraenkel dan Wallen (1990:22) mengemukakan rumusan masalah yang baik
mempunyai ciri-ciri yakni:
1. Masalah harus harus feasible: masalah yang diangkat harus dapat dicarikan solusinya
melalui sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana, tenaga dan waktu;
2. Masalah harus jelas: seluruh pembaca memberi persepsi yang sama terhadap masalah
yang diteliti (dikaji);
3. Masalah harus signifikan: jawaban masalah yang diberikan harus mampu memberikan
kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemecahan
masalah kehidupan manusia.
Bentuk-bentuk rumusan masalah dapat dibedakan atas tiga bagian, yaitu:
a. Permasalahan deskriptif: permasalahan yang berkenaan dengan variabel mandiri.
Contoh: Bagaimana sikap masyarakat terhadap KB Mandiri?
b. Permasalahan komparatif: permasalahan yang bersifat membandingkan keberadaan
suatu variabel pada dua sampel atau lebih. Contoh: Adakah perbedaan produktifitas
kerja antara pegawai negeri dan pegawai swasta?
c. Permasalahan asosiatif: permasalahan yang menghubungkan antara dua varibel.
Permasalahan model ini terdiri atas tiga bentuk, yaitu hubungan simetris, hubungan
kausal maupun interaktif. Contoh:
1. Adakah hubungannya antara semut di pohon dengan tingkat manisnya buah?
(hubungan simetris)
2. Adakah pengaruh gaji terhadap prestasi kerja? (hubungan kausal)
3. Hubungan antara motivasi dengan prestasi. (hubungan interaktif: saling
mempengaruhi)
Rumusan masalah melahirkan konsekuensi ilmiah terutama terhadap maksud dan
tujuan penulisan, kegunaan, kerangka pikir dan metode penelitian. Dalam rumusan masalah
ini harus dirumuskan dengan tegas dan jelas batasannya, atau dengan kata lain dirumuskan
dalam kalimat yang spesifik. (Poin-poin dalam rumusan masalah inilah yang harus diuraikan
dalam pokok bahasan-sub pokok bahasan dalam suatu kajian).
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 16
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan berangkat dari rumusan masalah yang ada. Biasanya sejumlah
tujuan penelitian (penulisan) harus sesuai dengan sejumlah rumusan masalah. Dengan
perkataan lain, menjelaskan hal-hal yang ingin dicapai peserta melalui karya tulis tersebut
berkaitan dengan permasalahan yang dikemukakan.
PSG Rayon 1 24 Univ. Negeri Makassar
D. Telaah Pustaka
Telaah pustaka berisi:
1. Uraian yang menunjukkan landasan teori dan konsep-konsep yang relevan dengan
masalah yang dikaji. Landasan teori bersumber dari pendapat para ahli melalui bukubuku, internet, majalah, hasil penelitian atau peraturan perundang-undangan.
2. Uraian mengenai pendapat berkaitan dengan masalah yang dikaji. Uraian mengenai
pemecahan masalah yang pernah dilakukan. Hal ini untuk menunjukkan orisinalitas
penulisan
E. Metode Pengumpulan Data
Jika tulisan ilmiah tersebut menggunakan data, maka harus menjelaskan secara
lengkap metode pengumpulan data yang digunakan; serta alasan mengapa memilih metode
dan data tersebut, misalnya: studi kepustakaan, observasi lapangan, interview, dll;
sedangkan data dapat berupa data primer maupun sekunder.
F. Ruang Lingkup Penulisan
Menjelaskan mengenai wilayah yang menjadi pembahasan dalam karya tulis, serta
keterbatasan-keterbatasan kalau seandainya ada. Misalnya saja ruang lingkup penelitian
yang dilakukan adalah dalam lingkup sekolah tertentu, periode penelitian, jenis kegiatan
yang diteliti dan sebagainya.
Pada sisi lain, sistematika suatu karya ilmiah sangat perlu disesuaikan dengan
sistematika yang diminta oleh media publikasi (jurnal atau majalah ilmiah), sebab bila tidak
sesuai akan sulit untuk dimuat. Sedangkan suatu karya ilmiah tidak ada artinya sebelum
dipublikasi. Walaupun ada keragaman permintaan penerbit tentang sistematika karya ilmiah
yang akan dipublikasi, namun pada umumnya meminta penulis untuk menjawab empat
pertanyaan berikut: (1) Apa yang menjadi masalah?; (2) Kerangka acuan teoretik apa yang
dipakai untuk memecahkan masalah?; (3) Bagaimana cara yang telah dilakukan untuk
memecahkan masalah itu?; (4) Apa yang ditemukan?; serta (5) Makna apa yang dapat
diambil dari temuan itu?
Tentu saja sistematika karya ilmiah ini tidak baku, atau harga mati. Sistematika karya
ilmiah sangat bergantung pada tradisi masyarakat keilmuan dalam bidang terkait, jenis karya
ilmiah (makalah, laporan penelitian, skripsi). Dalam suatu karya ilmiah yang mempunyai
tingkat keformalan yang tinggi, seperti misalnya skripsi, sistematika penulisan lebih baku,
dan beberapa paparan lainnya sering diminta dari mahasiswa, seperti simpulan dan
rekomendasi (saran) pada bagian akhir, atau kata pengantar pada bagian awal.
Banyak jurnal dan majalah meminta abstrak, yakni rangkuman informasi yang ada
dalam dokumen laporan, makalah, atau skripsi, lengkapnya. Abstrak yang ditulis secara baik
memungkinkan pembaca mengenali isi dokumen lengkap secara secara cepat dan akurat,
untuk menentukan apakah isi dokumen sesuai dengan bidang minatnya, sehingga dokumen
tersebut perlu dibaca lebih lanjut. Abstrak sebaiknya tidak lebih dari 250 kata (dalam satu
atau dua paragraf), menyatakan secara singkat tujuan dan lingkup penelitian/pengkajian,
metode yang digunakan, rangkuman hasil, serta kesimpulan yang ditarik.
G. Bagian Isi /Analisis-Pemecahan Masalah/Pembahasan
Analisis permasalahan didasarkan pada data dan/atau informasi serta telaah pustaka
untuk menghasilkan alternatif model pemecahan masalah yang kreatif. Sub-bab ini berisi
analisis penulis terhadap masalah yang merupakan gap antara hal/kondisi yang ada di
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 17
PSG Rayon 1 24 Univ. Negeri Makassar
lapangan dengan kriteria yang ideal dan bukan deskripsi atas temuan yang sudah
diungkapkan sebelumnya. Dalam sub-bab ini fokus pembahasan lebih pada interpretasi atas
hasil penelitian atau data-data yang telah diungkapkan sebelumnya. Penulis dapat
menjelaskan mengenai kecenderungan apa yang terjadi, arti dari kecenderungan tersebut,
hubungan dan perbandingan data, rasio-rasio, dll. Analisis tidak harus selalu kuantitatif,
dapat juga kualitatif. Penulis dapat menggunakan alat ukur seperti: SWOT,
Balancescorecard, Fishbone, dll, dalam menganalisis data. Namun jika tidak mungkin datadata cukup dideskripsikan saja.
Pemecahan masalah merupakan pengembangan alternatif solusi/pemecahan masalah
yang mungkin/dapat dipilih untuk memecahkan permasalahan. Selanjutnya penulis
merekomendasikan solusi terbaik yang dapat dipertanggungjawabkan.
H. Simpulan dan Saran
Merupakan uraian secara singkat mengenai isi dari karya tulis, terutama uraian
singkat atas pokok masalah, analisis data dan pembahasan. Kesimpulan harus konsisten
dengan analisis permasalahan.
Atas hasil analisis dan pembahasan masalah, diharapkan ada saran-saran yang dapat
diberikan. Saran disampaikan berupa kemungkinan atau prediksi transfer gagasan dan
adopsi teknologi.
I. Bagian Akhir
1. Daftar pustaka ditulis untuk memberi informasi sehingga pembaca dapat dengan
mudah menemukan sumber yang disebutkan. Penulisan daftar pustaka untuk buku
dimulai dengan menulis nama pengarang, tahun penerbitan, judul buku, tempat
terbit, dan nama penerbit. Penulisan daftar pustaka untuk jurnal dimulai dengan
nama penulis, tahun, judul tulisan, nama jurnal, volume dan nomor halaman.
Penulisan daftar pustaka yang diperoleh dari internet ditulis alamat websitenya.
2. Daftar Riwayat Hidup (biodata atau curriculum vitae) peserta minimal mencakup
nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, karya-karya ilmiah yang pernah dibuat,
penghargaan-penghargaan ilmiah yang pernah diraih.
Lampiran (jika diperlukan)
Mempresentasikan Karya Ilmiah
Mempresentasikan karya ilmiah merupakan tahapan penting dari suatu karya tulis
terutama jika hendak dinilai kelayakan dan kepatutannya. Tidak jarang terjadi, karya ilmiah
yang berkualitas akhirnya dinilai rendah oleh seseorang disebabkan cara
mempresentasikannya kurang baik. Suaranya datar dan terlalu pelan, tidak menarik. Waktu
yang digunakan untuk memberikan presentasi terlalu lama, sehingga membosankan bagi
pendengarnya.
Kemampuan memberikan sebuah presentasi yang baik merupakan modal yang
sangat penting. Jika Anda bekerja di sebuah perusahaan, pasti Anda harus memberikan
presentasi, baik kepada atasan maupun kepada client dari perusahaan Anda. Jadi
kemampuan memberikan presentasi sangat esensial bagi seorang sarjana.
Demikian pula dalam pertemuan formal, seminar, konferensi, sering kali kita
dengarkan presentasi yang membosankan. Pembicara yang berbicara melantur, terlalu lama,
tidak menarik, dan membosankan. Mengapa mereka tidak menyadari hal ini?
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mempresentasikan karya ilmiah.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika kita memberikan presentasi, antara
lain:
1. Pendengar (audience),
2. Lamanya waktu presentasi,
3. Sifat dari presentasi (formal, informal).
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 18
PSG Rayon 1 24 Univ. Negeri Makassar
Pengetahuan tentang audience dari presentasi sangat penting. Presentasi di depan
orang yang mengerti teknis (misalnya dalam sidang ujian skripsi, tesis atau tugas akhir)
berbeda dengan presentasi di depan juri lomba karya tulis ataupun masyarakat umum yang
tidak suka detail. Orang yang mengerti teknis akan merasa kesal apabila narasi
penjelasannya terlalu bertele-tele kepada hal-hal yang tidak esensial apalagi yang terkesan
menggurui. Sementara manajer eksekutif akan bosan dan bingung jika Anda menggunakan
istilah teknis (dan memberikan rumus matematik yang njlimet).
Secara faktual yang paling berat adalah menyampaikan presentasi di depan audience
yang memiliki latar belakang berbeda. Bagi yang sudah mengerti, presentasi mungkin akan
menjadi membosankan. Hal ini terjadi jika kita menyajikan materi seminar untuk publik.
Penguasaan akan waktu merupakan hal yang sangat krusial. Banyak pembicara atau orator
yang bagus yang tidak dapat mengendalikan waktunya, biasanya molor, sehingga memberi
dampak negatif.
Dampak negatif ini terasa kepada audience, pembicara lain, penguji, dan panitia (jika
ini terjadi dalam sebuah seminar). Usahakan tepat waktu. Justru salah satu kemampuan
yang harus dimiliki seorang pembicara adalah menempatkan diri dengan waktu yang
diberikan. Kemampuan menjelaskan sesuatu dalam waktu yang singkat merupakan bukti
kecerdasan dan penguasaan materi oleh presenter tersebut.
Mempersiapkan presentasi
Persiapan sebelum melakukan presentasi merupakan sebuah aktivitas yang esensial.
Seperti halnya pertandingan olahraga, perlu dipersiapkan strategi untuk memenangkan
pertandingan. Sebuah tim sepakbola, misalnya, tidak akan turun ke lapangan tanpa
membuat persiapan strategi yang akan dilakukan. Persiapan presentasi meliputi beberapa
hal sebagai berikut:
1. Mengetahui karakteristik target pendengar (audience) dan jumlahnya;
2. Jenis presentasi (formal, informal);
Ad.1. Mengetahui target pendengar
Mengetahui target pendengar merupakan salah satu aktivitas yang penting. Beberapa
contoh target yang berbeda antara lain:
 Penguji sidang tesis. Biasanya pendengar adalah orang yang memiliki pengetahuan
teknis cukup tinggi, jadi jangan terlalu berkesan menggurui. Jumlah pendengar
biasanya sedikit sehingga presentasi bisa lebih interaktif dan serius.
 Seminar umum. Biasanya jumlahnya banyak dengan latar belakang yang berbedabeda. Umumnya mereka ingin belajar dari Anda. Untuk itu perlu Anda pikirkan nilai
tambah apa yang dapat mereka peroleh setelah mendengarkan presentasi Anda?
Mereka pulang mendapatkan apa? Seminar yang dihadiri oleh pejabat-pejabat,
biasanya bersifat formal meskipun bukan berarti Anda tidak dapat melawak.
Seminar juga sering dihadiri oleh mahasiswa, tapi kadang-kadang ada acara khusus
yang lebih banyak mahasiswanya. Untuk acara jenis ini, biasanya pembicaraan harus
lebih informal dan santai (populer), dan dapat disertai dengan humor atau lawakan.
Siapkan gurauan jika waktunya memungkinkan. Mahasiswa terkadang responsif
terhadap yang sifatnya hura-hura namun seringkali tidak responsif untuk topik yang
formal. Pada bagian tanya jawab biasanya sepi.
Persiapan teknis
Secara teknis, beberapa hal yang perlu dipersiapkan, antara lain:
1. Materi presentasi (slide, transparan, materi elektronik, handout atau makalah yang akan
dibagikan);
2. Komputer, notebook, atau perangkat elektronik yang digunakan;
3. Percobaan presentasi untuk menghitung lamanya waktu presentasi.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 19
PSG Rayon 1 24 Univ. Negeri Makassar
Perhatikan bahwa materi presentasi dapat dibaca dengan mudah oleh pendengar.
Handout (fotocopy) seringkali tidak dapat dibaca dengan mudah karena penggunaan font
yang terlalu kecil, atau warna font gelap (misalnya merah) dengan latar belakang gelap
(misalnya biru tua).
Pastikan perangkat elektronik yang digunakan bekerja dengan baik. Seringkali
presentasi tertunda gara-gara alat panel LCD yang digunakan tidak cocok dengan komputer
atau notebook yang digunakan sehingga gambar tidak muncul di layar.
Pelaksanaan presentasi
Setelah persiapan dilakukan, kini tibalah saatnya anda mengeksekusi rencana yang
telah disiapkan. Dalam melakukan presentasi, perhatikan hal-hal yang akan dibahas seperti
berikut.
1. Ketepatan waktu
Salah satu kunci rahasia kesuksesan sebuah presentasi adalah “tepat waktu”.
Seseorang harus banyak belajar dan bereksperimen untuk menempatkan waktu sehingga
akhirnya pembicara punya perasaan (feeling) tentang waktu yang dibutuhkan untuk
mempresentasikan. Presentasi yang terlalu cepat selesai tidak baik. Kesan yang dapat
ditimbulkan adalah pembicara tidak menguasai topik dan terlihat bodoh. Pada saat yang lain,
presentasi yang terlalu lama juga tidak baik. Jika presentasi terlalu cepat selesai yang terlihat
bodoh adalah sang pemberi presentasi, maka presentasi yang terlalu lama akan memberikan
kekesalan kepada pendengar. Jika pendengar sudah kesal, maka apa pun yang anda
katakan tidak akan didengar lagi. Vonis sudah dijatuhkan. Nilai Anda akan sangat rendah.
Demikian pula dalam memberikan presentasi (di seminar misalnya), jika kita terlalu
banyak berbicara, maka kesan menggurui dan ingin memonopoli pembicaraan akan muncul.
Bicara seperlunya saja. Jika memang tidak perlu bicara, tidak usah berbicara. Ketika
berbicara, perhatikan pendengar. Apabila mereka menguap, melihat jam, merenung-renung,
mencorat-coret di kertas notes, dan menunjukkan tanda-tanda kejenuhan lainnya, maka
percepat presentasi. Selesaikan dengan segera.
Sekali lagi, jangan sekali sekali terlalu lama berbicara. (Lebih baik terlalu cepat selesai
daripada terlalu lama, tapi tentunya lebih baik jika tepat waktu.)
Teknik dalam menghadapi pendengar
Salah satu tugas pembicara dalam melakukan presentasi adalah menghadapi
pendengar (audience). Banyak orang yang gemetar dalam melakukan hal ini. Memang hal ini
tidak mudah dan membutuhkan latihan. Ada beberapa teknik yang dapat dikemukakan
antara lain:
1. Seorang pembaca menanyakan mengenai kata pembukaan. Kata pembukaan bergantung
kepada bentuk acara, pendengar, dan kebiasaan yang berlaku di tempat tersebut. Untuk
acara seminar yang dihadiri oleh mahasiswa, kata pembukaan bisa sedikit santai. Namun
untuk ujian skripsi atau tesis dengan penguji yang terbatas, biasanya agak lebih formal.
Kebiasaan setempat juga menentukan kata pembukaan. Yang pasti, kata pembukaan
jangan berlama-lama karena dia akan mengambil waktu presentasi kita yang sudah
sangat singkat. Untuk acara yang lebih informal, misalnya seminar, kadang-kadang
orang memulainya dengan guyonan (joke). Ini kebiasaan orang Barat (Westerner). Jika
diperhatikan, orang Barat biasanya memulai presentasi dengan guyonan, sementara
orang Indonesia biasanya memulai presentasi dengan permohonan maaf;
2. Ketika menjelaskan sebuah slide, kadang-kadang (tidak selalu) Anda perlu menunjuk
sesuatu di layar. Tunjukkan bagian itu dengan pointer, laser pointer, atau jika terpaksa
dengan telunjuk. Jangan hanya mengatakan “seperti ini atau itu" tanpa menunjukkan
mana yang dimaksud dengan “ini" atau “itu". Ada juga mahasiswa yang matanya selalu
terpaku pada slide diatas Over Head Projector (OHP) sehingga dia tidak tahu bahwa
proyeksi di layar (yang terlihat oleh pendengar) miring-miring atau bahkan posisi slide
terlalu bawah sehingga tidak dapat dilihat oleh pendengar;
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 20
PSG Rayon 1 24 Univ. Negeri Makassar
3. Jangan terlalu sering membelakangi pendengar. Seringkali pembicara melihat layar dan
membelakangi pendengar seolah-olah dia takut bertatap muka dengan pendengarnya;
4. Perhatikan raut wajah dari para pendengar. Apakah mereka sudah bosan? bingung?
tersenyum? Jadikan ini menjadi umpan balik bagi strategi presentasi Anda. Seringkali
pada saat mengikuti presentasi skripsi atau tesis dimana mahasiswa tidak pernah melihat
ke arah pendengar. Kalau penguji sudah bosan semua, hentikan presentasi atau sudahi
sesegera mungkin karena mereka tidak akan mendengarkan dan lebih suka jika berhenti;
5. Ketika memberikan presentasi, Anda harus convincing atau meyakinkan. Bagaimana
pendengar akan percaya dengan apa yang Anda presentasikan jika anda sendiri
kelihatannya tidak percaya? Namun juga jangan sampai menjadi berkesan terlalu arogan
atau sok tahu;
6. Dalam menghadapi pertanyaan, dengarkan dahulu pertanyaannya. Kalau perlu, catat
dahulu pertanyaan tersebut. Jangan cepat-cepat ingin menjawab atau bahkan memotong
pertanyaan pendengar, kecuali jika anda merasa penanya ini terlalu berlarut-larut dalam
mengutarakan pertanyaannya. (Sering kali orang berputar-putar dan tidak to the point
dalam mengutarakan pertanyaan.) Menunggu penanya selesai juga memberikan waktu
kepada kita untuk memikirkan jawabannya;
7. Jangan pernah ngotot dengan penanya. Kita boleh saja berbeda pendapat. Jika ada
penanya yang ngotot, kemudian Anda sudah menjelaskan akan tetapi dia tetap ngotot,
maka Anda sepakati saja bahwa Anda dan sang penanya berbeda pendapat.
Teknik menggunakan presentasi elektronik
Penggunaan komputer atau notebook dalam presentasi sudah merupakan hal yang
lumrah. Bahkan di beberapa institusi, penggunaan komputer merupakan hal yang standar.
Umunya presentasi dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Power Point,
meskipun ada program-program lain yang juga dapat digunakan.
Penggunaan media elektronik, seperti penggunaan Microsoft Power Point ini,
mengundang debat. Ada sebuah artikel di NY Times2 yang mengatakan bahwa Power Point
ini membuat kita menjadi bodoh. Alasannya adalah alat bantu ini memaksa kita untuk
memenggal kata dan data sehingga tidak dikenali lagi. Dia mencontohkan bahwa batasan 40
kata dalam satu slide merupakan salah satu contoh pemaksaan yang buruk. Sesungguhnya
sebagai alat bantu, manfaat dan efeknya tergantung kepada siapa yang menggunakannya.
Untuk itu kuasailah cara penggunaan media elektronik dengan baik.
Penggunaan media elektronik ini memiliki karakteristik tertentu yang harus dikuasai
oleh presenter. Berikut ini berapa saran yang dapat Anda gunakan.
1. Dalam satu slide, usahakan gunakan kata-kata sesingkat mungkin sehingga layar tidak
dipenuhi dengan tulisan. Utamakan menggunakan point form. Penjelasan dari point-point
tersebut yang akan Anda presentasikan. Kemampuan Anda membuat tulisan yang
singkat ini merupakan salah satu ujian. Jika memang ada hal-hal yang terpaksa harus
diuraikan secara panjang, berikan materi tersebut dalam bentuk selebaran ( handout);
2. Font jangan terlalu kecil. Coba Anda lihat apakah tulisan Anda terbaca dari pendengar
presentasi yang paling belakang. Penggunaan font yang terlalu besar akan
menghabiskan tempat di layar, akan tetapi lebih baik jelas dibaca pendengar daripada
mencoba memadatkan tulisan dalam satu halaman dan tidak terbaca. Apa manfaatnya
jika tidak terbaca?
3. Pemilihan font untuk presentasi dengan media elektronik yang menggunakan layar
komputer (screen) seperti situs web atau presentasi biasa perlu mendapat perhatian.
Kadang-kadang kita kesal melihat orang yang sembarangan dalam memilih font ini.
Konfigurasi bawaan (default) dari Microsoft Power Point adalah menggunakan font Arial.
Font Arial ini kurang baik untuk presentasi dengan layar karena sulit untuk membedakan
huruf "i" besar dan huruf "i" kecil. Disarankan agar Anda menggunakan font Georgia,
karena font ini memang didesain untuk layar;
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 21
4. Gunakan clip art, atau gambar-gambar, jika perlu. Biasanya penggunaan gambar ini
cocok untuk presentasi seminar yang bisa informal. Namun penggunaan gambar ini bisa
juga digunakan untuk presentasi yang lebih formal asalkan gambar yang diambil tidak
terlalu norak. Terlalu banyak gambar juga kurang baik. Perlu diperhatikan juga masalah
hak cipta (copyright) dari clip art yang Anda gunakan. Jangan dibiasakan nyolong dari
orang lain. Berikan referensi darimana clip art tersebut Anda peroleh. Di Internet saat ini
banyak tempat yang menyediakan clip art dengan gratis;
5. Ada yang mengatakan bahwa sebaiknya menggunakan warna background yang agak
gelap (misalnya warna biru) dengan warna font tulisan yang cerah (putih atau kuning).
PSG Rayon 1 24 Univ. Negeri Makassar
Sistematika Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Dari berbagai uraian di atas, dapat dikemukakan format atau Batang Tubuh Karya
Tulis dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Sistematika Umum Karya ilmiah
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang Penulisan
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Metode Pengumpulan Data
E. Ruang Lingkup Penelitian/Penulisan
F. Sistematika Penulisan
Bab II Analisis Masalah dan Pembahasan
A. Analisis Masalah
B. Pembahasan Masalah
Bab III Penutup
A. Simpulan
B. Saran
2. Sistematika Penulisan Artikel-Jurnal
1. Judul
2. Nama Penulis
3. Abstrak dan Kata Kunci
4. Pendahuluan
5. Bagian Inti
6. Penutup
Catatan Tambahan
1. Abstrak Penelitian merupakan intisari dari suatu hasil penelitian. Hal-hal yang
harus dimuat dalam suatu abstrak penelitian karya tulis ilmiah adalah:
a. Nama Penulis
b. Judul
c. Tujuan Penelitian/penulisan
d. Manfaat Penelitian/penulisan
e. Metode penelitian/penulisan
f. Hasil Penelitian/penulisan
g. Kata kunci
2. Pengetikan
1. Tata Letak
a. Karya tulis diketik 1,5 spasi pada kertas berukuran A4, (font 12, times new
roman style).
b. Batas pengetikan:
1) Samping kiri 4 cm
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 22
PSG Rayon 1 24 Univ. Negeri Makassar
2) Samping kanan 3 cm
3) Batas atas bawah masing-masing 3 cm
c. Jarak pengetikan, bab, Sub-bab dan perinciannya
1) Jarak pengetikan antara Bab dan Sub-bab 3 spasi, Sub-bab dan kalimat
dibawahnya 2 spasi.
2) Judul Bab diketik di tengah-tengah dengan huruf besar dan dengan jarak
4 cm dari tepi atas tanpa digaris-bawahi.
3) Judul Sub-bab ditulis mulai dari sebelah kiri, huruf pertama setiap kata
ditulis dengan huruf besar (huruf kapital), kecuali kata-kata tugas, seperti
yang, dari, dan.
4) Judul anak Sub-bab ditulis mulai dari sebelah kiri dengan indensi 5 (lima)
pukulan yang diberi garis bawah. Huruf pertama setiap kata ditulis dengan
huruf besar (kapital), kecuali kata-kata tugas, seperti yang, dari, dan.
5) Jika masih ada subjudul dalam dalam tingkatan yang lebih rendah, ditulis
seperti pada butir (3) diatas, laludiikuti oleh kalimat berikutnya.
2. Pengetikan Kalimat
Alenia baru diketik sebaris dengan baris diatasnya dengan jarak 2 spasi.
Pengetikan kutipan langsung yang lebih dari tiga baris diketik 1 spasi menjorok
ke dalam dan semuanya tanpa diberi tanda petik.
3. Penomoran Halaman
a. Bagian pendahuluan yang meliputi halaman judul, nama/daftar anggota
kelompok, kata pengantar dan daftar isi memakai angka romawi kecil dan
diketik sebelah kanan bawah (i, ii, dan seterusnya).
b. Bagian tubuh/pokok sampai dengan bagian penutup memakai angka arab dan
diketik dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 1,5 cm dari tepi atas (1, 2, 3
dan seterusnya).
c. Nomor halaman pertama dari Bab tidak ditulis tapi tetap diperhitungkan.
Latihan:
Seorang guru bernama Hamdan dari sejak mahasiswa memiliki keinginan untuk
menulis karya tulis ilmiah. Kesulitan yang dihadapinya adalah selain kemampuan teknis
penulisan yang belum dikuasai dengan baik juga kemampuan memahami format penulisan
karya tulis ilmiah yang baku. Hamdan kemudian membuat kerangka penulisan dan disertai
abstrak. Tetapi, seorang rekan Hamdan yang bernama Muhammad Iqbal juga seorang guru
mengkritiknya dengan mengatakan, format kerangka penulisan dan abstrak saudara tidak
lengkap. Diskusikanlah dengan teman anda dengan menghasilkan kerangka penulisan dan
abstrak yang lengkap.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 23
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi dkk.2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta.
Aswandi. 2006. Guru Sebagai Peneliti. http://www.pontianakpost.com/. Diakses, 15
Nopember 2007.
Aqib, Zainal.2007. Penelitian Tindakan Kelas. Rama Widya. Bandung.
Iskandar.2009. Penelitian Tindakan Kelas. Gaung Persaa Press. Cipayung-Ciputat Jakarta.
Madya, Suwarsih. 2006. Teori dan Praktek Penelitian Tindakan Kelas (Action Research) .
Alfabeta. Bandung.
Madya,Suwarsih.2006.
Praktek
Penelitian
Tindakan
http://www.ktiguru.org/index.php/ptk-1. Diakses, 15 November 2007.
Kelas.
PSG Rayon 1 24 Univ. Negeri Makassar
Muhajir, Noeng. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi III. Reka Sarasin. Yogyakarta.
Raka Joni dkk.1998. Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas (Makalah). IKIP Malang.
Wiriatmadja, Rochiati. 2006.
Bandung.
Metode Penelitian Tindakan Kelas. PT Remaja Rosdakarya.
Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar
P a g e | 24
Download