Orasi proyeksi penegakan HAM Oleh Asmara Nababan Merebut Ruang Politik Pemajuan Hak Asasi Manusia Setelah sepuluh tahun reformasi kita memang mencatat berbagai kemajuan dalam bidang pemajuan hak asasi manusia dalam penyusunan isntrumen-instrument hak asasi manusia. Kita punya satu bab tentang hak asasi manusia dalam UUD 1945 (hasil amandemen ke 2 tahun 2000). Ada RANHAM yang disusun setiap 5 tahun. Instrumen internasional berupa berbagai konvensi dan 2 kovenan utama HAM teah diratifikasi. Selain itu ada Komnas HAM ada KOmnas Perempuan ada KPAI bahkan ada menteri dengan portofolio hak asasi manusia yakni mentri HUKHAM tetapi dalam kehidupan sehari hari instrument intrumen tersebut belum juga bisa memberi penegakan hak asasi manusia yang efektif. Pelanggaran atau tidak dihormati hak asasi manusia menjadi berita sehari hari. Kita telah meratidfikasi konvensi anti penyiksaan dan perlakuan dan hukuman yang merendahkan dan tidak manusiawi (1998) tetapi setiap hari media memberitakan aparatur penegakan hukum khususunya polisi melakukan peyiksaan atau perlakukan tidak manusiawi terhadap tersangka pelaku kriminal biasa. (koruptor tidak pernah diberitakan disiksa atau diperlakukan tidak manusiawi). Kita sudah punya UU tentang pengadilan HAM tetapi selama 9 tahuan hanya 2 kasus yang dibawa ke pengadilan dan semua tertuduh bebas, sejak tahun 2002 ada 5 kasus pelanggaran berat hak asasi manusia yang telah selesai diselidiki oleh komnas HAM tapi oleh Jaksa Agung tidak ditindaklanjuti degan penyelidikan berbagai alasan dan dalih. Alasan teknis hukum yang dikemukanan jaksa agung sungguh menghina kecerdasan dan rasa keadilan kita. Impunitas terus berlangsung para penjahat yang melakukan pelanggaran berat hak asasi manusia hidup dengan tenang bahkan mereka yang harus bertanggung jawab atas kejahatan kejahatan itu pingin jadi presiden hak- hak jutaan korban pelanggaran hak asasi manusia sampai saat ini tidak dipulihkan Kenapa hal ini bisa terjadi? Saudara saudara Ruang ruang politik yang terbuka sejak 1998 sebagai hasil perjuangan mahasiswa dan kekuatan reformasi telah dibajak oleh elit oligarki apakah itu elit lama dari zaman orde baru atau elit baru. Yang pasti mereka telah menguasai instrument-instrument demokrasi, mereka menggunakan dan menyalahgunakan untuk kepentingan mereka sendiri. Ruang politik itu tidak lagi menjadi ruang terbuka dimana berbagai pemangku kepentingan dapat menggunakan bagi pemenuhan kepentinganya. Kepentingan petani nelayan kaum miskin kota dan terutama kepentingan korban dari berbagai kejahatan yang dilakukan negara atau dibiarkan terjadi oleh negara terabaikan. Komitmen politik elit untuk memajukan hak asasi manusia hanya sejauh pemanis bibir padahal penegekan hak asasi manusia mata ditentukan oleh komitmen politik negara terutama komietmen politik pemerintah, tanpa komitmen politik yang kuat maka penegakan hak asasi manusia akan jalan ditempat atau bahkan mundur. Bila keadaanya telah begitu apakah yang kita harapkan Apakah pemilu 9 April 2009? Saudara-saudara Kita megharapkan ada perubahan kita mengharapkan ada pemulihan hak dari para korban kita mengharapkan hak asasi manusia dihormati dan dilindungi efektif. Namun harapan hanya mungkin terwujud bila kita tidak membuarkan ruang public dikusasi elit oligarki Kita harus merebutnya Dalam kongres ini kita bersama sama, mencari jalan bagaimana kita merebut ruang politik bagaimana agar instrument instrument demokrasi dan intrumen intrumen hak asasi manusia tidak lagi dibahak oleh elit oligarki Secara khusus kita melihat pemilu adalah kesempatan politik bagi para pejuang HAM menuntut perubahan menyuarakan berbagai persoalan hak asasi manusia khususnya soal pemulhan hak korban. Saudara- saudara Pemilu bukanlah pesta demokrasi dimana rakyat berbondong bondong menghadiri perhelatan yang diadakan negara yang bernama pemilu. Ini adalah kiasan yang menyesatkan. Kaiasan yang meemang diciptakan orde baru untuk menyembunyikan hakekat oemilu. Hakehat pemili adalah hari penghakimaan ahri dimana rakyat uang menjadi hakim mengadilai daleh dan parai politik calek atai partai politik yang selama ini tidak perdulu kepada kepentingan korbana harud sijatuhi hukuman yakhi : jangan pilih ! sedang kan untuk caleg atau aprtai politik yang seama ini menunukkan keperdulian korban maka hakim akan memberi suara saya pilih. Oleh karena itu rakyat harus menjadi hakim yang cerdas dan yang tak dapat dibeli dengan cara apapun oleh caleh atau partai politik manapun! Dengan demikian ruang politik mulai kita isi tidak lagi kita biarkan didominasi oleh el oligarki. Perjuangan ni tidak berhenti di PEmilu. Emrebut kembali ruang opolitik sutatu perjuangan yang melampaui pemilu. Saudara-saudara saya percaya melalui kongres kita dapat membawa perubahan bilamana kita secara berhasil merumuskan startegi dan aksi bersama untuk merebut kembali ruang politik bagi penegakan hak asasi manusia.