standard chartered bank indonesia laporan keuangan gabungan

advertisement
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR
31 DESEMBER 2010 DAN 2009
COMBINED FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED
31 DECEMBER 2010 AND 2009
ISI
HAL/
PAGE
CONTENTS
LAPORAN AUDITOR
INDEPENDEN ---------------------------------------
1-2
----------------------------------------------------- REPORT
NERACA GABUNGAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 ---------------
3-4
COMBINED BALANCE SHEETS
--------------- 31 DECEMBER 2010 AND 2009
5
COMBINED STATEMENTS OF INCOME
YEARS ENDED
---------------- 31 DECEMBER 2010 AND 2009
6
COMBINED STATEMENTS OF CHANGES IN
HEAD OFFICE ACCOUNTS
YEARS ENDED
---------------- 31 DECEMBER 2010 AND 2009
7-8
COMBINED STATEMENTS OF CASH FLOWS
YEARS ENDED
---------------- 31 DECEMBER 2010 AND 2009
9 - 81
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL
STATEMENTS
YEARS ENDED
------------- 31 DECEMBER 2010 AND 2009
LAPORAN LABA RUGI GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 ---------------LAPORAN PERUBAHAN REKENING
KANTOR PUSAT GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 ---------------LAPORAN ARUS KAS GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 ---------------CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR
31 DESEMBER 2010 DAN 2009 ----------------
INDEPENDENT AUDITOR’S
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NERACA GABUNGAN
31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
COMBINED BALANCE SHEETS
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
Catatan/
Notes
2010
2009
ASET
ASSETS
Kas
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada bank-bank lain
Tagihan dari cabang-cabang lain
Penempatan pada Bank Indonesia dan
bank-bank lain
Efek-efek yang diperdagangkan
Tagihan derivatif
Kredit yang diberikan
Tagihan akseptasi
Efek-efek untuk tujuan investasi
Tagihan atas pinjaman yang dijamin
Pembayaran dimuka lainnya
Aset tetap, bersih
Aset pajak tangguhan, bersih
Aset lain-lain, bersih
2a,2f,20
2a,2f,2g,5,20,
29
2a,2c,2f,2g,2n,
20,29,31,34
2c,2f,20,27,
29,31
2a,2c,2f,2h,2n,6,
20,27,29,31,34
2a,2f,2i,2n,7,20,29,
32,34
2c,2f,2j,2n,8,20,27,
29,31,34
2c,2f,2k,2n
9,20,29,31,34
2c,2f,2l,2n,10,20,
29,31,34
2a,2f,2m,2n,11,20,
29,32
2c,2f,2n,2p,12,20,
29,31
2q
2s,16,34
2c,2f,2n,2o,13,
20,31,32
JUMLAH ASET
135.392)
86.903)
Cash on hand
1.296.032)
921.616)
Demand deposits with Bank Indonesia
123.115)
132.147)
Demand deposits with other banks
97.685)
50.255)
7.442.686)
7.485.423)
Due from other branches
Placements with Bank Indonesia and
other banks
1.305.531)
1.494.001)
Trading securities
1.798.407)
2.208.333)
Derivative receivables
21.833.493)
19.575.613)
Loans
993.959)
727.592)
Acceptance receivables
1.128.788)
1.577.416)
Investment securities
1.837.550)
102.711)
95.038)
212.076)
3.437.500)
34.191)
93.073)
214.533)
Receivables under secured borrowings
Other prepayments
Fixed assets, net
Deferred tax assets, net
1.305.249)
786.466)
Other assets, net
39.707.712)
38.825.062)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan
gabungan.
TOTAL ASSETS
See Notes to the Combined Financial Statements, which form
an integral part of these combined financial statements.
3
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
NERACA GABUNGAN (Lanjutan)
31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
COMBINED BALANCE SHEETS (Continued)
31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
Catatan/
Notes
2010
2009
KEWAJIBAN DAN REKENING
KANTOR PUSAT
KEWAJIBAN
Simpanan oleh nasabah bukan bank
Simpanan oleh bank-bank lain
Kewajiban derivatif
Kewajiban akseptasi
Kewajiban untuk mengembalikan surat-surat
berharga yang diterima atas pinjaman
yang dijamin
Beban masih harus dibayar
Hutang pajak
Pinjaman yang diterima
Taksiran kerugian dari transaksi rekening
administratif
Kewajiban kepada Kantor Pusat dan
cabang-cabang lain
Kewajiban lain-lain
LIABILITIES AND HEAD OFFICE
ACCOUNTS
18.782.285)
2.564.737)
19.122.703)
1.092.240)
LIABILITIES
Deposits by non-bank customers
Deposits by other banks
1.749.131)
1.714.069)
Derivative payables
995.219)
736.421)
Acceptance payables
2f,2p,12,20
2c,2f,15,20,
27,31
16
2c,2f,12,20,31
661.854)
1.314.182)
Obligation to return securities received
under secured borrowings
634.935)
202.204)
337.550)
618.429)
152.455)
687.500)
2n,17
138.000)
136.877)
Accrued expenses
Taxes payable
Borrowings
Estimated losses from off - balance sheet
transactions
11.705.746)
543.155)
12.444.674)
406.844)
Due to Head Office and other branches
Other liabilities
38.314.816)
38.426.394)
901.217
867)
HEAD OFFICE ACCOUNTS
Head Office investment
7.009)
(12.033)
Unrealized gain (loss) from changes in fair
value of available-for-sale
investments securities, net
484.670)
409.834)
Unremitted profit
1.392.896)
398.668)
39.707.712)
38.825.062)
2f,2r,14,20
2c,2f,2r,14,20,31
2c,2f,2j,8,20,
27,31
2c,2f,2l,10,20,
27,31
2c,2f,18,20,27,31
2c,2t,31
JUMLAH KEWAJIBAN
REKENING KANTOR PUSAT
Penyertaan Kantor Pusat
Laba (rugi) belum direalisasi atas perubahan
nilai wajar efek-efek untuk tujuan
investasi yang tersedia untuk dijual,
bersih
Laba yang belum dipindahkan ke Kantor
Pusat
21,27
2m,11
34
JUMLAH REKENING KANTOR PUSAT
JUMLAH KEWAJIBAN DAN
REKENING KANTOR PUSAT
TOTAL LIABILITIES
TOTAL HEAD OFFICE ACCOUNTS
TOTAL LIABILITIES AND
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan
gabungan.
HEAD OFFICE ACCOUNTS
See Notes to the Combined Financial Statements, which form
an integral part of these combined financial statements.
4
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
LAPORAN LABA RUGI GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 dan 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
COMBINED STATEMENTS OF INCOME
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
Catatan/
Notes
2010
2009
PENDAPATAN DAN BEBAN
OPERASIONAL
Pendapatan bunga
Beban bunga
Pendapatan bunga bersih
PENDAPATAN OPERASIONAL
LAINNYA:
Laba selisih kurs, bersih
Provisi dan komisi
Laba (rugi) atas penjualan efek-efek
yang diperdagangkan, bersih
Laba atas penjualan efek-efek untuk
tujuan investasi, bersih
Rugi atas instrumen derivatif, bersih
(Rugi) laba atas perubahan nilai wajar
atas instrumen keuangan, bersih
OPERATING REVENUE AND
EXPENSES
2c,2d,22,31,32
2c,2d,23,31,32
2.240.612)
(896.996)
1.343.616)
2.617.901)
(1.058.793)
1.559.108)
2b
2c,2e,24,31,32
679.875)
647.186)
365.171)
639.301)
2i,32
277.683)
(54.176)
2m,32
2j,32
30.265)
(203.186)
35.556
(6.570)
2f,2i,2j,2p,32
(81.912)
1.349.911)
357.505
1.336.787)
BEBAN OPERASIONAL:
Beban karyawan
Kerugian penurunan nilai bersih
2c,2t,31
2n,26,32
(578.939)
(456.111)
(450.477)
(557.544)
Beban umum dan administrasi
2c,25,31
(1.027.065)
(2.062.115)
(969.231)
(1.977.252)
(712.204)
(640.465)
631.412)
918.643)
(5.769)
625.643)
(219.958)
405.685)
21.203)
939.846)
(349.417)
590.429)
Beban operasional lainnya, bersih
LABA OPERASIONAL BERSIH
(BEBAN) PENDAPATAN NONOPERASIONAL, BERSIH
LABA SEBELUM PAJAK
BEBAN PAJAK
LABA BERSIH
2s,16
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan
gabungan.
Interest income
Interest expenses
Net interest income
OTHER OPERATING
REVENUE:
Foreign exchange gain, net
Fees and commissions
Gain (loss) on sale of trading
securities,net
Gain on sale of investment
securities, net
Loss on derivative instruments, net
(Loss) gain from changes in fair
value of financial instruments, net
OPERATING EXPENSES:
Personnel expenses
Net impairment losses
General and administrative
expenses
Other operating expenses, net
NET OPERATING INCOME
NET NON-OPERATIONAL (EXPENSE)
INCOME, NET
INCOME BEFORE TAX
INCOME TAX EXPENSE
NET INCOME
See Notes to the Combined Financial Statements, which form
an integral part of these combined financial statements.
5
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
LAPORAN PERUBAHAN REKENING
KANTOR PUSAT GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 dan 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
COMBINED STATEMENTS OF CHANGES IN
HEAD OFFICE ACCOUNTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
Penyertaan
Kantor Pusat/
Head Office
investment
Laba (rugi)
belum
direalisasi
atas
perubahan
nilai wajar efekefek untuk
tujuan investasi
yang tersedia
untuk dijual,
bersih/
Unrealized gain
(loss) from
changes in fair
Laba yang
value of
belum
availabledipindahkan ke
for-sale
Kantor Pusat/
investment
Unremitted
securities, net
profit
Jumlah
rekening
Kantor Pusat/
Total
Head Office
accounts
Saldo, 31 Desember 2008
867
(5.546)
329.505)
324.826
Balance as of 31 December 2008
Laba bersih tahun berjalan
-
-
590.429)
590.429
Net income for the year
Pemindahan laba ke Kantor Pusat
-
-
(510.100)
(510.100)
Profit remitted to Head Office
Perubahan laba (rugi) belum
direalisasi atas perubahan nilai
wajar efek-efek untuk tujuan
investasi yang tersedia untuk dijual,
bersih (Catatan 2m dan11)
Saldo, 31 Desember 2009
Dampak penerapan pertama PSAK
(Catatan 2f,34)
Saldo, 1 Januari 2010, setelah
penerapan pertama PSAK
Laba bersih tahun berjalan
Tambahan penyertaan Kantor Pusat
(Catatan 21)
Pemindahan laba ke Kantor Pusat
Perubahan laba (rugi) belum
direalisasi atas perubahan nilai
wajar efek-efek untuk tujuan
investasi yang tersedia untuk dijual,
bersih (Catatan 2m dan11)
Saldo, 31 Desember 2010
-
(6.487)
-
(6.487)
Movement of unrealized gain
(loss) from changes in fair value
of available-for-sale investment
securities, net (Notes 2m
and 11)
867
(12.033)
409.834)
398.668
Balance as of 31December 2009
-
-
193.407)
193.407)
Effect of first adoption of SFAS
(Notes 2f,34)
867
(12.033)
603.241)
592.075)
Balance, 1 January 2010 after
effect of first adoption of SFAS
-
-
405.685)
405.685)
900.350
-
-
900.350
Additional Head Office investment
(Note 21)
-
-
(524.256)
(524.256)
Profit remitted to Head Office
Net income for the year
-
19.042)
-
19.042
Movement of unrealized gain
(loss) from changes in fair value
of available-for-sale investment
securities, net (Notes 2m
and 11)
901.217
7.009)
484.670
1.392.896
Balance as of 31December 2010
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan
gabungan.
See Notes to the Combined Financial Statements, which form
an integral part of these combined financial statements.
6
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
LAPORAN ARUS KAS GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
COMBINED STATEMENTS OF CASH FLOWS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
2010
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI:
Laba sebelum pajak
Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba sebelum
pajak ke kas bersih yang digunakan untuk
aktivitas operasi:
Penyusutan aset tetap
Laba atas penjualan aset tetap
Rugi (laba) belum direalisasi atas perubahan
nilai wajar instrumen keuangan, bersih
Penambahan cadangan kerugian penurunan
nilai
Rugi selisih kurs, bersih
Pendapatan bunga
Beban bunga
Perubahan pada aset dan kewajiban:
Tagihan dari cabang-cabang lain
Penempatan pada bank-bank lain
Efek-efek yang diperdagangkan
Tagihan derivatif
Kredit yang diberikan
Tagihan atas pinjaman yang dijamin
Pembayaran dimuka lainnya
Aset lain-lain
Simpanan oleh nasabah bukan bank
Simpanan oleh bank-bank lain
Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali
Kewajiban derivatif
Kewajiban untuk mengembalikan suratsurat berharga yang diterima atas
pinjaman yang dijamin
Beban masih harus dibayar
Hutang pajak
Pinjaman yang diterima
Kewajiban kepada cabang-cabang lain
Kewajiban lain-lain
Pembayaran bunga
Penerimaan bunga
Pembayaran pajak penghasilan badan
Kas bersih yang digunakan untuk
aktivitas operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI:
Perolehan aset tetap
Penerimaan dari penjualan aset tetap
Perubahan bersih surat-surat berharga tersedia
untuk dijual
Kas bersih yang (digunakan untuk)
diperoleh dari aktivitas investasi
2009*
625.643)
939.846)
45.780)
(367)
48.368)
-)
81.912)
(357.505)
456.111)
(13.132)
(2.240.612)
896.996)
557.543)
704.750)
(2.617.901)
1.058.793)
(50.547)
(3.086.805)
(96.025)
466.110)
(3.034.694)
(45.699)
-)
(480.397)
6.543.362)
(2.682.275)
1.599.950)
(68.520)
(554.816)
23.043)
1.492.364)
1.534.063)
647)
(53.026)
(35.843)
(1.305.600)
-)
54.685)
(285.956)
(6.511.050)
(749.926)
22.803)
12.512)
(349.950)
(278.853)
164.818)
(903.293)
2.219.648)
(284.533)
847.960)
(50.576)
(3.225)
(250.000)
261.191)
(67.134)
(1.094.351)
2.158.461)
(449.677)
(3.549.698)
(1.635.231)
(47.746)
367)
(8.869)
-)
(115.739)
2.309.600)
(163.118)
2.300.731)
* Seperti disajikan kembali (Catatan 2a dan 33)
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES:
Income before tax
Adjustments to reconcile income before tax
to net cash used in operating
activities:
Depreciation of fixed assets
Gain on sale of fixed assets
Unrealized loss (gain) from changes in
fair value of financial instruments,net
Addition of allowance for
impairment losses
Foreign exchange loss, net
Interest income
Interest expenses
Changes in assets and liabilities:
Due from other branches
Placements with other banks
Trading securities
Derivative receivables
Loans
Receivables under secured
borrowings
Other prepayments
Other assets
Deposits by non-bank customers
Deposits by other banks
Securities sold under
repurchase agreements
Derivative payables
Obligation to return
securities received under
secured borrowings
Accrued expenses
Taxes payable
Borrowings
Due to other branches
Other liabilities
Payments of interest
Receipts of interest
Payments of corporate income tax
Net cash used in operating
activities
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES:
Acquisition of fixed assets
Proceeds from sale of fixed assets
Net changes in available-for-sale marketable
securities
Net cash (used in) provided by
investing activities
As restated (Notes 2a and 33) *
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan
gabungan.
See Notes to the Combined Financial Statements, which form
an integral part of these combined financial statements.
7
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
LAPORAN ARUS KAS GABUNGAN
(Lanjutan)
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
COMBINED STATEMENTS OF CASH FLOWS
(Continued)
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
2010
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN:
Tambahan penyertaan Kantor Pusat
Pemindahan laba ke Kantor Pusat
Perubahan bersih kewajiban kepada Kantor
Pusat
Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas
pendanaan
Efek perubahan kurs terhadap kas dan
setara kas
(Penurunan) kenaikan bersih kas dan setara kas
Kas dan setara kas, awal tahun
Kas dan setara kas, akhir tahun
Kas dan setara kas terdiri dari:
Kas
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada bank-bank lain
Penempatan pada Bank Indonesia dan bankbank lain - jatuh tempo dalam 3 bulan sejak
tanggal perolehan
Sertifikat Bank Indonesia - jatuh tempo dalam
3 bulan sejak tanggal perolehan
2009*
900.350)
(524.256)
-)
(510.100)
-)
3.864.613)
376.094)
3.354.513)
(184.801)
(888.564)
(3.521.523)
9.545.831
6.024.308
3.131.449)
6.414.382)
9.545.831)
135.392
1.296.032
123.115
86.903)
921.616)
133.482)
4.469.769
7.559.509)
6.024.308
844.321)
9.545.831)
* Seperti disajikan kembali (Catatan 2a dan 33)
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES:
Additional Head Office investment
Profit remitted to Head Office
Net changes in due to Head Office
Net cash provided by financing
activities
Effect of exchange rate changes on cash and
cash equivalents
Net (decrease) increase in cash and cash
equivalents
Cash and cash equivalents, beginning of year
Cash and cash equivalents, end of year
Cash and cash equivalents consist of:
Cash on hand
Demand deposits with Bank Indonesia
Demand deposits with other banks
Placements with Bank Indonesia and other
banks - mature within 3 months from the
date of acquisition
Certificates of Bank Indonesia - mature within
3 months from the date of acquisition
As restated (Notes 2a and 33) *
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan
gabungan.
See Notes to the Combined Financial Statements, which form
an integral part of these combined financial statements.
8
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
1.
UMUM
a.
2.
1.
Standard Chartered Bank Indonesia ("Bank")
merupakan kantor cabang Standard Chartered Bank,
UK yang berkantor pusat di London, dengan lokasi di
Menara Standard Chartered, Jl. Prof. DR. Satrio
No. 164, Jakarta 12930. Bank diatur oleh UndangUndang Perbankan Indonesia No. 14 tahun 1967.
Pada tanggal 1 Oktober 1968, Bank memperoleh izin
melakukan usaha bank umum dari Menteri Keuangan
melalui Surat Keputusan No. D.15.6.5.19. Operasi
Bank dilakukan di kantor cabang utama di Jakarta dan
kantor-kantor cabang pembantu di Surabaya,
Bandung, Medan, Semarang dan Denpasar.
GENERAL
a.
Standard Chartered Bank Indonesia (“the Bank”),
an unincorporated component of Standard
Chartered Bank, UK with head office in London,
is located at Menara Standard Chartered,
Jl. Prof. DR. Satrio No. 164, Jakarta 12930. The
Bank is governed by the Indonesian Banking
Law No. 14 of 1967. On 1 October 1968, the
Bank received its business license as a
commercial bank through the Decree of Minister
of Finance No. D.15.6.5.19. The Bank's
operations are conducted through the Jakarta
main office and its sub-branches in Surabaya,
Bandung, Medan, Semarang and Denpasar.
Pada tanggal 11 Nopember 2010 dan 18 Nopember
2010, Bank telah memperoleh persetujuan tertulis dari
Bank Indonesia untuk pengoperasian kantor-kantor
cabang pembantu di Palembang dan Makasar.
On 11 November 2010 and 18 November 2010,
the Bank has obtained written approval from
Bank Indonesia for the operation of subbranches in Palembang and Makasar.
Induk perusahaan Bank adalah Standard Chartered
PLC, yang memiliki banyak anak perusahaan dan
cabang di seluruh dunia.
The Bank is ultimately part of Standard
Chartered PLC, which has subsidiaries and
branches throughout the world.
b.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Chief
Executive Officer Bank adalah Thomas John Aaker.
b.
As of 31 December 2010 and 2009, the Bank’s
Chief Executive Officer was Thomas John Aaker.
c.
Jumlah karyawan tetap Bank pada akhir tahun 2010
dan 2009 masing-masing 1.688 dan 1.326 orang.
c.
The Bank employed 1,688 and 1,326 permanent
employees at year end 2010 and 2009,
respectively.
d.
Laporan keuangan gabungan disetujui untuk
diterbitkan oleh manajemen pada tanggal 27 April
2011.
d.
The combined financial statements were
authorized for issue by the management on
27 April 2011.
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES
Dalam pembukuan dan pelaporan keuangannya, Bank
menganut kebijakan akuntansi sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Kebijakankebijakan akuntansi yang penting, yang diterapkan
dalam penyusunan laporan keuangan gabungan tahun
berakhir 31 Desember 2010 dan 2009, adalah sebagai
berikut:
The accounting and reporting policies adopted by the
Bank conform to accounting principles generally
accepted in Indonesia. The significant accounting
policies, applied in the preparation of the combined
financial statements for the years ended 31 December
2010 and 2009, were as follows:
a. Dasar penyusunan laporan keuangan gabungan
a.
Laporan keuangan gabungan untuk tahun yang
berakhir tanggal 31 Desember 2010 disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia,
termasuk
Pedoman
Akuntansi
Perbankan Indonesia 2008 yang diterbitkan atas
kerjasama Ikatan Akuntan Indonesia dengan Bank
Indonesia.
Basis for preparation of combined financial
statements
The combined financial statements for the year
ended 31 December 2010 was prepared in
accordance with the accounting principles
generally accepted in Indonesia, including the
accounting and reporting guidelines for
Indonesian
Banking
Industry
(Pedoman
Akuntansi Perbankan Indonesia 2008) issued
through a joint task of the Indonesian Institute
of Accountants and Bank Indonesia.
9
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG
PENTING (Lanjutan)
2.
a. Dasar penyusunan laporan keuangan gabungan
(Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (Continued)
a.
Basis for preparation of combined financial
statements (Continued)
Laporan keuangan gabungan untuk tahun yang
berakhir tanggal 31 Desember 2009 disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia,
khususnya
Pernyataan
Standar
Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 31 (Revisi 2000)
tentang “Akuntansi Perbankan” dan Pedoman
Akuntansi Perbankan Indonesia 2001 yang
diterbitkan atas kerjasama Ikatan Akuntan
Indonesia dengan Bank Indonesia.
The combined financial statements for the year
ended 31 December 2009 was prepared in
accordance with the accounting principles
generally accepted in Indonesia, particularly the
Statement of Financial Accounting Standards
(“SFAS”) No. 31 (2000 Revision) regarding
“Accounting for Banking Industry” and the
accounting and reporting guidelines for
Indonesian
Banking
Industry
(Pedoman
Akuntansi Perbankan Indonesia 2001) issued
through a joint task of the Indonesian Institute
of Accountants and Bank Indonesia.
Laporan keuangan Bank merupakan gabungan dari
akun-akun kantor cabang utama dan seluruh kantor
cabang pembantu. Saldo antar cabang di Indonesia
telah dieliminasi.
The Bank's financial statements are combined
from the accounts of main office and all the subbranches. Inter-branch balances in Indonesia
have been eliminated.
Laporan keuangan gabungan Bank, yang disajikan
dalam jumlah jutaan Rupiah, disusun dengan basis
akrual dengan konsep nilai historis, kecuali yang
dinyatakan secara khusus.
The Bank’s combined financial statements,
presented in millions of Rupiah, are prepared on
the accrual basis using the historical cost
concept, except otherwise stated.
Laporan arus kas gabungan menyajikan perubahan
dalam kas dan setara kas dari aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan. Laporan arus kas
disusun dengan metode tidak langsung. Untuk
tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas
meliputi kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada
bank-bank lain, penempatan pada Bank Indonesia
dan bank-bank lain dan Sertifikat Bank Indonesia
yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan sejak
tanggal perolehan, sepanjang tidak digunakan
sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima serta
tidak dibatasi penggunaannya. Sebelum tanggal
1Januari 2010, kas dan setara kas hanya terdiri
dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada
bank-bank lain sesuai dengan ketentuan PSAK 31
(2000) yang telah tidak berlaku/dicabut sejak
tanggal 1 Januari 2010. Untuk tujuan komparatif,
laporan arus kas untuk tahun yang berakhir tanggal
31 Desember 2009 telah disajikan kembali
(Catatan33).
The combined statements of cash flows present
the changes in cash and cash equivalents from
operating, investing, and financing activities. The
statements of cash flows are prepared using the
indirect method. For the purpose of the
statements of cash flows, cash and cash
equivalents consist of cash, demand deposits
with Bank Indonesia, demand deposits with
other banks, placements with Bank Indonesia
and other banks and Certificates of Bank
Indonesia that mature within three months from
the date of acquisition, as long as they are not
being pledged as collateral for borrowings nor
restricted. Prior to 1 January 2010, cash and
cash equivalents only consisted of cash,
demand deposits with Bank Indonesia and
demand deposits with other banks in
accordance with the provisions of SFAS No. 31
(2000) which is no longer valid/revoked effective
since 1 January 2010. Accordingly, for
comparative purposes, the statement of cash
flows for the year ended 31 December 2009 has
been restated (Note33).
b.
b. Penjabaran transaksi dan saldo dalam mata
uang asing
Foreign currency transactions and balances
translation
Bank menyelenggarakan pembukuannya dalam
Rupiah. Transaksi-transaksi dalam mata uang
asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan
menggunakan kurs pada tanggal transaksi.
The Bank maintains its accounting records in
Rupiah. Transactions in foreign currencies are
translated into Rupiah at the rates prevailing at
the transaction date.
Saldo akhir tahun aset moneter dan kewajiban
moneter dalam mata uang asing dijabarkan dalam
Rupiah dengan kurs tengah Reuters pada tanggal
neraca pukul 16:00 WIB.
Year-end balances of monetary assets and
monetary liabilities denominated in foreign
currencies are translated into Rupiah using the
Reuter’s middle rates on balance sheet date at
16:00 Western Indonesian Time.
10
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
2.
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG
PENTING (Lanjutan)
b. Penjabaran transaksi dalam mata uang asing
(Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (Continued)
b.
Foreign currency translation (Continued)
Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul
dari transaksi dalam mata uang asing dan dari
penjabaran aset dan kewajiban moneter dalam
mata uang asing diakui pada laporan laba rugi
gabungan tahun berjalan.
The exchange gains and losses arising from
transactions in foreign currencies and from the
translation of foreign currencies monetary assets
and liabilities are recognized in the combined
statement of income for the year.
Sejak tanggal 1 Januari 2010, keuntungan atau
kerugian kurs mata uang asing atas aset dan
kewajiban moneter merupakan selisih antara biaya
perolehan diamortisasi dalam Rupiah pada awal
tahun, disesuaikan dengan suku bunga efektif dan
pembayaran selama tahun berjalan, dan biaya
perolehan diamortisasi dalam mata uang asing
yang dijabarkan ke dalam Rupiah dengan
menggunakan kurs pada akhir tahun.
Starting 1 January 2010, the foreign currency
gain or loss on monetary assets and liabilities is
the difference between amortized cost in Rupiah
at the beginning of the year, adjusted for
effective interest and payments during the year,
and the amortized cost in foreign currency
translated into Rupiah at the exchange rate at
the end of the year.
Kurs mata uang asing utama pada akhir tahun 2010
dan 2009 adalah sebagai berikut:
The major rates of exchange used at year end
2010 and 2009 were as follows:
2010
Rp
2009
Rp
Jenis mata uang asing
USD
AUD
SGD
HKD
GBP
JPY
EUR
1
1
1
1
1
100
1
Foreign currencies
9.010,00
9.169,48
7.025,89
1.159,08
13.941,18
11.075,00
12.017,99
9.395,00
8.453,16
6.704,50
1.211,48
15.164,94
10.219,00
13.542,43
c.
c. Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
USD 1
AUD 1
SGD 1
HKD 1
GBP 1
JPY 100
EUR 1
Transaction with related parties
Dalam laporan keuangan gabungan ini, istilah pihak
yang mempunyai hubungan istimewa digunakan
sesuai dengan definisi di dalam PSAK No. 7,
“Pengungkapan Pihak-Pihak yang Mempunyai
Hubungan Istimewa”.
In these combined financial statements, the term
related parties is used as defined in the SFAS
No.7, “Related Party Disclosures”.
Transaksi dan saldo dengan pihak yang
mempunyai hubungan istimewa, diungkapkan
dalam laporan keuangan gabungan (Catatan 31).
Transactions and balance of accounts with
related parties, are disclosed in the combined
financial statements (Note 31).
d. Pengakuan pendapatan dan beban bunga
d.
Recognition of interest income and expenses
Starting 1 January 2010, interest income and
expense are recognized in the combined statement
of income using the effective interest method. The
effective interest rate is the rate that exactly
discounts the estimated future cash payments and
receipts through the expected life of the financial
asset or financial liability (or, where appropriate, a
shorter period) to the carrying amount of the
financial asset or financial liability. When calculating
the effective interest rate, the Bank estimates future
cash flows considering all contractual terms of the
financial instrument but not future credit losses.
Sejak tanggal 1Januari 2010, pendapatan dan
beban bunga diakui pada laporan laba rugi
gabungan dengan menggunakan metode suku
bunga efektif. Suku bunga efektif adalah suku
bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi
pembayaran dan penerimaan kas di masa datang
selama perkiraan umur dari aset keuangan atau
kewajiban keuangan (atau jika lebih tepat,
digunakan periode yang lebih singkat) untuk
memperoleh nilai tercatat bersih dari aset
keuangan atau kewajiban keuangan. Pada saat
menghitung suku bunga efektif, Bank mengestimasi
arus
kas
di
masa
datang
dengan
mempertimbangkan
seluruh
persyaratan
kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut,
namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di
masa mendatang.
11
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
2.
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (Continued)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG
PENTING (Lanjutan)
d.
d. Pengakuan pendapatan dan beban bunga
(Lanjutan)
Recognition of interest income and expenses
(Continued)
Perhitungan suku bunga efektif mencakup biaya
transaksi (Catatan 2f.2) dan imbalan/provisi dan
bentuk lain yang dibayarkan atau diterima yang
merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga
efektif.
The calculation of the effective interest rate
includes transaction costs (Note 2f.2) and
fees/provisions and points paid or received that are
an integral part of the effective interest rate.
Pendapatan dan beban bunga yang disajikan pada
laporan laba rugi gabungan meliputi:
Interest income and expense presented in the
combined statements of income include:
• Bunga atas aset keuangan dan kewajiban
keuangan yang dicatat pada biaya perolehan
diamortisasi yang dihitung dengan metode suku
bunga efektif;
•
Interest on financial assets and liabilities at
amortized cost calculated on an effective
interest method;
•Bunga atas efek-efek untuk tujuan investasi
yang tersedia untuk dijual yang dihitung dengan
metode suku bunga efektif.
•
Interest on available-for-sale investment
securities calculated on an effective interest
method.
Pendapatan bunga dari semua aset keuangan yang
diperdagangkan
dipandang
tidak
signifikan
terhadap kegiatan perdagangan Bank dan disajikan
sebagai bagian dari pendapatan bunga atas dasar
akrual.
Interest income on all trading financial assets are
considered to be incidental to the Bank’s trading
operations and are presented as part of interest
income on the accrual basis.
Kredit yang diberikan yang pembayaran angsuran
pokok atau bunganya telah lewat 90 hari atau lebih
setelah
jatuh
tempo,
atau
kredit
yang
pembayarannya secara tepat waktu diragukan,
secara umum diklasifikasikan sebagai kredit yang
mengalami penurunan nilai (2009 sebagai kredit
non-performing).
Loans which their principal or interest have been
past due for 90 days or more, or where reasonable
doubt exists as to the timely collection, are
generally classified as impaired loans (2009 as
non-performing loans).
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, pendapatan dan
beban bunga dari aset yang menghasilkan bunga
dan kewajiban berbunga diakui atas dasar akrual.
Diskonto atau premi diamortisasi dengan
menggunakan metode garis lurus dan dicatat
sebagai penyesuaian atas bunga.
Prior to 1 January 2010, interest income and
expenses from interest-earning assets and interestbearing liabilities are recognized on the accrual
basis. Discounts or premiums are amortized on a
straight-line method and are reflected as an
adjustment to interest.
Pengakuan pendapatan bunga dari kredit dan aset
produktif lainnya dihentikan pada saat kredit dan
aset produktif lainnya tersebut diklasifikasikan
sebagai non-performing. Kredit non-performing
pada tahun 2009 terdiri dari kredit yang
digolongkan sebagai kredit kurang lancar,
diragukan dan macet sesuai dengan peraturan
Bank Indonesia. Pendapatan bunga atas kredit
yang telah mengalami penurunan nilai yang telah
diakui tetapi belum tertagih akan dibatalkan pada
saat kredit diklasifikasikan sebagai kredit nonperforming. Pendapatan bunga dari kredit dan aset
produktif lainnya yang diklasifikasikan sebagai nonperforming dilaporkan sebagai tagihan kontinjensi
dan akan diakui sebagai pendapatan pada saat kas
diterima (cash basis).
The recognition of interest income on loans and
other productive assets is discontinued when they
are classified as non-performing loans and other
productive assets. Non-performing loans in 2009
include loans classified as substandard, doubtful
and loss in accordance with Bank Indonesia
regulation. Interest income on impaired loans
accrued but not yet collected is reversed when a
loan is classified as non-performing loans. Interest
income from non-performing loans and other
productive assets is reported as contingent
receivables and to be recognized as income when
the cash is received (cash basis).
Seluruh penerimaan kas yang berhubungan
dengan kredit non-performing yang diklasifikasikan
sebagai diragukan dan macet diakui terlebih dahulu
sebagai pengurang pokok kredit. Kelebihan
penerimaan kas di atas pokok kredit diakui sebagai
pendapatan bunga dalam laporan laba rugi
gabungan tahun yang bersangkutan.
All cash receipts related to non-performing loans
classified as doubtful and loss are applied as a
reduction to the principal. The excess of cash
receipts over the outstanding principal is
recognized as interest income in the combined
statement of income for the year.
12
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
2.
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG
PENTING (Lanjutan)
e.
f.
Provisi dan komisi
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (Continued)
e.
Fees and commissions
Sejak tanggal 1 Januari 2010, pendapatan dan
beban provisi dan komisi yang signifikan dan
merupakan bagian integral dari suku bunga efektif
atas aset keuangan atau kewajiban keuangan
dimasukkan dalam pengukuran suku bunga efektif.
Starting 1 January 2010, significant fees and
commission income and expenses that are integral
to the effective interest rate on a financial asset or
liability are included in the measurement of the
effective interest rate.
Pendapatan provisi dan komisi lainnya, termasuk
provisi yang terkait kegiatan ekspor impor, provisi
atas manajemen kas, dan provisi atas jasa diakui
pada saat jasa diberikan. Atas komitmen kredit
yang tidak diharapkan adanya penarikan kredit,
provisi dari komitmen kredit tersebut diakui
berdasarkan metode garis lurus selama jangka
waktu komitmen.
Other commission and commitment fees, including
export import related fees, cash management fees,
and service fees are recognized as the related
services are performed. When a loan commitment is
not expected to result in the draw-down of a loan,
loan commitment fees are recognized on a straightline basis over the commitment period.
Beban provisi dan komisi lainnya diakui sebagai
beban pada saat jasa tersebut diterima.
Other commission and commitment expenses are
expensed as the services are received.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, pendapatan dan
beban provisi dan komisi, termasuk yang
berhubungan
langsung
dengan
kegiatan
pemberian kredit dan/atau mempunyai jangka
waktu tertentu dan jumlahnya signifikan, diakui
sebagai pendapatan ditangguhkan/beban dibayar
dimuka dan diamortisasi dengan menggunakan
metode garis lurus selama jangka waktu kredit
tersebut. Saldo pendapatan provisi dan komisi
yang ditangguhkan dari kredit yang diakhiri atau
diselesaikan sebelum jatuh tempo, diakui sebagai
pendapatan pada saat penyelesaian kredit.
Prior to 1 January 2010, commissions and
commitment fees and expenses, including those
which are directly related to lending activities and/or
related to a specific period and the amount is
significant,
are
recognized
as
unearned
income/prepaid expenses and amortized based on
the straight-line method over the terms of the related
loans. The outstanding balances of deferred
commissions and commitment fees on loans
terminated or settled prior to maturity are recognized
as income at settlement.
Aset keuangan dan kewajiban keuangan
f.
Financial assets and liabilities
Aset keuangan Bank terutama terdiri dari kas, giro
pada Bank Indonesia, giro pada bank-bank lain,
tagihan dari cabang-cabang lain, penempatan
pada Bank Indonesia dan bank-bank lain, efek-efek
yang diperdagangkan, tagihan derivatif, kredit yang
diberikan, tagihan akseptasi, efek-efek untuk tujuan
investasi, tagihan atas pinjaman yang dijamin,
pendapatan yang akan diterima dan tagihan
lainnya (yang merupakan bagian dari aset lainlain).
The Bank’s financial assets mainly consist of cash,
current accounts with Bank Indonesia, current
accounts with other banks, due from other
branches, placements with Bank Indonesia and
other banks, trading securities, derivative
receivables, loans, acceptance receivables,
investment securities, receivables under secured
borrowings, accrued income and other receivables
(which are presented as part of other assets).
Kewajiban keuangan Bank terutama terdiri dari
simpanan oleh nasabah bukan bank, simpanan
oleh bank-bank lain, kewajiban derivatif, kewajiban
akseptasi, kewajiban untuk mengembalikan suratsurat berharga yang diterima atas pinjaman yang
dijamin, beban masih harus dibayar, pinjaman
yang diterima, dan kewajiban kepada Kantor Pusat
dan cabang-cabang lain.
The Bank’s financial liabilities mainly consist of
deposits by non-bank customers, deposits by other
banks, derivative payables, acceptance payables,
obligation to return securities received under
secured borrowings, accrued expenses, borrowings,
and due to Head office and other branches.
13
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
2.
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG
PENTING (Lanjutan)
f.
Aset keuangan
(Lanjutan)
dan
kewajiban
keuangan
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES (Continued)
f.
Financial assets and liabilities (Continued)
Bank menerapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006),
“Instrumen
Keuangan:
Pengakuan
dan
Pengukuran” dan PSAK No. 50 (Revisi 2006),
“Instrumen
Keuangan:
Penyajian
dan
Pengungkapan” efektif sejak tanggal 1Januari
2010.
The Bank adopted SFAS No. 55 (2006 Revision),
“Financial
Instruments:
Recognition
and
Measurement” and SFAS No. 50 (2006 Revision),
“Financial
Instruments:
Presentation
and
Disclosures” with effect from 1 January 2010.
Dampak penerapan pertama PSAK No. 55 (Revisi
2006) dan PSAK No. 50 (Revisi 2006) dijelaskan
pada Catatan 34.
The effect of first adoption of SFAS No. 55 (2006
Revision) and SFAS No. 50 (2006 Revision) is
discussed in Note 34.
f.1. Klasifikasi
f.1. Classification
Sejak tanggal 1 Januari 2010, Bank
mengklasifikasikan aset keuangannya ke
dalam kategori berikut pada saat pengakuan
awal:
Starting 1 January 2010, the Bank classified
its financial assets in the following
categories on initial recognition:
i.
i. Fair value through profit or loss, which
has 2 (two) sub-classifications, i.e.
financial assets designated as such upon
initial recognition and financial assets
classified as held for trading;
Diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi, yang memiliki 2 (dua) subklasifikasi, yaitu aset keuangan yang
ditetapkan demikian pada saat pengakuan
awal
dan
aset
keuangan
yang
diklasifikasikan
dalam
kelompok
diperdagangkan;
ii. Tersedia untuk dijual;
iii. Dimiliki hingga jatuh tempo;
iv. Pinjaman yang diberikan dan piutang.
ii. Available-for-sale;
iii. Held-to-maturity;
iv. Loans and receivables.
Kewajiban keuangan diklasifikasikan ke dalam
kategori berikut pada saat pengakuan awal:
Financial liabilities are classified into the
following categories on initial recognition:
i.
Diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi, yang memiliki 2 (dua) subklasifikasi, yaitu kewajiban keuangan
yang ditetapkan demikian pada saat
pengakuan awal dan kewajiban keuangan
yang diklasifikasikan dalam kelompok
diperdagangkan;
i. Fair value through profit or loss, which
has (2) two sub-classifications, i.e. those
designated
as
such
upon
initial
recognition and those classified as held
for trading;
ii.
Kewajiban keuangan yang diukur pada
biaya perolehan diamortisasi.
ii. Financial liabilities measured at amortized
cost.
Kategori untuk diperdagangkan adalah aset
keuangan dan kewajiban keuangan yang
diperoleh atau dimiliki Bank terutama untuk
tujuan dijual atau dibeli kembali dengan
maksud untuk memperoleh keuntungan dari
perubahan harga atau suku bunga dalam
jangka pendek atau untuk lindung nilai
instrumen trading book lainnya.
Held for trading are those financial assets
and financial liabilities that the Bank acquires
or incurs principally for the purpose of selling
or repurchasing with the intention of
benefiting from short term price or interest
rate movements, or hedging other elements
of the trading book.
14
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR
KEBIJAKAN
PENTING (Lanjutan)
f.
Aset keuangan
(Lanjutan)
dan
AKUNTANSI
kewajiban
YANG
2.
keuangan
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (Continued)
f.
f.1. Klasifikasi (Lanjutan)
ACCOUNTING
Financial assets and liabilities (Continued)
f.1. Classification (Continued)
Kategori tersedia untuk dijual terdiri dari aset
keuangan non-derivatif yang ditetapkan
sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak
diklasifikasikan ke dalam salah satu kategori
aset keuangan lainnya.
The available-for-sale category consists of
non-derivative financial assets that are
designated as available-for-sale or are not
classified in one of the other categories of
financial assets.
Bank tidak mempunyai aset keuangan
dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo.
The Bank did not have any financial assets
which are classified as held-to-maturity.
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah
aset
keuangan
non-derivatif
dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan yang
tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif dan
Bank tidak berniat untuk menjualnya segera
atau dalam waktu dekat.
Loans and receivables are non-derivative
financial assets with fixed or determinable
payments that are not quoted in an active
market and that the Bank does not intend to
sell immediately or in the near term.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, efek-efek
diklasifikasikan ke dalam salah satu dari
kategori berikut ini: dimiliki hingga jatuh
tempo, diperdagangkan dan tersedia untuk
dijual sesuai dengan PSAK No. 50,
“Akuntansi Investasi Efek Tertentu”.
Prior to 1 January 2010, securities were
classified into one of the following
categories: held-to-maturity, trading and
available-for-sale in accordance with SFAS
No. 50, “Accounting for Investments in
Certain Securities”.
f.2. Pengakuan
f.2. Recognition
Kredit yang diberikan serta simpanan diakui
pada tanggal perolehan.
Loans and deposits are recognised on the
date of origination.
Pembelian dan penjualan aset keuangan
yang lazim (regular) diakui pada tanggal
perdagangan
dimana
Bank
memiliki
komitmen untuk membeli atau menjual aset
tersebut.
Regular way purchases and sales of
financial assets are recognized on the trade
date at which the Bank commits to purchase
or sell the asset.
Semua instrumen keuangan lainnya diakui
pada tanggal perdagangan dimana Bank
menjadi suatu pihak dalam ketentuan
kontraktual instrumen tersebut.
All other financial are recognized on the
trade date at which the Bank becomes a
party to the contractual provisions of the
instrument.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan
atau kewajiban keuangan diukur pada nilai
wajar ditambah (untuk item yang tidak diukur
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
setelah pengakuan awal) biaya transaksi
yang dapat diatribusikan secara langsung
atas perolehan aset keuangan atau
penerbitan kewajiban keuangan. Pengukuran
aset keuangan dan kewajiban keuangan
setelah pengakuan awal bergantung pada
klasifikasi aset keuangan dan kewajiban
keuangan tersebut.
A financial asset or financial liability is
initially measured at fair value plus (for an
item not subsequently measured at fair
value through profit or loss) transaction
costs that are directly attributable to the
acquisition of financial assets or issuance of
financial
liability.
The
subsequent
measurement of financial assets and
financial liabilities depends on their
classification.
15
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR
KEBIJAKAN
PENTING (Lanjutan)
f.
Aset keuangan
(Lanjutan)
dan
AKUNTANSI
kewajiban
YANG
2.
keuangan
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (Continued)
f.
f.2. Pengakuan (Lanjutan)
ACCOUNTING
Financial assets and liabilities (Continued)
f.2. Recognition (Continued)
Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya
yang dapat diatribusikan secara langsung
untuk perolehan suatu aset keuangan atau
penerbitan suatu kewajiban keuangan dan
merupakan biaya tambahan yang tidak akan
terjadi apabila instrumen keuangan tersebut
tidak diperoleh atau diterbitkan. Untuk aset
keuangan, biaya transaksi ditambahkan pada
jumlah yang diakui pada awal pengakuan
aset, sedangkan untuk kewajiban keuangan,
biayatransaksi dikurangkan dari jumlah
hutang yang diakui pada awal pengakuan
kewajiban.
Transaction costs include only those costs
that are directly attributable to the acquisition
of a financial asset or issue of a financial
liability and are incremental costs that would
not have been incurred if the instrument had
not been acquired or issued. In the case of
financial assets, transaction costs are added
to the amount recognized initially, while for
financial liabilities, transaction costs are
deducted from the amount of debt initially
recognized. 
Biaya transaksi tersebut diamortisasi selama
umur instrumen berdasarkan metode suku
bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari
pendapatan bunga untuk biaya transaksi
sehubungan dengan aset keuangan atau
sebagai bagian dari beban bunga untuk biaya
transaksi sehubungan dengan kewajiban
keuangan.
Such transaction costs are amortized over
the terms of the instruments based on the
effective interest method and are recorded
as part of interest income for transaction
costs related to financial assets or interest
expense for transaction costs related to
financial liabilities.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, seluruh
biaya transaksi dibebankan pada laporan laba
rugi gabungan pada saat terjadinya, kecuali
untuk biaya transaksi tagihan kartu kredit dan
kredit tanpa agunan dimana biaya transaksi
tersebut diamortisasi selama umur instrumen
dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan
bunga.
Prior to 1 January 2010, all transaction costs
were charged to the combined statements of
income as incurred, except for transaction
costs of credit cards receivables and
personal loans whereby the amount is
amortised over the life of the instruments
and recognised as part of interest income.
f.3. Penghentian pengakuan
f.3. Derecognition
Bank
menghentikan
pengakuan
aset
keuangan pada saat hak kontraktual atas
arus kas yang berasal dari aset keuangan
tersebut kadaluwarsa, atau Bank mentransfer
seluruh hak untuk menerima arus kas
kontraktual dari aset keuangan dalam
transaksi dimana Bank secara substansial
telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat
atas kepemilikan aset keuangan yang
ditransfer. Setiap hak atau kewajiban atas
aset keuangan yang ditransfer yang timbul
atau yang masih dimiliki oleh Bank diakui
sebagai aset atau kewajiban secara terpisah.
The Bank derecognizes a financial asset when
the contractual rights to the cash flows from
the financial asset expire, or when it transfers
the rights to receive the contractual cash flows
on the financial asset in a transaction in which
substantially all the risks and rewards of
ownership of the financial asset are
transferred. Any interest in transferred
financial assets that is created or retained by
the Bank is recognized as a separate asset or
liability.
16
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR
KEBIJAKAN
PENTING (Lanjutan)
f.
Aset keuangan
(Lanjutan)
dan
AKUNTANSI
kewajiban
YANG
2.
keuangan
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (Continued)
f.
f.3. Penghentian pengakuan (Lanjutan)
ACCOUNTING
Financial assets and liabilities (Continued)
f.3. Derecognition (Continued)
Dalam transaksi dimana Bank secara
substansial tidak memiliki atau tidak
mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas
kepemilikan
aset
keuangan,
Bank
menghentikan pengakuan aset tersebut jika
Bank tidak lagi memiliki pengendalian atas
aset tersebut. Hak dan kewajiban yang timbul
atau yang masih dimiliki dalam transfer
tersebut diakui secara terpisah sebagai aset
atau kewajiban. Dalam transfer dimana
pengendalian atas aset masih dimiliki, Bank
tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut
sebesar keterlibatan berkelanjutan, dimana
tingkat keberlanjutan Bank dalam aset yang
ditransfer adalah sebesar perubahan nilai
aset yang ditransfer.
In transactions in which the Bank neither
retains nor transfers substantially all the risks
and rewards of ownership of a financial asset,
the Bank derecognizes the asset if it does not
retain control over the asset. The rights and
obligations retained in the transfer are
recognized separately as assets and liabilities
as appropriate. In transfers in which control
over the asset is retained, the Bank continues
to recognize the asset to the extent of its
continuing involvement, determined by the
extent to which it is exposed to changes in the
value of the transferred asset.
Bank menghapusbukukan aset keuangan dan
cadangan kerugian penurunan nilai terkait,
pada saat Bank menentukan bahwa aset
keuangan tersebut tidak dapat ditagih.
Keputusan
ini
diambil
setelah
mempertimbangkan informasi seperti telah
terjadinya perubahan signifikan pada posisi
keuangan debitur/penerbit aset keuangan
sehingga debitur/penerbit tidak lagi dapat
melunasi kewajibannya, atau hasil penjualan
agunan tidak akan cukup untuk melunasi
seluruh eksposur.
The Bank writes off a financial asset and any
related allowance for impairment losses, when
the Bank determines that the financial asset is
uncollectible. This decision is reached after
considering
information
such
as
the
occurrence of significant changes in the
financial position of borrower/financial asset
issuer such that the borrower/issuer can no
longer pay the obligation, or that proceeds
from collateral will not be sufficient to pay back
the entire exposure.
Bank menghentikan pengakuan kewajiban
keuangan pada saat kewajiban yang
ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau
dibatalkan atau kadaluwarsa.
The Bank derecognizes a financial liability
when
its
contractual
obligations
are
discharged or cancelled or expire.
f.4. Saling hapus
f.4. Offsetting
Aset keuangan dan kewajiban keuangan
dapat saling hapus dan nilai bersihnya
disajikan dalam neraca gabungan jika, dan
hanya jika, Bank memiliki hak yang
berkekuatan hukum untuk melakukan saling
hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut
dan berniat untuk menyelesaikan secara neto
atau untuk merealisasikan aset dan
menyelesaikan
kewajibannya
secara
simultan.
Financial assets and liabilities are set off and
the net amount is presented in the combined
balance sheets when, and only when, the
Bank has a legal right to set off the amounts
and intends either to settle on a net basis or
realize the asset and settle the liability
simultaneously.
Pendapatan dan beban disajikan dalam
jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh
standar akuntansi.
Income and expenses are presented on a net
basis only when permitted by accounting
standards.
17
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR
KEBIJAKAN
PENTING (Lanjutan)
f.
Aset keuangan
(Lanjutan)
dan
AKUNTANSI
kewajiban
YANG
2.
keuangan
SUMMARY OF
SIGNIFICANT
POLICIES (Continued)
f.
f.5. Pengukuran biaya perolehan diamortisasi
ACCOUNTING
Financial assets and liabilities (Continued)
f.5. Amortized cost measurement
The amortized cost of a financial asset or
liability is the amount at which the financial
asset or liability is measured at initial
recognition, minus principal repayments, plus
or minus the cumulative amortization using
the effective interest method of any difference
between the initial amount recognized and
the maturity amount, and minus any
reduction for impairment.
Biaya perolehan diamortisasi dari aset
keuangan atau kewajiban keuangan adalah
jumlah aset atau kewajiban keuangan yang
diukur pada saat pengakuan awal, dikurangi
pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi
dengan
amortisasi
kumulatif
dengan
menggunakan metode suku bunga efektif
yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan
nilai jatuh temponya, dan dikurangi cadangan
kerugian penurunan nilai.
f.6. Pengukuran nilai wajar
f.6. Fair value measurement
Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset
dapat dipertukarkan, atau suatu kewajiban
diselesaikan antara pihak yang memahami
dan berkeinginan untuk melakukan transaksi
wajar (arm’s length transaction) pada tanggal
pengukuran.
Fair value is the amount for which an asset
could be exchanged, or a liability settled,
between knowledgeable, willing parties in an
arm’s length transaction on the measurement
date.
Jika tersedia, Bank mengukur nilai wajar
instrumen keuangan dengan menggunakan
harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen
tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika
harga kuotasi sewaktu-waktu dan secara
berkala tersedia dan mencerminkan transaksi
pasar yang aktual dan teratur dalam suatu
transaksi yang wajar.
When available, the Bank measures the fair
value of an instrument using quoted prices in
an active market for that instrument. A market
is regarded as active if quoted prices are
readily and regularly available and represent
actual and regularly occurring market
transactions on an arm’s length basis.
Jika pasar untuk suatu instrumen keuangan
tidak aktif, Bank menentukan nilai wajar
dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik
penilaian mencakup penggunaan transaksi
pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh
pihak-pihak yang memahami, berkeinginan,
dan jika tersedia, referensi atas nilai wajar
terkini dari instrumen lain yang secara
substansial sama, penggunaan analisa arus
kas yang didiskonto dan penggunaan model
penetapan harga opsi (option pricing model).
Teknik penilaian yang dipilih memaksimalkan
penggunaan input pasar, dan meminimalkan
penggunaan taksiran yang bersifat spesifik
dari Bank, memasukkan semua faktor yang
akan dipertimbangkan oleh para pelaku pasar
dalam menetapkan suatu harga dan
konsisten dengan metodologi ekonomi yang
dapat diterima dalam penetapan harga
instrumen keuangan. Input yang digunakan
dalam teknik penilaian secara memadai
mencerminkan ekspektasi pasar dan ukuran
atas faktor risiko dan pengembalian (riskreturn) yang melekat pada instrumen
keuangan.
Bank
mengkalibrasi
teknik
penilaian dan menguji validitasnya dengan
menggunakan harga-harga dari transaksi
pasar terkini yang dapat diobservasi untuk
instrumen yang sama atau atas dasar data
pasar lainnya yang tersedia yang dapat
diobservasi.
If a market for a financial instrument is not
active, the Bank establishes fair value using a
valuation technique. Valuation techniques
include using recent arm’s length transactions
between knowledgeable, willing parties, and if
available, reference to the current fair value
of other instruments that are substantially the
same, discounted cash flows analysis and
option pricing models. The chosen valuation
technique makes maximum use of market
inputs, relies as little as possible on estimates
specific to the Bank, incorporates all factors
that market participants would consider in
setting a price, and is consistent with
accepted economic methodologies for pricing
financial instruments. Inputs to valuation
techniques reasonably represent market
expectations and measures of the risk-return
factors inherent in the financial instrument.
The Bank calibrates valuation techniques and
tests them for validity using prices from
observable current market transactions in the
same instrument or based on other available
observable market data.
18
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR
KEBIJAKAN
PENTING (Lanjutan)
f.
Aset keuangan
(Lanjutan)
dan
AKUNTANSI
kewajiban
YANG
2.
keuangan
SUMMARY OF
SIGNIFICANT
POLICIES (Continued)
f.
f.6. Pengukuran nilai wajar (Lanjutan)
ACCOUNTING
Financial assets and liabilities (Continued)
f.6. Fair value measurement (Continued)
Bukti terbaik atas nilai wajar instrumen
keuangan pada saat pengakuan awal adalah
harga transaksi, yaitu nilai wajar dari
pembayaran yang diberikan atau diterima,
kecuali jika nilai wajar dari instrumen
keuangan tersebut ditentukan dengan
perbandingan terhadap transaksi pasar terkini
yang dapat diobservasi dari suatu instrumen
yang sama atau berdasarkan suatu teknik
penilaian
yang
variabelnya
hanya
menggunakan data dari pasar yang dapat
diobservasi.
The best evidence of the fair value of a
financial instrument at initial recognition is the
transaction price, i.e., the fair value of the
consideration given or received, unless the
fair value of that instrument is evidenced by
comparison with other observable current
market transactions in the same instrument or
based on a valuation technique whose
variables include only data from observable
markets.
Jika harga transaksi memberikan bukti terbaik
atas nilai wajar pada saat pengakuan awal,
maka instrumen keuangan pada awalnya
diukur pada harga transaksi dan selisih antara
harga transaksi dan nilai yang sebelumnya
diperoleh dari model penilaian diakui dalam
laporan
laba
rugi
gabungan
setelah
pengakuan awal tergantung pada masingmasing fakta dan keadaan dari transaksi
tersebut didukung sepenuhnya oleh data
pasar yang dapat diobservasi atau saat
transaksi ditutup.
When transaction price provides the best
evidence of fair value at initial recognition, the
financial instrument is initially measured at
the transaction price and any difference
between this price and the value initially
obtained from a valuation model is
subsequently recognized in the combined
statements of income depending on the
individual facts and circumstances of the
transaction but not later than when the
valuation is supported wholly by observable
market data or the transaction is closed out.
Nilai wajar mencerminkan risiko kredit atas
instrumen
keuangan
dan
termasuk
penyesuaian
yang
dilakukan
untuk
memasukkan risiko kredit Bank dan pihak
lawan, mana yang lebih sesuai. Taksiran nilai
wajar yang diperoleh dari model penilaian
akan disesuaikan untuk mempertimbangkan
faktor-faktor lainnya, seperti risiko likuiditas
atau
ketidakpastian
model
penilaian,
sepanjang Bank yakin bahwa keterlibatan
suatu
pasar
pihak
ketiga
akan
mempertimbangkan faktor-faktor tersebut
dalam penetapan harga suatu transaksi.
Fair values reflect the credit risk of the
instrument and include adjustments to take
account of the credit risk of the Bank and
counterparty where appropriate. Fair value
estimates obtained from models are adjusted
for any other factors, such as liquidity risk or
model uncertainties, to the extent that the
Bank
believes
a
third-party
market
participation would take them into account in
pricing a transaction.
Aset keuangan dan long position diukur
menggunakan harga penawaran; kewajiban
keuangan
dan
short
position
diukur
menggunakan harga permintaan. Jika Bank
memiliki posisi aset dan kewajiban dimana
risiko pasarnya saling hapus, maka Bank
dapat menggunakan nilai tengah dari harga
pasar sebagai dasar untuk menentukan nilai
wajar posisi risiko yang saling hapus tersebut
dan menerapkan penyesuaian terhadap harga
penawaran atau harga permintaan terhadap
posisi terbuka neto (net open position), mana
yang lebih sesuai.
Financial assets and long positions are
measured at a bid price; financial liabilities
and short positions are measured at an ask
price. Where the Bank has positions with
offsetting risk, mid-market prices are used to
measure the offsetting risk positions and a
bid or ask price adjustment is applied only to
the net open position as appropriate.
19
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR
KEBIJAKAN
PENTING (Lanjutan)
AKUNTANSI
YANG
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (Continued)
ACCOUNTING
g. Giro pada Bank Indonesia dan bank-bank Lain
g. Demand deposits with Bank Indonesia and
other banks
Sejak tanggal 1 Januari 2010, setelah pengakuan
awal, giro pada Bank Indonesia dan giro pada
bank-bank lain dicatat pada biaya perolehan
diamortisasi menggunakan metode suku bunga
efektif di neraca gabungan.
Starting 1 January 2010, subsequent to initial
recognition, demand deposits with Bank
Indonesia and other banks were carried at
amortized cost using effective interest method on
the combined balance sheet.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, giro pada Bank
Indonesia dinyatakan sebesar saldo giro,
sedangkan giro pada bank-bank lain dinyatakan
sebesar saldo giro dikurangi dengan cadangan
kerugian penurunan nilai.
Prior to 1 January 2010, demand deposits with
Bank Indonesia were stated at their outstanding
balances, while demand deposits with other
banks were stated at their outstanding balances
less allowance for impairment losses.
h. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank bank lain
h. Placements with Bank Indonesia and other
banks
Sejak tanggal 1 Januari 2010, penempatan pada
Bank Indonesia dan bank-bank lain pada awalnya
diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi
yang dapat diatribusikan secara langsung dan
merupakan biaya tambahan untuk memperoleh
aset keuangan tersebut, dan setelah pengakuan
awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi
menggunakan metode suku bunga efektif.
Starting 1 January 2010, placements with Bank
Indonesia and other banks are initially measured
at fair value plus incremental direct transaction
costs, and subsequently measured at their
amortized cost using the effective interest
method.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, penempatan
pada Bank Indonesia dan bank-bank lain
dinyatakan sebesar saldo penempatan dikurangi
cadangan kerugian penurunan nilai.
Prior to 1 January 2010, placements with Bank
Indonesia and other banks were stated at their
outstanding balances less
allowance for
impairment losses.
i.
Efek-efek yang diperdagangkan
i. Trading securities
Surat-surat berharga yang diklasifikasikan dalam
kelompok diperdagangkan disajikan sebesar nilai
wajar pada saat pengakuan awal dan setelah
pengakuan awal. Selisih antara nilai wajar dan
harga perolehan surat-surat berharga untuk tujuan
diperdagangkan yang belum direalisasi diakui
(dibebankan) dalam laporan laba rugi gabungan
tahun yang bersangkutan.
The marketable securities which are classified as
trading, are stated at fair value at initial
recognition and subsequent measurement.
Unrealized gain or loss from the difference
between the fair value and the acquisition cost of
trading securities, are recognized (charged) in the
combined statement of income for the year.
Laba atau rugi yang telah direalisasi dari penjualan
surat-surat berharga diakui atau dibebankan dalam
laporan laba rugi gabungan tahun yang
bersangkutan.
Realized gains or losses from selling of
marketable securities are recognized in or
charged to the combined statement of income for
the year.
20
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR
KEBIJAKAN
PENTING (Lanjutan)
AKUNTANSI
YANG
2.
j. Instrumen derivatif dan aktivitas lindung nilai
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (Continued)
j.
Derivative
activities
instruments
ACCOUNTING
and
hedging
Instrumen derivatif diakui dalam laporan keuangan
sebesar nilai wajarnya, pada pengakuan awal
maupun setelah
pengakuan awal. Untuk
memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai,
PSAK No. 55 (Revisi 2006) mensyaratkan
beberapa kriteria tertentu yang harus dipenuhi,
termasuk adanya dokumentasi formal pada awal
lindung nilai.
Derivative instruments are recognized in the
financial statements at fair value, both at and after
initial recognition. To qualify for hedge accounting,
SFAS No. 55 (2006 Revision) requires certain
criteria to be met, including documentation
required to have been in place at the inception of
the hedge.
Pada saat pengakuan awal dan secara
berkesinambungan (sekurang-kurangnya setiap
tanggal pelaporan eksternal), Bank secara formal
menelaah kembali apakah derivatif yang
digunakan dalam transaksi lindung nilai terjadi
saling hapus yang sangat efektif dengan
perubahan dalam nilai wajar atau arus kas dari
transaksi yang dilindung nilai.
Both at inception and on an ongoing basis (at
least on each external reporting dates) thereafter,
the Bank formally assesses whether the
derivatives that are used in hedging transactions
are highly effective in offsetting changes in either
the fair value or cash flows of the hedged item.
Akuntansi untuk perubahan nilai wajar suatu
instrumen derivatif bergantung pada apakah
instrumen derivatif tersebut ditujukan untuk dan
memenuhi kriteria sebagai lindung nilai, serta jenis
hubungan lindung nilai. Untuk instrumen derivatif
yang memenuhi persyaratan akuntansi lindung
nilai, Bank harus menetapkan jenis lindung nilai
atas instrumen tersebut, apakah sebagai lindung
nilai atas nilai wajar atau lindung nilai arus kas,
sesuai dengan eksposur yang dilindung nilai.
Bank secara formal mendokumentasikan seluruh
hubungan antara instrumen lindung nilai dan
transaksi yang dilindung nilai, termasuk tujuan dan
strategi manajemen risiko untuk melakukan
berbagai transaksi tersebut. Pada saat pengakuan
awal dan secara berkesinambungan (sekurangkurangnya setiap tanggal pelaporan eksternal),
Bank secara formal menelaah kembali apakah
derivatif yang digunakan dalam transaksi lindung
nilai terjadi saling hapus yang sangat efektif
dengan perubahan dalam nilai wajar atau arus kas
dari transaksi yang dilindung nilai. Jika tidak
terjadi saling hapus dengan sangat efektif, maka
Bank menghentikan akuntansi lindung nilai secara
prospektif.
The accounting for changes in the fair value of a
derivative instrument depends on whether it has
been designated and qualifies as part of a
hedging relationship, and further, on the type of
hedging relationship. For derivative instruments
that qualify for hedge accounting, the Bank must
designate the hedging instrument as a fair value
hedge or cash flow hedge based on the exposure
being hedged. The Bank formally documents all
relationship between hedging instruments and
hedged items, as well as its risk management
objectives and strategies for undertaking various
transactions. Both at inception and on an ongoing
basis (at least on each external reporting dates)
thereafter, the Bank formally assesses whether
the derivatives that are used in hedging
transactions are highly effective in offsetting
changes in either the fair value or cash flows of
the hedged item. If a derivative ceases to be a
highly effective hedge, the Bank discontinues
hedge accounting prospectively.
Perubahan nilai wajar derivatif yang sangat efektif
dengan tujuan lindung nilai atas nilai wajar,
bersama dengan perubahan atas nilai wajar
transaksi yang dilindung nilai yang dapat
diatribusikan pada risiko lindung nilai diakui dalam
laporan laba rugi gabungan tahun yang
bersangkutan.
Changes in the fair value of highly effective
derivatives designated as fair value hedges
together with changes in the fair value of the
hedged items that are attributable to the hedged
risks are recognized in the combined statement of
income for the year.
21
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR
KEBIJAKAN
PENTING (Lanjutan)
AKUNTANSI
YANG
2.
j. Instrumen derivatif dan aktivitas lindung nilai
(Lanjutan)
k.
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (Continued)
j.
Derivative
instruments
activities (Continued)
ACCOUNTING
and
hedging
Untuk lindung nilai arus kas, bagian efektif
perubahan nilai wajar atas instrumen derivatif
dicatat sebagai laba atau rugi belum direalisasi
atas perubahan nilai wajar instrumen derivatif
untuk tujuan lindung nilai arus kas pada rekening
kantor pusat, dan diakui dalam laporan laba rugi
gabungan tahun yang bersangkutan pada saat
transaksi
yang
dilindung
nilai
tersebut
mempengaruhi laba. Bagian yang tidak efektif,
termasuk bagian yang timbul dari kemungkinan
bahwa transaksi yang diperkirakan tidak akan
terjadi, diakui segera dalam laporan laba rugi
gabungan tahun yang bersangkutan.
For cash flow hedges, the effective portion of
changes in the fair value of the derivatives
instruments are recorded in unrealized gain or loss
from change in fair value of cash flow hedges
derivative instruments in head office accounts, and
are recognized in the combined statement of
income for the year when the related hedged items
affect income. Any portion considered to be
ineffective including that arising from the
unlikelihood of an anticipated transaction to occur,
is recognized immediately in the combined
statement of income.
Untuk instrumen derivatif yang tidak memenuhi
persyaratan akuntansi lindung nilai atau tidak
ditetapkan untuk tujuan lindung nilai, perubahan
nilai wajar atas derivatif diakui sebagai laba atau
rugi dalam laporan laba rugi gabungan tahun yang
bersangkutan.
For derivative instruments which do not qualify for
hedge accounting or which are not designated as
hedges, changes in fair value of the derivative
instruments are recognized as gains or losses in
the combined statement of income for the year.
k. Loans
Kredit yang diberikan
Sejak tanggal 1 Januari 2010, kredit yang
diberikan, termasuk kredit yang direstrukturisasi,
pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah
biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara
langsung dan merupakan biaya tambahan untuk
memperoleh aset keuangan tersebut, dan setelah
pengakuan awal diukur pada biaya perolehan
diamortisasi menggunakan metode suku bunga
efektif.
Starting 1 January 2010, loans, including those
that are restructured, are initially measured at fair
value plus incremental direct transaction costs,
and subsquently measured at their amortized cost
using the effective interest method.
Kredit dalam rangka pembiayaan bersama (kredit
sindikasi) dinyatakan sebesar biaya perolehan
diamortisasi sesuai dengan porsi risiko yang
ditanggung oleh Bank.
Syndicated loans are stated at amortized cost in
accordance with the risk borne by the Bank.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, kredit yang
diberikan disajikan sebesar jumlah pokok kredit,
dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan
nilai dan pendapatan bunga ditangguhkan.
Prior to 1 January 2010, loans were stated at the
principal amount outstanding, net of allowance for
impairment losses and unearned interest income.
Bank mencatat restrukturisasi kredit bermasalah
berdasarkan jenis restrukturisasi.
The Bank accounts for troubled debt restructuring
in accordance with the type of restructuring.
Dalam restrukturisasi kredit bermasalah yang
dilakukan dengan penerimaan aset (termasuk
perolehan saham dari debitur), Bank mencatat aset
tersebut (termasuk perolehan saham) sebesar nilai
wajarnya pada saat restrukturisasi. Kelebihan nilai
tercatat kredit yang diberikan di atas nilai wajar aset
yang diterima setelah dikurangi estimasi beban untuk
menjual aset tersebut, diakui sebagai kerugian
dalam laporan laba rugi gabungan tahun yang
bersangkutan.
In troubled debt restructuring which involves a
receipt of assets (including an equity interest of
the debtor), the Bank records those assets
(including an equity interest) at their fair values at
the time of restructuring. The excess of the
carrying amount of the loans over the fair values
of assets received less estimated costs to sell, is
recognized as loss in the combined statement of
income for the year.
22
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR
KEBIJAKAN
PENTING (Lanjutan)
k.
l.
AKUNTANSI
YANG
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (Continued)
ACCOUNTING
k. Loans (Continued)
Kredit yang diberikan (Lanjutan)
Dalam hal restrukturisasi kredit bermasalah
dilakukan hanya dengan modifikasi persyaratan
kredit, Bank mencatat dampak restrukturisasi
tersebut secara prospektif dan tidak mengubah
nilai tercatat kredit yang diberikan pada tanggal
restrukturisasi, kecuali jika jumlahnya melebihi
nilai kini penerimaan kas masa depan yang
ditentukan dalam persyaratan baru. Jika nilai kini
penerimaan kas masa depan sebagaimana yang
ditentukan dalam persyaratan baru dari kredit
yang direstrukturisasi tersebut lebih rendah
daripada nilai tercatat kredit yang diberikan
sebelum restrukturisasi, Bank harus mengurangi
saldo kredit yang diberikan ke suatu jumlah yang
sama dengan jumlah nilai kini penerimaan kas
masa depan. Jumlah pengurangan tersebut harus
diakui sebagai biaya cadangan kerugian
penurunan nilai individual.
In troubled debt restructuring which involves only a
modification of terms, the Bank accounts for the
effect of the restructuring prospectively and does
not change the carrying value of receivables at the
time of restructuring unless the amount exceeds
the present value of the total future cash receipts
specified in the new terms. If the present value of
the total future cash receipts specified in the new
terms is lower than the recorded receivables
balance prior to restructuring, the Bank reduces
the receivables balance to the amount equal to the
present value of the total future cash receipts. The
amount of the reduction is recognized as individual
allowance for impairment losses.
Sebelum 1 Januari 2010, jumlah bruto kredit yang
direstrukturisasi mencakup pokok kredit, bunga dan
beban lainnya yang dikapitalisasi ke pokok kredit.
Bunga yang dikapitalisasi ke pokok kredit tersebut
diakui sebagai pendapatan bunga ditangguhkan dan
disajikan sebagai pendapatan bunga yang dihentikan
pengakuannya (interest in suspense).
Prior to 1 January 2010, restructured loans consist
of principal amount, interest and other charges
which are capitalized to the principal amount. The
capitalized interest is recognized as unearned
interest income which is presented as interest in
suspense.
l.Acceptance receivables and payables
Tagihan dan kewajiban akseptasi
Sejak tanggal 1 Januari 2010, tagihan dan
kewajiban akseptasi dinyatakan sebesar biaya
perolehan diamortisasi menggunakan metode
suku bunga efektif.
Starting 1 January 2010, acceptance receivables
and payables are stated at amortized cost, using
effective interest method.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, tagihan dan
kewajiban akseptasi disajikan sebesar nilai
nominal letter of credit (L/C) atau nilai realisasi L/C
yang diaksep oleh bank pengaksep (accepting
bank). Tagihan akseptasi disajikan bersih setelah
dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.
Prior to 1 January 2010, acceptance receivables
and payables are stated at nominal value of the
letters of credit (L/C) or realizable value of the L/C
accepted by accepting banks. Acceptance
receivable are stated net of allowance for
impairment losses.
m. Efek-efek untuk tujuan investasi
m. investment securities
Efek-efek untuk tujuan investasi diklasifikasikan
dalam kelompok tersedia untuk dijual dan
pinjaman yang diberikan dan piutang.
Investment securities are classified as availablefor-sale and loans and receivables.
Efek-efek untuk tujuan investasi dalam kelompok
tersedia untuk dijual dan pinjaman yang diberikan
dan piutang pada awalnya diukur pada nilai wajar
ditambah biaya transaksi. Setelah pengakuan
awal, efek-efek untuk tujuan investasi yang
tersedia untuk dijual dinyatakan pada nilai wajar,
sedangkan efek-efek untuk tujuan investasi
dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan
piutang
dicatat
pada
biaya
perolehan
diamortisasi.
Investment securities classified as available-forsale and loans and receivables are initially
measured at fair value plus transaction costs.
After initial measurement, investment securties
classified as available-for-sale are measured at
fair value, while investment securities classified as
loans and receivables are carried at amortized
cost.
23
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR
KEBIJAKAN
PENTING (Lanjutan)
AKUNTANSI
YANG
2.
m. Efek-efek untuk tujuan investasi (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (Continued)
ACCOUNTING
m. investment securities (Continued)
Pendapatan bunga diakui dalam laporan laba rugi
gabungan menggunakan metode suku bunga
efektif. Laba atau rugi selisih kurs atas efek-efek
untuk tujuan investasi diakui pada laporan laba
rugi gabungan tahun berjalan.
Interest income is recognized in the combined
statements of income using the effective interest
method. Foreign exchange gains or losses on
investment securities are recognized in the
combined statement of income for the year.
Perubahan nilai wajar lainnya atas efek-efek
untuk tujuan investasi dalam kelompok tersedia
untuk dijual diakui secara langsung sebagai
bagian dari rekening kantor pusat sampai
investasi tersebut dijual atau mengalami
penurunan nilai, dimana keuntungan dan
kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui
dalam rekening kantor pusat harus diakui pada
laporan laba rugi gabungan.
Other fair value changes for investment securities
classified as available-for-sale are recognized
directly as a component of head office accounts
until the investment is sold or impaired, upon
which the cumulative gains and losses previously
recognized in head office accounts are
recognized in the combined statements of
income.
n. Identifikasi dan pengukuran penurunan nilai
aset keuangan
n. Identification and measurement of impairment
of financial assets
Sejak tanggal 1 Januari 2010, pada setiap
tanggal neraca, Bank mengevaluasi apakah
terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan
yang tidak dicatat pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi telah mengalami penurunan nilai. Aset
keuangan mengalami penurunan nilai jika bukti
obyektif menunjukkan bahwa peristiwa yang
merugikan telah terjadi setelah pengakuan awal
aset
keuangan,
dan
peristiwa
tersebut
berdampak pada arus kas masa datang atas aset
keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
Starting 1 January 2010, at each balance sheet
date the Bank assesses whether there is objective
evidence that financial assets not carried at fair
value through profit or loss are impaired. Financial
assets are impaired when objective evidence
demonstrates that a loss event has occurred after
the initial recognition of the asset, and that the
loss event has an impact on the future cash flows
on the asset that can be estimated reliably.
Bukti obyektif bahwa aset keuangan mengalami
penurunan nilai meliputi wanprestasi atau
tunggakan
pembayaran
oleh
debitur,
restrukturisasi kredit atau uang muka oleh Bank
dengan persyaratan yang tidak mungkin
diberikan jika debitur tidak mengalami kesulitan
keuangan, indikasi bahwa debitur atau penerbit
akan dinyatakan pailit, hilangnya pasar aktif dari
aset keuangan akibat kesulitan keuangan, atau
data yang dapat diobservasi lainnya yang terkait
dengan kelompok aset keuangan seperti
memburuknya status pembayaran debitur atau
penerbit dalam kelompok tersebut, atau kondisi
ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi
atas aset dalam kelompok tersebut.
Objective evidence that financial assets are
impaired can include default or delinquency by a
borrower, restructuring of a loan or advance by
the Bank on terms that the Bank would not
otherwise consider, indications that a borrower or
issuer will enter bankruptcy, the disappearance of
an active market for a security due to financial
difficulties, or other observable data relating to a
group of assets such as adverse changes in the
payment status of borrowers or issuers in the
group, or economic conditions that correlate with
defaults in the group.
Bank menentukan bukti penurunan nilai atas aset
keuangan secara individual dan kolektif. Evaluasi
penurunan nilai secara individual dilakukan
terhadap aset keuangan yang signifikan secara
individual.
The Bank considers evidence of impairment for
financial assets at both a specific asset and
collective level. All individually significant financial
assets are assessed for specific impairment.
24
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR
KEBIJAKAN
PENTING (lanjutan)
n.
AKUNTANSI
YANG
2.
Identifikasi dan pengukuran penurunan nilai
aset keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
n.
ACCOUNTING
Identification
and
measurement
of
impairment of financial assets (continued)
Semua aset keuangan yang signifikan secara
individual yang tidak mengalami penurunan nilai
secara individual dievaluasi secara kolektif untuk
menentukan penurunan nilai yang sudah terjadi
namun belum diidentifikasi. Aset keuangan yang
tidak signifikan secara individual akan dievaluasi
secara kolektif untuk menentukan penurunan
nilainya
dengan
mengelompokkan
aset
keuangan tersebut berdasarkan karakteristik
risiko yang serupa. Aset keuangan yang
dievaluasi secara individual untuk penurunan
nilai, dan dimana kerugian penurunan nilai
diakui tidak lagi termasuk dalam penurunan nilai
secara kolektif.
All individually significant financial assets not to
be specifically impaired are then collectively
assessed for any impairment that has been
incurred but not yet identified. Financial assets
that are not individually significant are
collectively assessed for impairment by
grouping together such financial assets with
similar risk characteristics. Financial assets
that are individually assessed for impairment
and for which an impairment loss is recognized
are no longer included in a collective
assessment of impairment.
Dalam mengevaluasi penurunan nilai secara
kolektif, Bank menggunakan model statistik dari
tren probability of default di masa lalu, waktu
pemulihan dan jumlah kerugian yang terjadi,
yang
disesuaikan
dengan
pertimbangan
manajemen mengenai apakah kondisi ekonomi
dan
kondisi
kredit
saat
ini
mungkin
menyebabkan kerugian aktual lebih besar atau
lebih kecil daripada yang dihasilkan oleh model
statistik. Tingkat wanprestasi, tingkat kerugian
dan waktu pemulihan yang diharapkan di masa
datang secara berkala dibandingkan dengan
hasil aktual yang diperoleh untuk memastikan
bahwa model statistik yang digunakan masih
memadai.
In assessing collective impairment, the Bank
uses statistical modeling of historical trends of
the probability of default, timing of recoveries
and the amount of loss incurred, adjusted for
management’s judgment as to whether current
economic and credit conditions are such that
the actual losses are likely to be greater or less
than suggested by historical modeling. Default
rates, loss rates and the expected timing of
future recoveries are regularly benchmarked
against actual outcomes to ensure that they
remain appropriate.
Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan
yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi
diukur sebesar selisih antara nilai tercatat aset
keuangan dengan nilai kini estimasi arus kas
masa datang yang didiskonto menggunakan
suku bunga efektif awal dari aset keuangan
tersebut.
Impairment losses on financial assets carried
at amortized cost are measured as the
difference between the carrying amount of the
financial assets and the present value of
estimated future cash flows discounted at the
financial assets’ original effective interest rate.
Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas
masa datang atas aset keuangan dengan
agunan
(collateralised
financial
asset)
mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan
dari pengambilalihan agunan dikurangi biayabiaya untuk memperoleh dan menjual agunan,
terlepas apakah pengambilalihan tersebut
berpeluang terjadi atau tidak. Kerugian yang
terjadi diakui pada laporan laba rugi gabungan
dan dicatat pada akun cadangan kerugian atas
aset keuangan yang dicatat pada biaya
perolehan diamortisasi. Pendapatan bunga atas
aset keuangan yang mengalami penurunan nilai
tetap diakui atas dasar suku bunga yang
digunakan untuk mendiskonto arus kas masa
datang dalam pengukuran kerugian penurunan
nilai. Ketika peristiwa yang terjadi setelah
penurunan nilai menyebabkan jumlah kerugian
penurunan nilai berkurang, kerugian penurunan
nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan
dan pemulihan tersebut diakui pada laporan laba
rugi gabungan.
The calculation of the present value of the
estimated future cash flows of a collateralised
financial asset reflects the cash flows that may
result from foreclosure less costs for obtaining
and selling the collateral, whether or not
foreclosure is probable. Losses are recognized
in the combined statements of income and
reflected in an allowance account against
financial assets carried at amortized cost.
Interest on the impaired financial asset
continues to be recognized using the rate of
interest used to discount the future cash flows
for the purpose of measuring the impairment
loss. When a subsequent event causes the
amount of impairment loss to decrease, the
impairment loss is reversed through the
combined statements of income.
25
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR
KEBIJAKAN
PENTING (lanjutan)
n.
AKUNTANSI
YANG
2.
Identifikasi dan pengukuran penurunan nilai
aset keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
n.
ACCOUNTING
Identification
and
measurement
of
impairment of financial assets (continued)
Kerugian penurunan nilai atas efek-efek untuk
tujuan investasi yang tersedia untuk dijual diakui
dengan mengeluarkan kerugian kumulatif yang
telah diakui secara langsung dalam rekening
Kantor Pusat ke dalam laporan laba rugi
gabungan. Jumlah kerugian kumulatif yang
dikeluarkan dari rekening Kantor Pusat dan
diakui pada laporan laba rugi merupakan selisih
antara biaya perolehan, setelah dikurangi
pelunasan pokok dan amortisasi, dengan nilai
wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai
aset keuangan yang sebelumnya telah diakui
pada laporan laba rugi gabungan. Perubahan
cadangan kerugian penurunan nilai yang dapat
diatribusikan pada nilai waktu (time value)
tercermin sebagai komponen pendapatan
bunga.
Impairment
losses
on
available-for-sale
investment securities are recognized by
transferring the cumulative loss that has been
recognized directly in Head Office accounts to
the combined statements of income. The
cumulative loss that has been removed from
Head Office accounts and recognized in the
combined statements of income is the
difference between the acquisition cost, net of
any principal repayment and amortization, and
the current fair value, less any impairment loss
previously recognized in the combined
statements of income. Changes in impairment
provisions attributable to time value are
reflected as a component of interest income.
Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar
instrumen hutang yang diklasifikasikan dalam
kelompok tersedia untuk dijual yang mengalami
penurunan nilai meningkat dan peningkatan
tersebut dapat secara obyektif dihubungkan
dengan
peristiwa
yang
terjadi
setelah
pengakuan kerugian penurunan nilai pada
laporan laba rugi gabungan, maka kerugian
penurunan nilai tersebut harus dipulihkan dan
pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi
gabungan.
If, in a subsequent period, the fair value of an
impaired available-for-sale debt instrument
increases and the increase can be objectively
related to an event occurring after the
impairment loss was recognized in the
combined statements of income, the impairment
loss is reversed, with the amount of reversal
recognized in the combined statements of
income.
Jika persyaratan kredit atau piutang dinegosiasi
ulang atau dimodifikasi karena debitur atau
penerbit mengalami kesulitan keuangan, maka
penurunan nilai diukur dengan suku bunga
efektif
awal
yang
digunakan
sebelum
persyaratan diubah.
If the terms of a loan or receivable are
renegotiated or otherwise modified because of
financial difficulties of the borrower or issuer,
impairment is measured using the original
effective interest rate before the modification of
terms.
Bank mencatat taksiran kerugian atas transaksi
rekening administratif sesuai dengan peraturan
Bank Indonesia dan disajikan di sisi kewajiban
pada neraca gabungan.
The Bank recorded estimated losses from offbalance sheet transactions in accordance with
Bank Indonesia regulations and presented as
liabilities in the combined balance sheet.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, Bank
membentuk cadangan kerugian penurunan nilai
aset produktif serta taksiran kerugian atas
transaksi rekening administratif.
Prior to 1 January 2010, the Bank provided an
allowance for impairment of productive assets
and estimated losses from off-balance sheet
transactions.
Aset produktif meliputi giro pada Bank
Indonesia, giro pada bank-bank lain, tagihan dari
cabang-cabang lain, penempatan pada Bank
Indonesia dan bank-bank lain, efek-efek yang
diperdagangkan, tagihan derivatif, kredit yang
diberikan, tagihan akseptasi, efek-efek untuk
tujuan investasi dan tagihan atas pinjaman yang
dijamin.
Productive assets of the Bank include demand
deposits with Bank Indonesia, demand deposits
with other banks, due from other branches,
placements with Bank Indonesia and other
banks, trading securities, derivative receivables,
loans, acceptance receivables, investment
securities and receivables under secured
borrowings.
Komitmen dan kontinjensi yang mempunyai
risiko kredit meliputi fasilitas kredit yang belum
digunakan (komitmen), fasilitas letters of credit
yang tidak dapat dibatalkan dan bank garansi
yang diterbitkan kepada nasabah.
Commitments and contingencies which carry
credit risk include of unused loan facilities
(committed), irrevocable letters of credit and
bank guarantees issued to customers.
26
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR
KEBIJAKAN
PENTING (lanjutan)
n.
AKUNTANSI
YANG
2.
Identifikasi dan pengukuran penurunan nilai
aset keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
n.
ACCOUNTING
Identification
and
measurement
of
impairment of financial assets (continued)
Cadangan kerugian penurunan nilai aset
produktif dan taksiran kerugian atas transaksi
rekening administratif dibentuk berdasarkan
hasil evaluasi terhadap kolektibilitas dari
masing-masing aset produktif dan transaksi
rekening administratif yang mempunyai risiko
kredit sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia
(“BI”) tentang Penilaian Kualitas Aset Bank
Umum. Evaluasi manajemen atas kolektibilitas
masing-masing aset produktif dan transaksi
rekening administratif dilakukan berdasarkan
sejumlah
faktor,
termasuk
keadaan
ekonomi/prospek usaha saat ini maupun yang
diantisipasi untuk masa yang akan datang,
kondisi keuangan, kemampuan membayar serta
faktor-faktor lain yang relevan.
The allowance for impairment losses from
productive assets and estimated losses from offbalance sheet transactions are determined
based on an evaluation of the collectibility of
each individual productive asset and off-balance
sheet transaction with credit risk in accordance
with Bank Indonesia (“BI”) regulations on Asset
Quality Rating for Commercial Banks.
Management’s evaluation on the collectibility of
each individual productive asset and off-balance
sheet transaction is based on a number of
factors, including current and anticipated
economic
condition/business
prospects,
financial conditions, payment ability and other
relevant factors.
Sesuai dengan ketentuan BI, cadangan kerugian
penurunan nilai aset produktif dan transaksi
rekening administratif adalah sebagai berikut:
In accordance with BI regulations, the allowance
for losses from productive assets and estimated
losses from off-balance sheet transactions are
as follows:
1.
Cadangan umum sekurang-kurangnya 1%
dari aset produktif dan transaksi rekening
administratif yang digolongkan lancar.
1.
General allowance at a minimum of 1% of
productive assets and off-balance sheet
transactions that are classified as current.
2.
Cadangan khusus untuk aset produktif dan
transaksi rekening administratif:
2.
Specific allowance for productive assets
and off-balance sheet transactions:
Penggolongan
Persentase minimum/Minimum percentage
Dalam perhatian khusus
Kurang lancar
Diragukan
Macet
115%
115%
150%
100%
Classification
Special mention
Substandard
Doubtful
Loss
Cadangan khusus untuk aset produktif dan
transaksi
rekening
administratif
yang
digolongkan sebagai dalam perhatian khusus,
kurang lancar, diragukan dan macet dihitung
atas jumlah pokok pinjaman setelah dikurangi
dengan nilai agunan yang diperkenankan.
Specific allowance for productive assets and offbalance sheet transactions classified as special
mention, substandard, doubtful and loss, is
calculated after deducting the value of allowable
collateral.
Taksiran kerugian atas transaksi rekening
administratif disajikan di sisi kewajiban pada
neraca gabungan.
Estimated losses from off-balance sheet
transactions are presented on the liability section of
the combined balance sheet.
27
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
2. IKHTISAR
KEBIJAKAN
PENTING (lanjutan)
o.
p.
AKUNTANSI
YANG
2.
Cadangan kerugian aset non-produktif
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (continued)
ACCOUNTING
o. Allowance for losses on non-productive assets
Bank membentuk cadangan kerugian aset nonproduktif sesuai dengan peraturan Bank Indonesia.
The Bank provides an allowance for losses from
non-productive asets in accordance with Bank
Indonesia regulation.
Aset non-produktif terdiri dari rekening antar kantor
dan suspense accounts.
Non-productive assets consist of inter-office and
suspense accounts.
Penyesuaian atas cadangan kerugian aset nonproduktif dicatat dalam tahun di mana penyesuaian
tersebut diketahui atau dapat ditaksir secara wajar.
Termasuk
dalam
penyesuaian
ini
adalah
penambahan cadangan kerugian aset non-produktif,
maupun pemulihan aset yang telah dihapusbukukan
sebelumnya.
Adjustments to the allowance for losses from nonproductive assets are reported in the year such
adjustments become known or can be reasonably
estimated. These adjustments include additional
allowance for losses from non-productive assets,
as well as recoveries of previously written-off
assets.
Aset
non-produktif
dihapusbukukan
dengan
mengurangi cadangan kerugian yang bersangkutan
apabila menurut manajemen aset tersebut tidak
mungkin dipulihkan lagi.
Non-productive assets are written-off against the
respective allowance for losses when management
believes that the recoverability of the asset is
unlikely.
Pinjaman yang dijamin
p. Secured borrowings
Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual
kembali (reverse repo) namun tidak menanggung
risiko
dan
manfaat
atas
kepemilikannya
diperlakukan sebagai pinjaman yang dijamin, dan
surat-surat berharga tersebut tidak dicatat di neraca
gabungan.
Marketable
securities
purchased
with
a
commitment to resell (a “reverse repo”) but does
not acquire the risks and rewards of ownership
are treated as collateralized loans or secured
borrowings, and the marketable securities are not
included in the combined balance sheet.
Pinjaman yang dijamin dinyatakan sebesar harga
jual kembali efek yang disepakati dikurangi
pendapatan bunga yang belum diakui. Pendapatan
bunga yang belum diakui merupakan selisih antara
harga beli dan harga jual kembali yang disepakati
dan diakui sebagai pendapatan selama jangka
waktu sejak tanggal perolehan hingga tanggal dijual
kembali dengan menggunakan metode tingkat
bunga efektif.
Secured borrowings are stated at the agreed
resale price less unearned interest income.
Unearned interest income which represents a
difference between the purchase price and the
agreed resale price is recognized as income over
the period commencing from the acquisition date
to the resale date using the effective interest
method.
Surat-surat berharga dari pinjaman yang dijamin,
yang dijual ke pihak ketiga dicatat sebagai
kewajiban untuk mengembalikan surat-surat
berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin
sebesar nilai wajarnya. Perubahan nilai wajar suratsurat berharga diakui atau dibebankan sebagai
laba (rugi) dalam laporan laba rugi gabungan tahun
yang bersangkutan.
Marketable securities under secured borrowings
which are sold to a third party are recorded as an
obligation to return the marketable securities
received under the secured borrowings at fair
value. Changes in the fair value should be
recognized or charged as gains (losses) in the
current year combined statement of income.
q. Aset tetap
q. Fixed assets
Aset tetap diakui pada awalnya sebesar biaya
perolehan. Biaya perolehan meliputi harga
perolehannya dan biaya-biaya yang dapat
diatribusikan secara langsung untuk membawa
aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar
aset siap digunakan sesuai dengan keinginan
manajemen.
Fixed assets are initially recognized at cost. Cost
includes its purchase price and any costs directly
attributable to bringing the asset to the location
and condition necessary for it to be capable of
operating
in
the
manner
intended
by
management.
28
2.
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
KEBIJAKAN
(Lanjutan)
AKUNTANSI
YANG
PENTING
2.
q. Aset tetap (Lanjutan)
ACCOUNTING
q. Fixed assets (Continued)
Setelah pengukuran awal, aset tetap diukur
dengan model biaya, yaitu dicatat sebesar biaya
perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan
akumulasi rugi penurunan nilai aset. Penyusutan
dihitung sejak bulan aset yang bersangkutan
digunakan, dengan metode garis lurus selama
taksiran masa manfaatnya sebagai berikut:
Renovasi bangunan sewa
Perelatan kantor
Perabot kantor
Kendaraan bermotor
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (Continued)
After initial measurement, fixed assets are
measured using cost model, i.e. carried at its cost
less any accumulated depreciation and any
accumulated impairment losses. Depreciation is
calculated from the month the asset is placed into
service, based on straight-line method over the
estimated useful lives as follows:
Tahun/Year
3 - 10
3-5
3-5
3
Leasehold improvements
Office equipment
Furniture and fittings
Motor vehicles
Jika nilai tercatat aset tetap lebih besar dari nilai
yang dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aset
tetap diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat
diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai aset
dibebankan pada laporan laba rugi gabngan tahun
berjalan.
If the carrying amount of fixed assets exceeds its
recoverable amount, the carrying amount of fixed
assets shall be reduced to its recoverable amount
and the impairment losses are charged to the
combined statement of income for the year.
r. Simpanan oleh nasabah bukan bank dan bank
bank lain
r. Deposits by non-bank customers and other
banks
Sejak tanggal 1 Januari 2010, setelah pengakuan
awal, giro, tabungan, deposito berjangka, dan
simpanan oleh bank-bank lain dinyatakan sebesar
biaya perolehan diamortisasi.
Starting 1 January 2010, after initial recognition,
demand deposits, savings, time deposits, and
deposits by other banks are carried at amortized
cost.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, giro, tabungan,
deposito berjangka, dan simpanan oleh bank-bank
lain dinyatakan sebesar nilai kewajiban Bank
masing-masing kepada nasabah atau bank-bank
lain.
Prior to 1 January 2010, demand deposits,
savings time deposits, and deposits by other
banks are stated at the amounts payable to the
account holders and other banks.
s. Pajak penghasilan
s. Income tax
Beban pajak terdiri dari beban pajak kini dan
beban pajak tangguhan. Beban pajak diakui pada
laporan laba rugi gabungan kecuali untuk item
yang diakui secara langsung di rekening Kantor
Pusat, beban pajak yang terkait dengan item
tersebut diakui di rekening Kantor Pusat.
Income tax expense comprises current and
deferred tax. Income tax expense is recognized in
the combined statement of income except to the
extent that it relates to items recognized directly
in Head Office accounts, in which case it is
recognized in Head Office accounts.
Beban pajak kini merupakan estimasi hutang
pajak yang dihitung atas laba kena pajak untuk
periode yang bersangkutan dengan menggunakan
tariff pajak yang berlaku atau yang secara
substansial telah berlaku pada tanggal neraca.
Current tax is the expected tax payable on the
taxable income for the period, using tax rates
enacted or substantially enacted at the balance
sheet date.
Bank menerapkan metode aset dan kewajiban
dalam menghitung beban pajak. Dengan metode
ini, aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui
pada setiap tanggal pelaporan sebesar perbedaan
temporer aset dan kewajiban untuk tujuan
akuntansi dan tujuan pajak. Metode ini juga
mengharuskan pengakuan manfaat pajak di masa
yang akan datang, seperti kompensasi rugi fiskal,
jika kemungkinan realisasi manfaat tersebut di
masa mendatang cukup besar (probable). Tarif
pajak yang berlaku digunakan dalam menentukan
pajak penghasilan tangguhan.
The Bank adopts asset and liability method in
determining its income tax expense. Under this
method, deferred tax assets and liabilities are
recognized for temporary differences between the
financial and tax bases of assets and liabilities at
each reporting date. This method also requires
the recognition of future tax benefits, such as tax
loss carryforwards, to the extent that realization of
such benefits is probable. Currently enacted tax
rates are used in the determination of deferred
income tax.
29
2.
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
IKHTISAR
KEBIJAKAN
PENTING (Lanjutan)
AKUNTANSI
YANG
2.
s. Pajak penghasilan (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT
POLICIES (Continued)
s. Income tax (Continued)
Koreksi atas kewajiban pajak diakui pada saat
surat ketetapan pajak diterima, atau apabila
diajukan keberatan dan atau banding, maka
koreksi diakui pada saat keputusan atas
keberatan atau banding itu diterima.
t.
ACCOUNTING
Amendments to taxation obligations are recorded
when an assessment is received, or if objection
and or appeal is filed, when the results of the
objection or the appeal has been determined.
Imbalan pasca-kerja
t.
Post-employment benefits
Kewajiban Bank atas imbalan pasca-kerja dihitung
sebesar nilai kini dari taksiran jumlah imbalan
pasca-kerja di masa depan yang timbul dari jasa
yang telah diberikan oleh karyawan tersebut pada
masa kini dan masa lalu, dikurangi nilai wajar aset
program yang ada. Perhitungan dilakukan oleh
aktuaris independen dengan metode projectedunit-credit.
The Bank’s obligation for post-employment
benefits is calculated at present value of
estimated future benefits that the employees have
earned in return for their services in the current
and prior periods, deducted by the fair value of
any plan assets. The calculation is performed by
an independent actuary using the projected-unitcredit method.
Ketika imbalan pasca-kerja berubah, porsi
kenaikan atau penurunan imbalan sehubungan
dengan jasa yang telah diberikan oleh karyawan
pada masa lalu dibebankan atau dikreditkan pada
laporan laba rugi gabungan dengan menggunakan
metode garis lurus selama taksiran jangka waktu
rata-rata hingga imbalan pasca-kerja menjadi hak
karyawan (vested). Imbalan pasca-kerja yang
telah menjadi hak karyawan diakui segera sebagai
beban dalam laporan laba rugi gabungan tahun
berjalan.
When the benefits of a plan change, the portion of
the increased or decreased benefits relating to
past service by employees is charged or credited
to the combined statement of income on a
straight-line basis over the estimated average
period until the benefits become vested. To the
extent that the benefits vest immediately, the
expense is recognized immediately in the
combined statement of income.
Keuntungan atau kerugian aktuaria diakui sebagai
pendapatan atau beban apabila akumulasi
keuntungan atau kerugian aktuaria bersih yang
belum diakui pada akhir tahun pelaporan
sebelumnya melebihi 10% atas nilai yang lebih
besar antara nilai kini kewajiban imbalan pasti
(sebelum dikurangi aset program) dan nilai wajar
dari aset program pada tanggal tersebut.
Keuntungan atau kerugian diakui dengan metode
garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja
karyawan yang diharapkan. Jika tidak, keuntungan
atau kerugian aktuaria tidak diakui.
Actuarial gains and losses are recognized as
income or expense when the cumulative
unrecognized actuarial gains or losses at the end
of the previous reporting year exceeded 10
percent of the greater of the present value of the
defined benefit obligation (before being deducted
by plan assets) and the fair value of the plan
assets at the date. These gains or losses are
recognized on a straight-line basis over the
expected average remaining working lives of the
employees. Otherwise, the actuarial gains or
losses are not recognized.
u. Penggunaan
asumsi
pertimbangan,
taksiran
dan
u. Use of judgments, estimates and assumptions
Penyusunan laporan keuangan gabungan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia mengharuskan manajemen untuk
membuat pertimbangan-pertimbangan, taksirantaksiran dan asumsi-asumsi yang mempengaruhi
penerapan kebijakan akuntansi dan jumlah aset,
kewajiban, pendapatan dan beban yang
dilaporkan. Walaupun estimasi ini dibuat
berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen
atas kejadian dan kegiatan saat ini, hasil aktual
dapat berbeda dari jumlah yang diestimasi.
The preparation of combined financial statements
in conformity with accounting principles generally
accepted in Indonesia requires management to
make judgments, estimates and assumptions that
affect the application of accounting policies and
the reported amounts of assets, liabilities, income
and expenses. Although these estimates are
based on management’s best knowledge of
current evens and activities, actual results may
differ from those estimates.
Taksiran-taksiran dan asumsi-asumsi yang
digunakan ditelaah secara berkesinambungan.
Revisi atas taksiran akuntansi diakui pada periode
dimana taksiran tersebut direvisi dan periodeperiode yang akan datang yang dipengaruhi oleh
revisi taksiran tersebut.
Estimates and underlying assumptions are
reviewed on an ongoing basis. Revisions to
accounting estimates are recognized in the period
in which the estimate is revised and in any future
periods affected.
30
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
a. Pengenalan dan overview
Manajemen risiko yang efektif merupakan hal yang
fundamental untuk dapat menghasilkan laba
secara konsisten dan berkesinambungan dan
merupakan hal utama dalam manajemen
keuangan dan operasional Bank. Melalui kerangka
kerja manajemen risiko Bank mengelola seluruh
risiko usaha, dengan tujuan untuk memaksimalkan
risk-adjusted returns namun tetap dalam batasan
risk appetite Bank.
Risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang
dihadapi oleh Bank termasuk risiko kredit, risiko
likuiditas, risiko pasar dan risiko operasional.
b. Risiko kredit
Risiko kredit adalah kemungkinan terjadinya
kerugian sebagai akibat kegagalan pihak lawan
dalam memenuhi kewajibannya untuk membayar
kepada Bank sesuai dengan kesepakatan.
Eksposur kredit dapat timbul baik pada banking
book maupun trading book. Risiko kredit dikelola
melalui suatu kerangka kerja yang menetapkan
kebijakan
dan
prosedur
yang
mencakup
pengukuran dan pengelolaan risiko kredit.
Terdapat pemisahan tugas yang jelas antara pihak
yang melakukan transaksi dalam bisnis dan pihak
yang menyetujui dalam masing-masing unit Risiko.
Seluruh pagu kredit disetujui berdasarkan
kerangka wewenang persetujuan kredit yang
ditetapkan.
i.
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT
a. Introduction and overview
Effective risk management is fundamental to being
able to generate profits consistently and
sustainably and is thus a central part of the
financial and operational management of the Bank.
Through risk management framework, the bank
manages enterprise-wide risks, with the objective
of maximising risk-adjusted returns while remaining
within the Bank’s risk appetite.
The risk arising from financial instruments to which
the Bank is exposed include credit risk, liquidity
risk, market risk and operational risk.
b. Credit risk
Credit risk is the potential for loss due to the failure
of a counterparty to meet its obligations to pay the
Bank in accordance with agreed terms. Credit
exposures may arise from both the banking and
trading books. Credit risk is managed through a
framework that sets out policies and procedures
covering the measurement and management of
credit risk. There is a clear segregation of duties
between transaction originators in the businesses
and approvers in the Risk function. All credit
exposure limits are approved within a defined
credit approval authority framework.
Pengelolaan risiko kredit
i.
Credit risk management
Pengukuran risiko memainkan peranan
penting, seiring dengan penilaian dan
pengalaman,
dalam
menginformasikan
keputusan pengambilan risiko dan pengelolaan
portofolio. Mayoritas eksposur Bank tercakup
dalam metode yang mengadopsi pendekatan
Advanced IRB. Untuk portofolio yang tercakup
dalam pendekatan Advanced IRB, digunakan
peringkat risiko kredit standar alfanumerik (CG)
baik untuk Wholesale maupun Consumer
Banking.
Risk measurement plays a central role, along
with judgment and experience, in informing
risk taking and portfolio management
decisions. The majority of the Bank’s
exposure is covered by Advanced IRB
compliant models. For Advanced IRB
portfolios, a standard alphanumeric credit risk
grade (CG) system is used in both Wholesale
and Consumer Banking.
Peringkat risiko kredit berdasarkan estimasi
internal
Bank
mengenai
kemungkinan
wanprestasi dalam periode satu tahun yang
terjadi pada nasabah atau portofolio yang
dianalisa terhadap faktor kuantitatif dan
kualitatif tertentu.
Peringkat risiko kredit
dimulai dari 1 hingga 14 dan beberapa
peringkat disub-klasifikasikan sebagai A, B,
atau C. Peringkat risiko kredit yang lebih
rendah mengindikasikan kemungkinan yang
lebih kecil terjadi wanprestasi. Peringkat kredit
1A hingga 12C dialokasikan untuk nasabah
performing sedangkan risiko kredit 13 dan 14
dialokasikan untuk nasabah wanprestasi (nonperforming). Model Advanced IRB digunakan
secara luas dalam penilaian risiko kredit baik
untuk nasabah individual maupun portofolio
aset, penentuan strategi dan optimalisasi
keputusan risk-return Bank.
The grading is based on the Bank’s internal
estimate of probability of default over a oneyear horizon, with customers or portfolios
assessed against a range of quantitative and
qualitative factors. The numeric grades run
from 1 to 14 and some of the grades are
further sub-classified A, B or C. Lower credit
grades are indicative of a lower likelihood of
default. Credit grades 1A to 12C are assigned
to performing customers or accounts, while
credit grades 13 and 14 are assigned to nonperforming or defaulted customers. Advanced
IRB models are used extensively in assessing
risks at a customer and portfolio level, setting
strategy and optimising the Bank’s risk-return
decisions.
ii. Kebijakan penurunan nilai dan pembentukan
cadangan
ii.
Cadangan kerugian penurunan nilai individual
(“IIP”) dibentuk untuk aset keuangan spesifik
sedangkan cadangan kerugian penurunan nilai
portofolio (“PIP”) dibentuk untuk kerugiankerugian yang tidak diidentifikasi dengan
spesifik tetapi diketahui terdapat di dalam
portofolio kredit yang diberikan berdasarkan
pengalaman.
Impairment and provisioning policies
Individual Impairment Provisions (“IIP”) are
raised against specific financial assets
whereas Portfolio Impairment Provisions
(“PIP”) are raised against losses that are not
specifically identified but are known by
experience to be present in the loan portfolio.
31
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
3.
b. Risiko kredit (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)
b. Credit risk (Continued)
ii. Kebijakan penurunan nilai dan pembentukan
cadangan (Lanjutan)
ii.
Impairment and provisioning policies
(Continued)
Cadangan kerugian penurunan nilai portofolio (PIP)
Portfolio Impairment Provisions
Metodologi PIP digunakan untuk portofolio
dimana cadangan kerugian penurunan nilai
individual belum dibentuk, baik secara
individual maupun secara kolektif.
PIP
dibentuk dalam portofolio basis untuk semua
produk, dan ditentukan berdasarkan tingkat
estimasi kerugian, berdasarkan pengalaman
masa lalu yang dilengkapi dengan penilaian
atas faktor-faktor spesifik yang mempengaruhi
portofolio yang bersangkutan. Hal ini termasuk
penilaian terhadap dampak dari kondisi
ekonomi,
perubahan
peraturan
dan
karakteristik portofolio seperti delinquency
trends dan early alert trends. Metodologi ini
menetapkan cadangan kerugian terhadap akun
yang delinquent namun belum dianggap
mengalami penurunan nilai.
The PIP methodology provides for accounts
for which an individual impairment provision
has not been raised, either individually or
collectively. PIP is raised on a portfolio basis
for all products, and is set using expected loss
rates,
based
on
past
experience
supplemented by an assessment of specific
factors affecting the relevant portfolio. These
include an assessment of the impact of
economic conditions, regulatory changes and
portfolio characteristics such as delinquency
trends and early alert trends.
The
methodology applies a larger provision against
accounts that are delinquent but not yet
considered impaired.
Cadangan kerugian penurunan nilai individual (IIP)
Individual Impairment Provisions
Wholesale Banking
Wholesale Banking
Kredit dianggap mengalami penurunan nilai
dan dikategorikan sebagai kredit bermasalah
(non-performing) ketika hasil analisia dan
kajian menunjukkan bahwa pembayaran penuh
atas bunga maupun
pokok pinjaman
dipertanyakan, atau ketika pembayaran bunga
atau pokok pinjaman lewat 90 hari setelah
jatuh tempo. Akun-akun yang mengalami
penurunan nilai dikelola oleh unit recovery,
Group Special Assets Management (GSAM),
yang terpisah dari unit bisnis Bank. Ketika
suatu jumlah diperkirakan tidak dapat diperoleh
kembali, maka akan dibentuk cadangan
kerugian penurunan nilai individual. Cadangan
kerugian ini merupakan selisih antara jumlah
tercatat kredit yang diberikan dengan nilai kini
dari estimasi arus kas masa depan. Keadaan
individual
dari
masing-masing
nasabah
diperhitungkan saat GSAM membuat estimasi
arus kas masa depan. Semua sumber yang
tersedia, seperti arus kas operasional, hasil
penjualan aset atau anak perusahaan, agunan
yang terealisasi atau pembayaran dari jaminan,
menjadi hal yang dipertimbangkan. Dalam
setiap keputusan yang berkaitan dengan
pembentukan cadangan kerugian, Bank
memperhitungkan
keseimbangan
antara
kondisi ekonomi, pengetahuan lokal dan
pengalaman, dan hasil tinjauan independen
terhadap aset tersebut. Apabila tidak terdapat
prospek yang realistis untuk pemulihan
sebagian dari eksposur kredit untuk mana
cadangan kerugian penurunan nilai yang telah
dibentuk, maka jumlah tersebut akan dihapusbukukan.
Loans are classified as impaired and
considered non-performing where analysis
and review indicates that full payment of either
interest or principal is questionable, or as soon
as payment of interest or principal is 90 days
overdue. Impaired accounts are managed by
the Bank’s specialist recovery unit, Group
Special Assets Management (GSAM), which is
separate from the main businesses. Where
any amount is considered irrecoverable, an
individual impairment provision is raised. This
provision is the difference between the loan
carrying amount and the present value of
estimated future cash flows. The individual
circumstances of each customer are taken into
account when Group Special Assets
Management (GSAM) estimates future cash
flows. All available sources, such as cash
flows arising from operations, selling assets or
subsidiaries, realising collateral or payments
under guarantees, are considered. In any
decision relating to the raising of provisions,
we attempt to balance economic conditions,
local knowledge and experience, and the
results of independent asset reviews. Where it
is considered that there is no realistic prospect
of recovering a portion of an exposure against
which an impairment provision has been
raised, that amount will be written off.
32
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
3.
b. Risiko kredit (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)
b. Credit risk (Continued)
Consumer Banking
Consumer Banking
Pada Consumer Banking, dimana terdapat
sejumlah besar kredit yang diberikan dalam
jumlah individual yang kecil, indikator utama
penurunan
nilai
portofolio
adalah
keterlambatan pembayaran oleh nasabah.
Kredit yang diberikan dikategorikan delinquent
(lewat jatuh tempo) ketika counterparty gagal
untuk melakukan pembayaran pokok atau
bunga pinjaman pada saat kontrak telah jatuh
tempo.
In Consumer Banking, where there are large
numbers of small-value loans, a primary
indicator
of
potential
impairment
is
delinquency. A loan is considered delinquent
(past due) when the counterparty has failed to
make a principal or interest payment when
contractually due.
Akan tetapi, tidak semua kredit delinquent
(terutama kredit yang masih dalam tahap awal
menjadi delinquent) mengalami penurunan
nilai. Untuk tujuan pelaporan delinquency Bank
mengikuti standar industri, yang terdiri dari 1,
30, 60, 90, 120 dan 150 hari jatuh tempo.
Kredit yang telah lewat 30 hari jatuh tempo
akan dimonitor dengan ketat. Untuk kredit
dalam kategori ini, dilakukan proses penagihan
khusus. Kredit bermasalah merupakan kredit
yang telah lewat 90 hari jatuh tempo atau yang
secara individual mengalami penurunan nilai,
dan tidak termasuk:
However, not all delinquent loans (particularly
those in the early stage of delinquency) will be
impaired. For delinquency reporting purposes
we follow industry standards, measuring
delinquency as of 1, 30, 60, 90, 120 and 150
days past due. Accounts that are overdue by
more than 30 days are more closely monitored
and subject to specific collections processes.
A non-performing loan is any loan that is more
than 90 days past due or is otherwise
individually impaired, and excludes:

Kredit yang dinegosiasi ulang sebelum 90
hari lewat jatuh tempo, dan tidak terdapat
wanprestasi dalam pembayaran bunga
pinjaman ataupun kerugian dari pokok
pinjaman.

Loans renegotiated before 90 days past
due, and on which no default in interest
payments or loss of principal is expected.

Kredit yang dinegosiasi ulang pada atau
setelah lewat 90 hari jatuh tempo, namun
belum terjadi kegagalan pembayaran
bunga atau pokok pinjaman selama lebih
dari 180 hari sejak renegosiasi, dan tidak
terjadi kerugian dari pokok pinjaman.

Loans renegotiated at or after 90 days
past due, but on which there has been no
default in interest or principal payments
for more than 180 days since
renegotiation, and against which no loss
of principal is expected.
Individually impaired loans are those loans
against which individual impairment provisions
have been raised. Provisioning within
Consumer Banking reflects the fact that the
product portfolios (excluding medium-sized
enterprises among SME customers and elite
priority banking customers) consist of a large
number of comparatively small exposures.
Mortgages are assessed for individual
impairment on an account-by-account basis,
but for other products it is impractical to
monitor each delinquent loan individually and
individual impairment is therefore assessed
collectively.
Kredit yang mengalami penurunan nilai secara
individual merupakan kredit di mana cadangan
kerugian penurunan nilai individual telah
dibentuk. Pembentukan cadangan kerugian
penurunan nilai untuk Consumer Banking
menunjukkan fakta bahwa portofolio produk
(tidak termasuk unit usaha SME dan nasabah
elite priority) terdiri dari sejumlah besar
eksposure bernilai relatif kecil.
Penilaian
penurunan nilai kredit pemilikan rumah
dilakukan untuk masing-masing kredit secara
individual namun untuk produk lainnya dinilai
tidak praktis untuk memonitor masing-masing
kredit delinquent dan penurunan nilai secara
individual, dan oleh karenanya penilaian
dilakukan secara kolektif.
33
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
3.
b. Risiko kredit (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)
b. Credit risk (Continued)
Consumer Banking (Lanjutan)
Consumer Banking (Continued)
Cadangan kerugian penurunan nilai individual
dibentuk untuk kredit dengan jumlah hari
tunggakan 150 hari (untuk kredit tanpa agunan,
kredit yang dijamin dengan kendaraan, dan
kredit pemilikan rumah) atau 90 hari (untuk
kredit
wealth
management).
Cadangan
kerugian penurunan nilai didasarkan pada
estimasi nilai kini dari arus kas masa depan,
khususnya jumlah yang dihasilkan dari
penjualan agunan. Sisa jumlah kredit yang
tidak dapat ditagih kembali akan dihapusbukukan. Jumlah hari tunggakan digunakan
sebagai pemicu cadangan kerugian penurunan
nilai individual secara umum ditentukan oleh
pengalaman masa lalu, yang menunjukkan
bahwa ketika kredit yang diberikan mencapai
jumlah hari tunggakan tertentu, kemungkinan
penagihan kembali (selain dari hasil penjualan
agunan, apabila relevan) adalah rendah. Untuk
seluruh produk terdapat situasi tertentu dimana
pembentukan cadangan kerugian penurunan
nilai individual atau penghapusbukuan kredit
dipercepat, seperti dalam kasus kebangkrutan,
fraud
maupun
kematian
nasabah.
Pembentukan cadangan kerugian penurunan
nilai individual dipercepat untuk seluruh kredit
yang telah direstrukturisasi dengan jumlah hari
tunggakan 90 hari (untuk kredit tanpa agunan
dan kredit pembiayaan kendaraan bermotor)
dan kredit dengan jumlah hari tunggakan 120
hari (untuk kredit dengan agunan).
Individual impairment provision (IIPs) are
generally raised at either 150 days past due
(for unsecured loans, loans secured by
automobiles, and mortgages) or 90 days
(wealth management loans). The provisions
are based on the present values of estimated
future cash-flows, in particular those resulting
from the realisation of security. Following such
realisation any remaining loan will be written
off. The days past due used to trigger IIPs are
broadly driven by past experience, which
shows that once an account reaches the
relevant number of days past due, the
probability of recovery (other than by realising
security where appropriate) is low. For all
products there are certain situations where the
individual impairment provisioning or write-off
process is accelerated, such as in cases
involving bankruptcy, customer fraud and
death. IIPs are accelerated for all restructured
accounts to 90 days past due (unsecured and
automobile finance) and 120 days past due
(secured), respectively.
iii. Mitigasi risiko
iii.
Potensi kerugian kredit dari setiap eksposur,
nasabah, maupun portofolio akan dimitigasi
dengan berbagai cara, termasuk agunan,
jaminan dan asuransi kredit. Upaya mitigasi ini
dinilai secara seksama dalam hal kepastian
hukum dan keberhasilan pelaksanaannya,
korelasi penilaian pasar dan risiko counterparty
dari pemberi jaminan. Kebijakan yang
berkaitan dengan mitigasi risiko menentukan
kelayakan jenis agunan. Jenis agunan yang
memenuhi syarat untuk mitigasi risiko
mencakup kas; perumahan; properti komersial
dan industri; aset tetap seperti kendaraan
bermotor, pesawat, pabrik dan mesin; surat
berharga; komoditas; dan jaminan bank.
Risk mitigation
Potential credit losses from any given account,
customer or portfolio are mitigated using a
range of tools.
These include collateral,
guarantees and credit insurance. The reliance
that can be placed on these mitigants is
carefully assessed in light of issues such as
legal certainty and enforceability, market
valuation correlation and counterparty risk of
the guarantor. Risk mitigation policies
determine the eligibility of collateral types.
Collateral types that are eligible for risk
mitigation
include
cash;
residential,
commercial and industrial property; and fixed
assets such as motor vehicles, aircraft, plant
and
machinery;
marketable
securities;
commodities; and bank guarantees.
34
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
3.
b. Risiko kredit (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)
b. Credit risk (Continued)
iv. Pengawasan portfolio kredit
iv.
Credit portfolio monitoring
Bank secara berkala memonitor risiko kredit,
kinerja portofolio dan tren eksternal yang dapat
mempengaruhi hasil pengelolaan risiko.
Laporan pengelolaan risiko internal yang
disampaikan kepada Country Risk Committee,
mencakup informasi mengenai tren utama
mengenai lingkungan, politik dan ekonomi
yang mempengaruhi portofolio bisnis Bank;
delinquency portofolio dan penurunan nilai
kredit, dan metrik portofolio IRB termasuk
migrasi peringkat kredit.
The Bank regularly monitors credit exposures,
portfolio performance and external trends that
may impact risk management outcomes.
Internal risk management reports are
presented to the Country Risk Committee,
containing information on key environmental,
political and economic trends across our
business portfolios; portfolio delinquency and
loan impairment performance; and IRB
portfolio metrics including credit grade
migration.
Eksposur
dan
portofolio
korporasi
dikategorikan sebagai portofolio early alert
ketika eksposur tersebut menunjukkan gejala
penurunan
maupun
kelemahan
secara
financial, misalnya dalam hal terjadi penurunan
posisi nasabah di industri terkait, pelanggaran
perjanjian, kegagalan pemenuhan kewajiban,
atau terdapat masalah terkait pemilikan atau
manajemen perusahaan. Terhadap eksposur
dan portofolio tersebut akan dilakukan proses
tertentu yang diawasi oleh Early Alert
Committee.
Rencana
khusus
terhadap
eksposur tersebut akan ditelaah kembali,
langkah-langkah perbaikan akan disepakati
dan dimonitor. Tindakan perbaikan termasuk,
namun tidak terbatas pada, penurunan
eksposur, penambahan jaminan, penghentian
pemberian tambahan kredit, atau pemindahan
pengawasan eksposur ke dalam pengendalian
khusus oleh GSAM, unit khusus pemulihan
kredit.
Corporate accounts or portfolios are placed on
early alert when they display signs of
weakness or financial deterioration, for
example, where there is a decline in the
customer’s position within the industry, a
breach of covenants, non-performance of an
obligation, or there are issues relating to
ownership or management. Such accounts
and portfolios are subjected to a dedicated
process overseen by the Early Alert
Committee. Account plans are re-evaluated
and remedial actions are agreed and
monitored. Remedial actions include, but are
not limited to, exposure reduction, security
enhancement, exiting the account or
immediate movement of the account into the
control of GSAM, the specialist recovery unit.
Untuk Consumer Banking, tren delinquency
portofolio
dimonitor
secara
detil
dan
berkesinambungan. Perilaku nasabah individu
diawasi dan menjadi hal yang dipertimbangkan
dalam pengambilan keputusan pemberian
kredit. Terhadap eksposur yang mengalami
tunggakan pembayaran dilakukan proses
penagihan yang dikelola secara independen
oleh unit Risiko. Penghapusbukuan eksposur
dikelola oleh unit khusus pemulihan kredit. Unit
usaha SME dikelola oleh Consumer Banking
dalam dua sub-segmen yang berbeda: usaha
kecil dan menengah, yang dibedakan
berdasarkan jumlah pendapatan nasabah.
Proses pengelolaan kredit ini dikategorikan
lebih lanjut berdasarkan risiko eksposur.
Eksposur yang lebih besar dikelola melalui
pendekatan Discretionary Lending, sesuai
dengan prosedur Wholesale Banking, dan
eksposur yang lebih kecil dikelola melalui
Programmed Lending, sesuai dengan prosedur
Consumer Banking.
In Consumer Banking, portfolio delinquency
trends are monitored continuously at a
detailed level. Individual customer behaviour is
also tracked and is considered for lending
decisions. Accounts that are past due are
subject to a collections process, managed
independently by the Risk function. Chargedoff accounts are managed by specialist
recovery teams. The small and medium-sized
enterprise (SME) business is managed within
Consumer Banking in two distinct customer
sub-segments: small businesses and medium
enterprises, differentiated by the annual
turnover of the counterparty. The credit
processes are further refined based on
exposure at risk. Larger exposures are
managed through the Discretionary Lending
approach, in line with Wholesale Banking
procedures, and smaller exposures are
managed through Programmed Lending, in
line with Consumer Banking procedures.
35
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)
b. Risiko kredit (Lanjutan)
b. Credit risk (Continued)
v. Eksposur maksimum
v.
Maximum exposures
Jumlah nilai tercatat ekposur risiko kredit
terkait untuk asset dan rekening administratif
(tanpa
memperhitungkan
agunan
atau
pendukung kredit lainnya) pada tanggal
31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai
berikut:
Credit risk exposures relating to on and offbalance sheet assets at their carrying amounts
(without taking into account any collaterals
held or other credit supports) as of
31 December 2010 and 2009 are as follows:
2010
Neraca:
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada bank-bank lain
Tagihan dari cabang-cabang lain
Penempatan pada Bank Indonesia dan bankbank lain
Efek-efek yang diperdagangkan
Tagihan derivatif
Kredit yang diberikan
Tagihan akseptasi
Efek-efek untuk tujuan investasi
Tagihan atas pinjaman yang dijamin
Aset lain-lain
2009
1.296.032
123.115
97.685
921.616
132.147
50.255
7.442.686
1.305.531
1.798.407
21.833.493
993.959
1.128.788
1.837.550
675.384
7.485.423
1.494.001
2.208.333
19.575.613
727.592
1.577.416
3.437.500
712.663
Rekening administratif:
Bank garansi dan garansi pengapalan yang
diterbitkan kepada nasabah
Fasilitas kredit yang belum digunakan
Fasilitas Letters of credit yang tidak dapat
dibatalkan yang diberikan ke nasabah
5.646.075
6.418.289
5.759.396
3.218.188
1.353.810
1.131.289
vi. Konsentrasi pada analisa risiko kredit
On-balance sheet:
Demand deposits with Bank Indonesia
Demand deposits with other banks
Due from other branches
Placements with Bank Indonesia and
other banks
Trading securities
Derivative receivables
Loans
Acceptance receivables
Investment securities
Receivables under secured borrowings
Other assets
Off-balance sheet:
Bank guarantees and shipping guarantees
issued to customers
Unused loan facilities
Irrevocable L/C facilities
provided to customers
vi. Concentration of Credit Risk Analysis
Konsentrasi risiko kredit timbul ketika sejumlah
nasabah menjalankan kegiatan atau aktivitas
usaha yang serupa dalam wilayah geografis
yang sama, atau ketika nasabah memiliki
karakteristik sejenis yang akan menyebabkan
kemampuan untuk memenuhi kewajiban
kontraktualnya secara bersama dipengaruhi
oleh perubahan kondisi ekonomi atau kondisi
lainnya.
Concentrations of credit risk arise when a
number of customers are engaged in similar
business activities or activities within the same
geographic region, or when they have similar
characteristics that would cause their ability to
meet contractual obligations to be similarly
affected by changes in economic or other
conditions.
Bank mensyaratkan diversifikasi portfolio kredit
berdasarkan jenis debitur, jenis kredit, dan
sektor
industri
sebagai
upaya
untuk
meminimalkan risiko kredit.
The Bank encourages the diversification of its
credit portfolio among a variety of type of
debtor, type of loans and industries in order to
minimize the credit risk.
Konsentrasi risiko kredit berdasarkan jenis
debitur:
Credit risk concentration on by type of debtors:
31 Desember / December2010
Pemerintah
dan Bank
Indonesia/
Government
and Bank
Indonesia
Korporasi/
Corporate
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada bank-bank lain
Tagihan dari cabang-cabang
lain
Penempatan pada Bank
Indonesia dan bank-bank
lain
Efek-efek yang diperdagangkan
Tagihan derivatif
Kredit yang diberikan
Tagihan akseptasi
Efek-efek untuk tujuan investasi
Tagihan atas pinjaman yang
dijamin
Aset lain-lain
Rekening administratif
Jumlah
Persentase
Bank/Banks
Ritel/Retail
Jumlah/Total
-
1.296.032
-
123.115
-
1.296.032
123.115
-
-
97.685
-
97.685
Due from other branches
Placements from Bank Indonesia and
other banks
Trading securities
Derivative receivables
Loans
Acceptance Receivables
76.715
472.690
13.441.168
993.959
793.507
1.228.816
22.431
586.672
-
560.741
8.283.607
Demand deposits with Bank Indonesia
Demand deposits with other banks
6.649.179
1.297.661
3.675.180
-
5.625
4.130.473
-
7.442.686
1.305.531
1.798.407
21.833.493
993.959
1.128.788
-
-
1.128.788
Investment securities
982
488.235
1.837.550
67.310
1.882.000
46.351
2.764.332
1.837.550
675.384
13.418.174
Receivables under secured borrowings
Other assets
Off-balance sheet
23.828.880
5.545.463
15.629.680
6.946.781
51,950,804
46%
11%
30%
13%
100%
36
Total
Percentage
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)
b. Risiko kredit (Lanjutan)
b. Credit risk (Continued)
vi. Analisa Risiko Konsentrasi Kredit (Lanjutan)
vi. Concentration of Credit Risk Analysis (Continued)
31 Desember / December2009
Pemerintah
dan Bank
Indonesia/
Government
and Bank
Indonesia
Korporasi/
Corporate
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada bank-bank lain
Tagihan dari cabang-cabang
lain
Penempatan pada Bank
Indonesia dan bank-bank
lain
Efek-efek yang diperdagangkan
Tagihan derivatif
Kredit yang diberikan
Tagihan akseptasi
Efek-efek untuk tujuan investasi
Tagihan atas pinjaman yang
dijamin
Aset lain-lain
Rekening administratif
Jumlah
Persentase
Bank/Banks
Ritel/Retail
Jumlah/Total
-
921.616
-
132.147
-
921.616
132.147
-
-
50.255
-
50.255
Due from other branches
Placements from Bank Indonesia and
other banks
Trading securities
Derivative receivables
Loans
Acceptance Receivables
108.954
576.102
10.157.989
727.592
150.899
1.385.047
32.763
2.043.938
-
618.154
7.648.095
Demand deposits with Bank Indonesia
Demand deposits with other banks
7.334.524
1.595.287
4.211.876
-
4.181
3.161.810
-
7.485.423
1.494.001
2.208.333
19.575.613
727.592
1.577.416
-
-
1.577.416
Investment securities
3.233
290.553
3.437.500
53.198
175.167
38.078
1.995.058
3.437.500
712.663
10.108.873
Receivables under secured borrowings
Other assets
19.836.886
6.405.465
16.989.954
5.199.127
48.431.432
41%
13%
35%
11%
100%
Konsentrasi kredit yang diberikan berdasarkan
jenis kredit dan sektor industri diungkapkan
pada Catatan 9.
Off-balance sheet
Total
Percentage
The contentration of loans by type of loans and
economic sectors is disclosed in Note 9.
c. Risiko pasar
c. Market risk
Bank mengidentifikasi risiko pasar sebagai potensi
kehilangan pendapatan atau nilai ekonomi
dikarenakan perubahan yang merugikan dalam
nilai pasar keuangan atau harga. Eksposur Bank
untuk risiko pasar terutama timbul dari transaksi
customer-driven. Tujuan dari kebijakan dan
prosedur risiko pasar adalah untuk memperoleh
keseimbangan terbaik antara risiko dan imbal hasil,
selain untuk memenuhi kebutuhan nasabah.
Kategori utama risiko pasar adalah sebagai berikut:
The Bank recognises market risk as the potential
for loss of earnings or economic value due to
adverse changes in financial market rates or
prices. The Bank’s exposure to market risk arises
principally from customer-driven transactions. The
objective of the Bank’s market risk policies and
processes is to obtain the best balance of risk and
return whilst meeting customers’ requirements.
The primary categories of market risk are:
 Risiko suku bunga: timbul dari perubahan kurva
imbal hasil, spread kredit dan volatilitas pada
opsi suku bunga.
 interest rate risk: arising from changes in yield
curves, credit spreads and implied volatilities on
interest rate options.
 Risiko nilai tukar mata uang: timbul dari
perubahan kurs dan volatilitas pada opsi valuta
asing.
 currency exchange rate risk: arising from
changes in exchange rates and implied
volatilities on foreign exchange options.
i. Pengawasan limit
i. Limit monitoring
Limit risiko pasar merupakan pengendalian
utama yang digunakan untuk memastikan
bahwa eksposur risiko pasar Bank sejalan
dengan appetite untuk risiko pasar. Kebijakan
tersebut berlaku untuk seluruh bisnis yang
memiliki risiko pasar.
Market risk limits are key controls designed to
ensure that the Bank's market risk exposure is
aligned with its appetite for market risk. The
Policy is applicable to all businesses that take
market risk.
37
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
3.
c. Risiko pasar (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)
c. Market risk (Continued)
i. Pengawasan limit (Lanjutan)
i. Limit monitoring (Continued)
Limit untuk masing-masing lokasi dan portofolio
ditentukan oleh unit bisnis sesuai dengan
kebijakan yang disepakati. Unit Risiko Pasar
menyetujui limit-limit yang sesuai dengan
wewenang yang telah didelegasikan dan
memonitor
eksposur
terhadap
limit-limit
tersebut. Tambahan limit diterapkan untuk
instrumen tertentu dan konsentrasi posisi
sesuai dengan kebutuhan. Di samping VaR,
pengukuran sensitivitas juga digunakan sebagai
alat manajemen risiko. Sebagai contoh,
sensitivitas suku bunga diukur terhadap suatu
eksposur terhadap setiap kenaikan satu basis
point dalam imbal hasil, sedangkan sensitivitas
valuta diukur terhadap nilai atau jumlah yang
mendasari.
Limits by location and portfolio are proposed by
the businesses within the terms of agreed
policy. Market Risk approves the limits within
delegated authorities and monitors exposures
against these limits. Additional limits are placed
on
specific
instruments
and
position
concentrations where appropriate. Sensitivity
measures are used in addition to VaR as risk
management tools. For example, interest rate
sensitivity is measured in terms of exposure to a
one basis point increase in yields, whereas
foreign exchange sensitivities are measured in
terms of the underlying values or amounts
involved.
Seluruh unit bisnis yang memiliki risiko pasar
harus memiliki limit yang telah disetujui untuk
mengendalikan risiko pasar. Limit risiko pasar
harus ditinjau sedikitnya sekali setiap tahun,
dengan mempertimbangkan strategi bisnis dan
risk appetite Grup. Limit risiko pasar harus
ditinjau lebih sering dalam hal terdapat
perubahan signifikan dalam strategi bisnis atau
risk appetite Group.
All business units taking market risk must have
agreed limits in place to control market risk.
Market risk limits must be reviewed at least
annually, taking into consideration the business
strategy and Group risk appetite. Market risk
limits must be reviewed more frequently where
there is a significant change in business
strategy or the Group risk appetite.
ii. Stress testing
ii. Stress testing
Kerugian yang terjadi di luar confidence interval
tidak dapat diidentifikasi dengan perhitungan
VaR, oleh karena itu tidak memberikan indikasi
jumlah kerugian yang tidak terduga dalam
situasi ini. Unit Risiko Pasar melengkapi
pengukuran VaR dengan stress testing
eksposur risiko pasar yang dilakukan secara
mingguan
untuk
mengidentifikasi
risiko
potensial yang mungkin timbul dari peristiwa
pasar ekstrim yang jarang namun mungkin
terjadi.
Losses beyond the confidence interval are not
captured by a VaR calculation, which therefore
gives no indication of the size of unexpected
losses in these situations. The Bank’s Market
Risk
function
complements
the
VaR
measurement by weekly stress testing of
market risk exposures to highlight the potential
risk that may arise from extreme market events
that are rare but plausible.
Stress testing merupakan bagian integral dari
kerangka kerja manajemen risiko pasar dan
mempertimbangkan baik data historis peristiwa
pasar dan skenario forward looking. Metodologi
stress testing yang konsisten diaplikasikan baik
untuk transaksi trading maupun non-trading.
Skenario stress testing secara rutin diperbarui.
Stress testing is an integral part of the market
risk management framework and considers both
historical market events and forward-looking
scenarios.
A
consistent stress
testing
methodology is applied to trading and nontrading books. Stress scenarios are updated on
a regular basis.
Kategori-kategori
adalah:
The primary categories of market risk are:
utama
dari
risiko
pasar
Risiko mata uang
Currency risk
Bank terekspos oleh risiko mata uang sebagai
akibat transaksi dalam mata uang asing. Bank
memonitor setiap risiko konsentrasi yang
berkaitan dengan masing-masing mata uang
sehubungan dengan penjabaran transaksi
maupun aset dan kewajiban dalam mata uang
asing ke dalam mata uang Rupiah.
The Bank is exposed to currency risk through
transaction in foreign currencies. The Bank
monitors any concentration risk in relation to
any individual currency in regard to the
translation of foreign currency transactions and
monetary assets and liabilities into Rupiah.
38
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
3.
c. Risiko pasar (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)
c. Market risk (Continued)
Risiko mata uang (Lanjutan)
Currency risk (Continued)
Posisi devisa neto Bank untuk masing-masing
mata uang utama per tanggal 31 Desember
2010 dan 2009 seperti terlihat pada tabel
berikut ini dihitung berdasarkan ketentuan Bank
Indonesia. Sesuai dengan peraturan tersebut,
bank diwajibkan untuk memelihara posisi devisa
neto bersih agregat dan neraca maksimum
sebesar 20% dari modal.
The Bank’s net foreign exchange position by
major currencies as at 31 December 2010 and
2009 as shown in the following table was
calculated based on Bank Indonesia’s prevailing
regulations. In accordance with the regulations,
banks are required to maintain its aggregate
and balance sheet net foreign exchange
position at a maximum of 20% of its capital.
31 Desember 2010/31 December 2010
Selisih bersih
Posisi devisa
tagihan dan
Posisi devisa neto
neto secara
kewajiban pada
untuk neraca
agregat (nilai
rekening
(selisih bersih aset
absolut)/
administratif/
dan
Aggregate
Net differences
kewajiban)/Balance
net foreign
between
sheet net foreign
exchange
receivables and
exchange position
position
liabilities in off(net differences
(absolute
balance sheet
between assets
amount)
transactions
and liabilities)
Dolar Amerika Serikat
Yen Jepang
Dolar Singapura
Poundsterling Inggris
Dolar Australia
Dolar Kanada
Euro
Dolar Hong Kong
Lain-lain
Jumlah
Jumlah Modal (Catatan 28)
(42.485)
18.317)
(9.206)
(5.259)
41.193)
2.783)
(740)
(770)
10.807)
14.640)
4.049.199)
Persentase posisi devisa
neto terhadap modal
0,36%)
(474.627)
(21.481)
1.731)
2.453)
(22.510)
(789)
4.430)
90)
(5.979)
517.112
3.164
7.475
2.806
18.683
1.994
3.690
680
4.828
560.432
4.049.199
13,84%
United States Dollar
Japanese Yen
Singapore Dollar
British Poundsterling
Australian Dollar
Canadian Dollar
Euro
Hong Kong Dollar
Others
Total
Total Capital (Note 28)
Percentage of net foreign
exchange position to
capital
31 Desember 2009/31 December 2009
Selisih bersih
Posisi devisa
tagihan dan
Posisi devisa neto
neto secara
kewajiban pada
untuk neraca
agregat (nilai
rekening
(selisih bersih aset
absolut)/
administratif/
dan
Aggregate
Net differences
kewajiban)/Balance
net foreign
between
sheet net foreign
exchange
receivables and
exchange position
position
liabilities in off(net differences
(absolute
balance sheet
between assets
amount)
transactions
and liabilities)
Dolar Amerika Serikat
Yen Jepan
Dolar Singapura
Poundsterling Inggris
Dolar Australia
Dolar Kanada
Euro
Dolar Hong Kong
Lain-lain
Jumlah
Jumlah Modal (Catatan 28)
Persentase posisi devisa
neto terhadap modal
4.883)
824)
(6.739)
(405)
2.040)
20)
(663)
(340)
1.259)
879)
3.125.142)
(289.237)
(1.579)
(1.057)
1.291)
445)
-)
581)
(8)
-)
0,03%
39
284.354
755
7.796
886
2.485
20
82
348
1.259
297.985
3.125.142
United States Dollar
Japanese Yen
Singapore Dollar
British Poundsterling
Australian Dollar
Canadian Dollar
Euro
Hong Kong Dollar
Others
Total
Total Capital (Note 28)
9,54%
Percentage of net foreign
exchange position to
capital
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)
c. Risiko pasar (Lanjutan)
c. Market risk (Continued)
ii. Stress testing (Lanjutan)
ii. Stress testing (Continued)
Risiko suku bunga
Interest rate risk
Kegiatan operasional Bank terekspos oleh risiko
suku bunga, yaitu risiko fluktuasi suku bunga
dalam hal aset produktif dan kewajiban yang
berbunga jatuh
tempo atau
dilakukan
peninjauan kembali suku bunga (reprice) pada
waktu yang berbeda atau dalam jumlah yang
berbeda. Aktivitas manajemen risiko bertujuan
untuk mengoptimalkan pendapatan bunga
bersih, dalam hal tingkat bunga pasar konsisten
dengan strategi bisnis Bank.
The Bank’s operation is exposed to interest rate
risk, which is the risk of interest rate fluctuations
to the extent that interest earning assets and
interest bearing liabilities mature or reprice at
different times or amounts. Risk management
activities are aimed at optimizing net interest
income, given market interest rate levels
consistent with the Bank’s business strategies.
Pengelolaan risiko aset dan kewajiban
dilakukan berdasarkan tingkat sensitivitas Bank
terhadap perubahan suku bunga. Secara
umum, Bank memiliki sensitivitas yang lebih
tinggi dalam portofolio kewajiban karena aset
berbunga memiliki durasi yang lebih panjang
dan peninjauan kembali suku bunga (re-pricing)
kurang sering dibandingkan dengan kewajiban
berbunga. Artinya dengan kondisi suku bunga
yang cenderung meningkat, marjin yang
dihasilkan akan mengecil akibat adanya repricing dalam kewajiban. Meskipun demikian,
pengaruhnya secara aktual bergantung pada
banyak faktor, termasuk apakah terjadi
pembayaran kembali yang lebih cepat atau
lebih lama dari tanggal kontraktualnya dan
variasi dari sensitivitas suku bunga selama
periode re-pricing dan di antara berbagai mata
uang.
Assets and liabilities risk management activities
are conducted in the context of the Bank’s
sensitivity to interest rate changes. In general,
the Bank has larger interest rate sensitivity in
liabilities rather then assets because its interestearning assets have longer duration and reprice
less frequently than interest bearing liabilities.
This means that in rising interest rate
environments, margin earned will narrow as
liabilities reprice. However, the actual effect will
depend on a number of factors, including the
extent to which repayments are made earlier or
later than the contractual dates and variations in
interest rate sensitivity within repricing periods
and among currencies.
Tabel dibawah ini merangkum rata-rata
tertimbang suku bunga efektif setahun yang
signifikan.
The table below summarises the significant
weighted average effective interest rate per
annum.
31 Desember/December 2010
Valuta asing/
Rupiah/Rupiah
Foreign currency
%
%
ASET
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank-bank lain
Efek-efek yang diperdagangkan
Kredit yang diberikan
Efek-efek untuk tujuan investasi:
- Sertifikat Bank Indonesia
- Obligasi Pemerintah
Tagihan atas pinjaman yang dijamin
KEWAJIBAN
Simpanan oleh nasabah bukan bank
Simpanan oleh bank-bank lain
Pinjaman yang diterima
Kewajiban kepada Kantor Pusat dan
cabang-cabang lain
5,92
7,25
18,00
0,68
3,36
5,95
6,61
7,47
-
ASSETS
Placements with Bank Indonesia and
other banks
Trading securities
Loans
Investment securities:
Certificates of Bank Indonesia Government Bonds Receivables under secured borrowings
4,64
3,47
7,73
0,16
0,05
-
LIABILITIES
Deposits by non-bank customers
Deposits by other banks
Borrowings
-
1,51
40
Due to Head Office and other branches
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)
31 Desember/December 2009
Valuta asing/
Rupiah/Rupiah
Foreign currency
%
%
ASET
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank-bank lain
Efek-efek yang diperdagangkan
Kredit yang diberikan
Efek-efek untuk tujuan investasi:
- Sertifikat Bank Indonesia
- Obligasi Pemerintah
Tagihan atas pinjaman yang dijamin
KEWAJIBAN
Simpanan oleh nasabah bukan bank
Simpanan oleh bank-bank lain
Pinjaman yang diterima
Kewajiban kepada Kantor Pusat dan
cabang-cabang lain
6,67
8,37
19,94
0,18
4,64
6,40
7,75
9,73
-
ASSETS
Placements with Bank Indonesia and
other banks
Trading securities
Loans
Investment securities:
Certificates of Bank Indonesia Government Bonds Receivables under secured borrowings
5,15
6,04
7,73
1,02
0,16
-
LIABILITIES
Deposits by non-bank customers
Deposits by other banks
Borrowings
-
1,24
Tabel di bawah ini merangkum profil risiko suku
bunga untuk portofolio Banking Book pada nilai
tercatatnya yang dikategorikan berdasarkan
mana yang terlebih dahulu antara tanggal
repricing atau tanggal jatuh tempo:
Nilai
Tercatat/
Carrying
Amount
Penempatan pada Bank
Indonesia dan bankbank lain
Kredit yang diberikan
Efek-efek untuk tujuan
investasi
Simpanan oleh nasabah
bukan bank
Simpanan oleh bankbank lain
Pinjaman yang diterima
Jumlah
Due to Head Office and other branches
The below table summarizes interest rate risk
Banking Book portfolio profile at carrying
amounts categorized by the earlier of
contractual repricing or maturity dates:
31 Desember/December 2010
>1-5
3 bulan Kurang dari
tahun/
1 tahun/
3 bulan/
>1-5
3 months Less than
3 months
1 year
years
> 5 tahun/
> 5years
7.442.686)
21.833.493)
5.280.286)
7.756.154)
2.162.400)
1.806.640)
-)
9.919.992)
2.350.707
1.128.788)
30.404.967)
-)
13.036.440)
489.641)
4.458.681)
639.147)
10.559.139)
2.350.707
(18.782.285)
(18.362.653)
(409.919)
(9.713)
-
(2.564.737)
(337.550)
(21.684.572)
(2.564.737)
-)
(20.927.390)
-)
(187.550)
(597.469)
-)
(150.000)
(159.713)
-
8.720.395)
(7.890.950)
3.861.212)
10.399.426)
2.350.707
Placements with
Bank Indonesia and
other banks
Loans
Investment securities
Deposits by non-bank
customers
Deposits by other
banks
Borrowings
Total
Analisa sensitivitas atas risiko suku bunga
Sensitivity analysis on interest rate risk
Pengelolaan dari risiko bunga terhadap interest
rate gap limits dilengkapi dengan pemantauan
sensitivitas terhadap aset keuangan dan
kewajiban keuangan Bank. Sensitivitas diukur
menggunakan PV01, yaitu perubahan nilai
portofolio akibat kenaikan suku bunga 1 basis
poin (bp).
The management of interest rate risk against
interest rate gap limits is supplemented by
monitoring the sensitivity of Bank’s financial
assets and liabilities. Sensitivity is measured
using PV01, which is the changes in portfolio
due to 1 basis point (bp) increase of interest
rate.
41
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
3.
d. Risiko likuiditas
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)
d. Liquidity risk
Risiko likuiditas merupakan risiko dimana Bank
tidak memiliki sumber daya keuangan yang
memadai untuk memenuhi kewajiban pada saat
jatuh tempo, atau dimana sumber-daya keuangan
tersebut hanya dapat digunakan dengan biaya
yang sangat mahal. Merupakan kebijakan Bank
untuk setiap saat menjaga posisi likuiditas yang
memadai untuk semua mata uang, sehingga dapat
memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo.
Liquidity risk is the risk that the Bank either does
not have sufficient financial resources available to
meet our obligations as they fall due, or can only
access these financial resources at excessive cost.
It is the Bank’s policy to maintain adequate liquidity
at all times for all currencies, and hence to be in a
position to meet obligations as they fall due.
Bank mengelola risiko likuiditas dalam jangka
pendek dan jangka menengah. Dalam jangka
pendek, fokus Bank adalah untuk memastikan
bahwa kebutuhan arus kas dapat dipenuhi melalui
aset yang jatuh tempo, simpanan nasabah dan
pendanaan wholesale apabila dibutuhkan. Dalam
jangka menengah, fokus Bank adalah untuk
memastikan neraca tetap sehat secara struktural
dan sesuai dengan strategi Bank. ALCO
bertanggung jawab untuk memastikan kebijakan
manajemen likuiditas dipatuhi dan tetap dalam
batas likuiditas yang telah ditentukan.
The Bank manages liquidity risk both on a shortterm and medium-term basis. In the short-term, the
Bank’s focus is on ensuring that the cash flow
demands can be met through asset maturities,
customer deposits and wholesale funding where
required. In the medium-term, the focus is on
ensuring the balance sheet remains structurally
sound and aligned to the Bank’s strategy. The
ALCO Committee is responsible for ensuring
liquidity management policies are complied with
and liquidity is within the pre-defined liquidity limits.
Peristiwa pasar yang tidak biasa dapat berdampak
buruk bagi Bank, sehingga mempengaruhi
kemampuan Bank untuk memenuhi kewajiban
pada saat jatuh tempo. Ketidakpastian utama untuk
risiko likuiditas adalah ketika nasabah menarik
simpanan lebih cepat dari yang diperkirakan, atau
ketika pembayaran aset tidak diterima pada
tanggal
jatuh
tempo.
Untuk
mengurangi
ketidakpastian ini, basis nasabah untuk simpanan
didiversifikasikan berdasarkan jenis simpanan dan
tanggal jatuh tempo. Selain itu Bank memiliki
rencana pendanaan kontinjensi termasuk portofolio
aset likuid yang dapat direalisasikan ketika terjadi
tekanan likuiditas (liquidity stress), serta akses
terhadap dana wholesale dalam kondisi pasar
normal.
Exceptional market events can impact the Bank
adversely, thereby affecting its ability to fulfill its
obligations as they fall due. The principal
uncertainties for liquidity risk are that customers
withdraw their deposits at a substantially faster rate
than expected, or that asset repayments are not
received on the intended maturity date. To mitigate
these uncertainties, the Bank’s customer deposit
base is diversified by type and maturity. In addition,
the Bank has contingency funding plans including
a portfolio of liquid assets that can be realized if a
liquidity stress occurs, as well as ready access to
wholesale funds under normal market conditions.
i. Rencana manajemen krisis likuiditas
i. Liquidity crisis management plan
Kejadian tak terduga dapat mengubah perilaku
nasabah dan menyebabkan arus kas keluar
secara tiba-tiba. Apabila hal ini tidak dikelola
dengan benar, hal ini dapat menyebabkan
situasi krisis yang lebih buruk dan pada
akhirnya
dapat
menyebabkan
risiko
kelangsungan usaha Grup. Kebijakan Grup
SCB
mengharuskan
untuk
membentuk
Rencana Manajemen Krisis Likuiditas yang
harus disetujui setidaknya setiap tahun, sebagai
pertahanan terhadap krisis likuiditas. Rencana
ini harus diperbarui apabila terjadi perubahan
signifikan yang terjadi baik dalam kegiatan
usaha, lingkungan pasar atau manajemen.
Unexpected events can change customer
behaviour and cause a sudden net cash
outflow. If mismanaged, the crisis can get worse
and ultimately risk the survival of the Group.
SCB Group policy requires a Liquidity Crisis
Management Plan to be established and
approved at least annually, as a defence to a
liquidity crisis. This plan must be updated
where there is a significant change either in the
business, market environment or management.
42
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)
d. Risiko likuiditas (Lanjutan)
d. Liquidity risk (Continued)
ii. Eksposur terhadap risiko likuiditas
ii. Exposure to liquidity risk
Analisa jatuh tempo kontraktual aset keuangan
dan kewajiban keuangan berdasarkan periode
tersisa sampai dengan tanggal jatuh tempo
pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
adalah sebagai berikut:
The contractual maturity analysis of financial
assets and liabilities based on remaining period
to maturity as of 31 December 2010 and 2009
are as follows:
31 Desember/December 2010
Nilai
tercatat /
Carrying
Amount*)
ASET KEUANGAN
Kas
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada bank-bank lain
Tagihan dari cabang-cabang
lain
Penempatan pada Bank
Indonesia dan bank-bank lain
Efek-efek yang
diperdagangkan
Tagihan derivatif
Kredit yang diberikan
Tagihan akseptasi
Efek-efek untuk tujuan
investasi
Tagihan atas pinjaman yang
dijamin
Aset lain-lain
KEWAJIBAN KEUANGAN
Simpanan oleh nasabah bukan
bank
Simpanan oleh bank-bank lain
Kewajiban derivatif
Kewajiban akseptasi
Kewajiban untuk
mengembalikan surat-surat
berharga yang diterima atas
pinjaman yang dijamin
Beban masih harus dibayar
Pinjaman yang diterima
Kewajiban kepada Kantor
Pusat dan cabang-cabang
lain
Selisih
Kontrak
tanpa
tanggal
jatuh
tempo/
Contract
without
maturity
date
Kurang dari
1 bulan/
Less than
1 month
>3-12 bulan/
>3-12
months
1-3 bulan/
1-3
months
>12-60 bulan/
>12-60
months
Lebih dari
60 bulan/
More than
60 months
135.392
135.392)
-)
-
-
-
-
1.296.032
1.296.032)
-)
-
-
-
-
123.115
123.115)
-)
-
-
-
-
FINANCIAL ASSETS
Cash
Current accounts with
Bank Indonesia
Current accounts with
other banks
97.685
97.685)
-)
-
-
-
-
Due from other branches
7.443.069
-)
3.850.829)
1.429.840
2.162.400
-
-
Placements with Bank
Indonesia and other banks
1.305.531
1.798.407
23.187.916
995.219
-)
-)
-)
-)
226)
60.303)
5.622.225)
510.687)
470
92.876
2.664.625
371.360
596.787
548.136
3.047.083
113.172
187.687
1.056.734
10.407.727
-
520.361
40.358
1.446.256
-
Trading securities
Derivative receivables
Loans
Acceptance receivables
Investment securities
Receivables under secured
borrowings
Other assets
1.128.788
-)
-)
-
489.641
639.147
-
1.837.550
1.138.958
40.487.662
-)
1.138.958)
2.791.182)
-)
-)
10.044.270)
4.559.171
6.957.219
1.525.000
13.816.295
312.550
2.319.525
18.782.285
2.564.737
1.749.131
995.219
-)
-)
-)
-)
16.611.776)
2.564.737)
49.839)
510.687)
1.750.877
60.777
371.360
409.919
423.303
113.172
9.713
1.214.272
-
940
-
661.854
634.935
337.550
-)
634.935)
-)
-)
-)
-)
-
187.550
432.584
150.000
229.270
-
11.705.746
37.431.457
-)
634.935)
-)
19.737.039)
1.389.296
3.572.310
3.153.500
4.287.444
7.162.950
8.969.519
230.210
3.056.205
2.156.247)
(9.692.769)
986.861
2.669.775
4.846.776
2.089.315
FINANCIAL LIABILITIES
Deposits by non-bank
customers
Deposits by other banks
Derivative payables
Acceptance payables
Obligation to return securities
received under secured
borrowings
Accrued expenses
Borrowings
Due to Head Office and other
branches
Difference
Before allowance for impairment losses *)
*) sebelum cadangan kerugian penurunan nilai
43
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
3.
ii. Eksposur terhadap risiko likuiditas (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)
ii. Exposure to liquidity risk (Continued)
31 Desember/December 2009
Nilai
tercatat/
Carrying
amount*)
ASET KEUANGAN
Kas
Kontrak
tanpa
tanggal
jatuh
tempo/
Contract
without
maturity
date
Kurang dari
1 bulan/
Less than
1 month
>3-12 bulan/
>3-12
Months
1-3 bulan/
1-3
months
>12-60 bulan/
>12-60
months
Lebih dari
60 bulan/
More than
60 months
86.903
86.903
-)
-
-)
-
-)
Giro pada Bank Indonesia
921.616
921.616
-)
-
-)
-
-)
Giro pada bank-bank lain
Tagihan dari cabang-cabang
lain
Penempatan pada Bank
Indonesia dan bank-bank lain
Efek-efek yang
diperdagangkan
Tagihan derivatif
Kredit yang diberikan
Tagihan akseptasi
Efek-efek untuk tujuan
investasi
Tagihan atas pinjaman yang
dijamin
Aset lain-lain
133.482
133.482
-)
-
-)
-
-)
KEWAJIBAN KEUANGAN
Simpanan oleh nasabah bukan
bank
Simpanan oleh bank-bank lain
Kewajiban derivatif
Kewajiban akseptasi
Kewajiban untuk
mengembalikan surat-surat
berharga yang diterima atas
pinjaman yang dijamin
Beban masih harus dibayar
Pinjaman yang diterima
Kewajiban kepada Kantor
Pusat dan cabang-cabang
lain
Selisih
FINANCIAL ASSETS
Cash
Current accounts with
Bank Indonesia
Current accounts with
other banks
50.255
50.255)
-)
-
-)
-
-)
7.559.509
-
7.559.509)
-
-)
-
-)
Due from other branches
Placements with Bank
Indonesia and other banks
1.495.102
2.241.088
20.773.613
736.421
-
285.211)
163.727)
3.937.624)
108.908)
224.296
261.959
2.984.417
203.853
45.650)
981.506)
1.455.715)
423.660)
664.629
702.730
10.536.073
-
275.316)
131.166)
1.859.784)
-)
Trading securities
Derivative receivables
Loans
Acceptance receivables
1.577.416
-
-)
1.086.571
-)
368.925
121.920)
3.437.500
1.122.925 1.122.925
40.135.830 2.315.181
-)
12.054.979
-)
4.761.096
1.250.000)
4.156.531)
2.187.500
-)
14.459.857
-)
-)
2.388.186)
Investment securities
Receivables under secured
borrowings
Other Assets
19.122.703
1.092.240
1.714.069
736.421
-
13.482.292)
809.731)
107.965)
114.837)
3.154.558
282.509
229.509
200.654
2.241.640)
-)
327.213)
420.930)
244.213
964.227
-
-)
-)
85.155)
-)
FINANCIAL LIABILITIES
Deposits by non-bank
customers
Deposits by other banks
Derivative payables
Acceptance payables
1.314.182
618.429
687.500
618.429
-
-)
-)
125.000
-00—l-----)—
09uj-)
-)
-)
1.314.182
562.500
-)
-)
-)
Obligation to return securities
received under secured
borrowings
Accrued expenses
Borrowings
12.444.674
37.730.218
618.429
278.853)
14.793.678
3.992.230
-)
2.989.783)
3.240.571
6.325.693
8.925.250)
9.010.405)
2.405.612 1.696.752
(2.738.699)
768.866
1.166.748
8.134.164
(6.622.219)
*) sebelum cadangan kerugian penurunan nilai
Due to Head Office and other
branches
Difference
Before allowance for impairment losses *)
Bank menggunakan Maximum Cummulative
Outflow (“MCO”) sebagai pengukuran utama
dalam pengelolaan risiko likuiditas.
MCO
merupakan jumlah arus kas masuk/keluar
bersih dari seluruh komponen neraca dan
rekening administratif dalam kondisi normal.
Bank harus menghitung arus kas untuk masingmasing mata uang untuk masing-masing
komponen utama neraca dan rekening
administratif dalam kondisi usaha normal setiap
hari selama 30 hari. Bank menentukan limit
untuk masing-masing kategori selama 30 hari
ke depan untuk jumlah gabungan Rupiah dan
valuta asing berdasarkan asumsi perilaku arus
kas.
The key measure used by the Bank for
managing
liquidity
risk
is
Maximum
Cummulative Outflow (“MCO”). MCO is the net
cash inflow/ outflow from all on-balance sheet
and off-balance sheet items under normal
conditions. The Bank must calculate the cash
flows by currency for major on and off-balance
sheet categories under business-as-usual
conditions each day for the next 30 days. The
Bank determined the limits for each category for
the next 30 days for total combined Rupiah and
foreign currencies based on behaviour
assumptions of the particular cash flows.
44
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
3.
ii. Eksposur terhadap risiko likuiditas (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)
ii. Exposure to liquidity risk (Continued)
Berikut merupakan perhitungan MCO untuk 30
hari ke depan pada tanggal 31 Desember 2010
dan 2009.
The table below summarizes the calculation of
MCO for the next 30 days as of 31 December
2010 and 2009.
Jangka waktu
31 Desember/
December
2010
31 Desember/
December
2009
1 hari
2-7 hari
8-30 hari
3.600.362
5.645.282
MCO Gabungan
e. Manajemen Risiko Operasional
Tenor
Overnight
2-7 days
8-30 days
Combined MCO
e. Operational risk management
Risiko operasional adalah potensi kerugian yang
timbul dari kegagalan personil, proses atau
teknologi atau dampak dari peristiwa eksternal.
Bank berusaha untuk meminimalisasi eksposur
terhadap
risiko
operasional,
dengan
mempertimbangkan trade-offs biaya. Eksposur
risiko operasional dikelola melalui serangkaian
proses manajemen yang diterapkan secara
konsisten,
untuk
identifikasi,
penilaian,
pengendalian dan pengawasan risiko.
Operational risk is the potential for loss arising
from the failure of people, process or technology or
the impact of external events. The Bank seeks to
minimise our exposure to operational risk, subject
to cost trade-offs. Operational risk exposures are
managed through a consistent set of management
processes
that
drive
risk
identification,
assessment, control and monitoring.
The Country Operational Risk Committee
mengawasi pengelolaan risiko operasional di
seluruh unit usaha di negara yang bersangkutan,
yang didukung oleh komite di tingkat bisnis dan
fungsional. Struktur formal tata kelola ini
memberikan keyakinan bahwa risiko operasional
telah diidentifikasi dan dikelola secara efektif.
The Country Operational Risk Committee oversees
the management of operational risks across the
country, supported by business, and functional
level committees. This formal structure of
governance provides the management committee
with confidence that operational risks are being
proactively identified and effectively managed.
Pengaturan dan pemeliharaan standar untuk
pengukuran dan manajemen risiko operasional
merupakan tanggung jawab Grup SCB.
The setting and maintaining of standards for
operational risk management and measurement is
the responsibility of SCB Group.
Manajemen risiko operasional bank terdiri dari tiga
tahapan Assurance sesuai dengan petunjuk yang
ditetapkan oleh Group Operational Risk Committee
dalam
kerangka
kerja
Manajemen
Risko
Operasional. Tahap pertama dibagi menjadi dua
bagian: (1) tanggung jawab seluruh staf terhadap
pengendalian internal melalui kepatuhan terhadap
kebijakan internal/peraturan eksternal (2) program
self-assessment
secara
berkala
terhadap
pengendalian kunci yang dilaksanakan oleh
masing-masing unit operasional, mencakup
ketentuan pengendalian kunci yang bersifat
Generic, Business Specific dan yang terkait
peraturan lokal. Tahap kedua merupakan review
independen secara berkala yang dilakukan oleh tim
Country Assurance dan Audit atas dua aspek yang
dijelaskan pada tahap pertama. Tahap ketiga
merupakan audit berkala yang dilakukan oleh
Group Internal Audit terhadap topik yang lebih
bersifat stratejik atau spesifik.
Operational risk management recognizes three
level of Assurance aligned with guidelines that set
by Group Operational Risk Committee in the
Operational Risk Management framework. First
stage is divided into two parts: (1) all staff
responsibility on internal control by adhering to
internal policy/external regulations (2) periodic self
assessment program on the key controls
performed by each operating unit covers Generic,
Business Specific and Local regulation key control
guidelines. Second stage is a continous
independent review by Country Assurance and
Audit team on the two aspects mentioned in the
first stage. Third stage is a regular audit performed
by Group Internal Audit on more strategic or
specific topic.
45
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
3.
e. Manajemen Risiko Operasional (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)
e. Operational risk management (Continued)
Masalah-masalah
risiko
operasional
yang
diidentifikasi melalui tiga tahapan Assurance akan
dinilai dengan menggunakan risk grading matrix,
yaitu tingkat resiko rendah, menengah dan tinggi.
Seluruh masalah risiko operasional yang
diidentifikasi akan didiskusikan dalam pertemuan
Business Operational Risk Committee yang
diselenggarakan
secara
bulanan,
untuk
menentukan tindakan koreksi, tenggat waktu dan
pertanggungjawaban dari pihak-pihak terkait.
Business Operational Risk Committee akan
mengidentifikasi lima masalah risiko operasional
dengan risiko tinggi dan menengah, dan
melaporkannya ke pertemuan Country Operational
Risk Committee. Country Operational Risk
Committee merupakan tatakelola tertinggi dalam
tingkatan- negara yang bertanggungjawab untuk
memastikan seluruh risiko operasional telah
dipantau, dimitigasi, dan tindak lanjut yang efektif
dan tepat waktu telah dilakukan sebagaimana
mestinya untuk memitigasi risiko. Country
Operational Risk Committee dalam pertemuan
yang dilakukan secara bulanan juga akan
menentukan lima masalah risiko operasional utama
dan melaporkannya ke Group Operational Risk
Committee. Penerapan kerangka kerja Manajemen
Risiko Operasional akan diaudit untuk memastikan
efektivitas pengendalian internal Bank secara
keseluruhan.
Operational risk issues identified through the three
levels of Assurance will be assessed using risk
grading matrix whether they are low, medium or
high risk. All identified operational risk issues will
be discussed at monthly Business Operational
Risk Committee meetings to agree status of action,
timeline and accountability of the issues. Business
Operational Risk Committee will identify their top
five medium and high risk issues, and escalate
them to Country Operational Risk Committee
meeting. Country Operational Risk Committee
meeting is the highest governance in the Country
level whose main responsibility is to ensure that all
operational risk is monitored, mitigated and
effective and timely action take place as it should
be to mitigate the risk. The Country Operational
Risk Committee on their monthly meetings will also
decide on too five country operational risk issues
and escalate it to Group Operational Risk
Committee. The implementation of Operational
Risk Management framework will be audited to
ensure effectiveness of overall bank’s internal
control.
Dalam tahun 2010, Kerangka Kerja Manajemen
Risiko telah disempurnakan dengan tujuan untuk
memperjelas dan melengkapi manajemen risiko
dan disiplin pengendalian yang ada. Sejumlah
aspek khusus Kerangka Kerja Manajemen Risiko
juga telah disempurnakan dan dikembangkan.
In 2010, Risk Management Framework has been
revised with a view to clarifying and building on
existing risk management and control disciplines. A
number of specific aspects of the Risk
Management Framework have also been revised
and enhanced.
Perubahan dan pengembangan kerangka kerja ini
membantu komunikasi pendekatan menyeluruh
Grup terhadap manajemen risiko dan juga
menyediakan referensi kepada karyawan secara
berkesinambungan. Hal ini juga membantu untuk
melekatkan dan memelihara praktik disiplin serta
mengurangi terjadinya duplikasi maupun ketidak
sesuaian dalam proses manajemen risiko. Secara
khusus perubahan kerangka kerja ini bertujuan
mencapai hal-hal sebagai berikut:
This revised and expanded framework facilitates
the communication of the Group’s holistic
approach to risk management as well as provide
an ongoing reference to staff. It will help to embed
and maintain these disciplines and to reduce the
incidence of gaps and duplication in risk
management processes. In particular it is intended
that the revisions to the Risk Management
Framework will achieve the following outcomes:






Perbaikan pelaporan risiko operasional.
Pertanggungjawaban
manajemen
dan
pengendalian risiko yang lebih jelas.
Keyakinan yang lebih menyeluruh dan
konsisten atas pengendalian yang efektif.
Perbaikan budaya risiko dan pemahaman
mengenai bagaimana risiko dikendalikan.


46
Improved operational risk reporting.
Clearer accountability for risk management
and control.
More coherent and consistent assurance that
controls are effective.
Improved risk culture and understanding of
how risk is managed.
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
4. PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN
4.
USE OF ESTIMATES AND JUDGMENT
Pengungkapan ini merupakan tambahan atas
pembahasan tentang manajemen risiko keuangan
(Catatan 3).
These disclosures supplement the commentary on
financial risk management (Note 3).
a. Sumber utama atas ketidakpastian estimasi
a.
a.1. Cadangan kerugian
keuangan
penurunan nilai aset
Key sources of estimation uncertainty
a.1. Allowance for impairment
financial assets
losses
of
Evaluasi atas kerugian penurunan nilai aset
keuangan yang dicatat pada biaya perolehan
diamortisasi dijelaskan di Catatan 2n.
Financial assets accounted for at amortized
cost are evaluated for impairment on a
basis described in Note 2n.
Cadangan kerugian penurunan nilai terkait
dengan pihak lawan spesifik dalam seluruh
cadangan kerugian penurunan nilai dibentuk
atas tagihan yang penurunan nilainya
dievaluasi secara individual berdasarkan
estimasi terbaik manajemen atas nilai tunai
arus kas yang diharapkan akan diterima.
Dalam
mengestimasi
arus
kas
ini,
manajemen
membuat
pertimbangan
mengenai kondisi keuangan dari pihak lawan
dan nilai bersih yang dapat direalisasi dari
agunan yang diterima. Setiap aset yang
mengalami penurunan nilai dievaluasi, dan
strategi penyelesaian serta estimasi arus kas
yang dapat diperoleh disetujui secara
independen oleh unit GSAM.
The specific counterparty component of the
total allowances for impairment applies to
claims evaluated individually for impairment
and is based upon management’s best
estimate of the present value of the cash
flows that are expected to be received. In
estimating these cash flows, management
makes judgments about the counterparty’s
financial situation and the net realizable
value of any underlying collateral. Each
impaired asset is assessed on its merits,
and the workout strategy and estimate of
cash flows considered recoverable are
independently approved by the GSAM Unit.
Evaluasi cadangan kerugian penurunan nilai
secara kolektif meliputi kerugian kredit yang
melekat pada portofolio tagihan dengan
karakteristik ekonomi yang serupa ketika
terdapat bukti obyektif bahwa telah terjadi
penurunan nilai tagihan dalam portofolio
tersebut namun penurunan nilai secara
individu belum dapat diidentifikasi. Dalam
menentukan perlunya membentuk cadangan
kerugian penurunan nilai kredit secara
kolektif, manajemen mempertimbangkan
faktor-faktor seperti kualitas kredit, besarnya
portofolio, konsentrasi kredit dan faktor-faktor
ekonomi. Dalam mengestimasi cadangan
yang diperlukan, asumsi-asumsi dibuat untuk
menentukan model kerugian bawaan dan
untuk menentukan parameter input yang
diperlukan, berdasarkan pengalaman historis
dan kondisi ekonomi saat ini. Ketepatan dari
cadangan ini tergantung pada seberapa
tepat estimasi arus kas masa depan untuk
menentukan cadangan individual serta
asumsi model dan parameter yang
digunakan dalam menentukan penyisihan
kolektif.
Collectively
assessed
impairment
allowances cover credit losses inherent in
portfolios of claims with similar economic
characteristics when there is objective
evidence to suggest that they contain
impaired claims, but the individual impaired
items cannot yet be identified. In assessing
the need for collective loan loss allowances,
management considers factors such as
credit quality, portfolio size, concentrations,
and economic factors. In order to estimate
the required allowance, assumptions are
made to define the way inherent losses are
modeled and to determine the required
input parameters, based on historical
experience
and
current
economic
conditions. The accuracy of the allowances
depends on how well these estimate future
cash flows for specific counterparty
allowances and the model assumptions and
parameters used in detemining collective
allowances.
47
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
4.
4. PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN
(lanjutan)
a. .Sumber utama atas ketidakpastian estimasi
(Lanjutan)
USE
OF
(continued)
a.
a.2. Penentuan nilai wajar
ESTIMATES
Key sources
(Continued)
of
AND
estimation
JUDGMENT
uncertainty
a.2. Determining fair values
Dalam menentukan nilai wajar atas aset
keuangan dan kewajiban keuangan dimana
tidak terdapat harga pasar yang dapat
diobservasi, Bank harus menggunakan
teknik penilaian seperti dijelaskan pada
Catatan 2f.6. Untuk instrumen keuangan
yang jarang diperdagangkan dan tidak
memiliki harga yang transparan, nilai
wajarnya menjadi kurang obyektif dan
karenanya,
membutuhkan
tingkat
pertimbangan yang beragam, tergantung
pada likuiditas, konsentrasi, ketidakpastian
faktor pasar, asumsi penentuan harga, dan
risiko lainnya yang mempengaruhi instrumen
tertentu.
The determination of fair value for financial
assets and liabilities for which there is no
observable market price requires the use of
valuation techniques as described in
Note 2f.6. For financial instruments that
trade infrequently and have little price
transparency, fair value is less objective,
and requires varying degrees of judgment
depending on liquidity, concentration,
uncertainty of market factors, pricing
assumptions and other risks affecting the
specific instrument.
b.. Pertimbangan akuntansi yang penting dalam
menerapkan kebijakan akuntansi Bank
b. Critical accounting judgments in applying the
Bank’s accounting policies
Pertimbangan akuntansi yang penting dalam
menerapkan kebijakan akuntansi Bank meliputi:
Critical accounting judgments made in applying
the Bank’s accounting policies include:
b.1. Penilaian instrumen keuangan
b.1. Valuation of financial instruments
Kebijakan akuntansi Bank untuk pengukuran
nilai wajar dibahas di Catatan 2f.6.
The Bank’s accounting policy on fair value
measurements is discussed in Note 2f.6.
Bank mengukur nilai wajar dengan
menggunakan hirarki dari metode berikut:
The Bank measures fair values using the
following hierarchy of methods:
 Harga kuotasi di pasar aktif untuk
instrumen keuangan yang sejenis.
 Teknik penilaian berdasarkan input yang
dapat diobservasi. Termasuk dalam
kategori ini adalah instrumen keuangan
yang dinilai dengan menggunakan harga
kuotasi di pasar aktif untuk instrumen
yang sejenis; harga kuotasi untuk
instrumen keuangan yang sejenis di pasar
yang kurang aktif; atau teknik penilaian
lainnya dimana seluruh input signifikan
yang digunakan dapat diobservasi secara
langsung ataupun tidak langsung dari
data yang tersedia di pasar.
 Teknik penilaian yang menggunakan input
signifikan yang tidak dapat diobservasi.
Termasuk dalam kategori ini adalah
semua instrumen keuangan dimana
teknik penilaiannya tidak menggunakan
data yang dapat diobservasi dan dapat
memiliki dampak signifikan terhadap
penilaian instrumen keuangan. Termasuk
dalam kategori ini adalah instrumen yang
dinilai berdasarkan harga kuotasi atas
instrumen sejenis dimana dibutuhkan
penyesuaian atau asumsi-asumsi yang
tidak
dapat
diobservasi
untuk
mencerminkan
perbedaan
antara
instrumen
keuangan
yang
diperbandingkan.
 Quoted market price in an active market
for an identical instrument.
 Valuation
techniques
based
on
observable inputs. This category includes
instruments valued using quoted market
prices in active markets for similar
instruments; quoted prices for similar
instrumens in market that are considered
less than active; or other valuation
techniques where all significant inputs
are directly or indirectly observable from
market data.
 Valuation techniques using significant
unobservable inputs. This category
includes all instruments where the
valuation technique includes inputs not
based on observable data and the
unobservable inputs could have a
significant effect on the instrument’s
valuation.
This
category
includes
instruments that are valued based on
quoted prices for similar instruments
where
significant
unobservable
adjustments or assumptions are required
to reflect differences between the
instruments.
48
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
4. PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN
(lanjutan)
4.
b.. Pertimbangan akuntansi yang penting dalam
menerapkan kebijakan akuntansi Bank
(Lanjutan)
USE
OF
(continued)
ESTIMATES
AND
JUDGMENT
b. Critical accounting judgments in applying the
Bank’s accounting policies (Continued)
b.1. Penilaian instrumen keuangan (Lanjutan)
b.1. Valuation of financial instruments (Continued)
Nilai wajar dari aset keuangan dan
kewajiban keuangan yang diperdagangkan
di pasar aktif didasarkan pada kuotasi harga
pasar atau kuotasi dari harga dealer. Untuk
seluruh instrumen keuangan lainnya, Bank
menentukan nilai wajar menggunakan teknik
penilaian. Teknik penilaian termasuk model
nilai tunai dan arus kas yang didiskontokan,
dan perbandingan dengan instrumen yang
sejenis dimana terdapat harga pasar yang
dapat diobservasi. Asumsi dan input yang
digunakan dalam teknik penilaian termasuk
suku bunga bebas risiko (risk-free) dan
suku bunga acuan, credit spread dan
variabel lainnya yang digunakan dalam
mengestimasi tingkat diskonto, harga
obligasi, kurs mata uang asing, serta tingkat
kerentanan dan korelasi harga yang
diharapkan. Tujuan dari teknik penilaian
adalah penentuan nilai wajar yang
mencerminkan
harga
dari
instrumen
keuangan pada tanggal pelaporan yang
akan ditentukan oleh para partisipan di
pasar dalam suatu transaksi yang wajar.
Fair values of financial assets and financial
liabilities that are traded in active markets
are based on quoted market prices or
dealer price quotations. For all other
financial instruments, the Bank determines
fair values using valuation techniques.
Valuation techniques include net present
value and discounted cash flow models,
and comparison to similar instruments for
which market observable prices exist.
Assumptions and inputs used in valuation
techniques include risk-free and benchmark
interest rates, credit spreads and other
variables used in estimating discount rates,
bond prices, foreign currency exchange
rates, and expected price volatilities and
correlations. The objective of valuation
techniques is to arrive at a fair value
determination that reflects the price of the
financial instrument at the reporting date
that would have been determined by market
participants acting at arm’s length.
b.2. Klasifikasi aset dan kewajiban keuangan
b.2. Financial asset and liability classification
Kebijakan akuntansi Bank memberikan
keleluasaan untuk menetapkan aset dan
kewajiban keuangan ke dalam berbagai
kategori pada saat pengakuan awal sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku
berdasarkan kondisi tertentu:
The Bank’s accounting policies provide
scope for assets and liabilities to be
designated on inception into different
accounting
categories
in
certain
circumstances:


In classifying financial assets as
“trading”, the Bank has determined that
it meets the description of trading
assets set out in Note 2f.

On 1 January 2010, the Bank adjusted
the categories of certain trading
securities and loans, in accordance with
the management intention on holding
such assets (Note 34).

Dalam
mengklasifikasikan
aset
keuangan
ke
dalam
kelompok
“diperdagangkan”,
Bank
telah
menetapkan bahwa aset tersebut sesuai
dengan definisi aset dalam kelompok
diperdagangkan yang dijabarkan pada
Catatan 2f.
Pada tanggal 1 Januari 2010, Bank
menyesuaikan kategori pengelompokan
atas efek-efek yang diperdagangkan dan
kredit yang diberikan tertentu, sesuai
dengan perubahan tujuan manajemen
atas aset keuangan tersebut (Catatan
34).
49
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
5.
GIRO PADA BANK INDONESIA
5.
Akun ini terdiri dari:
DEMAND DEPOSITS WITH BANK INDONESIA
This account consists of the following:
2010
Rupiah
Dolar Amerika Serikat
1.087.901
208.131
1.296.032
Jumlah
6.
2009
705.531
216.085
921.616
Rupiah
United States Dollar
Total
Saldo giro pada Bank Indonesia disediakan untuk
memenuhi persyaratan giro wajib minimum dari Bank
Indonesia.
Current accounts with Bank Indonesia are provided
to fulfill Bank Indonesia requirements on minimum
reserve requirements.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, rasio Giro
Wajib Minimum (GWM) Bank masing-masing sebesar
34,26% dan 41,34% untuk mata uang Rupiah serta
masing-masing sebesar 1,09% dan 1,01% untuk mata
uang Dollar Amerika Serikat.
As of 31 December 2010 and 2009, the minimum
reserve requirements ratios of the Bank were 34.26%
and 41.34% for Rupiah currency, respectively, and
1.09% and 1.01% for US Dollar currency,
respectively.
Rasio GWM untuk mata uang Rupiah pada tanggal
31 Desember 2010 dan 2009 terdiri dari rasio GWM
Primer masing-masing sebesar 8,13% dan 5,07%
dengan menggunakan saldo rekening giro Rupiah
pada Bank Indonesia, dan rasio GWM Sekunder
masing-masing sebesar 26,13% dan 36,27% dalam
bentuk Sertifikat Bank Indonesia dan obligasi
pemerintah.
The minimum reserve requirements ratio of the Bank
for Rupiah currency as of 31.December 2010 and
2009 consists of primary GWM ratio of 8.13% and
5.07%, respectively, using current accounts with
Bank Indonesia and secondary GWM ratio of 26.13%
and 36.27%, respectively, in the form of Certificates
of Bank Indonesia and government bonds,
respectively.
Bank telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia yang
berlaku tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum.
The Bank has fulfilled Bank Indonesia’s regulation
regarding minimum reserve requirements of
Commercial Banks.
PENEMPATAN BANK INDONESIA DAN PADA
BANK-BANK LAIN
6.
Jangka waktu/Period
(bulan/months)
2010
2009
PLACEMENTS WITH BANK INDONESIA AND
OTHER BANKS
2010
Call money:
Rupiah
Mata uang asing
<1
1-12
<1
<1
Deposito berjangka:
Rupiah
1-12
1-12
Jumlah sebelum cadangan
kerugian penurunan nilai
Cadangan kerugian penurunan
nilai
Jumlah, bersih
50
399.817)
6.649.561) )
7.049.378)
)
2009
500.899)
7.058.610)
7.559.509)
393.691)
393.691)
-)
7.443.069)
7.559.509)
(383)
7.442.686)
(74.086)
7.485.423
Call money:
Rupiah
Foreign currencies
Time deposits:
Rupiah
Total before allowance
for impairment losses
Allowance for impairment losses
Total, net
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
6.
PENEMPATAN BANK INDONESIA DAN PADA
BANK-BANK LAIN (Lanjutan)
6.
Pada tanggal 31 Desember 2010, seluruh
penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain
tidak mengalami penurunan nilai (31 Desember 2009:
diklasifikasikan sebagai “lancar”).
7.
As of 31 December 2010, all placements with Bank
Indonesia and other banks were not impaired
(31 December 2009: classified as “current”).
EFEK-EFEK YANG DIPERDAGANGKAN
7.
2010
2009
253.735)
1.131.312)
110.055)
1.495.102)
(1.101)
1.494.001)
-
Cadangan kerugian penurunan nilai
1.305.531
Jumlah, bersih
Pada tanggal 31 Desember 2010, seluruh efek-efek
yang diperdagangkan tidak mengalami penurunan nilai
(31 Desember 2009: diklasifikasikan sebagai “lancar”).
Allowance for impairment losses
Total, net
As of 31 December 2010 and 2009, the above
corporate bonds were rated by PT Pemeringkat Efek
Indonesia (Pefindo) ranging between idAA- to idAA+
and idAA- to idAAA, respectively.
TAGIHAN DAN KEWAJIBAN DERIVATIF
8.
2010
Kewajiban
Tagihan
Derivatif/
Derivatif/
Derivative
Derivative
payables
receivables
Jumlah tagihan (kewajiban)
derivatif
Cadangan kerugian penurunan
nilai
Jumlah, bersih
Certificates of Bank Indonesia
Government bonds
Corporate bonds
As of 31 December 2010, all trading securities were
not impaired (31 December 2009: classified as
“current”).
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, obligasi
perusahaan tersebut di atas diperingkat oleh
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) masingmasing berkisar antara idAA- sampai dengan idAA+
dan idAA- sampai dengan idAAA.
Kontrak berjangka mata uang
asing
Kontrak cross currency swap
Kontrak swap suku bunga
Kontrak currency option
Lainnya
TRADING SECURITIES
586.659
642.157
76.715
1.305.531
Sertifikat Bank Indonesia
Obligasi pemerintah
Obligasi perusahaan
8.
PLACEMENTS WITH BANK INDONESIA AND
OTHER BANKS (Continued)
DERIVATIVE RECEIVABLES AND PAYABLES
2009
Tagihan
Derivatif/
Derivative
receivables
Kewajiban
Derivatif/
Derivative
payables
85.471
1.233.338
449.522
26.719
3.357
(318.853)
(957.800)
(469.975)
-)
(2.503)
529.040)
1.110.211)
405.039)
121.843)
74.955)
(379.044)
(734.923)
(401.412)
(18.402)
(180.288)
Foreign currency forward
contracts
Cross currency swap contracts
Interest rate swap contracts
Currency option contracts
Others
1.798.407)
(1.749.131)
2.241.088)
(1.714.069)
Total derivative receivables
(payables)
-)
1.798.407
(32.755)
2.208.333
51
Allowance for impairment losses
Total, net
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
8.
TAGIHAN DAN KEWAJIBAN DERIVATIF (Lanjutan)
8.
DERIVATIVE
(Continued)
RECEIVABLES AND
The contract amount and the weighted average
contract period of foreign currency forward contracts
and currency option contracts were as follows:
Nilai kontrak dan rata-rata tertimbang periode kontrak
dari kontrak berjangka mata uang asing dan kontrak
currency option adalah sebagai berikut:
2010
Mata
uang/Currency
Kontrak pembelian
berjangka mata
uang asing
Kontrak penjualan
berjangka mata
uang asing
Kontrak pembelian
currency option
Kontrak penjualan
currency option
USD
Lainnya,
ekuivalen USD/
Others,
USD)equivalent
2009
Rata-rata
tertimbang
periode
kontrak
(hari)/
Weighted
average
contract
period
(days)
Nilai kontrak
(mata uang
asal)/
Contract
amount (in
original
currency)
Foreign currency
forward buying
contracts
129
1.009.449.151
127
1.243.145.288
109
1.140.123.689
128
1.107.763.517
105
996.932.300
127
1.243.632.465
132
1.102.036.809
128
USD
Lainnya,
ekuivalen USD/
Others,
USD)equivalent
293.851.276
1.428
100.515.700
683
Currency option
buying contracts
USD
Lainnya,
ekuivalen USD/
Others,
USD)equivalent
-
-
7.700.373
732
Currency option
selling contracts
USD
Lainnya,
ekuivalen USD/
Others,
USD)equivalent
Mata
uang
Kontrak penjualan
cross currency swap
Nilai kontrak
(mata uang
asal)/Contract
amount (in
original
currency)
Rata-rata
tertimbang
periode
kontrak
(hari)/
Weighted
average
contract
period
(days)
1.101.773.842
Foreign currency
forward selling
contracts
The notional amount, weighted average interest rate
and weighted average contract period of cross
currency swap contracts were as follows:
Jumlah nosional, tingkat suku bunga rata-rata
tertimbang dan rata-rata tertimbang periode kontrak
cross currency swap adalah sebagai berikut:
Kontrak pembelian
cross currency swap
PAYABLES
Jumlah nosional (mata uang asal)/Notional
amount (in original currency)
2010
2009
Tingkat suku bunga
rata-rata tertimbang
setahun/Weighted
average interest rate
per annum (%)
2010
2009
Rata-rata
tertimbang periode
kontrak
(hari)/Weighted
average contract
period (days)
2009
2010
USD
IDR
JPY
SGD
1.867.860.450
18.011.101.038.326
27.096.868.132
-
1.505.931.936
12.878.706.025.660
25.077.487.395
10.867.203
0,51
7,66
0,95
-
1,42
10,23
1,24
0,25
1.156
998
712
-
1.276
1.123
706
1.098
USD
IDR
JPY
SGD
1.697.055.963
19.732.580.476.655
25.543.028.885
-
1.224.221.183
15.771.387.247.555
18.545.026.446
10.867.203
1,18
7,69
1,58
-
1,87
10,24
2,81
0,25
1.051
1.093
699
-
1.194
1.200
665
1.098
52
Cross currency
swap buying
contracts
Cross currency
swap selling
contracts
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
8.
TAGIHAN DAN KEWAJIBAN DERIVATIF (Lanjutan)
8.
Jumlah nosional, tingkat suku bunga rata-rata
tertimbang dan rata-rata tertimbang periode kontrak
swap suku bunga adalah sebagai berikut:
Currency
Yang akan diterima
Yang akan dibayar
USD
IDR
JPY
USD
IDR
JPY
RECEIVABLES AND
PAYABLES
The notional amount, weighted average interest rate
and weighted average contract period of interest rate
swap contracts were as follows:
Jumlah nosional (mata uang asal)/
Notional amount (in original currency)
2010
2009
1.655.747.991
6.419.349.335.844
1.655.747.991
6.419.349.335.844
-
DERIVATIVE
(Continued)
1.816.602.820
5.821.462.337.252
600.000.000
1.816.602.820
5.821.462.337.252
600.000.000
Tingkat suku bunga
rata-rata tertimbang
setahun
(%)/Weighted
average interest
rate per
annum (%)
2010
2009
3,81
9,49
3,95
10,70
-
3,93
10,62
0,45
3,86
10,89
0,45
Rata-rata
tertimbang
periode kontrak
(hari)/Weighted
average contract
period (days)
2009
2010
1.727
1.325
1.685
1.591
-
1.689
1.207
370
1.655
1.505
370
To be received
To be paid
Bunga dari kontrak cross currency swap dan swap
suku bunga di atas akan dipertukarkan setiap tiga
bulan, enam bulan dan satu tahun.
The interest of the above cross currency swap and
interest rate swap contracts will be exercised on a
quarterly, semi-annual and annual basis.
Bank menggunakan transaksi swap suku bunga untuk
tujuan lindung nilai atas perubahan nilai wajar kredit
yang diberikan dan efek-efek untuk tujuan investasi
dengan suku bunga tetap, yang dapat diatribusikan
pada perubahan suku bunga pasar. Transaksi swap
suku bunga tersebut digunakan untuk lindung nilai
kredit yang diberikan dan efek-efek untuk tujuan
investasi tertentu untuk memastikan tingkat efektivitas
lindung nilai yang tinggi. Atas transaksi swap suku
bunga tersebut, Bank menerapkan akuntansi lindung
nilai.
The Bank uses interest rate swaps to hedge its
exposure to changes in the fair value of its fixed-rate
loans and investment securities which are attributable
to change in market interest rates. Interest rate swaps
are used to hedge specific loans and investment
securities to ensure high level of hedge effectiveness.
For the respective interest rate swaps, the Bank
applied hedge accounting.
Pada tanggal 31 Desember 2010 and 2009, nilai wajar
derivatif yang digunakan untuk tujuan lindung nilai atas
nilai wajar masing-masing sebesar Rp 47.330 juta dan
Rp 34.702 juta, yang dicatat sebagai kewajiban
derivatif.
As of 31 December 2010 and 2009, the fair value of
derivatives designated as fair value hedges are
Rp 47,330 million and Rp 34,702 million, respectively,
presented as derivative payables.
Selama tahun berakhir 31 Desember 2010 dan 2009,
seluruh derivatif yang digunakan dalam transaksi
lindung nilai terjadi saling hapus yang sangat efektif
dengan perubahan nilai wajar transaksi yang dilindung
nilai.
During the years ended 31 December 2010 and 2009,
all derivatives that are used in hedging transactions
are highly effective in offsetting changes in either the
fair value of the hedged item.
Pada tanggal 31 Desember 2009, seluruh tagihan
derivatif diklasifikasikan sebagai “lancar”.
As of 31 December 2009, all outstanding derivative
receivables were classified as “current”.
Selain yang diungkapkan di atas dan dalam Catatan 9
dan 11 mengenai lindung nilai atas nilai wajar, Bank
melakukan
kontrak
derivatif
untuk
tujuan
diperdagangkan dan untuk tujuan lindung nilai
terhadap posisi devisa neto Bank, risiko selisih tingkat
bunga, risiko beda jatuh tempo, dan risiko lainnya
dalam kegiatan operasional Bank sehari-hari, dan
tidak memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai.
Oleh karenanya, perubahan nilai wajar dari kontrak
derivatif ini dibebankan (dikreditkan) pada laporan laba
rugi gabungan tahun berjalan.
Except as disclosed above and in Note 9 and 11
regarding fair value hedge, the Bank entered into
derivative contracts for trading as well as for hedging
the Bank’s net open position, interest rate gap risk,
maturity gap risk, and other risks in the Bank’s daily
operations, and did not qualify for hedge accounting.
As such, changes in fair value of these derivative
contracts are charged (credited) to the current year
combined statement of income.
53
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
9.
KREDIT YANG DIBERIKAN
9.
2009
2010
Pada biaya perolehan diamortisasi
Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba
rugi
Cadangan kerugian penurunan nilai
Jumlah, bersih
22.188.289)
20.773.613)
At amortized cost
999.627)
(1.354.423)
21.833.493)
-)
(1.198.000)
19.575.613)
At fair value through profit or loss
Allowance for impairment losses
Total, net
Kredit yang diberikan terdiri dari:
Loans consist of the followings:
a. Menurut jenis dan mata uang
Rupiah
Modal kerja
Konsumen dan kartu kredit
Trade bills
Pinjaman karyawan
Investasi
Mata uang asing
Modal kerja
Konsumen
Trade bills
Investasi
Pendapatan bunga yang dihentikan
Rupiah
Mata uang asing
Jumlah sebelum cadangan kerugian
penurunan nilai
Cadangan kerugian penurunan nilai
Jumlah, bersih
a.
2009
2.435.080)
4.787.937)
288.360)
171.846)
2.385.124)
10.068.347)
2.224.633)
3.609.874)
735.691)
166.305)
364.915)
7.101.418)
4.683.986)
3.509)
1.820.639)
6.619.038)
13.127.172)
5.102.249)
886)
1.445.213)
7.135.843)
13.684.191)
(158)
(7.445)
(7.603)
(4.027)
(7.969)
(11.996)
23.187.916)
(1.354.423)
21.833.493)
20.773.613)
(1.198.000)
19.575.613)
b.
2010
Mata uang asing
Manufaktur
Jasa keuangan
Perdagangan
Pertanian
Perorangan
Lainnya
Pendapatan bunga yang dihentikan
Rupiah
Mata uang asing
Jumlah sebelum cadangan kerugian
penurunan nilai
Cadangan kerugian penurunan nilai
Jumlah, bersih
By type and currency
2010
b. Menurut sektor industri
Rupiah
Manufaktur
Jasa keuangan
Perdagangan
Pertanian
Perorangan
Lainnya
LOANS
Rupiah
Working capital
Consumer and credit cards
Trade bills
Staff loans
Investment
Foreign currencies
Working capital
Consumer
Trade bills
Investment
Interest in suspense
Rupiah
Foreign curencies
Total before allowance
for impairment losses
Allowance for impairment losses
Total, net
By type of industry
2009
739.851)
875.284)
2.021.240)
170.605)
5.085.699)
1.175.668)
10.068.347)
728.460)
1.134.221)
644.552)
69.815)
3.940.745)
583.625)
7.101.418)
2.728.799)
4.592.898)
542.285)
965.956)
44.440)
4.252.794)
13.127.172)
2.282.656)
5.147.398)
262.140)
754.052)
18)
5.237.927)
13.684.191)
(158)
(7.445)
(7.603)
(4.027)
(7.969)
(11.996)
23.187.916)
(1.354.423)
21.833.493)
20.773.613)
(1.198.000)
19.575.613)
54
Rupiah
Manufacturing
Financial services
Commerce
Agriculture
Individual
Others
Foreign currency
Manufacturing
Financial services
Commerce
Agriculture
Individual
Others
Interest in suspense
Rupiah
Foreign curencies
Total loans before allowance
for impairment losses
Allowance for impairment losses
Total, net
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
9.
KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)
9.
c. Jangka waktu
LOANS (Continued)
c. Loan periods
Kredit yang diberikan (sebelum pendapatan bunga
yang dihentikan pengakuannya dan cadangan
kerugian penurunan nilai) menurut periode jatuh
tempo berdasarkan perjanjian kredit:
2010
Mata uang
asing/
Foreign
currencies
Rupiah
< 1 tahun
1 - 5 tahun
> 5 tahun
3.476.756
3.596.523
2.995.068
10.068.347
5.157.520
6.274.774
1.694.878
13.127.172
Maturity period of loans (before interest in
suspense and allowance for impairment losses)
based on loan agreement:
Jumlah/Total
Rupiah
8.634.276
9.871.297
4.689.946
23.195.519
3.699.186
3.367.220
35.012
7.101.418
Kredit yang diberikan (sebelum pendapatan bunga
yang dihentikan pengakuannya dan cadangan
kerugian penurunan nilai) menurut periode jatuh
tempo berdasarkan periode yang tersisa sampai
dengan tanggal jatuh tempo:
2010
Mata uang
asing/
Foreign
currencies
Rupiah
< 1 tahun
1 - 5 tahun
> 5 tahun
4.320.502
4.384.641
1.363.204
10.068.347
7.133.362
5.912.720
81.090
13.127.172
Jumlah/Total
Saldo, akhir tahun
11.013.946
2.506.011
164.234
13.684.191
14.713.132
5.873.231
199.246
20.785.609
2009
Mata uang
asing/
Foreign
currencies
Rupiah
11.453.864
10.297.361
1.444.294
23.195.519
4.240.849
2.858.027
2.542
7.101.418
< 1 year
1 - 5 years
> 5 years
Jumlah/Total
11.295.796
2.365.086
23.309
13.684.191
15.536.645
5.223.113
25.851
20.785.609
< 1 year
1 - 5 years
> 5 years
d. Allowance for impairment losses
Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai
kredit yang diberikan untuk tahun berakhir
31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai
berikut:
Saldo, awal tahun
Penyesuaian sehubungan
dengan penerapan PSAK
No. 55 (Revisi 2006)
(Catatan 34)
Penambahan cadangan
kerugian penurunan nilai
Penghapusan kredit yang
diberikan
Efek diskonto
Selisih kurs
Jumlah/Total
Maturity period of loans (before interest in
suspense and allowance for impairment losses)
based on the remaining period to the maturity
date:
d. Cadangan kerugian penurunan nilai
Cadangan
kerugian
penurunan nilai
kolektif/
Collective
impairment
provision
2009
Mata uang
asing/
Foreign
currencies
The movement of allowance for impairment losses
loans during the years ended 31.December 2010
and 2009 was as follows:
2010
Cadangan
kerugian
penurunan nilai
individual/
Individual
impairment
provision
Jumlah/
Total
2009
Cadangan
kerugian
penurunan
nilai/
Allowance for
impairment
losses
(309.687)
(888.313)
(1.198.000)
(936.678)
173.814)
-)
173.814)
-)
(13.883)
(337.057)
(350.940)
(355.557)
-)
-)
(14.523)
(164.279)
32.864)
2.362)
-)
(1.190.144)
32.864)
2.362)
(14.523)
(1.354.423)
66.637)
-)
27.598)
(1.198.000)
55
Balance, beginning of year
Adjustment in connection with
the implementation of SFAS
No. 55 (2006 Revision)
(Note 34)
Additions of allowance for
impairment losses
Loans written-off
Effect of discounting
Exchange rate difference
Balance, end of year
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
9.
KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)
9.
e. Kredit sindikasi
LOANS (Continued)
e. Syndicated loans
Kredit sindikasi merupakan kredit yang diberikan
kepada debitur berdasarkan perjanjian pembiayaan
sindikasi dan perjanjian pemberian kredit bersama
dengan bank-bank lain.
Syndicated loans represent loans provided to
borrowers under syndication agreements and club
deal agreements with other banks.
Jumlah partisipasi Bank dalam kredit sindikasi
bersama bank-bank lain pada tanggal 31 Desember
2010 dan 2009 masing-masing berjumlah ekuivalen
Rp 4.477.530 juta dan Rp 3.824.834 juta.
Partisipasi Bank dalam kredit sindikasi tersebut
pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masingmasing berkisar antara 3% - 96% dan 0,17% - 62%.
The Bank’s total participation in syndicated loans
with other banks as of 31 December 2010 and
2009 amounted to equivalent Rp 4,477,530 million
and Rp 3,824,834 million, respectively. The Bank's
participation on those syndicated loans as of
31 December2010 and 2009 ranged between 3% 96% and 0.17% - 62%, respectively.
f. Kredit yang diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi
f.
Loans measured at fair value through profit or
loss
Pada bulan Juni dan September 2010, Bank
melakukan kontrak swap suku bunga (instrumen
lindung nilai) untuk tujuan lindung nilai terhadap
kredit yang diberikan dengan suku bunga tetap
tertentu (item yang dilindung nilai). Pada tanggal
31 Desember 2010, saldo kredit yang diberikan
dari transaksi tersebut adalah sebesar Rp 400.611
juta. Tujuan dari transaksi tersebut adalah untuk
melakukan lindung nilai atas perubahan nilai wajar
kredit yang diberikan yang dikarenakan oleh
perubahan suku bunga pasar. Transaksi lindung
nilai atas nilai wajar ini memenuhi persyaratan
akuntansi lindung nilai.
In June and September 2010, the Bank entered
into interest rate swap transactions (hedging
instruments) in order to hedge certain fixed-rate
loans (hedged items). As of 31 December 2010,
balance of loans which are being hedge was
Rp 400,611 million. The objective of the hedging
is to hedge the fair value of the loans due to
changes in the market interest rate. These fair
value hedge transactions qualified for hedge
accounting.
Selama tahun berakhir 31Desember 2010 dan
2009, atas seluruh instrumen lindung nilai terjadi
saling hapus yang sangat efektif dengan
perubahan nilai wajar dari item yang dilindung nilai.
Perubahan nilai wajar instrumen lindung nilai dan
item yang dilindung nilai diakui dalam laporan laba
rugi gabungan tahun berjalan.
During the year ended 31 December 2010 and
2009, all the hedging instruments were highly
effective in offsetting changes in the fair value of
the hedged items. Changes in the fair value of
the hedging instruments and the hedged items
were recognized in current year combined
statement of income.
Pada tanggal 31 Desember 2010, kredit yang
diberikan sejumlah Rp 488.750 juta diklasifikasikan
dalam kelompok diperdagangkan.
As of 31 December 2010, loans amounted to
Rp 488,750 million were classified as held for
trading.
Pada tanggal 1 Januari 2010, sebagaimana
dijelaskan pada Catatan 34, sesuai dengan
perubahan tujuan manajemen atas pemilikan kredit
yang diberikan tertentu dan untuk mengurangi
secara signifikan ketidakkonsistenan pengukuran
dan pengakuan (accounting mismatch), Bank
menetapkan kredit yang diberikan sejumlah
Rp 140.925 juta pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi (fair value option). Pada tanggal
31 Desember 2010, nilai wajar kredit yang
diberikan tersebut berjumlah Rp 110.266 juta.
On 1 January 2010, as described in Note 34, in
accordance with the change in management’s
intention in holding certain loans and to
significantly
reduce
a
measurement
or
recognition inconsistency (accounting mismatch),
the Bank designated loans amounting to
Rp 140,925 million at fair value through profit or
loss (fair value option). As of 31 December 2010,
the fair value of such loans was Rp 110,266
million.
56
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
9.
KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)
9.
g. Kredit yang direstrukturisasi
LOANS (Continued)
g. Restructured loans
The restructured loans as of 31 December 2010
and 2009 amounted to equivalent Rp 244,995
million and Rp 247,248 million, respectively, with
the related allowance for impairment losses
amounted to equivalent Rp 8,445 million and
equivalent Rp 25,055 million, respectively. The
scheme of restructuring consisted of modification
of terms. On the restructured loans, the Bank did
not have any commitments to extend additional
loans.
Kredit yang direstrukturisasi pada tanggal
31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing
berjumlah ekuivalen
Rp 244.995
juta
dan
Rp 247.248 juta dengan cadangan kerugian
penurunan nilai kredit yang diberikan masingmasing berjumlah ekuivalen Rp 8.445 juta dan
Rp 25.055 juta. Skema restrukturisasi kredit terdiri
dari modifikasi persyaratan kredit. Atas kredit-kredit
yang telah direstrukturisasi ini, Bank tidak memiliki
komitmen untuk memberikan tambahan kredit.
h. Other significant information relating to loans
h. Informasi pokok lainnya sehubungan dengan
kredit yang diberikan
Pada tanggal 31 Desember 2010, tidak terdapat
pelanggaran
maupun
pelampauan
Batas
Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).
As of 31 December 2010, there were no breaches
nor excess of Legal Lending Limit (LLL).
Dalam laporan Bank kepada Bank Indonesia
dinyatakan bahwa terdapat pelampauan BMPK atas
1 (satu) debitur pada tanggal 31 Desember 2009.
The Bank’s reports to Bank Indonesia stated that
there was excess (pelampauan) of LLL as of
31 December 2009 from 1 (one) debtor.
Pada tanggal 1 April 2010, Bank telah mendapatkan
persetujuan Bank Indonesia untuk penambahan
penyertaan Kantor Pusat untuk menyelesaikan
pelampauan BMPK tersebut. Pada tanggal 26 dan
27 April 2010, Bank telah menerima tambahan
penyertaan Kantor Pusat sebesar Rp 900.350 juta
(Catatan 21).
On 1 April 2010, the Bank obtained the approval
from Bank Indonesia for additional Head Office
investment to resolve excess LLL. On 26 and
27 April 2010, the Bank received the additional
Head office Investment of Rp 900,350 million
(Note 21).
Kredit yang diberikan dijamin dengan agunan yang
diikat dengan hipotik, hak tanggungan atau surat
kuasa untuk menjual, deposito berjangka dan
jaminan lainnya. Pada tanggal 31 Desember 2010
dan 2009, jumlah kredit yang diberikan dijamin
dengan jaminan tunai (termasuk stand by letter of
credits yang telah memenuhi peraturan Bank
Indonesia) masing-masing sebesar Rp 8.046.494
juta dan Rp 5.560.712 juta.
Loans are generally collateralized by registered
mortgages, powers of attorney to mortgage or sell,
time deposits, and by other guarantees. As at
31 December 2010 and 2009, the loans
collateralized by cash collateral (including standby
letter of credits which fulfilled Bank Indonesia’s
Regulation) amounted to Rp 8,046,494 million and
Rp 5,560,712 million, respectively.
Kredit non-performing Bank (non-performing
loan/NPL, yang diklasifikasikan sebagai kurang
lancar, diragukan dan macet sesuai dengan
peraturan
Bank
Indonesia)
pada
tanggal
31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing
berjumlah
ekuivalen
Rp 1.367.417 juta
dan
Rp 1.369.329 juta (setelah dikurangi pendapatan
bunga yang dihentikan pengakuannya), masingmasing meliputi 5,90% dan 6,59% dari jumlah kredit
yang diberikan. Secara neto, rasio NPL pada
tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masingmasing adalah sebesar 0,80% dan 1,80%.
The Bank's non-performing loans and advances
(NPL, classified as substandard, doubtful and loss
in accordance with Bank Indonesia regulation) as
of 31 December 2010 and 2009 amounted to
equivalent Rp 1,367,417 million and equivalent
Rp1,369,329 million (net of interest in suspense)
which represents 5.90% and 6.59% of total loans
and advances, respectively. Ratio of NPL - net as
of 31December 2010 and 2009 was 0.80% and
1.80%, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, kredit
yang bermasalah yang telah dihentikan pencatatan
bunganya
adalah
masing-masing
sebesar
Rp 7.603 juta dan Rp 19.765 juta.
As at 31 December 2010 and 2009, nonperforming loans on which interest is not accrued
amounted to Rp 7,603 million and Rp 19,765
million, respectively.
Kredit yang diberikan kepada karyawan Bank terdiri
dari kredit yang diberikan untuk pembelian
kendaraan, rumah dan keperluan lainnya dengan
berbagai jangka waktu yang pelunasannya
dilakukan melalui pemotongan gaji setiap bulan.
Loans to the Bank’s employees consist of car
loans, housing loans and loans for other purposes
with various terms of repayment which will be
effected through monthly salary deductions.
57
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
10. TAGIHAN DAN KEWAJIBAN AKSEPTASI
10.
Rincian tagihan dan kewajiban akseptasi adalah
sebagai berikut:
ACCEPTANCE RECEIVABLES AND PAYABLES
The details of acceptance receivables and payables
were as follows:
2010
Tagihan
akseptasi/
Acceptance
receivables
Rupiah
Mata uang asing
2009
Kewajiban
akseptasi/
Acceptance
payables
1.403)
993.816)
(1.403)
(993.816)
(995.219)
995.219)
Dikurangi:
Cadangan kerugian
penurunan nilai
Jumlah, bersih
Tagihan
akseptasi/
Acceptance
receivables
Kewajiban
akseptasi/
Acceptance
payables
3.179)
733.242)
(3.179)
(733.242)
(736.421)
736.421)
(1.260)
993.959)
Less:
Allowance for
impairment losses
Total, net
(8.829)
727.592)
Pada tanggal 31 December 2010, seluruh tagihan
akseptasi
tidak
mengalami
penurunan
nilai
(31 Desember 2009: diklasifikasikan sebagai “lancar”).
As of 31 December 2010, all acceptance receivables
were not impaired (31 December 2009: classified as
“current”).
11. EFEK-EFEK UNTUK TUJUAN INVESTASI
11.
Efek-efek untuk tujuan investasi yang dikategorikan
berdasarkan jenis mata uang dan kategori aset
keuangan:
Mata uang/
Currency
Rupiah
Foreign currencies
INVESTMENT SECURITIES
Investment securities categorized by currency and
category of financial assets:
2010
2009
Pinjaman yang diberikan dan
piutang:
Obligasi pemerintah
Rupiah
10.767
-
Tersedia untuk dijual:
Obligasi pemerintah
Sertifikat Bank Indonesia
Rupiah
Rupiah
628.380
489.641
1.128.788
939.229
638.187
1.577.416
Loans and receivables:
Government bonds
Available-for-sale:
Government bonds
Bank Indonesia Certificates
Pada bulan Juni 2008, Bank melakukan kontrak swap
suku bunga (instrumen lindung nilai) untuk tujuan
lindung nilai terhadap obligasi pemerintah dengan
suku bunga tetap tertentu (item yang dilindung nilai),
yang dicatat pada akun surat-surat berharga yang
tersedia untuk dijual dengan jumlah nilai nosional
sebesar Rp 260.000 juta. Tujuan dari transaksi
tersebut adalah untuk melakukan lindung nilai atas
perubahan nilai wajar obligasi pemerintah yang
dikarenakan oleh perubahan suku bunga yang diacu.
Transaksi lindung nilai atas nilai wajar ini memenuhi
persyaratan akuntansi lindung nilai.
In June 2008, the Bank entered into interest rate
swap transactions (hedging instruments) with total
notional amount of Rp 260,000 million in order to
hedge certain fixed-rate government bonds (hedged
items) of the same amount, which were held in
available-for-sale category. The objective of the
transaction is to hedge the fair value of the
government bonds due to changes in the benchmark
interest rate. These fair value hedge transactions
qualified for hedge accounting.
Selama tahun berakhir 31Desember 2010 dan 2009,
atas seluruh instrumen lindung nilai terjadi saling
hapus yang sangat efektif dengan perubahan nilai
wajar dari item yang dilindung nilai. Perubahan nilai
wajar instrumen lindung nilai dan item yang dilindung
nilai diakui dalam laporan laba rugi gabungan tahun
berjalan.
During the year ended 31 December 2010 and 2009,
all the hedging instruments were highly effective in
offsetting changes in the fair value of the hedged
items. Changes in the fair value of the hedging
instruments and the hedged items were recognized in
current year combined statement of income.
58
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
11. EFEK-EFEK
(Lanjutan)
UNTUK
TUJUAN
INVESTASI
11. INVESTMENT SECURITIES (Continued)
Perubahan laba (rugi) belum direalisasi atas
perubahan nilai wajar efek-efek untuk tujuan investasi
yang tersedia untuk dijual selama tahun berakhir
310Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Movement of unrealized gain (loss) from changes in
fair value of available-for-sale investment securities
during the years ended 31 December 2010 and 2009
were as follows:
2010
Saldo rugi belum direalisasi - bersih, sebelum
pajak tangguhan, awal tahun
Laba belum direalisasi selama tahun
berjalan - bersih
Laba yang direalisasi dari penjualan efek-efek
untuk tujuan investasi yang tersedia untuk
dijual selama tahun berjalan - bersih
Rugi belum direalisasi dari item yang
dilindung nilai yang dibebankan ke laporan
laba rugi gabungan tahun berjalan
Saldo laba (rugi) belum direalisasi - bersih,
sebelum pajak tangguhan, akhir tahun
Pajak tangguhan (Catatan 16)
Saldo laba (rugi )belum direalisasi - bersih,
setelah pajak tangguhan, akhir tahun
2009
(17.827)
(8.384)
88.642)
56.858)
(30.265)
(35.556)
(30.166)
(30.745)
10.384)
(3.375)
(17.827)
5.794)
7.009)
(12.033)
Balance of unrealized loss - net, before
deferred income tax, beginning of year
Unrealized gain during the year - net
Realized gain from sale of availablefor-sale investment securities during
the year - net
Unrealized loss from hedged items which is
charged to current year combined statement
of income
Balance of unrealized gain (loss) - net, before
deferred income tax, end of year
Deferred income tax (Note 16)
Balance of unrealized gain (loss) - net, after
deferred income tax, end of year
Penerimaan dari penjualan surat-surat berharga
dalam kelompok tersedia untuk dijual selama tahun
berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 adalah
masing-masing sebesar Rp 921.574 juta dan
Rp 1.038.773 juta.
Proceeds from the sale of available-for-sale
marketable securities during the years ended
31 December 2010 and 2009 were Rp 921,574
million and Rp 1,038,773 million, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2010, seluruh efek-efek
untuk tujuan investasi tidak mengalami penurunan
nilai (31 Desember 2009: diklasifikasikan sebagai
“lancar”).
As of 31 December 2010, all investment securities
were not impaired (31 December 2009: classified as
“current”).
12. TAGIHAN ATAS PINJAMAN YANG DIJAMIN
12.
Pada bulan Pebruari 2005 dan selama tahun 2008,
Bank melakukan beberapa transaksi yang terdiri dari 2
skema sebagai berikut:
RECEIVABLES UNDER SECURED BORROWINGS
In February 2005 and during 2008, the Bank entered
into several transactions which consist of 2 schemes
as follows:

Pembelian dan penjualan obligasi pemerintah
dengan harga pembelian dan harga penjualan
kembali pada tanggal jatuh tempo dengan saldo
tagihan pada tanggal 31Desember 2010 dan
2009 masing-masing sebesar Rp)1.837.550 juta
dan Rp 3.437.500 juta. Bagian dari transaksi ini
dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang
dijamin.

Buy and sell transaction of government bonds at
purchase price and resale price on maturity date
with outstanding total receivables as of
31December 2010 and 2009 amounted to
Rp01,837,550 million and Rp 3,437,500 million,
respectively. This part of transaction is recorded
as receivables under secured borrowings.

Pinjaman yang diterima dari bank lain dengan
saldo pada tanggal 31Desember 2010 dan 2009
masing-masing sebesar Rp)337.550 juta dan
Rp0687.500 juta.

Borrowings from other banks with total
outstanding amount as of 31December 2010
and 2009 amounted to Rp 337,550 million and
Rp 687,500 million, respectively.
59
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
12. TAGIHAN ATAS
(Lanjutan)
PINJAMAN
YANG
DIJAMIN
12. RECEIVABLES UNDER SECURED BORROWINGS
(Continued)
Transaksi-transaksi ini dilengkapi dengan persyaratan
klausa peristiwa pasar (market event clause) dan
klausa penyelesaian sebelum jatuh tempo (early
settlement clause).
These transactions are subject to market event and
early settlement clauses.
Klausa peristiwa pasar (market event clause)
dimaksudkan untuk mempertahankan nilai pasar dari
obligasi pemerintah yang dicatat dalam tagihan atas
pinjaman yang dijamin. Klausa ini mengharuskan salah
satu pihak (baik Bank ataupun nasabah) untuk
menambah nilai transaksi jika terjadi fluktuasi yang
signifikan terhadap nilai pasar obligasi pemerintah.
Market event clause is intended to preserve the
market value of the government bonds recorded in the
receivables under secured borrowings. This clause
requires certain party (either the Bank or the counter
party) to top up the amount transacted if there is a
significant fluctuation of government bonds market
value.
Klausa peristiwa pertukaran mata uang (foreign
exchange
event
clause)
dimaksudkan
untuk
mempertahankan harga spot dari transaksi cross
currency swap. Klausa ini mengharuskan salah satu
pihak (baik Bank ataupun nasabah) untuk menambah
nilai transaksi jika terjadi fluktuasi signifikan dalam
pergerakan kurs pertukaran mata uang (USD terhadap
Rupiah).
Foreign exchange events clause is intended to
preserve the spot reference of the cross currency
swap transaction. This clause requires certain party
(either the Bank or the counter party) to top up the
amount transacted if there is a significant fluctuation
of foreign exchange movements (USD against
Rupiah).
Selama tahun 2010 dan 2009, tidak terjadi peristiwa
pasar (market event) dan peristiwa pemicu yang
menyebabkan peristiwa penyelesaian sebelum jatuh
tempo (early settlement).
During the year 2010 and 2009, there were no
occurrence of market events and trigger events which
can cause early settlements.
Pada tanggal 31 Desember 2010, tanggal jatuh tempo
transaksi-transaksi ini berkisar antara 15 Agustus 2011
dan 27)Januari 2014. Pada tanggal 31 Desember
2009, tanggal jatuh tempo transaksi-transaksi ini
berkisar antara 18 Pebruari 2010 dan 15Agustus
2011.
As of 31 December 2010, the maturity dates of these
transactions were on various dates between
15)August 2011 and 27 January 2014. As of
31December 2009, the maturity dates of these
transactions were on various dates between
180February 2010 and 15)August 2011.
Pada tanggal 31 Desember 2010 seluruh tagihan atas
pinjaman yang dijamin tidak mengalami penurunan
nilai (31 Desember 2009: diklasifikasikan sebagai
“lancar” dan tidak ada cadangan kerugian penurunan
nilai yang dibentuk oleh manajemen karena aset yang
mendasari transaksi ini adalah obligasi pemerintah).
As of 31 December 2010 all receivables under
secured borrowings were not impaired (31 December
2009: classified as “current” and no allowance for
impairment losses was provided by management as
the underlying assets are the government bonds).
Selama tahun 2010 dan 2009, Bank menjual sebagian
dari obligasi pemerintah atas pinjaman yang dijamin
masing-masing sebesar Rp 661.854 juta dan
Rp1.314.182 juta kepada pihak ketiga yang dicatat
sebagai kewajiban untuk mengembalikan obligasi
pemerintah atas pinjaman yang dijamin. Jumlah ini
merupakan nilai wajar dari obligasi pemerintah yang
dijual.
During 2010 and 2009, the Bank sold part of the
government bonds under secured borrowings
amounted Rp 661,854 million and Rp 1,314,182
million, respectively, to third party which was recorded
as an obligation to return the government bonds
under the secured borrowings. This amount
represented the fair value of the sold government
bonds.
60
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
13. ASET LAIN-LAIN
13. OTHER ASSETS
Aset lain-lain termasuk jumlah tagihan derivatif yang
gagal diserahkan nasabah atas kontrak-kontrak
terstruktur, sebagaimana dijelaskan di bawah ini.
Other assets included the balance of defaulted
derivative receivables arising from structured
contracts, as described below.
Selama tahun berakhir 31Desember 2008, Bank
melakukan beberapa kontrak berjangka mata uang
asing terstruktur dengan fitur option khusus. Kontrakkontrak ini memiliki beberapa karakteristik khusus
seperti adanya keharusan untuk menyerahkan
sejumlah mata uang asing sebagai penyelesaian
transaksi pada tanggal penyerahan yang telah
ditentukan terlebih dahulu (mingguan atau dua
mingguan) selama jangka waktu tertentu (berkisar 26
sampai dengan 52 minggu). Apabila kurs mata uang
menyentuh atau berada di atas strike rate yang telah
ditentukan sebelumnya, nasabah (bank dan bukan
bank) berkewajiban untuk menyerahkan sejumlah
mata uang asing sebesar dua kali lipat dari jumlah
penyelesaian semula.
During the year ended 31December 2008, the Bank
entered into several structured foreign exchange
forward contracts with specific option features. These
contracts have certain specific characteristics such as
the requirement to deliver a series of foreign currency
exchange settlements on pre-determined delivery
dates (weekly or bi-weekly) during a period of time
(ranging from 26 to 52 weeks). If the exchange rate is
at or above a predetermined strike rate, the Bank’s
counterparty customers (banks and non-banks) are
obligated to deliver an amount of foreign currency
which is double the original settlement amount.
Kontrak-kontrak terstruktur ini dilakukan berdasarkan
arus kas mata uang asing nasabah bukan bank dan
tidak mencerminkan aktivitas perdagangan Bank.
Untuk mengeliminasi risiko pasar yang timbul, Bank
telah melakukan kontrak back-to-back dengan
beberapa nasabah bank dengan persyaratan dan
kondisi yang sama (mirroring) untuk sebagian besar
kontrak terstruktur tersebut.
These structured contracts have been executed
based on the underlying foreign exchange cash flows
of the Bank’s counterparty customers and do not
represent proprietary trading activities of the Bank. In
order to eliminate the market risk arising, the Bank
has entered into back-to-back contracts with several
counterparty banks with the same terms and
conditions (mirroring) for most of the structured
contracts.
Karena adanya kenaikan signifikan pada nilai tukar
mata uang Dolar Amerika Serikat pada Rupiah pada
kuartal keempat tahun 2008, dan pengaruh
memburuknya kondisi ekonomi global terhadap
kegiatan usaha nasabah, beberapa nasabah bukan
bank gagal dalam menyerahkan sejumlah mata uang
asing (USD) kepada Bank pada saat jatuh tempo.
Due to a significant increase in United States Dollar
foreign exchange rate against Rupiah in the last
quarter of 2008, and the impact of the unfavorable
global economic conditions to their businesses,
certain counterparty customers failed to deliver the
foreign currency amount (USD) to the Bank when
they were due.
Selama tahun 2010 dan 2009, Bank secara aktif telah
melakukan diskusi dengan nasabah untuk melakukan
restrukturisasi atau pemutusan kontrak dengan
kesepakatan untuk nasabah-nasabah yang terkait.
Apabila kesepakatan dengan nasabah telah dicapai,
maka kontrak-kontrak tersebut akan direstrukturisasi
atau diakhiri. Bank selalu memiliki hak untuk
memutuskan dan melakukan restrukturisasi atas
kontrak-kontrak tersebut apabila kesepakatan dengan
nasabah tidak tercapai.
During 2010 and 2009, the Bank has been actively
engaging counterparty customers to restructure or
terminate the underlying contracts with the consent of
the counterparty customers impacted. Where
agreement with the counterparty customers has been
reached, the contracts were restructured or
terminated. The Bank continues to reserve the rights
to terminate those restructured contracts where
agreement with the counterparty customer cannot be
reached.
Restrukturisasi dilakukan dengan konversi piutang
menjadi pembayaran berkala (installment payments),
kredit yang diberikan atau kontrak derivatif biasa
(plain vanilla).
The restructuring was done through conversion into
installment payments, loans and advances or plain
vanilla derivative contracts.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, tagihan
yang gagal diserahkan nasabah dan telah
direstrukturisasi
menjadi
pembayaran
berkala
berjumlah masing-masing Rp 4.280 juta dan Rp 7.281
juta dengan cadangan kerugian penurunan nilai
sejumlah masing-masing Rp 214 juta dan Rp 364 juta.
As of 31 December 2010 and 2009, the balance of
defaulted receivables which have been restructured
into installment payments amounted to Rp 4,280
million and Rp 7,281 million with total allowance for
impairment losses amounted to Rp 214 million and
Rp.364 million, respectively.
61
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
13. ASET LAIN-LAIN (Lanjutan)
13. OTHER ASSETS Continued)
Pada tanggal 31 Desember 2009, tagihan yang gagal
diserahkan nasabah dan dalam proses restrukturisasi
menjadi kredit yang diberikan atau pembayaran
berkala berjumlah masing-masing Rp 25.676 juta dan
Rp27.661 juta dengan cadangan kerugian penurunan
nilai sejumlah masing-masing Rp 215 juta dan Rp 938
juta.
As of 31 December 2010 and 2009, the balance of
defaulted receivables which were under restructuring
to be converted into loans or installment payments
amounted to Rp 25,676 million and Rp 27,661 million
with total allowance for impairment losses amounted
to Rp 215 million and Rp 938 million, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2009, seluruh transaksi
mirroring dengan nasabah bank telah diselesaikan.
As of 31 December 2009, all the mirroring
transactions with counterparty banks have been fully
settled.
Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah aset lain-lain
termasuk tagihan bersih derivatif yang gagal
diserahkan nasabah, sebelum cadangan kerugian
penurunan nilai, sebesar Rp 8.596 juta dan
Rp)928.422 juta, masing-masing diklasifikasikan
sebagai “dalam perhatian khusus” dan “diragukan”.
As of 31 December 2010, total other assets included
the defaulted net derivative receivables, before
allowance for impairment losses, amounted to
Rp)8,596 million and Rp 928,422 million, were
classified as “special mention” and “doubtful”,
respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah aset lain-lain
termasuk tagihan bersih derivatif yang gagal
diserahkan nasabah, sebelum cadangan kerugian
penurunan nilai, sebesar Rp 11.781 juta, Rp 1.800 juta
dan Rp 928.422 juta, masing-masing diklasifikasikan
sebagai “dalam perhatian khusus”, “kurang lancar” dan
“diragukan”.
As of 31 December 2009, total other assets included
the defaulted net derivative receivables, before
allowance for impairment losses, amounted to
Rp 11,781 million, Rp 1,800 million and Rp 928,422
million, were classified as “special mention”,
“substandard” and “doubtful”, respectively.
14. SIMPANAN OLEH NASABAH BUKAN BANK DAN
SIMPANAN OLEH BANK-BANK LAIN
2010
Mata uang
asing/
Foreign
currencies
Rupiah
14. DEPOSITS BY NON-BANK CUSTOMERS AND
DEPOSITS BY OTHER BANKS
Jumlah/
Total
Rupiah
2009
Mata uang
asing/
Foreign
currencies
Jumlah/
Total
2.992.626
4.916.154
7.908.780
3.531.604
5.150.132
8.681.736
Deposits by non-bank
customers
Demand deposits
Tabungan
2.251.304
1.719.282
3.970.586
1.673.368
1.101.282
2.774.650
Saving accounts
Deposito berjangka
5.032.432
1.870.487
6.902.919
4.833.154
2.833.163
7.666.317
Simpanan oleh nasabah
bukan bank
Giro
Jumlah simpanan oleh
nasabah bukan bank
Simpanan oleh bankbank lain
Giro
Interbank call money
Deposito berjangka
Jumlah simpanan oleh
bank-bank lain
Time deposits
10.276.362
8.505.923
18.782.285
10.038.126
9.084.577
19.122.703
Total deposits by
non-bank customers
938.337
786.400
1.724.737
545.108
43.788
588.896
Deposits by other banks
Demand deposits
840.000
-
840.000
115.000
105.835
220.835
Interbank call money
-
-
-
282.509
-
282.509
Time deposits
1.778.337
786.400
2.564.737
942.617
149.623
1.092.240
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, deposito
berjangka dan giro yang dijadikan jaminan untuk
fasilitas kredit yang diberikan oleh Bank kepada
nasabahnya, masing-masing berjumlah ekuivalen
Rp 643.653 juta dan Rp 963.459 juta.
Total deposits by
other banks
As of 31 December 2010 and 2009, total time
deposits and current accounts pledged as collaterals
to credit facilities granted by the Bank to its
customers amounted to equivalent Rp 643,653
million
and
equivalent
Rp 963,459
million,
respectively.
62
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
15. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR
15. ACCRUED EXPENSES
2009
2010
Beban bunga masih harus dibayar
Alokasi beban Kantor Pusat
Area reimbursement
Lainnya
57.327
339.037
151.851
86.720
634.935
63.624)
314.894)
146.525)
93.386)
618.429)
16. PERPAJAKAN
16. TAXATION
a. Hutang pajak terdiri dari:
a.
2010
Pajak Penghasilan pasal 21
Pajak Penghasilan pasal 4 (2), 23 dan
26
Pajak Penghasilan pasal 25 dan 29
Pajak Pertambahan Nilai
5.497)
6.731)
Income Tax article 21
116.479)
76.144)
4.084)
202.204)
101.900)
42.659)
1.165)
152.455)
Income Tax article 4 (2), 23 and 26
Income Tax article 25 and 29
Value Added Tax
b. .The components of income tax expense were as
follows:
2010
Pajak tangguhan:
Pajak penghasilan badan
dan kantor cabang
Penyesuaian pajak 2008
2009
247.515)
74.255)
-)
321.770)
274.175)
70.502)
65.957)
410.634)
(101.812)
-)
(101.812)
)
824)
(62.041)
(61.217)
219.958)
349.417)
c. Rekonsiliasi antara hasil perkalian laba akuntansi
sebelum pajak dengan tarif pajak maksimum yang
berlaku dan beban pajak adalah sebagai berikut:
c.
2010
Laba akuntansi sebelum pajak
Tarif pajak maksimum yang berlaku
Perbedaan permanen dengan tarif
pajak maksimum
Koreksi lainnya
Perubahan penyisihan aset pajak
tangguhan
Penghapusan aset pajak tangguhan
Penyesuaian pajak 2008
Dampak perubahan tarif pajak
Beban pajak
Taxes payable consists of:
2009
b. Komponen beban pajak adalah sebagai berikut:
Pajak kini:
Pajak penghasilan badan
Pajak penghasilan kantor cabang
Penyesuaian pajak 2008
Accrued interest payables
Head Office allocation expenses
Area reimbursement
Others
Current:
Corporate income tax
Branch profit tax
2008 tax adjustment
Deferred:
Corporate income tax and
branch profit tax
2008 tax adjustment
The reconciliation between income before tax
multiplied by the maximum marginal tax rate and
income tax expense was as follows:
2009
625.643)
32,5%)
203.334)
939.846)
35,2%)
330.826)
24.562)
(7.938)
5.692)
-)
-)
-)
-)
-)
219.958)
(35.577)
35.577)
3.915)
8.984)
349.417)
Pajak penghasilan badan tahun 2008 yang
dibayarkan
dan
dilaporkan
dalam
Surat
Pemberitahuan
Tahunan
berbeda
dengan
perhitungan pajak penghasilan badan yang
dibukukan Bank sebelumnya. Dampak kekurangan
tersebut telah disesuaikan di laporan laba rugi
tahun yang berakhir 31 Desember 2009 karena
tidak material.
Income before tax
Enacted maximum marginal tax rate
Permanent differences at maximum
marginal tax rate
Other adjustments
Change in valuation allowance of
deferred tax assets
Write-off of deferred tax asset
2008 tax adjustment
Effect of changes in enacted tax rate
Income tax expense
The 2008 corporate income tax paid and
reported in the Annual Corporate Tax Return was
different from corporate income tax calculation
previously booked by the Bank. On the ground of
immateriality, the impact has been adjusted and
charged to the year ended 31)December 2009
statement of income, since immaterial.
63
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
16. PERPAJAKAN (Lanjutan)
16. TAXATION (Continued)
d. Bagian signifikan dari aset dan kewajiban pajak
tangguhan pada tanggal 31 Desember 2010 dan
2009 adalah sebagai berikut:
d. The items that give rise to significant portions of
the deferred tax assets and liabilities as of
31 December 2010 and 2009 were as follows:
2010
Aset pajak tangguhan:
Rugi belum direalisasi atas
perubahan nilai wajar efek-efek
untuk tujuan investasi yang
tersedia untuk dijual
Rugi belum direalisasi atas
perubahan nilai wajar kewajiban
untuk mengembalikan surat-surat
berharga yang diterima atas
pinjaman yang dijamin
Cadangan kerugian penurunan nilai
aset dan estimasi kerugian dari
transaksi rekening administratif
Kewajiban imbalan pasca-kerja
Penyusutan aset tetap
Penyisihan penghapusan tagihan
derivatif yang gagal diserahkan
Bonus yang masih harus dibayar
Lain-lain
Kewajiban pajak tangguhan:
Laba belum direalisasi atas
perubahan nilai wajar efek-efek
untuk tujuan investasi yang
tersedia untuk dijual
Laba belum direalisasi atas
perubahan nilai wajar kewajiban
untuk mengembalikan surat-surat
berharga yang diterima atas
pinjaman yang dijamin
Laba belum direalisasi atas
perubahan nilai wajar efek-efek
diperdagangkan
Cadangan kerugian penurunan nilai
aset dan estimasi kerugian dari
transaksi rekening administratif
Aset pajak tangguhan, bersih
2009
Deferred tax assets:
-)
5.794)
16.989)
-)
-)
6.309)
1.273)
72.065)
4.000)
570)
150.662)
32.390)
8.758)
216.381)
133.345)
27.355)
2.074)
245.203)
Unrealized loss from changes in fair
value of available-for-sale investment
securities
Unrealized loss from changes in fair
value of obligation to return securities
received under secured borrowings
Allowance for impairment losses assets
and estimated losses from offbalance sheet transactions
Obligation for post-employment benefits
Depreciation of fixed assets
Allowance for defaulted derivative
Receivables
Accrued bonus
Others
Deferred tax liabilities:
-)
Unrealized gain from changes in fair
value of available-for-sale investment
securities
-)
(14.730)
Unrealized gain from changes in fair
value of obligation to return securities
received under secured borrowings
(63)
(15.940)
(867)
(4.305)
-)
(30.670)
212.076)
214.533)
(3.375)
Unrealized gain from changes in fair
value of trading securities
Allowance for impairment losses assets
and estimated losses from offbalance sheet transactions
Deferred tax assets, net
e. Pada bulan September 2008, Undang-Undang
No. 36 tahun 2008 yang merupakan perubahan ke
empat atas Undang-Undang No. 7 tahun 1983
mengenai pajak penghasilan telah disahkan.
Undang-undang ini berlaku efektif sejak 1 Januari
2009. Perubahan signifikan yang diatur dalam
Undang-Undang ini adalah perubahan tarif pajak
penghasilan badan menjadi tarif tunggal, yaitu
sebesar 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25%
untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya. Sebagai
kantor cabang, Bank juga dikenakan pajak
penghasilan kantor cabang sebesar 10% dari laba
bersih.
e. In September 2008, Law No. 36 year 2008 which
is the fourth amendment of Law No. 7 year 1983
regarding income tax has been approved. The law
is effective starting 1 January 2009. The significant
change stipulated in this law is to change the
graduated corporate income tax rates to a single
tax rate of 28% for fiscal year 2009 and 25% for
fiscal year 2010 and onwards. As a branch, the
Bank also has applied branch income tax of 10%
from net income.
f. Aset pajak tangguhan yang berasal dari (laba) rugi
belum direalisasi atas perubahan nilai wajar suratsurat berharga tersedia untuk dijual pada tanggal
31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing
sebesar (Rp 3.375 juta) dan Rp 5.794 juta, dicatat
sebagai bagian dari rekening Kantor Pusat.
f. Deferred tax asset arising from unrealized (gain)
loss from changes in fair value of available-for-sale
marketable securities amounting to (Rp 3,375
million) and Rp 5,794 million as of 31 December
2010 and 2009, respectively, were recorded as
part of Head Office accounts.
64
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
16. PERPAJAKAN (Lanjutan)
16. TAXATION (Continued)
g. Pada tahun 2005, surat pemberitahuan pajak Bank
tahun 2002 (berkaitan dengan berbagai pajak
penghasilan, pajak penghasilan badan dan pajak
pertambahan nilai) telah diperiksa oleh kantor pajak
dengan hasil pengembalian pajak bersih sebesar
Rp
21.617
juta.
Bank
telah
menerima
pengembalian pajak dari kantor pajak dan
mengakuinya sebagai pendapatan non-operasional
di dalam laporan laba rugi gabungan tahun 2005.
Tetapi, Bank hanya menerima sebagian dari
tambahan beban pajak dan surat tagihan pajak
sebesar Rp 377 juta. Bank berpendapat bahwa
pengembalian pajak setelah dikurangi Rp 377 juta
tersebut seharusnya adalah sebesar Rp 40.124
juta, bukan sebesar Rp 21.994 juta.
g. In 2005, the Bank’s 2002 tax returns (related to
various withholding taxes, corporate income tax and
value added tax) was audited by the tax authorities,
resulting in a net tax refund of Rp 21,617 million.
The Bank received the tax refund from the tax office
and recognized as non-operational income in the
2005 combined statement of income. However, the
Bank only accepted part of additional tax expenses
and tax collection letter amounting to Rp 377
million. The Bank was of the view that the net tax
refund after deducting the accepted part of Rp 377
million should be Rp 40,124 million instead of
Rp 21,994 million.
Pada bulan Juli 2005, Bank mengajukan surat
keberatan berkaitan dengan hasil pemeriksaan
pajak tahun 2002 dengan jumlah sebesar
Rp 18.130 juta. Kantor pajak menerima sebagian
dari keberatan tersebut sebesar Rp 1.249 juta dan
telah
memindahbukukan
jumlah
ini
untuk
pembayaran pajak penghasilan pasal 25 tahun
2005.
In July 2005, the Bank submitted an objection
related to the result of 2002 tax audit with the
disputed tax amount of Rp 18,130 million. The tax
office received part of the objection amounted to
Rp 1,249 million and has compensated this amount
to 2005 income tax article 25.
Pada bulan Juli 2006, kantor pajak menerbitkan
surat yang menyatakan pengembalian pajak
sebesar Rp 1.198 juta dan jumlah ini telah
dipindahbukukan
untuk
pembayaran
pajak
penghasilan pasal 25 tahun 2006.
In July 2006, the tax office issued another letter
resulting in a refund of Rp 1,198 million and
has compensated this amount to 2006 income tax
article 25.
Pada bulan Oktober 2006, Bank mengajukan
banding ke pengadilan pajak.
In October 2006, the Bank appealed to tax court.
Pada tahun 2008, Bank menerima pengembalian
pajak sebesar Rp 2.284 juta dari pengadilan pajak,
dari pajak pertambahan nilai dalam negeri dan
pajak penghasilan, dan diakui dalam laporan laba
rugi gabungan tahun 2008. Bank menerima
sebagian dari tambahan beban pajak dan surat
tagihan pajak sebesar Rp 441 juta. Atas sisa lebih
bayar pajak sebesar Rp 12.958 juta, Bank
mengajukan peninjauan kembali ke Mahkamah
Agung pada bulan Juni 2008. Pada tanggal
31 Desember 2010, hasil peninjauan kembali
tersebut masih belum diketahui.
In 2008, the Bank received the tax refund of
Rp 2,284 million from the tax court, from onshore
VAT and withholding tax, and recognized in the
2008 combined statement of income. The Bank
accepted part of additional tax expense and tax
collection letter amounting to Rp 441 million. For the
remaining tax overpayment amounting to Rp 12,958
million, the Bank submitted a judicial review to the
Supreme
Court
in
June
2008.
As
of
31 December 2010, the result of this judicial review
have not yet known.
h. Pada tanggal 31 Desember 2004, Bank memiliki
kelebihan bayar pajak penghasilan badan dan
pajak penghasilan kantor cabang sebesar
Rp 13.979 juta. Jumlah ini telah dicatat sebagai
pajak dibayar dimuka di neraca gabungan tahun
2004. Setelah itu, Bank menerima sertifikat akhir
tahun untuk beban-beban alokasi dari Kantor Pusat
dimana jumlahnya lebih tinggi dari jumlah yang
sebelumnya diperhitungkan di pajak penghasilan
badan tahun 2004. Oleh karena itu, lebih bayar
pajak Bank meningkat sebesar Rp 3.847 juta. Bank
merevisi pajak penghasilan badan dan pajak
penghasilan kantor cabang untuk tahun 2004 dan
mengklaim lebih bayar tersebut ke kantor pajak di
tahun 2005. Pada tanggal 31 Desember 2005,
jumlah keseluruhan lebih bayar pajak penghasilan
tahunan untuk tahun 2004 adalah Rp 17.826 juta.
Lebih bayar pajak ini dicatat sebagai pajak dibayar
dimuka dalam neraca gabungan tahun 2005.
h. As of 31 December 2004, the Bank had an
overpayment of corporate income tax and branch
profit tax of Rp 13,979 million. This amount was
recorded as prepaid tax in the 2004 combined
balance sheet. Subsequently, the Bank received a
final certificate for its Head Office Allocation
Expenses with the amount higher than the amount
previously accounted in its 2004 corporate income
tax calculation. Therefore, the Bank’s overpayment
increased by Rp 3,847 million. The Bank revised
the 2004 income tax and branch profit tax and
claimed the overpayment to tax office in 2005. The
total overpayment for 2004 annual income tax as of
31 December 2005 was Rp 17,826 million, and
recorded as prepaid tax in the 2005 combined
balance sheet.
65
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
16. PERPAJAKAN (Lanjutan)
16. TAXATION (Continued)
Pada bulan Juni 2006, kantor pajak menerbitkan
surat ketetapan pajak atas pajak pertambahan nilai,
pajak penghasilan badan dan berbagai pajak
penghasilan untuk tahun 2004, yang menghasilkan
kurang bayar pajak dan penalti sebesar Rp 24.249
juta. Bank telah membayar jumlah ini dan
mengakuinya sebagai beban non-operasional di
dalam laporan laba rugi gabungan tahun 2006.
Bank juga membebankan pajak dibayar dimuka
sebesar Rp 17.826 juta sebagai beban nonoperasional dalam laporan laba rugi gabungan
tahun 2006.
In June 2006, the tax office issued tax assessment
letters on the Bank’s value added tax, corporate
income tax and various withholding taxes for year
2004, which resulted in tax underpayments and
penalties amounting to Rp 24,249 million. The Bank
settled this amount and recorded it as nonoperational expenses in 2006 combined statement
of income. The Bank also charged the prepaid tax
of Rp 17,826 million to non-operational expenses in
the 2006 combined statement of income.
Pada bulan September 2006, Bank mengajukan
keberatan ke kantor pajak sehubungan dengan
berbagai koreksi pajak dan tambahan beban pajak
yang berkaitan dengan pemeriksaan pajak tahun
2004. Kantor pajak menerima sebagian dari
keberatan tersebut sebesar Rp 13.177 juta dan
telah
memindahbukukan
jumlah
ini
untuk
pembayaran pajak penghasilan pasal 25 tahun
2007. Bank menerima sebagian dari tambahan
beban pajak dan surat tagihan pajak sebesar
Rp 3.958 juta. Pada bulan Desember 2007, atas
sisa lebih bayar pajak sebesar Rp 24.940 juta,
Bank mengajukan banding ke pengadilan pajak.
In September 2006, the Bank submitted an
objection to the tax office regarding various tax
corrections and additional tax expenses related to
the result of 2004 tax audit. The tax office received
part of the objection amounted to Rp 13,177 million
and has compensated this amount to 2007 income
tax article 25 through tax overbooking process. The
Bank accepted part of additional tax expenses and
tax collection letter with amount of Rp 3,958 million.
In December 2007, for the remaining tax
overpayment amounting to Rp 24,940 million, the
Bank appealed to tax court.
Pada bulan Agustus dan September 2009,
pengadilan pajak menerbitkan surat putusan,
dimana pengadilan pajak mengabulkan sebagian
permohonan keberatan Bank. Sebesar jumlah yang
telah disetujui oleh pengadilan pajak untuk
dikembalikan
ke
Bank,
Bank
telah
memindahbukukan
jumlah
tersebut
untuk
pembayaran pajak penghasilan pasal 25 tahun
2009. Atas
jumlah tersebut kantor pajak
mengajukan peninjauan kembali ke Mahkamah
Agung.
In August and September 2009, the tax court issued
its decision letters, whereby the tax court accepted
part of the Bank’s objection. The Bank has
compensated the amount approved by tax court to
be refunded to the Bank to the 2009 income tax
article 25 through overbooking process. On this
amount, tax office requested for judicial review to
Supreme Court.
Atas sisa jumlah yang belum disetujui oleh
pengadilan pajak sebesar Rp 44 juta, pada bulan
Desember 2009, Bank mengajukan peninjauan
kembali ke Mahkamah Agung. Pada tanggal
31 Desember 2010, hasil peninjauan kembali
tersebut masih belum diketahui.
On the amount of Rp 44 million which has not been
approved by tax court, in December 2009, the Bank
requested for judicial review to Supreme Court. As
of 31 December 2010, the result of these judicial
reviews have not yet known.
i. Sesuai peraturan perpajakan di Indonesia, Bank
melaporkan/menyetorkan pajak-pajaknya berdasarkan
sistem self-assessment. Fiskus dapat menetapkan/
mengubah pajak-pajak tersebut dalam jangka
waktu tertentu sesuai peraturan yang berlaku.
i. Under the taxation laws of Indonesia, the Bank
submits its tax returns on the basis of selfassessment. The tax authorities may assess or
amend taxes within the statute of limitations, under
prevailing regulations.
j. Aset pajak tangguhan yang timbul dari cadangan
kerugian penurunan nilai aset keuangan dan
taksiran
kerugian atas transaksi rekening
administratif sejumlah Rp 93.122 juta telah
disesuaikan ke laba yang belum dipindahkan ke
Kantor Pusat pada tanggal 1 Januari 2010
sehubungan dengan penerapan pertama PSAK 55
(Revisi 2006) (Catatan 34).
j. The deferred tax assets arising from allowance for
impairment losses of financial assets and estimated
losses from off-balance sheet transactions
amounting to Rp 93,122 million was adjusted to
unremitted profit as of 1 January 2010 in relation
with the first adoption of PSAK 55 (2006 Revision)
(Catatan 34).
66
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
17. TAKSIRAN
KERUGIAN
DARI
REKENING ADMINISTRATIF
TRANSAKSI
17. ESTIMATED LOSSES FROM
SHEET TRANSACTIONS
OFF-BALANCE
Akun ini merupakan taksiran kerugian atas letters of
credit (L/C), bank garansi yang diterbitkan dan fasilitas
kredit yang belum digunakan (komitmen).
This account represents the estimated losses on
letters of credit (L/C), bank guarantees issued and
unused loan facilities (committed).
Perubahan taksiran kerugian atas transaksi rekening
administratif adalah sebagai berikut:
The movement of estimated losses from of off balance
sheet transactions was as follows:
2010
Saldo, awal tahun
Penambahan (pemulihan) selama tahun
berjalan - bersih
Saldo, akhir tahun
18. KEWAJIBAN KEPADA KANTOR
CABANG-CABANG LAIN
PUSAT
2009
136.877
156.847)
1.123
138.000
(19.970)
136.877)
DAN
Beginning balance
Additon (reversal)
during the year - net
Ending balance
18. DUE TO HEAD OFFICE AND OTHER BRANCHES
Merupakan dana yang ditempatkan di Indonesia oleh
Kantor Pusat dan cabang-cabang lain. Kewajiban
kepada Kantor Pusat dapat diperpanjang secara
periodik.
Represents the funds placed in Indonesia by the
Head Office and other branches. Due to Head Office
is rolled-over on a periodical basis.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo
kewajiban kepada Kantor Pusat dan cabang-cabang
lain adalah sebagai berikut:
As of 31 December 2010 and 2009, the balance of
due to Head Office and other branches was as
follows:
2010
Kewajiban kepada Kantor Pusat
(Catatan 27):
Rupiah, 2010: jatuh tempo 28 Pebruari
2011; 2009: jatuh tempo 25Pebruari
2010
Mata uang asing, 2010: jatuh tempo
16 September 2011, 17 September
2012, 25 Januari 2012, dan
18 September 2014; 2009: jatuh tempo
25 Januari 2010, 31 Maret 2010,
16 September 2011, 17 September
2012, dan 18 September 2014
Kewajiban kepada cabang-cabang lain:
Rupiah
Mata uang asing
2009
Due to Head Office (Note 27):
938.796
938.796
6.261.950
7.200.746
6.529.525
7.468.321
4.505.000
11.705.746
274.665
4.701.688
12.444.674
67
Rupiah, 2010: due on 28 February 2011;
2009: due on 25 February 2010
Foreign currencies, 2010:
due on 16 September 2011, 17 September
2012, 25 January 2012, and 18 September
2014; 2009: due on 25 January 2010,
31 March 2010, 16 September 2011,
17 September 2012, and 18 September 2014
Due to other branches:
Rupiah
Foreign currencies
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
19. KOMITMEN DAN KONTIJENSI
19. COMMITMENTS AND CONTINGENCIES
2010
Mata uang
asing/
Foreign
currencies
Rupiah
Jumlah/ Total
2009
Mata uang
asing/
Foreign
currencies
Rupiah
Jumlah/
Total
KOMITMEN
Tagihan komitmen
Kontrak pembelian
tunai yang belum
selesai
Kewajiban komitmen
Fasilitas kredit yang
belum digunakan
COMMITMENTS
1.243.442)
(3.828.633)
567.782)
(2.656.858)
1.811.224)
(6.485.491)
482.822)
(2.241.910)
566.977)
(1.015.742)
1.049.799)
Committed receivables
Unsettled spot
purchase
contracts
(3.257.652)
Committed liabilities
Unused loan
facilities
Fasilitas letters of
credit yang tidak
dapat dibatalkan
yang diberikan ke
nasabah
(24.525)
(1.344.284)
(1.368.809)
(65.892)
(1.078.059)
(1.143.951)
Irrevocable L/C
facilities provided
to customers
Kontrak penjualan
tunai yang belum
selesai
(932.198)
(816.971)
(1.749.169)
(454.865)
(594.473)
(1.049.338)
Unsettled spot
selling contracts
Jumlah kewajiban
komitmen
(4.785.356)
(4.818.113)
(9.603.469)
(2.762.667)
(2.688.274)
(5.450.941)
Total committed
liabilities
Jumlah komitmen kewajiban bersih
(3.541.914)
(4.250.331)
(7.792.245)
(2.279.845)
(2.121.297)
(4.401.142)
Total commitments net liabilities
KONTINJENSI
CONTINGENCIES
Tagihan kontinjensi
Garansi yang diterima
dari bank-bank lain
(Catatan 2c dan 31)
Pendapatan bunga
dari kredit nonperforming
Jumlah tagihan
kontinjensi
-)
11.824.814)
11.824.814)
18.000)
10.978.334)
10.996.334)
Contingent receivables
Guarantees
received from
other banks
(Notes 2c and 31)
1.216)
)
7.444)
8.660)
4.027)
7.970)
11.997)
Interest on nonperforming loans
and advances
1.216)
11.832.258)
11.833.474)
22.027)
10.986.304)
11.008.331)
Total contingent
receivables
Kewajiban kontinjensi
Bank garansi yang
diterbitkan kepada
nasabah (Catatan
2c dan 31)
(1.620.084)
(4.081.790)
(5.701.874)
(1.060.759)
(4.780.394)
(5.841.153)
Garansi pengapalan
(shipping
guarantees)
-)
-)
-)
-)
(2.994)
(2.994)
Jumlah kewajiban
kontinjensi
(1.620.084)
(4.081.790)
(5.701.874)
(1.060.759)
(4.783.388)
(5.844.147)
Total contingent
liabilities
Jumlah kontinjensi tagihan (kewajiban)
bersih
(1.618.868)
7.750.468)
6.131.600)
(1.038.732)
6.202.916)
5.164.184)
Total contingenciesnet receivables
(liabilities)
68
Contingent liabilities
Bank guarantees
issued to
customers (Notes
2c and 31)
Shipping guarantees
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
19. KOMITMEN DAN KONTIJENSI (Lanjutan)
19. COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (Continued)
Jumlah fasilitas kredit kepada nasabah yang belum
digunakan (uncommitted) pada tanggal 31 December
2010 dan 2009 adalah masing-masing sebesar
Rp 4.655.720 juta dan Rp 2.124.618 juta.
Unused loan facilities (uncommitted) granted to
customers as of 31 December 2010 and 2009
amounted to Rp 4,655,720 million and Rp 2,124,618
million, respectively.
Bank menghadapi berbagai macam jenis tuntutan
hukum, pengurusan administrasi dan klaim yang belum
terselesaikan, dalam kegiatan usahanya. Tidak mungkin
untuk memastikan apakah Bank akan memenangkan
masalah atau tuntutan hukum tersebut, atau dampaknya
jika Bank kalah. Namun demikian, manajemen Bank
yakin bahwa hasil keputusan masalah atau tuntutan
hukum tersebut tidak akan membawa dampak buruk
yang signifikan pada kelangsungan usaha Bank.
The Bank is a party to various unresolved legal
actions, administrative proceedings, and claims in the
ordinary course of its business. It is not possible to
predict with certainty whether or not the Bank will
ultimately be successful in any of these legal matters
or, if not, what the impact might be. However, the
Bank’s management believes that the results in any
of these proceedings will not have significant adverse
impacts on the Bank’s ability to operate as a going
concern.
20. ASET KEUANGAN DAN KEWAJIBAN KEUANGAN
20. FINANCIAL
LIABILITIES
ASSETS
AND
FINANCIAL
Di bawah ini disajikan perbandingan antara nilai
tercatat, seperti dilaporkan dalam neraca, dan nilai
wajar semua aset keuangan dan kewajiban keuangan.
Below is the comparison of the carrying amounts, as
reported on the balance sheet, and the fair value of
all financial assets and liabilities.
Pada tabel di bawah ini, instrumen keuangan telah
dikelompokkan berdasarkan klasifikasi masing-masing.
Kebijakan akuntansi yang penting di Catatan2f
menjelaskan bagaimana kategori aset keuangan dan
kewajiban keuangan tersebut diukur dan bagaimana
pendapatan dan beban, termasuk keuntungan dan
kerugian nilai wajar (perubahan nilai wajar instrumen
keuangan), diakui.
In the below table, financial instruments have been
allocated based on their classification. The significant
accounting policies in Note 2f describe how the
categories of the financial assets and financial
liabilities are measured and how income and
expenses, including fair value gains and losses
(changes in fair value of financial instruments), are
recognised.
Aset keuangan telah dikelompokkan ke dalam aset
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang dan
aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Sama halnya
dengan aset keuangan, tiap kewajiban keuangan telah
dikelompokkan ke dalam kewajiban keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan
kewajiban keuangan yang dicatat pada biaya perolehan
diamortisasi lainnya.
Financial asset classes have been allocated into fair
value through profit or loss, loans and receivables
and available-for-sale financial assets. Similarly,
each financial liability has been allocated into fair
value through profit or loss and other amortised cost.
Nilai wajar yang diungkapkan di bawah ini adalah
berdasarkan informasi relevan yang tersedia pada
tanggal neraca dan tidak diperbaharui untuk
mencerminkan perubahan dalam kondisi pasar yang
terjadi setelah tanggal neraca.
The fair values are based on relevant information
available as at the balance sheet date and have not
been updated to reflect changes in market condition
after the balance sheet date.
69
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
20. ASET
KEUANGAN
KEUANGAN (Lanjutan)
DAN
KEWAJIBAN
20. FINANCIAL
ASSETS
LIABILITIES (Continued)
Tabel di bawah menyajikan nilai tercatat dan nilai
wajar aset dan kewajiban keuangan Bank pada
tanggal 31 Desember 2010.
Tersedia untuk
dijual/
Available-forsale
-
-
135.392
Biaya
perolehan
diamortisasi
lainnya/
Other
amortised cost
Jumlah nilai
tercatat/
Total carrying
amount
Nilai wajar/
Total fair value
-
135.392
135.392
Aset keuangan
Kas
Giro pada Bank
Indonesia
Giro pada bank-bank
lain
Tagihan dari cabangcabang lain
Penempatan pada Bank
Indonesia dan bankbank lain
Efek-efek yang
diperdagangkan
Tagihan derivatif
Kredit yang diberikan
Tagihan akseptasi
Efek-efek untuk tujuan
investasi
Tagihan atas pinjaman
yang dijamin
Aset lain-lain
Financial assets
-
7.442.686
-
-
7.442.686
7.442.686
Cash
Demand deposits with
Bank Indonesia
Demand deposits with
other banks
Due from other
branches
Placements with Bank
Indonesia and other
banks
1.305.531
1.798.407
999.627
-
20.833.866
993.959
-
-
1.305.531
1.798.407
21.833.493
993.959
1.305.531
1.798.407
21.328.245
993.959
Trading securities
Derivative receivables
Loans
Acceptance receivables
-
10.767
1.118.021
-
1.128.788
1.128.788
4.103.565
1.837.550
675.384
33.311.044
1.253.413
-
1.837.550
675.384
38.668.022
1.896.690
675.384
38.221.914
Investment securities
Receivables under
secured borrowings
Other assets
-
1.296.032
-
-
1.296.032
1.296.032
-
123.115
-
-
123.115
123.115
-
97.685
-
-
97.685
97.685
Kewajiban keuangan
Simpanan oleh
nasabah bukan bank
Simpanan oleh bankbank lain
Kewajiban derivatif
Kewajiban akseptasi
Kewajiban untuk
mengembalikan
surat-surat berharga
yang diterima atas
pinjaman yang
dijamin
Beban masih harus
dibayar
Pinjaman yang diterima
Kewajiban kepada
Kantor Pusat dan
cabang-cabang lain
FINANCIAL
The table below sets out the carrying amount and fair
values of the Bank’s financial assets and liabilities as
of 31 December 2010.
Pinjaman yang
diberikan dan
piutang/
Loans and
receivables
Diukur pada nilai
wajar melalui
laporan laba rugi/
Fair value through
profit or loss
AND
Financial liabilities
Deposits by non-bank
customers
-
-
-
18.782.285
18.782.285
18.782.285
1.749.131
-
-
-
2.564.737
995.219
2.564.737
1.749.131
995.219
2.564.737
1.749.131
995.219
Deposits by other
banks
Derivative payables
Acceptance payables
-
-
-
661.854
661.854
661.854
Obligation to return
securities received
under secured
borrowings
-
-
-
634.935
337.550
634.935
337.550
634.935
350.595
Accrued expenses
Borrowings
1.749.131
-
-
11.705.746
35.682.326
11.705.746
37.431.457
11.705.746
37.444.502
Due to Head Office
and other branches
Nilai wajar efek-efek yang diperdagangkan dan untuk
tujuan investasi pada tanggal 31 Desember 2010
adalah berdasarkan harga kuotasi pasar.
The fair value of trading and investment securities as
of 31 December 2010 is based on quoted market
prices.
Nilai wajar kredit yang diberikan pada tanggal
31 Desember 2010 dinilai dengan analisa arus kas
yang didiskonto berdasarkan tingkat suku bunga
pasar.
The fair value of loans as of 31 December 2010 was
measured using discounted cash flows analysis
using market interest rate.
Nilai wajar aset keuangan dan kewajiban keuangan
mendekati nilai tercatatnya karena aset keuangan dan
kewajiban keuangan dalam jumlah signifikan memiliki
jangka waktu yang pendek, dan/atau suku bunganya
sering ditinjau ulang.
The fair value of financial assets and liabilities
approximate their carrying amount as substantially
financial assets and liabilities are short-term in
nature, and/or repriced frequently.
70
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
21. PENYERTAAN KANTOR PUSAT
21. HEAD OFFICE INVESTMENT
Merupakan penyertaan Kantor Pusat di Bank sebesar
Rp 867 juta pada awal pendirian Bank di Indonesia
dan tambahan penyertaan sebesar Rp 900.350 juta
yang diterima pada tanggal 26 April 2010 dan 27 April
2010. Tambahan penyertaan Kantor Pusat pada
tahun 2010 ini diperhitungkan sebagai bagian dari
declared Dana Usaha (Catatan 27).
Represents the Head Office investment in the Bank
of Rp 867 million on the establishment of the Bank in
Indonesia and additional investment amounting to
Rp 900,350 million which were received on 26 April
2010 and 27 April 2010. This additional Head Office
Investment in 2010 is accounted for as part of
declared Operating Fund (Note 27).
22. PENDAPATAN BUNGA
22. INTEREST INCOME
Merupakan pendapatan bunga dari:
Represents interest income from:
2010
Kredit yang diberikan
Penempatan pada bank-bank lain
Efek-efek yang diperdagangkan
Efek-efek untuk tujuan investasi
Lainnya
2009
1.848.097
171.394
66.295
136.873
17.953
2.240.612
Pendapatan
bunga
yang
dihitung
dengan
menggunakan metode suku bunga efektif yang
dilaporkan di atas, yang terkait dengan aset keuangan
yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba
rugi adalah sebesar Rp 2.069.529 juta untuk tahun
yang berakhir 31 Desember 2010.
Interest income calculated using the effective interest
method reported above that relates to financial
assets not carried at fair value through profit or loss
were Rp 2,069,529 million for the year ended
31 December 2010.
23. BEBAN BUNGA
23. INTEREST EXPENSES
Merupakan beban bunga atas:
Represents interest expenses on:
2010
Giro
Tabungan
Deposito berjangka/deposito on call
Interbank call money
Kewajiban kepada Kantor Pusat dan
cabang-cabang lain
Lainnya
2009
81.246
110.985
368.624
92.705
89.178
63.576
580.989
138.382
Demand deposits
Saving accounts
Time/call deposits
Interbank call money
165.897
77.539
896.996
125.993
60.675
1.058.793
Due to Head Office and other branches
Others
24. PROVISI DAN KOMISI
Akun ini terdiri dari:
Kredit ritel yang tidak dijamin
Kredit yang diberikan
Asuransi
Kustodian
Unit trusts
Ekspor/impor
Bank garansi
Account services
Lainnya
Loans
Placements with other banks
Trading securities
Investment securities
Others
1.700.058
148.575
517.643
240.357
11.268
2.617.901
24. FEES AND COMMISSIONS
2010
2009
122.176
114.650
90.954
85.655
75.213
63.931
29.375
11.769
53.463
647.186
111.578
126.577
25.141
64.913
113.199
102.721
4.438
13.913
76.821
639.301
71
This account consists of the following:
Unsecured retail loans
Loans
Insurance
Custody
Unite trusts
Exports/imports
Bank guarantees
Account services
Others
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
25. KERUGIAN PENURUNAN NILAI-BERSIH
25. NET IMPAIRMENT LOSSES
2010
Beban (pemulihan) selama tahun berjalan:
Kredit yang diberikan
Aset keuangan lainnya
Taksiran kerugian atas transaksi rekening
administratif
Jumlah
2009
348.578
106.410
355.557)
221.957)
1.123
456.111
(19.970)
557.544)
26. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
Total
26. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES
2010
Alokasi beban Kantor Pusat
Area reimbursements
Iklan
Gedung
Komputer
Penyusutan aset tetap
Telekomunikasi
Perjalanan dan transportasi
Jasa profesional
Lainnya
Charges (recoveries) for the year:
Loans
Other financial assets
Estimated losses from off-balance sheet
transactions
2009
297.911
196.749
101.024
83.191
75.274
45.780
39.277
30.303
30.207
127.349
1.027.065
371.928
126.133
72.341
69.458
51.520
48.368
37.159
24.171
27.794
140.359
969.231
27. DANA USAHA
Head Office allocation expenses
Area reimbursements
Advertising
Premises
Computer
Depreciation of fixed assets
Telecommunication
Travel and transportation
Professional fees
Others
27. OPERATING FUNDS
Dana usaha merupakan selisih antara dana yang
ditempatkan di Indonesia oleh Kantor Pusat dengan
dana yang ditempatkan oleh Bank di Kantor Pusat dan
kantor-kantor cabang di luar Indonesia, sesuai
dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia
No. 32/37/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999 mengenai
ketentuan dan tata cara pembukaan kantor cabang,
kantor cabang pembantu dan kantor perwakilan bank
asing.
Operating funds represent the difference between the
funds placed in Indonesia by Head Office and the
funds placed by the Bank with its Head Office and
other branches outside Indonesia, in accordance
with the decree of the Directors of Bank Indonesia
No. 32/37/KEP/DIR dated 12 May 1999 concerning
the requirements and procedures for the opening of
branch offices, sub-branch offices and representative
offices of foreign banks.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, dana
usaha Bank sesuai dengan peraturan Bank Indonesia
yang berlaku, terdiri dari:
As of 31 December 2010 and 2009, the Bank’s
operating funds in accordance with prevailing Bank
Indonesia regulation comprised of:
Tagihan dari cabang-cabang lain
Penempatan pada cabang-cabang lain
Kewajiban kepada Kantor Pusat (Catatan 18)
Tagihan derivatif dari Kantor Pusat dan
cabang-cabang lain
Kewajiban derivatif kepada Kantor Pusat
Kewajiban akseptasi kepada Kantor Pusat
Beban yang masih harus dibayar kepada
Kantor Pusat
Tambahan penyertaan Kantor Pusat
(Catatan 21)
Dana usaha
2010
2009
97.685)
4.528.263
(7.200.746)
50.255)
(7.468.321)
154.958)
(373.969)
-)
174.264)
(321.893)
(21.731)
(351.360)
-)
(900.350)
(4.045.519)
-)
(7.587.426)
72
Due from other branches
Placements with other branches
Due to Head Office (Note 18)
Derivative receivables from Head Office and
other branches
Derivative payables to Head Office
Acceptance payables to Head Office
Accrued expenses to Head Office
Additional Head Office investment (Note 21)
Operating funds
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
27. DANA USAHA (Lanjutan)
27. OPERATING FUNDS (Continued)
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Bank
melaporkan dana usaha masing-masing sejumlah
ekuivalen Rp 3.596.096 juta dan Rp 2.770.821 juta.
Pelaporan untuk tahun berakhir 31 Desember 2010 dan
2009 telah dilakukan sesuai dengan peraturan Bank
Indonesia yang berlaku mengenai pinjaman luar negeri.
As of 31 December 2010 and 2009, the Bank’s
declared operating funds amounted to equivalent
Rp 3,596,096 million and Rp 2,770,821 million,
respectively. The declaration for the years ended
31 December 2010 and 2009 was made in
accordance with the prevailing Bank Indonesia
regulations concerning receiving of commercial
offshore borrowings.
Dana usaha atau dana usaha yang dilaporkan
(declared operating funds), mana yang lebih rendah,
dimasukkan ke dalam perhitungan rasio Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum Bank (Catatan 28).
The operating funds or the declared operating funds,
whichever is lower, is included in the calculation of the
Bank’s Capital Adequacy Ratio (Note 28).
28. RASIO KEWAJIBAN
MINIMUM
PENYEDIAAN
MODAL
28. CAPITAL ADEQUACY RATIO
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
(“KPMM”) pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
dihitung sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang
berlaku. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia yang
berlaku, bank-bank komersial di Indonesia wajib
mempertahankan rasio KPMM minimum sebesar 8%
dan memasukkan risiko kredit, risiko pasar dan risiko
operasional dalam perhitungan rasio KPMM.
The Bank’s Capital Adequacy Ratio (”CAR”) as of
31.December 2010 and 2009 was calculated in
accordance with the prevailing Bank Indonesia
regulations. Under the prevailing Bank Indonesia
regulations, commercial banks in Indonesia are
required to maintain a minimum CAR of 8% and to
include credit risk, market risk and operational risk in
the computation of CAR.
Rasio KPMM Bank pada tanggal 31 Desember 2010
dan 2009, dihitung sesuai dengan peraturan Bank
Indonesia yang berlaku adalah sebagai berikut:
The Bank’s CAR as of 31 December 2010 and 2009,
computed in accordance with the prevailing Bank
Indonesia regulations was as follows:
2009
2010
Komponen modal:
Penyertaan Kantor Pusat
Dana usaha (Catatan 27)
Laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat
Cadangan umum penyisihan penghapusan aset
produktif (maksimum 1,25% dari Aset
Tertimbang Menurut Risiko)
Jumlah modal
Aset Tertimbang Menurut Risiko - untuk risiko
kredit
Aset Tertimbang Menurut Risiko - untuk risiko
pasar
Aset Tertimbang Menurut Risiko - untuk risiko
operasional
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum risiko kredit dan risiko pasar
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
Yang Diwajibkan
867
3.596.096
171.280
867
2.770.821
99.201
280.956
4.049.199
254.253
3.125.142
Components of capital:
Head Office investment
Operating funds (Note 27)
Unremitted profit to Head Office
General reserve for allowance for
productive assets (maximum 1.25% of
Risk Weighted Assets)
Total capital
23.279.970
20.328.954
Risk Weighted Assets - credit risk
1.426.135
1.122.978
Risk Weighted Assets - market risk
-
Risk Weighted Assets - operational risk
3.500.652
16,39%
14,36%
8,00%
Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang
berlaku, rasio KPMM dihitung dengan tidak
menyertakan dampak dari pajak penghasilan
tangguhan.
14,57% Capital Adequacy Ratio - credit risk and market risk
Capital Adequacy Ratio - credit risk, market risk
14,57%
and operational risk
8,00%
Required Capital Adequancy Ratio
In accordance with the prevailing Bank Indonesia
regulation, the CAR should be calculated without
including the tax effect of deferred income tax.
73
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
29. KUALITAS ASET PRODUKTIF
29. QUALITY OF PRODUCTIVE ASSETS
Tabel di bawah ini menunjukkan kolektibilitas aset
produktif Bank sesuai dengan peraturan Bank
Indonesia yang berlaku:
Tabel below presents the grading of productive assets
of the Bank in accordance with the prevailing Bank
Indonesia regulations:
2010
Lancar/
Current
Giro pada Bank
Indonesia
Giro pada bankbank lain
Tagihan dari
cabang-cabang
lain
Penempatan
pada Bank
Indonesia dan
bank-bank lain
Efek-efek yang
diperdagangkan
Tagihan derivatif
Kredit yang
diberikan
Tagihan akseptasi
Efek-efek untuk
tujuan investasi
Tagihan atas
pinjaman yang
dijamin
Rekening
administratif
Dalam
perhatian
khusus/
Special
mention
Kurang
lancar/
Substandard
Diragukan/
Doubtful
Macet/Loss
Jumlah/Total *)
1.296.032
-
-
-
-
1.296.032
123.115
-
-
-
-
123.115
Demand deposits
with Bank Indonesia
Demand deposits
with other banks
97.685
-
-
-
-
97.685
Due from other
branches
7.443.069
-
-
-
-
7.443.069
Placements with Bank
Indonesia and other
banks
1.305.531
1.798.407
-
-
-
-
1.305.531
1.798.407
Trading securities
Derivative receivables
21.375.097
979.073
445.403
16.146
97.650
-
29.011
-
1.240.755
-
1.128.788
-
-
-
-
1.128.788
1.837.550
-
-
-
-
1.837.550
13.437.599
114.708
2.696
1.091
80
13.556.174
Macet/Loss
Jumlah/Total *)
23.187.916
Loans
995.219 Acceptance receivables
Investment securities
Receivables under
secured borrowing
Off-balance sheet
transactions
2009
Lancar/
Current
Giro pada Bank
Indonesia
Giro pada bankbank lain
Tagihan dari
cabang-cabang
lain
Penempatan
pada Bank
Indonesia dan
bank-bank lain
Efek-efek yang
diperdagangkan
Tagihan derivatif
Kredit yang
diberikan
Tagihan akseptasi
Efek-efek untuk
tujuan investasi
Tagihan atas
pinjaman yang
dijamin
Rekening
administratif
Dalam
perhatian
khusus/
Special
mention
Kurang lancar/
Substandard
Diragukan/
Doubtful
921.616
-
-
-
-
921.616
133.482
-
-
-
-
133.482
Demand deposits
with Bank Indonesia
Demand deposits
with other banks
50.255
-
-
-
-
50.255
Due from other
branches
7.559.509
-
-
-
-
7.559.509
Placements with Bank
Indonesia and other
banks
1.495.102
2.241.088
-
-
-
-
1.495.102
2.241.088
Trading securities
Derivative receivables
18.623.755
699.797
780.529
36.624
386.867
-
45.021
-
937.441
-
1.577.416
-
-
-
-
1.577.416
3.437.500
-
-
-
-
3.437.500
9.839.984
202.195
201.477
2.094
-
10.245.750
*) Sebelum cadangan kerugian penurunan nilai
20.773.613
Loans
736.421 Acceptance receivables
Investment securities
Receivables under
secured borrowing
Off-balance sheet
transactions
Before allowance for impairment losses *).
74
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
30. JASA KUSTODIAN
30. CUSTODIAL SERVICES
Divisi Kustodian Bank memperoleh izin untuk
memberikan jasa kustodian pada tanggal 26 Juni 1991
dari Badan Pengawas Pasar Modal (sekarang Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan)
berdasarkan Surat Keputusan No. KEP-35/PM.WK/
1991.
The Bank’s Custodial Services Division obtained a
license to conduct custodial services on 26 June 1991
from the Capital Market Supervisory Board (now
Capital Market and Financial Institution Supervisory
Board) under its Decision Letter No. KEP-35/PM.WK/
1991.
Jasa yang ditawarkan oleh Divisi Kustodian Bank
meliputi jasa penyimpanan, penyelesaian dan
penanganan transaksi, penagihan pendapatan, proxy,
corporate action, pengelolaan kas, pelaporan dan
pencatatan investasi, pengembalian pajak, unit registry
dan sub-registry.
The services offered by the Bank’s Custodial Services
Division include safekeeping, settlement and
transaction handling, income collection, proxy,
corporate action, cash management, investment
accounting/reporting, tax reclamation, unit registry and
sub-registry.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, aset yang
diadministrasikan oleh Divisi Kustodian Bank terdiri dari
saham, obligasi, deposito berjangka, sertifikat deposito,
commercial papers dan instrumen pasar modal dan
pasar uang lainnya, dengan jumlah masing-masing
ekuivalen Rp 357.106.012 juta dan Rp 228.121.665
juta.
As of 31 December 2010 and 2009, the assets which
were administered by the Bank’s Custodial Services
Division consist of shares, bonds, time deposits,
certificate of deposits, commercial papers and other
capital market and money market instruments, with
total amount of equivalent Rp 357,106,012 million and
equivalent Rp 228,121,665 million, respectively.
31. TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI
HUBUNGAN ISTIMEWA
31. .RELATED PARTY TRANSACTIONS
Bank melakukan transaksi keuangan dengan pihak
yang mempunyai hubungan istimewa yang dilakukan
sesuai dengan syarat dan kondisi seperti yang
dilakukan dengan pihak ketiga, kecuali pinjaman
tertentu yang diberikan kepada karyawan kunci.
The Bank has financial transactions with related
parties which were made under the normal terms and
conditions as with the third parties, except for certain
loans to key management.
Perincian transaksi dan saldo signifikan (termasuk
komitmen dan kontinjensi) dengan pihak yang
mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai
berikut:
The details of significant transactions and balances
(including commitments and contingencies) with
related parties were as follows:
2010
Giro pada bank-bank lain
Tagihan dari cabang-cabang lain
Penempatan pada Bank Indonesia dan
bank-bank lain
Tagihan derivatif
Kredit yang diberikan
Tagihan akseptasi
Tagihan atas pinjaman yang dijamin
Aset lain-lain
Simpanan oleh bank-bank lain
Kewajiban derivatif
Kewajiban akseptasi
Beban masih harus dibayar
Pinjaman yang diterima
Kewajiban kepada Kantor Pusat dan
cabang-cabang lain
Kewajiban lain-lain
Pendapatan bunga
Beban bunga
Provisi dan komisi
Beban karyawan
Beban umum dan administrasi
Garansi yang diterima dari bank-bank
lain (tagihan kontinjensi)
Bank garansi yang diterbitkan kepada
nasabah (kewajiban kontinjensi)
2009
35.432
97.685
4.528.263
49.753
50.255
-
199.619
962.687
435.024
1.525.000
60.891
26.872
1.332.608
97.227
490.888
275.000
226.801
804.221
4.270
2.812.500
30.026
32.320
927.927
461.420
562.500
11.705.746
70.562
26.148
165.897
2.019
10.228
558.475
12.444.674
79.032
309
125.994
498.068
11.314.375
10.208.791
492.874
2.090.233
75
Demand deposits with other banks
Due from other branches
Placements with Bank Indonesia and other
banks
Derivative receivables
Loans
Acceptance receivable
Receivables under secured borrowings
Other assets
Deposits by other banks
Derivative payables
Acceptance payable
Accrued expenses
Borrowings
Due to Head Office and other branches
Other liabilities
Interest income
Interest expenses
Fees and commissions
Personnel expenses
General and administrative expenses
Guarantees received from other banks
(contingent receivables)
Bank guarantees issued to customers
(contingent liabilities)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
32. REKLASIFIKASI AKUN
32.
Beberapa akun dalam laporan keuangan untuk tahun
2009 telah direklasifikasi agar sesuai dengan
penyajian laporan keuangan untuk tahun 2010.
RECLASSIFICATION OF ACCOUNTS
Certain accounts in the 2009 financial statements
have been reclassified to conform with the
presentation of the 2010 financial statements.
2009
Sebelum
Reklasifikasi/
Before
reclassification
Neraca Gabungan
Surat-surat berharga
Efek-efek yang diperdagangkan
Efek-efek untuk tujuan investasi
Pendapatan yang akan diterima
Aset lain-lain, bersih
Laporan laba Rugi Gabungan
Pendapatan dan beban bunga
Provisi dan komisi
Pendapatan dan beban
operasional lainnya
Provisi dan komisi
Laba (rugi) atas instrumen
derivatif, bersih
Rugi atas penjualan suratsurat berharga, bersih
Rugi atas penjualan efek-efek
yang diperdagangkan,
bersih
Laba atas penjualan efek-efek
untuk tujuan investasi,
bersih
Laba atas perubahan nilai
wajar atas instrumen
keuangan, bersih
Laba belum direalisasi atas
surat-surat berharga untuk
tujuan diperdagangkan,
bersih
Laba belum direalisasi atas
kewajiban untuk
mengembalikan surat-surat
berharga yang diterima
atas pinjaman yang
dijamin, bersih
Penambahan penyisihan
penghapusan
Kerugian penurunan nilai
bersih
Reklasifikasi/
Reclassification
Setelah
Reklasifikasi/
After
reclassification
Combined Balance sheet
Marketable securities
Trading securities
Investment securities
Accrued income
Other assets, net
Combined Statement of
income
Interest income and expenses
Fees and commissions
Other operating revenue
and expenses
Fees and commissions
Gain (loss) on derivative
Instruments, net
Loss on sale of marketable
securities, net
3.071.417)
-)
-)
180.922)
605.544)
(3.071.417)
1.494.001)
1.577.416)
(180.922)
180.922)
-)
1.494.001)
1.577.416)
-)
786.466)
(52.873)
52.873)
-
692.174)
(52.873)
639.301
253.991)
(260.561)
(6.570)
(18.620)
18.620)
-)
-)
(54.176)
-)
35.556)
-)
357.505)
Loss on sales
(54.176) of trading securities, net
Gain from sales of
Investment securities,
35.556)
net
Gain from changes in fair
value of financial
357.505)
instruments, net
(56.769)
Unrealized gain on
trading marketable
securities, net
56.769)
-)
40.175)
(40.175)
-)
(557.544)
557.544
-)
Unrealized gain on
obligation to return
securities received
under secured
borrowings, net
Addition of allowance for
uncollectible accounts
-
(557.544)
(557.544)
Net impairment losses
33. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN ARUS KAS
GABUNGAN
33. RESTATEMENT OF COMBINED STATEMENT
OF CASH FLOWS
Efektif tanggal 1 Januari 2010, komponen kas dan
setara kas telah diubah seperti dijelaskan dalam
Catatan 2a. Oleh karenanya, laporan arus kas
gabungan untuk tahun yang berakhir tanggal
31 Desember 2009 telah disajikan kembali.
Effective 1 January 2010, the components of cash
and cash equivalents have been changed as
explained in Note 2a. Accordingly, the combined
statement of cash flows for the years ended
31 December 2009 have been restated.
76
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
33. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN ARUS KAS
GABUNGAN (Lanjutan)
33. RESTATEMENT OF COMBINED STATEMENT
OF CASH FLOWS (Continued)
Tahun berakhir 31 Desember 2009/
Year ended 31 December 2009
Dilaporkan
Setelah
sebelumnya/
Penyajian
disajikan
As previously
kembali/
kembali/
reported
Restatements
As restated
Kas bersih yang digunakan untuk
aktivitas operasi
Kas bersih yang diperoleh dari
aktivitas investasi
Kas bersih yang diperoleh dari
aktivitas pendanaan
Efek perubahan kurs terhadap kas
dan setara kas
Kenaikan bersih kas
dan setara kas
(4.950.190)
3.314.959
(1.635.231)
1.708.154
592.577
2.300.731
3.354.513
-
3.354.513
(34.135)
(854.429)
(888.564)
78.342
3.053.107
3.131.449
Kas dan setara kas, awal tahun
1.063.659
5.350.723
6.414.382
Kas dan setara kas, akhir tahun
1.142.001
8.403.830
9.545.831
Net cash used in operating
activities
Net cash provided by investing
activities
Net cash provided by financing
activities
Effect of exchange rate changes on
cash and cash equivalent
Net increase in cash
and cash equivalents
Cash and cash equivalents,
beginning of year
Cash and cash equivalents,
end of year
34. PENERAPAN PERTAMA PSAK NO. 50 (REVISI
2006) DAN PSAK NO. 55 (REVISI 2006)
34. FIRST IMPLEMENTATION OF SFAS NO. 50
(2006 REVISION) AND SFAS NO. 55 (2006
REVISION)
Efektif sejak tanggal 1 Januari 2010, Bank
menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen
Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” dan
PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran” secara prospektif.
Effective 1 January 2010, the Bank prospectively
adopted SFAS No. 50 (2006 Revision), “Financial
Instruments: Presentation and Disclosures” and
SFAS No. 55 (2006 Revision), “Financial
Instruments: Recognition and Measurement”.
Dalam penerapan standar baru ini, Bank telah
mengidentifikasi penyesuaian transisi sesuai dengan
standar akuntansi tersebut, dan Buletin Teknis No. 4
mengenai ketentuan transisi untuk penerapan
pertama standar-standar tersebut.
Penyesuaian
transisi terutama berasal dari perhitungan ulang atas
cadangan kerugian penurunan nilai. Selisih antara
cadangan kerugian penurunan nilai yang dihitung
dengan standar yang baru dengan standar
sebelumnya disesuaikan ke saldo rekening kantor
pusat pada tanggal 1 Januari 2010.
In adopting these new standards, the Bank has
identified the transitional adjustments in accordance
with the accounting standards, and the Technical
Bulletin No. 4 concerning the transitional provisions
for the first implementation of those standards. The
transitional adjustments mainly derived from
reassessment of allowance for impairment losses.
The difference between allowance for impairment
losses calculated based on new standards and
previous standards was adjusted to the beginning
head office accounts as of 1 January 2010.
77
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
34. PENERAPAN PERTAMA PSAK NO. 50 (REVISI
2006) DAN PSAK NO. 55 (REVISI 2006) (Lanjutan)
34. FIRST IMPLEMENTATION OF SFAS NO. 50
(2006 REVISION) AND SFAS NO. 55 (2006
REVISION) (Continued)
Penyesuaian
berikut:
transisi
tersebut
adalah
sebagai
The transitional adjustments were as follows:
1 Januari 2010/1 January 2010
Penyesuaian
transisi
penerapan
PSAK No. 50
(Revisi 2006)
dan PSAK No. 55
(Revisi 2006) /
Transitional
Yang
adjustments
dilaporkan
to SFAS No. 50
Setelah
sebelumnya/
(2006 Revision)
disesuaikan/
As previously
and SFAS No. 55
As
reported
(2006 Revision)
adjusted
Aset
Giro pada bank-bank lain, bersih
Penempatan pada bank-bank
lain, bersih
Efek-efek yang diperdagangkan,
bersih
Tagihan derivatif, bersih
Kredit yang diberikan, bersih
Tagihan akseptasi, bersih
Aset pajak tangguhan, bersih
Rekening Kantor Pusat
Laba yang belum dipindahkan ke
Kantor Pusat
132.147)
1.335)
133.482)
7.485.423)
73.295)
7.558.718)
Assets
Current accounts with other
banks, net
Placements with other
banks, net
1.494.001)
2.208.333)
19.575.613)
727.592)
214.533)
1.101)
22.062)
181.559)
7.177)
(93.122)
1.495.102)
2.230.395)
19.757.172)
734.769)
121.411)
Trading securities, net
Derivative receivables, net
Loans, net
Acceptance receivables, net
Deferred tax assets, net
Head Office Accounts
(409.834)
(193.407)
(603.241)
Unremitted profit
Penyesuaian transisi terhadap kredit yang diberikan
termasuk pendapatan bunga yang dihentikan untuk
kredit-kredit yang sebelumnya dinilai sebagai nonperforming sesuai dengan peraturan Bank Indonesia
sebesar Rp 7.745 juta.
Transitional adjustments to loans include interest in
suspense for loans previously graded as nonperforming loan in accordance with Bank Indonesia
regulations amounting to Rp 7,745 millon.
Pada tanggal 1 Januari 2010 Bank menyesuaikan
kategori surat berharga tertentu dari tujuan untuk
diperdagangkan menjadi pinjaman yang diberikan
dan piutang dan tersedia untuk dijual sebesar
masing-masing Rp 159.000 juta dan Rp 180.126
juta. Dari jumlah tersebut, jumlah nominal yang
masih tercatat pada tanggal 31 Desember 2010
adalah masing-masing Rp 10.000 juta dan
Rp.180.126 juta.
On 1 January 2010 the Bank reclasified certain
securities from trading purposes to loans and
receivables and available-for-sale securities of
Rp159.000 million and Rp 180,126 million
respectively. Of these amounts, outstanding
principal balances as at 31 December 2010 were
Rp.10,000 million and Rp 180,126 million,
respectively.
Selain itu, Bank juga melakukan reklasifikasi kredit
yang diberikan menjadi kelompok diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi sebesar
Rp 1.268.325 juta. Dari jumlah tersebut, jumlah
nominal yang masih tercatat pada tanggal
31.Desember 2010 adalah Rp 108.120 juta.
In addition, the Bank also reclassified certain loans
to fair value through profit or loss category
amounting to Rp.1,268,325 million. Of these
amounts, outstanding principal balance as at
31 December 2010 was Rp 108,120 million.
Reklasifikasi dilakukan berdasarkan perubahan
tujuan manajemen atas pemilikan aset tersebut. Nilai
tercatat pada tanggal 1 Januari 2010 dianggap
sebagai harga perolehan (deemed cost) pada saat
reklasifikasi.
Reclassification was based on the change in
management’s intention in holding such assets. The
carrying amount of these financial assets as of
1.January 2010 is treated as the deemed cost upon
the reclassification.
78
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
35. .PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA
35. .SUBSEQUENT EVENTS
Pada bulan April 2011, Bank mengadakan perjanjian
dengan PT Jakarta Land untuk menyewa gedung
kantor yang berlokasi di lantai 3-7 gedung WTC II
untuk jangka waktu 10 tahun sejak tanggal 1 Pebruari
2013. Jumlah komitmen beban sewa adalah
maksimum sebesar USD 23,7 juta. Berdasarkan
ketentuan dalam perjanjian tersebut, Bank berhak
melepaskan hak sewa hingga sebesar 25% dari luas
area kantor yang disewa setelah lima tahun pertama.
In April 2011, the Bank has entered into an agreement
with PT.Jakarta Land for office space lease located on
3rd to 7th floor WTC II building for a period of 10 years
commencing 1 February 2013. Total maximum
committed lease expense is USD 23.7 million. As per
the agreement, Bank has the right to surrender up to
25% of the lease space after first 5 years.
36. STANDAR AKUNTANSI BARU
36. NEW ACCOUNTING STANDARDS
Terdapat beberapa standar akuntansi yang sudah
diterbitkan tetapi belum efektif untuk tahun yang
berakhir tanggal 31 Desember 2010, dan belum
diterapkan di dalam penyusunan laporan keuangan
gabungan ini, yaitu sebagai berikut:

A number of new accounting standards have been
issued but are not yet effective for the year ended
31.December 2010, and have not been applied in
preparing the combined financial statements, as
follows:

Standar akuntansi yang akan berlaku efektif
untuk laporan keuangan dengan periode yang
dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari
2011:

PSAK No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian
Laporan Keuangan”.
The accounting standards which will become
effective for financial statements beginning on or
after 1 January 2011:

SFAS No. 1 (2009 Revision), “Presentation
of Financial Statements”.

PSAK No. 2 (Revisi 2009), “Laporan Arus
Kas”.

SFAS No. 2 (2009 Revision), “Statement of
Cash Flows”.

PSAK No. 3 (Revisi
Keuangan Interim”.
2010),
“Laporan

SFAS No. 3 (2010
Financial Reporting”.

PSAK No. 4 (Revisi 2009),
Keuangan Konsolidasi dan
Keuangan Tersendiri”.
“Laporan
Laporan

SFAS No. 4 (2009 Revision), “Consolidated
and Separate Financial Statements”.

PSAK No. 5
Operasi”.
“Segmen

SFAS No. 5 (2009 Revision), “Operating
Segments”.

PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan
Pihak-Pihak Berelasi”.

SFAS No. 7 (2010 Revision), “Related
Parties Disclosures”.

PSAK No. 8 (Revisi 2010), “Peristiwa
Setelah Periode Pelaporan”.

SFAS No. 8 (2010 Revision), “Events After
the Reporting Period”.

PSAK No. 12 (Revisi 2009), “Bagian
Partisipasi dalam Ventura Bersama”.

SFAS No. 12 (2009 Revision), “Interests in
Joint Ventures”.

PSAK No. 15 (Revisi 2009), “Investasi
pada Entitas Asosiasi”.

SFAS No. 15 (2009 Revision), “Investments
in Associates”.

PSAK No. 19 (Revisi 2010), “Aset Tak
Berwujud”.

SFAS No. 19 (2010 Revision), “Intangible
Assets”.

PSAK No. 22 (Revisi 2010), “Kombinasi
Bisnis”.

SFAS No. 22 (2010 Revision), “Business
Combinations”.

PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”.

SFAS No. 23 (2010 Revision), “Revenue”.
(Revisi
2009),
79
Revision),
“Interim
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
36. STANDAR AKUNTANSI BARU (lanjutan)

36. NEW ACCOUNTING STANDARDS (continued)

PSAK No. 25 (Revisi 2009), “Kebijakan
Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi,
dan Kesalahan”.

SFAS No. 25 (2009 Revision), “Accounting
Policies, Changes in Accounting Estimates
and Errors”.

PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan
Nilai Aset”.

SFAS No. 48 (2009 Revision), “Impairment
of Assets”.

PSAK No. 57 (Revisi 2009), “Provisi,
Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi”.

SFAS No. 57 (2009 Revision), “Provisions,
Contingent Liabilities and Contingent
Assets”.

PSAK No. 58 (Revisi 2009), “Aset Tidak
Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan
Operasi yang Dihentikan”.

SFAS No. 58 (2009 Revision), “Non-current
Assets Held for Sale and Discontinued
Operation”.

ISAK No. 7 (Revisi 2009), “Konsolidasi
Entitas Bertujuan Khusus”.

IFAS No. 7 (2009 Revision), “Consolidation
of Special Purpose Entities”.

ISAK No. 9, “Perubahan atas Liabilitas
Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi dan
Liabilitas Serupa”.

IFAS No. 9, “Changes in Existing
Decommisioning, Restoration and Similar
Liabilities”.

ISAK No.
Pelanggan”.
Loyalitas

IFAS
No.
10,
Programmes”.

ISAK No. 11, “Distribusi Aset Nonkas
Kepada Pemilik”.

IFAS No. 11, “Distribution of Non-Cash
Assets to Owners”.

ISAK No. 12, “Pengendalian Bersama
Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh
Venturer”.

IFAS No. 12, “Jointly Controlled Entities:
Non-Monetary Contributions by Venturers”.

ISAK No. 14 (Revisi 2010), “Aset Tak
Berwujud - Biaya Situs Web”.

IFAS No. 14 (2010 Revision), “Intangible
Assets - Web Site Costs”.

ISAK No. 17, “Laporan Keuangan Interim
dan Penurunan Nilai”.

IFAS No. 17, “Interim Financial Reporting
and Impairment”.
10,
“Program

Standar akuntansi yang akan berlaku efektif
untuk laporan keuangan dengan periode yang
dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari
2012:
“Customer
Loyalty
The accounting standards which will become
effective for financial statements beginning on or
after 1 January 2012:

PSAK No. 10 (Revisi 2010), "Pengaruh
Perubahan Kurs Valuta Asing".

SFAS No. 10 (2010 Revision), “The Effects
of Changes in Foreign Exchange Rates”.

PSAK No. 18 (Revisi 2010), "Akuntansi
dan
Pelaporan
Program
Manfaat
Purnakarya".

SFAS No. 18 (2010 Revision), “Accounting
and Reporting by Retirement Benefit Plans”.

PSAK No. 24 (Revisi 2010), "Imbalan
Kerja".

SFAS No. 24 (2010 Revision), “Employee.
Benefits”.

PSAK No. 46 (Revisi 2010), "Akuntansi
Pajak Penghasilan".

SFAS No. 46 (2010 Revision), “Income
Taxes”.

PSAK No. 50 (Revisi 2010), "Instrumen
Keuangan: Penyajian".

SFAS No. 50 (2010 Revision), “Financial.
Instruments: Presentation”.

PSAK No. 53 (Revisi 2010), "Pembayaran
Berbasis Saham".

SFAS No. 53 (2010 Revision), “Share-based
Payments”.

PSAK No. 60 (Revisi 2010), "Instrumen
Keuangan: Pengungkapan".

SFAS No. 60 (2010 Revision), “Financial.
Instruments: Disclosures”.
80
.
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN GABUNGAN
TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED
FINANCIAL STATEMENTS
YEARS ENDED 31 DECEMBER 2010 AND 2009
(In millions of rupiah, unless otherwise specified)
36. STANDAR AKUNTANSI BARU (lanjutan)
36. NEW ACCOUNTING STANDARDS (continued)

PSAK No. 61 "Akuntansi Hibah Pemerintah
dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah".

SFAS No. 61 “Accounting for Government
Grants and Disclosure of Government
Assistance”.

ISAK No. 13, "Lindung Nilai Investasi Neto
dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri".

IFAS No. 13, “Hedges of a Net Investment
in a Foreign Operation”.

ISAK No. 15, "Batas Aset Imbalan Pasti,
Persyaratan Pendanaan Minimum dan
Interaksinya".

IFAS No. 15, “Limit on a Defined Benefit.
Asset, Minimum Funding Requirements and
Their Interaction”.

ISAK No. 18, "Bantuan Pemerintah – Tidak
Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas
Operasi".

IFAS No. 18, “Government Assistance No
Specific Relation to Operating Activities”.

ISAK No. 20, "Perubahan dalam Status
Pajak Entitas atau Para Pemegang
Saham".

IFAS No. 20, “Changes in the Tax Status of.
an Entity or its Shareholders”.
.
The Bank is in the process of analyzing the impact that
will result from adopting those new standards which are
relevant for the Bank.
Bank sedang dalam proses menganalisa dampak
yang akan ditimbulkan dari penerapan standar-standar
baru tersebut yang relevan untuk Bank.
81
Download