JURNAL TUGAS AKHIR STUDI PENGARUH BEBAN LEBIH TERHADAP KINERJA RELAI ARUS LEBIH PADA TRANSFORMATOR DAYA (studi kasus transformator daya 1 150/20 kV (30 MVA) di Gardu Induk Batu Besar PT. PLN Batam) Susi Irmalawati Panjaitan ; M. Mujahidin, ST., MT ; Rozeff Pramana, ST., MT Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Maritim Raja Ali Haji Jl. Politeknik Senggarang Telp. (0771) 7001550; Fax. (0771) 7038999; PO.BOX 155 – Tanjungpinang Email : [email protected] ; [email protected] ABSTRAK : Transformator daya merupakan suatu peralatan yang sangat vital yang berfungi menyalurkan daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya dan tidak pernah lepas dari gangguan. Adanya gangguan yang terjadi pada transformator dapat menghambat proses penyaluran energi listrik ke konsumen. Oleh karena itu, sistem proteksi yang handal sangat dibutuhkan untuk melindungi transformator dari gangguan. Relai arus lebih SPAJ 140C merupakan salah satu relai proteksi cadangan yang digunakan oleh pihak PLN untuk menjaga transformator 150/20 kV (30 MVA) yang ada di gardu induk Batu Besar dari gangguan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja relai SPAJ 140C sebagai relai cadangan dalam melindungi transformator. Penelitian ini memberikan hasil bahwa dengan besar gangguan beban lebih 30.5 MW dan arus lebih yang mengalir pada transformator sebesar 130.593 A, relai SPAJ 140C dapat bekerja dalam waktu 195.566 detik. Nilai arus gangguan yang mengalir pada transformator tersebut merupakan nilai yang sangat kecil, maka relai SPAJ 140C pun bekerja dalam waktu yang lama. Kata kunci : Sistem Proteksi, Beban Lebih, Arus Lebih, Relai Arus Lebih sendirinya meningkat mengikuti bertambah besarnya daya listrik yang dibangkitkan. Oleh karena transformator merupakan unsur utama dari sistem penyaluran dan distribusi energi listrik dan merupakan peralatan yang paling mahal harganya, maka sistem proteksi atau pengamanan terhadap sebuah transformator baik terhadap gangguangangguan yang terjadi dari dalam transformator itu sendiri maupun dari luar transformator tersebut sangat perlu diperhatikan. Gardu induk Batu Besar memiliki 2 buah transformator daya yang tidak pernah lepas dari gangguan, baik itu gangguan internal maupun gangguan eksternal. Sepanjang tahun 2012, transformator daya yang ada di gardu induk Batu Besar mengalami gangguan sebanyak 9 kali dengan berbagai jenis gangguan. Salah satu gangguan yang terjadi pada tahun 2012 adalah beban lebih (overload) yang terjadi pada tanggal 26 November 2012. Transformator 1 mengalami gangguan beban lebih (overload) disebabkan I. PENDAHULUAN Transformator merupakan mata karena pembangkit Kabil 1#2 mengalami trip adalah rantai unsur utama terpenting dan dalam penyaluran dan distribusi tenaga listrik. Seiring dengan semakin meningkatnya permintaan energi listik maka keperluan akan transformator dengan ketika terjadi gangguan internal pada pembangkit tersebut. Kejadian ketidaknyamanan ini terhadap menimbulkan konsumen dan kerugian terhadap pihak PLN. Melihat gangguan yang sering terjadi pada transformator di gardu terhubung dengan rangkaian beban. Sedangkan induk Batu Besar, dengan kapasitas transformator inti besi merupakan bagian transformator yang 30 MVA dan pembebanan 110% serta beban yang bertujuan untuk mengarahkan keseluruhan fluks semakin meningkat setiap hari, PT. PLN Batam magnet yang dihasilkan oleh lilitan primer agar dituntut harus melakukan penambahan jumlah masuk ke lilitan sekunder. [2] transformator. menghindari Hal ini bertujuan transformator dari untuk gangguan- gangguan yang terjadi. Selain itu juga perlu melakukan pengaturan pembebanan ulang. II. TRANSFORMATOR DAYA Transformator adalah suatu alat listrik statis yang dipergunakan untuk mengubah tegangan bolakbalik menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dan Gambar 1. Arus bolak-balik mengelilingi inti besi digunakan untuk memindahkan energi dari suatu Arus yang mengalir pada belitan primer akan rangkaian listrik ke rangkaian lainnya tanpa menginduksi inti besi transformator sehingga di merubah disebut dalam inti besi akan mengalir fluks magnet dan peralatan statis karena tidak ada bagian yang fluks magnet ini akan menginduksi belitan bergerak atau berputar, tidak seperti motor atau sekunder sehingga pada ujung belitan sekunder generator. akan terdapat beda potensial. frekuensi. Transformator Dalam bentuknya yang paling sederhana, transformator terdiri atas dua kumparan dan satu II.1 Bagian Transformator dan Fungsinya induktansi mutual. Dua kumparan tersebut terdiri a. Bagian Utama dari kumparan primer dan kumparan sekunder. 1. Inti Besi Kumparan primer yang Inti besi (electromagnetic circuit) digunakan menerima daya dan dinyatakan sebagai terminal sebagai media jalannya flux yang timbul masukan adalah akibat induksi arus bolak balik pada kumparan kumparan yang melepas daya dan dinyatakan yang mengelilingi inti besi sehingga dapat sebagai terminal keluaran. Kedua kumparan menginduksi kembali ke kumparan yang lain. dibelit pada suatu inti yang terdiri atas material Dibentuk dari lempengan – lempengan besi magnetik berlaminasi. [1] tipis berisolasi yang disusun sedemikian rupa. dan Secara adalah kumparan sederhana kumparan sekunder transformator dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu lilitan primer, [3] 2. Kumparan Transformator lilitan sekunder dan inti besi. Lilitan primer Kumparan transformator adalah beberapa merupakan bagian transformator yang terhubung lilitan kawat berisolasi yang membentuk suatu dengan sumber energi (catu daya). Lilitan kumparan atau gulungan. Kumparan tersebut sekunder merupakan bagian transformator yang terdiri dari kumparan primer dan kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti besi isolator. Bahan isolator berfungsi sebagai maupun terhadap antar kumparan dengan media isolasi padat seperti karton, pertinak dan lain- dengan badan tangki utama transformator. lain. Secara garis besar, bushing terdiri dari empat Kumparan tersebut sebagai alat transformasi tegangan dan arus. konduktor bushing koneksi, dan asesoris. [3] Di dalam sebuah transformator terdapat dua yang antara bagian utama, yaitu konduktor, isolator, klem 3. Minyak Transformator komponen isolasi aktif Saat terjadi kenaikan suhu operasi pada “membangkitkan” energi panas, yaitu besi transformator, minyak isolasi akan memuai (inti) dan tembaga (kumparan). Bila energi sehingga volumenya bertambah. Sebaliknya panas tidak disalurkan melalui suatu sistem saat terjadi penurunan suhu operasi, maka pendinginan akan mengakibatkan besi maupun minyak akan menyusut dan volume minyak tembaga akan mencapai suhu yang tinggi, akan turun. Konservator digunakan untuk yang akan merusak nilai isolasinya. Untuk menampung minyak pada saat transformator maksud pendinginan itu, kumparan dan inti mengalamui kenaikan suhu. Seiring dengan dimasukkan ke dalam suatu jenis minyak, naik turunnya volume minyak di konservator yang transformator. akibat pemuaian dan penyusutan minyak, Minyak itu mempunyai fungsi ganda, yaitu volume udara di dalam konservator pun akan pendinginan dan isolasi. Fungsi isolasi ini bertambah dan berkurang. Penambahan atau mengakibatkan dapat pembuangan udara di dalam konservator akan diperkecil. Perlu dikemukakan bahwa minyak berhubungan dengan udara luar. Agar minyak transformator harus memiliki mutu yang tinggi isolasi transformator tidak terkontaminasi oleh dan senantiasa berada dalam keadaan bersih. kelembaban dan oksigen dari luar, maka udara Disebabkan energi panas yang dibangkitkan yang akan masuk ke dalam konservator akan dari inti maupun kumparan, suhu minyak akan difilter melalui silica gel. Untuk menghindari naik. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya agar minyak trafo tidak berhubungan langsung perubahan-perubahan dengan udara luar, maka saat ini konservator dinamakan secara 5. Tangki Konservator minyak berbagai ukuran pada minyak transformator. [4] dirancang 4. Bushing dengan menggunakan brether bag/rubber bag, yaitu sejenis balon karet yang Bushing merupakan komponen penting dari dipasang di dalam tangki konservator. [5] transformator yang berada di bagian luar transformator. Fungsinya sebagai penghubung antara kumparan transformator dengan jaringan di luar transformator. Bushing terdiri dari sebuah konduktor yang terhubung dengan kumparan yang berada di dalam transformator dan konduktor tersebut diselubungi oleh bahan b. Peralatan Bantu 1. Pendingin Pendingin pada transformator berfungsi untuk menjaga agar transformator bekerja pada suhu rendah. Pada inti besi dan kumparan – kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi tembaga. Panas mengakibatkan terjadinya kontaminasi minyak transformator kenaikan suhu yang berlebihan dan hal ini akan terhadap udara luar yang masuk kembali ke merusak isolasi. Maka untuk mengurangi transformator, maka sebuah transformator daya kenaikan tersebut dilengkapi dengan alat pernapasan berupa transformator perlu dilengkapi dengan sistem tabung yang berisi zat kristal (silica gel) yang pendingin untuk menyalurkan panas keluar terpasang di bagian luar transformator. [5] suhu tersebut yang berlebihan transformator. Secara alamiah media pendingin 4. NGR (Neutral Grounding Resistance) (minyak isolasi) mengalir karena perbedaan NGR adalah sebuah tahanan yang dipasang suhu serial tangki minyak dan sirip-sirip dengan netral sekunder transformator (radiator). Untuk mempercepat transformator pendinginan transformator dilengkapi dengan ground/tanah. Tujuan dipasangnya NGR adalah kipas yang dipasang di radiator transformator untuk mengontrol besarnya arus gangguan dan pompa minyak agar sirkulasi minyak lebih yang mengalir dari sisi netral ke tanah. Ada dua cepat dan pendinginan lebih optimal. jenis NGR, yaitu liquid dan solid. Resistor pada 2. Tap Charger Tap terhubung ke liquid menggunakan larutan air murni yang changer tegangan sebelum pada merupakan keluaran pada alat penstabil ditampung di dalam bejana dan ditambahkan sisi sekunder garam (NaCl) untuk mendapatkan nilai transformator daya. Prinsip kerja alat ini adalah resistansi yang diinginkan. Sedangkan solid dengan mengubah jumlah kumparan primer terbuat dari stainless steel, FeCrAl, Cast Iron, yang memiliki input tegangan yang berubah- Copper Nickel atau Nichrome yang diatur ubah untuk mendapatkan nilai tegangan output sesuai nilai tahanannya. yang konstan. [3] 5. Indikator-indikator 3. Alat Pernapasan (Dehydrating Breather) Indikator transformator terdiri dari: Perubahan temperatur di dalam maupun di luar Indikator suhu minyak transformator mengakibatkan perubahan pada Indikator permukaan minyak temperatur Indikator suhu winding minyak isolasi transformator. Kualitas isolasi minyak transformator akan Indikator kedudukan tap menurun bila di dalam kandungan minyak tersebut terdapat banyak kandungan gas dan c. Peralatan Proteksi air. Gas-gas dan air tersebut berasal dari Bagian-bagian kelembaban dan kontaminasi oksigen dari transformator harus dilindungi oleh peralatan udara luar. Saat level temperatur minyak proteksi sesuai dengan fungsinya masing- meningkat, maka transformator akan mendesak masing, baik pada bagian dalam maupun udara untuk keluar dari transformator. Dan bagian luar transformator. Berdasarkan indikasi sebaliknya, saat level temperatur minyak gangguannya, menurun, maka udara luar akan masuk kembali transformator terdiri atas : ke dalam transformator. Untuk mencegah yang peralatan terdapat proteksi pada pada 1. Relai Bucholz 2. Relai bucholz adalah relai yang berfungsi Relai untuk mengamankan mendeteksi dan mengamankan diferensial berfungsi transformator untuk terhadap gangguan di dalam transformator yang gangguan hubung singkat yang terjadi di menimbulkan gas. Selama transformator dalam daerah pengaman transformator. beroperasi normal, relai akan terisi penuh Relai ini merupakan pengaman utama dengan minyak. Pelampung akan berada (main protection) yang sangat selektif dan pada posisi awal. Bila terjadi gangguan cepat sehingga tidak perlu dikoordinir yang kecil di dalam tangki transformator, dengan relai lain dan tidak memerlukan misalnya hubung singkat dalam kumparan, time delay. [7] maka akan menimbulkan gas. Gas yang 3. Relai Arus Lebih (Over Current Relay) terbentuk akan berkumpul dalam relai Relai arus lebih bekerja berdasarkan pada tangki adanya kenaikan arus yang melebihi suatu konservator, sehingga level minyak dalam nilai pengaman yang telah ditentukan dan relai turun dan akan mengerjakan kontak dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. alarm (kontak pelampung atas). Bila level Relai arus lebih akan pick up jika besar minyak arus melebihi nilai setting. Pada proteksi saat perjalanan menuju transformator perlahan-lahan turun secara dari suatu akibat transformator daya, relai arus lebih kebocoran, maka pelampung atas akan digunakan sebagai tambahan bagi relai memberikan differensial untuk memberikan tanggapan sinyal alarm dan bila penurunan minyak tersebut terus berlanjut, terhadap maka pelampung bawah akan memberikan digunakan untuk mengamankan peralatan sinyal trip. Bila terjadi busur api yang terhadap gangguan hubung singkat antar besar, kerusakan minyak akan terjadi fasa, hubung singkat satu fasa ke tanah dan dengan cepat dan timbul surya tekanan beberapa hal dapat digunakan sebagai pada minyak yang bergerak melalui pipa pengaman beban lebih. [8] menuju ke relai Bucholz. [6] 1. Relai Diferensial (Differential Relay) gangguan luar. Relai ini 4. Relai Hubung Tanah (Ground Fault Relay) Relai Tekanan Lebih (Sudden Pressure Relai hubung tanah adalah suatu relai yang Relay) bekerja berdasarkan adanya kenaikan arus Relai tekanan lebih berfungsi hampir sama yang seperti relai bucholz yaitu mengamankan pengaman tertentu dan dalam jangka transformator internal. waktu tertentu bekerja apabila terjadi Bedanya relai ini hanya bekerja apabila gangguan hubung singkat fasa ke tanah. terjadi kenaikan tekanan gas tiba-tiba yang Relai hubung tanah hanya efektif dipakai disebabkan oleh hubung singkat. [1] untuk pentanahan netral langsung atau dari gangguan melebihi suatu dengan tahanan rendah. [9] nilai setting 5. 6. Relai Thermis (Thermal Relay) menjadi dua jenis, yaitu gangguan incipien dan Untuk mengetahui suhu operasi dan gangguan elektris. Gangguan incipien yaitu indikasi ketidaknormalan suhu operasi gangguan yang dimulai oleh suatu gangguan kecil pada relai dan tidak berarti namun secara lambat akan thermal. Relai thermal ini terdiri dari menimbulkan kerusakan. Gangguan ini akan sensor suhu berupa thermocouple, pipa dideteksi oleh relai pengaman mekanis seperti kapiler dan meter penunjukan. [3] relai bucholz, relai jansen dan relai sudden Arrester pressure. Gangguan elektris yaitu gangguan Penangkal petir (arrester) adalah proteksi elektris yang dideteksi oleh relai proteksi utama bagi peralatan listrik terhadap tegangan transformator. lebih yang disebabkan oleh petir. Alat ini a. Gangguan Internal berfungsi untuk melakukan arus kilat ke Gangguan sistem tidak internal adalah : yang 1. Terjadinya busur api (arc) yang kecil dan transformator pentanahan menimbulkan digunakan sehingga tegangan lebih yang termasuk dalam gangguan merusak isolasi peralatan listrik. [7] Agar pemanasan lokal yang disebabkan oleh : tidak mengganggu aliran sistem, maka pada keadaan normal arrester berlaku Cara penyambungan konduktor yang tidak baik sebagai konduktor yang tahanannya relatif Kontak-kontak listrik yang tidak baik rendah. Kerusakan isolasi antara inti baut Akibatnya arrester dapat melakukan arus yang tinggi ke tanah dan 2. Gangguan pada sistem pendingin setelah surya hilang, arrester dengan cepat Pada kembali menjadi isolasi. menggunakan umumnya banyak minyak transformator transformator sebagai isolasi sekaligus merupakan bahan II.2 Gangguan pada Transformator Dalam sistem tenaga listrik, pendingin. Dan kenyataannya adalah ketika gangguan terjadi gangguan di dalam transformator didefinisikan sebagai terjadinya suatu kerusakan tersebut, maka di dalam minyak itu akan dalam penyaluran daya listrik yang menyebabkan timbul sejumlah gas. aliran arus listrik lebih besar dari aliran arus yang seharusnya. 3. Arus sirkulasi pada transformator yang bekerja paralel Secara umum, gangguan pada transformator b. Gangguan Eksternal dibagi menjadi dua jenis yaitu gangguan internal Gangguan yang termasuk dalam gangguan dan gangguan eksternal. Gangguan internal adalah eksternal adalah : gangguan yang berasal dari transformator itu 1. Hubung Singkat Luar (External Short sendiri sedangkan gangguan eksternal adalah Circuit) gangguan yang berasal dari luar transformator dan Hubung dapat terjadi kapan saja dengan waktu yang tidak transformator, seperti di bus, di penyulang dapat ditentukan. Gangguan internal dibagi singkat ini terjadi di luar (feeder) dan di sistem yang merupakan proteksi mendeteksi gangguan. Bagian yang sumber bagi transformator tersebut. dipisahkan dari sistem yang normal adalah 2. Beban Lebih (Overload) bagian yang terganggu saja. Transformator daya akan bekerja secara 2. Keandalan (reliable) kontinyu apabila transformator tersebut Suatu sistem proteksi dikatakan handal jika berada pada beban nominalnya. Namun dapat bekerja dengan baik dan benar pada apabila beban yang dilayani lebih besar dari berbagai kondisi sistem. Keandalan sistem 100%, maka transformator tersebut akan proteksi mendapat pemanasan lebih dan hal ini akan kemampuan relai yang selalu bekerja dengan mempersingkat umur isolasi transformator baik pada kondisi abnormal dan kemampuan keadaan beban lebih berbeda dengan arus relai untuk tidak bekerja pada kondisi normal. lebih. Pada beban lebih, besar arus hanya dibagi atas dua unsur yaitu 3. Kecepatan Kerja kira-kira 10% di atas nominal dan dapat Tujuan terpenting dari sistem proteksi adalah diputuskan setelah berlangsung beberapa memisahkan bagian yang terkena gangguan puluh menit. Sedangkan pada arus lebih, dari sistem yang normal dengan cepat agar besar arus mencapai beberapa kali arus tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar. nominal dan harus diputuskan secepat Sistem mungkin. [7] kecepatan yang tinggi agar meningkatkan 3. Gelombang surja mutu pelayanan, keamanan manusia,peralatan Surja petir adalah gejala tegangan lebih transien yang disebabkan oleh sambaran proteksi harus memiliki tingkat dan stabilitas operasi. 4. Sensitifitas petir. Pada saluran transmisi performa petir Sensitifitas adalah kepekaan relai proteksi menjadi salah satu faktor dominan dalam terhadap segala macam gangguan dengan tepat perancangan menara dan saluran transmisi. yakni gangguan yang terjadi di daerah perlindungannya. 5. Ekonomis dan sederhana. II.3 Sistem Proteksi Transformator Sistem mengidentifikasi proteksi gangguan bertujuan dan untuk Sistem proteksi yang digunakan hendaknya memisahkan ekonomis dengan tidak mengesampingkan bagian yang terganggu dari bagian lain yang fungsi dan keandalannya. masih normal sekaligus mengamankan bagian Relai proteksi adalah suatu piranti baik yang masih normal tersebut dari kerusakan atau elektrik maupun magnetik yang dirancang kerugian yang lebih besar. untuk 5 syarat yang harus dimiliki oleh sistem mendeteksi suatu kondisi ketidaknormalan yang tidak diinginkan terjadi kelistrikan, yaitu : [1] [10] pada peralatan sistem tenaga listrik. Jika 1. Selektifitas terjadi ketidaknormalan pada sistem tenaga Sistem proteksi harus dapat memilih bagian listrik, maka secara otomatis relai proteksi sistem yang harus diisolir apabila relai akan memberikan sinyal atau perintah untuk membuka pemutus tenaga (circuit breaker) agar bagian yang terganggu dapat dipisahkan dari sistem yang normal. Relai proteksi juga berfungsi untuk menunjukkan lokasi dan macam gangguannya sehingga memudahkan evaluasi pada saat terjadi gangguan. III. RELAI ARUS LEBIH SPAJ 140C Relai arus lebih merupakan relai yang bekerja berdasarkan besarnya arus masukan. Jika arus masukan melebihi suatu harga tertentu yang dapat diatur (Ip), maka relai ini akan bekerja. Ip adalah arus kerja yang dinyatakan menurut gulungan sekunder dari transformator arus (CT). Relai akan Gambar 3. OCR SPAJ 140 C bekerja jika memenuhi standar dan keadaan di bawah ini : If > Ip relai bekerja (trip) If < Ip relai tidak bekerja ( block) Tabel 1. Data OCR Merk SPAJ 140C Pabrik ABB Rasio CT 200/1 Arus Setting (Iset) 0.63 x In Time Delay (td) 1s Kurva Standar Inverse Sumber : PT. PLN Batam) Gambar 4. Kurva Standard Inverse Gambar 2. OCR SPAJ 140C di GI Batu Besar OCR SPAJ 140C IV. PENGOLAHAN DATA = IV.1 BEBAN LEBIH DAN ARUS LEBIH Terjadinya gangguan internal = 107.0435 A pada pembangkit Kabil 1#2 yang berlangsung selama Pada saat gangguan terjadi, pembebanan pada 0.267 jam (16 menit 2 detik) menyebabkan relai transformator diferensial yang ada pada pembangkit tersebut maksimum yang mengalir pada transformator bekerja memerintahkan PMT agar memutuskan sebesar : sebesar 110%, maka arus : hubungan listrik (trip). Transformator 1 yang ada di gardu induk Batu Besar bekerja sama dengan x 110 % √ pembangkit Kabil 1#2 untuk menyuplai beban ke penyulang (feeder). Inilah yang menyebabkan ketika terjadi trip pada pembangkit Kabil 1#2 seluruh beban yang mengalir pada pembangkit = x 110% √ = x 110% harus ditampung oleh transformator 1 dan = 107.0435 A x 110 % transformator 1 juga mengalami trip. = 117.7478 A Beban maksimum yang dapat mengalir pada Dengan beban lebih yang mengalir pada transformator adalah : transformator sebesar 30.5 MW, maka arus yang P(trafo) = √ mengalir pada transformator juga akan melebihi = √ x 150 kV x 126 A x 0.9 arus maksimum. = 32697 kVA Arus Lebih yang Mengalir Pada Transformator : = 32.697 MVA x 0.9 = √ ( ) = 29.4273 MW Maka beban lebih yang mengalir = pada √ transformator ketika pembangkit Kabil 1#2 trip = dapat dihitung dengan cara sebagai berikut : Pover(trafo) = Pnormal(trafo) + Pnormal(pembangkit) √ = = 25 MW + 5.5 MW = 130.593 A = 30.5 MW Sedangkan arus maksimum yang mengalir pada transformator adalah : Ketika pembangkit Kabil 1#2 mengalami gangguan dan trip, transformator 1 yang ada di gardu induk Batu Besar mengalami gangguan √ beban lebih dan arus lebih karena harus menampung beban dan arus yang mengalir dari = = √ pembangkit, yaitu masing-masing sebesar 30.5 MW dan 130.593 A. √ IV.2 KINERA OCR SPAJ 140C Karena terjadi gangguan beban lebih dan arus lebih, maka OCR akan bekerja Tabel 2.Kinerja OCR Terhadap Gangguan Arus Lebih Imax (A) Iset OCR n Ifault t OCR (A) xIf (A) (s) 117.7478 126 1 130.593 195.566 117.7478 126 2 261.18 9.53 117.7478 126 3 391.77 6.10 117.7478 126 4 522.36 4.85 berikut : 117.7478 126 5 652.95 4.19 Iset OCR = 0.63 x In 117.7478 126 6 783.54 3.76 117.7478 126 7 914.13 3.46 117.7478 126 8 1044.72 3.24 117.7478 126 9 1175.31 3.07 117.7478 126 10 1305.9 2.92 memerintahkan PMT untuk trip. Dari besar beban lebih dan arus lebih yang telah diperoleh, maka dapat diketahui waktu kerja OCR dalam melindungi transformator dari gangguan yang terjadi. 1. Arus Setting OCR SPAJ 140C Perhitungan arus setting OCR adalah sebagai In adalah rasio CT (200/1), maka : Iset OCR = 0.63 x 200 = 126 A 2. Waktu Kerja OCR SPAJ 140C Sedangkan perhitungan waktu kerja OCR adalah sebagai berikut : ( ) 3. Kehandalan OCR SPAJ 140C Kehandalan OCR SPAJ 140C dapat diketahui dengan melihat frekuensi gangguan yang terjadi dan bagaimana OCR tersebut bekerja melindungi transformator. Berdasarkan data yang diperoleh ( ) =1x dari PT. PLN Bright Batam, frekuensi gangguan yang terjadi adalah 3 kali yaitu pada tahun 2007, 2009 dan 2012 baik pada transformator 1 maupun =1x pada transformator 2. = a. Gangguan Pada Tahun 2007 = 195.566 detik Dengan beban sebesar 30.5 MW dan arus sebesar 130.59 A yang mengalir pada transformator, maka OCR bekerja dalam waktu 195.566 detik (3 menit 25 detik) untuk memerintahkan PMT agar melepas hubungan listrik. Berdasarkan rekapitulasi gangguan transformator 150/20 kV pada tahun 2007 di gardu induk Batu Besar, frekuensi gangguan yang terjadi pada transformator baik pada transformator 1 maupun transformator 2 adalah sebanyak 4 kali dengan jenis gangguan yang berbeda dan salah satu diantaranya adalah gangguan arus lebih yang menyebabkan sub-sistem Batu Besar padam total. Dengan demikian, kehandalan OCR SPAJ 140C Arus lebih yang mengalir pada transformator dapat diketahui dengan melakukan perhitungan adalah sebesar 0.87 kA. berdasarkan formula yang ada : Waktu Kerja OCR SPAJ 140C : Kehandalan ( OCR SPAJ 140C : ) = =1x ( = 100 % ) OCR SPAJ 140C terbukti handal, baik pada kenyataan di lapangan maupun jika melakukan =1x perhitungan menggunakan formula yang ada. =1x Dengan frekuensi gangguan sebanyak 3 kali yang terjadi di tahun yang berbeda, OCR SPAJ 140C = dapat mengatasi gangguan tersebut sebanyak 3 = 3.55 s kali juga sesuai dengan fungsinya sehingga transformator yang ada di gardu induk Batu Besar b. Gangguan Pada Tahun 2009 tetap dalam kondisi baik dan bekerja dengan baik Berdasarkan rekap statistik gangguan transmisi pula. dan trafo daya 150/20 kV gardu induk Batu Besar, gangguan arus lebih terjadi pada transformator 2 4. Solusi 30 MVA karena menampung beban lebih ketika Berhubungan dengan hal ini, maka untuk pembangkit Kabil 2#3 mengalami trip. Arus lebih menghindari gangguan agar tidak terjadi lagi, yang mengalir ketika beban lebih yang harus maka terdapat beberapa solusi, yaitu: ditampung oleh transformator sebesar 32.3 MW 1. Melakukan penambahan jumlah adalah 138.3 A. transformator seperti yang telah dilakukan Waktu Kerja OCR SPAJ 140C : pada gardu induk Baloi. 2. Melakukan ( ) pengaturan ulang terhadap pembebanan transformator dan terhadap arus setting relai arus lebih. Pembebanan yang =1x ( ) ideal untuk sebuah transformator daya adalah 80%. =1x 3. Selain melakukan pengaturan ulang pada transformator, pada pembangkit juga perlu =1x dilakukan setting ulang, agar ketika terjadi gangguan, pembangkit tidak mengalami trip = = 75.08 s dan dengan begitu transformator yang terhubung dengan pembangkit juga tidak 3. Relai yang digunakan di gardu induk Batu mengalami trip. Besar merupakan relai yang telah memenuhi standar dari sebuah peralatan V. KESIMPULAN proteksi. Sesering apapun dan sebesar Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data apapun gangguan yang terjadi, relai tetap yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa : dapat bekerja dengan baik. 1. Dari hasil perhitungan gangguan yang terjadi pada transformator 1 di gardu induk VI. SARAN Batu Besar, gangguan yang terjadi sangat 1. Penelitian ini masih menggunakan alat manual berpengaruh terhadap OCR. yaitu kalkulator dan software manual yaitu Semakin besar nilai gangguan yang terjadi, Microsoft Excel 2010. Sebaiknya penelitian OCR selanjutnya menggunakan Matlab. akan bekerja kinerja semakin cepat. Sebaliknya, semakin kecil nilai gangguan 2. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan dapat yang terjadi, OCR akan bekerja semakin membahas mengenai gangguan beban lebih dan lama. Hal ini dapat dilihat dari nilai arus arus lebih pada saluran transmisi 150 kV dan gangguan yang terjadi pada transformator saluran distribusi 20 kV dan melakukan yaitu ini perbandingan terhadap gangguan yang sama di merupakan nilai yang sangat kecil, maka saluran yang berbeda untuk dapat lebih OCR pun akan bekerja dalam waktu yang mengetahui sangat lama terhitung dari gangguan gangguan yang terjadi pada saluran tersebut. sebesar 130.59 A. Nilai terjadi yaitu 3 menit 25 detik. 2. 2. Berdasarkan data rekap gangguan pada gardu induk Batu Besar, PT. Bright PLN Batam, jumlah transformator meningkat setiap harinya menuntut adanya penambahan jumlah transformator pada gardu induk Batu Besar. Karena hal ini sangat membahayakan keselamatan sistem tenaga listrik yang ada di gardu induk Batu Besar dan kenyamanan konsumen juga akan berkurang. penambahan Selain dengan jumlah membahas penelitian mengenai besar perbandingan selanjutnya besarnya dapat kerugian ekonomis yang dialami oleh PLN. sudah termasuk kurang. Dengan beban yang semakin Diharapkan seberapa melakukan transformator, pengaturan ulang terhadap transformator tersebut juga sangat perlu dilakukan. DAFTAR PUSTAKA 1. M. Yusuf Mappeasse, Riana T. Mangesa, Iwan Suhardi, (2007). Studi Sistem Proteksi Transformator Daya Gardu Induk 150 kV Tello PT. PLN (Persero) Wilayah Sulseltrabar. Jurnal Media Elektrik, Volume 2, Nomor 2, Desember 2007. 2. Hardityo, R. (2007/2008). Deteksi dan Analisis Indikasi Kegagalan Trannsformator dengan Metode Analisis Gas Terlarut. Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia . 3. PT. PLN (Persero). (2009). Himpunan Buku Petunjuk Batasan Operasi dan Pemeliharaan Peralatan Penyaluran Tenaga Listrik. Transformator Tenaga, (No. Dokumen : 1-22 / HARLUR PST/2009). Jakarta Selatan. 4. Purnama Sigid, (2009). Analisa Pengaruh Pembebanan Terhadap Susut Umur Transformator Tenaga. Universitas Diponegoro, Semarang. 5. Marsudi, D. (2011). Pembangkitan Energi Listrik Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga. 6. Harrij Mukti K, (2007). Aplikasi Teknologi Simulasi Rele Diferensial dan Rele Bucholz pada Sistem Pengaman Transformator 3 Phasa. Jurnal ELTEK Volume 05 Nomor 01, April 2007 ISSN 1693-4024 . 7. Sumanto. (1996). Teori Transformator. Yogyakarta: Andi Offset. 8. Alawiy, M. T. (2006). Proteksi Sistem Tenaga Listrik Seri Rele Elektromagnetis. Fakultas Teknik Elektro, Universitas Islam Malang. 9. Ayub, Said, (2008). Koordinasi Sistem Proteksi Over Current Relay Tipe BEI-51 Pada Transformator Daya Dengan Ground Fault Relay. Jurnal Litek Volume 5, Nomor 1, Maret 2008 ; hal.22-26. 10. Syukriyadin, Syahrizal, Cut Rizky Nakhrisya, (2011). Analisis Proteksi Relay Differensial Terhadap Gangguan Internal dan Eksternal Transformator Menggunakan PSCAD/EMTDC. JurnalRekayasa Elektrika Vol. 9, No. 3, April 2011.