analisis kesesuaian instrumen penilaian autentik

advertisement
ANALISIS KESESUAIAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK
(AUHENTIC ASSESSMENT) BERDASARKAN STANDAR PENILAIAN
KURIKULUM 2013
PADA MATA PELAJARAN KIMIA KELAS X SMAN DI KOTA BOGOR
TAHUN PELAJARAN 2013-2014
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
MARDIANA
NIM. 1110016200032
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
i
ABSTRAK
Mardiana (1110016200032). Analisis Kesesuaian Instrumen Penilaian Auentik
Berdasarkan Standar Penilaian Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Kimia Kelas
X SMAN di Kota Bogor. Skripsi Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran atau informasi mengenai
keadaan dan mengetahui kesesuaian instrumen penilaian autentik yang mencakup
instrumen penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan yang disusun oleh guru
kimia kelas X SMAN di Kota Bogor yang telah menggunakan Kurikulum 2013
Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian dilaksanakan pada Maret 2014 sampai
dengan Agustus 2014. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif kualitatif. Instrumen yang digunakan adalah instrumen
non-tes berupa daftar ceklis, lembar analisis dan pedoman wawancara. Data hasil
penelitian dianalisis secara kualitatif. Persentase kesesuaian intrumen penilaian
kompetensi sikap sebesar 17,3 % dan masuk dalam kategori “tidaksesuai”,
persentase kesesuaian instrumen penilaian kompetensi pengetahuan sebesar 28,63
% dan masuk dalam kategori “tidak sesuai”, sementara persentase kesesuaian
instrumen penilaian kompetensi keterampilan sebesar 15,17 % dan masuk dalam
kategori “tidak sesuai”.
Kata Kunci : instrumen penilaian autentik, standar penilaian, kurikulum 2013
ii
ABSTRACT
Mardiana (1110016200032). Analysis The Assessment Conformance of Authentic
Instrument Based on The Standard of Curriculum 2013 Assessment on Chemistry
Subject in Grade X of State Senior High Schools in Bogor. A “Skripsi”of
Chemistry Education Program, Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences, Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2015.
This research was aimed to obtain the information and to determine the
appropriateness of the authentic assessment instrument including the aspects of
affective, cognitive, and psychomotor prepared by the chemistry teachers for
Grade X of state senior high schools applying the 2013 curriculum in the year of
2013/2014 in Bogor. This research was conducted from March until August,
2014. The method used in this research was qualitative descriptive method. The
instruments used in this research were non-test instruments such as checklist
sheets, analysis guide sheets, and also interview guide. The results of this research
were analyzed qualitatively. The percentage of assessment instrument
conformance in affective competency is about 17,3% and can be interpreted as
“inappropriate”, then the percentage of assessment instrument conformance in
knowlegde competency is about 28,63% and can be interpreted as
“inappropriate”, and the last, the percentage of assessment instrument
conformance in skill competency is about 15,17% and can be interpreted as
“inappropriate”.
Keywords: authentic assessment instruments, assessment standard, the 2013
curicculum.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah memberikan
nikmat kesehatan dan kelancaran dalam penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam
semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para
pengikutnya.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan baik moril maupun materil, serta mengarahkan dan
membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak yang
telah tulus meluangkan waktunya untuk membantu penulis. Maka penulis ingin
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Baiq Hana Susanti, M.Sc selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA UIN
SyarifHidayatullah Jakarta
3. Dedi Irwandi, M. Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
sekaligus Dosen Pembimbing I dalam penulisan skripsi, terimakasihatas
kesabaran dan bimbingannya
4. Salamah Agung, Ph. D selaku Dosen Pembimbing II dalam penulisan
skripsi, terima kasih atas kesabaran dan bimbingannya.
5. Burhanudin Milama, M.Pd Selaku Dosen Pembimbing Akademik selama
penulis menjadi Mahasiswa Pendidikan Kimia.
6. Dosen Ahli yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih telah
memberikan waktu dalam melakukan uji validitas dan reliabillitas.
7. Dosen dan Staff Jurusan Pendidikan IPA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
8. Dinas Pendidikan Kota Bogor yang telah memberikan izin penulis untuk
melakukan penelitian di wilayah Kota Bogor.
iv
9. Kepala Sekolah SMAN di Kota Bogor
yang telah memberikan izin
kepada penulis.
10. Guru kimia kelas X SMAN di Kota Bogor yang telah memberikan
informasi dan data sebagai bahan penelitian.
11. Kedua Orang Tua Tercinta Ibu Nurlaelah dan Bapak Mahdi Suryadi,
terima kasih tak terhingga atas doa, motivasi dan segala yang diberikan
semoga selalu diberi kesehatan.
12. Adik-adik tercinta yang selalu memberikan support dalam menyelesaikan
skripsi yaitu Haryadi M Noer, Hardianti, dan M. Agus Rifki
13. Sahabat-sahabat tersayang yang selalu memberikan semangat, canda dan
tawa serta pelajaran hidup. Erika Ristiyani, S.Pd, Leily Damayanti,
Sundaniawati, S.Pd, Rizki Nurhidayah,Fauzia Amina, Rininta, Rini
Nuraini, Tika Zahara dan teman-teman Pendidikan Kimia 2010 yang
banyak memberikan pelajaran berharga selama bersama.
14. Shilvia NF, S.Si, Nurdiana Septiana, SE.Sy, Mamduh Dliyauljawad, Ega
Mulya P, S.Si, Devi Nurmelia, Fitya M, S.Pd dan Raja Usman yang selalu
menemani hari-hari di kampus sejak awal melangkah.
15. Rani Denestasia, Maya Oktavira, A.Md, Sahda Handayani, S.KPM,
Nevilla LR, A.Md, Rizqa Mardiyah, Zian Vika N, A.MKeb, Antika Firda,
A.Md, dan Annisa Meilita. Terima kasih atas motivasi dan kebaikan kalian
dari kejauhan. Terima kasih kepada Mohammad Fikri yang sabar dan setia
menemani penulis belajar.
16. Keluarga Besar Daisan Bin Raidi, Kaka dan adik sepupu serta orang-orang
terdekat yang telah banyak membantu. Teh Ade Darmiah, S.Psi, Ade
Kurnia, Ahmad Ridwansyah, Tita Puspitasari, Dede Kurniawati dan Desti
Dwi Miranti. Terima kasih atas segala bantuannya
17. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPA angkatan
2010 yang telah memberikan pelajaran dalam berorganisasi specially
Alvian, Yessi, YaniAstutidan Tio lutfi.
v
18. Teman-teman alumni XII IPA 6 SMAN 8 Bogor angkatan 2007 yang
selalu kompak terima kasih atas segala perhatian dan dorongannya agar
menyelesaikan skripsi dan studi S1.
19. Keluarga Besar Yayasan Daarul Muqorrobiin, tempat yang selalu setia
untuk mempraktikan apa yang penulis dapatkan selama menjadi
mahasiswa dan selalu memberikan motivasi kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi.
20. Kakak-kakak Naml Foundation (Ka Nyun, Kaerlan, Ka Gicil, Ka Ibnu dll)
yang sudah memberikan motivasi dan banyak memberikan pelajaran
hidup.
21. Semua Pihak yang sudah memberikan doa, dukungan dan terlibat dalam
penyelesaian Skripsi yang tidak disebutkan satu persatu, terima kasih
banyak atas segala yang diberikan Semoga Allah membalas kebaikan yang
kalian berikan kepada penulis
vi
DAFTAR ISI
Judul Isi
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………… i
ABSTRAK ……………………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………… iv
DAFTAR ISI …………………………………………………………….. vii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………….. ix
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………. xi
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………
BAB I
x
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………… 1
B. Identifikasi Masalah…………………………………… 3
C. Pembatasan Masalah………………………………….. 4
D. Perumusan Masalah…………………………………… 4
E. Tujuan Penelitian……………………………………… 4
F. Kegunaan Penelitian…………………………………... 5
BAB II
LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Konsep Dasar Evaluasi ………………………………. 6
B. Penilaian Autentik (Authentic Assessment)…………..... 12
C. Mata Pelajaran Kimia ..................................................... 32
D. Kajian Penelitian Relevan ............................................. 33
E. Kerangka Berfikir ......................................................... 35
F. Definisi Operasional …………………………………... 36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………….............. 37
B. Metode dan Desain Penelitian ………………………... 37
C. Subjek Penelitian ……………………………………... 37
vii
D. Teknik Pengumpulan Data ………………………….... 38
E. Instrumen Penelitian ………………………………….. 39
F. Prosedur Penelitian …………………………………… 46
G. Teknik Analisis Data ………………………………..
BAB IV
BAB V
46
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ……………………………………..
48
B. Pembahasan …………………………………………
50
KESIMPULAN
A. Kesimpulan ………………………………………..
59
B. Saran ……………………………………………….
59
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………
60
LAMPIRAN …………………………………………………………...
68
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. Daftar SMAN yang telahmenggunakankurikulum 2013 ……..
38
Tabel 3.1. Format rubrik penskoran instrumen penilaian kompetensi sikap
Jenis Observasi ...................................................................
39
Tabel 3.2. Format lembar analisis instrumen penilaian kompetensi
sikap jenis observasi ...........................................................
40
Tabel 3.3. Format rubrik instrumen penilaian kompetensi pengetahuan
Jenis tes tertulis ….....................................................
......... 41
Tabel 3.4. Format lembar analisis instrumen penilaian kompetensi
pengetahuan jenis tes tertulis ...............................................
42
Tabel 3.5. Format rubrik penskoran instrumen penilaian kompetensi
keterampilan Jenis penilaian kinerja .....................................
42
Tabel 3.6. Format lembar analisis instrumen penilaian kompetensi keterampilan
jenis penilaian kinerja ............................. 44
Tabel 4.1.Data kepemilikan instrumen penilaian autentik SMAN di Kota
Bogor pada Mata Pelajaran Kimia Kelas X ...........................
48
Tabel 4.2.Persentase Kesesuaian instrumen penilaian autentik berdasarkan
standar penilaian kurikulum 2013 pada mata pelajaran kimia
kelas X SMAN di Kota Bogor Tahun Pelajaran 2013/2014......
ix
49
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Diagram KerangkaBerfikir ………………………………… 35
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rubrik Penskoran Instrumen Penilaian Kompetensi Sikap
Jenis Observasi .....................................................................
63
Lampiran 2 Rubrik Penskoran Instrumen Penilaian Kompetensi
Pengetahuan Jenis Tes Tertulis ............................................
65
Lampiran 3 Rubrik Penskoran Instrumen Penilaian Kompetensi
Keterampilan Jenis Penilaian Kinerja .................................
67
Lampiran 4 Lembar Analisis Instrumen Penilaian Kompetensi Sikap
Jenis Observasi .....................................................................
69
Lampiran 5 Lembar Analisis Instrumen Penilaian Kompetensi
Pengetahuan Jenis Tes Tertulis .............................................
70
Lampiran 6 Lembar Analisis Instrumen Penilaian Kompetensi
Keterampilan Jenis Penilaian Kinerja ...................................
71
Lampiran 7 Instrumen Penilaian Sikap SMAN A ..................................... 72
Lampiran 8 Instrumen Penilaian Sikap SMAN B ………………………... 73
Lampiran 9 Instrumen Penilaian Sikap SMAN C ………………………... 74
Lampiran 10 Instrumen Penilaian Pengetahuan SMAN A ……………..... 75
Lampiran 11 Instrumen Penilaian Pengetahuan SMAN B ……………..... 79
Lamipiran 12 Instrumen Penilaian Pengetahuan SMAN C ………………. 82
Lampiran 13 Kisi-kisi soal ulangan kenaikan kelas SMAN C …………... 84
Lampiran 14 Instrumen Penilaian Keterampilan SMAN A …………….... 86
Lampiran 15 Instrumen Penilaian Keterampilan SMAN B …………….... 87
Lampiran 16 Silabus Kimia Kelas X Kurikulum 2013 …………………... 88
Lampiran 17 RPP Kimia Kelas X Semester 2 SMAN A ……………….... 113
Lampiran 18 RPP Kimia Kelas X Semester 2 SMAN B ……………….... 143
Lampiran 19 RPP Kimia Kelas X Semester 2 SMAN C ……………….... 168
Lampiran 20 Data Hasil Wawancara Guru Kimia Kelas X SMAN
di Kota Bogor .......................................................................
193
Lampiran 21 Data Penggunaan Kurikulum 2013 di SMAN Kota Bogor
Tahun Pelajaran 2013/2014 ................................................
xi
194
Lampiran 22 Izin Penelitian ………………………………………………. 195
Lampiran 23 Uji Referensi ……………………………………………….. 199
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tahun 2013 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia (Kemendikbud RI) melakukan penyempurnaan kurikulum di
Indonesia, dari yang semula Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) menjadi kurikulum 2013. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia (Permendikbud RI) Nomor 81A
Tahun 2013 Pasal 1 menyatakan “Implementasi kurikulum pada sekolah
dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), sekolah menengah pertama/madrasah
tsanawiyah
(SMP/MTs),
sekolah
menengah
atas/madrasah
aliyah
(SMA/MA), dan sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan
(SMK/MAK)
dilakukan
secara
bertahap
mulai
tahun
pelajaran
2013/2014”. 1 Pada tahun pertama diberlakukannya kurikulum 2013,
terdapat 6 dari 10 SMAN di Kota Bogor yang ditunjuk oleh Pemerintah
untuk mengimplementasikan kurikulum 2013 pada tahun pelajaran
2013/2014 yang disebut dengan sekolah sasaran kurikulum 2013.
Terdapat tujuh hal yang disempurnakan dalam kurikulum
sebelumnya pada kurikulum yang baru. Salah satu diantaranya adalah
standar penilaian yang belum mengarahkan pada penilaian berbasis
kompetensi (proses dan hasil) dan belum tegas menuntut adanya
remediasi. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Muslich “Penilaian tidak
hanya untuk mengetahui hasil belajar peserta didik, tetapi juga untuk
mengetahui bagaimanakah proses belajar tersebut berlangsung”. 2
1
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun
2013 tentang Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, 2013), h. 2.
2
Masnur Muslich, Authentic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi,
(Bandung: PT. Refika Aditama, 2011), h. 2.
1
2
Standar Penilaian Pendidikan adalah “Kriteria mengenai mekanisme,
prosedur dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik”. 3 Standar
penilaian
pendidikan
dalam
Peraturan
Menteri
Pendidikan
dan
Kebudayaan Republik Indonesia (Permendikbud RI) Nomor 66 Tahun
2013 bertujuan untuk menjamin :
(a) Perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang
akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian, (b) pelaksanaan
penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif, efisien, dan
sesuai dengan konteks sosial budaya, (c) pelaporan hasil penilaian
peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif. 4
Berdasarkan pernyataan dalam Permendikbud RI Nomor 66 Tahun
2013 diatas, maka penilaian merupakan suatu bagian penting dalam proses
pembelajaran dan perencanaannya sesuai dengan kompetensi yang akan
dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian. Salah satu jenis
penilaian yang dituntut untuk digunakan dalam proses pembelajaran
adalah penilaian autentik.
Penggunaan penilaian autentik dalam kurikulum, tertuang kembali
dalam Permendikbud RI Nomor 59 Tahun 2014 Pasal 10 Ayat 1
menyatakan bahwa “Kurikulum
2013 mempersyaratkan penggunaan
penilaian otentik (authentic sssessment)”. 5 Penggunaan penilaian autentik
bertujuan untuk menilai kemajuan belajar peserta didik yang meliputi
sikap, pengetahuan dan keterampilan. 6 Sementara untuk melakukan
penilaian autentik yang meliputi tiga ranah yang telah disebutkan
3
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian Pendidikan, (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, 2013), h. 2.
4
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian Pendidikan, (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, 2013), h. 1.
5
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014
tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, (Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebuyaan Republik Indonesia, 2014) h. 987.
6
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014
tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, (Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebuyaan Republik Indonesia, 2014) h. 987.
3
diperlukan
instrumen
yang
bervariasi
yang
disesuaikan
karakteristik atau tuntutan kompetensi yang ada dalam kurikulum.
dengan
7
Berdasarkan hasil observasi di SMAN wilayah Kota Bogor, dari 6
SMAN sasaran kurikulum 2013 hanya 3 sekolah yang telah memiliki
instrumen. Instrumen penilaian autentik yang ada pada sekolah sasaran
tersebut juga belum diketahui secara detail gambaran atau keadaannya.
Selain itu, penelitian mengenai penilaian autentik di Kota Bogor pernah
dilakukan pada tingkat Madrasah Aliyah pada sekolah yang masih
menggunakan KTSP yang dilakukan oleh Desti Kurniawati pada tahun
2014. Maka untuk mengetahui gambaran atau keadaan instrumen yang
ada pada SMAN sasaran kurikulum 2013 di kota Bogor diperlukan suatu
analisis lebih lanjut dan tidak berhenti pada observasi saja.
Selanjutnya
peneliti
memutuskan
untuk
memberikan
judul
penelitiannya yaitu “Analisis Kesesuaian Instrumen Penilaian Autentik
(Authentic Assessment) Berdasarkan Standar Penilaian Kurikulum 2013
pada Mata Pelajaran Kimia Kelas X SMAN di Kota Bogor Tahun
Pelajaran 2013-2014”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dapat diidentifikasi
masalah-masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pada tahun yang sama dengan diberlakukannya kurikulum 2013, di
tunjuk 6 dari 10 SMAN di Kota Bogor sebagai sekolah sasaran untuk
mengimplementasikan aturan yang diberlakukan pada Kurikulum 2013
salah satunya penilaian autentik, namun masih ada sekolah yang belum
memiliki instrumen penilaian autentik dan masih mengacu pada
silabus kurikulum sebelumnya.
2. Dari 6 SMAN Sasaran Kurikulum 2013 hanya 3 sekolah yang
memiliki instrumen penilaian autentik.
7
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013) h. 42.
4
3. Belum diketahui secara detail gambaran atau keadaan instrumen
penilaian autentik yang ada pada sekolah sasaran.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini terarah dan tidak terlalu meluas, ruang lingkup
masalah yang akan diteliti dibatasi pada hal-hal berikut :
1. Penelitian ini dilakukan pada Mata Pelajaran Kimia Kelas X SMAN di
Kota Bogor yang telah menggunakan Kurikulum 2013 pada Semester
Genap Tahun Pelajaran 2013-2014.
2. Analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisis dokumen
instrumen penilaian autentik (instrumen penilaian sikap, keterampilan
dan pengetahuan) yang terdapat pada SMAN sasaran yang disesuaikan
dengan keadaan di sekolah.
3. Analisis
instrumen
penilaian
pengetahuan
dilakukan
terhadap
instrumen soal ulangan kenaikan kelas (UKK) Tahun Pelajaran 20132014.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang diuraikan, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah: “Bagaimana gambaran dan kesesuaian instrumen
penilaian autentik berdasarkan standar penilaian kurikulum 2013 pada
mata pelajaran kimia Kelas X SMAN di Kota Bogor pada semester genap
tahun pelajaran 2013-2014 ?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui kelengkapan dokumen penilaian autentik yang dimiliki
SMAN sasaran pada mata pelajaran kimia kelas X di Kota Bogor.
2. Mengetahui gambaran dan kesesuaian instrumen penilaian autentik
berdasarkan standar penilaian kurikulum 2013 yang disusun oleh guru
kimia kelas X SMAN di Kota Bogor.
5
F. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Bagi Guru
Sebagai informasi dalam upaya perbaikan serta pengembangan bentuk
instrumen penilaian autentik yang sesuai dengan standar penilaian
kurikulum 2013.
2. Bagi Peneliti Lain
Sebagai informasi mengenai gambaran instrumen penilaian autentik di
SMAN Kota Bogor pada mata pelajaran kimia kelas X.
BAB II
LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Konsep Dasar Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi, Penilaian, dan Pengukuran
a. Evaluasi
Menurut Cross seperti yang dikutip oleh Amri, mengemukakan
“evaluation is a procces which determines the extent to which
objectives have been achieved” evaluasi merupakan proses yang
menentukan kondisi, di mana suatu tujuan telah dapat dicapai. 1
Pendapat ini menerangkan bahwa terdapat hubungan langsung antara
evaluasi, proses dengan tujuan dalam mengukur derajat ketercapaian
tujuan.
Menurut Muslich dalam dunia pendidikan evaluasi merupakan
suatu penilaian secara keseluruhan mengenai program pendidikan,
diawali dengan perencanaan, pelaksanaan, pengadaan, peningkatan
kemampuan guru, pengelolaan serta reformasi secara menyeluruh
mengenai suatu program pendidikan. 2 Pendapat ini sejalan dengan
yang dikemukakan Sudijono, Evaluasi mencakup dua hal yaitu
pengukuran dan penilaian. 3 Menurut Sukardi, “Evaluation is a process
of making an assessment of a student’s growth”.
4
yang artinya
“Evaluasi merupakan proses penilaian pertumbuhan siswa dalam
proses belajar mengajar”. 5 Dalam arti luas, Menurut Mehrens &
Lehmann dalam Purwanto, evaluasi merupakan sekumpulan suatu
proses yaitu merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi
1
Sofan Amri, Pengembangan & Model Pembelajaran dalam kurikulum 2013, (Jakarta:
PT. Prestasi Pustakaraya, 2013), h.207
2
Masnur Muslich, Autenthic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi,
(Bandung: PT.Refika Aditama, 2011), h.5
3
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2003), h. 5
4
M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2011), h. 2
5
Ibid., h. 2.
6
7
yang digunakan untuk membuat
suatu keputusan. 6 Dari berbagai
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan suatu
program menyeluruh untuk menilai sesuatu secara sistematis.
b. Penilaian
Penilaian dalam bahasa Inggris disebut dengan Assessment. 7
Menurut Wahyudin, dkk., “dalam konteks pengajaran penilaian dapat
diartikan sebagai suatu proses yang sistematik dalam menentukan
tingkat pencapaian tujuan instruksional yang diraih oleh siswa”. 8
Selanjutnya menurut Akbar, penilaian pembelajaran merupakan proses
pemberian nilai yang didasarkan atas hasil pengukuran dengan kualitas
nilai tertentu. 9
Pada prosesnya, penilaian mencakup pengumpulan bukti untuk
menunjukan pencapaian belajar peserta didik. 10 Sedangkan menurut
Griffin & Nik dalam Muslich, Penilaian merupakan suatu pernyataan
yang didasarkan atas sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik
seseorang ataupun sesuatu. 11
Dalam buku karangan Husamah dan Setyaningrum, terdapat
beberapa pendapat mengenai asesmen. Diantaranya Menurut Hart,
asesmen merupakan suatu proses pengumpulan informasi mengenai
apa yang siswa ketahui dan lakukan. Sementara menurut Nurhadi,
asesmen merupakan proses pengumpulan berbagai data yang mengenai
perkembangan belajar siswa. Selanjutnya Arends mendefinisikan
asesmen sebagai proses pengumpulan informasi dan membuat
keputusan mengenai suatu hal. Menurut Blaustein dan kawan-kawan,
asesmen merupakan proses pengumpulan informasi dan membuat
6
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya, 2002), h.3.
7
Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009), h. 73.
8
Uyu Wahyudin dkk, Evaluasi Pembelajaran SD, (Bandung: UPI PRESS, 2006), h. 3.
9
Sa’ud Akbar, Instrumen Perangkat Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2013) h, 88.
10
Masnur Muslich, Autenthic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi,
(Bandung: PT.Refika Aditama, 2011), h.6.
11
Ibid., h. 6.
8
keputusan yang didasarkan atas informasi yang telah didapatkan. 12
Sementara Zainul dan Nasution dalam Zulfiani, dkk., menyatakan
bahwa “penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan
dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran
hasil belajar dengan menggunakan instrumen tes maupun non-tes”. 13
Dari banyak pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
penilaian adalah suatu proses pengumpulan informasi guna untuk
memberikan keputusan dan memberikan nilai sesuai fakta yang ada
serta memberikan gambaran perkembangan peserta didik yang
didasarkan atas hasil pengukuran dengan menggunakan instrumen.
c. Pengukuran
Pengukuran dalam bahasa Inggris disebut dengan measurment atau
dapat juga dikatakan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mengukur sesuatu. 14 Menurut Gullford dalam Muslich mengemukakan
bahwa “Pengukuran adalah proses penetapan angka terhadap suatu
gejala menurut aturan tertentu”. 15 Menurut Sudijono, Pengukuran
bersifat kuantitatif yang dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
1) Pengukuran yang dilakukan tidak untuk menguji;
2) Pengukuran yang dilakukan untuk meguji;
3) Pengukuran untuk menilai. 16
Sementara menurut Zulfiani, dkk., hasil dari pengukuran dapat
berupa data kuantitatif dan kualitatif serta memiliki sifat yang
obyektif. 17 Dapat disimpulkan bahwa pengukuran merupakan kegiatan
12
Husamah dan Yanur Setyaningrum, Desain pembelajaran Berbasis pencapaian
Kompetensi, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2013) h. 114.
13
Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009), h. 73.
14
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2003), h. 4.
15
Masnur Muslich, Autenthic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi,
(Bandung: PT.Refika Aditama, 2011), h.5.
16
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2003), h. 4.
17
Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009), h. 73.
9
mengukur sesuatu yang hasilnya berupa data kuantitati maupun
kualitatif dan bersifat apadanya.
2. Persamaan,
Perbedaan
dan
Hubungan
Evaluasi,
Penilaian,
Pengkuran
Sekilas pengertian evaluasi, penilaian dan pengukuran terlihat
memiliki persamaan dan perbedaan dari ketiga istilah tersebut, sehingga
ketiganya memiliki hubungan yang erat, yang bahkan tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lainnya.
a. Persamaan dan Perbedaan
Persamaan dari ketiga istilah ini yaitu keduanya memiliki
pengertian menilai dan proses memperoleh informasi. Sedangkan
perbedaannya terdapat pada pelaksanaan serta ruang lingkup pada
masing–masing istilah tersebut. Sebagaimana menurut Yulaelawati
dalam Wulan, mengungkapkan bahwa evaluasi merupakan penilaian
program secara menyeluruh atau lebih makro, sedangkan penilaian
merupakan penilaian dalam lingkup yang lebih sempit (lebih mikro)
bila dibandingkan dengan evaluasi. 18 Namun menurut Zulfiani dkk.,
dalam pembelajaran penilaian yang memiliki cakupan lebih luas dan
penilaian memiliki tujuan yang tidak hanya untuk mengetahui sejauh
mana keberhasilan pencapaian tujuan belajar dapat tercapai, tetapi juga
mengukur hal yang jauh ke depan. Sedangkan diluar pembelajaran
evaluasi yang memiliki cakupan lebih luas dan evaluasi memiliki
tujuan untuk mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran
saja . 19
b. Hubungan Evaluasi, Penilaian dan Pengukuran
Hubungan ketiganya sangat erat bahkan tidak dapat dipisah.
Dalam melakukan suatu penilaian dibutuhkan suatu pengukuran yang
sifatnya kuantitatif, setelah dilakukan suatu pengukuran barulah dapat
18
Ana Ratna Wulan, Pengertian dan Esensi Konsep, Evaluasi, Penilaian, Tes dan
Pengukuran,(Bandung, FMIPA UPI), h.7
19
Zulfiani dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009), h.74.
10
melakukan penilaian, sebagaimana menurut Arikunto “Untuk dapat
mengadakan penilaian, kita melakukan pengukuran terlebih dahulu”20
maka didapatkan kesimpulan bahwa hubungan ketiganya adalah hasil
dari melakukan pengukuran didapatkan sebuah penilaian selanjutnya
dapat dilakukan evaluasi.
3. Prinsip dan Pendekatan Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah didasarkan pada prinsip–prinsip sebagai berikut :
a. Objektif
Penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor
subjektivitas.
b. Terpadu
Penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan
kegiatan pembelajaran, serta berkesinambungan.
c. Ekonomis
Penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan pelaporannya.
d. Transparan
Prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan bisa didapat oleh semua pihak.
e. Akuntabel
Penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak interal dan
eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
f. Edukatif
Mendidik dan memotivasi. 21
20
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),
h. 2.
21
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan, (Jakarta: Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia 2013), h. 3.
11
4. Teknik dan Instrumen Penilaian
Alat merupakan sesuatu yang bertujuan untuk mempermudah
seseorang dalam melakukan tugas atau untuk mencapai tujuan secara lebih
efektif dan efisien. 22 Menurut Arikunto Kata “alat” bisa disebut juga
dengan Istilah “Instrumen”. 23 Sebagaimana dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengerjakan
sesuatu. 24 Menurut Widoyoko, Instrumen Penilaian adalah alat bantu yang
dapat digunakan oleh guru atau penilai untuk mengumpulkan data
mengenai karakteristik siswa dengan cara melakukan pengukuran. Selain
itu instrumen juga mempermudah pekerjaan penilaian dan hasilnya lebih
baik. 25
Selanjutnya Menurut Yaumi “Instrumen Penilaian (assessment
instrument) atau disebut pula alat penilaian (assessment tools) adalah
materi yang digunakan untuk mengumpulkan fakta–fakta dengan
menggunakan metode penilaian yang dipilih”. 26 Sementara data dari
Australian Departement of Education and Training yang dikutip oleh
Yaumi bahwa “Assessment tools are the instruments and procedures used
to gather and interpret evidence of competence” dan diartikan oleh Yaumi
bahwa alat penilaian adalah instrumen dan prosedur yang digunakan untuk
mengumpulkan dan menginterpretasi fakta–fakta kompetensi. 27
Beberapa pengertian mengenai instrumen penilaian dapat disimpulkan
bahwa instrumen penilaian adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan
informasi sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dan instrumen penilaian
adalah bagian dari sebuah perencanaan penilaian karena dibuat sebelum
pelaksanaan.
22
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2012), h. 40.
23
Ibid,. h. 40
24
Tedi Rustendi, dkk. Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pendidikan Dasar, Menengah
dan Umum, (Bandung: PT. Sarana Pancakarya Nusa), h. 292.
25
Eko Putro Widoyoko, Penilaian Hasil Pembelajaran Di Sekolah, ( Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2014), h. 89-90.
26
Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2013), h. 183.
27
Ibid., h. 183.
12
Menurut Davis dkk., dalam Arifin Mengemukaan tiga kegunaan dalam
mengemukakan bagian dalam sebuah perencanaan evaluasi yaitu (1)
Evaluasi plan helps you determine whether or not you have stated your
objective in behavioral terms. If the conditions, behavior or standards
or objective have been stated ambiguously, you will have difficulty
designing a test to measure student achievement, (2) Evaluation Plan
early in the design process is that you will be prepare to collect the
information you need when it is available, (3) Evaluation plan is that it
provides sufficient time for test design. To design a good test requires
areful preparation, and the quality of a test usually improves if it can be
designed in a leisurly fashion. 28
Tiga kegunaan tersebut diimplikasikan oleh Arifin bahwa
Perencanaan harus dirumuskan secara jelas dan spesifik, terurai dan
komprehensif sehingga perencanaan tersebut bermakna dalam
menentukan langkah selanjutnya. Melalui perencanaan evaluasi yang
matang inilah kita dapat menetapkan tujuan–tujuan tingkah laku
(behavioral objective) atau indikator yang akan dicapai, dapat
mempersiapkan pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan serta
dapat menggunakan waktu yang tepat. 29
Karena penilaian merupakan bagian dari evaluasi maka perencanaan
dalam penilaian juga harus disiapkan secara matang agar informasi yang
didapatkan sesuai dengan yang diharapkan
B. Penilaian Autentik (Authentic Assessment)
Dalam kurikulum 2013, melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indoneisia (Permendikbud RI) Nomor 66 tahun 2013
Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian
autentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi,
ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional dan ujian sekolah/madrasah. 30
28
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya, 2013) h. 89.
29
Ibid., h. 89.
30
Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66
tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan, (Jakarta : Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan 2013), h. 2.
13
1. Pengertian Penilaian Autentik (Authentic Assessment)
Penilaian atau Assessment adalah proses pengumpulan informasi yang
memberikan hasil gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran
perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa
memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. 31
Sementara dalam Kamus Bahasa Indonesia Autentik diartikan dapat
dipercaya,
asli
dan
sah. 32
Sedangkan
penilaian
autentik
dalam
Permendikbud RI Nomor 66 tahun 2013 merupakan penilaian yang
dilakukan secara komprehenshif mulai dari masukan (input), proses dan
keluaran (output) pembelajaran. 33
Menurut Husamah dan Setyaningrum, “Asesmen Autentik adalah
asesmen yang melibatkan siswa di dalam tugas-tugas otentik yang
bermanfaat, penting dan bermakna”. 34 Kemudian Arifin mengemukakan
penilaian autentik atau assessment authentic merupakan salah satu teknik
penilaian yang digunakan dalam penilaian, bertujuan untuk mengetahui
tingkat ketercapaian kompetensi yang berupa kemampuan nyata yang
diperoleh di dalam kelas dan kemampuan tersebut dapat dilihat dalam
kehidupan sehari–hari. 35
Penilaian Autentik menurut Majid adalah proses pengumpulan
informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian
pembelajaran yangdilakukan anak didik melalui berbagai teknik yang
mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukan secara tepat
31
Yatim Riyanto, Paradigma Ilmu Permbelajaran sebagai referensi bagi Pendidik dalam
Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2009), h. 177.
32
Tedi Rustendi, dkk., Kamus Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Dasar, Menengah,
dan Umum, ( Bandung: PT. Sarana Pancakarya Nusa, 2013), h. 38.
33
Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
66 Tahun 2013 (Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2013), h. 2.
34
Husamah dan Yanur Setyaningrum, Desain pembelajaran Berbasis pencapaian
Kompetensi, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2013), h. 126.
35
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2013), h.
180-181
14
bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan (kompetensi) telah benar–
benar di kuasai dan dicapai. 36
Sementara dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 59 Tahun
2014 Pasal 10 Ayat 1 Menyatakan bahwa “Kurikulum 2013 menerapkan
penilaian otentik untuk menilai kemajuan belajar peserta didik yang
meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan” 37
2. Prinsip, Karakteristik dan Ciri penilaian autentik
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, penilaian autentik memiliki
prinsip yang harus diterapkan dalam pelaksanaannya. Prinsip–prinsip
Penilaian Autentik menurut Majid adalah penilaian yang prosesnya tidak
terpisahkan dari proses pembelajaran, mencerminkan dunia nyata,
menggunakan berbagai ukuran, metode, dan kriteria yang sesuai dengan
karakteristik, dan bersifat holistik yang mencakup aspek pengetahuan,
sikap dan keterampilan. 38
Sementara itu, menurut Kunandar dalam melakukan penilaian
autentik terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu
a. Instrumen yang digunakan pada penilaian autentik bervariasi;
b. Aspek yang dinilai meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan
(komprehensif);
c. Perlu melakukan input, proses dan output setiap ranah dalam
melakukanpenilaian. 39
Sedangkan menurut Muslich, suatu asesmen dikatakan autentik
apabila :
a. Sasaran penilaian mengarah pada tujuan pembelajaran;
36
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009),
h.186.
37
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
59 Tahun 2014 tetang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, (Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014), h. 987.
38
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009),
h.186.
39
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan
Kurikulum 2013), (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2013), h. 42.
15
b. Penilaian yang melibatkan siswa pada tugas dan kegiatan yang
penting, memiliki makna dan manfaat;
c. Penilaian yang menantang siswa menerapkan informasi yang
didapatkan pada situasi nyata dan memiliki maksud yang jelas;
d. Penilaian yang mengukur kompetensi keterampilan pada suatu mata
pelajaran;
e. Penilaian yang mengukur penguasaan kompetensi mata pelajaran
secara akurat;
f. Penilaian yang menguji kemampuan kolektif siswa secara tepat;
g. Penilaian
yang
menguji
atau
memeriksa
secara
langsung
perbuatan/prestasi peserta didik berkaitan dengan tugas intelektual
yang layak; dan
h. Penilaian yang melibatkan siswa untuk mendemonstrasikan dalam
konteks kehidupan nyata sesuatu yang mereka ketahui. 40
Menurut Muslich, asesmen autentik mempunyai karakteristik sebagai
berikut :
a. Bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran dikelas;
b. Cerminan dunia nyata bukan sebagai kerja sekolah yang semata–mata
memecahkan masalah;
c. Menggunakan banyak ukuran/metode/kriteria;
d. Bersifat komprehensif dan holistik.41
Sementara karakteristik penilaian autentik menurut Kunandar, adalah
sebagai berikut :
a. Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif;
b. Mengukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta;
c. Berkesinambungan dan terintegrasi;
d. Dapat digunakan sebagai Feed back. 42
40
Masnur Muslich, Autenthic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi,
(Bandung: PT.Refika Aditama, 2011), h. 2-3.
41
Ibid., h. 3.
42
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan
Kurikulum 2013), (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2013), h.39.
16
Sementara menurut Kunandar selain meiliki karakteristik Penilaian
Autentik juga memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Mengukur aspek pembelajaran;
b. Dilakukan selama dan sesudah proses pembelajaran;
c. Menggunakan berbagai cara dan sumber;
d. Tes hanya salah satu alat penilaian;
e. Tugas-tugas yang diberikan harus mencerminkan bagian kehidupan
sehari-hari;
f. Penilaian yang menekankan kedalaman pengetahuan siswa. 43
3. Tiga Kompetensi pada Penilaian Autentik
Terdapat tiga kompetensi yang dapat dicapai dalam pembelajaran,
dengan menggunakan penilaian autentik yaitu Kompetensi Sikap,
Pengetahuan dan Keterampilan.
a. Kompetensi Sikap
Menurut Arifin “Sikap merupakan suatu kecendrungan tingkah
laku untuk berbuat sesuatu dengan cara, metode, teknik dan pola
tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa orang-orang maupun
berupa objek-objek tertentu”. 44
Sementara Dalam Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nomor
59 Pasal 10 Ayat 1 Tahun 2014 “Penilaian Sikap diarahkan untuk
mengukur pencapaian kompetensi dasar pada KI-1 dan KI-2”. 45 Guru
dapat melakukan penilaian kompetensi sikap menurut Peraturan
Menteri
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Republik
Indonesia
(Permendikbud RI) Nomor 66 Tahun 2013 melalui :
43
Ibid., h. 38-39.
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: Pt. Remaja
Rosda Karya, 2013), h. 159.
45
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
59 Tahun 2014 tetang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, (Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014), h. 987.
44
17
1) Teknik dan Instrumen Penilaian Kompetensi Sikap
a) Observasi
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia (Permendikbud RI) Nomor 66 Tahun 2013,
Pengertian Observasi sebagai berikut :
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan
secara berkesinambungan dengan menggunakan indra, baik
secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan pedoman atau lembar observasi yang
berisikan sejumlah indikator perilaku atau aspek yang
diamati. 46
Menurut Kunandar, Penilaian kompetensi sikap yang
dilakukan melalui observasi bertujuan untuk melihat sikap atau
respons siswa terhadap pembelajaran. 47
(1) Aspek yang diobservasi
Aspek yang dapat diobservasi harus terlihat, terukur,
mengacu pada indikator pencapaian kompetensi dasar dari
kompetensi inti, dan dinyatakan dalam instrumen dengan
kata kerja operasional yang tidak multi-tafsir. 48
(2) Kriteria Instrumen Penilaian Sikap melalui Observasi
Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam
instrumen penilaian sikap melalui observasi, menurut
Kunandar sebagai berikut :
(a) Mengukur aspek sikap yang diterdapat pada kompetensi
inti dan kompetens dasar;
(b) Sesuai dengan kompetensi yang diukur;
(c) Memuat sikap atau indikator;
(d) Mudah atau feasible untuk digunakan;
46
Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66
Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan, (Jakarta : Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan 2013), h. 4.
47
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan
Kurikulum 2013), (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2013), h. 118.
48
Ibid, h. 120.
18
(e) Dapat merekam sikap siswa. 49
b) Penilaian Diri
Penilaian diri atau self assessment adalah suatu teknk
penilaian yang memberikan kesemapatan kepada siswa untuk
menilai kemampuan diri sendiri sesuai pengalamannya.
Dimana siswa mengemukakan kelebihan serta kekurangan
dirinya dalam hal kompetensi. 50
(1) Aspek yang dinilai dalam Penilaian Diri
Dalam melakukan penilaian diri terhadap kompetensi
sikap, baik sikap spiritual maupun sikap sosial harus
mengacu pada indikator pencapaian kompetensi yang sudah
dibuat sesuai dengan kompetensi dasar dari kompetensi inti
sikap spiritual dan sikap sosial. 51
(2) Kriteria Instrumen Penilaian Diri.
Adapun kriteria instrumen Penilaian Diri menurut
Kunandar yaitu :
(a) Kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana;
(b) Menggunakan bahasa lugas dan bisa dipahami siswa;
(c) Menggunakan format penilaian sederhana;
(d) Kriteria penilaian jelas dan tidak multi tafsir;
(e) Dapat menunjukan kemampuan siswa dalam keadaan
sebenarnya;
(f) Mampu mengungkap kekuatan serta kelemahan capaian
kompetensi siswa;
(g) Mengarahkan
peserta
didik
untuk
memahami
kemampuannya;
49
Ibid., h. 122.
Eko Putro Widoyoko, Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2014), h. 66.
51
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan
Kurikulum 2013), (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2013), h.131.
50
19
(h) Dapat mengukur
kemampuan yang akan diukur
(valid);
(i) Memuat
indikator
penting
yang
menunjukan
penguasaan kompetensi siswa;
(j) Indikator yang digunakan valid;
(k) Mampu memetakan kemampuan siswa dari level
terendah sampai level tertinggi. 52
c) Penilaian Antarpeserta Didik
Penilaian antarpeserta didik dalam Permendikbud RI
Nomor 66 Tahun 2013 merupakan teknik penilaian dengan cara
meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan
pencapaian kompetensi. 53 Instrumen yang digunakan bisa
berupa lembar penilaian antarpeserta didik dalam bentuk
angket atau kuisioner. 54
(1) Aspek yang dinilai dalam Penilaian Antarpeserta Didik
Dalam melakukan penilaian antarpeserta didik terhadap
kompetensi sikap, baik sikap spiritual maupun sikap sosial
harus mengacu pada indikator pencapaian kompetensi yang
sudah dibuat guru sesuai dengan kompetensi dasar dari
kompetensi inti sikap spiritual dan sikap sosial. 55
(2) Rambu–rambu Penilaian Antarpeserta Didik
Beberapa
hal
yang
harus
dilakukan
dalam
merencanakan penilaian dengan menggunakan teknik
penilaian sebaya atau penilaian antarpeserta didik sebagai
berikut :
(a) Menentukan aspek yang akan dinilai;
52
Ibid., h. 133.
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan, (Jakarta : Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan 2013), h.4.
54
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan
Kurikulum 2013), (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2013), h. 140.
55
Ibid., h. 141.
53
20
(b) Menyusun kriteria penilaian;
(c) Menyusun format penilaian yang berupa pedoman
penskoran,
daftar
ceklis,
skala
penilaian,
dan
diferensiasi semantik. 56
(3) Kriteria Instrumen Penilaian Antarpeserta Didik
Adapun kriteria instrumen penilaian antarpeserta didik
adalah sebagai berikut :
(a) Sesuai dengan kompetensi dan indikator yang akan
diukur;
(b) Indikator mudah diamati oleh peserta didik;
(c) Kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana;
(d) Bahasa yang digunakan lugas dan dapat dipahami;
(e) Format penilaian sederhana dan mudah dipahami;
(f) Kriteria penilaian jelas, tidak multi tafsir tidak;
(g) Indikator
yang
digunakan
menunjukan
sikap
sebenarnya;
(h) Dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur
(valid);
(i) Memuat indikator kunci yang menunjukan penguasaan
kompetensi peserta didik;
(j) Indikator menunjukan sikap yang dapat diukur;
(k) Dapat memetakan kemampuan sikap peserta didik
mulai dari level terendah sampai level tertinggi.
d) Jurnal
Dalam Permendikbud RI Nomor 66 Tahun 2013, Jurnal
merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang
berisikan informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan
56
Ibid., h.142 – 143.
21
kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan
perilaku. 57
(1) Aspek yang dinilai dalam Penilaian dengan Jurnal
Aspek sikap spiritual dan sosial yang akan dituangkan
dalam jurnal harus mengacu pada indikator pencapaian
kompetensi dasar dari masing-masing kompetensi inti.
Sehingga aspek yang akan dinilai jelas dan menghasilkan
informasi yang akurat dan juga tepat. 58
(2) Rambu–rambu Penilaian menggunakan Jurnal
Beberapa
hal
yang
harus
dilakukan
dalam
merencanakan penilaian sikap dengan menggunakan jurnal
yaitu :
(a) Menetapkan sikap serta perilaku yang akan dinilai pada
suatu materi tertentu;
(b) Menyusun indikator sikap dan perilaku sesuai dengan
kompetensi yang dirumuskan;
(c) Menetapkan waktu yang digunakan untuk pelaksanaan;
(d) Merancang format jurnal yang akan digunakan dan;
(e) Menyiapkan jurnal untuk kepentingan perencanaan. 59
(3) Kriteria Instrumen Penilaian dengan Jurnal
Kriteria instrumen penilaian dengan menggunakan
jurnal sebagai berikut :
(a) Mengukur capaian kompetensi sikap yang esensial;
(b) Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator;
(c) format yang digunakan sederhana dan mudah diisi;
(d) tampilan sikap peserta didik dapat direkapitulasi secara
kronlogis;
57
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan, (Jakarta : Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan 2013), h. 4.
58
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan
Kurikulum 2013), (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2013). h.148.
59
Ibid., h. 149 – 151.
22
(e) Pencatatannya sistematis, jelas serta komunikatif;
(f) Format pencatatan memudahkan dalam memaknai
tampilan sikap peserta didik.
(g) Memnuntun guru untuk mengetahui kelebihan dan
kelemahan peserta didik. 60
b. Kompetensi Pengetahuan
Penilaian kompetensi pengetahuan atau yang disebut juga dengan
kognitif yang merupakan suatu penilaian yang dilakukan guru untuk
mengukur tingkat pencapaian atau penguasaan peserta didik dalam
aspek pengetahuan. 61
Kategori-kategori dalam dimensi proses kognitif berdasarkan
Taksonomi Bloom revisi yaitu :
1. Mengingat
Mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang.
2. Memahami
Mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk apa
yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru
3. Mengaplikasikan
Menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan
tertentu.
4. Menganalisis
Memecah-mecah materi jadi bagian-bagian penyusunnya dan
menentukan
hubungan-hubungan
antar
bagian
itu
dan
hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan
struktur atau tujuan.
5. Mengevaluasi
Mengambil keputusan berdasarkan kriteria dan/atau standar.
60
Eko Putro Widoyoko, Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2014), h. 89.
61
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan
Kurikulum 2013), (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2013)., h. 159
23
6. Mencipta
Memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang
baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang
orisinil. 62
1) Teknik dan Instrumen Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Dalam melakukan penilaian kompetensi pengetahuan dapat
dilakukan dengan tes. Menurut Raka, Tes merupakan salah satu
alat pengukuran pendidikan yang dapat menghasilkan informasi.63
Terdapat 3 macam instrumen penilaian kompetensi pengetahuan
menurut Permendikbud RI Nomor 66 Tahun 2013 :
a) Penilaian Tes Tertulis
Tes tertulis merupakan tes dalam bentuk bahan tulisan.
Dalam menjawab soal peserta didik tidak harus menanggapi
dalam bentuk menulis suatu kalimat jawaban tetap namun, bisa
dalam bentuk mewarnai, memberi tanda, menggambar grafik,
diagram dan lainnya. 64 Sejalan dengan pendapat Yaumi
menyatakan “Tes tertulis adalah adalah tes dimana soal dan
jawaban dalam bentuk bahan tulisan”. 65
(1) Bentuk Tes Tertulis
Bentuk tes tertulis yang digunakan guru untuk
mencapai komptensi pengetahuan peserta didik menurut
kunandar terdiri dari : (a) soal pilihan ganda, (b) isian, (c)
jawaban singkat (pendek), (d) soal benar-salah (B-S), (e)
menjodohkan, dan (f) uraian. 66
62
Lorin W Anderson dan Davis R Karthwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Bloom (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010) h. 100.
63
T. Raka Toni, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, (Malang: Yayasan Pusat
Pengkajian Latihan, dan Pengembangan Masyarakat, 1984), h. 8.
64
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009),
h.195.
65
Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2013), h. 184.
66
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan
Kurikulum 2013), (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2013), h. 168.
24
(2) Kriteria Instrumen Tes Tertulis
Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu
dipertimbangkan hal-hal berikut :
(a) Soal tertulis yang disusun guru harus memperhatikan
karakteristik mata pelajaran dan keluasan ruang lingkup
materi yang diujikan;
(b) Kesesuaian
soal
dengan
Kompetensi
Inti
(KI),
Kompetensi Dasar (KD) dan indikator pencapaian pada
kurikulum;
(c) Rumusan soal jelas dan tegas;
(d) Bahasa rumusan soal tidak menggunakan kata atau
kalimat yang multi tafsir. 67
b) Penilaian Tes lisan
Menurut Kunandar, tes lisan adalah tes yang gunakan untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi pengetahuan (kognitif).
pada saat dilakukan tes lisan, guru memberikan pertanyaan
langsung kepada peserta didik dengan menggunakan bahasa lisan.
Selanjutnya peserta didik menanggapi pertanyaan secara langsung
dengan menggunakan bahasa lisan juga. 68
(1) Perencanaan dan pelaksanaan Penilaian Tes Lisan
Terdapat beberapa hal yang harus dilaksanakan dalam
merencanakan penilaian dengan menggunakan tes lisan yaitu
(a) Menentukan kompetensi pengetahuan yang sesuai untuk
dinilai melalui tes lisan, (b) Menyusun indikator proses dan
hasil belajar berdasarkan kompetensi pengetahuan yang
dinilai melalui tes lisan, (c) Menentukan kriteria kunci yang
menunjukan capaian indikator hasil belajar pada kompetensi
pengetahuan, (d) Menyusun kriteria kunci kedalam rubrik
penilaian, (e) Menyusun pedoman pertanyaan yang
menunjukan kemampuan menggunakan bahasa lisan,
sistematika berfikir, memecahkan masalah, mengungkapkan
67
68
Ibid., h.170.
Ibid., h.219.
25
hubungan sebab-akibat, dan mempertanggung jawabkan
pendapat atau konsep yang diekmukakan sesuai dengan
pokok-pokok pertanyaan evaluasi yang akan diajukan
(memiliki validitas yang tinggi, baik dari segi isi maupun
konstruksinya serta harus disiapkan pedoman jawaban betul
dan penskorannya), (f) Menyiapkan lembaran penilaian,
berupa format yang akan digunakan untuk mencatat skor
hasil penilaian keberhasilan menjawab setiap soal yang
diajukan. 69
c) Penugasan
Penilaian penugasan memiliki tujuan untuk melakukan
pendalaman terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan yang
telah
dipelajari
pembelajaran.
70
atau
dikuasai
Penugasan
yang
dikelas
dimaksud
melalui
proses
adalah
berupa
pekerjaan rumah yang dikerjakan baik secara individu maupun
kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. 71
(1) Perencanaan dan Pelaksanaan Penilaian Penugasan.
Pada prinsipnya penilaian melalui penugasan merupakan
keiatan menilai hasil (produk) dari penugasan tersebut adalah
sebagai berikut :
(a) Memilih kompetensi yang akan dinilai;
(b) Menetapkan tugas yang dibuat peserta didik;
(c) Merencanakan tugas yang diberikan secara individu atau
kelompok;
(d) Menetapkan pendekatan yang digunakan dalam pemberian
skor;
(e) Menetapkan jangka waktu pengerjaan;
(f) Merencanakan tahapan pelaksanaan;
(g) Menetapkan kriteria penilaian tugas;
(h) Menyusun rubrik penilaian tugas;
69
Ibid., h.221 – 222.
Ibid., h. 225.
71
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan, (Jakarta : Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan 2013), h. 4.
70
26
(i) Menyusun pedoman observasi tampilan tugas peserta didik,
apabila diperlukan. 72
c. Kompetensi Keterampilan
Menurut Widoyoko keterampilan disebut juga psikomotor.
Keterampilan merupakan hasil belajar yang pencapaiannya melibatkan
otot dan kekuatan fisik. 73 Menurut Kunandar psikomotor berhubungan
dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan
(skill)sebagai lanjutan dari tercapainya kompetensi pengetahuan. 74
Menurut Wina domain keterampilan adalah domain yang
menggambarkan kemampuan atau keterampilan (skill) seseorang
yang dapat dilihat dari unjuk kerja atau performance. Keterampilan
merupakan tujuan pembelajaran khusus yang berhubungan dengan
kemampuan motorik (domain psikomotorik) 75
1) Teknik dan Instrumen Kompetensi Keterampilan
a) Tes
Praktik
atau
Penilaian
Kinerja
(Performance
Assessment)
Tes praktik atau penilaian kinerja adalah penilaian yang
menuntut adanya respon berupa keterampilan melakukan suatu
aktivitas sesuai dengan tuntutan kompetensi. 76 Performance
Assessment merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas
dan
situasi
untuk
mendemonstrasikan
pemahaman
dan
pengaplikasian pengetahuan yang mendalam serta keterampilan
di berbagai konteks. 77
72
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan
Kurikulum 2013), (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2013), h.226.
73
Eko Putro Widoyoko, Penilaian Hasil Pembelajaran Di Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2014), h. 45.
74
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan
Kurikulum 2013), (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2013), h. 249.
75
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2008), h. 41.
76
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan, (Jakarta: Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan RI, 2013), h. 5.
77
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009),
h. 200.
27
Menurut Husamah dan Setyaningrum
Asesmen kinerja adalah asesmen yang bertujuan untuk
mengetahui seberapa baik subyek belajar telah mampu
mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya sesuai
dengan sasaran pembelajaran yang pernah ditentukan dan
berfokus pada penilaian secara langsung yakni dalam arti
langsung apa yang ditampilkan oleh peserta didik dengan
mengaitkannya dengan berbagai permasalahan nyata yang
dihadapi siswa. 78
(1) Aspek-aspek Penilaian Kinerja
Aspek-aspek yang dapat dinilai atau diukur pada
penilaian kinerja yaitu kualitas pengerjaan, keterampilan
dalam
penggunaan
alat,
kemampuan
menganalisis,
merencanakan prosedur kerja, mengambil keputusan serta
membaca dan menggunakan gambar, diagram ataupun
symbol. 79
(2) Instrumen Penilaian Kinerja
Instrumen yang digunakan adalah daftar cek (Check list)
dan skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik.
Berikut ini penjelasan mengenai alat penilaian kinerja :
(a) Daftar Cek
Daftar cek berisikan subjek dan aspek-aspek yang
akan
diamati. 80
Selanjutnya
sebagaimana
menurut
Airsiana dan Michael
A Cheklist is a written of performance criteria. As a
student’s performance is observed or a product is
jugde, the scorer determines whether the performance
or the product meets each performance criterion
included in the checklis. 81
78
Husamah dan Yanur Setyaningrum, Desain pembelajaran Berbasis pencapaian
Kompetensi, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2013), h. 129.
79
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan
Kurikulum 2013), (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2013), h. 258.
80
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya, 2013), h. 164.
81
Peter W Airsiana dan Michael K Russell, Classroom Assessment Concept and
Applications, (New York : Boston College McGraw-Hill, 2008), h. 217.
28
Diartikan dalam Bahasa Indonesia daftar ceklis
merupakan daftar kriteria penampilan. Karena yang
dinilai adalah penampilan dan produk, maka pihak penilai
menentukan apakah penampilan atau produk tersebut
memenuhi kriteria yang ada.
(b) Skala Penilaian (Rating Scale)
Skala penilaian dalam penilaian kinerja memberikan
nilai secara kontinu yang terdapat beberapa pilihan yaitu
ketegori nilai lebih dari dua. 82 Sementara menurut
Airsiana dan Michael :
Although they are similar to checklist, rating scales
allow the observer to jugde performance along
continuum rather than as a dichotomy. Both checklist
and rating scales are based upon a set of performance
criteria and it is common for the same set of
performance criteria to be used in both a rating scale
and a checklist. However, a checklist gives the
observer two categories for judging, while a rating
scale provides a broader range of scores. 83
Diartikan dalam Bahasa Indonesia meskipun skala
penilaian mirip dengan daftar ceklis, skala penilaian
menilai seara kontinu. Keduanya sama – sama berisikan
kriteria kinerja namun skala penilaian menyediakan skor
dalam penilaiannya.
(3) Kriteria Penilaian Kinerja
Dalam penilaian kinerja adanya penggunaan rubrik.
Rubrik penilaian kinerja harus memenuhi beberapa kriteria
berikut ini :
(a) Memuat seperangkat indikator;
(b) Indikator diurutkan berdasarkan langkah kerja;
82
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan
Kurikulum 2013), (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2013),h. 260.
83
Peter W Airsiana dan Michael K Russel, Classroom Assessment Concept and
Applications, (New York : Boston College McGraw-Hill 2008), h. 219-220.
29
(c) Dapat mengukur kemampuan yang akan diukur (valid);
(d) Dapat digunakan (feasible) dalam menilai kemampuan
kinerja peserta didik;
(e) Mampu memetakan kemampuan peserta didik;
(f) Terdapat penskoran yang jelas untuk pengambilan suatu
keputusan. 84
b) Penilaian Proyek
Penilaian proyek suatu tugas yang proses penyelesaiannya
pada jangka waktu tertentu. Tugas penilaian proyek berupa
suatu investigasi mulai dari pengumpulan, pengoragnisasian,
pengevaluasian, sampai penyajian data. 85
(1) Perencanaan Penilaian Proyek
Dalam perencanaan penilaian proyek terdapat tiga hal
yang perlu diperhatikan. Yaitu :
(a) Kemampuan Pengelolaan
Kemampuan memilah dan memilih topik, mencari
informasi, serta mengelola waktu pembuatan dan
penulisan laporan.
(b) Relevansi
Relevan pelajaran dengan mata pelajaran, serta
mempertimbangkan taha pengetahuan, pemahaman
dan keterampilan.
(c) Keaslian
Proyek yang dibuat oleh siswa merupakan hasil
karyanya. 86
84
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan
Kurikulum 2013), (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2013). h. 263.
85
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009),
h.207.
86
Eko Putro Widoyoko, Penilaian Hasil Pembelajaran Di Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2014), h. 86.
30
(2) Rambu-rambu penilaian Proyek
Guru menggunakan alat dan instrumen untuk
melakukan penilaian berupa daftar cek (cekt list) dan
skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik. Rubrik
Penilaian proyek harus memenuhi beberapa kriteria
sebagai berikut :
(a) Mampu mengukur kemampuan yang akan diukur
(valid);
(b) Sesuai dengan tujuan pembelajaran;
(c) Indikator dalam rubrik dapat diamati;
(d) Indikator menunjukan kemampuan yang dapat diukur;
(e) Mampu memetakan kemampuan peserta didik;
(f) Menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta
didik. 87
c) Penilaian Portofolio
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 66 Tahun
2013
“Portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara
menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam
bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk
mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan atau
kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu”. 88
Portofolio
merupakan
kumpulan
berkas
yang
bisa
memberikan informasi bagi suatu penilaian. 89 Sementara itu,
menurut Muslich portofolio adalah “sekumpulan artefak (bukti
87
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan
Kurikulum 2013), (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2013). h. 283.
88
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 66 Tahun 2013 tantang Standar Penilaian Pendidikan, (Jakarta : Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2013), h. 5
89
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009),
h.201.
31
karya/kegiatan/data) sebagai bukti (evidence) yang menunjukan
perkembangan dan pencapaian suatu program”. 90
(1) Prinsip-Prinsip dasar penilaian Portofolio
Portofolio mengacu pada sejumlah prinsip dasar
penilaian, seperti yang dikemukakan oleh Widoyo dalam
Kunandar, berikut prinsip-prinsip dasar penilaian berbasis
portofolio :
(a) Penilaian proses dan hasil. Penilaian dapat dilihat dari
catatan
harian,
keikutserataan
dalam
mengikuti
pelajaran, dan tugas terstruktur;
(b) Penilaian secara berkala dan berkelanjutan. Penilaian
dapat dilihat dari kegiatan ulangan harian yang
dilakukan secara berkala dan dari kegiatan tersebut
dapat dianalisis perkembangan peserta didik dan
berkelanjutan;
(c) Penilaian yang tidak terjadi diskriminatif terhadap
peserta didik. 91
(2) Elemen Pokok Portofolio
Penilaian Portofolio mengandung tiga elemen pokok
menurut Muslich yaitu :
(a) Sampel karya didik yang menunjukan perkembangan
belajar dari waktu ke waktu;
(b) Evaluasi
diri
mampu
membangun
pengetahuan,
merencanakan, dan memantau perkembangannya. Dan
mampu memerlihakan kelebihan dan kekurangan
masing-masing peserta didik;
(c) Kriteria penilaian jelas dan terbuka yang mencakup
prosedur dan juga standar penilaian. 92
90
Masnur Muslich, Autenthic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi,
(Bandung: PT.Refika Aditama, 2011), h.73.
91
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan
Kurikulum 2013), (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2013), h. 289 – 290
32
(3) Kriteria Rubrik Penilaian Portofolio
Rubrik
merupakan
bagian
yang
penting
dalam
instrumen penilaian portofolio. Rubrik tersebut harus
memenuhi kriteria berikut :
(a) Memuat indikator kunci yang akan dinilai berdasarkan
kompetensi dasar;
(b) Memuat aspek-aspek penilaian yang sesuai dengan
tugas yang diberikan;
(c) Memuat kriteria kesempurnaan (tingkat, level) hasil
tugas;
(d) Mudah untuk digunakan oleh guru dan juga peserta
didik;
(e) Menggunakan
dipahami.
bahasa
yang
lugas
dan
mudah
93
Menurut Haryati, terdapat beberapa aspek kelayakan yang dapat
niliai kevalidan suatu instrumen. 94
C. Mata Pelajaran Kimia
Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu IPA. Pada Mata Pelajaran IPA
tidak hanya dituntut pada pengumpulan pengetahuan yang berupa konsep,
fakta, dan prinsip. Pada Mata Pelajaran IPA juga dituntut untuk mengetahui
proses penemuan. Diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat
membantu peserta didik memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang alam sekitar. 95 Begitu juga halnya dengan ilmu kimia, kimia bukan
92
Masnur Muslich, Autenthic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi,
(Bandung: PT. Refika Aditama, 2011), h.74-75
93
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan
Kurikulum 2013), (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2013). h. 296.
94
Haryati,
95
Mulyasa, (KTSP) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: ROSDA, 2007),
h.132.
33
hanya sekedar mengetahui cara bekerja, melihat, dan cara berpikir, akan tetapi
mengetahui/menemukan sutau penemuan. 96
Banyak sekali manfaat yang didapatkan ketika seseorang mempelajari
kimia. Manfaat yang langsung didapatkan ketika mempelajari ilmu kimia
menurut Purba yaitu, “pemahaman yang lebih baik terhadap alam sekitar dan
berbagai proses yang berlangsung didalamnya, sehingga kita dapat mengontrol
perubahan ini demi keuntungan bagi kehidupan manusia dan lingkungan”.97
Sedangkan menurutnya manfaat yang lebih jauh dari belajar ilmu kimia adalah
“mengubah alam menjadi produk
yang lebih berguna untuk memenuhi
kebutuhan kita”. 98 Selain itu pembentukan sikap juga bisa didapatkan ketika
seseorang mempelajari ilmu kimia. Nilai-nilai kimia memiliki hubungan yang
erat dengan tanggung jawab moral, nilai-nilai sosial, sikap dan tindakan
seseorang dalam belajar kimia. 99
Dalam mempelajari ilmu kimia terkadang kita berhadapan dengan
berbagai masalah dan berusaha untuk memecahkan masalah secara runut.
Apabila hal tersebut terus dilakukan maka akan menjadi kebiasaan yang
positif sehingga mampu membantu menyikapi persoalan dengan baik dalam
kehidupan sehari-hari. Berdasarkan paparan Maka penilaian autentik sangat
cocok digunakan pada mata pelajaran kimia. Selain hal yang dikemukakan
diatas dalam Lampiran III Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan
Republik Indonesia No 59 Tahun 2014 Pasal 10 Ayat 1 mengenai Pedoman
Mata Pelajaran Kimia menyatakan bahwa “Kurikulum 2013 menerapkan
pendekatan ilmiah (saintifik) dalam pembelajaran dan penilaian otentik yang
menggunakan prinsip penilaian sebagai bagian dari pembelajaran”. 100
96
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
59 Tahun 2014 tetang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, (Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014),h. 951.
97
Michael Purba, Kimia I untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2006), h.5
98
Ibid., h.5
99
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
59 Tahun 2014 tetang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, (Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014),h. 951.
100
Ibid., h. 948.
34
D. Kajian Penelitian Relevan
Penelitian ini dilatar belakangi oleh Penelitian yang elah dilakukan oleh
beberapa peneliti sebelumnya :
1. Desti Kurniawati (2014) skripsi : “Profil Penggunaan Authentic
Assessment dalam Pembelajaran Biologi di Madrasah Aliyah se-Kota
Bogor” Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara
sistematis mengenai fakta penggunaan authentic assessment oleh guru
biologi di Madrasah Aliyah Se-Kota Bogor. Instrumen yang digunakan
adalah instrumen non tes yang terdiri dari dokumentasi berupa lembar cek
penilaian otentik, angket penilaian otentik dan wawancara. Analisis data
dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan rumus
deskriptif persentase. Hasilnya dokumen penilaian otentik sudah termasuk
dalam kategori “sesuai” dan hasil angket menunjukan bahwa penggunaan
authentic assessment dalam pembelajaran biologi di Madrasah Aliyah
Kota Bogor sudah kategori “baik”
2. Agung Haryono (2009) Jurnal : “Authentic Assessment dan Pembelajaran
Inovatif dalam Pengembangan Kemampuan Siswa” Penilaian hasil belajar
idealnya mengungkap semua aspek domain pembelajaran. Yaitu aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik. Kecendrungan dilapangan menunjukan
bahwa penilaian hasil belajar lebih menitikberatkan pada aspek kognitif.
Peningkatan kualitas penilaian guru pada siswa harus melalui keterlibatan
siswa, proses serta tindak lanjut. Pada peningkatan kualitas perencanaan
yang perlu dilakukan guru adalah meningkatkan transparansi kriteria yang
telah ditentukan.
3. Nur Syiam Apriani (2011) skripsi: “Pelaksanaan Penilaian Autentik
(assessment
authentic)
pada
materi
kimia
kelas
X
di
SMA
Muhammadiyah Yogyakarta” : Penilaian autentik adalah penilaian yang
menilai pengetahuan dan keterampilan. Penilaian autentik ditekankan pada
proses pembelajaran berlangsung dan data yang dikumpulkan harus
diperoleh dari data yang nyata. Maka
Penelitian ini bertujuan untuk
35
mendeskripsikan pelaksanaan penilaian autentik (Authentic Assessment)
pada pembelajaran kimi kelas X selain itu mendeskripsikan kendala
pelaksanaan penilaian autentik. Teknik yang dilakukan yaitu observasi
langsung dalam pembelajaran, menganalisis data dokumen penilaian
autentik disekolah tersebut dan melakukan wanwancara terhadap guru.
Maka hasil dari penelitian tersebut didapatkan sekolah yang diteliti telah
melakukan pelaksanaan penilaian autentik dengan baik dan sesuai
indikator yang ada yang telah dibuat oleh peneliti.
E. Kerangka Berfikir
Kurikulum 2013 menuntut peserta didik untuk terlibat dalam proses
pembelajaran. Diharapkan tidak hanya aspek pengetahuan yang dikuasai oleh
peserta didik, tetapi juga aspek sikap serta aspek keterampilan. Agar tujuan
dalam kurikulum 2013 tercapai dengan baik.
Tujuan tersebut dapat tercapai apabila semua aspek dalam kurikulum
tersebut mendukung. Salah satunya adalah penggunaan Penilaian Autentik
yang ditekankan untuk digunakan oleh kurikulum 2013. Selain itu, Penilaian
autentik juga dirasa cocok dan penting digunakan dalam suatu proses
pembelajaran kimia. Karena mata pelajaran kimia yang bersifat ilmiah
(saintifik) sehingga perlu adanya penilaian bervariasi yang mencakup sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Penilaian autentik yang ada mengacu pada
standar penilaian. Standar Penilaian memiliki tujuan salah satunya adalah
Perencanaan penilaian sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan
berdasarkan prinsip penilaian.
Gambar 2.1 Diagram Kerangka Berfikir
Menekankan penggunaan
Penilaian Autentik
Kurikulum 2013
Tujuan
==
Analisis Kesesuaian Intsrumen
Penilaian Autentik berdasarkan
satndar penilaian
Untuk mendapatkan
informasi peserta didik
secara nyata, valid dan
akurat.
36
F. Definisi Operasional
Untuk Menghindari adanya banyak makna dalam membaca dan
mengartikan, maka berikut batasan-batasan pengertian
1. Analisis
Analisis yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu menganalisis
dokumen instrumen penilaian autentik yang telah di susun oleh guru kimia
kelas X SMAN Sasaran Kurikulum 2013 di Kota Bogor Tahun Pelajaran
2013 -2014 Semester Genap.
2. Penilaian Autentik
Penilaian autentik berpusat pada peserta didik karena direncanakan,
dilakukan, dan dinilai oleh guru dengan melibatkan peserta didik secara
optimal. Jenis yang penilaian autentik yang dimaksud sebagaimana acuan
Standar Penilaian Kurikulum 2013 yang mencakup sikap pengetahuan dan
keterampilan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada tahun pelajaran 2013/2014 pada bulan MaretAgustus. Adapun tempat penelitian SMAN di Kota Bogor yang telah
menggunakan kurikum 2013 dan mengacu pada silabus kurikulum 2013.
B. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan Metode Deskriptif Kualitatif. Maksud
Deskritif disini sebagaimana menurut Arikunto penelitian deskriptif adalah
”penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi dan lainlain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan
penelitian” 1 dan maksud dari kualitatif, menurut Sukmadinata “Penelitian
Kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk menganalisis
fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran
orang secara individual maupun kelompok”. 2 Penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan fakta dan katekteristik secara sistematis mengenai subjek
yang diteliti secara rinci berkaitan dengan komposisi instrumen penilaian
autentik.
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah dokumen instrumen penilaian autentik
yang disusun guru kimia kelas X SMA Negeri Kota Bogor yang telah
menggunakan kurikulum 2013 pada Tahun Pelajaran 2013/2014 dan mengacu
pada Silabus Kurikulum 2013.
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 3
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta : PT. Remaja
Rosdakarya, 2011) h. 60
2
37
38
Tabel 3. Daftar SMAN yang telah Menggunakan Kurikulum 2013 pada
Tahun Pelajaran 2013/2014 di Kota Bogor
No
Nama SMAN
1
SMAN A Kota Bogor
2
SMAN B Kota Bogor
3
SMAN C Kota Bogor
4
SMAN D Kota Bogor
5
SMAN E Kota Bogor
6
SMAN F Kota Bogor
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi Langsung
Observasi yang dilakukan peneliti adalah memastikan
akan
dijadikan
tempat
penelitian
adalah
sekolah
sekolah yang
yang
telah
menggunakan kurikulum 2013, selanjutnya dari melakukan observasi
secara langsung untuk memastikan sekolah telah memiliki instrumen
penilaian autentik pada mata pelajaran kimia kelas X dan telah mengacu
pada Silabus Kurikulum 2013. Disini peneliti berperan sebagai observer
penuh dalam melakukan penelitian.
2. Wawancara
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
tidak terstruktur. Dilakukan oleh interviewer kepada narasumber untuk
mengetahui informasi lebih dalam kepada sekolah yang memberikan izin
dan instrumen yang ada.
3. Analisis Dokumen Terkait
Dokumen yang terkait dalam hal ini adalah dokumen instrumen
penilaian autentik yang telah disusun guru pada Materi Kimia Kelas X
dari setiap sekolah yang dituju.
39
E. Instrumen Penelitian.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen nontes berupa rubrik penskoran dengan skala likert dengan rentang niilai 0
sampai 4 dan analisis kesesuaian terhadap instrumen penilaian sikap,
instrumen penilaian pengetahuan, instrumen penilaian keterampilan.
Selain itu untuk mendapatkan data penunjang kesimpulan yang diharapkan
diakhir penelitian ini, digunakan instrumen non tes lain seperti pedoman
wawancara untuk mengetahui tingkat pengetahuan guru mengenai
penilaian autentik.
1. Rubrik Penskoran dan Lembar Analisis
Rubrik Penskoran dengan skala likert rentang 0 sampai 4
bertujuan agar peneliti mengetahui keseuaian instrumen yang dimiliki
setiap sekolah setiap kompetensinya secara detail
Tabel.3.1 Format Rubrik Penskoran Instrumen Penilaian
Kompetensi Sikap Jenis Observasi
No
1
Indikator
Indikator Aspek Sikap
Skor
4
Rubrik
Memuat indikator yang sesuai
dengan KI 1, KI 2 dan seluruh KD
dari masing-masing KI 1 dan KI 2
(KD 1.1, KD 2.1, KD 2.2, KD 2.3)
3
Memuat indikator yang sesuai
dengan KI 1, KI 2 dan sebagian KD
dari masing-masing KI
2
Memuat Indikator yang sesuai
dengan salah satu KI dan seluruh KD
dari KI tersebut
1
Memuat Indikator yang sesuai
dengan salah satu KI dan sebagian
KD dari KI tersebut
40
0
Tidak terdapat indikator untuk
mengukur aspek sikap
2
Konstruksi
4
Memuat rubrik penilaian, petunjuk
penggunaan jelas, mudah dgunakan,
digunakan sesuai fungsinya
3
Bahasa
3
Memenuhi 3 kriteria dari 4 kriteria
2
Memenuhi 2 kriteria dari 4 kriteria
1
Memenuhi 1 kriteria dari 4 kriteria
0
Tidak memenuhi kriteria
4
Bahasa yang digunakan komunikatif,
menggunakan bahasa indonesia yang
baik dan benar, kalimat yang
digunakan tidak bersifat multitafsir,
dan tidak menggunakan bahasa
setempat
3
Memenuhi 3 kriteria dari 4 kriteria
2
Memenuhi 2 kriteria dari 4 kriteria
1
Memenuhi 1 kriteria dari 4 kriteria
0
Tidak memenuhi semua kriteria
Tabel 3.2 Format Lembar Analisis Instrumen Penilaian Kompetensi
Sikap Jenis Observasi
No
Indikator
4
Indikator
1
Aspek Sikap
2 Konstruksi
3 Bahasa
Jumlah
Persentase
SMAN A
3 2 1
0
Nama SMAN
SMAN B
4 3 2 1
0
4
SMAN C
3 2 1
0
41
Tabel 3.3 Format Rubrik Penskoran Instrumen Penilaian Kompetensi
Pengetahuan Jenis Tes Tertulis
No
Indikator
Skor
4
1
Rubrik
Soal sesuai dengan KI, KD,
Indikator dan memperhatikan
keluasan materi
3
Memenuhi 3 kriteria dari 4
kriteria
Materi
2
Memenuhi 2 kriteria dari 4
kriteria
1
Memenuhi 1 kriteria dari 4
kriteria
0
Tidak memenuhi semua
kriteria
2
4
Rumusan soal menggunakan
kata tanya yang tepat, terdapat
petunjuk pengerjaan soal yang
jelas, adanya pedoman
penskoran, gambar atau data
disajikan dengan jelas dan
terbaca
Konstruki
3
Memenuhi 3 kriteria konstruksi
instrumen
2
Memenuhi 2 kriteria konstruksi
instrumen
2
Memenuhi 1 kriteria konstruksi
instrumen
0
Tidak memenuhi semua
kriteria
3
Bahasa
4
Bahasa yang digunakan
42
komunikatif, menggunakan
bahasa indonesia yang baik dan
benar, kalimat yang digunakan
tidak bersifat multitafsir, dan
tidak menggunakan bahasa
setempat
3
Memenuhi 3 kriteria dari 4
kriteria yang ada
2
Memenuhi 2 kriteria dari 4
kriteria yang ada
1
Memenuhi 3 kriteria dari 4
kriteria yang ada
0
Tidak memenuhi semua
kriteria
Tabel 3.4 Format Lembar Analisis Instrumen Penilaian Kompetensi
Pengetahuan Jenis Tes Tertulis
No
Indikator
4
SMAN A
3 2 1
Nama SMAN
SMAN B
4 3 2 1
0
0
4
SMAN C
3 2 1
1 Materi
2 Konstruksi
3 Bahasa
Jumlah
Persentase
Tabel 3.5 Format Rubrik Penskoran Instrumen Penilaian Kompetensi
Keterampilan Jenis Penilaian Kinerja
No
1
Indikator
Indikator Aspek
Keterampilan
Skor
4
Rubrik
Memuat kriteria penilaian
sesuai dengan KI, KD dan
Indikator yang akan diukur
0
43
3
Memenuhi 2 kriteria dari 3
kriteria
2
Memenuhi 1 kriteria dari 3
kriteria
1
Memuat kriteria tetapi tidak
sesuai dengan KI, KD dan
Indikator
2
Konstruksi
0
Tidak memuat kriteria
4
Memuat petunjuk penggunaan,
Memuat rubrik sesuai dengan
kriteria (rubrik memuat
seperangkat indikator, indikator
dalam rubrik diurutkan
berdasarkan sistematika kerja,
rubrik bersifat valid, rubrik,
bersifat feasible, rubrik dapat
memetakan kemampuan, rubrik
disertai dengan penskoran yang
jelas)
3
Memuat petunjuk penggunaan
dan memuat rubrik sesuai
dengan 3 sampai 4 kriteria
rubrik
2
Memuat petunjuk penggunaan
dan memuat rubrik sesuai
dengan satu sampai 2 kriteria
rubrik
1
Memuat salah satu kriteria
(petunjuk penggunaan atau
rubrik)
44
0
Tidak terdapat petunjuk
penggunaan dan rubrik
3
Bahasa
4
Bahasa yang digunakan
komunikatif, menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan
benar, kalimat yang digunakan
tidak bersifat multitafsir, dan
tidak menggunakan bahasa
setempat
3
Memenuhi 3 kriteria dari 4
kriteria
2
Memenuhi 2 kriteria dari 4
kriteria
1
Memenuhi 1 kriteria dari 4
kriteria
0
Tidak memenuhi kriteria
Tabel 3.6 Format Lembar Analisis Instrumen Penilaian Kompetensi
Keterampilan Jenis Penilaian Kinerja
No
Indikator
4
Indikator
1 Aspek
Keterampilan
2 Konstruksi
3 Bahasa
Jumlah
Persentase
SMAN A
3 2 1
0
Nama SMAN
SMAN B
4 3 2 1
0
4
SMAN C
3 2 1
0
45
F. Prosedur Penelitian
Secara garis besar, penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu :
1. Tahap Persiapan
a. Studi literatur
b. Survei ke Dinas Pendidikan Kota Bogor
2. Tahap Pelaksanaan
a. Melakukan survei ke SMAN yang telah menggunakan kurikulum
2013
dan
telah
menggunakan
penilaian
autentik
untuk
mendapatkan dokumen.
b. Meminta izin kepada sekolah terkait.
c. Membuat instrumen penelitian sesuai dengan instrumen penilaian
yang ada disekolah penelitian
d. Melakukan uji validitas instrumen dengan Dosen Ahli
e. Menganalisis instrumen penilaian autentik berdasarkan indikator
yang telah dibuat dan di validasi oleh ahli.
f. Menganalisis secara rinci aspek yang dinilai dalam instrumen
penilaian.
g. Melakukan intercoder agreement (mencari angka kesepakatan)
dengan peneliti lain untuk mendapatkan realiabilitas hasil analisis
3. Tahap Akhir
a. Menghitung tingkat kesesuaian dokumen yang telah disusun guru
berdasarkan standar penilaian kurikulum 2013.
b. Menghitung koefisien kesepakatan pengamatan untuk menentukan
reliabilitas hasil analisis.
c. Hasil analisis dibuat sebuah kesimpulan, kemudian dibuat
deskriptif mengenai kesesuaian penialian autentik berdasarkan
Standar Kurikulum 2013.
46
G. Teknik Analisis Data
Adapun Teknik analisis data adalah sebagai berikut :
1. Menjumlahkan kategori kpenilaian dari instrument penilaian
2. Menghitung persentase kesesuaian penilaian autentik yang ada
dilapangan dengan standar penilaian kurikulum 2013.
Persentase (%) =
Jumlah Skor yang didapat
Jumlah Maksimum Skor
x 100 %
3. Data Hasil perhitungan selanjutnya direkapitulasi berdasarkan kategori
dari John Wilkinson yaitu. 3
< 40%
: Tidak Sesuai
40% - 75%
: sesuai
>75%
: Sangat Sesuai
4. Menetukan Reliabilitas Pengamatan
Reabilitas pengamatan dalam penelitian ini diukur menggunakan
ukuran sejauh mana hubungan hasil pengamatan peneliti dengan
peneliti lain.
5. Menentukan koefisien kesepakatan.
Digunakan pengetesan reliabilitas untuk menentukan toleransi
perbedaa hasil. Mengisi tabel kesepakatan, selanjutnya dihitung
menggunakan persamaan indeks Kesesuaian kasar dengan rumus
paling banyak digunakan : 4
KK =
2S
N1 + N2
Dengan Keterangan :
3
John Wilkinson, A Quantitative analysis Of Physics Textbook for scientific Literacy
Themes, (La Trobe University, Research in Education, 1999), h.391
4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 244.
47
KK : Koefisien Kesepakatan
S
: Sepakat, jumlah kode yang sama untuk objek yang sama.
N1 : Jumlah Kode yang dibuat pengamat I
N2 : Jumlah Kode yang dibuat Pengamat II
6. Data hasil perhitungan koefisien kesepakatan kemudian direkapitulasi
berdasarkan kategori yang dikemukakan oleh John Wilkinson sebagai
berikut : 5
< 0,40
: sangat buruk
0,40-0,75
: baik
>0,75
: sangat baik
7. Menarik kesimpulan hasil analisis.
5
John Wilkinson, A Quantitative analysis Of Physics Textbook for scientific Literacy
Themes, (La Tsrobe University, Research in Education, 1999), h.391
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu hasil penelitian dan pembahasan.
Pada bagian pertama akan dipaparkan hasil penelitian, yang terdiri dari data
instrumen penilaian autentik mata pelajaran kimia di SMAN Kota Bogor yang
mencakup instrumen penilaian kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Selain itu disajikan juga data penunjang hasil wawancara dan hasil analisis
kesesuaian instrumen guru kimia kelas X SMAN di Kota Bogor yang telah
menggunakan kurikulum 2013 dan mengacu pada silabus kurikulum 2013
berdasarkan indikator yang telah dibuat. Selanjutnya pada bagian kedua akan
dijelaskan pembahasan terhadap hasil penelitian yang diperoleh.
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian di SMAN Kota Bogor yang telah
menggunakan kurikulum 2013 tahun pelajaran 2013/2014 , didapatkan data
kepemilikan instrumen penilaian autentik dan persentase kesesuaian instrumen
berdasarkan standar penilaian kurikulum 2013.
Tabel 4.1 Data Kepemilikian Instrumen Penilaian Autentik SMAN di
Kota Bogor pada Mata Pelajaran Kimia Kelas X
Jenis Instrumen
Nama
NO
SMAN
Penilaian
Sikap
Penilaian pengetahuan
Penilaian
Keterampilan
1
SMAN A
Observasi
Tes Tertulis Soal UKK
mengacu pada silabus
kurikulum 2013
Penilaian
Kinerja
2
SMAN B
Observasi
Tes tertulis Soal UKK
mengacu pada silabus
kurikulum 2013
Penilaian
Kinerja
3
SMAN C
Observasi
Tes tertulis Soal UKK
mengacu pada kurikulum 2013
Tidak ada
48
49
Tabel 4.2 Persentase kesesuaian instrumen penilaian autentik
berdasarkan standar penilaian kurikulum 2013 pada mata pelajaran
kimia kelas X SMAN di Kota Bogor Tahun Pelajaran 2013/2014
Persentase
Persentase
Rata-rata
(%)
SMAN
No
Kompetensi
Instrumen
Persentase
Keseluruhan
(%)
(%)
1
2
3
Sikap
Pengetahuan
A
B
C
Observasi
83
75
50
69,33
Penilaian diri
0
0
0
0
Penilaian
antar teman
0
0
0
0
Jurnal
0
0
0
0
Tes tertulis
83
91,6
7
83
85,89
Tes lisan
0
0
0
0
Penugasan
0
0
0
0
58
33
0
30,33
Keterampilan Penilaian
Kinerja
Portofolio
17,33
33
15,17
0
0
0
0
Berdasarkan Tabel 4.2 mengenai persentase kesesuaian instrumen
penilaian autentik berdasarkan standar penilaian kurikulum 2013 pada mata
pelajaran kimia kelas x SMAN di kota bogor didapatkan hasil dari masingmasing kompetensi yang dituntut dalam kurikulum 2013, persentase
kesesuaian instrumen penilaian kompetensi sikap sebesar 17,33 % dan masuk
dalam kategori “tidak sesuai” berdasarkan indikator dan kriteria instrumen.
Persentase kesesuaian instrumen penilaian kompetensi pengetahuan sebesar
50
33% dan masuk dalam kategori “tidak sesuai” berdasarkan indikator dan
kriteria instrumen. Selanjutnya, persentase kesesuaian instrumen penilaian
kompetensi keterampilan sebesar 15,17% dan masuk dalam kategori “tidak
sesuai” berdasarkan indikator dan kriteria instrumen.
B. Pembahasan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
(Permendikbud RI) Nomor 66 Tahun 2013 berisi tentang Standar Penilaian.
Standar Penilaian Pendidikan merupakan kriteria instrumen, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar. tersebut salah satunya bertujuan untuk
menjamin perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi
yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian. Jenis penilaian
pendidikan yang tercantum dalam Permendikbud RI Nomor 66 Tahun 2013
salah satunya adalah Penilaian Autentik. Penggunanaan Penilaian Autentik
juga ditegaskan dalam Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 Pasal 10 ayat 1 tentang Pedoman Mata
Pelajaran Kimia menyatakan bahwa “Kurikulum 2013 menerapkan penilaian
autentik untuk menilai kemajuan belajar peserta didik yang meliputi sikap,
pengetahuan dan keterampilan”. 1
1. Analisis Kesesuaian Instrumen Penilaian Kompetensi Sikap
Hasil analisis instrumen untuk instrumen penilaian kompetensi sikap
menunjukan dari empat jenis instrumen penilaian kompetensi sikap yang
dituntut untuk digunakan oleh kurikulum 2013 yaitu instrumen observasi,
penilaian diri, penilaian antar teman dan jurnal hanya satu jenis instrumen
penilaian kompetensi sikap yang dimiliki oleh SMAN di Kota Bogor yaitu
Observasi. Persentase Kesesuaian Instrumen penilaian kompetensi sikap
berdasarkan hasil analisis adalah sebesar 17,3 % dan masuk dalam kategori
“tidak sesuai”. Hal tersebut disebabkan karena kurang lengkapnya jenis
kepemilikan
instrumen
penilaian
kompetensi
sikap
serta
adanya
ketidaksesuaian berdasarkan aspek sikap yang diukur, konstruksi instrumen
1
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, (Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan , 2014), h. 987
51
dan bahasa yang digunakan. Terdapat beberapa hal yang tidak sesuai dengan
indikator serta kriteria instrumen, seperti misalnya pada indikator aspek sikap
yang diukur, terdapat instrumen yang sudah memuat indikator sesuai dengan
KI 1, KI 2 dan KD 1.1, 2.1, 2.2, 2.3 sementara ada juga yang hanya memuat
indikator berdasarkan salah satu KI dan beberapa KD sementara Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun
2014 Pasal 10 Ayat 1 tentang Pedoman Mata Pelajaran Kimia bahwa dalam
Penilaian Sikap dimana guru dituntut untuk tidak hanya menilai aspek sikap
sosial (KI-2) namun juga aspek sikap spiritual (KI-1). Aspek sikap juga harus
sesuai dengan kompetensi dasar, terdapat 4 kompetensi dasar untuk penilaian
kompetensi sikap dalam silabus kurikulum 2013, yaitu KD 1.1, KD 2.1, KD
2.2, KD 2.3, didalam KD sikap terdapat beberapa aspek yang bisa dipilih oleh
guru yang diintegraiskan dalam pembelajaran atau diintegrasikan dalam KI 3
dan 4. Untuk indikator konstruksi instrumen, beberapa instrumen sudah
memenuhi seluruh kriteria seperti memuat rubrik penilaian tetapi rubrik
ditampilakan secara umum, padahal rubrik dan skor merupakan kriteria kunci
dalam mengetahui kompetensi yang akan dicapai, Sebagaimana dalam buku
Kunandar salah satu hal yang harus dilakukan dalam perencanaan penilaian
sikap melalui observasi adalah “menyusun rubrik penilaian sikap yang berupa
kriteria kunci menunjukan capaian indikator”. 2 Kriteria yang sesuai
dibeberapa instrumen adalah terdapat petunjuk penggunaan instrumen,
kemudahan instrumen dan digunakan sebagaimana fungsinya namun ada
beberapa instrumen yang hanya memuat beberapa dari kriteria yang ada.
Selanjutnya analisis berdasarkan kebahasaan, dibeberapa instrumen observasi
telah menggunakan bahasa yang komunikatif, Bahasa Indonesia yang baik dan
benar, tidak menggunakan bahasa setempat atau daerah. Namun, terdapat
beberapa instrumen yang tidak sesuai dengan beberapa kriteria dari indikator
bahasa yang bersifat multitafsir yang disebabkan tidak adanya rubrik penilaian
pada lembar observasi.
2
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013) hal. 121.
52
2. Analisis Kesesuaian Instrumen Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Terdapat 3 jenis instrumen yang dapat digunakan oleh guru untuk
menilai kompetensi pengetahuan sebagaimana tuntutan kurikulum 2013
yaitu instrumen tes tertulis, tes lisan dan penugasan. Ketiga jenis penilaian
tersebut termaktub dalam Permendikbud RI nomor 66 tahun 2013. Hasil
penelitian di sekolah tingkat SMAN di Kota Bogor menunjukan hanya
terdapat satu jenis instrumen yang digunakan pada mata pelajaran kimia
yang ada pada sekolah dari tiga jenis instrumen yang dituntut.
Jenis instrumen yang dimiliki oleh kebanyakan guru kimia pada
sekolah tersebut yaitu jenis instrumen tes tertulis. Artinya guru tidak
memiliki instrumen penilaian tes lisan dan penugasan. Banyak macam
instrumen tes tertulis, satu diantaranya instrumen soal ulangan kenaikan
kelas pada tahun pelajaran 2013/2014. Hasil analisis menunjukan
persentase sebesar 28,63% dan masuk dalam kategori “tidak sesuai”, sama
halnya dengan instrumen penilaian sikap, bahwa terdapat beberapa
ketidaksesuain juga pada beberapa indikator dan kriteria instrumen
penilaian pengetahuan untuk mata pelajaran kimia kelas x SMAN di Kota
Bogor.
Pertama ketidaksesuain terdapat pada indikator konstruksi
instrumen dengan kriteria dibeberapa sekolah tidak terdapat petunjuk
penggunaan instrumen, serta tidak adanya rubrik penskoran skor untuk
steiap soal, sedangkan telah ditemukan kesesuaian secara keseluruhan
pada indikator materi dan kebahasaan, dengan kriteria soal yang termuat
dalam instrumen sesuai dengan tuntutan KI, KD dan Indikator pencapaian
setiap materinya, serta memperhatikan keluasan soal. Untuk indikator
kebahasaan keseuaian terdapat pada kriteria bahasa yang digunakan
komunikatif, menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kalimat
yang digunakan dalam soal juga tidak bersifat multitafsir serta tidak
adanya penggunaan bahasa setempat atau daerah dalam instrumen
penilaian kompetensi pengetahuan.
53
3. Analisis Kesesuaian Instrumen Penilaian Kompetensi Keterampilan
Hasil analisis jenis instrumen penilaian kompetensi keterampilan yang
dituntut dalam kurikulum terdapat tiga jenis instrumen yaitu instrumen
penilaian kinerja, penilaian proyek dan penilaian portofolio. Berdasarkan
analisis yang dilakukan pada kompetensi inti dan kompetensi dasar pada
mata pelajaran kimia kelas x tidak adanya KD yang menuntut untuk
melakukan kegiatan proyek, sehingga penilaian proyek tidak dibutuhkan
sebagai instrumen penilaian keterampilan. Instrumen yang harus ada pada
mata pelajaran kimia kelas x meliputi instrumen penilaian kinerja dan
portofolio.
Hasil analisis menunjukan
pada mata pelajaran kimia kelas x
SMAN di kota Bogor menunjukan kepemilikan instrumen penilaian
kompetensi keterampilan hanya 1 dari 2 jenis instrumen yang dituntut.
Satu jenis instrumen tersebut adalah instrumen penilaian kinerja.
Persentase kesesuaian yang didapatkan sebesar 15,17 % dan masuk dalam
kategori “tidak sesuai”.
Hasil analisis terhadap instrumen penilaian kinerja menunjukan
adanya kesesuaian dan ketidaksesuaian pada beberapa indikator. Terdapat
tiga indikator yang disesuaikan yaitu aspek keterampilan yang diukur,
konstruksi dan bahasa. Ketiganya memiliki kriteria masing-masing yang
dibedakan atas skor 0 sampai 4.
Kesesuaian terdapat pada aspek keterampilan yang diukur pada
beberapa instrumen dengan kriteria aspek keterampilan yang dimuat dalam
instrumen sesuai dengan KI dan KD. Kesesuaian juga ditemukan pada
kriteria dari indikator konstruksi dan bahasa. Ketidaksesuaian terdapat
pada beberapa kriteria dari indikator konstruksi dan bahasa. Dari segi
konstruksi ketidaksesuaian terdapat pada beberapa instrumen tidak
memuat petunjuk penggunaan instrumen, tidak memuat rubrik, memuat
rubrik penilaian tetapi tidak sesuai dengan kriteria rubrik Hal tersebut
tidak sejalan dengan salah satu jurnal yang berjudul “Practical
Assessment, Research and Evaluation”
yang ditulis oleh Barbara M
54
Moskal, penulis mengatakan dalam membuat instrumn penilaian kinerja
merupakan penilaian yang menilaia aktivitas, didalam instrumen termuat
kriteria yang disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai, rubrik
penilaian dengan skor yang jelas agar tidak bias atau multi tafsir. Tidak
ditemukannya rubrik dan penskoran yang jelas pada instrumen yang dibuat
oleh guru sebagai kriteria kunci menurut Kunandar dalam perencanaan
penilaian kinerja juga dianjurkan menyusun kriteria kedalam rubrik
penilaian agar penilaian bersifat objektif. Seperti yang dikatakan oleh
Widoyoko dalam bukunya bahwa penggunaan rubrik dapat menghindari
penilaian yang subjektif atau minimal dapat dikurangi dan guru menjadi
lebih mudah dalam melakukan penilaian terhadap hasil kerja siswa. 3
Pendapat di atas didukung juga oleh pendapat Wolf and stevens
yang menyatakan bahwa
“a rubric is a multi-purpose scoring guide for assessing student products
and performance. This tool works in a number of different ways to
advance the goals of an educational program. Not only do rubrics
contribute to student learning and they have great potential in particular
for non-traditional, first generation, and minority students, as well rubric
improve teaching, contribute to sound assessment, and are an important
source of information for program improvement”. 4
Inti dari pendapat diatas bahwa rubrik memiliki peran yang besar
dan berpotensi bagus untuk mengetahui kemajuan belajar siswa. Tidak
adanya rubrik dan penskoran yang jelas dalam instrumen mengakibatkan
instrumen sulit untuk digunakan serta banyak pernyataan yang bersifat
multitafsir yang dikhawatirkan instrumen tidak objektif dan instrumen
tidak mampu mengukur apa yang hendak diukur serta tidak mampu
memetakan kemampuan peserta didik sehingga hal tersebut tidak sejalan
dengan prinsip objektif dan validitas, karena terdapat instrumen yang tidak
sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. Bahasa yang digunakan juga
3
Eko Putro Widoyoko, Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah, (Jakarta: Pustaka
Pelajar, 2014), h. 161.
4
Kenneth Wolf And Ellen Stevens, The Journal of Effective Teaching: The Role of
Rubrics in Advancing and Assessing Student Learning Vol. 7, No 1, 2007 3-14, (University of
Colorado at Denver ande Health Science Center, 2007), h. 1
55
bersifat multitafsir selain itu, ditemukan instrumen yang hanya memuat
rubrik penilaian tanpa memuat aspek keterammpilan yang akan dinilai
sehingga membuat instrumen menjadi multitafsir dan tidak komunikatif.
Secara keseluruhan dalam instrumen penilaian kinerja, guru tidak
menggunakan atau memuat bahasa setempat atau daerah artinya bahasa
yang digunakan sesuai dengan aturan bahasa indonesia yang baik dan
benar. Guru kimia kelas x tidak memiliki instrumen protofolio untuk
mengukur kompetensi keterampilan. Hal ini tidak sejalan dengan
penelitian relevan yang telah dilakukan oleh Agung Haryono, dalam hasil
penelitiannya mengatakan guru diharapkan mengembangkan sistem
portofolio siswa yang berisi kumpulan sistematis tentang kemajuan dan
hasil belajar siswa. Menurutnya portofolio sangat berguna bagi sekolah,
orang tua maupun pihak tertentu yang memerlukan informasi secara rinci
tentang perkembangan belajar anak. 5
Jumlah instrumen secara keseluruhan yang mencakup sikap, pengetahuan
dan keterampilan sebanyak 9 jenis instrumen untuk mata pelajaran kimia kelas
x. hasil dilapangan menunjukan terdapat 3 jenis instrumen yang dimiliki guru
kimia kela x SMAN di Kota Bogor. 3 jenis instrumen tersebut adalah
observasi, tes tertulis dan penilaian kinerja masing-masing mewakili setiap
kompetensi maka dengan begitu instrumen yang digunakan belum bervariasi
sebagaimana menurut kunandar salah satu karakteristik penilaian autentik
adalah menggunakan instrumen yang bervariasi sesuai dengan tuntutan
kompetensi yang ada dalam kurikulum. 6 Selain itu juga penilaian belum
mengedepankan performansi karena instrumen penilaian kinerja belum bisa
menilaia keterampilan seutuhnya hal tersebut dapat dilihat dari hasil analisis
yang telah dilakukan. Meski demikian penilaian sudah secara komperehensif
dilakukan dalam arti kompetensi telah terwakili oleh masing-masing instrumen
5
Agung Haryono, Authentic Assessment dan Pembelajaran Inovatif dalam Pengembangan
Kemampuan Siswa, JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009. h. 4
6
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum
2013), Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2013. h. 42
56
tertentu. Menurut Muslich “kekomprehensifan dan keholistikan nampak pada
asesmen
yang
melibatkan
berbagai
ranah
kompetensi
(pengetahuan,
keterampilan dan sikap) dan kelengkapan cakupan kompetensi yang akan
dicapai”. 7
Hasil analisis menunjukan masih terdapat instrumen penilaian yang belum
sesuai dengan kompetensi yang dicapai terutama pada instrumen penilaian
sikap dan keterampilan. Indikator yang ada dalam instrumen belum sesuai
dengan tujuan kompetensi yang akan dicapai dari setiap materi. Indikator yang
dibuat guru dalam instrumen penilaian tidak terinci dan spesifik sesuai dengan
indikator dan tujuan pencapaian yang ada dalam RPP.
Berdasarkan analisis, kesesuaian instrumen penilaian autentik yang
mencakup tiga kompetensi pada mata pelajaran kimia kelas x SMAN di Kota
Bogor
masuk dalam kategori “tidak sesuai”. Hasil penelitian mengenai
kesesuaian instrumen penilaian autentik ini berbeda sengan hasil penelitian
sebelumnya yang dilakukan Desti Kurniawati pada tingkat Madrasah Aliyah
yang menyatakan dokumen penilaian autentik sudah termasuk kategori
“sesuai”. 8 Hal tersebut dikarenakan tempat penelitian yang berbeda dan pada
kondisi tuntutan kurikulum yang berbeda.
Instrumen penilaian autentik ketiga sekolah tersebut (kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan) tidak saling berkesinambungan dan
terintegrasi. Sebagaimana menurut Kunandar dalam melakukan penilaian
autentik dilakukan secara berkesinambungan (terus menerus) dan merupakan
satu kesatuan yang utuh sebagai alat untuk mengumpulkan informasi terhadap
pencapaian peserta didik. 9
Berdasarkan hasil analisis yang didapatkan beberapa instrumen penilaian
dapat dijadikan dapat dijadikan feed back baik untuk siswa maupun guru,
karena ketika suatu perencanaan dibuat secara matang dan sesuai dengan
7
Masnur Muslich, Autentic Assessment : Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi,
(Bandung: PT. Refika Aditama, 2010) hal. 3.
8
Desti Kurniawati, Profil Penggunaan Authentic Assessment dalam Pembelajaran Biologi di
Madrasah Aliyah se-Kota Bogor. (Jakarta: UIN Jakarta), h. 78
9
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013) hal. 40.
57
prinsipnya maka akan mendapatkan hasil yang maksimal dalam proses
pelaksanaan dan pada akhir pelaksanaan. Hal tersebut tidak sejalan
sebagaimana menurut kunandar penilaian autentik yang dilakukan guru dapat
digunakan sebagai umpan balik terhadap pencapaian kompetensi peserta didik
secara komprehensif. 10 Banyak sekali manfaat melakukan perencanaan yang
matang. Sebagaimana menurut Davis dkk., dalam Arifin mengemukaan tiga
kegunaan dalam mengemukakan bagian dalam sebuah perencanaan evaluasi
yaitu :
1. Evaluasi plan helps you determine whether or not you have stated your
objective in behavioral terms. If the conditions, behavior or standards or
objective have been stated ambiguously, you will have difficulty designing
a test to measure student achievement.
2. Evaluation Plan early in the design process is that you will be prepare to
collect the information you need when it is available.
3. Evaluation plan is that it provides sufficient time for test design. To design
a good test requires areful preparation, and the quality of a test usually
improves if it can be designed in a leisurly fashion. 11
Dari tiga kegunaan tersebut diimplikasikan oleh Arifin bahwa
“Perencanaan harus dirumuskan secara jelas dan spesifik, terurai dan
komprehensif sehingga perencanaan tersebut bermakna dalam menentukan
langkah selanjutnya. Melalui perencanaan evaluasi yang matang inilah kita
dapat menetapkan tujuan-tujuan tingkah laku (behavioral objective) atau
indikator yang akan dicapai, dapat mempersiapkan pengumpulan data dan
informasi yang dibutuhkan serta dapat menggunakan waktu yang tepat”. 12
Berdasarakan hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa sebagian guru
memahami maksud dari kurikulum 2013 dan penilaian autentik dalam
kurikulum 2013 yang mencakup penilaian kompetensi sikap, pengetahuan dan
10
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013) hal. 40.
11
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip, teknik, Prosedur, (Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya, 2013) h. 89.
12
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya, 2013) h. 89.
58
keterampilan. Para guru juga mengetahui betapa pentingnya suatu instrumen
penilaian dan komponen yang harus ada dalam instrumen penilaian.
Tidak dapat dipungkiri dan disalahkan keadaan instrumen di lapangan
berbeda
dengan
apa
yang
diharapkan.
Masih
terdapat
beberapa
ketidaksesuaian pada beberapa instrumen. Pasalnya, terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi guru dalam membuat instrumen penilaian. Faktor –
faktor tersebut adalah belum adanya pelatihan mengenai penilaian autentik
kurikulum 2013 pada tahun pelajaran 2013/2014. Selain itu beberapa guru
menganggap banyaknya administrasi yang harus diselesaikan membuat guru
selain mengajar, hal tersebut membuatnya kewalahan.
Telah kita ketahui bahwa administrasi yang harus dikerjakan guru setiap
harinya sangat banyak selain guru memiliki tanggung jawab utama yaitu
mengajar.
Kenyataannya, di SMAN guru mengajar banyak kelas dengan
jumlah murid yang sangat banyak membuat guru sulit mengkondisikan jenis
instrumen yang digunakan.
Dari berbagai alasan yang dikeluarkan, para guru mengakui seidealnya
guru memiliki jenis instrumen yang bervariasi agar pencatatan informasi
mengenai perkembangan belajar siswa dapat dilakukan secara akurat, jelas
dan terarah.
Selain itu narasumber lain dari salah satu SMAN juga mengakui bahwa
dalam melakukan penilaian autentik dibutukan suatu instrumen yang spesifik
agar dapat merekam apa yang akan direkam. Maka perlu adanya perhatian
dari pihak terkait terhadap instrumen penilaian autentik untuk terus
dikembangkan oleh guru yang sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.
Khususnya penilaian pada mata pelajaran kimia yang tidak hanya menekankan
pada hafalan dan penyelesaian soal. Namun, dibutuhkan juga penilaian
keterampilan dan sikap. Agar tujuan yang diharapkan dari stnadar penilaian
dalam kurikulum dapat tercapai.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian instrumen penilaian
autentik berdasarkan standar penilaian kurikulum 2013 pada mata pelajaran
kimia kelas x SMAN di Kota Bogor. Kesimpulan yang dapat tarik dari
penelitian yang telah dilakukan bahwa Persentase kesesuaian setiap
kompetensinya berbeda untuk instrumen penilaian kompetensi sikap sebesar
17,3% dan masuk dalam kategori “tidak sesuai”, persentase kesesuaian
instrumen penilaian kompetensi pengetahuan sebesar 28,63% dan masuk
dalam kategori “tidak sesuai”, sementara untuk persentase kesesuaian
instrumen penilaian kompetensi keterampilan sebesar 15,17% dan masuk
dalam kategori “tidak sesuai”
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai analisis instrumen
penilaian autentik pada mata pelajaran kimia tahun pelajaran 2013/2014, maka
saran yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Kepada para guru sebelum melakukan penilaian baik sikap, pengetahuan
dan keterampilan diharapkan merencanakan instrumen penilaian sebagai
pedoman dalam melakukan penilaian.
2. Kepada para guru yang telah melakukan penilaian dengan menggunakan
instrumen penilaian untuk terus meningkatkan kualitas instrumen dalam
mengukur aspek pesertadidik sesuai dengan kompetensi yang akan
dicapai.
3. Kepada para lembaga terkait/peneliti selanjutnya diharapkan untuk
melakukan pengembangan demi mengimplementasikan rumusan penilaian
sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku.
59
DAFTAR PUSTAKA
Airsiana, Peter W. Classroom Assessment Concept and Applications. New York:
Boston College McGraw-Hill, 2008.
Akbar, Sa’dun. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2013.
Amri, Sofan. Pengembangan & Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013
Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2013.
Anderson, Lorin W. dan Davis R Karthwohl. 2010. Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan
Bloom. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Apriani, Nur Syiam. “Pelaksanaan Penilaian Autentik (assessment authentic)
Pada Materi Kimia Kelas X di SMA Muhammadiyah”,Skripsi pada
Program sarjana UIN Yogyakarta, 2013.Tidak dipublikasikan.
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
2012.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Haryono, Agung. Authentic Assessment dan Pembelajaran Inovatif dalam
Pengembangan Kemampuan Siswa. JPE. Volume 2, Nomor 1, 2009.
Husamah dan Yanur Setyaningrum. Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian
Kompetensi. Jakarta: Prestasi Pustkarya, 2013.
Joni, T. Raka. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Malang: Yayasan Pusat
Pengkajian Latihan, dan Pengembangan Masyarakat, 1984.
Kunandar.Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan
Kurikulum 2013). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2013.
Kurniawati, Desti, “Profil Penggunaan Authentic Assessment Dalam
Pembelajaran Biologi di Madrasah Aliyah Se-Kota Bogor”, Skripsi pada
program sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Majid Abdul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2009.
60
61
Moskal, Barbara M. Recommendations for developing classroom performance
assessments and scoring rubrics. Practical Assessment, Research &
Evaluation, 8(14). 2013
Mulyasa. KTSP Kurkulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: ROSDA, 2007.
Muslich, Masnur. Autentik Assessment : Penilaian Berbasis Kelas dan
Kompetensi. Bandung: PT. Refika Aditama, 2011.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2014.
Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian
Pendidikan. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, 2013.
Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi
Kurikulum. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, 2013.
Purba, Michael. Kimia I untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga, 2006.
Purwanto, Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2002.
Riyanto, Yatim. Paradigma Ilmu Pembelajaran Sebagai Referensi bagi Pendidik
dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2009.
Rustendi, Tedi dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia Untuk Pendidikan Dasar,
Menengah dan Umum. Bandung: PT. SaranaPancakarya Nusa, 2013.
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2008.
Sukardi, M. Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya. Jakarta: PT. Bumi
Aksara. 2011.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Remaja
Rosdakarya, 2011.
Wahyudin, Uyu dkk. Evaluasi Pembelajaran SD. Bandung: UPI PRESS, 2006.
Widoyoko, Eko Putro. Penilaian Hasil Belajar di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2014.
Wilkinson, John. A Quantitative analysis Of Physitific Textbook for scientif
Literacy Themes.La Trobe University: Research in Education, 1999.
62
Wolf Kenneth and Ellen Stevens. The Role OfRubrics in Advancing and assessing
Student Learning, Vol. 7 No 1, 2007 3-14. University of Colorado: The
Journal of Effective Teaching.
Wulan, Ana Ratna. Pengertian dan Esensi Konsep, Evaluasi, Penilaian Tes dan
Pengukuran. Bandung: FMIPA UPI, TT
Yaumi, Muhammad. Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2013.
Zulfiani, Tonih Feronika dan Kinkin Suartini.Strategi Pembelajaran Sains.
Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.
63
Lampiran 1
Rubrik Penskoran Instrumen Penilaian Kompetensi Sikap
Jenis observasi
No
1
Indikator
Aspek sikap yang diukur
Skor
4
Rubrik
Memuat indikator yang sesuai
dengan KI 1, KI 2 dan seluruh KD
dari masing-masing KI 1 dan KI 2
(KD 1.1, KD 2.1, KD 2.2, KD 2.3)
3
Memuat indikator yang sesuai
dengan KI 1, KI 2 dan sebagian KD
dari masing-masing KI
2
Memuat Indikator yang sesuai
dengan salah satu KI dan seluruh KD
dari KI tersebut
1
Memuat Indikator yang sesuai
dengan salah satu KI dan sebagian
KD dari KI tersebut
0
Tidak terdapat indikator untuk
mengukur aspek sikap
2
Konstruksi
4
Memuat rubrik penilaian, petunjuk
penggunaan jelas, mudah dgunakan,
digunakan sesuai fungsinya
3
Bahasa
3
Memenuhi 3 kriteria dari 4 kriteria
2
Memenuhi 2 kriteria dari 4 kriteria
1
Memenuhi 1 kriteria dari 4 kriteria
0
Tidak memenuhi kriteria
4
Bahasa yang digunakan komunikatif,
menggunakan bahasa indonesia yang
baik dan benar, kalimat yang
digunakan tidak bersifat multitafsir,
64
Lampiran 1
dan tidak menggunakan bahasa
setempat
3
Memenuhi 3 kriteria dari 4 kriteria
2
Memenuhi 2 kriteria dari 4 kriteria
1
Memenuhi 1 kriteria dari 4 kriteria
0
Tidak memenuhi semua kriteria
65
Lampiran 2
Rubrik Penskoran Instrumen Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Jenis Tes Tertulis
No
Indikator
Skor
4
1
Rubrik
Soal sesuai dengan KI, KD, Indikator
dan memperhatikan keluasan materi
Materi
2
3
Memenuhi 3 kriteria dari 4 kriteria
2
Memenuhi 2 kriteria dari 4 kriteria
1
Memenuhi 1 kriteria dari 4 kriteria
0
Tidak memenuhi semua kriteria
4
Rumusan soal menggunakan kata tanya
yang tepat, terdapat petunjuk pengerjaan
soal yang jelas, adanya pedoman
penskoran, gambar atau data disajikan
dengan jelas dan terbaca
Konstruki
3
Memenuhi 3 kriteria konstruksi
instrumen
2
Memenuhi 2 kriteria konstruksi
instrumen
2
Memenuhi 1 kriteria konstruksi
instrumen
3
0
Tidak memenuhi semua kriteria
4
Bahasa yang digunakan komunikatif,
menggunakan bahasa indonesia yang
baik dan benar, kalimat yang digunakan
tidak bersifat multitafsir, dan tidak
Bahasa yang
menggunakan bahasa setempat
digunakan
3
Memenuhi 3 kriteria dari 4 kriteria yang
ada
2
Memenuhi 2 kriteria dari 4 kriteria yang
66
Lampiran 2
ada
1
Memenuhi 3 kriteria dari 4 kriteria yang
ada
0
Tidak memenuhi semua kriteria
67
Lampiran 3
Rubrik Penskoran Instrumen Penilaian Kompetensi Keterampilan
Jenis Penilaian Kinerja
No
1
Indikator
Aspek keterampilan
Skor
Rubrik
4
Memuat kriteria penilaian sesuai dengan
yang dimuat
KI, KD dan Indikator yang akan diukur
3
Memenuhi 2 kriteria dari 3 kriteria
2
Memenuhi 1 kriteria dari 3 kriteria
1
Memuat kriteria tetapi tidak sesuai
dengan KI, KD dan Indikator
2
Konstruksi
0
Tidak memuat kriteria
4
Memuat petunjuk penggunaan, Memuat
rubrik sesuai dengan kriteria (rubrik
memuat seperangkat indikator, indikator
dalam rubrik diurutkan berdasarkan
sistematika kerja, rubrik bersifat valid,
rubrik, bersifat feasible, rubrik dapat
memetakan kemampuan, rubrik disertai
dengan penskoran yang jelas)
3
Memuat petunjuk penggunaan dan
memuat rubrik sesuai dengan 3 sampai 4
kriteria rubrik
2
Memuat petunjuk penggunaan dan
memuat rubrik sesuai dengan satu sampai
2 kriteria rubrik
1
Memuat salah satu kriteria (petunjuk
penggunaan atau rubrik)
0
Tidak terdapat petunjuk penggunaan dan
rubrik
3
Bahasa
4
Bahasa yang digunakan komunikatif,
68
Lampiran 3
menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar, kalimat yang digunakan
tidak bersifat multitafsir, dan tidak
menggunakan bahasa setempat
3
Memenuhi 3 kriteria dari 4 kriteria
2
Memenuhi 2 kriteria dari 4 kriteria
1
Memenuhi 1 kriteria dari 4 kriteria
0
Tidak memenuhi kriteria
69
Lampiran 4
Lembar Analisis Instrumen Penilaian Kompetensi Sikap
Jenis Observasi
No
1
2
3
Indikator
Indikator Aspek Sikap
Konstruksi
Bahasa
Jumlah
Persentase
4
√
% 𝐾𝑒𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖𝑎𝑛 =
SMAN A
3
2
1
√
√
0
4
Nama SMAN
SMAN B
3
2
1
√
√
√
10
83%
9
75%
0
4
SMAN C
3
2 1
√
√
√
6
50%
∑ skor kategori kesesuaian yang didapatkan
𝑥 100 %
∑ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐾𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖 𝐾𝑒𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑢ℎ
0
70
Lampiran 5
Lembar Analisis Instrumen Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Jenis Tes Tertulis
No
1
2
3
Indikator
Materi
Konstruksi
Bahasa
Jumlah
Persentase
% 𝐾𝑒𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖𝑎𝑛 =
4
√
SMAN A
3 2 1
√
√
10
83%
0
Nama SMAN
SMAN B
4 3 2 1 0
√
√
√
11
91,67%
4
√
SMAN C
3 2 1
√
√
∑ skor kategori kesesuaian yang didapatkan
𝑥 100 %
∑ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐾𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖 𝐾𝑒𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑢ℎ
10
83%
0
71
Lampiran 6
Lembar Analisis Instrumen Penilaian Kompetensi Keterampilan
Jenis Penilaian Kinerja
No
1
2
3
Indikator
Indikator Aspek Keterampilan
Konstruksi
Bahasa
Jumlah
Persentase
4
√
% 𝐾𝑒𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖𝑎𝑛 =
SMAN A
3 2 1
0
√
√
7
58%
4
Nama SMAN
SMAN B
3
2
1 0
√
√
√
4
33%
4
SMAN C
3
2
1
∑ skor kategori kesesuaian yang didapatkan
𝑥 100 %
∑ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐾𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖 𝐾𝑒𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑢ℎ
0
0
0
√
√
√
72
Lampiran 7
Lembar Penilaian Otentik Sikap Siswa
Nama Sekolah
Tahun Pelajaran
Semester
Mata Pelajaran
Kelas / Program
Hari / Tanggal
Pokok bahasan/Materi
:
:
:
:
:
:
:
SMAN 1 Bogor
2013-2014
Genap
Kimia
............. / ...................
............. / ...................
...................................
Keterangan:
skor 1 – 4 :
4 = selalu
3 = sering
2 = kadang-kadang
1 = tidak pernah
Nilai = (skor perolehan / skor maks) x 100
Predikat :
Sangat Baik (SB) : 86 – 100
Baik (B) : 76 – 85
Cukup (C) : 60 – 75
Kurang (D) : < 59
Bogor, ...................................
Guru mata pelajaran Kimia,
Heri Reksa S.Pd
NIP. 196804141992011002
Predikat
Nilai
Jumlah
10 Rapih memebuang sampah
9 Tidak Ngobrol
8 Mudah bekerja sama
6 Mimiliki Catatan yang rapih
7 Ramah
5 Memeperhatikan Pelajaran
4 Tepat waktu
3 Mengikuti berdoa / tadarus
Nama Siswa
2 Memeberi salam
No.
1 Bepakaian bersih dan rapih
Skor Perilaku yang diamati
Lampiran 8
LEMBAR PENILAIAN SIKAP
Mata Pelajaran
:
KIMIA
Kelas / Program
TAHUN PELAJARAN
:
:
X / MIA ….
2013 / 2014
No.
Urut
SIKAP
Nama Siswa
AKTIF
1
Keterangan
1 : kurang baik
2 : baik
3 : sangat baik
2
BEKERJASAMA
3
1
2
3
TOLERANSI
1
2
3
Bogor,
2014
Guru Mata Pelajaran
Wahyu Siswanto, S.Pd
NIP.19660611 1990011004
Lampiran 9
74
PEMERINTAH KOTA BOGOR
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 3
Jalan Pakuan 4 Telepon (0251) 8321747, 8392144 Bogor 16143
LEMBAR OBSERVASI SIKAP SOSIAL
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Catatan :
a. isi dengan check list (√)
b. Jumlahkan check lis setiap peserta
c. Konversi dengan tabel
Mata Pelajaran : Kimia
Pendidik
: Nispi Suryani, S.Pd
Kelas / Sem
: X MIA
/ Genap
Urut
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Nomor
Induk
Nama
L/P
INDIKATOR KOMPETENSI SIKAP SOSIAL
Teliti
Jujur
Disiplin T. Jawab
JML
75
Lampiran 10
PEMERINTAH KOTA BOGOR
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BOGOR
Jln. IR. H. Juanda no. 16 Telp.. (0251) 8321758 KOTA BOGOR-16122
FAX. (0251) 8337532 E-mail :[email protected]
Website : http://www.sman1bogor.sch.id
LEMBAR SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS SEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Mata Pelajaran
Kelas/Program
Hari/Tanggal
Waktu
:Kimia
:X/MIA
: .............. .... Juni 2014
: 07.30 – 09.00 WIB
I. PILIHAN GANDA
1. Jika sepotong besi seluruhnya bereaksi dengan gas oksigen menjadi karat, maka massa karat akan …
a. sama dengan massa besi
d. dua kali massa besi
b. lebih kecil dari massa besi e. setengah kali massa besi
c. lebihbesardarimassabesi
2. 30 gram logam magnesium direaksikan dengan gas oksigen menghasilkan 54 gram magnesium oksida. Banyaknya
gas oksigen yang bereaksiadalah ….
a. 68 gram
d. 14 gram
b. 84 gram
e. 17 gram
c. 24 gram
3. Perbandingan massa gas hidrogen dan gas Nitrogen dalam pembentukan gas amoniak adalah 1 : 5, jika 2 gram gas
hidrogen direaksikan dengan 15 gram gas Nitrogen, maka gas amoniak yang akan terjadi sebanyak …..
a. 6 gram
d. 20 gram
b. 12 gram
e. 30 gram
c. 17 gram
4.
Diketahui data perbadingan massa nitrogen dan massa oksigen dalam pembentukan 3 senyawa nitrogen oksida
sebagai berikut :
Senyawa
Massa nitrogen
Massa oksigen
I
2 gram
8 gram
II
1 gram
12 gram
III
1 gram
8 gram
Maka perbandingan massa oksigen dalam ketiga senyawa tersebut adalah ....
a. 1 :2 : 3
d. 1 : 2 : 1
b. 2 : 4 : 1
e. 1 :3 : 2
c. 2 : 1 : 2
5. Pada suhu dan tekanan tertentu massa 2,5 liter gas H 2 adalah 0,2 gram, pada suhu dan tekanan yang sama massa 5 liter
gas X adalah 6 gram, maka Mr gas X adalah …….(ArH=1)
a. 10
d. 60
b. 12
e. 120
c. 30
6. 0,2 mol Aluminium direaksikan dengan 0,6 mol larutan asam sulfat menurut persamaan reaksi
2 Al (s) +3 H 2 SO 4(aq) → Al 2 (SO 4 ) 3(aq) + 3 H 2(aq)
Maka zat yang besisa adalah .....sebanyak ……
a. Al sebanyak 0,2 mol
d. H 2 SO 4 sebanyak 0,4 mol
b. Al sebanyak 0,3 mol
e. H 2 SO 4 sebanyak 0,3 mol
c. H 2 SO 4 sebanyak 0,2 mol
UKK-Genap/Kimia/X MIA/SMAN 1 Bogor/2013-2014
76
Lampiran 10
7.
Dalam 3 gram suatu senyawa yang terdiri dari hidrogen dan karbon (hidrokarbon),jika massa karbon adalah
2,4gram dan sisanya massa hidrogen, senyawa tersebut mempunyai rumus empiris ....
(Dik. Ar C=12, Ar H =1)
d. C 2 H 4
a. CH 2
e. C 2 H 5
b. CH 3
c. C 2 H 3
8.
Sebanyak 38 gram padatan kalsium sulfat hidrat(CaSO 4 . xH 2 O)dipanaskan hingga tersisa 27,7 gram kalsium sulfat
anhidrat, maka rumus molekul kalsium sulfat hidrat tersebut adalah ....
(Dik. Ar Ca=40, Ar S= 32, Ar O=16, Ar H=1)
d. CaSO 4 . 5H 2 O
a. CaSO 4 . 2H 2 O
e.CaSO 4 . 7H 2 O
b. CaSO 4 . 3H 2 O
c. CaSO 4 . 4H 2 O
9. Untuk membuat larutan NaOH 0,5 Molar sebanyak 400 ml, massa NaOH yang perlukan adalah .....
(Dik. Ar Na=23, Ar O = 16, Ar H=1)
a. 2 gram
d. 8 gram
b. 4 gram
e. 40 gram
c. 6 gram
10. 21 gram propana C 3 H 6 dibakar dengan persamaan reaksi berikut:
6 CO 2 + 6 H 2 O dalam keadaan (STP), kan menghasilkan Gas CO 2 sebanyak
2 C3H6+ 9 O2
......(Dik.ArC=12,ArH=1, Ar O=16)
a. 44,8liter
d. 33,6 liter
b. 2,24liter
e. 2,21 liter
c. 3,36 liter
11. Dari uji daya hantar listrik dihasilkan data sebagai berikut ;
Pengamatanlampu
Larutan
nyala
Tidaknyala
1
√
2
√
3
√
4
√
5
√
Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan larutan …
a. 1 = non elektrolit 2 = elektrolit kuat
b. 1 = elektrolit lemah2 = elektrolit lemah
c. 2 = non elektrolit 5 = elektrolit kuat
d. 3 = elektrolit kuat4 = non elektrolit
e. 4 = non elektrolit 5 = non elektrolit
Gelembungpadaelektroda
ada
Tidakada
√
√
√
√
√
-
12. Pasangan senyawa berikut yang dua-duanya termasuk senyawa elektrolit adalah ….
a. Garamdapurdangula
b. Natrium hidroksidadanspiritus
c. Garamdapurdanasamklorida
d. Asamkloridadanspiritus
e. Guladanspiritus
13. Senyawa kovalen yang tidak dapat menjadi larutan elektrolit adalah ….
a. HCl
d. CH 4
e. NH 4 OH
b. HNO 3
c. H 2 SO 4
14. Dalam Larutan (NH 4 ) 2 SO 4 terdapat ion……
a. O2b. NH 4 2+
d. SO 4 2e. NH 4 +
UKK-Genap/Kimia/X MIA/SMAN 1 Bogor/2013-2014
77
Lampiran 10
c.
SO2+
15. Pasangan senyawa berikut yang dua-duanya termasuk senyawa nonelektrolit adalah ….
a. Garamdapurdangula
b. Natrium hidroksidadanspiritus
c. Garamdapurdanasamklorida
d. Asamkloridadanspiritus
e. Guladanspiritus
16. Pasangan senyawa yang keduanya merupakan elektrolit lemah adalah …..
d. NaCldan NH 4 Cl
a. HCldan H 2 SO 4
e. CH 3 COOH dan NH 4 OH
b. HNO 3 dan KOH
c. KOH dan NH 4 Cl
17. Yang merupakan senyawa oksida asam adalah .....
a. CaO
d. Al(OH) 3
e. H 2 CO 3
b. Al 2 O 3
c. SO 3
18. Salah satu yang merupakancirifisiklarutanasamadalah …….
a. Rasanya pahit
d. pH-nya diatas 7
b. Ditangan terasa kesat
e. bersifat mengendap
c. Membirukanlakmusmerah
19. Untukmempeolehlarutancuka 10%, banyaknyaair yang harusditambahkankedalam200 ml cuka 25%
adalahsebanyak ….
a. 300 ml
d. 100 ml
b. 200 ml
e. 50 ml
c. 150 ml
20. Dalamsuatupenelitianlingkunganhidup di suatumuarasungai, deperoleh data bahwasetiap2Liter air
sungaimengandung5miligram Kadnium, berarti kandungankadniumdalam air sungaitersebut adalah sebesar .....
(BJ air sungai = 1 gram/ml)
a. 0,25 %
d. 2,5 ppm
b. 2,5 %
e. 25 ppm
c. 0,25 ppm
21.Reaksioksidasiadalah …..
a. PelepasanOksigen
b. Pelepasanelektron
c. Penurunanbiloks
d. Penerimaanbiloks
e. Pengikatanelektron
22. Yang merupakan contoh reaksi reduksi konsep 1 adalah …
Ag
a. Ag+ + e
b. 2 NiO + C
2 Ni + CO 2
Fe 2 O 3
c. 2 Fe + 3 O 2
d. 2 AgO
2 Ag + O 2
2 Al+2 + 3 Zn
e. 2 Al + 3 Zn+
23. Dalam Reaksi Zn + CuCl 2 → ZnCl 2 + Cu reaksi oksidasi yang terjadi adalah .....
d. Zn
Zn2+ + 2 e
a. Cu
Cu2+ + 2 e
2+
Cu
e. Cl 2 + 2 e
2 Clb. Cu + 2 e
2+
Zn
c. Zn + 2 e
24. Yang termasukreaksiredoksadalah ….
CaO + CO 2
a. CaCO 3
H 2 O + CO 2
b. H 2 CO 3
NaCl
c. Na+ + Cl2 NaF + Cl 2
d. 2 NaCl +F 2
UKK-Genap/Kimia/X MIA/SMAN 1 Bogor/2013-2014
78
Lampiran 10
e. 2 NaCl + BaSO 4
Na 2 SO 4 + BaCl 2
25. Diantara reaksi berikut yang bukan reaksi redoks adalah …
2 NaCl + F 2
a. Cl 2 + 2 NaF
b. 2 Na + HCl
NaCl + H 2
Na 2 SO 4 + 2 HCl
c. 2 NaCl + H 2 SO 4
d. 2 CuO + C
2 Cu + CO 2
AgNO 3 + NO 2 + H 2 O
e. Ag + HNO 3
26. BilanganoksidasiCrdalamsenyawa K 2 Cr 2 O 7 adalah ……
a. –1
d. +5
b. –2
e. +6
c. +3
27. Bilangan Oksidasi P dalam senyawa PO 4 -3 adalah …..
a. +2
d. +5
b. +3
e. +6
c. +4
28. Padabaterai jam tangan terjadireaksiredoks ….
2 MnO + Zn(OH) 2
a. Zn + 2 MnO 2 + 2 H 2 O
Zn(NH 3 ) 2 Cl 2 + 2 MnO
b. Zn + 2 MnO 2 + 2NH 4 Cl
PbSO 4 + 2 H 2 O
c. Pb + PbO 2 + 2 H 2 SO 4
2 Ag + Zn(OH) 2
d. Ag 2 O + H 2 O + Zn
CdO + Ni(OH) 2 + H 2 O
e. Cd + Ni(OH) 3
29. Pada proses fotosintesis unsur yang sebagai reduktor adalah ....
A. CO 2
B. H 2 O
C. Karbon
D. Glukosa
E. Oksigen
30. Perhiasan dari logam tembaga dapat disepuh menjadi logam emas dengan bantuan arus listrik, maka perhiasan
tembaga harus disambungkan dengan kutub....... akan terjadi reaksi ..........
a. Kutub negatif Cu
Cu2+ + 2 e
2+
Au
b. Kutub negatif Au + 2 e
c. Kutub positif Au
Au2+ + 2 e
Au
d. Kutub positif Au2+ + 2 e
Cu
e. Kutub positif Cu2+ + 2 e
II. URAIAN
31. Tuliskan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi dalam proses perkaratan besi berdasarkan konsep 2!
32. Bagaimana cara membuat baterai 3 Volt dari buah?
33. Mengapa larutan gula tidak dapat menghantarkan listrik ?
34. 11,2 gram Besi(Ar = 56) direaksikan dengan larutan Asam kloridameghasilkan larutan besi(III)kloridadan gas
hidrogen,
a. Tuliskanpersamaanraksinyasetaranya ?
b. Berapa liter gas Hidrogen yang dihasilkan diukur pada suhu dan tekanan yang sama dimana 1 liter gas N 2
massanya 14 gram ?(Ar N= 14)
35. Berapa jumlah molekul gula yang terdapat dalam 10 ml larutan gula 0,1 M ?
UKK-Genap/Kimia/X MIA/SMAN 1 Bogor/2013-2014
79
Lampiran 11
DOKUMEN NEGARA
SANGAT RAHASIA
PEMERINTAH KOTA BOGOR
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 2 BOGOR
ULANGAN KENAIKAN KELAS SEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014
LEMBAR SOAL
Mata Pelajaran
Jenjang Sekolah
Kelas
Hari/Tanggal
Di mulai pukul
Di akhiri pukul
:
:
:
:
:
:
KIMIA ( Peminatan)
SMA
X (sepuluh) MIA
Sabtu, 7 Juni 2014
07.00 WIB
08.30 WIB
PETUNJUK :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Disediakan Lembar Jawaban Komputer (LJK) dan Lembar Jawab Uraian (Essay)
a. LJK dipergunakan untuk jawaban soal Pilihan Ganda
b. Tulislah dengan jelas ; Nama, Nomor Peserta, Tanggal, Mata Pelajaran, dan Tanda Tangan dengan
menghitamkan bulatan kecil pada LJK sesuai petunjuk
c. Jawaban dikerjakan dengan cara menghitamkan bulatan kecil sesuai dengan jawaban yang Anda anggap
benar
d. Apabila ada jawaban yang keliru, ingin memperbaikinya, hapuslah dengan karet penghapus sampai bersih
jangan sampai rusak, basah atau kotor
e. Jawaban dikerjakan dengan menggunakan pensil 2B
Untuk soal uraian dikerjakan pada lembar terpisah khusus untuk uraian
Periksa dan bacalah soal sebelum menjawab
Laporkan kepada Pengawas Ujian kalau terdapat tulisan kurang jelas, rusak atau jumlah soal kurang
Dahulukan menjawab soal yang dianggap mudah
Dilarang menggunakan HP dan kalkulator,atau alat hitung elektronik lainnya untuk menghitung
Periksalah pekerjaan Anda sebelum diserahkan kepada Pengawas Ujian.
SELAMAT BEKERJA
I. Pilihan Ganda
1.
2.
Perbandingan massa gas hidrogen dan gas oksigen
dalam pembentukan uap air adalah 1 : 8, jika 3 gram gas
hidrogen direaksikan dengan 30 gram gas oksigen maka
uap air yang terjadi adalah …..
A. 27 gram D. 6 gram
B. 24 gram E. 38 gram
C. 33 gram
perbandingan massa B dalam senyawa 1 dengan massa
B dalam senyawa 2 adalah …..
A. 8 : 3
C. 4 : 2
E. 2 : 4
B. 3 : 8
D. 4 : 3
4.
24 liter gas hidrogen bereaksi dengan gas oksigen
menjadi uap air menurut persamaan reaksi:
2 H2 (g) + O2(g)
→ 2 H2O (g)
maka volume uap air yang dihasilkan adalah ……
A. 24 liter
C. 22,4 liter
E. 48 liter
B. 12 liter
D. 44,8 liter
5.
10 liter gas A2 tepat bereasi dengan 15 liter gas B2
membentuk 10 liter gas AxBy pada suhu dan tekanan
yang sama. Maka nilai x dan y adalah …..
A. 1 dan 2
D. 3 dan 2
B. 2 dan 3
E. 2 dan 1
C. 1 dan 3
6.
20 liter gas CxHy dibakar habis bereaksi dengan gas
oksigen, ternyata menghabiskan 50 liter gas oksigen dan
menghasilkan 40 liter gas CO2, maka rumus molekul gas
CxHy adalah ……..
A. C2H2
D. C3H6
Diketahui data perbadingan massa Massa nitrogen dan
massa oksigen dalam pembentukan 2 senyawa nitrogen
oksida sebagai berikut :
Senyawa
I
II
Massa nitrogen
1 gram
1 gram
Massa oksigen
1,33 gram
2,66 gram
Maka perbandingan massa oksigen dalam kedua
senyawa tersebut secara berurutan adalah ….
A. 1 : 2
D. 1 : 4
B. 2 : 1
E. 1 : 3
C. 4 : 3
3.
Unsur A dan unsur B dapat membentuk 2 macam
senyawa, senyawa 1 mempunyai 20% massa A,
sedangkan senyawa 2 mempunyai 40% massa A. maka
80
Lampiran 11
B. C2H4
C. C2H6
7.
8.
9.
C.
D.
E.
E. C3H8
10 liter gas etana C2H6 dibakar menurut persamaan reaksi
: 2 C2H6 + 7 O2 → 4 CO2 + 6 H2O
diukur pada suhu dan tekanan yang sama volume gas
CO2 yang dihasilkan adalah ….
A. 4 liter
D. 20 liter
B. 8 liter
E. 40 liter
C. 16 liter
5 liter campuran gas metana CH4 dan gas etana C2H6
dibakar sempurna, menghasilkan 7 liter gas CO2 (diukur
pada suhu dan tekanan yang sama). Berapa liter volume
gas metana dalam campuran tadi ?
A. 1 liter
D. 4 liter
B. 2 liter
E. 2,5 liter
C. 3 liter
Persentase massa C dalam senyawa CaCO3
….. (Ar Ca = 40, Ar C = 12, Ar O = 16)
A. 40 %
D. 48 %
B. 12 %
E. 100 %
C. 16 %
adalah
ditaburi 200 kg pupuk urea CO(NH2)2, maka banyaknya
tambahan nitrogen per meter persegi adalah ……. ( Ar C
= 12, Ar N = 14, Ar H = 1 )
A. 60 gram D. 9,33 gram
B. 14 gram E. 1200 gram
C. 4,67 gram
11. Pada suhu dan tekanan tertentu x molekul gas N2
mempunyai volume 2 liter, pada suhu dan tekanan yang
sama 4x molekul gas CH4 mempunyai volume..
A. 4 liter
D. 10 liter
B. 6 liter
E. 2 liter
C. 8 liter
12. Pada suhu 27 oC dan tekanan 1 Atm 1 mol gas N2
mempunyai volume … ( R= 0,082 l tm/mol oK )
A. 22,4 liter D. 56 liter
B. 24,6 liter E. 14 liter
C. 28 liter
, H = 1 ), maka Mr dari CO(NH2)2 adalah…
A. 35
C. 60
E. 65
B. 55
D. 63
17. Unsur X mengandung 3.01 x 1022 atom dan mempunyai
massa 2 gram. Massa Atom relative unsur X adalah….
A. 4
C. 20
E. 80
B. 10
D. 40
18. Volume dari 8 gram gas oxigen (Ar = 16) pada keadaan
standar (STP) adalah ….
A. 5,6 liter C.
10 liter
B. 8 liter
D. 12 liter
E.
192 liter
19. 2,7 gram Aluminium direaksikan dengan larutan asam
sulfat menurut persamaan reaksi :
2 Al (s) + 3H2SO4 (aq) → Al2(SO4)3 (aq) + 3H2 (g)
pada keadaan STP volume gas Hidrogen yang dihasilkan
sebanyak …… (Ar Al = 27)
A. 2,24 liter D. 0,1 liter
B. 3,36 liter E. 40,5 liter
C. 3, 2 liter
20. Pada mesin mobil terjadi pembakaran bensin C8H18 (Mr =
10. Suatu lahan pertanian seluas 1 hektar (10.000 M2),
13. Diketahui massa Atom relatif ( Ar O = 16 , N = 14
12,02 x 10 23 molekul
24,08 x 10 23 molekul
48,16 x 10 23 molekul
C = 12
114) menurut persamaan reaksi
2 C8H18 + 25 O2 → 16 CO2 + 18 H2O
Jika bensin yang terbakar sebanyak 2,28 gram, volume
gas karbon dioksida yang dihasilkan sebanyak ……..
(diukur dalam keadaan STP)
A. 3.584 liter
D. 16 liter
B. 44,8 liter E. 32 liter
C. 4,48 liter
21. Pembakaran sempurna 44 gram C3H8 sesuai persamaan
reaksi : C3H8 + O2 → CO2 + H2O
( reaksi belum setara )
akan menghasilkan uap air sebanyak …..
(Ar C = 12, Ar H = 1, Ar O = 16)
A. 72 gram D. 176 gram
B. 4 gram
E. 89,9 gram
C. 18 gram
22. 8 mol gas O2 digunakan untuk membakar 6 mol gas CH4
menurut persamaan reaksi sebagai berikut :
CH4 + 2 O2 → CO2 + 2 H2O
zat yang berlebih adalah ….
A. CH4 sebanyak 2 mol
B. H2O sebanyak 5 mol
C. O2 sebanyak 2 mol
D. O2 sebanyak 16 mol
E. CO2 sebanyak 2 mol
14. Pada reaksi a Fe2O3 + b S  c Fe + d SO2 , nilai a , b
, c dan d berturut-turut:
A. 1,1,1,1
D. 1,1,1,2
B. 1,1,2,2
E. 2,3,4,3
C.
2,2,2,1
15. Diketahui Ar C = 12 , H = 1 , O = 16 , maka massa dari 0,5
mol C6H12O6 adalah ….
A. 45 gram
B. 60gram
C. 120 gram
D. 90 gram
E. 180 gram
16. Dalam 8 gram gas Oksigen ( O2 ) terdapat jumlah molekul
oksigen sebanyak …. ( Ar O = 16 )
A. 1,505 x 10 23 molekul
B. 3,010 x 10 23 molekul
23. 112 gram besi direaksikan dengan 64 gram gas O2
menurut persamaan reaksi :4Fe + 3 O2 → 2 Fe2O3 (dik
Ar Fe = 56, Ar O= 16) .Pereaksi pembatas adalah …
A. Fe
D. tidak ada
B. O2
E. semua bereaksi tepat
C. Fe2O3
24. Jika 42 gram MgSO4. xH2O dipanaskan, akan dihasilkan
24 gram senyawa anhidrat (Ar S = 32,
Mg = 24, O = 16, H = 1). Harga x adalah ….
A. 2
D. 5
B. 3
E. 6
C. 4
81
Lampiran 11
25. Fermentasi buah anggur menghasilkan suatu zat organik.
Zat ini mengandung 52,2 % Karbon , 13 % Hidrogen
dan sisanya oksigen . Rumus empiris zat organik
tersebut adalah ....
(Ar C = 12, Ar H = 1, Ar O = 16)
A. C2H3O
D. C2H5O
B. CH2 O
E. C2H6O
C. CH3O
26. Gas Metana ( CH4 ) direaksikan dengan gas oxygen
menurut persamaan reaksi :
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)
Jika volume gas oxygen yang direaksikan sebanyak 30
mL, Maka volume gas carbon dioxide yang dihasilkan
adalah...
A. 15 mL
C. 60 mL
E. 120 mL
B. 30 mL
D. 90 Ml
27. Diketahui massa atom relatif dari S =32, Al = 27,
=16, dan H =1, maka massa molekul relatif dari
Al2(SO4)3.18H2O adalah ....
A. 342
D. 566
B. 366
E. 666
C. 456
O
28. Termasuk non elektrolit adalah ….
A.
B.
C.
D.
E.
larutan garam dapur / NaCl
larutan asam lambung / HCl
larutan asam cuka / CH3COOH
larutan alcohol / C2H5OH
larutan soda api /soda kaustik / NaOH
Nyala lampu
+++
++
-
Gelembung
+++
+++
+++
-
30. Zat dibawah ini yang tergolong elektrolit lemah adalah....
D. gula
E . alkohol
31. Zat pengoksidasi disebut….
A. Reduktor
D. reduksi
B. Oksidator E. redoks
C. Oksidasi
32. Bilangan oksidasi Mn dalam senyawa KMnO4 adalah…
A. +2
B. +3
C. +5
D. +6
E. +7
33. Bilangan oksidasi P dalam senyawa H3PO4 adalah….
A. +3
B. +4
C. +5
D. +6
E. +7
34. Pada reaksi Cl2 + 2e  2Cl- termasuk reaksi…
1. redoks
2. oksidasi
3. disporposionasi
D. otoredoks
E. Reduksi
1. Diantara reaksi di bawah ini tentukan reaksi Nomor berapa
yang bukan merupakan reaksi Redoks !
1) NaOH + HCl  NaCl + H2O
2) C + O2  CO2
3) N2 + 3 H2  2 NH3
4) SO2 + 1/2 O2  SO3
2. Hitunglah biloks Unsur yang bergaris bawah dari senyawa :
a). H2CO3
b). H3PO3
3. Diketahui data Massa Atom relatif :
Ar C = 12 , H = 1 , O = 16 , S = 32 , N =14 )
Hitunglah Massa molekul relatif ( Mr ) dari senyawa di
bawah ini :
a). CO(NH2)2
b). CH3COOH
4. Pada pebakaran sempurna 1 liter gas CxHy dihasilkan 3 liter
gas CO2 dan 4 liter Uap air (diukur pada suhu dan tekanan
yang sama) . Tentukan rumus kimia gas CxHy !
Elektrolit kuat , Elektrolit lemah dan Non elektrolit
Dari data diatas maka pernyataan yang benar adalah.….
A. Larutan A dan C elektrolit kuat
B. Larutan B dan D bukan elektrolit
C. Larutan B dan C elektrolit lemah
D. Larutan A, B, dan C elektrolit kuat
E. Larutan B bukan elektrolit
A. cuka
B. asam sulfat
C. asam klorida
Essai :
5. Sebutkan masing-masing 3 contoh larutan yang termasuk
29. Diketahui data berikut :
Jenis larutan
A
B
C
D
35. Yang termasuk reaksi Reduksi adalah ......
A. Mg  Mg2+ + 2e
D. Ca  Ca2+ + 2e
+
B. Na  Na + e
E. 2Na + 1/2 O2  Na2O
C. Cu2+ + e  Cu+
82
Lampiran 12
1. Diketahui rumus kimia beberapa zat :
HCl
CO(NH 2 ) 2 HNO 3
Ba(OH) 2
CaI2
Fe(OH) 3 NaBr
H2S
Al(OH) 3 CH 3 COOH C 6 H 12 O 6 C 2 H 5 OH
a. Yang termasuk elektrolit kuat …
b. Yang termasuk asam …
c. Yang termasuk larutan basa ........
d. Yang termasuk elektrolit lemah …
e. Yang merupakan larutan non elektrolit adalah …
2. Tuliskan reaksi ionisasi garam-garam berikut:
a. Ca(NO 3 ) 2 
b. Al 2 (SO 4 ) 3 
c. NH 4 NO 3 
d. HNO 3 
e. Na 3 PO 4 
3. a. Tulislah nama senyawa dibawah ini:
• Na 2 CO 3
:
• CuSO 4
:
• Fe 2 (SO 4 ) 3
:
• BaBr 2
:
• SnF 2
:
b. Tuliskan rumus kimia zat berikut :
• Difosfor trioksida
:
• Timbal (II) Klorida
:
• Natrium Nitrat
:
• Tembaga (II) sulfida
• Timah (IV) oksida
:
4. Setarakan persamaan reaksi dibawah ini :
a. N 2 (g) + H 2 (g)  NH 3 (g)
b. C 3 H 6 (g) + O 2 (g)  CO 2 (g) + H 2 O(g)
c. Al 2 O 3
+ H 2 SO 4 → Al 2 (SO 4 ) 3 + H 2 O
d. Al + HCl →
AlCl 3 + H 2
e. HNO 3
+ H2S
→
NO + S + H 2 O
5. Tentukan oksidator, reduktor, hasil oksidasi dan hasil reduksi pada masing-masing reaksi
berikut!
a. KMnO 4 + H 2 C 2 O 4 + H 2 SO 4  K 2 SO 4 + MnSO 4 + CO 2 + H 2 O
b. SnCl 2 (s) + I 2 (g) + 2 HCl(l) → SnCl 4 (s) + 2 HI(aq)
c. K 2 Cr 2 O 7 + SnCl 2 + HCl→ CrCl 3 + SnCl 4 + KCl + H 2 O
6. Pada pembakaran sempurna 5 liter (T,P) gas C x H y diperlukan 15 liter (T,P) gas oksigen
dan dihasilkan 10 liter (T,P) gas karbondioksida sesuai persamaan reaksi berikut :
C x H y(g) + O 2(g) → CO 2(g) + H 2 O (l) (belum setara). Tentukan rumus C x H y .
Kimia/UAS/Genap/1314
83
Lampiran 12
7. Suatu senyawa C x H y O z tersusundari 40% karbon, 6,67 % H, dan sisanya oksigen. Jika 0,5
mol senyawa tersebut mempunyai massa 45 gram. Tentukan rumus empiris dan rumus
molekul senyawa tersebut. Jika diketahui Ar C =12, H =1, dan O =16)
8. 5,4 gram logam Aluminium direaksikan dengan larutan asam sulfat encer menghasilkan
larutan aluminium sulfatdan gas hidrogen., menurut reaksi :
Al (s) +H 2 SO 4(aq) →Al 2 (SO 4 ) 3(aq) +H 2(g) (belum setara). Jika diketahui (Ar : Al = 27, H =1,
S = 32,O = 16)tentukan :
a. Berapa massa aluminium sulfat yan terbentuk ?
b. Berapa liter gas hidrogen yang terjadi jika pada kondisi yang sama 7 liter
gas CO massanya 14 gram.
9. Sebanyak 20 gram CaCO 3 dilarurkan dalam 1 liter larutan asam klorida 0,2 M menurut
persamaan reaksi : CaCO 3 (s) + 2 HCl (aq)  CaCl 2 (aq) + CO 2 (g) + H 2 O (l).
Jika Ar Ca = 40, C = 12, H = 1, Cl = 35,5, O = 16. Tentukan :
a. pereaksi pembatas
b. massa pereaksi sisa
c. massa CaCl 2 yang terbentuk
d. volume gas CO 2 yang terbentuk pada STP.
10. Jika 25 gram garam tembaga sulfat hidratdipanaskan menghasilkan 16 gram garam
tembaga sulfat anhidrat sesuai dengan persamaan reaksi: CuSO 4 .xH 2 O→ CuSO 4 +
xH 2 O.
Jika diketahui Ar Cu = 64, S = 32 O=16 dan H= 1
Tentukan rumus molekul senyawa hidrat tersebut
SELAMAT BEKERJA
Kimia/UAS/Genap/1314
84
Lampiran 13
PEMERINTAH KOTA BOGOR
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 3 BOGOR
KISI-KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Mata Pelajaran
Penyusun
Kelas/Program/Semester
Alokasi Waktu
No
KOMPETENSI INTI
Memahami ,menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
: KIMIA
: Nispi Suryani,S.Pd.
: X/ MIPA/Genap
: 120 Menit
KOMPETENSI DASAR
Menganalisis sifat larutan
elektrolit dan larutan
nonelektrolit berdasarkan
daya hantar listriknya
3.10
Menerapkan aturan
IUPAC untuk penamaan
senyawa anorganik dan
organik sederhana.
MATERI POKOK
INDIKATOR SOAL
BENTUK SOAL
NOMOR SOAL
ESSAY
1
Diketahui beberapa senyawa.
Siswa dapat menuliskan reaksi
ionisasi senyawa tersebut
ESSAY
2
a. Diberikan beberapa rumus
molekul senyawa. Siswa dapat
menuliskan nama senyawa
tersebut b. Diberikan beberapa
nama senyawa. Siswa dapat
menuliskan rumus molekul
senyawa tersebut.
ESSAY
3
ESSAY
4
ESSAY
5
ESSAY
6
Diberikan perntase beberapa
unsur penyusun senyawa,mol
dan massa senyawa. Siswa dapat
menentukan rumus empiris dan
rumus molekul senyawa
tersebut.
ESSAY
7
Diberikan massa suatu logam
dan persamaan reaksi yang
belum setara. A. Siswa dapat
menetukan massa salah satu zat
yang terbentuk.b. siswa dapat
menentukan volume gas yang
terbentuk dibandingkan dengan
gas yang lain.
ESSAY
8
Larutan elektrolit dan non Diberikan beberapa
elektrolit
senyawadengan rumus kimia
nya. Siswa dapat menentukan :
a. Zat yang termasuk elekyang
kuat.
b. zat yang termasuk asam.
c. zat yang termasuk basa. d. zat
yang termasuk elektrolit lemah.
e. zat yang merupakan non
elektrolit.
Tata nama senyawa
3.11. Menerapkan konsep
Persamaan Reaksi
massa atom reletif dan massa
molekul reletif, Persamaan
reaksi, hukum-hukum dasar
kimia, dan konsep mol untuk
menyelesaikan perhitungan
kimia
Diberikab beberapa persamaan
reaksi. Siswa dapat
menyetarakan persamaan reaksi
tersebut.
3.9. Menganalisis
Reaksi Redoks
perkembangan konsep reaksi
oksidasi-reduksi serta
menentukan bilangan
oksidasi atom dalam molekul
atau ion.
3.11. Menerapkan konsep
Hukum Avogadro
massa atom reletif dan massa
molekul reletif, Persamaan
reaksi, hukum-hukum dasar
kimia, dan konsep mol untuk
menyelesaikan perhitungan
kimia
Diberikan beberapa persamaan
reaksi. Siswa dapat menentukan
reduktor,oksidator, hasil reduksi
dan hasil oksidasi.
Rumus empiris dan rumus
Molekul
Stoikiometri Reaksi
Diberikan persamaan reaksi dan
volume gas yang bereaksi dan
volume hasil reaksi. Siswa dapat
menentukan rumus molekul pada
reaksi tersebut.
Pereaksi Pembatas
Anhidrat
Diberikan massa suatu senyawa,
volume dan molaritas dan
persamaan reaksi yang setara
serta massa atom relatif unsurunsur.
a.Siswa dapat
menentukan pereaksi pembatas
b. Siswa dapat menentukan
massa pereaksi sisa.
c. Siswa dapat menetukan massa
zat yang terbentuk.
d. siswa dapat menentukan
volume gas yang terbentuk pada
STP.
Diketahui massa senyawa
anhidrat dan massa zat yang
teruraidengan massa atom relatif
unsur-unsur. Siswa dapat
menentukan rumus molekul
senyawa hidrat .
Bogor, 19 Mei 2014
Guru Mata Pelajaran Kimia,
Nispi Suryani, S.Pd.
NIP. 19661127 1990032005
ESSAY
9
ESSAY
10
86
Lampiran 14
Lembar Penilaian Otentik Keterampilan Siswa
Nama Sekolah
Tahun Pelajaran
Semester
Mata Pelajaran
Kelas / Program
Hari / Tanggal
Siklus / Pertemuan ke
Pokok bahasan/Materi
:
:
:
:
:
:
:
:
SMAN 1 Bogor
2013-2014
Genap
Kimia
............. / ...................
............. / ...................
............. /....................
...................................
Nilai
3,66 - 4,00
3,33 - 3,65
3,00 - 3,23
2,66 - 2,99
2,33 - 2,65
2,00 - 2,32
1,66 - 1,99
1,33 - 1,65
0,00 - 1,32
Predikat
A
AB+
B
BC+
C
D+
D
Bogor, ..................................
Guru mata pelajaran Kimia,
Heri Reksa S.Pd
NIP. 19680414 199201 1 002
Predikat
Nilai
Jumlah
Komunikasi
Mencipta
Menalar
Membuat laporan
Mengamati, mengukur
Melakukan Percobaan
Merancang Percobaan
Menggali Informasi
Nama Siswa
Menjawab
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Keterangan
Menanya
Skor Keterampilan yang diamati
Lampiran 15
87
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN
Mata Pelajaran
:
KIMIA
Kelas / Program
TAHUN PELAJARAN
:
:
X MIA …….
2013 / 2014
No.
Urut
KETERAMPILAN
Nama Siswa
Menerapkan Konsep / Prinsip dan Strategi Pemecahan masalah
KT
Keterangan
KT : Kurang Terampil
T : Terampil
ST : Sangat Terampil
T
ST
Bogor,
2014
Guru Mata Pelajaran
Wahyu Siswanto, S.Pd
NIP.19660611 1990011004
88
Lampiran 16
D. Kimia
Satuan Pendidikan
: SMA/MA
Kelas
: X (sepuluh)
Kompetensi Inti
KI 1
: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2
: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3
: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4
: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar
1.1.
Menyadari adanya
keteraturan struktur
partikel materi
sebagai wujud
kebesaran Tuhan
YME dan pengetahuan tentang struktur
partikel materi
sebagai hasil
pemikiran kreatif
manusia yang
kebenarannya
bersifat tentatif.
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran pada KD KI-1 dan
KI-2 terintegrasi dalam
pembelajaran KD pada KI-3 dan
KI-4 melalui indirect teaching
(pembelajaran tak langsung).
Penilaian
Penilaian hasil
belajar pada KD
KI-1 dan KI-2
dilakukan melalui
observasi,
penilaian diri,
penilaian antar
teman, dan jurnal
(catatan pendidik)
Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
89
Lampiran 16
Kompetensi Dasar
2.1.
Menunjukkan
perilaku ilmiah
(memiliki rasa ingin
tahu, disiplin, jujur,
objektif, terbuka,
mampu membedakan fakta dan opini,
ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis,
kreatif, inovatif,
demokratis,
komunikatif ) dalam
merancang dan
melakukan
percobaan serta
berdiskusi yang
diwujudkan dalam
sikap sehari-hari.
2.2.
Menunjukkan
perilaku kerjasama,
santun, toleran,
cinta damai dan
peduli lingkungan
serta hemat dalam
memanfaatkan
sumber daya alam.
2.3.
Menunjukkan
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
 Pembelajaran pada KD KI-1 dan
KI-2 terintegrasi dalam
pembelajaran KD pada KI-3 dan
KI-4 melalui indirect teaching
(pembelajaran tak langsung).
 Penilaian hasil
belajar pada KD
KI-1 dan KI-2
dilakukan melalui
observasi,
penilaian diri,
penilaian antar
teman, dan jurnal
(catatan pendidik)
 Pembelajaran pada KD KI-1 dan
KI-2 terintegrasi dalam
pembelajaran KD pada KI-3 dan
KI-4 melalui indirect teaching
(pembelajaran tak langsung).
 Penilaian hasil
belajar pada KD
KI-1 dan KI-2
dilakukan melalui
observasi,
penilaian diri,
penilaian antar
teman, dan jurnal
(catatan pendidik)
 Pembelajaran pada KD KI-1 dan
 Penilaian hasil
Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
90
Lampiran 16
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
perilaku responsif,
dan proaktif serta
bijaksana sebagai
wujud kemampuan
memecahkan
masalah dan
membuat keputusan.
3.1. Memahami hakikat
ilmu kimia, metode
ilmiah dan
keselamatan kerja di
laboratorium serta
peran kimia dalam
kehidupan.
4.1.
Menyajikan hasil
pengamatan tentang
hakikat ilmu kimia,
metode ilmiah dan
keselamatan kerja
dalam mempelajari
kimia serta peran
kimia dalam
kehidupan.
Kegiatan Pembelajaran
KI-2 terintegrasi dalam
pembelajaran KD pada KI-3 dan
KI-4 melalui indirect teaching
(pembelajaran tak langsung).
Hakikat dan
Peran Kimia
dalam
kehidupan
serta Metode
Ilmiah
 Peran kimia
dalam
kehidupan.
 Hakikat ilmu
kimia
 Metode
ilmiah dan
keselamatan
kerja
Penilaian
Sikap
 Mengamati produk-produk
kimia dalam kehidupan,
misalnya sabun, detergen, pasta
gigi, shampo, kosmetik, obat,
susu, keju, mentega, minyak
goreng, garam dapur, asam
cuka dan lain lain.
 Observasi perilaku
ilmiah (rasa ingin
tahu, disiplin,
terbuka, bertanggung jawab, kratif,
dan inovatif saat
berdiskusi dan
presentasi.
 Membaca artikel tentang
hakikat ilmu kimia, metode
ilmiah dan keselamatan kerja di
laboratorium.
Sumber Belajar
belajar pada KD
KI-1 dan KI-2
dilakukan melalui
observasi,
penilaian diri,
penilaian antar
teman, dan jurnal
(catatan pendidik)
Mengamati
 Membaca artikel tentang peran
kimia dalam perkembangan
ilmu lain (farmasi, geologi,
pertanian, kesehatan) dan
peran kimia dalam
menyelesaikan masalah global.
Alokasi
Waktu
Pengetahuan
 Tes tertulis
membuat bagan /
skema tentang
hakikat kimia,
metode ilmiah dan
keselamatan kerja
serta peran kimia
dalam kehidupan
Tugas
6 JP
 Buku teks
kimia Kelas
X
 Literatur lain
yang relevan
(Encarta dan
Encyclopedia
)
 Lembar kerja
91
Lampiran 16
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Menanya
 Mengajukan pertanyaan
berkaitan dengan hasil
pengamatan, misalnya:
- Apa yang dipelajari dalam
kimia?
- Apa manfaatnya belajar
kimia dan kaitannya dengan
karir masa depan?
Penilaian
 Membuat laporan
tentang hakikat
ilmu kimia, metode
ilmiah dan
keselamatan kerja
di laboratorium
serta peran kimia
dalam kehidupan.
Mengumpulkan Informasi
Keterampilan
 Mengkaji literatur tentang peran
kimia dalam kehidupan,
perkembangan IPTEK, dan
dalam menyelesaikan masalah
global.
Portofolio
 Laporan
pengamatan
 Mengunjungi laboratorium
untuk mengenal alat-alat dan
bahan kimia serta tata tertib
laboratorium.
 Mendiskusikan kerja seorang
ilmuwan kimia dalam
melakukan penelitian untuk
memperoleh produk kimia
menggunakan metode ilmiah
meliputi: penemuan masalah,
perumusan masalah, kajian
Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
92
Lampiran 16
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
pustka, menentukan variabel,
membuat hipotesis, melakukan
percobaan dan mengolah data
serta membuat laporan.
 Merancang dan melakukan
percobaan terkait kerja ilmiah,
misalnya menentukan variabel
yang mempengaruhi kelarutan
gula dalam air.
Menalar/Mengasosiasi
 Menyimpulkan hasil
pengamatan dan diskusi
tentang hakikat ilmu kimia,
metode ilmiah dan keselamatan
kerja di laboratorium serta
peran kimia dalam kehidupan.
Mengomunikasikan
 Mempresentasikan hasil
pengamatan dan diskusi
tentang hakikat ilmu kimia,
metode ilmiah dan keselamatan
kerja di laboratorium serta
peran kimia dalam kehidupan
dengan tata bahasa yang benar.
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
93
Lampiran 16
Kompetensi Dasar
3.2.
Materi
Pembelajaran
Menganalisis
perkembangan model
atom
Struktur Atom
dan Tabel
Periodik
3.3.
Menganalisis
struktur atom
berdasarkan teori
atom Bohr dan teori
mekanika kuantum.
 Partikel
partikel
penyusun
atom
3.4.
Menganalisis
hubungan
konfigurasi elektron
dan diagram orbital
untuk menentukan
letak unsur dalam
tabel periodik dan
sifat-sifat periodik
unsur.
4.2.
4.3.
 Nomor atom
dan nomor
massa
 Isotop,
isobar, isoton
 Perkembangan model
atom
Mengolah dan
menganalisis
perkembangan model
atom.
 Konfigurasi
elektron
dan diagram
orbital
Mengolah dan
menganalisis truktur
atom berdasarkan
teori atom Bohr dan
teori mekanika
kuantum.
 Bilangan
kuantum
dan bentuk
orbital.
 Sistem
periodik unsur
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Mengamati
Sikap

 Observasi perilaku
ilmiah (rasa ingin
tahu, disiplin,
terbuka, bertanggung jawab, kreatif
dan inovatif, saat
berdiskusi dan
presentasi.
Mengamati partikel partikel
penyusun atom dan
menentukan nomor atom dan
nomor massa suatu unsur
serta Isotop, isobar, isoton
 Mengamati perkembangan
model atom untuk menentukan
konfigurasi elektron, diagram
orbital, bilangan kuantum dan
bentuk orbital serta
hubungannya dengan letak
unsur dalam tabel periodik.
 Mengamati perkembangan tabel
periodik unsur untuk
menentukan golongan dan
perioda berdasarkan kulit dan
subkulit atom serta sifat
keperiodikan unsur
Menanya
 Mengajukan pertanyaan
berkaitan dengan partikel
partikel penyusun atom,
misalnya: adakah unsur yang
sama mempunyai netron
berbeda?
Pengetahuan
Tes tertulis uraian:
 Menentukan
jumlah elektron,
proton, dan netron
dalam atom.
 Menentukan
konfigurasi elektron
dan diagram orbital
 Menentukan
elektron valensi
suatu unsur
 Menentukan
bilangan kuantum
dan bentuk orbital
 Menganalisis letak
Alokasi
Waktu
24 JP
Sumber Belajar
 Buku teks
kimia
 Literatur lain
yang relevan
(Encarta dan
Encyclopedia
)
 Lembar kerja
94
Lampiran 16
Kompetensi Dasar
4.4.
Menyajikan hasil
analisis hubungan
konfigurasi elektron
dan diagram orbital
untuk menentukan
letak unsur dalam
tabel periodik dan
sifat-sifat periodik
unsur.
Materi
Pembelajaran
(sifat
keperiodikan
unsur)
Kegiatan Pembelajaran


Mengajukan pertanyaan yang
berkaitan dengan struktur atom,
misalnya: bagaimana partikel
dasar tersusun dalam
atom(konfigurasi elektron)?
dimana kemungkinan
keberadaan elektron dalam
orbital (bilangan kuantum)?
Mengajukan pertanyaan
berkaitan dengan tabel periodik,
misalnya: apa dasar
pengelompokan unsur dalam
tabel periodik, bagaimana
hubungan konfigurasi elektron
dengan letak unsur dalam tabel
periodik, apa yang
menyebabkan keteraturan sifat
unsur dalam tabel periodik?
Mengumpulkan Informasi
 Mengamati nomor atom dan
nomor massa beberapa unsur
dalam tabel periodik untuk
menentukan jumlah elektron,
proton dan netron unsur
tersebut.
 Menganalisis jumlah proton,
elektron, dan netron suatu
unsur untuk menentukan
Penilaian
unsur dalam tabel
periodik berdasarkan konfigurasi
elektron
 Menganalisis
kecenderungan
sifat keperiodikan
unsur dalam satu
golongan atau
periode berdasar
kan data
Tugas
 Membuat peta
konsep tentang
perkembangan
model atom dan
perkembangan
tabel periodik serta
mempresentasikannya.
Keterampilan
Portofolio
 Peta konsep
Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
95
Lampiran 16
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
isotop, isobar dan isoton.
 Menganalisis perkembangan
model atom untuk menentukan
konfigurasi elektron, diagram
orbital, bilangan kuantum dan
bentuk orbital serta
hubungannya dengan letak
unsur dalam tabel periodik.
 Menganalisis tabel dan grafik
hubungan antara nomor atom
dengan sifat keperiodikan unsur
(jari-jari atom, energi ionisasi,
afinitas elekton, dan
keelektronegtifan)
Menalar/Mengasosiasi
 Menyimpulkan bahwa golongan
dan perioda unsur ditentukan
oleh nomor atom dan
konfigurasi elektron.
 Menyimpulkan adanya
hubungan antara konfigurasi
elektron suatu unsur dengan
sifat keperiodikan unsur (jarijari atom, energi ionisasi,
afinitas elekton, dan
keelektronegtifan)
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
96
Lampiran 16
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
Mengomunikasikan
 Mempresentasikan
perkembangan teori atom dan
perkembangan tabel periodik
unsur dengan menggunakan
tata bahasa yang benar.
3.5.
Membandingkan
proses pembentukan
ikatan ion, ikatan
kovalen, ikatan
kovalen koordinasi
dan ikatan logam
serta interaksi antar
partikel (atom, ion,
molekul) materi dan
hubungannya
dengan sifat fisik
materi.
3.6.
Menganalisis
kepolaran senyawa.
3.7.
Menganalisis teori
jumlah pasangan
elektron di sekitar
inti atom (Teori
Domain Elektron)
untuk menentukan
bentuk molekul.
Ikatan Kimia
Mengamati
Sikap
 Struktur
Lewis
 Mengamati struktur Lewis
beberapa unsur.
 Membaca tabel titik leleh
beberapa senyawa ion dan
senyawa kovalen
 Membaca titik didih senyawa
hidrogen halida.
 Observasi perilaku
ilmiah, antara lain:
rasa ingin tahu,
disiplin, jujur,
objektif, terbuka,
ulet, teliti,
bertanggung jawab,
kritis, kreatif, dan
inovatif dalam
merancang dan
melakukan
percobaan serta
berdiskusi.
 Ikatan ion
dan ikatan
kovalen
 Ikatan
kovalen
koordinasi
 Senyawa
kovalen polar
dan non
polar.
 Ikatan logam
 Gaya antar
molekul
 Sifat fisik
senyawa.
Menanya
 Bagaimana hubungan antara
susunan elektron valensi dengan
struktur Lewis?
 Dari tabel titik leleh muncul
pertanyaan, mengapa ada
senyawa yang titik lelehnya
rendah dan ada yang titik
lelehnya tinggi?
 Mengapa atom logam cenderung
Pengetahuan
Tes tertulis uraian
 Menjelaskan
susunan elektron
valensi dan
30 JP
 Buku teks
kimia
 Literatur
lainnya
 Encarta
Encyclopedia
 Lembar kerja
97
Lampiran 16
Kompetensi Dasar
4.5.
4.6.
4.7.
Mengolah dan
menganalisis
perbandingan proses
pembentukan ikatan
ion, ikatan kovalen,
ikatan kovalen
koordinasi, dan
ikatan logam serta
interaksi antar
partikel (atom, ion,
molekul) materi dan
hubungannya
dengan sifat fisik
materi.
Merancang,
melakukan, dan
menyimpulkan serta
menyajikan hasil
percobaan kepolaran
senyawa.
Meramalkan bentuk
molekul berdasarkan
teori jumlah
pasangan elektron di
sekitar inti atom
(Teori Domain
Elektron).
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
melepaskan elektron sedangkan
atom nonlogam cenderung
menerima elektron?
 Mengapa atom oksigen dapat
mengikat dua atom hidrogen
sedangkan atom nitrogen dapat
mengikat tiga atom hidrogen?
 Apakah ada hubungan antara
ikatan kimia dengan sifat fisis
senyawa?
 Mengapa titik didih air tinggi
pada hal air mempunyai massa
molekul relatif kecil?
Mengumpulkan Informasi
 Mengingatkan susunan elektron
valensi dalam orbital.
 Menggambarkan awan elektron
valensi berdasarkan susunan
elektron dalam orbital.
 Menganalisis pembentukan
senyawa berdasarkan
pembentukan ikatan
(berhubungan dengan
kecenderungan atom untuk
mencapai kestabilan).
 Membandingkan proses
terbentuknya ikatan ion dan
ikatan kovalen.
Penilaian
struktur Lewis
 Membandingkan
proses pembentukan ion dan
ikatan kovalen.
 Membedakan
ikatan kovalen
tunggal dan ikatan
kovalen rangkap
 Menganalisis
kepolaran senyawa
 Menganalisis
hubungan antara
jenis ikatan
dengan sifat fisis
senyawa
 Menganalisis
bentuk molekul
Keterampilan
Praktik
 Merancang dan
melakukan
percobaan tentang
Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
98
Lampiran 16
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
 Menganalisis penyebab
perbedaan titik leleh antara
senyawa ion dan kovalen.
 Menganalisis beberapa contoh
pembentukan senyawa kovalen
dan senyawa ion.
 Menganalisis beberapa contoh
senyawa kovalen tunggal,
kovalen rangkap dua, kovalen
rangkap tiga dan kovalen
koordinasi.
 Menganalisis sifat logam dengan
proses pembentukan ikatan
logam.
 Menganalisis hubungan antara
keelektronegatifan unsur dengan
kecenderungan interaksi antar
molekulnya
 Menganalisis pengaruh interaksi
antarmolekul terhadap sifat fisis
materi.
 Merancang percobaan kepolaran
beberapa senyawa (mewakili
senyawa kovalen, kovalen polar
dan senyawa ionik) serta
mempresentasikan hasilnya
untuk menyamakan persepsi.
 Melakukan percobaan terkait
kepolaran beberapa senyawa
(mewakili senyawa kovalen,
kepolaran senyawa
Portofolio
 Laporan percobaan
Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
99
Lampiran 16
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
kovalen polar dan senyawa
ionik).
 Mengamati dan mencatat hasil
percobaan kepolaran senyawa.
 Menganalisis dan menyimpulkan
hasil percobaan dikaitkan
dengan data keelektronegatifan.
Menalar/Mengasosiasi
 Menganalisis konfigurasi
elektron dan struktur Lewis
dalam proses pembentukan
ikatan kimia.
 Menyimpulkan bahwa jenis
ikatan kimia berpengaruh
kepada sifat fisik materi.
Mengomunikasikan
 Menyajikan hasil analisis
perbandingan pembentukan
ikatan.
 Menyimpulkan hasil percobaan
tentang kepolaran senyawa dan
mempresentasikan dengan
menggunakan bahasa yang
benar.
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
100
Lampiran 16
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
 Bentuk
molekul
Mengamati
 Mengamati bentuk molekul
beberapa senyawa melalui
gambar/ molymod/animasi.
Menanya
 Bagaimana menentukan bentuk
molekul suatu senyawa?
 Bagaimana hubungan antara
bentuk molekul dengan
kepolaran senyawa?
Mengumpulkan Informasi
 Mengkaji literatur untuk
meramalkan bentuk molekul
dan mengkaitkan hubungan
bentuk molekul dengan
kepolaran senyawa.
Menalar/Mengasosiasi
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
101
Lampiran 16
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
 Menyimpulkan bentuk molekul
berdasarkan teori jumlah
pasangan elektron di sekitar inti
atom.
 Menyimpulkan hubungan
bentuk molekul dengan
kepolaran senyawa.
Mengomunikasikan
 Menyajikan gambar bentuk
molekul berdasarkan teori
jumlah pasangan elektron di
sekitar inti atom.
 Menyajikan hubungan
kepolaran senyawa dengan
bentuk molekul.
3.8. Menganalisis sifat
larutan elektrolit dan
larutan nonelektrolit
berdasarkan daya
hantar listriknya.
4.8. Merancang,
melakukan, dan
menyimpulkan serta
menyajikan hasil
percobaan untuk
mengetahui sifat
Larutan
elektrolit dan
larutan
nonelektrolit
Mengamati
Sikap

 Observasi perilaku
ilmiah saat
merancang dan
melakukan
percobaan serta
saat presentasi
dengan lembar
pengamatan
Mencari informasi tentang cara
menguji sifat elektrolit pada
larutan (alat dan bahan yang
digunakan serta tujuan dan
langkah kerja. (Seminggu
sebelum pembelajaran, siswa
diberi tugas secara berkelompok
membaca tentang larutan
elektrolit dan larutan
nonelektrolit serta menyiapkan
alat dan bahan untuk
6 JP
 Buku teks
kimia
 Literatur
lainnya
 Encarta
Encyclopedia
 Lembar kerja
102
Lampiran 16
Materi
Pembelajaran
Kompetensi Dasar
Kegiatan Pembelajaran
larutan elektrolit dan
larutan non- elektrolit
.
percobaan).
Penilaian
Pengetahuan
Tes tertulis uraian
-
Menanya


Mendorong siswa untuk
mengajukan pertanyaan tentang
larutan elektrolit dan larutan
nonelektrolit , misalnya
mengapa disebut larutan
elektrolit? Bagaimana
membuktikan bahwa suatu
larutan bersifat elektrolit?
Apakah semua larutan dapat
menghantarkan listrik?
Mengapa keringat rasanya asin?
Mengapa ketika banjir orang
bisa tersengat arus listrik? Apa
manfaat larutan elektrolit dalam
kehidupan?
Mendiskusikan dan
merumuskan hipotesis terkait
dengan pertanyaan stimulasi.
 Menganalisis
penyebab larutan
elektrolit dapat
menghantarkan
arus listrik
 Mengelompokkan
larutan elektrolit
dan nonelektrolit
serta larutan
elektrolit kuat dan
elektrolit lemah
berdasarkan daya
hantar listriknya.
Tugas
 Membuat peta
konsep tentang
larutan elektrolit
dan nonelektrolit
Mengumpulkan Informasi

Merancang percobaan
(menentukan alat dan bahan
serta tujuan dan langkah kerja)
untuk menyelidiki sifat elektrolit
pada berbagai larutan
Keterampilan
Praktik
 Merancang dan
melakukan
Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
103
Lampiran 16
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
berdasarkan daya hantar
listriknya.
 Merakit alat uji elektrolit sesuai
gambar.
 Mempresentasikan hasil
rancangan untuk menyamakan
persepsi.
 Menguji sifat elektrolit berbagai
larutan yang ada di lingkungan
dan larutan yang ada di
laboratorium dengan
mencelupkan batang elektrode
ke dalam masing-masing
larutan tersebut.
 Mencatat data hasil pengamatan
dengan teliti dan apa adanya,
misalnya terjadi gelembung
pada elektrode (sedikit atau
banyak), lampu menyala (redup
atau terang), atau tidak ada
gelembung dan lampu tidak
menyala. Saat mencatat hasil
pengamatan, siswa didorong
untuk mengajukan pertanyaan,
mengapa banyak gelembung di
elektroda dan lampu menyala
terang atau redup?
 Menjelaskan penyebab larutan
elektrolit dapat menghantarkan
arus listrik.
 Mengelompokkan larutan pada
Penilaian
percobaan daya
hantar listrik
berbagai larutan
Portofolio
 Peta konsep
 Laporan percobaan
Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
104
Lampiran 16
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
tabel hasil pengamatan
berdasarkan ikatan kimia
(senyawa ion atau senyawa
kovalen).
Menalar/Mengasosiasi
 Mengolah data hasil
pengamatan dengan menyajikan
data tersebut dalam tabel hasil
pengamatan.
 Menganalisis data hasil
percobaan untuk menyimpulkan
sifat larutan elektrolit kuat,
larutan elektrolit lemah, dan
larutan nonelektrolit
berdasarkan daya hantar listrik
larutan dalam rangka
membuktikan hipotesis.
 Mengelompokkan larutan ke
dalam elektrolit kuat, larutan
elektrolit lemah, dan larutan
nonelektrolit berdasarkan daya
hantar listriknya.
 Menganalisis jenis ikatan kimia
dan sifat elektrolit suatu zat
serta menyimpulkan bahwa
larutan elektrolit dapat berupa
senyawa ion atau senyawa
kovalen polar.
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
105
Lampiran 16
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
 Berlatih menuliskan reaksi
ionisasi.

Setiap kelompok mendiskusikan
fungsi larutan elektrolit dalam
tubuh manusia dan penyebab
keringat terasa asin serta cara
mengatasi kekurangan elktrolit
dalam tubuh.
Mengomunikasikan

3.9.
Menganalisis
perkembangan
konsep reaksi
oksidasi-reduksi
serta menentukan
bilangan oksidasi
atom dalam molekul
atau ion.
3.10. Menerapkan aturan
Reaksi Oksidasi
dan Reduksi
 Konsep
reaksi
oksidasi reduksi
 Bilangan
oksidasi
unsur dalam
senyawa
atau ion
Menyusun laporan percobaan
secara berkelompok dan
mempresentasikan-nya.
Mengamati
Sikap
 Mengamati ciri-ciri perubahan
kimia (reaksi kimia), misalnya
buah (apel, kentang atau pisang)
yang dibelah dan dibiarkan di
udara terbuka serta mengamati
karat besi untuk menjelaskan
reaksi oksidasi-reduksi.
 Menyimak penjelasan tentang
perkembangan konsep reaksi
oksidasi-reduksi dan bilangan
oksidasi unsur dalam senyawa
 Observasi perilaku
ilmiah saat
merancang dan
melakukan
percobaan serta
saat presentasi
dengan lembar
pengamatan
Pengetahuan
18 JP
 Buku teks
kimia
 Literatur
lainnya
 Encarta
Encyclopedia
 Lembar kerja
106
Lampiran 16
Kompetensi Dasar
IUPAC untuk
penamaan senyawa
anorganik dan
organik sederhana.
4.9.
Merancang,
melakukan, dan
menyimpulkan serta
menyajikan hasil
percobaan reaksi
oksidasi-reduksi.
4.10. Menalar aturan
IUPAC dalam
penamaan senyawa
anorganik dan
organik sederhana.
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
atau ion.
Menanya
 Mengajukan pertanyaan
mengapa buah apel, kentang
atau pisang yang tadinya
berwarna putih setelah
dibiarkan di udara menjadi
berwarna coklat? Mengapa besi
bisa berkarat?
 Bagaimana menentukan
bilangan oksidasi unsur dalam
senyawa atau ion?
Mengumpulkan Informasi
 Merancang percobaan reaksi
pembakaran dan serah terima
elektron serta
mempresentasikan hasilmya
untuk menyamakan persepsi.



Melakukan percobaan reaksi
pembakaran dan serah terima
elektron.
Mengamati dan mencatat hasil
percobaan reaksi pembakaran
dan serah terima elektron.
Mendiskusikan hasil kajian
Penilaian
Tes tertulis
 Menganalisis
unsur yang
mengalami
oksidasi dan
unsur yang
mengalami
reduksi

Menuliskan
persamaan reaksi
oksidasi reduksi

Menganalisis
bilangan oksidasi
unsur dalam
senyawa atau ion

Memberi nama
senyawa-senyawa
kimia menurut
aturan IUPAC
Keterampilan
Praktik/Unjuk Kerja
 Merancang dan
melakukan dan
melakukan
percobaan reaksi
pembakaran dan
Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
107
Lampiran 16
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
literatur untuk menjawab
pertanyaan tentang bilangan
oksidasi unsur dalam senyawa
atau ion.
Menalar/Mengasosiasi







Menganalisis data untuk
menyimpulkan reaksi
pembakaran dan serah terima
elektron
Menuliskan reaksi pembakaran
hasil percobaan.
Menyamakan jumlah unsur
sebelum dan sesudah reaksi.
Berlatih menuliskan persamaan
reaksi pembakaran.
Menuliskan reaksi serah terima
elektron hasil percobaan.
Berlatih menuliskan persamaan
reaksi serah terima elektron.
Menganalisis dan
menyimpulkan bilangan
oksidasi unsur dalam senyawa
atau ion.
Mengomunikasikan
 Menyajikan hasil percobaan
reaksi pembakaran dan serah
terima elektron.
 Menyajikan penyelesaian
Penilaian
serah terima
elektron
Portofolio
 Laporan percobaan
Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
108
Lampiran 16
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
penentuan bilangan oksidasi
unsur dalam senyawa atau ion.
 Tata nama
senyawa
Mengamati

Mengkaji literatur tentang tata
nama senyawa anorganik dan
organik sederhana menurut
aturan IUPAC.
Menanya

Bagaimana menerapkan aturan
IUPAC untuk memberi nama
senyawa.
Mengumpulkan Informasi
 Mengkaji literatur untuk
menjawab pertanyaan yang
berkaitan dengan tata nama
senyawa anorganik dan organik
sederhana menurut aturan
IUPAC.
 Mendiskusikan aturan IUPAC
untuk memberi nama senyawa.
Menalar/Mengasosiasi

Menyimpulkan penerapan
aturan tata nama senyawa
anorganik dan organik
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
109
Lampiran 16
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran

Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
sederhana menurut aturan
IUPAC.
Berlatih memberi nama senyawa
sesuai aturan IUPAC.
Mengomunikasikan

3.11. Menerapkan konsep
massa atom relatif
dan massa molekul
relatif, persamaan
reaksi, hukumhukum dasar kimia,
dan konsep mol
untuk menyelesaikan
perhitungan kimia
Stoikiometri
4.11. Mengolah dan
menganalisis data
terkait massa atom
relatif dan massa
molekul relatif,
persamaan reaksi,
hukum-hukum dasar
kimia, dan konsep
 Hukum
dasar kimia
Mengamati
 Massa atom
relatif (Ar)
dan Massa
molekul
relatif (Mr)

 Persamaan
reaksi

- hukum
Lavoisier
- hukum
Proust
- hukum
Menyajikan penerapan aturan
tata nama senyawa anorganik
dan organik sederhana menurut
aturan IUPAC.
Membaca literatur tentang
massa atom relatif dan massa
molekul relatif, persamaan
reaksi, hukum dasar kimia dan
konsep mol.
Mengkaji literatur tentang
penerapan konsep mol dalam
perhitungan kimia.
Menanya
 Mengajukan pertanyaan
bagaimana cara menentukan
massa atom relatif dan massa
molekul relatif suatu senyawa?
 Bagaimana cara menyetarakan
Sikap
Observasi perilaku
ilmiah, antara lain
disiplin, rasa ingin
tahu, jujur, kerja
sama, dan peduli
lingkungan saat
diskusi, merancang
dan melakukan
percobaan dengan
lembar pengamatan
Pengetahuan
Tes tertulis uraian
 Menentukan
massa atom relatif
24 JP
 Buku teks
kimia
 Literatur
lainnya
 Encarta
Encyclopedia
 Lembar kerja
110
Lampiran 16
Kompetensi Dasar
mol untuk
menyelesaikan
perhitungan kimia.
Materi
Pembelajaran
Dalton
- hukum
Gay
Lussac
- hukum
Avogadro
 Konsep Mol
- massa
molar
- volume
molar gas
- Rumus
empiris
dan rumus
molekul.
- Senyawa
hidrat.
- Kadar zat
(persentase
massa,
persentase
volume,
bagian per
Juta atau
part per
million,
molaritas,
molalitas,
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
persamaan reaksi?
Bagaimana membedakan rumus
empiris dengan rumus molekul?
 Mengapa terbentuk senyawa
hidrat?
 Bagaimana menentukan kadar
zat?
 Mengajukan pertanyaan yang
berkaitan dengan penerapan
konsep mol dalam perhitungan
kimia.
Mengumpulkan Informasi
 Mendiskusikan cara
menentukan massa atom relatif
dan massa molekul relatif.
 Mendiskusikan cara
menyetarakan persamaan
reaksi.
 Merancang percobaan untuk
membuktikan hukum Lavoisier
serta mempresentasikan hasil
rancangan untuk menyamakan
persepsi.
 Melakukan percobaan untuk
membuktikan hukum Lavoisier.
 Mengamati dan mencatat data
hasil percobaan hukum
Lavoisier.
 Mendiskusikan hukum Proust ,
hukum Dalton, hukum Gay
(Ar) dan massa
molekul relatif (Mr)

 Menentukan
rumus empiris dan
rumus molekul
serta senyawa
hidrat.
 Menentukan kadar
zat dalam
campuran
 Menyetarakan
persamaan reaksi
 Menerapkan
konsep mol dalam
perhitungan kimia
Keterampilan
Praktik/Unjuk Kerja
 Merancang dan
melakukan
percobaan untuk
membuktikan
hukum Lavoisier
Portofolio
 Laporan percobaan
Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
111
Lampiran 16
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
fraksi mol).
 Perhitungan
kimia
- hubungan
antara
jumlah mol,
partikel,
massa dan
volume gas
dalam
persamaan
reaksi.
- Pereaksi
pembatas
Kegiatan Pembelajaran
Lussac dan hukum Avogadro.
Mendiskusikan massa molar,
volume molar gas, rumus
empiris dan rumus molekul
serta senyawa hidrat.
 Mendiskusikan penentuan
kadar zat dalam campuran.
 Menganalisis konsep mol untuk
menyelesaikan perhitungan
kimia (hubungan antara jumlah
mol, partikel, massa dan volume
gas dalam persamaan reaksi
serta pereaksi pembatas).
Menalar/Mengasosiasi
 Berlatih menghitung massa
atom relatif dan massa molekul
relatif
 Berlatih menyetarakan
persamaan reaksi.
 Menganalisis data untuk
membuktikan hukum Lavoisier.
 Menganalisis hasil kajian untuk
menyimpulkan hukum Proust ,
hukum Dalton, hukum Gay
Lussac dan hukum Avogadro.
 Berlatih menentukan massa
molar dan volume molar gas.
 Menghubungkan rumus empiris
dengan rumus molekul
 Menghitung banyaknya molekul

Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
112
Lampiran 16
Kompetensi Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
air dalam senyawa hidrat
Menghitung banyaknya zat
dalam campuran (% massa, %
volum, bpj, molaritas, molalitas,
dan fraksi mol)
 Menyimpulkan penggunakan
konsep mol untuk
menyelesaikan perhitungan
kimia.
Mengomunikasikan
 Menyajikan cara menentukan
massa atom relatif dan massa
molekul relatif serta persamaan
reaksi.
 Menyajikan hasil percobaan
untuk membuktikan hukum
Lavoisier.
 Mempresentasikan hasil kajian
tentang hukum Proust, hukum
Dalton, hukum Gay Lussac dan
hukum Avogadro.
 Menyajikan cara menentukan
rumus empiris dan rumus
molekul serta senyawa hidrat.
 Menyajikan penentuan kadar
zat dalam campuran.
 Menyajikan penerapan konsep
mol untuk menyelesaikan
perhitungan kimia.

Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
113
Lampiran 17
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Sekolah
: SMAN 1 Bogor
Matapelajaran
: Kimia
Kelas/semester
: X/2
Materipokok
:
Larutan Elektrolit dan non elektrolit.
Alokasi waktu
:
6 Jam Pelajaran (6 x 45 menit)
A. Kompetensi Inti
:
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi dasar :
1.1.
Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME
dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia
yang kebenarannya bersifat tentatif.
2.1.
Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka,
mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif,
demokratis, komunikatif ) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang
diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
2.2.
Menunjukkan perilaku kerjasama,santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta
hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
114
Lampiran 17
2.3.
Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan
memecahkan masalah dan membuat keputusan
3.8.
Menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar
listriknya.
4.8.
Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk
mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan non- elektrolit .
C. Tujuan pembelajaran
:
1. Siswa dapat merancang percobaan uji larutan elektrolit dan larutan non elektrolit berdasarkan
daya hantar listrik.
2. Siswa dapat mengamati dan mencatat data percobaan larutan elektrolit dan larutan non
elektrolit berdasarkan daya hantar listrik
3. Siswa dapat membuat laporan percobaan larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
berdasarkan daya hantar listrik .
4. Siswa dapat menyimpulkan larutan elektrolit dan larutan non elektrolit berdasarkan daya hantar
listrik
5. Siswa dapat menjelaskan mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik dan larutan non
elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik.
6. Siswa dapat mengelompokan larutan elektrolit berdasarkan daya hantar listriknya
7. Siswa dapat menyebutkan 2 jenis senyawa berdasarkan ikatannya yang dapat menjadi larutan
elektrolit
8. Siswa dapat menyebutkan 5 kelompok senyawa yang dapat menjadi larutan elektrolit
9. Siswa dapat memberikan contoh dari masing-masing 5 kelompok senyawa yang dapat menjadi
larutan elektrolit.
10. Siswa dapat memberikan contoh reaksi pengionan dari masing-masing 5 kelompok senyawa
yang dapat menjadi larutan elektrolit.
11. Siswa dapat menyebutkan manfaat larutan elektrolit dalam kehidupan
D. Indikator pencapaian kompetensi :
1. Merancang percobaan uji larutan elektrolit dan larutan non elektrolit berdasarkan daya hantar
listrik.
2. Mengamati dan mencatat data percobaan larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
berdasarkan daya hantar listrik
3. Membuat laporan percobaan larutan elektrolit dan larutan non elektrolit berdasarkan daya
hantar listrik .
4. Menyimpulkan larutan elektrolit dan larutan non elektrolit berdasarkan daya hantar listrik
5. Menjelaskan mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik dan larutan non elektrolit
tidak dapat menghantarkan listrik.
115
Lampiran 17
6. Mengelompokan larutan elektrolit berdasarkan daya hantar litsriknya
7. Menyebutkan 2 jenis senyawa berdasarkan ikatannya yang dapat menjadi larutan elektrolit
8. Menyebutkan 5 kelompok senyawa yang dapat menjadi larutan elektrolit
9. Memberikan contoh dari masing-masing 5 kelompok senyawa yang dapat menjadi larutan
elektrolit.
10. Memberikan contoh reaksi pengionan dari masing-masing 5 kelompok senyawa yang dapat
menjadi larutan elektrolit.
11. Menyebutkan manfaat larutan elektrolit dalam kehidupan
E. Materi pembelajaran
Fakta
:
:
-
Ketika banjir ada orang tersengat listrik
-
Air banjir dapat menghantarkan listrik
-
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik
-
Daya hantar listrik larutan elektrolit ada yang lemah dan yang kuat
-
Ada senyawa-senyawa yang dapat menjadi larutan elektrolit
-
Larutan elektrolit terdiri dari ion-ion
-
Larutan dalam tubuh manusia adalah larutan elektrolit
Konsep
:
-
Larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik
-
Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik
-
Larutan elektrolit kuat menghantarkan listrik dengan baik
-
Larutan elektrolit lemah menghantarkan listrik dengan kurang baik
-
Senyawa larutan elektrolit melakukan reaksi pengionan menjadi ion positif dan ion
negatif
-
Agar dapar diserap tubuh, zat-zat makan dirubah menjadi larutan
Prinsip
:
-
Jika diuji daya hantar larutan nonelektrolit maka lampu tidakmenyala
-
Jika diuji daya hantar larutan elektrolit maka lampu menyala
-
Jikadiuji daya hantar listrik nyala lampu terang, maka adalah larutan elektrolit kuat
-
Jikadiuji daya hantar listrik nyala lampu redup atau tidak menyala tapi ada gelembung di
elektrode, maka adalah larutan elektrolit lemah
-
Senyawa larutan elektrolit melakukan reaksi pengionan menjadi ion positif dan ion
negatif
Prosedur :
-
Merancang percobaan daya hantar listrik beberapa larutan
116
Lampiran 17
- Menyusun alat-alat percobaan daya hantar listrik
-
Melakukan percobaan daya hantar listrik
-
Mengamati percobaan daya hantar listrik
-
Mencatat hasil pengamatan percobaan daya hantar listrik
Jika listrik tidak menyala maka yang diuji adalah larutan non elektrolit
Jika listrik menyala terang maka yang diuji adalah larutan elektrolit kuat
Jika listrik menyala redup atau tidak menyala tapi ada gelembung di elektrode, maka
yang diuji adalah larutan elektrolit lemah
-
Membuat reaksi pengionan, unsur pertama senyawa menjadi ion positif sesuai
valensinya dan unsur berikurnya menjadi ion negatif sesuai valensinya.
F. Metode pembelajaran
: Inquiri, Percobaan, dan diskusi
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
- Media
:
- LKS Percobaan daya hantar listrik
- Alat
- Bahan
1. Baterai
1. Air murni
5. Garam dapur
2. Kabel
2. etanol
6. Gula pasir
3. Lampu
3. Asam klorida 7. Cuka
4. Elektrode
4. Amoniak
8. Natriumhidroksida
-
Sumber Belajar : buku Kimia Kelas X, media cetak dan elektronik
H. Langkah-langkah pembelajaran :
Pertemuan 1 (3 x 45 menit)
Tahap
Kegiatan
Pendahuluan
Berdoa bersama siswa, Mengucapan salam, Memeriksa kehadiran
siswa
Memberi motivasi, mengkondisikan mental.
Apersepsi(menghubung/mengaitkan/menjembatani) pengetahuan
Menyimak informasi Materi /Kompetensi Dasar/Indikator yang
akan dipelajari
Menyimak informasi Metode Pembelajaran yang akan digunakan
waktu
15 menit
117
Lampiran 17
Inti
Akhir
Mengamati
• Mengkaji literatur tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Menanya
• Mengajukan pertanyaan apakah semua larutan dapat
menghantarkan arus listrik?
• Mengapa ketika banjir orang bisa tersengat arus listrik?
Pengumpulan data
• Merancang percobaan untuk menyelidiki sifat larutan
berdasarkan daya hantar listrik dan mempresentasikan
hasilnya untuk menyamakan persepsi.
• Melakukan percobaan.daya hantar listrik pada beberapa
larutan.
• Mengamati dan mencatat data hasil percobaan.daya hantar
listrik pada beberapa larutan.
Mengasosiasi
• Menganalisis data hasil percobaan untuk menyimpulkan sifat
larutan berdasarkan daya hantar listriknya (larutan elektrolit
dan larutan non-elektrolit).
• Mengelompokkan larutan berdasarkan jenis ikatan dan
menjelaskannya.
75 menit
Mengkomunikasikan
• Menyajikan laporan hasil percobaan tentang daya hantar
listrik larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah, dan
larutan nonelektrolit.
10 menit
• Mencatat kesimpulan dan rangkuman
• Test Formatif
10 menit
25 menit
Pertemuan 2 (3 x 45 menit)
Tahap
Kegiatan
Pendahuluan
Berdoa bersama siswa, Mengucapan salam, Memeriksa kehadiran
siswa
Memberi motivasi, mengkondisikan mental.
Apersepsi(menghubung/mengaitkan/menjembatani) pengetahuan
Menyimak informasi Materi /Kompetensi Dasar/Indikator yang
akan dipelajari
Menyimak informasi Metode Pembelajaran yang akan digunakan
waktu
15 menit
118
Lampiran 17
Inti
Akhir
Mengamati
• Mengkaji literatur tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Menanya
• Mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik?
• Apa yang dimaksud dengan reaksi pengionan?
• Apa manfaat larutan elektrolit dalam kehidupan?
Pengumpulan data
• Mengamati dan mencatat data hasil percobaan daya hantar
listrik pada beberapa larutan.
Mengasosiasi
• Menganalisis data hasil percobaan untuk mengelompokkan
larutan berdasarkan jenis ikatan
• Menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa
ion atau senyawa kovalen polar
• Mengelompokan jenis senyawa elektrolit
• Membuat reaksi-reaksi pengionan
• Proses penyerapan zat-zat makanan oleh tubuh
Mengkomunikasikan
• Menyebutkan kelompokkan larutan elektrolit berdasarkan
jenis ikatan
• Menyebutkan kelompokkan larutan elektrolit berdasarkan
jenis senyawa
• Menyebutkan contoh-contoh dari masing-masing senyawa
• Melatih reaksi-reaksi pengionan masing-masing contoh
senyawa
• Mencatat kesimpulan dan rangkumannya
• Test Formatif
I. Penilaian hasil pembelajaran :
1. Sikap
Lembar Penilaian Otentik Sikap(terlampir)
2. Pengetahuan
A. Tugas
B. Test Formatif Tertulis :
Soal : terlampir
3. Keterampilan
Lembar Penilaian Otentik Keterampilan(terlampir)
75 menit
40 menit
10 menit
25 menit
119
Lampiran 17
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Sekolah
: SMAN 1 Bogor
Matapelajaran
: Kimia
Kelas/semester
: X/2
Materipokok
:
Konsep reaksi oksidasi - reduksi
Alokasi waktu
:
6 Jam Pelajaran (6 x 45 menit)
A. Kompetensi Inti
:
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi dasar
1.1.
2.1.
2.2.
2.3.
:
Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan
pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang
kebenarannya bersifat tentatif.
Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu
membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis,
komunikatif ) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan
dalam sikap sehari-hari.
Menunjukkan perilaku kerjasama,santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat
dalam memanfaatkan sumber daya alam.
Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan
memecahkan masalah dan membuat keputusan
3.9.
Menganalisis perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi serta menentukan bilangan oksidasi
atom dalam molekul atau ion.
4.9.
Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan reaksi oksidasireduksi.
C. Tujuan pembelajaran
:
1. Siswa dapat merancang percobaan reaksi pembakaran.
2. Siswa dapat mengamati dan mencatat data percobaan reaksi pembakaran
3. Siswa dapat membuat laporan percobaan reaksi pembakaran.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Siswa dapat mengkomunikasikan hasil percobaan reaksi pembakaran
Siswa dapat menyimpulkan konsep reaksi pembakaran
Siswa dapat menuliskan persamaan reaksi perkaratan besi
Siswa dapat memberikan contoh reaksi-reaksi oksidasi lainnya
Siswa dapat menyebutkan manfaat reaksi Redok(redukasi-oksidasi)
Siswa dapat menjelaskan konsep reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan pengikatan atau pelepasan
oksigen
10. Siswa dapat memberi contoh reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan pengikatan atau pelepasan
oksigen
120
Lampiran 17
11. Siswa dapat menjelaskan konsep reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan pengikatan atau pelepasan
elektron
12. Siswa dapat memberi contoh reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan pengikatan atau pelepasan
elektron
13. Siswa dapat menjelaskan bilangan oksidasi
14. Siswa dapat menentukan bilangan oksidasi suatu unsur
15. Siswa dapat menjelaskan konsep reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan perubahan bilangan
oksidasi
16. Siswa dapat memberi contoh reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan perubahan bilangan oksidasi
17. Siswa dapat menentukan oksidator dan reduktor
18. Siawa dapat menentukan nama senyawa anorganik dan organik sederhana menurut aturan IUPAC
D. Indikator pencapaian kompetensi :
1. Merancang percobaan reaksi pembakaran.
2. Mengamati dan mencatat data percobaan reaksi pembakaran
3. Membuat laporan percobaan reaksi pembakaran.
4. Mengkomunikasikan hasil percobaan reaksi pembakaran
5. Menyimpulkan konsep reaksi pembakaran
6. Menuliskan persamaan reaksi perkaratan besi
7. Memberikan contoh reaksi-reaksi oksidasi lainnya
8. Menyebutkan manfaat reaksi Redok(redukasi-oksidasi)
9. Menjelaskan konsep reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan pengikatan atau pelepasan oksigen
10. Memberi contoh reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan pengikatan atau pelepasan oksigen
11. Menjelaskan konsep reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan pengikatan atau pelepasan elektron
12. Memberi contoh reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan pengikatan atau pelepasan elektron
13. Menjelaskan bilangan oksidasi
14. Menentukan bilangan oksidasi suatu unsur
15. Menjelaskan konsep reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan perubahan bilangan oksidasi
16. Memberi contoh reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan perubahan bilangan oksidasi
17. Menentukan oksidator dan reduktor
18. Menentukan nama senyawa anorganik dan organik sederhana menurut aturan IUPAC
E. Materi pembelajaran
:
Fakta
:
- Banyak reaksi kimia disekitar kita yang kita perlukan merupakan reaksi redok, contohnya
reaksi pembakaran Gas, perkaratan besi, reaksi dalam baterai dll.
- Setiap senyawa mempunyai nama senyawanya
Konsep :
- Reaksi redok adalah gabungan reaksi reduksi dan reaksi oksidasi
- Ada 3 konsep reaksi redok yaitu
1. Berdasarkan pengikatan atau pelepasan oksigen
2. Berdasarkan pengikatan atau pelepasan elektron
3. Berdasarkan perubahan bilangan oksidasi
- Biloks adalah bilangan yang menunjukan kemampuan melepas atau menerima elektron
- Nama senyawa ditentukan oleh lembaga IUPAC
Prinsip
:
Konsep
Reaksi Oksidasi
Reaksi Reduksi
- 1. Berdasarkan oksigen
Pengikatan Oksigen
Pelepasan Oksigen
- 2. Berdasarkan elektron
Pelepasan Elektron
Pengikatan Elektron
- 3. Berdasarkan Biloks
Peningkatan Biloks
Penurunan Biloks
- Biloks positif melepaskan elektron, biloks negatif menerima elektron
- Reduktor adalah zat yang melakukan oksidasi, oksidator adalah zat yang melakukan reduksi
Prosedur :
- Lihat oksigenya diikat atau dilepaskan
- Lihat elektronya diikat atau dilepaskan
- Biloks unsur bebas = 0, biloks ion = muatanya
- Biloks H dalam senyawa = +1, Biloks O dalam senyawa = -2, Biloks Alkali dalam senyawa =
+1, Biloks alkali tanah dalam senyawa = +2, Biloks halogen dalam halida = -1
121
Lampiran 17
- Jumlah biloks dalam senyawa =0, Jumlah biloks dalam ion poliatom = muatanya
- Lihat perubahan biloksnya naik atau turun, tentukan reaksi oksidasi atau reaksi reduksi
- Nama senyawa anorganik sederhana diambil dari nama unsur-unsur penyusun molekulnya
F. Metode pembelajaran
: Inquiri, Demontrasi, dan diskusi
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
- Media
: - Demontrasi Reaksi Pembakaran
- Alat
: - Korek api
- Bahan
: - Kertas
- Sumber Belajar : buku Kimia Kelas X, media cetak dan elektronik
H. Langkah-langkah pembelajaran :
Pertemuan 1 (3 x 45 menit)
Tahap
Pendahuluan
Inti
Kegiatan
waktu
Berdoa bersama siswa, Mengucapan salam, Memeriksa kehadiran
siswa
Memberi motivasi, mengkondisikan mental.
15 menit
Apersepsi(menghubung/mengaitkan/menjembatani) pengetahuan
Menyimak informasi Materi /Kompetensi Dasar/Indikator yang
akan dipelajari
Menyimak informasi Metode Pembelajaran yang akan digunakan
Mengamati
• Mengamati ciri-ciri perubahan kimia (reaksi kimia), misalnya
buah (apel, kentang atau pisang) yang dibelah dan dibiarkan di
udara terbuka serta mengamati karat besi untuk menjelaskan
reaksi oksidasi-reduksi.
• Mengamati kertas yang dibakar
• Menyimak penjelasan tentang perkembangan konsep reaksi
oksidasi-reduksi dan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa
atau ion.
Menanya
75 menit
• Mengapa buah apel, kentang atau pisang yang tadinya
berwarna putih setelah dibiarkan di udara menjadi berwarna
coklat?
• Gas apa yang dihasilkan dari pembakaran kertas?
• Gas apa yang diperlukan untuk membakar kertas?
• Unsur apa yang menjadi CO 2 ?
• Bagaimana persamaan reaksi pembentukan CO 2 ?
• Unsur apa yang menjadi H 2 O?
• Bagaimana persamaan reaksi pembentukan H 2 O?
• Mengapa besi bisa berkarat? Bagaimana menuliskan
persamaan reaksinya?
• Apa yang dimaksud dengan reaksi oksidasi?
• Kalau reaksi oksidasi dibalik maka akan menjadi reaksi apa?
• Dengan memperhatikan oksigen apa yang dimaksud dengan
reaksi reduksi?
• Mengapa baterai dapat menghasilkan listrik?
• Dapatkah reaksi oksidasi dan reduksi terjadi tanpa oksigen?
• Melibatkan apa reaksi dalam baterai?
• Dengan memperhatikan elektron apa yang dimaksud dengan
reaksi oksidasi dan reaksi reduksi?
• Dapatkah reaksi oksidasi dan reduksi terjadi tanpa oksigen dan
elektron?
• Bagaimana menentukan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi
tanpa oksigen dan tanpa elektron?
• Bagaimana menentukan bilangan oksidasi unsur dalam
senyawa atau ion?
• Dengan memperhatikan bilangan oksidasi apa yang dimaksud
dengan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi?
Pengumpulan data
122
Lampiran 17
• Mengamati dan mencatat data dari demontrasi pembakaran
kertas
• Melakukan percobaan reaksi pembakaran
• Sebutkan dua jenis baterai
• Mencari reaksi dalam dua jenis baterai tersebut
• Mengamati dan mencatat hasil reaksi serah terima elektron
dalam baterai.
• Mendiskusikan hasil kajian literatur untuk menjawab
pertanyaan tentang bilangan oksidasi unsur dalam senyawa
atau ion.
Mengasosiasi
• Menganalisis data untuk menyimpulkan reaksi pembakaran
dan serah terima elektron
• Menuliskan reaksi pembakaran hasil percobaan.
• Menyamakan jumlah unsur sebelum dan sesudah reaksi.
• Berlatih menuliskan persamaan reaksi pembakaran.
• Berlatih menuliskan persmaan reaksi oksidasi dan reaksi
reduksi berdasarkan oksigen
• Menentukan unsur yang melakukan reaksi oksidasi dan unsur
yang melakukan reaksi reduksi dalam baterai
• Menuliskan reaksi serah terima elektron dalam baterai.
• Berlatih menuliskan persamaan reaksi serah terima elektron.
• Menganalisis dan menyimpulkan bilangan oksidasi unsur
dalam senyawa atau ion.
• Berlatih menentukan bilangan oksidasi suatu unsur
Mengkomunikasikan
• Menyajikan hasil demontrasi reaksi pembakaran dan serah
terima elektron.
• Menyajikan penyelesaian penentuan bilangan oksidasi unsur
dalam senyawa atau ion..
Mengkomunikasikan
• Menyajikan laporan hasil percobaan tentang daya hantar
listrik larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah, dan
larutan nonelektrolit.
Akhir
• Mencatat kesimpulan dan rangkuman
• Test Formatif
10 menit
10 menit
25 menit
Pertemuan 2 (3 x 45 menit)
Tahap
Kegiatan
Pendahuluan
Berdoa bersama siswa, Mengucapan salam, Memeriksa kehadiran
siswa
Memberi motivasi, mengkondisikan mental.
Apersepsi(menghubung/mengaitkan/menjembatani) pengetahuan
Menyimak informasi Materi /Kompetensi Dasar/Indikator yang
akan dipelajari
Menyimak informasi Metode Pembelajaran yang akan digunakan
waktu
15 menit
123
Lampiran 17
Inti
Akhir
Mengamati
• Mengkaji literatur tentang tata nama senyawa anorganik dan
organik sederhana menurut aturan IUPAC.
Menanya
• Bagaimana aturan IUPAC untuk memberi nama senyawa.
Pengumpulan data
• Mengkaji literatur untuk menjawab pertanyaan yang
berkaitan dengan tata nama senyawa anorganik dan organik
sederhana menurut aturan IUPAC.
• Mendiskusikan aturan IUPAC untuk memberi nama senyawa.
Mengasosiasi
• Menyimpulkan penerapan aturan tata nama senyawa
anorganik dan organik sederhana menurut aturan IUPAC.
• Berlatih memberi nama senyawa sesuai aturan IUPAC.
Mengkomunikasikan
• Mempresentasikan penerapan aturan tata nama senyawa
anorganik dan organik sederhana menurut aturan IUPAC
menggunakan tata bahasa yang benar
• Mencatat kesimpulan dan rangkumannya
• Test Formatif
I. Penilaian hasil pembelajaran :
1. Sikap
Lembar Penilaian Otentik Sikap(terlampir)
2. Pengetahuan
A. Tugas
B. Test Formatif Tertulis :
Soal : terlampir
3. Keterampilan
Lembar Penilaian Otentik Keterampilan(terlampir)
75 menit
10 menit
35 menit
124
Lampiran 17
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Sekolah
: SMAN 1 Bogor
Matapelajaran
: Kimia
Kelas/semester
: X/2
Materipokok
:
Hukum Dasar Kimia
1. hukum Lavoasier
2. hukum Proust
Alokasi waktu
A. Kompetensi Inti
:
3 Jam Pelajaran (3 x 45 menit)
:
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi dasar
:
3.11 Menerapkan konsep massa atom relatif dan massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukumhukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia
4.11 Mengolah dan menganalisis data terkait massa atom relatif dan massa molekul relatif,
persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan
perhitungan kimia.
C. Tujuan pembelajaran
:
1. Siswa dapat menyimpulkan perubahan massa dalam reaksi kimia.
125
Lampiran 17
2. Siswa dapat menentukan massa salah satu zat dalam reaksi kimia jika massa zat-zat lain
diketahui.
3. Siswa dapat menentukan perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa yang sama
walaupun asal senyawa berbeda-beda.
4. Siswa dapat menghitung massa unsur pembentuk senyawa jika diketahui
perbandingannya.
5. Siswa dapat menghitung massa zat-zat yang bereaksi
6. Siswa dapat menyusun laporan percobaan hukum kekekalan massa
7. Siswa dapat membuat rancanganm model percobaan hukum kekekalan massa
D. Indikator pencapaian kompetensi :
1. menyimpulkan perubahan massa dalam reaksi kimia.
2. menentukan massa salah satu zat dalam reaksi kimia jika massa zat-zat lain diketahui.
3. menentukan perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa yang sama walaupun asal
senyawa berbeda-beda.
4. menghitung massa unsur pembentuk senyawa jika diketahui perbandingannya.
5. menghitung massa zat-zat yang bereaksi
6. menyusun laporan percobaan hukum kekekalan massa
7. membuat rancanganm model percobaan hukum kekekalan massa
E. Materi pembelajaran
Fakta
:
: - Zat-zat dapat berubah(bereaksi) menjadi zat lain dengan melakukan reaksi
kimia.
- Massa unsur yang sama penyusun beberapa molekul yang memiliki unsur
yang sama mempunyai perbandingan tertentu
Konsep
: - Dalam reaksi kimia tidak terjadi perubahan jumlah massa zat-zat
- Perbandingan masa unsur yang sama penyusun molekul-molekun yang terdiri
dari unsur-unsur yang sama merupakan bilangan bulat dan sederhana
Prinsip
: - Jumlah massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi kimia adalah sama
- Perbandingan massa unsur yang sama merupakan bilangan bulat dan
sederhana
Prosedur : - mengukur mass zat-zat sebelum dan sesudah reaksi
- Perbandingan massa unsur yang sama dapat diperkecil dan disederhanakan
akan menjadi bilangan bulat dan sederhana
126
Lampiran 17
F. Metode pembelajaran : Inquiri, Praktikum, diskusi
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
- Media
: - LKS Praktikum Hukum Kekekalan massa
- Data percobaan hukum Proust
- Alat/Bahan
: 1. Gelas kimia 250 ml
4. Larutan KI 1 M
2. Tabung reaksi kecil
5. Larutan Pb (NO3)2 0,5 M
3. Timbangan
- Sumber Belajar : buku Kimia Kelas X, media cetak dan elektronik
H. Langkah-langkah pembelajaran :
Tahap
Kegiatan
-
waktu
Berdoa bersama siswa, Mengucapan salam, Memeriksa kehadiran
siswa
-
Memberi motivasi, mengkondisikan mental.
-
Apersepsi(menghubung/mengaitkan/menjembatani) pengetahuan
Pendahuluan-
Menyimak informasi Materi /Kompetensi Dasar/Indikator yang
10 menit
akan dipelajari
-
Menyimak informasi Metode Pembelajaran yang akan digunakan
-
Membagi kelompok
-
Pemberian LKS
Mengamati
 Reaksi-reaksi zat kimia disekitar kita
 Membaca dan Mengkaji literatur tentang hukum Lavoasier .
 Membaca dan Mengkaji literatur tentang hukum Proust.
Menanya(ingin /belum diketahui)
 Bagaiman cara mengetahui massa zat-zat sebelum dan
sesudah reaksi?
 Bagaimana massa zat pereaksi dan massa zat hasil reaksi?
 Bagaimana massa zat-zat dalam suatu reaksi?
 Bagaimana perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu
Inti
senyawa yang memiliki unsur yang sama?
Mencoba/mengeksplorasi/Pengumpulan Data
 Melakukan percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier
 Mengamati dan mencatat data hasil percobaan hukum
Lavoisier.
50 menit
127
Lampiran 17
 Merancang percobaan atau model untuk membuktikan hukum
Lavoisier serta mempresentasikan hasil rancangan untuk
menyamakan persepsi.
 Menganalisi data hasil percobaan hukum Proust
Mengasosiasi
 Menganalisis data untuk membuktikan hukum Lavoisier.
 Berlatih menentukan massa zat-zat sebelum dan sesudah
reaksi.
 Menganalisis data percobaan hukum Proust
Menyimpulkan
 Membuat kesimpulan tentang hubungan massa zat-zat dalam
reaksi kimia
 Membuat kesimpulan perbandingan massa unsu dalam
senyawa
Mengkomunikasikan(lisan/tulisan)
 Menyajikan hasil percobaan hukum Lavoisier.
Mencipta/menghasilkan
 Membuat Laporan praktikum
Mengamati
 Membaca dan Mengkaji literatur tentang hukum Proust.
 Membaca data hasil percobaan hukum Proust
Menanya
 Bagaimana perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa
yang sama tetapi asalnya berbeda?
Pengumpulan Data
40 menit
 Menganalisi data hasil percobaan hukum Proust
Mengasosiasi
 Menganalisis data percobaan hukum Proust
 Menghitung perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa
yang sama tetapi asalnya berbeda.
 Menghitung massa unsur penyusun senyawa berdasarkan
perbandandingannya.
 Mengumpulkan laporan hasil percobaan hukum Lavoisier.
Akhir
10 menit
 Memberitahukan materi selanjutnya
 Test Formatif
 Menyimpulkan bunyi hukum Lavoasier dan hukum Proust
25 menit
128
Lampiran 17
I. Penilaian hasil pembelajaran :
1. Sikap
Lembar Penilaian Otentik Sikap
2. Pengetahuan
A. Tugas
B. Test Formatif Tertulis :
Soal : terlampir
3. Keterampilan
Lembar Penilaian Otentik Keterampilan
129
Lampiran 17
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Sekolah
: SMAN 1 Bogor
Matapelajaran
: Kimia
Kelas/semester
: X/2
Materipokok
:
Hukum Dasar Kimia
1. hukum Dalton
2. hukum Guy Lussac
Alokasi waktu
A. Kompetensi Inti
:
3 Jam Pelajaran (3 x 45 menit)
:
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi dasar
:
3.11 Menerapkan konsep massa atom relatif dan massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukumhukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia
4.11 Mengolah dan menganalisis data terkait massa atom relatif dan
persamaan reaksi,
perhitungan kimia.
hukum-hukum dasar kimia,
massa molekul relatif,
dan konsep mol untuk
menyelesaikan
130
Lampiran 17
C. Tujuan pembelajaran
:
1. Siswa dapat menghitung perbandingan massa unsur-unsur yang sama dalam beberapa
senyawa yang mengandung unsur yang sama.
2. Siswa dapat menyimpulkan perbandingan massa unsur-unsur yang sama dalam beberapa
senyawa yang mengandung unsur yang sama.
3. Siswa dapat menghitung massa unsur-unsur yang sama dalam beberapa senyawa yang
mengandung unsur yang sama jika diketahui perbandingannya.
4. Siswa dapat menghitung perbandingan volume gas-gas yang bereaksi pada suhu dan tekanan
yang sama.
5. Siswa dapat menyimpulkan perbandingan volume gas-gas yang bereaksi pada suhu dan
tekanan yang sama.
6. Siswa dapat menghitung volume gas-gas yang bereaksi jika diketahui perbandingannya
D. Indikator pencapaian kompetensi :
1. Menghitung perbandingan massa unsur-unsur yang sama dalam beberapa senyawa yang
mengandung unsur yang sama.
2. Menyimpulkan perbandingan massa unsur-unsur yang sama dalam beberapa senyawa
yang mengandung unsur yang sama.
3. Menghitung massa unsur-unsur yang sama dalam beberapa senyawa yang mengandung
unsur yang sama jika diketahui perbandingannya.
4. Menghitung perbandingan volume gas-gas yang bereaksi pada suhu dan tekanan yang sama.
5. Menyimpulkan perbandingan volume gas-gas yang bereaksi pada suhu dan tekanan yang
sama.
6. Menghitung volume gas-gas yang bereaksi jika diketahui perbandingannya
E. Materi pembelajaran
Fakta
:
: - Ada beberapa senyawa yang mengandung unsur-unsur yang sama.
- Gas-gas memiliki volume
Konsep
: - Unsur-unsur yang sama dalam beberapa senyawa memiliki perbandingan
tertentu
- Gas-gas yang bereaksi dapat dihitung volumenya dengan perbandingan
tertentu
Prinsip
: - perbandingan massa unsur-unsur yang sama dalam beberapa senyawa yang
mengandung unsur yang sama merupakan bilangan bulat dan sederhana
131
Lampiran 17
- Perbandingan volume gas-gas yang bereaksi merupakan bilangan bulat dan
sederhana
Prosedur : - menghitung perbandingan massa unsur-unsur yang sama dalam beberapa
senyawa yang mengandung unsur yang sama
- menhitung perbandingan volume gas-gas yang bereaksi.
F. Metode pembelajaran
: Inquiri, Pemaparan data, diskusi
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
Media
: - Tayangan data percobaan hukum Dalton
- Tayangan data percobaan hukum Guy Lussac
H. Sumber Belajar : buku Kimia Kelas X, media cetak dan elektronik
I. Langkah-langkah pembelajaran :
Tahap
Kegiatan
-
waktu
Berdoa bersama siswa, Mengucapan salam, Memeriksa kehadiran
siswa
Pendahuluan-
Memberi motivasi, mengkondisikan mental.
Apersepsi(menghubung/mengaitkan/menjembatani) pengetahuan
10 menit
Menyimak informasi Materi /Kompetensi Dasar/Indikator yang
akan dipelajari
-
Menyimak informasi Metode Pembelajaran yang akan digunakan
Mengamati
 Data percobaan hukum Dalton
 mengamati perbandingan massa unsur-unsur yang sama dalam
bermacam-macam senyawa
 Membaca dan Mengkaji literatur tentang hukum Dalton
Menanya(ingin /belum diketahui)
 Bagaiman kelipatan perbandingan massa dua unsur yang dapat
lebih dari satu senyawa?,
Inti
Mencoba/mengeksplorasi/Pengumpulan Data
 Menganalisi data hasil percobaan hukum Dalton
Mengasosiasi
 Menganalisis data untuk membuktikan hukum Dalton
 Menghitung perbandingan massa unsur-unsur yang sama
50 menit
132
Lampiran 17
dalam dua senyawa yang mengandung unsur yang sama
Menyimpulkan
 Membuat kesimpulan tentang hubungan perbandingan massa
unsur yang sama dalam beberapa senyawa yang mengandung
unsur yang sama.
 Membuat kesimpulan perbandingan massa unsur dalam
senyawa yang mengandung unsur yang sama.
Mengkomunikasikan(lisan/tulisan)
 Menyajikan pembuktian data percobaan hukum Dalton
Mengamati
 Membaca dan Mengkaji literatur tentang hukum Guy Lussac
 mengamati dan membandingkan volume gas-gas yang bereaksi
pada suhu dan tekanan yang sama,
Menanya(ingin /belum diketahui)
 Bagaiman perbandingan volume gas-gas yang bereaksi pada
suhu dan tekanan yang sama?,
Mencoba/mengeksplorasi/Pengumpulan Data
 Menganalisi data hasil percobaan hukum Guy Lussac
40 menit
Mengasosiasi
 Menghitung perbandingan volume gas-gas yang bereaksi pada
suhu dan tekanan yang sama
 Menghitung volume gas-gas yang bereaksi pada suhu dan
tekanan yang sama jika diketahui perbandingannya
Menyimpulkan
 Membuat kesimpulan tentang perbandingan volume gas-gas
yang bereaksi pada suhu dan tekanan yang sama a.
Mengkomunikasikan(lisan/tulisan)
Menyajikan pembuktian data percobaan hukum Guy Lussac
Akhir
 Menyimpulkan bunyi hukum Dalton dan hukum Guy Lussac
10 menit
 Test Formatif
25 menit
133
Lampiran 17
J. Penilaian hasil pembelajaran :
1. Sikap
Lembar Penilaian Otentik Sikap
2. Pengetahuan
A. Tugas
B. Test Formatif Tertulis :
Soal : terlampir
3. Keterampilan
Lembar Penilaian Otentik Keterampilan
134
Lampiran 17
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Sekolah
: SMAN 1 Bogor
Mata Pelajaran
: Kimia
Kelas/semester
: X/2
Materipokok
:
Hukum Dasar Kimia
1. Hukum Avogadro
2. Perhitungan Kimia(Stoikiometri)
Alokasi waktu
A. Kompetensi Inti
:
3 Jam Pelajaran (3 x 45 menit)
:
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi dasar
:
3.11 Menerapkan konsep massa atom relatif dan massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukumhukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia
4.11 Mengolah dan menganalisis data terkait massa atom relatif dan massa molekul relatif, persamaan
reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.
C. Tujuan pembelajaran
:
1. Siswa dapat menghitung perbandingan volume gas-gas yang bereaksi pada suhu dan tekanan
yang sama.
2. Siswa dapat menjelaskan mengapa dalam data percobaan Guy Lussac jumlah volume gas-gas
yang bereaksi pada suhu dan tekanan yang sama tidak sama dengan penjumlahan matematis.
3. Siswa dapat menyimpulkan gas-gas yang bereaksi berupa molekul.
4. Siswa dapat menyimpulkan perbandingan volume gas-gas yang bereaksi sama dengan
perbandingan jumlah molekul gas-gas sama dengan koefisien reaksi.
135
Lampiran 17
5. Siswa dapat menghitung junlah molekul gas-gas yang bereaksi jika diketahui koefisien
reaksinya atau perbandingan volumenya.
6. Siswa dapat menghitung jumlah mol zat-zat dalam persamaan reaksi.
7. Siswa dapat menyebutkan satuan jumlah zat yang digunakan dalam perhitungan kimia.
8. Siswa dapat mengkorversikan jumlah mol ke: jumlah partikel, massa, volume atau
sebaliknya.
D. Indikator pencapaian kompetensi :
1. menghitung perbandingan volume gas-gas yang bereaksi pada suhu dan tekanan yang sama.
2. menjelaskan mengapa dalam data percobaan Guy Lussac jumlah volume gas-gas yang bereaksi
pada suhu dan tekanan yang sama tidak sama dengan penjumlahan matematis.
3. menyimpulkan gas-gas yang bereaksi berupa molekul.
4. menyimpulkan perbandingan volume gas-gas yang bereaksi sama dengan perbandingan
jumlah molekul gas-gas sama dengan koefisien reaksi.
5. menghitung junlah molekul gas-gas yang bereaksi jika diketahui koefisien reaksinya atau
perbandingan volumenya.
6. menghitung jumlah mol zat-zat dalam persamaan reaksi.
7. menyebutkan satuan jumlah zat yang digunakan dalam perhitungan kimia.
8. mengkorversikan jumlah mol ke: jumlah partikel, massa, volume atau sebaliknya..
E. Materi pembelajaran
Fakta
:
: - Penjumlahan volume gas-gas yang beraksi tidak sama dengan penjumlahan
matematis.
- Untuk perhitungan kimia dgunakan satuan jumlah mol
Konsep
: - Gas-gas yang beraksi berupa molekul.
- Jumlah partikel, Massa, volume, dapat dikonveri menjadi mol dan sebaliknya
Prinsip
: - Perbandingan jumlah molekul gas-gas sama dengan perbandingan koefisien
- Perbandingan mol zat-zat yang beraksi sama dengan perbandingan koefisien
Prosedur : - Jumlah molekul salah satu gas yang bereaksi dapat dihitung dengan
membandinkan koefisinya dengan koefisien gas lain yang diketahui jumlah
molekulnya.
- menghitung mol
136
Lampiran 17
- Menghitung mol salah satu zat yang bereaksi dengan membadingan koefisien zat
tersebut dengan koefisien zat lain yang diketahui jumlah mol zatnya.
F. Metode pembelajaran
: Inquiri, diskusi
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
: - Tayangan data percobaan hukum Dalton
Media
- Tayangan data percobaan hukum Guy Lussac
Sumber Belajar : buku Kimia Kelas X, media cetak dan elektronik
H. Langkah-langkah pembelajaran :
Tahap
Kegiatan
-
waktu
Berdoa bersama siswa, Mengucapan salam, Memeriksa kehadiran
siswa
Pendahuluan-
Memberi motivasi, mengkondisikan mental.
Apersepsi(menghubung/mengaitkan/menjembatani) pengetahuan
10 menit
Menyimak informasi Materi /Kompetensi Dasar/Indikator yang
akan dipelajari
-
Menyimak informasi Metode Pembelajaran yang akan digunakan
Mengamati
 Data percobaan Guy Lussac
 mengamati jumlah volume gas-gas yang bereaksi
 Membaca dan Mengkaji literatur tentang hukum Avogadro
Menanya(ingin /belum diketahui)
 Mengapa penjumlahan volume gas-gas yang bereaksi tidak
merupakan penjumlahan matematis?,
Mencoba/mengeksplorasi/Pengumpulan Data
 Menganalisi data hasil percobaan Guy Lussac
Mengasosiasi
 Bagaimana bentuk gas-gas yang bereaksi?
 Siapakah yang menyatakan hal tersebut?
 Jika gas-gas yang bereaksi berupa molekul dan disetarakan
Inti
jumlahnya, apakan penjumlahan volume gas-gas yang beraksi
sama dengan data percobaan Guy Lussac?
Menyimpulkan
 Perbandinghan volume gas-gas yang bereaksi sama dengan
perbandingan jumlah molekul sama dengan perbandingan
koefisien reaksi.
 Volume atau jumlah molekul salah satu gas yang bereaksi
dapat dihitung dengan menggunakan perbandingan
koefisienya dengan gas lain yang volume atau jumlah
molekul yang diketahui.
50 menit
137
Lampiran 17
Mengkomunikasikan(lisan/tulisan)
 Menyampaikan kesimpulan dan memberikan contoh
perhitungannya
Mengamati
 Membaca dan Mengkaji literatur tentang konsep mol
 mengamati dan menentukan jumlah zat yang dapat dikonversi
menjadi mol,
Menanya(ingin /belum diketahui)
 Bagaiman cara mengkonversi Jumlah partikel, massa dan
volume menjadi mol dan sebaliknya?,
Mencoba/mengeksplorasi/Pengumpulan Data
 Menganalisi cara-cara mengkonversi Jumlah partikel, massa
dan volume menjadi mol dan sebaliknya.
Mengasosiasi
40 menit
 Menghitung Jumlah partikel, massa dan volume menjadi mol
dan sebaliknya
 Menghitung jumlah mol zat yang bereaksi dari dengan
menggunakan perbandingan koefisien.
Menyimpulkan
 Mol dapat dihitung dari Jumlah partikel, massa dan volume
atau sebaliknya dan jumlah mol zat yang berekasi dapat
dihitung dari perbandingan koefisienya.
Mengkomunikasikan(lisan/tulisan)
 Menyampaikan kesimpulan dan memberikan contoh
perhitungannya
Akhir
 Mencatat kesimpulan dan rangkumannya
10 menit
 Test Formatif
25 menit
I. Penilaian hasil pembelajaran :
1. Sikap
Lembar Penilaian Otentik Sikap
2. Pengetahuan
A. Tugas
B. Test Formatif Tertulis :
Soal : terlampir
3. Keterampilan
Lembar Penilaian Otentik Keterampilan
138
Lampiran 17
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Sekolah
: SMAN 1 Bogor
Mata pelajaran
: Kimia
Kelas/semester
: X/2
Materi pokok
:
Rumus empiris dan Senyawa hidrat.
Kadar zat Pereaksi Pembatas
Alokasi waktu
A. Kompetensi Inti
:
3 Jam Pelajaran (3 x 45 menit)
:
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi dasar
:
3.11 Menerapkan konsep massa atom relatif dan massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukumhukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia
4.11 Mengolah dan menganalisis data terkait massa atom relatif dan massa molekul relatif, persamaan
reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.
C. Tujuan pembelajaran
:
1. Siswa dapat menentukan Rumus empiris
2.
Siswa dapat menentukan Senyawa hidrat.
3. Siswa dapat menentukan Kadar zat
4. Siswa dapat menentukan persentase massa,
5. Siswa dapat menentukan persentase volume,
6. Siswa dapat menentukan bagian per Juta atau part per million,
7. Siswa dapat menentukan molaritas,
8. Siswa dapat menentukan molalitas,
9. Siswa dapat menentukan fraksi mol.
139
Lampiran 17
10. Siswa dapat menentukan pereaksi pembatas.
D. Indikator pencapaian kompetensi :
1. Menentukan Rumus empiris
2. Menentukan Senyawa hidrat.
3. Menentukan Kadar zat
4. Menentukan Persentase massa,
5. Menentukan persentase volume,
6. Menentukan bagian per Juta atau part per million,
7. Menentukan molaritas,
8. Menentukan molalitas,
9. Menentukan fraksi mol.
10. Menentukan pereaksi pembatas.
E. Materi pembelajaran
Fakta
:
:
1. Beberapa senyawa ditulis dalam bentuk rumus empiris
2. Beberapa senyawa memiliki molekul air.
3. Camputan (larutan) terdiri dari beberapa zat dengan jumlah tertentu
4. Kadar zat dalam campuran sering dinyatakan dalam Persentase massa,
5. Kadar zat cairan atau gas dalam campuran sering dapat juga dinyatakan dalam Persentase volume,
6. Untuk jumlah yang sangat kecil Kadar zat dalam campuran sering dinyatakan dalam Bagian per
Juta(bpj) atau part per million(ppm),
7. Kadar zat/konsentrasi dalam larutan sering dinyatakan dalam Molaritas ,
8. Untuk perhitungan sifat koligatif larutan ∆T d dan ∆T f , Kadar zat/konsentrasi dalam larutan
dinyatakan Molalitas
9. Untuk perhitungan sifat koligatif larutan Tekanan uap jenuh digunakan Fraksi mol.
10. Dalam beberapa kejadian jumlah pereaksi tidak sesuai dengan perbandingannya
Konsep
:
1. Rumus empiris senyawa adalah menyatakan perbandingan terkecil jumlah unsur-unsur penyusunya
2. Senyawa hidrat adalah senyawa yang memiliki molekul air
3. Kadar zat menyatakan perbandingan jumlah zat dalam camputan(larutan)
4. persentase massa, menyatakan perbandingan jumlah massa zat dalam massa camputan(larutan)
5. persentase volume, menyatakan perbandingan jumlah volume zat cair/gas dalam volume camputan
cairan/gas.
6. Bagian per Juta(bpj) atau part per million(ppm) adalah perbandingan satu bagian zat per sejuta
bagian.
7. Molaritas adalah perbandingan jumlah mol zat per Liter larutan
8. Molalitas adalah perbandingan jumlah mol zat per Kilogram larutan
9. Fraksi mol adalah perbandingan jumlah mol zat per jumlah total mol zat-zat dalam larutan
10. Pereaksi pembatas adalah zat peraksi yang jumlahnya paling sedikit
140
Lampiran 17
Prinsip
:
1. Menentukan rumus Empiris membandingan jumlah mol unsur-unsur snyawa
2. Menentukan senyawa hidrat membandingan jumlah mol molekul air dalam senyawa yang memiliki
molekul air
3. Menghitung Kadar zat adalah membandingan jumlah zat dalam camputan(larutan)
4. Menghitung persentase adalah massa membandingan massa, zat dengan massa camputan(larutan)
5. Menghitung persentase adalah volume membandingkan volume zat cair/gas dalam volume
camputan cairan/gas.
6. Menghitung bagian per Juta (bpj) atau part per million(ppm) adalah membandingkan satu bagian zat
per sejuta bagian.
7. Menghitung molaritas adalah membandingan jumlah mol zat per Liter larutan
8. Menghitung molalitas adalah membandingan jumlah mol zat per Kilogram larutan
9. Menghitung fraksi mol adalah membandingan jumlah mol zat per jumlah total mol zat-zat dalam
larutan
10. Menetukan pereaksi pembatas adalah zat peraksi yang jumlah mol per koefisiennya paling
kecil
Prosedur :
1. Menentukan rumus Empiris:
Menghitung mol unsur-unsurnya dengan membagi massa dengan Ar masing-masing kemudian
rmembandingan jumlah mol unsur-unsur lalu diperkecil
2. Menentukan senyawa hidrat :
Menghitung mol senyawa dan mol molekul air dengan membagi massanya dengan Mr kemudian
membandingan jumlah mol senyawa dan maol molekul air.
3. Menghitung Kadar zat:
membagi jumlah zat dengan jumlah camputan(larutan)
4. Menghitung persentase:
massa membandingan massa, zat dengan massa camputan(larutan)
5. Menghitung persentase volume membandingkan volume zat cair/gas dalam volume camputan
cairan/gas.
6. Menghitung bagian per Juta (bpj) atau part per million (ppm) membandingkan satu bagian zat per
sejuta bagian.
7. Menghitung molaritas membandingan jumlah mol zat per Liter larutan
8. Menghitung molalitas membandingan jumlah mol zat per Kilogram larutan
9. Menghitung fraksi mol membandingan jumlah mol zat per jumlah total mol zat-zat dalam larutan
10. Menetukan pereaksi pembatas adalah zat peraksi yang jumlah mol dibagi koefisiennya
paling kecil.
F. Metode pembelajaran
:
Inquiri, diskusi
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
Media
: - Tayangan data percobaan hukum Dalton
- Tayangan data percobaan hukum Guy Lussac
141
Lampiran 17
Sumber Belajar : buku Kimia Kelas X, media cetak dan elektronik
H. Langkah-langkah pembelajaran :
Tahap
Pendahuluan
Inti
Akhir
Kegiatan
Berdoa bersama siswa, Mengucapan salam, Memeriksa kehadiran
siswa
Memberi motivasi, mengkondisikan mental.
Apersepsi(menghubung/mengaitkan/menjembatani) pengetahuan
Menyimak informasi Materi /Kompetensi Dasar/Indikator yang
akan dipelajari
Menyimak informasi Metode Pembelajaran yang akan digunakan
Mengamati
• Data percobaan Guy Lussac
• mengamati jumlah volume gas-gas yang bereaksi
• Membaca dan Mengkaji literatur tentang hukum Avogadro
Menanya(ingin /belum diketahui)
• Mengapa penjumlahan volume gas-gas yang bereaksi tidak
merupakan penjumlahan matematis?,
Mencoba/mengeksplorasi/Pengumpulan Data
• Menganalisi data hasil percobaan Guy Lussac
Mengasosiasi
• Bagaimana bentuk gas-gas yang bereaksi?
• Siapakah yang menyatakan hal tersebut?
• Jika gas-gas yang bereaksi berupa molekul dan disetarakan
jumlahnya, apakan penjumlahan volume gas-gas yang beraksi
sama dengan data percobaan Guy Lussac?
Menyimpulkan
• Perbandinghan volume gas-gas yang bereaksi sama dengan
perbandingan jumlah molekul sama dengan perbandingan
koefisien reaksi.
• Volume atau jumlah molekul salah satu gas yang bereaksi
dapat dihitung dengan menggunakan perbandingan
koefisienya dengan gas lain yang volume atau jumlah
molekul yang diketahui.
Mengkomunikasikan(lisan/tulisan)
• Menyampaikan kesimpulan dan memberikan contoh
perhitungannya
Mengamati
• Membaca dan Mengkaji literatur tentang konsep mol
• mengamati dan menentukan jumlah zat yang dapat dikonversi
menjadi mol,
Menanya(ingin /belum diketahui)
• Bagaiman cara mengkonversi Jumlah partikel, massa dan
volume menjadi mol dan sebaliknya?,
Mencoba/mengeksplorasi/Pengumpulan Data
• Menganalisi cara-cara mengkonversi Jumlah partikel, massa
dan volume menjadi mol dan sebaliknya.
Mengasosiasi
• Menghitung Jumlah partikel, massa dan volume menjadi mol
dan sebaliknya
• Menghitung jumlah mol zat yang bereaksi dari dengan
menggunakan perbandingan koefisien.
Menyimpulkan
• Mol dapat dihitung dari Jumlah partikel, massa dan volume
atau sebaliknya dan jumlah mol zat yang berekasi dapat
dihitung dari perbandingan koefisienya.
Mengkomunikasikan(lisan/tulisan)
• Menyampaikan kesimpulan dan memberikan contoh
perhitungannya
• Mencatat kesimpulan dan rangkumannya
• Test Formatif
waktu
10 menit
50 menit
40 menit
10 menit
25 menit
142
Lampiran 17
I. Penilaian hasil pembelajaran :
1. Sikap
Lembar Penilaian Otentik Sikap(terlampir)
2. Pengetahuan
A. Tugas
B. Test Formatif Tertulis :
Soal : terlampir
3. Keterampilan
Lembar Penilaian Otentik Keterampilan(terlampir)
193
Lampiran 20
DATA HASIL WAWANCARA GURU KIMIA KELAS X
TENTANG AUTHENTIC ASSESSMENT KURIKULUM 2013 DALAM PELAJARAN KIMIA
NAMA RESPONDEN
: HR
NAMA SEKOLAH
: SMAN A
TANGGAL WAWANCARA
: 15 Agustus 2014
LOKASI WAWANCARA
: Ruang Tamu Sekolah
NO
PERTANYAAN
JAWABAN
1
Apa yang ibu / bapak ketahui mengenai
Kurikulum 2013 masih sama dengan KTSP, tidak ada yang berubah
kurikulum 2013 serta perbedaannya
hanya terdapat sedikit perbedaan dalam dasar teori, pendekatan dan
dengan KTSP ?
prosesnya.
2
Apa yang Ibu / Bapak ketahui mengenai
penilaian autentik ?
Penilaian autentik merupakan penilaian yang mencakup ranah sikap,
keterampilan dan pengetahuan yang secara garis besar bersifat
komprehensif dan holistic.
3
Instrumen penilaian apa saja yang
Bapak/Ibu gunakan pada mata pelajaran
kimia ?
Penilaian yang digunakan : penilaian perbab berbeda-beda ada diskusi,
praktikum. Penilaian sikap sama semua, tapi untuk psikomotor dan
kognitif berbeda-beda.
4
Dasar apa saja yang dijadikan acuan
dalam pembuatan instrumen ?
Apa saja Feedback yang didapatkan dari
penilaian yang telah dilakukan ?
instrument penilaian didasarkan kompetensi yang akan dicapai. KI 1 dan
2 sama, tapi KI 3 berbeda beda.
data yang ada bisa dianalisis, sehingga kita tahu mana hasil yang bagus
dan yang hasilnya jelek biar dijadikan koreksian.
6
Pernahkah dilakukan suatu pelatihan
kurikulum 2013 khususnya mengenai
Penilaian ?
belum pernah ada pelatihan kur.2013 khususnya penilaian untuk
pelajaran kimia.baru ada dari pihak swasata Sehingga instrumen yang
dibuat berdasarkan sharing dengan teman –teman seprofesi.
7
Apa saja kendala yang dihadapi ?
Menentukan indikator yang akan dinilai
5
194
Lampiran 20
DATA HASIL WAWANCARA GURU KIMIA KELAS X
TENTANG AUTHENTIC ASSESSMENT KURIKULUM 2013 DALAM PELAJARAN KIMIA
NAMA RESPONDEN
: WS
NAMA SEKOLAH
: SMAN B
TANGGAL WAWANCARA
: 13 Agustus 2014
LOKASI WAWANCARA
: Ruang Guru
NO PERTANYAAN
JAWABAN
1
Apa yang ibu/bapak ketahui mengenai
Kurikulum 2013 berbeda dengan KTSP, kurikulum 201 ditekankan pada sikap
kurikulum 2013 serta perbedaannya dengan dan etika, lalu keterampilan dan pengetahuan.
KTSP ?
2
Apa yang ibu/bapak ketahui mengenai
Penilaian autentik adalah penilaian tentang sikap yang ada dalam KI 1 dan KI 2
penilaian autentik ?
3
Instrumen penilaian apa saja yang
Penilaian sikap dan keterampilan
Bapak/Ibu gunakan pada mata pelajaran
Kimia ?
4
Dasar apa saja yang dijadikan acuan dalam
Didasarkan atas kebutuhan
pembuatan Instrumen ?
5
Apa saja Feedback yang didapatkan dari
Dari penilaian yang didapatkan, ketika nilai anak itu kurang maka dilakukan
penilaian yang telah dilakukan ?
remedial.
6
Pernahkah dilakukan suatu pelatihan
Belum ada pelatihan, baru beberapa mata pelajaran.
kurikulum 2013 khususnya mengenai
Penilaian ?
7
Apa saja kendala yang dihadapi ?
Sulit membuat rubrik sult membuat instrumen yang cocok digunakan dengan
jumlah siswa yang banyak.
195
Lampiran 20
DATA HASIL WAWANCARA GURU KIMIA KELAS X
TENTANG AUTHENTIC ASSESSMENT KURIKULUM 2013 DALAM PELAJARAN KIMIA
NAMA RESPONDEN
: NS
NAMA SEKOLAH
: SMAN C
TANGGAL WAWANCARA
: 22 Agustus 2014
LOKASI WAWANCARA
: Ruang Guru
NO PERTANYAAN
JAWABAN
1
Apa yang ibu / bapak ketahui mengenai
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menuntut anak untuk aktif, mereka
kurikulum 2013 serta perbedaannya dengan
yang mencari sendiri materi berbeda dengan KTSP guru yang aktif.
KTSP ?
2
Apa yang Ibu / Bapak ketahui mengenai
Penilaian yang mencakup ranah afektif, kognitif dan psikomotor yang dilakukan
penilaian autentik ?
selama KBM. Penilaian yang jelas ada artinya benar -benar terjadi.
3
Instrumen penilaian apa saja yang bapak/ibu Untuk kognitif menggunakan soal-soal baik PG dan Esai , untuk keterampilan
gunakan pada mata pelajaran Kimia ?
menggunakan penilaian praktikum, sikap dari kesehariannya dikelas
4
5
6
7
Dasar apa saja yang dijadikan acuan dalam
pembuatan Instrumen ?
Apa saja Feedback yang didapatkan dari
penilaian yang telah dilakukan ?
Pernahkah dilakukan suatu pelatihan
kurikulum 2013 khususnya mengenai
Penilaian ?
Apa saja kendala yang dihadapi ?
Yang bisa kita amati
Belum pernah ada pelatihan implementasi kurikulum khususnya penilaian,
penilaian yang ada baru secara umum hasil meraba-raba.
Administrasi yang banyak dan agak ribet, belum ada pelatihan khusus sehingga
hanya sebatas sharing teman2 sehingga instrumen yang ada masih jauh dr kata
ideal.
194
Lampiran 21
Lampiran 22
195
Lampiran 22
196
Lampiran 22
197
Lampiran 22
198
199
Lampiran 23
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
RIWAYAT HIDUP PENULIS
MARDIANA Lahir di Bogor, 23 Desember 1992. Anak
Pertama dari Empat Bersaudara, Pasangan Bapak
Mahdi Suryadi dan Ibu Nurlailah. Penulis saat ini
tinggal di Jl. Baru Kayumanis Kp. Pabuaran Rt 01/02
Kel. Mekar Wangi Kec. Tanah Sareal Kota Bogor
16168.
Penulis memulai pendidikan formal di SDN Kencana 1
Kota Bogor tahun 1998-2004, selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMP IT KH.
Abdullah Bin Nuh Kota Bogor tahun 2004-2007, lalu melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi
yaitu SMAN 8 Kota Bogor Tahun 2007-2010. Pada tahun 2010 Penulis Melanjutkan Pendidikan
S1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Pendidikan Kimia.
Penulis dapat dihubungi melalui alamat email : [email protected] atau facebook:
facebook.com/dianmardianasuryadi
Download