RAHASIA GEREJA Malaikat, Iblis dan Peperangan

advertisement
Series:
Secret Church 7
Title:
RAHASIA GEREJA
Malaikat, Iblis dan Peperangan Rohani
Part:
4
Speaker:
Dr. David Platt
Date:
06 November 2009
Text:
"Pesan berikut adalah dari Rahasia gereja, sebuah studi Alkitab oleh Dr David Platt,
pendeta Gereja di Brook Hills."
GEREJA RAHASIA
MALAIKAT, IBLIS DAN PEPERANGAN ROHANI
Página (Page)
1
Perjanjian Lama dan Peperangan Rohani
Teks-Teks Individual
Kita masih memiliki banyak hal yang belum dipelajari. Saya ingin mendorong Saudara untuk kembali dan
melihat teks-teks ini. Teks-teks tersebut akan menantang Saudara di dalam berbagai cara yang berbeda.
Saya akan mencoba dan meringkas teks-teks Perjanjian Lama yang berbeda ketika kita sudah
menyelesaikan sekilas tentang peperangan rohani di dalam Perjanjian Lama, dan kemudian kita akan
mulai menganalisis bagaimana ide transisi peperangan rohani dengan Kristus dalam Injil, dan kemudian
ke masalah gereja yang kita pelajari bersama di bagian berikutnya. Kita melihat dalam 1 Raja-raja 22:6-28.
Pada dasarnya, ini adalah cerita tentang bagaimana Tuhan mengirimkan roh-roh pembohong ke dalam
mulut nabi untuk membawa Raja Ahab kepada kebinasaan. Jadi, inilah ringkasannya, Allah mengirimkan
roh berbohong ke dalam mulut nabi yang kemudian akan membawa Raja Ahab kepada kebinasaan. Jadi,
tentang apa itu? Disini, sekali lagi, saya ingin Saudara memperhatikan, bahwa di dalam Perjanjian Lama,
kita melihat kisah Allah yang suci, yang menggunakan roh jahat sebagai agen penghakiman-Nya. Hal ini
sangat penting.
Roh merupakan agen dari penghakiman Allah, dan akhirnya, Allah yang kudus menggunakan roh jahat
untuk mencapai tujuan-Nya, untuk mewujudkan apa yang telah dikatakan-Nya. Sekarang, ini akan
kembali ke dosa Ahab. Jika Saudara kembali ke 1 Raja-raja 16:33, Saudara menemukan bahwa Ahab lebih
banyak membangkitkan kemarahan TUHAN, Allah Israel, dibandingkan semua raja-raja Israel sebelum
dia. Dia semakin menjadi-jadi di dalam berbuat dosa. Sama seperti yang kita lihat pada nabi-nabi Baal di
dalam 1 Raja-Raja 18, Allah menggunakan nabi-nabi palsu di sini untuk membawa penghakiman atas
seorang raja penyembah berhala. Jadi, inilah gambarannya: Allah yang kudus benar-benar menggunakan
roh jahat sebagai agen penghakiman-Nya untuk mencapai tujuan-Nya.
Sekarang, Ayub 1:6-2:10. Jika Saudara sudah mengenal kisah Ayub, Saudara tahu ini adalah kisah
percakapan Tuhan dengan setan di surga sebelum apa yang terjadi pada Ayub. Ini menceritakan apa yang
terjadi pada Ayub ketika bencana mulai terjadi, ketika Kasdim mulai menyerang. Ini menceritakan
bagaimana tanaman Ayub, tanahnya, hartanya, dan anak-anaknya benar-benar hancur. Kemudian di
dalam Ayub 2, setelah Iblis datang kembali dan berbicara dengan Allah, Ayub menderita bisul, dan inilah
bagian akhir dari Ayub 2. Apa yang kita pelajari tentang peperangan rohani di dalam percakapan antara
Tuhan dan setan? Kita lihat dalam Ayub 1:6-2:10.
Página (Page)
2
Kebenaran utama, sekali lagi, adalah kedaulatan Allah. Jangan lewatkan kebenaran utama ini. Di dalam
Ayub 1 dan 2, setan berbicara bila diajak berbicara, dan setan bertindak atas seijin Allah. Setan tidak
melakukan sesuatu yang tidak diijinkan Tuhan untuk dilakukan, dan Allah tidak mengijinkan dia untuk
melakukan. Dia bertindak atas ijin Allah dan bertindak untuk memenuhi tujuan Allah. Tujuan Allah pada
akhirnya adalah untuk membawa Ayub ke tempat di mana ia akan berkata,"Telingaku sudah mendengar,
tetapi sekarang mataku sendiri telah melihat Engkau." Ayub sampai ke pengetahuan yang lebih dalam
tentang kebesaran Allah karena karya setan dalam hidupnya. Hal ini sangat penting. Ayub sampai ke
pengetahuan yang lebih dalam tentang kebesaran Allah karena pekerjaan setan dalam hidupnya. Setan
bertindak dalam ijin Ilahi dan, pada akhirnya memenuhi tujuan Ilahi. Jadi, satu kebenaran penting dari
bagian ini adalah kedaulatan Allah.
Kemenangan utama adalah moralitas Ayub. Pertanyaan yang diberikan kepada kita oleh kitab Ayub
adalah,"Apakah Ayub akan mengutuki Allah?"
Jelas, dia tergoda, dan setan mengatakan ia akan
mengutuki Allah. Sebaliknya, Ayub memuliakan Allah. Yang menarik. Saudara akan melihat di dalam
Ayub 1 dan 2, Ayub tidak menyebutkan setan. Dia tidak menyebutkan perampok dan pencuri yang telah
menjarah hartanya dan membunuh keluarganya. Dia bahkan tidak berbicara tentang dan fokus pada
luka-luka yang menyakitkan di seluruh tubuhnya atau penolakan yang ia terima dari istrinya. Sebaliknya,
seluruh drama dalam kitab Ayub adalah Ayub bergulat dengan Tuhan, karena ia tahu Tuhan adalah
penyebab utama di sini. Haruskah kita menerima yang baik dari Allah, kenyamanan dari Allah, dan bukan
masalah dari Allah? Ini adalah perspektif yang sangat berpusat pada Allah dari peperangan rohani dan
penderitaan. Ayub memuliakan Tuhan, dan Ayub menghina setan.
Saya yakin bahwa ada berbagai keadaan yang berbeda yang ditunjukkan di antara orang-orang yang
melakukan penyelidikan Alkitab ini di mana Saudara mungkin menemukan diri Saudara sendiri di saat
yang membingungkan, di saat di mana Saudara sedang mengalami berbagai macam penderitaan atau
kesulitan. Apalagi sekarang, jika Saudara menemukan diri Saudara sendiri mengalami hal yang sama atau
dalam persiapan untuk saat ketika Saudara mungkin menemukan diri Saudara sendiri mengalami hal yang
sama, saya ingin mengingatkan Saudara bahwa penderitaan hanya bisa benar dipahami dari perspektif
kedaulatan surgawi. Ini adalah bagian dari Ayub memuliakan Allah dan memalukan setan. Ayub tidak
tahu bahwa ada percakapan yang terjadi di surga antara Tuhan dan setan. Kita mengetahuinya untuk diri
kita sendiri dari membaca kitab ini. Ayub tidak mengetahuinya ketika ia mengalaminya di dalam
hidupnya. Akibatnya, ia memiliki perspektif yang sangat terbatas atas penderitaannya.
Página (Page)
3
Penderitaan masuk akal bagi kita karena kita tahu bahwa penderitaan adalah ujian dan Ayub lulus ujian
tersebut, tetapi jangan lewatkan perspektif tentang kedaulatan. Bayangkan saja perspektif ini, setan
mendekati Allah, Allah dikelilingi oleh 100.000 malaikat, dan setan berkata kepada Tuhan,"Dia tidak
sungguh-sungguh percaya kepada-Mu, mengasihi-Mu, menyembah-Mu.
Ini hanya karena Engkau
memberinya kekayaan." Lalu Tuhan berkata,"Ambillah kekayaannya, dan ia masih akan menyembah-Ku.
Ambillah kesehatannya, ia masih akan menyembah-Ku." Ayub tidak tahu yang sedang terjadi, sehingga
Ayub kehilangan semua miliknya;.ia dijarah. Anak-anak dan keluarganya hancur. Dia mempunyai banyak
bisul di seluruh tubuhnya, dan Saudara dapat membayangkan bagaimana penghuni surga, malaikat dan
iblis, mengintip dari belakang, menunggu apa yang akan terjadi. Apakah Ayub akan mengutuki Allah?
Kemudian, Ayub bangkit dari tengah-tengah penderitaannya, dan dia berkata,"Tuhan yang memberi dan
Tuhan yang mengambil. Terpujilah nama Tuhan," dan tanpa diketahui Ayub, pada saat itu juga, 200.000
tangan malaikat dinaikkan ke atas dan berteriak,"Terpujilah Allahnya Ayub." 100.000 suara menaikkan
pujian kepada-Nya sementara itu setan lari karena merasa terhina. Ini adalah perspektif yang sangat
berbeda dari surga tentang penderitaan daripada yang kadang-kadang kita miliki di bumi.
Ayub
memuliakan Tuhan, dan ia menghina setan.
Dua teks lagi, satu di sini, dan kemudian saya akan menambahkan satu lagi setelah itu. Zakharia 3, kitab
berikutnya-ke-kitab terakhir di dalam Perjanjian Lama. Apa yang terjadi yaitu ada Yosua, imam besar,
dimimpikan sedang berdiri di hadapan Allah sebagai wakil rakyat Yehuda, dan setan adalah
pendakwanya, berdiri di sana menuduh Yosua, imam besar dari dosa. Apa yang terjadi adalah untuk
menunjukkan bagaimana Allah membersihkan umat-Nya, menghapus kesalahan mereka, dan memberi
mereka kebenaran-Nya. Di bagian akhir dari bagian ini, Saudara akan melihat salah satu janji yang paling
indah dari Kristus, sang Mesias, yang akan datang, hamba Allah, Tunas dari Daud, Batu Karang, Mesias
yang dijanjikan, dan setan dibatasi.
Kemudian ia menunjukkan kepadaku imam besar Yosua berdiri di hadapan Malaikat TUHAN, dan setan
berdiri di sisi kanan untuk mendakwa Dia. TUHAN berkata kepada Iblis: "TUHAN kiranya menghardik
engkau, hai Iblis! TUHAN, yang memilih Yerusalem, kiranya menghardik engkau! Bukankah dia ini
puntung yang telah ditarik dari api?" Lihat dalam Zakharia 3:3-10.
Setan dibatasi. Jika Saudara melihat Zakharia 3, setan bahkan tidak diijinkan untuk berbicara. Dia disana
untuk mendakwa, tetapi ia tidak mendapatkan kesempatan. Sekali lagi, ia berbicara bila diajak berbicara.
Dia dibatasi. Dosa adalah masalah. Orang-orang Yehuda telah berdosa, dan mereka perlu dibersihkan.
Mereka bertanggung jawab atas dosa mereka.
Mereka membutuhkan Tuhan untuk menghapus
Página (Page)
4
kesalahan mereka, dan oleh kasih karunia-Nya Dia melakukannya, dan Dia berjanji bahwa Juruselamat
akan datang. Ini adalah teks yang luar biasa.
Sekarang, saya ingin Saudara beralih ke bagian terakhir ini. Tuliskan sesuatu di samping catatan Saudara.
Bukalah di dalam Alkitab Saudara Daniel 10. Saya telah menyebutkan di beberapa kesempatan yang
berbeda, tetapi Saudara harus melihat sekilas tentang hal ini. Saya ingin kita membaca Daniel 10:12-14.
Seluruh Kitab Daniel benar-benar memberikan banyak wawasan tentang malaikat dan setan. Kita melihat
wawasan ini di seluruh kitab ini. Apa yang terjadi adalah Daniel telah menetapkan hatinya pada
pemahaman mengapa umat Allah belum kembali ke Israel, dan ia berpuasa dan berdoa untuk jangka
waktu yang panjang kepada Allah supaya memulihkan umat-Nya. Setelah ia telah berpuasa dan berdoa
untuk waktu yang lama, seorang malaikat menampakkan diri kepadanya. Ini adalah salah satu deskripsi
yang kita lihat sebelumnya di dalam pelajaran kita tentang malaikat, tetapi saya ingin Saudara
mendengarkan apa yang dikatakan malaikat kepadanya, jadi kita akan meloncatinya.
Daniel 10:12, "Ia melanjutkan," malaikat berbicara kepada Daniel: "Janganlah takut, Daniel, sebab telah
didengarkan perkataanmu sejak hari pertama engkau berniat untuk mendapat pengertian dan untuk
merendahkan dirimu di hadapan Allahmu, dan aku datang oleh karena perkataanmu itu." Hari pertama
Saudara mulai berdoa dan berpuasa kata-kata Saudara didengar,"Pemimpin kerajaan orang Persia berdiri
dua puluh satu hari lamanya menentang aku; tetapi kemudian Mikhael, salah seorang dari pemimpinpemimpin terkemuka, datang menolong aku, dan aku meninggalkan dia di sana berhadapan dengan rajaraja orang Persia. Lalu aku datang untuk membuat engkau mengerti apa yang akan terjadi pada
bangsamu pada hari-hari yang terakhir; sebab penglihatan ini juga mengenai hari-hari itu."
Dia terus berbicara lebih banyak tentang apa yang sedang terjadi. Malaikat itu berkata,"Janganlah takut,
Daniel, sebab telah didengarkan perkataanmu sejak hari pertama dan setiap hari selama 21 hari.”
Deskripsi ini tidak hanya bergumul dengan seorang raja, pangeran Persia, implikasi di sini di bagian ini
adalah bahwa ini adalah malaikat jahat, dan kebenarannya adalah bahwa ketika Daniel mulai berdoa
pada hari pertama, doa-doanya didengar pada hari pertama , dan selama 21 hari ada perang berkecamuk
di angkasa antara malaikat ini dan roh jahat dari Persia. Michael dibawa masuk, dan penerobosan terjadi.
Lalu, malaikat itu terus berbicara tentang bagaimana hal ini akan mempengaruhi Yunani di masa yang
akan datang. Ini benar-benar bagian dari perang yang menakjubkan.
Pikirkan saja tentang hal ini: ketika kita sedang berdoa dan berpuasa dan mencari dan memanggil Tuhan,
catatan di dalam Daniel 10 adalah bahwa ada perang, secara harafiah, sedang berkecamuk di angkasa.
Página (Page)
5
Sekarang, Daniel tidak tahu ini. Daniel tidak mengatakan,"Malaikat, lakukan ini. Malaikat, lakukan itu."
Dia berdoa kepada Allah, dan tanpa sepengetahuan dia, ada perang yang sedang berkecamuk di angkasa
sebagai respon atas doa-doanya, dan ia terus bertekun dalam doa. Dia tidak berhenti, ia tetap bertekun
dan kemenangan terjadi. Inilah catatan di dalam Daniel 10. Jika Saudara mempelajari teks ini, akan
mendorong Saudara untuk berlutut berdoa dan membantu Saudara untuk sekilas melihat apa yang
sedang terjadi ketika kita dengan serius datang kepada Allah di dalam doa.
Jadi, ini adalah tujuh bagian Perjanjian Lama. Saya ingin kita melihat bagian-bagian ini bersama-sama,
dan saya ingin memberikan dua observasi, tiga kesimpulan, dan kemudian satu pertanyaan.
Observasi-Observasi yang Menarik…
Pertama, dua observasi yang sangat menarik yang ingin saya tunjukkan kepada Saudara yang benarbenar mengejutkan, terutama ketika Saudara memikirkan tentang fakta bahwa budaya di sekitar Israel di
dalam Perjanjian Lama memiliki penjelasan-penjelasan tentang iblis untuk semuanya. Berbicara tentang
setan/roh jahat adalah normal, tetapi ketika Saudara sampai ke Perjanjian Lama, apa yang Saudara
temukan adalah bahwa Perjanjian Lama meminimalkan setan dan iblis. Saudara tidak melihat Perjanjian
Lama berbicara tentang Iblis dan setan dan roh jahat dimana-mana. Selama Allah menginspirasikan
Firman-Nya di antara umat-Nya, ini tidak lazim. Kenyataannya adalah Perjanjian Lama tidak mendukung
pandangan dari bangsa-bangsa di sekitarnya, Perjanjian Lama tidak mengakomodasi semua penjelasan
tentang setan. Dengan kata lain, Perjanjian Lama adalah memberikan pandangan yang sama sekali
berbeda tentang iblis, roh jahat dan Tuhan.
Fokus di dalam Perjanjian Lama bukan budaya para
penyembah berhala yang mengelilingi Israel.
Ini bukan berarti si jahat tidak bekerja, tetapi fokus di dalam Perjanjian Lama adalah meminimalkan setan
dan iblis, dan memaksimalkan tanggung jawab manusia. Hal ini sangat penting. Saudara tidak melihat
fokus di dalam Perjanjian Lama pada masalah setan yang menghuni. Saudara tidak melihat Perjanjian
Lama mengatakan Nuh berjuang dengan setan kemabukan, dan Daud berjuang dengan iblis perzinahan,
atau Musa berjuang dengan setan ketidakpercayaan, atau Israel berjuang dengan setan penyembahan
berhala. Saudara tidak melihat karya setan dan berbicara tentang hal-hal seperti itu. Sebaliknya,
fokusnya, masalahnya adalah di dalam hati manusia, bukan dihuni oleh setan, tetapi di dalam hati
manusia. Ini memaksimalkan tanggung jawab manusia. Fokus kejahatan dan dosa di dalam Perjanjian
Lama bukan karena iblis yang menghuni, tetapi fokusnya di dalam hati manusia. Saudara melihat ini
dalam Kejadian 6 di dalam hal kejahatan bumi. "Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar
Página (Page)
6
di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata."
(Kejadian 6:5). Saudara melihat bagaimana telah terjadi kejahatan manusia yang besar itu. Pengkhotbah
9:3 adalah deskripsi yang tepat dari kejahatan di dalam hati kita,"Inilah yang celaka dalam segala sesuatu
yang terjadi di bawah matahari; nasib semua orang sama. Hati anak-anak manusiapun penuh dengan
kejahatan, dan kebebalan ada dalam hati mereka seumur hidup, dan kemudian mereka menuju alam
orang mati." Yeremia 17:9,"Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah
membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?"
Ini adalah kebenaran yang penting.
Peganglah
kebenaran ini, karena kita akan kembali ke sini nanti dalam penelitian kita. Perjanjian Lama
meminimalkan Iblis dan setan dan memaksimalkan tanggung jawab manusia atas dosa. Masalahnya
bukan karena setan yang menghuni, masalahnya adalah dengan hati manusia.
Kesimpulan Perjanjian Lama ...
Tiga kesimpulan di dalam Perjanjian Lama. Nomor satu, Allah berdaulat atas setan. Kita telah melihat ini
berulang-ulang. Berikut adalah poinnya, setan memiliki kebencian yang tidak terbatas. Setan adalah
pembohong. Setan adalah perusak. Setan adalah seorang pendakwa dan pembunuh. Inilah berita
buruknya. Kabar baiknya adalah setan memiliki kekuasaan yang terbatas. Saya suka dengan apa yang
dikatakan seorang penulis. Dia berkata,"Orang yang benar-benar memperbudak bangsa-bangsa di dalam
kegelapan kejahatan dan kematian merupakan seorang aktor pendukung yang dapat diprediksi di dalam
kisah yang lebih besar tentang kasih Tuhan yang kudus dan murka-Nya yang suci." Ini bagus. Setan
adalah aktor pendukung yang dapat diprediksi di dalam cerita yang lebih besar tentang penebusan.
Setan memiliki kebencian yang tidak terbatas, tetapi kuasanya terbatas. Allah berdaulat, setan tidak.
Allah berdaulat atas alam, bangsa-bangsa, kehidupan, kematian, penyakit, Dia berdaulat atas segala
sesuatu. Setan tidak berdaulat atas bangsa-bangsa. Setan tidak berdaulat atas penyakit. Setan tidak
berdaulat atas kanker.
Setan tidak berdaulat atas apakah kita hidup atau mati.
Yakobus
mengatakan,"Jika Tuhan menghendakinya kita akan hidup, jika tidak kita akan mati." aAllah berdaulat
atas semua hal ini, Setan tidak.
Kesimpulan kedua, dosa adalah masalah utama manusia. Kita bertanggung jawab atas dosa-dosa kita.
Perjanjian Lama tidak meletakkan kesalahan dan tanggungjawab atas kejahatan kepada Setan. Manusia
bertanggung jawab atas kejahatan mereka. Siapa yang bertanggung jawab atas dosa di dalam Kejadian
3? Adam dan Hawa. Siapa yang bertanggung jawab atas dosa di dalam kisah Saul? Saul bertanggung
jawab untuk itu. Ahab bertanggung jawab atas dosanya. Pria dan wanita bertanggung jawab untuk dosa
mereka.
Página (Page)
7
Perjanjian Lama mengajarkan bahwa kita, sebagai akibatnya, harus meresponi Allah di dalam terang dosa
kita. Jika kita bertanggung jawab, maka kita bertanggung jawab untuk meresponi Allah. Deskripsi yang
kita lihat berulang-ulang di seluruh Perjanjian Lama adalah kita bertobat dari dosa kita, atau kita mati di
dalam dosa kita, dan ini adalah pesan Tuhan kepada umat-Nya berulang-ulang. Bagaimana Saudara
menghadapi penyembahan berhala?
Bagaimana Saudara menghadapi penyimpangan seksual?
Bagaimana Saudara menghadapi kebohongan dan kecurangan dan pencurian? Jawaban yang diberikan
di dalam Perjanjian Lama setiap saat adalah bertobat. Bertobatlah. Berbaliklah dari dosa Saudara dan
berbaliklah kepada Allah. Percayalah kepada Tuhan. Ikutlah Tuhan. Taatlah kepada Allah.
Perhatikan ketiadaan setan yang sangat menyolok di dalam Perjanjian Lama. Kita tidak melihat setan
diusir dari orang-orang di dalam Perjanjian Lama. Kita melihat orang-orang yang bergumul dengan dosa
diberitahukan bertobat dan percaya kepada Tuhan. Inilah bagaimana peperangan rohani sedang terjadi
di Perjanjian Lama. Pastikan Saudara ingat bahwa peperangan rohani, dengan cara ini, berpusat pada
Tuhan, bukan berpusat kepada setan. Allah adalah pusat perhatian. Setan bukan pusat di dalam cerita,
mereka berada di latar belakang. Iblis ada dirantai pendek di dalam Perjanjian Lama.
Sekarang, semua hal ini membawa ke sebuah pertanyaan: "Jika Allah berdaulat atas kejahatan, dan Dia
bahkan menggunakan roh-roh jahat sebagai agen penghakiman-Nya untuk mencapai tujuan-Nya, maka
bagaimana bisa Allah yang kudus berhubungan dengan kejahatan? Ini adalah pertanyaan yang sangat
penting. Ini adalah pertanyaan yang saya ingin kita mulai memeriksa: bagaimana Allah berhubungan
dengan dosa? Bagaimana Tuhan berhubungan dengan kejahatan? Tantangan bagi Saudara selama lima
menit berikutnya adalah untuk tetap mencoba dan memahami segala sesuatu yang akan saya ajarkan
kepada Saudara, karena ki ta akan masuk ke beberapa doktrin dan teologi Perjanjian Lama yang benarbenar intens. Jadi, cobalah untuk mengerti saya selama lima menit berikutnya.
Allah berhubungan dengan dosa secara berbeda. Ini berarti dia berhubungan dengan dosa dengan cara
yang berbeda pada waktu-waktu yang berbeda.
Kadang-kadang di dalam Perjanjian Lama, Tuhan
mencegah dosa. Kita tidak akan memeriksa semua contoh ini, tetapi ini adalah apa ditunjukkan Kejadian
20:06 kepada kita. "Lalu berfirmanlah Allah kepadanya dalam mimpi: "Aku tahu juga, bahwa engkau
telah melakukan hal itu dengan hati yang tulus, maka Akupun telah mencegah engkau untuk berbuat
dosa terhadap Aku; sebab itu Aku tidak membiarkan engkau menjamah dia." (Kejadian 20:6). Kadangkadang Tuhan mencegah dosa. "Lindungilah hamba-Mu, juga terhadap orang yang kurang ajar;
janganlah mereka menguasai aku! Maka aku menjadi tak bercela dan bebas dari pelanggaran besar."
(Mazmur 19:13).
Página (Page)
8
Di waktu yng lain, Tuhan mengijinkan dosa.
Ia memperbolehkan dosa.
mendengarkan suara-Ku, dan Israel tidak suka kepada-Ku.
"Tetapi umat-Ku tidak
Sebab itu Aku membiarkan dia dalam
kedegilan hatinya; biarlah mereka berjalan mengikuti rencananya sendiri.” (Mazmur 81:11-12).
Perjanjian Lama mengajarkan bahwa kadang-kadang Tuhan menyerahkan kita kepada dosa.
Di waktu-waktu yang lain, kita melihat Allah mengarahkan dosa. Dia menggunakan dosa, dan Dia
mengarahkannya untuk kebaikan. “Tetapi Yusuf berkata kepada mereka: "Janganlah takut, sebab aku
inikah pengganti Allah? Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah
telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini,
yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar." (Kejadian 50:19-20).
Ini adalah kisah tentang
saudara-saudara Yusuf. Kita akan kembali ke cerita ini beberapa saat lagi.
Kadang-kadang Tuhan membatasi dosa. Mungkin Dia tidak mencegah kejahatan sepenuhnya dalam satu
keadaan, tetapi Dia tidak menahan tingkat atau efek dari dosa. "Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah,
segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu
terhadap dirinya." Kemudian pergilah Iblis dari hadapan TUHAN." (Ayub 1:12) .
Jadi, Allah berhubungan dengan dosa di dalam semua cara ini, tetapi jangan lewatkan kebenaran ini:
Tuhan tidak pernah secara langsung menyebabkan dosa. Ini sangat penting. Tuhan tidak pernah secara
langsung menyebabkan dosa. Di dalam Alkitab Allah tidak pernah berbuat dosa, dan Tuhan tidak pernah
disalahkan karena dosa. Tidak pernah disebutkan di dalam Alkitab yang menunjukkan Allah melakukan
sesuatu yang jahat. Jangan lewatkan kebenaran ini. Allah tidak pernah menjadi agen pribadi yang
menggoda kita untuk berbuat kejahatan. Bahkan di dalam kedaulatan-Nya atas kejahatan, Dia masih
mampu mempertahankan kekudusan-Nya yang sempurna. Kekudusan dan kebaikan-Nya tidak pernah
satu saat pun dituduh atau dipertanyakan ketika Dia berhubungan dengan dosa.
Ini sangat penting karena jika kita tidak berhati-hati, kita akan mulai percaya beberapa kesalahan yang
berbeda. Jika kita mengatakan bahwa Allah sendiri yang melakukan kejahatan, maka kita menyangkal
bahwa Dia adalah baik dan benar. Allah yang layak atas semua penyembahan kita, sehingga kita tidak
ingin untuk mempercayainya. Alkitab tidak mengajarkan seperti itu. Pada saat yang sama, jika kita
mengatakan bahwa Allah tidak berdaulat atas segala sesuatu, bahwa ada bagian-bagian dari kejahatan
diluar ini dimana Dia tidak berdaulat atasnya, maka itu berarti ada beberapa hal yang berada di luar
kendali-Nya, yang juga tidak diajarkan di dalam Alkitab. Kita ingin memastikan bahwa kita tidak percaya
Página (Page)
9
kepada salah satu dari kesalahan ini. Tuhan tidak pernah secara langsung menyebabkan dosa. Jadi
bagaimana kita mendamaikan Allah dan kejahatan?
Apa yang baru kita pelajari adalah bagaimana Allah berhubungan dengan dosa. Sekarang, pikirkan
tentang kejahatan. Allah berhubungan dengan kebaikan dan kejahatan secara asimetris, yang berarti
dengan cara yang berbeda. Dia berhubungan dengan kebaikan dengan cara yang berbeda dengan cara
Dia berhubungan dengan kejahatan. Pastikan Saudara memahami apa yang saya katakan. Saya tahu ini
sulit, tetapi cobalah dan memahaminya.
Allah dan kebaikan, semua yang baik berada di bawah
kedaulatan-Nya. Allah sepenuhnya dan secara total baik, dan Dia yang mengendalikan segala sesuatu
yang baik. "Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setiaNya." (Mazmur 107:1). "Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan
ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan
orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu!
Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?'" (Yehezkiel 33:11). "Karena tidak untuk selama-lamanya
Tuhan mengucilkan. Karena walau Ia mendatangkan susah, Ia juga menyayangi menurut kebesaran
kasih setia-Nya. Karena tidak dengan rela hati Ia menindas dan merisaukan anak-anak manusia."
(Ratapan 3:31-33).
Saya akan menjelaskan tentang kebenaran ini dan mengatakan semua yang baik secara moral dituduhkan
kepada Allah. Semua yang baik itu mengalir dari Allah. "Gunung Batu, yang pekerjaan-Nya sempurna,
karena segala jalan-Nya adil, Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia." (Ulangan
3:24). Kita tidak melihat dimanapun di dalam Alkitab dimana kebaikan dapat dituduhkan secara moral,
akhirnya, kepada ciptaan. Ini selalu dikaitkan dengan Sang Pencipta. Inilah poin seluruhnya.
Ketika Saudara sampai di Perjanjian Baru, lihatlah Roma 3:9-10,
Jadi bagaimana? Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang lain? Sama sekali
tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa
mereka semua ada di bawah kuasa dosa, seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar,
seorangpun tidak.
Jadi, kita tidak menghasilkan sesuatu yang baik.
Allah adalah satu-satunya yang diterima dapat
menghasilkan kebaikan. Segala sesuatu yang baik datang dari Allah. Dia adalah yang utama, dan kita
adalah yang kedua di dalam melakukan sesuatu yang baik. Apakah Saudara memahaminya?
Página (Page)
10
Semua yang baik secara moral dituduhkan kepada-Nya. Pastikan bahwa hal ini tetap segar di dalam
pikiran Saudara, karena ketika sampai kepada Tuhan dan iblis, semua yang jahat berada di bawah
kedaulatan-Nya, sama seperti semua yang baik. Hanya apa yang telah kita lihat dengan baik, semua yang
jahat berada di bawah kedaulatan-Nya. Ratapan 3, di bagian akhir dari perikop ini," Bukankah dari mulut
Yang Mahatinggi keluar apa yang buruk dan apa yang baik?” Misalnya, di dalam mempelajari perikop di
dalam kitab Keluaran melibatkan mengeraskan hati Firaun, Saudara akan melihat bahwa Tuhan
mengeraskan hati Firaun, dan juga, Firaun mengeraskan hatinya sendiri. (Keluaran 4:21-23)
Saudara akan melihat contoh-contohnya di seluruh Alkitab: Yosua 11:20, 1 Samuel 2:25, Ayub 1:20-22,
dan Yesaya 45:7.
Fakta bahwa segala sesuatu yang jahat berada di bawah kedaulatan-Nya adalah jelas dalam semua teksteks tersebut.
Namun, di sinilah yang berbeda. Bahwa semua yang baik secara moral dituduhkan kepada Allah di dalam
Kitab Suci, semua yang jahat secara moral tidak dituduhkan kepada-Nya. Ditanamkan secara sederhana,
seluruh Alkitab tidak pernah menuduh Allah jahat.
penyebab lainnya.
Atribut jahat selalu untuk perantara lainnya,
Alkitab, memang seharusnya dan terus-menerus, menyalahkan ciptaan-ciptaan
bermoral untuk kejahatan yang mereka lakukan, dan kita melihat ini di dalam Yesaya 66, yaitu dalam
Yesaya 66:3-4.
Di bagian akhir dari perikop ini adalah contoh utama, tetapi menyalahkan kejahatan, tanggung jawab atas
kejahatan selalu kepada ciptaan, apakah itu manusia atau setan yang melakukannya, dan bukan pada
Pencipta.
Di sinilah kita berhadapan secara langsung dengan salah satu kebenaran inti di dalam Injil. Allah
sepenuhnya dan seutuhnya dan benar-benar baik, dan kita telah berbuat dosa dan berpaling dari-Nya
dan memberontak terhadap-Nya. Paulus mengatakan, tidak ada yang baik di dalam diri kita. Oleh karena
itu, kita memerlukan kebaikan Allah bahkan mulai berbalik kepada-Nya. Semua yang baik secara moral
dituduhkan kepada-Nya. Semua yang jahat secara moral dituduhkan kepada kita baik ciptaan-ciptaan,
manusia, roh jahat, atau setan.
Sekarang, bagaimana semua ini bekerja bersama-sama? Saya hanya ingin mengingatkan Saudara, dan
inilah yang kita bicarakan di Who is God Secret Church (Siapakah Tuhan Gereja Rahasia). Ingatlah kepada
rencana Allah yang harmonis. Bagaimana semua ini bekerja sama? Bagaimana dua kebenaran berikut
Página (Page)
11
bisa bersama-sama merupakan sebuah misteri, tetapi di sini ada dua kebenaran. Nomor satu, Tuhan
memegang kendali. T uhan benar-benar memegang kendali. Nomor dua, kita membuat pilihan. Tuhan
memegang kendali, dan kita membuat pilihan. Kedua pernyataan tersebut adalah benar. Mari saya beri
dua contoh. Lihatlah kisah saudara-saudara Yusuf di dalam Kejadian 50,"Tetapi Yusuf berkata kepada
mereka: "Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah? Memang kamu telah mereka-rekakan yang
jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan
seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.'" (Kejadian 50:19-20)
Sekarang saya ingin mengajukan pertanyaan. Apakah saudara-saudara Yusuf merasa berdosa ketika
mereka menjual saudara mereka sebagai budak dan berbohong untuk menutupinya? Apakah mereka
merasa berdosa?
Apakah mereka bertanggung jawab atas dosa itu?
mengendalikannya? Tentu Saja.
Tentu Saja. Apakah Allah
Dia mengendalikan setiap detail, dan Dia menggunakannya untuk
membawa kepada penebusan dan keselamatan umat-Nya di dalam kelaparan yang melanda. Tuhan
memegang kendali, namun kita membuat pilihan.
Ide ini bahkan lebih indah dijelaskan di dalam Kisah Para Rasul 2,
Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari
Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan
kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah
dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu. Dia yang
diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu
bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka. Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan
melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa
maut itu. (Kisah Para Rasul 2:22-24)
Apakah penuduh, penyiksa, dan pembunuh Yesus bertanggung jawab karena telah membunuh-Nya di
kayu salib? Tentu Saja. Disini mereka bertanggung jawab atas dosa pembunuhan. Apakah mereka
memilih untuk membunuh-Nya? Tentu saja. "Kamu telah membunuh Dia." Apakah Allah berdaulat atas
peristiwa ini? Ya, setiap detail. Tuhan tidak duduk enak-enak, hanya berharap sesuatu seperti ini akan
terjadi untuk membawa keselamatan bagi umat-Nya. Ini adalah tujuan dan rencana Allah yang sudah
diatur, menggunakan demonstrasi kejahatan yang paling mengerikan di dalam sejarah untuk
memberikan keselamatan bagi kita semua.
Página (Page)
12
Jadi, ini terjadi bersama-sama dengan cara yang misterius. Tuhan memegang kendali, dan kita membuat
pilihan. Akibatnya, hal ini membantu kita untuk memikirkan bagaimana Allah berdaulat atas segala
sesuatu, baik maupun jahat, namun Dia tidak pernah berbuat dosa. Ia tidak pernah disalahkan karena
dosa.
Ini adalah deskripsi dari peperangan rohani di dalam Perjanjian Lama.
Allah benar-benar
berdaulat. Manusia sepenuhnya bertanggung jawab. Fokusnya bukan pada setan atau mengusir setan
keluar. Fokusnya adalah pada pertobatan dan berbalik kepada Allah, dan Saudara bertanggung jawab
untuk melakukan hal itu. Segala sesuatu yang terjadi berada di bawah kedaulatan Allah, dan bahkan Dia
akhirnya menggunakan kejahatan untuk membawa kebaikan. Ada peperangan Perjanjian Lama dan
peperangan rohani. Saudara dapat merenungkan hal ini selama berminggu-minggu.
Kristus dan Peperangan Rohani
Sebuah pertempuran yang menyeluruh…
Sekarang, kita akan melihat Kristus. Kita membalik halaman Alkitab di dalam Perjanjian Baru, dan kita
melihat sebuah adegan yang sangat berbeda. Tampaknya bahwa Yesus mengusir setan dan roh jahat
sepanjang waktu, khususnya, dibandingkan dengan Perjanjian Lama. Mengapa kita melihat pemahaman
yang sedemikian berbeda tentang peperangan rohani?
Saya ingin Saudara memikirkan tentang deskripsi tentang Kristus di dalam Injil. Peperangan rohani
adalah sebuah pertempuran yang menyeluruh. Di awal kehidupan-Nya, ada upaya untuk membunuh
Kristus ketika Raja Herodes mengeluarkan keputusan untuk menemukan anak-anak dan membunuh
mereka.
Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat
marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu
anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat
diketahuinya dari orang-orang majus itu.
Dengan demikian genaplah firman yang
disampaikan oleh nabi Yeremia: "Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang
amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak
ada lagi." (Matius 2:16-18).
Hal ini terjadi di awal kehidupan-Nya, dan kemudian di awal pelayanan-Nya di dalam Matius 4 dan Lukas
4, kita melihat pelayanan Yesus dibuka dengan pencobaan di padang gurun oleh setan. (Matius 4:1-11).
Página (Page)
13
Di awal kehidupan-Nya, di awal pelayanan-Nya, dan ketika kita meneruskan di dalam Injil, kita melihat
peperangan rohani di tengah-tengah kehidupan dan pelayanan-Nya. Dia mengusir setan-setan.
Pada keesokan harinya ketika mereka turun dari gunung itu, datanglah orang banyak
berbondong-bondong menemui Yesus. Seorang dari orang banyak itu berseru, katanya:
"Guru, aku memohon supaya Engkau menengok anakku, sebab ia adalah satu-satunya
anakku.
Sewaktu-waktu ia diserang roh, lalu mendadak ia berteriak dan roh itu
menggoncang-goncangkannya sehingga mulutnya berbusa. Roh itu terus saja menyiksa
dia dan hampir-hampir tidak mau meninggalkannya. Dan aku telah meminta kepada
murid-murid-Mu supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat." Maka
kata Yesus: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi
Aku harus tinggal di antara kamu dan sabar terhadap kamu? Bawa anakmu itu kemari!"
Dan ketika anak itu mendekati Yesus, setan itu membantingkannya ke tanah dan
menggoncang-goncangnya. Tetapi Yesus menegor roh jahat itu dengan keras dan
menyembuhkan anak itu, lalu mengembalikannya kepada ayahnya. ¶ Maka takjublah
semua orang itu karena kebesaran Allah. Ketika semua orang itu masih heran karena
segala yang diperbuat-Nya itu, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya:” (Lukas 9:37-43)
Lukas 9 adalah satu gambaran,"Guru, aku memohon supaya Engkau menengok anakku, sebab ia adalah
satu-satunya anakku. Sewaktu-waktu ia diserang roh, lalu mendadak ia berteriak." Kemudian, bagian ini
mengatakan," Dan ketika anak itu mendekati Yesus, setan itu membantingkannya ke tanah dan
menggoncang-goncangnya. Tetapi Yesus menegor roh jahat itu dengan keras dan menyembuhkan anak
itu, lalu mengembalikannya kepada ayahnya. Maka takjublah semua orang itu karena kebesaran Allah."
Dia mengusir setan-setan, dan Dia menyatakan kekuasaan-Nya. Dia menyatakan kekuasaan-Nya atas
kekuatan setan dengan cara yang pasti dan sangat kontroversial. Jika Saudara melihat bagian akhir dari
ayat ini di dalam Matius 12, orang-orang Farisi menuduh Dia mengusir setan dengan menggunakan
penghulu setan. (Matius 12:22-29)
Kemudian dibawalah kepada Yesus seorang yang kerasukan setan. Orang itu buta dan
bisu, lalu Yesus menyembuhkannya, sehingga si bisu itu berkata-kata dan melihat. Maka
takjublah sekalian orang banyak itu, katanya: "Ia ini agaknya Anak Daud." Tetapi ketika
orang Farisi mendengarnya, mereka berkata: "Dengan Beelzebul, penghulu setan, Ia
mengusir setan." Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata kepada mereka:
Página (Page)
14
"Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap kota atau rumah tangga
yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan. Demikianlah juga kalau Iblis mengusir Iblis,
iapun terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri; bagaimanakah kerajaannya dapat
bertahan? Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa siapakah
pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu.
Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan
Allah sudah datang kepadamu. Atau bagaimanakah orang dapat memasuki rumah
seorang yang kuat dan merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang
kuat itu? Sesudah diikatnya barulah dapat ia merampok rumah itu.”
Yesus menanggapi mereka, dan Dia berkata,"Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah,
maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu." Inilah poinnya di sini. Dia menunjukkan
bahwa Kerajaan Allah ada di sini. "Atau bagaimanakah," kata Yesus,"orang dapat memasuki rumah
seorang yang kuat dan merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu?
Sesudah diikatnya barulah dapat ia merampok rumah itu." Sekarang, bagian akhir perikop ini sangat
penting, karena di dalam perumpamaan di sini, seorang yang kuat adalah setan. Harta miliknya dan
penjarahan bukanlah milik atau barang-barang pribadinya. Mereka adalah orang-orang yang telah
dibutakan terhadap rencana keselamatan. Apa yang Kristus lakukan ketika Dia melaksanakan pelayananNya adalah Dia menunjukkan bahwa Dia memiliki kuasa untuk mengikat orang kuat itu, mengikatnya.
Inilah tujuan akhir di kayu salib. Apa yang Kristus lakukan adalah Dia mengikat orang kuat, mengikat
orang yang menawan mereka. Pelayanan Yesus di bumi menunjukkan kepada kita bahwa setan telah
diikat. Setan telah diikat oleh Kristus, dan janji Yesus untuk selamanya adalah bahwa setan akan
dihancurkan. Ada api yang kekal dipersiapkan untuk iblis dan malaikat-malaikatnya. "Dan Ia akan
berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang
terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya."
(Matius 25:41 ).
Jadi, setan telah diikat, dan setan akan dihancurkan. Semua yang mengarah ke bagian akhir dari
kehidupannya, di mana salib adalah pengusiran setan yang utama," Sekarang berlangsung penghakiman
atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar; dan Aku, apabila Aku
ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku." (Yohanes 12:31-32). Para
penguasa dunia ini sekarang akan diusir. Salib adalah pengusiran setan yang utama, dan kebangkitan
adalah kemenangan tertinggi.
Página (Page)
15
“Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah
kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan
Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang
ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan
kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada
lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai
sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. Selanjutnya Ia menampakkan
diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul.
Dan yang paling akhir dari
semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir
sebelum waktunya.” (1 Korintus 15:3-8).
Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat
mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang
tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu?
Hai maut, di manakah sengatmu?" Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum
Taurat. Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan
oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.” (1 Korintus 15:54-57).
Yesus, di awal kehidupan dan pelayanan-Nya dan di tengah-tengah kehidupan dan pelayanan-Nya,
datang ke salib, dan kebangkitan-Nya. Kemudian, di akhir pelayanan-Nya, sebelum naik ke surga, Dia
berkata dengan berani,"Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi." (Matius 28:18).
Inilah penggenapan nubuat di dalam Daniel 7:
“Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang
seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya. Lalu
diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari
segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang
kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah. (Daniel 7:13-14).
"Anda telah mendengarkan Rahasia gereja, sebuah studi Alkitab oleh Dr David Platt,
pendeta Gereja di Brook Hills."
Página (Page)
16
Download