iii kerangka pemikiran

advertisement
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1.
Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1. Konsep Dasar Risiko
Secara sederhana, risiko diartikan sebagai kemungkinan kejadian yang
merugikan. Terdapat tiga karakteristik risiko, yaitu merupakan suatu kejadian,
kejadian tersebut mengandung kemungkinan, dan jika terjadi mengakibatkan
kerugian (Kountur, 2008). Risiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau
keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
Vaughan (1978) diacu dalam Darmawi (2008) mengemukakan beberapa definisi
risiko sebagai berikut :
1) Risiko adalah kans kerugian (risk is the chance of loss)
Chance of loss biasanya dipergunakan untuk menunjukkan suatu
keadaan dimana terdapat suatu exposure (keterbukaan) terhadap kerugian
atau suatu kemungkinan kerugian. Dalam ilmu statistik, chance dipergunakan
untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu.
2) Risiko adalah kemungkinan kerugian (risk is the possibility of loss)
Istilah possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada
diantara nol dan satu. Definisi ini sangat mendekati dengan pengertian risiko
yang dipakai sehari-hari. Namun, definisi ini kurang cocok dipakai dalam
analisis secara kuantitatif.
3) Risiko adalah ketidakpastian (risk is uncertainty)
Risiko terjadi karena adanya ketidakpastian (uncertainty). Oleh karena
itu, risiko diartikan dengan ketidakpastian. Uncertainty dapat bersifat
subjective dan objective. Subjective uncertainty merupakan penilaian individu
terhadap situasi risiko yang didasarkan pada pengetahuan dan sikap individu
yang bersangkutan.
4) Risiko merupakan penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan (risk is
the dispersion of actual from expected results)
Ahli statistik mendefinisikan risiko sebagai derajat penyimpangan
sesuatu nilai disekitar suatu posisi sentral atau di sekitar titik rata-rata.
Definisi risiko sebagai penyimpangan hasil aktual dari hasil yang diharapkan,
29
merupakan versi lain dari definisi risk is uncertainty, dimana penyimpangan
relatif merupakan suatu pernyataan uncertainty secara statistic.
5) Risiko adalah probabilitas sesuatu outcome berbeda dengan outcome yang
diharapkan (risk is the probability of any outcome different from the one
expected).
Variasi lain dari konsep risiko sebagai suatu penyimpangan, yaitu
risiko merupakan probabilitas obyektif bahwa outcome yang aktual dari suatu
kejadian akan berbeda dari outcome yang diharapkan. Kunci dalam definisi
ini adalah bahwa risiko bukan probabilita dari suatu kejadian tunggal, tetapi
probabilita dari beberapa outcome yang berbeda dari yang diharapkan.
Menurut Arthur Williams dan Richard, M. H, risiko adalah suatu variasi
dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu. A. Abas Salim
mendefinisikan bahwa risiko adalah ketidaktentuan (uncertainty) yang mungkin
melahirkan peristiwa kerugian (loss). Sedangkan Soekarto mengartikan risiko
sebagai ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa4.
Darmawi (2008) menyimpulkan risiko dihubungkan dengan kemungkinan
terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tak diinginkan atau tidak terduga. Dengan
kata lain kemungkinan itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian.
Ketidakpastian tersebut merupakan kondisi yang menyebabkan tumbuhnya risiko.
3.1.2. Klasifikasi risiko
Risiko dapat dilihat dari beberapa sudut pandang sebagai berikut :
1) Risiko dari Sudut Pandang Penyebab
a) Risiko Keuangan
Risiko keuangan adalah risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor
keuangan seperti harga, tingkat bunga, dan mata uang asing. Jadi risiko
yang disebabkan oleh terjadinya perubahan harga, perubahan tingkat
bunga, atau perubahan mata uang asing disebut sebagai risiko-risiko
keuangan.
4
www.gosublogger.com. Pengertian Resiko Menurut Beberapa Ahli. Diakses tanggal 26
Agustus 2009
30
b) Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko-risiko yang disebabkan oleh
faktor-faktor non-keuangan. Faktor-faktor non keuangan tersebut, yaitu
manusia, teknologi, dan alam. Manusia dapat menyebabkan risiko, yaitu
menyangkut kompetensi (tidak mampu, lalai, sakit), moral (mencuri,
merusak, mogok kerja), serta selera (tidak puas, persepsi yang berbeda).
Sedangkan teknologi menjadi sumber risiko dalam hal keusangan (tidak
sesuai lagi, tidak berfungsi lagi), kualitas (kualitas yang rendah, tidak
sesuai standard), serta kesesuaian. Alam juga menjadi sumber risiko,
yaitu menyangkut bencana alam (banjir, gempa bumi, angin ribut),
kondisi alam (lembab, panas, dingin), serta makhluk alam (kuman,
binatang).
2) Risiko dari Sudut Pandang Akibat
a) Risiko Murni
Risiko murni adalah risiko dari suatu kejadian yang berakibat
hanya merugikan dan tidak memungkinkan adanya keuntungan.
b) Risiko Spekulatif
Risiko spekulatif adalah risiko yang tidak saja memunkinkan
terjadinya kerugian tetapi juga memungkinkan terjadinya keuntungan.
c) Risiko dari Sudut Pandang Aktivitas
Ada berbagai macam aktivitas yang dapat menimbulkan risiko.
Misalnya, aktivitas pemberian kredit oleh bank risikonya disebut risiko
kredit.
Demikian
juga
seseorang
yang
melakukan
perjalanan
mengahadapi risiko yang disebut risiko perjalanan. Banyaknya risiko dari
sudut pandang aktivitas sebanyak jumlah aktivitas yang ada.
d) Risiko dari Sudut Pandang Kejadian
Risiko dari sudut pandang kejadian adalah risiko yang dinyatakan
berdasarkan kejadiannya. Misalnya kejadiannya adalah kebakaran maka
disebut risiko kebakaran.
Menurut Darmawi (2008), sumber-sumber risiko dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
31
1) Risiko Sosial
Dalam risiko sosial sumber utama risiko adalah masyarakat, artinya
tindakan
orang-orang
menciptakan
kejadian
yang
menyebabkan
penyimpangan yang merugikan dari harapan kita.
2) Risiko Fisik
Ada banyak sumber risiko fisik yang sebagian besar disebabkan oleh
fenomena alam, sedangkan lainnya disebabkan oleh kesalahan manusia.
Banyak risiko yang kompleks sumbernya termasuk terutama kategori fisik,
seperti kebakaran, cuaca, petir, dan bencana alam.
3) Risiko Ekonomi
Banyak risiko yang dihadapi perusahaan bersifat ekonomi. Contohcontoh risiko ekonomi adalah inflasi, fluktuasi lokal, ketidakstabilan
perusahaan individu, dan perubahan tingkat suku bunga.
3.1.3. Manajemen Risiko
Menurut Darmawi (2008), manajemen risiko merupakan suatu usaha
untuk mengetahui, menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan
perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektivitas dan efisiensi yang lebih
tinggi.
Sedangkan menurut Kountur (2008), manajemen risiko perusahaan
(enterprise risk management) adalah suatu cara yang digunakan perusahaan untuk
menangani risiko-risiko yang dihadapi dalam usaha mencapai tujuannya.
Manajemen risiko perusahaan adalah cara bagaimana menangani semua risiko
yang ada di dalam perusahaan tanpa memilih risiko-risiko tertentu saja.
Penanganan risiko tidak hanya pada risiko-risiko tertentu saja tetapi semua risiko
yang ada di dalam perusahaan yang mengancam pencapaian tujuan perusahaan
harus ditangani dengan baik. Penanganan risiko dapat dianggap sebagai salah satu
fungsi dari manajemen. Ada beberapa fungsi manajemen yang sudah lazim
dikenal, yaitu membuat perencanaan, mengorganisasi, mengarahkan, dan
melakukan pengendalian. Dengan demikian ditambahkan satu fungsi lagi yang
sangat penting, yaitu menangani risiko. Tujuan utama dari manajemen risiko
adalah untuk dapat meningkatkan semaksimal mungkin keuntungan perusahaan.
32
Keuntungan dapat ditingkatkan jika kerugian-kerugian yang mengakibatkan biaya
tinggi diperkecil.
Risiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen risiko.
Peran dari manajemen risiko diharapkan dapat mengantisipasi lingkungan cepat
berubah, mengembangkan corporate governance, mengoptimalkan penyusunan
strategic management, mengamankan sumber daya dan aset yang dimiliki
organisasi, dan mengurangi reactive decision making dari manajemen puncak.
Definisi manajemen risiko dapat dijabarkan lebih lanjut berdasarkan kata-kata
kunci sebagai berikut :
1) On going process
Manajemen risiko dilaksanakan secara terus menerus dan dimonitor
secara berkala. Manajemen risiko bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan
sesekali (one time event).
2) Effected by people
Manajemen risiko ditentukan oleh pihak-pihak yang berada di
lingkungan organisasi. Untuk lingkungan institusi Pemerintah, manajemen
risiko dirumuskan oleh pimpinan dan kennel boy institusi atau departemen
yang bersangkutan.
3) Applied in strategy setting
Manajemen risiko telah disusun sejak dari perumusan strategi
organisasi oleh manajemen puncak organisasi. Dengan penggunaan
manajemen risiko, strategi yang disiapkan disesuaikan dengan risiko yang
dihadapi oleh masing-masing bagian atau unit dari organisasi.
4) Applied across the enterprise
Strategi
yang
telah
dipilih
berdasarkan
manajemen
risiko
diaplikasikan dalam kegiatan operasional, dan mencakup seluruh bagian atau
unit pada organisasi. Mengingat risiko masing-masing bagian berbeda, maka
penerapan manajemen risiko berdasarkan penentuan risiko oleh masingmasing bagian.
33
5) Designed to identify potential events
Manajemen risiko dirancang untuk mengidentifikasi kejadian atau
keadaan yang secara potensial menyebabkan terganggunya pencapaian tujuan
organisasi.
6) Provide reasonable assurance
Risiko yang dikelola dengan tepat dan wajar akan menyediakan
jaminan bahwa kegiatan dan pelayanan oleh organisasi dapat berlangsung
secara optimal.
7) Geared to achieve objectives
Manajemen risiko diharapkan dapat menjadi pedoman bagi organisasi
dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan5.
Dalam Kountur (2006) disebutkan bahwa perusahaan yang mengelola
risiko-risikonya dengan baik akan memperoleh beberapa manfaat diantaranya
adalah dapat meningkatkan laba perusahaan, memungkinkan terhindar dari
kebangkrutan yang disebabkan oleh peristiwa-peristiwa luar biasa, dan
memperlancar pencapaian tujuan perusahaan. Risiko-risiko yang disebabkan oleh
faktor manusia, teknologi, dan alam jika ditangani dengan baik akan memperkecil
kerugian yang diderita oleh perusahaan. Pengurangan biaya akibat kerugiankerugian ini dapat membuat laba perusahaan menjadi lebih besar. Dengan kata
lain, perusahaan yang memiliki manajemen risiko yang baik akan lebih
menguntungkan daripada perusahaan yang tidak memiliki manajemen risiko yang
baik.
Kountur (2008) juga mengemukakan bahwa proses manajemen risiko
dimulai dengan mengidentifikasi sumber risiko krusial apa saja yang terdapat di
perusahaan. Risiko perlu diidentifikasi untuk mendapatkan suatu daftar risiko.
Daftar risiko mmerupakan output atau hasil dari identifikasi risiko. Setelah semua
risiko yang perlu diketahui teridentifikasi dan daftar risiko telah dibuat, kemudian
risiko-risiko yang ada pada daftar tersebut diukur. Dengan demikian, proses
selanjutnya dari identifikasi risiko adalah pengukuran risiko. Tujuan dari
pengukuran risiko adalah untuk menghasilkan status risiko dan peta risiko. Status
5
www.bppk.com. Pengertian Manajemen Risiko. Diakses tanggal 26 Agustus 2009
34
risiko adalah ukuran yang menunjukkan tingkatan risiko, sehingga bisa diketahui
mana risiko yang lebih berisiko dari yang lain dan mana yang tidak terlalu
berisiko dari yang lain. Sedangkan peta risiko adalah gambaran sebaran risiko
dalam suatu peta sehingga dapat diketahui dimana risiko berada dalam suatu peta.
Dari peta risiko akan tampak status risiko. Berdasarkan status risiko dan peta
risiko ini dilakukan penanganan risiko. Penanganan risiko dilakukan untuk
memberikan usulan apa yang akan dilakukan untuk menangani risiko-risiko yang
telah terpetakan. Kemudian dilakukan evaluasi atas penanganan risiko yang telah
dilakukan. Gambaran dari proses pengelolaan risiko perusahaan dan output yang
dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 2.
PROSES
OUTPUT
IDENTIFIKASI
RISIKO
EVALUASI
PENGUKURAN
RISIKO
Daftar Risiko
1. Peta
Risiko
2. Status
Risiko
PENANGANAN
RISIKO
Usulan
(Penanganan
Risiko)
Gambar 2. Proses Pengelolaan Risiko Perusahaan dan Output yang Dihasilkan
Sumber : Kountur (2008)
3.1.4. Matriks Frekuensi dan Signifikansi
Teknik pengukuran dengan matriks frekuensi dan signifikansi merupakan
teknik pengukuran yang sederhana yang tidak melibatkan kuantifikasi yang rumit.
Biasanya teknik ini digunakan dalam pemetaan untuk melihat penanganan risiko
35
yang tepat. Di sini risiko dapat dikelompokkan menjadi dua dimensi, yaitu
dimensi
atau kemungkinan, serta dimensi signifikansi atau dampak. Matriks
frekuensi dan signifikansi dapat tergambar setelah posisi dari risiko yang
dievaluasi diketahui. Kemudian tindakan yang tepat untuk menghadapi risiko
tersebut dapat dirancang.
Signifikansi atau Dampak
Besar
Kecil
Kuadaran II
Kuadran I
Kuadran IV
Kuadran III
Kecil
Besar
Frekuensi atau kemungkinan
Gambar 3. Matriks Frekuensi dan Signifikansi
Sumber : Hanafi (2006)
Menurut Hanafi (2006), matriks frekuensi dan signifikansi dapat
dikelompokkan ke dalam empat kuadran dengan alternatif penanganan sebagai
berikut :
1) Signifikansi kecil dan frekuensi kecil (kuadran IV) = low control
2) Signifikansi besar dan frekuensi kecil (kuadran II) = detect and monitor
3) Signifikansi kecil dan frekuensi besar (kuadran III) = monitor
4) Signifikansi besar dan frekuensi besar (kuadran I) = prevent at source
3.1.5. Teknik Pemetaan
Menurut Djohanputro (2008), karena risiko selalu terkait dengan dua
dimensi, pemetaan yang paling tepat juga menggunakan dua dimensi yang sama.
Kedua dimensi yang dimaksud adalah probabilitas terjadinya risiko dan
dampaknya bila risiko tersebut terjadi.
36
Probabilitas yang merupakan dimensi pertama menyatakan tingkat
kemungkinan suatu risiko terjadi. Semakin tinggi kemungkinan risiko terjadi,
semakin perlu mendapat pehatian. Sebaliknya, semakin rendah kemungkinan
risiko terjadi, semakin rendah pula kepentingan manajemen untuk memberi
perhatian kepada risiko yang bersangkutan. Umumnya, probabilitas dibagi ke
dalam tiga kategori, yaitu tinggi, sedang, rendah.
Dimensi kedua berupa dampak, yaitu tingkat kegawatan atau biaya yang
terjadi kalau risiko yang bersangkutan benar-benar menjadi kenyataan. Semakin
tinggi dampak suatu risiko, semakin perlu mendapat perhatian khusus.
Sebaliknya, semakin rendah dampak yang terjadi dari suatu risiko, semakin
rendah pula kepentingan manajemen untuk mengalokasikan sumber daya untuk
menangani risiko yang bersangkutan. Umumnya, dimensi dampak dibagi ke
dalam tiga tingkat, yaitu tinggi, sedang, dan rendah.
Matriks antara kedua dimensi menghasilkan empat kuadran utama.
Kuadran I merupakan area dengan tingkat probabilitas sedang sampai tinggi dan
tingkat dampak sedang sampai tinggi. Kuadran I terdiri dari risiko-risiko yang
masuk ke dalam prioritas I atau prioritas utama. Bila risiko-risiko pada kuadran I
terjadi akan menyebabkan terancamnya pencapaian tujuan perusahaan.
Kuadran II merupakan area yang dihuni oleh risiko-risiko dalam prioritas
II. Ciri dari risiko dalam kuadran II adalah mereka yang memiliki tingkat
probabilitas kejadian antara rendah sampai sedang, namun dampaknya bila risiko
tersebut menjadi kenyataan tinggi. Ini artinya, risiko-risiko dalam kuadran II
cukup jarang terjadi. Mungkin hanya setahun sekali, atau bahkan bisa kurang.
Tetapi kalau sampai terjadi, tujuan dan target perusahaan bisa tidak tercapai.
Dalam kondisi terburuk, perusahaan bisa tutup atau dinyatakan bangkrut.
Kuadran III dihuni oleh risiko-risiko dengan skala prioritas III. Risiko
dalam kelas ini memiliki tingkat probabilitas kejadian yang tinggi, namun
dampaknya rendah. Risiko yang secara rutin terjadi ini tidak terlalu mengganggu
pencapaian tujuan dan target perusahaan. Kadang-kadang terasa menggangu bila
risiko yang bersangkutan muncul sebagai kenyataan. Namun, biasanya perusahaan
mampu dengan cepat mengatasi dampak muncul.
37
Kuadran IV dihuni oleh berbagai risiko dengan skala prioritas IV. Risiko
dalam kelas ini memiliki tingkat tingkat probabilitas kejadian yang rendah.
Kalaupun terjadi, dampaknya kecil bagi pencapian tujuan dan target perusahaan.
Risiko yang masuk dalam kuadran IV cenderung dapat diabaikan sehingga
perusahaan tidak perlu mengalokasikan sumber dayanya untuk menangani risiko
tersebut. Namun, manajemen tetap perlu memonitor risiko dalam kuadran IV.
Suatu risiko bersifat dinamis. Risiko yang saat ini masuk ke dalam kuadran IV
bias pindah ke kuadran lain bila ada perubahan kondisi eksternal maupun internal
secara signifikan.
3.1.6. Penanganan Risiko
Salah satu aspek yang penting di dalam manajemen risiko perusahaan
adalah penanganan risiko, bagaimana menangani risiko-risiko yang dihadapi agar
kerugian
perusahaan
menjadi
seminimal
mungkin.
Jika
kerugian
bisa
diminimalkan, itu berarti perusahaan akan memperoleh keuntungan yang lebih
besar.
Sebelum dapat menangani risiko, terlebih dahulu yang perlu dilakukan
adalah membuat peta risiko. Setelah semua risiko diukur baik kemungkinan
maupun dampaknya, maka selanjutnya yang dilakukan adalah membuat peta
risiko. Peta risiko adalah gambaran tentang posisi risiko pada suatu peta dari dua
sumbu, yaitu sumbu vertikal yang menggambarkan probabilitas dan sumbu
horizontal menggambarkan dampak. Probabilitas atau kemungkinan terjadinya
risiko dapat dibagi ke dalam dua bagian besar, yaitu kemungkinan besar dan
kemungkinan kecil. Dampak risiko juga dibagi ke dalam dua bagian besar, yaitu
dampak besar dan dampak kecil.
Berdasarkan peta risiko kemudian dapat diketahui strategi penanganan
strategi apa yang paling tepat untuk dilaksanakan. Ada dua strategi penanganan
risiko, yaitu preventif dan mitigasi.
1) Preventif
Preventif dilakukan untuk menghindari terjadinya risiko. Sebelum
risiko terjadi harus ada cara-cara preventif yang dilakukan sedemikian rupa
sehingga risiko tidak terjadi. Preventif dilakukan dengan berbagai cara,
diantaranya adalah membuat atau memperbaiki sistem dan prosedur,
38
mengembangkan sumber daya manusia, serta memasang atau memperbaiki
fasilitas fisik.
2) Mitigasi
Mitigasi adalah strategi penanganan risiko yang dimaksudkan untuk
memperkecil dampak yang ditimbulkan dari risiko. Strategi mitigasi
dilakukan apabila dampak risiko yang dirasakan sangat besar. Ada beberapa
cara mitigasi yang dapat dilakukan, diantaranya adalah diversifikasi,
penggabungan, dan pengalihan risiko. Pengalihan risiko bisa dilakukan
dengan berbagai cara, yaitu dengan asuransi, leasing, outsourcing, dan
hedging (Kountur 2008).
3.2.
Kerangka Pemikiran Operasional
Usaha pembiakan anjing mempunyai prospek yang baik untuk
dikembangkan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah forum komunitas pehobi anjing
yang terus tumbuh di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Hal
ini juga didukung dengan adanya Perkumpulan Kinologi Indonesia (Perkin) yang
merupakan organisasi nirlaba yang menjadi induk organisasi penggemar anjing
ras (anjing trah) di Indonesia. Perkin mengurus berbagai macam hal, seperti
pendaftaran ganti nama pemilik, kelahiran anak anjing, nama panggilan, nama
kandang, pembuatan duplikat silsilah, dan registrasi ulang anjing impor. Usaha
pembiakan
anjing
Labrador
Retreiver
khususnya,
lebih
mudah
untuk
dikembangkan karena perawatan anjing Labrador Retreiver lebih mudah
dibandingkan dengan anjing lain.
Usaha pembiakan anjing dihadapkan dengan beberapa permasalahan
dalam menjalankannya. Salah satu kendala yang dihadapi adalah permasalahan
yang muncul akibat adanya risiko produksi. Indikasi adanya risiko produksi
adalah tidak stabilnya produksi setiap periode. Begitu pula dengan usaha
pembiakan
anjing
Labrador
Retreiver
D’Sunflower
Kennel.
Dalam
pelaksanaannya, risiko produksi terjadi dalam bentuk tidak tepatnya waktu
pemacakan sehingga mengakibatkan kegagalan kehamilan, rentannya keguguran
serta cacat pada janin apabila aktivitas betina dalam masa kehamilan tidak
dipantau, janin yang terlalu besar sehingga menyulitkan proses persalinan bahkan
39
bisa mengakibatkan kematian, penyakit menular yang rentan menyerang anakan
pada usia sebelum vaksinasi pertama (3-8 minggu), serta faktor cuaca.
Menghadapi permasalahan dalam usaha pembiakan anjing Labrador
Retreiver
tidak membuat D’Sunflower Kennel berhenti berproduksi. Hal ini
terbukti dengan nama baik yang disandang oleh D’Sunflower Kennel di dunia
kinologi Indonesia serta berbagai prestasi telah banyak diraih oleh anjing-anjing
Labrador Retreiver di tempat ini. Pengalaman D’Sunflower Kennel dalam usaha
pembiakan anjing yang sudah dimulai sejak tahun 2002 menjadikan kennel ini
mampu bertahan dengan kinerja yang dimilikinya untuk mengendalikan segala
risiko produksi yang muncul.
Hal ini menjadi permasalahan yang menarik untuk dilakukan pembelajaran
mengenai manajemen risiko yang telah diterapkan oleh D’Sunflower Kennel
dalam mengendalikan terjadinya risiko produksi. Analisis risiko produksi yang
pertama dilakukan adalah mengidentifikasi sumber-sumber risiko produksi apa
saja yang dihadapi oleh D’Sunflower Kennel. Analisis dilanjutkan dengan analisis
tingkat dan dampak sumber risiko produksi yang kemudian dipetakan ke dalam
peta risiko, sehingga dapat diketahui seberapa krusial sumber risiko produksi yang
ada di D’Sunflower Kennel. Pengukuran probabilitas dilakukan dengan
menggunakan pendekatan frekuensi, sedangkan pengukuran dampak sumber
risiko dilakukan dengan menggunakan pendekatan jumlah. Analisis ini dilakukan
menggunakan data produksi dan penerimaan produksi selama tahun 2008 dan
2009. Kemudian dilakukan analisis probabilitas dan dampak risiko produksi,
dengan menggunakan metode nilai standar (z-score) untuk probabilitas risiko
produksi, dan metode Value at Risk (VaR) untuk dampak risiko produksi.
Setelah posisi sumber-sumber risiko diketahui, selanjutnya ditentukan
strategi penanganan risiko yang tepat untuk mengatasi risiko produksi yang terjadi
di D’Sunflower Kennel. Analisis ini dilakukan dengan metode analisis deskriptif
melalui observasi, wawancara, dan diskusi dengan pihak D’Sunflower Kennel
mengenai manajemen risiko produksi yang telah diterapkan oleh kennel ini. Alur
kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 4.
40
Usaha Pembiakan D’Sunflower Kennel
-
Adanya risiko produksi :
waktu pemacakan yang tidak
tepat
janin terlalu besar
penyakit
cuaca
Produksi tidak maksimal dan
berfluktuasi
Penerimaan berfluktuasi
Analisis deskriptif :
Identifikasi sumber-sumber
risiko produksi
Analisis kuantitatif :
Identifikasi probabilitas dan dampak risiko
(pendekatan frekuensi dan pendekatan jumlah
untuk sumber risiko produksi, serta metode nilai
standar dan metode Value at Risk untuk risiko
produksi)
Strategi penanganan risiko produksi
Gambar 4.
Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Risiko Produksi pada
Usaha Pembiakan Anjing Labrador Retreiver di D’Sunflower
Kennel, Mampang, Jakarta Selatan
41
Download