3. Bab 2 Landasan Teori

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Pengenalan Opsi
Walaupun tidak dapat diketahui secara pasti sejak kapan pertama kalinya
kontrak opsi diperdagangkan namun diperkirakan para ahli matematika dan ahli filsuf
sejak zaman Romawi dan Yunani dulu telah menggunakan metode yang sama seperti
kontrak opsi.
Para ahli matematika dan ahli filsuf tersebut, saat itu yakin akan prospek buah
zaitun (olive) ke depan akan sangat baik, sehingga menggunakan opsi untuk
mengantisipasi harga di kemudian hari. Saat musim sepi, di mana permintaan akan
buah zaitun tidak ada mereka akan memperoleh hak dengan harga sangat rendah.
Namun apabila kemudian permintaan buah zaitun akan meningkat maka harga buah
zaitun akan naik tinggi sekali. Karena itu mereka yang mempunyai hak membeli di
harga perjanjian yang rendah tadi, menggunakan haknya guna mendapatkan hasil
berlipat ganda.
2.2
Pengertian Opsi
Opsi adalah kontrak resmi yang memberikan hak (tanpa adanya kewajiban)
untuk membeli (opsi beli/call options) atau menjual (opsi jual/put options) suatu asset
tertentu, pada harga tertentu dan dalam jangka waktu tertentu.
8
9
Apabila merujuk kepada definisinya maka opsi dapat dikatakan merupakan
salah satu instrumen turunan (derivatif) dalam pasar modal yang digunakan untuk
memaksimalkan keuntungan dengan daya ungkit (leverage) yang besar namun
dengan resiko yang dapat diminimalkan.
Ada dua bentuk opsi yang dikenal, yaitu Call Option dan Put Option. Opsi beli
(call option) memberikan pemiliknya hak untuk membeli sejumlah saham atau
sejumlah asset lain pada harga tertentu selama masa tertentu. Berarti jika harga dari
saham atau asset lain yang ditetapkan naik, pembeli calls mendapatkan uang.
Pengaruhnya, opsi beli memberikan pemegangnya hak untuk membeli, tetapi bukan
janji untuk membeli. Sedangkan opsi jual (put option), memberikan hak untuk
menjual sejumlah saham biasa atau sejumlah asset pada harga tertentu dalam periode
tertentu. Pembeli put bertaruh bahwa harga saham atau aset lain akan turun. Begitu
juga dengan call, opsi jual memberikan pemegangnya hak untuk menjual, tetapi
bukan janji untuk menjual.
2.3
Jenis Opsi
Untuk jenisnya opsi ada dua jenis, yaitu gaya Amerika dan gaya Eropa. Opsi
gaya Amerika merupakan kontrak opsi yang dapat diexercise setiap saat dalam masa
waktu kontrak atau sebelum kontrak tersebut kadaluarsa. Sedangkan opsi gaya Eropa
merupakan kontrak opsi yang hanya dapat di-exercise pada hari terakhir atau saat
tanggal berakhirnya (expiration date) kontrak opsi tersebut.
10
2.4
Komponen Opsi
Komponen – komponen opsi dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kontrak resmi
Opsi merupakan sebuah kontrak antara dua pihak dimana pihak yang membeli
kontrak (disebut Taker) mempunyai hak, namun bukan kewajiban, untuk membeli
atau menjual sejumlah tertentu instrumen yang menjadi dasar dari kontrak tersebut,
misalnya saham. Dengan demikian maka opsi tersebut disebut opsi saham (stock
option). Untuk mendapatkan hak tersebut, maka pihak Taker membayar sejumlah
premi kepada si penjual kontrak (disebut Writer).
2. Hak
Call Option memberikan hak (bukan kewajiban) kepada Taker untuk membeli
sejumlah tertentu dari sebuah instrumen yang menjadi dasar kontrak tersebut.
Sebaliknya, Put Option memberikan hak (bukan kewajiban) kepada Taker untuk
menjual sejumlah tertentu dari sebuah instrumen yang menjadi
dasar
kontrak
tersebut.
Penjual call option, wajib untuk menyerahkan atau menjual saham acuan
dimaksud kepada pembeli call option karena telah menerima premium (harga call
option) dari pembeli call option tersebut.
Penjual put option, wajib untuk membeli saham acuan dimaksud kepada
pembeli put option karena telah menerima premium (harga put option) dari pembeli
put option tersebut.
11
3. Aset dasar (underlying assets)
Aset dasar (underlying assets) merupakan aset yang mendasari apa yang
diperjualbelikan dalam transaksi opsi. Aset dasar ini dapat berupa saham, obligasi
komoditi, dan lain- lain.
4. Harga perjanjian (exercise/strike price)
Exercise Price atau sering juga disebut Strike Price merupakan harga yang
telah disepakati dalam kontrak opsi tersebut.
5. Jangka waktu tertentu ( expiration date)
Expiration Date atau dapat diartikan sebagai waktu jatuh tempo, merupakan
waktu yang disepakati untuk transaksi opsi dapat dilaksanakan. Jika Taker
melaksanakan hak- nya untuk membeli atau menjual, maka dikenal dengan istilah
exercise.
2.5
Manfaat Opsi Bagi Investor
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh investor opsi :
a. Memberikan fungsi lindung nilai (hedging) terhadap saham acuan. Opsi menjadi
produk derivatif yang dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan
perlindungan atas nilai investasinya.
b. Dengan dana investasi yang sama atau relatif kecil, persentase keuntungan yang
dapat diperoleh melalui opsi relatif lebih besar dibandingkan dengan saham.
c. Dengan produk opsi ini, investor mempunyai pilihan investasi selain saham,
waran, dan right, sehingga dapat melakukan diversifikasi investasi portofolio
12
mereka secara lebih luas. Dengan demikian, diharapkan dapat memperkecil risiko
investasi.
d. Opsi memberikan fleksibilitas waktu bagi investor, sehingga diharapkan dapat
mengambil suatu keputusan investasi yang tidak teburu-buru dan lebih rasional.
Karena dengan membeli opsi, harga jual atau harga beli saham telah dikunci pada
level harga tertentu.
e. Investor
dapat
melakukan
berbagai
kombinasi
investasi
yang
mampu
menciptakan peluang yang lebih besar untuk mendapatkan keuntungan.
f. Investor yang memiliki saham dapat memperoleh tambahan permasukan selain
dari dividen, yaitu dengan menerbitkan call option atas saham mereka, di mana
investor dapat memperoleh premium dari penerbitan call option dimaksud.
g. Investor dapat meraih keuntungan pada setiap situasi pasar bila tepat dalam
memilih strategi. Jika investor memperkirakan harga cenderung naik, dapat
mempertimbangkan untuk membeli call option. Sebaliknya, jika diperkirakan
harga cenderung turun, dapat mempertimbangkan untuk membeli put option.
2.6
Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Harga Opsi
Harga premi sebuah opsi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai
berikut:
1. Harga saham (underlying price)
Semakin tinggi harga saham maka tentu saja semakin tinggi premi opsinya.
2. Intrinsic value dan Time Value
Intrinsic value merupakan selisih antara harga strike price dengan harga saham.
13
C = nilai sekarang dari opsi beli (call option)
P = nilai sekarang dari opsi jual (put option)
S = nilai sekarang dari aset dasar (underlying assets)
X = strike price
Jika S > X untuk call dan S < X untuk put, dapat dikatakan in the money. Dapat
dikatakan out of the money jika S < X untuk call dan S > X untuk put. Sedangkan
jika S = X dikatakan at the money
Nilai dari time value akan semakin berkurang tiap harinya, dan pada saat
expiration date nilai time value akan sama dengan nol
3. Jangka waktu
Opsi berhubungan langsung dengan berapa sisa waktu yang dimiliki sebelum
expiration date.
4. Volatilitas
Volatilitas merupakan ukuran dalam persentase yang menyatakan seberapa besar
kemungkinan harga saham dapat bergerak naik atau turun dalam suatu periode
tertentu.
5. Suku bunga (interest rate)
Peningkatan suku bunga akan mendorong premi call option naik dan premi put
option turun.
6. Dividen
Bila dalam masa berlakunya opsi, perusahaan membagikan dividen, maka premi
call option akan menurun dan premi put option akan meningkat dibandingkan jika
tidak ada pembagian dividen pada periode tersebut.
14
2.7
Penentuan Harga Opsi dengan Rumus Black Scholes
Model penentuan ini amat cocok untuk digunakan penentuan harga opsi
dengan gaya Eropa. tempo tiap satu bulan. Cara melakukan estimasi dengan
menggunakan rumus Black Scholes, yaitu:
Co = SoN(d1) - Xe-rTN(d2)
d1 = [ln(So/X) + (r + σ2/2)T] / ( σT1/2)
d2 = d1 + ( σT1/2)
where:
Co = Current call option value.
So = Current stock price
N(d) = probability that a random draw from a normal dist. will be less than d.
X = Exercise price
e = 2.71828, the base of the natural log
r = Risk-free interest rate (annualizes continuously compounded with the same
maturity as the option)
T = time to maturity of the option in years
ln = Natural log function
σ = Standard deviation of annualized cont. compounded rate of return on the stock
Menurut Sembel, Roy dan Fardiansyah, Tedy dalam bukunya Sekuritas
Derivatif: Madu atau Racun, ada beberapa asumsi dalam menggunakan rumus Black
Scholes, yaitu:
15
1. Volatilitas dari aset dasarnya diketahui dan stabil selama periode opsi
2. Pergerakan harga aset dasarnya tidak secara mendadak
3. Suku bunga stabil
4. Investor bisa mendapat pinjaman dana tidak terbatas
5. Jual rugi (short selling) tidak dibatasi dan seluruh hasil jual rugi bisa digunakan
investor semuanya
6. Tidak ada biaya transaksi untuk aset dsar dan opsi
7. Tidak pajak dari transaksi opsi
8. Aset dasar tidak memberi dividen atau bunga
9. Opsi hanya dapat diexercise pada saat expiration date
10. Tidak ada akuisisi atau kejadian lain yang membuat umur opsi menjadi lebih
pendek dari kontrak semula
2.8
Strategi Opsi
2.8.1
Strategi Dasar Opsi
Dalam perdagangan terdapat empat dasar strategi opsi, yaitu:
1. Long Call
Cara melakukan strategi ini adalah dengan membeli call option. Orang yang
membeli call option dapat disebut juga sebagai call option buyer. Strategi ini
amat berguna bagi investor yang memperkirakan underlying asset nya akan naik.
16
Gambar 2.1 Long Call Options (Buyer/Taker)
2. Long Put
Cara melakukan strategi ini adalah dengan membeli put option. Dimana investor
tersebut berhak untuk menjual suatu aset pada harga perjanjian (strike price)
sebelum opsi tersebut kadaluarsa.
Gambar 2.2 Long Put Options (Buyer/ Taker)
17
3. Short Call
Cara melakukan strategi ini adalah dengan menjual opsi yang dibeli oleh investor
yang melakukan Long Call. Investor yang melakukan strategi ini berkewajiban
menjual saham sesuai dengan strike price bila dieksekusi oleh call option buyer
selama jangka waktu berlakunya call option itu dan berapa pun nilai saham itu di
pasar.
Gambar 2.3 Short Call Options (Writer/Inisiator)
4. Short Put
Cara melakukan strategi ini adalah dengan menjual opsi yang dibeli oleh investor
yang melakukan Long Put. Investor yang melakukan strategi ini berkewajiban
membeli saham sesuai dengan strike price bila dieksekusi oleh put option buyer
selama jangka waktu berlakunya put option tersebut dan berapa pun nilai saham
itu di pasar.
18
Gambar 2.4 Short Put Options (Writer/Inisiator)
2.8.2
2.8.2.1
Strategi Lanjutan Opsi
Strategi Straddle
Merupakan salah satu strategi lanjutan opsi yang terdiri dari kombinasi sebuah
long call dan long put atau short call dan short put, dimana keduanya memiliki
underlying asset, expiration date, dan strike price yang sama.
Gambar 2.5 Strategi Straddle
19
2.8.2.2
Strategi Strangle
Merupakan salah satu strategi lanjutan opsi yang terdiri dari kombinasi
sebuah long call dan long put atau short call dan short put, dimana keduanya
memiliki underlying asset yang sama, expiration date yang sama, tetapi strike price
yang berbeda.
Gambar 2.6 Strategi Strangle
2.8.2.3
Strategi Strip & Strap
Strategi Strip merupakan strategi yang terdiri dari kombinasi satu long call
dan dua long put dengan underlying asset, expiration date, dan strike price yang
sama.
Strategi Strap merupakan strategi yang terdiri dari kombinasi dua long call
dan satu put dengan underlying asset, expiration date, dan strike price yang sama.
20
Gambar 2.7 Strategi Strip & Strap
2.8.2.4
Strategi Bull Call Spread
Strategi ini dilakukan dengan cara membeli dan menjual call options.
Membeli opsi dengan strike price lebih rendah dengan premi yang mahal dan menjual
opsi dengan strike price lebih tinggi dengan premi yang murah.
Gambar 2.8 Strategi Bull Call Spread
21
2.8.2.5
Strategi Bear Put Spread
Strategi ini dilakukan dengan cara membeli dan menjual put options. Menjual
opsi dengan strike price yang rendah dengan premi yang murah dan membeli opsi
dengan strike price yang tinggi dengan premi yang mahal.
Gambar 2.9 Bear Put Spread
2.8.2.6
Strategi Butterfly Spread
Merupakan sebuah strategi opsi dimana mempunyai risiko dan juga sekaligus
potensi profit yang terbatas. Strategi ini dilakukan dengan kombinasi dua long call
dan dua short call.
22
Gambar 2.10 Strategi Buttefly Call Spread
2.9
Aset Dasar (Underlying Assets)
Aset dasar (underlying assets) merupakan aset yang mendasari apa yang
diperjualbelikan dalam transaksi opsi. Aset dasar ini dapat berupa saham, obligasi
komoditi, dan lain- lain.
Aset dasar berupa saham adalah bentuk dari sejumlah bagian kepemilikan
suatu perusahaan. Dasar perhitungan persentase kepemilikan saham tersebut
tergantung dari jumlah saham yang kita miliki dibagi dengan jumlah yang beredar.
2.10 Indeks Harga Saham Gabungan
Indeks Harga Saha m Gabungan (disingkat IHSG, dalam Bahasa Inggris
disebut juga Jakarta Composite Index, JCI, atau JSX Composite) merupakan salah
satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Jakarta (BEJ).
23
Diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983, sebagai indikator pergerakan
harga saham di BEJ, Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan
saham preferen yang tercatat di BEJ. Hari Dasar untuk perhitungan IHSG adalah
tanggal 10 Agustus 1982. Pada tanggal tersebut, Indeks ditetapkan dengan Nilai
Dasar 100 dan saham tercatat pada saat itu berjumlah 13 saham.
Dasar perhitungan IHSG adalah jumlah Nilai Pasar dari total saham yang
tercatat pada tanggal 10 Agustus 1982. Jumlah Nilai Pasar adalah total perkalian
setiap saham tercatat (kecuali untuk perusahaan yang berada dalam program
restrukturisasi) dengan harga di BEJ pada hari tersebut. Formula perhitungannya
adalah sebagai berikut :
… (1)
Dimana :
p
= Harga Penutupan di Pasar Reguler x Jumlah Saham
d
= Nilai Dasar
Perhitungan Indeks merepresentasikan pergerakan harga saham di pasar/bursa
yang terjadi melalui sistem perdagangan lelang. Nilai Dasar akan disesuaikan secara
cepat bila terjadi perubahan modal emiten atau terdapat faktor lain yang tidak terkait
dengan harga saham. Penyesuaian akan dilakukan bila ada tambahan emiten baru,
HMETD (right issue), partial/company listing, waran dan obligasi konversi demikian
juga delisting. Dalam hal terjadi stock split, dividen saham atau saham bonus, Nilai
24
Dasar tidak disesuaikan karena Nilai Pasar tidak terpengaruh. Harga saham yang
digunakan dalam menghitung IHSG adalah harga saham di pasar reguler yang
didasarkan pada harga yang terjadi berdasarkan sistem lelang.
Perhitungan IHSG dilakukan setiap hari, yaitu setelah penutupan perdagangan
setiap harinya. Dalam waktu dekat, diharapkan perhitungan IHSG dapat dilakukan
beberapa kali atau bahkan dalam beberapa menit, hal ini dapat dilakukan setelah
sistem perdagangan otomasi diimplementasikan dengan baik.
2.11 Sertifikat Bank Indonesia
Sebagaimana tercantum dalam UU No.13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral,
salah satu tugas Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter adalah membantu
pemerintah dalam mengatur, menjaga dan memelihara kestabilan nilai Rupiah.
Dalam melaksanakan tugasnya, BI menggunakan beberapa piranti moneter
yang terdiri dari Giro Wajib Minimum (Reserve Requirement), Fasilitas Diskonto,
Himbauan Moral dan Operasi Pasar Terbuka. Dalam Operasi Pasar Terbuka BI dapat
melakukan transaksi jual beli surat berharga termasuk Sertifikat Bank Indonesia
(SBI).
SBI adalah surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang diterbitkan oleh BI
sebagai pengakuan hutang berjangka waktu pendek dengan sistem diskonto.
Sebagai otoritas moneter, BI berkewajiban memelihara kestabilan nilai
Rupiah. Dalam paradigma yang dianut, jumlah uang primer (uang kartal + uang giral
di BI) yang berlebihan dapat mengurangi k estabilan nilai Rupiah. SBI diterbitkan
dan dijual oleh BI untuk mengurangi kelebihan uang primer tersebut.
25
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.31/67/KEP/DIR tanggal 23 Juli
1998 tentang Penerbitan dan Perdagangan Sertifikat Bank Indonesia serta Intervensi
Rupiah adalah dasar hukum penerbitan SBI. Sejalan dengan ide dasar penerbitan SBI
sebagai salah satu piranti Operasi Pasar Terbuka, penjualan SBI diprioritaskan kepada
lembaga perbankan. Meskipun demikian, tidak tertutup kemungkinan masyarakat
baik perorangan maupun perusahaan untuk dapat memiliki SBI.
Pembelian SBI oleh masyarakat tidak dapat dilakukan secara langsung dengan
BI melainkan harus melalui bank umum serta pialang pasar uang dan pialang pasar
modal yang ditunjuk oleh BI.
Karakteristik SBI:
a. Jangka waktu maksimum 12 bulan dan sementara waktu hanya diterbitkan
untuk jangka waktu 1 dan 3 bulan.
b. Denominasi: dari yang terendah Rp50 juta sampai dengan tertinggi Rp100
miliar.
c. Pembelian SBI oleh masyarakat minimal Rp100 juta dan selebihnya dengan
kelipatan Rp50 juta.
d. Pembeli SBI memperoleh hasil berupa diskonto yang dibayar di muka. Besarnya
diskonto adalah nilai nominal dikurangi dengan nilai tunai.
e. Pajak Penghasilan (PPh) atas diskonto dikenakan secara final sebesar 15%.
Tata cara transaksi penjualan SBI
a. Penjualan SBI dilakukan melalui lelang.
b. Jumlah SBI yang akan dilelang diumumkan setiap hari Selasa.
26
c. Lelang SBI diadakan setiap hari Rabu dan dapat diikuti oleh seluruh bank umum,
pialang pasar uang dan pialang pasar modal dengan penyelesaian transaksi hari
Kamis.
d. Dalam pelaksanaan lelang SBI, masingmasing peserta mengajukan penawaran
jumlah SBI yang ingin dibeli serta tingkat diskontonya. Pemenang lelang adalah
peserta yang mengajukan penawaran tingkat diskonto yang terendah sampai
dengan jumlah SBI lelang yang diumumkan tercapai. Semakin rendah tingkat
diskonto yang ditawarkan oleh peserta, maka semakin besar kemungkinan peserta
tersebut memenangkan lelang.
e. Untuk menjaga keamanan dari kehilangan atau pencurian serta untuk menghindari
terjadinya pemalsuan, pihak pembeli SBI memperoleh Bilyet Depot Simpanan
(BDS) sebagai bukti atas penyimpanan fisik warkat SBI pada Bank Indonesia
tanpa dipungut biaya penyimpanan.
2.12 Tingkat pengembalian (rate of return)
Tingkat pengembalian adalah banyaknya nilai pendapatan atau kerugian yang
diperoleh atau diukur dari masing – masing investasi tersebut.
1. Tingkat pengembalian untuk opsi
Tingkat pengembalian untuk opsi dapat diukur dengan melakukan perhitungan
pembagian antara total laba rugi dengan nilai total investasi awal
2. Tingkat pengembalian untuk saham dan indeks
27
Tingkat pengembalian untuk saham dan indeks dapat diukur melalui
pengembalian selama periode kepemilikan saham atau indeks (Holding Period
Yield). Formula perhitungannya adalah:
HPR =
Ending value investment
Beginning value investment
HPY = HPR – 1
2.13 Risiko
Risiko merupakan tingkat volatilitas atas tingkat pengembalian suatu
investasi, yang artinya suatu keadaan ketidakpastian dimana jika terjadi suatu
keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan kerugian. Konsep ini dapat
diukur dengan menghitung standar deviasi dari setiap pengembalian investasi itu
sendiri.
2.14 Analisis Kinerja Investasi
Dalam usaha membuat sebuah keputusan investasi yang cerdas, seorang
investor dituntut untuk dapat mengevaluasi dan membandingkan masing- masing jenis
investasi yang ada tersebut, atau dengan kata lainnya mengukur kinerja dari investasi
tersebut. Tingkat pengembalian dari sebuah investasi pada awalnya adalah salah satu
cara yang paling mudah dan sering digunakan dalam mencari indikator yang dimiliki
oleh sebuh investasi. Pengukuran tingkat pengembalian ini dapat dibuat untuk satu
atau banyak periode seperti yang diperlukan.
28
Namun demikian, tingkat pengembalian ini tidak memperhatikan atau
mengabaikan tingkat risiko yang sejatinya selalu melekat pada sebuah investasi.
Karena itu, untuk dapat mengevaluasi kinerja sebuah investasi, sangat penting untuk
mengkomposisikan risiko ini kedalam tingkat pengembalian investasi tersebut.
Membandingkan dua buah atau lebih investasi hanya dengan mengukur
tingkat pengembaliannya saja bisa memberi makna yang bias. Misalnya, dua buah
investasi setelah diukur diketahui memberikan tingkat pengembalian yang tidak
sama. Tapi investasi dengan tingkat pengembalian yang lebih tinggi bisa jadi
memiliki risiko yang lebih besar daripada investasi yang memberikan tingkat
pengembalian lebih rendah. Karena alasan inilah mengapa sangat penting untuk
mengukur kinerja investasi dengan memperhatikan faktor risikonya.
2.15 Rumus Sharpe
Sharpe mengukur kelebihan tingkat pengembalian dari investasi tersebut atas
tingkat pengembalian investasi bebas risiko untuk setiap unit risiko yang dimiliki oleh
investasi tersebut. Rumus Sharpe banyak digunakan untuk mengukur kinerja karena
memungkinkan investor untuk membuat perbandingan diantara banyak jenis investasi
dengan memperhatikan faktor risikonya. Sebuah investasi dengan hasil perhitungan
Sharpe ya ng lebih tinggi dibandingkan yang lain, dapat dikatakan memiliki kinerja
yang lebih baik jika dibandingkan dengan investasi yang lainnya.
29
Dimana :
RP
= nilai rata-rata tingkat pengembalian dari investasi atas suatu waktu tertentu
RF
= nilai pengembalian dari investasi bebas risiko dengan waktu yang sama
dengan RP
StDev = standar deviasi dari tingkat pengembalian atas investasi tersebut yang
dianggap sebagai risiko dari investasi
Download