Jurnal Edukasi, Volume 3 No.1, April 2017 ISSN. 2443-0455 PENERAPAN PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI BAGI MAHASISWA Cicik Pramesti Pendidikan Matematika, STKIP PGRI Blitar [email protected] Abstrak Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap pemahaman (Huda, 2013: 2). Akibatnya pembelajaran dapat dikatakan berhasil jika pembelajaran tersebut dapat mengantarkan siswanya untuk mencapai suatu pemahaman terhadap suatu materi. Sedangkan pemahaman dapat tercapai jika pemrosesan informasi dilakukan dengan baik. Hal tersebut yang menjadi latar belakang masalah penelitian tindakan ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk menerapkan pendekatan pemrosesan informasi bagi mahasiswa. Jenis Penelitian ini adalah penelitian indakan yang mengadop rancangan penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Taggart. Hasil analisis dari instrumen tes (tugas) dan lembar observasi diperoleh hasil tes 1 (tugas individu 1) sebanyak 24 mahasiswa memenuhi standart ketuntasan minimal (tuntas belajar) yakni mendapatkan nilai ≥ 71 dan ketuntasan secara klasikalnya sebesar 82,76% diatas standar kriteria yang telah ditentukan yaknu 75%. Sedangkan hasil tes 2 (tugas individu 2) terdapat 26 mahasiswa dan yang telah memenuhi standart ketuntasan minimalnya dengan persentase ketuntasan klasikalnya sebesar 89,66% (terdapat peningkatan 6,9%). Sedangkan hasil observasi dosen mencapai persentase skor total rata-rata sebesar 92,335% dengan kriteria Sangat Baik, hasil observasi aktivitas mahasiswa mencapai persentase skor total ratarata sebesar 88,89% dengan kriteria Baik.. Hasil yang disampaikan tersebut sudah sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kata Kunci: Penerapan, Pemrosesan Informasi Abstract Learning can be said as a result of memory, cognition, and metacognition that affect the understanding (Huda, 2013: 2). As a result, learning can be said to be successful if it can deliver the learning of their students to achieve an understanding of the material. While understanding can be achieved if the information processing done well. This is the background of this action research problems. The purpose of this study is to apply the information-processing approach for students. This research is a type of the act that adopts the model of classroom action research design Kemmis and Taggart. The results of the analysis of the test instrument (task) and the observation sheet obtained one test result (individual tasks 1) as many as 24 students met the standard minimum completeness (thoroughly studied) that scored ≥ 71 and completeness are klasikalnya amounted to 82.76% above the standard criteria determined yaknu 75%. While the results of test 2 (individual task 2) there were 26 students and who meet the minimum standard of thoroughness with klasikalnya completeness percentage of 89.66% (there was an increase of 6.9%). While the observation of lecturers achieve total percentage score average of 92.335% with 51 Pramesti, Penerapan Pendekatan… a Very Good criteria, the observation of student activity reaches the percentage of average total score of 88.89% with criteria Good .. Results provided it is consistent with the success criteria has been established. Keywords: Application, Information Processing PENDAHULUAN Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap pemahaman (Huda, 2013: 2). Akibatnya pembelajaran dapat dikatakan berhasil jika pembelajaran tersebut dapat mengantarkan siswanya untuk mencapai suatu pemahaman terhadap pemrosesan informasi dilakukan dengan baik. Artinya siswa dapat memproses semua informasi baik yang berasal dari buku maupun sumber yang lainnya, sehingga dapat menemukan suatu kesimpulan dari sesuatu yang dipelajari. mengungkapkan mendapatkan bahwa hikmah untuk pembelajaran, siswa harus melalui beberapa tahapan yaitu: learn, unlearn dan relearn. Learn yang dimaksud adalah aktifitas belajar, sedangkan definisi unlearn dan relearn Webster’s sebagai atau mencoba membuang suatu ingatan atau pengetahuan, membuang sesuatu yang Sedangkan semula relearn dipelajari. didefinisikan sebagai mempelajari sesuatu kembali, seperti halnya karena telah lupa atau mengabaikannya. Terdapat beberapa teknik belajar yang digunakan guru dalam menanamkan pemahaman siswa pada suatu materi, antara lain dengan teknik drill/latihan, teknik inkuiri, teknik tanya jawab, teknik pemberian tugas dan yang lainnya (Hamiyah & Jauhar, 2014: 56). Mata kuliah Perencanaan Pembelajaran sarat dengan materi yang menuntut Suyono dan Hariyanto (2014: 15) dijabarkan melupakan suatu materi. Pemahaman dapat tercapai jika guru, didefinisikan beliau Online mahasiswanya mampu untuk membuat seperangkat perencanaan dalam suatu pembelajaran. Sehingga perlu teknik belajar yang sesuai yakni latihan dan pemberian tugas. Ini dilakukan agar mahasiswa yang diakses 8 September 2006. Unlearn menguasai materi. berdasarkan Dictionary benar-benar Hasil latihan mahasiswa dalam mengembangkan kalender pendidikan. Pada gambar tersebut terlihat bahwa 52 Pramesti, Penerapan Pendekatan… mahasiswa tidak mencantumkan keterbatasan “mengetahui kepala sekolah”, ini informasi secara kognitif, jika sudah terlihat hal “sepele” atau hal kecil, tersedia pengetahuan awal yang cukup namun apabila kalender pendidikan serta dapat dipanggil secara otomatis. tidak diketahui oleh kepala sekolah Keotomatisan pengetahuan ditentukan berarti legalisasi dari kalender tersebut oleh susunan skema pengetahuan di dipertanyakan. Hal-hal yang demikian memori jangka panjang dan dihasilkan ini yang perlu dipahami oleh mahasiswa proses konstruksi pengetahuan yang calon guru. Selain itu ditemukan cara terorganisir, (Retnowati, mencetak/mengeprint kalender Pemrosesan informasi sempurna merasakan (perceive), pendidikan juga kurang dalam memproses __: 12). mulai dari melakukan karena menjadi dua bagian, padahal penyandian kalender pendidikan akan mudah dibaca mempresentasikan, jika menjadi satu kesatuan antara informasi dari sekelilingnya itulah yang kalendernya dengan penjelasannya. disebut Mengacu pada masalah tersebut maka peneliti pendekatan dalam akan pembelajaran Hasil informasi mata sebagai dan menyimpan proses berpikir (Ngilawajan, 2013: 72). menggunakan pemrosesan (encoding), penelitian yang telah dilakukan oleh Ngilawajan (2013: 71) kuliah menyatakan bahwa subyek FI lebih baik perencanaan pengajaran matematika. dalam Dengan pendekatan dibandingkan dengan subyek FD dan pemrosesan informasi mahasiswa akan subyek FI menunjukkan pemahaman mengetahui bahwa apa yang tidak yang lebih bik dibandingkan dengan mampu yang subyek FD. lupa mempunyai gaya kognitif yang berbeda menggunakan diselesaikan/masalah terlewatkan ataukah tersebut memang karena belum tersimpan dalam dalam memori. Memori memahami masalah Artinya setiap individu menyelesaikan suatu permasalahan. Hal ini dipengaruhi oleh pekerja keterbatasan kapasitas mempunyai 3 komponen utama dalam pemrosesan dalam informasi yakni: 1) mempelajari suatu informasi. Namun, penyimpanan memori proses kognitif dan 3) metakognisi pekerja tidak mempunyai 53 informasi, komponen 2) proses- Pramesti, Penerapan Pendekatan… (Hitipeuw, 2009: 69). Ketiga komponen diungkapkan Hudojo (1988: 44) yang itu sangat penting terhadap terjadinya menyatakan bahwa perubahan tingkah pemahaman seseorang terhadap suatu laku materi. kognisi Penelitian ini bertujuan untuk untuk menerapkan pendekatan didasarkan kepada kegiatan untuk suatu mengetahui atau berpikir tentang situasi pemrosesan mengapa suatu tingkah laku terjadi. Hal informasi bagi mahasiswa. ini senada dengan yang disampaikan Pendekatan pemrosesan informasi merupakan seseorang pendekatan oleh Baharuddin dan Wahyuni (2015: 126) yang menyatakan bahwa “dalam yang menekankan kemampuan anak dalam pandangan mengolah merupakan transformasi informasi atau informasi, melakukan kognitivisme, pengetahuan belajar pengamatan, dan membuat strategi atas ilmu yang ada di informasi tersebut, (Tung; 2015: 187). lingkungan kemudian disimpan dalam Sehingga pembelajaran menjadi lebih pikiran (mind)”. bermakna apabila mahasiswa mampu Terdapat banyak teori belajar yang mengelola dan memproses informasi berlandaskan psikologi kognitif, antara tentang sesuatu materi yang dipelajari lain: teori perkembangan Piaget, teori guna menyelesaikan permasalahan yang Bruner, teori Dienes, teori bermakna terkait dengan materi tersebut. Ausubel, teori pemrosesan informasi, Belajar Menurut Pandangan Kognitif dan masih banyak yang lainnya. Semua Ahli psikolog aliran kognitif yang teori belajar ini berlandaskan pada menyatakan bahwa belajar merupakan kognitif seseorang, sehingga yang perlu perubahan pola pikir (kognisi) dari diperhatikan seseorang seseorang yang sedang belajar. adalah proses dalam Sehingga terdapat pengkaitan antara pengetahuan-pengetahuan pengetahuan yang telah dimiliki dengan diperoleh pengetahuan pikiran. Dengan yang demikian baru dipelajari. belajar untuk belajar memproses yang disimpan dalam yang dimaksudkan oleh ahli psikolog aliran Pendekatan Pemrosesan Informasi kognitif lebih memperhatikan proses Pendekatan pemrosesan informasi dari belajar itu sendiri. Seperti yang (information 54 processing approach) Pramesti, Penerapan Pendekatan… adalah pendekatan yang menekankan 1968 kemampuan Richard anak dalam mengolah oleh Richard Shiffrin Atkinson yang dan menegaskan informasi, melakukan pengamatan, dan bahwa memori manusia memiliki tiga membuat komponen yang terpisah seperti pada strategi atas informasi tersebut, (Tung, 2015: 187). Pada gambar 1 berikut. pendekatan pemrosesan informasi ini Pengulangan diharapkan mahasiswa mampu Penyimpanan mengolah informasi yang diterima, Memori Sensori Sensori input Perhatian Memori Jangka Pendek Pencarian kembali Memori Jangka Panjang melakukan pengamatan yang terkait dengan informasi, serta membuat strategi yang akan digunakan guna menanggapi informasi tersebut. Gambar 1. Model Tiga Penyimpanan Sehingga pendekatan ini sangat baik Memori dari Atkinson & untuk mengarahkan mahasiswa agar Shiffrin melakukan proses berpikir (mengembangkan kognitifnya). Melalui pendekatan ini kognitif Berdasarkan gambar 1 tersebut mahasiswa dapat dijelaskan bahwa menjadi lebih aktif, yang dapat diartikan informasi bahwa sensori, pada memori ini tidak terbatas kognitifnya tidak hanya diteruskan informasi berusaha untuk menanggapi informasi selanjutnya informasi yang penting tersebut. kognitif (mendapatkan perhatian yang lebih) mahasiswa dapat berjalan dengan baik, akan diteruskan pada memori jangka maka berarti kemampuan memori untuk pendek (memori kerja). Informasi yang menanggapi penting ini selanjutnya akan diulang- suatu proses informasi akan semakin baik pula. Tung (2015: masuk, memori menerima informasi saja tapi juga Apabila yang pada awalnya untuk ulang dan selanjutnya akan tersimpan 195) menyatakan pada memori jangka panjang sedangkan bahwa The Atkinson_Shiffrin Model yang tidak dilakukan pengulangan akan (juga dikenal sebagai model multi-store dilupakan. Informasi penting ini akan atau three memory stores) adalah model dapat diambil sewaktu-waktu tatkala memori yang diusulkan pada tahun 55 Pramesti, Penerapan Pendekatan… dibutuhkan. Proses ini akan berlangsung Perhatian seseorang juga dipengaruhi secara terus-menerus. oleh oleh faktor kondisi fisik dan Gambar 1 tersebut dijelaskan bahwa informasi yang terdapat memori sensori yang keletihan, pada artinya kesehatan yang kurang baik dan keletihan memjadikan mendapatkan seseorang kurang memperhatikan perhatian khusus akan diteruskan pada sesuatu rangsangan. Selain itu motivasi, memori jangka pendek. Sehingga dan kebutuhan perhatian serta harapan diperlukan perhatian yang baik dalam seseorang terhadap suatu rangsangan menerima akan mendorong seseorang untuk lebih suatu informasi (stimulus/rangsangan). Pendapat lain banyak menyatakan rangsangan bahwa pada saat memperhatikan tersebut. suatu Sedangkan informasi/stimulus/rangsangan diterima karakteristik pada memori sensori maka segera otak pengalaman, akan melakukan pemaknaan terhadap kebiasaan, dsb) ini memang hal yang informasi/stimulus/rangsangan tersebut. mutlak yang mempengaruhi kualitas Proses perhatian seseorang. pemaknaan tersebut sering disebut sebagai proses mempersepsi. Pada tahap mempersepsi kepribadian perangai, (bakat, kecerdasan, Sensory memory/memory register proses secara terus menerus menerima attention (perhatian) mempunyai peran rangsang dari lingkungan melalui alat penting terhadap stimuli yang ditangkap penerima (receptors). Informasi ini oleh sensory memory (Baharuddin & akan tersimpan dalam sensory memory Wahyuni; 2015: 147). kurang lebih 1-2 detik untuk segala Faktor-faktor yang mempengaruhi sesuatu yang lihat dan 3 detik untuk perhatian dari aspek individu antara segala lain: 1) minat, 2) kondisi fisik atau (Baharuddin & Wahyuni; 2015: 144- kesehatan, 3) keletihan, 4) motivasi, 5) 145). Kejadian-kejadian sensorik yang kebutuhan perhatian, 6) harapan, dan 7) diproses sesuai dengan pengetahuan karakteristik kepribadian (Surya, 2015: seseorang tentang dunia, kebudayaan, 22). Pada faktor minat ini menyakatan pengharapan, atau bahkan kebersamaan bahwa sesuatu yang menjadi minatnya dengan akan memberikan lebih menarik perhatiannya. 56 sesuatu yang seseorang didengar, sehingga makna dapat terhadap Pramesti, Penerapan Pendekatan… pengalaman sensorik sederhana inilah merupakan suatu proses penyandian yang disebut sebagai persepsi (Solso; atau proses memasukkan informasi ke Maclin; 2007: 76). Kejadian-kejadian dalam sensorik penyimpanan yang diproses merupakan memori. Strorage informasi adalah selama kejadian-kejadian yang berasal dari beberapa waktu. Sedangkan retrieval penangkapan alat indera kita (meraba, adalah mengambil informasi keluar dari membau, storage. mendengar, melihat, dan merasakan). Memori jangka panjang (long-term Menurut menyatakan Tung bahwa (2015: memori 186) memory) adalah bagian dari sistem adalah memori manusia yang menyimpan meretensi atau menyimpan informasi informasi utuk sebuah periode yang dari waktu ke waktu. Ini berarti semua cukup lama (Baharuddin dan Wahyuni, informasi yang diperoleh sesorang akan 2015: 151). Oleh karenanya banyak ahli diberikan kode, ditahan/disimpan stelah yang percaya bahwa manusia mungkin diberi kode dan menemukan kembali tidak setelah suatu informasi yang sudah tersimpan dalam kepentingan. Bertahan atau tidak suatu memori jangka panjang, namun tidak informasi seseorang mampu untuk menemukan kembali bergantung kepada seseorang itu sendiri informasi tersebut dalam memorinya. dalam memelihara informasi tersebut. Ini adalah yang salah satu hal yang Informasi yang tidak sering dilatih juga membedakan antara short-term memory lama-kelamaan akan dilupakan. Namun dengan long-term memory. Tabel 1 demikian apabila informasi tersebut berikut ini akan menyajikan perbedaan sudah tersimpan dalam memori yang antara short-term memory dan long term tepat maka akan mudah pula untuk memory menurut Woolfolk (1995). dikuasai Karena disimpan pada kembali untuk memori meskipun sudah mengalami lupa. pernah lupa terhadap keterbatasan suatu kapasitas di memori jangka pendek memungkinkan Proses suatu informasi dipengaruhi suatu informasi hilang, namun untuk oleh 3 (tiga) hal penting yakni 1) memori pengkodean/encoding, 2) storage, dan kapasitasnya 3) retrieval. mengakibatkan suatu informasi yang Pengkodean (encoding) 57 jangka panjang tidak yang terbatas Pramesti, Penerapan Pendekatan… sudah tersimpan di dalamnya tidak informasi mengenai prosedur suatu hilang aktivitas atau knowing how. Sedangkan hanya seseorang tersebut engalami suatu keadaan yang disebut pengetahuan kondisional lupa. pengetahuan Tabel 1 Perbedaan Short-Term Memory dan Long-Term Memory pengetahuan deklaratif dan prosedural dalam adalah menggunakan dengan tepat atau knowing when and why. Secara umum pengetahuan juga dapat dibedakan pengetahuan Pada panjang menjadi umum 2 yakni (general dasarnya memori jangka knowledge) dan pengetahuan khusus terdapat tiga macam (domain pengetahuan yang specific knowledge). tersimpan Pengetahuan umum dapat diartikan pengetahuan sebagai informasi yang sangat berguna deklaratif, 2) pengetahuan prosedural, untuk memecahkan atau digunakan dan melaksanakan didalamnya 3) yakni 1) pengetahuan Pengetahuan konditional. deklaratif pengetahuan faktual yang adalah berbeda. berupa khusus berbagai Sedangkan dapat tugas yang pengetahuan diartikan sebagai knowing what atau mengetahui apa atau informasi yang dapat digunakan hanya fakta. Pada pengetahuan prosedural ini dalam situasi tertentu atau yang hanya didalamnya terdapat memori yang berisi dapat diterapkan dalam satu topik ide-ide khusus. Agar lebih memahami tentang atau berkaitan konsep-konsep dengan yang skema/scemata pengetahuan-pengetahuan tersebut (memori semantik/semantic memory) disajikan contoh pengetahuan dalam dan tabel 2 berikut. memori pengalaman personal Tabel 2 Macam-macam Pengetahuan dan Contohnya seseorang yang memuat sebuah gambar secara mental tentang segala sesuatu yang seseorang (memori lihat atau dengar Gambar 2 berikut ini merupakan bagan tentang kerangka pengkategorian pengetahuan dalam memori jangka panjang yang telah dijelaskan di atas (Roger H. Bruning, Gregory J. Schraw, episodik/episodic memory). Pengetahuan prosedural pengetahuan yang adalah memberikan 58 Pramesti, Penerapan Pendekatan… Monica M. Norby; 2011 dalam Surya, 2015: 28). yang sejenis, karena informasi yang terorganisasi dengan baik akan lebih Memori Semantik mudah Pengetahuan Deklaratif (Mengetahui apa) Memori Episodik dan diingat. Sedangkan konteks (context) adalah Pengetahuan Prosedural (Mengetahui Bagaimana) Memori Jangka Panjang (Implisit dan Eksplisit) dipelajari proses Pengetahuan Konditional (Mengetahui Bilamana dan Mengapa) yang mempengaruhi belajar antara lain: aspek-aspek fisik dan emosi (tempat, ruangan, emosi yang dirasakan saat individu belajar), semua ini akan Gambar 2. Bagan Tentang Kerangka Pengkategorian Pengetahuan Dalam Memori Jangka Panjang menjadi bagian seseorang dalam menyimpan suatu informasi. Artinya jika konteks belajarnya mendukung Segala pengetahuan yang terdapat dalam memori jangka maka panjang sehingga bergantung bagaimana proses seseorang menyimpan yang dipelajarinya. seseorang menyimpan akan informasi Elaborasi yang di bagian tengah; 2) encoding specificity dimiliki. (organization) adalah principle adalah prinsip asosiasi yang dibentuk pada waktu dengan cara menghubungkan dengan sudah pemanggilan dan akhir dari list dibandingkan dengan penambahan sudah Proses apabila baik jikaorang mengingat bagian awal makna baru terhadap informasi baru yang kembali proses pemanggilan kembali akan lebih tahun 1995 dalam Baharuddin dan pengetahuan dipanggil prinsip serial position effect adalh perannya sangat penting (Woolfolk adalah penyimpanan (Tung, 2015: 203-204), antara lain: 1) inilah elaborasi, organisasi dan konteks (elaboration) mudah kembali ini terdapat beberpa cara tatkala dibutuhkan. Pada saat proses 155)). proses dibutuhkan. pemanggilan atau penggalian informasi (2015: lebih Informasi yang sudah tersimpan Proses tersebut akan berpengaruh terhadap Wahyuni akan informasinyapun juga menjadi lancar. informasi/pengetahuan telah belajar elakukan encoding; 3) recall adalah ada/yang pemanggilan informasi Organisasi dipelajari; proses mengingat mengorganisasikan informasi-informasi 4) yang sudah recognition dengan adalah melakukan identifikasi dari informasi yang sudah 59 Pramesti, Penerapan Pendekatan… dipelajari; dan 5) state-dependent Implikasi Untuk Pembelajaran Mata Kuliah Perencanaan Pengajaran Khususnya Pada Materi Pengembangan Kalender Pendidikan dan Penghitungan Pekan Efektif Pembelajaran mata kuliah learning adalah pengingatan informasi akan lebih mudah ketika kita berada dalam keadaan fisiologis atau emosional yang sama atau pengaturan ketika di Perencanaan Pengajaran Matematika encoding dengan informasi aslinya. khususnya pada materi pengembangan Namun demikian pada saat proses kalender pendidikan dan penghitungan pemanggilan kembali terkadang ada pekan efektif dengan menggunakan informasi yang tidak dapat ditemukan. pendekatan teori pemrosesan informasi Keadaan inilah yang disebut lupa dan akan difokuskan pada pengetahuan- ini dapat disebabkan oleh berbagai hal. pengetahuan yang belum digunakan Terdapat empat teori pelupaan dalam dengan memori (Tung, 2015: 204), yakni: 1) cue-dependent forgetting ataupun yang sudah digunakan dengan baik. Adapun yang adalah menjadi konsentrasi pada penelitian ini kegagalan pemanggilan informasi yang pengetahuan deklaratif, prosedural dan disebabkan kurangnya petunjuk untuk kondisional yang dipadukan dengan memanggil informasi secara efektif, 2) pengetahuan interference theory adalah teori yang umum dan khusus. Berdasarkan hasil pengetahuan yang menjelaskan informasi yang terlupakan sudah dan belum dikuasai dengan baik karena adanya informasi lain yang masuk, 3) decay theory baik selanjutnya hasil tersebut dianalisis adalah teori penyebab ketidakmampuannya tersebut. yang menjelaskan informasi yang hilang Sedangkan bersamaan dengan berlalunya waktu, pembelajaran jejak neuro kimiawi baru membuat langkah-langkah yang akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan teori orang menjadi lupa, dan 4) represi pemrosesan memori adalah sebagai (menurut Freud) adalah proses mental berikut: 1) Penyajian Materi, pada tahap yang secara otomatis menyembunyikan ini dosen memberikan materi tentang emosi atau kecemasan memproduksi pengembangan kalender pendidikan dan atau mengancam informasi dalam alam penghitungan pekan efektif dengan bawah sadar. metode ekspositori. Sehingga pada tahap ini komunikasi dua arah dapat 60 Pramesti, Penerapan Pendekatan… dilakukan dengan baik. Tabel 3 Rancangan Penerapan teori pemrosesan informasi pada Materi Pengembangan Kalender Pendidikan dan Penghitungan Pekan Efektif 2) Praktek, tahap ini dilakukan sesudah tahap penyampaian materi. Tahap ini dimaksudkan agar apa yang telah diketahui setelah diberikan materi. Tujuan Pembela jaran Memaha mi dan Praktek Mengem bangkan Kalender Pendidik an Sehingga hasil praktek mahasiswa ini dapat dikatakan sebagai hasil dari memproses informasi yang telah diterima sebelumnya. 3) Penugasan, tahap ini dimaksudkan untuk dapat menyimpan informasi yang telah diterima. Berdasarkan hasil penugasan ini akan dianalisis tentang pengetahuan mahasiswa, baik dari segi pengetahuan deklaratif, prosedural dan kondisional yang dipadukan dengan pengetahuan umum dan khusus. Penerapan Pendekatan Pemrosesan Informasi pada Materi Pengembangan Kalender Pendidikan dan Penghitungan Pekan Efektif Guna mempermudah proses peneliti Kegiatan Mahasiswa Keteran gan a. Dosen menyampaik an materi tentang mengembang kan kalender pendidikan. a. Mahasiswa memperhati kan penjelasan dosen tentang mengemban gkan kalender pendidikan Langkah 1: Penyamp aian Materi b. Dosen memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang kurang paham tentang materi mengembang kan kalender pendidikan untuk bertanya. mengetahui seberapa besar mahasiswa pembelajaran, Kegiatan Dosen membuat rancangan penerapan pendekatan teori pemrosesan informasi bagi mahasiswa yang dapat dilihat pada tabel 3 berikut. 61 a. Mahasiswa yang masih belum paham tentang materi mengemban gkan kalender pendidikan bertanya. Pramesti, Penerapan Pendekatan… Tujuan Pembelaja ran Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa a. Dosen memberik an instruksi kepada mahasisw a untuk praktek penghitun gan pekan efektif. a. Mahasiswa melaksana kan instruksi dosen untuk praktek penghitung an pekan efektif. b. Dosen berkelilin g untuk melihat pekerjaan mahasisw a serta memberik an pendampi ngan kepada mahasisw a yang mengalam i kesulitan. b. a. Dosen memberik an tugas kepada mahasisw a untuk menghitu ng pekan efektif pada suatu sekolah sesuai dengan kalender pendidika n yang sudah dikemban gkan. a. Mahasiswa mengerjak an tugas menghitun g pekan efektif pada suatu sekolah sesuai dengan kalender pendidikan yang sudah dikembang kan. b. Dosen memfasili tasi mahasisw a dalam mengerjak an tugas. b. Mahasiswa mengerjak an tugas dengan penuh tanggung jawab, teliti, dan jujur. Keteran gan Tujuan Pembela jaran Langkah 2: Praktek Kegiatan Dosen a. Dosen memberikan instruksi kepada mahasiswa untuk praktek mengembang kan kalender pendidikan. b. Dosen berkeliling untuk melihat pekerjaan mahasiswa serta memberikan pendampinga n kepada mahasiswa yang mengalami kesulitan. a. Dosen memberikan tugas kepada mahasiswa untuk mengembang kan kalender pendidikan pada suatu sekolah. b. Dosen memfasilitasi mahasiswa dalam mengerjakan tugas. Mahasiswa melakukan penghitung an pekan efektif dan jika mengalami kesulitan bertanya kepada dosen. Langkah 3: Penugasa n Memaha mi dan Praktek Menghit ung Pekan Efektif a. Dosen menyampaik an materi tentang penghitungan pekan efektif. b. Dosen memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang kurang paham tentang materi penghitungan pekan efektif untuk bertanya. 62 Kegiatan Mahasiswa Keterangan a. Mahasiswa melaksanak an instruksi dosen untuk praktek mengemban gkan kalender pendidikan. b. Mahasiswa mengemban gkan kalender pendidikan dan jika mengalami kesulitan bertanya kepada dosen. Langkah 2: Praktek a. Mahasiswa mengerjaka n tugas mengemban gkan kalender pendidikan pada suatu sekolah. Langkah 3: Penugasan b. Mahasiswa mengerjaka n tugas dengan penuh tanggung jawab, teliti, dan jujur. a. Mahasiswa memperhati kan penjelasan dosen tentang penghitunga n pekan efektif. b. Mahasiswa yang masih belum paham tentang materi penghitunga n pekan efektif bertanya. Langkah 1: Penyampaia n Materi Pramesti, Penerapan Pendekatan… \ METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dilakukan HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pendekatan pemrosesan informasi Tindakan Kelas. Rancangan penelitia dari model penelitian dilaksanakan dengan 3 (tiga) langkah tindakan Kemmis dan Taggart dengan 4 langkah yakni: observasi rencana, dan penting yakni: 1) penyampaian materi tindakan, refleksi. secara ekspositori, 2) praktek dan 3) Rancangan penugasan. Melalui tahap penyampaian penelitian tindakan kelas satu siklus materi diharapkan mahasiswa mampu terdiri dari 2 pertemuan pembelajaran dengan menggunakan untuk memproses informasi dengan pendekatan baik. Selanjutnya informasi yang telah pemrosesan informasi dan 1 pertemuan diperoleh diterapkan pada saat praktek. tes. Subjek penelitian ini adalah 29 Pada tahap praktek ini mahasiswa diberi mahasiswa Tingkat III Offering A tahun kesempatan untuk sharing informasi akademik 2015/2016 prodi Pendidikan dengan mahasiswa yang lainnya. Selain Matematika STKIP PGRI Blitar. itu dosenpun juga masih memberikan Instrumen penelitian tindakan ini bantuan kepada mahasiswa yang masih meliputi: observasi aktivitas dosen, belum observasi aktivitas mahasiswa, dan tes Selama Analisis data tes berupa tugas berlangsung, digunakan untuk mengetahui tingkat terhadap pemahaman mahasiswa terhadap materi yang telah disampaikan oleh dosen. Sedangkan data hasil observasi aktivitas diamati dan mahasiswa oleh dirangkum dua dan mampu menerapkankan informasi yang diperoleh dengan baik. yang berupa tugas. dosen pemrosesan informasi). pada penelitian ini adalah Penelitian mengadopsi (pendekatan yang orang direduksi penelitian tindakan dilaksanakan observasi penerapan pendekatan pemrosesan informasi. Observasi dilaksanakan dengan mengamati aktivitas dosen dan mahasiswa melalui telah lembar observer dengan untuk observasi yang rencana disesuaikan pelaksanaan pembelajaran (RPP). mendapatkan hasil analisis yang lebih Hasil observasi aktivitas dosen yang mendalam terhadap pembelajaran yang telah dilakukan oleh 2 orang observer 63 Pramesti, Penerapan Pendekatan… menunjukkan bahwa persentase skor pengetahuan total rata-rata sebesar 92,335% dengan pengetahuan deklaratif dan prosedural kriteria sangat baik. Sedangkan hasil dengan tepat atau knowing when and observasi aktivitas mahasiswa mencapai why. persentase skor total rata-rata sebesar Pembahasan Penerapan pendekatan pemrosesan 88,89% dengan kriteria baik. langkah-langkah sebagai berikut: 1) sebanyak 24 mahasiswa memenuhi Penyampaian Materi: Langkah ini standart ketuntasan minimal (tuntas dosen belajar) yakni mendapatkan nilai ≥ 71 ketuntasan secara dengan persentase dipadukan dengan tanya jawab, maka dosen telah memberikan kesempatan kepada mahasiswa dalam membentuk pengetahuannya ketuntasan klasikalnya sebesar 89,66% berdasarkan ketuntasan minimal yang ditentukan para yang meliputi 3 (tiga) pengetahuan, (pengetahuan faktual dengan yang daya tangkapnya. Dengan dilakukan oleh mahasiswa. Seperti yang telah disampaikan oleh Budiningsih aktivitas atau knowing how) dan 3) kondisional oleh sangat berpengaruh terhadap hasil yang memberikan informasi mengenai prosedur suatu pengetahuan dibentuk demikian tahap penyampaian materi ini 2) pengetahuan prosedural (pengetahuan yang namun mahasiswa akan berbeda-beda sesuai berupa knowing what atau mengetahui apa atau fakta), mahasiswanya, pengetahuan deklaratif yang yang ditransfer dari seorang dosen kepada yang dilakukan oleh setiap mahasiswa pengetahuan informasi diperolehnya. Pada tahap ini informasi berdasarkan pada pemrosesan informasi 1) (pengetahuan deklaratif, prosedural dan konditional) (terdapat peningkatan 6,9%). Standart yaitu: kepada dengan menyampaikan materi yang terdapat 26 mahasiswa dan yang telah minimalnya kesempatan dan bertanya. Hal ini sangat penting karena Sedangkan hasil tes 2 (tugas individu 2) ketuntasan materi mahasiswa yang belum paham untuk yang telah ditentukan yakni 75%. standart menyampaikan memberikan klasikalnya sebesar 82,76% diatas standar kriteria memenuhi menggunakan informasi dapat dideskripsikan dengan Analisis hasil tes 1 (tugas individu dan dalam (2005: 57) yang mengungkapkan bahwa adalah 64 Pramesti, Penerapan Pendekatan… pentransferan pengetahuan/informasi mahasiswa pada langkah penugasan ini yang dilakukan oleh guru selanutkan dapat akan diinterpretasikan dan di konstruksi pengetahuan/informasi secara optimal oleh siswa sendiri melalui pengalaman yang telah diperoleh mahasiswa (yang dan sendiri. tersimpan dalam memori mahasiswa). Sehingga keberhasilan pada pemrosesan Maksud dari penugasan ini adalah informasi inilah yang penting dan akan mengukur tergambarkan pada saat mahasiswa tentang materi yang sedang dipelajari menyelesaikan tugas-tugas yang terkait dengan melaksanakan latihan-latihan. dengan Seperti pengetahuan mereka informasi yang telah dimilikinya. kemampuan yang mahasiswa disampaikan oleh Roestiyah (2012: 133) yang menyatakan Praktek: Pada langkah ini sangat penting, mencerminkan sebab ini siswa memliki hasil belajar yang lebih mahasiswa mengulangi aktivitas kerja mantap karena siswa melaksanakan yang latihan-latihan baru pada tahap bahwa tugas/resitasi digunakan agar dipelajari sehingga sehingga pengalaman ketrampilan kerja yang dipelajaringa siswa dalam mempelajari sesuatu dapat dapat benar-benar dikuasai sepenuhnya lebih terintegrasi. (Wena, 2011:102). Hal ini berarti melalui praktek, mahasiswa SIMPULAN Penerapan pendekatan dapat langsung menerapkan informasi yang telah diterimanya pada informasi tahap yang 2) praktek, dan 3) penugasan. Langkah pertama tersimpan dalam memorinya) dapat dimiliki Penugasan: Penugasan ini merupakan mahasiswa setelah melalui langkah Dengan demikian hasil oleh menyampaikan langkah untuk mengukur pengetahuan dan penyampaian materi, berdasarkan pada kompetensi terlihat dari hasil prakteknya. materi pada langkah, yakni: 1) penyampaian materi, telah diperoleh (yang dapat dibangun dan penyampaian digunakan penelitian ini menggunakan 3 (tiga) sebelumnya. Sehingga seberapa besar pengetahuan/informasi yang pemrosesan praktek. ini yang dosen dalam materinya sehingga mahasiswa dengan memahami. Langkah mudah untuk kedua adalah praktek yang dimaksudkan agar apa pekerjaan yang 65 telah diketahui/dipahami Pramesti, Penerapan Pendekatan… Hamiyah, Nur. Jauhar, Mohammad. 2014. Strategi Belajar-Mengajar Di Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka. mahasiswa dapat diterapkankan, dan jika masih menemui kesulitan dapat ditanyakan kepada dosen/peneliti. Hitipeuw, Imanuel. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. Artinya apa yang dituliskan adalah hasil proses pembelajaran mahasiswa pada langkah penyampaian materi Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. (pengetahuan tentang materi). Langkah ketiga/terakhir adalah penugasan, hal ini dimaksudkan untuk mengukur Hudojo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. pengetahuan mahasiswa berdasarkan hasil pekerjaan menerapkan mahasiswa setelah pengetahuannya secara optimal. Hasil penelitian tindakan dari penerapan pendekatan pemrosesan Ngilawajan, Andreas, Darma. 2013. Proses Berpikir Siswa SMA Dalam Memecahkan Masalah Matematika Materi Turunan Ditinjau Dari Gaya Kognitif Field Independent dan Field Dependent. Pedagogia Vol. 2 No. 1 Februari 2013: jurnal.umsida.ac.id/files/damaV2.1. pdf. informasi sangat berperan dalam menyelesaikan permasalahan. Artinya permasalahan tersebut dapat terselesaikan dengan baik jika pemrosesan informasi yang dilakukan seorang mahasiswa benar Retnowati, Endah. ___. Keterbatasan Memori dan Implikasinya dalam Mendesain Metode Pembelajaran Matematika. https://core.ac.uk/download/files/33 5/11064502.pdf (baik dari segi pengetahuan deklaratif, pengetahuan prosedural maupun pengetahuan kondisional). DAFTAR PUSTAKA Roestiyah N. K. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Baharuddin. Wahyuni, Esa Nur. 2015. Teori Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Surya, Mohamad. 2015. Strategi Kognitif dalam Proses Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Budiningsih, Asri, C. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Suyono. Hariyanto. 2014. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 66 Pramesti, Penerapan Pendekatan… Tung, Khoe Yao. 2015. Pembelajaran dan Perkembangan Belajar. Jakarta: Indeks. Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer SuatuTinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Warsono dan Hariyanto. 2013. Pembelajaran Aktif Teori dan Assesmen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Wena, Made. Pembelajaran Kontemporer. Aksara. 2011. Strategi Inovatif Jakarta: Bumi 67 Pramesti, Penerapan Pendekatan… 68