bab i pendahuluan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Aktivitas perekonomian Indonesia selalu mengalami perkembangan dari tahun ke
tahun. Perkembangan aktivitas perekonomian Indonesia dapat dilihat dari
beberapa faktor, salah satunya dari peningkatan aktivitas pasar modal yang dapat
tercermin dari banyaknya perusahaan yang melakukan Initial Public Offering
(IPO). Walaupun menurut data dari PT Kustodian Efek Indonesia (KSEI) pada
www.ksei.co.id, jumlah perusahaan yang melakukan IPO dalam kurun waktu 5
tahun terakhir (2007-2012) menunjukkan angka yang fluktuatif setiap tahunnya
(berkisar antara 13-26 perusahaan per tahun), namun hal itu menunjukkan bahwa
setiap tahun secara konsisten pasti ada perusahaan yang melakukan IPO. IPO ini
dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh tambahan dana yang akan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan dana jangka panjang seperti membiayai
pengembangan dan perluasan kegiatan usahanya di luar kegiatan operasi
perusahaan (membangun pabrik dan membuka cabang baru di tempat lain yang
dipandang sangat strategis). Pengembangan dan perluasan kegiatan usaha ini
dilakukan untuk meningkatkan produksi perusahaan, yang diharapkan dapat turut
meningkatkan laba perusahaan.
Namun dalam usahanya meningkatkan laba, perusahaan harus bersaing
dengan kompetitornya. Dengan semakin ketatnya persaingan yang terjadi untuk
mendapatkan laba tersebut, perusahaan harus tepat dan akurat dalam menganalisa
tuntutan pasar. Banyaknya tuntutan pasar tersebut membuat perusahaan harus bisa
mengelola sumber daya yang dimilikinya agar mampu memuaskan kebutuhan dari
pasar tersebut. Salah satu sumber daya yang harus dikelola dengan baik adalah
sumber permodalan. Pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat
digunakan untuk memperoleh dana dari pihak yang memperoleh kelebihan dana
dan hendak mengalokasikannya kepada pihak lain.
Setiap perusahaan yang ingin mendapatkan tambahan modal untuk
kegiatannya diharuskan menyusun dan memberikan laporan keuangan yang sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia. Penyusunan laporan
keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi ini bertujuan agar masyarakat
umum yang memiliki kepentingan dapat memahami isi dari laporan keuangan
tersebut. Paling sedikit satu kali dalam setahun perusahaan publik berkewajiban
menerbitkan laporan keuangan tahunan kepada investor yang ada di bursa. Bagi
investor, laporan keuangan tahunan merupakan sumber berbagai macam informasi
khususnya neraca dan laporan laba rugi perusahaan. Oleh karena itu, publikasi
laporan keuangan perusahaan (emiten) merupakan saat-saat yang ditunggu oleh
para investor di pasar modal karena dari publikasi laporan keuangan itu para
investor dapat mengetahui perkembangan emiten, yang digunakan sebagai salah
satu pertimbangan untuk membeli atau menjual saham-saham yang dimiliki.
Dalam memutuskan sebuah investasi, seorang investor harus memilih
dengan benar saham-saham yang diperkirakan akan menguntungkan dan dengan
memperhitungkan risiko yang kemungkinan akan timbul. Salah satu asumsi
penting dalam perhitungan risiko adalah pada dasarnya setiap orang berpikir
secara rasional atau merupakan risk averter. Pola berpikir yang demikian dapat
tercermin dari sikap para investor yang menginginkan return yang tinggi untuk
setiap kenaikan dari risiko yang terdapat di dalam saham.
Menurut Hartono (2008), return saham adalah tingkat pengembalian
saham atas investasi yang dilakukan oleh investor. Return saham sendiri dapat
dilihat dari dua sisi, yaitu dilihat dari jumlah dividen yang dibagikan dan dilihat
dari jumlah capital gain yang akan diperoleh investor. Kedua jenis return saham
tersebut tidak hanya penting bagi investor, namun juga bagi perusahaan. Return
saham bagi investor jelas memiliki arti penting, karena memang itulah target
utama dari seorang investor yang menanamkan dananya di sebuah perusahaan.
Sedangkan bagi perusahaan, return saham juga penting dan perlu perhatian yang
khusus sebab apabila perusahaan ingin menarik perhatian investor maka dividen
dan capital gain yang akan diperoleh investor haruslah tinggi nilainya.
Welch (2009) mengemukakan pentingnya sebuah diversifikasi dalam
melakukan
investasi.
Maksud
dari
diversifikasi
tersebut
adalah
mengkombinasikan beberapa bentuk aset ke dalam suatu portofolio yang dapat
mengurangi dampak dari masing-masing aset terhadap keseluruhan portofolio.
Welch (2009) juga mengambil sebuah perumpamaan, diversifikasi berarti tidak
meletakkan semua telur yang dipunya ke dalam satu keranjang. Apabila satu
komponen investasi turun nilainya, investasi yang lain terkadang akan naik atau
tetap.
Salah satu informasi terpenting yang harus diketahui oleh investor adalah
informasi kinerja keuangan perusahaan emiten. Bahan pertimbangan dalam
menganalisis dan menilai posisi dan informasi keuangan, kemajuan serta potensi
sebuah perusahaan di masa mendatang diantaranya adalah informasi mengenai
kemampuan perusahaan dalam mengelola perusahaan untuk menghasilkan laba
(profitabilitas). Informasi lainnya yaitu informasi mengenai pertumbuhan saham
perusahaan (nilai pasar). Rasio keuangan suatu perusahaan mencerminkan kinerja
keuangan perusahaan dan dapat dipergunakan oleh para stakeholders dengan
kepentingannya masing-masing. Alat ukur finansial yang sering digunakan untuk
mengukur tingkat laba adalah Return on Assets (ROA).
Analisis ROA dalam analisis laporan keuangan merupakan analisis yang
menyeluruh (komprehensif) dan lazim digunakan untuk menilai efektivitas
keseluruhan investasi perusahaan. Analisis rasio ini menghubungkan antara
keuntungan yang diperoleh perusahaan melalui kegiatan usahanya dengan total
aset yang dimiliki perusahaan. Analisis ROA ini dapat menunjukkan seberapa
efektif aset yang dimiliki perusahaan digunakan dalam menghasilkan pendapatan
dari kegiatan operasional perusahaan. Semakin besar nilai dari ROA maka kinerja
perusahaan yang tercermin dari pendapatan usahanya semakin baik. Dengan
semakin besar pendapatan usaha, maka investor akan melihat bahwa perusahaan
tersebut memiliki kemampuan untuk membayar dividen kepada para pemegang
sahamnya. Selanjutnya hal itu akan berdampak, pada tingginya tingkat permintaan
pasar terhadap saham dari perusahaan, yang otomatis akan menaikkan harga
saham dikemudian hari. Tingginya harga saham dikemudian hari akan berdampak
pada tingginya capital gain yang akan diterima investor.
Namun, penggunaan alat ukur terhadap laba akuntansi seperti ROA
memiliki kelemahan yaitu tidak memperhatikan risiko yang dihadapi perusahaan
dengan mengabaikan adanya biaya modal dan hanya memperhatikan hasilnya
sehingga sulit untuk mengetahui perusahaan tersebut telah berhasil menciptakan
nilai perusahaan atau tidak. Untuk mengatasi kelemahan tersebut dikembangkan
suatu konsep baru yaitu Economic Value Added (EVA) agar perusahaan dapat
menghitung pertambahan nilai dari modal yang ditanamkan oleh investor.
Pendekatan ini dicetuskan pertama kali oleh G. Bennet Steward pada
tahun 1990. Dasar pengukuran pendekatan EVA lebih memfokuskan pada
penciptaan nilai perusahaan yaitu menghasilkan return yang lebih besar dari biaya
modalnya. EVA merupakan selisih dari laba operasi setelah pajak (Net Operating
Profit After Tax atau NOPAT) dengan biaya modal (Cost of Capital) (Iramani,
2005). EVA yang bernilai positif menandakan perusahaan berhasil menciptakan
nilai bagi pemilik modal karena perusahan mampu menghasilkan NOPAT yang
melebihi biaya modalnya. Dengan tingginya nilai NOPAT, berarti ada indikasi
bahwa perusahaan akan mampu membayar biaya modalnya yaitu dividen. Dengan
adanya indikasi tersebut, akan mendorong ketertarikan dari para investor untuk
menanamkan modalnya di perusahaan. Tingginya permintaan dari para investor
ini, tentu akan mendorong harga saham perusahaan menjadi lebih tinggi, yang
kemudian akan mendatangkan capital gain yang tinggi bagi investor. Sebaliknya
EVA yang negatif menunjukkan bahwa nilai perusahaan menurun karena NOPAT
yang lebih rendah dari biaya modalnya, sehingga perusahaan terindikasi tidak
mampu untuk membagikan dividen kepada investor.
Dalam hal investasi, EVA mampu mendorong manajer berpikir untuk
memilih investasi yang memaksimalkan pengembalian dengan biaya modal yang
minimum sehingga nilai perusahaan bisa ditingkatkan. Selain itu, faktor biaya
modal yang terdapat dalam EVA mendorong manajer untuk berhati-hati dalam
menentukan kebijakan struktur modal perusahaannya. Dengan penghitungan EVA
diharapkan dapat memperoleh hasil perhitungan pada upaya penciptaan nilai
perusahaan yang lebih realistis (Pinangkaan, 2012). Sebagai tolak ukur kinerja
yang baik, EVA seharusnya mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kekayaan pemegang saham di dalam perusahaan, sebagaimana tolak ukur kinerja
yang lain.
Rasio nilai pasar adalah rasio yang mengukur bagaimana perkembangan
nilai pasar dari saham suatu perusahaan yang selanjutnya dibandingkan dengan
nilai rata-rata pada industri yang sama. Rasio nilai pasar dapat diukur dengan
menggunakan model matematis persamaan Price Earning Ratio (PER). Menurut
Ang dan Bekaert (2004), pendekatan PER merupakan rasio antara tingkat harga
per lembar saham dibandingkan dengan pendapatan per lembar saham yang
diterima oleh perusahaan. Penggunaan PER dalam perusahaan memberikan
peranan yang sangat penting sebagai alat ukur pertumbuhan dividen di masa yang
akan datang dan memiliki kemampuan dalam menghitung return saham. Bagi
pihak perusahaan, dampak PER mencerminkan indikator yang baik untuk
menentukan return saham di masa yang akan datang, dimana jika semakin tinggi
PER maka semakin tinggi pula harga per lembar saham suatu perusahaan,
sehingga saham perusahaan tersebut termasuk saham yang blue chip dalam pasar
modal. Sedangkan bagi investor, justru sebaliknya mereka justru lebih menyukai
PER saham yang rendah, dengan harapan apabila mereka membeli saham yang
harganya saat ini murah akan mendatangkan return saham yang lebih tinggi jika
kemudian harganya kembali naik.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Sunardi (2010).
Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu:
1. Penelitian ini menggunakan variabel independen Return on Assets (ROA),
Economic Value Added (EVA), dan Price Earning Ratio (PER). Sunardi
(2010) dalam penelitiannya menggunakan variabel independen berupa Return
on Investment (ROI) dan Economic Value Added (EVA), yang kemudian
variabel ROI tersebut diganti dengan variabel ROA. Sedangkan untuk variabel
independen Price Earning Ratio (PER) diambil dari penelitian Margaretha
(2008) yang memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham;
2. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan dalam penelitian
Sunardi (2010) objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan yang
tergabung dalam indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia (BEI);
3. Penelitian ini mengambil data pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.
Sedangkan dalam penelitian Sunardi (2010) menggunakan data pada tahun
2007 sampai dengan tahun 2008.
Berdasarkan uraian tersebut, maka judul dari penelitian ini adalah Analisis
Pengaruh Return on Assets (ROA), Economic Value Added (EVA), dan Price
Earning
Ratio
(PER)
terhadap
Return
Saham
pada
Perusahaan
Pertambangan di Bursa Efek Indonesia.
B. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada masalah terhadap tingkat return saham yang dimiliki
oleh perusahaan pertambangan di Indonesia yang telah listed di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tahun 2010-2012 yang pada dasarnya memiliki beberapa
faktor yang mempengaruhinya. Namun dalam penelitian ini mengambil 3 faktor,
yaitu Return on Assets (ROA), Price Earning Ratio (PER) dan Economic Value
Added (EVA).
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.
Apakah Return on Assets (ROA) berpengaruh terhadap return saham pada
perusahaan pertambangan?
2.
Apakah Economic Value Added (EVA) berpengaruh terhadap return saham
pada perusahaan pertambangan?
3.
Apakah Price Earning Ratio (PER) berpengaruh terhadap return saham pada
perusahaan pertambangan?
4.
Apakah ROA, EVA, dan PER secara simultan berpengaruh terhadap return
saham pada perusahaan pertambangan?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitan ini adalah.
1.
Memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh Return on assets (ROA) yang
terhadap return saham pada perusahaan pertambangan;
2.
Memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh Economic Value Added (EVA)
yang terhadap return saham pada perusahaan pertambangan;
3.
Memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh Price Earning Ratio (PER)
yang terhadap return saham pada perusahaan pertambangan;
4.
Memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh ROA, EVA, dan PER secara
simultan terhadap return saham pada perusahaan pertambangan.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:
1.
Bagi peneliti.
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pasar
modal terutama dalam hal kinerja keuangan dan return saham pada
perusahaan pertambangan.
2.
Bagi investor.
Memberikan acuan kepada investor dan atau calon investor dalam
pengambilan keputusan investasi saham dengan menggunakan alat ukur ROA,
EVA, dan PER untuk menilai kinerja perusahaan pertambangan;
3.
Bagi perusahaan
a)
Menambah kepustakaan terutama di bidang investasi dan memberikan
tambahan pengetahuan bagi perusahaan mengenai faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi return saham;
b) Menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan manajemen
terutama yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan;
4.
Bagi peneliti selanjutnya.
Menjadi bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan mengambil topik
yang sama.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran yang sistematis terhadap penelitian ini, maka
sistematika penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut:
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah yang akan diteliti,
batasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
dan yang terakhir sistematika penulisan.
BAB II
TELAAH LITERATUR
Bab ini berisi tentang kajian pustaka yang berisi teori-teori dan
menjadi landasan serta penunjang penelitian ini, serta hipotesis yang
merupakan hasil dari kerangka berpikir.
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai metode yang digunakan dalam
penelitian, yang terdiri dari gambaran umum objek penelitian, metode
penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik
pengambilan sampel dan teknik analisis data.
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini memaparkan hasil penelitian beserta pembahasannya yang
diawali dengan penjelasan atau deskripsi, kemudian dilanjutkan
dengan analisis data dan pembahasan atas analisis data.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi simpulan mengenai hasil penelitian dan diuraikan pula
keterbatasan penelitian serta saran-saran untuk penelitian selanjutnya.
Download