MANAGERIAL LEADERSHIP FOR COM PETITIVE AVANTAGE UNIVERSITY Tjiptogoro Dinarjo Soehari1, Iffah Budiningsih2, Mirza3 1 Lecturer of Mercu Buana University, Jakarta – Indonesia [email protected] Lecturer of As Syafi’iyah Islam University, Jakarta – Indonesia [email protected] 3 Lecturer of Mercu Buana University, Jakarta - Indonesia [email protected] 2 ABSTRACT: Universitas agar memiliki daya saing yang tinggi memerlukan pengelolaan program studi secara terpadu, efektif dan efisien memenuhi standar kualitas yang disyaratkan. Faktor strategis dalam pengelolaan perguruan tinggi yaitu peran seluruh unsur organisasi disemua tingkatan. Populasi target adalah Dosen dan Pimpinan Program Studi Magister Manajemen Universitas Mercu Buana Kepemimpinan manajerial berkaitan dengan kemampuan untuk bertindak sebagai pengarah, pendorong yang kuat, terpercaya yang berorientasi pada tujuan organisasi. Metode yang digunakan eksploratif kuantitatif, dengan analisis menggunakan SPSS, survey menggunakan kuisioner, dan individual depth interview. Responden yang diambil adalah Dosen Tetap Magister Manajemen dengan gelar Profesor dan Doktor dengan kepangkatan akademik Lektor, Lektor Kepala dan Guru Besar. Responden memperoleh tiga kualifikasi yaitu memiliki kemampuan kepemimpinan manajerial sedang (6,7%) perlu pembinaan yang intensif, baik (36,67%) perlu program peningkatan, dan sangat baik (56,66%) perlu program pemeliharaan potensi kepemimpinan. Kesimpulan: Membangun kompetitive advantage perlu program training and development dibidang kepemiminan manajerial. Kata kunci: advantage. daya saing, kepemimpinan manajerial, efektif, efisien, competitive I. LATAR BELAKANG Universitas memiliki keunggulan bersaing dapat dilihat dari jumlah mahasiswa yang banyak, kualitas/mutu program studi yang, bernilai akreditasi “A”, tingginya kepuasan mahasiswa, tingginya kepuasan karyawan (tenaga kependidikan dan tenaga non pendidikan). Daya saing universitas berorientasi pada kualitas pengajaran, peneltian, dan pengabdian kepada masyarakat, mampu terus berprestasi untuk itu memerlukan pengelolaan secara baik dan benar. Faktor strategis pengelolaan universitas yaitu kualitas kepempinan manajerial disemua tingkatan baik di tingkat program studi, fakultas, program pasca sarjana, dan universitas. Dalam penelitian ini populasi target adalah Dosen dan Pimpinan Program Magister Manajemen Universitas Mercu Buana. Program Magister Manajemen (MM) diselenggarakan di Universitas Mercu Buana dengan Konsentrasi: Manajemen Sumber-Daya Manusia, Manajemen Keuangan, dan Manajemen Pemasaran. Pada awalnya tahun akademik 2000/2001 jumlah mahasiswa sebanyak 1 37 orang, tahun kedua 59 orang, dan tahun ketiga 81 orang, tahun keempat menurun menjadi 66 orang, dan tahun kelima hanya 38. Kelas khusus akhir minggu yang dibuka tahun kedua (tahun akademik 2001/2002) menunjukan kecenderungan yang terus meningkat. Angkatan I sejumlah 21 orang mahasiswa, angkatan II 79 orang, angkatan-III 87 orang, dan angkatan IV menjadi 164 orang. Status Akreditasi Program Magister Manajemen dari Badan Akreditasi Nasional (BAN) dengan peringkat B diperoleh pada Tanggal 8 Desember 2005. Jumlah mahasiswa Program Magister Manajemen terus meningkat dengan pesat saat ini menyandang peringkat A Peningkatan yang luar biasa ini tentu tidak luput dari kualitas kepemimpinan manajerial dari pengelola dan dosen dilingkungan Program Magister Universitas Mercu Buana sehingga penelitian kepemimpinan menjadi sangat penting. Kepemimpinan manajerial berkaitan dengan kemampuan untuk memotivasi dan mempengaruhi bawahan, bertindak sebagai pengarah dan pendorong yang kuat serta berorientasi pada tujuan yang ditetapkan. Terdapat perbedaan kepemimpinan manajerial untuk perusahaan yang bersifat profit dengan kepemimpinan manajerial yang bersifat sosial seperti perguruan tinggi. Pembeda karakteristik utama adalah perguruan tinggi berkuwajiban melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Fenomena yang terjadi di beberapa perguruan tinggi saat ini yaitu: 1). Pengelola/manajemen perguruan tinggi dan jabatan fungsional perguruan tinggi (Dosen) dapat dilakukan oleh orang yang sama. 2) Jabatan Dosen/Pengajar di perguruan tinggi mewajibkan melaksanakan tugas tridharma perguruan tinggi yaitu pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. Sedangkan untuk jabatan sebagai manajemen/pengelola perguruan tinggi diharapkan melakukan fungsi pencapain visi dan misi perguruan tinggi, dan pelayanan kepada stakeholder (mahasiswa, dosen, dan masyarakat). 3) Rendahnya pemanfaatan manajemen waktu oleh pengelola (pemimpin) perguruan tinggi dalam mengampu dua fungsi tugas berbeda sekaligus di satu sisi sebagai dosen dan di sisi yang lain sebagai manajer/pemimpin di perguruan tinggi baik ditingkat program studi, fakultas dan universitas. Fenomena di atas, dapat memiliki dampak pada kinerja perguruan tinggi. Fenomena ini membawa konsekwensi perlunya pengelola magister manajemen dan dosen tetap sebagi unsur pendukung strategis bagi keberhasilan operasional memiliki kemampuan kepemimpinan 2 manajerial yang prima, maka peneliti perlu melakukan riset tentang kepemimpinan manajerial di program magister manajemen untuk membangun competitive advantage universitas. Dengan jurnal penelitian ini diharapkan dapat mengetahui seberapa besar kemamapuan pengelola program magister manajemen baik structural maupun fungsional dari para dosen tetap yang secara langsung dan tidak langsung mendukung operasional program studi. Selain itu untuk mengetahui program apa yan dapat mundukung peningkatan kemampuan kepemimpinan manajerial dan terus menjaga kualitas kepemimpinan manajerial sehingga lembaga akan terus mampu menghasilkan mutu pendidikan sesuai dengan kualifikasi lembaga yaitu dengan akreditasi A. II. TINJAUAN PUSTAKA Kepemimpinan adalah kemampuan seorang untuk memobilisasi menyelaraskan, memimpin kelompok, kemampuan menjelaskan gagasan sehingga dapat diterima orang lain. Pemimpin penting dalam mempengaruhi perubahan. Pemimpin bertanggung jawab untuk menggerakkan setiap usaha dan hambatan untuk menjamin kejelasan visi. Pemimpin harus dapat menciptakan iklim organisasi dimana karyawan merasa bebas tapi penuh tanggungjawab. Barrets (2011) mengatakan bahwa kepemimpinan berkaitan dengan kemampuan untuk memotivasi dan mempengaruhi bawahan. Seorang pemimpin sukses karena mampu bertindak sebagai pengarah dan pendorong yang kuat serta berorientasi pada tujuan yang ditetapkan. Menurut Fairholm (2009), pemimpin yang baik harus memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut: 1) Tanggungjawab yang seimbang, Keseimbangan disini adalah antara tanggungjawab terhadap pekerjaanyang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang yang harus melaksanakan pekerjaan tersebut. 2) Model peranan yang positif, Peranan adalah tanggung jawab, perilaku atau prestasi yang diharapkan dari seseorang yang memiliki posisi khusus tertentu. Oleh karena itu pemimpin yang baik harus dapat dijadikan panutan dan contoh bawahannya. 3) Memiliki ketrampilan komunikasi yang baik, Pemimpin yang baik harus dapat menyampaikan ide-idenya secara ringkas dan jelas,serta dengan cara yang tepat. 4) Memiliki pengaruh positif, Pemimpin yang baik memiliki pengaruh yang baik 3 terhadap karyawannya dan menggunakan pengaruh tersebut untuk hal-hal yang positif. Pengaruh adalah seni menggunakan kekhususan untuk menggerakkan atau mengubah pandangan orang lain kearah suatu tujuan atau sudut pandang tertentu. 5) Mempunyai kemampuan untuk meyakinkan orang lain. Pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang dapat menggunakan ketrampilan komunikasi dan pengaruhnya untuk menyakinkan orang lain akan sudut pandangnya serta mengarahkan mereka pada tanggung jawab, tidak terhadap sudut pandang tersebut. Morgeson at.al (2009) mengatakan bahwa kepemimpinan di masa yang akan datang cenderung mengarah pada teaching organization, yang dapat mengantisipasi perubahan dan keanekaragaman knowledge, skill dan ability sumber daya manusia, sehingga meningkatkan kinerja perusahaan. Kesuksesan perusahaan dikompetensi global ditentukan oleh kecepatan perusahaan untuk berubah sesuai dengan lingkungan bisnisnya. Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian diatas adalah kompetensi kepemimpinan mempunyai efek yang penting terhadap upaya organisasi mendapatkan daya saing dan keuntungan diera globalisasi. Pemimpin ya n g kompeten bertanggung jawab untuk menggerakkan setiap usaha dan hambatan dalam menjamin kejelasan visi. Pemimpin harus dapat menciptakan iklim organisasi dimana karyawan merasa bebas tapi penuh tanggungjawab. Salah satu prestasi yang cukup menonjol dari sosiologi kepemimpinan modern adalah perkembangan dari teori peran (role theory). Dikemukakan, setiap anggota suatu masyarakat menempati status posisi tertentu, demikian juga halnya dengan individu diharapkan memainkan peran tertentu. Dengan demikian kepemimpinan dapat dipandang sebagai suatu aspek dalam diferensiasi peran. Ini berarti bahwa kepemimpinan dapat dikonsepsikan sebagai suatu interaksi antara individu dengan anggota kelompoknya. Menurut kaidah, para pemimpin atau manajer adalah manusia-manusia super lebih daripada yang lain, kuat, gigih, dan tahu segala sesuatu (Jomorrodian, 2011). Para pemimpin juga merupakan manusia-manusia yang jumlahnya sedikit, namun perannya dalam organisasi merupakan penentu keberhasilan dan suksesnya tujuan yang hendak dicapai. Berangkat dari ideide pemikiran, visi para pemimpin ditentukan arah perjalanan suatu organisasi. Walaupun bukan satu-satunya ukuran keberhasilan dari tingkat kinerja organisasi, akan tetapi kenyataan membuktikan tanpa kehadiran pemimpin, suatu organisasi akan bersifat statis dan cenderung berjalan tanpa arah. 4 Dalam sejarah peradaban manusia, dikonstatir gerak hidup dan dinamika organisasi sedikit banyak tergantung pada sekelompok kecil manusia penyelenggara organisasi. Bahkan dapat dikatakan kemajuan umat manusia datangnya dari sejumlah kecil orang-orang istimewa yang tampil kedepan. Orang-orang ini adalah perintis, pelopor, ahli-ahli pikir, pencipta dan ahli organisasi. Sekelompok orang-orang istimewa inilah yang disebut pemimpin. Oleh karenanya kepemimpinan seorang merupakan kunci dari manajemen. Para pemimpin dalam menjalankan tugasnya tidak hanya bertanggungjawab kepada atasannya, pemilik, dan tercapainya tujuan organisasi, mereka juga bertanggungjawab terhadap masalah-masalah internal organisasi termasuk didalamnya tanggungjawab terhadap pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia atau bentuk training and development. Secara eksternal, para pemimpin memiliki tanggungjawab sosial kemasyarakatan atau akuntabilitas publik. Dari sisi teori kepemimpinan, pada dasarnya teori-teori kepemimpinan mencoba menerangkan dua hal yaitu, faktor-faktor yang terlibat dalam pemunculan kepemimpinan dan sifat dasar dari kepemimpinan. Penelitian tentang dua masalah ini lebih memuaskan daripada teorinya itu sendiri. Namun bagaimanapun teori-teori kepemimpinan cukup menarik, karena teori banyak membantu dalam mendefinisikan dan menentukan masalah-masalah penelitian. Dari penelusuran literatur tentang kepemimpinan, teori kepemimpinan banyak dipengaruhi oleh penelitian Wanasika (2011) tentang latar belakang dari orang-orang terkemuka yang mencoba menerangkan kepemimpinan berdasarkan warisan. Beberapa penelitian lanjutan, mengemukakan individu-individu dalam setiap masyarakat memiliki tingkatan yang berbeda dalam inteligensi, energi, dan kekuatan moral serta mereka selalu dipimpin oleh individu yang benar-benar superior. Perkembangan selanjutnya, beberapa ahli teori mengembangkan pandangan kemunculan pemimpin besar adalah hasil dari waktu, tempat dan situasi sesaat. Dua hipotesis yang dikembangkan tentang kepemimpinan, yaitu: 1) Kualitas pemimpin dan kepemimpinan yang tergantung kepada situasi kelompok, dan 2) Kualitas individu dalam mengatasi situasi sesaat merupakan hasil kepemimpinan terdahulu yang berhasil dalam mengatasi situasi yang sama (Barrets, 2011). Dua teori yaitu Teori Orang-Orang Terkemuka dan Teori Situasional, berusaha menerangkan kepemimpinan sebagai efek dari kekuatan tunggal. Efek interaktif antara faktor 5 individu dengan faktor situasi tampaknya kurang mendapat perhatian. Untuk itu, penelitian tentang kepemimpinan harus juga termasuk: 1) Sifat-sifat efektif, intelektual dan tindakan individu, dan 2) Kondisi khusus individu didalam pelaksanaannya. Pendapat lain mengemukakan, untuk mengerti kepemimpinan perhatian harus diarahkan kepada 1) Sifat dan motif pemimpin sebagai manusia biasa 2) Membayangkan bahwa terdapat sekelompok orang yang dia pimpin dan motifnya mengikuti dia 3) Penampilan peran harus dimainkan sebagai pemimpin, dan 4) Kaitan kelembagaan melibatkan dia dan pengikutnya (Wanasika, 2011). Beberapa pendapat tersebut, apabila diperhatikan dapat dikategorikan sebagai teori kepemimpinan dengan sudut pandang “Personal-Situasional”. Hal ini disebabkan, pandangannya tidak hanya pada masalah situasi yang ada, tetapi juga dilihat interaksi antar individu maupun antar pimpinan dengan kelompoknya. Teori kepemimpinan yang dikembangkan mengikuti tiga teori diatas, adalah Teori Interaksi Harapan. Teori ini mengembangkan tentang peran kepemimpinan dengan menggunakan tiga variabel dasar yaitu; tindakan, interaksi, dan sentimen. Asumsinya, bahwa peningkatan frekuensi interaksi dan partisipasi sangat berkaitan dengan peningkatan sentimen atau perasaan senang dan kejelasan dari norma kelompok. Semakin tinggi kedudukan individu dalam kelompok, maka aktivitasnya semakin sesuai dengan norma kelompok, interaksinya semakin meluas, dan banyak anggota kelompok yang berhasil diajak berinteraksi. Pada tahun 1957 Stogdill mengembangkan Teori Harapan-Reinforcement untuk mencapai peran. Dikemukakan, interaksi antar anggota dalam pelaksanaan tugas akan lebih menguatkan harapan untuk tetap berinteraksi. Jadi, peran individu ditentukan oleh harapan bersama yang dikaitkan dengan penampilan dan interaksi yang dilakukan. Kemudian dikemukakan, inti kepemimpinan dapat dilihat dari usaha anggota untuk merubah motivasi anggota lain agar perilakunya ikut berubah. Motivasi dirubah dengan melalui perubahan harapan tentang hadiah dan hukuman. Perubahan tingkahlaku anggota kelompok yang terjadi, dimaksudkan untuk mendapatkan hadiah atas kinerjanya. Dengan demikian, nilai seorang 6 pemimpin atau manajer tergantung dari kemampuannya menciptakan harapan akan pujian atau hadiah. Atas dasar teori diatas, House pada tahun 1970 mengembangkan Teori Kepemimpinan yang Motivasional. Fungsi motivasi menurut teori ini untuk meningkatkan asosiasi antara caracara tertentu yang bernilai positif dalam mencapai tujuan dengan tingkahlaku yang diharapkan dan meningkatkan penghargaan bawahan akan pekerjaan yang mengarah pada tujuan. Pada tahun yang sama Fiedler mengembangkan Teori Kepemimpinan yang Efektif. Dikemukakan, efektivitas pola tingkahlaku pemimpin tergantung dari hasil yang ditentukan oleh situasi tertentu. Pemimpin yang memiliki orientasi kerja cenderung lebih efektif dalam berbagai situasi. Semakin sosiabel interaksi kesesuaian pemimpin, tingkat efektivitas kepemimpinan makin tinggi. Teori kepemimpinan berikutnya adalah Teori Humanistik dengan para pelopor Argryris, Blake dan Mouton, Rensis Likert, dan Douglas McGregor. Teori ini secara umum berpendapat, secara alamiah manusia merupakan “motivated organism”. Organisasi memiliki struktur dan sistem kontrol tertentu. Fungsi dari kepemimpinan adalah memodifikasi organisasi agar individu bebas untuk merealisasikan potensi motivasinya didalam memenuhi kebutuhannya dan pada waktu yang sama sejalan dengan arah tujuan kelompok. Apabila dicermati, didalam Teori Humanistik, terdapat tiga variabel pokok, yaitu: 1) Kepemimpinan yang sesuai dan memperhatikan hati nurani anggota dengan segenap harapan, kebutuhan, dan kemampuan-nya 2) Organisasi yang disusun dengan baik agar tetap relevan dengan kepentingan anggota disamping kepentingan organisasi secara keseluruhan 3) Interaksi yang akrab dan harmonis antara pimpinan dengan anggota untuk menggalang persatuan dan kesatuan serta hidup damai bersama-sama. Blanchard, Zigarmi, dan Drea bahkan menyatakan, kepemimpinan bukanlah sesuatu yang Anda lakukan terhadap orang lain, melainkan sesuatu yang Anda lakukan bersama dengan orang lain (Fairholm, 2011). Teori kepemimpinan lain, yang perlu dikemukakan adalah Teori Perilaku Kepemimpinan. Teori ini menekankan pada apa yang dilakukan oleh seorang pemimpin. Dikemukakan, terdapat perilaku yang membedakan pemimpin dari yang bukan pemimpin. Jika suatu penelitian berhasil menemukan perilaku khas yang menunjukkan keberhasilan seorang pemimpin, maka implikasinya ialah seseorang pada dasarnya dapat dididik dan dilatih untuk 7 menjadi seorang pemimpin yang efektif. Teori ini sekaligus menjawab pendapat, pemimpin itu ada bukan hanya dilahirkan untuk menjadi pemimpin tetapi juga dapat muncul sebagai hasil dari suatu proses belajar. Selain teori-teori kepemimpinan yang telah dikemukakan, dalam perkembangan yang akhir-akhir ini mendapat perhatian para pakar maupun praktisi adalah dua pola dasar interaksi antara pemimpin dan pengikut yaitu pola kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan transaksional. Kedua pola kepemimpinan tersebut, adalah berdasarkan pendapat seorang ilmuwan di bidang politik yang bernama James McGregor Burns (1978) dalam bukunya yang berjudul “Leadership”. Selanjutnya Barrets(2011) meneliti dan mengkaji lebih dalam mengenai kedua pola kepemimpinan dan kemudian mengumumkan secara resmi sebagai teori, lengkap dengan model dan pengukurannya. Tjiptogoro (2017), pemimpin manajerial untuk mendukung pencegahan tindak korupsi adalah yang: cerdas; suka bergaul; percaya diri; jujur; dapat dipercaya dan bertanggung jawab; mendorong anggota berkinerja dan memperoleh kepuasan yang optimal, pandai mengemukakan pikiran dengan jelas; penuh semangat; bermoral; fokus pengawasan internal; mengetahui kemungkinan yang akan terjadi dan antisipatif yang diikuti dengan good corporate governance, dan tidak mengembangkan kepemimpinan yang sentralistik III. METODE RISET 3.1. Jenis Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis desain kuantitatif yaitu penelitian yang berdasar pada filsafati positivisme, karena berdasarkan pada suatu metoda ilmiah atau scientific, karena telah memenuhi kaidah – kaidah ilmiah yaitu konkrit, empiris dan obyectif, terukur, rasional dan sistematis (Sugiyono : 2014) untuk menguji hipotesa yang telah ditetapkan Penelitian ini menggunakan penelitian yang bersifat kausal (sebab dan akibat) pada variabel dependen dan independen . 3.2. Definisi Operasional dan Instrumen Definisi konsep dan operational atas instrument kepemimpinan manajerial pada penelitian ini berupa variabel tunggal yaitu kepemimpinan manajerial maka langsung dituangkan dalam 8 definisi operasional berupa factor-faktor dan instrument yang terkait dengan setiap factor kepemimpinan manajerial dan konsistensinya, lihat Tabel 1. Tabel 1. Faktor-Faktor Kepemimpinan Manajerial dan Instrumennya No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Faktor-Faktor Instrumen Kemampuan memobilisasi, menyelaraskan, memimpin kelompok, menjelaskan gagasan sehingga dapat diterima orang lain. Kemampuan dan tanggungjawab menggerakkan setiap usaha dan mengatasi hambatan untuk menjamin kejelasan visi dan pencapaiannya. Kemampuan menciptakan iklim organisasi dimana karyawan merasa bebas tapi penuh tanggungjawab. Kemampuan untuk memotivasi dan mempengaruhi bawahan. Kemampuan bertindak sebagai pengarah dan pendorong yang kuat serta berorientasi pada tujuan yang ditetapkan. Kemampuan mengatur keseimbangan tanggungjawab terhadap pekerjaan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang yang harus melaksanakan pekerjaan tersebut, serta tanggung jawab social kemasyarakatan Kemampuan menjalankan peran positif yang harus dapat dijadikan panutan dan contoh bawahannya. Kemampuan menyampaikan ide-idenya secara ringkas dan jelas,serta dengan cara yang tepat. Kemampuan menggerakkan atau mengubah pandangan orang lain kearah suatu tujuan atau sudut pandang tertentu. Kemampuan menggunakan ketrampilan komunikasi dan pengaruhnya untuk menyakinkan orang lain akan sudut pandangnya serta mengarahkan mereka pada tanggung jawab karyawan tersebut. Kemampuan membangun teaching organization, yang dapat mengantisipasi perubahan dan keanekaragaman knowledge, skill dan ability sumber daya manusia, sehingga meningkatkan kinerja perusahaan. Kemampuan melakukan perubahan dengan cepat untuk mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis yang terjadi dengan cepat. Kemampuan menciptakan iklim organisasi dimana karyawan merasa bebas tapi penuh tanggungjawab. Kemampuan mewujudkan peran seorang pemimpin dalam interaksi individu dengan anggota kelompoknya, yang menunjukan kekuatan, kegigihan, dan tahu segala sesuatu sebagai penentu keberhasilan dan suksesnya tujuan yang hendak dicapai. Kemampuan menjalankan tugasnya tidak hanya bertanggungjawab kepada atasannya, pemilik, dan tercapainya tujuan organisasi, mereka juga bertanggungjawab terhadap masalah-masalah internal organisasi termasuk didalamnya tanggungjawab terhadap pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia. Kemamapuan mendiskripikan kondisi dan situasi yang ada, interaksi antar individu, dan interaksi antar pimpinan dengan kelompoknya. Kemampuan memerankan sebagai pemimpin dengan menggunakan tiga variabel dasar yaitu; tindakan, interaksi, dan sentimen. Kemampuan membangun harapan bersama yang dikaitkan dengan penampilan dan interaksi yang dilakukan. Kemampuan mempengaruhi anggota untuk merubah motivasi anggota lain agar perilakunya ikut berubah. Kemampuan merubah motivasi anggota melalui perubahan harapan tentang hadiah dan hukuman. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 9 Lanjutan Tabel1. No 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Faktor-Faktor Instrumen Kemampuan memotivasi anggota untuk meningkatkan keselarasan antara cara-cara tertentu yang bernilai positif dalam mencapai tujuan dengan tingkahlaku yang diharapkan dan meningkatkan penghargaan bawahan akan pekerjaan yang mengarah pada tujuan. Kemampuan mengantisipasi situasi dan kondisi tertentu yang akan berdampak pada efektifitas organisasi untuk mencapai tujuannya. Kemampuan membangun dan mempertahankan orientasi kerja dalam berbagai situasi. Kemampuan memodifikasi organisasi agar individu bebas untuk merealisasikan potensi motivasinya didalam memenuhi kebutuhannya dan pada waktu yang sama sejalan dengan arah tujuan kelompok. Kemampuan memberi perhatian terhadap hati nurani anggota dengan segenap harapan, kebutuhan, dan kemampuan-nya, Kemampuan menyusun organisasi dengan baik agar tetap relevan dengan kepentingan anggota disamping kepentingan organisasi secara keseluruhan, Kemampuan berinteraksi yang akrab dan harmonis antara pimpinan dengan anggota untuk menggalang persatuan dan kesatuan serta hidup damai bersamasama. Kemampuan mengembangkan peran kepemimpinan dengan menggunakan tiga variabel dasar yaitu; tindakan, interaksi, dan sentimen. Kemampuan membina anggota sehingga ada usaha dari anggota untuk merubah motivasi anggota lain agar perilakunya ikut berubah. Kemampuan merubah motivasi anggota melalui perubahan harapan tentang hadiah dan hukuman. 21 IV. 4.1. 22 23 24 25 26 27 28 29 30 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Responden. Gambaran umum respomden adalah Pimpinan Program Magister Manajemen, Dosen Tetap pada Program Magister Manajemen Universitas Mercu Buana pada strata Proffesor, Doktor dengan jabatan fungsional Lektor, Lektor Kepala, dan Guru Besar/ Proffesor. Populasi terjangkau 32 Orang, dengan jumlah sample 30 Orang.Lihat Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 2. N0 1 2 Karakteristik Jenis kelamin Pria Wanita Usia 20 – 30 th 31 – 40 th 41 – 50 th 50 - 60 th 60 – 70 th Karakteristik Responden Jumlah Prosentase (%) 22 8 73,33 26,63 1 3 15 8 3,33 10,00 50,00 26,67 10 Lanjutan Tabel 2. N0 3 4 Karakteristik Pendidikan Strata 3 (S3) Strata 2 (S2) Strata 1 (S1) Diploma III SMA Lainnya Lama Bekerja 0 - 5 th 5 – 10 th 11 – 15 th 15 – 20 th 20 – 25 th Diatas 25 th Jumlah Prosentase (%) 30 - 100 - 18 5 1 5 1 60,00 16,67 3,33 16,67 3,33 Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017) 4.2. Posisi Jabatan Responden: Posisi Jabatan Responden, lihat Tabel 3 Tabel 3. Posisi Jabatan Responden No 1 2 3 4 5 6 7 Jabatan Wakil Direktur Kepala Program Studi Sekretars Program Studi Proffesor/ Guru Besar Lektor Kepala Lektor Lainnya Jumlah 2 1 2 4 8 17 1 Sumber: Hasil Pengolahan Data (2017) 4.3. Hasil Uji Instrumen Penelitian 4.3.1 Uji Validitas. Uji Validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Data dikatakan valid jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel. Uji validitas dilakukan terhadap 30 orang responden. Berdasarkan nilai r tabel untuk responden sebanyak 30 orang maka nilai r tabel adalah 0,3. Dari hasil pengolahan data hasil kuisioner diperoleh gambaran:.Lihat Tabel 4. 11 Tabel 4. Uji Validitas Instrumen Kepemimpinan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Validitas Hitung .855 .754 .856 .770 .690 .895 .708 .548 .684 .730 .771 .813 .795 .764 .782 .751 .761 .807 .726 .735 .753 .820 .762 .784 .814 .829 .777 .817 .853 .676 Validitas Standar 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0.3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Vaid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS (2017) 4.3.2. Uji Reliabilitas. V. Uji reliabilitas untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indicator dari Kepemimpinan Manajerial. Pernyataan dinyatakan reliabel atau handal apabila pernyataan seseorang adalah konsisten. Dengan menggunakan program SPSS, analisis reliabiltas menggunakan rumus Alpha Cronbach. Hasil uji reliabilitas kepemimpinan manajerial dapat dilihat pada Tabel 5 yang merupakan hasil analisis. Dari Tabel 5 terlihat bahwa nilai reliabilitas Alpha Cronbach untuk 12 kepemimpinan manajerial dari 30 instrumen menunjukan nilai reliabilitas hitung sama dengan 0,979 atau berada diatas 0,6 sehingga dinyatakan instrument penelitian kepemimpinan manajerial reliable untuk pengukuran data kepemimpinan manajerial Pimpinan dan Dosen Tetap pada Program Magister Manajemen Universitas Mercu Buana. Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Cronbach's Alpha Alpha Based on N of Items Standardized Items .978 .979 30 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS (2017) 5.3. Hasil Uji Respondent dan Analisis Diskriptif 4.4.1. Uji Normalitas Uji normalitas ditujukan untuk menguji apakah data penelitian yang dilakukan berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas data menggunakan Kolmogorove-Smirnov Test, hasil test. Lihat Tabel 6. Dari hasil test normalitas menunjukan bahwa nilai Asymp.Sig 0,358 > 0,05 dengan demikian data hasil kuisioner normal dan data dapat dianalisis lebih lanjut. Tabel 6. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test SAMPLE N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. 30 7.9567 .84077 .169 .144 -.169 .926 .358 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS (2017) 13 4.4.2. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif dilakukan baik terhadap instrument atau indicator maupun terhadap jawaban responden. a. Descriptif Setiap Instrumen Dari hasil analisis menggunakan SPSS terhadap setiap instrument diperoleh gambaran sebagimana sebagai berikut: 1) Instrumen Q1. Kemampuan memobilisasi, menyelaraskan, memimpin kelompok, menjelaskan gagasan sehingga dapat diterima orang lain. Nilai rata-rata 7,97 2) Instrumen Q2. Kemampuan dan tanggungjawab menggerakkan setiap usaha dan mengatasi hambatan untuk menjamin kejelasan visi dan pencapaiannya. Nilai ratarata 8,03 3) Instumen Q3. Kemampuan menciptakan iklim organisasi dimana karyawan merasa bebas tapi penuh tanggungjawab. Nilai rata-rata 7,93 4) Instrumen Q4. Kemampuan untuk memotivasi dan mempengaruhi bawahan. Nilai rata-rata 8,30 5) Instrumen Q5. Kemampuan bertindak sebagai pengarah dan pendorong yang kuat serta berorientasi pada tujuan yang ditetapkan. Nilai rata-rata 8,20. 6) Instrumen Q6. Kemampuan mengatur keseimbangan tanggungjawab terhadap pekerjaan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang yang harus melaksanakan pekerjaan tersebut, serta tanggung jawab social kemasyarakatan. Nilai rata-rata 7 ,83 7) Instumen Q7. Kemampuan menjalankan peran positif yang harus dapat dijadikan panutan dan contoh bawahannya. Nilai rata-rata 7,90 8) Insrumen Q8. Kemampuan menyampaikan ide-idenya secara ringkas dan jelas,serta dengan cara yang tepat. Nilai rata-rata 7,90 9) Instrumen Q9. Kemampuan menggerakkan atau mengubah pandangan orang lain kearah suatu tujuan atau sudut pandang tertentu. Nilai rata-rata 7,87 10) Intrumen Q10. Kemampuan menggunakan ketrampilan komunikasi dan pengaruhnya untuk menyakinkan. Nilai rata-rata 8,00 11) Instrumen Q11. Kemampuan membangun teaching organization, yang dapat mengantisipasi perubahan dan keanekaragaman knowledge, skill dan ability sumber daya manusia, sehingga meningkatkan kinerja perusahaan. Nilai rata-rata 8,07 14 12) Instrumen Q12. Kemampuan melakukan perubahan dengan cepat untuk mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis yang terjadi dengan cepat. Nilai rata-rata 7,80 13) Instrumen Q13. Kemampuan menciptakan iklim organisasi dimana karyawan merasa bebas tapi penuh tanggungjawab. Nilai rata-rata 8,10 14) Instrumen Q14. Kemampuan mewujudkan peran seorang pemimpin dalam interaksi individu dengan anggota kelompoknya, yang menunjukan kekuatan, kegigihan, dan tahu segala sesuatu sebagai penentu keberhasilan dan suksesnya tujuan yang hendak dicapai. Nilai rata-rata 7,93 15) Inatrumen Q15. Kemampuan menjalankan tugasnya tidak hanya bertanggungjawab kepada atasannya, pemilik, dan tercapainya tujuan organisasi, mereka juga bertanggungjawab terhadap masalah-masalah internal organisasi termasuk didalamnya tanggungjawab terhadap pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia. Nilai rata-rata 8,13 16) Intrumen Q16. Kemamapuan mendiskripikan kondisi dan situasi yang ada, interaksi antar individu, dan interaksi antar pimpinan dengan kelompoknya. Nilai rata-rata 7,90 17) Instrumen Q17. Kemampuan memerankan sebagai pemimpin dengan menggunakan tiga variabel dasar yaitu; tindakan, interaksi, dan sentimen. Nilai rata-rata 7,73 18) Instrumen Q18. Kemampuan membangun harapan bersama yang dikaitkan dengan penampilan dan interaksi yang dilakukan. Nilai rata-rata 8,67 19) Instrumen Q19. Kemampuan mempengaruhi anggota untuk merubah motivasi anggota lain agar perilakunya ikut berubah. Nilai rata-rata 8,03 20) Instrumen Q20. Kemampuan merubah motivasi anggota melalui perubahan harapan tentang hadiah dan hukuman. Nilai rata-rata 7,60 21) Instrumen Q21. Kemampuan memotivasi anggota untuk meningkatkan keselarasan antara cara-cara tertentu yang bernilai positif dalam mencapai tujuan dengan tingkahlaku yang diharapkan dan meningkatkan penghargaan bawahan akan pekerjaan yang mengarah pada tujuan. Nilai rata rata 7,90 22) Inatrumen Q22. Kemampuan mengantisipasi situasi dan kondisi tertentu yang akan berdampak pada efektifitas organisasi untuk mencapai tujuannya. Nilai rata-rata 7,80 23) Instrumen Q23. Kemampuan membangun dan mempertahankan orientasi kerja dalam berbagai situasi. Nilai rata-rata 7,83 15 24) Instrumen Q24. Kemampuan memodifikasi organisasi agar individu bebas untuk merealisasikan potensi motivasinya didalam memenuhi kebutuhannya dan pada waktu yang sama sejalan dengan arah tujuan kelompok. Nilai rata-rata 7,87 25) Instrumen Q25. Kemampuan memberi perhatian terhadap hati nurani anggota dengan segenap harapan, kebutuhan, dan kemampuan-nya, Nilai rata-rata 8,07 26) Instrumen Q26. Kemampuan menyusun organisasi dengan baik agar tetap relevan dengan kepentingan anggota disamping kepentingan organisasi secara keseluruhan, Nilai rata rata 8,03 27) Instrumen Q27. Kemampuan berinteraksi yang akrab dan harmonis antara pimpinan dengan anggota untuk menggalang persatuan dan kesatuan serta hidup damai bersama-sama. Nilai rata-rata 8,10 28) Instrumen Q28. Kemampuan mengembangkan peran kepemimpinan dengan menggunakan tiga variabel dasar yaitu; tindakan, interaksi, dan sentimen. Nilai ratarata 7,80 29) Instrumen Q29. Kemampuan membina anggota sehingga ada usaha dari anggota untuk merubah motivasi anggota lain agar perilakunya ikut berubah. Nilai rata-rata 8,03 30) Instrumen Q30. Kemampuan merubah motivasi anggota melalui perubahan harapan tentang hadiah dan hukuman. Nilai rata-rata 7,97 b. Descriptif Keseluruhan Instrumen Descriptif Keseluruhan instrument dianalisis berdasaran keseluruhan butir pernyataan oleh masing masing responden sehingga diperoleh: N = Jumlah instriumen x Jumlah responden N = 30 x 30 = 900 butir pernyataan per responden Skala penilaian 1 sampai dengan 10 untuk masing-masing pernyataan. Deskriptif dan histogram keseluruhan instrument setiap responden lihat Tabel 7, Tabel 8 dan Gambar 2 sedangkan tabel deskriptif berdasarkan nilai rata rata per variabel lihat Tabel 9. 16 Tabel 7. Resume Frequency Seluruh Instrumen dan Sample Qiuisionair Score Frequency Valid Percent Valid Percent Cumulative Percent 4 2 .2 .2 .2 5 20 2.2 2.2 2.4 6 67 7.4 7.4 9.9 7 152 16.9 16.9 26.8 8 381 42.3 42.3 69.1 9 241 26.8 26.8 95.9 10 37 4.1 4.1 100.0 900 100.0 100.0 Total Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS (2017) Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS (2017) Cambar 2. Hystogram Frekwensi Quisionair Score Total 17 Tabel 9. Deskriptif Per-Quisionair Descriptive Statistics Quisionair Q1 N 30 Minimum 5.00 Maximum 10.00 Sum 239.00 Mean 7.9667 Std Deviation 1.09807 Q2 30 6.00 10.00 241.00 8.0333 .99943 Q3 30 5.00 10.00 238.00 7.9333 1.14269 Q4 30 5.00 10.00 249.00 8.3000 1.05536 Q5 30 6.00 10.00 246.00 8.2000 1.06350 Q6 30 5.00 10.00 235.00 7.8333 1.08543 Q7 30 5.00 10.00 237.00 7.9000 1.26899 Q8 30 6.00 10.00 237.00 7.9000 1.12495 Q9 30 5.00 9.00 236.00 7.8667 1.10589 Q10 30 5.00 10.00 240.00 8.0000 1.08278 Q11 30 6.00 10.00 242.00 8.0667 1.04826 Q12 30 5.00 9.00 234.00 7.8000 .99655 Q13 30 6.00 10.00 243.00 8.1000 .92289 Q14 30 6.00 10.00 238.00 7.9333 .98027 Q15 30 6.00 10.00 244.00 8.1333 1.10589 Q16 30 6.00 10.00 237.00 7.9000 .99481 Q17 30 5.00 10.00 232.00 7.7333 1.08066 Q18 30 6.00 10.00 242.00 8.0667 .90719 Q19 30 6.00 10.00 241.00 8.0333 .92786 Q20 30 5.00 10.00 228.00 7.6000 1.13259 Q21 30 5.00 10.00 237.00 7.9000 1.06188 Q22 30 5.00 10.00 234.00 7.8000 1.09545 Q23 30 5.00 10.00 235.00 7.8333 1.11675 Q24 30 5.00 9.00 236.00 7.8667 1.07425 Q25 30 6.00 10.00 242.00 8.0667 1.08066 Q26 30 4.00 10.00 241.00 8.0333 1.18855 Q27 30 5.00 10.00 243.00 8.1000 1.09387 Q28 30 4.00 10.00 234.00 7.8000 1.21485 Q29 30 5.00 10.00 241.00 8.0333 1.03335 Q30 30 6.00 10.00 239.00 7.9667 .99943 Valid N (listwise) 30 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS (2017) 18 Tabel 8. Deskriptif Keseluruhan Instrumen dan Samplenya Descriptive Statistics N Minimum Qiuisionair Score 900 Valid N (listwise) 900 Maximum 4 Sum 10 Mean 7161 Std. Deviation 7.96 1.065 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS (2017) c. Deskriptif Responden Diskriptif Quisionair Score rata-rata score responden, lihat Tabel 10 dan Tabel 11. Tabel 10. Deskriptif Frekwensi Quisionair Score Responden Statistics SAMPLE Valid 30 N Missing 0 Mean 7.9567 Median 8.0667 Mode 7.67 Std. Deviation a .84077 Minimum 5.73 Maximum 9.83 Sum 238.70 a. Multiple modes exist. The Sumber : Hasil smallest valuePengolahan is shown Data SPSS (2017) Tabel 11. Deskriptif Score Responden Responden N Responden 1 Responden 2 Responden 3 Responden 4 Responden 5 Responden 6 Responden 7 Responden 8 Responden 9 Responden 10 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 Descriptive Statistics Minimum Maximum Sum 5.00 6.00 7.00 7.00 9.00 7.00 7.00 7.00 7.00 5.00 7.00 9.00 9.00 8.00 10.00 10.00 8.00 9.00 9.00 10.00 179.00 235.00 234.00 238.00 271.00 244.00 230.00 236.00 242.00 230.00 Mean Std. Deviation 5.9667 7.8333 7.8000 7.9333 9.0333 8.1333 7.6667 7.8667 8.0667 7.6667 .61495 .79148 .71438 .25371 .18257 .73030 .47946 .50742 .63968 1.47001 19 Responden N Minimum Maximum Sum Mean Lanjutan Tabel 11 Std. Deviation Responden 11 Responden 12 Responden 13 Responden 14 Responden 15 Responden 16 Responden 17 Responden 18 Responden 19 Responden 20 Responden 21 Responden 22 Responden 23 Responden 24 Responden 25 Responden 26 Responden 27 Responden 28 Responden 29 Responden 30 Valid N (listwise) 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 8.00 7.00 7.00 8.00 6.00 7.00 7.00 7.00 7.00 5.00 4.00 7.00 8.00 8.00 7.00 6.00 7.00 7.00 6.00 9.00 9.00 10.00 9.00 9.00 10.00 10.00 9.00 10.00 9.00 7.00 7.00 10.00 9.00 9.00 8.00 8.00 9.00 9.00 8.00 10.00 255.00 250.00 236.00 255.00 242.00 253.00 248.00 256.00 248.00 188.00 172.00 257.00 249.00 259.00 228.00 222.00 257.00 235.00 217.00 295.00 8.5000 8.3333 7.8667 8.5000 8.0667 8.4333 8.2667 8.5333 8.2667 6.2667 5.7333 8.5667 8.3000 8.6333 7.6000 7.4000 8.5667 7.8333 7.2333 9.8333 .50855 .88409 .62881 .50855 1.14269 .62606 .69149 .68145 .63968 .58329 .82768 .62606 .46609 .49013 .49827 .62146 .67891 .59209 .72793 .37905 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS (2017) 4.5. Pembahasan Kualifikasi nilai: Sangat Buruk: score 0,0 sd 2,0 Buruk : score 2,1 sd 4,0 Sedang : Score 4,1 sd 6,0 Baik : Score 6,1 sd 8,0 Sangat baik : Score 8,1 sd 10,0 Kualifikasi ini selanjutnya digunakan untuk melakukan evaluasi instrument dan responden. 4.5.1. Seluruh Instrumen . Seluruh instrument memiliki validitas dan reliabilitas yang memenuhi syarat sehingga dapat digunakan untuk mengukur. Score terendah 4, score tertinggi 10 dengan nilai rata-rata 7,6. Dari nilai score rata-rata stiap instrument lihat Tabel 12 20 Tabel 12. Jumalah Quisionair Sesuai Klasifikasi Sangat Buruk Buruk Sedang Baik Sangat Baik 0 sd 2 2,1 sd 4 4,1 sd 6 6,1 sd 8 8,1 sd 10,0 0 0 0 15 13 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS (2017) Terdapat 17 quisionair dengan jawaban baik hal ini menujukan bahwa materi kepemimpinan pada instrument ini perlu ditingkatkan, 13 quisionair dengan jawaban sangat baik hal ini menunjuakan pada instrument ini untuk terus dipertahankan dan dibina agar terus sangat baik. 4.5.2. Responden. Responden memberikan score lihat Tabel 13 Tabel 13. Jumlah Responden Sesuai Klasifikasi Score Sangat Buruk Buruk Sedang Baik Sangat Baik 0 sd 2 2,1 sd 4 4,1 sd 6 6,1 sd 8 8,1 sd 10,0 0 0 2 11 17 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS (2017) Terdapat 2 responden dengan kualifikasi jawaban sedang, hal ini menunjukan perlunya pembinaan terhadap 2 orang atau 6,67% dosen yang perlu memdapat pembinaan memperbaiki kepemimpinan managerialnya agar meningkat menjadi baik. 11 orang atau 36,67% dengan kualifikasi baik namun untuk menjadi sangat baik perlu mendapat pembinaan agar dapat meningkat menjadi sangat baik, 16 orang atau 53,33% dengn kualifikasi sangat baik. Bagi responden dengan kualifikasi sangat baik perlu terus dibina agar dapat mempertahankan kepemimpinan yang telah sangat baik. Instrumen yang berfungsi sebagai control yaitu butir 12, 20, 28, dan 30 dalam analisis kuantitatif semua diikutkan namun dalam rekomendasi diambil hanya satu instrument, sehingga instrument yang berkualifikasi baik 15, sedangkan yang berkualifikasi sangat baik 13, sehingga jumlah instrument menjadi 28. Dalam evaluasi responden tetap 30 responden mengingat ke 30 responden telah memenuhi uji normalitas secara keseluruhan. 21 VI. 5.1. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan a. Perlu program training dan development kepemimpinan manajerial agar universitas memiliki keunggulan bersaing terus menerus dengan memperbaiki kemampuan kepemimpinan manajerial dari sedang menjadi baik dari baik ditingkatkan kemamapuannya menjadi sangat baik dan yang sangat baik terus dibina agar dapat terus sangat baik. b. Sembilan puluh prosen dari dosen tetap dengan gelar akademik Proffesor (Guru Besar) dan Doktor dengan jabatan fungsional Lektor, Lektor Kepala dan Guru Besar di lingungan Program Studi Mgister Manajemn dengan kualifikasi baik dan sangat baik. c. Sepuluh prosen dari dosen tetap dengan gelar akademik Proffesor dan Doktor dengan jabatan fungsional Lektor, Lektor Kepala, dan Guru Besar di lingkungan Program Studi Magister Manajemen dengan kualifikasi sedang. 5 .2. Saran-saran Perlu adanya program: “Pembinaan yang terus menerus terhadap dosen tetap agar a. terus dapat mempertahankan kualitas kepemimpinannya untuk mendukung tercapainya visi dan misi Universitas Mercu Buana” b. Perlunya mengantisipasi terhadap potensi menurunnya kualifikasi kepemimpinan dengan cara memberikan bekal kepemimmpinan manajerial bagi dosen yang baru masuk. c. Pembinaan focus pada materi yang merupakan keunggulan yang telah dimiliki dosen tetap dengan baik: 1) Kemampuan dan tanggungjawab menggerakkan setiap usaha dan mengatasi hambatan untuk menjamin kejelasan visi dan pencapaiannya 2) 3) Kemampuan untuk memotivasi dan mempengaruhi bawahan. Kemampuan bertindak sebagai pengarah dan pendorong yang kuat serta berorientasi pada tujuan yang ditetapkan. 4) Kemampuan menggunakan ketrampilan komunikasi dan pengaruhnya untuk meyakinkan orang lain akan sudut pandangnya serta mengarahkan mereka pada tanggung jawab karyawan tersebut. 22 5) Kemampuan membangun teaching organization, yang dapat mengantisipasi perubahan dan keanekaragaman knowledge, skill dan ability sumber daya manusia, sehingga meningkatkan kinerja perusahaan. 6) Kemampuan menciptakan iklim organisasi dimana karyawan merasa bebas tapi penuh tanggungjawab. 7) Kemampuan menjalankan tugasnya tidak hanya bertanggungjawab kepada atasannya, pemilik, dan tercapainya tujuan organisasi, mereka juga bertanggungjawab terhadap masalah-masalah internal organisasi termasuk didalamnya tanggungjawab terhadap pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia. 8) Kemampuan membangun harapan bersama yang dikaitkan dengan penampilan dan interaksi yang dilakukan. 9) Kemampuan mempengaruhi anggota untuk merubah motivasi anggota lain agar perilakunya ikut berubah. 10) Kemampuan memberi perhatian terhadap hati nurani anggota dengan segenap harapan, kebutuhan, dan kemampuan-nya. 11) Kemampuan menyusun organisasi dengan baik agar tetap relevan dengan kepentingan anggota disamping kepentingan organisasi secara keseluruhan. 12) Kemampuan berinteraksi yang akrab dan harmonis antara pimpinan dengan anggota untuk menggalang persatuan dan kesatuan serta hidup damai bersamasama. 13) Kemampuan membina anggota sehingga ada usaha dari anggota untuk merubah motivasi anggota lain agar perilakunya ikut berubah. d. Perlunya program untuk memperbaiki kelemahan Dosen Tetap terutama untuk dosen tetap yang baru masuk yaitu: 1) Kemampuan memobilisasi, menyelaraskan, memimpin kelompok, menjelaskan gagasan sehingga dapat diterima orang lain. 2) Kemampuan menciptakan iklim organisasi dimana karyawan merasa bebas tapi penuh tanggungjawab. 23 3) Kemampuan mengatur keseimbangan tanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang yang harus melaksanakan pekerjaan tersebut, serta tanggung jawab social kemasyarakatan. 4) Kemampuan menjalankan peran positif yang harus dapat dijadikan panutan dan contoh bawahannya. 5) Kemampuan menyampaikan ide-idenya secara ringkas dan jelas,serta dengan cara yang tepat. 6) Kemampuan menggerakkan atau mengubah pandangan orang lain kearah suatu tujuan atau sudut pandang tertentu. 7) Kemampuan melakukan perubahan dengan cepat untuk mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis yang terjadi dengan cepat. 8) Kemampuan mewujudkan peran seorang pemimpin dalam interaksi individu dengan anggota kelompoknya, yang menunjukan kekuatan, kegigihan, dan tahu segala sesuatu sebagai penentu keberhasilan dan suksesnya tujuan yang hendak dicapai. 9) Kemamapuan mendiskripsikan kondisi dan situasi yang ada, interaksi antar individu, dan interaksi antar pimpinan dengan kelompoknya. 10) Kemampuan merubah motivasi anggota melalui perubahan harapan tentang hadiah dan hukuman. 11) Kemampuan memotivasi anggota untuk meningkatkan keselarasan antara caracara tertentu yang bernilai positif dalam mencapai tujuan dengan tingkah laku yang diharapkan dan meningkatkan penghargaan bawahan akan pekerjaan yang mengarah pada tujuan. 12) Kemampuan mengantisipasi situasi dan kondisi tertentu yang akan berdampak pada efektifitas organisasi untuk mencapai tujuannya. 13) Kemampuan membangun dan mempertahankan orientasi kerja dalam berbagai situasi. 14) Kemampuan memodifikasi organisasi agar individu bebas untuk merealisasikan potensi motivasinya didalam memenuhi kebutuhannya dan pada waktu yang sama sejalan dengan arah tujuan kelompok. 15) Kemampuan mengembangkan peran kepemimpinan dengan menggunakan tiga 24 variabel dasar yaitu; tindakan, interaksi, dan sentimen. e. Perlu peneltian kepemimpinan menejerial lanjutan dengan sample bawahan dan atasan. DAFTAR PUSTAKA Barrets, Richard. 2011. The New Leadership Paradigm : A Respond to Global Leadership Crisis. Barrets Value Center. USA. Child, Symthon. 2007. The Influences of the Early Company Environment and Early Leadership Competence. USA. Fairholm, Mathew R. 2009. Leadership end Organizational Strategy. The Innovation Journal: The Public Sector Innovation Journal, Volume 14(1), 2009, article 3. Ghobadian, Abby and Nicolas O’Regan, 2006. The Impact of Ownership on Small Firm Behaviour and Performance. O’Regan: Impact of Ownershnternational Small Business Journal. Huang, Ming Chang and Tzu-Chuan Liu. 2011. The impact of external environment and selfserving motivation on physician’s organizational citizenship behaviors. Journal of Behavioral Studies in Business. Hongkong. Jomorrodian, Asghar. 2011, New Approach to Strategic Planning: the Impact of Leadership and Culture on Plan Implantation via the three Cs: Cooperation, Collaboration and Coordination. Proceedings of ASBBS. Volume 18 Number 1. Las Vegas. Morgeson, M Frederict, D Scott DeRue, and Elizabeth P Karam, 2009, Leadership in Teams : A Functional approach to Understanding Leadership Structure and Process. Journal of Management OnlineFirst, published on September 23. USA. Raduan CR, Jegak U, Haslinda A, and Alimin II. 2009. A Conceptual Framework of the Relationship between Organizational Resources, Capabilities, Systems, Competitive Advantage and Performance. Research Journal of Internatıonal Studıes - Issue 12. Tjiptogoro, Iffah. (2017), Analysis of Strategic Factors of Human Resources Management for Corruption Prevention. Volume 15, Number 6, 2017. International Journal of Applied Business and Economic Research. Serial Publications Pvt. Ltd. 25 Tjiptogoro, Iffah, Fransica, Hapzi. (2017), Corruption Prevention and Deterrence Through Strategic Human Resources Management Vol: 6, Issue 1, January 2017. International Journal of Application or Innovation in Engineering & Management. IJAIEM Index by Thomson Reuter & Other. 26