BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu alternatif sumber pendanaan perusahaan adalah melalui pasar
modal. Perusahaan memperoleh dana dengan menjual saham kepada publik di
pasar modal.Investor yang menginvestasikan uangnya dalam bentuk saham di
pasar modal menginginkan sejumlah return atas investasi tersebut berupa capital
gain atau dividen. Pada umumnya investor lebih menyukai pendapatan yang
berasal dari dividen dibandingkan dengan capital gain, karena pendapatan dividen
dianggap lebih pasti dibandingkan capital gain.Pembayaran dividen perusahaan
dapat dijadikan acuan bagi investor untuk memprediksikan prospek perusahaan di
masa yang akan datang. Modigliani & Miller (sebagaimana dikutip dalam
Sjahrial, 2009: 313) menyatakan bahwa kenaikan dividen biasanya merupakan
suatu signal (tanda) kepada para investor bahwa manajemen perusahaan
meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa mendatang. Sebaliknya suatu
penurunan dividen atau kenaikan dividen yang dibawah normal (biasanya)
diyakini investor sebagai pertanda (signal) bahwa perusahaan menghadapi masa
sulit di waktu mendatang.
Penentuan kebijakan dividen sampai saat ini masih menjadi perdebatan.
Perdebatan ini dikarenakan terdapat dua pihak yang saling bertentangan.
Pemegang saham cenderung menginginkan pembayaran dividen yang besar,
sementara manajer perusahaan perlu mempertimbangkan kebijakan dividen yang
1
akan diambil yaitu berapa banyak laba yang akan dibagikan dan berapa banyak
laba yang akan ditahan. Bila sebagian besar laba perusahaan dibagikan sebagai
dividen, maka laba yang ditahan sedikit. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan
perusahaan akan terhambat. Sebalikya, bila sebagian besar laba ditahan, maka
dividen yang dibagikan menjadi sedikit, pemegang saham tentu tidak menyukai
hal tersebut. Oleh karena itu, manajer sebagai pihak yang diberi kewenangan
pemegang saham untuk mengelola perusahaan perlu menyeimbangkan antara
kelangsungan perusahaan dan kepentingan pemegang saham.
Terdapat tiga teori yang mendasari kebijakan dividen. Teori pertama
dikemukakan oleh Modigliani dan Miller (Brigham dan Houston, 2013) atau yang
lebih dikenal dengan Dividend Irrelevance Theory mengemukakan bahwa
pembayaran dividen tidak berpengaruh terhadap kemakmuran pemegang saham
dan nilai perusahaan. Nilai perusahaan ditentukan oleh kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba dan risiko bisnis yang muncul. Dengan kata lain, nilai
perusahaan lebih ditentukan oleh kekuatan laba yang dihasilkan dari aset
perusahaan, bukan dari pembagian pendapatan yang dihasilkan. Modgliani dan
Miller beragumen bahwa pemegang saham dapat membuat kebijakan dividennya
sendiri tanpa mengeluarkan biaya sehingga kebijakan dividen dianggap tidak
relevan. Argumen tersebut dengan asumsi bahwa pasar modal yang sempurna,
perilaku rasional dari pelaku pasar modal, tidak ada biaya transaksi jual beli
saham dan tidak ada pajak. Namun pada kenyataannya sulit ditemui pasar modal
yang sempurna, biaya pajak dan biaya atas jual beli saham pasti ada.
2
Modigliani dan Miller (Brigham dan Houston, 2013) menyatakan asumsi
lain dari Dividend Irrelevance Theoryadalah investor dan manajer memiliki
informasi yang sama tentang laba dan dividen di masa yang akan datang.
Faktanya,terjadi asimetri informasi antara investor dan manajer. Manajer memiliki
lebih banyak informasi tentang prospek perusahaan di masa yang akan datang
dibandingkan dengan para investor.
Teori yang dikemukakan Modigliani dan Miller ditentang oleh Gordon
dan Lintner (Brigham dan Houston, 2013) atau yang lebih dikenal dengan Bird in
the Hand Theory. Teori ini menyatakan bahwa investor lebih menyukai
pendapatan dividen dibandingkan dengan pendapatan capital gain karena investor
merasa lebih pasti dengan pendapatan dividen. Manajemen bisa mengatur dividen
namun tidak bisa mengatur harga saham di pasar modal, sehingga capital gain
lebih berisiko dibandingkan dengan dividen.
Teori yang ketiga dikemukakan oleh Litzenberger dan Ramaswamy yaitu
Teori Preferensi Pajak (Tax Preference Theory)(Brigham dan Houston, 2013)yang
menyatakan bahwa pembagian dividen yang kecil akan lebih menarik
dibandingkan dengan dividen yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena pajak
atas dividen harus dibayar setiap tahun setelah pembayaran dividen, sedangkan
pajak atas capital gain baru dibayar setelah saham dijual. Akibatnya, pajak atas
capital gain lebih rendah dibandingkan dengan pajak atas dividen karena nilai
mata uang masa mendatang mempunyai nilai yang lebih kecil dibandingkan
dengan nilai mata uang saat ini.
3
Beberapa penelitian empiris membuktikan bahwa salah satu faktor penentu
kebijakan dividen adalah siklus hidup perusahaan. Siklus hidup perusahaan tentu
tidak bisa dilepaskan dari berapa lama perusahaan menjalankan usahanya. Grullon
et al (2002) dalam maturity hypothesis mengemukakan bahwa usia perusahaan
mempunyai pengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam membayarkan
dividen. Hipotesis ini didukung oleh penelitian Al-Malkawi (2008);Fama dan
French (2001); Muji (2013) yang menunjukkan bahwa usia perusahaan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen.
Al-Malkawi
(2008);
Fama
dan
French
(2001);
Muji
(2013)
mengkategorikan usia perusahaan kedalam tahap tumbuh (growth)dan tahap
mapan (mature). Al-Malkawi (2008); Fama dan French (2001) menyatakan bahwa
semakin bertambahnya usia perusahaan, peluang investasi menurun. Akibatnya,
kebutuhan dana perusahaan untuk belanja modal berkurang. Sehingga, pada tahap
matang (mature),perusahaan cenderung untuk membayar dividen tinggi kepada
pemegang saham. Sebaliknya, perusahaan yang masih berusia muda atau pada
tahap tumbuh (growth) memerlukan cadangan dana yang besar untuk membangun
industrinya. Oleh karena itu, perusahaan pada tahap tumbuh (growth) cenderung
untuk mempertahankan laba perusahaan dengan membayar dividen rendah atau
bahkan tidak sama sekali.
Muji
(2013)
menyatakan
bahwa
perusahaan
pada
tahap
mapan(mature)cenderung membayar dividen karena perusahaan memiliki
profitabilitas tinggi dan laba ditahan yang tinggi dengan peluang investasi rendah.
Sedangkan
perusahaan
pada
tahap
tumbuh
(growth)
cenderung
untuk
4
mempertahankan pendapatansebagai laba ditahandan tidak membaginya sebagai
dividen karena perusahaan memiliki sumber dana yang terbatas dan profitabilitas
yang rendah serta kesempatan investasi yang tinggi.
Kebijakan
dividen
dianggap
mempunyai
kandungan
informasi
(information content of dividend) karena para investor mempunyai keterbatasan
informasi tentang kondisi perusahaan, maka kebijakan dividen dapat digunakan
sebagai indikator prospek perusahaan (Sjahrial, 2009). Karena keterbatasan
informasi tersebut, maka investor dapat menggunakan informasi yang terdapat
dalam laporan keuangan perusahaan untuk memperkirakan kebijakan dividen
perusahaan. Salah satu bagian laporan keuangan perusahaan dapat digunakan
untuk memperkirakan arus kas masa depan yang berguna untuk memperkirakan
pembayaran dividen adalah laporan arus kas. PSAK No. 2 menyatakan informasi
tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan
sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan
setara kas dan menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan
setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas
tersebut.
PSAK No. 2 mengklasifikasikan laporan arus kas berdasarkan aktivitas
operasi, investasi maupun pendanaan. Dalam memperkirakan pembayaran dividen
di masa depan, laporan arus kas yang digunakan adalah laporan arus kas
operasi(operating cash flow). PSAK No.2 menyatakan jumlah arus kas yang
berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari
operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi
5
pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan
melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar.
Beberapa penelitian empiris menunjukkan bahwa arus kas operasi
(operating cash flow) mempengaruhi kebijakan dividen yang diambil perusahaan.
Hasil penelitian Hashemi and Zadeh (2012) menujukkan bahwa arus kas operasi
berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Semakin besar arus kas operasi,
maka semakin besar likuiditas perusahaan untuk membayar dividen kepada
pemegang saham.
Penelitian lainnya Safriansyah (2002) menunjukkan bahwa arus kas
operasi berpengaruh secara signifikan dengan perubahan dividen. Arus kas
operasi dianggap lebih bermanfaat dalam memperediksi perubahan dividen
dibandingkan laba akrual. Laba digunakan sebagai kriteria dalam kontrak
kompensasi dimana manajer dapat memanipulasi akrual untuk kepentingan
perusahaan. Manipulasi akrual dapat mengurangi manfaat dalam pengukuran
kinerja perusahaan, sehingga arus kas lebih berarti dibandingkan laba akrual.
Kebijakan dividen juga dipengaruhi oleh set kesempatan investasi
(Investment Opportunity Set/IOS). Hasil penelitian Ardestani et al. (2013)
menunjukkan bahwa pengelolaan kesempatan invetasi perusahaan secara baik dan
tepat menciptakan keuntungan dari investasi tersebut, akibatnya investor
memperoleh bagian dari keuntungan tersebut berupa dividen.
Faktor lainnya yang mempengaruhi kebijakan dividen yaitu tingkat
leverage perusahaan. Hasil penelitian Asad and Yousaf (2014) menunjukkan
6
bahwa tingkat leverage berpengaruh negatif terhadap pola pembayaran dividen
perusahaan. Semakin besar tingkat hutang yang dimiliki perusahaan maka akan
semakin besar pula risiko perusahan, karena ada kemungkinan di masa depan
perusahan tidak mampu membayar hutangnya. Sehingga semakin besar tingkat
hutang yang dimiliki perusahaan, maka semakin besar pula keuntungan
perusahaan yang disisihkan untuk membayar hutang di masa depan. Akibatnya
bagian dari laba yang dibagikan sebagai dividen semakin kecil.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang
menjadi pokok permasalahan dari penelitian ini adalah :
1. Apakah usia perusahaan mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan?
2. Apakah
operating
cash
flow
mempengaruhi
kebijakan
dividen
perusahaan?
3. Apakah investment opportunity set (IOS) mempengaruhi kebijakan dividen
perusahaan?
4. Apakah leverage mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini
adalah :
7
1. Untuk menganalisis pengaruh usia perusahaan terhadap kebijakan dividen
perusahaan.
2. Untuk menganalisis pengaruh operating cash flow terhadap kebijakan
dividen perusahaan.
3. Untuk menganalisis pengaruh investment opportunity set terhadap
kebijakan dividen perusahaan.
4. Untuk menganalisis pengaruh leverage terhadap kebijakan dividen
perusahaan.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti
selanjutnya yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kebijakan dividen terutama terkait faktor usia perusahaan, operating cash
flow, IOS dan leverage.
2. Bagi manajemen perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen serta dapat
dijadikan sebagai
bahan pertimbangan terkait
kebijakan
dividen
perusahaan.
3. Bagi investor
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan para
investor dalam menentukan keputusan investasi di perusahaan.
8
1.5 Sistematika Penulisan
BAB 1
: PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB 2
: LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan tentang landasan teori yang digunakan untuk
membahas masalah dalam penelitian, yang terkait dividen,
kebijakan dividen, kontroversi kebijakan dividen, faktor-faktor
yang mempengaruhi kebijakan dividen, penelitian terdahulu dan
perumusan hipotesis.
BAB 3
: METODA PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang sampel penelitian, data yang
digunakan, sumber pengumpulan data, definisi operasional variabel
serta metoda analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis.
BAB 4
: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang deskripsi objek penelitian, analisis
dan pembahasan hasil penelitian.
BAB 5
: KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
9
Bab
ini
membahas
tentang
kesimpulan
hasil
penelitian,
keterbatasan penelitian serta saran.
10
Download