RINGKASAN Diajeng Wiangga Putri. Kemitraan antara Usaha Kecil Menengah (UKM) Kerajinan Kayu dan Kulit Kayu dengan Perum Perhutani KPH Bogor. Dibimbing oleh BRAMASTO NUGROHO. Kemitraan dapat menjadi solusi untuk mengembangkan sektor UKM kerajinan kayu yang pada umumnya menghadapi masalah terbatasnya modal, teknologi, keterampilan maupun akses pasar. Melalui program kemitraan BUMN dengan usaha kecil diharapkan dapat meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN (maksimal sebesar 2%) yang diberikan dalam bentuk pemberian pinjaman modal kerja secara bergulir kepada pengrajin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kriteria pemilihan calon mitra UKM kerajinan kayu yang dilakukan oleh pihak Perhutani KPH Bogor, memahami hak dan kewajiban masing-masing pihak yang bermitra serta pelaksanaanya dalam kemitraan, mengetahui besarnya biaya transaksi yang dikeluarkan masing-masing pihak serta pendapatan usaha bagi UKM mitra yang dianalisis bedasarkan hubungan Principal – Agent pada teori kemitraan. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dengan penentuan responden yang dilakukan secara sensus. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara kepada pemilik usaha kerajinan kayu mitra serta staf KPH Bogor. Pelaksanaan kemitraan KPH Bogor dengan UKM kerajinan kayu mitra telah dilaksanakan dengan baik karena masing-masing pihak melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai kesepakatan. Perum Perhutani memberikan bantuan pinjaman modal dan pembinaan dalam hal pemasaran dan bantuan alat produksi. Adanya unit organisasi yang menangani program kemitraan pada KPH Bogor dan kriteria serta persyaratan dalam pemilihan calon mitra (agent) dapat meminimalkan resiko salah memilih mitra karena memiliki cukup informasi mengenai agent tersebut, dan pada setelah kontrak disepakati, resiko agent ingkar janji dapat dihindari karena adanya perjanjian formal secara tertulis yang memuat hak, kewajiban dan aturan main dari kedua belah pihak. Kemitraan yang dilakukan berjalan efektif karena dapat mengembangkan usaha dan meningkatkan pendapatan bagi UKM mitra. Sedangkan pada biaya transaksi yang dikeluarkan KPH Bogor cukup besar dibandingkan pinjaman modal yang diberikan, dikhawatirkan dapat mengurangi efisiensi kemitraan yang dilakukan. Kata kunci : kemitraan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Usaha Kecil Menengah (UKM), kerajinan kayu, pinjaman modal kerja bergulir