hubungan interaksi sosial, konsep diri, dan

advertisement
HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL, KONSEP DIRI, DAN KECERDASAN
EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS
VIII SMP NEGERI DI KECAMATAN PITURUH
Frida Dwi Gunarsih; Budiyono
Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo
Email: [email protected]; [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan kausal antara: (1)
interaksi sosial dengan konsep diri; (2) interaksi sosial dengan kecerdasan emosional; (3)
konsep diri dengan kecerdasan emosional; (4) interaksi sosial dengan prestasi belajar
matematika; (5) konsep diri dengan prestasi belajar matematika; (6) kecerdasan emosional
dengan prestasi belajar matematika; (7) seberapa besar koefisien setiap jalur pada diagram; (8)
apakah model diagram didukung data setelah dilakukan analisis jalur. Dimana subjek penelitian
ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri se-Kecamatan Pituruh tahun pelajaran 2015/2016
sebanyak 177 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan tes. Semua data
dianalisis secara kuantitatifdengan menggunakan analisis jalur. Hasil penelitian menunjukan
terdapat hubungan kausal antara: (1) interaksi sosial dengan konsep diri sebesar 0,548; (2)
interaksi sosial dengan kecerdasan emosional sebesar 0,495; (3) konsep diri dengan
kecerdasan emosional sebesar 0,529; (4) interaksi sosial dengan prestasi belajar matematika
sebesar 0,523; (5) konsep diri dengan prestasi belajar matematika sebesar 0,487; (6)
kecerdasan emosional dengan prestasi belajar matematika sebesar 0,482; (7) koefisien jalur p21
= 0,548, p31 = 0,293, p32 = 0,369, p41 = 0,299, p42 = 0,203, p43 = 0,266; (8) model diagram tidak
ada perubahan atau dihilangkan karena telah didukung data yang relevan setelah dilakukan
analisis jalur.
Kata kunci: Interaksi sosial, konsep diri, kecerdasan emosional, dan prestasi belajar
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja,
teratur, dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku
yang diinginkan. Sekolah merupakan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, mulai di sekolah siswa belajar berbagai hal. Dalam pendidikan formal, belajar
menunjukan perubahan yang sifatnya baik sehingga pada tahap akhir akan menghasilkan keterampilan dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercer-
Ekuivalen: Hubungan Interaksi Sosial, Konsep Diri, dan Kecerdasan Emosional terhadap Prestasi
Matematika Siswa Kelas VIII di Kecamatan Pituruh
211
min dari prestasi belajarnya. Proses belajar di sekolah adalah proses belajar yang
bersifat kompleks dan menyeluruh.
Daniel Goleman (dalam Hamzah B. Uno, 2012: 70 ) para ahli psikolog sepakat
kalau IQ hanya mendukung 20% faktor yang menentukan keberhasilan, sedangkan 80%
sisanya berasal dari faktor lain, termasuk kecerdasan emosional. Daniel Goleman
(dalam Hamzah B. Uno, 2012: 68) mengemukakan kecerdasan emosional merupakan
kemampuan, seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan menghadapi frustasi; mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan; mengatur
suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir;
berempati dan berdoa. Dasar untuk memperkuat EQ seseorang adalah dengan memahami diri sendiri. Namun masih banyak siswa yang kurang memahami kemampuan
dirinya dalam hal kecerdasan emosional. Indikator penelitian diambil dari beberapa
aspek yaitu mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali
emosi orang lain, dan membina hubungan.
Alex Sobur (2013: 507) mengemukakan bahwa konsep diri adalah semua persepsi kita terhadap aspek diri yang meliputi aspek fisik, aspek sosial, dan aspek psikologis, yang didasarkan pada pengalaman dan interaksi kita dengan orang lain. Siswa
yang mempunyai konsep diri tinggi akan menilai dirinya secara baik (positif), lebih
percaya diri, semangat yang tinggi, optimis, mudah menerima pelajaran dan merasa
mampu untuk mencapai prestasi. Sebaliknya siswa dengan konsep diri negatif akan
terlihat lebih pesimis, menganggap dirinya tidak berdaya, merasa tidak disenangi, dan
tidak diperhatikan. Siswa dengan konsep diri negatif akan cenderung bersikap pesimis
terhadap kemampuannya pada pembelajaran dan mudah menyerah dalam menghadapi masalah-masalah pembelajaran. Dengan demikian, konsep diri negatif dapat dimungkinkan berpengaruh buruk terhadap prestasi belajar. Indikator penelitian diambil
dari aspek-aspek konsep diri, yaitu aspek fisik, aspek sosial, aspek moral dan aspek
psikis. Berzonsky (dalam Yulius, 2010) mengemukakan bahwa aspek-aspek konsep diri
yaitu: (1) aspek fisik ( physical self); (2) aspek sosial ( sosial self); (3) aspek moral (moral
self); (4) aspek psikis (psychological self).
212
Ekuivalen: Hubungan Interaksi Sosial, Konsep Diri, dan Kecerdasan Emosional terhadap Prestasi
Matematika siswa Kelas VIII di Kecamatan Pituruh
H. Bonner (dalam Abu Ahmadi, 2009: 49) menyatakan interaksi sosial adalah
suatu hubungan antara individu atau lebih, di mana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya.
Peserta didik diharapkan mampu menjalin hubungan interaksi sosial yang baik dengan
lingkungan rumah, masyarakat, maupun lingkungan sekolah. Interaksi sosial yang terjalin di sekolah adalah adanya interaksi antara siswa dengan guru dan sesama siswa
yang harus dikembangkan, di mana hal ini dapat memperkuat hubungan sosial antara
mereka. Ada banyak siswa yang mudah bergaul, namun ada yang sebaliknya, dalam
hubungan tersebut masing-masing siswa memiliki pengalaman dan kemampuan yang
berbeda-beda, sehinggan dalam berinteraksi saling melengkapi dan mempengaruhi,
yang secara tidak langsung menambah semangat belajar siswa sehingga mempengaruhi kegiatan dan prestasi belajarnya. Dalam Abu Ahmadi (2009: 52-58) faktor-faktor
terjadinya interaksi sosial adalah (1) faktor imitasi,(2) faktor sugesti; (3) faktor identifikasi; (4) faktor simpati. Syarat terjadinya interaksi sosial (dalam Abdulsyani, 2012:
154-155) adalah (1) adanya kontak sosial; (2) adanya komunikasi sosial. Indikator penelitian diambil dari beberapa aspek, (1) faktor-faktor interaksi yang meliputi imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati; (2) syarat-syarat terjadinya interaksi sosial yaitu kontak
sosial dan komunikasi sosial. Dengan demikian tujuan dalam penelitian ini untuk
mengetahui hubungan interaksi sosial, konsep diri, dan kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar matematika.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitaif dengan metode kuantitatif
survey, artinya semua informasi dan data yang diperoleh saat melakukan penelitian
diwujudkan dalam bentuk angka yang dianalisis dengan statistik analisis jalur. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri se-kecamatan Pituruh tahun pelajaran
2015/2016, sebanyak 177 siswa. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan
Mei 2015 sampai dengan Februari 2016. Metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan menggunakan angket dan tes. Instrumen yang digunakan yaitu lembar angket
interaksi sosial, lembar angket konsep diri, lembar angket kecerdasan emosional, dan
Ekuivalen: Hubungan Interaksi Sosial, Konsep Diri, dan Kecerdasan Emosional terhadap Prestasi
Matematika Siswa Kelas VIII di Kecamatan Pituruh
213
tes prestasi belajar matematika. Analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis jalur.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang diperoleh melalui angket dan tes diperoleh bahwa
setiap hubungan antar variabel independen dan dependen menunjukkan bahwa variabel berhubungan secara linear. Hubungan linear interaksi sosial, konsep diri, dan kecerdasan emosional secara bersama-sama terhadap prestasi belajar matematika itu
berarti. Hasil perhitungan uji linearitas dan uji keberartian tersebut dapat disimpulkan
bahwa formula linearitas dan keberartian tersebut dapat diberlakukan pada populasi.
Hasil analisis yang diperoleh bahwa persamaan regresi dalam penelitian ini
yaitu
3,560
0,370
0,218
0,291
. Nilai konstanta sebesar 3,560,
artinya jika variabel bebas nilainya 0, maka variabel terikat nilainya 3,560. Koefisien X1
sebesar 0,370, artinya jika X2 dan X3 nilainya tetap dan X1 mengalami kenaikan 1, maka
nilai Y mengalami kenaikan 0,370. Koefisien X2 sebesar 0,218, artinya jika X1 dan X3
nilainya tetap dan X2 mengalami kenaikan 1, maka nilai Y mengalami kenaikan 0,218.
Koefisien X3 sebesar 0,291, artinya jika X1 dan X2 nilainya tetap dan X3 mengalami
kenaikan 1, maka nilai Y mengalami kenaikan 0,291.
Hasil korelasi sederhana menunjukan adanya (1) hubungan kausal antara
interaksi sosial dengan konsep diri sebesar 0,548 dengan tingkat hubungan sedang; (2)
hubungan kausal antara interaksi dengan kecerdasan emosional sebesar 0,495 dengan
tingkat hubungan sedang; (3) hubungan kausal antara konsep diri dengan kecerdasan
emosional sebesar 0,529 dengan tingkat hubungan sedang; (4) hubungan kausal
antara interaksi dengan prestasi belajar sebesar 0,523 dengan tingkat hubungan sedang; (5) hubungan kausal antara konsep diri dengan pretasi belajar matematika sebesar 0,487 dengan tingkat hubungan sedang; (6) hubungan kausal antara kecerdasan
emosional dengan prestasi belajar matematika sebesar 0,482 dengan tingkat hubungan sedang; (7) koefisien jalur p21 = 0,548, p31 = 0,293, p32 = 0,369, p41 = 0,299, p42 =
0,203, p43 = 0,266; (8) model diagram tidak ada perubahan atau dihilangkan karena
telah didukung data yang relevan setelah dilakukan analisis jalur.
214
Ekuivalen: Hubungan Interaksi Sosial, Konsep Diri, dan Kecerdasan Emosional terhadap Prestasi
Matematika siswa Kelas VIII di Kecamatan Pituruh
Hasil analisis yang diperoleh bahwa uji signifikansi koefisien korelasi ganda
sebesar 33,092 menunjukkan bahwa terdapat korelasi ganda antara interaksi sosial,
konsep diri, dan kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar matematika signifikan
secara statistik.
Hasil analisis yang diperoleh bahwa sumbangan relatif X1 sebesar 42,934%, X2
sebesar 27,104 %, dan X3 sebesar 29,962 yang jika dijumlahkan sama dengan 1 atau
100%, itu berarti konstribusi masing-masing variabel independen terhadap variabel
dependen berbeda-beda. Hasil analisis yang diperoleh bahwa sumbangan efektif X1
sebesar 15,643%, X2 sebesar 9,875%, dan X3 sebesar 10,916%, yang jika dijumlahkan
36,4%( sesuai dengan R2y(1,2,3) = 0,364).
Dari hasil data di atas dapat diartikan bahwa sebagai konstribusi terbesar dalam
mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa dilihat dari sumbangan relatif dan
sumbangan efektif adalah interaksi sosial. Ini artinya siswa perlu meningkatkan intensitas interaksi sosial di lingkungan sekolah agar dapat meningkatkan prestasi belajarnya, jika intensitas interaksi sosialnya tinggi maka prestasi belajarnya akan baik.
Selanjutnya, yang kedua adalah kecerdasan emosional, artinya kecerdasan emosional
dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, jika siswa dapat menerapkan kecerdasan
emosionalnya dengan baik. Ketiga adalah konsep diri, artinya siswa yang berpikir
positif dan bertindak positif dalam pembelajaran akan dapat meningkatkan prestasi
belajarnya, meskipun konstribusinya lebih sedikit dibanding interaksi sosial dan kecerdasan emosional.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian dapat disimpulan
sebagai berikut; ( 1) terdapat hubungan kausal antara interaksi sosial dengan konsep
diri sebesar 0,548 dengan tingkat hubungan sedang; (2) terdapat hubungan kausal
antara interaksi dengan kecerdasan emosional sebesar 0,495 dengan tingkat hubungan
sedang; (3) terdapat hubungan kausal antara konsep diri dengan kecerdasan
emosional sebesar 0,529 dengan tingkat hubungan sedang; (4) terdapat hubungan
kausal antara interaksi dengan prestasi belajar sebesar 0,523 dengan tingkat hubungan
Ekuivalen: Hubungan Interaksi Sosial, Konsep Diri, dan Kecerdasan Emosional terhadap Prestasi
Matematika Siswa Kelas VIII di Kecamatan Pituruh
215
sedang; (5) terdapat hubungan kausal antara konsep diri dengan pretasi belajar
matematika sebesar 0,487 dengan tingkat hubungan sedang; (6) terdapat hubungan
kausal antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar matematika sebesar 0,482
dengan tingkat hubungan sedang; (7) terdapat koefisien pada setiap jalurnya dengan
rincian sebagai berikut, p21 = 0,548; p31 = 0,293; p41 = 0,299; p32 = 0,369; p42 = 0,226;
dan p43 = 0,226; (8) model diagram dalam penelitian ini tidak ada yang berubah atau
dihilangkan. Dari sumbangan relatif dan sumbangan efektif hasil yang diperoleh adalah
interaksi sosial sebagai konstribusi terbesar, kemudian yang kedua adalah kecerdasan
emosional, dan yang ketiga adalah konsep diri dalam mempengaruhi prestasi belajar
siswa.
Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, maka peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut; (1) untuk pendidik, agar dapat memberikan pelajaran serta
pengetahuan bagi anak didiknya tentang segala hal yang berhubungan dengan kemampuan yang ada dalam diri. Seperti kecerdasan emosional yang meliputi mengenali dan
mengelola emosi diri sendiri, serta dalam membina hubungan. Dan juga memberikan
pendampingan dan arahan yang positif mengenai diri anak didik dan proses belajarnya;
(2) penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk pengembangan penelitian selanjutnya, khususnya pada pemahaman akan psikologis siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani. 2012. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara.
Abu Ahmadi. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.
Alex Sobur. 2013. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Hamzah B. Uno. 2012. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
Yulius Beny Prawoto. 2010. Hubungan antara Konsep Diri dengan Kecemasan Sosial
pada
Remaja
Kelas
XI
SMA
2
Surakarta.
Diakses
dari
http://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/13542/HUBUNGAN-ANTARA-KONSEPDIRI-DE-NGAN-KECEMASAN-SOSIAL-PADA-REMAJ-A-KEL-AS-XI-SMA-KRISTEN-2SURAKARTA. Tanggal 17/10/2015.
216
Ekuivalen: Hubungan Interaksi Sosial, Konsep Diri, dan Kecerdasan Emosional terhadap Prestasi
Matematika siswa Kelas VIII di Kecamatan Pituruh
Download